Anda di halaman 1dari 54

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH KADER REMAJA TERHADAP

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA MENGENAI KESEHATAN

REPRODUKSI PRANIKAH DI DESA BUKIT INDAH

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

TAHUN 2022

RATNA DEWI

P0.71.24.12.101.27

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI JURUSAN

JURUSAN KEBIDANAN

2022
PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH KADER REMAJA TERHADAP

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI

PRANIKAH DI DESA BUKIT INDAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

TAHUN 2022

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi

Diploma D-IV kebidanan

RATNA DEWI

P0.71.24.12.101.27

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI JURUSAN

JURUSAN KEBIDANAN

2022
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENYESAHAN

ABSTRAK.........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................iii

DAFTAR ISI.....................................................................................................v

DAFTAR TABEL.............................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Rumusn Masalah.................................................................................3

C. Tujuan Penelitian

C.1 Tujuan Umum...............................................................................3

C.2 Tujuan Khusus..............................................................................3

D. Manfaat Penelitian

D.1 Manfaat Teoritis............................................................................3

D.2 Manfaat Praktis.............................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori....................................................................................5

B. Kerangka Teori Penelitian..................................................................24

C. Kerangka Konsep...............................................................................24
D. Defenisi Operasional..........................................................................25

E. Hipotesis.............................................................................................24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian...............................................................26

B. Lokasi Dan Wakt Penelitian...............................................................26

C. Populasi Dan Sampel Penelitian.........................................................26

D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data....................................................37

E. Alat Ukur/Instrumen Dan Bahan Penelitian.......................................28

F. Analisis Data......................................................................................28

G. Pengolahan Dan Analisa Data............................................................29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian..................................................................................30

B. Pembahasan........................................................................................32

Bab V Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan.........................................................................................35

B. Saran...................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................56

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penanganan Efek Samping Dari Pemakaian

Alat Kontrasepsi Kondom.................................................................16

Tabel 2.2 Kondisi Yang Perlu Dipertimbangkan Bagi Pengguna

Alat Kontrasepsi Kondom.................................................................17

Tabel 2.3 Defenisi Operasional.........................................................................27

Tabel 4.1 Distribusi Data Karakteristik Ibu Di Klinik Pratama Niar

Medan Amplas Tahun 2018..............................................................30

Tabel 4.2 Distribusi Tentang Konseling Alat Konrasepsi

Di Klinik Pratama Niar

Medan Amplas Tahun 2018..............................................................31

Tabel 4.3 Pengaruh Konseling Terhadap Akseptor Kb

Dalam Pengambilan Keputusan Alat Kontrasepsi

Di Klinik Pratama Niar Tahun 2018.................................................31

Tabel 4.4 Perbedaan Rata-Rata Sebelum Konseling Dan

Sesudah Konseling Dalam Pengambilan Alat Kontrasepsi

Di Klinik Pratama Niar Tahun 2018.................................................32


DAFTAR GAMBAR

Bagan Kerangka Teori.......................................................................................24

Bagan Kerangka Konsep...................................................................................24


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian

Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Standar Operasional

Konseling Lampiran 5 Surat Survey

Pendahuluan Lampiran 6 Surat Izin

Penelitian

Lampiran 7 Data SPSS


BAB I

PENDAHULUN

A. Latar Belakang

Persiapan kesehatan pranikah sangat penting diperhatikan oleh para calon

pengantin laki-laki dan khususnya perempuan. Perempuan sebagai calon ibu selayaknya

mempersiapkan kesehatan dirinya untuk menyambut kehamilan yang sehat sehingga

mampu menghasilkan bayi yang sehat dan cerdas. Begitu pula sebaliknya, bila calon

ibu tidak mempersiapkan kehamilannya, maka akan muncul beberapa masalah selama

kehamilan yang biasa disebut komplikasi dalam kehamilan.

Program persiapan pranikah diharapkan dapat membantu pasangan untuk dapat

mengatasi tugas-tugas penting yang akan mereka hadapi setelah menikah (Bagarozzi,

dkk., 1984). Oleh karena itu, program persiapan pranikah sepatutnya membantu

pasangan memiliki berbagai ketrampilan yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah

pernikahan.

