Anda di halaman 1dari 119

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS

PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI


SURAKARTA

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu


Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:

RIRIN
DARMASIH J 410
050 007

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009

i
ABSTRAK

RIRIN DARMASIH J 410 050 007

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH


PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja yang
belum menikah semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
pengaruh pengetahuan, sumber informasi, pemahaman tingkat agama, dan
peranan keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di
Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan
cross- sectional, yang dilengkapi pendekatan metode kuantitatif dan kualitatif.
Subjek penelitian ini adalah remaja yang berusia antara 15-18 tahun yang
bersekolah SMA di Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA
di SMAN 1, SMAN 2, SMAN 6, SMA Batik 2 Surakarta, dan SMA Warga
Surakarta kelas 2 yang pernah atau sedang pacaran dengan jumlah 1158 siswa,
dengan sampel 114 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
Simple random sampling. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah statistik chi square (X2) dan regresi ganda (multiple regression), dengan
tingkat kepercayaan α = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui
bahwa nilai signifikansi pengetahuan p=0,022 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-
0,129), pemahaman tingkat agama p=0,002 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-
0,315), sumber informasi p=0,022 (p<0,05) dengan nilai koefisien (0,201), dan
peranan keluarga p=0,000 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-0,394). Sehingga
dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh pengetahuan, pemahaman tingkat
agama, sumber informasi, dan peranan keluarga terhadap perilaku seks pranikah
pada remaja SMA di Surakarta.

Kata Kunci: Perilaku, Seks Pranikah, Remaja


SMA Kepustakaan: 31, 1999-2009
Surakarta, 30 Oktober 2009
Pembimbing I Pembimbing II

Azizah Gama T, SKM, M.Pd Noor Alis Setiyadi, SKM


NIK. 1 001 017 NIK. 1 001 043

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid)


NIK. 863

ii
RIRIN DARMASIH J 410 050 007

THE FACTORS THAT INFLUENCE IN BEFORE MARRIED SEXUAL


BEHAVIOR AT SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT IN SURAKARTA

ABSTRACT

The aim of this reseach was to prove the influence of knowledge, source of
information, understanding of religion level and family role related toward
before married sexual behavior at senior high school students in Surakarta. The
research was observasional with cross-sectional approach and qualitative and
kuantitative method. The subject was students with 15-18 years old who study in
senior high school in Surakarta. The population were students in SMAN 1,
SMAN 2, SMAN 6, SMA Batik 2, and SMA Warga in Surakarta who ever or was
having experience for dating, with the amount was 1158 students and the
sample were amount 114 students. The sampling technique was simple random
sampling. The analysis use chi squere test and multiple regression statistics with
significant level 95% confidence interval (α =0,05). The results could be
presented that the significant level of knowledge got p=0,022 (p<0,05) and
coefficient value (-0,129), the understanding of religion value got p=0,002
(p<0,05) and coefficient value (- 03915), the information resource got p=0,022
(p<0,05) and coefficient value (0,201), and the family role got p=0,000
(p<0,05) and coefficient value (-0,394). Based on the result it can be concluded
there are influence of knowledge, source of information, understanding of
religion value, and family role toward before married sexual behavior at of
senior high school students in Surakarta.

Keyword: Before Married Sexual Behavior, senior high school Students

iii
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS
PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI
SURAKARTA

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu


Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:

RIRIN
DARMASIH J 410
050 007

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009

iv
@ 2009
Hak Cipta Pada Penulis

v
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS


PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

Disusun Oleh : Ririn Darmasih


NIM : J 410 050 007

Telah kami setujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi


Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Surakarta, 30 Oktober 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Azizah Gama T, SKM, M.Pd Noor Alis Setiyadi, SKM


NIK. 1 001 017 NIK. 1 001 043

vi
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS


PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

Disusun Oleh : Ririn Darmasih


NIM : J 410 050 007

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan


Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
pada tanggal 30 Oktober dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Tim
Penguji.

Surakarta, 30 Oktober 2009

Ketua Penguji : Azizah Gama T, SKM, M.Pd (................................)


Anggota Penguji I : Noor Alis Setiyadi, SKM (................................)
Anggota Penguji II : Ambarwati S.Pd, M.Si (................................)

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Arif Widodo A.Kep, M.Kes


NIK. 630

vii
MOTTO

 “Barang siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi
melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barang siapa mengerjakan amal
yang sholeh baik laki-laki maupun perempuan sedang dia dalam keadaan beriman,
maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rizki didalamnya tanpa hisap”.

(Qur’an 40 :40).

 “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak mempunyai pengetahuan


tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan
diminta pertanggungan jawabnya”

(Qur’an 17 :36).

 “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk ALLAH


SWT, Tuhan semesta alam”.
(Qur’an 6 :162).

 “Dan hamba-hamba yang baik dari tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah orang-
orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil
menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)
keselamatan”.

(Qur’an 25 :63).

 “Hanya dengan kesabaran dan ketabahan hati menjadi tenang serta mengalahkan
hati yang sedang gelisah”

(Penulis).

viii
PERSEMBAHAN

 Karya ini penulis persembahkan untuk Ibuku dan paman-pamanku


tersayang yang menjadi motivasiku dalam pencapaian tujuan hidup ini.
Kalian adalah pemberi inspirasi terhebat dalam hidupku, pemberi kasih
sayang dan motivasi yang terkuat dan tiada tara.

 Kakakku dan adik-adikku tersayang yang menjadi penyemangat pemberi


inspirasi, canda dan tawa serta kasih sayang yang tercurah di setiap
langkah ku.

 Mas Agoes Edi tercinta dan tersayang yang memberikan warna dalam
hidupku, selalu memberikan semangat, motivasi, dorongan, dukungan
serta cinta dan kasih sayangnya selama ini baik suka maupun duka.

 Sahabat-sahabatku yang aku sayangi karena kebaikan dan ketulusan


hati kalian menerima aku apa adanya.

 Teman-teman Kesehatan Masyarakat UMS angkatan 2005.

 Almamaterku tercinta.

ix
RIWAYAT HIDUP

Nama : Ririn Darmasih


Tempat/Tanggal Lahir: Pamekasan, 17 Juni
1986 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Pamoroh 2 Kecamatan Kadur Pamekasan-
Madura Riwayat Pendidikan :
1. Lulus SDN Pamoroh 2 tahun 1999
2. Lulus SLTPN 2 Pamekasan-Madura tahun 2002
3. Lulus SMAN 1 Pamekasan-Madura tahun 2005
4. Menempuh pendidikan di Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta mulai tahun 2005

x
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat ALLAH SWT yng telah
memberikan kemudahan dan petunjik dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul
"Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA Di
Surakarta". Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak banyak yang
bisa penulis lakukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas semua bantuan dan
dukungannya selama pelaksanaan dan penyusunan laporan skripsi ini kepada:
1. Bpk. Arif Widodo, A. Kep, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Ibu Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid) Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Ibu Azizah Gama T, SKM, M.Pd selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan dalam skripsi ini.
4. Bpk. Noor Alis Setiyadi, SKM selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan dalam skripsi ini.
5. Dosen-dosen kesmas Ibu Azizah Gama T, SKM, M.Pd, Ibu Dwi Linna
Suswardany SKM, Dr. Bhisma Murti MPH, MSc, PhD, Ibu Ambarwati
S.Pd, M.Si, Bpk. Noor Alis Setiyadi, SKM, Ibu Yuli Kusumawati, SKM,
M.Kes (Epid), Ibu Dwi Astuti, S.Pd, M.Kes, Bpk Sri Darnoto SKM, Bpk
Badar Kirwono SKM, M.Kes, dan yang lainnya terima kasih atas ilmu yang
diberikan pada penulis.
6. Bpk. Drs. H. M. Thoyibun, SH, MM selaku kepala sekolah SMA Negeri 1
Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di
sekolah.
7. Bpk. Drs. Sukardjo, MA selaku kepala sekolah SMA Negeri 2 Surakarta
yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah.

xi
8. Bpk. Drs. Makmur Sugeng, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 6
Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di
sekolah.
9. Bpk. Drs. Rusetyo Antariksa selaku kepala sekolah SMA Warga Surakarta
yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah.
10. Bpk. Drs. H. Soewarto, MM selaku kepala sekolah SMA Batik 2 Surakarta
yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah.
11. Ibuku tersayang dan Mbah Tamo yang telah menjaga dan membesarkanku,
merawat, memberikan doa tanpa kenal waktu, semangat, nasehat, dukungan,
dorongan, motivasi, dan kasih sayang yang tak terhitung banyaknya.
12. Paman-pamanku tersayang, paman Sadin, Ali, Husen, Doil, dan Sholeh, kak
samsuri, adikku Iis, ulfa dan salamah yang telah memberikan kasih sayang,
dorongan, dukungan, motivasi, biaya, dan semangat yang tak terhitung
banyaknya sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliyah ini dengan baik.
13. Mas Agoes Edi tercinta dan tersayang yang telah memberikan warna dalam
hidupku, memberikan semangat, nasehat, dorongan, dukungan, motivasi,
dan kasih sayangnya yang tiada tara baik suka maupun duka yang tak
terhitung banyaknya.
14. Sahabat-sahabatku tersayang Imanda, Junitha, Mela, Umi, Aria, dan Vita
yang telah memberikan banyak pengalaman dalam hidup, memberikan
nasehat, semangat, dorongan, motivasi, doa, canda, tawa dan mengajarkan
penulis tentang arti sebuah persahabatan.
15. Widia, Ida, Anjar, Riana, Phitaloka, Dewi, Irfan, Pambudi, Dwi, Farid, Agus
Samsudrajat, Aput, wahyu, dan semua teman2 seperjuangan kesmas 2005.
16. Dewi Rahayu, Dian lestari, Jeryanto, dan semua kakak tingkat seperjuangan
di kesmas yang telah memberikan semangat dan dorongan pada penulis.
17. Teman- teman kos, Ambar, Rini, dina, Retno, Dewi, Linda, Ifa, Darti, Nova
dan lainnya yang telah berbagi canda dan tawa selama penulis berada di kos.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Surakarta, 14 Oktober 2009
Penulis

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
ABSTRAK...........................................................................................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN.....................................................................vi
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................vii
MOTTO............................................................................................................viii
PERSEMAHAHAN............................................................................................ix
RIWAYAT HIDUP..............................................................................................x
KATA PENGANTAR........................................................................................xi
DAFTAR ISI.....................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL..............................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xvii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................xviii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Perumusan Masalah................................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.................................................................................5
E. Ruang Lingkup.......................................................................................6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Remaja...................................................................................................7
1. Pengertian Remaja.............................................................................7
2. Cici-ciri Masa Remaja........................................................................7
3. Tahap Perkembangan Remaja............................................................8
4. Perkembangan Fisik...........................................................................9
5. Karakteristik Remaja........................................................................11
6. Perkembangan Perilaku Seksual Remaja.........................................13
B. Perilaku................................................................................................15
1. Pengertian Perilaku..........................................................................15
2. Faktor Perilaku.................................................................................17
C. Perilaku Seksual Pada Remaja.............................................................17
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja.18
E. Dampak Perilaku Seksual Pranikah Remaja........................................20
F. Kerangka teori.....................................................................................21
G. Kerangka Konsep.................................................................................22
H. Hipotesis..............................................................................................23

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Rancangan Penelitian...........................................................23
B. Subjek Penelitian.................................................................................23
C. Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................24

xiii
D. Populasi dan Sampel............................................................................25
1. Populasi............................................................................................25
2. Besar Sampel....................................................................................25
E. Variabel Penelitian...............................................................................26
F. Definisi Operasional Variabel..............................................................27
1. Variabel Bebas.................................................................................26
2. Variabel Terikat...............................................................................26
G. Pengumpulan Data...............................................................................28
1. Jens Data..........................................................................................28
2. Sumber Data.....................................................................................28
3. Cara Pengumpulan Data...................................................................29
4. Instrumen Penelitian.........................................................................29
a. Kuesioner.....................................................................................29
b. Uji Validitas dan Reabilitas.........................................................30
c. Pedoman Wawancara..................................................................32
H. Pengolahan Data..................................................................................36
I. Anlisis Data.........................................................................................36
1. Analisis Univariat.............................................................................36
2. Analisis Bivariat...............................................................................36
3. Analisis multivariat..........................................................................37

BAB IV. HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.....................................................40
B. Karakteristik Responden…...................................................................42
C. Hasil Penelitian….................................................................................44
D. Hasil Uji Normalitas….........................................................................47
E. Hasil Analisis Hubungan......................................................................48
F. Hasil Analisis Bivariat…......................................................................51
G. Hasil Analisis Multivariat….................................................................52

BAB V. PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden…...................................................................56
B. Hasil Analisis Bivariat…......................................................................57
C. Hasil Analisis Multivariat….................................................................64

BAB VI. KESIMPULAN


A. Kesimpulan..........................................................................................71
B. Saran…................................................................................................71

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi Operasional Variabel.......................................................................27


2. Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y.............................31
3. Hasil Uji Validitas Pengetahuan Tentang Seks Pranikah.............................32
4. Hasil Uji Validitas Pemahaman Tingkat Agama..........................................33
5. Hasil Uji Validitas Peranan Keluarga...........................................................33
6. Hasil Uji Validitas Sumber Informasi...........................................................34
7. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Umur...............................43
8. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin.................43
9. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan orang tua......44
10. Gambaran Karakteristik Responden tentang Faktor yang Mempengaruhi
11. Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja SMA di Surakarta..............................47
12. Hasil Uji Normalitas Kolomogorov Smirnov................................................48
13. Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Seks Pranikah pada
14. Remaja SMA di Surakarta...........................................................................49
15. Distribusi Hubungan Pemahaman Tingkat Agama dengan Perilaku Seks
Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta.....................................................50
16. Distribusi Hubungan Sumber Informasi dengan Perilaku Seks Pranikah pada
Remaja SMA di Surakarta...........................................................................50
17. 15 Distribusi Hubungan Keluarga dengan Perilaku Seks Pranikah pada
Remaja SMA di Surakarta...........................................................................51
18. 16 Ringkasan Hasil Uji Chi Square..............................................................52
19. 17 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda (Multiple Regresiaon)....................53

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori Penelitian…........................................................................21


2. Kerangka Konsep Penelitian…....................................................................22

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri I Surakarta


2. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Surakarta
3. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri 6 Surakarta
4. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Warga Surakarta
5. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Batik 2 Surakarta
6. Kuesioner penelitian pengetahuan tentang perilaku seks pranikah remaja
7. Kuesioner penelitian pemahaman tingkat agama
8. Kuesioner penelitian sumber informasi
9. Kuesioner penelitian peranan keluarga
10. Pedoman wawancara terstruktur tentang perilaku seks pranikah remaja SMA
11. Data penelitian faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada
remaja SMA di Surakarta.
12. Data kualitatif perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.
13. Uji validitas pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi dan
peranan keluarga
14. Uji reabilitas pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi
dan peranan keluarga
15. hasil frequensi tabel umur, jenis kelamin, pendidikan orang tua pengetahuan,
pemahaman tingkat agama, sumber informasi dan peranan keluarga.
16. Uji normalitas data
17. Tabulasi silang dan uji Chi-Squere pengetahuan dengan perilaku seks pranikah
18. Tabulasi silang dan uji Chi-Squere pemahaman tingkat agama dengan
perilaku seks pranikah
19. Tabulasi silang dan uji Chi-Squere sumber informasi dengan perilaku seks
pranikah
20. Tabulasi silang dan uji Chi-Squere peranan keluarga dengan perilaku seks
pranikah
21. Analisis hubungan beberapa variabel (Multivariat)

xvii
DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Aquired Immune Defisiency Syndrom


HIV : Human Immunodeficiency Virus
HP : Handpone
MUI : Majelis Ulama Indonesia
PMS : Penyakit menular
Seksual
PPFAI : Planned Parented Federation of America Inc
TV : Televisi

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya

remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari

beberapa hasil penelitian bahwa yang menunjukkan usia remaja ketika

pertama kali mengadakan hubungan seksual aktif bervariasi antara usia 14 –

23 tahun dan usia terbanyak adalah antara 17 – 18 tahun (Fuad, et al. 2003).

Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang

bermacam- macam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan

tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada di

atas baju, memegang buah dada di balik baju, memegang alat kelamin di atas

baju, memegang alat kelamin di bawah baju, dan melakukan senggama

(Sarwono, 2003).

Hasil penelitian pada 1038 remaja berumur 13-17 tahun tentang

hubungan seksual menunjukkan 16% remaja menyatakan setuju dengan

hubungan seksual, 43% menyatakan tidak setuju dengan hubungan seksual,

dan 41% menyatakan boleh-boleh saja melakukan hubungan seksual

(Planned Parenthood Federation of America Inc, 2004). Data Depkes RI

(2006), menunjukkan jumlah remaja umur 10-19 tahun di Indonesia sekitar

43 juta (19,61%) dari jumlah penduduk. Sekitar satu juta remaja pria (5%)

dan 200 ribu remaja wanita (1%) secara terbuka menyatakan bahwa mereka

pernah melakukan hubungan seksual. Penelitian yang dilakukan oleh

berbagai

1
institusi di Indonesia selama kurun waktu tahun 1993-2002, menemukan

bahwa 5-10% wanita dan 18-38% pria muda berusia 16-24 tahun telah

melakukan hubungan seksual pranikah dengan pasangan yang seusia mereka

3-5 kali (Suryoputro, et al. 2002). Penelitian juga dilakukan oleh Universitas

Diponegoro bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Jawa Tengah, (2005)

dengan sampel 600.000 responden menyatakan bahwa sekitar 60.000 atau

10% siswa SMU Se-Jawa Tengah melakukan hubungan seks pranikah.

Berdasarkan hasil penelitian Taufik (2005), mengenai perilaku

seksual remaja SMU di Surakarta dengan sampel berjumlah 1.250 orang,

berasal dari

10 SMU di Surakarta yang terdiri dari 611 laki-laki dan 639 perempuan

menyatakan bahwa sebagian besar remaja pernah melakukan ciuman bibir

10,53%, melakukan ciuman dalam 5,6%, melakukan onani atau masturbasi

4,23%, dan melakukan hubungan seksual sebanyak 3,09%. Remaja

merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa

dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa remaja terdiri

dari masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-

18 tahun, dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun (Monks, et al. 2002).

Menurut Green (2003), perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga

faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong.

