Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EKOLOGI HEWAN

Makanan dan hubungan makan, makanan hewan, mekanisme


pertahanan diri, preferensi makanan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Ekologi Hewan dengan model
pembelajaran RQA

Dosen Pengampu : Fahmy Armanda, M.Pd

Disusun oleh :

A.Febriansyah Ilham (1930207094)

Kelompok 8 kelas Pendidikan Biologi 4

A.Febriansyah Ilham (1930207094)

Nasuha Tiara Anika (1930207105)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan
ridhanya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makanan dan
hubungan makanan, makanan hewan, mekanisme pertahanan diri, peferensi
makanan”. Makalah ini merupakan bagian dari keterlaksaan pembelajaran dengan
model Pembelajaran Reading, Questioning, Answering (RQA). Kami menyadari
bahwa pada penyusunan makalah ini masih ada terdapat kesalahan baik dari segi
bentuk maupun isinya. Dengan itu kami selaku penulis mengharapkan saran dan
kritikan yang bersifat membangun.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Fahmy
Armanda, M.Pd selaku dosen pengampu Mata kuliah Ekologi Hewan yang
membantu kami dalam kegiatan perkuliahan secara daring (Online). Akhirnya kami
mengharapkan agar makalah ini kiranya dapat bermafaat bagi semua pihak,
terutama untuk proses penilaian dalam matakuliah Ekologi Hewan.

Palembang, 12 September 2021

Kelompok 8
DAFTAR PUSTAKA

Michael, p. 1994. Metode Penelitian Untuk Ekologi Penelitian Ladang dan


Laboratorium. Jakarta :UI Press.

Pramudiyanti. 2009. Biologi Umum. Bandar Lampung : Universitas Lampung

Saroyo Sumarto, dan Roni Koneri. 2016. Ekologi Hewan. Bandung : CV. Media
Grafindo.

Suswanto Rasid, dkk. 2014. Ekologi Hewan, (Tanggerang selatan : Universitas


Terbuka).

Widiastuti, dan Endang L.2002. Buku Ajar Fisiologi Hewan I . Bandar Lampung :
Universitas Lampung.

Sukasono. 2009. Pengantar Ekologi Hewan. Malang : UMM Press.

Campbell, Neil A. Dkk.2004.Biologi Jilid III (edisi 5). Jakarta : Erlangga

Suhardjo. 1989. Pangan, Gizi dan pertanian. UI Press. Jakarta

Suwarno. 2009. BSE Panduan pembelajaran Biologi X. Jakarta : Pusat Perbukuan


MATERI (READING)

A. Makanan dan Hubungan makanan Hewan

1. Makanan

Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, yang
dimakan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan tenaga dan nutrisi. Kecukupan
makanan dapat dinilai dengan status gizi secara antropometri. Untuk mendapatkan dan
memanfaatkan makanan dari lingkungannya, setiap hewan dilengkapi beraneka
adaptasi. Macam makanan ditentukan secara genetic dan hasil belajar selama
ontogeninya. Macam makanan dapat ditinjau dari dua aspek yaitu aspek kuantitatif dan
aspek kualitatif.

Aspek kuantitatif mencakup masalah kelimpahan di habitatnya serta berapa


banyak yang diperlukan sehari – hari. Aspek kualitatif meliputi masalah palatabilitas,
nilai gizi, daya cerna serta ukurannya. Palatabilitas makanan ditentukan oleh banyak
sedikitnya senyawa kimia, diantaranya mungkin ada yang bersifat toksik atau
merangsang di luar kisaran toleransi hewan. Selain itu, ada struktur yang mengganggu
seperti bulu, duri, lapisan kulit keras yang mengurangi palatabilitas makanan.
Kebanyakan hewan herbivor, menunjukkan pereferensi yang tinggi terhadap bagian
tumbuhan yang lunak, yang memiliki palatabilitas tinggi.

2. Makanan Hewan

Di alam bebas, hewan mempunyai jenis makanan tersendiri. Sumber makanan


hewan dikelompokkan ke dalam dua macam, yaitu makanan yang berasal dari
tumbuhan dan makanan berupa hewan,.

