Anda di halaman 1dari 11

JOBSHEET PAIN MANAJEMEN PADA LUKA BAKAR

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

SEMESTER 4B

DISUSUN OLEH:

FEBY ARDIAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN 2021
A. Pengertian
Menurut IASP 1979 (International Association for the Study of Pain)
nyeri adalah “ suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau
yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan “, dari definisi
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri bersifat subyektif dimana
individu mempelajari apa itu nyeri, melalui pengalaman yang langsung
berhubungan dengan luka (injuri), yang dimulai dari awal masa kehidupannya.
Pada tahun 1999, the Veteran’s Health Administration mengeluarkan
kebijakan untuk memasukan nyeri sebagai tanda vital ke lima, jadi perawat
tidak hanya mengkaji suhu tubuh, nadi, tekanan darah dan respirasi tetapi juga
harus mengkaji tentang nyeri.
Mengatakan nyeri sebagai “konsep yang abstrak” yang merujuk
kepada sensasi pribadi tentang sakit, suatu stimulus berbahaya yang
menggambarkan akan terjadinya kerusakan jaringan, suatu pola respon untuk
melindungi organisme dari bahaya. Sternbach (2000)
Mengatakan nyeri sebagai penjelasan pribadi tentang nyeri ketika dia
mengatakan tentang nyeri “ apapun yang dikatakan tentang nyeri dan ada
dimanapun ketika dia mengatakan hal itu ada “. McCaffery (1999)

B. Tujuan
Tujuan penangan luka bakar yaitu:
1. Untuk mengatasi nyeri
2. Mengangkat jaringan mati
3. Mencegah infeksi
4. Meminimalkan terjadinya jaringan parut
5. Mengembalikan fungsi tubuh
6. Serta meninjau kebutuhan emosional penderita yang mengalami luka
bakar.
Bergantung pada derajar keparahan, penangan luka bakar dapat dilakukan
secara rawat inap atau rawat jalan.
C. Jenis Nyeri
1. Nyeri akut adalah nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas,
memiliki hubungan temporal dan kausal dengan adanya cedera atau
penyakit.
2. Nyeri kronik adalah nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama.
Nyeri kronik yang terus menerus ada meskipun telah terjadi proses
penyembuhan dan sering sekali tidak diketahui penyebabnya yang pasti

D. Luka Bakar
Luka bakar adalah suatu kondisi kerusakan jaringan yang dapat
diakibatkan oleh trauma panas, kimia, listrik, cahaya matahari,
ataupun radiasi nuklir.
Klasifikasi:
Luka bakar diklasifikasikan dalam tiga derajat kerusakan, yaitu:
KLASIFIK JARINGAN KLINIS TES WAKTU HASIL
ASI YANG JARUM SEMBUH
RUSAK “pin
prick”
I Epidermis - Sakit nyeri 7 hari normal
- Merah
- Kering
II Sebagian - Sakit Nyeri 7-14 hari Normal, pucat
Dangkal dermis, - Merah/kun atau dan berbintik
folikel ing normal
rambut, dan - Kelenjar
keringat utuh basah
II dalam Hanya - kelenjar Tidak 14-31 hari - Pucat
keringat yang sakit begitu - Defigment
utuh - merah/kun nyeri asi
ing - Rata
- basah - Mengkilat
- Rambut
(-)
- Sikatriks
- Hipertropi
III Dermis - Tidak Tidak 21 hari - Sikatriks
seluruhnya sakit nyeri - hipertropi
- Coklat
- Hitam
- kering

Luas luka bakar dinyatakan sebagai persentase terhadap luas permukaan tubuh. Untuk
menghitung secara cepat dipakai Rule
of Nines dari Wallace. Perhitungan cara ini hanya dapat diterapkan pada orang dewasa,
karena anak-anak mempunyai
proporsi tubuh yang berbeda.2,3 Pada keadaan darurat dapat digunakan cara cepat yaitu
dengan menggunakan luas telapak
tangan penderita. Prinsipnya yaitu luas telapak tangan = 1% luas permukaan tubuh.
Area luka bakar Presentase ( dalam persen)
Seluruh kepala (muka dan belakang) 9
Dada 9
Perut 9
Ekstremitas atas (kiri dan kanan) 2x9
Pungggung dan bokong 2x9
Pha dan betis (kiri dan kanan) 4x9
Perineum dan genitelia 1
total 100

