Anda di halaman 1dari 4

CIRRHOSIS HEPATITIS

Definisi
Sirrosis terjadi akibat nekrosis sel hati yang diikuti oleh adanya fibrosis dan pembentukan
modul. Sirosis juga didefiniskan sebagai suatu kondisi secara histopatologis dan memiliki
berbagai manifestasi klinis dan komplikasi .
Sirrosis juga didefinisikan sebagai proses difus yang ditandai dengan fibrosis dan konversi
arsitektur hati yang normal menjadi nodul regenerative yang abnormal secara structural.
Merupakan tahap akhir dari kerusakan hati kronis yang disebabkan oleh beberapa penyebab
berbeda dan menyebabkan perubahan fungsi hati dan hipertensi portal.
Sirrosis ditandai dengan fibrosis dan pembentukan nodul hati, akibat cedera kronis, yang
menyebabkan perubahan struktur lobular normal pada hepar. Berbagai penyebbab bisa
mneyebabkan injury pada hepar, termasuk infeksi virus, toxin, hereditary condition, autoimun
processes. Setiap injury hepar akan membentuk jaringan parut (fibrosis), tanpa kehilangan
funngsinya. Setelah cedera berlangsung lama, sebagaian besar jaringan hepar mengalami
pembentukan fibrosa. Yang menyebabkan hilangnya fungsi dan pembentukan cirrhosis.
Epidemology
 Prevalensi sirosis diseluruh dunia tidak diketahui, namun di Amerika Serikat
diperkirakan 0.15% dan 0.27%.
 Pada penderita hepatitis C kronis prevalesninya sekitar 20 – 30% mengalami sirrosis
selama 20 – 30 tahun.
 Pada penderita hepatitis C knronis prevalensi nya sekitar 20% mengalami cirrhosis.
Faktor Resiko
 Chronic viral hepatitis
 Alcohol
 Drug toxicity
 Autoimmune and metabolic liver diseases, including nonalcoholic fatty liver disease
 Miscellaneous disorders
Banyak pasien meiliki lebih dari satu factor resiko (misalnya hepatitis kronis dan
penggunaan alcohol)
Etiology
 Di negara maju, penyebab paling umum dari sirosis adalah
1. Virus hepatitis C (HCV)
2. Penyakit hati alkoholik
3. Steatohepatitis Nonalkohol (NASH)
 Penyebab paling umum dalam perkembangan dunia adalah virus hepatitis B (HBV)
 Penyebab lain dari sirosis termasuk
1. Hepatitis autoimun
2. Kolangitis bilier primer
3. Kolangitis sklerosis primer
4. Hemokromatosis, penyakit Wilson
5. Defisiensi antitripsin alfa-1
6. Sindrom Budd-Chiari
7. Sirosis hati akibat obat, dan
8. Gagal jantung kronis sisi kanan.
 Sirosis kriptogenik didefinisikan sebagai sirosis dengan etiologi yang tidak jelas.
Klasifikasi
Diklasifikan berdasarkan morfologisnya (1) micronodular, (2) macronodular, (3) mixed
(campuran)
1. Micronodular
Memiliki karakteristik nodul dengan diameter <3 mm diekelilingi jaringan fibrosa,
umumnya tidak meiliki vena terminal dan saluran portal. Biasanya ditemukan pada
sirrosis alcohol, hemochromatosis, obstruksi aliran keluar vena hepatic, obstruksi
bilier kronis.
2. Macronodular
Memiliki karakteristik nodul yang tidak teratur dengan variasi diameter lebih dari 3
mm hingga beberapa cm. sehingga sulit untuk mengenali nodular. Pada tipe ini
mengandung saluran portal dan vena terminal. Baisaanya terjadi pada hepatitis
virus khronis dan hepatitis autoimun
3. Mixed
Memiliki karakteristik mikronodular dan makronodular. Baisanya akan
berkembang menjadi cirrhosis mikronodular dari waktu ke waktu.
Klasifikais berdasarkan penyebab sirosis yang subklasifikasi sebagai berikut:
1. Virus - hepatitis B, C, dan D.
2. Racun - alkohol, obat-obatan
3. Autoimun - hepatitis autoimun
4. Kolestatik - kolangitis bilier primer, kolangitis sklerosis primer
5. Vaskular - sindrom Budd-Chiari, sindrom obstruksi sinusoidal, sirosis jantung
6. Metabolik - hemokromatosis, NASH, penyakit Wilson, defisiensi antitripsin alfa-1,
sirosis kriptogenik.
Pathogenesis cirrhosis hepatitis
Pathophysiology cirrhosis hepatitis

Anda mungkin juga menyukai