Anda di halaman 1dari 19

Lex Crimen Vol. II/No.

2/Apr-Jun/2013

PENYELESAIAN PELANGGARAN KODE ETIK demikian maka kode etik profesi berisi nilai-
PROFESI nilai etis yang ditetapkan sebagai sarana
OLEH KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA 1 pembimbing dan pengendali bagaimana
Oleh : YANIUS RAJALAHU2 seharusnya atau seyogyanya pemegang
profesi bertindak atau berperilaku atau
ABSTRAK berbuat dalam menjalankan profesinya.
Polisi adalah aparat penegak hukum. Jadi, nilai-nilai yang terkandung dalam kode
Tetapi dalam kenyataan yang terjadi ada etik profesi adalah nilai-nilai etis.3
sebagian anggota itu bertindak sebaliknya Kode etik profesi lahir dari dalam
dan tidak sesuai dengan etika profesi lembaga atau organisasi profesi itu sendiri
kepolisian. Atau dalam arti kata ada yang kemudian mengikat secara moral bagi
sebagian polisi melakukan pelanggaran seluruh anggota yang tergabung dalam
terhadap kode etik profesi kepolisian. organisasi profesi yang satu dengan
Pelanggaran ataupun perbuatan pidana organisasi lainnya memiliki rumusan kode
anggota kepolisian yang tidak sesuai etik profesi yang berbeda-beda, baik unsur
dengan kode etik kepolisian ini tentunya normanya maupun ruang lingkup dan
berakibat hukum. Permasalahan kedua wilayah berlakunya. Demikian pula pada
dapat diberikan jawaban bahwa profesi kepolisian, mempunyai kode etik
penyelesaian pelanggaran kode etik profesi yang berlaku bagi polisi dan pemegang
kepolisian yang mengakibatkan terjadinya fungsi kepolisian. Kode etik bagi profesi
tindak pidana. kepolisian tidak hanya didasarkan pada
Ketentuan mengenai Kode Etik Profesi kebutuhan profesional, tetapi juga telah
Polri sebagaimana diatur dalam Peraturan diatur secara normatif dalam Undang-
Kapolri No. 7 tahun 2006 dan Peraturan undang (UU) No. 2 Tahun 2002 tentang
Kapolri No.8 Tahun 2006, merupakan Polri yang ditindaklanjuti dengan Peraturan
kaidah moral dengan harapan tumbuhnya Kapolri, dalam Pasal 4 UU No. 2 Tahun 2002
komitmen yang tinggi bagi seluruh anggota menjelaskan bahwa Kepolisian Negara
Polri agar mentaati dan melaksanakan Republik Indonesia bertujuan untuk
(mengamalkan) Kode Etik Profesi Polri mewujudkan keamanan dalam negeri yang
dalam segala kehidupan, yaitu dalam meliputi terpeliharanya keamanan dan
pelaksanaan tugas, dalam kehidupan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya
sehari-hari dan dalam pengabdian kepada hukum, terselenggaranya perlindungan,
masyarakat, bangsa dan negara. pengayoman, dan pelayanan kepada
Kata Kunci: Kode Etik Profesi, Polisi, masyarakat, serta terbinanya ketentraman
Pelanggaran Kode Etik, Tindakan Disiplin masyarakat dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, sehingga Kode Etik Profesi
A. PENDAHULUAN Polri berlaku mengikat bagi setiap anggota
Kode etik profesi adalah suatu tuntutan, Polri. Dalam Pasal 34 dan 35 UU No. 2
bimbingan atau pedoman moral atau Tahun 2002 disebutkan bahwa: (1) sikap
kesusilaan untuk suatu profesi tertentu dan perilaku pejabat Polri terikat pada Kode
atau merupakan daftar kewajiban dalam Etik Profesi Polri; (2) Kode Etik profesi Polri
menjalankan suatu profesi yang disusun dapat menjadi pedoman bagi pengemban
oleh para anggota profesi itu sendiri dan fungsi kepolisian lainnya dalam
mengikat mereka dalam praktek. Dengan melaksanakan tugas sesuai dengan
3
H.Pudi Rahardi, M.H. Hukum Kepolisian,
1
Artikel Skripsi Profesionalisme dan Reformasi Polri. Laksbang
2
NIM 080711248 Mediatama, Surabaya, 2007, hal. 146.

143
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

peraturan perundang-undangan yang sebagai wajib dijalankan oleh setiap


berlaku di lingkungan polri; dan (3) anggota Polri, termasuk menghormati acara
ketentuan mengenai Kode Etik Profesi Polri keagamaan dan bentuk-bentuk
diatur dengan keputusan Kapolri. ibadah,serta berkewajiban moral untuk
Selanjutnya dalam Pasal 35 disebutkan: (1) menjaga keamanan dan kekhidmatan
pelanggaran terhadap Kode Etik Profesi pelaksanaan ibadah atau acara keagamaan
Polri oleh pejabat Polri diselesaikan oleh tersebut.5
Komisi Kode Etik Polri; dan (2) Ketentuan Polisi adalah aparat penegak hukum.
mengenai susunan organisasi dan tata kerja Tetapi dalam kenyataan yang terjadi ada
Komisi Kode Etik Polri diatur dengan sebagian anggota itu bertindak sebaliknya
keputusan Kapolri. Selanjutnya dalam Pasal dan tidak sesuai dengan etika profesi
35 disebutkan: (1) pelanggaran terhadap kepolisian. Atau dalam arti kata ada
kode etik profesi Polri oleh pejabat Polri sebagian polisi melakukan pelanggaran
diselesaikan oleh Komisi Kode Etik Polri; terhadap kode etik profesi kepolisian.
dan (2) ketentuan mengenai susunan Pelanggaran ataupun perbuatan pidana
organisasi dan tata kerja Komisi Kode Etik anggota kepolisian yang tidak sesuai
Polri diatur dengan Kapolri. dengan kode etik kepolisian ini tentunya
Kapolri yaitu pejabat setingkat menteri, berakibat hukum. Permasalahan kedua
karena bertanggung jawab langsung kepada dapat diberikan jawaban bahwa
presiden, sehingga peraturan yang penyelesaian pelanggaran kode etik profesi
dikeluarkan oleh Kapolri mempunyai kepolisian yang mengakibatkan terjadinya
kekuatan mengikat. Di samping itu tindak pidana maka baginya akan diproses
peningkatan pengaturan Kode Etik Profesi terlebih dahulu dalam sidang disiplin
Polri dengan peraturan Kapolri dikarenakan adanya dead line atau batas
dimaksudkan agar Kode Etik tersebut tidak waktu pelaksanaan sidang disiplin yakni
hanya mengikat anggota Polri tetapi juga maksimal 30 (tiga puluh) hari seperti dalam
mengikat pengemban fungsi Kepolisian Pasal 19 Keputusan Kapolri No. Pol
lainnya. 4 Kep/44/IX/2004. Setelah Pelaksanaan
Setiap anggota Polri wajib menjunjung sidang disiplin selesai maka akan
tinggi sumpah yang diucapkan pada saat dilaksanakan sidang di lingkup peradilan
diangkat menjadi anggota Polri karena umum sesuai dengan Pasal 2 PP NO. 3
sumpah tersebut merupakan tekad dan Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Teknis
janji nuraniah seseorang yang digantungkan Institusional Peradilan Umum bagi Anggota
pada nilai-nilai keTuhanan. Demikian pula Kepolisian RI.6
pelaksanaan sumpah jabatan merupakan Penyelesaian dengan kekerasan
bagian dari kegiatan ibadah seseorang, merupakan suatu cara penggulangan
karena sumpah jabatan selalu disandarkan kejahatan yang dilakukan secara sepihak
pada sifat ke Esaan Tuhan. Pengingkaran untuk mencoba menyelesaikan suatu
terhadap sumpah bertentangan dengan kejahatan dengan kekerasan melalui
nilai-nilai moral. Di samping itu pelaksanaan penggunaan secara fisik. Dalam
tugas kenegaraan dan kemasyarakatan penyelesaian konflik di masyarakat, polisi
merupakan tanggung jawab profesi yang selalu dituding dianggap tidak adil, tidak
harus dijalankan dengan tulus dan ikhlas jujur dan memihak. Perbandingan struktur
sebagai bentuk amal dan ibadah. Ibadah sosial dengan tujuan dapat dilihat pada
adalah pemenuhan tuntutan agama
5
Obcidhal. 151.
4 6
Ibid, hal. 148 Repository.usu.id, tanggal 18 April 2002 jam 20:00

