Anda di halaman 1dari 28

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................1
BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN.........................................................................3
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.......................................................9
4.1 Anggaran Biaya..............................................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan..............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
LAMPIRAN...........................................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping..................11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan.......................................................17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas...........18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana.................................................19
Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang akan Dikembangkan...........................20
1

BAB 1. PENDAHULUAN

Imunisasi merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan anak terhadap


suatu penyakit dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh. Imunisasi berguna
untuk membuat zat anti untuk mencegah penyakit tertentu. Imunisasi sangat
penting dan wajib diberikan pada anak karena sistem kekebalan tubuh mereka
masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit
berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus
dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat
membahayakan kesehatan dan hidup anak. Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
mengubah konsep imunisasi dasar lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap.
Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan. Imunisasi
dasar saja tidak cukup, diperlukan imunisasi lanjutan untuk mempertahan- kan
tingkat kekebalan yang optimal (Tanimidjaja et al., 2019).

Teknologi informasi yang semakin lama semakin maju dan berkembang


setiap saat, mempunyai peranan yang sangat penting dalam segala aspek
kehidupan. Salah satu aspek teknologi yang sedang berkembang adalah teknologi
mobile pada perangkat telepon pintar (smartphone) Salah satu teknologi
smartphone yang sedang ramai diperbincangkan adalah Android. Keunggulan dari
aplikasi mobile adalah sifatnya yang mudah dan dapat digunakan dimana saja,
membuat aplikasi ini sangat cocok untuk membantu aktifitas-aktifitas yang
memiliki mobilitas tinggi (Tanimidjaja et al., 2019). Masa pandemi COVID-19
yang telah menjangkiti sebagian besar negara pun hendaknya tidak menyurutkan
semangat tenaga kesehatan untuk tetap menggaungkan pentingnya imunisasi dan
melakukan langkah-langkah penting untuk memastikan setiap anak yang
merupakan kelompok rentan terlindungi dari penyakit-penyakit berbahaya dengan
imunisasi. Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi dan komunikasi atau
yang biasa disebut dengan e-health, saat ini sedang menarik perhatian dunia dan
relevan pada saat kondisi pandemic covid -19 saat ini. E-health adalah bidang
yang muncul di persimpangan informatika medis, publik kesehatan dan bisnis,
merujuk pada pelayanan kesehatan dan informasi yang disampaikan atau
ditingkatkan melalui Internet dan teknologi yang terkait. Dalam arti yang lebih
luas, istilah ciri tidak hanya pengembangan teknis, tetapi juga state-of-mind, cara
berpikir, sikap, dan komitmen untuk jaringan global berpikir, untuk meningkatkan
perawatan kesehatan lokal, regional, dan di seluruh dunia dengan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi (Eysenbach, G, 2001). E-health di Indonesia
sudah berkembang dari tahun 2009, perkembangannya dari tahun ke tahun cukup
meyakinkan. Terdapat banyak rumah sakit yang telah menerapkan konsep ehealth.
Penerapan konsep e-health tidak hanya berlaku pada rumah sakit saja, ehealth
dapat diimplementasikan pada ponsel pintar. Tidak kalah dengan perkembangan
e-health, perkembangan ponsel di Indonesia juga semakin meningkat tajam.
2

