Disusun Oleh :
Kelompok 13
MALANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyusun laporan ini dengan judul “LAPORAN PENDAHULUAN DAN
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK PESANTREN” hingga
selesai.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
memberikan saran atas selesainya penulisan laporan ini. Di dalam penulisan makalah ini kami
menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan mengingat keterbatasanny apengetahuan
dan pengalaman kami. Oleh sebab itu, sangat di harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun untuk melengkapkan makalah ini dan berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................1
Daftar Isi...............................................................................................................2
Bab 1 :Pendahuluan
Bab 4 : Penutup
3.1. Kesimpulan............................................................................................23
3.2. Saran......................................................................................................23
Daftar Pustaka...................................................................................................24
BAB 1
PENDAHULUAN
M. Arifin (2012) secara terminologi dapat dikemukakan disini beberapa pandangan yang
mengarah kepada pengertian pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam yang
tumbuh serta diakui masyarakat sekitar, dengan sistem (kompleks) dimana santri-santri
menerima pendidikan agama Islam melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya
dibawah kedaulatan dari leadership seorang atau beberapa orang kiai dengan ciri-ciri khas yang
bersifat karismatik serta independen dalam segala hal.
Menurut Riset Nasional Dasar Kesehatan 2013, prevalensi merokok di Indonesia yang
berusia 15 tahun ke atas meningkat dari 34,2% di 2007 menjadi 34,7% pada tahun 2010, dan
menjadi 36,3% pada tahun 2013. Persentase memulai menggunakan tembakau dalam setiap
kelompok usia adalah: 5-9 tahun - 0,7%, 10-14 tahun 9,5%, 15-19 tahun 50,3%, 20-24 tahun
26,7%, 25-29 tahun 7,6%, > 30 tahun 5,2% .
Budaya bersih merupakan cerminan sikap dan perilaku masyarakat dalam menjaga dan
memelihara kebersihan pribadi serta lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Pondok Pesantren
sebagai salah satu tempat pendidikan di Indonesia saat ini berjumlah kurang lebih 40.000.
Penyakit menular berbasis lingkungan dan perilaku seperti tuberkulosis paru, infeksi saluran
pernapasan atas, diare dan penyakit kulit masih merupakan masalah kesehatan yang juga dapat
ditemukan di Pondok Pesanten.
Pondok pesantren juga merupakan bagian dari lingkup komunitas yang pada umumnya
tergambar pada ciri khas yang biasanya dimiliki oleh pondok pesantren, yaitu adanya pengasuh
pomdok pesantren (Kyai/ Ajengan/ Tuan Guru/ Buya/ Tengku/ ustadz), adanya masjid sebagai
pusat kegiatan ibadah dan tempat belajar, adanya santri yang belajar, serta adanya asrama
sebagai tempat tinggal santri. Asuhan keperawatan komunitas di warga pesantren sebagai usaha
pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan dan memandirikan warga pesantren agar dapat
meningkatkan dan mempertahankan derajat kesehatan secara optimal.
.2. RumusanMasalah
1. Apa Definisi Keperawatan Komunitas di Pesantren ?
2. Bagaimana Keperawatan Komunitas di Lingkungan Pesantren ?
3. Bagaimana Upaya Kegiatan Kesehatan Komunitas di Area Kalangan Santri ?
4. Bagaimana Masalah-masalah Kesehatan di Pondok Pesantren ?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pada kelompok pesantren?
.3. Tujuan
.3.1. TujuanUmum
Memahami dan mengerti “Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas dengan Masalah
Kesehatan Kelompok Pesantren” .