Persiapan kesehatan pranikah meliputi persiapan fisik yang terdiri dari

pemeriksaan status kesehatan (tanda-tanda vital), pemeriksaan darah rutin (hemoglobin,

trombosit, lekosit), pemeriksaan darah yang dianjurkan (golongan darah dan rhesus,

gula darah sewaktu, thalasemia, hepatitis B dan C, TORCH), pemeriksaan urin (urin

rutin), pemeriksaan status gizi, pemberian imunisasi TT, menjaga kebersihan organ

reproduksi (pakaian dalam minimal diganti 2 kali sehari, menggunakan pakaian dalam

longgar dan berbahan non sintetik, membersihkan organ reproduksi luar dari arah depan

ke belakang dengan air bersih dan dikeringkan dengan handuk bersih, kering, dan tidak

bau, tidak sering menggunakan cairan pembilas vagina, tidak memakai pembalut tipis

dalam waktu lama, mengganti pembalut paling lama 4 jam sekali atau setelah buang air,

segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan bila sering keputihan) (Azwar, 2013).

1
Komplikasi dalam kehamilan dapat disebabkan oleh persiapan kesehatan

sebelum kehamilan yang kurang, yaitu tidak pernah melakukan pemeriksaan status

kesehatan, pemeriksaan darah dan urin. Selain itu, pemeriksaan lingkar lengan atas dan

kadar hemoglobin darah sangat penting bagi calon pengantin perempuan. Pemeriksaan

ini dilakukan untuk mengidentifikasi status gizi untuk penanggulangan kekurangan

energi kronis dan anemia zat besi (Azwar, 2013). Dalam Riskesda tahun 2018 tercatat angka

kejadian ibu hamil KEK dan anemi tertinggi pada ibu hamil di usia 15-24 th.

Masa remaja merupakan masa yang sangat penting setelah melewati masa kanak-

kanak untuk menuju masa dewasa dalam perkembangan siklus hidup manusia. Periode ini

terjadi pematangan organ dan fungsi termasuk hormone sekunder yang berdampak terjadi

perubahan baik secara fisik dan psikososial. Pola karakterisktik ini menimbulkan rasa

keingintahuan yang tinggi pada remaja, sehingga remaja cenderung mencoba hal-hal baru

untuk mencari jati diri tanpa memperhatikan akibat yang ditimbulkan (Kemenkes, 2015).

Remaja memiliki potensi sebagai sumber daya manusia kelompok produktif.

Namun, di sisi lain remaja semakin rentan dengan meningkatkannya prilaku resiko.

Perilaku remaja banyak yang berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Dalam

kondisi semacam ini remaja membutuhkan informasi mengenai kesehatan reproduksi,

aktifitas yang bermanfaat dan menjadi kreatif

Dalam penelitian Hamidiyanti dkk 2021 menyebutkan, Hasil uji yang dilakukan

secara statistik menggunakan uji wilcoxon, pengetahuan remaja pada kelompok intervensi

meningkat pada post -tes 95 % remaja berpengetahuan baik setelah diberikan intervensi

oleh teman sebaya.

Menurut Alfian dkk dalam penelitiannya (2021), Pelatihan pra-nikah dan teman

sebaya memiliki hubungan dengan pernikahan usia dini dengan pvalue=0,000 dengan

kekuatan hubungannya OR=5,6 (teman sebaya) dan OR=2,1 (pelatihan pranikah).

2
Hasil analisa menunjukkan teman sebaya memiliki peran terhadap perilaku seks

pranikah baik pada remaja laki-laki maupun prempuan. Pengaruh teman sebaya pada

remaja laki-laki lebih besar dibandingkan pada remaja perempuan. Oleh sebab itu, tenaga

kesehatan perlu mengoptimalkan peran teman sebaya dalam program kesehatan peduli

remaja untuk memberikan contoh positif dalam mengurangi perilaku seksual pranikah,

terutama pada remaja laki-laki.( Suparmi dan Siti Isfandari. 2016).

Berdasarkan data SKRRI 2017 tercatat jumlah remaja putri usia 15-24 tahun belum

kawin sebanyak 11.032. presentasi pendapat remaja terhadap usia ideal menikah berada di usia 22-

24 dan usia ideal memiliki anak diusia 24-26. Persentase remaja wanita dan pria yang tinggal di

perdesaan yang menyetujui hubungan seksual pranikah lebih tinggi dibandingkan dengan yang

tinggal di perkotaan. Demikian pula persentase remaja wanita berpendidikan rendah yang setuju

dengan hubungan seksual pranikah lebih tinggi dibandingkan dengan yang berpendidikan tinggi.

Jumlah remaja putri belum menikah usia 15-24 tahun di Provinsi jambi sebanyak ……….., di

Kabupaten Tanjung Jabung barat sebanyak ……………dan di Desa Bukit Indah sebanyak……….

Pemerintah Indonesia memberikan perhatian khusus terhadap Kesehatan remaja.

