Anda di halaman 1dari 12

1.

1 Latar Belakang

1.2 Kata Sulit

1.3 Kata Kunci

1.4 Perumusan Masalah

1.5 Hipotesa

1.6 kk

2.1 Aspek Anatomi

2.1.1 Ren (Ginjal)

A.Struktur Ginjal

Ginjal (ren, nephros) merupakan bagian dari systema urinarium yang terlatak di dalam
ruang retroperitoneum pada dinding belakang abdomen, di kedua sisi columna vertebralis.
Ginjal kanan dan kiri berbentuk seperti kacang dengan bagian atas terlindung oleh skeleton
thoracis.
Ginjal mempunyai facies anterior dan facies posterior, margo mediaalis dan margo
lateralis, serta polus superior dan polus inferior. Margo lateralis berbentuk cembung,
sedangkan margo medialis cekung pada daerah yang di sebut sinus renalis dengan
kedalaman sekitar dua setengah sentimeter.
Letak ginjal pada posisi berdiri, ginjal memanjang dari vertebrae lumbales pertama
sampai keempat, dengan letak ginjal kanan lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena
adanya hepar. Tinggi rendahnya letak ginjal berubah sesuai dengan respirasi dan perubahan
posisi tubuh.
Struktur ginjal mempunyai bungkus capsula fibrosa yang kuat yang mudah dilepas
pada ginjal yang normal. Capsula ini masuk ke dalam sinus renalis dan melanjutkan diri
pada dinding calices. Di sebelah luar capsula fibrosa didapatkan capsula adipose atau
perinephric fat yang lebih tipis pada bagian depan ginjal.
Di luar lapisan lemak terdapat jaringan extroperitoneal yang membentuk fascia renalis
yang membungkus ginjal dengan bagian bawah dan bagian medial yang terbuka. Fascia
renalis menutupi ren, capsula fibrosa dan glandula suprarenalis. Fascia ini melekat pada
peritoneum parietale, di sebelah atas melanjutkan diri menjadi satu dengan fascia
diaphragmatica. Bila ginjal di belah melalui bidang koronal menjadi bagian anterior dan
posterior, maka tampak parenkim ginjal dengan cortex renalis yang lebih pucat di bagian
luar dan medulla renalis yang lebih gelap dan dalam. Cortex renalis mengandung
corpusculum renale dan bagian tubulus colligentes. Medulla renalis terdiri dari pyramides
renales yang di sebut columna renalis (Bertin) atau septum renale.

B. Pembuluh darah

Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis yang dipercabangkan setinggi vertebrae
lumbales pertama atau kedua di sebelah bawah atau inferior terhadap percabangan arteri
mesenterica superior. Arteri sebelah kanan berjalan di belakang vena cava inferior. Setiap
arteri renalis akan bercabang menjadi lima buah arteria segmentalis di dekat hilum renale.
Berdasarkan distribusi arteri, terdapat lima segmen yang diurus oleh masing masing
arteri segmentalis tersebut, yaitu segmentum apicalis, segmentum superius, segmentum
medius, segmentum inferius, dan segmentum posterius.
Vena renalis terdapat dalam sinus renalis. Vena renalis dextra kadang kadang ada
dua buah, sedangkan vena renalis sinistra hanya sebuah. Vena renalis sinistra menerima
darah dari vena suprarenalis sinistra dan vena testicularis sinistra (laki laki) atau vena
ovarica sinistra (perempuan). Pada daerah hilum renale, vena renalis terletak di sebelah
depan, ureter di belakang, dan arteri renalis terletak di antaranya.

2.1.2 Ureter

Ureter merupakan tabung yang dilalui urine yang berasal dari ginjal. Biasanya terbagi
dua, yaitu pars abdominalis yang terdapat dalam cavitas abdominis dan pars pelvica yang
terdapat dalam cavitas pelvis. Pada laki laki, ureter disilang oleh ductus deferens di
sebelah medialnya, kemudian berjalan di depan bagian atas vesicula seminalis. Pada
perempuan, berjalan di dekat bagian belakang ovarium, kemudian berjalan di bawah
ligamentum latum bersama arteria uterina yang menyilang di atas dan di depannya.
Ureter bermuara pada vesica urinaria secara miring dan muaranya tampak sebagai
celah sempit pada dinding belakang vesica urinaria. Muara ureter atau ureterovesical
junction ini merupakan bagian yang paling sempit dari ureter.
2.1.3 Vesica Urinaria

