Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EKOLOGI HEWAN

HEWAN DAN LINGKUNGANNYA : ORGANISME HETEROTROF,


KONDISI DAN SUMBER DAYA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Ekologi Hewan


dengan Model Pembelajaran RQA

Dosen Pengampu : Fahmy Armanda, M.Pd

Disusun oleh:
Rahmat Hidayat (1810207002)

Kelompok 1 Kelas Biologi 5


Rahmat Hidayat (1810207002)
Atin Zikrianda (1820207035)
Rokhman Dahuri (1810207016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hewan dan
Lingkungannya : Organisme Heterotrof, Kondisi dan Sumber Daya”. Makalah ini
merupakan bagian dari keterlaksanaan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Reading,
Questioning, Answering (RQA). Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
jauh dari kesempurnaan baik dari segi bentuk maupun isinya. Untuk itu kami
mengaharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Fahmy
Armanda, M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah Ekologi Hewan yang membantu kita
dalam kegiatan perkuliahan seacara daring. Akhirnya kami mengharapkan agar makalah ini
kiranya dapat bermanfaat bagi semua pihak, utamnaya untuk proses penilaian dalam
matakuliah Ekologi Hewan

Palembang, 10 September 2021

Kelompok 2
DAFTAR PUSTAKA

Koneri Roni, Saroyo Sumarto. (2016). Ekologi Hewan. Bandung: CV Patra Media Grafindo
Bandung

Kramadibtara H. (1996). Ekologi Hewan. Bandung: Institute Teknologi Bandung Press

Sukarsono. (2012). Pengantar Ekologi Hewan. Malang: UMM Press

Utina Ramli. (2015). Ekologi Dan Lingkungan Hidup. Gorontalo: UNG Press

Widodo A. (2005). Organisme Dan Lingkungannya. Jakarta: UPI Repository


MATERI (READING)