Salah satu upaya yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan RI dengan membentukan

program PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) yang dilaksanakan di Puskesmas

dan Rumah Sakit. Pelaksanaan PKPR melibatkan partisipasi aktif remaja sebagai konselor

sebaya, sebagai salah satu mitra petugas kesehatan (Kemenkes 2014).

Informasi mengenai jenis media yang paling banyak digunakan oleh remaja

diperlukan untuk merancang strategi program komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)

yang tepat bagi remaja. Pada SDKI 2017 diperoleh informasi tentang keterpajanan

terhadap tiga jenis media informasi: media cetak (koran dan majalah), radio, dan televisi.

Selain itu ditanyakan juga mengenai keterpajanan terhadap internet.

Secara umum wilayah kerja Puskesmas Bukit Indah merupakan daerah

perbukitan. Puskesmas Bukit Indah terletak di Kecamatan Muara Papalik Kabupaten

3
Tanjung Jabung Barat. Dengan Luas wilayah total ± 36 Km2. salah satu upaya

pengemabngan Kesehatannya adalah PKPR dimana didalamnya terdapat pembentukan

kader remaja, saat ini program PKPR belum berjalan maksimal dengan jumlah kader

remaja yang dibentuk pada 1 poyandu yaitu di Desa Bukit Indah, oleh karena itu peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian pengaruh Pendidikan Kesehatan reproduksi oleh kader remaja

terhadap tingkat pengetahuan remaja putri mengenai Kesehatan reproduksi pranikah di Desa Bukit

Indah Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahuun 2022.

B. Masalah Penelitian

Belum adanya Pendidikan Kesehatan reproduksi pranikah untuk kader remaja dan remaja

putri

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk melihat gambaran pengetahuan kader mengenai kesehatan reproduksi pranikah

sebelum diberikan pendidikan kesehatan reproduksi pranikah di Desa Bukit Indah Kab.

Tanjung Jabung Barat.

2. Untuk melihat gambaran pengetahuan kader mengenai kesehatan reproduksi pranikah

setelah diberikan pendidikan kesehatan reproduksi pranikah di Desa Bukit Indah Kab.

Tanjung Jabung Barat.

3. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang Kesehatan reproduksi pranikah sebelum

diberikan Pendidikan Kesehatan reproduksi pranikah.

4. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang Kesehatan reproduksi pranikah setelah

diberikan Pendidikan Kesehatan reproduksi pranikah.

D. Manfaat Penelitian

4
1. Manfaat Teoritis

Penelitan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan acuan serta

tambahan informasi bagi peneliti yang ingin meneliti dalam kebidanan khususnya

tentang pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi pranikah oleh kader remaja

terhadap tingkat pengetahuan remaja putri mengenai Kesehatan reproduksi pranikah

2. Manfaat Praktek

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan tentang

pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi pranikah oleh kader remaja terhadap

tingkat pengetahuan remaja putri mengenai Kesehatan reproduksi pranikah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengetahuan kader remaja tentang

Kesehatan reproduksi pranikah dan tingkat pengetahuan remaja putri tentang kesehatan

reproduksi pranikah sebelum dan setelah diberikan Pendidikan Kesehatan reproduksi

pranikah. Penelitian ini dilakukan karena Posyandu remaja baru dibentuk dan belom

diberikan pendidikan kesehatan reproduksi pranikah, begitu juga dengan remaja putri

yang ada di Desa Bukit Indah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan April-Mei 2022 dengan menggunakan data primer .Data

penelitian ini dikumpulkan dengan metode wawancara dengan menggunakan kuesioner

pre dan post tes.

5
BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

Tahun 2018.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain one gretest pretest- posttest design

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara kelompok yang diberikan

konseling KB dengan kelompok yang tidak diberikan. (Notoatmodjo,2012).

Pre test Perlakuan Post test

O1 X 02

Keterangan

01 : sebelum dilakukan

konseling X : konseling

02 :setelah dilakukan konseling

B. Lokasi dan Waktu Peneliatian

B.1. Lokasi

Lokasi penelitian ini bertempat di Puskesmas Bukit Indah Tahun 2022

B.2. waktu

Penelitan ini dilakukan di mulai dari Februari-April di Puskesmas Bukit

Indah Tahun 2022.

7
C. Populasi dan Sampel Penelitian

C.1. Populasi

Populasi dalam penelitian berjumlah …….. orang Ibu Pasangan usia

Subur Februari-April di Puskesmas Bukit Indah Tahun 2022.

C.2. Sampel

Tekhnik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel didasarkan pertimbangan tertentu yang

dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah

ditentukan.(Sugiyono,2017). Jumlah sampel pada penelitian ……… Ibu Pasangan

Usia Subur Di Puskesmas Bukit Indah Tahun 2022 .

