Anda di halaman 1dari 11

A.

Senyawa Terpen Pada Tumbuhan


Terpenoida adalah merupakan komponen-komponen tumbuhan yang mempunyai
bau dan dapat diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan disebut sebagai minyak
atsiri. Minyak atsiri yang berasal dari bunga pada awalnya dikenal dari penentuan
struktur secara sederhana, yaitu dengan perbandingan aton hidrogen dan atom karbon dari
suatu senyawa terpenoid yaitu 8 : 5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan
bahwa senyawa tersebut adalah golongan terpenoid. Minyak atsiri bukanlah senyawa
murni akan tetapi merupakan campuran senyawa organik yang kadangkala terdiri dari
lebih dari 25 senyawa atau komponen yang berlainan. Sebagaian besar komponen minyak
atsiri adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen atau karbon,
hidrogen dan oksigen yang tidak  bersifat aromatik yang secara umum disebut terpenoid.
Sebagian besar terpenoid mempunyai kerangka karbon yang dibangun oleh dua atau lebih
unit C-5 yang disebut unit isopren. Unit C-5 ini dinamakan demikian karena kerangka
karbonnya sama seperti senyawa isoprene (Taiz & Zeiger, 2003).

Terpenoid memiliki kerangka karbon yang dibentuk oleh lebih dari 2 unit C -5
yang disebut unit isoprene. Unit C-5 ini disebut demikian itu karena kerangka karbonnya
memiliki kesamaan seperti senyawa isoprene. Secara umum biosintesa dari terpenoid
terjadi dengan tiga reaksi dasar yaitu:
1. Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.
2. Penggabungan kepala dan ekor dua unit isoprene akan membentuk mono-,
seskui-, di-, tri-, tetra-, dan poli- terpenoid.
3. Penggabungan ekor unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid dan steroid.
Terpen yang disintesis dari metabolisme primer setidaknya mempunyai beberapa
cara yang berbeda. Di dalam studi, dipelajari jalur asam mevalonik, tiga molekul asetil-
CoA bergabung secara bertahap bersama-sama untuk membentuk asam mevalonat
(gambar 2). Ini merupakan kunci intermediet enam-karbon kemudian firofosforilat,
dekarboksilat, dan dehidrat untuk menghasilkan isopentenil difosfat (IPP2) (Taiz &
Zeiger, 2003).
Sumber: www.Siswapedia.com
Gambar 15. Jalur biosintesis terpen

Berdasarkan unit isoprene terpenoid dapat dikelompokkan sebagai berikut:


No. Jenis Senyawa Jumlah Atom Karbon Sumber
1. Monoterpenoid 10 Minyak atsiri
2. Seskuiterpenoid 15 Minyak atsiri
3. Diterpenoid 20 Resin Pinus
4. Triterpenoid 30 Damar
5. Tetraterpenoid 40 Zat warna
karoten
6. Politerpenoid ≥40 Karet Alam

Terpenoid yang tersusun dari dua isoprene terbentuklah senyawa golongan


monoterpenoid (C10H16), seskuiterpen (C15H24) tersusun atas tiga unit isoprene.
Diterpenoid (C20H32) tersusun atas empat unit isoprene, triterpenoid (C30H42) tersusun
atas enam unit isoprene, dan tetraterpen (C40H64) tersusun atas delapan isoprene.

1. Monoterpenoid
Monoterpenoid merupakan senyawa yang paling sederhana, struktur
monoterpenoid dapat berupa rantai terbuka dan tertutup atau siklik. Senyawa
monoterpenoid banyak dimanfaatkan sebagai antiseptik, ekspektoran, spasmolotik dan
sedatif. Disamping itu monoterpenoid yang sudah dikenal banyak dimanfaatkan sebagai
bahan pemberi aroma makan dan parfum dan ini merupakan senyawa komersial yang
banyak diperdagangkan. Tanaman penghasil monoterpene diantaranya adalah daun
peppermint, lemon, kemangi dan sage (Herbert, 1995).
Seperti senyawa organik bahan alam lainnya, mono terpenoida mempunyai
kerangka karbon yang banyak variasinya. Oleh karena itu penetapan struktur merupakan
salah satu bagian yang penting. Penetapan struktur monoterpenoida mengikuti suatu
sistematika tertentu yang dimulai dengan penetapan jenis kerangka karbon (Herbert,
1995).