1. Makanan yang berasal dari tumbuhan


Tumbuhan merupakan sumber makanan yang banyak dimanfaatkan oleh
makhluk hidup, hampir semua bagian tumbuhan dapat di makan oleh hewan.
Dari daun, batang, buah, bunga, biji, sampai akarnya pun bisa dijadikan sumber
makanan.
 Daun
Bagian tumbuhan yang paling umum dijadikan makanan hewan adalah
daun, misalnya saja ulat. Ulat banyak terdapat di daun – daun tumbuhan.
Ulat memakan daun – daun tempat dia berada. Selain ulat, masih banyak
hewan lain yang makanan utamanya adalah daun. Misalnya kambing,
jerapah, kijang, dan lain sebagaianya.
 Batang
Di desa, banyak petani yang memelihara sapi atau kerbau. Selain bisa
diambil tenaganya, hewan tersebut juga bisa dijadikan penghasil
tambahan bagi para petani. Salah satu jenis makanan sapi adalah batang
tumbuhan padi dan jagung. Tumbuhan lain yang biasa dimakan
batangnya adalah pohon bambu. Panda sangat menyukai batang bambu
muda.
 Buah
Ada beberapa jenis ulat yang makanan utamanya adalah buah. Jenis ulat
ini biasanya dianggap hama bagi para petani buah karena merugikan.
 Biji
Biji merupakan bagian tumbuhan yang disukai oleh berbagai jenis
hewan, terutama jenis burung. Biji padi dan jagung merupakan makanan
lezat bagi burung pipit. Selain itu biji kenari banyak diincar tupai.

2. Makanan berupa hewan


Banyak bagian hewan yang bisa dimakan oleh karnivora misalnya dagingnya,
tulangnya, juga telurnya. Hewan – hewan kecil banyak yang menjadi mangsa
bagi hewan yang lebih besar. Hewan yang bertubuh besar juga dapat menjadi
makanan hewan lain. Tikus menjadi mangsa kucing. Kelinci menjadi makanan
elang. Bahkan dihutan, hewan besar seperti jerapah, kijang, dan kerbau dijadikan
mangsa oleh harimau dan singa.
Berdasarkan macam makanan yang dimakan, dikenal 4 kategori, yaitu :
 Herbivor, makanan utamanya tumbuhan atau bagian – bagian tumbuhan.
 Karnivor (predator, pemangsa), makanan utama berupa jenis hewan lain.
 Omnivor, makanan berupa tumbuhan dan jenis hewan lain dalam
proporsi yang lebih kurang sebanding.
 Saprovor (saprofag), makanan berupa tumbuhan mati dan bangkai hewan
atau feses yang mengalami pembusukan.

B. Makanan dan Hubungan makanan hewan

1. Hewan Organisme Heterotrof

Semua hewan adalah makhluk yang bersifat heterotrop (kebalikan dari


autotrof), artinya untuk memperoleh nutrien organik untuk keperluan
tubuhnya, hewan harus memakan organisme lain baik makhluk yang masih
hidup atau makhluk yang sudah mati. Sebagian besar umur hewan
digunakan untuk memperoleh makanan. Dengan demikian, ketersediaan
sumber daya bagi hewan tergantung pada ruang dan waktu. Satu hal yang
sangat penting untuk diperhatikan adalah sifat dari sumberdaya terssebut
apakah mudah atau tidaknya diperoleh atau dicerena.
Beberapa jenis hewan yang bersifat generalistis dalam memakan
makanan (euryphagous); hewan-hewan jenis ini memakan makanan
berbagai jenis hampir tidak terbatas. Anjing hutan, oposum (sejenis hewan
berkantung), dan manusia adalah contoh kelompok jenis ini. Sedangkan
hewan jenis lainnya memakan makanan hanya beberapa jenis hewan saja
(stenophagous).
Ahli ekologi hewan yang mempelajari startegi makanan sering
memperhatikan model-model pencarian makanan yang optimal yang
dilakukan oleh hewan. Hal ini sangat dipertimbangkan bahwa binatang
harus memasukkan energi yang lebih banyak dibangdingkan yang
dikeluarkannya. Selain dari energi, hewan juga harus memperoleh nutrien
(zat-zat gizi) yang spesifik yang betul-betul dibutuhkan oleh tubuh. Dengan
demikian pencarian makanan oleh hewan akan sangat memperhatikan
pertimbangan pemilihan makanan, penggantian, mangsa yang harus
dimakan, dan lain sebagainya.