144
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

interaksi, baik bersifat disosiatif atau 1. Pengertian Etika dan Kode Etik Profesi,
asosiatif. Dalam sturktur sosial masyarakat Polisi, Pelanggaran Kode Etik serta
yang bersifat heterogen jelas mempunyai Tindakan Disiplin di Indonesia
kepentingan atau interes yang berlainan Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani,
sehingga akan mempengaruhi tujuan ^ šZ}•_ Ç vP Œš]vÇ Œ Œ‰]l]ŒU
hukum itu sendiri termasuk pula kebiasaan adat, perasaan, sikap, karakter,
mempengaruhi tindakan polisi dalam watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus
penegakan hukum.7 bahasa Indonesia, ada 3 (tiga) arti yang
Selama ini polisi dipahami sebagai suatu dapat dipakai untuk kata Etika, antara lain
organ, lembaga atau institusi, dan dengan Etika sebagai system nilai atau sebagai nilai-
istilah kepolisian dimaknai sebagai organ nilai atau norma-norma moral yang
beserta fungsinya. Kadang-kadang luput menjadi pedoman bagi seseorang atau
dari perhatian, bahwa sebenarnya kelompok untuk bersikap dan bertindak.
eksistensi lembaga itu sangat dipengaruhi Etika juga bisa diartikan sebagai kumpulan
oleh individu, orang perorang (person) yang azas atau nilai yang berkenan dengan
berada dalam lembaga dan memiliki peran akhlak atau norma. Selain itu, Etika bisa
penting dalam menggerakan atau juga diartikan sebagai ilmu tentang yang
menjalankan lembaga, dengan kata lain baik dan yang buruk yang diterima dalam
yang berperan mengoperasionalkan fungsi suatu masyarakat, menjadi bahan refleksi
dari lembaga tersebut.8 yang diteliti secara sistematis dan metodis.
Menjawab permasalahan yang ada, Sejak dicetuskan pada Tahun 2002, telah
dalam kaitannya dengan pelanggaran Kode bermunculan banyak tulisan yang mencoba
Etik Profesi Kepolisian, maka penulis mengeksplorasi gagasan hukum progresif
tertarik untuk mengangkat judul, yaitu : dalam aspek keilmuan. Sekalipun ide
^W Ez > ^ / E W > E'' Z E <K d/< hukum progresif belum bisa dipandang
PROFESI OLEH KEPOLISIAN REPUBLIK sebagai teori yang final (sesuai dengan
/E KE ^/ _X hakekatnya sebagai law in making atau on
going process), namun dari sedemikian
B. PERUMUSAN MASALAH banyak tulisan dan kajian mengenai hukum
Kesenjangan antara harapan dan progresif dapat ditarik beberapa pokok
kenyataan yang diuraikan dalam latar gagasan. Pertama, paradigma hukum
belakang di atas mengantar penulis untuk progresif adalah hukum untuk manusia
menemukan masalah-masalah yang dapat yang mengandung makna bahwa manusia
dirumuskan sebagai berikut: merupakan sentral dalam cara berhukum. 9
1. Bagaimana bentuk t bentuk Sebenarnya memang ada hubungan
pelanggaran kode etik profesi Polri? yang erat antara berbagai golongan kaidah
2. Bagaimanakah proses penyelesaian etika. Isi tiap-tiap golongan menjalankan
pelanggaran Kode Etik Profesi pengaruh yang kuat terhadap isi golongan-
Kepolisian Republik Indonesia? golongan lain. Antara lain, pandangan

C. TINJAUAN PUSTAKA

9
Jonaedi Efendi, S.H.I.,M.H. Mafia Hukum,
7
Harie Tuesang, SH MH.Upaya penegakan Hukum mengungkap Praktik Tersembunyi Jual Beli Hukum
dalam Era Reformasi, RESTU AGUNG, Jakarta. 2009, dan Alternatif Pemberantasannya dalam Perspektif
hal. 10 Hukum Progresif, PT. PRESTASI PUSTAKARAYA,
8
Ibid, hal 20. Jakarta. 2010. Hal 115.

145
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

agama dan kesusilaan terus-menerus masyarakat, bilamana dalam diri para elit
mempengaruhi hukum.10 professional tersebut ada kesadaran kuat
Etika secara Umum dapat dibagi menjadi : untuk mengindahkan etika profesi pada
1. Etika Umum, Berbicara mengenai saat mereka ingin memberikan jasa
kondisi-kondisi dasar bagai mana keahlian profesi kepada masyarakat yang
manusia bertindak secara Etis, memerlukannya.
bagaimana manusia mengambil Sehubugan teori tentang etika, Darji
keputusan etis,teori-teori etika dan Darmodiharjo dan Sidharta dalam bukunya
prinsip-prinsip moral dasar yang berjudul pokok-‰}l}l ,µlµu u vµo]•V ^
menjadi pegangan bagi manusia untuk Etika berurusan dengan orthopraxis, yakni
bertindak serta tolak ukur dalam tindakan yang benar (right sction). Kapan
menilai baik atau buruknya suatu suatu tindakan itu dipandang benar
tindakan . ditafsirkan secara berbeda oleh berbagai
2. Etika Khusus, merupakan penerapan teori (aliran) etika yang secara global biasa
prinsip-prinsip moral dalam bidang dibagi menjadi dua, yaitu aliran
kehidupan yang khusus. Penerapan ini deontologist (etika kewajiban) dan aliran
bisa berwujud : Bagaimana saya š o o}P]• ~ š]l šµiµ v š µ u v( š•X_
mengambil Keputusan dan bertindak Pengertian Kode; yaitu tanda-tanda atau
dalam bidang kehidupan dan kegiatan symbol-simbol yang berupa kata-kata,
kusus yang saya lakukan, yang didasari tulisan atau benda yang disepakati untuk
oleh cara, teori dan prinsip-prinsip maksud-maksud tertentu, misalnya untuk
moral dasar. menjamin suatu berita, keputusan atau
Etika akan memberikan semacam suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode
batasan atau standar yang akan mengatur juga dapat berarti kumpulan peraturan
pergaulan manusia di dalam kelompok yang sistematis.
sosialnya. Dalam pengertian yang secara Kode Etik ; yaitu norma atau azas yang
khusus dikaitkan dengan seni pergaulan diterima oleh suatu kelompok tertentu
manusia, etika ini kemudian diwujudkan sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di
dalam bentuk aturan (code) tertulis yang masyarakat maupun di tempat kerja.
secara sistematik sengaja dibuat Maksud dan tujuan kode etik adalah untuk
berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada mengatur dan member kualitas kepada
pada saat yang dibutukan akan bisa pelaksanaan profesi serta untuk menjaga
difungsikan sebagai alat untuk menghakimi kehormatan dan nama baik organisasi
segala macam tindakan yang secara logika- profesi serta untuk melindungi public yang
rasional umum (common sense) dinilai memerlukan jasa-jasa baik professional.
menyimpang dari kode etik. Kode etik jadinya merupakan mekanisme
Dengan demikian etika adalah refleksi pendisiplinan, pembinaan, dan
dari apa yang disebut dengan ^• o( pengontrolan etos kerja anggota-anggota
Control_~‰ vP v o] v ]Œ]•U l Œv • P o organisasi profesi.
sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan Profesi adalah pekerjaan tetap sebagai
untuk kepentingan kelompok sosial pelaksanaan fungsi kemasyarakatan berupa
(Profesi) itu sendiri. Oleh karna itu dapat karya pelayanan yang pelaksanaannya
disimpulkan bahwa sebua profesi hanya dijalankan secara mandiri dengan
dapat memperoleh kepercayaan dari komitmen dan keahlian berkeilmuan dalam
bidang tertentu yang pengembangannya
10
Prof. Dr Mr. L.J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu dihayati sebagai panggilan hidup dan
Hukum.PT PRADNYA PARAMITA Jakarta 2008. Hal terikat pada etika umum dan etika khusus
36.

146
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

(etika profesi) yang bersumber pada pembahasan lebih lanjut diserahkan


semangat pengabdian terhadap sesame kepada panitia kerja, dengan catatan diberi
demi kepentingan umum, serta berakar ‰ vi o • v W • o ZÁ ^&µvP•] < ‰}o]•] v_
dalam penghormatan terhadap martabat harus memperhatikan semangat penegakan
manusia ( respect for human dignity). Jadi, hak asasi manusia, hukum dan keadilan.
profesi itu berintikan praktis ilmu secara Rumusan fungsi kepolisian dalam pasal 2
bertanggung jawab untuk menyelesaikan tersebut merupakan aktualisasi dari UUD
masalah konkret yang dihadapi seorang 1945 Pasal 30 ayat (4) dan Pasal 6 (1) TAP
warga masyarakat. Pengemban profesi MPR Nomor VII/MPR/2000, yang mengatur
mencakup bidang-bidang yang berkaitan tentangan Kpolisian Negara Republik
dengan salah satu nilai-nilai kemanusiaan Indonesia yang di dalamnya memuat
yang fundamental, seperti keilahian substansi pemeliharaan keamanan dan
(imam), keadilan (hukum), kesehatan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
(dokter), sosialisasi/pendidikan (guru), perlindungan, pengayoman dan pelayanan
informasi (jurnalis). kepada masyarakat.12
Aristoteles menguraikan bagaimana tata Pengertian Kepolisian sebagai fungsi
pergaulan, dan penghargaan seseorang tersebut di atas sebagai salah satu fungsi
manusia kepada manusia lainnya, yang pemerintahan Negara di bidang
tidak didasarkan kepada egoisme atau pemeliharaan keamanan dan ketertiban
kepentingan individu, akan tetapi masyarakat, penegakan hukum,
didasarkan atas hal-hal yang bersifat pelindung,pengayom dan pelayanan
altruistis, yaitu memperhatikan orang lain. kepada masyarakat. Sedang pengertian
Demikian juga halnya kehidupan kepolisian sebagai lembaga adalah organ
bermasyarakat, untuk hal ini Aristoteles pemerintah yang ditetapkan sebagai suatu
mengistilakannya dengan manusia itu zoon lembaga yang diberikan kewenangan
politicon atau manusia sosial.Etika menjalankan fungsinya berdasarkan
dimasukkan dalam disiplin pendidikan peraturan perundang-undangan.
hukum disebabkan, belakangan ini terlihat Jadi,apabila kita membicarakan persoalan
adanya gejala penurunan etika di kalangan kepolisian berarti berbicara tentang fungsi
aparat penegak hukum di Indonesia.11 dan lembaga kepolisian.
Istilah kepolisian dalam Pasal 1 angkah 1 Penyelidik adalah setiap pejabat polisi
tersebut diatas mengandung dua negara Republik Indonesia.Pasal 4 KUHAP
pengertian, yaitu fungsi polisi dan lembaga ini secara umum telah menentukan, bahwa
polisi. Pengertian tentang fungsi polisi setiap pejabat negara Republik Indonesia
terdapat dalam Pasal 2 Undang-undang No. itu adalah penyelidik.
î d Zµv îììî Ç vP Œ µvÇ] W ^&µvP•] Berarti semua pegawai kepolisian negara
kepolisian adalah salah satu fungsi tanpa kecuali telah dilibatkan di dalam
pemerintahan Negara di bidang tugas-tugas penyelidikan, yang pada
pemeliharaan keamanan dan ketertiban hakekatnya merupakan salah bidang tugas
masyarakat, penegakan hukum, dari sekian banyak tugas-tugas yang
perlindungan, pengayoman dan pelayanan ditentukan di dalam Undang-undang
l ‰ u •Ç Œ l šX_ Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Rumusan tersebut disetujui oleh Pansus Pidana, yang ada hubungannya yang erat
pada tanggal 10 September 2001 dengan dengan tugas-tugas yang lain, yakni sebagai
12
H.Pudi Rahardi M.H. Hukum Kepolisian.
11
Suhrawardi K.Lubis. Etika Profesi Hukum. Sinar Profesionalisme dan Reformasi Polri, Laksbang
Grafika, Jakarta 2006, hal. 4 Mediatama, Surabaya.2007, hal. 55