Kriteria dalam menentukan sampel memenuhi:

a. Kriteria Inklusi :

1. Bersedia menjadi responden

2. Ibu Pasangan Usia Subur.

3. Tidak mengalami gangguan komunikasi

4. Dapat berbahasa Indonesia

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

D.1. Jenis Data

a. Data Sekunder

Data yang dikumpulkan dari Puskesmas Bukit Indah dan digunakan untuk
8
melaksanakan dan melengkapi penelitian.

b. Data Primer

Hasil data yang dikumpulkan oleh peneliti yang diukur dengan kuesioner

pada ibu Pasangan Usia Subur di Puskesmas Bukit Indah Tahun 2022.

D.2. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan menggunakan instrument yang dilakukan

sendiri oleh responden dengan langkah sebagai berikut :

1. Telah izin dari Klinik Pratama Niar

2. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti harus menjelaskan tentang tujuan

penelitian dan pengisian kuesioner.

3. Melakukan klarifikasi kepada pasien, apakah bersedia atau tidak untuk

mengisi kuesioner tersebut.

4. Responden yang bersedia diminta menandatangani surat

pernyataan ketersediaan menjadi responden.

5. Responden dibagikan kuesioner dan bila ada pertanyaan yang tidak

jelas, diberikan kesempatan untuk bertanya.

6. Mempersilahkan responden mengisi kuesioner sesuai petunjuk.

7. Kuesioner yang telah diisi, kemudian dikumpulkan oleh peneliti

kemudian dilakukan analisa.

8. Menyecek kembali data yang sudah diterima oleh peneliti

E. Alat Ukur/ Instrumen

Alat ukur/ Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

9
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

pertanyaan kepada responen untuk dijawab. Dimana pada bagian awal instrument berisi

data demografi responden yang berisi umur, pendidikan, paritas,dan kontrasepsi yang

sedang di gunakan. Data demografi hanya bertujuan untuk mengetahui karakteristik

responden.

F. Analisis Data

Analisa data merupakan data yang telah berkumpul telah diolah dengan

bantuan komputer menggunakan program perangkat lunak komputer. Adapun analisis

data yang di gunakan antara lain :

a. Analisis univariate

Analisis univariate merupakan analisis yang dilakuaka terhadap tiap

variabiel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisi ini hanya menghasilakan

distribusi frekunsi dan persentase dari tiap variabel. Analisis ini bertujuan untuk

menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik setiap variable.

b. Analisis Bivariate

Analis bivariate yang di lakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi. Variabel konseling KB penelitian menggunakan

kegiatan melaksanakan Konseling KB, sedangkan alat kontrasepsi menggunakan

skala nominal sehingga untuk menguji pengaruh pengambilan keputusan alat

kontrasepsi.

Teknik analisis pengaruh konseling terhadap akseptor KB dalam

pengambilan keputusan alat kontrasepsi pada masa nifas dilakukan dengan uji T-test

(uji paires sample T-test) jika data berdistribusi normal.

10
G. Pengolahan Data

1. Editing

Editing data adalah peneliti melakukan pemeriksaan kelengkapan,

kejelasan dan kesesuaian data yang di peroleh atau dikumpulkan. Editing dapat

dilakuan pada tahapan pengumpulan data atau setelah data terkumpul mulai dari

karakteristik responden, penelitian pretest dan posttest.

2. Coding

Coding data, penelitian kode pada kelompok pretes di beri kode A dan

kelompok posttest di beri kode B untuk hasil penelitian yang di dapat. Coding

merupakan kegiatan pemberikan kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri

atas beberapa kategori. Peneliti menggunakan kode jawaban berupa baik, sedang,

kurang .

3. Entry data

Yaitu dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka

atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau “software” komputer.

4. Cleaning data

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan- kemungkinan adanya

kesalahan - kesalahan kode kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini

disebut pembersihan data (data cleaning.

5. Scoring

Pemberian nilai pada masing - masing jawaban dari pertanyaan yang


11
diberikan kepada responden sesuai dengan ketentuan penilaian yang telah

ditentukan.

6. Tabulating data

Kegiatan memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel-tabel

sesuai kriteria sehingga didapatkan jumlah data sesuai dengan kuesioner.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

Klinik Pratama Niar yang terletak di Jl. Balai DesaPasar XII Marendal II

Patumbak, Deli Serdang, Medan Amplas. Penelitian ini dilaksanan pada bulan

Mei 2018.

Penelitian ini menggunakan jenis Eksperimen Semu (quasi experiment)

yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konseling terhadap pengambilan

keputusan alat kontrasepsi. Ibu bersalin yang memenuhi kriteria inklusi penelitian

sebanyak 30 orang menjadi responden. Maka dari penelitian tersebut dapat .

A.1. Data Demografi Responden Di Klinik Pratama Niar Medan Amplas Tahun

2018

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Di Klinik Pratama Niar.Medan Amplas

Tahun 2018

Karakteristik Jumlah Frekuensi%

Umur (tahun)

1. < 20
13
tahun 26 100

2. 20-30

tahun

3. < 35

tahun

Jumlah 26 100

Pekerjaan

1. IRT 11 42,3

2. Buruh 6 30

3. Swasta 6 23,3

4. PNS 2 3,3

Jumlah 26 100

14
Pendidikan

1. SD 6 23,1

2. SMP 8 30,8

3. SMA 10 38,6

4. Perguruan 2 7,7
tinggi

Jumlah 26 100

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan sebagaian besar responden

penelitian ini berusia 20-35 tahun (100%). Sebagian besar bekerja sebagai IRT

11 orang (42,3%). Dan sebagian besar berpendidikan SMA 10 orang (38,5%).

A.2 Konseling KB

Taben 4.2

Distribusi Responden Tentang Konseling Alat Kontrasepsi Di Klinik Pratama Niar

Medan Amplas Tahun 2018

No. Perlakuan Baik Sedang Kurang

Jumlah % Jumlah F% Jumlah F%

1 Pre test 11 42,3 12 46,2 3 11,5

15
2 Post test 23 88,5 3 11,5 0 0

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebelum dilakukannya

konseling pada ibu nilainya sedang (46,2%). Dan setelah dilakukan konseling

pada ibu nilainya baik (88,5%).

A.3 Analisis Bivariat

Pengaruh konseling akseptor KB dalam pengambilan keputusan alat

kontrasepsi pada masa nifas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Pengaruh Konseling Terhadap Akseptor KB Dalam Pengambilan Keputusan

Alat Kontrasepsi Di Klinik Pratama Niar Tahun 2018

No Perlakuan N Mean Std-dev 95% ci T P

1. Pre test 26 15,88 1,94 ,38 7,00 ,000

2. Post test 26 18,19 1,32 ,26

Sumber : Data Primer 2018

16
Berdasarkan tabel 4.3 di atas pengaruh konseling terhadap akseptor KB

sangat berpengaruh diberikan konseling menjadi (18,19%) . Berdasarkan rata- rata

sebelum dan sesudah dilakukannya konseling p<,000 artinya ada perbedaan

sebelum dan sedudah dilakukannya konseling,dengan demikian maka dapat

disimpulkan bahwa pemberian konseling bermanfaat.

Tabel 4.4

Perbedaan Rata-Rata Sebelum Konseling Dan Sesudah Konseling Dalam

Di Klinik Pratama Niar Medan Amplas Tahun 2018

No. Perlakuan Mean T P value

1. Pre test 2,30 7,00 ,000

2. Post test

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 4.4 diatas didapatkan nilai 0,000 (p value < 0,05) dan t

table 7,00 sehingga didapatkan hasil h0 dan ha diterima. Ada perbedaan yang

signifikan antara tidak diberikan konseling dengan diberikan konseling dalam

pengambilan alat kontrasepsi pada masa n[ifas dengan hasil diberikan konseling

dan tidak diberikan konseling dengan hasil 2,30 di Klinik Pratama niar Medan

Amplas Tahun 2018.

B Pembahasan

B.1 Pengaruh Pemberian Konseling Tentang KB

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui ada perbedaan antara kelompok diberi

konseling dengan kelompok tidak diberikan konseling dengan p >,000.

17
Menurut Purwoastuti, 2015 Konseling merupakan suatu bantuan yang

diberikan oleh seorang konselor yang terlatih pada individu (bisa 1 orang atau

lebih) yang mengalami masalah (klien), secara tatap muka, yang bertujuan agar

individu tersebut dapat mengambil keputusan secara mandiri atas permasalahan

yang dihadapinya baik masalah psikologis, social, dan lain-lain dengan harapan

dapat memecahkan masalahnya, memahami dirinya, mengarahkan dirinya sesuai

dengan kemampuan dan potensinya sehingga mencapai penyesuaian diri dengan

lingkungannya.

Konseling termasuk kategori penyuluhan kesehatan. Penyuluhan atau

pendidikan kesehatan apapun setrateginya pada dasarnya tindakan pengampaian

informasi atau pesan dari pengampai pesan kepada seseorang. Dalam hal ini

melalui penyuluhan dengan metode konseling akan terjadi penyampaian informasi

mengenai alat kotrasepsi. Hal ini akan menjadi sumber pengetahuan bagi

seseorang. Pernyataan ini sesuai dengan Notoatmodjo (2012) bahwa “ pendidikan

kesehatan (penyuluhan) pada hakikatnya merupakan kegiatan atau usaha

menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu.

