Anda di halaman 1dari 31

PENDAHULUAN

BAB I

LATAR BELAKANG

Saluran pencernaan makanan menerima makanan dari luar dan mempersiapkan


bahan makanan untuk di serap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(mengunyah, menelan, dan penyerapan) dengan bantuan zat cair yang terdapat mulai
dari mulut sampai ke anus. Setiap sel dalam tubuh memerlukan suplai makanan yang
terus – menerus untuk bertahan hidup. Makanan tersebut memberikan energi,
menambah jaringan baru, mengganti jaringan yang rusak, dan untuk pertumbuhan.
Fungsi utama sistem pencernaan adalah menyediakan zat nutrisi yang sudah di cerna
secara berkesinambungan untuk didistribusikan ke dalam sel melalui sirkulasi dengan
unsur – unsur air, elektrolit, dan zat gizi. Sebelum zat ini diserap oleh tubuh, makanan
harus bergerak sepanjang saluran pencernaan.

Makanan yang kita makan harus diubah terlebih dahulu menjadi benda cair agar
dapat diserap (diabsorpsi). Zat makanan tersebut mengalami perubahan kimiawi dan
fisik sepanjang saluran pencernaan. Zat makanan merupakan sumber energi dari sel
yang membentuk adenosin trifosfat (ATP) untuk melaksanakan berbagai kegiatan
dalam tubuh, untuk mempertahankan suhu tubuh, dan energi untuk bergerak dan
bekerja.

Pembuangan sisa makanan dari metabolisme akan disekresikan melalui saluran


akhir sistem dalam bentuk feses. Selain itu juga melalui paru – paru dan ginjal dalam
bentuk karbondioksida dan urine.

Proses pencernaan pada manusia dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:


• Pencernaan mekanik adalah proses pengubahan makanan dari bentuk kasar menjadi
bentuk kecil dan halus. Proses ini dilakukan dengan menggunakan gigi di dalam mulut.
• Pencernaan kimiawi adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks
menjadi zat – zat yang lebih sederhana dengan enzim, yang terjadi mulai dari mulut,
lambung, dan usus.
Namun dalam proses pencernaan juga dapat mengalami gangguan seperti halnya
gangguan makan. Gangguan makan terjadi dari beberapa perilaku makan berupa
perilaku mengurangi makan hingga pada perilaku mengkonsumsi makanan secara
berlebihan. Pola perilaku ini disebabkan oleh pengaruh distress atau disebabkan oleh
beberapa faktor pengkondisian bentuk tubuh tertentu. Individu yang memiliki
gangguan makan biasanya mereka makan dalam porsi tertentu, dalam jumlah kecil atau
banyak, akan tetapi dorongan-dorongan kuat untuk melakukan perilaku tersebut
merupakan permasalahan yang tidak bisa dikontrol oleh dirinya. Gangguan makan
biasanya dimulai pada awal masa remaja, beberapa laporan menyebutkan bahwa
gangguan tersebut juga muncul di awal masa kanak-kanak yang berlanjut pada usia
dewasa. Gangguan makan yang terjadi pada masa kanak-kanak biasanya mereka
sembunyikan dari orang tua.

Ketika memasuki masa remaja, khususnya masa pubertas, remaja menjadi


sangat konsen atas pertambahan berat badan terutama remaja putri, karena mereka
mengalami pertambahan jumlah jaringan lemak, sehingga mudah untuk menjadi gemuk
apabila mengkonsumsi  makanan yang berkalori tinggi. Pada kenyataannya kebanyakan
wanita ingin terlihat langsing  dan kurus karena beranggapan bahwa menjadi kurus
akan membuat mereka bahagia, sukses, dan popular. Remaja dengan gangguan makan
memiliki masalah dengan body imagenya. Artinya mereka sudah mempunyai suatu
mind set (pemikiran yang sudah terpatri di otak) bahwa tubuh mereka tidak ideal.
Mereka merasa tubuhnya gemuk, banyak lemak disana- sini, dan tidak sedap dipandang.
Menurut pandangan Erikson, seorang remaja berada pada tahap masa krisis
identitas (crisis of identity), hal ini mendorong remaja untuk mencari jati diri (identitas
diri), caranya dengan mewujudkan keinginannya agar menjadi seseorang individu yang
“sempurna” secara intelektual, kepribadian, maupun dalam penampilan fisiknya. Untuk
dapat tampil menawan dan menarik hati bagi lawan jenis, maka salah satu upayanya
adalah berusaha memiliki bentuk tubuh yang ideal, misalnya dengan mengatur pola
makan. Namun, seringkali banyak remaja yang dihantui oleh kekhawatiran maupun
kecemasan bahwa ia akan mengalami kegagalan dari usaha tersebut. Dikarenakan
mereka ingin menghindari agar dirinya tidak sampai mengalami kegemukan. Rasa
khawatir yang berlebihan ini, menyebabkan individu melakukan diet atau pantangan
terhadap pola kebiasaan makan secara ketat. Apabila mereka merasa lapar, dirinya
tidak segera makan, namun dibiarkan agar tetap merasa lapar. Bila ia merasa berhasil
bertahan untuk tidak makan, maka ia akan merasa bangga atau senang bahkan puas.
Demikian hal ini dilakukan secara berulang-ulang. Akan tetapi, karena ketidak tahuan
dirinya tentang pola makan yang baik, sehingga sampai mengganggu pola pengaturan
makannya, akibatnya remaja justru mengalami gangguan makan (eating disorder),
misalnya anorexia dan bulimia nervosa.
Dari beberapa pengertian dan latar belakang di atas, maka kami tertarik pada
kasus remaja yang mengalami gangguan makan tersebut, sehingga mengangkat topik ini
sebagai bahan untuk penyelesaian tugas psikologi abnormal sekaligus sebagai bahan
pengetahuan tambahan bagi kami yang rata-rata masih dalam fase tahap perkembangan
remaja akhir atau lebih tepatnya dewasa awal.
Dalam makalah ini kami akan mengupas tuntas perihal gangguan makan yang
dialami oleh remaja khususnya remaja wanita, membahas dengan teori-teori psikologi
yang terkait, mengangkat beberapa kasus serta memaparkan sebuah solusi untuk terapi
pada penderita gangguan makan dan memberikan beberapa simpulan saran yang dapat
menambah pengetahuan bagi kita semua.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1Definisi

Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan


mempersiapkannya untuk diasimilasikan oleh tubuh. Sistem pencernaan/ sistem
gastroinstentinal adalah sistem organ dalam manusia yang menerima makanan,
mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut.
Proses pencernaan makanan dibedakan menjadi pencernaan makanan secara kimiawi
dan secara mekanik. Sistem pencernaan makanan terdiri dari saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung,
usus, dan anus. Makanan diserap di usus kemudian diedarkan ke seluruh bagian
tubuh. Sisa makanan dikeluarkan melalui anus. Selama dalam proses pencernaan,
makanan dihancurkan menjadi zat – zat sederhana yang dapat diserap dan digunakan
oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja
berbagai enzim yang terkandung dalam berbagai cairan yang terdapat dalam
pencernaan.
Setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus menyaring dan bekerja atas satu jenis
makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis lainnya. Ptialin (amilasi
ludah) misalnya bekerja hanya atas gula dan tepung, sedangkan pepsin hanya protein.
Satu jenis cairan pencerna, misalnya cairan pankreas, dapat mengandung beberapa
enzim dan setiap enzimnya bekerja atas satu jenis makanan.

Fungsi dari sistem pencernaan yaitu:

• ingesti adalah masuknya makanan kedalam mulut

• pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi,


Makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan
• peristaltis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan
makanan tertelan melalui saluran pencernaan

• digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil
sehingga absorpsi dapat berlangsung.

• absorpsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran


pencernaan kedalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh
sel tubuh.

• egesti (defekasi) adalah proses eleminasi zat – zat sisa yang tidak tercerna, juga
bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.

• Menerima makanan

• memecah makanan menjadi zat- zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan).

• menyerap zat – zat gizi kedalam aliran darah.

• membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh.

2.1.2 Struktur Sistem Pencernaan

Struktur sistem pencernaan terbagi atas bagian- bagian berikut:

• Oris (mulut)

• Faring (tekak)

• Esofagus (kerongkongan)

• Ventrikulum/ Gaster/ Maag (lambung)

• Intestinum minor (usus halus);


• Duodenum (usus 12 jari)

• Yeyenum

• Ileum

• Intestinum mayor (usus besar)

• Sekum

• Kolon asendens

• Kolon transversum

• Kolon desendens

• Kolon sigmoid

• Rektum

• Anus

Gambar Sistem Pencernaan:


SALURAN PENCERNAAN

Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai struktur sistem


pencernaan terutama yang berhubungan dengan proses pemeriksaan dengan
endoskopi (endoskopi gastrointestinal) tanpa menjelaskan fisiologisnya secara
keseluruhan.

Mulut (Oris)

Mulut (oris) merupakan rongga permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas
dua bagian:

• Bagian luar yang sempit (vestibula)adalah ruang di antara gusi dan


dengan bibir dan pipi

• Bagian dalam (rongga mulut) adalah rongga pada mulut yang sisi- sisinya
di batasi oleh tulang maksilaris dan semua gigi, di atas ada palatum serta
di sisi kiri kanan mandibularis. Lidah terletak di bawah dan di belakang
dibatasi faring.
Gigi mempunyai fungsi:

• Gigi seri (dens insisivus) untuk memotong makanan

• Gigi taring (dens kaninus) untuk memutuskan makanan yang keras dan
liat.

• Gigi geraham (molare) untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong-


potong.

Lidah terdiri atas otot serta melintang dan dilapisi selaput lendir. Otot lidah
dapat bekerja atau di gerakkan ke segala arah. Struktur lidah terbagi menjadi 3
bagian:

• Pangkal lidah (radiks lingua)

• Punggung lidah (dorsum lingua)

• Ujung lidah (apeks lingua)

Lidah mempunyai fungsi mengaduk makanan, membentuk suara,


merasakan makanan dan sebagai alat pengecap, kemudian menelan.

Kelenjar ludah (saliva) terletakdisekitar rongga mulut. Terbagi tiga kelenjar


ludah, yaitu:

• Kelenjar parotis. Kelenjar ini letaknya di bawah depan dari telinga di


antara prosesus mastoideus kiri dan kanan os mandibular. Duktusnya
bernama duktus stensoni keluar dari glandula parotis menuju ke rongga
mulut melalui pipi (muskulus buksinator).

• Kelenjar submaksilaris. Kelenjar ini terletak pada bawah rongga mulut


bagian belakang, sedang duktusnya bernama duktus wartoni.

• Kelenjar sublingualis. Kelenjar ini terletak di bawah selaput lendir dasar


rongga mulut dan mengalir di dasar rongga mulut.
Faring (Tekak)

Organ ini merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan saluran
makanan yang dinamakan esofagus (kerongkongan). Dalam lengkung faring ini
terdapat tonsil. Tonsil ini merupakan kumpulan kelenjar limfe yang banyak
mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap masuknya kuman ke
dalam tubuh (infeksi).

Di bagian organ ini terletak persimpangan antara saluran pernapasan dan


saluran makanan, letaknya di belakang rongga mulut dan rongga hidung, di
depan ruas tulang belakang.

Gerakan menelan (deglutisio) mencegah masuknya makanan ke jalan napas dan


pada saat yang bersamaan jalan napas di tutup sementara. Kemudian pada
permulaan menelan, otot mulut dan lidah berkontraksi secara bersamaan.

