Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR

DI RUANG ______________________ RS ______________________________

DEPARTEMEN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

OLEH :

(Muhammad Ridwan)

(201810300511024)

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR

DI RUANG ______________________ RS ______________________________

DEPARTEMEN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

KELOMPOK 3

NAMA: Muhammad Ridwan

NIM: 201810300511024

TGL PRAKTEK/MINGGU KE : 30 Maret 2021 / MINGGU 2

Malang, 30 Maret 2021


Mahasiswa, Pembimbing,

(Muhammad Ridwan) (Anis Ika Nur Rohmah, M.Kep., Sp. Kep.MB)

Page 2 of 27
Page 3 of 27
LEMBAR PENILAIAN

NAMA MAHASISWA : Muhammad Ridwan


NIM : 201810300511024
TGL PRAKTEK : 29 Maret – 3 April 2021

MINGGU KE :2

No Kompetensi Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Malang, 30 Maret 2021


Mahasiswa, Pembimbing,

(Muhammad Ridwan) (Anis Ika Nur Rohmah, M.Kep., Sp. Kep.MB)

Page 4 of 27
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN 2
LEMBAR PENILAIAN 3
DAFTAR ISI 4
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN 5
A. Definisi 5
B. Etiologi 5
C. Epidemologi 5
D. Tanda dan Gejala 5
E. Patofisologi 5
F. Pemeriksaan Penunjang 5
G. Penatalaksanaan 5
H. Konsep Asuhan Keperawatan (FOKUS PADA KASUS) 5
I. Diagnosa Keperawatan (SDKI) 5
J. Luaran Keperawatan (SLKI) 5
K. Intervensi Keperawatan (SIKI) 5
L. Daftar Pustaka 5
BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN 6
A. CASE REPORT 6
B. Pengkajian (Focus Assesement) 6
C. Analisa Data 6
D. Diagnosa Keperawatan (SDKI) 6
E. Luaran Keperawatan (SLKI) 6
F. Luaran Keperawatan (SIKI) 6
BAB III. INTERVENSI KEPERAWATAN (EVIDENCE BASED NURSING) 7
A. Masalah Keperawatan 7
B. Intervesi by Evidence Based Nursing (Journal) 7
C. Daftar Pustaka (Sumber Reference) 7
BAB IV. DIRECTLY OBSERVED PROCEDURAL SKILL (DOPS) 8
1. Judul Tindakan Keperawatan 8
2. Judul Tindakan Keperawatan 8
3. Judul Tindakan Keperawatan 8
4. Judul Tindakan Keperawatan 8
5. Judul Tindakan Keperawatan 8

Page 5 of 27
BAB V. PERKULIAHAN DENGAN PRAK 10
Daftar Pustaka 11

Page 6 of 27
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definis
Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas atau retak jaringan yang
disebabkan trauma yang ditentukan oleh luas dan jenis trauma. Sehingga
mengalami penurunan fungsi fisik yang merupakan salah satu ancaman potensial
pada integritas. Rusaknya integritas tulang menyebabkan nyeri, trauma, kaku
sendi, dan ganggua musculoskeletal (Komar, Munawaroh, & Isro’in, 2020).

Fraktur femur adalah diskontinuitas dari femoral shaft yang bisa terjadi akibat
trauma secara langsung (kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian), dan
biasanya lebih banyak dialami laki laki dewasa. Apabila seseorang mengalami
fraktur pada bagian ini, pasien akan mengalami perdarahan yang banyak dan
dapat mengakibatkan penderita mengalami syok (Heinig & Almqvist, 2013).

B. Etiologi
Penyebab fraktur adalah trauma, yang dibagi atas trauma langsung, trauma
tidak langsung, dan trauma ringan. Trauma langsung yaitu benturan pada tulang,
biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhater mayor
langsung terbentur dengan benda keras (jalanan). Trauma tak langsung yaitu titik
tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh terpeleset di kamar
mandi. Trauma ringan yaitu keadaan yang dapat menyebabkan fraktur bila tulang
itu sendiri sudah rapuh atau underlying deases atau fraktur patologis
(Sjamsuhidayat & Jong, 2010).
Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya fraktur karena
trauma berupa cedera yang disengaja maupun tidak disengaja seperti mengalami
kecelakaan seperti jatuh dari ketinggian dan kecelakaan kendaraan bermotor.
(Asrizal, 2014)
C. Epidemologi
Kejadian fraktur di dunia meningkat setiap tahunya terbukti oleh badan
keselamatan (WHO) tercatat 13 juta orang mengalami kecelakaan pada tahun
2012. Dengan 2,7% terjadi fraktur. Pada tahun 2013 dengan presentase 4,2%.
Pada tahun 2014 kejadian fraktur meningkat menjadi 21 juta sehingga menjadi

