Anda di halaman 1dari 12

RESUME DAN HASIL DISKUSI KELOMPOK

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

(Dosen Pembimbing: Dr. Abdul Rojak, M.Si)

Disusun oleh:

Ahmad Syahrul Mubarok

11200140000073

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020
Resume

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata Philosophy yang secara
etimologis berasal dari kata Philos atau Philein yang artinya cinta dan Shopia yang berarti
hikmat atau kebijaksanaan. Jadi, filsafat menurut asal katanya berarti cinta akan kebijaksanaan
atau mencintai kebenaran yang hakiki. Secara terminologis, filsafat adalah ilmu pengetahuan
tentang suatu hakikat segala sesuatu yang mencari sebab-sebabnya yag terdalam dengan
menggunakan rasio/akal budi manusia. Filsafat disebut sebagai “ibu” atau “induk” ilmu
pengetahuan karena seluruh ilmu pengetahuan berawal dari filsafat. Oleh karena perkembangan
kebudayaan, maka ilmu-ilmu alam, fisika, kimia, kedokteran dan lain-lain memisahkan diri dari
filsafat. Pemisahan diri ilmu-ilmu khusus filsafat memunculkan hubungan timbal balik. Filsafat
akan mencapai tujuan lebih jauh dari ilmu khusus, sementara sebaliknya filsafat membutuhkan
ilmu khusus sebagai landasan pengetahuan agar bersifat rasional, mendalam, runtut dan tidak
menimbulkan kesalahan.

Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat
menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pancasila dapat dikatakan sebagai
filsafat karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan
oleh The Founding Father, yaitu Ir. Soekarno yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan
Abdul Gani). Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan
suatu kesatuan organis. Artinya, antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling
berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila
yaitu pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan
sesama, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai sesuatu yang ada, maka dapat dikaji secara filsafat (objek material
filsafat adalah segala yang ada), dan untuk mengetahui bahwa Pancasila sebagai sistem filsafat,
maka perlu dijabarkan tentang syarat-syarat filsafat terhadap Pancasila tersebut, jika syarat-
syarat sistem filsafat cocok pada Pancasila, maka Pancasila merupakan sistem filsafat, tetapi jika
tidak maka bukan sistem filsafat.
Penjabaran filsafat terhadap Pamcasila : 1) Objek filsafat : yang pertama objek material
adalah segala yang ada dan mungkin ada. Objek yang demikian ini dapat digolongkan ke dalam
tiga hal, yaitu ada Tuhan, ada manusia, dan ada alam semesta. Pancasila adalah suatu yang ada,
sebagai dasar negara rumusannya jelas yaitu :

1. Ke-Tuhanan Y.M.E.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin dalam permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kedua, objek formal filsafat adalah hakikat dari segala sesuatu yang ada itu sendiri. Apakah
Pancasila juga kajian hakikat? Kalau menilik dari kelima objek kelima sila Pancasila itu,
semuanya tersusun atas kata dasar dengan tambahan awalan ke/per dan akhiran an. Menurut ilmu
bahasa, jika suatu kata dasar diberi awalan ke atau per dan akhiran an, maka akan menjadi
abstrak (bersifat abstrak) benda kata dasar tersebut, lebih dari itu menunjukkan sifat hakikat dari
bendanya. Misalnya kemanusiaan, maknanya adalah hakikat abstrak dari manusia itu sendiri,
yang mutlak, tetap dan tidak berubah. Demikian juga dalam sila-sila Pancasila yang lainnya,
yaitu Ke-Tuhanan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Khusus untuk persatuan, awalan per
menunjukkan suatu proses menuju ke awalan ke yang nantinya diharapkan menjadi kesatuan
juga. Dengan analisis penjabaran ini, maka Pancasila memenuhi syarat juga dalam hal objek
formalnya.