Esofagus (Kerongkongan)

Organ ini merupakan salah satu penyusun sistem pencernaan yang


menghubungkan tekak dengan lambung yang panjangnya kurang lebih 25 cm.
Esofagus terdapat pada belakang trakea dan di depan tulang punggung setelah
melalui kavum toraks menembus diafragma dan masuk ke dalam abdomen
menuju lambung atau (gaster). Di mulai dari faring sampai batas masuk kardiak
di bawah lambung. Lapisan dinding esofagus dari dalam ke luar adalah:

• Lapisan selaput lendir (mukosa)

• Lapisan submukosa

• Lapisan otot melingkar sirkuler

• Lapisan otot memanjang longitudinal

Gaster (Lambung)

Ventrikulum atau maag atau lambung atau gaster merupakan saluran makanan
yang paling dapat mengembang lebih besar terutama pada epigastrium.
Bagian gaster atau ventrikulum ini terdiri atas:

• Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam


lambung.

• Fundus ventrikuli adalah bagian yang menonjol ke atas terletak di sebelah


kiri osteum kardiak, biasanya terisi gas.

• Korpus ventrikuli adalah badan lambung, setinggi osteum kardiak,


lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.

• Kurvatura minor terletak di sebelah kanan lambung, dari osteum kardiak


sampai pilorus.

• Kurvatura mayor terletak di sebelah kiri osteum kardiak melalui fundus


ventrikuli menuju ke kanan sampai pilorus inferior.

• Antrum pilorus merupakan bagian lambung berbentuk seperti tabung


mempunyai otot tebal yang membentuk sfingter pilorus.

Fungsi gaster antara lain:

• Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan, dan menghaluskan


makanan oleh peristeltik lambung dan getah lambung.

• Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua makan


dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida.

• Mengubah protein menjadi pepton oleh epsin.

• Membekukan susu dan kasein yang dikeluarakan oleh renin.

Intestinum Minor (Usus Halus)

Salah satu bagian organ sistem pencernaan yang paling panjang, kurang lebih 6
meter. Merupakan saluran yang dimulai dari pilorus sampai dengan sekum.
Sebagai tempat proses pencernaan selanjutnya dan terjadinya absorpsi hasil
pencernaan. Intestinum minor (usus halus) terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

Duodenum

Duodenum (usus 12 jari) adalah bagian pertama usus halus yang panjangnya 25
cm, berbentuk sepatu kuda, dan kepalanya melingkari kepala pankreas. Pada
jarak 10 cm dari pilorus, di duodenum terdapat papila vateri. Papila vateri ini
merupakan tempat duktus bermuaranya duktus kelodokus dan saluran pankreas
(duktus pankreatikus atau Wirsung) berbentuk menonjol ke dalam lumen
duodenum.

Dinding dalan doudenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung


kelenjar. Kelenjar ini dinamakan kelenjar Brunner (kelenjar duodenal) yang
berfungsi memproduksi getah usus halus.

Yeyenum dan Ileum

Yeyenum dan ileum mempunyai panjang kira- kira 6 meter dan terdiri atas:

• Yeyenum dengan panjang ± 2-3 meter

• Ileum dengan panjang ± 4-5 meter

Batas sambungan antara yeyenum dam ileum tidak tegas. Sedangkan ujung
bawah ileum berhubungan dengan sekum dengan perantara lubang yang
dinamakan orifisium ileoseikalis. Orifisium ini diperkuat oleh sfingter ileoseikalis
dan dilengkapi dengan katup valvula seikalis atau disebut juga valvula baukini.
Fungsi valvula ini adalah mencegah cairan atau isi kolon asendens tidak kembali
ke ileum.

Mukosa Usus Halus


Mukosa ini merupakan permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan
mukosa mikrovili memudahkan pencernaan dan absorpsi. Lipatan- lipatan
tersebut dapat memperperbesar atau mengembangkan permukaan usus halus.

Usus halus ini mempunyai fungsi mencerna makanan dan mengabsorpsi khime
yang berasal dari lambung melalui pembuluh darah kapiler. Perlu diketahui isi
duodenum ialah alkali.

Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama
yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti
insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat
dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar
yaitu:
• Asini menghasilkan enzim-enzim pencernaan

 Pulau pankreas, menghasilkan hormon Pankreas melepaskan enzim


pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah.
Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan
lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat
digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya
akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan
sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum
dengan cara menetralkan asam lambung.

Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan
pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa
fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma,
dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam
pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai
dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan
pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke
dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya
masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-
pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah
diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

Kandung empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir
yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk
proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10
cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan
karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan
dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

 Membantu pencernaan dan penyerapan lemak


 Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol.

Intestinum Mayor (Usus Besar)

Organ tubuh berupa usus besar ini di sebut juga kolon. Panjangnya mencapai
kira- kira 150 cm dan lebarnya 5-6 cm yang dimulai di papilla ilialis. Fungsi usus
besar atau kolon ini adalah:

• Tempat menampung sisa makanan (feses) yang telah diabsorpsi usus


halus

• Menyerap air dari sisa makanan

• Tempat tinggal bakteri E. coli


Susunan usus besar dari atas ke bawah adalah:

• Sekum

• Kolon asendens

• Kolon transversum

• Kolon desendens

• Kolon sigmoid

• Rektum

• Anus

Sekum

Sekum (caecum) adalah bermuaranya sisa makanan yang telah diserap usus
halus melalui valvula baukini. Terletak di abdomen sebelah kanan bawah dan
dibawah sekum terdapat apendiks vermiformis yang berbentuk seperti cacing
sehingga disebut umbai cacing dengan panjangnya ± 6 cm. Dalam pemeriksaan
kolonoskopi harus mencapai sekum, hal ini sebagai data objektif bahwa
pemeriksaan telah dilakukan mulai dari anus, rektum, sigmoid, kolon desendens,
kolon transversum, kolon asendens, sampai dengan sekum.

Kolon Asendens

Bagian kolon ini terdapat di abdomen sebelah kanan membujur ke atas dari
ileum menuju ke bawah hepar dan melengkung ke arah kiri menuju kolon
transversum. Lengkungan ini biasa disebut fleksura hepatika. Panjang kolon ini
dapat mencapai 13 cm.

