Anda di halaman 1dari 125

FACTORS EFFECT POST PARTUM HEMORRHAGE

IN RSIA SITI KHADIJAH 1 MAKASSAR 2014-2019

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERDARAHAN


POST PARTUM DI RSIA SITTI KHADIJAH 1 MAKASSAR
TAHUN 2014-2019

Oleh :

SURYANTI SULTAN

NIM. 1054 2110 2716

Skripsi
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020

1
2
3
4
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama Lengkap : Suryanti Sultan

Tanggal Lahir : Suai, 29 Oktober 1998

Tahun Masuk : 2016

Peminatan : Kedokteran Komunitas

Nama Pembimbing Akademik : dr. Zulfikar Tahir, M.Kes, Sp.An

Nama Pembimbing Skripsi : dr. Rosdiana Sahabuddin, Sp.OG, M.kes

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan


skripsi saya yang berjudul :

Faktor-faktor yang mempengaruhi perdarahan post partum Di RSIA Sitti


Khadijah 1 Makassar Tahun 2014-2019

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sansksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya.

Makassar, Februari 2020

Suryanti Sultan

NIM 105421102716

5
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Suryanti Sultan

Ayah : Ir. H. Sultan

Ibu : Hj. Sulsiani

Tempat, Tanggal Lahir : Suai, 29 Oktober 1998

Agama : Islam

Alamat : Jl. Malino, Perumahan Bumi Batara Gowa Blok


E19/10

Nomor Telepon/HP : 082213281656

Email : yantiss2910@gmail.com /

suryantisultan2910@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
• TK Pertiwi (2003-2004)

• SDN 108 Pompanua (2005-2010)

• MTsN 399 Pompanua (2011-2013)

• SMAN 1 Ajangale ( 2013-2016)

6
• Universitas Muhammadiyah Makassar (2016-2020)

RIWAYAT ORGANISASI
• Bendahara Osis MTsN 399 Pompanua tahun (2012-2013)

• Sekretaris PMR SMA Negeri 1 Ajangale tahun (2015-2016)

• Bendahara 3 PIKOM FK UNISMUH (2017-2018)

• Anggota divisi Musik MAC FK UNISMUH (2017-2018)

• Anggota divisi MEKOM MSU FK UNIAMUH (2017-2018)

• Ketua bidang EMAS PIKOM FK UNISMUH (2018-2019)

• Bendahara Umum MAC FK UNISMUH (2018-2019)

• Penasehat Organisasi MAC FK UNISMUH (2019-2020)

7
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF MAKASSAR
Thesis, 25 February 2020

Suryanti Sultan, dr. Rosdiana Sahabuddin M.Kes, Sp.OG


1
Students of the faculty of medicine and Health Sciences at the University of
Muhammadiyah Makassar in 2016/ email Suryantisultan2910@gmail.com
2
Mentor

“ FACTORS EFFECT POST PARTUM HEMORRHAGE IN RSIA SITI


KHADIJAH 1 MAKASSAR 2014-2019 “
(xviii +85 Pages + 8 Tables + 9 Pictures + 5 Attachment)

ABSTRACT

Background : Maternal deaths according to the Wold Health Organization


(WHO) are deaths during pregnancy and or in the period 42 days after the end of
pregnancy, due to all causes related to or exacerbated by pregnancy or treatment,
but not caused by accident / injury1.
Objective : To obtain information about what factors influence post partum
hemorrhage in RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar in 2014-2019.
Methods : This study uses an Cross Sectional Method. The study design uses a
retrospective approach. The population used was all pregnant and childbirth
women recorded in the parturition book at RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar, The
sample was divided into 2 namely mothers who experienced post partum
hemorrhage and mothers who did not experience post partum hemorrhage.
Results : Chi Square test results with α 0.05 obtained , Big baby ( >3500-4000) p
= 1,000, Parity (multiparity>1) p = 0,005, Age at risk (> 35 years and <20 years)
p = 0.629, Antenatal Care <4 times (incomplete) p = 0.001, Education p = 0.028,
anemia p = 0.014.
Conclusion : parity, ANC history, education and anemia are risk factors for post
partum hemorrhage and have a significant association. while the baby's weight,
and age at risk are risk factors but do not have a significant association with the
incidence of post patum hemorrhage.
Keywords : baby's weight, parity, maternal age, antenatal care, education, anemia
and post partum hemorrhage.

8
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Skripsi, 25 Februari, 2020

Suryanti Sultan , dr. Rosdiana Sahabuddin M.Kes, Sp.OG


1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Makassar angkatan 2016/ email Suryantisultan2910@gmail..com
2
Pembimbing

“ FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERDARAHAN POST


PARTUM DI RSIA SITTI KHADIJAH 1 MAKASSAR TAHUN 2014-2019 “
(xviii + 85 Halaman + 8 Tabel + 9 Gambar + 5 Lampiran)

ABSTRAK
Latar Belakang : Kematian ibu menurut Wold Health Organization (WHO)
adalah kematian selama kehamilan dan atau dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat
dengan kehamilan atau penanganannya , tetapi bukan disebabkan oleh
kecelakaan/cedera1.
Tujuan : Untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi perdarahan post partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar Tahun
2014-2019.
Metode : Penelitian ini menggunakan Metode Cross Sectional. Desain penelitian
menggunakan pendekatan Retrospektif . Populasi yang digunakan adalah seluruh
ibu hamil dan melahirkan yang tercatat di buku partus di RSIA Sitti Khadijah 1
Makassar, sampel terbagi menjadi 2 yakni ibu yang mengalami perdarahan post
partum dan ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum.
Hasil : hasil uji chi Squere dengan α 0,05 didapatkan bayi besar ( >3500-
4000) p = 1,000 Paritas ( multiparitas >1 ) p = 0,005 , Umur berisiko ( >35 tahun
dan < 20 tahun) p = 0,629 , Antenatal Care < 4 kali ( tidak lengkap ) p = 0,001,
Pendidikan p = 0,028 dan anemia p = 0,014,.
Kesimpulan : paritas, riwayat ANC, pendidikan dan kadar Hb merupakan faktor
risiko perdarahan post partum dan memiliki hubungan signifikan. sedangkan
Berat bayi, dan umur berisiko, merupakan faktor risiko tetapi tidak memiliki
hubungan signifikan dengan kejadian perdarahan post patum.
Kata Kunci : berat badan bayi , paritas , umur ibu, antenatal care , pendidikan,
anemia, dan perdarahan post partum.

9
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya,

Serta telah memberikan kesehatan, kekuatan dan kesempatan sehingga penulis

bisa menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Program Studi Pendidikan Dokter di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ir.H.

Sultan , Hj. Sulsiani , Ir. Hj Sukmawati , Alm. Syamsu Alam , Alm. Hj. Mennu,

Dr. Hj. Heslina , dan H. Bachtiar yang merupakan keluarga besar saya yang selalu

membantu, mendukung, memberikan motivasi , serta mendoakan penulis

sehingga skripsi ini bisa selesai

Tidak kalah pentingnya penulis ucapkan terima kasih kepada dr. Rosdiana

Sahabuddin Sp.OG.M.kes selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing, memberikan pengarahan dan koreksi sampai

skripsi ini selesai . Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada

dr.Bramantyas Kusuma Hapsari, M.Sc selaku dosen penguji yang telah

memberikan waktu luangnya untuk menguji penulis mulai pada saat ujian

proposal, ujian hasil dan tutup serta telah memberikan ilmunya kepada Penulis,

serta ucaoan terima kasih juga penulis tuturkan kepada ayahanda Drs. Samhi

10
Muawan Djamal, M.Ag selaku pembimbing sekaligus penguji Al-Islam

kemuhammadiyahan pada saat ujian Skripsi.

Selanjutnya, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Dr. Ir. H. Abd. Rahman Rahim.

S.E.,M.M. yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menempuh

pendidikan di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar Ini khususnya di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

2. dr. Machmud Ghaznawie Sp.PA(K) selaku dekan Program studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Makassar.

3. dr.Zulfikar Tahir,M.kes , Sp.An selaku pembimbing akademik penulis di

Fakultas Kedokteran mulai dari semester 1 sampai semester 7.

4. Pihak RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar yang telah memberikan penulis izin

untuk melakukan penelitian dan memberikan izin penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

5. Sahabat MONOKROM yang terdiri dari Sri Gustia Rahman, Indah Irmawati,

Ade Rahmawati, Sulastriani Hanafing, Virda Erika Busdir, A.Pratiwi Riski

Alawiah dan Eni Wahyuddin yang telah memberikan penulis support dan

motivasi untuk menyelesaikan skripsi.

6. Teman-teman satu bimbingan saya , Indah Irmawati dan Endah Rahayu yang

selalu memberikan penulis semangat dan motivasi.

7. Teman-teman sejawat Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (RAUVOLFIA) sebanyak 51 orang yang tidak bisa penulis

11
sebutkan namanya satu per satu yang sudah saling membantu memberikan

informasi, memotivasi dan membantu penulis .

8. Seluruh staff yang bekerja di FKIK Universitas Muhammadiyah Makassar

9. My Spesial One yang selalu memberikan saya dukungan, support dan

dorongan ketika sudah lelah mengerjakan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi inimasih jauh dari sempurna oleh karena itu

dengan berbesar hati penulis akan senang menerima kritik dan saran demi

perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca secara umum dan penulis secara

khususnya.

Makassar , Februari 2020

Penulis

12
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... i

PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI ............................................... ii

PERNYATAAN PENGESAHAN ................................................................... iii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .............................................................. iv

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... v

ABSTRACT ...................................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Perumusan Masalah................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 8

A. Perdarahan Post partum........................................................................... 8


1. Definisi .............................................................................................. 8

13
2. Epidemiologi ..................................................................................... 8
3. Klasifikasi ........................................................................................ 9
4. Etiologi ............................................................................................. 9
a. Atonia Uteri................................................................................. 9
b. Robekan jalan lahir .................................................................... 13
c. Retensio plasenta ........................................................................ 18
d. Inversio uteri .............................................................................. 20
e. Gangguan pembekuan darah ....................................................... 23
5. Faktor Risiko perdarahan post partum .............................................. 24
a. Berat badan bayi .......................................................................... 24
b. Paritas .......................................................................................... 25
c. Umur ........................................................................................... 25
d. Antenatal care.............................................................................. 26
e. Pekerjaan .................................................................................... 26
f. Pendidikan .................................................................................. 27
g. Anemia ....................................................................................... 27
h. Partus lama .................................................................................. 28
6. Diagnosis perdarahan post partum ................................................... 28
7. Komplikasi perdarahan post partum ................................................. 29
8. Penanganan perdarahan post partum ................................................. 29
9. Pencegahan perdarahan post partum ................................................. 31
B. Tinjauan Keislaman ................................................................................ 32
1. Pandangan islam mengenai kehamilan ............................................. 32
2. Pandangan islam tentang perkembangan manusia .......................... 33
C. Kerangka Teori........................................................................................ 36
BAB III KERANGKA KONSEP ..................................................................... 37

A. Kerangka Konsep Pemikiran................................................................... 37


B. Definisi Operasional................................................................................ 38
C. Hipotesis.................................................................................................. 40
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................. 42

14
A. Objek penelitian ...................................................................................... 42
B. Desain Penelitian..................................................................................... 42
C. Waktu dan tempat Penelitian .................................................................. 42
D. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 43
E. Teknik Pengambilan Sampel................................................................... 44
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 44
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 45
H. Etika penelitian........................................................................................ 46
I. Alur Penelitian ........................................................................................ 47
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................ 48

A. Karakteristik sampel penelitian .............................................................. 48


B. Analisis ................................................................................................... 49
1. Analisis Univariat ....................................................................... 49
2. Analisis Bivariat ......................................................................... 51
3. Analisis Multivariat..................................................................... 60
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................. 62

A. Pembahasan ............................................................................................ 62
B. Tinjauan Keislaman ............................................................................... 71
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 78

A. Kesimpulan ............................................................................................ 78
B. Saran ....................................................................................................... 79
C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 81

LAMPIRAN .......................................................................................................

15
DAFTAR TABEL

5.1 Distribusi kejadian Perdarahan Post Partum menurut Berat Badan Bayi,

paritas, Umur, riwayat ANC, Pendidikan dan Anemia. ................................... 47

5.2 Hubungan Antara Bayi Besar dengan kejadian Perdarahan post partum di

RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019....................................................... 49

5.3 Hubungan Antara Paritas dengan kejadian Perdarahan post partum di RSIA

Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019 ................................................................. 51

5.4 Hubungan Antara Umur dengan kejadian Perdarahan post partum di RSIA

Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019 .............................................................. 52

5.5 Hubungan Antara Antenatal Care dengan kejadian Perdarahan post partum di

RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019.................................................... 54

5.6 Hubungan Antara Pendidikan dengan kejadian Perdarahan post partum di

RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019.................................................... 55

5.7 Hubungan Antara Anemia dengan kejadian Perdarahan post partum di RSIA

Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019 .............................................................. 57

5.8 Mengetahui Hubungan Variabel independen dengan Variabel Dependen .. 58

16
DAFTAR GAMBAR

2.1 Algoritme penatalaksanaan atonia uteri ..................................................... 12

2.2 Robekan Jalan Lahir .................................................................................. 15

2.3 Tingkat Robekan Perineum ........................................................................ 16

2.4 Robekan Serviks......................................................................................... 18

2.5 Kelainan Plasenta ....................................................................................... 19

2.6 Inversio Uteri ............................................................................................. 22

2.7 Kerangka Teori........................................................................................... 37

2.8 Kerangka Konsep ....................................................................................... 38

2.9 Alur Penelitian ........................................................................................... 48

17
DAFTAR LAMPIRAN

1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat
3. Analisis multivariat
4. Data sekunder faktor-faktor perdarahan post partum
5. Surat izin penelitian

18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematian ibu menurut Wold Health Organization (WHO) adalah kematian

selama kehamilan dan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan,

akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat dengan kehamilan atau

penanganannya , tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera.1

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI) tahun 2012 ,

angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran

hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI Tahun 1991,

yaitu sebesar 290 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun

walaupun tidak terlalu signifikan. Target global Millenium Development Goals

(MDGs) ke-5 adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per

100.000 kelahiran hidup tahun 2015. Mengacu dari kondisi saat ini, potensi untuk

mencapai target MDGs ke-5 untuk menurunkan AKI adalah off track , artinya

diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk mencapainya.1

Jumlah kematian ibu yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

di Sulawesi Selatan pada tahun 2009 menurun menjadi 118 orang atau 78,84 per

100.000 KH. Kematian ibu tersebut terdiri dari kematian ibu hamil (19%),

kematian ibu bersalin (46%), dan kematian ibu nifas (35%).Berdasarkan hasil

laporan tahunan Bidang Kesehatan Masyarakat Tahun 2010 jumlah kematian ibu

sebanyak 121 orang disebabkan karena perdarahan sebanyak 63 orang (52,07%),

19
Infeksi 2 orang (0.02%), Hipertensi dalam kehamilan 28 orang (1.65%), abortus 1

orang(0.82%), partus lama 1orang (0,82%), karena penyebab lain sebanyak 26

orang (21,48%).2

Jumlah kematian ibu pada tahun 2010 menurut Profil Kesehatan Kabupaten /

Kota menurun menjadi 114 orang atau 77,13 per 100.000 KH. Kematian ibu

terdiri dari kematian ibu hamil (15,78%), kematian ibu bersalin sebesar (64,03%)

dan kematian ibu nifas sebesar (20,17%). Sedangkan untuk tahun 2011 meningkat

menjadi 116 orang atau 78,88 per 100.000 KH terdiri dari kematian ibu hamil

sebanyak 34 orang (29.31%), ibu bersalin 48 orang (41.37%) dan ibu nifas 34

orang (29.31%) . Selanjutnya pada tahun 2012 jumlah kematian ibu yang

dilaporkan menjadi 160 orang atau 110,26 per 100.000 kelahiran hidup, terdiri

dari kematian ibu hamil 45 orang (28,1%), kematian ibu bersalin 60 orang (40%),

kematian ibu nifas 55 orang (30%). Kemudian di tahun 2013 jumlah kematian ibu

yang dilaporkan menjadi 115 orang atau 78.38 per 100.000 kelahiran hidup,

terdiri dari kematian ibu hamil 18 orang (15,65%), kematian ibu bersalin 59 orang

(51,30%), kematian ibu nifas 38 orang (33,04%). Selanjutnya pada tahun 2014

jumlah kematian ibu yang dilaporkan menjadi 138 orang atau 93.20 per 100.000

kelahiran hidup, terdiri dari kematian ibu hamil 15 orang (10,86%), kematian ibu

bersalin 54 orang (39,13%), kematian ibu nifas 69 orang (50,00%). Sedangkan

pada tahun 2015 jumlah kematian ibu yang dilaporkan menjadi 149 orang atau

99.38 per 100.000 kelahiran hidup, terdiri dari kematian ibu hamil 19 orang

(12,75%), kematian ibu bersalin 44 orang (29,53%), kematian ibu nifas 86 orang

(57,71%)1.