Page 7 of 27
7,5%.). Sedangkan pada tahun 2016 terdapat 8 juta orang meninggal akibat
mengalami fraktur femur. Menurut (DepKes RI), bahwa hampir delapan juta
orang mengalami fraktur yang berbeda. Pada tahun 2011 fraktur dengan
prevalensi yang paling tinggi adalah fraktur ekstremitas bawah 46,2%. Kasus
fraktur pada ekstremitas bawah dengan jumlah 45.987 yang diakibatkan oleh
kecelakaan. Kasus fraktur femur memiliki urutan paling terbanyak nomor satu
dengan jumlah 19.629. (Igiany, 2019)

D. Tanda dan Gejala


Tanda-tanda tidak pasti diantaranya adalah: rasa nyeri dan tegang, nyeri hebat
bila bergerak, hilangnya fungsi akibat nyeri atau tak mampu melakukan gerakan
dan deformitas karena pembengkakan atau akibat perdarahan dan posisi fragmen
berubah. Tanda-tanda pasti diantaranya adalah: gerakan abnormalitas (false
movement), gesekan dari kedua ujung fragmen tulang yang patah (krepitasi) serta
deformitas akibat fraktur (umumnya deformitas berupa rotasi, angulasi dan
pemendekan) (Desiartama, 2017).

Page 8 of 27
E. Patofisologi

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien dengan fraktur adalah
Pemeriksaan rontgen dengan tujuan untuk menentukan lokasi / luasnya fraktur /
trauma. Scan tulang (fomogram, scan CT / MRI) untuk memperlihatkan fraktur
dan juga dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kerusakan jaringan lunak.
Arteriogram, dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai. Hitung darah lengkap
HT mungkin meningkat (hemo konsentrasi) atau menurun (pendarahan bermakna
pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multiple) Hb, leukosit, LED,
golongan darah dan lain-lain (Asrizal, 2014)

G. Penatalaksanaan
Fraktur reduction: manipulasi atau penurunan tertutup, manipulasi non-bedah
penyusunan kembali secara manual dari fragmen-fragmen tulang terhadap posisi
otonomi sebelumnya. Penurunan terbuka merupakan perbaikan tulang terusan
penjajaran insisi pembedahan seringkali memasukkan internal fiksasi terhadap
fraktur dengan kawat, sekrup peniti plat batang intra medulasi dan paku.
Peralatan traksi: traksi kulit untuk pengobatan jangka pendek dan traksi otot atau
pembedahan biasanya untuk periode jangka panjang. Fraktur immobilisasi:

Page 9 of 27
pembalutan (pemasangan gips), ORIF dan Open Reduction of Eksternal Fixation
(OREF). Fraktur terbuka: pembedahan debridement dan irigasi, imunisasi
tetanus, terapi antibiotik. (ASTUTI, 2012)

H. Konsep Asuhan Keperawatan (FOKUS PADA KASUS)


Pengkajian yang dilakukan diantaranya adalah: data demografi (umur, jenis
kelamin, pekerjaan), keluhan utama, riwayat kesehatan, pola kesehatan dan
pemeliharaan kesehatan, serta pemeriksaan fisik yang meliputi: keadaan dan
kesadaran klien, Tanda-Tanda Vital (TTV), keadaan lokal meliputi: look
(inspeksi) perhatikan apa yang akan dilihat, feel (palpasi) dan move (pergerakan
terutama rentang gerak) (ASTUTI, 2012)