Sumber: www.Siswapedia.com
Gambar 16. Stuktur monoterpenoid
2. Seskuiterpenoid
Seskuiterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang dibangun oleh 3 unit isopren
yang terdiri dari kerangka asiklik dan bisiklik dengan kerangka dasar naftalen.
Seskuiterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang dibangun oleh 3 unit isopren
yang terdiri dari kerangka asiklik dan bisiklik dengan kerangka dasar naftalen. Senyawa
seskuiterpenoid ini mempunyai bioaktifitas yang cukup besar, diantaranya adalah sebagai
antifeedant, hormon, antimikroba, antibiotik dan toksin serta regulator pertumbuhan
tanaman dan pemanis. Senyawa-senyawa seskuiterpen diturunkan dari cis farnesil
pirofosfat dan trans farnesil pirofosfat melalui reaksi siklisasi dan reaksi sekunder lainnya.
Kedua isomer farnesil pirofosfat ini dihasilkan in vivo melalui mekanisme yang sama
seperti isomerisasi abtara geranil dan nerol (Herbert, 1995).
Sumber: www.Siswapedia.com
Gambar 17. Stuktur seskuiterpenoid
3. Diterpenoid
Senyawa diterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai 20 atom karbon dan
dibangun oleh 4 unit isopren.

Sumber : (Taiz & Zeiger, 2003).

Gambar 18. Stuktur diterpenoid


4. Triterpenoid
Triterpenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung dengan siklik
5 atau berupaka 4 siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi pada siklik tertentu.
Triterpen yang aktif terhadap herbivora vertebrata adalah cardenolides dan saponin.
Cardenolides adalah glikosida yang pahit dan sangat beracun bagi hewan tingkat tinggi.
Pada manusia, sangat berpengaruh terhadap otot jantung. Dalam dosis yang tepat dapat
memperlambat dan mempercepat detak jantung. Cardenolides diekstrak dari spesies
foxglove (Digitalis) digunakan untuk pasien penderita jantung. Saponin merupakan
glikosida steroid dan triterpen, yang menyerupai busa sabun. Mereka membentuk busa
sabun ketika tanaman terancam. Saponin dapat mengganggu penyerapan sterol dari sistem
pencernaan atau merusak membran sel setelah masuk ke dalam aliran darah (Herbert,
1995).
Terpen merupakan racun dan mencegah konsumsi berlebihan dari serangga dan
mamalia, sehingga berperan sebagai pertahanan dalam kerajaan tumbuhan. Sebagai contoh,
monoterpene ester yang disebut piretroid yang terdapat pada daun dan bunga spesies
Chrysanthemum menunjukkan aktivitas insektisida yang sangat dominan. Dalam konifer
seperti pinus dan cemara, monoterpen menumpuk dalam saluran resin ditemukan di daun
jarum, ranting, dan batang. Senyawa ini beracun bagi sejumlah serangga, termasuk
kumbang kulit kayu, yang merupakan hama serius spesies konifer di seluruh dunia. Banyak
konifer merespon kumbang dengan memproduksi jumlah tambahan monoterpen (Taiz &
Zeiger, 2003).

Sumber : (Taiz & Zeiger, 2003).

Gambar 19. Stuktur triterpenoid


5. Tetraterpenoid
Tetraterpenoid mempunyai delapan unit isoprene (C40) dengan pola head to head
contoh likopen, karoten, carotenoid.

Sumber https://www.google.co.id
Gambar 20 . Struktur tertraterpenoid
6. Politerpenoid
Politepernoid mempunyai lebih dari 8 gugus isoprene contoh karet dan getah perca,
plastoquinon, dan ubiquinon.