2. Aspek makanan hewan

Semua organisme membutuhkan sumber energi dan nutrisi untuk


tumbuh, perawatan, aktifitas, reproduksi dan kelangsungan hidup.
Organisme harus makan agar tetap bertahan. Makanan yang potensial dapat
dijumpai dimana-mana, namun apa yang dieksploitasi oleh jenis tertentu
tergantung dari jenis organisme tersebut. Struktur dan ukuran membatasi
apa yang bisa digunakan sebagai makanan. Makanan dari hewan juga
tergantung dari dan dimana tempat tinggalnya. Walaupun kelompok
makanan yang potensial sangat banyak, tetapi kadang-kadang tidak
dieksploitasi oleh hewan tersebut.
Hubungan organisme dengan mangsa hampir tidak bisa disamaratakan
hewan satu dengan yang lain. Masing-masing hewan memiliki hubungan
yang khas. Faktor utama dalam kebutuhan energi pada konsumen khususnya
predator, adalah energi yang dikeluarkan untuk mendapatkan makanan.
Banyak predator mengejar dan menerkam mangsanya terlebih dahulu
sebelum mendapatkan makanan. Semua proses mencari makan
membutuhkan energi. Hal inilah yang mungkin dapat menjelaskan
bagaimana pemilihan makanan suatu hewan dalam memenuhi kebutuhan
energinya. Ada yang memilih untuk mendapatkan banyak makanan dengan
sedikit usaha, ada juga yang memilih makanan yang menghasilkan energi
dan nutrisi yang lebih banyak. Beberapa aspek makanan hewan sebagai
berikut :
 Palatabilitas (Tingkat Kelezatan)

Palabilitas makanan tergantung dari tidak adanya kandungan


zat-zat kimia tertentu misalnya yang meransang diluar kisaran
toleransi hewan ataupun yang bersifat toksik. Selain itu adanya
struktur –struktur  yang mengganggu seperti bulu atau duri yng tajam
atau lapisan yang keras mengurangi nilai palabilitas makanan bagi
hewan. Karena itu banyak hewan karnivor menunjukkan prefernsi
memakan tumbuhan muda daun atau pucuk muda.

 Nilai Gizi

Nilai Gizi makanan menyangkut masalah kandungan protein,


karbohidrat, lemak mineral-mineral, vitamin dan air dalam makanan
itu. Kandungan substansi organiknya memberikan nilai kandungan
energi makanan itu. Kekurangan salah satu komponen dalam dlit
dapat dideteksi oleh hewan melalui mekanisme neurofisiologi
tubuhnya. Hewan kemudian akan berusaha mengatasinya dengan
memakan dalam jumlah yang banyak makanan lain yang mengandung
komponen yang kurang itu. Apabila kekurangan itu tidak dapat
diatasi, hewan akan mengalami ketegangan yan mungkin menjurus ke
terjadinya kanibalisme, meskipun hewan itu jenis herbivora. Nilai gizi
makanan dalam arti pemanfaatan makanan itu hingga dapat digunakan
dalam tubuhnya hewan yang mengkonsumsi makanan itu erat
kaitannya dengan daya cerna makanan.

 Daya Cerna

Daya cerna makanan tergantung daari komposisi kimia dan


struktural makanan itu serta adaptasi fisiologis yang didukung
adaptasi struktural hewan pemaka. Hewan herbivor lebih memerlukan
enzim-enzim proteasa dan hewan-hewan omnivor memerlukan
komplek enzim yang lebih lengkap. Daya cerna makanan lebih
merupakan masalah bagi hewan herbivor dari pada hewan
karnivor.  Yang dihadapi hewan karnivor adalah masalah menemukan,
menangkap dan menangani mangsa, bukan masalah pencernaan.
Ditinjau dari segi nilai gizi, komposisi tubuh mngsaa berupa tikus,
ikan atau cacing bagi hewan karnivor semuanya praktis tidak berbeda.
Lain halnya dengan makanan hewan herbivor.