I. Diagnosa Keperawatan (SDKI)


1. Nyeri Akut
2. Gangguan mobilitas Fisik
3. Resiko infeksi
4. Ansietas

J. Luaran Keperawatan (SLKI)


1. Tingkat nyeri membaik
2. Mobilitas fisik meningkat
3. Tingkat infeksi menurun
4. Tingkat ansietas menurun

K. Intervensi Keperawatan (SIKI)


1. Manajemen nyeri
2. Dukungan ambulasi
3. Pencegahan infeksi
4. Reduksi ansietas

L. Daftar Pustaka
Asrizal, R. A. (2014). Closed Fracture 1/3 Middle Femur Dextra. Medula, 2(3), 94–
100.
ASTUTI, R. (2012). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr . A Diajukan Sebagai
Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr
. A DENGAN CLOSE Ratna Kusuma Astuti *. ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Sdr.A DENGAN CLOSE FRAKTUR FEMUR 1/3 TENGAH SINISTRA
DI RSO PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA.
Desiartama, A. (2017). Gambaran Karakteristik Pasien Fraktur Femur Akibat
Kecelakaan Lalu Lintas Pada Orang Dewasa Di Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar Tahun 2013. E-Jurnal Medika, 6(5), 1–4.

Page 10 of 27
Heinig, K., & Almqvist, C. (2013). European Accident Research and Safety Report
2013. In Volvo Trucks Driving Progress.
Igiany, P. D. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi Pasien Post Op Fraktur Untuk
Melakukan Range of Motion (Rom). Jurnal Manajemen Informasi Dan
Administrasi Kesehatan (JMIAK), 1(02).
https://doi.org/10.32585/jmiak.v1i02.160
Komar, M., Munawaroh, S., & Isro’in, L. (2020). Upaya Penurunan Nyeri Pada
Pasien Post Operasi Fraktur Femur. Health Sciences Journal, 4(1), 112–123.
Retrieved from http://studentjournal.umpo.ac.id/index.php/HSJ
%0AHUBUNGAN
Sjamsuhidayat, & Jong, W. de. (2010). Buku ajar ilmu bedah edisi 2 (2nd ed.).
jakarta.
Utami, S. (2016). Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Dan Distraksi Dengan Latihan
5 Jari Terhadap Nyeri Post Laparatomi. Universitas Riau, 4(1), 64–67.

Page 11 of 27
BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN

A. CASE REPORT
Nn. A 14 tahun datang ke unit gawat darurat (UGD) Rumah Sakit Umum
Abdoel Moeloek (RSAM) dengan keluhan nyeri pada tungkai kanan dan tidak
dapat digerakkan pasca kecelakaan bermotor 3 jam sebelum masuk rumah sakit.
Saat itu pasien sedang membawa motor sendirian memakai helm dan tidak
sedang dalam keadaan mabuk, ditabrak oleh motor dari arah sebelah kanan. Saat
kejadian pasien langsung terjatuh dan pingsan sekitar 5 menit, saat sadar pasien
sudah tidak dapat lagi menggerakkan tungkai kanannya, tungkai kiri dan anggota
gerak atas tidak ada keluhan. Riwayat sakit kepala, muntah, lupa dengan kejadian
lama serta keluar darah dari hidung/telinga tidak ada. Pasien langsung dibawa ke
puskesmas dan dilakukan pemasangan spalk lalu dirujuk ke RSUAM
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran kompos mentis, tekanan darah 130/70 mmHg, denyut nadi 88x/menit,
pernafasan 24x/menit, suhu 36,70C, glasgow coma scale (GCS) 15. Pada
pemeriksaan lokalis pada regio cruris dextra didapatkan pada pemeriksaan Look:
didapatkan pemendekan, bengkak, deformitas, angulasi ke lateral, kulit utuh
(tidak terdapat luka robek). Pada pemeriksaan Feel: didapatkan nyeri tekan,
pulsasi distal teraba, sensibilitas normal. Pada pemeriksaan Movement:
didapatkan nyeri gerak aktif, nyeri gerak pasif, range of motion (ROM) sulit
dinilai, krepitasi tidak dilakukan. Pada pemeriksaan Neuro vascular distal (NVD)
didapatkan A. Dorsalis pedis teraba, capillary refill time (CRT) kurang dari 2
detik, dan sensibilitas normal.
Dari pemeriksaan foto rontgen regio femur dextra AP lateral didapatkan
fraktur komplit pada femur dekstra 1/3 tengah dengan aligment dan aposisi
buruk. Kemudian pasien diberikan terapi asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet dan
amoxicillin 500 mg 3x1 tablet, pemasangan spalk ulang dan direncanakan untuk
pemasangan internal fiksasi.
(Asrizal, 2014)

Daftar Pustaka (Sumber Reference)


Asrizal, R. A. (2014). Closed Fracture 1/3 Middle Femur Dextra. Medula, 2(3), 94–
100.