Terpenoid mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia diantaranya yaitu


1. Sifat Fisika dari terpenoid adalah:
a. Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi warna
akan berubah menjadi gelap
b. Mempunyai bau yang khas
c. Indeks bias tinggi
d. Kebanyakan optik aktif
e. Kerapatan lebih kecil dari air
f. Larut dalam pelarut organik: eter dan alkohol
2. Sifat Kimia dari terpenoid adalah:
a. Senyawa tidak jenuh (rantai terbuka ataupun siklik)
b. Isoprenoid kebanyakan bentuknya khiral dan terjadi dalam dua bentuk enantiomer.
Selain mempunyai sifat-sifat, terpenoid juga mempunyai manfaat, diantarnya yaitu :
1. Sebagai pengatur pertumbuhan (seskuiterpenoid abisin dan diterpenoid giberellin)
tumbuhan.
2. Sebagai antiseptik, ekspektoran, spasmolitik, anestetik, dan sedative, sebagai bahan
pemberi aroma makan dan parfum (monoterpenoid)
3. Sebagai tumbuhan obat untuk penyakit diabetes, gangguan menstruasi, patukan ular,
gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria (triterpenoid)
4. Sebagai hormon pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman,
antifeedant serang, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti fouling dan anti karsinogen
(diterpenoid)
5. Sebagai anti feedant, hormon, antimikroba, antibiotik dan toksin serta regulator
pertumbuhan tanaman dan pemanis (seskuiterpen)
6. Penghasil karet (politerpenoid)
7. Karotenoid memberikan sumbangan terhadap warna tumbuhan dan juga diketahui
sebagai pigmen dalam fotosintesis
8. Monoterpen dan seskuiterpen juga memberikan bau tertentu pada tumbuhan
9. Terpenoid memegang peranan dalam interaksi tumbuhan dan hewan misalnya sebagai
alat komunikasi dan pertahanan pada serangga.
10. Beberapa terpenoid tertentu yang tidak menguap juga diduga berperan sebagai hormon
seks pada fungus.

B. Senyawa Fenolik pada Tumbuhan


Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan yang
mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus OH-.
Senyawa fenolik di alam terdapat sangat luas,  mempunyai variasi struktur yang luas,
mudah ditemukan di semua tumbuhan , daun, bunga dan buah. Ribuan senyawa fenolik
alam telah diketahui strukturnya, antara lain flavonoid, fenol monosiklik sederhana,
fenil propanoid, polifenol (lignin, melanin, tanin), dan kuinon fenolik (Taiz & Zeiger,
2003).
Fenolik pada tumbuhan yang disintesis oleh jalur yang berbeda yang merupakan
kelompok heterogen dari metabolisme. Dua jalur dasar yang terlibat yaitu jalur asam
shikimat dan jalur asam malonat. Jalur asam shikimat berperan dalam biosintesis fenolik
tumbuhan . Asam malonat merupakan sumber penting fenolik sekunder dalam jamur dan
bakteri. Jalur asam shikimat terdapat pada tumbuhan , jamur, dan bakteri tetapi tidak
ditemukan pada hewan. Fenilalanin sangat berperan dalam membentuk asam sinamat.
Reaksi ini dikatalisis oleh fenilalanin ammonia lyase (PAL), mungkin enzim yang paling
banyak dipelajari dalam metabolisme sekunder tumbuhan . PAL terletak antara metabolisme
primer dan sekunder, sehingga merupakan langkah penting dalam regulasi pembentukan
banyak senyawa fenolik. Aktivitas PAL meningkat oleh faktor lingkungan, seperti nutrisi
yang rendah, cahaya, dan infeksi jamur. Reaksi selanjutnya dengan yang dikatalisis oleh
PAL menyebabkan penambahan gugus hidroksil lebih dan substituen lain. Asam trans-
sinamat, asam p- coumaric, merupakan derivatif dari senyawa fenolik sederhana yang
disebut pfenilpropanoid karena mengandung cincin benzena dan rantai sisi tiga karbon.
Fenilpropanoid adalah struktur dari fenolik yang lebih kompleks (Taiz & Zeiger, 2003).
Sumber: Herbert, 1995
Gambar 21. Jalur biosintesis senyawa fenolik
Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan  pada tumbuhan. Fenolik
memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi (OH -) dan gugus–gugus lain
penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama senyawa induknya, fenol. Senyawa
fenol kebanyakan memiliki gugus hidroksil lebih dari satu sehingga disebut polifenol (Taiz &
Zeiger, 2003). (Herbert, 1995).
Senyawa fenolik sederhana tersebar luas pada jaringan pembuluh tumbuhan dan
berfungsi dalam kapasitas yang berbeda. strukturnya meliputi :
1. Fenilpropanoid sederhana, seperti trans-sinamat acid, asam p-coumaric, dan
turunannya, seperti asam caffeic, yang memiliki kerangka dasar karbon
fenilpropanoid.

