Oleh :
SURYANTI SULTAN
Skripsi
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran
1
2
3
4
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.
Suryanti Sultan
NIM 105421102716
5
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Agama : Islam
Email : yantiss2910@gmail.com /
suryantisultan2910@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
• TK Pertiwi (2003-2004)
6
• Universitas Muhammadiyah Makassar (2016-2020)
RIWAYAT ORGANISASI
• Bendahara Osis MTsN 399 Pompanua tahun (2012-2013)
7
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF MAKASSAR
Thesis, 25 February 2020
ABSTRACT
8
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Skripsi, 25 Februari, 2020
ABSTRAK
Latar Belakang : Kematian ibu menurut Wold Health Organization (WHO)
adalah kematian selama kehamilan dan atau dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat
dengan kehamilan atau penanganannya , tetapi bukan disebabkan oleh
kecelakaan/cedera1.
Tujuan : Untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi perdarahan post partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar Tahun
2014-2019.
Metode : Penelitian ini menggunakan Metode Cross Sectional. Desain penelitian
menggunakan pendekatan Retrospektif . Populasi yang digunakan adalah seluruh
ibu hamil dan melahirkan yang tercatat di buku partus di RSIA Sitti Khadijah 1
Makassar, sampel terbagi menjadi 2 yakni ibu yang mengalami perdarahan post
partum dan ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum.
Hasil : hasil uji chi Squere dengan α 0,05 didapatkan bayi besar ( >3500-
4000) p = 1,000 Paritas ( multiparitas >1 ) p = 0,005 , Umur berisiko ( >35 tahun
dan < 20 tahun) p = 0,629 , Antenatal Care < 4 kali ( tidak lengkap ) p = 0,001,
Pendidikan p = 0,028 dan anemia p = 0,014,.
Kesimpulan : paritas, riwayat ANC, pendidikan dan kadar Hb merupakan faktor
risiko perdarahan post partum dan memiliki hubungan signifikan. sedangkan
Berat bayi, dan umur berisiko, merupakan faktor risiko tetapi tidak memiliki
hubungan signifikan dengan kejadian perdarahan post patum.
Kata Kunci : berat badan bayi , paritas , umur ibu, antenatal care , pendidikan,
anemia, dan perdarahan post partum.
9
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya,
bisa menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ir.H.
Sultan , Hj. Sulsiani , Ir. Hj Sukmawati , Alm. Syamsu Alam , Alm. Hj. Mennu,
Dr. Hj. Heslina , dan H. Bachtiar yang merupakan keluarga besar saya yang selalu
Tidak kalah pentingnya penulis ucapkan terima kasih kepada dr. Rosdiana
skripsi ini selesai . Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada
memberikan waktu luangnya untuk menguji penulis mulai pada saat ujian
proposal, ujian hasil dan tutup serta telah memberikan ilmunya kepada Penulis,
serta ucaoan terima kasih juga penulis tuturkan kepada ayahanda Drs. Samhi
10
Muawan Djamal, M.Ag selaku pembimbing sekaligus penguji Al-Islam
Makassar.
4. Pihak RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar yang telah memberikan penulis izin
5. Sahabat MONOKROM yang terdiri dari Sri Gustia Rahman, Indah Irmawati,
Alawiah dan Eni Wahyuddin yang telah memberikan penulis support dan
6. Teman-teman satu bimbingan saya , Indah Irmawati dan Endah Rahayu yang
11
sebutkan namanya satu per satu yang sudah saling membantu memberikan
Penulis menyadari bahwa skripsi inimasih jauh dari sempurna oleh karena itu
dengan berbesar hati penulis akan senang menerima kritik dan saran demi
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca secara umum dan penulis secara
khususnya.
Penulis
12
DAFTAR ISI
13
2. Epidemiologi ..................................................................................... 8
3. Klasifikasi ........................................................................................ 9
4. Etiologi ............................................................................................. 9
a. Atonia Uteri................................................................................. 9
b. Robekan jalan lahir .................................................................... 13
c. Retensio plasenta ........................................................................ 18
d. Inversio uteri .............................................................................. 20
e. Gangguan pembekuan darah ....................................................... 23
5. Faktor Risiko perdarahan post partum .............................................. 24
a. Berat badan bayi .......................................................................... 24
b. Paritas .......................................................................................... 25
c. Umur ........................................................................................... 25
d. Antenatal care.............................................................................. 26
e. Pekerjaan .................................................................................... 26
f. Pendidikan .................................................................................. 27
g. Anemia ....................................................................................... 27
h. Partus lama .................................................................................. 28
6. Diagnosis perdarahan post partum ................................................... 28
7. Komplikasi perdarahan post partum ................................................. 29
8. Penanganan perdarahan post partum ................................................. 29
9. Pencegahan perdarahan post partum ................................................. 31
B. Tinjauan Keislaman ................................................................................ 32
1. Pandangan islam mengenai kehamilan ............................................. 32
2. Pandangan islam tentang perkembangan manusia .......................... 33
C. Kerangka Teori........................................................................................ 36
BAB III KERANGKA KONSEP ..................................................................... 37
14
A. Objek penelitian ...................................................................................... 42
B. Desain Penelitian..................................................................................... 42
C. Waktu dan tempat Penelitian .................................................................. 42
D. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 43
E. Teknik Pengambilan Sampel................................................................... 44
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 44
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 45
H. Etika penelitian........................................................................................ 46
I. Alur Penelitian ........................................................................................ 47
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................ 48
A. Pembahasan ............................................................................................ 62
B. Tinjauan Keislaman ............................................................................... 71
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 78
A. Kesimpulan ............................................................................................ 78
B. Saran ....................................................................................................... 79
C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 80
LAMPIRAN .......................................................................................................
15
DAFTAR TABEL
5.1 Distribusi kejadian Perdarahan Post Partum menurut Berat Badan Bayi,
5.2 Hubungan Antara Bayi Besar dengan kejadian Perdarahan post partum di
5.3 Hubungan Antara Paritas dengan kejadian Perdarahan post partum di RSIA
5.4 Hubungan Antara Umur dengan kejadian Perdarahan post partum di RSIA
5.5 Hubungan Antara Antenatal Care dengan kejadian Perdarahan post partum di
5.7 Hubungan Antara Anemia dengan kejadian Perdarahan post partum di RSIA
16
DAFTAR GAMBAR
17
DAFTAR LAMPIRAN
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat
3. Analisis multivariat
4. Data sekunder faktor-faktor perdarahan post partum
5. Surat izin penelitian
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
selama kehamilan dan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan,
akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat dengan kehamilan atau
angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI Tahun 1991,
yaitu sebesar 290 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun
(MDGs) ke-5 adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup tahun 2015. Mengacu dari kondisi saat ini, potensi untuk
mencapai target MDGs ke-5 untuk menurunkan AKI adalah off track , artinya
di Sulawesi Selatan pada tahun 2009 menurun menjadi 118 orang atau 78,84 per
100.000 KH. Kematian ibu tersebut terdiri dari kematian ibu hamil (19%),
kematian ibu bersalin (46%), dan kematian ibu nifas (35%).Berdasarkan hasil
laporan tahunan Bidang Kesehatan Masyarakat Tahun 2010 jumlah kematian ibu
19
Infeksi 2 orang (0.02%), Hipertensi dalam kehamilan 28 orang (1.65%), abortus 1
orang (21,48%).2
Jumlah kematian ibu pada tahun 2010 menurut Profil Kesehatan Kabupaten /
Kota menurun menjadi 114 orang atau 77,13 per 100.000 KH. Kematian ibu
terdiri dari kematian ibu hamil (15,78%), kematian ibu bersalin sebesar (64,03%)
dan kematian ibu nifas sebesar (20,17%). Sedangkan untuk tahun 2011 meningkat
menjadi 116 orang atau 78,88 per 100.000 KH terdiri dari kematian ibu hamil
sebanyak 34 orang (29.31%), ibu bersalin 48 orang (41.37%) dan ibu nifas 34
orang (29.31%) . Selanjutnya pada tahun 2012 jumlah kematian ibu yang
dilaporkan menjadi 160 orang atau 110,26 per 100.000 kelahiran hidup, terdiri
dari kematian ibu hamil 45 orang (28,1%), kematian ibu bersalin 60 orang (40%),
kematian ibu nifas 55 orang (30%). Kemudian di tahun 2013 jumlah kematian ibu
yang dilaporkan menjadi 115 orang atau 78.38 per 100.000 kelahiran hidup,
terdiri dari kematian ibu hamil 18 orang (15,65%), kematian ibu bersalin 59 orang
(51,30%), kematian ibu nifas 38 orang (33,04%). Selanjutnya pada tahun 2014
jumlah kematian ibu yang dilaporkan menjadi 138 orang atau 93.20 per 100.000
kelahiran hidup, terdiri dari kematian ibu hamil 15 orang (10,86%), kematian ibu
pada tahun 2015 jumlah kematian ibu yang dilaporkan menjadi 149 orang atau
99.38 per 100.000 kelahiran hidup, terdiri dari kematian ibu hamil 19 orang
(12,75%), kematian ibu bersalin 44 orang (29,53%), kematian ibu nifas 86 orang
(57,71%)1.
20
Tiga penyebab angka kematian ibu yang tinggi di Indonesia yaitu ,
Perdarahan post partum adalah perdarahan atau hilangnya darah 500 cc atau
lebih yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadi sebelum, selama,
atau lebih yang terjadi setelah plasenta lahir. Menurut waktu terjadinya dibagi atas
dua bagian yaitu perdarahan post partum primer (Early post partum hemorrhage)
yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir, dan perdarahan postpartum sekunder
(Late post partum hemorrhage) yang terjadi antara 24 jam dan 6 minggu setelah
bayi besar (makrosomnia), paritas, partus lama, riwayat antenatal care, pemberian
صالُهُ فِي َعا َمي ِْن أَ ِن ا ْش ُك ْر ِلي َ سانَ ِب َوا ِلدَ ْي ِه َح َم َلتْهُ أُ ُّمهُ َو ْهنًا
َ ِع َل ٰى َو ْه ٍن َوف ِ ْ ص ْينَا
َ اْل ْن َّ َو َو
ِ ي ْال َم
ُ ﴾١٤﴿ صير َّ َو ِل َوا ِلدَيْكَ ِإ َل
Terjemahnya :
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun bersyukurlah kepada-
Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”
21
Hal-hal yang menyebabkan seorang anak diperintahkan berbuat baik kepada
ibu adalah: Ibu mengandung seorang anak sampai ia dilahirkan. Selama masa
mengandung itu, ibu menahan dengan sabar penderitaan yang cukup berat, mulai
pada bulan-bulan pertama, kemudian kandungan itu semakin lama semakin berat,
dan ibu semakin lemah, sampai ia melahirkan. Kekuatannya baru pulih setelah
habis masa nifas.9 Ibu menyusui anaknya sampai usia dua tahun. Banyak
penderitaan dan kesukaran yang dialami ibu dalam masa menyusukan anaknya.
Hanya Allah yang mengetahui segala penderitaan itu. Dalam ayat ini yang
disebutkan hanya alasan mengapa seorang anak harus taat dan berbuat baik
kepada ibunya.9
Penderitaan itu tidak hanya berupa pengorbanan sebagian dari waktu hidupnya
untuk memelihara anaknya, tetapi juga penderitaan jasmani dan rohani. Seorang
ibu juga menyediakan zat-zat penting dalam tubuhnya untuk makanan anaknya
22
Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis tertarik untuk melakukan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
tahun 2014-2019
2. Tujuan Khusus
23
d. Mengetahui faktor risiko Antenatal care ibu terhadap kejadian
perdarahan post partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar tahun 2014-
2019.
2019.
D. Manfaat Penelitian
2019”.
b. Bagi Peneliti
24
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
selanjutnya.
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang massif yang berasal dari
tempat implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan
merupakan salah satu penyebab kematian ibu disamping perdarahan karena hamil
2. Epidemiologi
Perdarahan karena kontraksi rahim yang lemah setelah anak lahir meningkat
persalinan ganda, hidramnion, anak terlalu besar ataupun pada rahim yang telah
yang pendek atau pada kehamilan usia lanjut, induksi partus dengan oksitosin, his
yang terlalu kuat sehingga anak dilahirkan terlalu cepat dan sebagainya. 17,27
5-9%. Perdarahan post partum adalah pernyebab yang paling umum perdarahan
yang berlebihan pada kehamilan, dan hampir semua transfusi pada wanita hamil
26
3. Klasifikasi30
b. Perdarahan post partum lanjut (Late post partum hemorrhage) yang terjadi
1) Definisi
implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir, sedangkan Hipotonia Uteri
2) Faktor Predisposisi
c) Kehamilan grande-multipara
penyakit menahun.
27
3) Diagnosis
perdarahan masih aktif dan banyak, bergumpal dan pada palpasi didapatkan
fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi yang lembek.
Perlu diperhatikan bahwa pada saat atonia uteri di diagnosis, maka pada saat
itu juga masih ada darah sebanyak 500-1000 cc yang sudah keluar dari
4) Tindakan
Pasien masih bisa dalam keadaan sadar, sedikit anemis, atau sampai syok
oksigen
28
iv.) Pemberian misoprostol 800-1000 µg per-rektal.
berupa11 :
29
5) Algoritme penatalakssanaan Atonia Uteri/hipotoni
1- Masase fundus
6) uteri setelah lahirnya
plasenta ( maksimal 15 detik)
Evaluasi rutin. Jika uterus berkontraksi tetapi
perdarahan terus berlangsung . periksa apakah
Uterus Berkontraksi Ya terjadi laserasi perineum, vagina dan serviks .
jahit atau segera rujuk
5-Anjurkan keluarga untuk membantu melakukan Kompresi Bimanual Eksterna atau minta tolong
petugas lain memasang infus.
6-Jika keluarga melakukan KBE,keluarkan tangan dari vagina
7-Berikan ergometrin 0,2 mg IM ( pastikan ibu tidak hipertensi) atau misoprostol 600 mcg per rectal
8-Pasang infus menggunakan jarum 16 atau 18, berikan 500-1000 cc Ringer Laktat iv dan 20 iu
oksitosin dengan tetesan xxv-xxx iv lain.
9-Ulangi KBI atau pasang kondom kateter
10-Pasang kondom kateter dan segera rujuk ke Rs Rujukan -Pantau ibu dengan seksama
11- lanjut infus RL750-1500 cc dan 20 IU oksitosin tetesan xxx. setelah kala IV persalinan.
Restorasi cairan ( koloid dan kristaloid 3x jumlah darah keluar dalam
2 jam pertama
Tidak Ya - Transfuse
Uterus Berkontraksi
- Rawat lanjut dan
observasi
Transfuse
histerektomi
30
b. Robekan Jalan Lahir
1) Definisi
post partum. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan
post partum dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh
Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma.
persalinan pada saat pembukan serviks belum lengkap. Robekan jalan lahir
Robekan yang terjadi bisa ringan (lecet, laserasi), luka episiotomi, robekan
perineum spontan derajat ringan sampai rupture perinei totalis ( sphincter ani
terputus), robekan pada dinding vagina , fornix uteri, serviks, daerah sekitar
klitoris dan uretra bahkan yang terberat rupture uteri. Oleh karena itu, pada
uterus baik biasanya karena adanya robekan atau sisa plasenta. Pemeriksaan
dapat dilakukan dengan cara melakukan inspeksi pada vulva , vagina, dan
31
serviks dengan memakai spekulum untuk mencari sumber perdarahan dengan
ciri-ciri warna darah yang merah segar dan pulsatif sesuai denyut nadi.
Perdarahan karena rupture uteri dapat diduga pada persalinan macet atau
kasep atau uterus yang lokus minoris resistensi serta adanya atonia uteri dan
tanda cairan bebas intra abdominal . Semua sumber perdarahan yang terbuka
harus diklem , diikat dan luka ditutup dengan jahitan cat-gut lapis demi lapis
2) Faktor predisposisi14
i.) Adanya luka parut pada uterus bekas seksio sesarea terdahulu
i.) Adanya luka parut pada uterus bekas seksio sesarea terdahulu
vi.) Kelainan pada janin berupa anak besar (BB Anak > 4000 gram),
( hydrocephalus).
32
ix.) Ekspresi kristaller (dorongan pada fundus uteri pada kala II)
yang salah
a) Robekan vulva
luka pada vulva disekitar introitus vagina yang biasanya tidak dalam akan
dekat klitoris.13
b) Robekan perineum
33
terjadi digaris tengah dan menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu
sedikit
34
c) Perlukaan vagina
terjadi sebagai akibat ekstraksi dengan cunam terlebih apabila kepala janin
harus diputar. Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada
cabang arteri uterine terputus, dapat timbul perdarahan yang banyak. Apabila
hipogastrika.13
d) Robekan serviks
plasenta sudah lahir lengkap dan terus sudah berkontraksi baik, perlu
35
Gambar 2.4. Robekan serviks
Apabila ada robekan, serviks perlu ditarik keluar dengan beberapa cunam
ovum, supaya batas antara robekan dapat dilihat dengan baik. Apabila serviks
kaku dan his kuat, serviks uteri dapat mengalami tekanan kuat oleh kepala
janin, sedangkan pembukaan tidak maju. Akibat tekanan kuat dan lama itulah
servicalis.13
penderita kesakitan dan tidak kooperatif, perlu anastesi untuk ketenangan dan
c. Retensio Plasenta
1) Definisi
Retensio adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu 1 jam
setelah bayi lahir.31 Bila plasenta tetap tertinggal dalam uterus setengah jam
setelah anak lahir disebut sebagai retensio plasenta. Plasenta yang sukar
36
dilepaskan dengan pertolongan aktif kala tiga bisa disebabkan oleh adhesi
yang kuat antara plasenta dan uterus. Disebut sebagai plasenta akreta bila
2) Etiologi 31
lebih dalam
ii.) Plasenta inkreta, dimana vili korealis tumbuh lebih dalam dan
37
iv.) Plasenta perkreta, yang menembus serosa atau peritoneum
dinding Rahim.
keluar.
3) Diagnosis16
a) Terdapat pembukaan dan pada saat palpasi masih dapat diraba sisa
terlambat.
d. Inversio Uteri
1) Definisi
Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau
inversio uteri adalah masuknya fundus uteri kedalam cavum uteri yang dapat
menimbulkan perdarahan dan terutama rasa nyeri dan dapat di ikuti syok
tetapi kasus inversio uteri ini jarang sekali ditemukan. Pada bagian inversio
uteri bagian atas uterus memasuki cavum uteri, sehingga fundus uteri bagian
dalam menonjol kedalam cavum uteri. Inversio uteri terjadi tiba-tiba dalam
38
kala III atau segera setelah plasenta keluar. Frekuensi inversio uteri: angka
2) Faktor pencetus
Inversio bisa terjadi spontan atau sebagai akibat tindakan. Pada wanita
cavum uteri yang merupakan permulaan inversio uteri. Tindakan yang dapat
menyebabkan inversio uteri adalah perasat crede pada corpus uteri yang tidak
berkontraksi baik dan tarikan pada tali pusat dengan plasenta yang belum jelas
Pada penderita dengan syok, perdarahan, dan fundus uteri tidak ditemukan
pada tempat yang lazim pada kala III atau setelah persalinan selesai,
pemeriksaan dalam dapat menunjukkan tumor yang lunak diatas serviks atau
dalam vagina sehingga diagnosis inversio uteri dapat dibuat. Pada mioma uteri
39
Selanjutnya jarang sekali mioma submukosum ditemukan pada persalinan
vagina.
40
4) Etiologi Inversio Uteri
Penyebab dari inversio uteri bisa terjadi secara spontan atau karena
lemah, tipis dindingnya, tarikan tali pusat yang berlebihan, atau patulous
kanalis sevicalis31.
Yang spontan dapat terjadi pada grande multipara, atonia uteri, kelemahan
alat kandungan, dan tekanan intra abdominal yang tinggi. Sedangkan yang
karena tindakan dapat disebabkan cara crade yang berlebihan, tarikan tali
pusat, dan pada manual plasenta yang dipaksakan , bila ada perlekatan
5) Diagnosis32
a) Tidak terlalu sulit, pada palpasi abdomen tidak dijumpai fundus uteri
neurogenik
dicurigai bila penyebab yang lain dapat di singkirkan apalagi disertai dengan
adanya riwayat pernah mengalami hal yang sama pada persalinan sebelumnya.
Akan ada tendensi mudah terjadi perdarahan setiap dilakukan penjahitan dan
41
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasil pemeriksaan faal hemostasis
perdarahan post partum. Bayi besar didefinisikan jika berat badan bayi >3500
lahir bayi >4000 gram terjadi pada 10% dari seluruh persalinan, sedangkan
berat lahir bayi > 4500 gram terjadi 1% dari seluruh persalinan. Survey
spanyol menunjukkan bahwa insiden bayi dengan berat lahir > 4000 gram
adalah 6,7% dan 0,8% bayi dengan berat lahir > 4500 gram35
42
Penelitian menunjukkan bahwa bayi makrosomia meningkatkan risiko
perdarahan post partum 1,9 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi dengan
b. Paritas 18,19
Riwayat persalinan sangat berhubungan dengan kehamilan dan persalinan
berikutnya. Ibu yang mengalami perdarahan post partum bukan hanya dilihat
dari satu faktor saja seperti riwayat komplikasi persalinan sebelumnya tetapi
bisa dilihat dari faktor lainnya seperti adanya kejadian anemia dan kunjungan
perdarahan post partum . Hal ini bisa disebabkan karena pada ibu dengan
c. Umur 18,19
perdarahan post partum. Ibu dengan umur di bawah 20 tahun, rahim dan
lama, sehingga berisiko terjadinya perdarahan post partum. Bila umur di atas
35 tahun, kondisi kesehatan ibu sudah menurun, sehingga hamil pada umur
43
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel umur merupakan faktor
umur 20-30 tahun yang merupakan umur aman untuk melahirkan.Hal ini
sejalan dengan penelitian Suryani yang menyatakan bahwa variabel umur ibu
d. Antenatal care19
dan mental ibu serta anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas
sehingga angka morbiditas dan mortalitas ibu serta anak dapat diturunkan. Ibu
dilakukan setiap
e. Pekerjaan19
Selain dari segi sosioekonomi, pekerjaan ibu juga erat kaitannya dengan
aktifitas fisik sehari-hari dan kondisi psikologis ibu. Sebagai ibu rumah tangga
tentunya ibu memiliki banyak pekerjaan rumah tangga yang harus diselesaikan
44
setiap hari. Hal tersebut cenderung berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
ibu.19
f. Pendidikan 19
Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penting dalam usaha menjaga
kesehatan ibu, anak dan juga keluarga. Ibu dengan pendidikan yang lebih
dengan ibu yang tingkat pendidikannya rendah. Hal ini sesuai dengan hasil
rendah.19,23
g. Anemia 19,24
Anemia dalam kehamilan adalah penurunan kadar hemoglobin dalam
tubuh maupun sel otak dan uterus. Hasil analisis menunjukkan variabel
peningkatan risiko perdarahan post partum. Rasa cepat lelah pada penderita
Wuryanti yang menyatakan risiko perdarahan post partum pada ibu anemia 8
45
kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak anemia dan berhubungan secara
statistik18 .19,24
h. Partus lama19
Partus lama adalah persalinan yang lebih dari 18 jam yang dimulai dari
tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi perdarahan post partum yang
kontraksi uterus yang tidak adekuat, selain faktor kontraksi juga dapat
disebabkan oleh faktor janin dan faktor panggul ibu. Persalinan yang lama
dapat menyebabkan kelelahan uterus dimana tonus otot rahim pada saat
setelah pleasenta lahir uterus tidak dapat berkontraaksi dengan baik sehingga
Perdarahan yang langsung terjadi setalah anak lahir tetapi plasenta belum
plasenta lahir, biasanya disebabkan oleh atonia uteri. Atonia uteri dapat
diketahui dengan palpasi uterus, fundus uteri tinggi diatas pusat, uterus
lembek, kontraksi uterus tidak baik. Sisa plasenta yang tertinggal didalam
cavum uteri dapat dilakukan dengan memeriksa plasenta yang lahir apakah
lengkap atau tidak, kemudian eksplorasi cavum uteri terhadap sisa plasenta,
cavum uteri dapat juga berguna untuk mengetahui apakah ada robekan rahim.
46
Diagnosis perdarahan post partum juga memerlukan pemeriksaan
perdarahan, cegah/atasi syok, ganti darah yang hilang dengan diberi infuse
bersalin, namun sudah dimulai sejak ibu hamil dengan melakukan antenatal
care yang baik. Ibu-ibu mempunyai presisposisi atau riwayat perdarahan post
partum sangat dianjurkan untuk bersalin dirumah sakit, diperiksa kadar fisik,
47
keadaan umum, kadar Hb, golongan darah, dan bila mungkin tersedia donor
diperiksa pada perdarahan banyak, kematian janin dalam uterus dan solusio
plasenta.25,26
Dalam kala III, uterus jangan dipijat dan didorong ke bawah sebelum
segera setelah bayi seluruhnya lahir dengan tekanan pada fundus uteri,
salah satu kerugian dari pemberian ergometrin setelah bahu bayi lahir adalah
setelah anak lahir , ada dua hal yang harus segera dilakukan, yaitu
apabila plasenta sudah lahir, perlu ditentukan apakah disini perdarahan karena
48
9. Pencegahan perdarahan post partum
mana yang sesuai dan jenjang rumah sakit rujukan. Akan tetapi, pada saat
saat hamil dan persalinan pasien tersebut ada dala keadaan optimal.
(3) Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam dan pencegahan partus
lama.
rujukan.
49
(6) Menguasai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi
mestinya.
B. Tinjauan Keislaman
ibunya:
صالُهُ فِي َعا َمي ِْن أَ ِن ا ْش ُك ْر ِلي َ سانَ بِ َوا ِلدَ ْي ِه َح َم َلتْهُ أُ ُّمهُ َو ْهنًا
َ ِع َل ٰى َو ْه ٍن َوف ِ ْ ص ْينَا
َ اْل ْن َّ َو َو
ِ ي ْال َم
ُ ﴾١٤﴿ صير َّ َو ِل َوا ِلدَيْكَ ِإ َل
Terjemahnya :
“ Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-
Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”.
Dalam Al-qur’an surah Al-Ahqaf [46]:15 juga menyebutkan secara tersurat
bahwa setelah berada dalam kandungan kurang lebih 9 bulan 10 hari, kemudian
dilahirkan lagi dengan susah payah, hendaknya kita sebagai anak harus bersyukur
dan berterima kasih kepada kedua orang tua kita, terkhususnya lagi kepada ibu.
َََ )١٥( صلِحَْ لِى فِى ذ ِريَّتِىَ ِإنِى تبْتَ ِإلَيْكََ َو ِإنِى مِ نََ ٱ ْلم ْسلِمِ ين
ْ َن أَ ْشك ََر نِ ْع َمتَكََ َوأ
َْ َب أَ ْو ِز ْعنِىَ أ ََ أَ ْربَعِينََ َسنَةًَ قَا
َِ ل َر
50
Terjemahnya :
“ Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang
ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan
umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku
untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan
kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang
Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada
anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang berserah diri. “
Ayat ini mempunyai makna bahwa tugas utama seorang ibu adalah
mendidiknya. Hal ini dilakukan dalam waktu kurang lebih 30 bulan, sadar ataupun
tidak, kebersamaan ibu dan anak dalam kurun waktu yang tidak pendek, memiliki
51
Terjemahnya :
Menurut Ibnu katsir, yang dimaksud dengan ث ُ َّم أ َ ْنشَأْنَاهُ َخ ْلقًا آخ ََرadalah kemudian
Allah meniupkan ruh kedalam diri manusia sehingga ia bergerak dan menjadi
Berdasarkan ayat diatas, dapat dipahami bahwa pada tahap pertama, bahan-
bahan penciptaan manusia masih tersebar pada tumbuhan dan hewan yang
dikonsumsi oleh ayah dan ibu. Bahan penciptaan manusia itu berupa unsur-
unsur kimiawi yang terdapat dalam makanan. Unsur-unsur tersebut diserap oleh
kimiawi dalam tubuh hingga berubah menjadi sperma calon ayah dan ovum
calon ibu. Sperma dan ovum adalah dua zat khusus yang dibentuk oleh
manusia. Sperma dan ovum berkembang dan Allah SWT memperkaya keduanya
tersebut terjadi dengan penuh kecermatan dan ketepatan yang hanya bisa diatur
oleh Zat yang Maha pandai atas segala sesuatu. Keduanya bertemu,
52
mengomunikasikan informasi yang mereka bawa dan berlanjut dalam
Dua sel manusia berlainan jenis itu menyatu kemudian membelah dan terus
membelah. Tiap-tiap sel baru membentuk jalinan yang kuat di antara mereka.
Setelah mulai terbentuk, sel-sel calon manusia itu mencari tempat berlabuhnya
di dinding rahim sang ibu. Mereka melekat kuat dan membentuk jaringan
penghubung antara si calon manusia dengan sang ibu. Jaringan penghubung ini
biasa kita kenal sebagai plasenta. Hal ini menunjukkan tanda kekuasaan
Sembari membangun interaksi dengan sang ibu, sel-sel baru itu terus diatur
oleh Allah SWT untuk membelah hingga menjadi segumpal daging kemudian
jantung, otak, dan semua organ terbentuk dengan bimbingan Allah SWT. Setelah
yang sama sekali berbeda dari saat pertama kali sperma dan ovum bertemu.
53
Etiologi :
Kerangka Teori • Tonus
• Tissue
• Trauma
PPP → perdarahan post • Thrombin
partum adalah kehilangan
500 ml atau lebih darah
setelah bayi lahir. Faktor Risiko
a. Faktor Ibu
• Paritas
• Partus lama (panggul tidak
adekuat, kontraksi uterus lemah,
Perdarahan his yang tidak adekuat)
Postpartum • Antenatal care
• Pemberian uterotonika
• umur
• Pendidikan
• Anemia
b. Faktor Janin
Komplikasi : • Bayi Besar (makrosomnia)
• Infeksi Puerperal
• Sindroma Sheehan • Laserasi Jalan Lahir: robekan yang terjadi di jalan lahir
• Kematian pada ssat partus akibat trauma (perineum, vagina,
serviks, uterus)
• Retensio plasenta : keadaan dimana plasenta belum
lahir dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir
• Inversio uteri : keadaan dimana fundus uteri terbalik
sebagian atau seluruhnya masuk kedalam cavum
uteri
• Atonia uteri : keadaan lemahnya tonus/kontraksi
rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu
menutup perdarahan terbuka dari tempat
implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir
• Gangguan pembekuan : Waktu perdarahan dan
waktu pembekuan memanjang, trombositopenia,
terjadi hipofibrinogenemia, dan terdeteksi adanya
FDP (Fibrin degradation product) serta
perpanjangann pada test prothrombin dan PTT
(Partial trhromboplastin time ).
54
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Ibu yang
melahirkan
Bayi besar
Paritas
Umur
Riwayat ANC Perdarahan post partum
Pendidikan
Anemia
Keterangan :
Variabel Independen :
Variabel Dependen :
55
Definisi Operasional
1. Variabel Independen
a. Bayi Besar
(1) Definisi Operasional : bayi besar adalah bayi yang baru lahir
b. Paritas
Primiparitas 1
c. Umur
sampai sekarang
56
(4) Skala ukur : Kategorikal nominal
tahun)
d. Antenatal Care
e. Pendidikan
57
f. Anemia
melahirkan
2. Variabel Dependen
B. Hipotesis Penelitian
Tidak terdapat hubungan antara bayi besar, paritas, umur, antenatal care,
58
2. Hipotesis Alternatif ( Ha)
59
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi setelah bayi lahir
dengan jumlah volume darah >500 ml . Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian perdarahan post partum pada
B. Desain Penelitian
1. Waktu
2020
2. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Khadijah 1
Makassar
60
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dan melahirkan serta
2. Sampel
Dengan kesalahan tipe 1 sebesar 10%, hipotesis dua arah , kesalahan tipe II
sebesar 20%, angka perdarahan post partum diketahui 7,7 %, maka besar sampel
𝑍∝ √2𝑃𝑄+𝑍 𝛽√𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2 2
n1 = n2 = ( )
𝑃1−𝑃2
Keterangan :
𝑍∝ √2𝑃𝑄+𝑍 𝛽√𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2
n1 = n2 = ( )²
𝑃1−𝑃2
61
1,645√2 𝑥 0,177 𝑥 0,823+0,842√0.,277 𝑥 0.723+0.077 𝑥 0.923
n1 = n2 = ( )²
0,2
0,886+0,437
n1 = n2 = ( )²
0,2
1,323
n1 = n2 = ( )² = (6,615)² = 43,75 = 44
0,2
1. Kriteria Inklusi
a. Ibu melahirkan dengan perdarahan post partum yang dirawat di RSIA Siti
Khadijah 1 Makassar
2. Kriteria Eksklusi
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rekam medik (daftar
tilik) pasien yang mengalami perdarahan post partum di RSIA Siti Khadijah 1
Makassar
62
2. Jenis data
data akan disusun dan disajikan dalam bentuk table dan dilengkapi dengan narasi
a. Editing
b. Coding
kategorinya masing-masing
c. Processing
d. Cleaning
kedalam computer
63
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentsi dari
b. Analisis Bivariat
variabel independen dan dependen. Melalui uji statistik chi- square akan
mempunyai nilai p < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima dan
c. Analisis Multivariat
H. Etika Penelitian
Semua hasil yang diperoleh dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaan nya
oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan diberitahukan atau
64
I. Alur Penelitian
Kriteria Inklusi
Sampel Penelitian
Pengumpulan data
65
BAB V
HASIL PENELITIAN
Post partum pada tahun 2014-2019 adalah 67 orang. Sedangkan jumlah pasien
Perdarahan Post Partum yang memenuhi kriteria Inklusi dan eksklusi adalah 67
orang dan total pasien yang menjadi subjek penelitian sebanyak 77 orang yang
Subjek dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami Perdarahan
Post partum dan tidak mengalami perdarahan post partum , juga telah memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi sebagai sampel . Data diperoleh dari hasil ringkasan
dari buku partus kemudian mencari nomor rekam medik pasien dan mencari
variabel berat badan bayi, paritas, umur ibu, riwayat ANC, pendidikan, dan kadar
Hb .
Data yang diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel
frekuensi dan tabulasi silang sesuai dengan tujuan penelitian dan disertai narasi
66
B. Analisis Univariat
1. Distribusi sampel menurut Berat Badan Bayi, paritas, umur, riwayat
ANC, pendidikan dan Anemia
Tabel 5.1. Distribusi sampel menurut Berat Badan bayi, paritaas, umur,
riwayat ANC, pendidikan, dan anemia
Variable Frekuensi
n %
Berat Bayi
2500-4000gr 76 98,7 %
>4000 gr 1 1,3 %
Paritas
Primipara 29 37,7%
Multipara 48 62,3%
Umur
< 20 tahun 3 3,9%
25-35 tahun 69 89,6%
> 35 tahun 5 6,5%
Kunjungan ANC
ANC < 4 kali 59 76,6%
ANC > 4 kali 18 23,4%
Pendidikan
SMP 25 32,5%
SMA 12 15,6%
SMK 13 16,9%
DIII 5 6,5%
DIV 11 14,3%
S1 11 14,3%
Anemia
Hb >11 gr/ dl) 45 58,4 %
Hb < 11 gr/dl 32 41,6 %
Total 77 100%
67
Sebanyak 76 kasus (98,7%) berat bayi normal ( 2500-4000 gr), dan sebanyak
kasus (37,7%) ibu primipara (paritas 1), dan sebanyak 48 kasus (63,3%) ibu
Sebanyak 3kasus (3,9%) umur ibu <20 tahun (20-35 tahun), sebanyak 69
kasus (89,6%) umur ibu 20-35 tahun dan sebanyak 5 kasus (6,5%) umur ibu
>35 tahun
Sebanyak 59 kasus (76,6%) Kunjungan ANC yang tidak lengkap ( <4 kali ),
dan sebanyak 18 kasus (23,4%) kunjungan ANC yang lengkap ( > 4 kali).
SMK, 5 kasus (6,5%) ibu dengan riwayat pendidikan DIII, 11 kasus (14,3%)
ibu dengan riwayat pendidikan DIV, dan sebanyak 11 kasus (14,3%) ibu
68
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 diatas menunjukkan distribusi
Sebanyak 45 kasus (58,4 %) ibu dengan kadar Hb < 11 gr/dl (anemia), dan
sebanyak 32 kasus (41,6%) ibu dengan kadar Hb > 11 gr/dl ( tidak anemia )
C. Analisis Bivariat
Tahap ini dilakukan analisis besar Faktor risiko kejadian perdarahan post
Hemoglobin.
Penilaian besar risiko didasarkan atas hasil Odds Ratio ( OR) dengan tingkat
kepercayaan 95% CI dengan melihat nilai lower limit dan upper limit sebagai
berikut :
5.2. Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan Antara berat badan bayi dengan
Kejadian Perdarahan Post partum
95%
Confidence
Berat badan Diagnosis Interval
PP Tidak PP Total P OR Lower Upper
2500- 66 (85,7%) 10 (13,0%) 76(98,7%)
4000gr
1,000 0,868 0,796 0,948
>4000 gr 1 (1,3%) 0 (0,0%) 1(1,3%)
Total 67 (87 %) 10 (13%) 77 (100%)
Tabel 5.2. Hasil Analisis uji statistik Chi Square Hubungan Berat bayi dengan
perdarahan post partum
69
Berdasarkan Tabel 5.7 terdapat kasus BB Normal sebanyak 76 kasus (98,7%)
dan Bayi Besar sebanyak 1 kasus (1,3%). Dari 76 kasus (98,7%) bb normal,
terdapat 66 orang (85,7%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 10
orang (13,0%) ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum. Dari 1 kasus
(1,3%) Bayi besar, sebanyak 1 orang (1,3%) ibu yang mengalami perdarahan post
Syarat uji chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5,
dan tidak boleh ada angka nol di tabel count , serta tidak boleh ada cell yang lebih
dari 25%, karena nilai expected tidak memenuhi syarat maka dari itu uji yang
digunakan adalah uji alternatif yakni uji fisher yaitu nilai p = 1,000 ( p>0,05)
berarti hipotesis null diterima dan hipotesis alternatif di tolak maka dapat diambil
kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara Berat badan bayi dengan
Untuk mengetahui besarnya risiko pada ibu dengan berat bayi >4000 ( bayi
besar) yang mengalami perdarahan post partum maka diketahui nilai OR = 0,868
(95% CI= 0,796 – 0,948) hal ini berarti ibu dengan berat bayi >4000 ( bayi besar)
memiliki resiko 0,868 kali untuk terjadinya perdarahan post partum dibandingkan
70
95%
Confidence
Klasifikasi Diagnosis Interval
PP Tidak PP Total P OR Lower Upper
Tabel 5.3. Hasil Analisis uji statistik Chi Square Hubungan paritas dengan
perdarahan post partum
terdapat 21 orang (27,7 %) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 8
orang (13,0%) ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum. Dari 48 kasus
post partum dan 2 (2,6%) yang tidak mengalami perdarahan post partum.
Syarat uji chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5,
dan tidak boleh ada angka nol di tabel count , serta tidak boleh ada cell yang lebih
dari 25%, karena nilai expected tidak memenuhi syarat maka dari itu uji yang
digunakan adalah uji alternatif yakni uji fisher yaitu nilai p = 0,005 ( p= < 0,05)
berarti hipotesis Null ditolak dan hipotesis Alternatif diterima , maka dapat
71
Untuk mengetahui besarnya resiko pada ibu multiparitas yang mengalami
44,863) hal ini berarti ibu dengan multipara memiliki risiko 8,762 kali terjadinya
5.4 .Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan Antara Umur dengan Kejadian
Perdarahan Post partum
95%
Confidence
Umur Diagnosis Interval
PP Tidak PP Total P OR Lower Upper
20-35 tahun 58(75,3%) 8(10,4%) 66 (85,7%)
Tabel 5.4. Hasil Analisis uji statistik Chi Square Hubungan Umur dengan
perdarahan post partum
Berdasarkan Tabel 5.4. terdapat kasus umur tidak berisiko ( 20-35 tahun )
sebanyak 66 kasus (857%) dan umur berisiko sebanyak 11 kasus (14,3%). Dari 66
kasus (85,7%) umur tidak berisiko, terdapat 58 orang (75,3%) ibu yang
mengalami perdarahan post partum dan 8 orang (10,4%) ibu yang tidak
sebanyak 9 orang (11,7%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 2
72
Syarat uji chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5,
dan tidak boleh ada angka nol di tabel count , serta tidak boleh ada cell yang lebih
dari 25%, karena nilai expected tidak memenuhi syarat maka dari itu uji yang
digunakan adalah uji alternatif yakni uji fisher yaitu nilai p = 0,629 ( p>0,05)
berarti Hipotesis Null diterima dan hipotesis alternatif ditolak maka dapat diambil
kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur ibu dengan kejadian
Untuk mengetahui besarnya resiko pada ibu dengan umur berisiko ( >35 tahun
dan <20 tahun) ysng mengalami perdarahan post partum maka diketahui nilai OR
=1,61 ( 95% CI = 0,294-8,829) hal ini berarti ibu dengan umur berisiko ( >35
tahun dan < 20 tahun) memiliki risiko 1,61 kali untuk terjadinya perdarahan post
partum dibandingkan dengn ibu yang memiliki umur tidak berisiko ( 20-35
tahun).
5.5 Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan Antara Antenatal Care dengan
Kejadian Perdarahan Post partum
73
95%
Confidence
Antenatal care Diagnosis Interval
Tabel 5.5.. Hasil Analisis uji statistik Chi Square Hubungan ANC dengan perdarahan
post partum
Berdasarkan Tabel 5.5 terdapat kasus ANC tidak lengkap (< 4 kali ) sebanyak
59 kasus (76,6%) dan ANC lengkap ( > 4 kali ) sebanyak 18 kasus (23,4%). Dari
59 kasus (76,6%) ANC tidak lengkap , terdapat 56 orang (72,7%) ibu yang
mengalami perdarahan post partum dan 3 orang (3,9%) ibu yang tidak mengalami
orang (14,3%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 7 (9,1%) yang
Syarat uji chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5,
dan tidak boleh ada angka nol di tabel count , serta tidak boleh ada cell yang lebih
dari 25%, karena nilai expected tidak memenuhi syarat maka dari itu uji yang
digunakan adalah uji alternatif yakni uji fisher yaitu nilai p = 0,001 ( p< 0,05)
berarti hipotesis Null ditolak dan Hipotesis Alternatif diterima maka dapat
74
Untuk mengetahui besarnya risiko pada ibu yang memiliki riwayat Antenatal
Care <4 kali yang mengalami perdarahan post partum maka diketahui nilai OR =
11,879 ( 95% CI= 2,653-53,185) hal ini berarti ibu dengan riwayat antenatal care
<4 kali memiliki resiko 11,879 kali untuk terjadinya perdarahan post partum
dibandingkan dengan ibu yang memiliki riwayat antenatal care > 4 kali.
95%
Confidence
Pendidikan Diagnosis Interval
PP Tidak PP Total P OR Lower Upper
DIII, D1V, 20(26,0%) 7(9,1%) 27 (35,1%)
S1
0,028 5,483 1,286 23,381
SMP, SMA, 47(61,0 %) 3(3,9%) 50 (64,9%)
SMK
Total 67 (87 %) 10 (13%) 77 (100%)
Tabel 5.6.. Hasil Analisis uji statistik Chi Square Hubungan pendidikan dengan
perdarahan post partum
Berdasarkan Tabel 5.6 terdapat kasus riwayat pendidikan DIII, DIV dan S1
sebanyak 27 kasus (35,1%) dan riwayat pendidikan SMP, SMA, dan SMK
sebanyak 50 kasus (64,9%). Dari 27 kasus (35,1%) riwayat pendidikan DIII, DIV
dan S1 , terdapat 20 orang (26,0%) ibu yang mengalami perdarahan post partum
dan 7 orang (9,1%) ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum. Dari 50
75
kasus (64,9%) riwayat pendidikan SMP, SMA dan SMK , sebanyak 47 orang
(61,0%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 3 (3,9%) yang tidak
Syarat uji chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5,
dan tidak boleh ada angka nol di tabel count , serta tidak boleh ada cell yang lebih
dari 25%, karena nilai expected tidak memenuhi syarat maka dari itu uji yang
digunakan adalah uji alternatif yakni uji fisher yaitu nilai p = 0,028 ( p< 0,05)
berarti hipotesis Null ditolak dan hipotesis Alternatif di terima , maka dapat
Untuk mengetahui besarnya risiko pada ibu yang pendidikan SMP , SMA dan
SMK yang mengalami perdarahan post partum maka diketahui nilai OR = 5,483
(95% CI = 1,286 – 23,381) hal ini berarti ibu yang memiliki riwayat pendidikan
SMP , SMA dan SMK memiliki risiko 5, 483kali untuk terjadinya perdarahan
post partum dibandingkan dengan ibu yang memiliki riwayat pendidikan DIII,
DIV dan S1
76
95%
Confidence
Kadar Hb Diagnosis Interval
PP Tidak PP Total P OR Lower Upper
< 11 gr/dl 43(55,8%) 2(2,6%) 45(58,4%)
Tabel 5.7.. Hasil Analisis uji statistik Chi Square Hubungan anemia dengan
perdarahan post partum
sebanyak 45 kasus (58,4%) dan kasus Kadar Hb > 11 gr/dl ( tidak anemia )
sebanyak 32 kasus (41,6%). Dari 45 kasus (58,4%) kadar Hb < 11 gr/dl (anemia) ,
terdapat 43 orang (55,8%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 2
orang (2,6%) ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum. Dari 32 kasus
(41,6%) Kadar Hb > 11 gr/dl ( tidak anemia), sebanyak 24 orang (31,2%) ibu
yang mengalami perdarahan post partum dan 8 (10,4%) yang tidak mengalami
Syarat uji chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5,
dan tidak boleh ada angka nol di tabel count , serta tidak boleh ada cell yang lebih
dari 25%, karena nilai expected tidak memenuhi syarat maka dari itu uji yang
digunakan adalah uji alternatif yakni uji fisher yaitu nilai p = 0,014 ( p < 0.05)
berarti Hipotesis Null di tolak dan Hipoteesis Alternatif , maka dapat diambil
post partum .