Hasil penelitian Seotjiningsih (2006) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah hubungan orangtua-

remaja, tekanan negatif teman sebaya, pemahaman tingkat agama

(religiusitas), dan eksposur media pornografi memiliki pengaruh yang

2
signifikan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seksual

pranikah remaja.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kebutuhan akan layanan

kesehatan reproduksi di 12 kota di Indonesia pada tahun 2002, menunjukkan

bahwa pengetahuan mereka akan seksualitas sangat terbatas (6,11%).

Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi ternyata tidak

berpengaruh terhadap remaja dalam melakukan hubungan seksual pranikah.

Remaja yang tahu maupun yang tidak tahu tentang kesehatan reproduksi

tidak berpengaruh terhadap sikap mereka melakukan hubungan seksual

pranikah (Iswarati dan Prihyugiarto, 2002).

Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku reproduksi

remaja di antaranya adalah faktor keluarga. Remaja yang melakukan

hubungan seksual sebelum menikah banyak di antaranya berasal dari

keluarga yang bercerai atau pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik

dan perpecahan (Kinnaird, 2003). Hubungan orang tua remaja, mempunyai

pengaruh langsung dan tidak langsung dengan perilaku seksual pranikah

remaja. Hasil penelitian yang dilakukan Soetjiningsih (2006) menunjukkan,

makin baik hubungan orang tua dengan anak remajanya, makin rendah

perilaku seksual pranikah remaja. Faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku seksual pranikah pada remaja paling tinggi adalah hubungan antara

orang tua dengan remaja, tekanan teman sebaya, pemahaman tingkat agama

(religiusitas), dan eksposur media pornografi.

3
Berdasarkan hasil penelitian Idayanti (2002) dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan

perilaku seksual remaja yang sedang pacaran, dimana semakin tinggi

religiusitas maka perilaku seksual semakin rendah, dan sebaliknya. Faktor

lain yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah fakor

lingkungan seperti VCD, buku, dan film porno (Taufik, 2005). Menurut

Rohmahwati (2008) paparan media massa, baik cetak (koran, majalah, buku-

buku porno) maupun elektronik (TV, VCD, Internet), mempunyai pengaruh

secara langsung maupun tidak langsung pada remaja untuk melakukan

hubungan seksual pranikah.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada beberapa sekolah

SMA di Surakarta, terdapat salah satu SMA yang terpaksa mengeluarkan

siswanya dari sekolah karena hamil di luar nikah, akibat perilaku seks

pranikah. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang

faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di

Surakarta, yang meliputi pengetahuan, sumber informasi (media),

religiusitas, dan keluarga.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah pengetahuan mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja

SMA di Surakarta?

2. Apakah pemahaman tingkat agama mempengaruhi perilaku seks

pranikah pada remaja SMA di Surakarta?

4
3. Apakah sumber informasi (media) mempengaruhi perilaku seks pranikah

pada remaja SMA di Surakarta?

4. Apakah peran keluarga mempengaruhi perilaku seks pranikah pada

remaja SMA di Surakarta?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah

pada remaja SMA di Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap perilaku seks pranikah

pada remaja SMA di Surakarta.

b. Menganalisis pengaruh sumber informasi terhadap perilaku seks

pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

c. Menganalisis pengaruh pemahaman tingkat agama (religiusitas)

terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

d. Menganalisis pengaruh peran keluarga terhadap perilaku seks

pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Remaja

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja

SMA di Surakarta.

5
b. Bagi Instansi Kesehatan

Diharapkan dapat bermanfaat bagi Dinas Kesehatan, dan instansi

terkait untuk perbaikan perencanaan maupun implementasi program

kesehatan reproduksi.

c. Bagi peneliti

Dapat mengembangkan wawasan peneliti dan pengalaman

berharga dalam melatih kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian

yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah

pada remaja SMA di Surakarta.

d. Bagi Peneliti lain

Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya.

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi mengenai faktor yang

mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian remaja

Remaja dalam ilmu psikologis juga diperkenalkan dengan istilah

lain, seperti puberteit, adolescence, dan youth. Dalam bahasa Indonesia

sering pula dikaitkan pubertas atau remaja. Remaja merupakan suatu fase

perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung

antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja

awal usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan

masa remaja akhir usia 18-21 tahun (Monks, et al. 2002). Masa remaja

disebut juga sebagai periode perubahan, tingkat perubahan dalam sikap,

dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan perubahan fisik

(Hurlock, 2004).

2. Ciri-ciri masa remaja

Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan

dengan periode sebelum dan sesudahnya. Gunarsa (2001) menyatakan

ciri–ciri tertentu yaitu:

a. Masa remaja sebagai periode yang penting.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan.

7
d. Masa remaja sebagai periode bermasalah.

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas.

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.

g. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.

Gunarsa (2001) menyebutkan bahwa masa remaja sebagai masa

peralihan dari masa anak ke masa dewasa, meliputi semua

perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.

Semua aspek perkembangan dalam masa remaja secara global

berlangsung antara umur 12–21 tahun, dengan pembagian usia 12-15

tahun adalah masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa remaja

pertengahan, 18- 21 tahun adalah masa remaja akhi (Monks, et al. 2002).

3. Tahap perkembangan remaja

Menurut tahap perkembangan, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap

yaitu :

a. Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas antara lain:

1) Lebih dekat dengan teman sebaya

2) Ingin bebas

3) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai

berpikir abstrak

b. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain

1) Mencari identitas diri

2) Timbulnya keinginan untuk kencan

3) Mempunyai rasa cinta yang mendalam

8
4) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak

5) Berkhayal tentang aktifitas seks

c. Masa remaja akhir (18-21 tahun), dengan ciri khas antara lain

1) Pengungkapan identitas diri

2) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya

3) Mempunyai citra jasmani dirinya

4) Dapat mewujudkan rasa cinta

5) Mampu berpikir abstrak

4. Perkembangan fisik

Pada masa remaja, pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat.

Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu

ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Berikut ini adalah uraian

lebih lanjut mengenai kedua hal tersebut

a. Ciri-ciri seks primer

Dalam modul kesehatan reproduksi remaja (Depkes, 2002) disebutkan

bahwa ciri-ciri seks primer pada remaja adalah:

1) Remaja laki-laki

Remaja laki-laki sudah bisa melakukan fungsi reproduksi bila

telah mengalami mimpi basah. Mimpi basah biasanya terjadi pada

remaja laki-laki usia antara 10-15 tahun.

2) Remaja perempuan

Jika remaja perempuan sudah mengalami menarche (menstruasi),

menstruasi adalah peristiwa keluarnya cairan darah dari alat

9
kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan dinding dalam rahim

yang banyak mengandung darah.

b. Ciri-ciri seks sekunder

Menurut Sarwono (2003), Ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja

adalah sebagai berikut :

1) Remaja laki-laki

a) Bahu melebar, pinggul menyempit

b) Petumbuhan rambut disekitar alat kelamin, ketiak, dada,

tangan, dan kaki

c) Kulit menjadi lebih kasar dan tebal

d) Produksi keringat menjadi lebih banyak

2) Remaja perempuan

a) Pinggul lebar, bulat, dan membesar, puting susu membesar

dan menonjol, serta berkembangnya kelenjar susu, payudara

menjadi lebih besar dan lebih bulat.

b) Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang

pori- pori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar

keringat menjadi lebih aktif.

c) Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada

pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga

memberikan bentuk pada bahu, lengan, dan tungkai.

d) Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.

10
5. Karakteristik remaja

Menurut Makmun (2003) karakteristik perilaku dan pribadi pada

masa remaja terbagi ke dalam dua kelompok yaitu remaja awal (11-13

dan14-15 tahun) dan remaja akhir (14-16 dan 18-20 tahun) meliputi

aspek:

a. Fisik, laju perkembangan secara umum berlangsung pesat, proporsi

ukuran tinggi, berat badan seringkali kurang seimbang dan

munculnya ciri-ciri sekunder.

b. Psikomotor, gerak-gerik tampak canggung dan kurang

terkoordinasikan serta aktif dalam berbagai jenis cabang permainan.

c. Bahasa, berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik

mempelajari bahasa asing, menggemari literatur yang bernafaskan

dan mengandung segi erotik, fantastik, dan estetik.

d. Sosial, keinginan menyendiri dan bergaul dengan banyak teman

tetapi bersifat temporer, serta adanya kebergantungan yang kuat

kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi.

e. Perilaku kognitif

1) Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah

logika formal (asosiasi, diferensiasi, komparasi, kausalitas) yang

bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas,

2) Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang

terpesat,

3) Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menujukkan

kecenderungan-kecenderungan yang lebih jelas.

11
f. Moralitas

1) Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi

pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua.

2) Sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidah-

kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku

sehari-hari oleh para pendukungnya.

3) Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat

dengan tipe idolanya.

g. Perilaku Keagamaan

1) Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan tuhan

mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptis.

2) Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.

3) Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas

pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar

dirinya.

h. Konatif, emosi, afektif, dan kepribadian

1) Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga

diri, dan aktualisasi diri) menunjukkan arah kecenderungannya.

2) Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum

terkendali seperti pernyataan marah, gembira atau kesedihannya

masih dapat berubah-ubah dan silih berganti.

12
3) Merupakan masa kritis dalam rangka menghadapi krisis

identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psikososialnya,

yang akan membentuk kepribadiannnya.

4) Kecenderungan kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak

(teoritis, ekonomis, estetis, sosial, politis, dan religius), meski

masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba.

6. Perkembangan perilaku seksual remaja

Perkembangan fisik termasuk organ seksual yaitu terjadinya

kematangan serta peningkatan kadar hormon reproduksi atau hormon

seks baik pada laki-laki maupun pada perempuan yang akan

menyebabkan perubahan perilaku seksual remaja secara keseluruhan.

Pada kehidupan psikologis remaja, perkembangan organ seksual

mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis.

Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap lawan jenis sangat

dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama periode

pubertas (Santrock, 2003). Remaja perempuan lebih memperlihatkan

bentuk tubuh yang menarik bagi remaja laki-laki, demikian pula remaja

pria tubuhnya menjadi lebih kekar yang menarik bagi remaja perempuan

(Rumini dan Sundari, 2004).

Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual

sangat penting dalam pembentukan hubungan yang lebih matang dengan

lawan jenis. Matangnya fungsi-fungsi seksual maka timbul pula

dorongan- dorongan dan keinginan-keinginan untuk pemuasan seksual.

Sebagian besar dari remaja biasanya sudah mengembangkan perilaku

13
seksualnya

14
dengan lawan jenis dalam bentuk pacaran atau percintaan. Bila ada

kesempatan para remaja melakukan sentuhan fisik, mengadakan

pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-kadang remaja tersebut

mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual (Pangkahila

dalam Soetjiningsih, 2004).

Meskipun fungsi seksual remaja perempuan lebih cepat matang

dari pada remaja laki-laki, tetapi pada perkembangannya remaja laki-laki

lebih aktif secara seksual dari pada remaja perempuan. Banyak ahli

berpendapat hal ini dikarenakan adanya perbedaan sosialisasi seksual

antara remaja perempuan dan remaja laki-laki. Bahkan hubungan seks

sebelum menikah dianggap ”benar” apabila orang-orang yang terlibat

saling mencintai ataupun saling terikat. Mereka sering

merasionalisasikan tingkah laku seksual mereka dengan mengatakan

pada diri mereka sendiri bahwa mereka terhanyut cinta. Sejumlah

peneliti menemukan bahwa remaja perempuan, lebih daripada remaja

laki-laki, mengatakan bahwa alasan utama mereka aktif secara seksual

adalah karena jatuh cinta (Santrock, 2003).

B. Perilaku

1. Pengertian perilaku

Perilaku manusia merupakan hasil segala macam pengalaman

serta interaksi manusia yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap

dan tindakan. Perilaku merupakan suatu tindakan yang mempunyai

frekuensi,

15
lama, dan tujuan khusus, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak

sadar (Green, 2000).

Menurut Skinner (2001) seorang ahli psikologi, merumuskan

bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap

stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia dari segi biologis

adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai

bentangan yang sangat luas seperti berjalan, berbicara, menangis, bekerja

dan sebagainya. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus Skinner

membedakan perilaku menjadi dua:

a. Perilaku tertutup (Covert Behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup. Respon terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,

persepsi, pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada

orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati

secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (Overt Behavior)

Repon seseorng terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat

orang lain.

Skinner dalam Notoatmodjo (2001) mengemukakan bahwa

perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus)

dan tanggapan atau respon, respon dibedakan menjadi dua respon:

16
1) Respondent response atau reflexive respon, ialah respon yang

ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu yang relatif tetap.

Responden respon (Respondent behaviour) mencakup juga emosi

respon dan emotional behaviour.

2) Operant respons atau instrumental respon adalah respon yang timbul

dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang ini

disebut reinforsing stimuli atau reinforcer.

Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar individu. Aspek-

aspek dalam diri individu yang sangat berperan/berpengaruh dalam

perubahan perilaku adalah persepsi, motivasi dan emosi. Persepsi adalah

pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan, pendengaran,

penciuman serta pengalaman masa lalu. Motivasi adalah dorongan

bertindak untuk memuaskan sesuatu kebutuhan. Dorongan dalam

motivasi diwujudkan dalam bentuk tindakan (Sarwono, 2003).

2. Perilaku ditentukan oleh 3 faktor:

Menurut Green (2000), perilaku ditentukan oleh 3 faktor:

a. Faktor predisposisi (predidposing factors) yaitu faktor-faktor yang

dapat mempermudah terjadinya suatu perilaku.

b. Faktor pendukung atau pemungkin (enabling factors) meliputi semua

karakter lingkungan dan semua sumber daya atau fasilitas yang

mendukung atau memungkinkan terjadinya suatu perilaku.

17
c. Faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors) yaitu faktor

yang memperkuat terjadinya perilaku antara lain tokoh masyarakat,

teman atau kelompok sebaya, peraturan, undang-undang, surat

keputusan dari para pejabat pemerintahan daerah atau pusat

(Notoatmodjo, 2003).

C. Perilaku Seksual pada Remaja

Menurut Sarwono (2003), perilaku seksual adalah segala tingkah

laku yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan

lawan jenis maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan menurut

agama. Menurut Stuart dan Sundeen (1999), perilaku seksual yang sehat dan

adaptif dilakukan ditempat pribadi dalam ikatan yang sah menurut hukum.

Sedangkan perilaku seksual pranikah merupakan perilaku seksual yang

dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum

maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing (Mu’tadin, 2002).

Menurut Irawati (2002) remaja melakukan berbagai macam perilaku

seksual beresiko yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu yaitu dimulai dari

berpegangan tangan, cium kering, cium basah, berpelukan, memegang atau

meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama (sexual

intercourse). Perilaku seksual pranikah pada remaja ini pada akhirnya dapat

mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan remaja itu sendiri.

18
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suryoputro (2003-2004)

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja di Jawa

Tengah adalah, (1) faktor internal (pengetahuan, aspek-aspek kesehatan

reproduksi, sikap terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi,

perilaku, kerentanan yang dirasakan terhadap resiko, kesehatan reproduksi,

gaya hidup, pengendalian diri, aktifitas sosial, rasa percaya diri, usia, agama,

dan status perkawinan), (2) faktor eksternal (kontak dengan sumber-sumber

informasi, keluarga, sosial-budaya, nilai dan norma sebagai pendukung

sosial untuk perilaku tertentu), (Suryoputro, et al. 2006).

Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 450 sampel tentang perilaku

seksual remaja berusia 14-24 tahun mengungkapkan 64% remaja mengakui

secara sadar bahwa melakukan hubungan seks sebelum menikah melanggar

nilai dan moral agama. Sedangkan 31% menyatakan bahwa melakukan

hubungan seks sebelum menikah adalah biasa atau sudah wajar dilakukan

tidak melanggar nilai dan moral agama. Dari hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa pemahaman agama berpengaruh terhadap perilaku seks

pranikah remaja (Media Indonesia, 27 Januari 2005).

Seringkali remaja merasa bahwa orang tuanya menolak

membicarakan masalah seks pranikah sehingga mereka kemudian mencari

alternatif sumber informasi lain seperti teman atau media massa (Syafrudin,

2008). Beberapa kajian menunjukkan bahwa remaja sangat membutuhkan

informasi mengenai persoalan seksual dan reproduksi. Remaja seringkali

memperoleh informasi

19
yang tidak akurat mengenai seks dari teman-teman mereka, bukan dari

petugas kesehatan, guru atau orang tua (Saifuddin dan Hidayana, 1999).

Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap perilaku

reproduksi remaja diantaranya adalah faktor keluarga. Remaja yang

melakukan hubungan seksual sebelum menikah banyak diantara berasal dari

keluarga yang bercerai atau pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik

dan perpecahan (Kinnaird, 2003). Hubungan orang-tua yang harmonis akan

menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan

kepribadian anak sebaliknya. Orang tua yang sering bertengkar akan

menghambat komunikasi dalam keluarga, dan anak akan “melarikan diri“

dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian,

kematian, dan keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat

mempengaruhi perkembangan jiwa anak (Rohmahwati, 2008). Faktor-faktor

yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja paling tinggi

hubungan antara orang tua dengan remaja, diikuti karena tekanan teman

sebaya, religiusitas, dan eksposur media pornografi (Soetjiningsih, 2006).

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi perilaku seksual pada

remaja adalah perubahan hormonal, penundaan usia perkawinan, penyebaran

informasi melalui media massa, tabu-larangan, norma-norma di masyarakat,

serta pergaulan yang makin bebas antara laki-laki dan perempuan (Sarwono,

2003).

20
E. Dampak Perilaku Seksual Pranikah Remaja

Perilaku seksual pranikah dapat menimbulkan berbagai dampak

negatif pada remaja, diantaranya sebagai berikut :

a. Dampak psikologis

Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada remaja

diantaranya perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah

dan berdosa.

b. Dampak Fisiologis

Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah tersebut diantaranya

dapat menimbulkan kehamilan tidak diinginkan dan aborsi.

c. Dampak sosial

Dampak sosial yang timbul akibat perilaku seksual yang dilakukan

sebelum saatnya antara lain dikucilkan, putus sekolah pada remaja

perempuan yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi

tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut

(Sarwono, 2003).

d. Dampak fisik

Dampak fisik lainnya sendiri menurut Sarwono (2003) adalah

berkembangnya penyakit menular seksual di kalangan remaja, dengan

frekuensi penderita penyakit menular seksual (PMS) yang tertinggi

antara usia 15-24 tahun. Infeksi penyakit menular seksual dapat

menyebabkan kemandulan dan rasa sakit kronis serta meningkatkan

risiko terkena PMS dan HIV/AIDS.