147
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

satu keseluruhan upaya para penegak Berdasarkan Konsiderans Undang-


hukum untuk membuat sesorang pelaku undang No. 2 Tahun 2002 menyatakan :
dari suatu tindak pidana itu harus a. keamanan dalam negeri merupakan
mempertanggungjawabkan perilakunya syarat utama mendukung terwujudnya
menurut hukum pidana di depan hakim. masyarakat madani yang adil, makmur,
Semua hal ini mempunyai hubungan yang dan beradab berdasakan pancasila dan
erat dengan putusan kehendak dari UUD 1945.
pembentuk undang-undang untuk b. Bahwa pemeliharaan keamanan dalam
memberikan pengayoman terhadap negeri melalui upaya penyelenggaraan
keluhuran harkat serta martabat manusia fungsi kepolisian yang meliputi
dan untuk adanya ketertiban dan kepastian pemeliharaan keamanan dan ketertiban
hukum demi tegaknya Republik Indonesia masyarakat, penegakan hukum,
sebagai negara hukum sesuai dengan perlindungan, pengayoman, dan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar pelayanan kepada masyarakat
1945.13 dilakukan oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia selaku alat Negara
2. Dasar Hukum Kode Etik Profesi Kepolisian Di yang dibantu oleh masyarakat dengan
Indonesia menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Undang-undang No. 2 tahun 2002 c. Bahwa telah terjadi perubahan
tentang Kepolisian Negara Republik paradigma dalam sistem
Indonesia, disahkan di Jakarta pada tanggal ketatanegaraan yang menegaskan
8 januari2002, diundangkan pada tanggal 8 pemisahan kelembagaan Tentara
januari 2002 dalam Lembaran Negara No. 2 Nasional Indonesia dan kepolisian
Tahun 2002, tambahan Lembaran Negara Negara Republik Indonesia sesuai
No. 4168. dengan peran dan fungsi masing-
Menurut Undang-undang No 2 tahun masing.
2002 tentang Kode Etika Profesi, Pasal 13 d. Bahwa Undang-undang No. 28 Tahun
Ç š ~í• u vÇ š l vW ^ vPP}š < ‰}o]•] v 1997 tentang Kepolisian Negara
Negara Republik Indonesia dapat Republik Indonesia sudah tidak
diberhentikan tidak dengan hormat dari memadai dan perlu diganti untuk
dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia disesuaikan dengan pertumbuhan dan
karena melanggar sumpah/ janji anggota perkembangan hukum serta
Kepolisian Negara Republik Indonesia, ketatanegaraan Republik Indonesia
sumpah/ janji jabatan, dan/atau Kode Etik e. Bahwa berdasarkan pertimbangan
Profesi Kepolisian Negara Republik sebagaimana dimaksud dalam huruf
/v }v •] X_ ^ o viµšvÇ o u W • o í a,b,c, dan d perlu dibentuk Undang-
Undang-undang No. 2 Tahun 2002 undang tentang Kepolisian Negara
berbunyi: kepolisian adalah segala hal ihwal Republik Indonesia.15
yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga Mengingat bahwa :
polisi sesuai dengan peraturan perundang- 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 30
undangan.14 Undang-undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945.
13
Drs. P. A. F. Lamintang, S.H. Theo Lamintang, S.H.
2. Ketetapan majelis Permusyaratan
PEMBAHASAN KUHAP Menurut Ilmu Pengetahuan Rakyat No.VII/MPR/2002 tentang
Hukum Pidana & Yurisprudensi. SINAR GRAFIKA
15
Jakarta 2010. Hal 48. C.S.T. Kansil, S.H, Christine S.T. Kansil, S.H.M.H.
14
Undang-undang Kepolisian No. 2 Tahun 2002 Pasal Pokok-pokok Etika Profesi Hukum, PT. Pradnya
1 poin 1 Hal. 3 paramita, Jakarta 2006. Hal 122

148
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

pemisahan Tentara Nasional dan Tetang prajurit angkatan bersenjata


Kepolisian Negara Republik Indonesia. Republik Indonesia (Lembaran Negara
3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Tahun 1988 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Rakyat No.VII/MPR/2002 tentang peran Negara Nomor 3369) sehingga watak
Kepolisian Negara Republik Indonesia. militernya masih terasa sangat dominan
4. Undang-undang No. 8 Tahun 1974 yang pada gilirannya berpengaruh pula
tentang pokok-pokok kepegawaian kepada sikap perilaku pejabat kepolisian
sebagaimana telah diubah dengan dalam pelaksanaan tugasnya dilapangan.
Undang-undang No. 43 Tahun 1999 ( Undang-Undang ini diharapkan dapat
Lembaran Negara Tahun 1999 No. 169, memberikan penegasan watak kepolisian
Tambahan Lembaran Negara No. 3890) Negara republic Indonesia sebagaimana
Berdasarkan ketentuan yang sudah dinyatakan dalam tri brata dan catur
ditetapkan oleh persetujuan antara prasatya sebagai sumber nilai kode etik
presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat kepolisian yang mengalir dari Falsafah
Republik Indonesia telah menetapkan dan Pancasila. Perkembangan kemajuan
mensahkan Undang-undang tentang masyarakat yang cukup pesat, seiring
Kepolisian Negara Republik Indonesia. dengan merebaknya fenomena supremasi
Peraturan perundang-undangan yang hukum, hak asasi manusia, globalisasi,
sudah ditetapkan oleh pemerintahan demokratisasi, desentralisasi,
Negara Republik Indonesia menjadi dasar transparansi,danakuntablitias, telah
pelaksanaan tugas Kepolisian Negara melahirkan paradikma baru dalam melihat
Republik Indonesia sebelum Undang- tujuan, tugas, wewenang dan tanggung
undang ini berlaku adalah Undang-undang jawab Kepolisian Negara Republik
No. 28 Tahun 1997 tentang Kepolisian Indonesia yang selanjutnya menyebabkan
Negara Republik Indonesia ( Lembaran pula tumbuhnya berbagai tuntutan dan
Negara Tahun 1997 Nomor 81, Tambahan harapan masyarakat terhadap pelaksanaan
Lembaran Negara Nomor 3710) sebagai tugas kepolisian Negara Republik Indonesia
penyempurnaan dari undang-undang yang makin meningkat dan lebih
Nomor 13 Tahun 1961 tentang Ketentuan- terorientasi kepada masyarakat yang
ketentuan Pokok kepolisian Negara ( dilayaninya.
Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 25, Sejak ditetapkan perubahan kedua
Tambahan Lembaran NegaranNomor Undang-Undang Dasar Negara Republik
2289). Indonesia Tahun 1945 Bab XII Tetang
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1997 pertahanan dan keamanan Negara,
Tentang Kepolisian Negara repoblik Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Indonesia telah memuat pokok-pokok Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Nomor
mengenai tujuan, kedudukan, peranan, dan VI/MPR/2000, dan Ketetapan Majelis
tugas serta pembinaan serta Permusyawaratan Rakyat Republik
profesionalisme kepolisian, tetapi rumusan Indonesia (MPR RI) Nomor VII/MPR/2000,
ketentuan yang tercantunm di dalamnya maka secara konstitusional telah terjadi
masih mengacu kepada Undang-Undang No perubahan yang menegaskan rumusan
20 Tahun 1982 tentang ketentuan- tugas, fungsi, dan peran Kepolisian Negara
ketentuan pokok Pertahanan Negara Republik Indonesia serta pemisahan
Republik Indonesia ( Lembaran Negara kelembagaan Tentara Nasional Indonesia
Tahun 1982 Nomor 51, Tambahan dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
Lembaran Negara Nomor 3368), dan sesuai dengan peran dan fungsi masing-
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1988 masing.

