Anda di halaman 1dari 20

MEKANISME KONTRAKSI DAN

RELAKSASI OTOT
 Diana Than
 Cintya Dewi Purnamasari
 Haryo Embun Wahyu Adi
 Wenny Kalami
 Yuliana Burdam
 Yulianti Rumbewas
 Yulyans Rumborias
 Yusuf Axel Makarim
 Pendahuluan
 Identifikasi Masalah
 Hipotesis
 Mekanisme Kontraksi Otot Rangka
 Mekanisme Kontraksi Otot Polos
 Jalur Metabolisme Otot
 Mekanisme Hipertrofi
 Mekanisme Atrofi
 Otot Sebagai Cadangan Protein Terbesar
 Kelompok Hormon yang Mengalami Hipertofi
 Suplemen Hormon
 Penutup
 Kesimpulan
Pendahuluan

 Kata Kunci
 Otot
 Kata Sulit
 Hipertropi
 Atropi
Identifikasi Masalah

 Bagaimana proses kontraksi dan relaksasi otot?


 Bagaimana mekanisme atrofi dan hipertrofi?
 Mengapa latihan otot dapat menyebabkan
hipertrofi?
 Bagaimana jalur metabolisme otot?
 Kelompok otot mana saja yang dapat
mengalami hipertrofi?
 Apakah suplemen hormon dapat menormalkan
kembali otot yang atrofi?
Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi
Otot Rangka
1 Potensial aksi 2 Pelepasan 3 Perubahan 4 Potensial
Acetylcholine permeabilitas pada
merambat hingga aksi sampai
(ACh) menuju sel otot. Terjadi
di ujung axon ke tubulus T
motor end-plate propragasi

5Mengaktifkan reseptor 6 Memicu pembukaan 7 Ca2+ yang dibebaskan


berikatan dengan komples
dihidropiridin (DHP) saluran Ca2+ /rianodin
troponin-tropomiosin.
yang bersifat voltage pada sarkoplasma
Tempat pengikatan aktin
gate retikulum
terbuka.

8 Kepala miosin akan 9Kepala miosin ATP diperlukan lagi untuk


berikatan dengan ATP. relaksasi. Ion Ca2+ akan
dan aktin akan
Enzim ATPase memecah 10 kembali ke retikulum
bertemu
ATP menjadi ADP dan sarkopasma dengan transpor
(kontraksi)
ion fosfat. aktif (relaksasi)
Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi
Otot Polos
 Filamen otot polos tidak memiliki troponin
dan tropomiosin sebagai regulator kontraksi
dan relaksasi otot.
 Tidak memiliki tubulus T dan retikulum
sarkoplasmanya kurang berkembang
 Memiliki kalmodulin sebagai ganti troponin.
 Regulasi otot ditentukan oleh reaksi
fosforilasi protein ringan yang terdapat pada
kepala miosin.
Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi
Otot Polos
Ion Ca2+ akan Berfungsi Ca2+ akan
Rangsangan sebagai berikatan
meningkat
saraf otonom pembawa pesan dengan
pada sitosol
intrasel kalmodulin

Kompleks Ca2+ -
kalmodulin akan Kepala miosin
Akan memfosforilasi
berikatan dengan myosin akan berikatan
rantai ringan miosin
light chain kinase (MLC pada aktin
kinase)

 Sel otot polos tidak memiliki tubulus T dan


retikulum sarkoplasmanya kurang berkembang.
 Ca2+ masuk dari CES, sebagian kecilnya merupakan
simpanan di retikulum sarkoplasma.
Jalur Metabolisme Otot
 Serabut dibagi menjadi
 Serabut otot tipe I
 Serabut otot tipe II
 Serabut otot tipe I
 Tampak merah mengandung mioglobin dan mitokondria
 Aerobik
 Kontraksi yang relatif tetap
 Metabolisme utamanya adalah metabolisme aerob.
 Sumber bahan bakar utama adalah glukosa darah
dan asam lemak bebas
Jalur Metabolisme Otot
 Serabut otot tipe II
 Tidak memiliki mioglobin dan mengandung
sedikit mitokondria
 Terlihat putih
 Durasi kontraksi yang relatif singkat.
 Sumber utama energi adalah kreatin fosfat
(4-5 detik pertama) dan kemudian glikolisis
anaerob (glikogen).
 Glikogen fosforilase diaktifkan oleh Ca2+ dan
hormon epinefrin.
Jalur Metabolisme Otot
 Sistem Fosfokreatin
 Sistem ini akan melepaskan tenaga yang besar
ketika ikatan fosfokreatin dipecah menjadi kreatin
dan ios fosfat.
 Menyediakan daya otot selama 8 sampai 10 detik
 Sistem glikogen-asam laktat
 Glukosa akan diubah menjadi energi, glikolisis.
 Proses tersebut tanpa penggunaan oksigen dan
dapat menghasilkan asam laktat.
 Menyediakan daya otot selama 1 sampaai 2 menit.
Jalur Metabolisme Otot