77
Untuk mengetahui besarnya risiko pada ibu yang memiliki kadar Hemoglobin
<11 gr/dl yang mengalami perdarahan post partum maka diketahui nilai OR =
7,167 (95% CI = 1,407 – 36,504) hal ini berarti ibu yang memiliki kadar
hemoglobin < 11 gr/dl ( anemia ) memiliki risiko 7,167 kali untuk terjadinya
D. Analisis Multivariat
suatu objek secara stimultan atau serentak. Analisis multivariate digunakan untuk
post partum).
5.8 Hasil Analisis Uji Statistik Regresi Linear dan Binnary logistic Hubungan
Antara variabel Independen dengan variabel Dependen Kejadian Perdarahan
Post partum
Tabel 5.8.. Hasil Analisis uji Regressi Linear dan uji binary logistik variabel
Independent dengan veriabel dependent
78
Berdasarkan Tabel 5.7.. untuk melihat korelasi variabel dependent dnegan
dengan kejadian perdarahan post parum termasuk dalam korelasi sedang. Dengan
79
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
didapatkan.
faktor risiko antara variabel independen terhadap variabel dependen, maka hasil
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang massif yang berasal dari
tempat implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan
merupakan salah satu penyebab kematian ibu disamping perdarahan karena hamil
ektopik dan abortus.11 Dalam definisi lain, disebutkan bahwa perdarahan post
partum adalah kehilangan 500 ml atau lebih darah setelah bayi lahir. 12
Berat bayi lahir yang lebih dari normal disebut dengan makrosomnia. Bayi
besar atau makrosomnia adalah bayi baru lahir yang saat dilahirkan berat
80
badannya lebih dari 4000 gram. Semua neonatus dengan berat badan lebih dari
post partum.12
kasus (98,7%) dan bayi besar sebanyak 1 kasus (1,3%). Dari 76 kasus (98,7%) bb
normal, terdapat 66 orang (85,7%) ibu yang mengalami perdarahan post partum
dan 10 orang (13,0%) ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum. Dari 1
kasus (1,3%) bayi besar, sebanyak 1 orang (1,3%) ibu yang mengalami
perdarahan post partum dan 0 (0,0%) yang tidak mengalami perdarahan post
partum.
p>0,05) maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara
bayi besar dengan kejadian perdarahan post partum. Dan didapatkan besarnya
risiko bayi besar terhadap terjadinya kejadian perdarahan post partum adalah
0,868 kali.
Penelitian dengan hasil yang sama juga diperoleh Izda Rifdiani 40 yaitu
sebanyak 4,4% ibu yang mengalami perdarahan post partum melahirkan bayi yang
beratnya > 4000 gram, dibandingkan dengan berat bayi <4000 gram dengan
sehingga mengalami hipotoni dan atonia uteri setelah melahirkan. Berat bayi
81
diatas normal dapat menyebabkan perdarahan post partum karena uterus
meregang terlalu berlebihan dan membuat kontraksi melemah, akibat lain dari
kelahiran bayi besar atau makrosomnia yaitu dapat menyebabkan trauma lahir
Pada saat pengambilan sampel, responden yang terpilih hampir semua ibu
yang memiliki berat badan bayi > 4000 gr. Berat bayi 2500- 4000 gr merupakan
ukuran normal pada saat bayi lahir, sedangkan berat bayi >4000 gr masuk ke
Hasil itu yang mempengaruhi sehingga tidak ada hubungan antara Bayi besar
Primipara adalah ibu yang baru pertama kali hamil dan melahirkan sedangkan
multipara adalah ibu yang sudah lebih dari satu kali hamil dan melahirkan. Ibu
partum .
21 orang (27,7 %) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 8 orang
(13,0%) ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum. Dari 48 kasus
82
(62,3%) multipara , sebanyak 46 orang (59,7%) ibu yang mengalami perdarahan
post partum dan 2 (2,6%) yang tidak mengalami perdarahan post partum.
Berdasarkan hasil olah data Chii Square didapatkan nilai p = 0,005 ( p= <
paritas dengan kejadian perdarahan post partum. Dan ibu multipara memiliki
risiko 8,762 kali terjadi perdarahan post partum dibandingkan dengan primipara
Menurut penelitian Herianto bahwa paritas >1 bermakna sebagai faktor risiko
terjadi perdarahan post partum . hal ini bisa disebabkan karena pada ibu dengan
paritas tinggi yang mengalami persalinan cenderung untuk terjadinya atonia dan
hipotonia uteri.16
perdarahan post partum. Ibu dengan umur di bawah 20 tahun, rahim dan panggul
sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Sebagai akibatnya pada umur
terjadinya perdarahan post partum. Bila umur di atas 35 tahun, kondisi kesehatan
ibu sudah menurun, sehingga hamil pada umur tersebut mempunyai kemungkinan
lebih besar untuk terjadi persalinan lama dan perdarahan post partum.18,19
83
Berdasarkan distribusi frekuensi , terdapat kasus umur tidak berisiko ( 20-35
tahun ) sebanyak 66 kasus (857%) dan umur berisiko sebanyak 11 kasus (14,3%).
Dari 66 kasus (85,7%) umur tidak berisiko, terdapat 58 orang (75,3%) ibu yang
mengalami perdarahan post partum dan 8 orang (10,4%) ibu yang tidak
sebanyak 9 orang (11,7%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 2
maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur ibu
dengan kejadian perdarahan post partum. Dan risiko untuk terjadinya perdarahan
post partum pada ibu umur berisiko sebesar 1,61 kali dibandingkan dengan ibu
umur tidak berisiko. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya karena
variabel umur bukan merupakan penyebab langsung dari perdarahan post partum ,
umur mayoritas pada penelitian ini berada pada umur tidak berisiko ( 25-35 tahun
) serta jumlah sampel yang didapatkan sedikit yaitu 67 kasus perdarahan post
partum sehingga didapatkan hasil tidak adanya hubungan antara umur dengan
Penelitian yang sama juga diperoleh oleh Fika Nurul Hidayah sebesar 31,4%
ibu yang mengalami perdarahan post partum dibandingkan dengan ibu yang tidak
mengalami perdarahan post partum sebesar 68,6% dengan nilai p value = 0,664.39
84
Antenatal care adalah pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh
pada calon ibu dapat diketahui dan dapat dicegah sedini mungkin agar dapat
Tujuan umum antenatal care adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan
mental ibu serta anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga
angka morbiditas dan mortalitas ibu serta anak dapat diturunkan. Ibu hamil yang
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi, terdapat kasus ANC tidak lengkap (< 4
kali ) sebanyak 59 kasus (76,6%) dan ANC lengkap ( > 4 kali ) sebanyak 18 kasus
(23,4%). Dari 59 kasus (76,6%) ANC tidak lengkap , terdapat 56 orang (72,7%)
ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 3 orang (3,9%) ibu yang tidak
sebanyak 11 orang (14,3%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 7
Hasil uji Chi Suare didapatkan nilai p = 0,001 ( p< 0,05), maka dapat diambil
perdarahan post partum, sedangkan risiko terjadinya perdarahan post partum pada
85
ibu dengan riwayat antenatal care < 4 kali sebesar 11,879 kali dibandingkan
riwayat antenatal care < 4 kali (tidak lengkap) lebih berisiko 8,5 kali
dibandingkan dengan riwayat antenatal care > 4 kali ( lengkap) dengan nilai
p= 0,000.
Dengan melakukan ANC, beberapa faktor risiko dapat dicegah, contohnya jika
didapatkan ibu dengan anemia bisa di berikan tablet besi, dengan pemeriksaan
fisik dapat diketahui presentase bayi, karena jika presentasi bayi kurang bagus,
bisa menyebabkan perdarahan post partum oleh karena laserasi jalan lahir.
Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penting dalam usaha menjaga
kesehatan ibu, anak dan juga keluarga. Ibu dengan pendidikan yang lebih tinggi
DIII, DIV dan S1 sebanyak 27 kasus (35,1%) dan riwayat pendidikan SMP, SMA,
dan SMK sebanyak 50 kasus (64,9%). Dari 27 kasus (35,1%) riwayat pendidikan
DIII, DIV dan S1 , terdapat 20 orang (26,0%) ibu yang mengalami perdarahan
post partum dan 7 orang (9,1%) ibu yang tidak mengalami perdarahan post
partum. Dari 50 kasus (64,9%) riwayat pendidikan SMP, SMA dan SMK ,
86
sebanyak 47 orang (61,0%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 3
Hasil uji statistic Chi Square didapatkan nilai p = 0,028 ( p< 0,05) maka dapat
partum pada ibu dengan riwayat pendidikan SMP, SMA, dan SMK sebesar 5,483
kali dibandingkan dengan ibu dengan riwayat pendidikan DIII, DIV dan S1.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
42
Salsabila , bahwa terdapat hubungan antara riwayat pendidkan ibu dengan
kejadian perdarahan post partum yang didapatkan 57.3% ibu yang pendidikan
pendidikan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya perdarahan post partum,
seseorang akan pola hidup, terutama dalam memotivasi sikap dalam berperan
87
maupun sel otak dan uterus. Anemia dapat mengurangi daya tahan tubuh ibu dan
menyebabkan peningkatan risiko perdarahan post partum. Rasa cepat lelah pada
penderita anemia disebabkan metabolisme energi oleh otot tidak berjalan secara
) sebanyak 45 kasus (58,4%) dan kasus kadar Hb > 11 gr/dl ( tidak anemia )
sebanyak 32 kasus (41,6%). Dari 45 kasus (58,4%) kadar Hb < 11 gr/dl (anemia) ,
terdapat 43 orang (55,8%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 2
orang (2,6%) ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum. Dari 32 kasus
(41,6%) kadar Hb > 11 gr/dl ( tidak anemia), sebanyak 24 orang (31,2%) ibu yang
Hasil analisis Statistic uji Chi Square didapatkan nilai p = 0,014 ( p < 0.05)
maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara anemia dengan
kejadian perdarahan post partum, besar risiko terjadinya perdarahan post partum
pada ibu yang anemia sebesar 7,167 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak
anemia.
