DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................1
BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN.........................................................................3
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.......................................................9
4.1 Anggaran Biaya..............................................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan..............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
LAMPIRAN...........................................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping..................11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan.......................................................17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas...........18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana.................................................19
Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang akan Dikembangkan...........................20
1
BAB 1. PENDAHULUAN
Berdasarkan survey Nielsen, jumlah pengguna ponsel pada bulan Mei 2012
mencapai 125 juta orang dari 238 juta penduduk (Anonim1, 2012).
Terdapat berbagai macam penerapan konsep e-health pada ponsel pintar
berbasis android, salah satunya adalah imunisasi. Imunisasi adalah suatu tindakan
untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh
manusia, untuk mencegah penyakit (Anonim2, 2012). Manfaat utama dari
imunisasi adalah menurunkan angka kejadian penyakit, kecacatan maupun
kematian akibat penyakit-penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan
imunisasi(Yussie, 2009). Untuk menda patkan perlindungan yang maksimal
melalui imunisasi, jadwal imunisasi harus diikuti. Tetapi penyimpangan jadwal
imunisasi kerap dilakukan oleh orang tua.
banyak dari orang tua yang tidak mengetahui dimana tempat imunisasi
selain di posyandu yang terkadang bentrok dengan jadwal pekerjaan mereka
sehingga anak mereka terlambat untuk diimunisasi. Kemudian banyak dari orang
tua yang tidak mengetahui pola makan yang baik bagi anaknya, hal ini akan
menyebabkan anak sakit.
Dalam Proposal ini penulis akan menyajikan pembuatan sebuah aplikasi
ponsel yang berbasis android untuk membantu para orang tua mengingat jadwal
imunisasi, melihat dimana tempat imunisasi, serta melihat informasi tentang
makanan yang cocok bagi anak mereka dan tumbuh kembang si anak.
3
2.1 Imunisasi
2.1.1 Definisi Imunisasi
Imunisasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk membentuk antibody
(kekebalan) yang spesifik dengan merangsang sistim imunologi tubuh sehingga
dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi [ CITATION Sel17 \l 1033 ]
Imunisasi dasar adalah program yang dilakukan dalam upaya untuk
melindungi tubuh dari penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri seperti
penyakit TBC, polio, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B dan campak. Imunisasi
dasar meliputi imunisasi BDG, DPT/HB, polio dan campak dengan rentang usia
kurang dari 1 tahun atau pada bayi usia 0-11 bulan agar kekebalan yang
diharapkan tercapai apabila dikemudian hari terpapar dengan penyakit tersebut
[ CITATION Yun17 \l 1033 ]
2.1.2 Tujuan Imunisasi
Sistem kekebalan tubuh anak dan balita masih rendah sehingga mudah
terserang penyakit. Untuk itu diperlukan imunisasi lengkap dan teratur untuk
memberikan kekebalan agar dapat mencegah penyakit dan menurunkan risiko
kesakitan dan kematian bayi dan anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering
berjangkit [ CITATION APr10 \l 1033 ]
memang tidak memberikan kekebalan 100 %, tetapi pada umumnya dapat
mencegah 96 %, sehingga apabila terkena tidak akan separah jika tidak
diimunisasi. Masalah sakit tidaknya anak dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu daya
tahan tubuh anak, lingkungan dan kuman.Kalau anak kuat, status gizi baik, lalu
terinfeksi kuman yang jumlahnya sedikit dan tidak begitu ganas, kemungkinan dia
tidak akan jatuh sakit [ CITATION APr10 \l 1033 ]
2.1.3 Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi bagi anak dapat mencegah penderitaan yang disebabkan
oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian. Sedangkan manfaat untuk
keluarga dapat menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak
sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya
akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. Dan manfaat untuk negara dapat
memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk
melanjutkan pembangunan negara [ CITATION APr10 \l 1033 ]
2.1.3 Macam-macam Imunisasi
Imunisasi dibagi menjadi dua macam, yaitu aktif dan pasif. Penjelasan
imunisasi aktif dan pasif menurut [ CITATION Ran17 \l 1033 ]sebagai berikut:
1) Imunisasi aktif
Pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau
dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi
sendiri. Contohnya imunisasi polio atau campak. Keuntungan imunisasi aktif
4
yaitu pertahanan tubuh yang terbentuk akan dibawa seumur hidup, murah dan
efektif, tidak berbahaya, reaksi yang serius jarang terjadi.
