Anda di halaman 1dari 4

BAB 3

NEGARA DAN KONSTITUSI

A.HAKEKAT NEGARA
Negara berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “Nagari” atau “Negara” yang
memiliki arti kota. Istilah negara diterjemahkan dari kata asing yaitu staat (bahasa
Belanda dan Jerman), state (bahasa Inggris) dan etat (bahasa Prancis). Beberapa arti
negara umumnya diterima sebagai pengertian yang menunjukkan organisasi tertorial
suatu bangsa. Adapun yang berpendapat bahwa negara sebagai organisasi territorial
antara lain:
1.Negara menurut HJ. Laski adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan secara sah lebih agung daripada
individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu.
2.Negara menurut Soenarko adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah
tertentu dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai souverian.

Sebagai kedaulatan negara yang dipergunakan dalam pengertian kekuasaan


negara, adapun yang mempunyai pendapat pendapat tersebut antara lain:
1.Negara menurut Logemann adalah organisasi kekuasaan yang bertujuan mengajar
masyarakat dengan mengatur masyarakat dengan kekuasaannya itu.
2.Negara menurut Karl Max adalah suatu kekuasaan bagi manusia penguasa untuk
menindas kelas manusia yang lain.

Menurut M Solly Lubis negara juga dapat diidentifikasikan sebagai organisasi


masyarakat yang bertujuan mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan
kekuasaannya. Hal senada juga dikemukakan oleh Wirjono Prodjodikoro yang
menyatakan bahwa negara adalah suatu organisasi kelompok atau beberapa kelompok
manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya
suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa
kelompok.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa negara
adalah masyarakat atau wilayah yang merupakan suatu kesatuan politik atau negara
adalah lembaga pusat yang menjamin kesatuan politik itu yang menata dan menguasai
wilayah itu. Jadi, negara sebagai pemersatu masyarakat tentu saja menetapkan aturan
aturan yang sifatnya mengikat seluruh rakyat yang mendiami wilayah tertentu dan
dipimpin oleh seseorang atau kelompok negara.

B.Tujuan Negara
Pandangan pertama mengemukakan bahwa tujuan negara adalah untuk negara itu
sendiri, negara itu adalah orang yang mempunyai kemampuan sendiri dalam mengejar
pelaksanaan ide umum. Sedangkan, pandangan kedua lebih menekankan pada negara
sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
James Wilford Garner berpendapat bahwa negara mempunyai tiga tujuan, yaitu:
1.Tujuan negara yang asli ialah pemeliharaan perdamaian, ketertiban keamanan dan
keadilan.
2.Tujuan negara yang sekunder adalah kesejahteraan warga negara. Negara harus
memelihara kepentingan bersama kolektif dan membantu kemajuan nasional.
3.Tujuan negara dalam bidang peradaban memajukan peradaban dan kemajuan negara.

M Charles E. Merriam berpendapat lain bahwa tujuan negara diartikan sebagai


kemakmuran bersama atau kebaikan bersama yang dapat dicapai melalui:
1.Penciptaan keamanan eksternal di mana seluruh tugas-tugas perlindungan negara
terhadap serangan dari luar terhadap kelompok sendiri.
2.Pemeliharaan ketertiban intern yang didukung oleh suatu sistem yang dapat membuat
perkiraan yang layak tentang apa yang akan dilakukan dalam bidang sosial dan siapa
yang akan melakukannya.
3.Sistem itu juga mewujudkan keadilan dimana terdapat saling pengertian dan prosedur-
prosedur yang memberikan kepada setiap orang apa yang telah disetujui dan telah
dianggap patut berkaitan dengan sistem nilai dan dalam perhubungan individu, agar
setiap orang memperoleh kebahagiaan nya berdasarkan nilai-nilai itu.
4.Kesejahteraan umum mencakup usaha-usaha yang menjadi kebutuhan umum.

C.Hakikat konstitusi
Istilah Konstitusi berasal dari bahasa Perancis Constituer yang berarti
membentuk. Menurut Sarjana Ilmu Politik, istilah konstitusi merupakan istilah yang lebih
luas yaitu keseluruhan dari peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang
mengatur cara-cara bagaimana sesuatu pemerintah diselenggarakan dalam suatu
masyarakat.
Konstitusi dan Undang-Undang Dasar itu tidak sama. Undang-Undang Dasar
merupakan suatu bentuk konstitusi yang tertulis dan dapat dikatakan bahwa Undang-
Undang Dasar salah satu bentuk dari konstitusi. Disamping itu, konstitusi tidak hanya
bersifat sosiologis dan politik semata-mata, tetapi mengandung pengertian yuridis:
1.Pengertian Sosiologi dan Politik
Konstitusi adalah sintesa faktor-faktor kekuatan yang nyata dan menggambarkan
hubungan antara kekuasaan kekuasaan yang terdapat dengan nyata dalam suatu negara
kekuasaan tersebut di antaranya raja, parlemen, cabinet, presidensial, groups, partai
politik.
2.Pengertian Yuridis
Sebagai sistem pemerintahan di dalamnya terdapat campuran tata peraturan baik
yang bersifat hukum atau legal maupun yang bersifat yang bukan peraturan hukum atau
non legal. Kedua, pengertian dalam arti sempit yakni sekumpulan peraturan yang legal
dalam lapangan ketatanegaraan suatu negara yang dimuat dalam suatu dokumen atau
beberapa dokumen yang terkait satu sama lain. Prof Herman Heller membagi pengertian
konstitusi ke dalam tiga pengertian, yaitu konstitusi mencerminkan kehidupan politik di
dalam suatu masyarakat sebagai suatu kenyataan dan ia belum merupakan konstitusi
dalam arti hukum atau konstitusi masih merupakan pengertian sosiologis atau politis dan
belum pengertian hukum.