Berdasarkan survey Nielsen, jumlah pengguna ponsel pada bulan Mei 2012
mencapai 125 juta orang dari 238 juta penduduk (Anonim1, 2012).
Terdapat berbagai macam penerapan konsep e-health pada ponsel pintar
berbasis android, salah satunya adalah imunisasi. Imunisasi adalah suatu tindakan
untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh
manusia, untuk mencegah penyakit (Anonim2, 2012). Manfaat utama dari
imunisasi adalah menurunkan angka kejadian penyakit, kecacatan maupun
kematian akibat penyakit-penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan
imunisasi(Yussie, 2009). Untuk menda patkan perlindungan yang maksimal
melalui imunisasi, jadwal imunisasi harus diikuti. Tetapi penyimpangan jadwal
imunisasi kerap dilakukan oleh orang tua.
banyak dari orang tua yang tidak mengetahui dimana tempat imunisasi
selain di posyandu yang terkadang bentrok dengan jadwal pekerjaan mereka
sehingga anak mereka terlambat untuk diimunisasi. Kemudian banyak dari orang
tua yang tidak mengetahui pola makan yang baik bagi anaknya, hal ini akan
menyebabkan anak sakit.
Dalam Proposal ini penulis akan menyajikan pembuatan sebuah aplikasi
ponsel yang berbasis android untuk membantu para orang tua mengingat jadwal
imunisasi, melihat dimana tempat imunisasi, serta melihat informasi tentang
makanan yang cocok bagi anak mereka dan tumbuh kembang si anak.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Imunisasi
2.1.1 Definisi Imunisasi
Imunisasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk membentuk antibody
(kekebalan) yang spesifik dengan merangsang sistim imunologi tubuh sehingga
dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi [ CITATION Sel17 \l 1033 ]
Imunisasi dasar adalah program yang dilakukan dalam upaya untuk
melindungi tubuh dari penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri seperti
penyakit TBC, polio, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B dan campak. Imunisasi
dasar meliputi imunisasi BDG, DPT/HB, polio dan campak dengan rentang usia
kurang dari 1 tahun atau pada bayi usia 0-11 bulan agar kekebalan yang
diharapkan tercapai apabila dikemudian hari terpapar dengan penyakit tersebut
[ CITATION Yun17 \l 1033 ]
2.1.2 Tujuan Imunisasi
Sistem kekebalan tubuh anak dan balita masih rendah sehingga mudah
terserang penyakit. Untuk itu diperlukan imunisasi lengkap dan teratur untuk
memberikan kekebalan agar dapat mencegah penyakit dan menurunkan risiko
kesakitan dan kematian bayi dan anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering
berjangkit [ CITATION APr10 \l 1033 ]
memang tidak memberikan kekebalan 100 %, tetapi pada umumnya dapat
mencegah 96 %, sehingga apabila terkena tidak akan separah jika tidak
diimunisasi. Masalah sakit tidaknya anak dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu daya
tahan tubuh anak, lingkungan dan kuman.Kalau anak kuat, status gizi baik, lalu
terinfeksi kuman yang jumlahnya sedikit dan tidak begitu ganas, kemungkinan dia
tidak akan jatuh sakit [ CITATION APr10 \l 1033 ]
2.1.3 Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi bagi anak dapat mencegah penderitaan yang disebabkan
oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian. Sedangkan manfaat untuk
keluarga dapat menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak
sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya
akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. Dan manfaat untuk negara dapat
memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk
melanjutkan pembangunan negara [ CITATION APr10 \l 1033 ]
2.1.3 Macam-macam Imunisasi
Imunisasi dibagi menjadi dua macam, yaitu aktif dan pasif. Penjelasan
imunisasi aktif dan pasif menurut [ CITATION Ran17 \l 1033 ]sebagai berikut:
1) Imunisasi aktif
Pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau
dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi
sendiri. Contohnya imunisasi polio atau campak. Keuntungan imunisasi aktif
4

yaitu pertahanan tubuh yang terbentuk akan dibawa seumur hidup, murah dan
efektif, tidak berbahaya, reaksi yang serius jarang terjadi.
1) Imunisasi pasif

Pemberian antibodi kepada resipien, dimaksudkan untuk memberikan


imunitas secara langsung tanpa harus memproduksi sendiri zat aktif tersebut
untuk kekebalan tubuhnya.

2.1.4 Jenis Imunisasi Dasar


Menurut [CITATION Ran17 \l 1033 ] tentang jenis-jenis imunisasi dasar yang
penting diberikan pada anak, yaitu:

1) Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)


Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang mengandung
Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan. Vaksin BCG tidak
mencegah infeksi tuberculosis tetapi mengurangi resiko tuberculosis
berat dan tuberkulosa primer. Imunisasi BCG diberikan pada bayi <3
bulan, atau pada anak dengan uji tuberkulin negatif. Vaksin BCG
diberikan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas pada insersio
M. Deltoideus sesuai anjuran WHO dengan dosis 0,05 mL.
Kontraindikasi imunisasi BCG antara lain bayi yang mengalami
defisiensi sistem kekebalan, reaksi uji tuberkulin >5 mm, demam
tinggi, terinfeksi HIV asimtomastis maupun simtomatis, adanya
penyakit kulit yang berat/menahun, atau sedang menderita TBC.
KIPI yang terjadi yaitu reaksi lokal yang timbul setelah
imunisasi BCG adalah ulkus lokal yang superfisial pada 3 minggu
setelah penyuntikkan. Ulkus tertutup krusta, akan sembuh dalam 2-3
bulan, dan meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm.
Apabila dosis terlalu tinggi maka ulkus yang timbul lebih besar,
namun apabila penyuntikkan terlalu dalam maka parut yang terjadi
tertarik ke dalam.
2) Imunisasi Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B adalah vaksin virus rekombinan yang telah
dinonaktivasikan dan bersifat non-infecious. Pemberian imunisasi ini
bertujuan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit hepatitis
B. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml, pemberian suntikan secara
intramuskuler, sebaiknya anteroateral paha. Pemberian sebanyak 3
dosis, dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya
dengan interval minimum 4 minggu.
KIPI yang terjadi yaitu reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan
dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi
ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari. Kontraindikasi pemberian
vaksin hepatitis B pada bayi yang memiliki riwayat anafilaksis setelah
vaksinasi hepatitis B sebelumnya.
5

3) Imunisasi Pentavalen
Vaksin Pentavalen (Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B
Rekombinan, Haemophilus influen-zae tipe b) berupa suspensi
homogen yang mengandung toksoid tetanus dan difteri murni, bakteri
pertussis (batuk rejan) inaktif, antigen permukaan Hepatitis B
(HbsAg) murni yang tidak infeksius dan komponen HiB sebagai
vaksin bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida Haemophilus
influenza tibe B tidak infeksius yang dikonjugasikan kepada protein
toksoid tetanus. Indikasi digunakan untuk pencegahan terhadap difteri,
pertussis, tetanus, hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenza tibe
b secara simultan.
Vaksin ini harus disuntikkan secara intramuskular pada
anterolateral paha atas, dengan dosis anak 0,5 ml. kontraindikasi
pemberian vaksin ini adalah riwayat anafilaksis pada pemberian
vaksin sebelumnya, ensefalopati sesudah pemberian vaksin pertusis
sebelumnya, keadaan lain dapat dinyatakan sebagai perhatian khusus
(precaution). Riwayat kejang dalam keluarga dan kejang yang tidak
berhubungan dengan pemberian vaksin sebelumnya bukanlah suatu
kontraindikasi terhadap pemberian vaksin ini.
KIPI yang terjadi reaksi local kemerahan, bengkak, dan nyeri
pada lokasi injeksi, demam ringan, anak gelisah dan menangis terus
menerus, dan lemas.
4) Imunisasi Polio
Imunisasi polio yaitu proses pembentukan kekebalan terhadap
penyakit polio. Vaksin yang digunakan yaitu IPV (Inactivated Polio
Vaccine) yang berisis virus polio virulen yang sudah
diinaktivasi/dimatikan dengan panas dan formaldehid. Vaksin IPV
meningkatkan antibodi humoral dengan cepat. Namun, Vaksin IPV
sedikit memberikan kekebalan lokal pada dinding usus sehingga virus
polio masih dapat berkembang biak dalam usus orang yang telah
mendapat IPV saja. Hal ini memungkinkan terjadinya penyebaran
virus ke sekitarnya, yang membahayakan orang-orang disekitarnya,
sehingga vaksin ini tidak dapat mencegah penyebaran virus polio liar.
IPV tidak dipergunakan untuk eradikasi polio, namun dapat mencegah
kelumpuhan baik akibat virus polio liar atau virus polio vaksin sabin.
Kontraindikasi umumnya pada imunisasi : vaksinasi harus
ditunda pada mereka yang sedang menderita demam, penyakit atau
penyakit kronis progresif. Hipersensitif pada saat pemberian vaksin ini
sebelumnya. Penyakit demam akibat infeksi akut : tunggu sampai
sembuh.
KIPI yang terjadi reaksi lokal pada tempat penyuntikan antara
lain nyeri, kemerahan, indurasi dan bengkak bisa terjadi dalam waktu
48 jam setelah penyuntikan dan bisa bertahan selama satu atau dua
6

hari. Kejadian dan tingkat keparahan dari reaksi lokal tergantung pada
tempat dan cara penyuntikan serta jumlah dosis yang sebelumnya
diterima. Reaksi sistemik yang ditimbulkan demam dengan atau tanpa
disertai myalgia, sakit kepala atau limfadenopati.
5) Imunisasi MR (Measles dan Rubella)
Campak dan Rubella adalah penyakit infeksi menular melalui
saluran nafas yang disebabkan oleh virus. Campak dapat
menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare, radang paru
(pneumonia), radang otak (ensefalitis), kebutaan bahkan kematian.
Rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak, akan tetapi bila
menulari ibu hamil pada trimester pertama dapat menyebabkan
keguguran atau kececatn pada bayi yang dilahirkan. Kecacatan
tersebut dikenal segabai Sindroma Rubella Konginetal di antaranya
meliputi kelainan pada jantung dan mata, ketulian dan keterlambatan
perkembangan (Kemenkes RI, 2017).
Kontraindikasi pemberian vaksin MR adalah anak dengan
penyekit keganasan yang tidak diobati atau gangguan imunitas, yang
mendapat pengobatan dengan imunosupresif atau terapi sinar atau
mendapat steroid dosis tinggi. Anak dengan alergi berat gelatin atau
neomisin. Anak yang mendapat vaksin hidup yang lain harus di tunda
minimal 1 bulan setelah imunisasi yang terakhir. Vaksin MR tidak
boleh diberikan dalam waktu 3 bulan setelah pemberian
immunoglobulin atau transfusi darah.
KIPI yang terjadi yaitu dapat terjadi malaise (lemas), demam
dan ruam yang berlangsung 7-12 hari setelah imunisasi dan pada
umumnya berlangsung selama 1-2 hari.

2.1.5 Waktu Pemberian Imunisasi

Berikut merupakan jadwal imunisasi dasar sesuai buku KIA

Jenis Umur Pemberian Imunisasi (Bulan)


Vaksin
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
HB 1
BCG 1
Polio 1 2 3
Pentavale 1 2 3
n
Campak 1

Keterangan:
7

1) Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B dianjurkan pada umur <12 jam, namun
ditambahkan keterangan setelah penyuntikan vitamin K1. Hal tersebut
penting untuk mencegah terjadinya perdarahan akibat defisiensi
vitamin K. Vaksin HB monovalen pada usia satu bulan tidak perlu
diberikan apabila anak akan mendapat vaksin DTP-HB-HiB pada
umur dua bulan (Ranuh dkk, 2017)
2) BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Imunisasi BCG pada bayi optimal diberika pada bayi usia <3
bulan, namun sebaiknya diberikan sesegera mungkin karena di
Indonesia penyakit TBC masih sangat tinggi. Apabila bayi berusia 3
bulan belum diberikan imunisai BCG perlu dilakukan tes tuberculin
untuk mendeteksi bayi terinfeksi kuman TB atau belum (Ranuh dkk,
2017).
3) Pentavalen
Imunisasi pentavalen diberikan tiga kali yaitu pada usia 2, 3, dan
4 bulan. Vaksin pentavalen tidak diberikan pada anak kurang dari usia
6 minggu, disebabkan respons terhadap pertussis dianggap tidak
optimal, sedang respons terhadap toksoid tetanus dan difteria cukup
baik tanpa memperdulikan adanya antibodi maternal, disamping itu
KIPI pada usia <6 minggu lebih tinggi (Ranuh dkk, 2017). Jadwal
pemberan imunisasi pentavalen yang tidak diikuti akan memberikan
tingkat kekebalan yang berbeda (Kemenkes RI, 2014).
4) Polio
Imunisasi IPV (inactivated poliovirus vaccine) diberikan mulai
dari umur 2-3 bulan dengan dosis tiga kali berturut-turut dengan
interval waktu 6-8 minggu. Imunisasi IPV dapat diberikan bersamaan
dengan suntikan vaksin pentavalen (Ranuh dkk, 2017).
5) MR (Measles dan Rubella)
Upaya penambahan vaksin untuk melengkapi Program
Imunisasi Nasional dasar, salah satu diantaranya yaitu vaksin Measles
Rubella (MR). Pemberian vaksin MR dilatarbelakangi oleh sindrom
rubella konginetal yang kejadiannya semakin meningkat. Vaksin ini
digunakan sebagai pengganti vaksin campak monovalen. Imunisasi
MR diberikan pada anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15
tahun mulai akhir tahun 2017 secara bertahap (Kemenkes RI, 2017).

2.1.6 Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Imunisasi

Menurut [ CITATION Gre91 \l 1033 ] dalam [ CITATION Yun17 \l 1033 ]


terdapat beberapa faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan imunisasi
pada anak, yaitu:

a. Predisposing Factors
8

1) Karakteristik
Pada faktor ini meliputi umur, tingkat pendidikan,
pekerjaan, jumlah anak, pengetahuan, budaya, tradisi, keyakinan
masyarakat, tingkat social ekonomi dan pendapatan keluarga.
2) Perilaku
Pada faktor ini meliputi persepsi motivasi dan sikap
terhadap kesehatan.
b. Enabling Factors
Dalam faktor ini mencakup ketersediaan sarana prasarana,
fasilitas pelayanan kesehatan, kebutuhan individu akan layanan
kesehatan, dan rasa nyaman dengan kondisi fasilitas pelayanan
kesehatan.
c. Reinforcing factors
Hal yang dicakup dalam faktor ini yaitu peran petugas
imunisasi, peran suami, peran keluarga, dukungan masyarakat, faktor
lingkungan, dan pemajanan media informasi yang berhubungan
dengan kesehatan

2.1.7 Pelaksanaan Imunisasi Pada Masa Pandemi Covid-19

Pelayanan imunisasi merupakan salah satu pelayanan kesehatan


esensial tetap yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan pada masa
pandemic covid-19. Pelayanan imunisasi dapat dilakukan di posyandu,
puskesmas atau puskesmas keliling, dan fasilitas kesehatan lainnya yang
memberikan layanan imunisasi pada masa pandemic covid-19 dengan
menerapkan prinsip PPI dan menjaga jarak aman 1-2 meter [CITATION Kem20
\l 1033 ]

Informasi mengenai imunisasi sangat diperlukan untuk mendapatkan


imunisasi lengkap pada anak terlebih pada saat pandemi covid-19. Dinas
kesehatan dan puskesmas dengan didukung pemerintah daerah setempat
beserta lintas program dan lintas sektor terkait melakukan upaya – upaya
komunikasi publik intensif untuk menjaga kepercayaan dan minat
masyarakat terhadap imunisasi dengan menyampaikan pesan – pesan
pentingnya imunisasi rutin lengkap. Pelayanan imunisasi di puskesmas atau
fasilitas kesehatan lainnya tetap diupayakan dengan membuat janji temu
dengan petugas kesehatan dan mengatur waktu kunjungan secara bergiliran
agar tidak terjadi penumpukan di fasilitas Kesehatan. Apabila imunisasi
anak harus ditunda, maka petugas kesehatan dan kader harus mendata
sasaran yang belum mendapat imunisasi dengan prinsip penjangkauan
sasaran menggunakan metode Pelacakan Bayi dan Baduta Tidak/Belum
Lengkap Status Imunisasinya (defaulter tracking) serta memastikan untuk
segera memberikan imunisasi pada kesempatan pelayanan selanjutnya agar
tidak ada anak yang tidak terlindungi [ CITATION Kem20 \l 1033 ]
9

2.2 Aplikasi
2.2.1 Definisi Aplikasi

Aplikasi adalah suatu program yang siap untuk digunakan yang dibuat
untuk melaksanankan suatu fungsi bagi pengguna jasa aplikasi serta
penggunaan aplikasi lain yang dapat digunakan oleh suatu sasaran yang
akan dituju [ CITATION And15 \l 1033 ]

Saat ini pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi dan


komunikasi atau yang biasa disebut dengan e-health sedang menarik
perhatian dunia. E-health adalah bidang yang muncul di persimpangan
informatika medis, public kesehatan dan bisnis, merujuk pada pelayanan
kesehatan dan informasi yang disampaikan atau ditingkatkan melalui
internet dan teknologi yang terkait. Dalam arti yang lebih luas, istilah ciri
tidak hanya pengembangan teknis, tetapi juga state-of-mind, cara berpikir,
sikap, dan komitmen untuk jaringan global berpikir, untuk meningkatkan
perawatan kesehatan lokal, regional, dan di seluruh dunia dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi [ CITATION Eys01 \l 1033 ]
dalam [ CITATION Hau12 \l 1033 ]

2.2.2 Cara Membuat Aplikasi Melalui Android


Android Studio merupakan lingkungan pengembangan terpadu Integrated
Development Environment (IDE) untuk pengembangan aplikasi Android,
berdasarkan IntelliJ IDEA. Selain merupakan editor kode IntelliJ dan alat
pengembang yang berdaya guna, Android Studio menawarkan fitur lebih banyak
untuk meningkatkan produktivitas saat membuat aplikasi Android, misalnya
sistem versi berbasis Gradle yang fleksibel, emulator yang cepat dan kaya fitur,
lingkungan yang menyatu untuk pengembangan bagi semua perangkat Android,
instant Run untuk mendorong perubahan ke aplikasi yang berjalan tanpa membuat
APK baru, template kode dan integrasi GitHub untuk membuat fitur aplikasi yang
sama dan mengimpor kode contoh, alat pengujian dan kerangka kerja yang
ekstensif, alat Lint untuk meningkatkan kinerja, kegunaan, kompatibilitas versi,
dan masalah-masalah lain, dukungan C++ dan NDK, dukungan bawaan untuk
Google Cloud Platform, mempermudah pengintegrasian Google Cloud Messaging
dan App Engine [ CITATION Akm19 \l 1033 ]

Langkah-langkah membuat aplikasi dengan android studio, sebagai berikut:

1. Mulai menginstall android studio


2. Membuat project baru
3. Edit teks hello world
4. Tambahkan button/tombol
5. Buat activity baru
6. Tambahkan metode method on click
10

7. Test dan running aplikasi yang sudah dibuat

BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN

Pelaksanaan kegiatan ke mitra dilakukan secara daring. Rancangan IPTEKS


yanga akan digunakan untuk menyelesaikan persoalan mitra yang akan ditulis di
buku pedoman aplikasi ipteks adalah penemuan ide karya inovatif ini didasari
dengan banyaknya ibu yang berbagi cerita di forum internet. Seperti pada forum
di situs web seorang ibu menuliskan cerita bahwa ibu lupa anaknya telah berapa
kali anaknya diberikan imunisasi dan bahkan ada yang bercerita bahwa anaknya
telah melewatkan jadwal imunisasi sebanyak satu kali. Selanjutnya, banyak dari
orang tua yang tidak mengetahui dimana tempat imunisasi selain di posyandu
yang terkadang bentrok dengan jadwal pekerjaan mereka sehingga anak mereka
terlambat untuk diimunisasi. Kemudian banyak dari orang tua yang tidak
mengetahui pola makan yang baik bagi anaknya, hal ini akan menyebabkan si
anak sakit.
Rancangan implementasi solusi pada orang tua adalah sebagai berikut
dengan menggunakan metode yang digunakan dalam membangun aplikasi
imunisasi ini, terdapat 4 tahapan yaitu mengumpulkan data, analisis kebutuhan,
perancangan aplikasi dan testing.
1. Mengumpulkan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, pertama adalah literature
studi yang dilakukan dengan mencari informasi yang terkait dari buku,
artikel, dan internet. Kedua adalah diskusi interaktif, diskusi ini dapat
dilakukan dengan teman sekitar atau dengan mengujungi situs grup
android yang tersedia.
2. Analisis kebutuhan
Pada tahapan ini dilakukan analisis kebutuhan kepada user beserta dengan
developer.
3. Perancangan aplikasi
Perancangan ini akan didahului dengan penjelasan tentang pembuatan
aplikasi imunisasi. Kemudian akan dilanjutkan dengan perancangan yang
dilakukan melalui diagram. Terdapat dua diagram yaitu diagram usecase
dan diagram state.
Diagram sistem Rancangan implementasi dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
11

Gambar 1. Hasil Survey untuk Jadwal Imunisasi Anak

Gambar 2. Deskripsi Umum Program


Pada Gambar 2 dapat dilihat tentang penjabaran langkah-langkah yang
dilakukan untuk membangun aplikasi imunisasi ini. Hal pertama yang dilakukan
adalah mengumpulkan data, yang kemudian akan disimpan kedalam webserver.
Selanjutnya membuat file php untuk menghubungkan webserver dengan program.
Kemudian pada langkah kedua, ada dua tahap yaitu perancangan interface
program dan pengkodean program pada eclipse. Kemudian yang terakhir adalah
testing aplikasi.
Perancangan diagram menggunakan UML
a. Diagram Usecase
Sebuah UML use case diagram menunjukkan hubungan antara aktor dan
kasus penggunaan dalam sistem. UML use case diagram mengisi peran
pendukung sebagai "lem" yang membuat model kebutuhan anda
bersamasama (Ambler, 2005). Terdapat dua diagram usecase yang dibuat,
yaitu diagram usecase untuk user dan admin.
12

Gambar 3. Diagram Usecase untuk User

Gambar 4. Diagram usecase untuk admin

Pada Gambar 3 dan 4, terlihat bahwa user dapat melihat informasi bayi,
mengatur pengingat jadwal imunisasi, meihat rumah sakit terdekat, dan melihat
daftar nama rumah sakit. Pada Gambar 3, dapat dilihat bahwa admin dapat
melakukan 2 hal. Pertama melakukan login dan kedua,admin dapat memanipulasi
data seperti tambah, edit, dan hapus data rumah sakit.
b. Diagram State
Diagram State adalah diagram untuk menggambarkan behavior (daur
ulang) dari sebuah objek, dari awal objek tersebut diinisialisasi sampai di
destroy (Anonim3, 2012). Pada diagram ini juga terbagi menjadi dua,
yaitu diagram state untuk pengingat jadwal imunisasi dan diagram state
untuk lbs atau rumah sakit terdekat.
13

Gambar 4. Diagram State untuk Lbs(Rumah Sakit Terdekat)


Gambar 5 menjelaskan tentang cara kerja dari penentuan rumah sakit
terdekat dari posisi pengguna. Pertama kali yang diakukan adalah memasukkan
data longitude, latitude,alamt dan no telepon dari rumah sakit. Kemudian data
tersebut akan disimpan ke dalam database webserver. Selanjutnya, data telepon
dan alamat rumah sakit akan diambil untuk dijadikan array yang kemudian akan
ditampilkan. Selanjutnya data longitude dan latitude rumah sakit akan diambil,
kemudian berdasarkan data tersebut, akan ditemukan posisi dari rumah sakit
tersebut yang kemudian akan ditandai dengan marker. Disisi lain, dengan
menggunakan GPS, system akan mencari lokasi dari pengguna. Selanjutnya lokasi
pengguna dan lokasi rumah sakit akan ditampilkan bersamaan pada map. Jika
posisi pengguna di klik, maka akan terlihat data. longitude dan latitude dari
pengguna. Begitu pula dengan rumah sakit, jika di klik akan terlihat nama, alamat
dan telepon dari rumah sakit tersebut.
Pada Gambar 5, hal pertama yang dilakukan adalah mengatur reminder atau
pengingat dengan cara memasukan beberapa parameter seperti nama, tanggal lahir
dan waktu. Selanjutnya system akan melakukan perhitungan tanggal dan akan
disimpan ke dalam database sqlite. Selanjutnya data akan diambil dan dilakukan
perbandingan dengan waktu yang ada sekarang, jika tanggal tersebut telah
melewati tanggal hari ini, maka pengingat tidak dijalankan. Tetapi jika data yang
ada belum melampaui tanggal yang ada, akan pengingat akan berjalan dengan
menampilkan pesan, notifikasi, memutar mp3 player dan ponsel akan bergetar.
14

Gambar 5. Diagram State untuk Reminder Jadwal Imunisasi


Dari metode diatas, aplikasi imunisasi telah dibangun. Hasil dari aplikasi ini
digambarkan seperti Gambar 6 (Lampiran 5). Pada Gambar 6, terlihat bahwa
terdapat lima menu yang dapat digunakan oleh pengguna. Menu pertama akan
menampilkan tentang informasi makanan dan tumbuh kembang anak yang dapat
telihat pada Gambar 7 (Lampiran 5). Menu kedua, pengguna dapat diingatkan
tentang jadwal imunisasi dengan memasukkan nama dan tanggal lahir anak
terlebih dahulu. Jika menu kedua diklik maka akan terlihat seperti Gambar 8
(Lampiran 5). Menu ketiga, pengguna dapat melihat rumah sakit terdekat dari
posisi pengguna. Menu ketiga digambarkan seperti Gambar 9 (Lampiran 5). Menu
keempat pengguna dapat melihat jadwal dokter pada rumah sakit yang ada. Menu
keempat dapat dilihat seperti Gambar 10 (Lampiran 5).
Pada Gambar 8, terlihat jiak pengguna telah memasukan data anak, maka
nama anak akan tersusun sesuai dengan urutannya yang jika nama anak di klik
akan menampilkan jadwal imunisasi anak. Aplikasi ini juga telah melalui testing
menggunakan metode blackbox testing dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1
menunjukkan bahwa semua fungsi (informasi, pengingat, rumah sakit terdekat,
15

dan jadwal dokter) sukses. Output yang diharapkan sesuai dengan output yang
dihasilkan. Hal ini berarti aplikasi ini berjalan dengan baik.
Tabel 1. Testing Menggunakan Blackbox

No Output yang
Fungsi Input Output Hasil
. diharapkan
Pengguna
Sistem
meng-klik
Sistem menampilkan menampilkan
1. Informasi pada button Sukses
informasi tentang bayi informasi
rentang
tentang bayi
umur
Sistem
Pengguna
menampilkan
memasukka Sistem menampilkan
notifikasi,
n nama, notifikasi, memainkan
2. Reminder memainkan Sukses
tanggal dan mp3 dan handphone
mp3 dan
waktu lahir bergetar
handphone
bayi
bergetar
Sistem
Pengguna
Sistem menampilkan menampilkan
Rumah meng-klik
posisi pengguna dan posisi
3. sakit button Sukses
posisi rumah sakit pengguna dan
terdekat rumah sakit
terdekat posisi rumah
terdekat
sakit terdekat
Sistem
Pengguna menampilkan
Sistem menampilkan
Jadwal meng-klik jadwal dokter
4. jadwal dokter melalui Sukses
Dokter nama rumah melalui
website rumah sakit
sakit website
rumah sakit
16

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Perlengkapan yang diperlukan Rp. 4.222.000,00
2 Bahan Habis Pakai Rp. 3.530.000,00
3 Perjalanan dalam kota Rp. 100.000,00
4 Lain-lain Rp. 1.605.000,00
Jumlah Rp. 9.457.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
No Bulan Person
Jenis Kegiatan
. 1 2 3 Penanggung-jawab
1. Studi Pustaka Bangkit Youga
Pratama
2. Pembuatan proposal dan Bangkit Youga
administrasi Pratama
3. Perancangan desain Elvira Putri Salsabela
4. Penyiapan alat & bahan Elvira Putri Salsabela
komponen
5. Pembuatan Software aplikasi Rizqi Septian
Rahmanda
6. Pembahasan Rizqi Septian
Rahmanda
7. Pembuatan laporan akhir Hardianti

DAFTAR PUSTAKA
17

Emilya, S., Lestari, Y., & Asterina. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu
Balita terhadap Tindakan Imunisasi Dasar Lengkap di Kelurahan
Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Andalas,
386-390.

Eysenbach, G. (2001). What is e-health?

Green, L. (1991). Health Promotion Planning An Educational and Environmental


Approach, 2nd edition. London: Mayfield Publishing Company.

Juansyah, A. (2015). Pembangunan Aplikasi Child Tracker Berbasis Assisted-


Global Positioning System (A-GPS) Dengan Platform Android. Jurnal
Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA), 1-8.

Kemenkes. (2020). Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Pada Masa Pandemi


Covid-19. Jakarta: GERMAS Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

Nasution, A., Efendi, B., & Siregar, I. K. (2019). Pelatihan Membuat Aplikasi
Android Dengan Android Studio Pada SMP Negeri 1 Tinggi Raja.
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol. 2 No. 1,
53-58.

Proverawati, A. (2010). Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Offset.

Ranuh. (2017). Buku Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi IDAI.

Rindhayanti, H., & Banowosari, L. Y. (2012). Aplikasi Pengingat Jadwal


Imunisasi Berbasis Android. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional
Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2012), 193-200.

Yundri, Setiawati, M., Suhartono, Setyawan, H., & Budhi, K. (2017). Faktor Yang
Berhubungan Dengan Ketidaklengkapan Status Imunisasi Anak di
Puskesmas Kuala Tungkal II. Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 5
Nomor 3, 361-370.
18

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Bangkit Youga Pratama
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi D3-Keperawatan
4. NIM 201810300511059
5. Tempat dan Tanggal Lahir Trenggalek, 10 April 1999
6. Alamat E-mail bangkityp99@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 085231417203

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1. - - -
2. - - -
3. - - -

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1. - - -
2. - - -
3. - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KI.

Malang, 25 Pebruari 2021


Ketua

(Bangkit Youga Pratama)


19

Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Elvira Putri Salsabela
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi D3-Keperawatan
4. NIM 201810300511045
5. Tempat dan Tanggal Lahir Lumajang, 15 Juni 2000
6. Alamat E-mail Salsabela15062000@webmail.com
7. Nomor Telepon/HP 081233722030

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1.
2.
3.

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1.
2.
3.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KI.

Malang, 25 Pebruari 2021


Anggota 1

(Elvira Putri Salsabela)

Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
20

1. Nama Lengkap Hardianti


2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi D3-Keperawatan
4. NIM 201810300511017
5. Tempat dan Tanggal Lahir Lune, 25 Juni 2000
6. Alamat E-mail Hardianty@webmail.umm.ac.id
7. Nomor Telepon/HP 085238451735

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1.
2.
3.