Kolon Transversum

Bagian kolon ini membujur dari abdomen setelah kanan kolon asendens ke
abdomen sebelah kiri kolon deesndens di bawah hepar dan lambung. Ataw
sebelah kanan terdapat fleksura lienalis. Panjangnya dapat mencapai ± 38 cm
dan bentuk limen kolon transversum ini khas membentuk segitiga.

Kolon Desendens

Kolon ini panjangnya ± 25 cm. Letaknya terdapat pada fleksura lienalis


membujur dari atas ke bawah abdomen sebelah kiri sampai ke depan ileum kiri
kemudian menyambung dengan kolon sigmoid.

Kolon Sigmoid

Kolon ini merupakan kelanjutan dari kolon desendens, terletak miring di dalam
abdomen bawah tepatnya pelvis sebelah kiri membentuk huruf “S” dan ujung
bawahnya berhubungan dengan rektum.

Rektum

Rectum (rectum) merupakan kelanjutan dari kolon sigmoid yang


menghubungkan intestinum mayor (usus besar atau kolon) dengan anus.
Letaknya dalam rongga pelvis di depan os sakrum dam os koksigius.

Anus

Anus adalah saluran pencernaan makanan yang paling akhir serta yang
menghubungkan intestinum mayor (usus besar atau kolon) dengan dunia luar.
Letaknya di abdomen bawah bagian tengah di dasar pelvis setelah rektum.

Dinding otot anus di perkuat oleh tiga sfingter yakni:

• Sfingter ani internus (tidak mengikuti keinginan)

• Sfingter levator ani (tidak mengikuti keinginan)


• Sfingter ani eksternus (mengikuti keinginan

2.1.3 Epidemiologi

Insidens anoreksia nervosa (AN) dan bulimia nervosa (BN) meningkat pada 2 dekade
terakhir. Diperkirakan 1 dari 100 wanita berumur 16 – 18 tahun mengalami AN, 25 %
terjadi pada umur kurang dari 13 tahun.

Wanita lebih sering mengalami gangguan makan, dengan perbandingan wanita


dengan laki-laki 10 : 1. Awalnya gangguan makan tersebut hanya dilaporkan pada
golongan sosial ekonomi menengah dan atas, tetapi pada saat ini dilaporkan juga pada
golongan sosial ekonomi rendah. Kelainan ini juga ditemukan pada berbagai kelompok
etnik dan ras. BN lebih sering dijumpai dari pada AN. Dilaporkan 19 % dari pelajar
wanita usia remaja lanjut di Belanda menunjukkan gejala bulimia. Prevalensi BN 1500
kasus dari 100.000 wanita muda. Onset rata-rata
 kejadian BN pada umur 18 – 19 tahun, kelainan tersebut relatif lebih jarang pada masa
remaja awal.

2.1.4 Etiologi

Seperti dalam berbagai psikopatologi lain, satu faktor tunggal tidak mungkin menjadi
gangguan makan. Beberapa bidang penelitian dewasa ini genetik, epigenetika, peran
otak, psikologi, tekanan sosiokultural untuk menjadi langsing, kepribadian, peran
keluarga, dan peran stres lingkungan menunjukkan bahwa gangguan makan terjadi bila
beberapa faktor yang berpengaruh terjadi dalam kehidupan seseorang.

Faktor- Faktor Penyebab Gangguan Makan:

Biologis
• Genetik: Anoreksia nervosa dan bulimia nervosa dapat terjadi dalam satu
keluarga. Kerabat tingkat pertama dari perempuan muda yang menderita
anoreksia
nervosa memiliki kemungkinan sepuluh kali lebih besar di banding rata- rata
untuk menderita gangguan tersebut (a.l, Strober dkk, 2000). Hasil yang sama
juga di temukan terkait bulumia nervosa, dimana kerabat yang pertama dari
perempuan yang menderita bulumia nervosa memiliki kemungkinan sekitar
empat kali lebih besar dibanding rata- rata untuk menderita gangguan tersebut
(a.l, Kasset dkk, 1987; Strober dkk, 2000). Meskipun gangguan makan cukup
jarang terjadi pada kaum laki- laki, suatu studi baru- baru ini menemukan bahwa
kerabat tingkat pertama dari laki- laki yang menderita anoreksia nervosa
memiliki resiko yang besar untuk menderita anoreksia nervosa (meskipun
bukan bulimia) dibanding kerabat laki- laki yang tidak menderita anoreksia
(Strober dkk, 2001). Terakhir kerabat pasien yang menderita gangguan makan
memiliki kemungkinan lebih besar dibanding rata- rata untuk mengalami
simton- simton gangguan makan yang tidak memenuhi kriteria lengkap untuk
menegakkan diagnosis (Lilenfeld ddk, 1998; Strober ddk, 2000).
Studi terhadap orang kembar terkait gangguan makan juga menunjukkan
pengaruh genetik. Sebagian besar studi mengenai anoreksia dan bulimia
mununjukkan tingkat kesesuian yang lebih tinggi dan gen memiliki pengaruh
yang lebih besar pada orang- orang kembar yang menderita gangguan makan
dibandingkan dengan faktor- faktor lingkungan (Wake dkk, 2000). Penelitin juga
menunjukkan bahwa ciri- ciri penting gangguan makan, seperti ketidakpuasan
atas bentuk tubuh, keinginan yang kuat untuk menjadi langsing, makan
berlebihan, preokupasi dengan berat bedan. Bukti- bukti ini menunjukkan bahwa
faktor- faktor genetik yang umum dapat berperan dalam hubungan antara
karakteristik kepribadian tertentu, seperti emosional negatif dan gangguan
makan.
• Epigenetika: Mekanisme epigenetik adalah sarana yang mutasi genetik
disebabkan oleh efek lingkungan yang mengubah ekspresi gen melalui metode
seperti metilasi DNA, ini adalah independen dan tidak mengubah urutan DNA
yang mendasarinya. Mereka diwariskan, tetapi juga dapat terjadi selama
kehidupan, dan berpotensi reversibel. Disregulasi neurotransmisi dopaminergik
karena mekanisme epigenetik telah terlibat dalam berbagai disoders makan.
• Gangguan Makan dan Otak: Hipotalamus dalah pusat otak yang penting dalam
pengaturan rasa lapar dan makan. Penelitian pada hewan yang mengalami lesi
pada lateral hipotalamusnya mengindikasikan bahwa mereka mengalami
penurunan berat badan dan tidak memiliki selera makan (Hoebel & Teitelbaum,
1966). Dengan demikian, tidak mengherankan bila hipotalamus dianggap
berperan dalam anoreksia.
• Biokimia: Perilaku Makan adalah suatu proses yang kompleks dikendalikan oleh
sistem neuroendokrin dimana Hipotalamus-hipofisis-adrenal-sumbu (HPA axis)
merupakan komponen utama. Disregulasi dari sumbu HPA-telah dikaitkan
dengan gangguan makan, seperti penyimpangan dalam jumlah, pembuatan atau
transmisi neurotransmitter tertentu, hormon atau asam amino
neuropeptidesand seperti homosistein, peningkatan kadar yang ditemukan di
AN dan BN serta depresi .