Konseling sangat bermanfaat untuk membantu klain dalam mneghadapi

permasalahan-permasalahan, mula dari permasalahan yang sepele hingga yang

sangat komplik. Melihat kondisi klaen yang secara umum dan individual

merupakan hal penting dalam pemberian konseling. Bidan perlu memperhatikan

apa yang muncul dan yang ada dalam diri klien.

Berdasarkan berbagai konsep ini, jika didapatkan ada perbedaan antara

kelompok yang diberikan konseling dengan kelompok yang tidak diberkan


18
konseling maka hasil penelitian ini sesuai dengan konsep teori diatas. Secara

kronologi dapat dijelaskan dengan adanya perlakuan (diberikan penyuluhan

tentang kontrasepsi dengan metode konseling ) maka terjadi kontak anatara

individu/kelompok/masyarakat dengan petugas kesehatan. Pada saat ini akan

terjadi akan terjadi transfer informasi dari petugas kesehatan kepada calon

akseptor. Petugas akan memberikan petunjuk secara teknis mengenai kontrasepsi

beserta berbagai jenis beserta efektifitas, efisiensi atau kelebihan dan

kelemahannya masing – masing.

19
B.2 Perbedaan Pemberian Konseling Tentang KB

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui ada perbedaan ada perbedaan antara

kelompok diberi konseling dengan kelompok tidak diberikan konseling dengan

p>,000.

Sebagaimana dijelaskan konsep teori bahwa tujuan dari konseling adalah

untuk membantu klien melihat permasalahannya supaya lebih jelas sehingga

klien dapat memilih sendiri jalan keluarnya. (Purwoastuti,2015). Konseling

kebidanan adalah pertolongan dalam bentuk wawancara yang menurut adanya

komunikasi, interaksi yang mendalam, dan uasah bersama antara konselor (bidan)

dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa

pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau

sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan. (Purwoastuti, 2015). Konseling

menurut Sarwono adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek

pelayanan keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan

dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. (silviana,

2010).

Sesuai dengan hasil penelitian didapatkan berdedaan antara diberikan

konseling dengan tidak diberikan konseling. Hal ini terjadi karena melalui

konseling klien dapat melihat permasalahannya secara lebih jelas sehingga dapat

melilih sendiri jalan keluarnya sesui dengan informasi yang telah diterima

sebelumnya. Pada akhirnya klien dapat menentukan pilihan kontrasepsinya

dengan mantap sesui dengan keinginan mereka sendiri dan tidak akan menyesali

keputusan yang telah diambilnyadi kemudian hari. Hal ini akan membuat klien
20
akan menggunakan kontrasepsinya lebih lama.

Dalam hal ini konseling dapat dianggap cukup efektif untuk meningkatkan

kemantapan karena karakteristik kedua kelompok tahap awal hampir sama. Dalam

hal ini melalui pendekatan penyuluhan metode konseling maka terjadi stimulasi

pandangan dari petugas mengenai alat kontrasepsi yang sebaiknya dipilih calon

akseptor. Sedikit demi sedikit petugas menyampaikan berbagai kelebihan,

kelemahan, efektivitas dan efesiensi dari masing-masing alat kontrasepsi. Melalui

teknik konseling sasaran diberikan kebibasan untuk memilih alat kontrasepsi atas

dasar pertimbangan kelebihan, kelemahan, efektivitas dan efesiensi dari masing –

masing alat kontrasepsi dengan segala resikonya.

21
Sentuhan pandangan yang diberikan petugas kesehatan tanpa melalui

pemaksaan melaikan melalui askep pertimbangan yang matang. Melalui teknik

demikian terbukti cukup efektif untuk menimbulkan kemantapan dalam pemilihan

alat kontrasepsi. Terbukti pada kelompok yang diberikan penyuluhan dengan

konseling memiliki skor penilaian kemantapan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan kelompok tidak diberikan konseling.

Menurut asumsi peneliti, penerapan kelompok tidak diberikan konseling

sangat berpengaruh terhadap kelompok yang diberiakan konseling. Kelompok

yang diberikan konseling lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang tidak

diberikan konseling. Hal ini didapat dari uji T-Test (uji paires sample T-Test)

didapat nilai p = 0,00 artinya bahwa ada perbedaan yang signifikan antara tidak

diberikan konseling dengan deberikan konseling dalam pengambilan keputusan

alat kontrasepsi pada masa nifas. Dengan demikian dari kedua perlakuan tersebut

ada perbedaan antara diberikan konseling dan tidak diberikan konseling dengan

hasil 2,30.