Pancasila mempunyai beberapa pemikiran tentang adanya Pancasila (ontologi Pancasila),


pengetahuan Pancasila (epistemologi Pancasila), dan nilai-nilai Pancasila. Berikut akan
dipaparkan secara singkat tentang hal-hal tersebut:

1. Ontologi Pancasila
Ontologi Pancasila membahas tentang adanya Pancasila. Adanya Pancasila dapat ditinjau
dari sebab adanya, cara adanya dan sifat adanya Pancasila. Sebab adanya Pancasila secara
langsung dari pemikiran manusia Indonesia, dan secar tidak langsung dari Tuhan sebagai
penciptanya manusia . Cara adanya Pancasila dengan melalui proses persidangan wakil
rakyat Indonesia (BPUPKI dan PPKI ). Dan sifat adanya Pancasila adalah nyata, yaitu real,
terdapat pada kehidupan masyarakat. Sifat adanya Pancasila nyata, karena Tuhan dan
manusia sebagai sebabnya juga nyata, dan cara adanya melalui proses persidangan yang ada
dokumentasinya (naskah risalah sidang ) . Berdasarkan penjelasan tersebut maka, ontologi
Pancasila terpenuhi dalam sila pertama (Ketuhanan YME) dan sila kedua (Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab).

2. Epistemologi Pancasila
Epistemologi Pancasila membahas tentang pengetahuan Pancasila, yang meliputi sumber
Pancasila, metode Pancasila, instrument Pancasila, dan kebenaran Pancasila. Sumber
Pancasila meliputi sumber material, yaitu nilai-nilai yang terdapat pada adat-istiadat,
kebudayaan, agama / kepercayaan yang dianut masyarakat, dan sumber formal yaitu
Pembukaan UUD1945 alinea IV. Metode Pancasila meliputi metode perumusan Pancasila,
yaitu kritis selektif dialektis eksperimental, dan metode pengembangan Pancasila , yaitu
interpretasi, hermeneutika, koherensi historis, dan analitico-sintetik. Adapun instrument
pengkajian dan pengembangan Pancasila adalah akal yang sehat dan jernih. Kebenaran
Pancasila dapat dianalisis dengan menggunakan empat teori kebenaran. Pertama, teori
kebenaran koherensi, nilai-nilai pancasila dinyatakan benar apabila terdapat keruntutan atau
kesesuaian antara nilai Pancasila yang satu dengan lainnya. Kedua, teori kebenaran
korespondensi, nilai-nilai Pancasila dinyatakan benar apabila sesuai dengan realitas
kehidupan masyarakat Indonesia. Ketiga, teori kebenaran pragmatis, nilai-nilai Pancasila
dinyatakan benar apabila bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Keempat, teori kebenaran
perfomatis, nilai-nilai Pancasila dinyatakan benar apabila dapat merubah sikap, perilaku,
budaya, etos, semangat masyarakat Indonesia.
Itu semua membutuhkan waktu, metode dan proses yang berkelanjutan. Pada sila ketiga
dan keempat Pancasila ditemukan metode kita untuk mewujudkan hal-hal tersebut. Metode
tersebut adalah metode persatuan dan kerakyatan/demokrasi, yang terdapat pada sila ketiga,
dan keempat Pancasila. Dengan demikian epistemologi Pancasila dipenuhi oleh sila ketiga
dan keempat Pancasila.

3. Aksiologi Pancasila
a. Pengertian Nilai Aksiologi
Pancasila membahas tentang nilai-nilai Pancasila. Selanjutnya nilai-nilai
Pancasila tersebut sebagai pertimbangan masyarakat ,bangsa, dan para pemimpin
untuk menerapkan setiap hasil pemikiran dan kebijakan-kebijakan. Terdapat beberapa
jenis nilai, nilai objektif, subjektif, dan inter- subjektif. Nilai objektif adalah nilai
yang berasal dari dalam diri barang / sesuatu itu sendiri. Nilai subjektif adalah nilai
yang diberikan subjek kepada suatu barang, atau nilai yang diberikan manusia yang
satu ke manusia lain. Sedangkan nilai inter-subjektif adalah nilai yang merupakan
hasil penilaian beberapa subjek terhadap satu hal / barang tertentu. Ketiga jenis nilai
tersebut terdapat pula dalam Pancasila . Nilai objektif Pancasila adalah nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
Sedangkan nilai subjektif Pancasila adalah hasil penilaian masyarakat terhadap
Pancasila, yaitu kebenaran, kemanfaatan, kebaikan, masing-masing subjek atau
kelompok akan berbeda-beda. Adapun nilai inter-subjektif Pancasila adalah hasil
penilaian oleh beberapa orang atau kelompok terhadap Pancasila, yang biasanya akan
melahirkan suatu kebijakan.