Vesica urinaria (kandung kemih) mempunyai bentuk, ukuran, posisi, dan hubungan
dengan struktur sekitarnya yang sangat bervariasi. Variasi itu di pengaruhi oleh umur dan
isi urin di dalam vesica urinaria. Kandung kemih yang kosong untuk seorang dewasa
berbentuk agak bundar dan seluruhnya terletak dalam rongga pelvis. Pada perempuan
letaknya lebih rendah daripada laki laki . bila terisi penuh, dinding atas vesica urinaria
akan naik ke dalam rongga abdomen dan dapat mencapai setinggi umbilicus. Ketika mulai
terisi urine, diameter transversa melebar, dan pada pengisian lebih lanjut diameter
longitudinal melebar. Diameter transversa dan diameter longitudinal menjadi sama setelah
vesica urinaria terisi penuh.
Struktur dari vesica urinaria :Mucosa ; membentuk lipatan - lipatan yang dinamakan
rugae vesicae Submukosa : terdiri dari jaringan ikat kendor dengan serabut - serabut elastis
kecuali pada trigonum lieutodi. Muscularis : terdiri dari jaringan otot polos dengan jaringan
ikat fibrous diantaranya.

2.1.4 Uretra

A. Urethra masculine (pria)

Merupakan saluran fibromusculer untuk jalan urin dari vesica urinaria keluar dan
pada pria ini juga untuk jalan secret dari vesica seminalis, glandula. Prostate dan
glandula bulbo uretralis. Perjalanan urethra terbagi atas:
- Pars portatica urethra
Merupakan bagian dari urethra yang melalui prostat. Bentuknya pyriformis,
dalam keadaan kosong dinding anterior dan posterior saling berdekatan.
Pada dinding posterior terdapat beberapa struktur : crista urethralis,
colliculus seminalis, utriculus prostaticus, hiatus ejaculatorius dan sinus
prostaticus.
- Pars membranacea urethra
Terletak 2 cm dorsal dari symphisis pubis. Pada bagian ini terletek m.
sphincter urethra externum.
- Pars cavernosa urethra
Letaknya di dalam corpus spongiosum penis, berjalan melalui bulbus,
corpus dan glans penis ( pars navicularis ) lumen urethra melebar pada
bulbus ( fossa intra bulbar ) dan pada gland ( fossa navicularis ).

B. Urethra Feminina ( wanita )

Struktur urethra terbagi menjadi 2(dua) bagian yaitu:


- Bagian dalam adalah: mucosa dimana terdapat lubang-lubang glandula.
Urethralis (lacuna urethalis), yang di bagian caudalnya terdapat ductus
paraurethralis (homolog dengan prostat), yang bermuara pada sisi kanan
dan kiri orificium urethrae externum
- Lapisan luar adalah muscularis,bagian cranial/proximal sirkuler (pada
collom vesi-cae),stratum longitudinalis dari vesica urineria ikut
memperkuat bagian ini.bagian tengah terdiri dari jaringan otot polos dan
bergaris yang berasal dari m.pubovaginalis. bagian distal tidak ada
jaringan ototnya.

2.1.5 kknkloll

2.1.6 jkj

2.2 Aspek Histologi

Sistem urinalis terdiri dari 2 buah ginjal, 2 buah ureter, sebuah kandung kemih
(vesica urinaria, dan sebuah urethra. Ginjal merupakan organ yang berfungsi menghasilkan
urin yang akan disalurkan ke kandung kemih melalui ureter, di kandung kemih urin akan
disimpan sementara dan akhirnya secara periodic akan dikeluarkan melalui urethra.

2.2.1 Ginjal ( Ren )

Ginjal mempunyai bentuk seperti kacang merah dengan panjang 10-12 cm dan
diameter 3,5-5 cm. Ginjal bungkus oleh simpai jaringan fibrosa yang tipis dan pada sisi
medial terdapat cekungan yang disebut hilus, sebagai tempat keluar masuknya pembuluh
darah dan keluarnya ureter. Ginjal dapat dianggap sebagai kelenjar tubulosa kompleks
yang mensekresi urin dan masing-masing ginjal mengandung sejumlah tubulus uniferus,
dan masing-masing tubulus terdiri dari nephron (unit funsional terkecil pada ginjal) dan
duktus koligens. Nephron terdiri atas Capsula Bowman dan glomerulus, tubulus contortus
proximal, tubulus contortus distal, serta Loop of Henle.