E. Tatalaksana
Evaluasi ini meliputi jalan napas, pertukaran udara dan stabilitas sirkulasi.
Selain itu juga harus diketahui mekanisme terjadinya luka bakar, ada tidaknya
gangguan inhalasi, luka bakar pada kornea dan intoksikasi karbon monoksida.
Beratnya luka bakar ditentukan dengan menilai derajat serta luas luka bakar.
Langkah-langkah pertolongan pertama:
1. Tidak panic
2. Mengurangi berat luka bakar
Dengan cara memadamkan api atau benda panas(pakaian penderita
dilepaskan) dan pindahkan penderita ke tempat yang aman. Jika luka
bakar disebabkan oleh listrik, padamkan kontak listrik. Jika
dikarenakan trauma bahan kimia, irigasi area yang terkena.1 Selimuti
tubuh penderita dengan selimut atau kain bersih jika luka bakar cukup
luas.
3. Lakukan primary survey
1) A – (Airway) : Sumbatan jalan nafas dapat terjadi akibat cedera
inhalasi. Tanda yang mungkin ada yaitu kesulitan bernafas atau
suara nafas yang berbunyi (stridor hoarness), edema mukosa
mulut dan jalan nafas, ditemukan sisa-sisa pembakaran di hidung
atau mulut dan luka bakar mengenai muka atau leher. Cedera ini
harus segera ditangani karena angka kematiannya sangat tinggi.
2) B – (Breathing) : Ekspansi rongga dada dapat terhambat karena
nyeri atau eskar yang melingkar di dada.
3) C – (Circulation) : Keluarnya cairan dari pembuluh darah terjadi
karena hiperpermeabilitas pembuluh darah. Hal ini juga menjadi
penyebab terjadinyaacute lung injury akibat edema paru.1 Bila
disertai syok (suplai darah ke jaringan kurang), tindakannya adalah
atasi syok lalu lanjutkan resusitasi cairan.
4) D – (Disability) : Status neurologis penderita.
4. Resusitasi cairan
Pemasangan infus dilakukan untuk mencegah syok. Pada penderita
dewasa, resusitasi cairan dapat diberikan pada luka bakar derajat 2 atau
3 yang mengenai > 20% luas permukaan tubuh. Sedangkan untuk
anak-anak, resusitasi cairan dapat diberikan jika > 15%, dan pada bayi
> 10%.
Rumus Parkland dapat digunakan sebagai panduan resusitasi cairan
pada 24 jam pertama,
yaitu 4 mL/kgBB/persen luka bakar solusio Ringer Laktat. Setengah
dari jumlah tersebut diberikan pada 8 jam pertama, dan sisanya
diberikan untuk 16 jam berikutnya.
5. Evaluasi urine output
Keluaran urin harus tetap dinilai sebagai evaluasi perfusi ginjal dan
keseimbangan cairan. Keluaran urin pada dewasa harus dipertahankan
antara 0,5-1 mL/kgBB/jam.
6. Pemasangan NGT(nasogastric tube)
Pemasangan NGT dapat diberikan pada penderita dengan luas luka
bakar > 20% untuk mencegah terjadinya distensi lambung
dan muntah.
7. Mencegah infeksi
Luka bakar sebaiknya jangan diberi bahan-bahan yang kotor dan sukar
larut dalam air seperti mentega, kecap, telur atau bahan yang lengket
misalnya kapas. Luka ditutup dengan kain bersih. Jika ada bula, jangan
dipecahkan karena merupakan pelindung sementara sebelum dilakukan
perawatan luka di rumah sakit.
8. Pengiriman penderita ke rumah sakit sesegera mungkin.
F. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Semua terapi pengobatan diberikan secara intravena selama masa
resusitasi
2. Kadar natrium harus tetap dimonitor untuk menghindari terjadinya
hiponatremia
3. Transfusi sel darah merah diindikasikan jika kadar hematokrit <>
4. Insulin dapat diberikan jika glukosa serum > 200 mg/Dl
5. H2 blocker dan antasida dapat diberikan agar pH lambung tetap pada
kisaran 7
G. Terapi
Penanganan nyeri dapat dicapai melalui pemberian obat narcotic intravena,
seperti morphine. Pemberian melalui intramuskuler atau subcutan tidak
dianjurkan karena absorbs dari jaringan lunak tidak cukup baik selama
periode ini bila hipovelemia dan perpindahan cairan yang banyak masih
terjadi. Demikian juga pemberian obat-obatan untuk mengatasi secara oral
tidak dianjurkan karena adanya disfungsi gastrointestinal.

