Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA BERMAIN (SAB) PADA ANAK

TERAPI BERMAIN PADA ANAK DI RUANG MAWAR


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI

Oleh:
KELOMPOK 4
1. Lutfiyah Eka Putri 201810300511054
2. Mila Amelia 201810300511056
3. Faradipa Eka Sandy Y.T.P 201810300511057
4. Illafi Ima Trifutiningsing 201810300511058
5. Bangkit Youga Pratama 201810300511059

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK

Pokok Bahasan : Terapi bermain pada anak di rumah sakit

Sub Pokok Bahasan : Terapi bermain pada anak dengan diare

Tempat : Rumah Sakit Ibu dan Anak RSIA Puri. Ruang Mawar
(Anak)

Hari/tanggal : Rabu,14 Oktober 2020

Waktu : 08.00 - 08.50

Sasaran : Anak usia sekolah 

Jenis permainan : Bermain ular tangga besar

A. LATAR BELAKANG
Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan
konflik dari anak yang tidak disadarinya serta dialami dengan kesenangan yang
diekspresikan melalui bio-psiko-sosio yang berhubungan dengan
lingkungan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti
halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan
berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan
emosinya.Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya.
Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan
kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya
sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia
akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas,
bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat
kesempatan bermain.

B. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional umum
Setelah dilakukan terapi bermain pada anak 6-10 tahun selama 50
menit dharapkan kebutuhan nutrisi dan cairan anak dapat terpenuhi serta
anak mengerti cara mencegah diare
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak :
1) Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
2) Dapat mempraktekkan cara mencuci tangan sebelum makan serta
sebelum dan setelah buang air kecil dan air besar
C. SASARAN KEGIATAN
a. Anak usia 6-10 tahun
b. Jumlah peserta 3 anak dan didampingi oleh orang tua
c. Keadaan umum mulai membaik
d. Dapat melakukan aktivitas bermain
e. Peserta kooperatif
D. RENCANA KEGIATAN
1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Rabu, 14 Oktober 2020
Waktu : 08.00 - 08.50
Tempat : Rumah Sakit Ibu dan Anak RSIA Puri. Ruang Mawar
(Anak)
2. Sarana dan Media
a. Sarana
1) Ruangan tempat bermain dengan luas 10 x 8 meter persegi
2) Kursi untuk orang tua
b. Media
1) Ular tangga besar
2) Handsanitizer
3) Makanan dan minuman
4) Cookies dan susu