Secara makroskopis, ginjal terdiri dari cortex dan medulla, kemudian pada bagian
cortex dan medulla bila dilihat menggunakan mikroskop akan tampak struktur histologist
lainnya yang akan dibahas kemudian.
A. Cortex

Cortex adalah bagian ginjal yang terletak langsung di bawah capsula fibrosa. Pada
mata telanjang, cortek tampak berwarna kecoklatan. Pada cortex tampak bentukan bulat
kecil (granula) yang disebabkan karena adanya renal corpuscle (glomerulus dan Capsula
Bowman). Secara mikroskopis, pada ginjal kita dapat melihat bentukan-bentukan sebagi
berikut:

1. Capsula Bowman
Capsula Bowman merupakan bagian pertama nephron yang berbentuk
mangkok yang melebar dan buntu serta memiliki dinding rangkap yang terdiri dari
lapisan parietal dan lapisan visceral.
Lapisan parietal Capsula Bowman tersusun dari epitel selapis pipih dengan
inti agak menonjol ke rongga capsula. Pada bagian polus urinary, sel epitel selapis
pipih akan bertambah tinggi untuk berhubungan dengan epitel silindris rendah yang
melapisi dinding tubulus contortus proximal. Organel sitoplasma pada lapisan
parietal ini kurang berkembang.
Pada lapisan visceral Capsula Bowman, epitelnya melekat erat pada kapiler
glomerulus dengan inti sel epitel pada sisi lamina basalis capsula. Lapisan visceral
ini terdiri dari sel podocyte yang berbentuk bintang dan bila dilihat dengan
mikroskop electron, sel podocyte memiliki inti yang tidak teratur dengan lipatan-
lipatan ke dalam. Badan sel podocyte memiliki tonjolan utama yang disebut
prossesus major yang kemudian akan meluas menjadi prossesus sekunder yang
kecil atau disebut juga pedikel. Pedikel podocyte melekat pada permukaan luar
lamina basalis kapiler glomerulus. Pedikel yang berdekatan saling berselang-seling
dalam susunan yang rumit dengan sistem celah yang disebut celah filtrasi atau
filtratiton slit atau slit pores.
2. Glomerulus
Glomerulus adalah suatu bentukan yang terdapat dalam Capsula Bowman
yang tersusun atas massa kapiler yang tergelung dengan sebuah arteriol afferens
memasuki glomerulus dan sebuah arteriol efferens keluar dari glomerulus.
Glomerulus bersama dengan Capsula Bowman disebut renal corpuscle atau badan
malphigi.
Areriol afferens yang memasuki glomerulus akan bercabang dan berlanjut
menjadi kapiler, sekelompok kapiler yang merupakan cabang dari arteriol afferens
disebut lobulus glomerulus. Kelompok kapiler pada glomerulus dikelilingi oleh
epitel parietal yang terdiri dari sel podocyte.
Di antara kapiler glomerulus terdapat mesangial sel yang berbentuk seperti
bintang dan memiliki cabang sitoplasma yang terkadang meluas di antara endotel
dan lamina basal.
Sel mesangial bersifat phagocytosis dan berfungsi untuk menyokong
kapiler, menyingkirkan protein besar dari lamina basalis kapiler, mengurangi aliran
darah dalam kapiler glomerulus, dan akan bermitosis untuk berproliferasi pada
beberapa penyakit ginjal.
3. Tubulus Contortus Proximalis
Merupakan saluran berkelok-kelok yang menuju permukaan dinjal,
kemudian berbalik masuk ke berkas medulla dan melanjutkan diri sebagai Henle
tebal ascending menuju medulla. Tubulus contortus proximal merupak bagian dari
nephron yang yang terpanjang dan terlebar.
Pada pangkal tubulus contortus proximal, terdapat bagian yang sempit yang
disebut neck, pada bagian ini terdapat peralihan epitel pipih pada Capsula Bowman
menjadi epitel silindris rendah. Sel-sel tubulus contortus proximal bersifat
eosinofilik dan memiliki brush border. Inti sel pada tubulus contortus proximal
besar, bulat dan terletak di tengah. Batas-batas sel tidak jelas karena sistem
interdigitasi yang rumit dari membrane plasma.
Brush border dari sel tubulus contortus proximal terdiri atas mikrovilus
yang panjang dan sangat padat dengan glikokaliks ekstrasel yang positif terhadap
fosfatase alkali dan tempat terdapatnya adenosine trifosfat-ase (ATP-ase). Brush
border juga tempat untuk absorbs glukosa dan asam amino.
4. Tubulus Contortus Distalis
Saluran ini terdapat di dalam cortex kemudian dimulai dari macula densa
dan berakhir di dekat berkas medulla kemudian masuk ke ductus colligentes.
Tubulus contortus distal terdiri dari epitel selapis kubis dengan inti sel yang
banyak, tetapi tidak terdapat brush border dan sitoplasmanya pucat.
5. Macula Densa
Macula densa merupakan daerah pertemuan antara Ansa Henle ascending
dengan tubulus contortus proximal.
Terdapat beberapa struktur yang berdekatan dengan macula densa, yaitu
arteriol afferens dan arteriol efferens, juxta-glomerular cell (J.G. cell) yang
menghasikan enzim renin, serta lacis cell yang menghasilkan erithropietin.
6. Urinary Pole
7. Vascular Pole
8. Arteri Interlobularis