149
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

Undang-Undang ini telah didasarkan martabat hak asasi kemanusiaan seorang


kepada paradigma baru sihingga atau tedakwa, sedang pada sisi lain
diharapkan dapat memantapkan berkewajiban melindungi dan
kedudukan dan peranan serta pelaksanaan mempertahankan kepentingan ketertiban
tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia umum. Bergeser pada asas keseimbangan,
sebagai integral dan reformasi menyeluruh akan menjurus ke arah orientasi kekuasaan
segenap tatanan kehidupan berbangsa dan dan bersifat sewenag-wenang. Akibatnya,
bernegara dalam mewujudkan masyarakat berulang kembali pengalaman pahit masa
madani yang adil, makmur dan beradab lampau, yang menempatkan tersangka atau
berdasarkan pancasila dan Undang-Undang terdakwa dalam posisi objek pemerasan
dasar Negara Republik Indonesia Tahun pengakuan, sehingga hasil keadilan yang
1945.16 diwujudkan dipermukaan bumi, tiada lain
Sesuai dengan Undang-undang Dasar daripada keadilan yang lahir dari
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pemerasan dan penyiksaan.17
perubahan kedua, Ketetapan MPR RI
Nomor VI/MPR/2000, dan Ketetapan MPR E. PEMBAHASAN
RI Nomor VII/MPR/2000, keamanan dalam 1. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Kode Etik
negeri dirumuskan sebagai format tujuan Profesi Polri
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan 1) Meninggalkan tugas secara tidak sah
secara konsisten dinyatakan dalam selama dari (tiga puluh) hari berturut-turut.
perincian tugas pokok yaitu memelihara Setiap pelanggaran terhadap Kode Etik
keamanan dan ketertiban masyarakat, Profesi dikenakan sanksi moral yang
menegakan hukum, serta melindungi,dan disampaikan dalam bentuk putusan
melayani masyarakat. Namun, dalam Sidang Kode Etik Polri secara tertulis
penyelenggaraan fungsi kepolisian, kepada terperiksa ( Pasal 11 ayat 3 dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 12 ayat 1 Kode Etik Profesi Polri).
secara fungsional dibantu oleh kepolisian Bentuk sanksi moral yang dijatuhkan
khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan dapat berupa pernyataan putusan
bentuk-bentuk pengaman swakarsa melalui yang menyatakan tidak terbukti atau
pengembangan asas subsidiaritas dan asas pernyataan putusan yang menyatakan
partisipasi. terperiksa terbukti melakukan
Asas legalitas sebagai aktualisasi pelanggaran Kode Etik Profesi Polri.
paradigma supermasi hukum, dalam Bentuk sanksi moral sebagaimana
Undang-Undang ini secara tegas dinyatakan diatur dalam Pasal 11 ayat 2 (a, b dan
dalam perincian kewenangan Kepolisian c) tersebut merupakan bentuk sanksi
Negara Republik Indonesia, yaitu moral yang bersifat mutlak dan
melakukan penyelidikan dan penyidikan mengikat. Artinya sanksi moral
terhadap semua tindak pidana sesuai tersebut terumus pada kadar sanksi
dengan hukum acara pidana dan peraturan yang teringan sampai pada kadar
perundang-undangan lainnya. sanksi yang terberat sesuai
Dari apa yang diuraikan di atas,titik pelanggaran perilaku terperiksa yang
sentral penegakan hukum di Indonesia dapat dibuktikan dalam Sidang Komisi.
menurut KUHAP harus berorientasi pada
pola asas keseimbangan. Pada suatu sisi
17
aparat penegakan hukum wajib melindungi M. Yahya Harahap, S.H, Pembahasan
Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Penyidikan
dan Penuntutan, Edisi Kedua, Sinar Grafika, 2009 hal
16
Ibid hal 124 40

150
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

2) Melakukan perbuatan dan berperilaku aparat penegak hukum, sama halnya


yang dapat merugikan dinas Polri. dengan pejabat pemerintah, hakim dan
Apabila tingkat pelanggaran terhadap jaksa. Dalam melaksanakan tugas serta
Kode Etik Profesi Polri termasuk dalam fungsi, sebagai aparat penegak hukum
kualifikasi pelanggaran berat dan polisi harus tunduk kepada peraturan
dilakukan berulangkali, maka kepada perundang-undangan yang berlaku, seperti
terperiksa dapat dijatuhi sanksi Undang-Undang Kepolisian Negara, Kitab
dinyatakan tidak layak untuk Undang-Undang Hukum Pidana, Kitab
mengemban profesi/fungsi kepolisian. Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Kode
Menurut Pasal 12 (4) Kode Etik Profesi Etik Profesi Kepolisian dan Peraturan
Polri, sanksi tersebut merupakan Disiplin Anggota Kepolisian Republik
sanksi administrasi berupa Indonesia, serta peraturan lainnya.
rekomendasi untuk: (a) dipindahkan Sebagaimana ketentuan Pasal 7 Kode
tugas ke jabatan yang berbeda; (b) Etik Profesi Kepolisian adalah sebagai
dipindah tugas ke wilayah berbedah; berikut :
(c) pemberhentian dengan hormat; Anggota Kepolisian Negara Republik
atau (d) pemberhentian tidak dengan Indonesia senantiasa menghindarkan diri
hormat. Sanksi administrasi (a) dan (b) dari perbuatan tercela yang dapat merusak
adalah mutasi kepada anggota yang kehormatan profesi dan organisasinya,
terbukti melanggar Kode Etik Profesi dengan tidak melakukan tindakan-tindakan
Polri, baik mutasi jabatan, yaitu berupa :
dipindah ke jabatan berbeda (bisa 1. Bertutur kata kasar dan bernada marah;
penurunan jabatan), atau mutasi 2. Menyalahi dan atau menyimpang dari
wilayah/tempat, yaitu dipindah ke prosedur tugas;
tempat/daerah lain (bisa ke daerah 3. Bersikap mencari-cari kesalahan
terpencil). Sedangkan sanksi masyarakat;
administrasi (c) dan (d) adalah 4. Mempersulit masyarakat yang
tindakan pemberhentian terhadap membutuhkan bantuan atau
anggota Polri yang terbukti melanggar pertolongan;
Kode Etik Profesi Polri, baik berupa 5. Menyebarkan berita yang dapat
pemberhentian dengan hormat atau meresahkan masyarakat;
pemberhentian tidak dengan hormat.18 6. Melakukan perbuatan yang dirasakan
Ditindak secara hukum. Dan terhadap merendahkan martabat perempuan;
pelanggaran tersebut berikut dijelaskan 7. Merendahkan harkat dan martabat
mengenai prosedur atau tata cara Pasal 2 manusia.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Ketentuan tersebut merupakan sebagian
Kepolisian Negara menyebutkan, bahwa dari pedoman bagi kepolisian untuk
kepolisian berfungsi sebagai salah satu melaksanakan tugas dan tanggung
fungsi pemerintahan negara dibidang jawabnya. Pelanggaran terhadap ketentuan
pemeliharaan keamanan dan ketertiban tersebut dapat menimbulkan hak bagi
masyarakat, penegakan hukum, masyarakat yang dirugikan untuk membuat
perlindungan, pengayoman dan pelayan laporan atau pengaduan agar aparat
masyarakat. Dan secara yuridis dapat kepolisian yang melakukan penyimpangan
disimpulkan bahwa polisi juga merupakan atau pelanggaran dapat pengaduan dan
proses pemeriksaan terhadap pelanggaran
18
H. PudiRahardi, M.H, Hukum Kepolisian yang dilakukan oleh aparat kepolisian, yakni
(Profesionalisme dan Reformasi Polri) LAKSBANG sebagai berikut :
MEDIATAMA, Juni 2007, hal 168

151
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

x Pelapor berdasarkan Surat Keputusan sebagai perbuatan tercela;


