Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya, sebagaimana tercantum dalam Pasal 162 Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Ketentuan mengenai
penyelenggaraan kesehatan lingkungan selanjutnya diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, yang
pengaturannya ditujukan dalam rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang
sehat tersebut melalui upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan
kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di permukiman, tempat
kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum.
Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat, antara lain Malaria pada tahun
2012 sebanyak 417.819 kasus dan Anual Parasite Incident Malaria di
Indonesia sebesar 1,69 per1.000 penduduk. Demam Berdarah Dengue pada
tahun 2012 sebanyak 90.245 kasus dengan jumlah kematian 816 (IR= 37,11
dan CFR= 0.9). Sedangkan penemuan Pneumonia Balita pada tahun 2012
cakupannya sebesar 22,12 %. Angka kesakitan diare pada semua umur
menurun tidak signifikan dari 423 per 1000 penduduk pada tahun 2006
menjadi 411 per 1000 penduduk pada tahun 2010, hasil survey morbiditas
tahun 2006 dan tahun 2010 memperlihatkan bahwa tidak ada perubahan
episode diare pada balita sebesar 1,3 kali (Hasil kajian morbiditas diare,
Depkes, 2012).
WHO melaporkan sementara ini Indonesia pada peringkat 5 dunia
jumlah penderita TB Paru (WHO Global Tuberculosis Control 2010).
Disamping itu perubahan iklim (climate change) diperkirakan akan
berdampak buruk terhadap lingkungan sehingga dapat terjadi peningkatan
permasalahan terhadap penyakit. Hal lain yang menyebabkan meningkatnya
permasalahan penyakit juga diakibatkan oleh keterbatasan akses masyarakat
terhadap kualitas air minum yang sehat sebesar 63 % dan penggunaan jamban
sehat sebanyak 69% (sekretariat STBM, Bappenas, Tahun 2012).
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama karena
meningkatnya penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan, Pemerintah telah menetapkan Puskesmas sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Dalam pengaturan Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya kesehatan
masyarakat yang bersifat esensial adalah berupa Pelayanan Kesehatan
Lingkungan. Upaya kesehatan masyarakat esensial tersebut harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.
Untuk memperjelas lingkup penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas perlu diatur mengenai uraian kegiatan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan sebagai acuan bagi petugas Puskesmas dan
masyarakat yang membutuhkan pelayanan tersebut.

B. Dasar
1. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang RI No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
4. Peraturan Pemerintah RI No.32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
6. Peraturan pemerintah RI No.4 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan
Perguruan tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
7. Peraturan Pemerintah RI No.66 tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan
8. Peraturan Presiden RI No.8 Tahun 2012 tentang Kerangka kualifikasi
Nasional Indonesia
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.73 Tahun 2013
tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang
Pendidikan Tinggi
10. Peraturan Menteri Kesehatan No.32 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Sanitarian
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.49 Tahun 2014
tentang Standar pendidikan Tinggi

C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti Praktek Kerja Puskesmas, mahasiswa semester VI
Prodi D-III Kesling Poltekkes Kemenkes Pontianak Mampu
memaplikasikan teori-teori kuliah kompetensi secara nyata yaitu :
a. Dasar-dasar kesehatan lingkungan
b. Pencemaran lingkungan
c. Penyediaan air
d. Pengelolaan limbah cair
e. Penyehatan udara
f. Penyehatan tanah
g. Penyehatan makanan dan minuman
h. Sanitasi tempat-tempat umum
i. Pengelolaan sampah
j. Pengendalian vector dan tikus
k. Sanitasi industry dan K3

2. Tujuan intruksional khusus


a. Merencanakan, melaksanakan, evaluasi dan penyusuanan laporan
kegiatan penyediaan air
b. Merencanakan, melaksanakan, evaluasi dan penyusuanan laporan
kegiatan penyehatan limbah cair
c. Merencanakan, melaksanakan, evaluasi dan penyusuanan laporan
kegiatan penyehatan tanah
d. Merencanakan, melaksanakan, evaluasi dan penyusuanan laporan
kegiatan pengelolaan sampah
e. Merencanakan, melaksanakan, evaluasi dan penyusuanan laporan
kegiatan penyehatan makanan dan minuman
f. Merencanakan, melaksanakan, evaluasi dan penyusuanan laporan
kegiatan pengendalian vector dan tikus
g. Menyusun rencana kegiatan pengawasan kesehatan lingkungan di
masyarakat
h. Melaksanakan kegiatan pengawasan kesehatan lingkungan di
masyarakat
i. Menganalisis dan menyimpulkan hasil pengawasan kesehatan
lingkungan di masyarakat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional
yangmerupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran sertamasyarakatdisamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepadamasyarakatdi wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok.

B. Pengertian Klinik Sanitasi


Klinik adalah balai pengobatan khusus seperti keluarga berencana,
penyakit paru-paru atau juga merupakan organisasi kesehatan yg bergerak
dalam penyediaan pelayanan kesehatan kuratif (diagnosis dan pengobatan),
biasanya thd satu macam gangguan kesehatan. Sanitasi adalah perilaku
disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah
manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan
manusia. Sanitasi dasar adalah Sarana sanitasi rumah tangga yang meliputi
sarana buang air besar, sarana pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga.
Klinik sanitasi merupakan wahana untuk mengatasi masalah
kesehatan masyarakat melalui upaya terintegrasi kesehatahn lingkungan-
pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis
dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang
berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian dari kegiatan puskesmas. Bekerja sama
dengan program yang lain dari sektor terkait di wilayah kerja puskesmas.
Klinik sanitasi lingkungan merupakan suatu upaya/kegiatan yang
mengintegrasikan pelayanan kesehatan antara promotif, preventif dan kuratif
yang difokuskan pada penduduk yang menderita pnyakit berbasis lingkungan
dan masalah kesehatan lingkungan pemukiman yang dilaksanakan oleh
petugas puskesmas bersama masyarakat yang dapat dilaksanakan secara aktif
dan pasif di dalam dan di luar puskesmas (Depkes RI, 2002). Klinik sanitasi
merupakan pengembangan dari konsep yang di perkenalkan oleh puskesmas
wanasaba kabupaten Lombok timur provinsi NTB pada tahun 1995.
Selanjutnya kegiatan ini di ikuti oleh beberapa puskesmas di NTB, provinsi
jawa timur, provinsi Sulawesi tenggara, provinsi Sulawesi selatan, provinsi
Sumatra selatan dan Kalimantan selatan. Sampai pada tahun 2004, klinik
sanitasi sudah tersebar diseluruh provinsi di Indonesia, sudah mencapai 23,4
% yaitu 1.527 puskesmas yang melaksanakan klinik sanitasi dari 6.521
jumlah puskesmas di seluruh Indonesia (Aini, 2004). Timbulnya konsep ini
karena ditemukannya data 10 jenis penyakit terbanyak yang diderita pasien
puskesmas Wanasaba berkaitan erat dengan masalah kondisi lingkungan
pemukiman maupun sarana sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
seperti penyakit diare, ISPA, kulit dan kecacingan (Depkes RI, 2003). Dalam
pelaksanaan kegiatan klinik sanitasi masyarakat difasilitasi oleh petugas
puskesmas, klinik sanitasi diharapkan dapat memperkuat tugas dan fungsi
puskesmas dalam melaksanakan pelayanan pencegahan dan penularan
penyakit berbasis lingkungan dan semua persoalan yang ada kaitannya
dengan kesehatan lingkungan guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Secara umum tujuan klinik sanitasi yaitu meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan kuratif yang di lakukan
secara terpadu, terarah dan terus menerus.

C. Pasien
Penderita penyakit yang di duga berkaitan dengan kesehatan lingkungan yang
di rujuk oleh petugas medis ke ruang klinik sanitasi.
D. Klien
Merupakan masyarakat umum bukan penderita penyakit yang datang ke
puskesmas untuk berkonsultasi tentang masalah yang berkaitan dengan
kesehatan lingkungan.
E. Bengkel Sanitasi
Adalah suatu ruangan atau tempat yang dipergunakan untuk menyimpan
peralatan pemantauan dan perbaikan kualitas lingkungan.
F.Ruang Klinik Sanitasi
BAB II
RENCANA PRAKTIK KERJA PUSKESMAS

A. Alokasi Waktu
Rencana kegiatan praktek kerja puskesmas ini akan dilaksanakan mulai
tanggal 12 februari 2018 sampai dengan 3 maret 2018 dengan alokasi waktu
1. Pembekalan peserta oleh dosen pembimbing : Kamis, 7 Februari 2019
2. Pembukaan dan serah terima peserta : Jumat, 8 Februari 2019
3. Praktek kerja puskesmas : Senin, 11 Februari 2019
4. Pengembalian peserta : Sabtu, 23 Februari 2019
5. Pelaporan dan presentase : Sabtu, 23 Februari 2019

B. Tempat Kegiatan
Kegiatan PKL dilakukan Di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota

C. Materi Kegiatan
Materi kegiatan didapat dari pembekalan sebelum kegiatan dan pas selama
pelaksanaan

D. Pelaksana Kegiatan
Mahasiswa D3 Kesehatan Lingkungan Semester 6 Poltekkes Kemenkes
Pontianak
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA PUSKESMAS

A. Hasil Praktek

No Hari/Tgl Kegiatan yang dilakukan


1 Senin, 11 Februari - Melakukan Apel pagi dengan seluruh staf UPTD
2019 Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota
- Mengeprint Permenkes …..
2 Selasa, 12 Februari - Membuat Kerangka Acuan Semua Program
2019 - Membuat SOP Kerangka Acuan Semua Program
3 Rabu, 13 Februari - Membuat RPK Bulanan Kesling
2018 - Membuat RUK Kesling
- Melakukan Konseling Pada Pasien
4 Kamis, 14 - Membuat Jadwal Kegiatan Kesling’
Februari 2019 - Membantu LHK Kesling
5 Jumat, 15 Februari - Monitoring Rencana Kesling
2019 - Matriks PCDA Progam Kesling
6 Sabtu, 16 Februari - Manajemen Resiko Kesling
2019 - SK Kapus Pengolaan Keamanan Lingkungan
Fisik Di Puskesmas
7 Senin, 18 Februari - Membuat SK Kapus Pemantauan Lingkungan
2019 Fisik
- Membuat SK Kapus Infentariarisasi Pengelolaan
Penyimpanan dan Pengunaan Bahan Berbahaya
- Ceklis Pemantauan Listrik di Puskesmas
8 Selasa, 19 Februari - Membuat SK Kapus Infentariarisasi Pengelolaan
2019 Penyimpanan dan Pengunaan Bahan Berbahaya
- SK Kapus Pengendalian dan Pembuangan
Limbah Berbahaya
9 Rabu, 20 Februari - Membuat Jadwal Pelaksanaan Pemantauan Fisik
2019 di Puskesmas
- Hasil Pemantauan Lingkungan Fisik di
Puskesmas
- MUO Limbah Medis
10 Kamis, 21 - Membuat Tindak Lanjut Pemantauan Intalasi
Februari 2019 Listrik di Puskesmas
- Jadwal Pelaksaana Pemantauan Lingkungan Fisik
di Puskesmas
11 Jumat, 22 Februari - Bukti Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Fisik
2019 di Puskesmas
- Notulen Petemuan
12 Sabtu, 23 Februari - Ceklis di Puskesmas
2019 - Ceklis Apar
- Turun lapangan TTU

Anda mungkin juga menyukai