.3.2. TujuanKhusus
1. Untuk Mengetahui Definisi Keperawatan Komunitas di Pesantren
2. Untuk Mengetahui Keperawatan Komunitas di Lingkungan Pesantren
3. Untuk Mengetahui Upaya Kegiatan Kesehatan Komunitas di Area Kalangan Santri
4. Untuk Mengetahui Masalah-masalah Kesehatan di Pondok Pesantren
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kelompok pesantren
.4. Manfaat
Untuk mengetahui dan menambah wawasan baru tentang Asuhan keperawatan komunitas
di lingkungan pesantren serta mengetahui masalah Kesehatan di Pondok Pesantren dan upaya
Kegiatan Kesehatan Komunitas di Area Kalangan Santri.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pesantren merupakan tempat untuk mendidik agar santri-santri menjadi orang yang
bertaqwa, berakhlak mulia serta memeiliki kecerdasan yang tinggi. Santri-santri yang berada di
pondok Pesantren merupakan anak didik yang pada dasarnya sama saja dengan anak didik di
sekolah-sekolah umum yang harus berkembang dan merupakan sumber daya yang menjadi
generasi penerus pembangunan yang perlu mendapat perthatian khusus terutama kesehatan dan
pertumbuhannya. Permasalahan kesehatan yang dihadapi santri-santri tidak beda dengan
permasalahan yang dihadapi anak sekolah umum bahkan bagi santri yang mondok akan
bertambah lagi dengan masalah kesehatan lingkungan yang ada di pondok yang mereka tempati.
Berdasarkan hal tersebut di atas dituntut suatu peran aktif dari masyarakat dalam hal ini
adalah Pesantren bekerjasam dengan pihak kesehatan melakukan pembinaan kesehatan bagi
santri-santri yang ada sehingga terwujud pola perilaku hidup bersih dan sehat bagi para santri
dan masyarakat Pondok Pesantren serta masyarakat lingkungannya.
2.3. Upaya Kegiatan Kesehatan Komunitas Di Area Kalangan Santri
Untuk mendapatkan hasil guna dan daya guna yang optimal sehubungan dengan peran serta
Pesantern untuk melakukan pembinaan kesehatan santri-santri diperlukan upaya-upaya yang
meliputi:
1. Upaya Promotif :
Pelatihan kader kesehatan Pondok Pesantern yaitu kegiatan pelatihan santri-santri
yang berada di Pondok Pesantren untuk menjadi kader kesehatan yang akan
membantu kegiatan pelayanan kesehatan di Pondok Pesantren tersebut.
Penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan pihak Pondok
Pesantren tentang pesan-pesan kesehatan guna meningkatkan pengetahuan sikap
dan perilaku santri dan masyarakat Pondok Pesantren mengenai kesehatn jasmani,
mental dan social.
Perlombaan bidang kesehatn yaitu kegiatan yang sifatnya untuk meningkatkan
minat terhadap kegiatan kesehatn di Pondok Pesantren, misalnya lomba kebersihan,
lomba kesehatan dan lain-lain.
2. Upaya Preventif :
Imunisasi , yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pihak kesehatn dibantu pihak Pondok
Pesantern dalam rangka pencegahan terhadap penyakit tertentu pada santri-santri
yang masih berusia sekolah, misaln ya imunisasi DT dan TT pada Bulan Imunisasi
Anak Sekolah (BIAS).
Pemberantasan nyamuk dan sarangnya, adalah kegiatan pencegahan penyakit yang
disebabkan gigitan nyamuk dengan jenis kegiatan pemberantasan sarang nyamuk
yang dilaksanakan oleh santri dan petugas serta pihak Pondok Pesantren.
Kesehatan lingkungan, yaitu suatu kegiatan berupa pengawasan dan pemeliharaan
lingkungan Pondok Pesantren berupa tempat pembuangan sampah, air limbah,
kotoran dan sarana air bersih. Kegiatan ini bertujuan guna meningkatkan kesehatan
lingkungan Pondok Pesantren.
Penjaringan kesehatan santri baru guna mengetahui status kesehatan dan sedini
mungkin menemukan penyakit yang diderita para santri.
Pemeriksaan berkala guna mengevaluasi kondisi kesehatan dan penyakit para santri di
Pondok Pesantren yang dialksanakan oleh petugas kesehatn dibantu pihak Pondok
Pesantren.
3. Upaya Kuratif dan rehabilitatif :
Pengobatan dilakukan oleh petugas kesehatan terhadap santri dan masyarakat
Pondok Pesantren yang sakit yang dirujuk pihak Pondok Pesantren.
Rujukan kasus yaitu kegiatan merujuk santri dan mayarakat Pondok Pesantren yang
mmengidap penyakit tertentu ke fasilitas rujukan legih lanjut untuk mencegah
penyakit berkembang lebih lanjut.
Peran serta lain yang biasanya dilakukan oleh pihak Pondok Pesantren adalah dalam hal
pelayanan gizi di Pondok Pesantren dengan cara:
Masalah lain yang juga berhubungan dengan peran serta Pondok Pesantren guna
meningkatkan derajat kesahatan masyarakat Pondok Pesantern adalah tentang kesehatan
lingkungan di Pondok Pesantren yang meliputi :
1) Lingkungan dan bangunan pondok Pesantren haruslah dalam keadaan bersih tersedia
sarana sanitasi yang memadai dan memenuhi syarat kesehatan., bangunan yang kukuh.
2) Tata Ruang, sesuai dengan kebutuhan dan perencanaan.
3) Konstruksi bangunan sesuai dengan persyaratan kesehatan.
4) Kamar/ruang cukup untuk dihuni oleh santri dan sesuai dengan ketentuan kesehatan.
Keterlibatan Pondok Pesantren dalam hal kesehatan yang lain adalah tersedianya Pos Obat
Desa (POD). Pos Obat Desa yang dimaksud adalah suatu tempat dimana masyarakat warga
Pondok Pesantren yang sakit dapat dengan mudah memperoleh obat untuk mengobati santri
dengan murah dan bermutu. Obat-pbat yang dipakai adalah obat-obat yang diperbolehkan yaitu
sesuai dengan letentuan dari pihak kesehatan. Pengelola POD adalah kader yang telah dilatih
yang berada di Pondok Pesantren.
KASUS
Terdapat sebuah pondok pesantren yang bernama “Al-Amin” yang didirikan oleh K.H Agus
Salim sejak 20 Juli 1985 dengan jumlah santri 20 orang. Saat ini pondok pesantren “Al-Amin”
yang terletak di Jawa Timur terdapat 100 santri dengan pimpinan saat ini K.H Munir.
Pondok Pesantren ini bersifat Independen dan mandiri, sudah terdapat UKS tetapi PHBS di
pesantren ini kurang seperti ruang asrama tampak gelap, tampak pakaian dan peralatan sholat
yang digantung yang menghambat masuknya cahaya matahari. Ventilasi pada asrama kurang. Di
belakang asrama siswi tampak sampah berserakan. Ada toilet yang tidak terawat, selokan yang
tidak terawat dan kotor, serta menimbulkan bau. Kamar mandi sebagian ada yang tampak
berantakan.
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 DEMOGRAFI
1. Struktur Lokasi
Bangunan
Mayoritas bangunan adalah bangunan permanen terbuat dari tembok.
Arsitektur
Bangunan rumah ukuran kecil tetapi ada juga yang besar dan berdekat – dekatan,
satu dengan lainnya, dan sebagian lainnya memiliki corak yang sama. Sebagian
besar rumah lantainya terbuat dari keramik, hanya sebagian kecil yang
berlantaikan semen dan tanah. Rata-rata disetiap bangunan memiliki pencahayaan
yang kurang baik, sedikitnya bangunan yang mempunyai jendela yang dibuka
setiap hari.
2. Jumlah total penduduk
Santri berjumlah 135
3. Proporsi penduduk berdasarkan jeniskelamin
No Jenis kelamin Jumlah Proporsi
1 Laki-laki 75 75%
2 Perempuan 60 60%
1. Perumahan
Area
Pondok Pesantren Al Amin Kota Surabaya terdiri dari banyak bangunan yang digunakan
sebagai sarana sekolah mulai kelas 1 sampai 3.