Page 12 of 27
B. Pengkajian (Focus Assesement)
IDENTITAS No. Rekam Medis :

Diagnosa Medis : fraktur komplit pada femur dekstra 1/3 tengah dengan aligment dan
aposisi buruk

: Nn. A
Nama
:P
Jenis kelamin
: 14 Th
Usia
:
Pendidikan
:
Status perkawinan
:
Pekerjaan
:
Alamat
: pasien
Sumber informasi

TRIAGE  P1  P2  P3  P4

PRIMARY GENERAL IMPRESSION


SURVEY
Keluhan utama : keluhan nyeri pada tungkai kanan dan tidak dapat digerakkan pasca
kecelakaan bermotor 3 jam sebelum masuk rumah sakit

: Saat itu pasien sedang membawa motor sendirian memakai helm dan
Mekanisme cidera tidak sedang dalam keadaan mabuk, ditabrak oleh motor dari arah
sebelah kanan. Saat kejadian pasien langsung terjatuh dan pingsan
sekitar 5 menit, saat sadar pasien sudah tidak dapat lagi menggerakkan
tungkai kanannya, tungkai kiri dan anggota gerak atas tidak ada
keluhan. Riwayat sakit kepala, muntah, lupa dengan kejadian lama serta
keluar darah dari hidung/telinga tidak ada. Pasien langsung dibawa ke
puskesmas dan dilakukan pemasangan spalk lalu dirujuk ke RSUAM

Orientasi (tempat, :  baik  tidak baik


waktu dan orang)

AIRWAY

Jalan nafas : paten  tidak paten

Obstruksi :  lidah  cairan/darah  tidak ada

Page 13 of 27
 benda asing  tidak diketahui

Suara nafas tambahan :  snoring  gurgling  tidak ada

 stridor  tidak diketahui

Temuan lain

BREATHING

Gerakan dada :  simetris  asimetris

Irama nafas : cepat  dangkal  normal

Pola nafas : teratur  tidak teratur

Retraksi dada :  ada tidak ada

RR : 24 x/mnt

Temuan lain :

CIRCULATION

Perdarahan mayor :  ada tidak ada

Nadi :  teraba tidak teraba

 regular  irregular

 lemah  kuat

Tekanan darah : 130/70 mm/Hg

MAP : mm/Hg

PP : mm/Hg

Cyanosis :  ya tidak

CRT : < 2 detik  > 2 detik

Temuan lain :

DISABILITY

Respon pasien :  alert verbal

 pain  unresponsive

GCS 456

Kesadaran CM  Apathies delirium  Somnolen stupor semicoma


Coma

Pupil :  isokor unisokor midriasis

Page 14 of 27
 Miosis

Reflex cahaya :  ada  tidak ada

Temuan lain :

EXPOSURE

Deformitas : ada  tidak ada

Contusio :  ada  tidak ada

Abrasi :  ada  tidak ada

Penetrasi :  ada,  tidak ada

Luka bakar :  ada tidak ada

Laserasi :  ada tidak ada

Edema :  ada  tidak ada

Temuan lain : didapatkan nyeri tekan, pulsasi distal teraba, sensibilitas


normal. didapatkan pemendekan, angulasi ke lateral, kulit
utuh (tidak terdapat luka robek).

SECONDARY ANAMNESA
SURVEY
Tanda dan gejala - Pasien mengeluh nyeri pada tungkai kaki kanan dan saat di
gerakkan
- Pasien mengatakan tungkai kanan tidak dapat di gerakkan
- Pasien sempat muntah
- Pasien merasakan sakit kepala
- Tampak deformitas pada tungkai sebelah kanan
- Tampak bengkak pada tumgkai kanan

Alergi : -

Medikasi - asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet


- amoxicillin 500 mg 3x1 tablet
- pemasangan spalk ulang

Riwayat penyakit : Riwayat sakit kepala, muntah, lupa dengan kejadian lama
sebelumnya

Makan dan minum : tidak terkaji


terakhir

Peristiwa penyebab : ditabrak oleh motor dari arah sebelah kanan

Tanda-tanda vital BP: 110/70 mmHg N: 88 x/menit

Page 15 of 27
RR: 24 x/menit T: 36,7 ºC

PEMERIKSAAN FISIK (tuliskan temuan data abnormal)

Kepala dan Leher Normal, kepala tampak tidak ada pembesaran pada vena jugularis.
Dan tidak ada kelainan pada daerah kepala leher. Dan tidak ada
Inspeksi pendarahan

Palpasi

Dada Normal, tidak ada rentraksi dada yang abnormal.

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Abdomen Normal, tidak ada kelainan pada daerah abdomen

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Pelvis Tidak terkaji

Inspeksi

Palpasi

Ekstremitas Atas

Inspeksi

Deformities Contusion AbrasionPenetration  Burn


Laceration  Swelling

Tenderness Instability Crepitating


Palpasi

Ekstremitas Bawah

Inspeksi

Deformities Contusion AbrasionPenetration  Burn


Laceration  Swelling

Tenderness Instability Crepitating


Palpasi

Bagian punggung

Page 16 of 27
Inspeksi

Deformities Contusion AbrasionPenetration  Burn


Laceration  Swelling

Tenderness Instability Crepitating


Palpasi

INTEGUMEN

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

X-Ray CT-Scan USG

EKG lain-lain: foto rontgen regio femur dextra

Hasil : Dari pemeriksaan foto rontgen regio femur dextra AP lateral


didapatkan fraktur komplit pada femur dekstra 1/3 tengah dengan
aligment dan aposisi buruk
Terapi : pasien diberikan terapi asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet dan
amoxicillin 500 mg 3x1 tablet, pemasangan spalk ulang dan
direncanakan untuk pemasangan internal fiksasi.

Tanggal pengkajian : 30 Maret 2021

Page 17 of 27
Jam

: 08.00

Tanda tangan

Nama terang : Muhammad Ridwan

Page 18 of 27
C. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS Agen Pencedera D.0077
- pasien mengatakan nyeri Fisik (Fraktur) Nyeri Akut
pada tungkai kaki kanan
DO
- pasien tampak menringis
- pasien tampak bersikap
protektif
- pasien tampak gelisah
1 DS Kerusakan D.0054
- Klien mengeluh sulit Integritas Struktur Gangguan
menggerakkan tungkai kaki Tulang (Fraktur) Mobilitas Fisik
kanan
DO
- Tampak kekuatan otot
murun pada tungkai
kanan
- Tampak rentang gerak
(ROM) menurun

D. Diagnosa Keperawatan (SDKI)


1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisik (Fraktur) d.d pasien mengatakan nyeri
pada tungkai kaki kanan, pasien tampak menringis, tampak bersikap protektif,
tampak gelisah.
2. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Kerusakan Integritas Struktur Tulang (Fraktur)
d.d Klien mengeluh sulit menggerakkan tungkai kaki kanan, Tampak kekuatan
otot murun pada tungkai kanan, Tampak rentang gerak (ROM) menurun.

E. Luaran Keperawatan (SLKI)


No SDKI SLKI
1 D.0077 L.14134
Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Setelah dilakukan intervensi
Fisik (Fraktur) d.d pasien
keperawatan selama 3x24 jam,
mengatakan nyeri pada tungkai
kaki kanan, pasien tampak maka tingkat nyeri membaik
menringis, tampak bersikap dengan kriteria hasil :
protektif, tampak gelisah
1. Keluhan nyeri menurun
2. Meringis menurun
3. Sikap protektif menurun
4. Gelisah membaik

Page 19 of 27
2 D.0054 L.05042
Gangguan Mobilitas Fisik b.d Setelah dilakukan intervensi
Kerusakan Integritas Struktur keperawatan selama 3 x 24 jam
maka, Mobilitas fisik meningkat
Tulang (Fraktur) d.d Klien dengan kriteria hasil :
mengeluh sulit menggerakkan 1. Pergerakan ekstremitas
meningkat
tungkai kaki kanan, Tampak 2. Kekuatan otot meningkat
kekuatan otot murun pada tungkai 3. Gerakan terbatas
menurun
kanan, Tampak rentang gerak 4. Kelemahan fisik menurun
(ROM) menurun.