No Nama Obat Penjelasan Gambar


.
1. Farmakologi analgetik opioid sangat
Analgetik Opioid efektif dalam mengurangi
: rasa nyeri namun mempunyai
beberapa efek samping.
semakin lama pemakai obat
ini akan membutuhkan dosis
yang lebih tinggi. selain itu
sebelum pemakaian jangka
panjang dihentikan, dosisnya
harus dikurangi secara
bertahap, untuk mengurangi
gejala-gejala putus obat.

 Morfin Morfin merupakan bahan


alami yang disarikan dari
opium, walaupun ada yang
berasal dari tumbuhan lain
dan sebagian lainnya dibuat
di laboratorium
2. Analgetik Non- Semua analgetik non-opiod
Opioid : (kecuali asetaminofen)
merupakan obat
anti peradangan non-steroid
(nsaid, nonsteroidal anti-
inflammatory drug). obat-
obat ini bekerja melalui 2
cara (Dipiro et al, 2005):
1. mempengaruhi sistem
prostaglandin, yaitu suatu
sistem
yang bertanggungjawab
terhadap timbulnya rasa
nyeri.
2. mengurangi peradangan,
pembengkakan dan iritasi
yang seringkaliterjadi di
sekitar luka dan
memperburuk rasa nyeri.

 Aspirin Tersediadalam bentuk per-


oral (ditelan) dengan masa
efektif selama 4-6 jam.

3. Non-
Farmakologi

 Intervensi Meskipun aspek kognitif,


Psikologi perilaku, dan sosial nyeri
yang mapan,
intervensi psikologis
untuk pengobatan nyeri
akut tidak digunakan secara
luas.Intervensi sederhana
(misalnya, informasi
pengantar tentang sensasi
yang akan terjadi setelah
prosedurtertentu).Teknik-
teknik psikologis yang sukses
lainnya, termasuk pelatihan
relaksasi,citra, dan hipnosis,
telah terbukti efektif dalam
pengelolaan nyeri pasca
prosedur dankanker terkait
nyeri.
4 Antiseptik topikal 1. pengobatan tergantung
dan antibiotik pada tingkat keparahan.
Sunburn dan luka bakar kecil
seiring dapat diobati di
rumah. Dalam atau luas bakar
dan luka bakar kimia atau
listrik membutuhkan
perawatan medis segera,
seringkali di unit bakar
khusus.
2. perawatan diri.
Perendaman dalam air dingin,
pencuci mata, aloe dan
alginat
3. perawatan pendukung.
Penggantian cairan, terapi
oksigen hiperbarik, dan terapi
air

Daftar pustaka

Borley R. Neil danGrase A. Pierce. 2007. At a glance IlmuBedah. Edisi 3. Jakarta Erlangga
Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B. & Glenora Erb. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan
Klinis edisi 5. Jakarta: EGC.
Avidan M. Pain Managemnet. In: Perioperative Care, Anesthesia, Pain Management and
Int
ensive Care.London; 2003
Jagminas L. Burn Management. Available from:
http://www.springerlink.com/content/j8n43741k7777320/fulltext.pdf
Lund C, Browder N. The Estimation of Areas of Burns. Surg Gynecol Obstet 1944;79:352-8.
Baxter CR. Management of Burn Wound. Dermatol Clin 1993;11:709-14.
Hospital and prehospital resources for optimal care of patients with burn injury: guidelines
for development and operation of burn centers. American Burn Association. J
Burn Care Rehabil 1990;11:98-104.
Dr. I Nyoman Putu Riasa, SpBP. Memahami Luka Bakar, Penanggung Jawab Medis Unit
Luka Bakar RS Sanglah, Denpasar, Bali.

Anda mungkin juga menyukai