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani system yang mempunyai pengertian
suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak, serta hubungan yang berlangsung di
antara satuan-satuan atau komponen secara teratur. Jadi, dengan kata lain istilah sistem
itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara
teratur dan merupakan suatu keseluruhan awal.
Semua sistem memiliki batasan sendiri yang berbeda-beda, namun semuanya
berada dalam lingkungan yang mempengaruhinya dan terdiri dari subsistem sistem lain.
Apabila kesemuanya dapat disebut sebagai sistem, maka tentu ada kesamaannya.
Kesamaan itu adalah ciri-ciri yang meliputi tujuan, fungsi, komponen, interaksi atau
saling berhubungan, penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan proses
transformasi, baik dan daerah dan daerah batasan dan lingkungan.
Usaha negara untuk mencapai tujuan masyarakat negara dalam konstitusi telah
ditentukan. Adanya bermacam-macam lembaga negara supaya tidak terjadi
penyalahgunaan kekuasaan kedudukan serta tugas dan wewenang masing-masing
lembaga negara itu ditentukan hal ini berarti adanya pembatasan kekuasaan terhadap
setiap lembaga politik. Menurut Padmo Wahyono, pembatasan terhadap lembaga politik
meliputi dua hal, yaitu adanya pembatasan kekuasaan yang meliputi isi kekuasaannya dan
pembatasan kekuasaan yang berkenaan dengan waktu dijalankannya kekuasaan.
Pembatasan kekuasaan dalam arti isi mengandung arti bahwa dalam konstitusi ditentukan
tugas serta wewenang lembaga-lembaga negara, bahkan terhadap lembaga-lembaga
negara yang mempunyai kedudukan dan peranan penting dalam usaha pencapaian tujuan
negara dalam hal ini Pemerintah masih mendapatkan pengawasan dari lembaga atau
permusyawaratan rakyat. Pembatasan dalam arti pembatasan kekuasaan mengenai waktu
kekuasaan itu dapat dijalankan berkenaan dengan masa jabatan. Waktu jabatan masing-
masing negara atau pejabat nya dalam menjalankan kekuasaannya dengan demikian dan
waktu. Waktu yang telah ditentukan harus dilakukan tidak mungkin untuk
menyalahgunakan kekuasaannya karena masa jabatannya telah dibatasi oleh konstitusi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa konstitusi itu berfungsi untuk membatasi
kewenangan tindakan pemerintah untuk menjamin hak-hak diperintahkan di sini yang
dimaksud dari rakyat dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Oleh
karena itu, setiap konstitusi selalu senantiasa mempunyai dua tujuan, yaitu untuk
memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik dan untuk
membebaskan kekuasaan dari kontrol untuk para penguasa, serta menetapkan bagi para
penguasa tersebut batas-batas kekuasaan mereka. Konsekuensi dari adanya pembatasan
kekuasaan aparatur negara untuk menanggulangi terjadinya penyalahgunaan wewenang
maka pemerintah akan lancar sesuai dengan keinginan rakyat, sehingga cita-cita dan
tujuan yang ingin dicapai dalam konstitusi dapat diwujudkan secara lancar dan
bertanggung jawab.
Undang-Undang Dasar sebagai suatu konstitusi tertulis Pancasila secara formal
mempunyai isi sebagai berikut;
1.Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau.
2.Ttingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa.
3.Pandangan tokoh tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik untuk waktu sekarang
maupun untuk masa yang akan datang.
4.Suatu keinginan dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak
dipimpin.
Keempat materi diatas tereduksi dalam konstitusi atau Undang-Undang Dasar
tertulis, menunjukkan arti pentingnya konstitusi bagi suatu negara karena konstitusi
menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat dengan bukti sejarah
perjuangan yang dahulu perjuangan para pendahulu sekaligus ide-ide dasar yang
digariskan oleh The Funding Father, serta memberikan arahan kepada generasi penerus
bangsa dalam mengemudikan suatu negara yang mereka pimpin. Semua agenda penting
ketatanegaraan ini telah terkaver dalam konstitusi.
Jadi, konstitusi suatu negara mempunyai derajat yang tertinggi dibandingkan
dengan undang-undang atau peraturan yang lainnya. Menurut KC Wheare:
1.Konstitusi dilihat dari aspek hukum mempunyai derajat dasar pertimbangan, yaitu:
a.Konstitusi dibuat oleh badan pembuat undang-undang atau lembaga lembaga.
b.Konstitusi dibentuk atas nama rakyat, berasal dari rakyat ketentuan berlakunya dijamin
oleh rakyat.
c.Konstitusi kekuatan berlakunya dijamin oleh lembaga atau badan yang diakui
keabsahannya.

2.Konstitusi dilihat dari aspek moral landasan fundamental maka konstitusi berada di
bawahnya. Seorang sarjana Kart Loewenstan memberikan 3 jenis penilaian terhadap
konstitusi:
a)Konstitusi yang bernilai normatif
Suatu konstitusi yang telah resmi diterima oleh suatu negara bukan hanya berlaku dalam
arti hukum tetapi juga merupakan suatu kenyataan hidup dalam arti penuhnya dan efektif.
b)Konstitusi yang bernilai normal
Konstitusi yang berlaku tapi kenyataannya kurang sempurna kekurangsempurnaan
berlakunya konstitusi karena pasal-pasal tertentu dalam kenyataan berlaku.
c)Konstitusi yang bernilai simantk
Suatu konstitusi yang secara hukum telah berlaku namun kenyataannya adalah sekedar
untuk memberikan bentuk dari tempat yang ada dan dipergunakan untuk melaksanakan
politik.

Anda mungkin juga menyukai