F. Intervensi Keperawatan (SIKI)


No SDKI SIKI
1 D.0077 I.08238
Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Manajemen Nyeri
Fisik (Fraktur) d.d pasien
mengatakan nyeri pada tungkai Observasi
kaki kanan, pasien tampak - Identifikasi lokasi,
menringis, tampak bersikap
protektif, tampak gelisah karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri
non verbal
- Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
- Monitor efek samping
penggunaan analgelsik
Teraupetik
- Berikan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
- kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri

Page 20 of 27
- pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan monitor nyeri
secra mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgesic secra tepat
- Ajarkan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgesic (terapi asam
mefenamat 500 mg 3x1
tablet
2 D.0054 I.06171
Gangguan Mobilitas Fisik b.d Dukungan Ambulasi
Kerusakan Integritas Struktur
Observasi
Tulang (Fraktur) d.d Klien - Identifikasi adanya nyeri
mengeluh sulit menggerakkan atau Keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik
tungkai kaki kanan, Tampak melakukan ambulasi
kekuatan otot murun pada tungkai - Monitor frekuensi jantung
dan tekanan darah sebelum
kanan, Tampak rentang gerak memulai ambulasi
(ROM) menurun. - Monitor kondisi umum
selama melakukan ambulasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas ambulasi

Page 21 of 27
dengan alat bantu (mis.
Tongkat, kruk)
- Fasilitasi melakukan
mobilisasi tisik, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan
ambulasi dini
- Anjarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. Berjalan
dari tempat tidur ke kursi
roda, berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi).

Page 22 of 27
BAB III. INTERVENSI KEPERAWATAN (EVIDENCE BASED NURSING)

A. Masalah Keperawatan
1. Nyeri Akut
2. Gangguan Mobilisasi fisik

B. Intervesi by Evidence Based Nursing (Journal)


1. EFEKTIFITAS RELAKSASI NAPAS DALAM DAN DISTRAKSI
DENGAN LATIHAN 5 JARI TERHADAP NYERI POST LAPARATOMI
Sekarang telah banyak dikembangkan intervensi keperawatan yang dilakukan
untuk mengurangi intensitas nyeri paska operasi seperti teknik relaksasi dan
distraksi. Teknik relaksasi bertujuan untuk memberikan rasa nyaman dan rileks
pada pasien, dapat mengurangi intensitas nyeri, serta dapat meningkatkan
ventilasi paru dan meningkatkan oksigen darah . Sedangkan distraksi merupakan
teknik memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain pada nyeri da
merupakan mekanisme yang bertanggung jawab terhadap teknik kognitif efektif
lainnya. Distraksi dapat menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem
kontrol desenden, yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang d
tranmisikan ke otak. Terapi relaksasi merupakan suatu teknik yang berkaitan
dengan tingkah laku manusia dan efektif dalam mengatasi nyeri akut terutama
rasa nyeri akibat prosedur diagnostik dan pembedahan. Biasanya membutuhkan
waktu 5-10 menit pelatihan sebelum pasien dapt meminimalkan nyeri secara
efektif. Dimana tujuan pokok dari relaksasi adalah membantu pasien menjadi
rileks dan memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik. Periode relaksasi yang
teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan ketegangan otot yang
terjadi dengan nyeri dan yang meningkatkan nyeri. (Utami, 2016)

2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASIEN POST OP FRAKTUR


UNTUK MELAKUKAN RANGE OF MOTION (ROM)
ROM adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian
secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot.
Tujuan dari Range Of Motion untuk mengurangi resiko kontraktur dan mencegah
pembentukan trombus. Menurut penelitian Rahmasari (2008) membuktikan
bahwa ROM diperlukan untuk pemulihan kemampuan activities daily living
(ADL) pasien post operasi fraktur femur. Selain itu penelitian yang dilakukan
oleh Wiyono, Narko, Arifah, dan Siti (2008) dengan judul “Pengaruh ambulasi
dini terhadap pemulihan peristaltik usus pada pasien paska operasi fraktur femur
dengan anastesi umum di RSUI Kustati Surakarta”. Metode yang digunakan
adalah post test control only design. Taraf signifikansi 5% atau (p < 0,05).
Artinya terdapat pengaruh yang signifikan tindakan ambulasi mempercepat

Page 23 of 27
pemulihan peristaltik usus, yaitu ambulasi mempercepat pemulihan peristaltik
usus pada pasien post operasi fraktur femur dengan anastesi umum. Dan
kesimpulannya adalah ambulasi diperlukan bagi pasien post operasi dengan
anastesi umum untuk mempercepat pemulihan peristaltik. (Igiany, 2019).