Kapolri Nomor 33 Tahun 2003, dapat Diperintahkan untuk menyatakan
berasal dari masyarakat (korban atau penyesalan dan minta maaf secara
kuasanya), Anggota Polri, Instansi terbatas dan terbuka; Mengikuti
terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat pembinaan ulang profesi; Tidak
(LSM), atau Media Massa. layak lagi untuk menjalankan profesi
x Laporan disampaikan kepada Pelayanan kepolisian. Dan jika terbukti yang
Pengaduan (Yanduan) baik yang ada di terjadi adalah pelanggaran disiplin
Mabes Polri, maupun yang berada pada maka sanksinya berupa:
tingkat daerah atau wilayah. x Teguran tertulis;
x Pemeriksaan awal dilaksanakan oleh x Penundaan mengikuti pendidikan paling
pengemban fungsi Provoost pada setiap lama 1 (satu) tahun;
jenjang organisasi Polri, seperti Divisi x Penundaan kenaikan gaji berkala;
Profesi dan Pengamanan (Divpropam) x Penundaan kenaikan pangkat paling
pada tingkat Mabes Polri. lama 1 (satu) tahun;
x Hasil pemeriksaan akan ditelaah, x Mutasi yang bersifat demosi;
dengan hasil sebagai berikut : x Pembebasan dari jabatan; dan
1. Jika terdapat unsur tindak pidana x Penempatan dalam tempat khusus
maka berkas perkara akan selama 21 (dua puluh satu) hari.
diberikan kepada Badan Reserse Dari penjelasan singkat tersebut dan
dan Kriminal (Bareskrim) yang berdasar kepada peraturan yang berlaku,
kemudian akan dilanjutkan dengan maka segala pelanggaran yang dilakukan
pemeriksaan di pengadilan umum; oleh aparat kepolisian, sewajarnya
2. Jika terdapat unsur pelanggaran dikenakan sanksi, sebagaimana yang
kode etik maka berkas perkara akan tercantum dalam Keputusan Kapolri Nomor
dilimpahkan kepada atasan yang Polisi Kep/32/VII/2003, tanggal 1 Juli 200319
berhak menghukum (Ankum) yang Peraturan disiplin bagi Anggota Polri
selanjutnya akan dibuat komisi kode diatur dalam peraturan pemerintah Nomor
etik Polri; 3 Tahun 2003, yang diterbitkan pada
3. Jika terdapat unsur pelanggaran tanggal 1 Januari 2003 ( Lembaran Negara
disiplin maka berkas perkara akan Tahun 2003 No. 2). Pembentukan
dilimpahkan kepada atasan yang peraturan disiplin bagi anggota Polri untuk
berhak menghukum (Ankum) yang memenuhi amanat Pasal 27 UU No.2 Tahun
selanjutnya akan diperiksa dalam 2002, dengan maksud untuk membina
sidang disiplin. persatuan dan kesatuan serta
x Terhadap masing-masing pelanggaran meningkatkan semangat kerja dan moral
memiliki sanksi yang berbeda, bagi anggota Polri. Sebagai sebuah
diantaranya adalah sebagai berikut : Organisasi, Polri mutlak mempunyai aturan
1. Jika terbukti yang terjadi adalah intern dalam rangka meningkatkan kinerja,
pelanggaran yang memiliki unsur profesionalisme, budaya organisasi maupun
pidana, maka sanksi yang diberikan kebersamaan, kehormatan dan kredibilitas
didasarkan pada ketentuan pasal- organisasi. Peraturan disiplin juga
pasal didalam Kitab Undang-Undang dimaksudkan untuk menjamin
Hukum Pidana; terpeliharanya tata tertib dan pelaksanaan
2. Jika terbukti yang terjadi adalah
pelanggaran kode etik maka sanksi 19
yang diberikan berupa, Dinyatakan www.tanyahukum.com. Selasa,21/08 pukul 08,59
Wita

152
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

tugas sesuai tujuan, peranan, fungsi, untuk menyalahgunakan loyalitas tersebut


wewenang dan tanggung jawab Polri. (abuse of power). Pelaksanaan disiplin bagi
Sebagai sebuah organisasi yang kuat Polri anggota Polri berbeda dengan loyalitas,
harus mempunyai aturan tata tertib karena pelaksanaan peraturan disiplin
perilaku bekerja, bertindak dan bergaul di didasarkan pada kesadaran dari pada rasa
antara anggotanya, serta dalam bergaul takut, dan didasarkan pada komitmen dari
dengan masyarakat dilingkungan pada loyalitas.
sekitarnya. Dalam peraturan disiplin juga dimuat
Pengaturan mengenai Peraturan Disiplin tentang sanksi yang dijatukan kepada
Polri dengan peraturan Pemerintah anggota polri jika melanggar larangan atau
tersebut isinya telah disesuaikan dengan peraturan. Peraturan disiplin tersebut
tuntutan tugas dan wewenang serta untuk memembina anggota polri dalam
tanggung jawab anggota Kepolisian Negara suasana kerja yang penuh dengan konflik,
Republik Indonesia yang bersifat Sipil. keteragan dan ketidakpastian, serta
Selain itu rumusan peraturan disiplin Polri membina karkter dan kultur baru polri
disesuaikan dengan konteks perkembangan sesuai tuntutan reformasi sebagai polisi
hukum dan ketatanegaraan serta aspirasi sipil. Dalam peraturan disiplin polri diataur
masyarakat sesuai tuntutan zaman. tata cara pemeriksaan, tata cara penjatuan
Anggota Polisi akan menjadi polisi sipil dan hukuman disiplin serta tata cara pengajuan
melayani semua orang masyarakat dari keberatan apabilah anggota polri yang
berbagai strata social dan kepangkatan di dijatuhi hukuman disiplin itu merasa
masyarakat. Setiap Anggota Polisi harus keberatan atas hukuman yang dijatuhi
ingat bahwa tidak ada kualifikasi yang kepadanya. Tujuan penjatuan hukuman
sangat diperlukan bagi seorang petugas disiplin adalah untuk memperbaiki dan
polisi selain pengendalian amarah atau mendidik anggota polri yang melakukan
emosional secara sempurna, tidak pelanggaran disiplin agar berubah menjadi
memasukan ke dalam hati segala bentuk baik.20
cacian, termasuk dalam kadar yang paling Pasal 3 PP NO. 2 tahun 2003 mengatur
kecil sekalipun atas ucapan atau ancaman tentang kewajiban, larangan dan sanksi
yang mungkin dilancarkan kepadanya. bagi anggota polri. Secara lebih lengkap
Disiplin adalah kehormatan yang sangat Pasal 3 PP No. 2 Tahun 2003 menyatakan:
erat kaitannya dengan kredibilitas dan Dalam rangka kehidupan bernegara dan
komitmen. Disiplin anggota Polri adalah bermasyarakat anggota kepolisian Negara
kehormatan yang menunjukan kredibilitas Repoblik Indonesia wajib:
dan komitmen sebagai anggota Polri. a. Setia dan taat sepenuhnya kepada
Pembuatan peraturan disiplin bagi anggota pancasila, Undang-Undang dasar Negara
Polri bertujuan untuk meningkatkan dan Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
memelihara kredibilitas dan komitmen dan pemerintah.
yang teguh.kredibilitas dan komitmen b. Mengutamakan kepentingan negara
anggota Polri adalah sebagai pejabat diatas kepentingan pribadi atau
negara yang diberi tugas dan kewenangan golongan serta menghindari segala
selaku pelindung, pengayom dan pelayan sesuatu yang merugikan kepentingan
masyarakat, serta sebagai penegak hukum negara.
dan memelihara keamanan. Komitmen
berbeda dengan loyalitas, karena loyalitas
cendrung mengarah pada sifat mutlak dan
berunjung pada kecendrungan pemimpin 20
Ibid.H.Pudi Rahardi, M.H., hal. 125.

153
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

c. Menjunjung tinggi kehormatan dan d. Melaksanakan tugas sebaik-baiknya


martabat Negara, pemerintah, dan dengan kesadaran dan rasa tanggung
kepolisian Negara Republik Indonesia; jawab;
d. Menyimpang rahasia negara dan atau e. Memelihara dan meningkatkan
rahasia jabatan dengan sebaik- baiknya; keutuan, kekompakan, persatuan dan
e. Hormat tmenghormati antar pemeluk kesatuan kepolisian NKRI;
agama; f. Menaati segala peraturan perundang-
f. Menjunjung tinggi hak asasi manusia; undangan dan peraturan dan peraturan
g. Menaati peraturan perundang- kedinasan yang berlaku;
undangan yang berlaku secara umum; g. Bertindak dan bersikap tegas serta
h. Melaporkan kepada atasan apabila berlaku adil dan bijaksana terhadap
mengetahui ada hal yang dapat bahwaannya;
membahayakan dan atau merugikan h. Membimbing bawahannaya dalam
negara atau pemerintah; melaksanakan tugas;
i. Bersikap dan bertingkah laku sopan i. Memberikan contoh teladan yang baik
santun terhadap masyarakat; terhadap bawahannya;
j. Berpakaian rapi dan pantas. j. Mendorong semangat bawahannya
Hukum kepidanaan adalah sistem aturan untuk meningkatkan prestasi kerja;
yang mengatur semua perbuatan yang k. Memberikan kesempatan kepada
tidak boleh dilakukan (yang dilarang untuk bawahannya untuk mengembangkan
dilakukan) oleh setiap warga negara karier;
Indonesia disertai sanksi yang tegas bagi l. Menaati perintah kedinasan yang sah
setiap pelanggar aturan pidana tersebut dari atasan yang berwenang;
serta tata cara yang harus dilalui bagi para m. Menaati ketentuan jam kerja;
pihak yang berkompeten dalam n. Menggunakan dan memelihara barang
21
penegakannya. milik dinas dengan sebaik-baiknya;
Pasal 4 PP No. 2 Tahun 2003 mengatur o. Menciptakan dan memelihara suasana
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh kerja baik.
anggota polri dalam pelaksanaan Rumusan pada Pasal 4 peraturan
tugas.Adapun kewajiban tersebut adalah Pemerintah tersebut memuat tentang
sebagai berikut: dasar hukum bagi penyelenggara fungsi
a. Memberikan perlindungan, Kepolisian Preventif sebagaimana juga
pengayoman, dan pelayanan dengan diatur dalam Pasal 14 ayat (1) huruf I
sebaik-baiknya kepada masyarakat; Undang-undang No.2 tahun 2002.
b. Mempehatiakan dan menyelesaikan Pelaksanaan fungsi teknis tersebut
dengan sebaik-baiknya laporan dan ditekankan dengan menjunjung tinggi Hak
atau pengaduan masyarakat; Asasi Manusia. Memelihara Ketertiban dan
c. Menaati sumpah atau janji anggota menjamin keamanan umum merupakan
kepolisiaan negara Republik Indonesia yang tugas yang termasuk dalam kewajiban
serta sumpa atau janji jabatan umum kepolisian, sehingga upaya-upaya
berdasarkan peraturan Perundang- represif maupun prefentif dapat dilakukan.
undangan yang berlaku; Demikian pula penyelesaian dalam hal
menjaga memelihara keutuhan kelompok,
persatuan dan kesatuan di lingkungan
21
IIhami Bisri, S.H., M.Pd, Sistem Hukum Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia. Oleh
Prinsip-prinsip dan Implementasi Hukum di karna itu masyarakat sangat menginginkan
Indonesia. PT RajaGrafindo Persada Jakarta.2008, suasana kehidupan yang aman dan
hal 40