20
Tiga penyebab angka kematian ibu yang tinggi di Indonesia yaitu ,

perdarahan, preeklampsia/eklampsia dan infeksi.1

Perdarahan post partum adalah perdarahan atau hilangnya darah 500 cc atau

lebih yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadi sebelum, selama,

atau sesudah lahirnya plasenta. 3,4,5

Definisi lain menyebutkan perdarahan post partum adalah perdarahan 500 cc

atau lebih yang terjadi setelah plasenta lahir. Menurut waktu terjadinya dibagi atas

dua bagian yaitu perdarahan post partum primer (Early post partum hemorrhage)

yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir, dan perdarahan postpartum sekunder

(Late post partum hemorrhage) yang terjadi antara 24 jam dan 6 minggu setelah

anak lahir. 4,5,6

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian perdarahan post partum adalah

bayi besar (makrosomnia), paritas, partus lama, riwayat antenatal care, pemberian

uterotonika, umur, pendidikan, pekerjaan, dan anemia. 7

Dalam tinjauan keislaman, Allah SWT berfirman dalam Al-qur’an Surah


Luqman ayat 14 :

‫صالُهُ فِي َعا َمي ِْن أَ ِن ا ْش ُك ْر ِلي‬ َ ‫سانَ ِب َوا ِلدَ ْي ِه َح َم َلتْهُ أُ ُّمهُ َو ْهنًا‬
َ ِ‫ع َل ٰى َو ْه ٍن َوف‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
َ ‫اْل ْن‬ َّ ‫َو َو‬
ِ ‫ي ْال َم‬
ُ ﴾١٤﴿ ‫صير‬ َّ ‫َو ِل َوا ِلدَيْكَ ِإ َل‬

Terjemahnya :

“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun bersyukurlah kepada-
Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”

21
Hal-hal yang menyebabkan seorang anak diperintahkan berbuat baik kepada

ibu adalah: Ibu mengandung seorang anak sampai ia dilahirkan. Selama masa

mengandung itu, ibu menahan dengan sabar penderitaan yang cukup berat, mulai

pada bulan-bulan pertama, kemudian kandungan itu semakin lama semakin berat,

dan ibu semakin lemah, sampai ia melahirkan. Kekuatannya baru pulih setelah

habis masa nifas.9 Ibu menyusui anaknya sampai usia dua tahun. Banyak

penderitaan dan kesukaran yang dialami ibu dalam masa menyusukan anaknya.

Hanya Allah yang mengetahui segala penderitaan itu. Dalam ayat ini yang

disebutkan hanya alasan mengapa seorang anak harus taat dan berbuat baik

kepada ibunya.9

Hal ini menunjukkan bahwa kesukaran dan penderitaan ibu dalam

mengandung, memelihara, dan mendidik anaknya jauh lebih berat bila

dibandingkan dengan penderitaan yang dialami bapak dalam memelihara anaknya.

Penderitaan itu tidak hanya berupa pengorbanan sebagian dari waktu hidupnya

untuk memelihara anaknya, tetapi juga penderitaan jasmani dan rohani. Seorang

ibu juga menyediakan zat-zat penting dalam tubuhnya untuk makanan anaknya

selama anaknya masih berupa janin di dalam kandungan. 9

Salah satu penelitian terdahulu yang berjudul “Faktor-faktor yang

berhubungan dengan perdarahan post partum pada ibu bersalin di RSUD

PRINGSEWU Tahun 2016. Didapatkan prevalensi terjadinya perdarahan post

partum adalah sebanyak 7,7 %38.

22
Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “ Faktor-faktor yang mempengaruhi perdarahan post partum

di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar tahun 2014-2019 ? "

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di latar belakaang pada pendahuluan, rumusan masalah

yang diambil adalah “ Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perdarahan post

partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar tahun 2014-2019 ? “

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang

mempengaruhi perdarahan post partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar

tahun 2014-2019

2. Tujuan Khusus

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui faktor risiko bayi besar terhadap kejadian perdarahan post


partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar tahun 2014-2019.

b. Mengetahui faktor risiko paritas ibu terhadap kejadian perdarahan post


partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar tahun 2014-2019.

c. Mengetahui faktor risiko umur Ibu terhadap kejadian perdarahan post


partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar tahun 2014-2019.

23
d. Mengetahui faktor risiko Antenatal care ibu terhadap kejadian
perdarahan post partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar tahun 2014-

2019.

e. Mengetahui faktor risiko Pendidikan pada ibu terhadap kejadian


perdarahan post partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar tahun 2014-

2019.

f. Mengetahui faktor risiko Anemia pada ibu terhadap kejadian perdarahan


post partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar tahun 2014-2019.

g. Mengetahui hubungan faktor risiko bayi besar, paritas, umur, Antenatal


care, pendidikan dan anemia terhadap kejadian perdarahan post partum

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Tempat penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi tempat

penelitian/ rumah sakit khususnya tentang “Faktor-faktor penyebab terjadinya

perdarahan post partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar tahun 2014-

2019”.

b. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman yang bermanfaat serta menambah pengetahuan dan

wawasan dalam penerapan ilmu yang di peroleh selama melakukan penelitian

khususnya mengenai “Faktor-faktor penyebab terjadinya perdarahan post

partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar tahun 2014-2019”.

24
c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai masukan dan bahan tambahan dalam melanjutkan penelitian

selanjutnya.

25
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perdarahan Post Partum

1. Definisi

Perdarahan post partum adalah perdarahan yang massif yang berasal dari

tempat implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan

merupakan salah satu penyebab kematian ibu disamping perdarahan karena hamil

ektopik dan abortus.11

Dalam definisi lain, disebutkan bahwa perdarahan post partum adalah

kehilangan 500 ml atau lebih darah setelah bayi lahir.12

2. Epidemiologi

Perdarahan karena kontraksi rahim yang lemah setelah anak lahir meningkat

insidennya pada kehamilan dengan pembesaran rahim yang berlebihan seperti

persalinan ganda, hidramnion, anak terlalu besar ataupun pada rahim yang telah

melemah daya kontraksinya seperti pada grande multipara, interval kehamilan

yang pendek atau pada kehamilan usia lanjut, induksi partus dengan oksitosin, his

yang terlalu kuat sehingga anak dilahirkan terlalu cepat dan sebagainya. 17,27

Angka kejadian perdarahan post partum setelah persalinan pervaginam yaitu

5-9%. Perdarahan post partum adalah pernyebab yang paling umum perdarahan

yang berlebihan pada kehamilan, dan hampir semua transfusi pada wanita hamil

dilakukan untuk menggantikan darah yang hilang setelah persalinan 6.

26
3. Klasifikasi30

a. Perdarahan post partum primer (Early post partum hemorrhage) yang

terjadi sampai 24 jam setelah anak lahir.

b. Perdarahan post partum lanjut (Late post partum hemorrhage) yang terjadi

setelah 24 jam hingga 1-2 minggu masa nifas.

4. Etiologi Perdarahan Post Partum

a. Atonia Uteri / Hipotoni Uteri

1) Definisi

Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang

menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat

implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir, sedangkan Hipotonia Uteri

adalah keadaan dimana uterus gagal untuk berkontraksi kembali dan

mengecilsesudah janin keluar dari rahim11

2) Faktor Predisposisi

a) Regangan rahim berlebihan karena kehamilan gemelli, polihidramnion,

atau anak terlalu besar.

b) Kelelahan karena persalinan lama atau persalinan kasep.

c) Kehamilan grande-multipara

d) Ibu dengan keadaan umum yang jelek, anemis, atau menderita

penyakit menahun.

e) Mioma uteri yang mengganggu kotraksi rahim.

f) Infeksi intrauterine (korioamnionitis)

g) Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya.

27
3) Diagnosis

Diagnosis ditegakkan bila setelah bayi dan plasenta lahir ternyata

perdarahan masih aktif dan banyak, bergumpal dan pada palpasi didapatkan

fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi yang lembek.

Perlu diperhatikan bahwa pada saat atonia uteri di diagnosis, maka pada saat

itu juga masih ada darah sebanyak 500-1000 cc yang sudah keluar dari

pembuluh darah, tetapi masih terperangkap dalam uterus dan harus

diperhitungkan dalam kalkulasi pemberian darah pengganti. 11

4) Tindakan

Banyaknya darah yang hilang akan mempengaruhi keadaan umum pasien.

Pasien masih bisa dalam keadaan sadar, sedikit anemis, atau sampai syok

hipovolemik. Tindakan pertama yang harus dilakukan bergantung pada

keadaan kliniknya. Pada umumnya, dilakukan secara stimultan ( bila pasien

syok) hal-hal sebagai berikut11 :

a) Sikap Trendelenburg, memasang venous line, dan memberikan

oksigen

b) Sekaligus merangsang uterus dangan cara :

i.) Masase fundus uteri dan merangsang puting susu

ii.) Pemberian oksitosin dan turunan ergot melalui suntikan secara

intramuskular atau subkutan

iii.) Memberikan derivate prostaglandin F2α (carboprost

tromethamine) yang kadang memberi efek samping berupa

diare , hipertensi, mual muntah, febris , dan takikardia.

28
iv.) Pemberian misoprostol 800-1000 µg per-rektal.

v.) Kompresi bimanual ekternal dan/ atau internal

vi.) Kompresi aorta amdominalis

vii.) Pemasangan “tampon kondom”, dalam vakum uteri disambung

dengan kateter , difiksasi dengan karet gelang dan diisi dengan

cairan infus 200 ml yang akan mengurangi perdarahan dan

menghindari tindakan operatif

c) Bila semua tindakan itu gagal, maka dipersiapkan untuk dilakukan

tindakan operatif laparotomi dengan pilihan bedah konservatif (

mempertahankan uterus) atau melakukan histerektomi. Alternatifnya

berupa11 :

i.) Ligasi arteri uterine atau arteri ovarika

ii.) Operasi ransel B Lynch

iii.) Histerektomi supravaginal

iv.) Histerektomi total abdominal

29
5) Algoritme penatalakssanaan Atonia Uteri/hipotoni

1- Masase fundus
6) uteri setelah lahirnya
plasenta ( maksimal 15 detik)
Evaluasi rutin. Jika uterus berkontraksi tetapi
perdarahan terus berlangsung . periksa apakah
Uterus Berkontraksi Ya terjadi laserasi perineum, vagina dan serviks .
jahit atau segera rujuk

2- Bersihkan bekuan darah dan/atau selaput ketuban dari


vagina dan ostium serviks -Teruskan KBI hingga
3-pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh atau dapat 2 menit
Ya
dipalpasi, lakukan kateterisasi dengan teknik aseptic. -Keluarkan tangan dari
4-Lakukan (KBI) selama 5 menit vagina
-Pantau kala IV dengan
tepat
Tidak

5-Anjurkan keluarga untuk membantu melakukan Kompresi Bimanual Eksterna atau minta tolong
petugas lain memasang infus.
6-Jika keluarga melakukan KBE,keluarkan tangan dari vagina
7-Berikan ergometrin 0,2 mg IM ( pastikan ibu tidak hipertensi) atau misoprostol 600 mcg per rectal
8-Pasang infus menggunakan jarum 16 atau 18, berikan 500-1000 cc Ringer Laktat iv dan 20 iu
oksitosin dengan tetesan xxv-xxx iv lain.
9-Ulangi KBI atau pasang kondom kateter

Tidak Uterus Berkontraksi Ya

10-Pasang kondom kateter dan segera rujuk ke Rs Rujukan -Pantau ibu dengan seksama
11- lanjut infus RL750-1500 cc dan 20 IU oksitosin tetesan xxx. setelah kala IV persalinan.
Restorasi cairan ( koloid dan kristaloid 3x jumlah darah keluar dalam
2 jam pertama

Tidak Ya - Transfuse
Uterus Berkontraksi
- Rawat lanjut dan
observasi
Transfuse
histerektomi

Gambar 2.1. algoritme penatalaksanaan atonia uteri

30
b. Robekan Jalan Lahir

1) Definisi

Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan

post partum. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan

post partum dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh

robekan serviks atau vagina. Setelah persalinan harus selalu dilakukan

pemeriksaan vulva dan perineum. Pemeriksaan vagina dan serviks dengan

spekulum juga perlu dilakukan setelah persalinan. Sekitar 4-5% perdarahan

post partum oleh laserasi jalan lahir.13

Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma.

Pertolongan persalinan yang semakin manipulatif dan traumatik akan

memudahkan robekan jalan lahir dan karena itu dihindarkan memimpin

persalinan pada saat pembukan serviks belum lengkap. Robekan jalan lahir

biasanya akibat episiotomi, robekan spontan perineum, trauma forceps atau

vakum ekstraksi atau karena versi ekstraksi.11

Robekan yang terjadi bisa ringan (lecet, laserasi), luka episiotomi, robekan

perineum spontan derajat ringan sampai rupture perinei totalis ( sphincter ani

terputus), robekan pada dinding vagina , fornix uteri, serviks, daerah sekitar

klitoris dan uretra bahkan yang terberat rupture uteri. Oleh karena itu, pada

setiap persalinan hendaklah dilakukan inspeksi yang diteliti untuk mencari

kemungkinan adanya robekan ini. Perdarahan yang terjadi saat kontraksi

uterus baik biasanya karena adanya robekan atau sisa plasenta. Pemeriksaan

dapat dilakukan dengan cara melakukan inspeksi pada vulva , vagina, dan

31
serviks dengan memakai spekulum untuk mencari sumber perdarahan dengan

ciri-ciri warna darah yang merah segar dan pulsatif sesuai denyut nadi.

Perdarahan karena rupture uteri dapat diduga pada persalinan macet atau

kasep atau uterus yang lokus minoris resistensi serta adanya atonia uteri dan

tanda cairan bebas intra abdominal . Semua sumber perdarahan yang terbuka

harus diklem , diikat dan luka ditutup dengan jahitan cat-gut lapis demi lapis

sampai perdarahan berhenti.11

2) Faktor predisposisi14

a) Robekan uterus dalam kehamilan

i.) Adanya luka parut pada uterus bekas seksio sesarea terdahulu

ii.) Adanya luka parut pada uterus bekas miomektomi

iii.) Adanya luka parut pada uterus bekas histerektomi

b) Robekan uterus dalam persalinan

i.) Adanya luka parut pada uterus bekas seksio sesarea terdahulu

ii.) Adanya luka parut pada uterus bekas miomektomi

iii.) Adanya luka parut pada uterus bekas histerektomi

iv.) Panggul sempit terutama panggul sempit absoulut

v.) Kelainan letak : lintang, letak dahi, letak muka.

vi.) Kelainan pada janin berupa anak besar (BB Anak > 4000 gram),

( hydrocephalus).

vii.) Persalinan anjuran/induksi dan augmentasi persalinan dan

pemberian oxytosin drips.

viii.) Persalinan anjuran/induksi persalinan dengan misoprostol

32
ix.) Ekspresi kristaller (dorongan pada fundus uteri pada kala II)

yang salah

x.) Persalinan buatan pervaginam dengan versi ekstraksi

xi.) Persalinan buatan pervaginam dengan forceps atau perfotator.

3) Klasifikasi laserasi jalan lahir

a) Robekan vulva

Sebagai akibat persalinan, terutama pada seorang primipara, bisa timbul

luka pada vulva disekitar introitus vagina yang biasanya tidak dalam akan

tetapi kadang-kadang bisa timbul perdarahan banyak, khususnya pada luka

dekat klitoris.13

Gambar 2.2. Robekan Jalan Lahir

Sumber : Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi.1994

b) Robekan perineum

Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan

tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya

33
terjadi digaris tengah dan menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu

cepat.4,13 Tingkat-tingkat robekan pada perineum14,29 :

Gambar 2.3. Tingkat Robekan Perineum

sumber : Obstetric Normal and Problem Pregnancies.2012

i.) Tingkat I : Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina/

mukosa vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum

sedikit

ii.) Tingkat II : Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu selain

menganai selaput lendir vagina, juga mengenai musculus perinei

transversalis , tapi tidak mengenai sphincter ani.

iii.) Tingkat III : Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum

sampai mengenai otot-otot sphincter ani eksterna

iv.) Tingkat IV : Robekan mengenai perineum sampai otot sphincter

ani dan mukosa rectum

34
c) Perlukaan vagina

Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka perineum jarang

dijumpai. Kadang ditemukan setelah persalinan biasa, tetapi lebih sering

terjadi sebagai akibat ekstraksi dengan cunam terlebih apabila kepala janin

harus diputar. Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada

pemeriksaan spekulum. Robekan atas vagina terjadi sebagai akibat

menjalarnya robekan serviks. Apabila ligamentum latum terbuka dan cabang-

cabang arteri uterine terputus, dapat timbul perdarahan yang banyak. Apabila

perdarahan tidak dapat diatasi, dilakukan laparatomi dan pembukaan

ligamentum latum. Jika tidak berhasil maka dilakukan pengikatan arteri

hipogastrika.13

d) Robekan serviks

Persalinan bisa mengakibatkan robekan serviks, sehingga serviks seorang

multipara berbeda dari yang belum pernah melahirkan pervaginam. Robekan

serviks yang luas menimbulkan perdarahan dan dapat menjalar ke segmen

bawah uterus. Apabila terjadi perdarahan yang tiak berhenti meskipun

plasenta sudah lahir lengkap dan terus sudah berkontraksi baik, perlu

dipikirkan perlukaan jalan lahir, khususnya robekan serviks uteri.13

35
Gambar 2.4. Robekan serviks

Sumber : Sinopsis Obstetris, edisi 2 jilid 1. 2011

Apabila ada robekan, serviks perlu ditarik keluar dengan beberapa cunam

ovum, supaya batas antara robekan dapat dilihat dengan baik. Apabila serviks

kaku dan his kuat, serviks uteri dapat mengalami tekanan kuat oleh kepala

janin, sedangkan pembukaan tidak maju. Akibat tekanan kuat dan lama itulah

terjadi pelepasan sebagian serviks secara sirkuler. Pelepasan ini dapat

dihindarkan dengan seksio sesarea jika diketahui bahwa ada distosia

servicalis.13

Teknik penjahitan memerlukan asisten, anastesi lokal, penerangan lampu

yang cukup serta spekulum dan memperhatikan kedalaman luka. Bila

penderita kesakitan dan tidak kooperatif, perlu anastesi untuk ketenangan dan

keamanan saat melakukan hemostasis.11

c. Retensio Plasenta

1) Definisi

Retensio adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu 1 jam

setelah bayi lahir.31 Bila plasenta tetap tertinggal dalam uterus setengah jam

setelah anak lahir disebut sebagai retensio plasenta. Plasenta yang sukar

36
dilepaskan dengan pertolongan aktif kala tiga bisa disebabkan oleh adhesi

yang kuat antara plasenta dan uterus. Disebut sebagai plasenta akreta bila

implantasi menembus desidua basalis dan Nitabuch Layer, disebut sebagai

plasenta inkreta bila plasenta sampai menembus myometrium dan disebut

plasenta perkreta bila vili korialis sampa menembus perimetrium.11,15

2) Etiologi 31

a) Plasenta belum terlepas dari dinding Rahim karena tumbuh melekat

lebih dalam , yang menurut perlekatannya dibagi menjadi :

Gambar 2.5. kelainan plasenta

Sumber : Jurnal , USG untuk Deteksi Plasenta Akreta.2017

i.) Plasenta adhesive, yang melekat pada desidua endometrium yang

lebih dalam

ii.) Plasenta inkreta, dimana vili korealis tumbuh lebih dalam dan

menembuh desidua sampai ke myometrium.

iii.) Plasenta akreta, yang menembus lebih dalam kedalam

meiometrium tetapi belum menembus serosa.