22
BAB V

SIMPULAN DAN

SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Ada perbedaan antara kelompok yang diberikan konseling dengan

kelompok tidak diberikan konseling dengan p < 0,001

2. Ada perbedaan yang signifikan antara tidak diberikan konseling dengan

diberikannya konseling dalam pengambilan keputusan alat kontrasepsi

pada masa nifas. Dengan demikian kedua perlakuan tersebut lebih efektif

diberikan konseling dengan nilai 18,30 sedangkan yang tidak diberikan

konseling sebesar 15,97.

B. Saran

1. Bagi tenaga kesehatan (bidan)

Diharapkan agar bidan meningkatkan kualitas konseling yang diberikan

terutama terkait dengan kesopanan, kesederhanaan bahasa dan penegasan

terhadap seluruh materi konseling, karana tegida hal bersebut dampak

23
yang paling kuat terhadap pemahaman sehingga berpengaruh pula pada

kemantapan akseptor.

2. Institusi pendidikan

Institusi pendidikan agar lebih memperbanyak buku-buku tentang

konseling dan alat kontrasepsi KB sehingga kita bisa lebih mengetahui

lebih dalam lagi tentang konseling KB.

3. Peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini

bukan pemberian konseling, untuk waktu penelitiannya juga bisa

diperpanjang, serta jumlah sampel yang lebih diperbanyak. Agar

penelitian yang dihasilkan lebih akurat dan belih baik.

24
DAFTAR PUSTAKA

Andalas, P (2010). Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta : Nuhu Medika

BKKBN (2016). Kb Dan Kontrasepsi.

Http://Bkkbn.Go.Id/Diftar/Program_Detail.Php?Prgid-8. Diakses Tanggal

28 November 2017

Handayani, Sri. 2016. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Edisi Kedua.

Pustaka Rihama. Yogyakarta.

Kartika, Silviana dkk. 2010. Hubungan Konseling Keluarga Berencana ( KB)

Dengan Pengambilan Keputusan Pasangan Usia Subur (PUS) Dalam

Pengambilan Alat KOntrasepsi. Diunduh pada tanggal 10

Maritalia, Dewi. 2017. Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui. Edisi Kedua.

Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Mulyani, Nina Siti, Dan Rinawati, Mega. 2013. Keluarga Berencana Dan Alat

Kontrasepsi. Edisi Pertama. Nuha Medika. Yogyakarta

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Purwoastuti, Dan Walyani. 2015. Komunikasi Dan Konseling Kebidanan. Edisi

Pertama. Pustakabarupress. Yogyakarta.

Nilta, Sandri. 2015. Hubungan Pemberian Konseling Pada Akseptor Kb Terhadap

Pemilihan Alat Kontrasepsi. (Diunduh Pada Tanggal 11 Desember 2017.


25
SDKI (2012). Sensus Penduduk Indonesia.

Http://Sdki.Go.Id/Diftor/Program_Detail. Diakses Tanggal 27 November

2017.

Sugiono, 2012. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung

, 2017. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung

26
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA

PENELITIAN PENGARUH KONSELING TERHADAP

AKSEPTOR KB DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ALAT KONTRASEPSI

DI KLINIK PRATAMA

NIAR TAHUN 2018

Oleh : RIKA WITA

SANDI Nim :

P07524414041

Saya adalah mahasiswi Prodi D IV Kebidan Medan Poltekkes Kemenkes

RI Medan. Ingin melakukan penelitian di Klinik Bersalin Pratama Jannah Medan

dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Konseling Terhadap Akseptor KB

Dalam Pengambilan Keputusan Alat Kontrasepsi di Klinik Pratama Niar Amplas

Tahun 2018. Penelitian ini salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas skripsi

di Prodi D IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan.

Saya mengharapkan kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam

penelitian ini. Informasi yang saya dapatkan ini hanya akan digunakan untuk

pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lain.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat bebas untuk menjadi responden

penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika ibu bersedia untuk

mengizinkan menjadi responden silahkan ibu menandatangani formulir

27
persetujuan ini.

Medan, 2018

No. responden :

Tanda tangan :

28
INFORMED CONSENT MENJADI

RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

No. Responden :

Umur :

Alamat :

Dengan ini menandatangani lembaran ini, saya memberikan persetujuan untuk

mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Konseling Terhadap Akseptor KB Dalam

Pengambilan Keputusan Alat Kontrasepsi di Klinik Pratama Niar Amplas Tahun

2018.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak mengandung resiko yang berarti dan

saya telah memberitahu bahwa kuesioner ini bersifat rahasia dan jawabannya

hanya untuk penelitian.