1) Imunisasi pasif
3) Imunisasi Pentavalen
Vaksin Pentavalen (Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B
Rekombinan, Haemophilus influen-zae tipe b) berupa suspensi
homogen yang mengandung toksoid tetanus dan difteri murni, bakteri
pertussis (batuk rejan) inaktif, antigen permukaan Hepatitis B
(HbsAg) murni yang tidak infeksius dan komponen HiB sebagai
vaksin bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida Haemophilus
influenza tibe B tidak infeksius yang dikonjugasikan kepada protein
toksoid tetanus. Indikasi digunakan untuk pencegahan terhadap difteri,
pertussis, tetanus, hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenza tibe
b secara simultan.
Vaksin ini harus disuntikkan secara intramuskular pada
anterolateral paha atas, dengan dosis anak 0,5 ml. kontraindikasi
pemberian vaksin ini adalah riwayat anafilaksis pada pemberian
vaksin sebelumnya, ensefalopati sesudah pemberian vaksin pertusis
sebelumnya, keadaan lain dapat dinyatakan sebagai perhatian khusus
(precaution). Riwayat kejang dalam keluarga dan kejang yang tidak
berhubungan dengan pemberian vaksin sebelumnya bukanlah suatu
kontraindikasi terhadap pemberian vaksin ini.
KIPI yang terjadi reaksi local kemerahan, bengkak, dan nyeri
pada lokasi injeksi, demam ringan, anak gelisah dan menangis terus
menerus, dan lemas.
4) Imunisasi Polio
Imunisasi polio yaitu proses pembentukan kekebalan terhadap
penyakit polio. Vaksin yang digunakan yaitu IPV (Inactivated Polio
Vaccine) yang berisis virus polio virulen yang sudah
diinaktivasi/dimatikan dengan panas dan formaldehid. Vaksin IPV
meningkatkan antibodi humoral dengan cepat. Namun, Vaksin IPV
sedikit memberikan kekebalan lokal pada dinding usus sehingga virus
polio masih dapat berkembang biak dalam usus orang yang telah
mendapat IPV saja. Hal ini memungkinkan terjadinya penyebaran
virus ke sekitarnya, yang membahayakan orang-orang disekitarnya,
sehingga vaksin ini tidak dapat mencegah penyebaran virus polio liar.
IPV tidak dipergunakan untuk eradikasi polio, namun dapat mencegah
kelumpuhan baik akibat virus polio liar atau virus polio vaksin sabin.
Kontraindikasi umumnya pada imunisasi : vaksinasi harus
ditunda pada mereka yang sedang menderita demam, penyakit atau
penyakit kronis progresif. Hipersensitif pada saat pemberian vaksin ini
sebelumnya. Penyakit demam akibat infeksi akut : tunggu sampai
sembuh.
KIPI yang terjadi reaksi lokal pada tempat penyuntikan antara
lain nyeri, kemerahan, indurasi dan bengkak bisa terjadi dalam waktu
48 jam setelah penyuntikan dan bisa bertahan selama satu atau dua
6
hari. Kejadian dan tingkat keparahan dari reaksi lokal tergantung pada
tempat dan cara penyuntikan serta jumlah dosis yang sebelumnya
diterima. Reaksi sistemik yang ditimbulkan demam dengan atau tanpa
disertai myalgia, sakit kepala atau limfadenopati.
5) Imunisasi MR (Measles dan Rubella)
Campak dan Rubella adalah penyakit infeksi menular melalui
saluran nafas yang disebabkan oleh virus. Campak dapat
menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare, radang paru
(pneumonia), radang otak (ensefalitis), kebutaan bahkan kematian.
Rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak, akan tetapi bila
menulari ibu hamil pada trimester pertama dapat menyebabkan
keguguran atau kececatn pada bayi yang dilahirkan. Kecacatan
tersebut dikenal segabai Sindroma Rubella Konginetal di antaranya
meliputi kelainan pada jantung dan mata, ketulian dan keterlambatan
perkembangan (Kemenkes RI, 2017).
Kontraindikasi pemberian vaksin MR adalah anak dengan
penyekit keganasan yang tidak diobati atau gangguan imunitas, yang
mendapat pengobatan dengan imunosupresif atau terapi sinar atau
mendapat steroid dosis tinggi. Anak dengan alergi berat gelatin atau
neomisin. Anak yang mendapat vaksin hidup yang lain harus di tunda
minimal 1 bulan setelah imunisasi yang terakhir. Vaksin MR tidak
boleh diberikan dalam waktu 3 bulan setelah pemberian
immunoglobulin atau transfusi darah.