Sumber: Taiz & Zeiger, 2003


Gambar 22 . Struktur komponen senyawa fenolik
2. Lakton fenilpropanoid (ester siklik) yang disebut kumarin, termasuk kedalam
kerangka fenilpropanoid. Kumarin yang merupakan senyawa paling sederhana dari
jenis fenol yang merupakan hasil dari pemecahan glukosida secara enzimatik.

Sumber: Taiz & Zeiger, 2003


Gambar 23. Struktur komponen senyawa fenolik
3. Kuinon, merupakan salah satu jenis senyawa fenolik. Senyawa fenol biasanya terdapat
dalam berbagai jenis sayuran, buah-buahan dan tumbuhan . Senyawa antrakuinon dan
kuinon mempunyai kemampuan sebagai anti biotik dan penghilang rasa sakit serta
merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit. Plastokuinon berfungsi pada proses
transpor elektron pada fotosintesis.

Sumber: Taiz & Zeiger, 2003


Gambar 24. Struktur komponen senyawa fenolik
4. Turunan asam benzoat, yang terbentuk dari fenilpropanoid oleh pembelahan fragmen
dua karbon dari sisi rantai.

C. Senyawa Nitrogen pada Tumbuhan


Nitrogen adalah zat komponen penyusun utama atmosfer bumi. Udara terdiri atas
78% volume nitrogen (N2). Nitrogen adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa. Nitrogen dalam deret kimia termasuk kedalam nonmetals, termasuk
golongan VA, periode 2, dan blok p. Penampilannya berupa colorless (Bambang, 2011).
Nitrogen (N) merupakan unsur penyusun senyawa organik dalam tubuh, khususnya
protein. Nitrogen memenuhi 80% dari volume udara. Walaupun jumlahnya melimpah,
hewan dan manusia tidak dapat menggunakannya secara langsung. Hewan dan manusia
mendapatkan nitrogen dari tumbuhan melalui rantai makanan (Mada, 2012).
Senyawa nitrogen adalah salah satu nutrisi utama yang penting untuk
kelangsungan hidupsemua organisme hidup. Nitrogen adalah komponen penting dari
banyak biomolekul, termasuk protein, DNA, dan klorofil. Meskipun nitrogen sangat
berlimpah di atmosfer sebagai gas nitrogen (N 2), namun sebagian besar tidak dapat
digunakan secara langsung oleh beberapa organisme. nitrogen harus terlebih dahulu
dikonversi dari gas nitrogen menjadi ammonia (NH3). Selain itu, nitrogen ada dalam
berbagai bentuk yang berbeda, yaitu anorganik (misalnya, amonia, nitrat) dan organik
(misalnya, amino dan asam nukleat). Dengan demikian, nitrogen mengalami banyak
transformasi yang berbeda dalam ekosistem, berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya
agar organisme dapat menggunakannya untuk pertumbuhan dan energi (Bernhard, 2010).
Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfer (78% gas di atmosfer
adalah nitrogen). Meskipun demikian, penggunaan nitrogen pada bidang biologis
sangatlah terbatas. Nitrogen merupakan unsur yang tidak reaktif (sulit bereaksi dengan
unsur lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada makhluk hidup diperlukan
berbagai proses, yaitu : fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi (Okta,
2011).
Sumber: www.Siswapedia.com
Gambar 25. Siklus nitrogen
Gas nitrogen (N2) terkandung sebanyak 78,1% di udara. Sebagai perbandingan,
atmosfir Mars hanya mengandung 2,6% nitrogen. Dari atmosfir bumi, gas nitrogen dapat
dihasilkan melalui proses pencairan (liquefaction) dan distilasi fraksi. Nitrogen
ditemukan pada mahluk hidup sebagai bagian senyawa-senyawa biologis.
Adapun sumber nitrogen lainnya yaitu ;
1. Terjadi halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang kemudian
dibawa air hujan meresap ke bumi.
2. Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis.
3. Mikrobia atau bakteri-bakteri.
4. Pupuk buatan (Urea, dan lain-lain)

Anda mungkin juga menyukai