3. Pengorganisasian
a. Leader : Faradipa Eka Sandy Yudhi Tiara Pratiwi
Tugas :
1) Membuka acara permaian
2) Mengatur jalannya permainan mulai dari pembukaan sampai
selesai
3) Mengarahkan permaian
4) Memandu proses permainan
b. Co Leader : Bangkit Youga Pratama
Tugas :
1) Membantu leader mengatur jalannya permaian
2) Membantu memberi motivasi pada peserta bersama dengan leader
3) Bersama dengan leader memandu dan mengarahkan proses
bermain
c. Fasilitator : Mila Amelia dan Illafi Ima T
Tugas :
1) Membimbing anak bermain
2) Memberi motivasi dan semangat kepada anak dalam bermain ular
tangga
3) Memperhatikan respon anak saat bermain
4) Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan perawat dan
keluarganya
d. Observer : Lutfiyah Eka Putri
e. Tugas :
1) Mengawasi jalannya permainan
2) Mencatat proses kegiatan dari awal hingga akhir permainan
3) Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain
4) Menyusun laporan dan menilai hasil permainan
E. RANCANGAN PERMAINAN
No Waktu Kegiatan Bermain Kegiatan Anak
.
1. 5 menit Pembukaan :
1. Leader membuka 1. Menjawab salam
kegiatan dengan
mengucapkan salam.
2. Leader 2. Mendengarkan
memperkenalkan
nama terapis yang
lain.
3. Leader menjelaskan 3. Memperhatikan
tujuan dari permainan
4. Kontrak waktu 4. Memperhatikan
2. 30 menit Pelaksanaan :
1. Leader dibantu oleh 1. Melakukan cuci
Co leader dan tangan
fasilitator untuk
membantu anak cuci
tangan terlebih dahulu
sebelum permainan
2. Leader dibantu oleh 2. Berpindah posisi
Co leader dan
fasilitator untuk
mengatur posisi anak
pada permaian ular
tangga
3. Fasilitator
memberikan dadu ke 3. Menerima
anak
4. Memulai permaian
dengan bergiliran dan 4. Melakukan
melalui semua step permainan
permainan didampingi
oleh fasilitator
5. Leader dan co leader
memberi semangat 5. Anak bertambah
pada anak selama semangat
proses permainan
6. Fasilitator memotivasi
anak untuk selalu
mencuci tangan
sebelum maupun
sesudah melakukan
kegiatan
7. Apabila anak tidak
mau aktif, libatkan
orang tua atau
pendamping anak
untuk membantu anak
melakukan permainan
3. 10 menit Evaluasi :
1. Menanyakan kepada 1. Menjawab
anak tentang pertanyaan
permainan yang telah
dilakukan
2. Menanyakan tentang 2. Mendeskripsikan
perasaan anak setelah perasaan
bermain
4. 5 menit Terminasi
1. Leader menutup acara 1. Memperhatikan
permainan dengan
memberikan reward
kepada seluruh peserta
2. Salam penutup 2. Menjawab salam

F. DENAH BERMAIN
U

ORANG TUA ORANG TUA ORANG TUA

FASILITATOR FASILITATOR
BIDAK PERMAINAN

ANAK
ANAK
ANAK

CO LEADER FASILITATOR OBSERVER

G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Sarana disiapkan pagi hari sebelum acara dimulai
b. Media dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan
c. Struktur peran telah ditentukan 1 hari sebelum pelaksanaan
d. Kontak dengan keluarga pasien/anak yang akan diberi terapi bermain
dilakukan 1 hari sebelum kegiatan dilaksanakan
2. Evaluasi Proses
a. Leader dibantu co leader memandu terapi bermain dari awal hingga akhir
kegiatan
b. Respon anak baik selama proses bermain berlangsung
c. Anak tampak aktif selama proses bermain berlangsung
d. Anak mau dan dapat bermain dengan baik didampingi fasilitator
e. Keluarga ikut membantu anak selama pelaksaanan proses bermain
f. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan
baik
g. Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing-
masing
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan bermain dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan
b. Anak merasa senang dengan permainan yang dilakukan
c. Anak mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir
Lampiran
MATERI SATUAN ACARA BERMAIN

A. GASTROENTERITIS
1. Pengertian
Penyakit gastroenteritis atau yang biasa di kenal diare merupakan penyakit
endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial Kejadian Luar
Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian (Sodikin, 2011).
Gastroenteritis merupakan inflamasi pada lambung dan usus karena
adanya infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme: virus, bakteri, atau
parasit yang ditandai dengan muntah dan diare lebih dari 3 kali dengan
konsisten encer, berwarna kehijauan yang mungkin disertai dengan lendir atau
darah (Axton, 2013).
2. Etiologi
Etiologi Menurut Suriadi dan Yuliani (2010), penyebab gastroenteritis
dibagi menjadi beberapa faktor :
a. Faktor infeksi : bakteri, virus, jamur, parasit, protozoa, penyakit infeksi
b. Factor malabsorbsi : Malabsorbsi karbohidrat, Malabsorbsi lemak,
Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan Alergi makanan : susu, protein, makanan basi atau
beracun
d. Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas, walaupun jarang terjadi tetapi
dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.
3. Klasifikasi
Klasifikasi Klasifikasi Diare menurut Susilaningrum dkk (2013)
mengatakan bahwa:
a. Diare akut
Diare yang mendadak dan berlangsung paling lama 3-5 hari atau kurang
dari 14 hari. Diare akut terdiri dari :
1) Diare dehidrasi berat
Terdapat dua atau lebih tanda:
a) latargis/tidak sadar
b) Mata cekung
c) Tidak bisa minum atau malas minum
d) Cubitan kulit perut kembali sangat lambat (≥ 2 detik)
2) Diare dehidrasi ringan atau sedang
Terdapat dua atau lebih tanda:
a) rewel, gelisah
b) Mata cekung
c) Haus, minum dengan lahap
d) Cubitan kulit kembali dengan lambat
3) Diare tanpa dehidrasi
Tidak terdapat tanda-tanda seperti deidrasi berat, ringan/sedang.
Anak yang mengalami kondisi ini masih lincah dan minum seperti
biasa.
b. Diare kronik
Bila diare berlangsung lebih dari 14 hari
Jika diare 14 hari atau lebih, di klasifiksikan sebagai berikut:
1) Diare persisten berat (ada dehidrasi)
2) Diare persisten (tanpa dehidrasi)
3) Disentri (terdapat darah dalam tinja)

B. ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN)


Usia 6-12 tahun disebut usia sekolah atau masa sekolah. Periode ini
dimulai dengan masuknya anak ke lingkungan sekolah yang memiliki dampak
signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan orang lain. Anak
usia sekolah yang termasuk dalam kelas rendah seperti kelas I dan II
merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan mulai
lepas dari pengawasan orang tua. Kontak dengan berbagai penyebab penyakit
akan menjadi lebih besar pada kelas rendah karena ketidaktahuan dan
ketidakmengertian anak tentang kesehatan.
Masa anak-anak sekolah adalah periode perkembangan psikoseksual
yang dideskripsikan oleh Freud sebagai periode laten. Masa perkembangan ini
terlihat ketika anak-anak membina hubungan dengan teman sebaya sesama
jenis. Anak usia sekolah ingin sekali mengembangkan keterampilan dan
berpartisipasi dalam pekerjaan yang berarti dan berguna secara sosial. Menurut
Erikson, seorang anak perlu memiliki keterampilan tertentu karena dengan
menguasai suatu keterampilan akan menimbulkan rasa percaya diri pada anak
untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa.
Pelayanan kesehatan dibutuhkan oleh anak-anak usia sekolah khususnya
kelas rendah untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan anak
sesuai masa tumbuh kembangnya. Perawat sekolah dapat meningkatkan
kemampuan dan keterampilan anak sekolah untuk melakukan tindakan hidup
sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Green menyatakan kesehatan seseorang ditentukan tiga faktor yaitu
faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor penguat. Peran perawat
sekolah termasuk faktor penguat yang berupa sikap dan perilaku petugas
pelayanan kesehatan untuk mendorong terjadinya perilaku individu atau
masyarakat.
Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan cara
memberikan permainan atau bermain. Bermain merupakan aktivitas anak untuk
melakukan atau mempraktikkan keterampilan dan menjadi kreatif. Kebutuhan
stimulasi ini akan membantu proses pembelajaran dan pencapaian tumbuh
kembang secara optimal.