21
F. Kerangka Teori

Remaja

Remaja Awal 12-15 Remaja Menengah 15- Remaja Akhir 18-21


tahun 18 tahun tahun

Perilaku Seks Pranikah Remaja PMS dan HIV/AIDS

Karakteristik Remaja

Faktor Internal Perilaku Seks1.Pranikah


Fisik
Faktor Eksternal 7. Konatif
Remaja Perilaku Seks Pranikah Remaja
Pengetahuan 2. Psikomotor 8. Moralitas
Peran Keluarga
Sikap 3. Bahasa 9. Perilaku
Sumber
Pengendalian diri keagamaan informasi (media)
4. Perilaku kognitif 10.
Rasa percaya diri Emosi,
Sosial afektif
budaya
Usia 6. Sosial 11. Kepribadian
Nilai dan norma
Pemahaman tingkat agama (religiusitas)
Status perkawinan
Aktifitas sosial
Gaya hidup

Gambar 1. Kerangka Teori Tidak


diteliti
Diteliti

22
H. Kerangka Konsep

Variabel Bebas
Variabel Terikat
Pengetahuan
Pemahaman tingkat agama (religiusitas) Perilaku Seks Pranikah Remaja
Sumber informasi (media)
Peran keluarga

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

I. Hipotesis

1. Ada pengaruh antara pengetahuan terhadap perilaku seks pranikah

remaja SMA di Surakarta.

2. Ada pengaruh antara pemahaman tingkat agama (religiusitas) terhadap

perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta.

3. Ada pengaruh antara sumber informasi (media) terhadap perilaku seks

pranikah remaja SMA di Surakarta.

4. Ada pengaruh antara peran keluarga terhadap perilaku seks pranikah

remaja SMA di Surakarta.

23
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan

cross-sectional, yang dilengkapi pendekatan metode kuantitatif dan

kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk memperoleh penjelasan yang

lebih mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks

pranikah pada remaja.

Metode kuantitatif digunakan untuk memperjelas, memperluas,

menjernihkan data, dan meningkatkan pemahaman tentang alasan terjadinya

kecenderungan tertentu serta memperjelas berbagai faktor yang

mengakibatkan perubahan perilaku (Hadi, 2000). Menggabungkan

pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian adalah pemakaian

hasil-hasil kualitatif untuk menjelaskan temuan-temuan penelitian kuantitatif

(Brannen, 2005).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah remaja yang berusia antara 15-18 tahun

yang bersekolah SMA di Surakarta.

24
1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penelitian yang

layak untuk dilakukan penelitian atau dijadikan responden. Kriteria

inklusi pada penelitian ini adalah:

a. Remaja laki-laki maupun perempuan

b. Berusia 15-18 tahun yang bersekolah SMA di Surakarta

c. Pernah/sedang pacaran

d. Bersedia menjadi subjek penelitian atau menjadi responden

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan subjek penelitian yang tidak dapat mewakili

sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria

eksklusi pada penelitian ini adalah:

a. Tidak termasuk jenis kelamin laki-laki maupun perempuan

b. Anak-anak dan orang tua yang usianya kurang dari 15 tahun dan

lebih dari 18 tahun.

c. Remaja yang bersekolah di kota lain, selain Surakarta

d. Tidak bersedia menjadi subjek penelitian atau menjadi responden

C. Waktu dan Tempat Tenelitian

Penelitian ini dilakukan pada remaja SMA di Surakarta dan

dilaksanakan pada bulan Juli 2009.

25
D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA yang berusia 15-18 di

SMAN 1, SMAN 2, SMAN 6, SMA Batik 2 Surakarta, dan SMA Warga

Surakarta kelas 2 sebanyak 1450 siswa. Kemudian dari populasi tersebut

dilakukan survey awal untuk mengetahui siswa yang pernah atau sedang

pacaran dengan jumlah 1158 siswa.

2. Besar Sampel

Sampel pada penelitian ini sejumlah 114 siswa. Besar sampel dapat

dihitung dengan rumus Khotari dalam Murti (2006) sebagai berikut :

N  Z21   2  p  q
n =d 2 N 1  Z21   2  p  q

1158(1,96  0,91 0,09


2

=
0,052 1158  1  1,962  0,91 0,09

11583,84 0,08
= 2,89  0,31

364,19
= 3,2 = 113,81

= 114 responden

Keterangan:

n : Besar sampel

N : Besar populasi

p : Perkiraan proporsi (prevalensi) variabel dependen pada populasi

(91%)

26
q :1–p

Z1 -  : statistik Z (Z = 1,96 untuk  = 0,05)


2

d : Data presisi absolut atau margin of error yang diinginkan diketahui

sisi proporsi (+/-5 %)

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

menggunakan Simple random sampling, yaitu metode pengambilan

sampel secara acak sederhana dimana setiap anggota populasi

mempunyai peluang yang sama besar untuk terpilih sebagai sebagai

sampel (Sugiarto, et al. 2001).

E. Variabel Penelitian

1. Jenis Variabel

a. Variabel bebas

Variabel bebasnya adalah faktor yang mempengaruhi perilaku seks

pranikah remaja yang meliputi pengetahuan, pemahaman tingkat

agama (religiusitas), sumber informasi (media), dan peran keluarga.

b. Variabel terikat

Variabel terikatnya adalah perilaku seks pranikah remaja SMA di

Surakarta.

27
F. Definisi Operasional Variabel

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel


N Jenis
Nama Definisi Operasional Skala Hasil
o Variabel
Variabel ukur Ukur

1. Variabel Pengetahuan Kemampuan siswa Nominal Baik≥50 %


bebas seks dalam memahami
Tidak
pranikah tentang perilaku baik<50 %
seks pranikah dan
dampak seks
pranikah

2. Variabel Pemahaman Kemampuan siswa Nominal Baik≥50 %


bebas tingkat dalam mengetahui
Tidak
agama tentang agama, baik<50 %
seperti pacaran
menurut agama,
melakukan seks
pranikah menurut
agama, dan dampak
prilaku seks
pranikah menurut
agama. Banyak≥50 %
3. Variabel Nominal
bebas Sumber Media TV, internet, Sedikit <50 %
informasi radio, dll yang
(media) diperoleh remaja
tentang faktor yang
mempengaruhi
perilaku seks
pranikah remaja.
4. Variabel Nominal Baik
bebas Peran Usaha orang tua
keluarga ≥50 %
yang dilakukan
dalam hal mengasuh, Tidak
komunikasi, orang baik<50%
tua yang pernah
bercerai atau tidak
bercerai, tinggal
bersama orang tua
atau tidak dll.

28
5. Variabel Aktivitas remaja
terikat Perilaku seks Inteval 1. Baik=0-3
yang didorong oleh
pranikah
hasrat seksual baik 2. Sedang=4-7
remaja
yang dilakukan 3. Buruk=
sendiri, dengan 8-11
lawan jenis maupun
sesama jenis tanpa
adanya ikatan
pernikahan menurut
agama, misalnya
berpegangan tangan,
mencium pipi,
berpelukan, dll
selama/pernah
pacaran.

G. Pengumpulan Data

1. Jenis data
a. Kuantitatif meliputi pengetahuan tentang perilaku seks pranikah,

pemahaman tingkat agama, sumber informasi atau media, dan peran

keluarga.

b. Kualitatif meliputi perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta.

2. Sumber data
a. Data primer

Data primer diperoleh langsung dari responden berupa pengetahuan

tentang perilaku seks pranikah, pemahaman tingkat agama, sumber

informasi atau media, peran keluarga, dan dampak perilaku seks

pranikah dengan mengisi kuesioner dan melalui wawancara secara

langsung terhadap responden dengan menggunakan pedoman

wawancara terstruktur.

29
b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari sekolah berupa jumlah SMA, jumlah

kelas, dan jumlah siswa SMA di Surakarta. Selain itu data juga

diperoleh melalui studi pustaka serta internet

3. Cara pengumpulan data


Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada

responden. Responden diminta untuk mengisi sendiri kuesioner yang

ditunggu dan langsung dikembalikan pada peneliti. Selanjutnya

dilakukan wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman

wawancara terstruktur.

4. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dan

pedoman wawancara terstruktur.

a. Kuesioner

1) Jenis pertanyaan yang digunakan berupa kuesioner tertutup yaitu

pengetahuan tentang seks pranikah, pemahaman tingkat agama,

peran keluarga, dan sumber informasi (media). Kuesioner peran

kelurga dengan jumlah 10 item pertanyaan. Pertanyaan yang

bersifat mendukung (favourable) jawabannya adalah iya dan tidak

mendukung (unfavourable) jawabannya adalah tidak. Kuesioner

sumber informasi (media) kategori sedikit dan banyak dengan

jumlah 13 item pertanyaan.

30
2) Kuesioner pengetahuan tentang seks pranikah sebanyak 17 item

pernyataan. Pernyataan yang bersifat mendukung (favourable)

jawaban benar (B) yaitu no.1, 2, 3, 4, 5, 8, 14, 15, 16, dan 17.

Sedangkan pada pernyataan yang tidak mendukung

(unfavourable) jawaban salah (S) yaitu no.6, 7, 9, 10, 11, 12, dan

13. Kuesioner pemahaman tingkat agama sebanyak 10 item

pernyataan dengan favourable yaitu no. 1, 2, 5, 9, dan 10.

Sedangkan unfavourable yaitu no.3, 4, 6, 7, dan 8.

3) Skor kuesioner dengan pilihan jawaban benar dan salah:

a) Jawaban favourable: jawaban benar skor 1, jawaban salah

skor 0

b) Jawaban unfavourable: jawaban benar skor 0, jawaban salah

skor 1

4) Skor kuesioner dengan pilihan jawaban ya dan tidak:

a) Jawaban favourable : jawaban ya skor 1, jawaban tidak skor 0

b) Jawaban unfavourable : jawaban ya skor 0, jawaban

tidak skor 1

b. Uji validitas dan reabilitas

Sifat valid memberikan pengertian bahwa alat ukur yang digunakan

mampu memberikan nilai yang sesungguhnya dari nilai yang kita

inginkan. Uji validitas instrumen menggunakan uji korelasi product

moment person. Uji reabilitas dengan rumus alfa cronbach. Rumus

korelasi roduct moment person adalah sebagai berikut:

31
rxy= NXY  (X).(Y)
 NX 2
 (X)2 NY 2
 
Keterangan :

rxy : Korelasi antara variabel x dan y

X dan Y : Skor masing-masing skala

∑X : Skor ganjil

∑Y : Skor genap

N : Banyaknya subjek

Tabel 2. Tingkat Keeratan Hubungan


Variabel X dan Variabel Y
Besar rxy Keterangan
0,00 - < 0,20 Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap
tidak ada)
> 0,20 - < 0,40 Hubungan rendah
> 0,40 - < 0,70 Hubungan sedang atau cukup
> 0,70 - < 0,90 Hubungan kuat atau tinggi
> 0,90 - < 1,00 Hubungan sangat kuat atau tinggi

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan di SMA Kasatrian

Sukoharjo sebanyak 20 responden tingkat keeratan hubungan

variabel X dan Y dapat disajikan pada tabel 3 sebagai berikut:

32
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Pengetahuan Tentang Seks Pranikah
No Pertanyaan Valid Tingkat Keeratan Hubungan
Pengetahuan Variabel X dan Y
1. P1 0,737** Hubungan kuat atau tinggi
2. P2 0,473* Hubungan sedang atau cukup
3. P3 0,632** Hubungan sedang atau cukup
4. P4 0,704** Hubungan kuat atau tinggi
5. P5 0,583** Hubungan sedang atau cukup
6. P6 0,671** Hubungan sedang atau cukup
7. P7 0,564** Hubungan sedang atau cukup
8. P8 0,550** Hubungan sedang atau cukup
9. P9 0,793** Hubungan kuat atau tinggi
10. P10 0,523* Hubungan sedang atau cukup
11. P11 0,711** Hubungan kuat atau tinggi
12. P12 0,829** Hubungan kuat atau tinggi
13. P13 0,573** Hubungan sedang atau cukup
14. P14 0,545** Hubungan sedang atau cukup
15. P15 0,471* Hubungan sedang atau cukup
16. P16 0,506** Hubungan sedang atau cukup
17. P17 0,564** Hubungan sedang atau cukup

Pada tabel 3 tingkat keeratan hubungan antara pengetahuan

tentang seks pranikah variabel X dan Y adalah hubungan sedang atau

cukup yaitu antara > 0,40 - < 0,70 pada pertanyaan 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10,

13, 14, dan 15. Sedangkan hubungan tinggi yaitu > 0,70 - < 0,90

pada pertanyaan 1, 4, 9, 11, dan 12. Hasil uji validitas pemahaman

tingkat agama dapat disajikan pada tabel 4 yaitu sebagai berikut:

33
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Pemahaman Tingkat Agama
No Pemahaman Valid Tingkat Keeratan Hubungan
Tingkat Variabel X dan Y
Agama
1. P1 0,672** Hubungan sedang atau cukup
2. P2 0,510* Hubungan sedang atau cukup
3. P3 0,525* Hubungan sedang atau cukup
4. P4 0,671** Hubungan sedang atau cukup
5. P5 0,488* Hubungan sedang atau cukup
6. P6 0,633** Hubungan sedang atau cukup
7. P7 0,855** Hubungan kuat atau tinggi
8. P8 0,686** Hubungan sedang atau cukup
9. P9 0,783** Hubungan kuat atau tinggi
10. P10 0,448* Hubungan sedang atau cukup

Pada tabel 4 tingkat keeratan hubungan pemahaman tingkat

agama variabel X dan Y adalah hubungan sedang atau cukup pada

pertanyaan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, dan 10 yaitu antara > 0,40 - < 0,70.

Sedangkan

hubungan tinggi pada pertanyaan 7 dan 9 yaitu > 0,70 - < 0,90.

Sengkan hasil uji validitas peranan keluarga dapat disajikan pada

tabel 5 yaitu sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Peran Keluarga


No Keluarga Valid Tingkat Keeratan Hubungan
Variabel X dan Y
1. K1 0,737** Hubungan kuat atau tinggi
2. K2 0,473* Hubungan sedang atau cukup
3. K3 0,632** Hubungan sedang atau cukup
4. K4 0,704** Hubungan kuat atau tinggi
5. K5 0,583** Hubungan sedang atau cukup
6. K6 0,671** Hubungan sedang atau cukup
7. K7 0,564** Hubungan sedang atau cukup
8. K8 0,550** Hubungan sedang atau cukup
9. K9 0,793** Hubungan kuat atau tinggi
10. K10 0,523* Hubungan sedang atau cukup

Pada tabel 5 tingkat keeratan hubungan keluarga variabel X dan

Y adalah hubungan sedang atau cukup pada pertanyaan 2, 3, 5, 6, 7,

34
8,

35
dan 10 yaitu antara > 0,40 - < 0,70. Sedangkan hubungan tinggi pada

pertanyaan 1, dan 9 yaitu > 0,70 - < 0,90. Sengkan hasil uji validitas

sumber informasi dapat disajikan pada tabel 6 yaitu sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Uji Validitas Sumber Informasi


No Sumber Valid Tingkat Keeratan Hubungan
Informasi Variabel X dan Y
1. S1 0,505* Hubungan sedang atau cukup
2. S2 0,780* Hubungan kuat atau tinggi
3. S3 0,549* Hubungan sedang atau cukup
4. S4 0,505* Hubungan sedang atau cukup
5. S5 0,615** Hubungan sedang atau cukup
6. S6 0,459 * Hubungan sedang atau cukup
7. S7 0,461* Hubungan sedang atau cukup
8. S8 0,505* Hubungan sedang atau cukup
9. S9 0,789** Hubungan kuat atau tinggi
10. S10 0,878** Hubungan kuat atau tinggi
11. S11 0,468* Hubungan sedang atau cukup
12. S12 0,452* Hubungan sedang atau cukup
13. S13 0,535* Hubungan sedang atau cukup

Pada tabel 6 tingkat keeratan hubungan sumber informasi

variabel X dan Y adalah hubungan sedang atau cukup pada

pertanyaan 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, dan 13 yaitu antara > 0,40 -

< 0,70. Sedangkan

hubungan rendah pada pertanyaan 2, 9, dan 10 yaitu > 0,70 - < 0,90.

Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan alfa cronbach.

Rumus alfa cronbach adalah sebagai berikut:

r k  2

 t
11= .
 k  11   2
 
 t 
Keterangan :

r11 : reabilitas instrumen

k : banyaknya bulir soal

36
 2 : jumlah varians bulir
t

2
t : Varians total

Standar reabilitasnya adalah jika nilai hitung r lebih besar (>) dari

nilai tabel r (0,444), maka instrumen dinyatakan reliabel (Sambas dan

Maman, 2007).

Berdasarkan hasil uji reabilitas yang dilakukan pada masing-

masing instrumen alfa cronbachnya pengetahuan tentang seks

pranikah reabilitas instrumen adalah (0,752), pemahaman tingkat

agama (0,751), peran keluarga (0,768), dan sumber informasi adalah

(0,752) hasilnya lebih dari nilai r tabel yaitu (>0,6) sehingga

dinyatakan reliabel.

c. Pedoman wawancara

1) Wawancara yaitu wawancara yang mengkombinasikan antara

wawancara tidak terpimpin dan wawancara terpimpin. Meskipun

terdapat unsur kebebasan, tetapi ada pengaruh pembicaraan secara

tegas dan mengarah.

2) Pedoman wawancara terdiri dari 11 pertanyaan dengan topik

berupa perilaku sek pranikah dengan obyek diri sendiri dan orang

lain.

3) Perilaku seks pranikah dapat dikategorikan menjadi 3 kategori

yaitu kategori baik, sedang, dan buruk. Kategori perilaku baik

hasil

37
ukurnya (0-3), kategori sedang hasil ukurnya (4-7), dan kategori

buruk hasil ukurnya (8-11).

H. Pengolahan

Data yang telah terkumpul kemudian diolah (editing, coding, entry, dan

tabulating data).

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan, kejelasan makna jawaban,

konsistensi maupun kesalahan antar jawaban pada kuesioner.

2. Coding, yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan proses


pengolahan data.

3. Entry, memasukkan data untuk diolah menggunakan komputer.

4. Tabulating, yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang diteliti


guna memudahkan analisis data.

I. Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis univariat
Analisis univariat (analisis presentase) yaitu analisis yang digunakan

untuk mendapatkan gambaran distribusi responden serta

menggambarkan variabel bebas dan variabel terikat.