B. Medulla

1. Loop Of Henle atau Ansa Henle

Loop of Henle terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Henle Tebal Descending


Henle tebal descending merupakan bagian dari tubulus contortus pars rekta
Sel-sel pada Henle tebal descending mirirp dengan sel pada tubublus contortus
proximal, tetapi pada bagian ini sel-selnya lebih rendah dan sedikit mikrovilus.
b. Henle Tipis
Henle tipis terdiri dari Henle tipis dari short-nephron dan Henle tipis dari
long-nephron. Pada Henle tipis, epitelnya berupa epitel selapis pipih dan pada
Henle tipis terdapa sedikit mikrovilus.
c. Henle Tebal Ascending
Merupakan peralihan dari Henle tipis. Pada Henle tebal ascending epitelnya
berubah dari epitel selapis pipih menjadi epitel selapis kubis dengan sedikit
mikrovilus apical ang pendek, tetapi tidak memiliki brush border.
2. Ductus Colligentes

3. Arteri Interlobaris

C. Klasifikasi Nephron

D. Sirkulasi Ginjal

2.2.2 Pelvis dan Ureter

Telah disinggung tadi bahwa ujung atas ureter yang melebar ( pelvis ) terletak
dalam hilus ginjal dan terbelah menjadi kaliks mayor dan minor, setiap kaliks minor
melingkupi papilla medulla. Dinding pelvis lebih tipis dari dinding ureter, dan memang
ketebalan dari dinding ini bertambah sejak dari awal sampai bagian akhir saluran keluar
ini. Panjang ureter kurang lebih 20 30 cm, terletak pada dinding posterior abdomen di
belakang peritoneum, dan berakhir dengan menembus dinding kandung kemih secara
serong.

Pada dinding nya terdapat tiga lapisan yaitu:

1. Mukosa
Pada pelvis dan ureter, mukosa pembatas terdiri atas epitel transisional yang
disokong lamina propria.Epitel terdiri atas dua sampai tiga lapis sel pada bagian
pelvis dan empat sampai lima lapis sel pada ureter. Sel ini bervariasi bentuk dari
kuboid sampai gepeng ( bila organ dalam keadaan diregangkan ), dan
permukaanya tidak teratur disertai indentasi ( lekukan ) dan vesikel fusiform
dalam sitoplasma apical.
Epitel terletak diatas lamina basal tipis, dan lamina propria merupakan jaringan
fibrosa yang relative padat dengan banyak serat elastin. Pada lamina propria
tidak terdapat kelenjar. Lumen pada potongan melintang tampak berbentuk
bintang yang disebabkan adanya lipatan mukosa yang memanjang, lipatan ini
terjadi akibat longgarnya lapis luar lamina propria, adanya jaringan elastic, dan
muskularis. Lipatan ini akan menghilang bila ureter di regangkan.
2. Muskularis
Muskularisnya tebal dan terdiri atas berkas sel otot olos yang dipisahkan
berkas-berkas jaringan ikat. Otot polos ini disusun dalam, lapis dalam yang
longitudinal dan lapis luar yang sirkular. Lapisan ini tidak berbatas jelas, pada
bagian bawah ureter terdapat lapis ketiga, yaitu lapis serong atau longitudinal
luar. Pada bagian bawah ureter, tidak lagi terdapat otot polos melingkar, tetapi
kedua lapis otot memanjang, yang sekarang tidak dipisahkan oleh lapis sirkular,
cukup bercolok dan berlanjut sampai muara ureter. Pengaliran balik kemih dari
kandung kemih kembali ke ureter dicegah oleh adanya penutup membrane
mukosa kandung kemih dan oleh penggembungan dari dalam kandung kemih.
3. Adventisia
Sebelah luar muskularis terdapat lapisan jaringan ikat fibro- elatis. Pada
pelvis jaringan ini berbaur dengan simpai ginjal dan menyatu dengan jaringan
ikat dinding posterior abdomen sepanjang ureter. Permukaan anterior pelvis dan
ureter ditutupi secara longgar oleh peritoneum.

2.2.3 Kandung Kemih ( Vesica Urinaria )

Penampilan irisan kandung kemih mirip ureter. Epitel transisionalnya lebih tebal
terdiri atas enam sampai delapan lapis sel pada kandung kemih kosong, dan hanya
setebal dua sampai tiga lapis pada kandung kemih terisih penuh. Di bawah epitel
terdapat muskularis mukosa yang tidak utuh yang dibentuk oleh serat-serat otot kecil
yang tidak beraturan, dengan banyak serat saraf. Lamina proprianya tebal dengan
lapisan luar yang longgar, kadang disebut submukosa, yang memungkinkan mukosa ini
berlipat pada kandung kemih kosong.muskularis sedang saja dan terdiri atas lapisan
sirkular tengah yang paling mencolok dan membentuk spinter tebal sekitar muara uretra
dalam dan tidak begitu tebal sekitar muara ureter. Lapisan adventitia terdiri atas jaringan
fibroelastis, hanya permukaan superior kandung kemih saja yang ditutupi peritoneum
secara longgar.

2.2.4 Urethra

A. Uretra Pria
Panjang uretra pria antara 15-20 cm untuk keperluan deskriptis dibagi dalam tiga
bagian :

a. Pars Prostatika,
b. Pars membranasea
c. Pars kavernosa atau pars spongiosa

Epitel pembatas uretra pars prostatika ialah transisional tetapi pada bagian lain
berubah menjadi epitel berlapis atau epitel bertingkat silindris dengan bercak-bercak
epitel berlapis gepeng. Terdapat sedikit sel goblet penghasil mucous. Dibawah epitel
terdapat lamina propria terdiri atas jaringan fibroelastis longgar. Membrane mukosa
tidak beraturan, dengan lekukan atau sumur kecil-kecil yang meluas kedalam
membentuk kelenjar tubular (Littre) yang bercabang. Kelenjar ini dibatasi epitel
serupa dengan yang membatasi uretra dan menghasilkan mucous.

B. Uretra Wanita

Uretra wanita jauh lebih pendek dari pada yang terdapat pada pria, karena ada
4cm panjang, lapisan muskularisnya.muskularis terdiri atas dua lapisan otot polos
tersusun serupa dengan yang ada pada ureter, tetapi diperkuat spingter otot rangka
pada muaranya. Epitel pembatasnya terutama berlapis gepeng, dengan bercak-bercak
epitel bertingkat atau berlapis silindris. Juga terdapat penonjolan berupa kelenjar Littre
seperti pada pria. Lamina proprianya ialah jaringan ikat fibrosa longgar yang ditandai
banyaknya sinus venosus mirip jaringan kavenosa.

2.2.1 lpppl

2.2.2 lklll

2.2.3 kkloollj

2.2.4 lklll

2.2.5 kkkkkk

2.2.6 kkkkhj
2.3 Aspek Biokimia

2.3.1 kllllll

2.3.2 kkllll

2.3.3 llm

2.3.4 lllll

2.3.5 lll;;;k

2.3.6 llkjkkjn

2.4 Aspek Fisiologi

2.5 Aspek Perilaku

2.6 Aspek Integratif

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 klld

3.2 kkkk

3.4 kklll

3.5 kklln

3.6 kllj

3.7 lllkj

3.8 kkllj

3.9 klollj

BAB IV

KESIMPULAN
4.1 llll

4.2 kooj

Anda mungkin juga menyukai