C. BERMAIN
1. Pengertian
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan
setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media
yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal
lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan
anak secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya
disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat
merangsang perkembangan anak secara optimal.
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain
ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak. Media yang
dapat dipilih dan mudah diterapkan kepada anak usia sekolah sesuai
karakteristik tumbuh kembangnya adalah permainan SCL (Snake, Cards, and
Ladders).
2. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-
motorik, perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral
dan bermain sebagai terapi.
a. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang
digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
pengobatan.
b. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
c. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta
mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah
dan hubungan sulit.
d. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
e. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan
dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah
lakunya terhadap orang lain.
f. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral
dan etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah
serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah
dilakukan.
g. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain.
3. Tujuan Bermain
a. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan
dirawat di rumah sakit.
b. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
c. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
d. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
pada saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.
e. Mengoptimalkan kembali cairan nutrisi yg telah hilang.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain
a. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
b. Jenis kelamin anak
c. Lingkungan yang tidak mendukung
d. Status kesehatan anak
e. Tahap perkembangan
5. Prinsip-Prinsip Dalam Bermain
a. Alat permainan
b. Pengetahuan cara bermain
c. Perlu energi ekstra
d. Ruang untuk bermain
e. Teman bermain
f. Waktu yang cukup
6. Klasifikasi Bermain
a. Berdasarkan isi permainan
1) Sosial Affective Play
2) Sense of Pleasure Play
3) Skill Play
4) Games atau Permainan
5) Unoccupied Behavior
6) Dramatic Play
b. Ditinjau dari karakter
1) Sosial Anlooker Play
2) Solitary Play
3) Paralel Play
4) Associative Play
5) Cooperative Play

D. PERMAINAN ULAR TANGGA


Media yang dipilih dan mudah diterapkan kepada anak usia sekolah
sesuai karakteristik tumbuh kembangnya adalah permainan ular tangga.
Permainan dapat dikembangkan sebagai media pembelajaran dengan
melakukan penyesuaian terhadap aturan main serta dengan memodifikasi
papan main sedemikian rupa dengan beberapa sisipan materi yang menjadi
tujuan pembelajaran.

Permainan ular tangga dapat menjadi sebuah terobosan dalam permainan


edukatif bagi anak usia sekolah. Kemampuan anak dalam bersosialisasi dengan
teman sebaya atau teman sepermainan menjadi meningkat. Permainan ular
tangga dalam terapi bermain dapat meningkatkan dan memelihara perilaku
hidup bersih dan sehat anak usia sekolah sehingga anak menjadi mampu dan
cekatan dalam berperilaku sehat.
Permainan ular tangga merupakan suatu permainan modifikasi yaitu
permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh dua orang atau lebih.
Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak
digambar sejumlah tangga atau ular yang menghubungkannya dengan kotak
lain seperti ular tangga. Setiap kotak permainan ini menggunakan pertanyaan
seputar materi perilaku hidup bersih dan sehat yang harus dijawab dan perintah
berisikan perintah yang harus dilakukan oleh anak sesuai kotak tersebut.
Instruksi berupa pertanyaan dan perintah dapat menjadi sarana anak-anak
untuk mengenal perilaku hidup bersih dan sehat, lalu pentingnya menjaga
kesehatan sejak dini sehingga dapat diterapkan dengan mudah dalam
kehidupan sehari-hari. Bidak-bidak bergambar dalam permainan ular tangga
yang harus dijelaskan atau dipraktikkan anak-anak dapat mengasah
pengetahuan anak-anak tentang materi perilaku hidup bersih dan sehat. Bidak-
bidak permainan dalam permainan ular tangga berupa kartu tanya dan kartu
perintah memberi arahan pada anak-anak untuk bekerja sama dengan teman-
teman sebayanya dalam menjawab pertanyaan atau mengikuti perintah yang
ada dalam kotak.

Peraturan permainan ular tangga memberi arahan pada anak untuk


mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat yang ada dalam bidak-bidak
permainan yang berisi pertanyaan dan perintah.
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika.
Azizah, Nurul., Susanto, Tatut., Aini Latifa. 2015. Pengaruh Terapi Bermain SCL
(Snake, Cards, and Ladders) terhadap Keterampilan Mencuci Tangan
Siswa Kelas I dan II di SDN Pakusari II Kabupaten Jember. E-Jurnal
Pustaka Kesehatan, Vol.3 (no.2).
Sodikin. 2011. Keperawatan Anak Gangguan Pencernaan. Jakarta: EGC.
Rohmah, Nikmatur. 2018. Terapi Bermain. Jember: LPPM Universitas
Muhammadiyah Jember.

Anda mungkin juga menyukai