Kualitas
Terdapat beberapa lahan kosong lainnya tidak dimanfaatkan untuk kegiatan pondok
pesantren.
3. pembuangan sampah
1. PelayananKesehatan
Masalah kesehatan terbanyak yang terjadi selama 5 bulan terakhir yaitu akibat kurangnya
perilaku PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
3. Pasangan Usia subur
Dalam pesantren terdapat 2 pasangan subur
Tidak menjadi akseptor KB
Alasannya di larang suami
A. Data Sub Sistem
Do:
Terlihat ruang asrama di
Pondok Pesantren Al-Amin
tampak pakaian dan
peralatan sholat yang
digantung, menghambat
masuknya cahaya matahari
ke dalam ruang asrama.
Ventilasi pada asrama
Pondok Pesantren Al-Amin
kurang.
Kebersihan lingkungan di
Pesantren Al-Amin banyak
terdapat sampah yang
berserakan seperti sampah
botol,bungkusan makanan,
dan baju bekas,WC tidak
terawat, kebersihan kamar
mandi tidak sama ada kamar
mandi yang bersih dan ada
kamar mandi yang tampak
berantakan, selokan tidak
terawat dan tempatnya
sangat kotor penuh lumut
dan menimbulkan bau serta
Kondisi kantin tampak
kurang bersih, masih ada
banyak sampah berserakan
dan lalat yang berterbangan
3 : tinggi 3 : tinggi
Resiko infeksi 2 2 3 7
Deficit 3 2 3 8
pengetahuan
tentang PHBS
No. Diagnosa Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Hari, Tempat Evaluas
keperawatan Tanggal
Kriteria
1. Resiko infeksi Jangka panjang Santri di 1. Komunikasi 1. Lakukan skrining Selasa, 1 Halaman Psikomotor 1.
ditandai Pesantren 2. Informasi maret Pondok
Santri di Pesantren resiko gangguan
dengan “Al- 3. Edukasi 2021 Pesantren Al-
Al-Amin dapat
Banyak Amin” kesehatan lingkungan Amin
memelihara
terdapatnya kebersihan 2. Identifikasi factor
sampah lingkungan dan
yang resiko keehatan yang
melaksanakan
berserakan perilaku hidup bersih di ketahui
seperti dan sehat selama 1
sampah 3. Anjurkan strategi
bulan
botol, menciptakan
bungkus Jangka pendek
makanan, lingkungan yang aman
Setelah mengikuti
dan baju penyuluhan selama dan bersih
bekas 100 menit santri di
WC tidak 4. Libatkan partisipasi
Pesantren Al-Amin
terawat mampu: masyarakat dalam
Selokan a. Melaksanankan
tidak memelihara keamanan
kebersihan
terawat dan lingkungan setiap lingkungan
tampak 1 kali dalam 5. Promosikan kebijakan
sangat seminggu.
pemerintah untuk
kotor, b. Melaksanakan
penuh pembagian mengurangi resiko
lumut dan pembuangan
penyakit
menimbulk sampah baik
an bau organik ataupun 6. Diberikan penyuluhan
mendapatk nonorganik. kepada para santri
an c. Melakukan tentang pentingnya
informasi progam perilaku perilaku hidup bersih
tentang hidup bersih dan dan sehat
PHBS (0) sehat 7. Memperbaiki program
0%. yang ada di dalam
suatu PonPes
8. Memberi semangat
atau dorongan
9. Mengadakan kerja
bakti pada hari jum’at
10. Membuang sampah
pada tempatnya
11. Melakukan personal
hygiene dengan benar
2. Deficit Jangka panjang Para Santri 1. Komunikasi 1. Diberikan Rabu, 2 Aula pondok Verbal -
pengetahuan di 2. Informasi penyuluhan maret Pesantren Al-
Para santri di Pesantren
tentang PHBS 3. Edukasi tentang PHBS 2021 Amin
Pesantren Al-Amin Al-Amin
b.d kurang (Perilaku Hidup
Putri mampu
terpapar Bersih dan Sehat)
meningkatkan
informasi 2. identifikasi
pengetahuan,
yang ditandai perubahan sikap dan kesiapan dan -
60 orang perilaku serta
kemampuan
dengan kemandirian
presentase perorangan dalam menerima
78,8% yang mengatasi masalah
informasi
PHBS nya kesehatan agar dapat
kurang. hidup bersih dan 3. sediakan materi
sehat selama 4 bulan
dan media
kesehatan
4. jadwalkn
Jangka pendek
Setelah mengikuti pendidikan
penyuluhan selama
kesehatan sesuai
4x100 menit Santri
di Pesantren Al- kesepakatan
Amin mampu:
5. Tentang
a. Mengetahui dan
Menjelaskan pengertian dan
pengertian
tujuan maupun
PHBS
b. Mengetahui dan progam dari PHBS
menjelaskan
6. identifikasi factor-
tujuan PHBS
faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan
motivasi perilaku
hidup bersih
7. ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
8. ajarkan strategi
yang dapat di
gunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat
9. berikan
kesempatan untuk
bertanya
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
2. Resiko infeksi b.d peningkatan Sabtu 9 maret 2021 Melaksanakan kebersihan Struktur
paparan mikroorganisme lingkungan melalui gotong Gotong royong dan gerakan moral PINASA
pathogen lingkungan ditandai royong yang dilaksanakan telah direncananakan 2 minggu sebelumnya.
dengan : setiap 1kali seminggu Pemeberitahuan gotong royong dan gerakan
Banyak terdapatnya sampah Dan juga gerakan moral moral PINASA telah di berikan 2 hari
yang berserakan seperti PINASA(Pia na sampah,ala) sebelumnya.
sampah botol, bungkus yang dalam Bahasa daerah Proses
makanan, dan baju bekas setempat berarti “Lihat sampah, Peserta yang hadir sebanyak 135 orang.
WC tidak terawat Ambil”. Gotong royong dan gerekan moral PINASA
Selokan tidak terawat dan dilakukan halaman pondok Pesantren Al-Falah
tampak sangat kotor, penuh Putri
lumut dan menimbulkan bau Acara berjalan dengan lancar.
Hasil
Peserta aktif dalam melaksananakan gotong
royong dan gerakan moral PINASA:
Semua peserta saling bekerja sama dalam
melaksanakan gotong royong dan juga
gerakan moral PINASA
BAB 4
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pondok pesantren juga merupakan bagian dari lingkup komunitas yang pada umumnya tergambar pada ciri khas yang biasanya
dimiliki oleh pondok pesantren, yaitu adanya pengasuh pondok pesantren (Kyai/ Ajengan/ Tuan Guru/ Buya/ Tengku/ ustadz), adanya
masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan tempat belajar, adanya santri yang belajar, serta adanya asrama sebagai tempat tinggal santri.
Asuhan keperawatan komunitas di warga pesantren sebagai usaha pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan dan memandirikan warga
pesantren agar dapat meningkatkan dan mempertahankan derajat kesehatan secara optimal.
3.2. Saran
Menyadari bahwa laporan kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber- sumber yang lebih banyak yang dapat di pertanggung jawabkan.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan terutama bagi kami sendiri sebagai penulis dari makalah ini. Dan
diharapkan dengan adanya makalah ini rekan mahasiswa keperawatan lebih memahami tentang keperawatan komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
http://keperawatankomunitas/2009/05/peran-serta-pondok-pesantren.dalam.pdf
https://muslimafiyah.com/beberapa-masalah-kesehatan-yang-sering-muncul-di-pondok-pesantren.html