2. Analisis bivariat
Dilakukan untuk menguji hubungan variabel bebas dan variabel terikat

dengan uji statistik chi square (X2). Syarat uji chi square antara lain

pengamatan harus bersifat independen, dan hanya digunakan data diskrit

38
dan kontinu yang telah dikelompokkan menjadi kategori (Budiarto,

2001). Sebelum dilakukan uji chi square dilakukan uji normalitas data.

Uji normalitas data merupakan uji keselarasan untuk mengetahui apakah

suatu populasi berdistribusi normal atau tidak. Hal ini merupakan uji

persyaratan, untuk mengetahaui bahwa sampel yang diambil berasal dari

distribusi normal (Budiyono, 2004). Pengujian normalitas menggunakan

metode Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan pengambilan keputusan

jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima atau data berdistribusi

normal, sedangkan jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak atau data

tidak berdistribusi normal (Santoso, 2000). Analisis chi square dilakukan

dengan mengunakan SPSS 15 dengan tingkat signifikan p>0,05 (taraf

kepercayaan 95%). Dasar pengambilan keputusan dengan tingkat

kepercayaan 95% :

a. Jika nilai sig p > 0,05 maka hipotesis penelitian diterima.

b. Jika nilai sig p< 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak (Budiarto, 200).

3. Analisis multivariat
Menguji pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat

yaitu dengan menggunakan analisis regresi ganda (multiple regression).

Analisis regresi ganda digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah

variabel terikat dengan beberapa variabel bebas. Tujuannya adalah untuk

menggunakan nilai-nilai variabel bebas yang diketahui, untuk

meramalkan variabel terikat. Menurut Irianto (2004) beberapa syarat

yang harus dipenuhi dalam regresi ganda adalah:

39
a. Sampel harus diambil secara acak (random) dari populasi yang

berdistribusi normal

b. Data variabel terikat harus berskala interval atau skala ratio,

sedangkan variabel bebas tidak harus interval atau ratio tetapi bisa

juga untuk data yang berskala lebih rendah.

c. Variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai hubungan secara

teoritis, dan melalui perhitungan korelasi sederhana yang dapat diuji

signifkansi hubungan tersebut. Jika tidak mempunyai hubungan

sederhana yang signifikan maka korelasi ganda tidak akan signifikan.

d. Persamaan regresinya harus linier.

Bentuk persamaan regresi ganda variabel bebas k buah adalah sbb:

Y = a +b1 X1 + b2 X2 + b3X3 +.........+ bk Xk

Untuk menghitung koefisien regresinya digunakan persamaan sebanyak

k + 1 buah, yaitu: ∑Y = an + b1 ∑ X2 + b2 ∑ X2 + b3 ∑ X3..............+ bk ∑ Xk

∑X1Y = a ∑ X1 + b1 ∑ X21 + b2 ∑ X1 X2 + b3 ∑ X1X3.................+ bk ∑ X1Xk

∑X2Y = a ∑ X2 + b1 ∑ X1X2+ b2 ∑ X1 X22 + b3 ∑ X2X3...............+ bk ∑ X2Xk


..............
∑X3Y = a ∑ X3 + b1 ∑ X1X3+ b2 ∑ X2 X 3 + b3 ∑ X2X2 + bk ∑ X3Xk
3

∑XkY = a ∑ Xk + b1 ∑ X1Xk+ b2 ∑ X2 X k + b3 ∑ X2Xk.................+ bk ∑ X2k

Analisis regresi ganda dilakukan apabila terdapat hubungan yang erat

antara variabel bebas dengan variabel terikat (Irianto A, 2004). Analisis

data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0. Dasar

pengambilan keputusan penerimaan hipotesis berdasarkan tingkat

signifikan (nilai p) sebesar 95%:

40
a. Jika nilai sig p < 0,05 maka hipotesis ditolak.

b. Jika nilai sig p ≥ 0,05 maka hipotesis diterima (Sulaiman W, 2004).

41
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada remaja SMA di Surakarta yang pernah

atau sedang pacaran dengan usia 15-18 tahun. Populasi dalam penelitian ini

adalah remaja SMA N 1, SMA N 2, SMA N 6, SMA Batik 2 Surakarta dan

SMA Warga Surakarta. Gambaran umum pada masing-masing SMA dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. SMA Negeri 1 Surakarta


SMA Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu SMA Negeri yang

terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 27

kelas. Kelas X terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 351

orang, sedangkan kelas XI terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA

sebanyak 5 kelas, IPS 4 kelas dan SBI sebanyak 1 kelas dengan jumlah

siswa sebanyak 401 orang. Kelas XII terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari

IPA sebanyak 5 kelas, IPS 4 kelas dan SBI sebanyak 1 kelas dengan

jumlah siswa sebanyak 342 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa

SMA Negeri 1 Surakarta sebanyak 1.094 orang.

2. SMA Negeri 2 Surakarta


SMA Negeri 2 Surakarta merupakan salah satu SMA Negeri yang

terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 28

kelas. Kelas X terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 348

orang,

42
sedangkan kelas XI terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 3

kelas dan IPS sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 369

orang. Kelas XII terdapat 9 kelas yang terdiri dari IPA sebanyak 3 kelas

dan IPS sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 353 orang,

sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Negeri 2 Surakarta sebanyak

1.070 orang.

3. SMA Negeri 6 Surakarta


SMA Negeri 6 Surakarta merupakan salah satu SMA Negeri yang

terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 24

kelas. Kelas X terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 351

orang, sedangkan kelas XI terdiri dari 9 kelas yang terdiri dari IPA

sebanyak 3 kelas, IPS 4 kelas dan Bahasa 2 kelas dengan jumlah siswa

sebanyak 261 orang. Kelas XII terdiri dari 8 kelas yang terdiri IPA

sebanyak 3 kelas, IPS 4 kelas, dan Bahasa 1 kelas dengan jumlah siswa

sebanyak 304 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Negeri 6

Surakarta sebanyak 916 orang.

4. SMA Batik 2 Surakarta


SMA Batik 2 Surakarta merupakan salah satu SMA swasta yang

terletak di Kecamatan Laweyan dan memiliki fasilitas sebanyak 24 kelas.

Kelas X terdiri dari 8 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 342 orang,

sedangkan kelas XI terdiri dari 8 kelas, IPA sebanyak 2 kelas dan IPS 6

kelas dengan jumlah siswa sebanyak 280 orang. Kelas XII terdiri dari 8

kelas IPA sebanyak 2 kelas dan IPS 6 kelas dengan jumlah siswa

sebanyak

43
292 orang, sehingga jumlah keseluruhan siswa SMA Batik 2 Surakarta

sebanyak 914 orang.

5. SMA Warga Surakarta


SMA Warga Surakarta merupakan salah satu SMA Swasta yang

terletak di Kecamatan Banjarsari dan memiliki fasilitas sebanyak 17

kelas. Kelas X terdiri dari 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 231

orang, sedangkan kelas XI terdiri dari 5 kelas yang terdiri dari IPA

sebanyak 1 kelas dan IPS 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 139

orang. Kelas XII terdiri dari 6 kelas terdiri dari IPA sebanyak 1 kelas dan

IPS 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 170 orang, sehingga jumlah

keseluruhan siswa SMA Warga Surakarta sebanyak 540 orang.

B. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah remaja SMA di Surakarta yang

pernah atau sedang pacaran dengan usia 15-18 tahun, populasi dalam

penelitian ini adalah remaja SMA N 1, SMA N 2, SMA N 6, SMA Batik 2

Surakarta dan SMA Warga Surakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini

sebanyak 114 siswa. Hasil analisis karakteristik responden dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Umur
Distribusi umur responden persentase terbesar adalah umur 17

tahun yaitu sebanyak 73 orang (64,0%). Sedangkan persentase terkecil

44
adalah umur 15 tahun yaitu 13 orang (11,4%). Hasil analisis karakteristik

responden disajikan pada tabel 7.

Tabel 7. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persentase (%)


15 Tahun 13 11,4
16 Tahun 28 24,6
17 Tahun 73 64,0
Jumlah 114 100

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa persentase terbesar umur

responden adalah 17 tahun yaitu sebanyak 73 orang (64,0%). Sedangkan

persentase terkecil adalah umur 15 tahun yaitu 13 orang (11,4%).

2. Jenis Kelamin
Distribusi jenis kelamin responden persentase terbesar adalah

perempuan yaitu sebanyak 71 orang (62,3%). Sedangkan persentase

terkecil adalah laki-laki yaitu sebanyak 43 orang (37,7%). Karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada tabel 8.

Tabel 8. Gambaran Karakteristik Responden berdasarkan Jenis


Kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 43 37,7
Perempuan 71 62,3
Jumlah 114 100

Berdasarkan tabel tabel 8 menunjukkan proporsi terbesar adalah

perempuan yaitu 71 orang (62,3%). Sedangkan proporsi terkecil adalah

laki-laki yaitu sebanyak 43 orang (37,7%).

45
3. Pendidikan Orang Tua
Distribusi pendidikan orang tua responden adalah tidak sekolah

yaitu sebanyak 16 orang (14,0%), SD yaitu sebanyak 19 orang (16,7%),

SMP yaitu sebanyak 18 orang (15,%), SMA yaitu sebanyak 44 orang

(38,6%) dan perguruan tinggi yaitu sebanyak 17 orang (14,9%). Proporsi

terbesar pendidikan orang tua adalah SMA. Karakteristik responden

berdasarkan pendidikan orang tua disajikan pada tabel 9.

Tabel 9. Gambaran Karakteristik Responden


berdasarkan Pendidikan Orang Tua

Pendidikan Orang Tua Frekuensi Persentase (%)


Tidak Sekolah 16 14,0
SD 19 16,7
SMP 18 15,8
SMA 44 38,6
Perguruan Tinggi 17 14,9
Jumlah 114 100

Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa persentase terbesar

pendidikan orang tua adalah lulusan SMA yaitu 44 orang (38,6%).

Sedangkan yang terendah adalah tidak sekolah yaitu sebanyak 16 orang

(14,0%).

C. Hasil Penelitian

1. Pengetahuan tentang seks pranikah

Hasil penelitian tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks

pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan bahwa

kemampuan remaja dalam memahami dan mengetahui tentang perilaku

seks pranikah dan dampak perilaku seks pranikah dalam kategori baik

dengan persentase

46
terbesar yaitu sebanyak 94 orang (82,5%). Sedangkan pengetahuan

remaja yang tidak baik dengan persentase terkecil sebanyak 20 orang

(17,5%).

2. Pemahaman tingkat agama


Pemahaman tingkat agama menunjukkan bahwa kemampuan

remaja dalam memahami dan mengetahui tentang agama seperti pacaran

menurut agama, melakukan seks pranikah menurut agama, dan dampak

perilaku seks pranikah menurut agama dalam kategori baik dengan

persentase terbesar yaitu sebanyak 76 orang (66,7%) menjawab dengan

benar. Sedangkan pengetahuan agama yang tidak baik dengan persentase

terkecil yaitu sebanyak 38 orang (33,3%).

3. Sumber informasi
Sumber informasi yang diperoleh remaja tentang perilaku seks

pranikah dengan persentase terbesar sebanyak 73 orang (64,0%), dalam

kategori sedikit (kurang dari atau sama dengan 7) dari sumber-sumber

yang ada, seperti internet, TV, HP, VCD, video porno, teman, radio,

poster, koran, buku bacaan, majalah, dan brosur. Sedangkan informasi

yang diperoleh remaja dalam persentase terkecil yaitu 41 orang (36,0%),

kategori banyak (lebih dari 7), dari sumber-sumber yang ada, seperti

internet, TV, HP, VCD, video porno, teman, radio, poster, koran, buku

bacaan, brosur, majalah, dan sebagainya, yang dapat mempengaruhi

perilaku seks pranikah remaja.

47
4. Peran keluarga
Keadaan keluarga atau situasi keluarga remaja dalam hal

komunikasi dengan orang tua, orang tua yang tidak bercerai, dan remaja

yang tinggal bersama orang tua termasuk dalam kategori baik dengan

persentase terbesar yaitu sebanyak 77 orang (67,5%). Sedangkan

kategori yang tidak baik dengan persentase terkecil yaitu sebanyak 37

orang (32,5%).

5. Perilaku seks pranikah


Bentuk perilaku seks pranikah remaja SMA di Surakarta adalah

melakukan ciuman bibir sebanyak 93 orang (81,6%), masturbasi

sebanyak 23 orang (20,2%), menonton video porno sebanyak 101 orang

(88,6%), dan hubungan seksual sebanyak (5,2%). Perilaku seks pranikah

pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan sebagian besar perilaku

seks pranikah remaja dalam kategori baik yaitu sebanyak 50 orang

(43,9%), kategori sedang sebanyak 46 orang (40,4%), dan kategori buruk

sebanyak 18 orang (15,8%). Secara ringkas hasil penelitian disajikan

pada tabel 10.

48
Tabel 10.Gambaran Karakteristik Responden tentang Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di
Surakarta

Variabel Frekuensi Persentase (%)


1. Pengetahuan
a. Baik 94 82,5
b. Tidak baik 20 17,5
Jumlah 114 100

2. Pemahaman tingkat agama


a. Baik 76 66,7
b. Tidak baik 38 33,3
Jumlah 114 100

3. Sumber informasi
a. Banyak 41 36,0
b. Sedikit 73 64,0
Jumlah 114 100

4. Peran keluarga
a. Baik 77 67,5
b. Tidak baik 37 32,5
Jumlah 114 100

5. Perilaku seks pranikah 50 43,9


a. Baik 46 40,4
b. Sedang 18 15,8
c. Buruk 114 100
Jumlah

D. Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh hasil pengujian

normalitas Kolmogorov Smirnov yang disajikan pada tabel 11 sebagai

berikut:

49
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Kolomogorov Smirnov

Variabel Kolmogorov Smirnov Z P Keterangan


Pengetahuan 1,271 0,079 Normal
Pemahaman Agama 1,351 0,052 Normal
Sumber Informasi 1,356 0,051 Normal
Keluarga 1,311 0,064 Normal
Perilaku Seks Pranikah 1,266 0,081 Normal

Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan menggunakan

kolmogorov smirnov di atas diketahui bahwa untuk variabel pengetahuan

diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,079 > 0,05, variabel pemahaman

agama diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,052 > 0,05, variabel sumber

informasi diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,051 > 0,05, variabel

keluarga diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,064 > 0,05, dan variabel

perilaku seks pranikah diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,081 > 0,05;

sehingga Ho diterima, artinya data berdistribusi normal.

E. Hasil Analisis Hubungan

1. Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku seks pranikah

Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku seks pranikah

pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan bahwa remaja yang

pengetahuannya baik dengan perilaku seks pranikah yang baik sebanyak

45 orang (39,5%), lebih tinggi dari pada perilaku seks pranikah yang

sedang yaitu sebanyak 38 orang (33,3%), dan yang buruk yaitu 11 orang

(9,6%). Sedangkan yang pengetahuannya tidak baik dengan perilaku

seks

50
pranikah yang baik sebanyak 5 orang (4,4%) lebih rendah dibandingkan

dengan perilaku seks pranikah yang buruk yaitu sebanyak 7 orang (6,1%)

dan yang sedang sebanyak 8 orang (7,0%). Hal ini disajikan pada tabel

12 yaitu sebagai berikut:

Tabel 12. Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku


Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta

Perilaku Seks Pranikah Jumlah

Pengetahuan Baik Sedang Buruk


Frek % Frek % Frek % Frek %
Baik 45 39,5 38 33,3 11 9,6 94 82,5
Tidak baik 5 4,4 8 7,0 7 6,1 20 17,5
Jumlah 50 43,9 46 40,4 18 15,8 114 100

2. Hubungan antara pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks

pranikah

Hubungan antara pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks

pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan bahwa remaja

yang pemahaman tingkat agamanya baik dengan perilaku seks pranikah

yang baik sebanyak 42 orang (36,8%) lebih tinggi daripada perilaku seks

pranikah yang sedang yaitu 26 orang (22,8%), dan yang buruk yaitu 8

orang (7,0%). Sedangkan remaja yang pemahaman tingkat agamanya

tidak baik dengan perilaku seks pranikah yang baik yaitu 8 orang (7,0%)

lebih rendah dibandingkan dengan perilaku seks pranikah yang buruk

yaitu

10 orang (8,8%), dan yang sedang yaitu 20 orang (17,5%). Hal ini

disajikan pada tabel 13 yaitu sebagai berikut:

51
Tabel 13. Distribusi Hubungan Pemahaman Tingkat Agama dengan
Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta

Pemahaman Perilaku Seks Pranikah Jumlah


Tingkat Baik Sedang Buruk
Agama
Frek % Frek % Frek % Frek %
Baik 42 36,8 26 22,8 8 7,0 66 66,7
Tidak baik 8 7,0 20 17,5 10 8,8 33 33,3
Jumlah 50 43,9 46 40,4 53 15,8 114 100

3. Hubungan antara sumber informasi dengan perilaku seks pranikah

Hubungan antara sumber informasi dengan perilaku seks

pranikah pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan bahwa remaja

yang sumber informasinya sedikit dengan perilaku seks pranikah yang

baik sebanyak 39 orang (34,2%) lebih tinggi daripada perilaku seks

pranikah yang sedang yaitu sebanya 25 orang (21,9%), dan yang buruk

yaitu 9 orang (7,9%). Sedangkan remaja yang sumber informasinya

banyak dengan perilaku seks pranikah yang baik sebanyak 11 orang

(9,6%) lebih rendah dibandingkan dengan perilaku seks pranikah yang

sedang yaitu 21 orang (18,4%). Hal ini disajikan pada tabel 14 yaitu

sebagai berikut:

Tabel 14. Distribusi Hubungan Sumber Informasi dengan Perilaku


Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta

Sumber Perilaku Seks Pranikah Jumlah


Informasi Baik Sedang Buruk
Frek % Frek % Frek % Frek %
Banyak 11 9,6 21 18,4 9 7,9 41 36,0
Sedikit 39 34,2 25 21,9 9 7,9 73 64,0
Jumlah 50 43,9 46 40,4 18 15,8 114 100

