Anda di halaman 1dari 7

Nama : Zuchruf Penta H

Nim : G3A019210

Asuhan keperawatan minggu ke 3

Kasus :
Seorang laki-laki 66 tahun dirawat di ruang bedah dengan diagnosa medis
BPH dan hipertensi, post TURP hari-1. Mengeluh nyeri pada area operasi, nyeri
skala 5, bertambah jika bergerak. Pasien tidak dapat miksi spontan, terpasang
folley cateter (threeway) dengan irigasi NaCl, urine 500 cc warna merah, ada
hematuri, tidak ada bekuan darah pada urine, output kateter 200cc/jam. Pasien
mengatakan khawatir terjadi komplikasi karena tekanan darahnya tinggi.
Pemeriksaan fsik: frekwensi napas 20x/ menit reguler, nadi 90x/menit reguler,
nadi perifer sama dengan nadi apikal, TD 160/95 mmHg, tidak ada agitasi, tidak
gelisah, Hb 10 g/dl, akral hangat, tidak ada sianosis, membran mukosa tidak
pucat, tidak ada nyeri pada area betis pasca operasi TURP, homann sign tidak ada,
tidak ada nyeri dorsofleksi. Terapi: Captopril 2x12,5 mg, Amlodipin 1x5 mg
Ceftriaxone 1x2 mg (Post TURP), Tramal 3x100 mg, Transamin 3x1 amp Vit C
3x1 amp (Post TURP), Vit K 1x4 mg IVFD NaCl 500 cc dalam 8 jam, Diit:Rendah
garam III 2000 kkal.

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.A
Umur : 66 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Alamat : Semarang
Agama : Islam
Tanggal Pengkajian : 03 Agustus 2020
Diagnosa Medik : BPH (Benigna Prostate Hyperplasia)
2. Keluhan Utama
Klien Mengeluh nyeri
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien Mengeluh nyeri pada area operasi, nyeri skala 5,
bertambah jika bergerak. Pasien tidak dapat miksi spontan, klien
mengatakan khawatir terjadi komplikasi karena tekanan darahnya
tinggi. Pemeriksaan fsik: frekwensi napas 20x/ menit reguler, nadi
90x/menit reguler, nadi perifer sama dengan nadi apikal, TD 160/95
mmHg, tidak ada agitasi, tidak gelisah, Hb 10 g/dl.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien Memiliki Riwayat Hipertensi
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
Keluarga Klien Mengatakan Tidak pernah ada yang memiliki
penyakit seperti ini
6. Pemeriksaan Fisik
Td : 160/95mmhg
N : 90 x/menit
Rr : 20 x/menit
S : 37ºc
Hb : 10 g/dl
7. Terapi

No Nama Therapi Dosis


1. Captopril 2x12,5 mg
Amlodipin 1x5 mg,
Ceftriaxone 1x2 mg (Post TURP),
Tramal 3x100 mg,
Transamin 3x1 amp
Vit C 3x1 amp (Post TURP)
Vit K 1x4 mg
IVFD NaCl 500 cc dalam 8 jam
8. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Klien mengatakan nyeri Proses Nyeri akut
pada area operasi pembedahan
Nyeri bertambah jika bergerak
Luka insisi
Do : pembedahan
- Skala nyeri 5
- klien tampak meringis Nyeri
kesakitan
Ds : BPH Resiko infeksi
Do :- terdapat luka post oprasi
- tidak terdapat tanda Tindakan
tanda infeksi (rubor, pembedahan
dolor, kalor, tumor)
- Td : 160/ 95 Proses implamasi
mmHg
- N : 90 x/menit Terpapar
- Rr : 20 x/menit organisme
- S : 37oC
Resiko infeksi
Ds: Klien mengatakan Kurangnya Defisit
khawatir terjadi komplikasi informasi tentang pengetahuan
karena tekanan darahnya penyakitnya
tinggi
Do: klien tampak gelisah
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut bd luka insisi pembedahan
2. Resiko infeksi bd proses implamasi
3. Defisit pengetahuan bd kurang pengetahuan

C. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Luaran Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut bd luka Setelah dilakukan Manajemen nyeri
insisi pembedahan tindakan keperawatan Observasi
selama 3 x 12 jam, - Identifikasi skala nyeri
diharapkan : - Identifikasi resopn nyeri
- keluhan nyeri non verbal
menurun Terapeutik
- meringis menurun - Berikan teknik
- tekanan darah nonfarmakologi untuk
membaik mengurangi nyeri
- fungsi berkemih - Pertimbangkan jenis dan
membaik sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- jelaskan penyebab dan
pemicu nyeri
- jelaskan strategi
meredakan nyeri
- anjurkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Resiko infeksi bd Setelah dilakukan Perawatan luka
proses implamasi tindakan keperawatan Observasi
selama 3 x 12 jam, - monitor karakteristik
diharapkan: luka
- resiko infeksi menurun - monitor tanda-tanda
- tanda-tanda infeksi infeksi
tidak terlihat Terapetik
- lepaskan alutan dan
plester secara perlahan
- berikan cairan dengan
NaCl sesuai kebutuhan
- bersihkan jaringan
nekrotik
- berikan salep yang
sesuai kekulit/lesi jika
JURNAL EBN

1. judul penelitian
The Effect Of Benson Relaxation Technique On A Scale Of Postoperative
Pain In Patients With Benign Prostat Hyperplasia At RSUD Dr. H
Soewondo Kendal (pengaruh Teknik relaksasi benson pada skala nyeri
pada pasien pasca operasi hyperplasia prostat jinak Di RSUD Dr, H
Soewondo Kendal)
2. Peneliti
Arifianto1, Dwi Nur Aini2, Novita Diana Wulan Sari3
3. Pengertian
Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) merupakan suatu penyakit dimana
terjadi pembesaran dari kelenjar prostat akibat hiperplasia jinak dari sel-sel
yang biasa terjadi pada laki-laki berusia lanjut
Relaksasi Benson merupakan gabungan antara teknik respon relaksasi dan
sistem keyakinan individu/ faith factor difokuskan pada ungkapan tertentu
berupa nama-nama Tuhan atau kata yang memiliki makna menenangkan
bagi pasien itu sendiri yang diucapkan berulang-ulang dengan ritme teratur
4. Metode
Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu (quasy
experiment) dengan desain pre and post test without control. Populasi
dalam penelitian ini adalah pasien post operasi BPH sebanyak 32 pasien di
Ruang Kenanga RSUD dr. H Soewondo Kendal pada bulan Juni sampai
Agustus 2018 yang diambil dengan menggunakan teknik purposive
sampling dengan menggunakan Uji Non Parametrik Wilcoxon Match Pair
Test karena sakala data ordinal
5. Teknik Pemberian
Pemberian terapi benson kepada responden yang seluruhnya beragama
Islam,. Terapi benson ini dengan mengucapkan Subhanallah (Maha suci
Allah), Alhamdullilah (segala puji bagi Allah), Allahuakbar (Allah Maha
Besar), Lailaha-illallah (Tiada Tuhan selain Allah ) dengan nada suara
rendah dan berulang - ulang dalam waktu 15 menit. Pada proses meditasi
terapi benson ini konsentrasi pikiran dilakukan pada Allah secara terus
menerus, tanpa henti dan secara sadar serta dilakukan dengan totalitas baik
kognitif atau emosional terhadap Allah SWT. Terapi benson yang
dilakukan pasien sebagai bentuk relaksasi untuk mencegah stimulus nyeri
masuk kedalam otak sangat bermanfaat untuk membantu pasien
mengontrol nyeri pasca operasi BPH.
6. Hasil
Berdasarkan hasil penelitian pada 32 responden post operasi benigna
prostat hiperplasia sebelum diberi terapi relaksasi benson diketahui 29
responden (90,6%) mengalami nyeri skala sedang sedangkan 3 responden
(9,4 %) mengalami nyeri ringan. Setelah diberi terapi relaksasi benson
diketahui 23 responden (71,9 %) mengalami nyeri skala ringan

Anda mungkin juga menyukai