KIPI yang terjadi yaitu dapat terjadi malaise (lemas), demam
dan ruam yang berlangsung 7-12 hari setelah imunisasi dan pada
umumnya berlangsung selama 1-2 hari.
Keterangan:
7
1) Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B dianjurkan pada umur <12 jam, namun
ditambahkan keterangan setelah penyuntikan vitamin K1. Hal tersebut
penting untuk mencegah terjadinya perdarahan akibat defisiensi
vitamin K. Vaksin HB monovalen pada usia satu bulan tidak perlu
diberikan apabila anak akan mendapat vaksin DTP-HB-HiB pada
umur dua bulan (Ranuh dkk, 2017)
2) BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Imunisasi BCG pada bayi optimal diberika pada bayi usia <3
bulan, namun sebaiknya diberikan sesegera mungkin karena di
Indonesia penyakit TBC masih sangat tinggi. Apabila bayi berusia 3
bulan belum diberikan imunisai BCG perlu dilakukan tes tuberculin
untuk mendeteksi bayi terinfeksi kuman TB atau belum (Ranuh dkk,
2017).
3) Pentavalen
Imunisasi pentavalen diberikan tiga kali yaitu pada usia 2, 3, dan
4 bulan. Vaksin pentavalen tidak diberikan pada anak kurang dari usia
6 minggu, disebabkan respons terhadap pertussis dianggap tidak
optimal, sedang respons terhadap toksoid tetanus dan difteria cukup
baik tanpa memperdulikan adanya antibodi maternal, disamping itu
KIPI pada usia <6 minggu lebih tinggi (Ranuh dkk, 2017). Jadwal
pemberan imunisasi pentavalen yang tidak diikuti akan memberikan
tingkat kekebalan yang berbeda (Kemenkes RI, 2014).
4) Polio
Imunisasi IPV (inactivated poliovirus vaccine) diberikan mulai
dari umur 2-3 bulan dengan dosis tiga kali berturut-turut dengan
interval waktu 6-8 minggu. Imunisasi IPV dapat diberikan bersamaan
dengan suntikan vaksin pentavalen (Ranuh dkk, 2017).
5) MR (Measles dan Rubella)
Upaya penambahan vaksin untuk melengkapi Program
Imunisasi Nasional dasar, salah satu diantaranya yaitu vaksin Measles
Rubella (MR). Pemberian vaksin MR dilatarbelakangi oleh sindrom
rubella konginetal yang kejadiannya semakin meningkat. Vaksin ini
digunakan sebagai pengganti vaksin campak monovalen. Imunisasi
MR diberikan pada anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15
tahun mulai akhir tahun 2017 secara bertahap (Kemenkes RI, 2017).
a. Predisposing Factors
8
1) Karakteristik
Pada faktor ini meliputi umur, tingkat pendidikan,
pekerjaan, jumlah anak, pengetahuan, budaya, tradisi, keyakinan
masyarakat, tingkat social ekonomi dan pendapatan keluarga.
2) Perilaku
Pada faktor ini meliputi persepsi motivasi dan sikap
terhadap kesehatan.
b. Enabling Factors
Dalam faktor ini mencakup ketersediaan sarana prasarana,
fasilitas pelayanan kesehatan, kebutuhan individu akan layanan
kesehatan, dan rasa nyaman dengan kondisi fasilitas pelayanan
kesehatan.
c. Reinforcing factors
Hal yang dicakup dalam faktor ini yaitu peran petugas
imunisasi, peran suami, peran keluarga, dukungan masyarakat, faktor
lingkungan, dan pemajanan media informasi yang berhubungan
dengan kesehatan
2.2 Aplikasi
2.2.1 Definisi Aplikasi
Aplikasi adalah suatu program yang siap untuk digunakan yang dibuat
untuk melaksanankan suatu fungsi bagi pengguna jasa aplikasi serta
penggunaan aplikasi lain yang dapat digunakan oleh suatu sasaran yang
akan dituju [ CITATION And15 \l 1033 ]
Pada Gambar 3 dan 4, terlihat bahwa user dapat melihat informasi bayi,
mengatur pengingat jadwal imunisasi, meihat rumah sakit terdekat, dan melihat
daftar nama rumah sakit. Pada Gambar 3, dapat dilihat bahwa admin dapat
melakukan 2 hal. Pertama melakukan login dan kedua,admin dapat memanipulasi
data seperti tambah, edit, dan hapus data rumah sakit.
b. Diagram State
Diagram State adalah diagram untuk menggambarkan behavior (daur
ulang) dari sebuah objek, dari awal objek tersebut diinisialisasi sampai di
destroy (Anonim3, 2012). Pada diagram ini juga terbagi menjadi dua,
yaitu diagram state untuk pengingat jadwal imunisasi dan diagram state
untuk lbs atau rumah sakit terdekat.