52
4. Hubungan antara peran keluarga dengan perilaku seks pranikah

Hubungan antara peranan keluarga dengan perilaku seks pranikah

pada remaja SMA di Surakarta menunjukkan remaja yang kondisi

keluarganya baik dengan perilaku seks pranikah yang baik yaitu

sebanyak 47 orang (41,2%) lebih tinggi daripada perilaku seks pranikah

yang sedang yaitu 24 orang (21,1%), dan yang buruk yaitu 6 orang

(5,3%). Sedangkan peranan keluarganya yang tidak baik dengan perilaku

seks pranikah yang baik yaitu sebanyak 3 orang (2,6%), lebih rendah

dibandingkan dengan perilaku seks pranikah yang sedang yaitu 24 orang

(21,1%), dan yang buruk yaitu 12 orang (10,5%). Hal ini disajikan pada

tabel 15 yaitu sebagai berikut:

Tabel 15. Distribusi Hubungan Keluarga dengan Perilaku Seks


Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta

Perilaku Seks Pranikah


Jumlah
Keluarga Baik Sedang Buruk
Frek % Frek % Frek % Frek %
Baik 47 41,2 24 21,1 6 5,3 67 67,5
Tidak baik 3 2,6 22 19,3 12 10,5 37 32,5
Jumlah 50 43,9 46 40,4 18 15,8 114 100

F. Hasil Analisis Bivariat

Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square (2) untuk menguji

hubungan variabel bebas dan variabel terikat pada kelima variabel

pengetahuan, pemahaman tingkat agama, media, dan keluarga menunjukkan

berhubungan secara signifikan. Pengetahuan berhubungan dengan perilaku

seks pranikah remaja (pvalue = 0,022 < 0,05), pemahaman tingkat agama

berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja, (pvalue = 0,002 < 0,05),

53
sumber informasi berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja (pvalue =

0,022 < 0,05), dan peranan keluarga berhubungan dengan perilaku seks

pranikah remaja (pvalue = 0,000 < 0,05). Pengujian ini dilakukan dengan

menggunakan bantuan program komputer SPSS 15.0 for windows, adapun

hasilnya disajikan pada tabel 16 yaitu sebagai berikut:

Tabel 16. Ringkasan Hasil Uji Chi Square

Variabel Nilai 2 p-value Keterangan


Pengetahuan 7,637 0,022 H0 ditolak
Pemahaman Agama 12,890 0,002 H0 ditolak
Sumber Informasi 7,648 0,022 H0 ditolak
Keluarga 30,531 0,000 H0 ditolak

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan untuk mengetahui

beberapa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat pada remaja

dapat dilanjutkan dengan menggunakan analisis regresi ganda. Masing-

masing variabel yang dapat dilakukan dengan analisis regresi ganda adalah

pengetahuan, pemahaman tingkat agama, peranan keluarga, dan sumber

informasi

G. Hasil Analisis Multivariat

Pengujian dilakukan dengan analisis regresi ganda (Multiple

Regresion) pada kelima variabel menunjukkan pengaruh (pvalue = 0,000 <

0,05). Pada variabel peranan keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada

remaja SMA di Surakarta menunjukkan nilai koefisien (-0,394) yang paling

tinggi dibandingkan dengan nilai koefisien variabel pengetahuan (-0,129),

54
pemahaman tingkat agama (-0,315), dan sumber informasi (0,201), sehingga

variabel peranan keluarga mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap

perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. Adapun hasilnya

disajikan pada tabel 17 yaitu sebagai berikut:

Tabel 17. Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda (Multiple Regresiaon)

Variabel Coefficients p-value Keterangan


Pengetahuan -0,129 0,000 H0 ditolak
Pemahaman Agama -0,315 0,000 H0 ditolak
Sumber Informasi 0,201 0,000 H0 ditolak
Keluarga -0,394 0,000 H0 ditolak

Bentuk persamaan regresi ganda variabel bebas k buah adalah sbb:

Y = a +b1 X1 + b2 X2 + b3X3 +.........+ bk Xk

Y= 10,041 - 0,129X1 - 0,315X2 + 0,201X3 - 0,394X4

R=91%

Konstanta= 10,041

Variabel pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi,

dan peran kelurga mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja yaitu

sebesar (91%) sedangkan sebesar (9%) dipengaruhi oleh faktor yang lain.

Jika tidak ada dukungan pengetahuan, pemahaman tingkat agama sumber

informasi, dan peran keluarga maka perilaku seks pranikah akan meningkat

sebesar 10 kali lipat untuk melakukan seks pranikah dan sebaliknya.

55
1. Pengetahuan

Tabel 17 menunjukkan pengaruh masing-masing variabel yaitu

pengetahuan dengan perilaku seks pranikah mempunyai hubungan yang

signifikan yaitu nilai p-value (0,000) dengan nilai koefisien (-0,129).

Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin baik

pengetahuan remaja tentang seks pranikah, maka perilaku seks pranikah

remaja semakin baik dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan

pengetahuan sebesar (0,129) maka terjadi penurunan perilaku seks

pranikah sebesar (0,129) dan sebaliknya.

2. Pemahaman tingkat agama

Pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks pranikah

mempunyai hubungan yang signifikan yaitu nilai p-value (0,000) dengan

nilai koefisien (-0,315). Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan

bahwa semakin baik pemahaman tingkat agama, maka perilaku seks

pranikah remaja semakin baik dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan

pemahaman tingkat agama sebesar (0,315) maka terjadi penurunan

perilaku seks pranikah sebesar (0,315) dan sebaliknya.

3. Sumber informasi

Sumber informasi dengan perilaku seks pranikah mempunyai

hubungan yang signifikan yaitu nilai p-value (0,000) dengan nilai

koefisien (0,201). Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa

semakin sedikit sumber informasi yang diperoleh remaja tentang seks

pranikah, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik dan

56
sebaliknya. Setiap ada peningkatan sumber informasi sebesar (0,201)

maka terjadi kenaikan perilaku seks pranikah sebesar (0,201) dan

sebaliknya.

4. Peran keluarga

Peran keluarga dengan perilaku seks pranikah mempunyai

hubungan yang signifikan yaitu nilai p-value (0,000) dengan nilai

koefisien (-0,394). Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa

semakin tinggi peran keluarga pada remaja, maka perilaku seks pranikah

remaja semakin baik dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan peran

keluarga sebesar (0,394) maka terjadi penurunan perilaku seks pranikah

sebesar (0,394) dan sebaliknya.

57
BAB V

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah remaja SMA di Surakarta yang

pernah atau sedang pacaran dengan usia 15-18 tahun, populasi dalam

penelitian ini adalah remaja SMA N 1, SMA N 2, SMA N 6, SMA Batik 2

Surakarta, dan SMA Warga Surakarta. Jumlah responden dalam penelitian

ini sebanyak 114 siswa. Berdasarkan Tabel 7 persentase terbesar umur

responden adalah 17 tahun yaitu sebanyak 73 orang (64,0%).

Menurut sarwono (2007), peran gender adalah bagian dari peran sosial

pula dan tidak hanya ditentukan oleh jenis kelamin orang yang

bersangkutan, tetapi oleh lingkungan dan faktor-faktor lainnya. Berdasarkan

jenis kelamin persentase terbesar adalah perempuan yaitu sebanyak 71 orang

(62,3%). Pada kehidupan psikologis remaja, perkembangan organ seksual

mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis.

Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap lawan jenis dipengaruhi

oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama periode pubertas (Santrock,

2003). Remaja perempuan lebih memperlihatkan bentuk tubuh yang menarik

bagi remaja laki-laki, demikian pula remaja pria tubuhnya menjadi lebih

kekar yang menarik bagi remaja perempuan (Rumini dan Sundari, 2004).

58
Berdasarkan tabel 9 pendidikan orang tua responden terbanyak adalah

lulusan SMA, sedangkan yang terendah adalah tidak sekolah. Menurut

Sarwono (2007), beberapa kasus pada remaja dikarenakan faktor pendidikan

orang tua, usia orang tua, gangguan emosional orang tua, dan faktor sosial

ekonomi. Orang tua, dan tokoh masyarakat dalam memberikan informasi

tentang kesehatan reproduksi kecil, kecilnya peranan orang tua, juga

pengetahuan orang tua sendiri tentang kesehatan reproduksi juga masih

rendah. Hal tersebut berdampak pada remaja karena mereka akan mencari

informasi tentang seks pranikah kepada orang lain dan dapat mengakibatkan

informasi yang mereka peroleh tidak tepat (Prayitno, 2008). Menurut

Sarwono (2007), tanpa adanya pengetahuan yang cukup pada remaja maka

isu-isu yang tidak benar tentang seks pranikah akan berkembang.

B. Analisis Bivariat (Hubungan)

Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square (2) untuk menguji

hubungan variabel bebas dan variabel terikat pada kelima variabel

pengetahuan, pemahaman tingkat agama, media, dan peranan keluarga

menunjukkan berhubungan secara signifikan. Pengetahuan berhubungan

dengan perilaku seks pranikah remaja (pvalue = 0,022 < 0,05), pemahaman tingkat

agama berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja, (pvalue = 0,002 <

0,05), sumber informasi berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja

(pvalue = 0,022 < 0,05), dan peranan keluarga berhubungan dengan perilaku seks

pranikah remaja (pvalue = 0,000 < 0,05).

59
1. Hubungan pengetahuan dengan perilaku seks pranikah pada remaja

Pengetahuan berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja

(pvalue = 0,022 < 0,05). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan

merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan yang baik

didukung oleh tingkat pengetahuan orang tua yang baik dalam

memberikan informasi tentang seks pranikah (Hurlock, 2004).

Menurut Syafrudin (2008), pengetahuan yang setengah-setengah

justru lebih berbahaya dari pada tidak tahu sama sekali. Pembentukan

pengetahuan sendiri dipengaruhi oleh faktor internal yaitu cara individu

dalam menanggapi pengetahuan tersebut dan eksternal yang merupakan

stimulus untuk mengubah pengetahuan tersebut menjadi lebih baik lagi.

Menurut Prayitno (2008), pengetahuan yang baik adalah responden

memahami dan mengerti tentang seks pranikah.

2. Hubungan pemahaman tingkat agama dengan perilaku seks

pranikah pada remaja

Pemahaman tingkat agama berhubungan dengan perilaku seks

pranikah remaja, (pvalue = 0,002 < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian

Kresnawati (2007), ada hubungan positif antara kecerdasan spiritual

dengan kemampuan pemecahan masalah pada remaja. Hasil analisis

deskriptif diperoleh bahwa pemahaman tingkat agama menunjukkan

bahwa kemampuan remaja dalam memahami dan mengetahui tentang

60
agama seperti pacaran menurut agama, melakukan seks pranikah

menurut agama, dan dampak perilaku seks pranikah menurut agama

dalam kategori baik sebanyak 76 orang (66,7%). Sedangkan kategori

tidak baik sebanyak 38 orang (33,3%). Pemahaman tingkat agama yang

baik pada remaja SMA di Surakarta didukung oleh pendidikan agama

yang cukup dari keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat, dimana

pendidikan agama selalu diberikan di sekolah sejak SD yang dimasukkan

ke dalam pelajaran kurikulum agama.

Pemahaman agama yang baik akan menumbuhkan perilaku yang

baik. Remaja memerlukan kemampuan pemecahan masalah yang baik,

sehingga remaja mampu menyelesaikan masalah mereka dengan efektif.

Orang tua perlu memberikan bekal materi, intelektual yang berupa

pendidikan formal, serta bekal spiritual yang berupa pendidikan agama

bagi remaja. Pemahaman tingkat agama yang baik menghasilkan tauhid

dan kepercayaan terhadap remaja untuk menghindari perilaku yang

menyimpang.

Berdasarkan hasil penelitian Adawiyah (2007), ada perbedaan

yang sangat signifikan antara perilaku dengan hubungan seksual

pranikah antara remaja yang religiusitasnya tinggi dengan remaja yang

religiusitasnya rendah. Remaja yang religiusitasnya tinggi menunjukkan

perilaku terhadap hubungan seksual pranikah rendah (menolak),

sedangkan remaja yang religiusitasnya rendah menunjukkan perilaku

terhadap hubungan seksual pranikah tinggi (menerima).

61
3. Hubungan sumber informasi dengan perilaku seks pranikah pada

remaja

Sumber informasi berhubungan dengan perilaku seks pranikah

remaja (pvalue = 0,022 < 0,05). Sumber informasi remaja SMA di

Surakarta yang diperoleh tentang perilaku seks pranikah sebanyak 73

orang (64,0%), dalam kategori sedikit (kurang dari atau sama dengan 7)

dari sumber- sumber yang ada seperti internet, TV, HP, VCD, video

porno, teman, radio, poster, koran, buku bacaan, majalah, dan brosur.

Sedangkan sumber informasi yang diperoleh remaja yaitu 41 orang

(36,0%), dalam kategori banyak yaitu (lebih dari 7) dari sumber-sumber

yang ada seperti internet, TV, HP, VCD, video porno, teman, radio,

poster, koran, buku bacaan, majalah, dan brosur yang dapat

mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja. Berdasarkan hasil yang

diperoleh remaja SMA di Surakarta menonton video porno sebanyak

(88,6%), remaja memperoleh informasi tersebut lebih banyak dari

handpone dan internet. Biasanya mereka menonton bersama teman-

temannya di sekolah dan di luar rumah. Sumber informasi yang

diperoleh remaja lebih banyak diperoleh dari luar seperti internet, teman

dan media dari pada orang tuanya.

Seringkali remaja merasa bahwa orang tuanya menolak

membicarakan masalah kesehatan reproduksi sehingga mereka kemudian

mencari alternatif sumber informasi lain seperti teman atau media massa

(Syafrudin, 2008). Remaja sering kali disuguhi majalah, film, acara

televisi, lagu, iklan, dan produk-produk yang berdaya khayal dan

62
mengandung pesan ke arah seksual yang merupakan pelengkap konsep

realita masyarakat yang dikenal dengan pornografi, merangsang gairah

seksual, mendorong orang gila seks, meruntuhkan nilai-nilai moral. Hasil

studi Pustaka Komunikasi FISIP UI (2005), menunjukkan bahwa

ketersediaan dan kemudahan menjangkau produk media pornografi

merupakan faktor stimulan utama bagi remaja untuk melakukan perilaku

seksual pranikah.

Beberapa kajian menunjukkan bahwa remaja sangat

membutuhkan informasi mengenai persoalan seksual dan reproduksi.

Remaja seringkali memperoleh informasi yang tidak akurat mengenai

kesehatan reproduksi dari teman-teman mereka, bukan dari petugas

kesehatan, guru atau orang tua (Saifuddin dan Hidayana, 1999). Teman-

teman yang tidak baik berpengaruh terhadap munculnya perilaku seks

menyimpang (Hady, 2009). Sehingga informasi yang baik dan akurat

diperlukan oleh remaja untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat

menimbulkan perilaku seksual yang menyimpang (Anonim, 2009).

4. Hubungan peran keluarga dengan perilaku seks pranikah pada

remaja

Peran keluarga berhubungan dengan perilaku seks pranikah

remaja (pvalue = 0,000 < 0,05). Keadaan keluarga atau situasi keluarga

terhadap remaja SMA di Surakarta dalam hal komunikasi dengan orang

tua, orang tua yang tidak bercerai, dan remaja tinggal bersama orang

tua termasuk

63
dalam kategori baik yaitu sebanyak 77 orang (67,5%). Sedangkan yang

tidak baik yaitu sebanyak 37 orang (32,5%). Orang tua adalah tokoh

penting dalam perkembangan identitas remaja. Orang tua dapat

membangun hubungan dan merupakan sistem dukungan ketika remaja

menjajaki suatu dunia sosial yang lebih luas dan lebih kompleks.

Hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan

kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian

remaja dan sebaliknya, orang tua yang sering bertengkar akan

menghambat komunikasi dalam keluarga, dan remaja akan melarikan diri

dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian,

kematian, dan keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat

mempengaruhi perkembangan jiwa remaja.

Dalam hal komunikasi orang tua dengan remaja, remaja

seringkali merasa tidak nyaman atau tabu untuk membicarakan masalah

seksualitas dan kesehatan reproduksinya (Syafrudin, 2008). Remaja lebih

senang menyimpan dan memilih jalannya sendiri tanpa berani

mengungkapkan kepada orang tua. Hal ini disebabkan karena

ketertutupan orang tua terhadap anak terutama masalah seks yang

dianggap tabu untuk dibicarakan serta kurang terbukanya anak terhadap

orang tua karena anak merasa takut untuk bertanya (Dhede, 2002).

Komunikasi antara orang tua dengan remaja dikatakan berkualitas

apabila kedua belah pihak memiliki hubungan yang baik dalam arti bisa

saling memahami, saling mengerti, saling mempercayai dan menyayangi

64
satu sama lain, sedangkan komunikasi yang kurang berkualitas

mengindikasikan kurangnya perhatian, pengertian, kepercayaan dan

kasih sayang di antara keduanya (Hopson, 2002). Magdalena (2000) juga

mengemukakan bahwa komunikasi yang menguntungkan kedua belah

pihak, dalam hal ini antara orang tua dengan remaja adalah komunikasi

yang timbal balik, ada keterbukaan, spontan dan ada feedback dari kedua

pihak antara orang tua dan remaja.

Orang tua dalam memberikan informasi kesehatan reproduksi

kecil, kecilnya peranan orang tua untuk memberikan informasi kesehatan

reproduksi dan seksualitas disebabkan oleh rendahnya pengetahuan

orang tua mengenai kesehatan reproduksi serta masih menganggap tabu

membicarakan tentang kesehatan reproduksi. Apabila orang tua merasa

meiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang kesehatan

reproduksi, remaja lebih yakin dan tidak merasa canggung untuk

membicarakan topik yang berhubungan dengan masalah seks pranikah

(Hurlock, 2004).

Ketidaktahuan orang tua tentang kesehatan reproduksi, atau tidak

mengerti konsep pendidikan seks, remaja dapat mencari informasi di luar

rumah yang justru sering mengarahkan mereka pada solusi yang

menjerumuskan. Keluarga yang mengabaikan pengawasan terhadap

media informasi, remaja dapat dengan mudah meniru perilaku-perilaku

yang menyimpang (Hady, 2009). Peran orang tua sangat diperlukan

dalam memberikan informasi dan bimbingan tentang seksualitas kepada

anak remajanya.