• serotonin: neurotransmitter yang terlibat dalam depresi juga memiliki


mempengaruhi penghambatan pada perilaku makan

• norepinefrin adalah baik neurotransmiter dan hormon, kelainan dalam


kapasitas baik dapat mempengaruhi perilaku makan

• dopamin: yang selain menjadi prekursor norepinefrin dan epinefrin juga


merupakan neurotransmitter yang mengatur properti berharga dari
makanan

• leptin dan ghrelin, leptin adalah hormon yang diproduksi terutama oleh sel-
sel lemak dalam tubuh itu memiliki efek penghambatan pada nafsu makan
dengan menginduksi perasaan. Ghrelin adalah merangsang nafsu makan
hormon yang diproduksi di perut dan bagian atas dari usus kecil. Tingkat
sirkulasi dari kedua hormon merupakan faktor penting dalam mengontrol
berat badan. Sementara sering dikaitkan dengan obesitas dan efek kedua
hormon masing-masing telah terlibat dalam patofisiologi anoreksia nervosa
dan bulimia nervosa.

• sistem kekebalan: penelitian telah menunjukkan bahwa mayoritas pasien


dengan anoreksia nervosa dan bulimia mengalami peningkatan kadar
autoantibodi yang mempengaruhi hormon dan neuropeptida yang mengatur
nafsu makan dan mengontrol respon stres. Mungkin ada korelasi langsung
antara tingkat autoantibody dan sifat-sifat psikologis yang terkait.

• infeksi: panda, adalah singkatan untuk Pediatric autoimmune


Neuropsikiatrik Gangguan Terkait dengan Infeksi streptococcus. Anak
dengan panda "Obsesif Kompulsif Disorder memiliki (OCD) dan atau
gangguan seperti Sindrom Tourette, dan di antaranya gejala memburuk
infeksi berikut seperti" Strep tenggorokan "dan Demam Scarlet." (NIMH) Ada
kemungkinan bahwa panda dapat menjadi faktor mempercepat dalam
pengembangan Anorexia nervosa dalam beberapa kasus, (panda AN).

• Lesi: studi telah menunjukkan bahwa lesi pada lobus frontal kanan atau
lobus temporal dapat menyebabkan gejala-gejala patologis gangguan makan

• Tumor: tumor di berbagai daerah di otak telah terlibat dalam


pengembangan pola makan abnormal.

• somatosensori homunculus, adalah representasi dari tubuh yang terletak di


korteks somatosensori, pertama dijelaskan oleh ahli bedah saraf terkenal
Wilder Penfield. Ilustrasi ini awalnya disebut "Homunculus Penfield itu",
homunculus yang berarti orang kecil. "Dalam perkembangan normal
representasi ini harus beradaptasi dengan tubuh mengalami lonjakan
pertumbuhan pubertas nya Namun, dalam AN itu adalah hipotesis bahwa
ada kurangnya plastisitas di daerah ini, yang dapat mengakibatkan gangguan
pengolahan sensorik dan distorsi citra tubuh." . (Bryan Lask, juga diusulkan
oleh VS Ramachandran)

• Komplikasi obstetrik. Ada penelitian dilakukan yang menunjukkan merokok


ibu, kebidanan dan komplikasi perinatal seperti anemia ibu, sangat prematur
lahir (32 minggu).

Psikologis
Observasi klinis menunjukkan bahwa banyak perempuan muda yang mengalami
gangguan makan mengalami penurunan dalam hal kontrol pribadi dan keyakinan
terhadap kemampuan dan telenta sendiri. Hal ini dapat manifes sebagai self-
esteem yang sangat rendah. Mereka juga memperlihatkan sikap perfeksionis, yang
mungkin di pelajari dari keluarganya. Sikap ini mungkin merefleksikan usaha
untuk mengontrol kejadian- kejadian penting dalam hidupnya. Tetapi,
perfeksionisme itu sendiri memiliki hubungan yang lemah dengan perkembangan
suatu gangguan makan, karena indivindu pertama- tama harus mengangap dirinya
sendiri kegemukan dan memanifestasikan self- esteem yang rendah sebelum ciri
sifat perfeksionisme memberikan kontribusinya. Tetapi bila perfeksionisme
diarahkan ke persepsi yang terdistorsi mengenai citra tubuh, maka sebuah mesin
berkekuatan tinggi untuk mendorong perilaku gangguan makan pun siap bekerja
(Shafran, Cooper, dan Fairburn, 2002). Perempuan yang mengalami gangguan
makan terokupasi secara intens dengan bagaimana penampilan mereka di
hadapan mereka di hadapan orang lain (Fairburn, dan kawan- kawan, 2003).
Mereka juga mempersepsi dirinya sendiri sebagai seorang penipu, mengingat
semua kesan yang mereka buat, bahwa mereka adekuat, mampu mencukupi
dirinya sendiri, atau cukup berharga adalah palsu belaka. Dalam hal ini mereka
merasa bahwa dirinya ibarat penipu di dalam kelompok sosial yang tinggi. Para
perempuan penderita bulimia menilai tubuh mereka makan sebatang permen dan
minum sebotol minuman ringan. Sementara penilaian para perempuan
dikelompok kontrol tidak terpengaruh oleh kudapan yang mereka makan. Jadi,
hal- hal ringan yang terkait dengan makan dapat mengaktifkan ketakutan bahwa
berat badan akan naik.