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1.
2.
3.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KI.

Malang, 25 Pebruari 2021


Anggota 2

(Hardianti)

Biodata Anggota 3
D. Identitas Diri
8. Nama Lengkap Rizqi Septian Rahmanda
9. Jenis Kelamin Laki-laki
21

10. Program Studi D3-Keperawatan


11. NIM 201810300511011
12. Tempat dan Tanggal Lahir
13. Alamat E-mail
14. Nomor Telepon/HP

E. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
4.
5.
6.

F. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
4.
5.
6.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KI.

Malang, 25 Pebruari 2021


Anggota 2

(Rizqi Septian Rahmanda)

Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar)
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi
4. NIP/ NIDN
22

5. Tempat dan Tanggal Lahir


6. Alamat E-mail
7. Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3


Universitas
Bidang Ilmu
Tahun
masuk-lulus
Judul Tugas
Akhir
Nama
pembimbing

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


Pendidikan/ pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/ Pilihan SK
. S

Penelitian
No Nama Mata Kuliah Wajib/ Pilihan SK
. S

Pengabdian kepada masyarakat


No Nama Mata Kuliah Wajib/ Pilihan SK
. S
23

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KI.

Malang, 25 Pebruari 2021


Anggota 3

(Nama Lengkap)
24

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Volum Harga Satuan


No Jenis Pengeluaran Nilai (Rp)
e (Rp)
1 Perlengkapan yang
diperlukan
Flasdisk (32GB 2 Rp. 100.000 Rp. 200.000,00
Kingston)
Pensil 2 Rp. 3.000,00 Rp. 6.000,00
Bolpoint 2 Rp. 3.000,00 Rp. 6.000,00
Penggaris 2 Rp. 5.000,00 Rp. 10.000,00
RFID reader Axopos 2 Rp. 2.000.000,00 Rp. 4.000.000,00
H05-H (13.56MHz
Mifare Chip).
SUB TOTAL Rp. 4.222.000,00
2 Bahan habis pakai
Masker 4 Rp. 250.000,00 Rp. 1.000.000,00
Sanitizer 4 Rp. 35.000,00 Rp. 140.000,00
Rapid Test 4 Rp. 375.000,00 Rp. 1.500.000,00
Kuota internet 4 Rp. 100.000,00 Rp. 400.000,00
Kertas 1 Rp. 45.000,00 Rp. 90.000,00
Tinta Printer 4 Rp. 100.000,00 Rp. 400.000,00
SUB TOTAL Rp. 3.530.000,00
3 Perjalanan
a. Transport lokal 2 Rp. 50.000,00 Rp. 100.000,00
(untuk keperluan
pembelian bahan dan uji
coba)
SUB TOTAL Rp.100.000,00
4 Lain-lain
Proposal 3 Rp. 35.000,00 Rp. 105.000,00
Publikasi 1 Rp. 500.000,00 Rp. 500.000,00
Paten 1 Rp. 1.000.000,00 Rp. 1000.000,00
SUB TOTAL Rp. 1.605.000,00
TOTAL 1+2+3+4 Rp. 9.457.000,00

(Terbilang Tujuh Juta Empat Ratus Lima Puluh Tujuh Ribu Rupiah)

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas


25

AlokasiW
N Program Bidang aktu
Nama /NIM UraianTugas
o Studi Ilmu (jam/ming
gu)
1 Bangkit Youga D3- Kesehat 6 Jam 1. Koordinasi
Pratama/2018103005 Keperaw am bersama
11059 atan anggota
pelaksanan
2. Monitoring
dan
mengurus
keperluan
PKM.
3. Mengurus
administras
i PKM.
2 Elvira Putri D3- Kesehat 7 Jam 1. Merancang
Salsabela/201810300 Keperaw an program
511045 atan 2. Membuat
alat
3. Melakukan
uji aplikasi
3 Hardianti/201810300 D3- Kesehat 7 Jam 1. Mempersia
511017 Keperaw an pkan alat
atan dan bahan.
2. Merancang
alat
3. Melakukan
uji apikasi
4. Rizqi Septian D3- Kesehat 6 Jam 1. Menyiapka
Rahmanda/20181030 Keperaw an n konsep
0511011 atan 2. Membuat
laporan

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

SURAT PERNYATAAN KETUA TIM PELAKSANA


26

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Bangkit Youga Pratama


NIM : 201810300511059
Program Studi : D3-Keperawatan
Fakultas : FIKES

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-KI saya dengan judul Aplikasi
Pengingat imunisasi berbasis android yang diusulkan untuk tahun anggaran 2021
adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana
lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.

Malang, 25 Pebruari 2021


Yang menyatakan,

(Bangkit Youga Pratama)


NIM. 201810300511059
27

Lampiran 5. Gambaran konsep karya inovatif yang akan dihasilkan

Gambar 6. Tampilan Awal Aplikasi Imunisasi

Gambar 7. Halaman Informasi

Gambar 8. Halaman Pengingat Jadwal Imunisasi

Anda mungkin juga menyukai