13
dan jadwal dokter) sukses. Output yang diharapkan sesuai dengan output yang
dihasilkan. Hal ini berarti aplikasi ini berjalan dengan baik.
Tabel 1. Testing Menggunakan Blackbox
No Output yang
Fungsi Input Output Hasil
. diharapkan
Pengguna
Sistem
meng-klik
Sistem menampilkan menampilkan
1. Informasi pada button Sukses
informasi tentang bayi informasi
rentang
tentang bayi
umur
Sistem
Pengguna
menampilkan
memasukka Sistem menampilkan
notifikasi,
n nama, notifikasi, memainkan
2. Reminder memainkan Sukses
tanggal dan mp3 dan handphone
mp3 dan
waktu lahir bergetar
handphone
bayi
bergetar
Sistem
Pengguna
Sistem menampilkan menampilkan
Rumah meng-klik
posisi pengguna dan posisi
3. sakit button Sukses
posisi rumah sakit pengguna dan
terdekat rumah sakit
terdekat posisi rumah
terdekat
sakit terdekat
Sistem
Pengguna menampilkan
Sistem menampilkan
Jadwal meng-klik jadwal dokter
4. jadwal dokter melalui Sukses
Dokter nama rumah melalui
website rumah sakit
sakit website
rumah sakit
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Emilya, S., Lestari, Y., & Asterina. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu
Balita terhadap Tindakan Imunisasi Dasar Lengkap di Kelurahan
Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Andalas,
386-390.
Nasution, A., Efendi, B., & Siregar, I. K. (2019). Pelatihan Membuat Aplikasi
Android Dengan Android Studio Pada SMP Negeri 1 Tinggi Raja.
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol. 2 No. 1,
53-58.
Yundri, Setiawati, M., Suhartono, Setyawan, H., & Budhi, K. (2017). Faktor Yang
Berhubungan Dengan Ketidaklengkapan Status Imunisasi Anak di
Puskesmas Kuala Tungkal II. Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 5
Nomor 3, 361-370.
18
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Bangkit Youga Pratama
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi D3-Keperawatan
4. NIM 201810300511059
5. Tempat dan Tanggal Lahir Trenggalek, 10 April 1999
6. Alamat E-mail bangkityp99@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 085231417203
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KI.
Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Elvira Putri Salsabela
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi D3-Keperawatan
4. NIM 201810300511045
5. Tempat dan Tanggal Lahir Lumajang, 15 Juni 2000
6. Alamat E-mail Salsabela15062000@webmail.com
7. Nomor Telepon/HP 081233722030
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KI.
Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
20
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KI.
(Hardianti)
Biodata Anggota 3
D. Identitas Diri
8. Nama Lengkap Rizqi Septian Rahmanda
9. Jenis Kelamin Laki-laki
21
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KI.
B. Riwayat Pendidikan
Penelitian
No Nama Mata Kuliah Wajib/ Pilihan SK
. S
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KI.
(Nama Lengkap)
24
(Terbilang Tujuh Juta Empat Ratus Lima Puluh Tujuh Ribu Rupiah)
AlokasiW
N Program Bidang aktu
Nama /NIM UraianTugas
o Studi Ilmu (jam/ming
gu)
1 Bangkit Youga D3- Kesehat 6 Jam 1. Koordinasi
Pratama/2018103005 Keperaw am bersama
11059 atan anggota
pelaksanan
2. Monitoring
dan
mengurus
keperluan
PKM.
3. Mengurus
administras
i PKM.
2 Elvira Putri D3- Kesehat 7 Jam 1. Merancang
Salsabela/201810300 Keperaw an program
511045 atan 2. Membuat
alat
3. Melakukan
uji aplikasi
3 Hardianti/201810300 D3- Kesehat 7 Jam 1. Mempersia
511017 Keperaw an pkan alat
atan dan bahan.
2. Merancang
alat
3. Melakukan
uji apikasi
4. Rizqi Septian D3- Kesehat 6 Jam 1. Menyiapka
Rahmanda/20181030 Keperaw an n konsep
0511011 atan 2. Membuat
laporan
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-KI saya dengan judul Aplikasi
Pengingat imunisasi berbasis android yang diusulkan untuk tahun anggaran 2021
adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana
lain.