Pengaruh Sosiokultural

Sepanjang sejarah berbagai standar telah ditetapkan masyarakat mengenai tubuh


yang ideal terutama tubuh perempuan ideal sangat bervariasi. Pada masa- masa
terakhir standar ideal dalam budaya Anerika bergerak ke arah peningkatan
langsing. Beberapa penelitian pada tahun 1990-an menunjukkan bahwa
kecenderungan ini telah menurun (Wiseman dkk, 1992). Tubuh kurus yang ideal
berdasarkan standar sosiokultural kemungkinan merupakan sarana yang
membuat orang- orang mempelajari rasa takut menjadi gemuk atau bahkan
merasa gemuk. Selain menciptakan bentuk fisik yang tidak diinginkan, menjadi
gemuk memiliki berbagai konotasi negatif, seperti ketidaksuksesan dan kurang
memiliki kontrol diri.
Budaya tekanan

Ada penekanan budaya pada ketipisan yang terutama meresap dalam masyarakat
Barat. Ada stereotipe yang tidak realistis tentang apa yang merupakan keindahan
dan tipe tubuh yang ideal seperti yang digambarkan oleh mode, media dan
industri hiburan "Tekanan budaya pada perempuan untuk menjadi kurus adalah
faktor predisposisi penting bagi perkembangan gangguan makan. (Bryan Lask.,
PhD)

2.1.4 Gangguan Makan

1. Anoreksi Nervosa (AN)

Jenis gangguan makan dimana individu menjaga bentuk tubuhnya agar tetap kurus atau
untuk lebih kurus lagi dibawah berat

normal. Individu dengan anoreksia nervosa sangat takut dirinya bertambah berat
badan, ia akan mempertahankan rasa lapar secara ekstrim.

Berapa Tanda dan gejalanya adalah :

• Penurunan berat badan secara drastis.

• Diet ketat.

• Takut dirinya gemuk atau bertambah berat badan.

• Memperhitungkan secara detail kalori dan gizi.


• Cenderung untuk makan sendiri.

• Olahraga ketat.

• Rambut mudah rontok.

• Depresi.

• Siklus menstruasi tidak teratur.

• Anemia.

• Tekanan darah rendah

Ciri khas penderita anoreksia antara lain sebagai berikut:

1) Biasanya penderita adalah wanita, baik remaja, dewasa atau yang baru memasuki
masa puber.

2) Tumbuh dalam lingkungan keluarga yang menekankan pentingnya prestasi sebagai


nilai kebanggaan keluarga.

3) Mempunyai perhatian yang berlebihan tentang kesempurnaan penampilan.

4) Mempunyai orang tua yang sangat sibuk dengan dunia mereka sendiri.

5) Penderita anoreksia biasanya merasa harus menjadi sempurna agar mendapat


perhatian dari orang tua mereka.

6) Ditandai dengan perubahan fisik seperti rambut rontok, terhentinya ovulasi dan
menstruasi, detak jantung melambat, tekanan darah rendah dan tidak mampu menahan
rasa dingin.

7) Biasanya memiliki tingkat depresi yang lebih parah dibandingkan penderita bulimia.

8) Rentan terkena osteoporosis?karena asupan kalsium yang rendah.

9) Dapat menyebabkan kerusakan hati dan organ-organ vital lainnya jika berat
badannya turun dibawah batas normal.
2. Bulimia Nervosa (BN)

Jenis gangguan makan dimana individu makan dalam jumlah melebihi porsi normal
atau secara berlebihan, perilaku makan tersebut sebagai akibat individu kesulitan
dalam mengontrol keinginannya untuk berhenti makan. Selanjutnya individu akan
memuntahkan, atau makan obat pencuci perut karena khawatir akan obesitas.

Beberapa gejala:

• Makan secara berlebihan

• Diet dan olahraga berlebihan

• Sering ke kamar mandi

• Sering melakukan evaluasi diri terhadap berat tubuh

• Sering memakai obat pencuci perut sebagai cara menurunkan berat badan

• Gangguan dan sering sakit gigi

• Dehidrasi

• Depresi dan sering terjadi perubahan mood

• Sering gembung atau sesak karena kekenyangan

Ciri khas penderita bulimia adalah sebagai berikut:

1) Penderita lebih sulit dideteksi karena berat tubuh mereka bisa saja melebihi batas
normal, di bawah batas normal, atau bahkan mempunyai berat tubuh yang normal.

2) Biasanya penderita adalah wanita, baik remaja maupun dewasa muda.

3) Ciri utamanya dapat dilihat dari pola makan seperti makan dalam jumlah yang
banyak dan kemudian dimuntahkan kembali atau mengonsumsi obat pencahar dan obat
diuretik untuk memuntahkan kembali makanan yang telah disantap.
4) Mempunyai beberapa masalah kesehatan yang muncul akibat kebiasaan
memuntahkan kembali makanan setelah disantap, seperti terjadinya luka pada dinding
perut, radang pada usus buntu, denyut jantung tidak teratur, kerusakan pada ginjal
karena rendahnya asupan potasium, rusaknya email gigi karena terciptanya produksi
asam yang berlebihan ketika muntah, dan terhentinya menstruasi.

5) Kemarahan tertahan karena ketidakmampuan untuk mengekspresikan emosi dengan


cara yang lazim. Biasanya penderita bulimia takut mengecewakan orang-orang yang
mereka cintai dalam lingkungan mereka.

3. Overeating compulsive

Individu dengan gangguan overeating compulsive juga dikenal dengan sebutan binge-
eating disorder merupakan bentuk dari perilaku makan dimana individu seperti
kehilangan kontrol terhadap nafsu makan. Tidak seperti gangguan bulimia, individu
dengan gangguan overeating ini tidak melakukan kegiatan apapun untuk menguruskan
badannya. Akibatnya, kebanyakan individu dengan gangguan ini mengalami berat
badan berlebihan (obesitas).

Beberapa gejala :

• Makan berlebihan dari jumlah waktu makan orang secara normal.

• Makan dalam jumlah porsi yang lebih besar meskipun tidak lapar.
• Makan sampai kekenyangan.

• Lebih menyukai makan sendiri.

• Distres.

• Makan banyak yang tidak diimbangi dengan olahraga 

2.1.5 Treatment untuk Kelainan makan dilakukan dengan 3 tahap:

1. Mengembalikan berat badan kembali normal. Dilakukan program diet ulang yang
sehat untuk mengembalikan berat badan kembali normal, pada pasien tertentu kadang
diperlukan perawatan di rumah sakit. Check kesehatan akan dilakukan untuk melihat
pelbagai kemungkinan komplikasi yang muncul.

2. Terapi psikologi. Terapi ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri,
menghilangkan cara pandang yang salah terhadap citra tubuh, meningkatkan
penghargaan diri dan mengatasi konflik interpersonal. Terapi yang dilakukan biasanya
dipilih CBT (Cognitive Behavioral Therapy) dianggap paling efektif dalam
mengembalikan kepercayaan diri, dan mencegah timbulnya pikiran dan perilaku
gangguan makan kembali. Terapi dilakukan dapat berlangsung lama, oleh karenanya
CBT juga kadang disertai dengan terapi keluarga untuk memberikan dukungan kepada
pasien dalam menjalani penyembuhan

3. Penyembuhan total. Beberapa upaya yang dilakukan agar pasien kembali stabil,
menghilangkan kebiasaan dan pikiran-pikiran yang dapat menimbulkan gangguan
makan kembali.

2.1.6 Konseling Untuk Kelainan Makan

Sesuai yang di sebutkan di atas bahwa terapi psikologi untuk penyembuhan kelainan
gangguan makan sangatlah penting, karena Penerimaan dari lingkungan merupakan
langkah awal penyembuhan kelainan makan. Kebanyakan penderita tetap tinggal dalam
penyangkalan dan menolak untuk ditolong. Langkah penyembuhan lain adalah dengan
melakukan psikoterapi pada penderita, keluarga maupun lingkungan tempat penderita
berasal, penangangan konseling untuk kelainan makan menggunakan 2(dua) cara yaitu:

1.Terapi /konseling keluarga

Membahas persoalan yang keluarga hadapi baik persoalan internal keluarga meliputi
hubungan suami-istri, hubungan antar anak dengan orang tua, orang tua dengan mertua
atau dengan keluarga besar serta hubungan keluarga dengan pihak ketiga, hubungan
yang bermasalah dalam kelurga menjadi karakteristik yang sering terlihat rendahnya
dukungan. Peran keluarga akan membantu dalam men-support pasien untuk
menunjukkan bahwa semakin kuatnya dukungan dari anggota keluarga maka akan
semakin cepat penyembuhan penderita gangguan makan.

2. Konseling Individu

Rumah dan sekolah adalah dua sistem yang paling penting bagi anak, dan apa yang
terjadi dalam satu sistem secara substansial dapat mempengaruhi yang lain. Soal
perilaku sekolah biasanya mempunyai korelasi dalam rumah dan membantu untuk
menentukan sifat sehubungan keluarga. Sekolah tempat untuk mendidik siswa dalam
pemberian bimbingan dan konseling sangat diperlukan untuk bantuan individu secara
berkelanjutan dan sistematis, dilakukan oleh konselor yang telah terlatih mendapat
latihan khusus untuk itu, dengan tujuan agar nantinya  individu memahami dirinya,
lingkunganya, serta dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk
kesejahteran diri dan kesejahteraan masyarakat. Pendekatan dalam konseling individu
mengunakan pedekatan Client-Centered tugas konselor disini menfokuskan pada
tanggung jawab dan kesangupan klien untuk menemukan cara menghadapi kenyataan
secara lebih penuh,dengan memusatkan perhatian pada pengalaman yang di
hadapi,diharapkan hubungan antara konselor dengan klien akan membuka atau
mengekplorasi perasan-perasaan yang banyak diantaranya yang diingkarinya pada
permulaan konseling

Selain hal di atas tugas penting Konselor sekolah profesional selalu ada di garis
depan untuk campur tangan dan mencegah perkembangannya pada para siswa. Pada
tiap tingkat perkembangan ini, para siswa butuh perhatian dan pendidikan tentang
penyimpangan pola makan, yang bisa dimaksudkan lewat bimbingan kelas, konseling
individu, konseling kelompok. Orang tua bisa dididik tentang penyimpangan pola
makan, bagaimana mendeteksinya dalam siswa, dan bagaimana rumah aman atau
berkontribusi terhadap penyimpangan tersebut.

Konselor sekolah profesional sepertinya menjadi tertantang untuk mendidik guru


dan personil administratif lain tentang penyimpangan pola makan sebagai contoh,
bagaimana mendeteksi dan mendekati para siswa tentang kepada siapa mereka
prihatin dan cara membuat sekolah menjadi tempat lingkiungan aman untuk menerima
seluruh bentuk tubuh. Ini kewajiban konselor sekolah professional untuk menghadapi
kenyataan penyimpangan pola makan di sekolah mereka. Apakah perwujudan dengan
jelas atau lebih halus dalam siswa mereka. Melalui pencegahan, pendidikan, dan campur
tangan, konselor sekolah profesional memainkan peran integral untuk para siswa
terhadap keluarga, sekolahan dan komunitas yang lebih luas terhadap fenomena yang
berbahaya ini secara cocok dan efektif.
3.      Perawatan setelah biomedis
a.       Gabungan psikoterapi individu dan keluarga
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Korban masalah gangguan pola makan atau yang dalam bahasa dikenal sebagai
eating disorder sudah banyak sekali, dari kelompok selebriti sampai orang biasa. Kalau
tidak diobati secara serius, gangguan pola makan bisa mengakibatkan korban jiwa.
Remaja, terutama remaja putri termasuk kelompok yang rentan terhadap gangguan ini.
Mungkin karena remaja berusaha untuk “gaul” dan cenderung menjadi korban mode
yang menuntut seseorang langsing cenderung kurus. Seseorang dapat dikatakan
mengalami gangguan pola makan apabila ia terobsesi dengan pola makan dan berat
badannya. Mereka melakukan hal-hal Yang ekstrem untuk menjaga berat badannya.
Berdasarkan DSM IV, gangguan makan dibagi dalam 3 tiga tipe yakni

1. Anoreksia nervosa: jenis gangguan makan dimana individu menjaga bentuk tubuhnya
agar tetap kurus atau untuk lebih kurus lagi dibawah berat normal. Individu dengan
anoreksia nervosa sangat takut dirinya bertambah berat badan, ia akan
mempertahankan rasa lapar secara ekstrim, bila ia merasa makan agak berlebihan
maka ia akan segera memuntahkannya.

2. Bulimia nervosa adalah jenis gangguan makan dimana individu makan dalam jumlah
melebihi porsi normal atau secara berlebihan, perilaku makan tersebut sebagai akibat
individu kesulitan dalam mengontrol keinginannya untuk berhenti makan. Selanjutnya
individu akan memuntahkan, atau makan obat pencuci perut karena khawatir akan
obesitas.

3. Gangguan makan yang tidak terdefinis/ overeating compulsive perilaku makan secara
berlebihan, perilaku tersebut tidak dapat dikontrol oleh individu berseangkutan,
biasanya individu akan terus melakukan kebiasaannya meskipun telah mencapai
obesitas bahkan sampai sakit. Gangguan ini mengidap pada pria sebagian besarnya.
Penyebab dari gangguan kelainan makan sendiri adalah adanya Faktor
Interpersonal Untuk berpenampilan kurus serta perjuangan untuk mendapatkan
identitas diri, Faktor Psikologis seperti; harga diri yang rendah, rasa kekurangan atau
kurang kendai hidup,Depresi, kecemasan, kemarahan atau kesepian,Faktor Sosial;
Tekanan budaya yang membanggakan “kelangsingan” dan member nilai tinggi atas
pencapaian tubuh yang sempurna,definisi kecantikan yang sempit yang hanya
mencantumkan wanita dan pria dengan ukuran dan bentuk tubuh tertentu,Kebiasaan
budaya yang menghargai orang atas dasar penampilan fisik dan bukan bualitas dan
kekuatan dalam, Faktor Biologis ketidakaturan makan sering terbawa dalam keluarga.
Riset terkini member indikasi adanya penyebab genetik terhadap ketidakaturan makan.

Untuk menyembuhkan gangguan kelainan makan diperlukan kesabaran. Hal-hal yang


dapat dilakukan adalah konseling bersama dengan anggota keluarga, serta edukasi
tentang nutrisi, psikoterapi, dan kesehatan.konseling untuk kelianan makan dalam
makalah ini memfokuskan pada konseling kelurga dan konseling individu dengan
pendekatan client centered.di harapkan dengan dukungan kelurga akan cepatnya
penyembuhan di sertai dengan penerimaan diri nya di lingkungan konseling individu
tersebut membukan cara pandang kilen terhadap permasalahan psikologisnya
membantu klien dalam meningkakan kedasarannya terhadap cara pandang kilen atas
permasalah yang di hadapi. Peran konselor sekolah menjadi pokok dalam bimbingan
dan konseling tersebut karena sebagian remaja masih dalam bangku pendidikan di
harapkan konselor sekolah yang profesioanl dapat memberikan pencegahan untuk para
siswa maupun para personel sekolah yang lain atas permasalah gangguan kelainan
makan.

E.   SARAN
Dari penjelasan makalah mengenai segala aspek tentang gangguan makan
khususnya bulimia nervosa dan anoreksia nervosa yang dilengkapi dengan contoh
kasus beserta penanganannya, kami memberikan beberapa saran yang dapat dilakukan
untuk mencegah dan mengatasi gangguan makan yang terjadi khususnya pada remaja,
antara lain:
a.       Tingkatkan rasa percaya diri. Seseorang yang memiliki percaya diri tinggi akan
menerima apa yang ada dalam diri mereka baik dari segi penampilan maupun postur
tubuh.
b.      Bersikap realistis. Jangan mudah percaya pada apa yang digambarkan media tentang
bentuk dan berat badan ideal karena dapat menurunkan rasa percaya diri.
c.       Tingkatkan dinamika lingkungan. Usahakan tetap terjalin komunikasi yang baik
diantara keluarga dan teman. Apabila terjadi masalah segera ceritakan kepada orang
terdekat.
d.      Rajin berkonsultasi pada dokter dan ahli gizi.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Priyanto, Sri lestari, 2009. Endoskopi Gastrointestinal. Salemba Medika. Jakarta

Barry Guze, Steven Richeimer, Daniel J. Siegel, 1997. Buku Saku Psikiatri, EGC. Jakarta

Gerald C. Davidson, John M. Meale, Ann M. Kring, 2006. Psikologi Abnormal Edisi Ke- 9.
PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

John P.J.Pinel, 2009. Biopsikologi Edisi Ketujuh. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

V. Mark Dorand, David H. Barlow. 2007. Intisari Psikologi Abnormal Edisi Keempat,
Buku Kedua. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai