1. Management scabies, apakah ada krim lain atau alternative terapi, farmako dan non farmako?
Infestasi oleh tungau dapat tidak bergejala (asimptomatik) / dianggap sebagai pembawa (carrier). Oleh
karena itu, pengobatan dilakukan kepada seluruh penghuni rumah. Terapi utama pada pasien scabies
adalah agen topical.
Agen Topical
1. Permetin cream 5%
Merupakan terapi tatalaksana utama yang efektif terhadap seluruh stadium parasite
dan diberikan untuk usia diatas 2 bulan. Memiliki efektivitas tinggi.
Mechanism of action
Bekerja pada membrane sel saraf untuk inhibisi Sodium channel protein type 1
subunit alpha yang menyebabkan repolarisasi tertunda.
Absorpsi
Diserap kurang baik dikulit
Metabolism
Oleh ester hydrolysis menjadi inactive metabolite dan di excresi di urine
Aplikasi
Digunakan 7-14 hari keseluruh tubuh kecuali area kepala dan leher, lalu
dibersihkan setelah 8 jam dengan mandi.
Pemakaian pada wanita hamil, ibu menyusui, anak usia di bawah 2 tahun
dibatasi menjadi dua kali aplikasi (diberi jarak 1 minggu) dan segera dibersihkan
setelah 2 jam aplikasi.
2. Krotamiton 10%
Dapat berupa cream / lotion. Merupakan obat alternatif pertama untuk usiia dibawah 2
bulan. Memiliki 2 efek sebagai anti scabies dan antigatal
Mechanism of action
Merupakan obat yang sangat beracun bagi tungau scabies. Meredakan gatal
dengan menghasilkan counter-irritation. Ketika pengalami penguapan di kulit.
Krotamiton akan menghasilkan efek dingin sehingga mengalihkannya dari rasa
gatal. (Antipruritic effects: 6-10 hr)
Absorpsi
Terabsorpsi 10% ketika diaplikasikan secara local dikulit
Excretion
Di excresi di urine (4.8 – 8%)
Aplikasi
Aplikasi dilakukan ke seluruh tubuh dan dibasuh setelah 24 jam dan diulang
sampai 3 hari. Penggunaan dijauhkan dari area mata, mulut, dan uretra.
5. Lindane (Gammexane) 1%
Berbentuk lotion, efektif untuk seluruh stadium, mudah digunakan, dan jarang terjadi
iritasi. US Food and Drug Administration (FDA) telah memasukkan obat ini dalam
kategori “black box warning”, dilarang digunakan pada bayi prematur, individu dengan
riwayat kejang tidak terkontrol. Selain itu, obat ini tidak dianjurkan pada bayi, anak-
anak, lanjut usia, individu dengan berat kurang dari 50 kg karena risiko neurotoksisitas,
dan individu yang memiliki riwayat penyakit kulit lainnya seperti dermatitis dan
psoriasis.
Mechanism of action
langsung diserap oleh parasit dan sel telur melalui exoskeleton dan merangsang
sistem saraf ( inhibisi Reseptor asam gamma-aminobutirat (GABA(1)) sehingga
menyebabkan kejang dan akhirnya kematian artropoda parasite
Absorpsi
Slowly dan incompletely melalui kulit, meningkat jika terjadi excoriated skin
Distributin
Placenta and breast milk
Metabolism
Di liver.
Excretion
Via urine
Storage
Diiantara 20 – 25 °C
Aplikasi
Oleskan lapisan tipis ke kulit kering dan gosok dari leher ke bawah sampai ke jari
kaki. Cuci setelah 8-12 jam. Terapkan hanya sekali dan jangan ulangi.
Agen Oral
1. Ivermectin
Merupakan agen antiparasit golongan macrocyclic lactone. Agen ini menjadi terapi lini ke
3 pada usia >5 tahuin utamanya bagi penderita yang persisten atau ressiten terhadap
terapi topikal seperti permethrin. Pada penderita scabies berckrusta kombinasi ivermectin
oral dengan agen topical permethrin harus dianjurkan karena kandungan terapi oral saja
tidak dapat berpenetrasi pada area kulit yang mengalami hiperkeratinisasi. Obat ini efektif
untuk stadium tungau tetapi tidak efektif untuk stadium telur.
Mechanism of action
Secara selekktif dengan afinitas tinggi berikatan dengan glutamate-gated
chloride ion channels di invertebrate muscle dan nerve cells dari microfilaria
sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas membran sel terhadap ion
klorida dan menghasilkan hiperpolarisasi sel sehingga parasite menjadi lumpuh
dan mati.
Penggunaan tidak dianjurkan untuk anak dengan berat badan di bawah 15 kg, wanita
hamil, dan wanita menyusui, karena obat ini berinteraksi dengan sinaps saraf memicu
peningkatan glutamat dan dapat menembus sawar darah otak (blood brain barrier)
terutama pada anak di bawah 5 tahun yang sistem sawar darah otak belum sempurna.
2. Moxidectin
Moxidectin merupakan terapi alternatif yang sedang dikembangkan Moxidectin adalah
obat yang biasa digunakan dokter hewan untuk mengobati infeksi parasit terutama
Sarcoptic mange. memiliki mekanisme kerja yang sama dengan ivermectin, tetapi lebih
lipofilik sehingga memiliki penetrasi lebih tinggi ke jaringan. Moxidectin memiliki toksisitas
lebih rendah dibanding ivermectin. dosis terapeutik yang bertahan di kulit antara 3-36 mg
(sampai 0,6 m/kg). Penelitian toleransi dan keamanan belum dilakukan pada wanita
hamil, ibu menyusui, dan anak-anak.
Prevention
1. Pengobatan dilakukan kepada seluruh penghuni rumah karena kemungkinan karier di penghuni
rumah dan untuk mencegah reinfestasi karier.
2. Program pemberian obat masal pada daerah enedemik scabies dimana menggunakan
ivermectin oral pada mereka yang berusia di atas 5 tahun, dengan permetrin topikal untuk
mereka yang berusia di bawah 5 tahun
3. Edukasi untuk tidak membersihkan kulit secara berlebihan dengan sabun antiseptik karena
dapat memicu iritasi kulit.
4. edukasi mengenai higiene, kebersihan tempat tinggal dan pakaian serta alat-alat pribadi
perlu ditekankan. Kebiasaan bertukar-tukar pakaian, handuk, dan perlengkapan tidur
perlu di sampaikan dapat menimbulkan risiko penularan
5. Baju, sprei, sarung bantal, selimut handuk, saputangan, dan kain lainnya yang sebelumnya
digunakan oleh penderita disarankan dicuci dengan air panas dan dijemur dibawah sinar
matahari atau dry cleaned untuk membunuh tungau yang menempel sehingga tidak menjadi
sumber penularan.
6. Menghindari kontak dengan orang atau benda yang terinfeksi. Karena kudis sangat
mudah menular dari kulit ke kulit, usahakan untuk menghindari kontak langsung dengan
orang atau benda yang terinfeksi.