Anda di halaman 1dari 22

Dengue Viral Infection

Dengue viral infection adalah Infeksi Arbovirus akut, ditularkan oleh nyamuk
spesies Aedes, dan sekarang telah dapet diisolasi 4 serotipe di Indonesia, yaitu
DENV-1, DENV-2, DENV-3,dan DENV-4.

• Masih merupakan masalah kesehatan global : Daerah tropis dan subtropis


termasuk Indonesia
• Laporan WHO :
- Sekitar 5-10 juta kasus penyakit dengue setiap tahun
- Sekitar 90% pasien usia <15 tahun
- Angka kematian sebesar 2,5 %
Faktor Risiko yang lebih berat atau terjadi komplikasi :
• Bayi (<1tahun)
• Obesitas
• Wanita sedang menstruasi
• Penyakit hemolitik seperti defisiensi G-6-PD, thalassemia
• Penyakit jantung bawaan
• Pengobatan NSAID
• Dewasa : lansia,ulkus peptikum, penyakit kronik
• Penyakit kronik seperti DM, asma, gagal ginjal kronik, dan sirosis hati
Klasifikasi

Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and


dengue haemorrhagic fever, WHO
Dengue Fever
Demam akut mendadak disertai 2 atau lebih keadaan :
• Sakit kepala
• Sakit retro-orbital
• Mialgia
• Artralgia/ sakit tulang
• Ruam
• Manifestasi pendarahan
• Tidak ada bukti kebocoran plasma (plasma leakage)
• Leukopenia ( jumlah leukosit <5.000/mm3 )
• Trombositopenia ( jumlah trombosit <150.000/mm3 )
• Hematokrit meningkat sekitar 5-10%
Dan disertai sekurang-kurangnya satu keadaan berikut :
• Titer antibodi HI > 1.280 (sebanding uji IgG ELISA positif) atau IgM +
• Penderita terjadi pada waktu dan tempat (lokasi) yang sama dengan kasus
demam dengue terkonfirmasi
Klasifikasi
Dengue fever with or without hemorrhage

Geographical distribution
Terdapat didaerah tropis dan subtropis, yang merupakan kondisi optimal untuk
transmisi virus dengue oleh nyamuk Aedes. Asia Tenggara, Pasifik, Afrika Timur dan
Barat, Karibia, dan Amerika.

Etiologi
Virus dengue. Merupakan Genus Flavivirus, dan Family Flaviviridae, merupakan
single stranded enveloped RNA virus, diameter 30 nm, dapat tumbuh diberbagai
nyamuk dan kultur jaringan. Terdapat 4 serotipe (DENV1-4).
Transmisi
Virus dengue ditularkan dari manusia ke manusia oleh gigitan nyamuk. Manusia
adalah reservoir utama virus. Aedes aegepty adalah vektor nyamuk yang paling
efisien.
Nyamuk betina menggigit manusia pada siang hari, Setelah feeding pada orang
yang darahnya mengandung virus, nyamuk betina menstransmisiskan/menularkan
segera saat perubahan host atau setelah masa inkubasi 8-10 hari selama waktu
virus berkembanga (multiplies pada kelenjar saliva).
Nyamuk aedes lainnya dapat menularkan dengue termasuk Ae. Albopctus, Ae.
Polynesiensis, dan beberapa spesies dari Ae. Scutellaris complex, tetapi lebih
efisien Ae. Aegypti
Siklus Penularan
Nyamuk Aedes betina biasanya terinfeksi virus dengue pada saat menghisap darah
dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viraemia) yaitu 2 hari
sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul.
Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari sesudah mengisap darah penderita yang sedang
viremia (periode inkubasi ekstrinsik) dan tetap infektif selama hidupnya Setelah
melalui periode inkubasi ekstrinsik.
kelenjar saliva nyamuk akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk
tersebut menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke
tubuh orang lain.
Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 3 – 14 hari (rata-rata selama 4-7
hari) timbul gejala awal penyakit secara mendadak, yang ditandai demam, pusing,
myalgia (nyeri otot), hilangnya nafsu makan dan berbagai tanda atau gejala lainnya.
Manifestasi Klinis
• Bayi dan anak-anak yang terinfeksi virus pertama kali mengalami demam ringan atau
undifferentiated febrile illness
• Pada orang dewasa biasanya terjadi dengue fever disertai dengan nyeri otot, sendi,
tulang yang parah. Biasanya setelah periode inkubasi 5-8 hari setelah gigitan nyamuk
infektif, pada orang dewasa dimulai dengan demam tiba-tiba dan sakit kepala berat,
rasa dingin (chillness), nyeri di belakang mata, teruatama pada pergerakan
mata/tekanan mata, fotofobia, sakit punggung.
• Suhu biasanya 39-40oC.
• Demam dapat bertahan 5-6 hari dan kadang bifasik
• Anoreksia
• Sakit tenggorokan, nyeri kolik, sembelit
• Bradikardi
• Manifestasi hemoragik: perdarahan kulit ditandai dengan tes tourniquet (+) dan
atau ptechiae. Perdarahan lainnya: epitaksis masif, dan perdarahan GI (jarang
terjadi), trombositopenia. Terdapat ruam yang mencolok, maculopapular atau
scarlatiniform dan muncul pada hari ke 3-4, ruam ini dimulai pada dada, batang
tubuh, dan menyebar ke ekstremitas dan wajah, dan mungkin disertai rasa gatal
dikulit. Difus flusshing, mottling (belang), pinpoint eruption dapat diamati pada
wajah, leher, dan dada.
• Komplikasi hemoragik: epistaksis, perdarahan gingiva, perdarahan GI, hematuria
dan hypermenorrhea (jarang terjadi), tapi dapat menyebabkan kematian.
Diagnosis
• Manifestasi Klinis: adanya wajah yang merah (flush), tes tourniquet (+) dan
leukopenia
• Diagnosis dilakukan dengan
- Direk: isolasi virus atau dengan deteksi antigen oleh PCR
- Indirek: tes serologis untuk deteksi antibodi
Laboratory findings
• Pada dengue endemic areas, tourniquet test (+) dan leukopenia (WBC ≤5000
sel/mm3)
• Jumlah WBC biasanya normal pada awal demam, kemudian terdapat leukopenia
dengan penurunan neutrofil dan berlangsung selama periode demam
• Jumlah platelet biasanya normal.
• Trombositopenia ringan (100.000 -150.000 sel /mm 3) umumnya
• Sekitar ½ dari pasien DF memiliki trombosit <100.000 sel/mm 3, dan
• trombositopenia berat (<50.000 sel/mm3) jarang terjadi
• Peningkatan Hct ringan dapat terjadi sebagai konsekuensi dari dehidrasu yang
berhubungan dengan demam tinggi, muntah, anoreksia, dan asupan oral yang
buruk.
• Serum biokimia biasanya normal. Tetapi liver enzymes dan AST level biasanya
meningkat
Diagnosis Banding
• Arboviruses: chikungunya virus
• Other viral disease: measles; rubela, EBV, enterovirus, influenzam hepatitis A,
Hantavirus
• Bacterial disease : meningococcaemia, leptospirosis, meliodosis, ricketsial
disease, scarlet fever
• Parasitic disease : malaria
Tatalaksana
Pasien DD dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat inap. Pada fase demam pasien
dianjurkan:
• Tirah baring, selama masih demam.
• Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan.
• Untuk menurunkan suhu menjadi <39°C, dianjurkan pemberian parase-tamol.
Asetosal/salisilat tidak dianjurkan (indikasi kontra) oleh karena dapat
meyebabkan gastritis, perdarahan, atau asidosis.
• Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop, susu,
disamping air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari.
• Monitor suhu, jumlah trombosit dan hematokrit sampai fase konvalesens.
• Monitor suhu
Pada pasien DD, saat suhuh tubuh turun pada umumnya tanda penyembuhan,
tapi harus tetap diobservasi terhadap komplikasi yang dapat terjadi selama 2 hari
setelah suhu turun. Hal ini dilakukan untuk membedakan DD dengan DBD. Saat
suhu turun, DD akan terjadi fase penyembuhan sedangkan DBD terdapat tanda
awal kegagalan sirkulasi (syok).
• Pastikan tidak ada tanda-tanda komplikasi 
Komplikasi pendarahan dapat tarjadi pada DD tanpa syok, sehingga bila ada nyeri
perut hebat, buang air besar hitam, pendarahan kulit serta mukosa seperti
mimisan, pendarahan gusi, disertai berkeringat dingin merupakan tanda
kegawatan dan harus segera dirawat di rumah sakit. Pada pasien yang tidak
mengalami komplikasi setelah suhu turun 2-3 hari, tidak perlu lagi diobservasi.
• Jika terdapat tanda-tanda warning sign, lakukan perawatan di rumah sakit
Ringer lactat
Merupakan cairan isotonik yang mengandung air dan elektrolit biasanya digunakan
untuk menggantikan cairan ekstraseluler yang hilang.
Natrium merupakan komponen utama cairan ekstraseluler dan berfungsi mengatur
distribusi cairan dan elektrolit, sehingga dapat mempengaruhi tekanan osmotik dan
tonisitas. Klorida merupakan anion ekstraseluler utama yang dapat berdisposisi
dengan natrium dalam mengatur keseimbangan asam-basa serta elektrodinamik
sel. Kalium dapat mempengaruhi konduksi saraf dan otot jantung. Kalsium akan
berperan dalam permeabilitas membran sel dan kapiler. Kandungan laktat akan
dimetabolisme menjadi bikarbonat dan air pada kondisi fisiologis.

Indikasi
Pengobatan kekurangancairan dimana rehidrasi secara oral tidak mungkin dilakukan.
Farmakokinetik
• Absorpsi ringer laktat berlangsung secara langsung dan sistemik. Bioavailabilitas
komponen aktif larutan RL adalah 100%. Waktu paruh intravaskular cairan
kristaloid rata-rata dalam 20-30 menit.
• Distribusi ringer laktat terdapat pada kompartemen ekstraseluler, terutama
volume intravaskular.
• Natrium laktat di dalam larutan ringer laktat merupakan agen alkalisasi yang
dimetabolisme lambat. Laktat di dalam tubuh dipecah menjadi bikarbonat dan air
melalui aktivitas oksidasi seluler. Dalam kondisi normal, proses ini membutuhkan
waktu 1-2 jam. Bikarbonat kemudian akan bereaksi dengan asam menjadi
karbondioksida dan air.
• Ekskresi kalsium, kalium, dan natrium terutama melalui ginjal.

Anda mungkin juga menyukai