b. Pengertian Norma
Norma merupakan penjabaran / perwujudan dari nilai. Kata Norma berarti
ukuran, garis pengarah, aturan, kaidah bagi penilaian. Norma berasal dari nilai-nilai
yang tumbuh dan berkembang , serta tertanam pada masyarakat. Selanjutnya norma
akan dijadikan sebagai pedoman, pengarah, pengontrol, pengendali perilaku oleh
masyarakat. Begitu pentingnya peran norma dalam masyarakat, maka bagi yang
melanggar akan mendapatkan sanksi. Dari segi sifatnya terdapat dua macam norma,
yaitu norma teknis dan norma umum. Norma teknis bersifat sementara, terbatas pada
tempat ,waktu , dan orangnya, serta tujuannya.
Norma umum bersifat tetap, dan tidak terbatas oleh tempat, waktu, dan orang,
sehingga berlaku di manapun, kapanpun,dan siapapun juga. Norma umum terdiri dari
empat macam norma :
1) Norma Moral ; norma moral adalah aturan tentang yang baik dan yang buruk
yang berasal dari hati sanubari manusia . Apabila manusia melanggar norma ini,
akan mendapatkan sanksi yang bersifat psikologis, misalnya rasa takut, rasa
bersalah, kecewa, dan sebagainya.
2) Norma kesopanan: aturan hidup manusia yang timbul dari pergaulan hidup dalam
masyarakat. Setiap anggota masyarakat harus mentaatinya, apabila melanggar
akan mendapatkan sanksi sosial , misalnya celaan, dikucilkan.dsb.
3) Norma Agama; adalah aturan hidup manusia yang berasal dari wahyu.
Kebenaran norma agama ini bersifat mutlak absolut, serta berlaku secara personal
/ pribadi. Apabila ada pelanggaran, maka sanksinya berupa dosa.
4) Norma hukum : adalah aturan hidup bersama maupun pribadi manusia yang
berasal dan ditetapkan oleh penguasa. Norma hukum bersifat imperative,
memaksa. Norma hukum merupakan jawaban bagi adanya sanksi dari ketiga
jenis norma sebelumnya yang tidak jelas dan tegas, baik dalam bentuk maupun
waktu sanksi yang diberikan. Norma hukum bersifat jelas dan tegas baik dalam
bentuk sanksi maupun waktunya. Bagi masyarakat yang melanggar akan
mendapatkan sanksi hukum.

Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila adalah ; nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,
nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Kelima nilai tersebut kemudian
dijabarkan dalam bentuk norma-norma yang lebih real dan mudah direalisasikan
dalam kehidupan,Penjabaran tersebut sebagai berikut :

1). Nilai ketuhanan = norma agama

2). Nilai kemanusiaan = norma etis sosiologis

3). Nilai Persatuan = norma estetis

4). Nilai Kerakyatan = norma yuridis

5). Nilai Keadilan = semua norma (agama, etis sosiologis, estetis, yuridis).