 Sistem Aerobik
 Merupakan oksidasi bahan makanan di dalam
mitokondria untuk penghasil energi.
 Dapat menyediakan daya otot hingga waktu tak
terbatas selama zat nutrisi tersedia.
 Pada seorang petinju, sistem yang digunakan
adalah glikogen-asam laktat dan sistem
aerobik.
Mekanisme Hipertrofi

 Hipertrofi, disebabkan oleh peningkatan


jumlah filamen aktin dan miosin di dalam
sabut saraf.
 Hipertrofi dapat terjadi akibat kontraksi yang
kuat pada otot.
 Ketika hipertrofi, sintesis protein kontraktil
(aktin dan miosin) otot berlangsung cepat.
 Belum diketahui mekanisme kontraksi yang
kuat dapat menimbulkan hipertrofi.
Mekanisme Atrofi

 Atrofi disebabkan karena otot tidak pernah


digerakkan kecepatan penghancuran
kontraktil akan berlangsung lebih cepat.
 Serabut otot yang rusak digantikan oleh
jaringan fibrosa dan jaringan lemak.
 Mekanisme mengapa bila otot tidak
digerakkan akan terjadi penghancuran
kontraktil juga belum diketahui.
Mekanisme Atrofi

 Penyebab Atrofi
 Otot jarang digerakkan atau tidak bisa
digerakkan
▪ Lumpuh
▪ Jarang olah raga
▪ dll
 Kekurangan Nutrisi
Otot Sebagai Cadangan Protein
Terbesar
Tubuh akan Protein
Kekurangan mengambil Atrofi
kontraktil
nutrisi cadangan akan dipecah
(protein) protein otot

Protein
Jarang Mekanisme
kontraktil Atrofi
digerakkan belum jelas
akan dipecah

Suplai nutrisi Protein


Sering Kontraktil akan
meningkat Hipertrofi
digerakkan meningkat
(protein)
Kelompok Otot yang Mengalami
Hipertrofi
 Sebenarnya, semua hipertrofi otot adalah
akibat dari suatu peningkatan jumlah filamen
aktin dan miosin dalam setiap serabut otot,
menyebabkan pembesaran masing-masing
serabut otot. (Guyton, 2006)
Kelompok Otot yang Mengalami
Hipertrofi
 Jadi selama otot memilki aktin dan miosin,
otot dapat hipertrofi
 Kopensasi terhadap beban yang diberikan.
Suplemen Hormon

 Suplemen hormon bagi otot adalah


kelompok hormon tiroid dan steroid
terutama tertosteron.
 Fungsinya adalah
 Meningkatkan konsumsi O2
 meningkatkan metabolisme lemak
 meningkatkan aktivitas Na+-K+ ATPase pada otot.
 Manfaat tersebut dipercaya bisa memulihkan
atrofi
Kesimpulan
 Kontraksi terjadi ketika kepala miosin melekat pada
aktin. Sedangkan relaksasi terjadi ketika kepala miosin
terlepas dari aktin.
 Hipertrofi disebabkan oleh kontraksi otot yang kuat.
Sedangkan atrofi disebabkan oleh otot tidak pernah
digunakan.
 Jalur metabolisme yang digunakan adalah sistem
glikogen-asam laktat dan sistem aerob.
 Suplemen hormon bagi otot adalah kelompo hormon
steroid dan tiroid
 Otot dapat mengalami atrofi selama memiliki protein
kontraktil

Anda mungkin juga menyukai