37
iv.) Plasenta perkreta, yang menembus serosa atau peritoneum

dinding Rahim.

b) Plasenta inkerserata adalah plasenta sudah terlepas tetapi belum keluar

karena atonia uteri dan akan menyebabkan perdarahan yang banyak,

atau karena adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim

akibat kesalahan penanganan kala III, yang akan menghalangi plasenta

keluar.

3) Diagnosis16

a) Terdapat pembukaan dan pada saat palpasi masih dapat diraba sisa

plasenta atau membrannya.

b) Subinvolusi uteri karena infeksi dan menimbulkan perdarahan

terlambat.

d. Inversio Uteri

1) Definisi

Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau

seluruhnya masuk kedalam cavum uteri.31 Definisi lain menyebutkan bahwa

inversio uteri adalah masuknya fundus uteri kedalam cavum uteri yang dapat

menimbulkan perdarahan dan terutama rasa nyeri dan dapat di ikuti syok

neurogenik32. Inversio uteri dapat menyebabkan perdarahan post partum , akan

tetapi kasus inversio uteri ini jarang sekali ditemukan. Pada bagian inversio

uteri bagian atas uterus memasuki cavum uteri, sehingga fundus uteri bagian

dalam menonjol kedalam cavum uteri. Inversio uteri terjadi tiba-tiba dalam

38
kala III atau segera setelah plasenta keluar. Frekuensi inversio uteri: angka

kejadian 1: 20.000 persalinan. 13,16

Walaupun inversio uteri kadang-kadang biasa terjadi tanpa gejala dengan

penderita tetap dalam keadaan baik, namun umumnya kelainan tersebut

menyebabkan keadaan gawat darurat dengan angka kematian tinggi ( 15-

70%). Reposisi secepat mungkin memberi harapan yang terbaik untuk

keselamatan penderita. . 13,16

2) Faktor pencetus

a) Uterus yang lembek, lemah , tipis dindingnya.

b) Tarikan tali pusat yang berlebihan.

Inversio bisa terjadi spontan atau sebagai akibat tindakan. Pada wanita

dengan atonia uteri kenaikan tekanan intra abdominal dengan mendadak

karena batuk atau mengeran, dapat menyebabkan masuknya fundus kedalam

cavum uteri yang merupakan permulaan inversio uteri. Tindakan yang dapat

menyebabkan inversio uteri adalah perasat crede pada corpus uteri yang tidak

berkontraksi baik dan tarikan pada tali pusat dengan plasenta yang belum jelas

dari dinding uterus. 13,16

Pada penderita dengan syok, perdarahan, dan fundus uteri tidak ditemukan

pada tempat yang lazim pada kala III atau setelah persalinan selesai,

pemeriksaan dalam dapat menunjukkan tumor yang lunak diatas serviks atau

dalam vagina sehingga diagnosis inversio uteri dapat dibuat. Pada mioma uteri

konsistensinya lebih keras daripada korpus uteri setelah persalinan.

39
Selanjutnya jarang sekali mioma submukosum ditemukan pada persalinan

cukup bulan atau hampir cukup bulan. 13,16

Gambar 2.6. Inversio Uteri, A. Normal, (B) derajat I ,


(C) derajat II, (D) derajat III.

Sumber : Sinopsis Obstretis, edisi 2 jilid 1. 2011

3) Pembagian Inversio uteri

a) Inversio uteri ringan

Fundus uteri terbalik menonjol kedalam cavum uteri, namun belum

keluar dari ruang rongga Rahim.

b) Inversio uteri sedang

Uterus Terbalik dan sudah masuk kedalam vagina

c) Inversio uteri berat

Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah keluar

vagina.

40
4) Etiologi Inversio Uteri

Penyebab dari inversio uteri bisa terjadi secara spontan atau karena

tindakan. Faktor yang memudahkan terjadinya adalah uterus yang lembek,

lemah, tipis dindingnya, tarikan tali pusat yang berlebihan, atau patulous

kanalis sevicalis31.

Yang spontan dapat terjadi pada grande multipara, atonia uteri, kelemahan

alat kandungan, dan tekanan intra abdominal yang tinggi. Sedangkan yang

karena tindakan dapat disebabkan cara crade yang berlebihan, tarikan tali

pusat, dan pada manual plasenta yang dipaksakan , bila ada perlekatan

plasenta pada dinding rahim31.

5) Diagnosis32

a) Tidak terlalu sulit, pada palpasi abdomen tidak dijumpai fundus uteri

b) Terjadi perdarahan, rasa nyeri dalam dan diikuti dengan syok

neurogenik

c) Pemeriksaan dalam dijumpai fundus uteri berada didalam kavum uteri.

e. Gangguan Pembekuan Darah

Kasus Perdarahan post partum karena gangguan pembekuan darah baru

dicurigai bila penyebab yang lain dapat di singkirkan apalagi disertai dengan

adanya riwayat pernah mengalami hal yang sama pada persalinan sebelumnya.

Akan ada tendensi mudah terjadi perdarahan setiap dilakukan penjahitan dan

perdarahan akan merembes atau timbul hematoma pada bekas jahitan,

suntikan, perdarahan dari gusi, ronggga hidung dan lain-lain.17

41
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasil pemeriksaan faal hemostasis

yang abnormal. Waktu perdarahan dan waktu pembekuan memanjang,

trombositopenia, terjadi hipofibrinogenemia, dan terdeteksi adanya FDP

(Fibrin degradation product) serta perpanjangann pada test prothrombin dan

PTT (Partial trhromboplastin time ). 17

Terapi yang dilakukan adalah dengan transfusi darah dan produknya

seperti plasma beku segar, trombosit, fibrinogen, dan heparinisasi EACA

(Epsilon Amino Caproid Acid).17

5. Faktor risiko perdarahan post partum

Faktor risiko perdarahan post partum adalah:

a. Bayi besar (makrosomnia)

Bayi besar (makrosomia) merupakan salah satu faktor risiko terjadinya

perdarahan post partum. Bayi besar didefinisikan jika berat badan bayi >3500

, sedangkan makrosomia didefinisikan sebagai berat lahir bayi >4000 gr.

Insiden makrosomia telah meningkat di negara maju, meskipun makrosomia

mungkin kurang umum di negara-negara berkembang. Pada umumnya, berat

lahir bayi >4000 gram terjadi pada 10% dari seluruh persalinan, sedangkan

berat lahir bayi > 4500 gram terjadi 1% dari seluruh persalinan. Survey

kematian perinatal yang dilakukan bagian kedokteran obstetric dan ginecology

spanyol menunjukkan bahwa insiden bayi dengan berat lahir > 4000 gram

adalah 6,7% dan 0,8% bayi dengan berat lahir > 4500 gram35

42
Penelitian menunjukkan bahwa bayi makrosomia meningkatkan risiko

perdarahan post partum 1,9 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi dengan

berat lahir normal. 36.

b. Paritas 18,19
Riwayat persalinan sangat berhubungan dengan kehamilan dan persalinan

berikutnya. Ibu yang mengalami perdarahan post partum bukan hanya dilihat

dari satu faktor saja seperti riwayat komplikasi persalinan sebelumnya tetapi

bisa dilihat dari faktor lainnya seperti adanya kejadian anemia dan kunjungan

antenatal care ibu bersalin. 19


16
Menurut manuaba , ibu yang sudah sering melahirkan menyebabkan

uterus akan mengalami kelemahan, sehingga besar risikonya untuk terjadi

perdarahan post partum . Hal ini bisa disebabkan karena pada ibu dengan

paritas tinggi yang mengalami persalinan cenderung untuk terjadinya atonia

dan hipotonia uteri.16

c. Umur 18,19

Umur ibu saat melahirkan mempunyai pengaruh terhadap timbulnya

perdarahan post partum. Ibu dengan umur di bawah 20 tahun, rahim dan

panggul sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Sebagai

akibatnya pada umur tersebut bila melahirkan, bisa mengalami persalinan

lama, sehingga berisiko terjadinya perdarahan post partum. Bila umur di atas

35 tahun, kondisi kesehatan ibu sudah menurun, sehingga hamil pada umur

tersebut mempunyai kemungkinan lebih besar untuk terjadi persalinan lama

dan perdarahan post partum.

43
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel umur merupakan faktor

protektif terhadap kejadian perdarahan post partum. Data yang diperoleh di

lokasi penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin memiliki

umur 20-30 tahun yang merupakan umur aman untuk melahirkan.Hal ini

sejalan dengan penelitian Suryani yang menyatakan bahwa variabel umur ibu

merupakan faktor protektif terhadap kejadian perdarahan post partum.19,20

d. Antenatal care19

Tujuan umum antenatal care adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik

dan mental ibu serta anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas

sehingga angka morbiditas dan mortalitas ibu serta anak dapat diturunkan. Ibu

hamil yang menerima pelayanan antenatal care mempunyai tingkat kematian

yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak menerima pelayanan

antenatal sehingga kunjungan antenatal yang teratur.19 kunjungan ANC

dilakukan setiap

(a) Satu kali pada trimester I

(b) Satu kali pada Trimester II

(c) Dua Kali Pada Trimester III

e. Pekerjaan19

Derajat sosioekonomi masyarakat akan menunjukkan tingkat

kesejahteraan dan kesempatannya dalam menggunakan pelayanan kesehatan.

Selain dari segi sosioekonomi, pekerjaan ibu juga erat kaitannya dengan

aktifitas fisik sehari-hari dan kondisi psikologis ibu. Sebagai ibu rumah tangga

tentunya ibu memiliki banyak pekerjaan rumah tangga yang harus diselesaikan

44
setiap hari. Hal tersebut cenderung berpengaruh terhadap kondisi kesehatan

ibu.19

f. Pendidikan 19
Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penting dalam usaha menjaga

kesehatan ibu, anak dan juga keluarga. Ibu dengan pendidikan yang lebih

tinggi memperhatikan kesehatannya selama kehamilan bila dibandingkan

dengan ibu yang tingkat pendidikannya rendah. Hal ini sesuai dengan hasil

crosstab antara variabel pendidikan dengan kunjungan antenatal care. Ibu

bersalin yang memiliki pendidikan tinggi cenderung memiliki frekuensi

kunjungan antenal yang lengkap dibandingkan ibu dengan pendidikan

rendah.19,23

g. Anemia 19,24
Anemia dalam kehamilan adalah penurunan kadar hemoglobin dalam

darah yang mengakibatkan kurangnya oksigen yang dibawa/ ditransfer ke sel

tubuh maupun sel otak dan uterus. Hasil analisis menunjukkan variabel

anemia merupakan faktor risiko kejadian perdarahan post partum. Anemia

dapat mengurangi daya tahan tubuh ibu dan meninggikan frekuensi

komplikasi kehamilan serta persalinan. Anemia juga menyebabkan

peningkatan risiko perdarahan post partum. Rasa cepat lelah pada penderita

anemia disebabkan metabolisme energi oleh otot tidak berjalan secara

sempurna karena kekurangan oksigen. Hal ini sejalan dengan penelitian

Wuryanti yang menyatakan risiko perdarahan post partum pada ibu anemia 8

45
kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak anemia dan berhubungan secara

statistik18 .19,24

h. Partus lama19

Partus lama adalah persalinan yang lebih dari 18 jam yang dimulai dari

tanda-tanda persalinan. Partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan

tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi perdarahan post partum yang

dapat menyebabkan kematian ibu. Partus lama banyak disebabkan oleh

kontraksi uterus yang tidak adekuat, selain faktor kontraksi juga dapat

disebabkan oleh faktor janin dan faktor panggul ibu. Persalinan yang lama

dapat menyebabkan kelelahan uterus dimana tonus otot rahim pada saat

setelah pleasenta lahir uterus tidak dapat berkontraaksi dengan baik sehingga

terjadi perdarahan post partum.19,21,22

6. Diagnosis Perdarahan Post partum

Perdarahan yang langsung terjadi setalah anak lahir tetapi plasenta belum

lahir biasanya disebabkan oleh robekan jalan lahir. Perdarahan setelah

plasenta lahir, biasanya disebabkan oleh atonia uteri. Atonia uteri dapat

diketahui dengan palpasi uterus, fundus uteri tinggi diatas pusat, uterus

lembek, kontraksi uterus tidak baik. Sisa plasenta yang tertinggal didalam

cavum uteri dapat dilakukan dengan memeriksa plasenta yang lahir apakah

lengkap atau tidak, kemudian eksplorasi cavum uteri terhadap sisa plasenta,

sisa selaput ketuban, atau plasenta suksenturiata (anak plasenta). Eksplorasi

cavum uteri dapat juga berguna untuk mengetahui apakah ada robekan rahim.

Laserasi (robekan) serviks dan vagina dapat diketahui dengan inspekulo.

46
Diagnosis perdarahan post partum juga memerlukan pemeriksaan

laboratorium antara lain pemeriksaan Hb, COT (Clot Observation Test),

kadar fibrinogen dan lain-lain.17,31

7. Komplikasi perdarahan Post partum

Disamping menyebabkan kematian, perdarahan post partum memperbesar

kemungkinan infeksi puerperal karena daya tahan penderita berkurang. Selain

itu dapat menyebabkan sindroma Sheehan sebagai akibat nekrosis pada

hipofisis bagian anterior sehingga terjadi insufiensi pada bagian tersebut.

Gejalanya adalah asthenia, hipostesi, anemia, turunnya berat badan sampai

menimbulkan kaheksia, penurunan fungsi seksual dengan atrofi alat-alat

genital, kehilangan rambut pubis dan ketiak, penurunan metabolisme dengan

hipotensi , amenore dan kehilangan fungsi laktasi.17

8. Penanganan perdarahan post partum

Penanganan perdarahan post partum pada prinsipnya adalah hentikan

perdarahan, cegah/atasi syok, ganti darah yang hilang dengan diberi infuse

cairan (larutan garam fisiologis, plasma ekspander, Dextran L, dan

sebagainya), transfusi darah, kalau perlu oksigen. Walaupun demikian,

sebenarnya yang terbaik adalah pencegahan. Mencegah atau sekurang-

kurangnya bersiap siaga pada kasus-kasus yang disangka akan terjadi

perdarahan adalah penting. Tindakan pencegahan tidak saja dilakukan sewaktu

bersalin, namun sudah dimulai sejak ibu hamil dengan melakukan antenatal

care yang baik. Ibu-ibu mempunyai presisposisi atau riwayat perdarahan post

partum sangat dianjurkan untuk bersalin dirumah sakit, diperiksa kadar fisik,

47
keadaan umum, kadar Hb, golongan darah, dan bila mungkin tersedia donor

darah. Sambil mengawasi persalinan, dipersiapkan keperluan untuk infus dan

obat-obat sebagai penguat Rahim.25,26

Anemia dalam kehamilan, harus diobati karena perdarahan dalam batas-

batas normal dapat membahayakan penderita yang sudah menderita anemia.

Apabila sebelumnya penderita sudah pernah mengalami perdarahan post

partum, persalinan harus berlangsung dirumah sakit. Kadar fibrinogen perlu

diperiksa pada perdarahan banyak, kematian janin dalam uterus dan solusio

plasenta.25,26

Dalam kala III, uterus jangan dipijat dan didorong ke bawah sebelum

plasenta lepas dari dindingnya. Penggunaan oksitosin sangat penting untuk

mencegah perdarahan post partum. Sepuluh satuan oksitosin diberikan

intramuskular segera setelah anak lahir, hendaknya diberikan 0,2 mg

ergometrin intramuskular. Kadang-kadang pemberian ergometrin setelah bahu

depan bayi lahir dengan presentasi kepala menyebabkan plasenta terlepas

segera setelah bayi seluruhnya lahir dengan tekanan pada fundus uteri,

plasenta dapat dikeluarkan dengan segera tanpa banyak perdarahan. Namun

salah satu kerugian dari pemberian ergometrin setelah bahu bayi lahir adalah

terjadinya jepitan (trapping) terhadap bayi. Pada perdarahan yang timbul

setelah anak lahir , ada dua hal yang harus segera dilakukan, yaitu

menghentikan perdarahan secepat mungkin dan mengatasi perdarahan. Tetapi

apabila plasenta sudah lahir, perlu ditentukan apakah disini perdarahan karena

atonia uteri atau karena perlukaan jalan lahir.25,26

48
9. Pencegahan perdarahan post partum

Klasifikasi kehamilan resiko rendah dan resiko tinggi akan memudahkan

penyelenggara pelayanan kesehatan untuk menata strategi pelayanan ibu hamil

serta perawatan antenatal dan melahirkan dengan mengatur petugas kesehatan

mana yang sesuai dan jenjang rumah sakit rujukan. Akan tetapi, pada saat

proses persalinan, semua persalinan mempunyai risiko untuk terjadinya

patologi persalinan, salah satunya adalah perdarahan post partum. 11 Antisipasi

terhadap hal tersebut dapat dilakukan sebagai berikut 11:

(1) Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan

mengatasi setiap penyakit kronis, anemia, dan lain-lain, sehingga pada

saat hamil dan persalinan pasien tersebut ada dala keadaan optimal.

(2) Mengenal faktor predisposisi perdarahan post partum seperti

multipara, anak besar, hamil kembar, hidramnion, bekas seksio, ada

riwayat perdarahan post partum sebelumnya dan kehamilan resiko

tinggi lainnya yang resikonya akan muncul saat persalinan.

(3) Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam dan pencegahan partus

lama.

(4) Kehamilan resiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit

rujukan.

(5) Kehamilan resiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih

dan menghindari persalinan dukun.