154
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

tentram. Namun keinginan tersebut tidak Pada Pasal 5 peraturan pemerintah


selamanya tercapai yaitu apabila terjadi tersebut merupakan suatu tantangan karna
kejahatan yang diperagakan oleh pelaku di kaitkan dengan pelaksanaan tugas Polri
kejahatan (penjahat), dan masyarakat untuk memelihara kehidupan bernegara
sudah terbiasa dengan terjadinya suatu dan bermasyarakat. Perumusan mengenai
kejahatan didalam kehidupan masyarakat.22 larangan bagi anggota polri yang dikaitkan
Dalam Pasal 5 PP No. 2 Tahun 2003 dengan dengan pelaksanaan tugas sebagai
diatur mengenai larangan bagi anggota pemelihara kehidupan bernegara dan
polri terutama dalam rangka memelihara bermasyarakat, jelas jelas menggambarkan
kehidupan bernegara dan bermasyarakat. pada sebgala sesuatu tindakan anggota
Adapun larangan tersebut adalah: Kepolisian yang harus betul-betul dapat
a. Melakukan hal-hal yang dapat menjaga kehormatan dan martabat Negara
menurunkan kehormatan dan martabat atau polri, sehingga terhadap segala
Negara, Pemerintah, atau Kepolisian sesuatau yang menyimpang adalah
Negara Repoblik Indonesia; merupakan suatu perbuatan yang dilarang
b. Melakukan kegiatan politik Praktis; dalam perturan perundang-undangan yang
c. Mengikuti aliran yang dapat secara khusus diperuntukan bagi anggota
menimbulkan perpecaan atau Polri. Ketentuan tersebut dimaksud pula
mengancam persatuan dan kesatuan bahwa segala bentuk pelanggaran atau
bangsa; kesalahan yang diperbuat oleh anggota
d. Bekerja sama dengan orang lain di polri dalam pelaksanaan tugas tidak dapat
dalam atau di luar lingkungan kerja di pungkiri bahwa petugas tersebut secara
dengan tujuan untuk memperoleh indifidual dapat dan dengan sengaja
keuntungan pribadi, golongan, atau melanggar perturan perundang-undangan
pihak lain secara langsung atau tidak karna atas kepentingan pribadi.
langsung merugikan kepentingan Larangan tersebut dibuat karna jika
Negara; dilanggar dapat menurunkan kehormatan
e. Bertindak selaku perantara bagi dan martabat negara, Pemerintah dan Polri.
pengusaha dan golongan untuk Anggota polri dilarang melakukan kegiatan
mendapatkan pekerjaan atau pesanan politik Praktis karna dikawatirkan dapat
dari kantor/instansi Kepolisian Negara menimbulkan disintegrasi dilingkungan
Republik Indonesia demi kepentingan polri. Keikutsertaan anggota polri dalam
pribadi; aliran tertentu juga dilararang karana juga
f. Memiliki Saham/ model dalam dinilai dapat mengancam persatuan dan
perusahan yang kegiatan usahanya kesatuan bangsa. Perbuatan lain yang
berada dalam ruang lingkup dilarang adalah bertindak selaku perantara
kekuasaannya; atau makelar bagi penguasa atau golongan
g. Bertindak sebagai pelindung di tempat untuk mendapat pekerjaan (proyek) atau
perjudian, prostitusi, dan tempat pesanan demi kepentingan pribadi.
hiburan; Anggota polri juga dilarang memiliki
h. Menjadi penagi pihutang atau menjadi saham/ modal yang kegiatan usahanya
pelindung orang yang punya utang; dalam ruang lingkup kekuasaannya, karna
i. Menjadi perantara/ makelar perkara; hal ini akan menimbulkan praktik KKN,
j. Menelantarkan keluarga termasukdilarang untuk menjadi makelar
perkara23.

22 23
Ibid,hal 131 Obcid, hal 133

155
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

Dalam Pasal 1 angka 7 peraturan kepolri dan penurunan nilai guna atas tindakan
v}u}Œ ó d Zµv îììò ]• µšl v ZÁ W ^ yang di ambil dalam pelaksana tugas.
Etika kenegaraan adalah sikap moral e. Menunjukan penghargaan dan kerja
anggota polri yang menjunjung tinggi sama dengan sesame pejabat negara
landasan ideologis dan konstitusional dalam pelaksanaan tugas.
negara Republik Indonesia yaitu pancasila f. Menjaga keutuhan wilayah Hukum NKRI
dan Undang Undang dasar Negara Republik yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
/v }v •] d Zµv íõðñX_ š]l l v P Œ v undang dasar NKRI Tahun 1995,
merupakan komitmen moral bagi setiap memelihara persatuan dan kebhinekaan
anggota dan instunsi polri untuk bangsa dan menjunjung tinggi
menjunjung tinggi dan melindunggi ideologi kedaulatan rakyat.
dan konstitusi negara demi terpeliharanya Pasal 4 (a) di atas mewajibkan setiap
NKRI. Nilai moral yang terkandung dalam anggota polri untuk menjunjung tinggi
etika kenegaraan adalah setiap anggota dan Pancasilah dan UUD 1945. Kewajiban
institusi polri harus sekuat tenaga tersebut pada konteks sekarang ini sangat
mempertahankan NKRI dari berbagai upaya penting ditonjolkan karna terdapat adanya
untuk menghancurkan Negara, terutama kelompok yang berupaya mengganti
terhadap ancaman yang berasal dari dalam ideologi pancasila dengan ideology lainnya.
Negeri yang menjadi porsi kewenangan Demikian pula kewajiban untuk menjunjung
polri untuk menangani. tinggi konstitusi perlu di kedepankan oleh
Dalam etika kenegaraan ini terkandung setip anggota polri dalam melaksanakan
kewajiban moral yang menuntut untuk tugas keseharian. Kewajiban moral tersebut
dipenuhi oleh setiap anggota polri perlu dilakukan mengigat konstitusi
terutama ketika menjalankan profesi merupakan asar hukum tertinggi dalam
kepolisian,yakni harus mengutamakan penyelenggara pemerintahan, termasuk
kepentingan Negara dan Bangsa dari pada penyelenggaraan pemerintah dibidang
kepentingan pribadi, golongan dan institusi Kepolieian. Maka berpegang tegu pada
dengan tujuan menjaga keutuhan NKRI. konstitusi adalah semua perbuatan dan
Berkaitan dengan etika kenegaraanini tindakan kepolisian yang diambil dalam
dalam pasal 4 peraturan kapolri No. 7 upaya mencega dan menanggulangi situasi
Tahun 2006 disebutkan: yang membahayakan keselamatan bangsa
Dalam Etika Kenegaraan Setiap anggota dan negara tetap berdasarkan pada UUD
Polri wajib: 1945 sebagai sumber hukum formal
a. Menjunjung tinggi pancasilah dan tertinggi di Indonesia. Apabialh ada
Undang-undang Dasar Negara Republik tindakan kepolisian yang bertentangan atau
Indonesia tahun 1945 sebagai landasan melanggar UUD 1945 maka hal itu
ideologi dan konstitusi Negara Kesatuan merupakan perbuatan inkonstitusional,
Republik Indonesia. yang harus dipertanggungjawabkan oleh
b. Menjunjung tinggi kepentingan bangsa pejabat dan pelaku perbuatan tersebut.
dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. 2. Proses Penyelesaian Pelanggaran Kode
c. Menjaga, memelihara dan meningkatkan Etik Profesi Kepolisian Republik
rasa aman dan tentram bagi bangsa dan Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Pasal 16 Peraturan Kapolri No.
d. Menjaga keselamatan fasilitas umum 7 Tahun 2006, apabila terjadi pelanggaran
dan hak milik perorangan serta kumulatif antara pelanggaran disiplin dan
menjaukan sekuat tenaga dari kerusakan pelanggaran Kode Etik Profesi Polri, maka

156
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

penyelesaiannya dilakukan melalui Sidang polri adalah serangkaian norma untuk


Disiplin atau Sidang Komisi Kode Etik Polri membina, menegakan disiplin dan
berdasarkan pertimbangan atasan Ankum memelihara tata tertip kehidupan anggota
dari terperiksa dan pendapat serta saran ‰}oŒ]_X ] •]v] ]l š l v ZÁ ‰ Œ šµŒ v
hukum dari Pengemban Fungsi Pembinaan anggota Disiplin Polri adalah norma yang
Hukum. Penanganan pelanggaran Kode Etik memmuat tentang bagaimana seharusnya
Profesi Polri dilakukan jika ada laporan atau anggota polri berbuat dan bertindak, baik
pengaduan yang diajukan oleh masyarakat, dalam menjalankan tugas-tugas kepolisian
anggota Polri atau sumber lain yang dapat maupun dalam kehidupan dilingkungan
dipertanggungjawabkan. Pengajuan masyarakat, artinya ketentuan yang
laporan atau pengaduan disampaikan digunakan pedoman perilaku setiap
kepada pengemban fungsi Propam di setiap anggota polri.
jenjang organisasi Polri. Berdasarkan Ruang lingkup berlakunya peraturan
laporan atau pengaduan tersebut Propam disiplin anggota polri ini tidak terbatas pada
kemudian melakukan pemeriksaan anggota polri saja, namun demikian
pendahuluan. Apabila dari hasil diperluas meliputi mereka yang
pemeriksaan pendahuluan diperoleh berdasarkan peraturan perundang-
dugaan kuat telah terjadi pelanggaran Kode undangan tunduk yang berlaku bagi
Etik Profesi Polri, maka Propam anggota polri, bahkan dikecualikan tidak
mengirimkan berkas perkara kepada berlaku bagi anggota polri yang sedang
Pejabat yang berwenang dan mengusulkan menjalani pidana penjara. Perlu dipahami,
untuk dibentuk Komisi Kode Etik Polri untuk bahwa didalam organisasi kepolisian terdiri
selanjutnya dilakukan sidang guna dari personil anggota polri dan pegawai
memeriksa Anggota Polri yang diduga negeri sipil yang bertugas di lingkuran
melanggar Kode Etik Profesi Profesi Polri organisasi polri. Perluasan lingkungan
untuk dijatuhkan putusan yang bersifat berlakunya bagianagota PNS yang bekerja
final. 24 di lingkungan Polri, karna eksistensinya
Peraturan Disiplin dapat dimaknai dapat mempengaruhi kinerja Organisasi
sebagai kaidah atau norma yang mengatur polri. 25
dan menjadi pedoman bagi setiap anggota Peraturan disiplin polri mengandung
polri dalam menjalankan tugas dan suatu cita-cita dan keinginan yang tinggi
wewenang sebagai kepolisian Negara. Cita- dan luhur,yakni bagaimana menjaga dan
cita dasar ditetapkannya peraturan disiplin mempertahankan pencitraan profesi Polri
anggota polri, agar setiap anggota polri yang mengandung nilai mulai
menjadi personil yang memiliki kredibilitas (oficiumnobile).Bagaimana setiap angota
dan komitmen sebgai anggota kepolisian Polri menjaga harkat dan bartabatnya
Negara Republik Indonesia dalam sebagai insane yang terpilih untuk
menjalankan tugas dan wewenang serta menerimabkepercayaan masyarakat dalam
kewajibannya, sehingga akan terwujud menjaga keamanan dan ketertiban dalam
personil polri memiliki karakter yang tertib, interaksi sosialnya,menerima kepercayaan
dedikasi moral yang tinggi. Sebagaimanan menegakan hukum apabila terjadi konflik
dirumuskan dalam Pasal 1 angka 3 hukum dalam masyarakat,sehinga pada
peraturan pemerintah No. 2 Tahun 2003 tataran akhir Polri mampu memberikan
tentang peraturan peraturan disiplin
anggota polri, bahwa peraturan disiplin
25
Dr. Sadjijono, SH. M.Hum. Memahami Hukum
Kepolisian, LAKSBANG Presindo Yokyakarta. 2010.
24
Obcid. H. PudiRahardi, M.H, Hal 172 Hal. 202.

157
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

perlindungan dan pengayoman kepada perbuatan yang bertentangan dengan


masyarakat yang member kepercayaan. hukum maupun moral, sehingga menjadi
Kaidah-kaidah yang termuat dalam kedisiplinan berarti juga menjaga kejujuran.
peraturan disiplin Polri cukup luas Di dalam peraturan disiplin anggota polri
jangkauannya,menckup perilaku angota sebagaimana diatur dalam peraturan
Polri baik yang terkait dengan kedinasan pemerintah No. 2 Tahun 2003, memuat
maupun dalam kehidupannya di substansi pokok yang menegaskan yang
masyaraka,sehingga kaidah atau norma di menegaskan suatu kewajiban ( keharusan)
maksud menjadi pedoman yang juga dapat disebut sebagai perintah (
berperilaku,sehingga dapat di gebod), yakni sesuatu yang harus dijalankan
katakana:jikaangota Polri mematuhi dan oleh setiap anggota polri, dan membuat
menaati kaidah atau norma yang ada dalam larangan-larangan ( verbod ), yakni sesuatu
peraturan disiplin serta tidak melakukan yang tidak boleh dilakukan.Apabila angota
perbuatan yang bertantangan dengan polri tidak menjalankan suatu kewajiban
norma tersebut,makaangota Polri memiliki hukum yang di haruskan dan melakukan
lŒ]š Œ] ^ ]•]‰o]v_ š š ‰] ‰ ]o • o]lvÇ suatu perbuatan yang di larang, maka
u l u u]o]l] Œ]š Œ] ^ lµŒ vP ]•]‰o]v_ masuk kategori melakukan pelangaran
š µ ^ š] l ]•]‰o]v ^X ]•]‰o]v ‰}oŒ] sebagai disiplin.Bagi angota polri yang melakukan
salah satu unsure masyarakat memberikan pelangaran disiplin di maksud,dancam
tugas dan kewenangan pada polri untuk dengan sanksi hukuman,yakni hukuman
menjaga menjaga keamanan dan ketertiban disiplin.
masyarakat dan menegakan hukum. Tanpa Setiap anggota Polri adanya peraturan
atas dasar disiplin, maka hanya disiplin,sehingga dalam melakukan
kemungkinan kecil masyarakat memberikan tindakan apapun tidak dapat semaunya dan
kepercayaan kepada polri, karena rasa seenaknya sendiri,namun ada norma-
disiplin telah mengandung suatu muatan norma yang membatasi gerak dan
moral yang melekat pada setiap individu langkanya,bsik norma hukum umum,hukum
anggota polri. Dengan demikian dapat disiplin maupun kode etik.
dikatakan, bahwa sebagai anggota polri Beberapa larangan yang harus tidak
yang sudah tidak memiliki rasa disiplin, dilakukan oleh setiap anggota Polri
maka anggota itu renda moralnya atau menurut Peraturan Disiplin Anggota Polri
kurang bermoral. Disiplin dalam berperilaku dirumuskan, sebagai berikut:
merupakan cermin moral setiap anggota a. Membocorkan rahasia operasi
polri yang terbangun dari setiap individu kepolisian.
dan kemudian menkristal kedalam suatu b. Meninggalkan wilayah tugas tanpa ijin
]v•š]šµ•] š µ o u P ‰}oŒ]X ^ ]•]‰o]v_ pimpinan.
menjadi dasar utama anggota polri dalam c. Menghindarkantanggungjawab dinas.
menjalankan tugas dan wewenangnya, oleh d. Menggunakan fasilitas Negara untuk
karena itu masyarakat yang memberikan kepentingan pribadi.
kepercayaan kepada institusi polri untuk e. Menguasai barang milik dinas yang
menjalankan tugas dan wewenang tetapi bukan diperuntukkan baginya.
mempercayainya, maka hanya ada satu f. Mengontrakan/ menyewakan rumah
l š U Ç lv] Œ‰ P vP š Pµ ‰ ^ ]•]‰o]v ^U dinas.
dalam arti disiplin dalam segala perilaku g. Menguasai rumah dinas lebih 1 (satu)
atau perbuatan. Disiplin juga telah unit.
mengandung unsure dan nilai kejujuran, h. Mengalihkan rumah dinas kepada yang
karena disiplin menghendaki tidak adanya tidak berhak;