C. Daftar Pustaka (Sumber Reference)


Igiany, P. D. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi Pasien Post Op Fraktur Untuk
Melakukan Range of Motion (Rom). Jurnal Manajemen Informasi Dan
Administrasi Kesehatan (JMIAK), 1(02).
https://doi.org/10.32585/jmiak.v1i02.160
Utami, S. (2016). Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Dan Distraksi Dengan Latihan
5 Jari Terhadap Nyeri Post Laparatomi. Universitas Riau, 4(1), 64–67.

Page 24 of 27
BAB IV. DIRECTLY OBSERVED PROCEDURAL SKILL (DOPS)

Menganalisa 5 tindakan via Youtube yang sesuai dengan intervensi yang disusun
dalam askep sebagai pemantapan DOPS
1. Tehnik Relaksasi Nafas Dalam
a) Definisi
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan.
b) Tujuan Tindakan
- Mengurangi intensitas nyeri
- Memberikan rasa nyaman
- Meningkatkan suppply oksigen dalam darah
- Mengurangi ketergantungan obat penghilang rasa sakit

c) Prosedur Tindakan
- Mengatur posisi pasien atau klien dengan nyaman
- Meminta klien atau pasien untuk tarik napas tarik napas melalui hidung
- Meminta klien menghembuskan secara perlahan melalui mulut
- Ulangi langkah tersebut hingga pasien atau klien merasa lebih tenang
d) Sumber Reference: https://youtu.be/TPIEEQtAUjg
2. Latihan Ambulasi
a) Definisi
Latihan Ambulasi adalah latihan untuk memindahkan klien atau pasien dari
satu tempat ketempat lain, misalnya dari tempat tidur ke kursi roda atau
sebaliknya.
b) Tujuan Tindakan
- Melatih mobilisasi pasien atau klien
- Memindahkan klien atau pasien ke ke suatu tempat
- Memberikan rasa nyaman

c) Prosedur Tindakan
- Memberi penjelasan pada pasien
- Membantu pasien untuk duduk
- Membantu pasien untukberdiri dan bergerak
d) Sumber Reference: https://youtu.be/ayL4J6cE0E8

Page 25 of 27
BAB V. PERKULIAHAN DENGAN PRAKTISI DARI RUMAH SAKIT

Tuliskan Resume/Rangkuman Materi

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Page 26 of 27
Daftar Pustaka

Asrizal, R. A. (2014). Closed Fracture 1/3 Middle Femur Dextra. Medula, 2(3), 94–
100.
ASTUTI, R. (2012). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr . A Diajukan Sebagai
Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr
. A DENGAN CLOSE Ratna Kusuma Astuti *. ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Sdr.A DENGAN CLOSE FRAKTUR FEMUR 1/3 TENGAH SINISTRA
DI RSO PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA.
Desiartama, A. (2017). Gambaran Karakteristik Pasien Fraktur Femur Akibat
Kecelakaan Lalu Lintas Pada Orang Dewasa Di Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar Tahun 2013. E-Jurnal Medika, 6(5), 1–4.
Heinig, K., & Almqvist, C. (2013). European Accident Research and Safety Report
2013. In Volvo Trucks Driving Progress.
Igiany, P. D. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi Pasien Post Op Fraktur Untuk
Melakukan Range of Motion (Rom). Jurnal Manajemen Informasi Dan
Administrasi Kesehatan (JMIAK), 1(02).
https://doi.org/10.32585/jmiak.v1i02.160
Komar, M., Munawaroh, S., & Isro’in, L. (2020). Upaya Penurunan Nyeri Pada
Pasien Post Operasi Fraktur Femur. Health Sciences Journal, 4(1), 112–123.
Retrieved from http://studentjournal.umpo.ac.id/index.php/HSJ
%0AHUBUNGAN
Sjamsuhidayat, & Jong, W. de. (2010). Buku ajar ilmu bedah edisi 2 (2nd ed.).
jakarta.
Utami, S. (2016). Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Dan Distraksi Dengan Latihan
5 Jari Terhadap Nyeri Post Laparatomi. Universitas Riau, 4(1), 64–67.

Page 27 of 27

Anda mungkin juga menyukai