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada
hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Fundamental, dan menyeluruh.
Untuk itu, sila-sila Pancasila merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat bulat dan utuh, hierarkis,
dan sistematis. Dalam pengertian inilah, sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem filsafat.
Konsekuensinya kelima sila tidak terpisah-pisah dan memiliki makna sendirisendiri, tetapi
memiliki esensi serta makna yang utuh. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik
Indonesia mengandung makna bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan, dan
kenegaraan harus berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, . kerakyatan,
dan keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari pandangan bahwa negara adalah
merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, yang merupakan
masyarakat hukum (legal society). Adapun negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan
pada kodrat bahwa manusia sebagai warga negara, yaitu sebagai bagian persekutuan hidup yang
mendudukkan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (hakikat sila pertama).
Negara yang merupakan persekutuan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
pada hakikatnya bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang
berbudaya atau makhluk yang beradab (hakikat sila kedua). Untuk mewujudkan suatu negara
sebagai suatu organisasi hidup, manusia harus membentuk suatu ikatan sebagai suatu bangsa
(hakikat sila ketiga). Terwujudnya persatuan dan kesatuan akan melahirkan rakyat sebagai suatu
bangsa yang hidup dalam suatu wilayah negara tertentu. Konsekuensinya, hidup kenegaraan itu
haruslah didasarkan pada nilai bahwa rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara. Maka itu,
negara harus bersifat demokratis, hak serta kekuasaan rakyat harus dijamin, baik sebagai
individu maupun secara bersama (hakikat sila keempat). Untuk mewujudkan tujuan Negara
sebagai tujuan bersama, dalam hidup kenegaraan harus diwujudkan jaminan perlindungan bagi
seluruh warga. Dengan demikian, untuk mewujudkan tujuan, seluruh warga negara harus dijamin
berdasarkan suatu prinsip keadilan yang timbul dalam kehidupan bersama (hakikat sila kelima).
Pertanyaan

1. Berbagai konsep dan pengertian kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat di Indonesia
yang terkait dengan sikap inklusif, toleran, dan gotong royong dalam keragaman agama dan
budaya.
2. Berbagai kasus yang terkait dengan pengembangan karakter Pancasilais, seperti jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, dan cinta damai di
lingkungan Anda.
3. Contoh tentang keputusan yang diambil berdasar pada prinsip musyawarah dan mufakat di
lingkungan sekitar Anda.
4. Berbagai konsep dan pengertian yang terkait dengan pemahaman atas hakikat sila-sila
Pancasila dan bagaimana pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai
paradigma berpikir, bersikap dan berperilaku masyarakat?

Jawaban
1. Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan
dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun
dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal ada di dalam
cerita rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan rakyat. Kearifan lokal sebagai suatu
pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman
dalam mencoba dan diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam
suatu tempat.
2. Berbagai kasus yang terkait dengan pengembangan karakter Pancasilais, seperti jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, dan cinta damai. Contoh
dalam ruang lingkup mahasiswa:
 Menerapkan sikap jujur dalam ujian, absen mata kuliah
 Disiplin dalam mengerjakan tugas dan tidak terlambat masuk kelas
 Tanggung jawab atas tugas-tugas yang harus segera di kerjakan
 Peduli sesama teman jika mendapati teman yang sedang kesusahan
 Santun terhadap sesama, maupun dosen
 Ramah lingkungan, tidak merusak lingkungan sekitar
 Gotong royong dalam mengerjakan masalah-masalah yang ada
 Cinta damai, tidak membuat aksi anarkis yang membuat kerusakan dan meresahkan warga
sekitar
3. Contohnya seperti:
 Pemilihan ketua Organisasi
 Pemilihan RT
 Pemilihan RW
4. Pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai paradigma berpikir,
bersikap dan berperilaku masyarakat sebagai berikut: Pancasila adalah ideologi dasar bagi
negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla
berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Makna setiap sila Pancasila
 Arti dan Makna Sila Ketuhanan yang Maha Esa
a. Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan yang
Maha Esa
b. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut
agamanya.
c. Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
d. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.
e. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah
menurut agamanya masing-masing.
f. Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara
dan mediator ketika terjadi konflik agama.
 Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan
b. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.
c. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah.
 Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia
a. Nasionalisme.
b. Cinta bangsa dan tanah air.
c. Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia.
d. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna
kulit.
e. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.
 Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
a. Hakikat sila ini adalah demokrasi.
b. Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah
itu diadakan tindakan bersama.
c. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama.
 Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat.
b. Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama
menurut potensi masing-masing.
c. Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai dengan
bidangnya.
LAPORAN HASIL DISKUSI

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

DISUSUN OLEH:

 Ahmad Syahrul Mubarok (11200140000073)


 Nanda Rizkiadi Winataputra (11140140000054)
 Septi Julianti (11200140000088)
 Siti Maharani (112000140000080)

DOSEN PENGAMPU:

 Dr. Abdul Rozak, M.Si

A. HASIL DISKUSI

Pengertian filsafat pancasila secara umum adalah hasil berfikir atau pemikiran yang
sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai
kenyataan, norma-norma dan nilai-nilai yang benar, adil, bijaksana dan paling sesuai dengan
kehidupan dan kepribadian bangsa Indonesia.

Lingkup Pengertian Filsafat terdiri dari Filsafat sebagai suatu kebijaksanaan yang
rasional dari segala sesuatu, Filsafat sebagai suatu sikap dan pandangan hidup, Filsafat sebagai
suatu kelompok persoalan, Filsafat sebagai suatu kelompok teori dan sistem pemikiran, Filsafat
sebagai suatu proses kritis dan sistematis dari segala pengetahuan manusia dan Filsafat sebagai
usaha untuk memperoleh pandangan yang komprehensif.

Kemudian cara berpikir filsafat yang harus: Kritis, terdalam, bersifat runtuh, rasional,
universial spekulatif dan lainnya.

Cara mempelajari filsafat dibedakan menjadi dua yaitu seeara historis dan secara
sistematik. Secara historis artinya mempelajari sejarah perkembangan pemikiran filsafat sejak
awal pemunculannya sampai sekarang dan secara sistematik artinya mempelajari pembagian
bidang persoalannnya.

Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling bergantung dan
berhubungan untuk satu tujuan tertentu dan saling berkualifikasi antara satu dengan yang lain.
Pada dasarnya pancasila merupakan suatu bagian atau unit yang saling berhubungan antara satu
dengan yang lain. Makna dasar pancasila sebagai sitem filsafat adalah dasar mutlak dalam
berfikir dan berkarya sesuai dengan pedoman dan dengan mengaitkan antara sila-sila pancasila
yang saling berhubungan.

Pancasila sebagai sistem filasafat memiliki nilai-nilai tersendiri. Nilai-nilai tersebut ialah:

1. Rumusan dari nilai-nilai pancasila menunjukkan adanya sifat-sifat umum karena pada
hakikatnya pancasila merupakan suatu nilai.
2. Inti dari nilai-nilai pancasila berlaku dan tidak terkait dengan ruang. Artinya, nilai
pancasila sudah berlaku sejak jaman dahulu, jaman sekarang, dan akan berlaku hingga
masa depan.
3. Pancasila yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945 memenuhi syarat sebagai
pokok kaidah negar yang fundamental, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber hukum
positif di Indonesia.

B. KESIMPULAN

Pancasila sebagai sistem filsafat berperan dalam pembentukan karakter kehidupan dalam
menjalankan suatu masyarakat sebagai warga negara yang turut adil dalam perkembangan
kemajuan Indonesia. selain itu Pancasila sebagai sistem filsafat dapat juga berarti sebuah prinsip
yang harus dipegang teguh oleh masyarakat berwarganegara dalam menjalankan suatu
kehidupan, baik dalam perekonomian ataupun kegiatan pendidikan yang disalurkan melalui
suatu organisasi atau pekerjaan. Perlu diketahui bahwa Pancasila sebagai sistem filsafat sudah
diwariskan, dipikirkan dengan matang oleh para pemantik pahlawan terdahulu yang dijadikan
pedoman bagi generasi seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai