Anda di halaman 1dari 6

Tugas Kelompok Dosen Pengampu

Etika Profesi Hukum Ambo Ako, M.H.

Kode Etik Polisi

Disusun Oleh :

Anggun Pratiwi Manik ( )

Diah Mentari (12020221074)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

1444/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT.yang telah memberikan


rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
yang merupakan salah satu tugas dari Mata kuliah Etika Profesi Hukum Dalam
penyelesaian makalah yang berjudul “Kode Etik Polisi” tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah membantu kami membuat
makalah ini dan kami berterima kasih kepada dosen Ambo Ako,M.H yang telah
memberikan bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu teman teman dalam
memahami tentang apa Kode Etik Panitera dan Pegawai Kemasyarakatan, serta
dapat menambah ilmu teman-teman. Di samping itu kami menyadari makalah ini
tidak terlepas dari segala kekurangan.

Pekanbaru,29 September
2023

Penulis
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kode Etik Kepolisian


B. Kode Etik Kepolisian di atur dalam PERKAP No. 14 tahun 2011, Berdasarkan Peraturan
C. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik
Profesi
D. Polisi disebutkan bahwa pelaksanaan tugas, kewenangan, dan tanggung jawab
anggota
E. Kepolisian Negara Republik Indonesia harus dijalankan secara profesional, proporsional,
dan
F. prosedural yang didukung oleh nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Tribrata dan
Catur
G. Prasetya dijabarkan dalam kode etik profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia
sebagai
H. norma berperilaku yang patut dan tidak patut.
I. E. Kode Etik Kepolisian
J. Kode Etik Kepolisian di atur dalam PERKAP No. 14 tahun 2011, Berdasarkan Peraturan
K. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik
Profesi
L. Polisi disebutkan bahwa pelaksanaan tugas, kewenangan, dan tanggung jawab
anggota
M. Kepolisian Negara Republik Indonesia harus dijalankan secara profesional, proporsional,
dan
N. prosedural yang didukung oleh nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Tribrata dan
Catur
O. Prasetya dijabarkan dalam kode etik profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia
sebagai
P. norma berperilaku yang patut dan tidak patut.
Kode Etik Kepolisian di atur dalam PERKAP No. 14 tahun 2011, Berdasarkan
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 14 Tahun 2011 tentang
Kode Etik ProfesiPolisi disebutkan bahwa pelaksanaan tugas, kewenangan, dan tanggung
jawab anggotaKepolisian Negara Republik Indonesia harus dijalankan secara profesional,
proporsional, danprosedural yang didukung oleh nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
Tribrata dan CaturPrasetya dijabarkan dalam kode etik profesi Kepolisian Negara
Republik Indonesia sebagainorma berperilaku yang patut dan tidak patut. Bahwa
penegakan kode etik profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia
harusdilaksanakan secara obyektif, akuntabel, menjunjung tinggi kepastian
hukum dan rasakeadilan (legal and legitimate), serta hak asasi manusia
dengan memperhatikan jasapengabdian anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang diduga melanggar kode etikprofesi Kepolisian Negara Republik Indonesia. Namun
dalam prakteknya seringkali terjadi pelanggaran dan penyelewengan dari kode
etikkepolisian tersebut, yang mana jenis-jenis pelanggarannya bisa berupa :
1. pelanggaran tindak pidana
2. pelanggaran sumpah atau janji anggota/jabatan
3. pelanggaran meninggalkan tugas
4. pelanggaran terhadap kewajiban dan
5. pelanggaran terhadap larangan.
Jika anggota Polri melakukan pelanggaran baik pidana/disiplin/kode etik, masyarakat
dapatmengadukannya ke Bagian/Unit yang melaksanakan fungsi Provost. Seperti di
tingkat Mabes Polri ke Divisi Propam Mabes Polri, di tingkat Polda ke Divisi
Propam dan Provost atau ke UP3D di tingkat Polres. Dimana Provost Polri
merupakan satuan fungsi pembinaan dariPolisi Organisasi Militer / POM atau
istilah Polisi Militer / PM. Propam adalah salah satuwadah organisasi Polri berbentuk
Divisi yang bertanggung-jawab kepada masalah pembinaanprofesi dan pengamanan.
Anggota Polri yang terbukti melanggar aturan pidana atau peraturan disiplin dan
kode etikprofesi masing masing pelanggaran memiliki sanksi yang berbeda, yaitu:
1. Jika yang terbukti berupa pelanggaran yang memiliki unsur pidana, maka sanksi
yangdiberikan didasarkan pada ketentuan pasal-pasal di KUHP. Dan setelah
vonis dijatuhkan,anggota Polri dikenakan pula hukuman disiplin/kode etik.
2. Anggota Polri yang ternyata melakukan pelanggaran Peraturan Disiplin
AnggotaKepolisian Negara Republik Indonesia dijatuhi sanksi berupa
tindakan disiplin dan hukuman disiplin.
a. Tindakan disiplin berupa teguran lisan dan/atau tindakan fisik. Tindakandisiplin
tidak menghapus kewenangan Ankum (Atasan yang Berhak Menghukum)
untukmenjatuhkan Hukuman Disiplin.
b. Hukuman disiplin berupa: teguran tertulis; penundaan mengikuti pendidikan
paling lama 1(satu) tahun; penundaan kenaikan gaji berkala; penundaan kenaikan
pangkat untuk palinglama 1 (satu) tahun; mutasi yang bersifat demosi;
pembebasan dari jabatan; penempatandalam tempat khusus paling lama 21 (dua
puluh satu) hari.
3. Jika terbukti yang terjadi adalah pelanggaran kode etik maka
sanksinya berupa:
a.diperintahkan untuk menyatakan penyesalan dan permintaan maaf secara
terbatas atau terbuka.
b.mengikuti pembinaan ulang profesi.
c. tidak layak lagi untuk menjalankan profesi kepolisian
Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diberhentikan tidak dengan
hormat apabila:
1. Melakukan tindak pidana dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan menurut pertimbangan pejabat
yang berwenang tidakdapat dipertahankan untuk tetap berada dalam dinas Kepolisian
Negara Republik ?Indonesia diketahui kemudian memberikan keterangan palsu
dan/atau tidak benar pada saat mendaftarkan diri sebagai calon anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia; melakukan usaha atau kegiatan yang nyata-
nyata bertujuan mengubah Pancasila, terlibat dalam gerakan.
atau melakukan kegiatan yang menentang negara dan/atau Pemerintah Republik
Indonesia secara tidak sah.
2. Melakukan pelanggaran. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia
dapatdiberhentikan tidak dengan hormat dari dinas Kepolisian Negara Republik
Indonesia karena melanggar sumpah/janji anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia, sumpah/janji jabatan, dan/atau Kode Etik Profesi Kepolisian Negara
Republik Indonesia
3. Meninggalkan tugas atau hal lain. meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam
waktulebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut;
melakukan perbuatan danberperilaku yang dapat merugikan dinas Kepolisian;
melakukan bunuh diri dengan maksudmenghindari penyidikan dan/atau tuntutan
hukum atau meninggal dunia sebagai akibat tindakpidana yang dilakukannya;
atau menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Pemberhentian
dilakukan setelah melalui sidang Komisi Kode Etik Profesi
KepolisianNegara Republik Indonesia, setelah anggota diberikan kesempatan untuk
membela diri.1

B. Etika Melakukan Tugas dan Jabatan


Pasal 13 Undang-Undang No 2 tahun 2002 menentukan, bahwa tugas pokok
Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:
a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
b. Menegakan hukum;
c. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat.
Melaksanakan tugas pokok, Kepolisian Negara Republik Indonesia
mempunyai tugas yang diatur dalam Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang No 2 tahun
2002
Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang No. 2 tahun 2002 menentukan dalam rangka
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dan 14
Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum.

C. Etika Pelayanan Terhadap Pencari Keadilan

D. Etika Hubungan Sesama Polisi Pengawasan

1
S.Marzuki, Etika dan Kode Etik Profesi Hukum : (Yogyakarta: 2017)

Anda mungkin juga menyukai