49
(6) Menguasai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi

perdarahan post partum dan mengadakan rujukan sebagaimana

mestinya.

B. Tinjauan Keislaman

1. Pandangan Islam mengenai kehamilan

Dalam Al-qur’an surah Luqman [31]:14 menyebutkan secara tersurat bahwa

manusia sebelum dilahirkan di dunia, terlebih dahulu akan di kandung oleh

ibunya:

‫صالُهُ فِي َعا َمي ِْن أَ ِن ا ْش ُك ْر ِلي‬ َ ‫سانَ بِ َوا ِلدَ ْي ِه َح َم َلتْهُ أُ ُّمهُ َو ْهنًا‬
َ ِ‫ع َل ٰى َو ْه ٍن َوف‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
َ ‫اْل ْن‬ َّ ‫َو َو‬
ِ ‫ي ْال َم‬
ُ ﴾١٤﴿ ‫صير‬ َّ ‫َو ِل َوا ِلدَيْكَ ِإ َل‬

Terjemahnya :

“ Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-
Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”.
Dalam Al-qur’an surah Al-Ahqaf [46]:15 juga menyebutkan secara tersurat

bahwa setelah berada dalam kandungan kurang lebih 9 bulan 10 hari, kemudian

dilahirkan lagi dengan susah payah, hendaknya kita sebagai anak harus bersyukur

dan berterima kasih kepada kedua orang tua kita, terkhususnya lagi kepada ibu.

Al-qur’an surah Al-Ahqaf [46]:15) :

َ‫ى إِذَا َبلَ ََغ أَشدَّهۥ َوبَلَ َغ‬ َ ََ‫صلهۥ ثَ َٰلَثون‬


ََٰ َّ‫ش ْه ًرا َحت‬ َ َٰ ِ‫ضعَتْهَ ك ْرهًا َو َح ْملهۥ َوف‬
َ ‫ح َم َلتْهَ أ ُّمهۥ ك ْرهًا َو َو‬ َ َٰ ْ‫سنََ بِ َٰ َو ِلدَ ْي َِه إِح‬
ََ ‫سنًا‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
َ َٰ ‫ٱْلن‬ َّ ‫َو َو‬

َََ )١٥( ‫صلِحَْ لِى فِى ذ ِريَّتِىَ ِإنِى تبْتَ ِإلَيْكََ َو ِإنِى مِ نََ ٱ ْلم ْسلِمِ ين‬
ْ َ‫ن أَ ْشك ََر نِ ْع َمتَكََ َوأ‬
َْ َ‫ب أَ ْو ِز ْعنِىَ أ‬ ََ ‫أَ ْربَعِينََ َسنَةًَ قَا‬
َِ ‫ل َر‬

50
Terjemahnya :
“ Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang
ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan
umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku
untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan
kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang
Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada
anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang berserah diri. “
Ayat ini mempunyai makna bahwa tugas utama seorang ibu adalah

mengandung, melahirkan menyusui, dan menyapih anaknya, sekaligus

mendidiknya. Hal ini dilakukan dalam waktu kurang lebih 30 bulan, sadar ataupun

tidak, kebersamaan ibu dan anak dalam kurun waktu yang tidak pendek, memiliki

pengaruh yang besar dalam perkembangan anak.

2. Pandangan Islam Tentang Perkembangan Manusia

Pandangan Al-qur’an terhadap proses perkembangan manusia sangat

diperhatikan. Jika ditinjau dari sudut pandangan agama, Al-qur’an benar-benar

menjelaskan bagaimana manusia berkembanag sejak belum adanya ruh hingga

akhirnya terlahir menjadi manusia. Proses terjadinya manusia juga merupakan

bukti utama adanya proses perkembangan. Proses kejadian manusia dijelaskan

melalui Al-qur’an surah Al-Mu’minun [23]: 12-14 yang berbunyi :

ْ ُ‫)ث ُ َّم َج َع ْلنَاهُ ن‬١٢( ‫ين‬


ٍ ‫طفَةً ِفي قَ َر ٍار َم ِك‬
‫)ث ُ َّم َخ َل ْقنَا‬١٣( ‫ين‬ ٍ ‫سال َل ٍة ِم ْن ِط‬ َ ‫َو َلقَدْ َخ َل ْقنَا اْل ْن‬
ُ ‫سانَ ِم ْن‬

ُ‫ام َلحْ ًما ث ُ َّم أَ ْنشَأْنَاه‬


َ ‫ظ‬َ ‫س ْونَا ْال ِع‬ ْ ‫ضغَةً فَ َخ َل ْقنَا ْال ُم‬
َ ‫ضغَةَ ِع‬
َ ‫ظا ًما فَ َك‬ ْ ‫ع َلقَةً فَ َخ َل ْقنَا ْال َع َلقَةَ ُم‬ ْ ُّ‫الن‬
َ َ‫طفَة‬

َ‫س ُن ا ْلخَا ِلقِين‬


َ ‫اَّللُ أَ ْح‬ َ َ‫َخ ْلقًا آخ ََر فَتَب‬
َّ َ‫ارك‬

51
Terjemahnya :

“ Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati


(berasal) dari tanah.kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang
paling baik.”

Menurut Ibnu katsir, yang dimaksud dengan ‫ ث ُ َّم أ َ ْنشَأْنَاهُ َخ ْلقًا آخ ََر‬adalah kemudian

Allah meniupkan ruh kedalam diri manusia sehingga ia bergerak dan menjadi

makhluk lain (berbeda dengan sebelumnya) yang memiliki pendengaran,

penglihatan, indera yang menangkap pengertian, gerakan, dan sebagainya. 37

Berdasarkan ayat diatas, dapat dipahami bahwa pada tahap pertama, bahan-

bahan penciptaan manusia masih tersebar pada tumbuhan dan hewan yang

dikonsumsi oleh ayah dan ibu. Bahan penciptaan manusia itu berupa unsur-

unsur kimiawi yang terdapat dalam makanan. Unsur-unsur tersebut diserap oleh

calon ayah dan calon ibu melalui makanan yang dikonsumsinya.

Unsur-unsur dasar manusia itu diolah sedemikian rupa melalui proses

kimiawi dalam tubuh hingga berubah menjadi sperma calon ayah dan ovum

calon ibu. Sperma dan ovum adalah dua zat khusus yang dibentuk oleh

Allah SWT, dengan membawa bermiliar-miliar informasi genetika seorang anak

manusia. Sperma dan ovum berkembang dan Allah SWT memperkaya keduanya

dengan kemampuan untuk mengembangkan diri saat bertemu nanti.

Melalui proses penyatuan, sperma dan ovum kemudian bertemu. Proses

tersebut terjadi dengan penuh kecermatan dan ketepatan yang hanya bisa diatur

oleh Zat yang Maha pandai atas segala sesuatu. Keduanya bertemu,

52
mengomunikasikan informasi yang mereka bawa dan berlanjut dalam

perkembangan yang luar biasa.

Dua sel manusia berlainan jenis itu menyatu kemudian membelah dan terus

membelah. Tiap-tiap sel baru membentuk jalinan yang kuat di antara mereka.

Setelah mulai terbentuk, sel-sel calon manusia itu mencari tempat berlabuhnya

di dinding rahim sang ibu. Mereka melekat kuat dan membentuk jaringan

penghubung antara si calon manusia dengan sang ibu. Jaringan penghubung ini

biasa kita kenal sebagai plasenta. Hal ini menunjukkan tanda kekuasaan

Allah SWT sekaligus kebenaran Al-qur’an.

Sembari membangun interaksi dengan sang ibu, sel-sel baru itu terus diatur

oleh Allah SWT untuk membelah hingga menjadi segumpal daging kemudian

membelah dan membentuk bagian-bagian tubuh manusia. Tangan, kaki, kepala,

jantung, otak, dan semua organ terbentuk dengan bimbingan Allah SWT. Setelah

semua bagian lengkap, Allah SWT. menyempurnakan bentuknya menjadi bentuk

yang sama sekali berbeda dari saat pertama kali sperma dan ovum bertemu.

53
Etiologi :
Kerangka Teori • Tonus
• Tissue
• Trauma
PPP → perdarahan post • Thrombin
partum adalah kehilangan
500 ml atau lebih darah
setelah bayi lahir. Faktor Risiko
a. Faktor Ibu
• Paritas
• Partus lama (panggul tidak
adekuat, kontraksi uterus lemah,
Perdarahan his yang tidak adekuat)
Postpartum • Antenatal care
• Pemberian uterotonika
• umur
• Pendidikan
• Anemia
b. Faktor Janin
Komplikasi : • Bayi Besar (makrosomnia)
• Infeksi Puerperal
• Sindroma Sheehan • Laserasi Jalan Lahir: robekan yang terjadi di jalan lahir
• Kematian pada ssat partus akibat trauma (perineum, vagina,
serviks, uterus)
• Retensio plasenta : keadaan dimana plasenta belum
lahir dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir
• Inversio uteri : keadaan dimana fundus uteri terbalik
sebagian atau seluruhnya masuk kedalam cavum
uteri
• Atonia uteri : keadaan lemahnya tonus/kontraksi
rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu
menutup perdarahan terbuka dari tempat
implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir
• Gangguan pembekuan : Waktu perdarahan dan
waktu pembekuan memanjang, trombositopenia,
terjadi hipofibrinogenemia, dan terdeteksi adanya
FDP (Fibrin degradation product) serta
perpanjangann pada test prothrombin dan PTT
(Partial trhromboplastin time ).

Gambar 2.7. Kerangka Teori

54
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Ibu yang
melahirkan

Bayi besar
Paritas
Umur
Riwayat ANC Perdarahan post partum
Pendidikan
Anemia

Keterangan :

Variabel Independen :

Variabel Dependen :

Gambar 3.8. Kerangka konsep

55
Definisi Operasional

1. Variabel Independen

a. Bayi Besar

(1) Definisi Operasional : bayi besar adalah bayi yang baru lahir

yang memiliki berat badan >4000 gram

(2) Alat ukur : Daftar tilik

(3) Cara Ukur : Observasional

(4) Skala ukur : Kategorikal Ordinal

2500-4000 gram ( Berat bayi normal)

>4000 gram ( Bayi besar )

b. Paritas

(1) Definisi Operasional : Banyak anak yang pernah dilahirkan oleh

ibu yang dilihat dari rekam medik ibu di riwayat persalinan

(2) Alat ukur : Daftar tilik

(3) Cara ukur : Observasional

(4) Skala ukur : Kategorikal Ordinal

Primiparitas 1

Multi Paritas >1

c. Umur

(1) Definisi Operasional : lamanya waktu hidup sejak dilahirkan

sampai sekarang

(2) Alat ukur : Daftar Tilik

(3) Cara ukur : Observasional

56
(4) Skala ukur : Kategorikal nominal

tidak berisiko ( umur 20 – 35 tahun)

berisiko (umur > 35 tahun dan dibawah 20

tahun)

d. Antenatal Care

(1) Definisi Operasional : Pemeriksaan kehamilan sejak awal

pertama hamil sampai melahirkan ditempat pelayanan kesehatan.

(2) Alat ukur : Daftar Tilik

(3) Cara ukur : Observasional

(4) Skala ukur : Kategorikal Nominal

Lengkap >4 kali kunjungan

Tidak lengkap < 4 kali kunjungan

e. Pendidikan

1) Definisi Operational : Riwayat pendidikan Ibu

2) Alat ukur : Daftar tilik

3) Cara ukur : Observasional

4) Skala ukur : Kategorikal Ordinal

SMP, SMA, dan SMK

DIII, DIV , dan S1

57
f. Anemia

1) Definisi Operational : kadar hemoglobin ibu yang rendah ketika

melahirkan

2) Alat ukur : Daftar tilik

3) Cara ukur : Observasional

4) Skala ukur : Kategorikal Ordinal

Tidak anemia = >11 gr/dl

Anemia = <11 gr/dl

2. Variabel Dependen

a. Perdarahan post partum

(1) Definisi operational : perdarahan yang terjadi setelah persalinan

atau setelah bayi lahir yang volumenya >500 ml.

(2) Alat ukur : Daftar tilik

(3) Cara ukur : Observasional

(4) Skala ukur : Kategorikal Ordinal

< 500 ml ( tidak perdarahan post partum)

> 500 ml ( perdarahan post partum )

B. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Null (Ho)

Tidak terdapat hubungan antara bayi besar, paritas, umur, antenatal care,

pendidikan dan anemia terhadap kejadian perdarahan post partum

58
2. Hipotesis Alternatif ( Ha)

Terdapat hubungan antara bayi besar, paritas, umur, antenatal care,

pendidikan dan anemia terhadap kejadian perdarahan post partum

59
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi setelah bayi lahir

dengan jumlah volume darah >500 ml . Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian perdarahan post partum pada

ibu hamil dan melahirkan di RSIA Siti Khadijah 1 Makassar.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Metode Cross Sectional yang digunakan untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perdarahan post partum. Desain

penelitian menggunakan pendekatan Retrospektif.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini di laksanakan pada bulan 21 Desember 2019 – 21 Februari

2020

2. Tempat

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Khadijah 1

Makassar

60
D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dan melahirkan serta

tercatat dalam buku partus di RSIA Siti Khadijah 1 Makassar.

2. Sampel

Dengan kesalahan tipe 1 sebesar 10%, hipotesis dua arah , kesalahan tipe II

sebesar 20%, angka perdarahan post partum diketahui 7,7 %, maka besar sampel

minimal untuk penelitian ini adalah sebanyak 44, dengan rumus :

𝑍∝ √2𝑃𝑄+𝑍 𝛽√𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2 2
n1 = n2 = ( )
𝑃1−𝑃2

Keterangan :

Kesalahan tipe I = 10% hipotesis dua arah, Z𝛼 = 1,645 untuk 𝛼 = 0,1


Keasalahn tipe II = 20%, maka Z𝛽 = 0,842 untuk 𝛽 = 0,20
P2 = propris pajanan pada kelompok kasus sebesar 0,077
P1 – P2 = 0,2
P1 = P2 + 0,2 = 0,077 + 0,2
P1 = 0,277
Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,277 = 0,723
Q2 = 1 – P2 = 1 – 0,077 = 0,923
Q = 1 – P = 1 – 0,177 = 0,823
𝑃1+𝑝2 0,277+0,077 0,354
P= = = = 0,177
2 2 2
Z𝛼 = 1,645
Z𝛽 = 0,842

𝑍∝ √2𝑃𝑄+𝑍 𝛽√𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2
n1 = n2 = ( )²
𝑃1−𝑃2

61
1,645√2 𝑥 0,177 𝑥 0,823+0,842√0.,277 𝑥 0.723+0.077 𝑥 0.923
n1 = n2 = ( )²
0,2
0,886+0,437
n1 = n2 = ( )²
0,2
1,323
n1 = n2 = ( )² = (6,615)² = 43,75 = 44
0,2

E. Teknik pengambilan sampel

1. Kriteria Inklusi

a. Ibu melahirkan dengan perdarahan post partum yang dirawat di RSIA Siti

Khadijah 1 Makassar

b. Pasien dengan riwayat perdarahan post partum

c. Ibu melahirkan dan mengalami perdarahan post partum yang dirujuk ke

RSIA Siti Khadijah 1 Makassar

d. Ibu yang mengalami perdarahan post partum di puskesmas yang dirujuk ke

RSIA Siti Khadijah 1 Makassar

2. Kriteria Eksklusi

a. Pasien dengan rekam medik tidak lengkap

b. Ibu yang di diagnosis perdarahan post partum tetapi memiliki riwayat

penyakit penyerta yang lain ( Hipertensi, Diabetes mellitus)

F. Teknik pengumpulan data

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rekam medik (daftar

tilik) pasien yang mengalami perdarahan post partum di RSIA Siti Khadijah 1

Makassar

62
2. Jenis data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder.

G. Teknik analisis Data

1. Pengolahan Dan Penyajian Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer program

Statistical Product and Service Solutions ( SPSS ). Sedangkan untuk penyajian

data akan disusun dan disajikan dalam bentuk table dan dilengkapi dengan narasi

sebagai penjelasan table. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut

a. Editing

Merupakan kegiatan untuk mengetahui kelengkapan data pada lembar

observasi yang akan diolah

b. Coding

Merupakan kegiatan untuk mengklasifikasikan data berdasarkan

kategorinya masing-masing

c. Processing

Merupakan kegiatan memproses data yang dilakukan dengan cara

memasukkan data kedalam komputer

d. Cleaning

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan

kedalam computer

63
2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Yang dilakukan terhadap tiap variable dari hasil peenelitian. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentsi dari

tiap variable. Tujuannya adalah untuk mengetahui distribusi kejadian

perdarahan post partum serta variable yang berhubungan dengan variable

perdarahan post partum.

b. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan hubungan antara

variabel independen dan dependen. Melalui uji statistik chi- square akan

diperoleh nilai p, dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan

sebesar 0,05 . Penelitian antara dua variabel diakatakan bermakna jika

mempunyai nilai p < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima dan

diakatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p>0,05 yang berarti H0

diterima dan Ha ditolak.

c. Analisis Multivariat

Adalah metode pengolahan variabel dalam jumlah yang banyak, dimana

tujuannya adalah untuk mencari pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap

suatu objek secara stimultan atau serentak.

H. Etika Penelitian

Semua hasil yang diperoleh dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaan nya

oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan diberitahukan atau

dilaporkan sebagai hasil penelitian guna evaluasi.

64
I. Alur Penelitian

Mengurus izin penelitian

Menetapkan pelaksanaan dan


menyiapkan segala keperluan yang
dibutuhkan selama proses penelitian

Melihat rekam medik ibu dengan riwayat perdarahan post


partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar

Kriteria Inklusi

Sampel Penelitian

Pengumpulan data

Analisis serta penyajian


data dalam bentuk table
dan grafik

Gambar 4.9 Alur Penelitian

65
BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Sampel Penelitian

Penelitian ini berlangsung mulai dari tanggal 21 Desember 2019 sampai 27

januari 2020 tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perdarahan Post Partum

di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar Tahun 2014-2019 . jumlah pasien Perdarahan

Post partum pada tahun 2014-2019 adalah 67 orang. Sedangkan jumlah pasien

Perdarahan Post Partum yang memenuhi kriteria Inklusi dan eksklusi adalah 67

orang dan total pasien yang menjadi subjek penelitian sebanyak 77 orang yang

terbagi atas case 67 orang dan sebagai control 10 orang.