41
Penelitian dengan hasil yang sama juga diperoleh Maryam Mayidah yaitu
sebesar 34,5% ibu yang mengalami perdarahan post partum yang memiliki
nilai p = 0,000 ( p< 0,05) , yang artinya terdapat hubungan antara anemia dengan
88
Setiap penyakit perdarahan dapat diderita oleh wanita hamil dan kadang-
dapat terjadi setelah abruptio plasenta retensio janin mati lama dalam rahim dan
pada emboli cairan ketuban. Salah satu teori etiologi mempostulasikan bahwa
bahan tromboplastik yang timbul dari generasi dan autolisis desidua serta cairan
B. Tinjauan Keislaman
Dalam agama Islam, telah diperintahkan bagi setiap umat manusia untuk
Terjemahnya :
89
Terjemahnya :
“ Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan. Kemudian
mengembalikan ( menghidupkannya ) kembali dan menghidupkan kembali itu
adalah lebih mudah bagi-Nya . dan bagi-Nya lah sifat yang Maha Tinggi di
langit dan di bumi , dan dialah Yang Mah Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
memiliki berbagai unsur, lalu Allah Swt menguji hambanya dan memberikan
cobaan dengan berbagai peritnah dan larangan , karena itu , Allah menjadikannya
Terjemahnya :
dari setetes mani yang bercampur ) yang bercampur dengan indung telur , yaitu air
mani laki-laki bercampur menjadi satu dengan air mani perempuan ( yang kami
90
Artinya :
“ Dari Abu ‘Abdir-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menuturkan kepada kami,
dan beliau adalah ash-Shadiqul Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan
perkataannya), beliau bersabda, ”Sesungguhnya seorang dari kalian
dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk
nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah
(segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal
daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk
meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu
menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya. Maka
demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan
Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli
surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetapi
catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka,
maka dengan itu ia memasukinya. Dan sesungguhnya salah seorang dari
kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara dirinya
dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya
lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu ia memasukinya ”.
tentang awal penciptaan manusia di dalam rahim seorang ibu, yang berawal dari
91
Pada tahapan pertama, Allah menciptakan manusia dari setetes mani yang hina
yang menyatu dengan ovum, kemudian setelah lewat 40 hari, dari air mani
lewat 40 hari atau 80 hari dari fase nutfah – fase ‘alaqah beralih kefase mudghah ,
yaitu segumpal daging, kemudian setelah lewat 40 hari-120 hari dari fase nutfah-
dari segumpal daging ( mudghah) tersebut, Allah SWT menciptakan daging yang
bertulang , dan Dia memerintahkan malaikat untuk meniupkan ruh padanya serta
mencatat empat kalimat , yaitu rizki, ajal, amal dan sengsara atau bahagia. Jadi,
ditiupkannya ruh kepada janin setelah ia berumur 120 hari atau sekitar 4 bulan
Dalam Al-qur’an surah As-Sajdah ayat 7-10 Allah Swt telah menciptakan
manusia secara berpasangan, ada laki-laki dan ada perempuan. Dengan adanya
masa. Dalam agama islam, kehamilan merupakan salah satu bentuk kebesaran
Allah SWT atas segala sesuatu. Hal ini tercermin dari firman-Nya dalam Al-
Terjemahnya :
“ Yang mebuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang
memulai penciptaan manusia dari tanah . kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari saripati air yang hina( air mani). Kemudian Dia
92
menyempurnakan Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam ( tubuh
)nya ruh ( ciptaan )-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran ,
penglihatan dan hati, ( tetapi ) kamu sedikit sekali bersyukur . dan mereka
berkata ‘ apakah bila kami telah lenyap (hancur ) didalam tanah , kami benar-
benar akan berada dalam ciptaan yang baru ?’ bahkan (sebenarnya)mereka
ingkar akan menemui Rabbnya “
Dalam ayat lain, Allah Swt juga menyebutkan sebelum kita lahir di dunia, kita
sudah hidup akan tetapi masih didalam perut Ibu, dalam Al-qur’an surah Az-
Terjemahnya :
“Dia menjadikan kamu dalam perut Ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan . Yang ( berbuat) demikian itu adalah Allah Swt , Tuhan kamu,
Tuhan yang mempunyai Kerajaan . Tidak ada Tuhan selain Dia ; maka
bagaimana kamu dapat dipalingkan ? “
Dalam sebuah hadist yang di riwayatkan oleh Abu dawud 2050, Nasai 3227
dan disahihkan oleh al-Albani , seorang pemuda meyukai seorang wanita yang
cantik akan tetapi wanita ini mandul. Kemudian pemuda ini datang meminta
93
Artinya :
“ Telah mengabarkan kepada kami ‘ Abdurrahman ibn Khalid berkata , telah
menceritakan kepada kami Yazid ibn Harun berkata, telah memberitakan
kepada kami Al Mustalin ibn Sa’id dari Mansur ibn Zadan dari Mu’awiyah
ibn Qurrah dari Ma'qi’ ibn Yasar berkata : “ seseorang datang kepada
Rasulullah SAW dan berkata : “ Wahai Rasulullah, aku telah jatuh cinta
kepada seorang wanita kaya dan terhormat , hanya saja dia tidak melahirkan
aak. Bolehkan aku menikahinya ?” Rasulullah melarangnya. Kemudian ia
datang lagi kepada Beliau dan bertanya lagi tentang hal itu. Dan Beliau tetap
melarangnya dan bersabda: “ Kawinlah dengan wanita yang dapat melahirkan
anakyang banyak dan penuh cinta pada suami, karena pada hari kiamat aku
akan membanggakan besarnya jumlah umatky dihadapan nabi-nabi yang lain”.
3. Pandangan Islam tentang persalinan
Dari Rahim seorang ibu akan lahir generasi penerus yang akan menjaga
kehamilan, persalinan dan masa nifas. Oleh karena itu pelayanan kesehatan ibu
Terjemahnya :
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun bersyukurlah kepada-
Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(Q.S
Luqman {31:14}) 8
94
Proses persalinan adalah proses yang paling di khawatirkan dan ditakutkan
oleh ibu hamil, akan tetapi proses melahirkan telah disebutkan akan dipermudah
oleh Allah Swt , dalam Al-qur’an Surah Abasa ayat 19-20 Allah Swt berfirman :
Terjemahnya :
dari air mani yang memancar itu fase-fase perubahannya hingga menjadi janin dan
memudahkan manusia keluar dari dalam rahim yang dalam hal ini adalah bayi,
setelah itu bayi akan tumbuh berproses secara sunatullah dan kemudian Allah Swt
akan memelihara sampai menjadi dewasa hingga Allah Swt kembali mencabut
95
BAB VII
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar
3. Umur berisiko (>35 tahun dan < 20) tahun merupakan faktor risiko terjadinya
4. Riwayat ANC tidak lengkap (<4 kali) selama kehamilan merupakan faktor
5. Riwayat pendidikan ibu ( SMP, SMA dan SMK ) merupakan faktor risiko
post partum.
96
7. Terdapat hubungan antara Paritas, kunjungan ANC, pendidikan dan anemia
B. Saran
1. Bagi ibu
Untuk ibu hamil yang berisiko terjadinya komplikasi pada kehamilan yang
Serta untuk ibu, perbanyak juga konsumsi makanan bergizi , tablet besi juga
berencana agar dapat mengatur jumlah anak dengan memperhatikan juga jarak
kelahirannya .
memeriksakan diri agar dapat mengatasi anemia. Petugas RSIA Sitti Khadijah
baik dan keterlibatan dalam pengisian buku registrasi partus dan rekam medik
Kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti lebih jauh tentang kejadian
penelitian ini.
97
C. Keterbatasan Penelitian
tidak ada.
2. Variabel yang diteliti terbatas , kemungkinan ada faktor yang lain yang
jadwal kuliah sehingga sangat susah mengatur jadwal untuk pergi kerumah
98
DAFTAR PUSTAKA
2. Dinkes. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015. Bidang Bina
Livingstone, Inc.2002
5. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke tiga Jilid Pertama , Editor Arif Mansjoer ,
Inc.2003
99
10. Satriyandari Y, Hariyanti R.. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kejadian
Prawirohardjo;2009
13. Oxom, Patologi & Fisiologi Persalinan, Ilmu kebidanan, Yayasan Exential
media;2010
16. Manuba, G,B,I, Kapita selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi &
17. Rayburn, W.,f., Obstetri & Ginekologi , Widya Medika, Jakarta, 2001
Yogyakarta:2013
20. Suryani. Hubungan Karakteristik Ibu Bersalin dan Antenatal Care dengan
Medan.2008
100
21. Pardosi M. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pendarahan
22. Michael S. Kramer. Incidence, Risk Factors, And Temporal Trends In Severe
23. Edilberto A, Rocha Filho. Severe Maternal Morbidity And Nearmiss Due To
Inkomplit Pada Pasien Rawat Inap RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2007.