158
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

i. Menggunakan barang bukti untuk namun sangat terkait hubungan internal,


kepentingan pribadi; artinya melarang Anggota Polri terkait
j. Berpihak dalam perkara pidana yang dengan institusi, meskipun ada beberapa
sedang ditangani; norma yang melarang perbuatan dengan
k. Memanipulasi perkara; masyarakat, seperti Melakukan tindakan
l. Membuat opini negatif tentang rekan yang dapat mengakibatkan, menghalangi,
sekerja, pimpinan, dan/atau kesatuan; atau mempersulit salah satu pihak yang
m. Mengurusi, mensponsori, dan/ atau dilayaninya sehingga mengakibatkan
mempengaruhi petugas dengan kerugian bagi pihak yang dilayani; dan
pangkat dan jabatannya dalam melakukan pungutan tidak sah dalam
penerimaan calon anggota Kepolisian bentuk apapun untuk kepentingan pribadi,
Negara republik indonesia; golongan, atau pihak lain. Namun demikian
n. Mempengaruhi proses penyidikan norma atau kaidah dimaksud sudah cukup
untuk kepentingan pribadi sehingga memberikan rambu-rambu tindakan setiap
mengubah arah kebenaran materi anggota Polri, walaupun di sisi lain masi
perkara. perlu penekanan terkait dengan sikap
o. Melakukan upaya paksa penyidikan arogansi kewenangan yang kurang
yang bukan kewenangannya; berorientasi pada kewenangan tersebut
p. Melakukan tindakan yang dapat diberikan. Dalam prinsip hukum
mengakibatkan, menghalangi, atau administrasi,kewenangan memang sebagai
mempersulit salah satu pihak yang dasar dalam menjalankan jabatan,artinya
dilayaninya sehingga mengakibatkan jabatan dijalankan bedasarkan pada norma
kerugian bagi pihak yang dilayani; wewenang,tetapi bukan berarti
q. Menyalahgunakan wewenang; kewenangan tersebut di jalankan secara
r. Menghambat kelancaran pelaksanaan sewenang,wenang yang seolah-olah
tugas kedinasan; ditentukan sendiri oleh pejabat yang
s. Bertindak sewenang-wenang terhadap diberikan wewenang, karena dalam
bawahan; u vi o vl v Á Á v vP ^‰ i š_ iµP
t. Menyalahgunakan barang, uang, atau harus berorientasi pada apa tujuan
surat berharga milik dinas; wewenang tersebut diberikan dan untuk
u. Memiliki, menjual, membeli, apa wewenang tersebut diberikan
26
menggadaikan, menyewakan, padanya.
meminjamkan, atau menghilangkan
barang, dokumen, atau surat berharga F. PENUTUP
milik dinas secara tidak sah; 1. Kesimpulan
v. Memasuki tempat yang dapat Berdasarkan uraian tersebut diatas,
mencemarkan kehormatan atau maka dapat penulis simpulkan bahwa:
martabat Kepolisian Negara Republik 1. Ketentuan mengenai Kode Etik Profesi
Indonesia, kecuali karena tugasnya; Polri sebagaimana diatur dalam
w. Melakukan pungutan tidak sah dalam peraturan Kapolri No. 7 tahun 2006 dan
bentuk apapun untuk kepentingan Peraturan Kapolri No.8 Tahun 2006,
pribadi, golongan, atau pihak lain; merupakan kaidah moral dengan
x. Memakai perhiasan secara berlebihan harapan tumbuhnya komitmen yang
pada saat berpakaian dinas Kepolisian tinggi bagi seluruh anggota Polri agar
Negara Republik Indonesia. mentaati dan melaksanakan
Cukup luas cakupan norma larangan
dalam Peraturan Disiplin Anggota Polri, 26
Lobcid Hal. 208.

159
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

(mengamalkan) Kode Etik Profesi Polri masyarakat secara luas. Secara esensial
dalam segala kehidupan, yaitu dalam tidak ada masyarakat manapun yang
pelaksaan tugas, dalam kehidupan menolak adanya lembaga yang
sehari-hari dan dalam pengabdian menjalankan fungsi kepolisian,
kepada masyarakat, bangsa dan negara. sepanjang fungsi itu dijalankan dengan
Kaidah moral tersebut penting untuk di konsisten dan konsekuen. Jika terjadi
pahami dan diaktualisasikan,karrena perlawanan terhadap Polri itu hanyalah
bagaimanapun juga keberhasilan emosional belaka, karena ketidak
pelaksanaan sebuah ketentuan, norma, pusaan terhadap Polri dalam
kaida termasuk kode etik, tergantung menjalankan tugas dan wewenangnya,
pada _• u vP š_ dari pelaksananyan, yang bisa terjadi melanggar etika dan
artinya setiap anggota Polri harus disiplin. Oleh karena itu Peraturan
mempunyai tekad dan komitmen yang Disiplin menghendaki kepatuhan dan
tinggi untuk mengamalkan kode ketaatan bagi anggota Polri untuk
etiknya. Apabila kode etik tersebut menghindari adanya penolakan dan
dipatuhi dalam segala bentuk perlawanan masyarakat terhadap Polri
kehidupan, maka harapan untuk dalam menjalankan kewenangannya.
terciptanya insane dan institusi Polri
yang dan professional serta dicintai 2. Saran
rakyatnya akan tercapai. Baik buruknya Untuk memaksimalkan sanksi yang
institusi Polri bergantung pada diterapkan dalam Undang-undang
integritas moral yang tinggi pada setiap kepolisian maka penulis menyarankan agar
anggota Polri. Apalagi polri adalah masyarakat dan Pemerintah secara
institusi yang paling dekat dengan bersama-sama menjadi super visi dalam
masyarakat sehingga jika terjadi tugas dan kerja penegak Hukum. Menurut
tindakan amoral yang dilakukan oleh Undang-undang No 2 tahun 2002 tentang
segelintir oknum anggota Polri maka hal Kode Etika Profesi, Pasal 13 ayat (1)
itu akan dapat merusak citra Polri u vÇ š l vW ^ vPP}š < ‰}o]•] v E P Œ
secara kelembagaan. Republik Indonesia dapat diberhentikan
2. Bahwa pelanggaran yang secara sengaja tidak dengan hormat dari dinas Kepolisian
dilakukan oleh anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia karena
Republik Indonesia dengan maksud melanggar sumpah/ janji anggota
merendahkan derajat manusia harus Kepolisian Negara Republik Indonesia,
mendapat sanksi yang tegas seperti sumpah/ janji jabatan, dan/atau Kode Etik
yang di uraikan dan dirumuskan dalam Profesi Kepolisian Negara Republik
peraturan Disiplin anggota Polri suatu /v }v •] X_ ^ o viµšvÇ o u W • o í
harapan untuk membentuk insan Polri Undang-undang No. 2 Tahun 2002
yang baik, dihormati dan disegani berbunyi: kepolisian adalah segala hal ihwal
dalam kehidupannya. Jika dicermati yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga
secara dalam kandungan filosofi Pasal 3 polisi sesuai dengan peraturan perundang-
dan pasal 4 peraturan Pemerintah No. 2 undangan. Untuk itu Penulis memberikan
Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin saran, yakni:
Anggota Polri, terkandung suatu Gerakan kolektif Pemerintah dan Lapisan
harapan untuk mewujudkan, menjaga masyarakat dalam bentuk pengawasan
dan melestarikan kemuliaan profesi terhadap mafia hukum yang sering
Polri, mengingat Polri sangat dilakukan oleh penegak hukum (polisi). Kita
dibutuhkan dan didambakan jangan lelah mengawasi pergerakan yang

160
Lex Crimen Vol. II/No. 2/Apr-Jun/2013

dilakukan oleh oknum-oknum polisi yang M . Yahya Harahap, SH, Pembahasan


sering merendahkan harkat dan martabat Permasalahan dan Penerapan KUHAP,
manusia terutama dikalangan masyarakat, Penyidikan dan Penuntutan, Edisi kedua,
karena memang kita sekarang Sinar Grafika. 2009
membutuhkan energy besar Prof. Dr Mr. L.J. Van Apeldoorn, Pengantar
menghadapinya. Khususnya masyarakat Ilmu Hukum.PT PRADNYA PARAMITA
sipil sebagai pemilik kedaulatan di negara Jakarta 2008.
kita. Kita harus terus melakukan tindakan Prof. Dr.H. HeriTahir, S.H.,M.H,Proses
korektif untuk terus menciptakan tatanan Hukum yang Adil dalam Sistim Peradilan
hukum yang bermartabat dan untuk Pidana di Indonesia.
kepentingan publik yang lebih adil sesuai LaksBangPRESSindoYokyakarta 2010.
dengan peraturan perundang-undangan Prof. Dr. Harie Tuesang. SH.MH. Upaya
yang berlaku. penegakan Hukum dalam Era Reformasi,
RESTU AGUNG, Jakarta. 2009.
DAFTAR PUSTAKA Suhrawardi K. Lubis. Etika Profesi Hukum.
Sinar Grafika Jakarta 2006
C . S. T. Kansil, SH, Christine S. T. Kansil SH, Undang- Undang No. 2 Tahun 2002
MH, Pokok-Pokok etika Profesi Hukum, Tentang Kepolisian Republik
PT. Pradya Paramita, Jakarta. 2006 Indonesia.
Drs. P. A. F. Lamintang, S.H. Theo
Lamintang, S.H. PEMBAHASAN KUHAP
Menurut Ilmu Pengetahuan Hukum
Pidana & Yurisprudensi. SINAR GRAFIKA
Jakarta 2010.
Drs.H.PudiRahardi. M.H. Hukum Kepolisian,
Profesiolisme dan Reformasi Polri.
LAKSBANG Mediatama, Surabaya. 2007
Dr.Sadjijono, SH, M, Hum. Memahami
Hukum Kepolisian. LAKSBANG Presindo
Yokyakarta. 2010
E. A Pamungkas, Peradilan Sesat,
Membongkar Kesesatan Hukum
Indonesia, Navila Idea, Yokyakarta. 2010.
IIhami Bisri, S.H., M.Pd, Sistem Hukum
Indonesia, Prinsip-prinsip dan
Implementasi Hukum di Indonesia. PT
RajaGrafindo Persada Jakarta.2008,
Jonaedi Efendi, S.H.I., M.H, MafiaHukum,
Mengungkap Praktek Tersembunyi Jual
Beli Hukum dan Alternatif
Pemberantasannya dalam Perspektif
Hukum Progresif, PT. PRESTASI
PUSTAKARYA Jakarta. 2010.
M. Khoidin dan Sadjijono, Mengenal Figur
Polisi Kita, LaksBang PRESSindo,
Yokyakarta. 2007.

161

Anda mungkin juga menyukai