 Ukuran Makanan

Bagi hewan-hewan herbivor, saprovor dan parasit ukuran tubuh


hewan makanannya tidak merupakan masalah. Tidak demikian halnya
pada hewan-hewan karnivor (predator) yang makanannya berupa
hewan lain yang mungkin mobilitasnya tinggi. Ukuran tubuh hewan
mangsa biasanya lebih kecil dari pemangsanya. Namun demikian
ukuran itu tidak boleh terlalu kecil agar energi perolehan memangsa
tidak lebih rendah daari pada energi yang telah dipakai untuk mencari
dan mengejar hewan mangsanya itu.
 Kita mengenal beberapa jenis hewan karnivor yang ukuran
tubuhnya kecil sekali dibandingkan dengan ukuran tubuhnya sendiri.
Hewan-hewan ini mempunyai adaptasi dan strategi khusus untuk
mendapatkan mangsanya. Misalnya, Labah-labah menggunakan jaring
untuk menjebak mangsanya. Bangsa buaya, ular, kadal dan ikan
predator mempunyai strategi mengefesiensikan penggunaan energi
dengan merayap mengsanya. Secara tiba-tiba apabila ukuran tubuh
hewan mangsa lebih besar maka hewan pemangsa menyerangnya
dengan secara bergerombol, seperti misalnya pada bangsa ajag atau
pun hyena.

C. Mekanisme Pertahanan Diri

Semua jenis hewan sebenarnya memiliki peluang untuk dimangsa. Bahkan


serigala dan singa sering menjadi mangsa ketika mereka masih sangat muda.
Beberapa hewan seperti pada kebanyakan ulat dan kadal meleburkan warna dirinya
dengan latar  belakang di mana mereka berada sehingga seringkali sulit untuk
dilihat. Perilaku ini sering disebut dengan perilaku cryptic. Beberapa jenis hewan lain
memiliki kemampuan perilaku untuk melepaskan diri dari pemangsaan, seperti
berlari sangat cepat pada antelope dan berenang dengan cepat pada ikan. Perilaku
lain, melakukan serangan balik dengan perilaku menggunakan tanduk atau dengan
gigitan. Beberapa hewan melakukan perilaku dengan menakut - nakuti, sehingga
predator berpikir bahwa dengan memakannya akan berisiko terkena gigitan atau
yang lainnya. Racoon misalnya, akan memperlihatkan gigi - giginya yang tajam
ketika didekati predator. Serta ada beberapa jenis hewan yang melakukan kamuflase
(penyamaran) untuk melindungi diri dari predator. Seperti Burung Ptarmigan pada
musim dingin berbulu putih, dan  pada musim panas bulunya berbintik membuat
tidak menarik perhatian.
Perilaku mempertahankan diri pada hewan yaitu pola Perilaku yang di
lakukan oleh hewan guna keberlangsungan hidupnya. Baik itu berkisar pada
melarikan diri dari pemangsa potensialnya maupun bertahan dari kondisi
lingkungannya. Berdasarkan pengertiannya,  Pola perilaku pertahanan diri pada
hewan  terbagi atas 2 yaitu:
 Pola perilaku mempertahankan diri
pola perilaku yang berkisar mulai pada  melarikan diri dari pemangsa
potensial sampai dengan menggunakan senjata bertahan dan penggunaan
kamuflase dan mimikri (meniru).
 Pola perilaku Bertahan hidup dalam lingkungan fisik
Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu,
salinitas, kelembaban tertentu, dan sebagainya. Kisaran ini relatif luas bagi
hewan, seperti mamalia dan burung, yang banyak mempunyai mekanisme
yang efisien untuk mempertahankan kendali homeostatis terhadap
lingkungannya.

D. Preferensi Makanan

Preferensi terhadap makanan didefinisikan sebagai derajat kesukaan atau


ketidaksuakaan terhadap makanan dan preferensi ini akan berpengaruh terhadap
konsumsi pangan. Setiap organisme untuk melangsungkan kehidupannya
memerlukan makanan dan setiap makanan yang dimakan oleh hewan dapat ditinjau
dari dua aspek yaitu aspek kulaitatif dan aspek kuantitatif. Preferensi terhadap jenis
makanan tertentu diduga dipengaruhi oleh warna, berat dan besar ukuran makanan,
produktivitas jenis makanan dan kandungan nutrisi makanan tersebut. Demikian
pula bagi hewan, berat dan ukuran tubuh serta sistem pencernaannya merupakan
faktor-faktor yang berperan dalam menentukan pola hidup dan jenis makanannya.
Hewan juga akan memilih makanan yang bernilai gizi tinggi. Kelimpahan yang
tinggi dari jenis makanan yang kurang disukai hewan tidak akan berpengaruh,
kecuali apabila kelimpahan jenis makanan yang disukai sangat rendah. Hubungan
antara jenis-jenis makanan yang dikonsumsi berbagai jenis hewan dengan
ketersediaannya di lingkungan di lingkungan dapat memperlihatkan fenomena
beralih preferensi. Misalnya apabila ketersediaan suatu jenis makanan di
lingkungan rendah, maka penggunaan jenis makanan itu juga relaitf rendah (tidak
menampakan preferensi ), tetapi apabila ketersediaannya meningkat, maka hewan
akan memperlihatkan preferensi yang tinggi terhadap jenis makanan tersebut.
PERTANYAAN (QUESTIONING)