Subjek dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami Perdarahan

Post partum dan tidak mengalami perdarahan post partum , juga telah memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi sebagai sampel . Data diperoleh dari hasil ringkasan

dari buku partus kemudian mencari nomor rekam medik pasien dan mencari

variabel berat badan bayi, paritas, umur ibu, riwayat ANC, pendidikan, dan kadar

Hb .

Data yang diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel

frekuensi dan tabulasi silang sesuai dengan tujuan penelitian dan disertai narasi

sebagai penjelasan tabel.

66
B. Analisis Univariat
1. Distribusi sampel menurut Berat Badan Bayi, paritas, umur, riwayat
ANC, pendidikan dan Anemia
Tabel 5.1. Distribusi sampel menurut Berat Badan bayi, paritaas, umur,
riwayat ANC, pendidikan, dan anemia
Variable Frekuensi
n %
Berat Bayi
2500-4000gr 76 98,7 %
>4000 gr 1 1,3 %
Paritas
Primipara 29 37,7%
Multipara 48 62,3%

Umur
< 20 tahun 3 3,9%
25-35 tahun 69 89,6%
> 35 tahun 5 6,5%

Kunjungan ANC
ANC < 4 kali 59 76,6%
ANC > 4 kali 18 23,4%

Pendidikan
SMP 25 32,5%
SMA 12 15,6%
SMK 13 16,9%
DIII 5 6,5%
DIV 11 14,3%
S1 11 14,3%
Anemia
Hb >11 gr/ dl) 45 58,4 %
Hb < 11 gr/dl 32 41,6 %
Total 77 100%

Tabel 5.1. Analisis Distribusi sampel menurut Berat badan,


paritas, umur, riwayat ANC , pendidikan dan anemia
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 diatas menunjukkan distribusi

sampel di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar dengan jumlah total 77 kasus.

67
Sebanyak 76 kasus (98,7%) berat bayi normal ( 2500-4000 gr), dan sebanyak

1 kasus (1,3%) bayi besar ( >4000 gr).

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 diatas menunjukkan sampel di

RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar dengan jumlah total 77 kasus. Sebanyak 29

kasus (37,7%) ibu primipara (paritas 1), dan sebanyak 48 kasus (63,3%) ibu

multipara ( paritas >1).

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 diatas menunjukkan distribusi

sampel di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar dengan jumlah total 77 kasus.

Sebanyak 3kasus (3,9%) umur ibu <20 tahun (20-35 tahun), sebanyak 69

kasus (89,6%) umur ibu 20-35 tahun dan sebanyak 5 kasus (6,5%) umur ibu

>35 tahun

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 diatas menunjukkan distribusi

sampel di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar dengan jumlah total 77 kasus.

Sebanyak 59 kasus (76,6%) Kunjungan ANC yang tidak lengkap ( <4 kali ),

dan sebanyak 18 kasus (23,4%) kunjungan ANC yang lengkap ( > 4 kali).

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 diatas menunjukkan distribusi

sampel di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar dengan jumlah total 77 kasus.

Sebanyak 25 kasus (32,5%) ibu dengan pendidikan SMP, 12 kasus (15,6%)ibu

dengan pendidikan SMA, 13 kasus (16,9%) ibu dengan riwayat pendidikan

SMK, 5 kasus (6,5%) ibu dengan riwayat pendidikan DIII, 11 kasus (14,3%)

ibu dengan riwayat pendidikan DIV, dan sebanyak 11 kasus (14,3%) ibu

dengan pendidikan DIII, DIV dan S1.

68
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 diatas menunjukkan distribusi

sampel di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar dengan jumlah total 77 kasus.

Sebanyak 45 kasus (58,4 %) ibu dengan kadar Hb < 11 gr/dl (anemia), dan

sebanyak 32 kasus (41,6%) ibu dengan kadar Hb > 11 gr/dl ( tidak anemia )

C. Analisis Bivariat

Tahap ini dilakukan analisis besar Faktor risiko kejadian perdarahan post

partum dengan variabel independentnya sesuai dengan tujuan khusus penelitian

yakni : Bayi besar,Paritas,Umur, Antenatal Care, Pendidikan, dan Kadar

Hemoglobin.

Penilaian besar risiko didasarkan atas hasil Odds Ratio ( OR) dengan tingkat

kepercayaan 95% CI dengan melihat nilai lower limit dan upper limit sebagai

berikut :

1. Hubungan Antara berat badan bayi dengan kejadian Perdarahan post

partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019

5.2. Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan Antara berat badan bayi dengan
Kejadian Perdarahan Post partum

95%
Confidence
Berat badan Diagnosis Interval
PP Tidak PP Total P OR Lower Upper
2500- 66 (85,7%) 10 (13,0%) 76(98,7%)
4000gr
1,000 0,868 0,796 0,948
>4000 gr 1 (1,3%) 0 (0,0%) 1(1,3%)
Total 67 (87 %) 10 (13%) 77 (100%)

Tabel 5.2. Hasil Analisis uji statistik Chi Square Hubungan Berat bayi dengan
perdarahan post partum

69
Berdasarkan Tabel 5.7 terdapat kasus BB Normal sebanyak 76 kasus (98,7%)

dan Bayi Besar sebanyak 1 kasus (1,3%). Dari 76 kasus (98,7%) bb normal,

terdapat 66 orang (85,7%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 10

orang (13,0%) ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum. Dari 1 kasus

(1,3%) Bayi besar, sebanyak 1 orang (1,3%) ibu yang mengalami perdarahan post

partum dan 0 (0,0%) yang tidak mengalami perdarahan post partum.

Syarat uji chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5,

dan tidak boleh ada angka nol di tabel count , serta tidak boleh ada cell yang lebih

dari 25%, karena nilai expected tidak memenuhi syarat maka dari itu uji yang

digunakan adalah uji alternatif yakni uji fisher yaitu nilai p = 1,000 ( p>0,05)

berarti hipotesis null diterima dan hipotesis alternatif di tolak maka dapat diambil

kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara Berat badan bayi dengan

kejadian perdarahan post partum.

Untuk mengetahui besarnya risiko pada ibu dengan berat bayi >4000 ( bayi

besar) yang mengalami perdarahan post partum maka diketahui nilai OR = 0,868

(95% CI= 0,796 – 0,948) hal ini berarti ibu dengan berat bayi >4000 ( bayi besar)

memiliki resiko 0,868 kali untuk terjadinya perdarahan post partum dibandingkan

dengan ibu yang berat bayinya 2500-4000 (normal).

2. Hubungan Antara Paritas dengan kejadian Perdarahan post partum di

RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019

5.3.Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan Antara Paritas dengan Kejadian


Perdarahan Post partum

70
95%
Confidence
Klasifikasi Diagnosis Interval
PP Tidak PP Total P OR Lower Upper

Primipara 21 (27,7%) 8 (13,0%) 29 (37,7%)


0,005 8,762 1,711 44,863
Multipara 46 (59,7 %) 2 (2,6%) 48 ( 62,3%)

Total 67 ( 87%) 10 (13%) 77 (100%)

Tabel 5.3. Hasil Analisis uji statistik Chi Square Hubungan paritas dengan
perdarahan post partum

Berdasarkan Tabel 5.3 terdapat kasus primipara sebanyak 29 kasus (37,7%)

dan multipara sebanyak 48 kasus (62,3%). Dari 29 kasus (37,7 %) primipara,

terdapat 21 orang (27,7 %) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 8

orang (13,0%) ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum. Dari 48 kasus

(62,3%) multipara , sebanyak 46 orang (59,7%) ibu yang mengalami perdarahan

post partum dan 2 (2,6%) yang tidak mengalami perdarahan post partum.

Syarat uji chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5,

dan tidak boleh ada angka nol di tabel count , serta tidak boleh ada cell yang lebih

dari 25%, karena nilai expected tidak memenuhi syarat maka dari itu uji yang

digunakan adalah uji alternatif yakni uji fisher yaitu nilai p = 0,005 ( p= < 0,05)

berarti hipotesis Null ditolak dan hipotesis Alternatif diterima , maka dapat

diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara riwayat paritas dengan

kejadian perdarahan post partum.

71
Untuk mengetahui besarnya resiko pada ibu multiparitas yang mengalami

perdarahan post partum maka diketahui nilai OR = 8,762 ( 95%CI = 1,711-

44,863) hal ini berarti ibu dengan multipara memiliki risiko 8,762 kali terjadinya

perdarahan post partum dibandingkan dengan ibu primipara

3. Hubungan Antara Umur dengan kejadian Perdarahan post partum di

RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019

5.4 .Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan Antara Umur dengan Kejadian
Perdarahan Post partum

95%
Confidence
Umur Diagnosis Interval
PP Tidak PP Total P OR Lower Upper
20-35 tahun 58(75,3%) 8(10,4%) 66 (85,7%)

0,629 1,611 0,294 8,829


>35 tahun dan < 20 9 (11,7%) 2(2,6%) 11 (14,3%)
tahun
Total 67 (87 %) 10 (13%) 77 (100%)

Tabel 5.4. Hasil Analisis uji statistik Chi Square Hubungan Umur dengan
perdarahan post partum

Berdasarkan Tabel 5.4. terdapat kasus umur tidak berisiko ( 20-35 tahun )

sebanyak 66 kasus (857%) dan umur berisiko sebanyak 11 kasus (14,3%). Dari 66

kasus (85,7%) umur tidak berisiko, terdapat 58 orang (75,3%) ibu yang

mengalami perdarahan post partum dan 8 orang (10,4%) ibu yang tidak

mengalami perdarahan post partum. Dari 11 kasus (14,3%) umur berisiko

sebanyak 9 orang (11,7%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 2

(2,6%) yang tidak mengalami perdarahan post partum.

72
Syarat uji chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5,

dan tidak boleh ada angka nol di tabel count , serta tidak boleh ada cell yang lebih

dari 25%, karena nilai expected tidak memenuhi syarat maka dari itu uji yang

digunakan adalah uji alternatif yakni uji fisher yaitu nilai p = 0,629 ( p>0,05)

berarti Hipotesis Null diterima dan hipotesis alternatif ditolak maka dapat diambil

kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur ibu dengan kejadian

perdarahan post partum.

Untuk mengetahui besarnya resiko pada ibu dengan umur berisiko ( >35 tahun

dan <20 tahun) ysng mengalami perdarahan post partum maka diketahui nilai OR

=1,61 ( 95% CI = 0,294-8,829) hal ini berarti ibu dengan umur berisiko ( >35

tahun dan < 20 tahun) memiliki risiko 1,61 kali untuk terjadinya perdarahan post

partum dibandingkan dengn ibu yang memiliki umur tidak berisiko ( 20-35

tahun).

4. Hubungan Antara Antenatal Care dengan kejadian Perdarahan post

partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019

5.5 Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan Antara Antenatal Care dengan
Kejadian Perdarahan Post partum

73
95%
Confidence
Antenatal care Diagnosis Interval

PP Tidak PP Total P OR Lower Upper


<4 kali 56 (72,7%) 3(3,9% 59 (76,6%)
)
0.001 11,879 2,653 53,185
> 4 kali 11 (14,3 %) 7(9,1%) 18(23,4%)
Total 67 (87 %) 10 (13%) 77 (100%)

Tabel 5.5.. Hasil Analisis uji statistik Chi Square Hubungan ANC dengan perdarahan
post partum

Berdasarkan Tabel 5.5 terdapat kasus ANC tidak lengkap (< 4 kali ) sebanyak

59 kasus (76,6%) dan ANC lengkap ( > 4 kali ) sebanyak 18 kasus (23,4%). Dari

59 kasus (76,6%) ANC tidak lengkap , terdapat 56 orang (72,7%) ibu yang

mengalami perdarahan post partum dan 3 orang (3,9%) ibu yang tidak mengalami

perdarahan post partum. Dari 18 kasus (23,4%) ANC lengkap , sebanyak 11

orang (14,3%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 7 (9,1%) yang

tidak mengalami perdarahan post partum.

Syarat uji chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5,

dan tidak boleh ada angka nol di tabel count , serta tidak boleh ada cell yang lebih

dari 25%, karena nilai expected tidak memenuhi syarat maka dari itu uji yang

digunakan adalah uji alternatif yakni uji fisher yaitu nilai p = 0,001 ( p< 0,05)

berarti hipotesis Null ditolak dan Hipotesis Alternatif diterima maka dapat

diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara Antenatal Care dengan

kejadian perdarahan post partum.

74
Untuk mengetahui besarnya risiko pada ibu yang memiliki riwayat Antenatal

Care <4 kali yang mengalami perdarahan post partum maka diketahui nilai OR =

11,879 ( 95% CI= 2,653-53,185) hal ini berarti ibu dengan riwayat antenatal care

<4 kali memiliki resiko 11,879 kali untuk terjadinya perdarahan post partum

dibandingkan dengan ibu yang memiliki riwayat antenatal care > 4 kali.

5. Hubungan Antara Pendidikan dengan kejadian Perdarahan post partum

di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019

5.6.Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan Antara Pendidikan dengan Kejadian


Perdarahan Post partum

95%
Confidence
Pendidikan Diagnosis Interval
PP Tidak PP Total P OR Lower Upper
DIII, D1V, 20(26,0%) 7(9,1%) 27 (35,1%)
S1
0,028 5,483 1,286 23,381
SMP, SMA, 47(61,0 %) 3(3,9%) 50 (64,9%)
SMK
Total 67 (87 %) 10 (13%) 77 (100%)

Tabel 5.6.. Hasil Analisis uji statistik Chi Square Hubungan pendidikan dengan
perdarahan post partum

Berdasarkan Tabel 5.6 terdapat kasus riwayat pendidikan DIII, DIV dan S1

sebanyak 27 kasus (35,1%) dan riwayat pendidikan SMP, SMA, dan SMK

sebanyak 50 kasus (64,9%). Dari 27 kasus (35,1%) riwayat pendidikan DIII, DIV

dan S1 , terdapat 20 orang (26,0%) ibu yang mengalami perdarahan post partum

dan 7 orang (9,1%) ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum. Dari 50

75
kasus (64,9%) riwayat pendidikan SMP, SMA dan SMK , sebanyak 47 orang

(61,0%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 3 (3,9%) yang tidak

mengalami perdarahan post partum.

Syarat uji chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5,

dan tidak boleh ada angka nol di tabel count , serta tidak boleh ada cell yang lebih

dari 25%, karena nilai expected tidak memenuhi syarat maka dari itu uji yang

digunakan adalah uji alternatif yakni uji fisher yaitu nilai p = 0,028 ( p< 0,05)

berarti hipotesis Null ditolak dan hipotesis Alternatif di terima , maka dapat

diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara Pendidikan ibu dengan

kejadian perdarahan post partum.

Untuk mengetahui besarnya risiko pada ibu yang pendidikan SMP , SMA dan

SMK yang mengalami perdarahan post partum maka diketahui nilai OR = 5,483

(95% CI = 1,286 – 23,381) hal ini berarti ibu yang memiliki riwayat pendidikan

SMP , SMA dan SMK memiliki risiko 5, 483kali untuk terjadinya perdarahan

post partum dibandingkan dengan ibu yang memiliki riwayat pendidikan DIII,

DIV dan S1

6. Hubungan Antara anemia dengan kejadian Perdarahan post partum di

RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019

5.7..Hasil Analisis Uji Statistik Hubungan Antara anemia dengan Kejadian


Perdarahan Post partum

76
95%
Confidence
Kadar Hb Diagnosis Interval
PP Tidak PP Total P OR Lower Upper
< 11 gr/dl 43(55,8%) 2(2,6%) 45(58,4%)

> 11gr/dl 24(31,2%) 8(10,4%) 32(41,6%) 0,014 7,167 1,407 36,504


Total 67 (87 %) 10 (13%) 77 (100%)

Tabel 5.7.. Hasil Analisis uji statistik Chi Square Hubungan anemia dengan
perdarahan post partum

Berdasarkan Tabel 5.7 terdapat kasus Kadar Hb < 11 gr/dl ( anemia )

sebanyak 45 kasus (58,4%) dan kasus Kadar Hb > 11 gr/dl ( tidak anemia )

sebanyak 32 kasus (41,6%). Dari 45 kasus (58,4%) kadar Hb < 11 gr/dl (anemia) ,

terdapat 43 orang (55,8%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 2

orang (2,6%) ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum. Dari 32 kasus

(41,6%) Kadar Hb > 11 gr/dl ( tidak anemia), sebanyak 24 orang (31,2%) ibu

yang mengalami perdarahan post partum dan 8 (10,4%) yang tidak mengalami

perdarahan post partum..

Syarat uji chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5,

dan tidak boleh ada angka nol di tabel count , serta tidak boleh ada cell yang lebih

dari 25%, karena nilai expected tidak memenuhi syarat maka dari itu uji yang

digunakan adalah uji alternatif yakni uji fisher yaitu nilai p = 0,014 ( p < 0.05)

berarti Hipotesis Null di tolak dan Hipoteesis Alternatif , maka dapat diambil

kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara anemia dengan kejadian perdarahan

post partum .

77
Untuk mengetahui besarnya risiko pada ibu yang memiliki kadar Hemoglobin

<11 gr/dl yang mengalami perdarahan post partum maka diketahui nilai OR =

7,167 (95% CI = 1,407 – 36,504) hal ini berarti ibu yang memiliki kadar

hemoglobin < 11 gr/dl ( anemia ) memiliki risiko 7,167 kali untuk terjadinya

perdarahan post partum dibandingkan dengan ibu yang memiliki kadar

hemoglobin >11 gr/dl ( tidak anemia )

D. Analisis Multivariat

Adalah metode pengolahan variabel dalam jumlah yang banyak, dimana

tujuannya adalah untuk mencari pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap

suatu objek secara stimultan atau serentak. Analisis multivariate digunakan untuk

melihat pengaruh variabel independen (bayi besar, paritas, umur, riwayat

antenatal care, pendidkan dan anemia) terhadap variabel dependen (perdarahan

post partum).

5.8 Hasil Analisis Uji Statistik Regresi Linear dan Binnary logistic Hubungan
Antara variabel Independen dengan variabel Dependen Kejadian Perdarahan
Post partum

Faktor risiko P ( sig) Exp (B) R

Berat bayi 0,000


Paritas 20,281
Umur 0,000 6,891 0,597

Antenatal care 18,467


Pendidikan 3,243
Anemia 3,513

Tabel 5.8.. Hasil Analisis uji Regressi Linear dan uji binary logistik variabel
Independent dengan veriabel dependent

78
Berdasarkan Tabel 5.7.. untuk melihat korelasi variabel dependent dnegan

variabel independent digunakan Analisis Regresi linear dan di dapatkan hasil R=

0,597 , maka dapat di simpulkan bahwa korelasi antara variabel independen

dengan kejadian perdarahan post parum termasuk dalam korelasi sedang. Dengan

hasil Analisis Multivariat didapatkan variabel Paritas memiliki hubungan sangat

berpengaruh dengan nilai Exp (B) sebesar 20,281.

79
BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan

di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar khususnya di bagian data sekunder ( rekam

medik), maka berikut merupakan pembahasan tentang hasil penelitian yang

didapatkan.

Setelah dilakukan analisis pada data dan pengujian terhadap 77 sampel, 67

kasus dan 10 kontrol di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar dengan menggunakan

metode Cross Sectional dengan pendekatan Retrospektif , untuk melihat besarnya

faktor risiko antara variabel independen terhadap variabel dependen, maka hasil

tabulasi silang dibahas sebagai berikut:

Perdarahan post partum adalah perdarahan yang massif yang berasal dari

tempat implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan

merupakan salah satu penyebab kematian ibu disamping perdarahan karena hamil

ektopik dan abortus.11 Dalam definisi lain, disebutkan bahwa perdarahan post

partum adalah kehilangan 500 ml atau lebih darah setelah bayi lahir. 12

1. Hubungan Antara bayi besar dengan kejadian Perdarahan post partum

di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019

Berat bayi lahir yang lebih dari normal disebut dengan makrosomnia. Bayi

besar atau makrosomnia adalah bayi baru lahir yang saat dilahirkan berat

80
badannya lebih dari 4000 gram. Semua neonatus dengan berat badan lebih dari

4000 gram dianggap sebagai makrosomnia, makrosomnia dapat menyebabkan

perdarahan post partum karena uterus mengalami peregangan yang berlebihan

sehingga mengakibatkan lemahnya kontraksi dan memicu terjadinya perdarahan

post partum.12

Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan kasus Bb normal sebanyak 76

kasus (98,7%) dan bayi besar sebanyak 1 kasus (1,3%). Dari 76 kasus (98,7%) bb

normal, terdapat 66 orang (85,7%) ibu yang mengalami perdarahan post partum

dan 10 orang (13,0%) ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum. Dari 1

kasus (1,3%) bayi besar, sebanyak 1 orang (1,3%) ibu yang mengalami

perdarahan post partum dan 0 (0,0%) yang tidak mengalami perdarahan post

partum.

Kemudian setelah dilakukan uji chi square, didapatkan nilai p = 1,000 (

p>0,05) maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara

bayi besar dengan kejadian perdarahan post partum. Dan didapatkan besarnya

risiko bayi besar terhadap terjadinya kejadian perdarahan post partum adalah

0,868 kali.

Penelitian dengan hasil yang sama juga diperoleh Izda Rifdiani 40 yaitu

sebanyak 4,4% ibu yang mengalami perdarahan post partum melahirkan bayi yang

beratnya > 4000 gram, dibandingkan dengan berat bayi <4000 gram dengan

presentase 95,6%, dan nilai p value = 0,648. Kondisi melahirkan bayi

makrosomnia ( > 4000 gram ) dapat menyebabkan uterus mengalami overdistensi

sehingga mengalami hipotoni dan atonia uteri setelah melahirkan. Berat bayi

81
diatas normal dapat menyebabkan perdarahan post partum karena uterus

meregang terlalu berlebihan dan membuat kontraksi melemah, akibat lain dari

kelahiran bayi besar atau makrosomnia yaitu dapat menyebabkan trauma lahir

pada bayi seperti distosia bahu.12

Pada saat pengambilan sampel, responden yang terpilih hampir semua ibu

melahirkan bayi dengan berat badan 2500-4000 gr . sedangkan hanya 1 sampel

yang memiliki berat badan bayi > 4000 gr. Berat bayi 2500- 4000 gr merupakan

ukuran normal pada saat bayi lahir, sedangkan berat bayi >4000 gr masuk ke

golongan bayi besar masa kehamilan sehinnga memerlukan perhatian khusus.

Hasil itu yang mempengaruhi sehingga tidak ada hubungan antara Bayi besar

dengan kejadian perdarahan post partum.

2. Hubungan Antara Paritas dengan kejadian Perdarahan post partum di

RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019

Primipara adalah ibu yang baru pertama kali hamil dan melahirkan sedangkan

multipara adalah ibu yang sudah lebih dari satu kali hamil dan melahirkan. Ibu

dengan multiparitas mempunyai resiko tinggi terhadap terjadinya perdarahan post

partum .

Berdasarkan frekuensi penyebaran hubungan antara paritas dengan kejadian

perdarahan post partum ditemukan , primipara sebanyak 29 kasus (37,7%) dan

multipara sebanyak 48 kasus (62,3%). Dari 29 kasus (37,7 %) primipara, terdapat

21 orang (27,7 %) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 8 orang

(13,0%) ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum. Dari 48 kasus

82
(62,3%) multipara , sebanyak 46 orang (59,7%) ibu yang mengalami perdarahan

post partum dan 2 (2,6%) yang tidak mengalami perdarahan post partum.

Berdasarkan hasil olah data Chii Square didapatkan nilai p = 0,005 ( p= <

0,05),maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara riwayat

paritas dengan kejadian perdarahan post partum. Dan ibu multipara memiliki

risiko 8,762 kali terjadi perdarahan post partum dibandingkan dengan primipara

Menurut penelitian Herianto bahwa paritas >1 bermakna sebagai faktor risiko

yang mempengaruhi terjadinya perdarahan post partum (OR = 2,87 ; 95% CI


16
1,23-6,73). Menurut manuaba , ibu yang sudah sering melahirkan

menyebabkan uterus akan mengalami kelemahan, sehingga besar risikonya untuk

terjadi perdarahan post partum . hal ini bisa disebabkan karena pada ibu dengan

paritas tinggi yang mengalami persalinan cenderung untuk terjadinya atonia dan

hipotonia uteri.16

3. Hubungan Antara Umur dengan kejadian Perdarahan post partum di

RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019

Umur ibu saat melahirkan mempunyai pengaruh terhadap timbulnya

perdarahan post partum. Ibu dengan umur di bawah 20 tahun, rahim dan panggul

sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Sebagai akibatnya pada umur

tersebut bila melahirkan, bisa mengalami persalinan lama, sehingga berisiko

terjadinya perdarahan post partum. Bila umur di atas 35 tahun, kondisi kesehatan

ibu sudah menurun, sehingga hamil pada umur tersebut mempunyai kemungkinan

lebih besar untuk terjadi persalinan lama dan perdarahan post partum.18,19

83
Berdasarkan distribusi frekuensi , terdapat kasus umur tidak berisiko ( 20-35

tahun ) sebanyak 66 kasus (857%) dan umur berisiko sebanyak 11 kasus (14,3%).

Dari 66 kasus (85,7%) umur tidak berisiko, terdapat 58 orang (75,3%) ibu yang

mengalami perdarahan post partum dan 8 orang (10,4%) ibu yang tidak

mengalami perdarahan post partum. Dari 11 kasus (14,3%) umur berisiko ,

sebanyak 9 orang (11,7%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 2

(2,6%) yang tidak mengalami perdarahan post partum.

Hasil pengolahan data dengan Chii Squere didapatkan p = 0,629 ( p>0,05)

maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur ibu

dengan kejadian perdarahan post partum. Dan risiko untuk terjadinya perdarahan

post partum pada ibu umur berisiko sebesar 1,61 kali dibandingkan dengan ibu

umur tidak berisiko. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya karena

variabel umur bukan merupakan penyebab langsung dari perdarahan post partum ,

umur mayoritas pada penelitian ini berada pada umur tidak berisiko ( 25-35 tahun

) serta jumlah sampel yang didapatkan sedikit yaitu 67 kasus perdarahan post

partum sehingga didapatkan hasil tidak adanya hubungan antara umur dengan

kejadian perdarahan post partum.39

Penelitian yang sama juga diperoleh oleh Fika Nurul Hidayah sebesar 31,4%

ibu yang mengalami perdarahan post partum dibandingkan dengan ibu yang tidak

mengalami perdarahan post partum sebesar 68,6% dengan nilai p value = 0,664.39

4. Hubungan Antara Antenatal Care dengan kejadian Perdarahan post

partum di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019

84
Antenatal care adalah pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh

tenaga profesional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar

pelayanan selama kehamilan. Dengan melakukan pemeriksaan ANC faktor risiko

pada calon ibu dapat diketahui dan dapat dicegah sedini mungkin agar dapat

menyiapkan persalinannya dengan baik.

Tujuan umum antenatal care adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan

mental ibu serta anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga

angka morbiditas dan mortalitas ibu serta anak dapat diturunkan. Ibu hamil yang

menerima pelayanan antenatal care mempunyai tingkat kematian yang lebih

rendah dibandingkan dengan yang tidak menerima pelayanan antenatal sehingga

kunjungan antenatal yang teratur.19 kunjungan ANC dilakukan selama minimal 4

kali dalam masa hamil.

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi, terdapat kasus ANC tidak lengkap (< 4

kali ) sebanyak 59 kasus (76,6%) dan ANC lengkap ( > 4 kali ) sebanyak 18 kasus

(23,4%). Dari 59 kasus (76,6%) ANC tidak lengkap , terdapat 56 orang (72,7%)

ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 3 orang (3,9%) ibu yang tidak

mengalami perdarahan post partum. Dari 18 kasus (23,4%) ANC lengkap ,

sebanyak 11 orang (14,3%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 7

(9,1%) yang tidak mengalami perdarahan post partum.

Hasil uji Chi Suare didapatkan nilai p = 0,001 ( p< 0,05), maka dapat diambil

kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara antenatal care dengan kejadian

perdarahan post partum, sedangkan risiko terjadinya perdarahan post partum pada

85
ibu dengan riwayat antenatal care < 4 kali sebesar 11,879 kali dibandingkan

dengan ibu yang mempunyai riwayat antenatal care < 4 kali.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayidah41,

riwayat antenatal care < 4 kali (tidak lengkap) lebih berisiko 8,5 kali

dibandingkan dengan riwayat antenatal care > 4 kali ( lengkap) dengan nilai

p= 0,000.

Dengan melakukan ANC, beberapa faktor risiko dapat dicegah, contohnya jika

didapatkan ibu dengan anemia bisa di berikan tablet besi, dengan pemeriksaan

fisik dapat diketahui presentase bayi, karena jika presentasi bayi kurang bagus,

bisa menyebabkan perdarahan post partum oleh karena laserasi jalan lahir.

5. Hubungan Antara Pendidikan dengan kejadian Perdarahan post partum

di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019

Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penting dalam usaha menjaga

kesehatan ibu, anak dan juga keluarga. Ibu dengan pendidikan yang lebih tinggi

memperhatikan kesehatannya selama kehamilan bila dibandingkan dengan ibu

yang tingkat pendidikannya rendah.

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi, terdapat kasus riwayat pendidikan

DIII, DIV dan S1 sebanyak 27 kasus (35,1%) dan riwayat pendidikan SMP, SMA,

dan SMK sebanyak 50 kasus (64,9%). Dari 27 kasus (35,1%) riwayat pendidikan

DIII, DIV dan S1 , terdapat 20 orang (26,0%) ibu yang mengalami perdarahan

post partum dan 7 orang (9,1%) ibu yang tidak mengalami perdarahan post

partum. Dari 50 kasus (64,9%) riwayat pendidikan SMP, SMA dan SMK ,

86
sebanyak 47 orang (61,0%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 3

(3,9%) yang tidak mengalami perdarahan post partum.

Hasil uji statistic Chi Square didapatkan nilai p = 0,028 ( p< 0,05) maka dapat

diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara Pendidikan ibu dengan

kejadian perdarahan post partum. Sedangkan risiko terjadinya perdarahan post

partum pada ibu dengan riwayat pendidikan SMP, SMA, dan SMK sebesar 5,483

kali dibandingkan dengan ibu dengan riwayat pendidikan DIII, DIV dan S1.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
42
Salsabila , bahwa terdapat hubungan antara riwayat pendidkan ibu dengan

kejadian perdarahan post partum yang didapatkan 57.3% ibu yang pendidikan

rendah mengalami perdarahan post partum dibandingkan dengan ibu yang

memiliki pendidikan tinggi, dengan nilai p = 0,044 ( < 0,05).

Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo43 yang mengatakan bahwa

pendidikan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya perdarahan post partum,

karena pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku

seseorang akan pola hidup, terutama dalam memotivasi sikap dalam berperan

serta dalam perkembangan kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang , maka seseorang makin banyak menerima informasi sehingga makin

banyak pola pengetahuan yang dimiliki.

6. Hubungan Antara anemia dengan kejadian Perdarahan post partum di

RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar 2014-2019

Anemia dalam kehamilan adalah penurunan kadar hemoglobin dalam darah

yang mengakibatkan kurangnya oksigen yang dibawa/ ditransfer ke sel tubuh

87
maupun sel otak dan uterus. Anemia dapat mengurangi daya tahan tubuh ibu dan

meninggikan frekuensi komplikasi kehamilan serta persalinan. Anemia juga

menyebabkan peningkatan risiko perdarahan post partum. Rasa cepat lelah pada

penderita anemia disebabkan metabolisme energi oleh otot tidak berjalan secara

sempurna karena kekurangan oksigen.19,24

Berdasarkan distribusi ferekuensi terdapat kasus Kadar Hb <11 gr/dl ( anemia

) sebanyak 45 kasus (58,4%) dan kasus kadar Hb > 11 gr/dl ( tidak anemia )

sebanyak 32 kasus (41,6%). Dari 45 kasus (58,4%) kadar Hb < 11 gr/dl (anemia) ,

terdapat 43 orang (55,8%) ibu yang mengalami perdarahan post partum dan 2

orang (2,6%) ibu yang tidak mengalami perdarahan post partum. Dari 32 kasus

(41,6%) kadar Hb > 11 gr/dl ( tidak anemia), sebanyak 24 orang (31,2%) ibu yang

mengalami perdarahan post partum dan 8 (10,4%) yang tidak mengalami

perdarahan post partum..

Hasil analisis Statistic uji Chi Square didapatkan nilai p = 0,014 ( p < 0.05)

maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara anemia dengan

kejadian perdarahan post partum, besar risiko terjadinya perdarahan post partum

pada ibu yang anemia sebesar 7,167 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak

anemia.

41
Penelitian dengan hasil yang sama juga diperoleh Maryam Mayidah yaitu

sebesar 34,5% ibu yang mengalami perdarahan post partum yang memiliki

riwayat anemia. Penelitian yang dilakukan oleh Maryam Mayidah41 didapatkan

nilai p = 0,000 ( p< 0,05) , yang artinya terdapat hubungan antara anemia dengan

kejadian perdarahan post partum.

88
Setiap penyakit perdarahan dapat diderita oleh wanita hamil dan kadang-

kadang menyebabkan perdarahan post partum. Afibrinogen atau hipofibrinogen

dapat terjadi setelah abruptio plasenta retensio janin mati lama dalam rahim dan

pada emboli cairan ketuban. Salah satu teori etiologi mempostulasikan bahwa

bahan tromboplastik yang timbul dari generasi dan autolisis desidua serta cairan

amnion dapat memasuki sirkulasi darah menimbulkan koagulasi intervaskuler

serta penurunan fibrinogen yang beredar.

B. Tinjauan Keislaman

1. Asal mula penciptaan manusia

Dalam agama Islam, telah diperintahkan bagi setiap umat manusia untuk

mengetahui awal penciptakan manusia agar dapat meningkatkan keyakinan dan

ketakwaan manusia kepada Allah Swt . sebagaimana firman-Nya dalam Al-qur’an

surah Al-Ankabut ayat 20 :

Terjemahnya :

Katakanlah : “ Berjalanlah di ( muka ) bumi, maka perhatikanlah bagaimana


Allah mencipatakan ( manusia) dari permulaannya , kemudian Allah
menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah maha Kuasa atas segala
sesuatu”
Kemudian dalam Al- qur’an surah Ar-rum ayat 27 Allah Swt berfirman :

89
Terjemahnya :
“ Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan. Kemudian
mengembalikan ( menghidupkannya ) kembali dan menghidupkan kembali itu
adalah lebih mudah bagi-Nya . dan bagi-Nya lah sifat yang Maha Tinggi di
langit dan di bumi , dan dialah Yang Mah Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Sesungguhnya Allah Swt telah menciptakan manusia dari nutfah yang

memiliki berbagai unsur, lalu Allah Swt menguji hambanya dan memberikan

cobaan dengan berbagai peritnah dan larangan , karena itu , Allah menjadikannya

memiliki pendengaran pendengaran dan penglihatan agar dapat mendengarkan

ayat Dalam Al-qur’an surah Al-Insan ayat 2 Allah Swt berfirman:

Terjemahnya :

“ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang


bercampur yang Kami hendak mengujinya ( dengan perintah dan larangan),
karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.”

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam artian jenis manusia (

dari setetes mani yang bercampur ) yang bercampur dengan indung telur , yaitu air

mani laki-laki bercampur menjadi satu dengan air mani perempuan ( yang kami

hendak mengujinya ) dengan membebankan kewajiban-kewajiban kepadanya .

Rasulullah Saw bersabda :

90
Artinya :
“ Dari Abu ‘Abdir-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menuturkan kepada kami,
dan beliau adalah ash-Shadiqul Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan
perkataannya), beliau bersabda, ”Sesungguhnya seorang dari kalian
dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk
nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah
(segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal
daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk
meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu
menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya. Maka
demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan
Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli
surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetapi
catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka,
maka dengan itu ia memasukinya. Dan sesungguhnya salah seorang dari
kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara dirinya
dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya
lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu ia memasukinya ”.

Dalam hadits ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan

tentang awal penciptaan manusia di dalam rahim seorang ibu, yang berawal dari

nuthfah (bercampurnya sperma dengan ovum), ‘alaqah (segumpal darah), lalu

mudghah ( segumpal daging).

91
Pada tahapan pertama, Allah menciptakan manusia dari setetes mani yang hina

yang menyatu dengan ovum, kemudian setelah lewat 40 hari, dari air mani

tersebut , Allah menjadikannya segumpal darah yang disebut ‘alaqah. Setelah

lewat 40 hari atau 80 hari dari fase nutfah – fase ‘alaqah beralih kefase mudghah ,

yaitu segumpal daging, kemudian setelah lewat 40 hari-120 hari dari fase nutfah-

dari segumpal daging ( mudghah) tersebut, Allah SWT menciptakan daging yang

bertulang , dan Dia memerintahkan malaikat untuk meniupkan ruh padanya serta

mencatat empat kalimat , yaitu rizki, ajal, amal dan sengsara atau bahagia. Jadi,

ditiupkannya ruh kepada janin setelah ia berumur 120 hari atau sekitar 4 bulan

pada saat kehamilan ibu.

2. Pandangan Islam tentang Kehamilan

Dalam Al-qur’an surah As-Sajdah ayat 7-10 Allah Swt telah menciptakan

manusia secara berpasangan, ada laki-laki dan ada perempuan. Dengan adanya

pasangan tersebut manusia dapat berketurunan dan berkembang dari masa ke

masa. Dalam agama islam, kehamilan merupakan salah satu bentuk kebesaran

Allah SWT atas segala sesuatu. Hal ini tercermin dari firman-Nya dalam Al-

qur’an surah As-Sajdah ayat 7-10 yang berbunyi :

Terjemahnya :
“ Yang mebuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang
memulai penciptaan manusia dari tanah . kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari saripati air yang hina( air mani). Kemudian Dia

92
menyempurnakan Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam ( tubuh
)nya ruh ( ciptaan )-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran ,
penglihatan dan hati, ( tetapi ) kamu sedikit sekali bersyukur . dan mereka
berkata ‘ apakah bila kami telah lenyap (hancur ) didalam tanah , kami benar-
benar akan berada dalam ciptaan yang baru ?’ bahkan (sebenarnya)mereka
ingkar akan menemui Rabbnya “

Dalam ayat lain, Allah Swt juga menyebutkan sebelum kita lahir di dunia, kita

sudah hidup akan tetapi masih didalam perut Ibu, dalam Al-qur’an surah Az-

Zumar ayat 6 Allah Swt berfirman :

Terjemahnya :
“Dia menjadikan kamu dalam perut Ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan . Yang ( berbuat) demikian itu adalah Allah Swt , Tuhan kamu,
Tuhan yang mempunyai Kerajaan . Tidak ada Tuhan selain Dia ; maka
bagaimana kamu dapat dipalingkan ? “

Dalam sebuah hadist yang di riwayatkan oleh Abu dawud 2050, Nasai 3227

dan disahihkan oleh al-Albani , seorang pemuda meyukai seorang wanita yang

cantik akan tetapi wanita ini mandul. Kemudian pemuda ini datang meminta

pendapat kepada Rasulullah , kemudian Rasulullah Saw bersabda :

93
Artinya :
“ Telah mengabarkan kepada kami ‘ Abdurrahman ibn Khalid berkata , telah
menceritakan kepada kami Yazid ibn Harun berkata, telah memberitakan
kepada kami Al Mustalin ibn Sa’id dari Mansur ibn Zadan dari Mu’awiyah
ibn Qurrah dari Ma'qi’ ibn Yasar berkata : “ seseorang datang kepada
Rasulullah SAW dan berkata : “ Wahai Rasulullah, aku telah jatuh cinta
kepada seorang wanita kaya dan terhormat , hanya saja dia tidak melahirkan
aak. Bolehkan aku menikahinya ?” Rasulullah melarangnya. Kemudian ia
datang lagi kepada Beliau dan bertanya lagi tentang hal itu. Dan Beliau tetap
melarangnya dan bersabda: “ Kawinlah dengan wanita yang dapat melahirkan
anakyang banyak dan penuh cinta pada suami, karena pada hari kiamat aku
akan membanggakan besarnya jumlah umatky dihadapan nabi-nabi yang lain”.
3. Pandangan Islam tentang persalinan

Dari Rahim seorang ibu akan lahir generasi penerus yang akan menjaga

kelestarian manusia dalam membangun peradaban. Mengingat persalinan dan

masa nifas sangatlah penting, maka ketersediaan layanan berkualitas dan

terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat merupakan cakupan dari pelayanan

kehamilan, persalinan dan masa nifas. Oleh karena itu pelayanan kesehatan ibu

dalam proses kehamilan dan persalinan sangatlah berharga. 45 Dalam Al-qur’an

surah Al-Luqman ayat 14 Allah SWT berfirman :

Terjemahnya :

“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun bersyukurlah kepada-
Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(Q.S
Luqman {31:14}) 8

94
Proses persalinan adalah proses yang paling di khawatirkan dan ditakutkan

oleh ibu hamil, akan tetapi proses melahirkan telah disebutkan akan dipermudah

oleh Allah Swt , dalam Al-qur’an Surah Abasa ayat 19-20 Allah Swt berfirman :

Terjemahnya :

“ Dari setetes mani , Dia menciptakannya lalu menentukannya . Kemudian


jalannya Dia mudahkan

Berdasarkan ayat diatas, dapat dipahami bahwa Allah menciptakan manusia

dari air mani yang memancar itu fase-fase perubahannya hingga menjadi janin dan

bernyawa, kemudian dilanjutkan di ayat berikutnya bahwa Allah Swt

memudahkan manusia keluar dari dalam rahim yang dalam hal ini adalah bayi,

setelah itu bayi akan tumbuh berproses secara sunatullah dan kemudian Allah Swt

akan memelihara sampai menjadi dewasa hingga Allah Swt kembali mencabut

nyawa manusia untuk dimintai pertanggungjawabannya di akhirat dan mendapat

balasan yang sesuai.

95
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar

dari sampel tahun 2014-2019 dapat ditarik kesimpulan :

1. Bayi besar (>4000) merupakan faktor risiko namun tidak mempunyai

hubungan yang signifikan terhadap kejadian perdarahan post partum.

2. Paritas >1 ( multiparitas ) merupakan faktor risiko dan mempunyai hubungan

signifikan terhadap kejadian perdarahan post partum.

3. Umur berisiko (>35 tahun dan < 20) tahun merupakan faktor risiko terjadinya

perdarahan post partum , tetapi tidak mempunyai hubungan signifikan

terhadap kejadian perdarahan post partum.

4. Riwayat ANC tidak lengkap (<4 kali) selama kehamilan merupakan faktor

risiko terjadinya perdarahan post partum dan mempunyai hubungan

signifikan terhadap kejadian perdarahan post partum.

5. Riwayat pendidikan ibu ( SMP, SMA dan SMK ) merupakan faktor risiko

terjadinya perdarahan post partum dan memiliki hubungan signifikan terhadap

kejadian perdarahan post partum,

6. Kadar Hb < 11 gr/dl ( anemia ) merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan

post partum dan memiliki hubungan signifikan terhadap kejadian perdarahan

post partum.

96
7. Terdapat hubungan antara Paritas, kunjungan ANC, pendidikan dan anemia

terhadap perdarahan post partum , tetapi tidak terdapat hubungan signifikan

antara bayi besar dan umur terhadap perdarahan post partum

B. Saran

1. Bagi ibu

Untuk ibu hamil yang berisiko terjadinya komplikasi pada kehamilan yang

dapat menyebabkan perdarahan post partum, sebaiknya memeriksakan diri

selama kehamilan secara teratur , minimal 4 kali untuk lebih mendeteksi

adanya masalah pada kehamilannya agar dapat mencegah sedini mungkin.

Serta untuk ibu, perbanyak juga konsumsi makanan bergizi , tablet besi juga

perbanyak istirahat. Serta bagi ibu-ibu usahakan mengikuti program keluarga

berencana agar dapat mengatur jumlah anak dengan memperhatikan juga jarak

kelahirannya .

2. Bagi institusi atau RS yang bersangkutan RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar

Sebisa mungkin melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil yang

memeriksakan diri agar dapat mengatasi anemia. Petugas RSIA Sitti Khadijah

1 Makassar agar memperhatikan kelengkapan pencatatan, pengarsipan, yang

baik dan keterlibatan dalam pengisian buku registrasi partus dan rekam medik

agar memudahkan dalam pengambilan data.

3. Untuk instansi pendidikan

Kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti lebih jauh tentang kejadian

perdarahan post partum dengan variabel yang belum terungkap dalam

penelitian ini.

97
C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini.

Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan data sekunder yang menyebabkan sampel lain dapat

menggambarkan pengaruh faktor risiko tidak diteliti karena catatan medik

tidak ada.

2. Variabel yang diteliti terbatas , kemungkinan ada faktor yang lain yang

tidak diteliti tetapi berpengaruh besar terhadap penyakit yang diteliti.

3. Keterbatasan waktu dikarenakan jadwal penelitian bersamaan dengan

jadwal kuliah sehingga sangat susah mengatur jadwal untuk pergi kerumah

sakit mengambil sampel

98
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI. Infodatin Mother’s Day, Jakarta Selatan : Pusat

Data dan Informasi.2014

2. Dinkes. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015. Bidang Bina

Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.2016

3. Gabbe : Obstretics – Normal and Problem Pregnancies,4th ed., Churchil

Livingstone, Inc.2002

4. Prof.Dr.Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obstretis, edisi 2 jilid 1, Editor Dr.

Delfi Lutan, SpOG

5. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke tiga Jilid Pertama , Editor Arif Mansjoer ,

Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri , Wahyu Ika Wardani , Wiwiek Setiowulan.

6. Curren Obstretric & Gynecologic Diagnosis & Treatment, Ninth edition :

Alan H. DeCherney and Lauren Nathan , The McGraw-Hill Companies,

Inc.2003

7. Fikhy H, Arizanty N.R., Rossalina.A.W, Adhiningsih.Y. Analisis Faktor

Risiko Kejadian Perdarahan Post Partum pada ibu hamil anemia Di

Puskesmas Karang Duren Kabupaten Jember selama Tahun 2012-2016.2017.

Jurnal Kesehatan. Vol 5. No.3. hal 149

8. Javan Labs. TafsirQ. AL-Qur’an Surah Al-Luqman ayat 14.

(https://tafsirq.com/topik/Luqman+ayat+14). (17 juli 2019). 2019

9. Al’Quran dan Terjemahan. Surah Al-Luqman ayat 14.Kementrian Agama

Republik Indonesia. 2017

99
10. Satriyandari Y, Hariyanti R.. Faktor-Faktor yang mempengaruhi kejadian

perdarahan postpartum. Jurnal Of Health Studies. 2017: Vol 1.No.1. 49-64

11. Prawirohardjo,S. Ilmu Kebidanan. Jakarta. P.T Bina Pustraka Sarwono

Prawirohardjo;2009

12. Cunningham dkk. Obstetri William. Jakarta : EGC; 2012

13. Oxom, Patologi & Fisiologi Persalinan, Ilmu kebidanan, Yayasan Exential

media;2010

14. Prawirohardjo, S. Ilmu Kandungan. Jakarta. Sagung Seto: 2011

15. WHO, Managing complications in pregnancy and childbirth. A Guide for

midwives and doctors vaginal bleeding after childbirth: 25-24:2000

16. Manuba, G,B,I, Kapita selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi &

KB, Penerbit buku kedokteran, EGC , Jakarta, 2001.

17. Rayburn, W.,f., Obstetri & Ginekologi , Widya Medika, Jakarta, 2001

18. Hidayah,N,F. Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kejadian postpartum

Primer pada ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul-DIY

Tahun2012. Yogyakarta. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah

Yogyakarta:2013

19. Edy E, Jumriani A, Indra D. Faktor risiko kejadian perdarahan postpartum di

RSKDIA Pertiwi Makassar.Riset Informasi Kesehatan..Jurnal Kesehatan.

2015:ISSN 2088-8740.Vol 05.No 02

20. Suryani. Hubungan Karakteristik Ibu Bersalin dan Antenatal Care dengan

Pendarahan Pasca Persalinan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara

Medan.2008

100
21. Pardosi M. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pendarahan

Pasca-Persalinan dan Upaya Penrunannya di Wilayah Kerja Puskesmas Kota

Medan Tahun 2005. Jurnal Ilmiah Pannmed. 2006; Vol. 1 (No.1):1-9.

22. Michael S. Kramer. Incidence, Risk Factors, And Temporal Trends In Severe

Postpartum Hemorrhage. American Journal of Obstetrics & Gynecology.

2013; Vol. 209 (Issue 5): Pages 1–7.

23. Edilberto A, Rocha Filho. Severe Maternal Morbidity And Nearmiss Due To

Postpartum hemorrhage In A National Multicenter Surveillance Study.

International Journal of Gynecology and Obstetrics. 2004

24. Wuryanti A.2010. Hubungan Anemia dalam Kehamilandengan Perdarahan

Postpartum karena Atonia Uteri di RSUD Wonogiri. Skripsi. Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

25. Rani, K. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Abortus

Inkomplit Pada Pasien Rawat Inap RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2007.

Skripsi Tidak Diterbitkan. Perogram studi ilmu keperawatan FK UH.

Makassar. 2008

26. Yuniarti. Hubungan Antara Paritas Dengan Perdarahan Postpartum Di

Rumah Sakit Bersalin Kasih Ibu Pekalongan . Skripsi Tidak Diterbitkan.

Pekalongan. 2004

27. Chalik, Hemmoragic Utama Obstetric, widya medika, Jakarta, 1997

28. Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Gilstrap L, Wenstrom K,

Chapter 25 Obstetrical hemorrhagic, section VII: Obstetrical Complication,

101
dalam William Obstetric 22th edition. Philadephia. McGrawHill.2005 p :

635-663

29. Wiknjosastro H. Ilmu kebidanan 3 ed. Jakarta : YBPSP: 2007

30. M data, L Randall, N Holmes, N Karunaharan. Rujukan cepat Obstetri dan

Ginekologi. EGC.2010

31. Mochtar R, Sinopsis Obstetri , Obstetri fisiologi dan patologi. Edisi 3 jilid 1.

2012. Jakarta: EGC

32. Prof.dr. Ida Bagus Gde Manuaba ,Kepaniteraan Klinik obstetric dan

Ginekologi. Edisi 2. 2004. Jakarta . EGC.

33. Saifuddin, AB. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta; 2006

34. Varney, H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, EGC, Jakarta;2007

35. Asim kurjak, Chervenak, Frank A . Textbook of Perinatal Medicine 2nd

Edition Medicine. Informa Healthcare UK Ltd;2006

36. Sosa et al. (2009). Risk Factor For Postpartum Hemorrhage in Vaginal

Deliveries in A Latin-American Population. Obstet Gynecol, 2009 June;

113(6):1313-1319. Diakses 04 Agustus 2019 available from

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pmc/articles/pmid/19461428

37. Siti SA. Pandangan Islam Tentang Proses Kejadian Manusia dan Implikasinya

Terhadap Pendidikan. Jurnal Akademika 2014; 8 (1)p:116-117

38. Anggaini H, Riansari D . Faktor-faktor yang berhubungan dengan perdarahan

post partum pada ibu bersalin di RSUD PRINGSEWU Tahun 2016, Jurnal

Kebidanan, 2008; Vol 3. No 1, hal 63-68

102
39. Fika Nurul Hidayah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian perdarahan

post partum primer pada ibu bersalin di RSUD Penembahan Senopati Bantul –

DIY Tahun 2012, skripsi ,2013, Yogyakarta :2013

40. Rifdiani,I,. Pengaruh paritas, BBL, Jarak kehamilan dan riwayat perdarahan

terhadap Kejadian perdarahanb post partum.Skripsi.2017.Surabaya.

41. Mayidah M, Faktor risiko perdarahan post partum. Skripsi. 2012. Makassar.

42. Salsabila Z.A.A.H, Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian perdarahan

post partum di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta tahun 2013-

2014.Naskah Skripsi Publikasi. 2015. Yogyakarta.

43. Notoatmojo,S ( 2007) promosi kesehatan dan Ilmu perilaku . Jakarta : Rineka

Cipta

44. Al’Quran dan Terjemahan.Kementrian Agama Republik Indonesia. 2017

45. https://www.slideshare.net/septianraha/makalah-pandangan-islam-terhadap-

kelahiran-dan-persalinan

103
KETERANGAN

A. Berat Bayi

1. Berat Bayi Normal ( 2500-4000 gr)

2. Bayi Besar ( >4000 gr)

B. Paritas Ibu

1. Multiparitas (>1)

2. Primiparitas (1)

C. Umur Ibu

1. Tidak Berisiko ( 20-35 tahun)

2. Berisiko ( >35 tahun dan <20 tahun)

D. Riwayat Kunjungan Antenatal

1. Tidak Lengkap ( <4 kali)

2. Lengkap ( > 4 kali)

E. Pendidikan Ibu

1. SMP, SMA, SMK

2. DIII, DIV, S1

F. Anemia

1. Kadar Hb <11 gr/dl ( anemia )

2. Kadar Hb >11 gr/dl ( tidak Anemia )

G. Perdarahan Post Partum

1. Ya

2. Tidak

104
INISIAL BB RIWAYAT
NO PASIEN BAYI PARITAS UMUR ANC PENDIDIKAN ANEMIA PP
1 1 1 1 1 1 1
1 Ny.Ra
1 1 1 1 1 2 1
2 Ny. Sd
1 1 1 2 1 2 1
3 Ny.Nw
1 1 1 1 1 2 1
4 Ny. Nh
1 1 1 1 1 1 1
5 Ny. Un
1 1 2 1 1 1 1
6 Ny. Nj
1 1 2 1 2 1 1
7 Ny. Dna
1 1 1 1 1 1 1
8 Ny.Rs
1 1 1 1 2 1 1
9 Ny. Iys
1 1 1 2 1 1 1
10 Ny. Na
1 1 2 1 2 1 1
11 Ny. Ha
1 1 1 2 1 1 1
12 Ny. Aad
1 1 1 2 2 1 1
13 Ny. Ls
1 1 1 1 1 1 1
14 Ny. Hs
1 1 2 1 1 2 1
15 Ny. Sh
1 2 1 1 2 1 1
16 Ny. Mz
1 2 1 2 1 2 1
17 Ny. Nbr
1 2 2 1 1 1 1
18 Ny. Rd
1 1 1 1 1 2 1
19 Ny. Naz
1 2 1 1 1 1 1
20 Ny. Els
1 1 1 1 1 2 1
21 Ny. Njh
1 2 1 1 1 1 1
22 Ny. Uds
1 2 1 1 2 2 1
23 Ny. Wt
1 2 1 1 1 1 1
24 Nr.Aw
1 1 1 1 1 1 1
25 Ny.Hi
1 1 1 1 1 1 1
26 Ny.Nst
1 1 1 1 1 1 1
27 Ny.Inds
2 1 1 2 1 1 1
28 Ny.Hl
1 1 1 1 2 1 1
29 Ny. Nas

105
1 1 1 1 1 1 1
30 Ny.Ans
1 1 1 1 1 1 1
31 Ny.Nms
1 1 1 1 1 1 1
32 Ny.As
1 2 1 1 2 1 1
33 Ny.asi
1 1 1 2 1 2 1
34 Ny.Asf
1 1 1 1 1 1 1
35 Ny. Ny
1 1 2 2 2 1 1
36 Ny.Mt
1 1 1 1 2 1 1
37 Ny.Sk
1 1 1 1 1 1 1
38 Ny.Naf
1 2 1 2 2 2 1
39 Ny.Hd
1 1 1 1 2 1 1
40 Ny.Ast
1 1 1 1 1 1 1
41 Ny.Fw
1 2 1 1 2 1 1
42 Ny.F
1 2 1 1 2 1 1
43 Ny.R
1 1 2 1 1 1 1
44 Ny.Rw
1 2 1 1 1 2 1
45 Ny.Hd
1 2 1 1 2 2 1
46 Ny.J
1 1 1 1 2 2 1
47 Ny.I
1 2 1 1 1 2 1
48 Ny.H
1 2 1 1 2 2 1
49 Ny.Sa
1 1 2 1 1 2 1
50 Ny.Ys
1 1 1 2 1 1 1
51 Ny.A
1 2 1 1 2 1 1
52 Ny.Nm
1 1 1 1 1 2 1
53 Ny. Das
1 1 1 1 1 1 1
54 Ny. Mg
1 1 1 1 1 2 1
55 Ny Ki
1 1 1 1 1 2 1
56 Ny. Nar
1 2 1 1 1 2 1
57 Ny. R
1 1 1 1 2 2 1
58 N. M
1 1 1 1 1 2 1
59 Ny. Ah

106
1 1 1 2 2 2 1
60 Ny. H
1 2 1 1 1 2 1
61 Ny. Hdr
1 2 1 1 1 1 1
62 Ny. Nas
1 1 2 1 1 1 1
63 Ny.S
1 1 1 1 1 1 1
64 Ny. Sr
1 1 1 1 1 1 1
65 Ny. Az
1 2 1 1 1 1 1
66 Ny.Rmd
1 2 1 2 1 2 2
67 Ny. S
1 2 1 1 1 1 2
68 Ny. Y
1 2 1 2 2 1 2
69 Ny. Da
1 2 1 1 2 2 2
70 Ny. Pj
1 2 1 2 2 2 2
71 Ny. D
1 2 2 1 2 2 2
72 Ny. Il
1 1 2 2 2 2 2
73 Ny. M
1 1 1 2 2 2 2
74 Ny.sbd
1 2 1 2 1 2 2
75 Ny. Ah
1 2 1 2 2 2 2
76 Ny. Np
1 2 1 1 1 1 1
77 Ny. Kr

107
Frequency Berat Badan bayi

Berat bayi lahir

Frequenc Percent Valid Cumulative


y Percent Percent

Valid Berat Bayi Normal ( 2500- 76 98.7 98.7 98.7


4000gr)

Bayi Besar ( >4000 gr) 1 1.3 1.3 100.0

Total 77 100.0 100.0

Uji Crosstabulasi Berat Bayi

Berat bayi lahir * Perdarahan post parum Crosstabulation

Perdarahan post parum Total

Perdaraha Tidak
n post Perdaraha
partum n post
partum

Berat Berat Bayi Count 66 10 76


bayi Normal (
% within Berat bayi lahir 86.8% 13.2% 100.0%
lahir 2500-4000gr)
% within Perdarahan 98.5% 100.0% 98.7%
post parum

% of Total 85.7% 13.0% 98.7%

Bayi Besar ( Count 1 0 1


>4000 gr)
% within Berat bayi lahir 100.0% 0.0% 100.0%

% within Perdarahan 1.5% 0.0% 1.3%


post parum

% of Total 1.3% 0.0% 1.3%

Total Count 67 10 77

108
% within Berat bayi lahir 87.0% 13.0% 100.0%

% within Perdarahan 100.0% 100.0% 100.0%


post parum

% of Total 87.0% 13.0% 100.0%

Uji Chi Square Berat badan bayi

Chi-Square Tests

Value df Asymptotic Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Significance sided) sided)
(2-sided)

Pearson Chi-Square .151a 1 .697

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .280 1 .597

Fisher's Exact Test 1.000 .870

Linear-by-Linear .149 1 .699


Association

N of Valid Cases 77

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .13.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

For cohort Perdarahan post parum = .868 .796 .948


Perdarahan post partum

N of Valid Cases 77

109
Frequency Paritas

Banyaknya anak yang dilahirkan

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid >1 (Multiparitas) 48 62.3 62.3 62.3

1 (Primiparitas) 29 37.7 37.7 100.0

Total 77 100.0 100.0

Uji Crosstabulasi Paritas

Banyaknya anak yang dilahirkan * Perdarahan post parum Crosstabulation

Perdarahan post parum Tot


al
Perdarahan Tidak
post partum Perdarahan
post partum

Banyaknya anak >1 (Multiparitas) Count 46 2 48


yang dilahirkan
% within Banyaknya 95.8% 4.2% 100
anak yang dilahirkan .0%

% within Perdarahan 68.7% 20.0% 62.


post parum 3%

% of Total 59.7% 2.6% 62.


3%

1 (Primiparitas) Count 21 8 29

% within Banyaknya 72.4% 27.6% 100


anak yang dilahirkan .0%

% within Perdarahan 31.3% 80.0% 37.


post parum 7%

110
% of Total 27.3% 10.4% 37.
7%

Total Count 67 10 77

% within Banyaknya 87.0% 13.0% 100


anak yang dilahirkan .0%

% within Perdarahan 100.0% 100.0% 100


post parum .0%

% of Total 87.0% 13.0% 100


.0%

Uji Chi Square paritas

Chi-Square Tests

Value df Asymptotic Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Significance sided) sided)
(2-sided)

Pearson Chi-Square 8.774a 1 .003

Continuity Correctionb 6.824 1 .009

Likelihood Ratio 8.676 1 .003

Fisher's Exact Test .005 .005

Linear-by-Linear 8.660 1 .003


Association

N of Valid Cases 77

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.77.

b. Computed only for a 2x2 table

111
Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for 8.762 1.711 44.863


Banyaknya anak
yang dilahirkan (>1
(Multiparitas) / 1
(Primiparitas))

For cohort 1.323 1.049 1.669


Perdarahan post
parum = Perdarahan
post partum

For cohort .151 .034 .663


Perdarahan post
parum = Tidak
Perdarahan post
partum

N of Valid Cases 77

Frequency Umur Ibu

Umur ibu

Frequenc Percent Valid Cumulative


y Percent Percent

Valid Umur Tidak Berisiko ( 20 66 85.7 85.7 85.7


- 35 tahun)

Umur berisiko ( <20 tahun 11 14.3 14.3 100.0


dan >35 tahun)

Total 77 100.0 100.0

112
Uji Crosstabulasi Umur Ibu

Umur ibu * Perdarahan post parum Crosstabulation

Perdarahan post parum Total

Perdaraha Tidak
n post Perdaraha
partum n post
partum

Umur ibu Umur Tidak Count 58 8 66


Berisiko ( 20 - 35
% within Umur ibu 87.9% 12.1% 100.0%
tahun)
% within 86.6% 80.0% 85.7%
Perdarahan post
parum

% of Total 75.3% 10.4% 85.7%

Umur berisiko ( Count 9 2 11


<20 tahun dan
% within Umur ibu 81.8% 18.2% 100.0%
>35 tahun)
% within 13.4% 20.0% 14.3%
Perdarahan post
parum

% of Total 11.7% 2.6% 14.3%

Total Count 67 10 77

% within Umur ibu 87.0% 13.0% 100.0%

% within 100.0% 100.0% 100.0%


Perdarahan post
parum

% of Total 87.0% 13.0% 100.0%

113
Uji Chi Square Umur Ibu

Chi-Square Tests

Value df Asymptotic Exact Sig. Exact


Significance (2-sided) Sig.
(2-sided) (1-
sided)

Pearson Chi-Square .306a 1 .580

Continuity Correctionb .005 1 .945

Likelihood Ratio .282 1 .595

Fisher's Exact Test .629 .437

Linear-by-Linear .302 1 .582


Association

N of Valid Cases 77

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.43.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Umur ibu (Umur Tidak 1.611 .294 8.829
Berisiko ( 20 - 35 tahun) / Umur
berisiko ( <20 tahun dan >35 tahun))

For cohort Perdarahan post parum = 1.074 .802 1.439


Perdarahan post partum

For cohort Perdarahan post parum = .667 .162 2.736


Tidak Perdarahan post partum

N of Valid Cases 77

114
Frequency Riwayat Antenatal Care

Kunjungan antenatal ibu

Frequenc Percent Valid Cumulative


y Percent Percent

Vali Kunjungan ANC < 4 kali ( 59 76.6 76.6 76.6


d Tidak Lengkap)

Kunjungan ANC > 4 kali ( 18 23.4 23.4 100.0


Lengkap)

Total 77 100.0 100.0

Uji Crosstabulasi Antenatal care

Kunjungan antenatal ibu * Perdarahan post parum Crosstabulation

Perdarahan post parum Total

Perdarah Tidak
an post Perdaraha
partum n post
partum

Kunjungan Kunjungan Count 56 3 59


antenatal ibu ANC < 4 kali (
% within 94.9% 5.1% 100.0%
Tidak Lengkap)
Kunjungan
antenatal ibu

% within 83.6% 30.0% 76.6%


Perdarahan post
parum

% of Total 72.7% 3.9% 76.6%

Kunjungan Count 11 7 18
ANC > 4 kali (
% within 61.1% 38.9% 100.0%
Lengkap)
Kunjungan
antenatal ibu

115
% within 16.4% 70.0% 23.4%
Perdarahan post
parum

% of Total 14.3% 9.1% 23.4%

Total Count 67 10 77

% within 87.0% 13.0% 100.0%


Kunjungan
antenatal ibu

% within 100.0% 100.0% 100.0%


Perdarahan post
parum

% of Total 87.0% 13.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymptotic Exact Sig. (2- Exact


Significance sided) Sig. (1-
(2-sided) sided)

Pearson Chi-Square 13.947a 1 .000

Continuity Correctionb 11.116 1 .001

Likelihood Ratio 11.690 1 .001

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear 13.766 1 .000


Association

N of Valid Cases 77

116
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.34.

b. Computed only for a 2x2 table

Uji Chi Square Antenatal Care

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kunjungan antenatal ibu 11.879 2.653 53.185


(Kunjungan ANC < 4 kali ( Tidak Lengkap) /
Kunjungan ANC > 4 kali ( Lengkap))

For cohort Perdarahan post parum = 1.553 1.069 2.256


Perdarahan post partum

For cohort Perdarahan post parum = Tidak .131 .038 .454


Perdarahan post partum

N of Valid Cases 77

Frequency Pendidikan Ibu

pendidikan ibu

Frequen Percent Valid Cumulative


cy Percent Percent

Valid SMP-SMA ( rendah) 50 64.9 64.9 64.9

D3 D4 S1( tinggi) 27 35.1 35.1 100.0

Total 77 100.0 100.0

117
Uji Crosstabulasi pendidikan ibu

pendidikan ibu * Perdarahan post parum Crosstabulation

Perdarahan post parum Total

Perdarah Tidak
an post Perdarahan
partum post partum

pendidikan SMP- Count 47 3 50


ibu SMA (
% within pendidikan ibu 94.0% 6.0% 100.0%
rendah)
% within Perdarahan 70.1% 30.0% 64.9%
post parum

% of Total 61.0% 3.9% 64.9%

D3 D4 Count 20 7 27
S1 (
% within pendidikan ibu 74.1% 25.9% 100.0%
tinggi)
% within Perdarahan 29.9% 70.0% 35.1%
post parum

% of Total 26.0% 9.1% 35.1%

Total Count 67 10 77

% within pendidikan ibu 87.0% 13.0% 100.0%

% within Perdarahan 100.0% 100.0% 100.0%


post parum

% of Total 87.0% 13.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymptotic Exact Sig. (2- Exa


Significance (2- sided) ct
sided) Sig.

118
(1-
side
d)

Pearson Chi- 6.160a 1 .013


Square

Continuity 4.523 1 .033


Correctionb

Likelihood Ratio 5.866 1 .015

Fisher's Exact Test .028 .019

Linear-by-Linear 6.080 1 .014


Association

N of Valid Cases 77

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.51.

b. Computed only for a 2x2 table

Uji Chi Square Pendidikan Ibu

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for pendidikan ibu (SMP-SMA 5.483 1.286 23.381


( rendah) / D3 D4 S1( tinggi))

For cohort Perdarahan post parum = 1.269 1.004 1.603


Perdarahan post partum

For cohort Perdarahan post parum = .231 .065 .823


Tidak Perdarahan post partum

N of Valid Cases 77

Frequency Anemia

119
Kadar Hemoglobin ibu

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid <11 gr/dl ( Anemia) 45 58.4 58.4 58.4

>11 gr/dl ( Tidak Anemia) 32 41.6 41.6 100.0

Total 77 100.0 100.0

Uji Crosstabulasi Anemia

Kadar Hemoglobin ibu * Perdarahan post partum Crosstabulation

Perdarahan post parum Tota


l
Perdaraha Tidak
n post Perdarah
partum an post
partum

Kadar <11 gr/dl ( Count 43 2 45


Hemoglobin Anemia)
% within Kadar 95.6% 4.4% 100.
ibu
Hemoglobin ibu 0%

% within Perdarahan post 64.2% 20.0% 58.4


parum %

% of Total 55.8% 2.6% 58.4


%

>11 gr/dl ( Tidak Count 24 8 32


Anemia)
% within Kadar 75.0% 25.0% 100.
Hemoglobin ibu 0%

% within Perdarahan post 35.8% 80.0% 41.6


parum %

% of Total 31.2% 10.4% 41.6

120
%

Total Count 67 10 77

% within Kadar 87.0% 13.0% 100.


Hemoglobin ibu 0%

% within Perdarahan post 100.0% 100.0% 100.


parum 0%

% of Total 87.0% 13.0% 100.


0%

Uji Chi Square Anemia

Chi-Square Tests

Value df Asymptotic Exact Sig. Exact


Significance (2-sided) Sig.
(2-sided) (1-
sided)

Pearson Chi- 6.993a 1 .008


Square

Continuity 5.292 1 .021


Correctionb

Likelihood Ratio 7.112 1 .008

Fisher's Exact Test .014 .011

Linear-by-Linear 6.902 1 .009


Association

N of Valid Cases 77

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.16.

b. Computed only for a 2x2 table

121
Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kadar Hemoglobin 7.167 1.407 36.504


ibu (<11 gr/dl ( Anemia) / >11 gr/dl (
Tidak Anemia))

For cohort Perdarahan post parum = 1.274 1.033 1.571


Perdarahan post partum

For cohort Perdarahan post parum = .178 .040 .782


Tidak Perdarahan post partum

N of Valid Cases 77

Uji Analisis regressi Linear Hubungan Variabel Independent dengan variabel


depemdent

Model Summary

Model R R Adjusted R Std. Change Statistics


Squ Square Error of
R F df1 df2 Sig.
are the
Square Chang F
Estimate
Change e Cha
nge

1 .5 .356 .301 .283 .356 6.455 6 70 .000


97
a

a. Predictors: (Constant), Kadar Hemoglobin ibu, Umur ibu, Berat bayi lahir, pendidikan ibu, Banyaknya
anak yang dilahirkan, Kunjungan antenatal ibu

122
Analisis Multivariat

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B


)

Step Berat bayi lahir - 40192.9 .000 1 1.000 .000


1a 17.49 61
1

Banyaknya anak 3.036 1.261 5.796 1 .016 20.82


yang dilahirkan 1

Umur ibu 1.930 1.295 2.223 1 .136 6.891

Kunjungan antenatal 2.916 1.070 7.432 1 .006 18.46


ibu 7

pendidikan ibu 1.176 .999 1.386 1 .239 3.243

Kadar Hemoglobin 1.257 1.043 1.452 1 .228 3.513


ibu

Constant .547 40192.9 .000 1 1.000 1.728


62

a. Variable(s) entered on step 1: Berat bayi lahir, Banyaknya anak yang dilahirkan, Umur ibu,
Kunjungan antenatal ibu, pendidikan ibu, Kadar Hemoglobin ibu.

123
124
125

Anda mungkin juga menyukai