65
C. Analisis Multivariat (pengaruh)

Persamaan regresi ganda variabel bebas k buah adalah sbb:

Y = a +b1 X1 + b2 X2 + b3X3 +.........+ bk Xk

Y= 10,041 - 0,129X1 - 0,315X2 + 0,201X3 - 0,394X4

R=91%

Konstanta= 10,041

Masing-masing variabel pengetahuan, pemahaman tingkat agama,

sumber informasi, dan peran kelurga mempengaruhi perilaku seks pranikah

remaja yaitu sebesar (91%). Sedangkan sebesar (9%) dipengaruhi oleh faktor

yang lain. Jika tidak ada dukungan pengetahuan, pemahaman tingkat agama

sumber informasi, dan peran keluarga maka perilaku seks pranikah akan

meningkat sebesar 10 kali lipat untuk melakukan seks pranikah. Menurut

Suryoputro (2006), faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku seksual

pranikah remaja adalah teman sebaya, aspek-aspek kesehatan reproduksi,

sikap terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, perilaku,

kerentanan yang dirasakan terhadap resiko, kesehatan reproduksi, gaya

hidup, pengendalian diri, aktifitas sosial, rasa percaya diri, usia, status

perkawinan, sosial-budaya, nilai dan norma sebagai pendukung sosial untuk

perilaku tertentu (Suryoputro, et al. 2006).

1. Pengetahuan tentang seks pranikah

Berdasarkan hasil p-value (0,000) dengan nilai koefisien (-0,129)

dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan remaja tentang

kesehatan reproduksi, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik

66
dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan pengetahuan sebesar (0,129)

maka terjadi penurunan perilaku seks pranikah sebesar (0,129) dan

sebaliknya.

Menurut Amrillah (2006), semakin tinggi pengetahuan kesehatan

reproduksi yang dimiliki remaja maka semakin rendah perilaku seksual

pranikahnya, sebaliknya semakin rendah pengetahuan kesehatan

reproduksi yang dimiliki remaja maka semakin tinggi perilaku seksual

pranikahnya

Pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, umur,

pengalaman, pekerjaan, pendapatan, budaya, dan pergaulan. Pengetahuan

yang tidak tepat, pengharapan yang tidak realistis, harga diri yang

rendah, takut tidak berhasil atau pesimis, menunjukan bahwa remaja

memiliki kepribadian yang belum matang dan emosi yang labil, sehingga

mudah terpengaruh melakukan hal-hal negatif, seperti melakukan

hubungan seks pranikah. Pengetahuan seksualitas yang baik dapat

menjadikan remaja memiliki tingkah laku seksual yang sehat dan

bertanggung jawab.

Pemahaman yang keliru mengenai seksualitas pada remaja

menjadikan mereka mencoba untuk bereksperimen mengenai masalah

seks tanpa menyadari bahaya yang timbul dari perbuatannya, dan ketika

permasalahan yang ditimbulkan oleh perilaku seksnya mulai

bermunculan, remaja takut untuk mengutarakan permasalahan tersebut

kepada orang tua. Menurut Sarwono (2003), manfaat pengetahuan

seksualitas adalah:

a) mengerti tentang perbedaan kesehatan reproduksi antara pria dan


67
wanita dalam keluarga, pekerjaan dan seluruh kehidupan yang selalu

berubah dan

68
berbeda dalam tiap masyarakat dan kebudayaan, b) mengerti tentang

peranan kesehatan reproduksi dalam kehidupan manusia, dan keluarga,

c) mengembangkan pengertian tentang diri sendiri sehubungan dengan

fungsi dan kebutuhan seks, d) membantu untuk mengembangkan

kepribadian sehingga remaja mampu untuk mengambil keputusan yang

bertanggung jawab. Pengetahuan kesehatan reproduksi yang diterima

oleh remaja dari sumber yang benar dapat menjadikan faktor untuk

memberikan dasar yang kuat bagi remaja dalam menyikapi segala

perilaku seksual yang semakin menuju kematangan (Miqdad, 2001).

Pengetahuan kesehatan reproduksi dapat menjadikan remaja

memiliki sikap dan tingkah laku seksual yang sehat dan bertanggung

jawab (Saringedyanti, 1999).

2. Pemahaman tingkat agama

Berdasarkan hasil (pvalue = 0,000 < 0,05) dengan nilai koefisien (-

0,315) dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi pemahaman tingkat

agama, maka perilaku seks pranikah remaja semakin rendah dan

sebaliknya. Setiap ada peningkatan pemahaman tingkat agama sebesar

(0,315) maka terjadi penurunan perilaku seks pranikah sebesar (0,315)

dan sebaliknya.

Berdasarkan hasil penelitian Idayanti (2002), menyimpulkan

bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara religiusitas

dengan perilaku seksual remaja yang sedang pacaran, di mana semakin

tinggi religiusitas maka perilaku seksual semakin rendah, dan sebaliknya.

69
Pemahaman tingkat agama mempunyai pengaruh terhadap perilaku seks

pranikah remaja, orang yang agamanya baik maka akan memiliki rasa

takut untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dan dilarang dalam

agamanya (Putri, 2007 ). Dalam agama dijelaskan bahwa janganlah

kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan

yang keji dan suatu jalan yang buruk. MUI menyatakan bahwa

menerapkan hukum zina sebagai solusi untuk memberantas seks bebas

(Siradj, 2002). Seseorang yang memiliki pemahaman tingkat agama yang

tinggi berpengaruh terhadap perilaku remaja untuk tidak melakukan hal-

hal yang dilarang oleh agama.

3. Sumber informasi

Berdasarkan hasil (pvalue = 0,000 < 0,05) dengan nilai koefisien

(0,201) dapat dinyatakan bahwa semakin sedikit sumber informasi yang

diperoleh remaja tentang seks pranikah, maka perilaku seks pranikah

remaja semakin baik dan sebaliknya. Setiap ada peningkatan sumber

informasi sebesar (0,201) maka terjadi kenaikan perilaku seks pranikah

sebesar (0,201) dan sebaliknya. Remaja akan terhindar dari keterlibatan

dengan seks pranikah, jika remaja dapat membicarakan masalah seks

dengan orang tuanya. Artinya, orang tua menjadi pendidik seksualitas

bagi anak remajanya (Syafrudin, 2008).

Menurut Rohmahwati (2008), paparan media massa, baik cetak

(koran, majalah, buku-buku porno) maupun elektronik (TV, VCD,

Internet), mempunyai pengaruh terhadap remaja untuk melakukan

70
hubungan seksual pranikah. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi

yang diperoleh remaja dari media massa belum digunakan untuk

pedoman perilaku seksual yang sehat dan bertanggung jawab. Justru

paparan informasi seksualitas dari media massa (baik cetak maupun

elektronik) yang cenderung bersifat pornografi dan pornoaksi dapat

menjadi referensi yang tidak mendidik bagi remaja. Remaja yang sedang

dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang

dilihat atau didengarnya dari media massa tersebut. Maka dari itu sumber

informasi yang baik dan bertanggung jawab diperlukan oleh remaja, agar

remaja tidak salah dalam mendapatkan sumber informasi.

4. Peran keluarga

Berdasarkan hasil (pvalue = 0,000 < 0,05) dengan nilai koefisien (-

0,394) dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi peran keluarga pada

remaja, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik dan

sebaliknya. Setiap ada peningkatan peran keluarga sebesar (0,394) maka

terjadi penurunan perilaku seks pranikah sebesar (0,394) dan sebaliknya.

Menurut Soetjiningsih (2006), bahwa makin baik hubungan orang tua

dengan anak remajanya, makin baik perilaku seksual pranikah remaja.

Hubungan orang tua remaja, mempunyai pengaruh terhadap perilaku

seksual pranikah remaja. Remaja yang melakukan hubungan seksual

sebelum menikah banyak diantaranya berasal dari keluarga yang bercerai

atau pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik dan perpecahan

(Kinnaird, 2003). Berdasarkan hasil penelitian SMA di Surakarta remaja

71
yang melakukan hubungan seksual pranikah sebanyak (5,2%) dan

mayoritas remaja melakukan hubungan seksual tersebut di luar rumah.

Dalam hal ini peran orang tua sangat dibutuhkan remaja untuk

menghindari perilaku seksual pranikah.

Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap remaja.

Remaja dalam keluarga yang bercerai lebih menunjukkan penyesuaian

dibandingkan dengan keluarga remaja yang utuh dengan kehadiran orang

tuanya. Orang tua yang sibuk, kualitas pengasuhan yang buruk, dan

perceraian orang tua, remaja dapat mengalami depresi, kebingungan, dan

ketidakmantapan emosi yang menghambat mereka untuk tanggap

terhadap kebutuhan remaja sehingga remaja dapat dengan mudah

terjerumus pada perilaku yang menyimpang seperti seks pranikah

(Santrock, 2005).

Konflik orang tua dengan remaja yang tarafnya sedang-sedang

saja berperan sebagai fungsi perkembangan positif yang meningkatkan

otonomi dan identitas. Sedangkan konflik berat menghasilkan berbagai

hasil dampak yang negatif yang dapat mengganggu jiwa remaja sehingga

dapat melakukan perilaku yang menyimpang seperti pergaulan bebas

(Santock, 2002). Orang tua dalam memberikan informasi tentang seks

pranikah kecil, kecilnya peranan orang tua untuk memberikan informasi

kesehatan reproduksi dan seksualitas disebabkan oleh rendahnya

pengetahuan orang tua mengenai kesehatan reproduksi serta masih

menganggap tabu membicarakan tentang seks pranikah. Apabila orang

tua merasa meiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang kesehatan

72
reproduksi, remaja lebih yakin dan tidak merasa canggung untuk

membicarakan topik yang berhubungan dengan masalah seks pranikah

(Hurlock, 2004). Sehingga dibutuhkan komunikasi yang baik antara

orang tua dengan remaja untuk membicarakan masalah seks pranikah.

73
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ada pengaruh secara signifikan antara pengetahuan terhadap perilaku

seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

2. Ada pengaruh secara signifikan antara sumber informasi terhadap

perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

3. Ada pengaruh secara signifikan antara tingkat pemahaman agama

(religiusitas) terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di

Surakarta.

4. Ada pengaruh secara signifikan antara peranan keluarga terhadap

perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

B. Saran

1. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk memasukkan

kurikulum kesehatan reproduksi diberikan kepada siswa-siswi melalui

bimbingan konseling yang lebih mendalam.

2. Bagi Siswa

Siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang seks pranikah,

pemahaman tingkat agama, dengan mencari informasi yang baik dan

74
akurat serta dapat memilih teman yang baik agar tidak terpengaruh

terhadap perilaku seks pranikah.

3. Bagi Keluarga

Orang tua dapat memberikan pengetahuan tentang seks pranikah

pada remaja sejak usia dini, pemahaman agama yang baik serta

memberikan informasi yang baik dan bertanggung jawab agar remaja

tidak salah dalam mendapatkan informasi yang dapat mempengaruhi

perilaku seks pranikah.

4. Bagi Peneliti Lain

Karena keterbatasan peneliti maka SMA kelas 3 dapat dijadikan

responden dalam penelitian selanjutnya, faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja seperti teman sebaya,

sosial budaya, pengendalian diri, gaya hidup, nilai dan norma dapat

diteliti oleh peneliti selanjutnya.

75
DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah R. 2007. Perbedaan Perilaku Terhadap Hubungan Seksual Pranikah


Ditinjau Dari Religiusitas. http://etd.library.ums.ac.id/go.php?id=jtptums-
gdl-s1-2007-rabiatulad-5614. Diakses pada tanggal 7 Februari 2009.

Putri M. A. 2007. Hubungan Antara Pengetahuan Seksualitas Dan Religiusitas


Dengan Intensi Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswi
http://etd.library.ums.ac.id/go.php?id=jtptums-gdl-s1-2007-citraanggi-4378.
Diakses pada tanggal 19 Januari 2009.

Depkes RI. 2006. Lebih 1,2 Juta Remaja Indonesia Sudah Lakukan Seks
Pranikah. http://karodalnet.blogspot.com/2008/08/lebih-12-juta-remaja-
indonesia-sudah.html. Diakses 7 Januari 2009.

Departemen Kesehatan RI. 2002. Modul Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta:


Departemen Kesehatan RI.

Fuad C, Radiono, s; Paramastri. I, 2003, Pengaruh Pendidikan Kesehatan


Seksual Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja dalam Upaya
Pencegahan Penularan HIV/AIDS di Kodia Yogyakarta. Berita
Kedokteran Masyarakat XIX/IXI – 60; UGM Yogyakarta.

Gunarsa Y.S.D. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta : Gunung Mulia.

Green L.W.,Kreuter M.W., 2000. Health Promotion Planning An educational adn


Environmental Approach. Maylield Publishing Company.

Hady. 2009. Pendidikan Seks Upaya Preventif Perilaku Seksual Pranikah


http://.wordpress.com/2009/02/24/pendidikan-seksupaya-preventif-perilaku-
seksual-pra-nikah/. Diakses pada Tanggal 13 Januari 2009.

Hurlock, E. B. 2004. Adolescent Development, Fourth Edition. Tokyo: Mc


Graw- Hill.

Idayanti N. 2002. Hubungan antara Religiusitas dengan Perilaku Seksual


Remaja yang Sedang Pacaran. http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?
mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1- 2002-idayanti2cn-5756-
seksual&q=Remaja . Diakses tgl 8 januari 2009

Irawati dan Prihyugiarto, I. 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap


Terhadap Perilaku Seksual Pria Nikah Pada Remaja Di Indonesia:
BKKBN.
Irianto A. 2004. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Prenata Media.

Kinnaird. 2003. Keluarga Makin Baik Hubungan Orangtua-Remaja Makin


Rendah Perilaku Seksual Pranikah http://www.kr.co.id/web/detail.php?
sid=186024&actmenu=45. Diakses pada Tanggal 6 Januari 2009.

Kresnawati. 2007. Hubungan antara kecerdasan spiritual dengan kemampuan


pemecahan masalah pada remaja. http://etd.library.ums.ac.id/go.php?
id=jtptums-gdl-s1-2007-kresnawati5530. Diakses pada tanggal 7 Februari
2009.

Monks F.J., Knoers A.M.P., Haditono S.R., 2002. Psikologi Perkembangan


Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Edisi Keempat Belas. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

Mu’tadin Z. 2002. Pendidikan Seksual Pada Remaja. Available at :


http//:www.e- psikologi.com. Diakses tanggal 26 April 2008.

Makmun A.S. 2003. Karakteristik Perilaku dan Pribadi padaMasa Remaja


http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/05/karakteristik-perilaku-
dan-pribadi-pada-masa-remaja. Diakses Tanggal 12 Januari 2009.

Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta.


Jakarta: Rineka C ipta.

Rohmahwati D.A., Lutfiati, A., Sri M., 2008. Pengaruh Pergaulan Bebas Dan
Vcd Porno Terhadap Perilaku Remaja Di Masyarakat.
http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=2569 Diakses Tanggal 29
November 2008

Rumini S. dan Sundari S. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT


Rineka Cipta.

Sarwono W.S. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta: Grafindo Persada.

Santock, J.W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup:


Jakarta: penerbit Erlangga.

Santrock, J.W. 2003. Adolescence : Perkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit


Erlangga. Alih bahasa oleh : Shinto B. A. dan S. Saragih.

Soetjiningsih dkk. 2004. Buku Ajar: Tumbuh Kembang Remaja dan


Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto.
Soetjiningsih.2006. Remaja Usia 15 - 18 Tahun Banyak Lakukan Perilaku
Seksual Pranikah.http://www.ugm.ac.id/index.php?
page=rilis&artikel=1659.
Diakses Tanggal 6 Januari 2009.

Sulaiman W. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS Contoh Kasus dan


Pemecahannya. Jakarta: Andi

Sugiarto., Siagian D., Lasmono T.S., Oetomo D.S., 2001. Teknik Sampling,
Jakarta: Gramedia pustaka utama.

Suryoputro A., Nicholas J.F., Zahroh S., 2006. Faktor-faktor yang


mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja Di Jawa Tengah: Implikasinya
Terhadap Kebijakan Dan Layanan Kesehatan Seksual Dan Reproduksi.
Makara Kesehatan. vol.10. no.1 juni 2006: 29-40.

Syafrudin. 2008. Remaja Dan Hubungan Seksual Pranikah


http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1799376-remaja-dan-hubungan
seksual-pranikah/ . Diakses pada tanggal 21 Januari 2009.

Stuart G.W. and Sundeen S.J. 1999. Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. New York : Mosby Year Book, Inc.

Taufik. 2005. Perilaku seks di surakarta.


http://elfarid.multiply.com/journal/item/306 Diakses 7 Januari
2009
DATA PENELITIAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH
PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

PENDIDIKAN PENGETAHUAN PEMAHAMAN TINGKAT AGAMA SUMBER INFORMASI KELUARGA PERILAKU SEKS
NO UMUR JENIS KELAMIN KET
ORANG TUA SKOR % KET SKOR % KET SKOR % KET SKOR % KET PRANIKAH REMAJA
1 16 Laki-laki SMP 9 53 Baik 6 60 Baik 13 100 Banyak 5 50 Tidak Baik 9 Buruk
2 17 Laki-laki SD 7 41 Tidak Baik 4 40 Tidak Baik 12 92 Banyak 6 60 Baik 3 Baik
3 17 Laki-laki SMA 9 53 Baik 5 50 Tidak Baik 3 23 Sedikit 4 40 Tidak Baik 7 Sedang
4 15 Laki-laki SMA 11 65 Baik 3 30 Tidak Baik 4 31 Sedikit 5 50 Tidak Baik 5 Sedang
5 15 Laki-laki P. TINGGI 13 76 Baik 7 70 Baik 3 23 Sedikit 7 70 Baik 3 Baik
6 16 Perempuan P. TINGGI 17 100 Baik 10 100 Baik 1 8 Sedikit 10 100 Baik 2 Baik
7 16 Perempuan SMA 13 76 Baik 6 60 Baik 9 69 Banyak 5 50 Tidak Baik 7 Sedang
8 16 Perempuan SMA 16 94 Baik 9 90 Baik 4 31 Sedikit 8 80 Baik 3 Baik
9 16 Perempuan SMA 14 82 Baik 7 70 Baik 9 69 Banyak 5 50 Tidak Baik 6 Sedang
10 16 Perempuan SMA 14 82 Baik 4 40 Tidak Baik 6 46 Sedikit 5 50 Tidak Baik 5 Sedang
11 16 Perempuan P. TINGGI 15 88 Baik 8 80 Baik 13 100 Banyak 7 70 Baik 2 Baik
12 16 Perempuan T. SEKOLAH 10 59 Baik 5 50 Tidak Baik 6 46 Sedikit 6 60 Baik 9 Buruk
13 17 Laki-laki SMP 14 82 Baik 10 100 Baik 6 46 Sedikit 9 90 Baik 2 Baik
14 17 Perempuan SMP 17 100 Baik 10 100 Baik 3 23 Sedikit 9 90 Baik 1 Baik
15 17 Perempuan SMA 11 65 Baik 3 30 Tidak Baik 3 23 Sedikit 3 30 Tidak Baik 6 Sedang
16 17 Laki-laki SMA 14 82 Baik 5 50 Tidak Baik 4 31 Sedikit 6 60 Baik 5 Sedang
17 17 Laki-laki SMA 14 82 Baik 9 90 Baik 4 31 Sedikit 9 90 Baik 3 Baik
18 17 Laki-laki SMA 14 82 Baik 5 50 Tidak Baik 8 62 Banyak 3 30 Tidak Baik 6 Sedang
19 17 Laki-laki T. SEKOLAH 4 24 Tidak Baik 7 70 Baik 4 31 Sedikit 3 30 Tidak Baik 5 Sedang
20 17 Laki-laki SMP 11 65 Baik 8 80 Baik 6 46 Sedikit 8 80 Baik 4 Sedang
21 17 Laki-laki SMP 16 94 Baik 8 80 Baik 8 62 Banyak 9 90 Baik 2 Baik
22 17 Laki-laki SMP 13 76 Baik 6 60 Baik 9 69 Banyak 6 60 Baik 7 Sedang
23 17 Laki-laki T. SEKOLAH 4 24 Tidak Baik 5 50 Tidak Baik 13 100 Banyak 3 30 Tidak Baik 9 Buruk
24 17 Laki-laki P. TINGGI 16 94 Baik 9 90 Baik 4 31 Sedikit 9 90 Baik 1 Baik
25 17 Perempuan T. SEKOLAH 4 24 Tidak Baik 7 70 Baik 6 46 Sedikit 7 70 Baik 5 Sedang
26 17 Perempuan SMA 11 65 Baik 8 80 Baik 6 46 Sedikit 7 70 Baik 4 Sedang
27 17 Perempuan SMP 17 100 Baik 10 100 Baik 1 8 Sedikit 9 90 Baik 2 Baik
28 17 Perempuan SD 14 82 Baik 3 30 Tidak Baik 5 38 Sedikit 4 40 Tidak Baik 6 Sedang
29 17 Perempuan SD 10 59 Baik 5 50 Tidak Baik 1 8 Sedikit 6 60 Baik 5 Sedang
30 17 Perempuan SD 11 65 Baik 5 50 Tidak Baik 6 46 Sedikit 7 70 Baik 4 Sedang
31 17 Perempuan SMA 9 53 Baik 9 90 Baik 1 8 Sedikit 9 90 Baik 2 Baik
32 17 Perempuan SMA 13 76 Baik 6 60 Baik 9 69 Banyak 6 60 Baik 7 Sedang
33 17 Perempuan SMA 17 100 Baik 9 90 Baik 4 31 Sedikit 8 80 Baik 2 Baik
34 17 Perempuan P. TINGGI 14 82 Baik 10 100 Baik 1 8 Sedikit 10 100 Baik 1 Baik
35 17 Perempuan P. TINGGI 10 59 Baik 7 70 Baik 6 46 Sedikit 7 70 Baik 5 Sedang
36 17 Perempuan P. TINGGI 11 65 Baik 8 80 Baik 6 46 Sedikit 7 70 Baik 4 Sedang
37 17 Laki-laki SD 10 59 Baik 4 40 Tidak Baik 13 100 Banyak 3 30 Tidak Baik 9 Buruk
38 17 Laki-laki SMP 14 82 Baik 9 90 Baik 6 46 Sedikit 9 90 Baik 2 Baik
39 17 Laki-laki T. SEKOLAH 4 24 Tidak Baik 5 50 Tidak Baik 5 38 Sedikit 6 60 Baik 6 Sedang
40 17 Laki-laki SD 15 88 Baik 3 30 Tidak Baik 5 38 Sedikit 4 40 Tidak Baik 8 Buruk
41 17 Laki-laki SD 14 82 Baik 3 30 Tidak Baik 4 31 Sedikit 5 50 Tidak Baik 5 Sedang
42 17 Perempuan P. TINGGI 16 94 Baik 10 100 Baik 8 62 Banyak 10 100 Baik 2 Baik
43 17 Perempuan SMA 17 100 Baik 10 100 Baik 5 38 Sedikit 10 100 Baik 1 Baik
44 17 Perempuan SMA 14 82 Baik 9 90 Baik 8 62 Banyak 8 80 Baik 5 Sedang
45 15 Perempuan SMA 11 65 Baik 9 90 Baik 6 46 Sedikit 9 90 Baik 4 Sedang
DATA PENELITIAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH
PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

PENDIDIKAN PENGETAHUAN PEMAHAMAN TINGKAT AGAMA SUMBER INFORMASI KELUARGA PERILAKU SEKS
NO UMUR JENIS KELAMIN KET
ORANG TUA SKOR % KET SKOR % KET SKOR % KET SKOR % KET PRANIKAH REMAJA
46 16 Laki-laki P. TINGGI 17 100 Baik 10 100 Baik 4 31 Sedikit 10 100 Baik 2 Baik
47 15 Laki-laki SD 13 76 Baik 6 60 Baik 9 69 Banyak 5 50 Tidak Baik 7 Sedang
48 15 Laki-laki SMA 16 94 Baik 9 90 Baik 5 38 Sedikit 10 100 Baik 3 Baik
15 Laki-laki SMP 7 41 Tidak Baik 7 70 Baik 12 92 Banyak 3 30 Tidak Baik 8 Buruk
49
17 Laki-laki SMP 13 76 Baik 5 50 Tidak Baik 1 8 Sedikit 6 60 Baik 3 Baik
50 16 Laki-laki SMA 12 71 Baik 7 70 Baik 4 31 Sedikit 8 80 Baik 3 Baik
51 16 Laki-laki SMA 14 82 Baik 10 100 Baik 1 8 Sedikit 8 80 Baik 2 Baik
52 16 Perempuan SMA 11 65 Baik 7 70 Baik 6 46 Sedikit 7 70 Baik 4 Sedang
53 15 Perempuan T. SEKOLAH 4 24 Tidak Baik 3 30 Tidak Baik 13 100 Banyak 5 50 Tidak Baik 9 Buruk
54 15 Perempuan T. SEKOLAH 9 53 Baik 9 90 Baik 4 31 Sedikit 4 40 Tidak Baik 8 Buruk
55 15 Perempuan SMA 13 76 Baik 7 70 Baik 8 62 Banyak 8 80 Baik 5 Sedang
56 15 Perempuan SMA 14 82 Baik 8 80 Baik 6 46 Sedikit 7 70 Baik 4 Sedang
57 15 Perempuan SMA 15 88 Baik 8 80 Baik 1 8 Sedikit 9 90 Baik 3 Baik
17 Perempuan P. TINGGI 13 76 Baik 6 60 Baik 9 69 Banyak 3 30 Tidak Baik 8 Buruk
58
17 Laki-laki P. TINGGI 16 94 Baik 10 100 Baik 5 38 Sedikit 10 100 Baik 2 Baik
59 17 Laki-laki T. SEKOLAH 9 53 Baik 5 50 Tidak Baik 7 54 Banyak 5 50 Tidak Baik 6 Sedang
60 16 Laki-laki T. SEKOLAH 10 59 Baik 3 30 Tidak Baik 1 8 Sedikit 6 60 Baik 5 Sedang
61 16 Laki-laki SMA 11 65 Baik 8 80 Baik 8 62 Banyak 6 60 Baik 4 Sedang
62 16 Perempuan SMA 17 100 Baik 10 100 Baik 1 8 Sedikit 9 90 Baik 2 Baik
63 16 Perempuan SMA 16 94 Baik 9 90 Baik 4 31 Sedikit 9 90 Baik 3 Baik
64 16 Perempuan SD 9 53 Baik 3 30 Tidak Baik 3 23 Sedikit 6 60 Baik 2 Baik
65 16 Perempuan SMP 11 65 Baik 7 70 Baik 2 15 Sedikit 7 70 Baik 6 Sedang
66 16 Laki-laki SD 10 59 Baik 4 40 Tidak Baik 7 54 Banyak 9 90 Baik 5 Sedang
16 Perempuan SD 7 41 Tidak Baik 4 40 Tidak Baik 5 38 Sedikit 6 60 Baik 9 Buruk
67
16 Laki-laki T. SEKOLAH 7 41 Tidak Baik 4 40 Tidak Baik 12 92 Banyak 3 30 Tidak Baik 8 Buruk
68 16 Perempuan SD 4 24 Tidak Baik 7 70 Baik 2 15 Sedikit 4 40 Tidak Baik 5 Sedang
69 16 Laki-laki SD 11 65 Baik 8 80 Baik 11 85 Banyak 7 70 Baik 4 Sedang
70 17 Perempuan SMA 17 100 Baik 10 100 Baik 3 23 Sedikit 9 90 Baik 2 Baik
71 17 Laki-laki T. SEKOLAH 7 41 Tidak Baik 6 60 Baik 9 69 Banyak 4 40 Tidak Baik 7 Sedang
72 17 Perempuan SMA 16 94 Baik 7 70 Baik 2 15 Sedikit 10 100 Baik 2 Baik
73 17 Perempuan T. SEKOLAH 4 24 Tidak Baik 9 90 Baik 10 77 Banyak 5 50 Tidak Baik 8 Buruk
74 17 Perempuan SMA 10 59 Baik 5 50 Tidak Baik 5 38 Sedikit 7 70 Baik 6 Sedang
75 17 Perempuan SMA 12 71 Baik 8 80 Baik 2 15 Sedikit 6 60 Baik 4 Sedang
17 Perempuan SMA 13 76 Baik 3 30 Tidak Baik 11 85 Banyak 3 30 Tidak Baik 7 Sedang
76
17 Perempuan T. SEKOLAH 7 41 Tidak Baik 6 60 Baik 7 54 Banyak 4 40 Tidak Baik 7 Sedang
77 17 Perempuan SMA 17 100 Baik 9 90 Baik 3 23 Sedikit 9 90 Baik 2 Baik
78 17 Perempuan SMP 14 82 Baik 5 50 Tidak Baik 4 31 Sedikit 6 60 Baik 2 Baik
79 17 Perempuan SMA 13 76 Baik 7 70 Baik 7 54 Banyak 3 30 Tidak Baik 6 Sedang
80 17 Perempuan SMA 11 65 Baik 8 80 Baik 5 38 Sedikit 7 70 Baik 3 Baik
81 17 Perempuan P. TINGGI 10 59 Baik 7 70 Baik 1 8 Sedikit 8 80 Baik 3 Baik
82 17 Perempuan SD 13 76 Baik 6 60 Baik 7 54 Banyak 5 50 Tidak Baik 7 Sedang
83 17 Perempuan SD 9 53 Baik 7 70 Baik 10 77 Banyak 3 30 Tidak Baik 9 Buruk
84 17 Perempuan SMP 17 100 Baik 10 100 Baik 4 31 Sedikit 10 100 Baik 1 Baik
17 Perempuan SMP 9 53 Baik 3 30 Tidak Baik 2 15 Sedikit 4 40 Tidak Baik 6 Sedang
85
16 Perempuan P. TINGGI 11 65 Baik 7 70 Baik 4 31 Sedikit 7 70 Baik 2 Baik
86
87
88
89
90
DATA PENELITIAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH
PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

PENDIDIKAN PENGETAHUAN PEMAHAMAN TINGKAT AGAMA SUMBER INFORMASI KELUARGA PERILAKU SEKS
NO UMUR JENIS KELAMIN KET
ORANG TUA SKOR % KET SKOR % KET SKOR % KET SKOR % KET PRANIKAH REMAJA
91 15 Perempuan SD 9 53 Baik 5 50 Tidak Baik 7 54 Banyak 5 50 Tidak Baik 9 Buruk
92 16 Perempuan SMA 16 94 Baik 9 90 Baik 2 15 Sedikit 10 100 Baik 2 Baik
93 17 Perempuan P. TINGGI 9 53 Baik 7 70 Baik 7 54 Banyak 4 40 Tidak Baik 6 Sedang
17 Perempuan SD 9 53 Baik 5 50 Tidak Baik 12 92 Banyak 3 30 Tidak Baik 8 Buruk
94
17 Laki-laki T. SEKOLAH 4 24 Tidak Baik 5 50 Tidak Baik 3 23 Sedikit 4 40 Tidak Baik 8 Buruk
95 17 Laki-laki SMA 17 100 Baik 10 100 Baik 2 15 Sedikit 5 50 Tidak Baik 2 Baik
96 17 Laki-laki SMA 17 100 Baik 10 100 Baik 3 23 Sedikit 10 100 Baik 1 Baik
97 17 Laki-laki SMA 14 82 Baik 8 80 Baik 2 15 Sedikit 8 80 Baik 3 Baik
98 17 Laki-laki SMP 11 65 Baik 7 70 Baik 3 23 Sedikit 7 70 Baik 3 Baik
99 17 Laki-laki SD 9 53 Baik 3 30 Tidak Baik 7 54 Banyak 3 30 Tidak Baik 7 Sedang
100 17 Laki-laki T. SEKOLAH 7 41 Tidak Baik 4 40 Tidak Baik 8 62 Banyak 5 50 Tidak Baik 8 Buruk
101 17 Laki-laki SMA 9 53 Baik 7 70 Baik 10 77 Banyak 3 30 Tidak Baik 9 Buruk
102 17 Perempuan SMP 4 24 Tidak Baik 3 30 Tidak Baik 8 62 Banyak 3 30 Tidak Baik 8 Buruk
17 Perempuan SMA 17 100 Baik 10 100 Baik 1 8 Sedikit 10 100 Baik 1 Baik
103
17 Perempuan SMA 10 59 Baik 7 70 Baik 3 23 Sedikit 8 80 Baik 2 Baik
104 17 Perempuan SMA 13 76 Baik 8 80 Baik 2 15 Sedikit 9 90 Baik 3 Baik
105 17 Perempuan SMP 10 59 Baik 4 40 Tidak Baik 7 54 Banyak 4 40 Tidak Baik 7 Sedang
106 17 Perempuan SMP 17 100 Baik 5 50 Tidak Baik 7 54 Banyak 4 40 Tidak Baik 6 Sedang
107 17 Perempuan P. TINGGI 16 94 Baik 7 70 Baik 2 15 Sedikit 7 70 Baik 3 Baik
108 17 Perempuan P. TINGGI 14 82 Baik 8 80 Baik 3 23 Sedikit 7 70 Baik 3 Baik
109 15 Perempuan P. TINGGI 16 94 Baik 9 90 Baik 2 15 Sedikit 9 90 Baik 2 Baik
110 16 Perempuan SMA 9 53 Baik 9 90 Baik 3 23 Sedikit 8 80 Baik 3 Baik
111 16 Perempuan T. SEKOLAH 4 24 Tidak Baik 4 40 Tidak Baik 11 85 Banyak 5 50 Tidak Baik 8 Buruk
112 16 Perempuan SD 9 53 Baik 4 40 Tidak Baik 8 62 Banyak 4 40 Tidak Baik 8 Buruk
113
114
DATA KUALITATIF PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJ
CIUMAN CIUMAN VIDEO HUBUNGAN
NO MASTURBASI KET KET KET
BIBIR PIPI PORNO SEKS
91 1 1 0 1 Hp 0
92 1 1 0 1 Hp 0
93 1 1 0 1 Hp 0
94 1 1 1 1-3 kali smnggu 0 0
95 1 1 0 1 Hp 0
96 1 1 0 1 Internet 0
97 1 1 1 3 kali smnggu 1 Hp 0
98 1 1 1 1 Hp 0
99 0 1 0 0 0
100 1 1 0 1 Hp 0
101 1 1 0 1 Internet 0
102 1 1 0 1 Hp 1 Rumah teman
103 0 1 1 1-3 kali smnggu 1 Hp 0
104 1 1 1 3-5 kali sminggu 1 Internet 0
105 1 1 0 1 Hp 0
106 1 0 0 1 Hp 0
107 0 0 0 0 0
108 0 1 0 1 Hp 0
109 1 1 0 1 Internet 0
110 1 1 0 1 Hp 0
111 0 1 0 0 0
112 1 1 0 1 Hp 0
113 0 1 0 1 Hp 0
114 1 1 0 1 Hp 0
Jml 18 22 5 20 1
DATA KUALITATIF PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA
CIUMAN CIUMAN VIDEO HUBUNGAN
NO MASTURBASI KET KET KET
BIBIR PIPI PORNO SEKS
1 1 1 0 1 Hp 0
2 1 1 0 1 Hp 0
3 1 1 0 1 Hp 0
4 1 1 1 1-3 kali smggu 0 0
5 1 1 0 1 Hp 0
6 1 1 0 1 Hp 0
7 1 1 1 1 kali smnggu 1 Hp 0
8 1 1 1 3 kali smnggu 1 Hp 0
9 0 1 0 1 Hp 0
10 1 1 0 1 Hp 0
11 1 1 0 1 Internet 0
12 1 1 0 1 Hp 1 Luar Rumah
13 0 0 1 3-5 kali smnggu 1 Hp 0
14 1 1 1 1-3 kali smggu 0 0
15 1 1 0 1 Hp 0
16 1 1 0 1 Hp 0
17 0 1 0 1 Internet 0
18 0 0 0 1 Hp 0
19 1 1 0 1 Hp 0
20 1 1 0 1 Hp 0
21 0 0 0 1 Hp 0
22 1 1 0 1 Hp 0
23 0 1 0 0 0
24 1 0 0 1 Hp 0
25 1 1 0 1 Internet 0
26 1 1 0 1 Hp 1 Luar Rumah
27 0 1 0 1 Hp 0
28 1 1 0 1 Internet 0
29 1 1 0 1 Hp 0
30 1 1 0 1 Hp 0
31 1 1 0 1 Hp 0
32 1 1 1 3 kali smnggu 1 Hp 0
33 0 1 0 0 0
34 1 1 0 1 Hp 0
35 1 1 0 1 Hp 0
36 1 1 0 0 0
37 1 1 0 1 Hp 0
38 1 1 0 1 Hp 0
39 0 1 1 1-3 kali smggu 1 Hp 0
40 1 0 0 1 Hp 0
41 1 1 0 1 Hp 0
42 1 0 0 1 Hp 0
43 1 1 0 1 Hp 0
44 1 1 0 1 Hp 0
45 0 1 0 1 Hp 0
Jml 35 39 7 40 2
DATA KUALITATIF PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA
CIUMAN CIUMAN VIDEO HUBUNGAN
NO MASTURBASI KET KET KET
BIBIR PIPI PORNO SEKS
46 1 1 1 3-5 kali smngu 1 Hp 0
47 1 1 0 1 Hp 0
48 1 1 0 1 Hp 1 Rumah
49 0 1 0 1 Hp 0
50 1 1 0 0 0
51 1 1 0 1 Hp 0
52 1 1 1 1 Hp 0
53 1 1 0 1 Hp 0
54 1 1 0 1 Hp 0
55 1 0 0 1 Internet 0
56 1 1 1 1-3 kali smngu 1 Hp 0
57 1 1 0 1 Hp 0
58 0 1 0 1 Hp 0
59 1 1 0 1 Hp 0
60 1 1 0 1 Hp 0
61 1 1 1 1 kali smnggu 1 Hp 0
62 0 1 0 1 Hp 0
63 1 1 0 0 0
64 1 0 0 1 Hp 0
65 1 1 0 1 Hp 0
66 1 1 0 1 Hp 0
67 1 1 0 1 Internet 0
68 1 1 1 3 kali smggu 1 Hp 0
69 1 1 0 1 Hp 0
70 1 1 0 1 Hp 0
71 1 1 0 1 Hp 1 Luar Rumah
72 0 1 1 1 kali smnggu 1 Hp 0
73 1 1 0 1 Hp 0
74 1 1 1 1 Hp 0
75 1 1 0 1 Internet 0
76 1 1 0 1 Hp 0
77 1 1 1 1-3 kali smngu 1 Hp 0
78 1 1 0 1 Hp 0
79 1 1 1 3-5 kali smngu 1 Hp 1 Rumah
80 1 0 0 1 Hp 0
81 1 1 0 0 0
82 1 1 0 1 Hp 0
83 0 1 0 1 Hp 0
84 1 1 1 1 kali smnggu 0 0
85 1 1 0 1 Hp 0
86 1 1 0 1 Hp 1
87 1 1 0 1 Hp 0
88 1 1 0 1 Internet 0
89 1 1 1 3-5 kali smngu 1 Hp 0
90 1 1 0 1 Hp 0
Jml 40 42 11 41 3
DATA KUALITATIF PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJ
CIUMAN CIUMAN VIDEO HUBUNGAN
NO MASTURBASI KET KET KET
BIBIR PIPI PORNO SEKS
91 1 1 0 1 Hp 0
92 1 1 0 1 Hp 0
93 1 1 0 1 Hp 0
94 1 1 1 1-3 kali smnggu 0 0
95 1 1 0 1 Hp 0
96 1 1 0 1 Internet 0
97 1 1 1 3 kali smnggu 1 Hp 0
98 1 1 1 1 Hp 0
99 0 1 0 0 0
100 1 1 0 1 Hp 0
101 1 1 0 1 Internet 0
102 1 1 0 1 Hp 1 Rumah teman
103 0 1 1 1-3 kali smnggu 1 Hp 0
104 1 1 1 3-5 kali sminggu 1 Internet 0
105 1 1 0 1 Hp 0
106 1 0 0 1 Hp 0
107 0 0 0 0 0
108 0 1 0 1 Hp 0
109 1 1 0 1 Internet 0
110 1 1 0 1 Hp 0
111 0 1 0 0 0
112 1 1 0 1 Hp 0
113 0 1 0 1 Hp 0
114 1 1 0 1 Hp 0
Jml 18 22 5 20 1
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS
PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI SURAKARTA

No Responden :
Nama Responden :
Alamat :
Asal Sekolah :
Kelas :
Umur :
Jenis Kelamin :

A. PENGETAHUAN TENTANG PERILAKU SEKS


PRANIKAH Petunjuk:
Berilah tanda (√) pada kolom huruf (B) apabila pernyataan di bawah ini
benar dan pada kolom huruf (S) apabila pernyataan salah.
No Pernyataan Benar Salah
1. Ciri-ciri seks pada remaja laki-laki adalah mimpi basah,
pinggul menyempit, petumbuhan rambut disekitar alat
kelamin, ketiak, dada, tangan, dan kaki.
2. Ciri-ciri seks pada remaja perempuan adalah mengalami
menarche (menstruasi).
3. Menstruasi adalah peristiwa keluarnya cairan darah
dari alat kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan
dinding dalam rahim yang banyak mengandung darah.

4. Perkembangan fisik organ seksual pada laki-laki


maupun pada perempuan menyebabkan perubahan
perilaku seksual remaja secara keseluruhan.
5. Perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh
kuat
dalam minat remaja terhadap lawan jenis.
6. Fungsi seksual remaja laki-laki lebih cepat matang dari
pada remaja perempuan.
7. Remaja perempuan cenderung mempunyai perilaku
seks yang agresif, terbuka, gigih, terang-terangan, serta
lebih
sulit menahan diri dibandingkan remaja laki-laki.
8. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan
sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis.

9. Hubungan seks boleh dilakukan remaja sebagai ekspresi


cinta yang tulus dari pasangannya.
10. Berciuman atau berenang di kolam renang yang
tercemar ”sperma” bisa mengakibatkan kehamilan.
11. Masturbasi (onani) bukan salah satu bentuk perilaku
seks pranikah
12. Perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan,
dengan pacar bukan salah satu bentuk perilaku seks
pranikah.
13. Melakukan hubungan seks hanya sekali tidak akan
menyebabkan kehamilan.
14. Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada
remaja diantaranya perasaan marah, takut, cemas,
depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa.
15. Kehamilan tidak diinginkan dan aborsi merupakan
dampak sosial perilaku seks pranikah.

16. PMS dan HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit


akibat dari perilaku seks pranikah.
17. Berganti-ganti pasangan seks tanpa menggunakan
kondom dapat tertular infeksi menular seksual dan
HIV/AIDS.
B. PEMAHAMAN TINGKAT AGAMA
Petunjuk:
Berilah tanda (√) pada kolom huruf (B) apabila pernyataan di bawah ini
benar dan pada kolom huruf (Salah) apabila pernyataan salah.
No Pernyataan Benar Salah
1. Melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi semua
larangannya adalah perintah Tuhan.
2. Melaksanakan ibadah merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan yang
Maha Esa.
3. Menurut agama, pacaran adalah mubah (boleh)
dilakukan antara laki-laki dan perempuan asalkan
suka sama suka.
4. Berpegangan tangan dengan sesama jenis maupun
dengan lawan jenis boleh dilakukan.

5. Orang yang taat beribadah kepada Tuhan tidak akan


melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama.
6. Melakukan masturbasi (onani) sangat dibolehkan
dan
dianjurkan oleh agama.
7. Berpelukan dan mencium bibir pacar sendiri tidak
melanggar norma dan agama.
8. Melakukan hubungan seks dengan orang yang sangat
dicintai boleh dilakukan asalkan dengan pacar
sendiri.
9. Agama melarang melakukan hubungan seks
pranikah
karena dosa.
10. Orang yang melakukan seks pranikah melanggar
norma dan agama.
C. PERANAN KELUARGA
Petunjuk:

Berilah tanda (X) pada jawaban yang paling sesuai. Jawaban tidak harus
sama dengan orang lain karena setiap orang mempunyai kebebasan untuk
menjawab.

No Pertanyaan Iya Tidak


1. Apakah anda saat ini tinggal bersama kedua orang tua
anda?
Jika tidak, sebutkan yang
lain...........................................
2. Apakah anda selalu berkomunikasi dengan orang tua
anda jika menghadapi masalah?

3. Apakah anda pernah melihat atau mendengar kedua


orang tua bertengkar?
4. Apakah orang tua anda pernah bercerai atau sedang
bercerai?
5. Apakah orang tua anda tidak mengajarkan tentang seks
pranikah pada anda?
6. Apakah anda sering bertanya tentang seks pranikah
kepada orang tua?
7. Apakah orang tua selalu memperhatikan dan
mengawasi
anda?
8. Apakah orang tua tidak memperhatikan apa yang anda
lakukan diluar rumah?
9 Apakah kedua orang tua selalu mempunyai waktu untuk
berkumpul bersama anda?
10. Apakah anda pernah konflik (bertengkar) dengan orang
tua?
D. SUMBER INFORMASI (MEDIA)
Dari mana sumber informasi (media) tentang seks pranikah yang
pernah anda dengar/baca/terima.
Petunjuk:
Berilah tanda (√) pada kolom (Ya) apabila sumber informasi tersebut
banyak memberikan informasi mengenai seks pranikah kepada anda dan
tidak pada kolom (Tidak).
No Pertanyaan Ya Tidak

1. Televisi

2. Internet
3. Handphone (HP)
4. Radio
5. VCD
6. Buku bacaan
7. Majalah

8. Koran
9. Film atau Video
10. Video porno
11. Poster

12. Brosur dan Pamflet

13. Teman
14. Sumber yang lain, sebutkan jika
ada...................
.............................................................................
PEDOMAN WAWANCARA TERSTRUKTUR TENTANG
PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA DI
SURAKARTA

Petunjuk : untuk interviewer

Pedoman ini hanya untuk interviewer dan tidak dibagikan pada responden.
Interviewer bisa mengembangkan sendiri pertanyaan yang diajukan pada
responden sehingga responden bercerita dalam bentuk pengalaman atau yang
lainnya. Interviewer hanya mencatat hal-hal penting tentang perilaku seks
pranikah yang tercantum dibawah ini:

NO IDENTITAS RESPONDEN
1. No Responden :
2. Nama Responden: Singkatan/simbol
3. Alamat :
4. Asal Sekolah :
5. Kelas :
6. Umur :
7. Jenis Kelamin :

1. Apakah anda pernah/sedang pacaran?


a. Ya b. Tidak
Jika ya dimana anda biasanya pacaran?
a. Rumah sendiri b. Rumah teman
c. di luar rumah d. Lain lain....................................................
Jelaskan :.............................................................................................................
2. Apakah anda pernah menonton video porno?
a. Ya b. Tidak
Jika ya dimana tempatnya?
a. Rumah sendiri b. Rumah teman
c. Lainnya:..........................................................................................................
3. Apakah anda pernah berpegangan tangan dengan lawan jenis?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah anda pernah berpelukan dengan pacar?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah anda pernah melakukan masturbasi (onani)?
a. Ya b. Tidak
Jika ya berapa kali anda melakukannya?
a. Seminggu 1-3 kali
b. Seminggu 3-5 kali
c. Lainnya...........................................................................................................
6. Apakah anda pernah berciuman pipi dengan lawan jenis?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah anda pernah berciuman bibir dengan lawan jenis?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah anda pernah memegang daerah sensitif seperti alat kelamin,
leher, dan yang lain pacar anda?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah anda pernah melakukan petting (mendekatkan alat kelamin)
dengan pacar?
a. Ya b. Tidak
10. Apakah anda pernah melakukan oral seks?
a. Ya b. Tidak
11. Apakah anda pernah melakukan hubungan seks pranikah (senggama) ?
a. Ya b. Tidak
Jika ya dengan siapa anda melakukan hubungan seks pranikah ?
a. Pacar
b. Teman dekat
c. Lainnya............................................................................................................
Dimana anda melakukannya?
a. Rumah sendiri b. Rumah teman
c. Tempat kos d. Lainnya..................................................................
jelaskan:...............................................................................................................
Frequencies

Statistics

Pemahaman
Jenis Tingkat Sumber Perilaku Seks
Umur Kelamin Pengetahuan Agama Informasi Keluarga Pranikah
N Valid 114 114 114 114 114 114 114
Missing 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 15 Tahun 13 11.4 11.4 11.4
16 Tahun 28 24.6 24.6 36.0
17 Tahun 73 64.0 64.0 100.0
Total 114 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 43 37.7 37.7 37.7
Perempuan 71 62.3 62.3 100.0
Total 114 100.0 100.0

Pendidikan Orang Tua

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Sekolah 16 14.0 14.0 14.0
SD 19 16.7 16.7 30.7
SMP 18 15.8 15.8 46.5
SMA 44 38.6 38.6 85.1
Perguruan Tinggi 17 14.9 14.9 100.0
Total 114 100.0 100.0
Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Baik (<50%) 20 17.5 17.5 17.5
Baik (>50%) 94 82.5 82.5 100.0
Total 114 100.0 100.0

Pemahaman Tingkat Agama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Baik (<50%) 38 33.3 33.3 33.3
Baik (>50%) 76 66.7 66.7 100.0
Total 114 100.0 100.0

Sumber Informasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sedikit (<50%) 73 64.0 64.0 64.0
Banyak (>50%) 41 36.0 36.0 100.0
Total 114 100.0 100.0

Keluarga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Baik (<50%) 37 32.5 32.5 32.5
Baik (>50%) 77 67.5 67.5 100.0
Total 114 100.0 100.0

Perilaku Seks Pranikah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Buruk (8 - 11) 18 15.8 15.8 15.8
Sedang (4 - 7) 46 40.4 40.4 56.1
Baik (0 - 3) 50 43.9 43.9 100.0
Total 114 100.0 100.0
Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pemahaman
Tingkat Sumber Perilaku Seks
Pengetahuan Agama Informasi Keluarga Pranikah
N 114 114 114 114 114
Normal Parametea,rbs Mean 11.76 6.78 5.53 6.46 4.96
Std. Deviation 3.794 2.249 3.270 2.274 2.442
Most Extreme Absolute .119 .127 .127 .123 .119
Differences Positive .084 .119 .127 .116 .119
Negative -.119 -.127 -.083 -.123 -.105
Kolmogorov-Smirnov Z 1.271 1.351 1.356 1.311 1.266
Asymp. Sig. (2-tailed) .079 .052 .051 .064 .081
a.
Test distribution is Normal.
b.
Calculated from data.
Tabulasi Silang dan Uji Chi-Square
Pengetahuan dengan Perilaku Seks Pranikah

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan *
Perilak 114 100.0% 0 .0% 114 100.0%
Seks Pranikah

Pengetahuan * Perilaku Seks Pranikah Crosstabulation

Perilaku Seks Pranikah


Buruk (8 - Sedang (4 - Baik (0 - Total
11) 7) 3)
Pengetahua Tidak Baik (<50 Count 7 8 5 20
% of 6.1% 7.0% 4.4% 17.5%
Tota
Baik (>50%) Count 11 38 45 94
% of 9.6% 33.3% 39.5% 82.5%
Tota
Total Count 18 46 50 114
% of Tota 15.8% 40.4% 43.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 7.637a 2 .022
Likelihood Ratio 6.812 2 .033
Linear-by-Linear
6.731 1 .009
Association
N of Valid Cases 114
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 3.16.
Tabulasi Silang dan Uji Chi-Square
Pemahaman Tingkat Agama dengan Perilaku Seks
Pranikah

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pemahaman
Tingkat 114 100.0% 0 .0% 114 100.0%
Agama * Perilaku
Seks Pranikah

Pemahaman Tingkat Agama * Perilaku Seks Pranikah Crosstabulation

Perilaku Seks Pranikah


Buruk (8 - 11)Sedang (4 - 7) Baik (0 - 3) Total
Pemahaman Tingk Tidak Baik (<50 Count 10 20 8 38
Agama % of Tota 8.8% 17.5% 7.0% 33.3%
Baik (>50%) Count 8 26 42 76
% of Tota 7.0% 22.8% 36.8% 66.7%
Total Count 18 46 50 114
% of Tota 15.8% 40.4% 43.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 12.890a 2 .002
Likelihood Ratio 13.443 2 .001
Linear-by-Linear
12.126 1 .000
Association
N of Valid Cases 114
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 6.00.
Tabulasi Silang dan Uji Chi-Square
Sumber Informasi dengan Perilaku Seks Pranikah

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sumber Informasi *
114 100.0% 0 .0% 114 100.0%
Perilaku Seks
Pranika

Sumber Informasi * Perilaku Seks Pranikah Crosstabulation

Perilaku Seks Pranikah


Buruk (8 - 11) Sedang (4 - Baik (0 - 3) Total
7)
Sumber Informa Sedikit (<50% Count 9 25 39 73
% of Tota 7.9% 21.9% 34.2% 64.0%
Banyak (>50% Count 9 21 11 41
% of 7.9% 18.4% 9.6% 36.0%
Tota
Total Count 18 46 50 114
% of Tota 15.8% 40.4% 43.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 7.648a 2 .022
Likelihood Ratio 7.868 2 .020
Linear-by-Linear
6.594 1 .010
Association
N of Valid Cases 114
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 6.47.
Tabulasi Silang dan Uji Chi-Square
Peranan Keluarga dengan Perilaku Seks Pranikah

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Keluarga *
Perilaku 114 100.0% 0 .0% 114 100.0%
Seks Pranikah

Keluarga * Perilaku Seks Pranikah Crosstabulation

Perilaku Seks Pranikah


Buruk (8 - Sedang (4 - Baik (0 - 3) Total
11) 7)
Keluarg Tidak Baik (<50% Count 12 22 3 37
a % of 10.5% 19.3% 2.6% 32.5%
Total
Baik (>50%) Count 6 24 47 77
% of 5.3% 21.1% 41.2% 67.5%
Total
Total Count 18 46 50 114
% of Total 15.8% 40.4% 43.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 30.531a 2 .000
Likelihood Ratio 34.405 2 .000
Linear-by-Linear
28.793 1 .000
Association
N of Valid Cases 114
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 5.84.
Analisis Hubungan Beberapa Variabel (Multivariate)

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Keluarga,
Sumber
Informasi,
Pengetahu
. Enter
an,
Pemaham
an Tingakat
Agama
a.
All requested variables entered.
b.
Dependent Variable: Perilaku Seks Pranikah

Model Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .915a .836 .830 1.006
a. Predictors: (Constant), Keluarga, Sumber Informasi,
Pengetahuan, Pemahaman Tingkat Agama

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 563.593 4 140.898 139.280 .000a
Residual 110.266 109 1.012
Total 673.860 113
a.
Predictors: (Constant), Keluarga, Sumber Informasi, Pengetahuan,
Pemahaman Tingkat Agama
b.
Dependent Variable: Perilaku Seks Pranikah

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 10.041 .509 19.745 .000
Pengetahuan -.129 .032 -.200 -4.012 .000
Pemahaman
-.315 .062 -.290 -5.090 .000
Tingkat Agama
Sumber .201 .034 .269 5.866 .000
Informasi
Keluarga -.394 .069 -.366 -5.736 .000
a. Dependent Variable: Perilaku Seks Pranikah

Anda mungkin juga menyukai