1. Berdasarkan pengertiannya makhluk hidup memiliki pola pertahanan diri


yang terbagi atas 2 pola prilaku. Jelaskan 2 pola prlikau tersebut ?
2. Pada dasarnya macam makan yang dimakan itu dibagi menjadi 4 kategori.
Sebutkan ke 4 macam kategori tersebut ?
3. Dialam bebas hewan mempunyai jenis makanan tersendiri, sumber makanan
hewan itu dikelompokkan menjadi 2 macam. Sebutkan dan jelaskan 2 macam
kelompok makanan tersebut ?
4. Jelaskan yang dimaksud dengan hewan organisme heterotrof ?
5. Jelaskan yang dimaksud aspek makanan hewan ?
JAWABAN (ANSWERING)

1. Pola prilaku pertahanan diri pada hewan :


 Pola prilaku mempertahankan diri
pola perilaku yang berkisar mulai pada  melarikan diri dari pemangsa
potensial sampai dengan menggunakan senjata bertahan dan penggunaan
kamuflase dan mimikri (meniru).
 Pola Prilaku bertahan hidup dalam lingkungan fisik
Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu,
salinitas, kelembaban tertentu, dan sebagainya. Kisaran ini relatif luas
bagi hewan, seperti mamalia dan burung, yang banyak mempunyai
mekanisme yang efisien untuk mempertahankan kendali homeostatis
terhadap lingkungannya.

2. Macam makanan yang dikenal yang dimakan, dikenal 4 kategori yaitu :


 Herbivor, makanan utamanya tumbuhan atau bagian – bagian tumbuhan
 Karnivor (predator, pemangsa), makanan utama berupa jenis hewan lain
 Omnivor, makanan berupa tumbuhan dan jenis hewan lain dalam
proporsi yang lebih kurang sebanding
 Saprovor (saprofag), makanan berupa tumbuhan mati dan bangkai hewan
atau feses yang mengalami pembusukan.

3. Sumber makanan hewan dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :


 Makanan yang berasal dari tumbuhan
Tumbuhan merupakan sumber makanan yang banyak dimanfaatkan oleh
makhluk hidup. Hampir semua bagian tumbuhan dapat di makan oleh
hewan. Dari daun, batang, buah, bunga, biji, sampai akarnya pun bisa
dijadikan sumber makanan.

 Makanan berupa hewan


Banyak bagian hewan yang bisa dimakan oleh hewan misalnya daging,
tulang, dan telur. Hewa – hewan kecil banyak yang menjadi bangsa bagi
hewan yang lebih besar. Hewan yang bertubuh besar juga dapat menjadi
hewan lain.

4. Yang dimaksud dengan Hewan Organisme Heterotrof yaitu semua hewan adalah
makhluk hidup yang bersifat heterotrof (kebalikan dari autotrof). Artinya untuk
memperoleh nutrien organik untuk keperluan tubuhnya, hewan harus memakan
organisme lain baik makhluk yang masih hidup atau makhluk yang sudah mati.

5. Yang dimaksud dengan Aspek Makanan hewan yaitu semua organisme


membutuhkan sumber energi dan nutrisi untuk tumbuh, perawatan, aktivitas,
reproduksi, dan kelangsung hidup. Organisme harus makan agar tetap bertahan,
makanan yang potensial dapat dijumpai dimana – mana, namun apa yang
dieksplotasi oleh jenis tertentu tergantung dari mana tempat tinggalnya dan jenis
organisme tersebut.

Anda mungkin juga menyukai