Saya telah diberi kesempatan bertanya mengenai penelitian atau peran saya dalam

penelitian ini. Saya secara sukarela berperan serta dalam penelitian ini.

29
Tanda Tangan, Medan,

2018

Responden Peneliti,

( ) ( Rika Wita Sandi )

30
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

Nama :

No. Responden :

Tanggal penelitian :

Petunjuk pengisian :

1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap item pertanyaan

2. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda yang paling seuai dengan

kondisi yang dialami dengan memberi tanda (X) pada pilihan yang

dipilih

3. Anda boleh bertanya kepada peneliti jika ada pertanyaan yang

tidak dimengerti

A. Karakteristik ibu akseptor KB

1. Usia ibu saat ini :

31
( ) < 20 tahun ( )21-25 tahun ( )26-30

tahun ( ) 31-35 tahun ( ) >36 tahun

2. Pendidikan formal ibu yang terakhir

( ) tidak sekolah ( ) SD ( )

SMP ( ) SMA ( )

perguruan tinggi

3. Pekerjaan ibu saat ini :

( ) Ibu Rumah Tangga ( ) Pembantu Rumah

Tangga ( ) Buruh ( ) Wiraswasta

( ) pengawai swasta ( ) PNS

32
B. Kegiatan pelaksanaan konseling

Kegiatan pelaksanaan konseling

tangan klien dengan hangat dan penuh hormat

dorong klien untuk berbicara bebas dan bertanya selama interaksi

ggali alas an kunjungan klien

si tentang sikap klien , pasangan atau keluarga tentang KB

klien telah mempunyai pemikiran tentang KB

asi dan mendiskusikan metode-metode yang ada disesuaikan dengan

kebutuhan dan keadaan klien

saan klien ( positif atau negatif) tentang penggunaan suatu metode

seperti rumor yang pernah didengar, kecemasan dan ketakukan

kemungkinan timbulnya efek samping

ntuk memilih sendiri suatu metode yang sesuai dengan keadaan klien

al-hal penting dari metode pilihan

h secara medis klien memenuhi syarat penggunaan suatu metode

ngkinan efek samping dari metode yang dipilih klien

a menggunakan metode apa yang klien harapkan kapan klien harus

kembali

h klien memahami informasi teknis

33
ah klien yakin dengan keputusan yang diambil sebagai akseptor kb

secara sukarela dan atas kemauan sendiri

basan kepada klien untuk memilih tanpa paksaan ?

34
hasa yang mudah dimengerti klien

mata dengan klien

ua pertanyaan dan pernyataan klien dengan sabar dan pengertian

a menjadi akseptor KB adalah hak klien

de yang akan digunakan oleh klien

35
C. Calon Akseptor KB Dalam Pengambilan Keputusan Alat Kontrasepsi

Pertanyaan

pernah menjadi akseptor KB/ber-KB sebelumnya ?

udah memutuskan untuk menjadi akseptor KB ?

ndapatkan konseling tentang KB ?

getahui bahwa menjadi akseptor KB merupakan hak

untuk menentukan jumlah anak dan jarak kelahiran ?

n yang ibu ambil adalah secara sukarela atas kemauan

sendiri ?

konseling ibu dapat mengambilan keputusan ber-KB

ibu merasa ada keharusan atau karena takut ?

n ibu menentukan jumlah anak adalah suami dan istri

atau ada unsur lain ?

asa terbantu dengan pemberian konseling sebelum

menentukan keputusan pengambilan alat kontrasepsi

KB ?

kesertaan KB ibu diminta persetujuan pemberian

kontrasepsi sebelum ber-KB ?

kesertaan KB ibu diminta persetujuan pemberian

36
kontrasepsi setelah ber-KB ?

37
38
39
40
41
42
43
44
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rika Wita Sandi

Tempat, Tanggal Lahir : Padangsidimpuan, 21 November 1995

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Sutan Sori Pada Mulia Gg. Serasi

10 Padangsidimpuan

45
Riwayat Pendidikan

 Tahun 2003-2004 Tk Al-Qur’an

 Tahun 2004– 2005 Sd Negeri 14 Padangsidimpuan

 Tahun 2005-2010 Sd Negeri 24 Padangsidimpuan

 Tahun 2010-2012 Smp Negeri 4 Padangsidimpuan

 Tahun 2012-0014 Sma Negeri 4 Padangsidimpuan

 Tahun 2014-2018 D-Iv Kebidanan Poltekkes

Medan

46

Anda mungkin juga menyukai