Makassar. 2008
Pekalongan. 2004
101
dalam William Obstetric 22th edition. Philadephia. McGrawHill.2005 p :
635-663
Ginekologi. EGC.2010
31. Mochtar R, Sinopsis Obstetri , Obstetri fisiologi dan patologi. Edisi 3 jilid 1.
32. Prof.dr. Ida Bagus Gde Manuaba ,Kepaniteraan Klinik obstetric dan
33. Saifuddin, AB. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
36. Sosa et al. (2009). Risk Factor For Postpartum Hemorrhage in Vaginal
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pmc/articles/pmid/19461428
37. Siti SA. Pandangan Islam Tentang Proses Kejadian Manusia dan Implikasinya
post partum pada ibu bersalin di RSUD PRINGSEWU Tahun 2016, Jurnal
102
39. Fika Nurul Hidayah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian perdarahan
post partum primer pada ibu bersalin di RSUD Penembahan Senopati Bantul –
40. Rifdiani,I,. Pengaruh paritas, BBL, Jarak kehamilan dan riwayat perdarahan
41. Mayidah M, Faktor risiko perdarahan post partum. Skripsi. 2012. Makassar.
43. Notoatmojo,S ( 2007) promosi kesehatan dan Ilmu perilaku . Jakarta : Rineka
Cipta
45. https://www.slideshare.net/septianraha/makalah-pandangan-islam-terhadap-
kelahiran-dan-persalinan
103
KETERANGAN
A. Berat Bayi
B. Paritas Ibu
1. Multiparitas (>1)
2. Primiparitas (1)
C. Umur Ibu
E. Pendidikan Ibu
2. DIII, DIV, S1
F. Anemia
1. Ya
2. Tidak
104
INISIAL BB RIWAYAT
NO PASIEN BAYI PARITAS UMUR ANC PENDIDIKAN ANEMIA PP
1 1 1 1 1 1 1
1 Ny.Ra
1 1 1 1 1 2 1
2 Ny. Sd
1 1 1 2 1 2 1
3 Ny.Nw
1 1 1 1 1 2 1
4 Ny. Nh
1 1 1 1 1 1 1
5 Ny. Un
1 1 2 1 1 1 1
6 Ny. Nj
1 1 2 1 2 1 1
7 Ny. Dna
1 1 1 1 1 1 1
8 Ny.Rs
1 1 1 1 2 1 1
9 Ny. Iys
1 1 1 2 1 1 1
10 Ny. Na
1 1 2 1 2 1 1
11 Ny. Ha
1 1 1 2 1 1 1
12 Ny. Aad
1 1 1 2 2 1 1
13 Ny. Ls
1 1 1 1 1 1 1
14 Ny. Hs
1 1 2 1 1 2 1
15 Ny. Sh
1 2 1 1 2 1 1
16 Ny. Mz
1 2 1 2 1 2 1
17 Ny. Nbr
1 2 2 1 1 1 1
18 Ny. Rd
1 1 1 1 1 2 1
19 Ny. Naz
1 2 1 1 1 1 1
20 Ny. Els
1 1 1 1 1 2 1
21 Ny. Njh
1 2 1 1 1 1 1
22 Ny. Uds
1 2 1 1 2 2 1
23 Ny. Wt
1 2 1 1 1 1 1
24 Nr.Aw
1 1 1 1 1 1 1
25 Ny.Hi
1 1 1 1 1 1 1
26 Ny.Nst
1 1 1 1 1 1 1
27 Ny.Inds
2 1 1 2 1 1 1
28 Ny.Hl
1 1 1 1 2 1 1
29 Ny. Nas
105
1 1 1 1 1 1 1
30 Ny.Ans
1 1 1 1 1 1 1
31 Ny.Nms
1 1 1 1 1 1 1
32 Ny.As
1 2 1 1 2 1 1
33 Ny.asi
1 1 1 2 1 2 1
34 Ny.Asf
1 1 1 1 1 1 1
35 Ny. Ny
1 1 2 2 2 1 1
36 Ny.Mt
1 1 1 1 2 1 1
37 Ny.Sk
1 1 1 1 1 1 1
38 Ny.Naf
1 2 1 2 2 2 1
39 Ny.Hd
1 1 1 1 2 1 1
40 Ny.Ast
1 1 1 1 1 1 1
41 Ny.Fw
1 2 1 1 2 1 1
42 Ny.F
1 2 1 1 2 1 1
43 Ny.R
1 1 2 1 1 1 1
44 Ny.Rw
1 2 1 1 1 2 1
45 Ny.Hd
1 2 1 1 2 2 1
46 Ny.J
1 1 1 1 2 2 1
47 Ny.I
1 2 1 1 1 2 1
48 Ny.H
1 2 1 1 2 2 1
49 Ny.Sa
1 1 2 1 1 2 1
50 Ny.Ys
1 1 1 2 1 1 1
51 Ny.A
1 2 1 1 2 1 1
52 Ny.Nm
1 1 1 1 1 2 1
53 Ny. Das
1 1 1 1 1 1 1
54 Ny. Mg
1 1 1 1 1 2 1
55 Ny Ki
1 1 1 1 1 2 1
56 Ny. Nar
1 2 1 1 1 2 1
57 Ny. R
1 1 1 1 2 2 1
58 N. M
1 1 1 1 1 2 1
59 Ny. Ah
106
1 1 1 2 2 2 1
60 Ny. H
1 2 1 1 1 2 1
61 Ny. Hdr
1 2 1 1 1 1 1
62 Ny. Nas
1 1 2 1 1 1 1
63 Ny.S
1 1 1 1 1 1 1
64 Ny. Sr
1 1 1 1 1 1 1
65 Ny. Az
1 2 1 1 1 1 1
66 Ny.Rmd
1 2 1 2 1 2 2
67 Ny. S
1 2 1 1 1 1 2
68 Ny. Y
1 2 1 2 2 1 2
69 Ny. Da
1 2 1 1 2 2 2
70 Ny. Pj
1 2 1 2 2 2 2
71 Ny. D
1 2 2 1 2 2 2
72 Ny. Il
1 1 2 2 2 2 2
73 Ny. M
1 1 1 2 2 2 2
74 Ny.sbd
1 2 1 2 1 2 2
75 Ny. Ah
1 2 1 2 2 2 2
76 Ny. Np
1 2 1 1 1 1 1
77 Ny. Kr
107
Frequency Berat Badan bayi
Perdaraha Tidak
n post Perdaraha
partum n post
partum
Total Count 67 10 77
108
% within Berat bayi lahir 87.0% 13.0% 100.0%
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 77
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .13.
Risk Estimate
Lower Upper
N of Valid Cases 77
109
Frequency Paritas
1 (Primiparitas) Count 21 8 29
110
% of Total 27.3% 10.4% 37.
7%
Total Count 67 10 77
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 77
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.77.
111
Risk Estimate
Lower Upper
N of Valid Cases 77
Umur ibu
112
Uji Crosstabulasi Umur Ibu
Perdaraha Tidak
n post Perdaraha
partum n post
partum
Total Count 67 10 77
113
Uji Chi Square Umur Ibu
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 77
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.43.
Risk Estimate
Lower Upper
Odds Ratio for Umur ibu (Umur Tidak 1.611 .294 8.829
Berisiko ( 20 - 35 tahun) / Umur
berisiko ( <20 tahun dan >35 tahun))
N of Valid Cases 77
114
Frequency Riwayat Antenatal Care
Perdarah Tidak
an post Perdaraha
partum n post
partum
Kunjungan Count 11 7 18
ANC > 4 kali (
% within 61.1% 38.9% 100.0%
Lengkap)
Kunjungan
antenatal ibu
115
% within 16.4% 70.0% 23.4%
Perdarahan post
parum
Total Count 67 10 77
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 77
116
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.34.
Risk Estimate
Lower Upper
N of Valid Cases 77
pendidikan ibu
117
Uji Crosstabulasi pendidikan ibu
Perdarah Tidak
an post Perdarahan
partum post partum
D3 D4 Count 20 7 27
S1 (
% within pendidikan ibu 74.1% 25.9% 100.0%
tinggi)
% within Perdarahan 29.9% 70.0% 35.1%
post parum
Total Count 67 10 77
Chi-Square Tests
118
(1-
side
d)
N of Valid Cases 77
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.51.
Risk Estimate
Lower Upper
N of Valid Cases 77
Frequency Anemia
119
Kadar Hemoglobin ibu
120
%
Total Count 67 10 77
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 77
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.16.
121
Risk Estimate
Lower Upper
N of Valid Cases 77
Model Summary
a. Predictors: (Constant), Kadar Hemoglobin ibu, Umur ibu, Berat bayi lahir, pendidikan ibu, Banyaknya
anak yang dilahirkan, Kunjungan antenatal ibu
122
Analisis Multivariat
a. Variable(s) entered on step 1: Berat bayi lahir, Banyaknya anak yang dilahirkan, Umur ibu,
Kunjungan antenatal ibu, pendidikan ibu, Kadar Hemoglobin ibu.
123
124
125