A. Hewan dan Lingkungannya

Menurut Koneri (2005), Dalam sistem klasifikasi hewan memiliki karakteristik


merupakan organisme multiseluler atau tubuhnya tersusun atas banyak sel, heterotrof
atau tidak mampu menyintesis makanan sendiri, diploid atau kromosom terdiri atas dua
alel, dan sel tubunnya bersifat eukariotik atau inti sel dihubungi oleh membran atau salut
inti. Sebagian besar hewan memiliki kemampuan untuk berpindah tempat (motil)
walaupun beberapa ada yang bersifat menempel. Hewan berpindah dengan beberapa
cara misalnya kuda dengan berjalan/berlari, burung dengan terbang, ikan dengan
berenang dan ular dengan merayap. Bagi hewan berpindah tempat/bergerak memiliki
berbagai fungsi antara lain mencari makan, menghindari pemangsa, mengejar mangsa,
migrasi atau memperluas habitat dan daerah jajahannya.
Menurut Sukarso (2012), Lingkungan bagi hewan berupa semua faktor biotik
maupun abiotik yang berada disekitar lingkungannya yang dapat mempengaruhi
kelangsungan hidupnya. Hewan hanya dapat hidup tumbuh dan berkembang biak hanya
jika tinggal atau menempati suatu lingkungan yang menyediakan kondisi dan sumber
daya serta dapat terhindar dari faktor – faktor yang mambahayakan. Antara hewan dan
lingkungannya terdapat hubungan timbal balik yang mempengaruhinya, bukan hanya
lingkungan yang memiliki pengaruh besar terhadap keberlangsungan hidup hewan
namun sebaliknya lingkungan pun dapat berubah karena kehadiran dari aktivitas hidup
hewan.
1. Organisme Heterotrof
Konsep rantai makanan hewan merupakan sebagai konsumen, untuk memenuhi
kebutuhannya hewan mengambil bahan organik lain dari makhluk hidup lainnya baik
itu tumbuhan maupun hewan lain. Hewan disebut sebagai makhluk hidup heterotrof
karena hewan mengambil atau mencari makanan dari makhluk hidup lain. Tumbuhan
merupakan organisme yang bersifat autrotrof karena dapat mensintesis makanan
sendiri dengan cara melakukan fotosintesis. Tiga macam nutrisi heterotrof :
(Kramadibtara, 1996)
a. Tipe nutrisi holozoik, Tipe ini makanan baik berupa tumbuhan atau jenis hewan
lainnya. Pertama – tama makanan harus dicari dan didapatkan terlebih dahulu
kemudian makanan dimakan serta dicerna dengan mekanisme sistem percernaan
yang nantinya dimanfaatkan oleh sel – sel dalam tubuh hewan.
b. Tipe nutrisi saprozoik, Tipe ini dijumpai pada berbagai hewan protozoa yang
memperoleh nutrisi dari organisme – organisme yang telah mati, membusuk dan
terurai. Nutrisi – nutrisi tersebut diabsorpsi melalui membran sel dalam bentuk
molekul – molekul terlarut.
c. Tipe nutrisi parasitik, Tipe ini dijumpai pada berbagai hewan – hewan parasit.
Hewan ini mencerna partikel – partikel padat dari tubuh organisme inangnya atau
mengabsorpsi molekul – molekul organik dari cairan atau jaringan tubuh
inangnya.
2. Kondisi dan Sumber Daya
Kondisi habitat merupakan faktor penting untuk mengetahui keberadaan suatu
spesies. Kondisi lingkungan baik abiotik dan biotik memiliki pengaruh terhadap
reaksi hewan terhadap lingkungannya reaksi – reaksi tersebut dapat merubah
morfologi, fisiologi dan tingkah laku. Kondisi lingkungan antara lain lingkungan
abiotik meliputi temperature, kelembaban, Ph, salinitas, arus air, angin, tekanan
sedangkan lingkungan biotik yaitu zat-zat organik dan anorganik. (Utina,2015)
Seluruh kebutuhan hidup atau sumber daya bagi hewan yang dipenuhi dari
lingkungannya. Lingkungan adalah seluruh unsur dan faktor yang berada diluar tubuh
hewan. Dalam ekologi terdapat istilah habitat yaitu tempat tinggal makhluk hidup,
area yang mendukung suatu organisme untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal. Hal ini karena habitat menyediakan seluruh sumber daya yang diperlukan
organisme dalam memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya. Sumber daya yang sangat
penting bagi hewan antara lain: (Koneri, 2005)
a. Makanan
Hewan memerlukan energi untuk mendukung seluruh proses metabolisme tubuh
maupun aktivitasnya seperti berpindah, mencari makan, pencernaan,
mempertahankan suhu badan, reproduksi, pertumbuhan, dan kerja lainnya.
Berdasarkan proporsi jenis makanannya hewan diklasifikasikan menjadi beberapa
tipe, yaitu:
- Hebivora, hewan yang termasuk kelompok ini jenis makanannya hampir
seluruhnya tumbuhan. Hewan yang termasuk kelompok ini ialah kambing,
domba, monyet daun dan kelinci.
- Karnivora, hewan yang termasuk kelompok ini adalah hewan yang memakan
hewan lain atau hewan pemakan daging. Yang biasanya masuk kedalam
kelompok ini adalah kelompok predator atau hewan pemangsa seperti anjing,
kucing dan ular.
- Omnivora, hewan yang termasuk ini hewan pemakan hewan dan tumbuhan.
Contoh hewan kelompok ini misalnya monyet hitam sulawesi.
- Scavenger, hewan yang termasuk dalam kelompok ini adalah hewan yang
memakai bangkai seperti burung pemakan bangkai dan biawak.
b. Oksigen
Oksigen digunakan oleh hewan untuk proses pernafasan yang menghasilkan
energi untuk aktivitasnya maupun mempertahankan kerja tubuh. Kadar oksigen
atmosfer pada setiap tempat bisa berbeda misalnya didataran tinggi lebih rendah
kadar oksigen atmosfernya dibandingkan dengan didataran rendah. Hewan
merupakan organisme yang bersifat aerobik atau memerlukan oksigen untuk
menghasilkan energi.
c. Tempat
Tempat merupakan sumber daya yang sangat penting bagi hewan sebagai lokasi
untuk membangun sarang, istirahat, mencari makan, berkembang biak dan
aktivitas harian lainnya. Hewan memilih lokasi untuk beraktivitas harian dengan
beberapa karakteristik salah satunya faktor keamanan dan daya dukung untuk
hewan beraktivitas merupakan pertimbangan penting dalam pemilihan lokasi.
Aktivitas hewan meliputi mencari makan (foraging), makan (feeding), istirahat
(resting), berpindah tempat (travelling/locomotion,moving), dan sosial (social).
d. Air
Air merupakan komponen terbesar (sekitar 95%) didalam sel tubuh. Bagi
hewan akuatik air merupakan lingkungannya sehingga daratan merupakan barier
atau penghalang fisiologi, ekologis, dan fisik. Oleh karena itu bagi hewan akuatik
lingkungan perairan merupakan habitat hidupnya sedangkan bagi hewan darat air
tetap menjadi sumber daya yang sangat vital untuk melangsungkan seluruh reaksi
metabolisme tubuhnya kebutuhan air hewan darat dipenuhi dengan minum.

PERTANYAAN (QUESTIONING)
1. Oksigen merupakan salah satu hal yang terpenting yang digunakan untuk proses
bernafas. Tentunya kadar oksigen di daratan tinggi dan daratan rendah berbeda, daratan
tinggi memiliki kadar oksigen yang lebih rendah dibanding dengan daratan rendah.
Beberapa hewan memiliki kemampuan bisa hidup dan tinggal didaratan yang lebih
tinggi sedangkan kadar oksigen lebih rendah, mengapa demikian ?
2. Bagaimana morfologi, fisiologi dan tingkah laku dapat mempengaruhi hewan terhadap
lingkungannya ?
3. Respon pertama kali organisme terhadap perubahan lingkungan ialah ekofisiologi dan
sangat berbeda pada setiap jenis organisme. Pada hewan berdarah dingin (poikiloterm)
penurunan atau peningkatan suhu udara diikuti dengan penurunan atau peningkatan laju
metabolisme tubuhnya. Sebaliknya pada hewan berdarah panas (homeoterm) penurunan
udara justru meningkatkan laju metabolisme tubuh untuk memperrtahankan suhu tubuh.
Berdasarkan perbedaan diatas apa saja respon perubahan lingkungan tersebut ?

JAWABAN (ANSWERING)
1. Karena hewan yang dapat hidup didaerah tinggi memiliki alat pertahanan tubuh untuk
bisa hidup didaratan tinggi salah satunya yalk (Bos grunnies) adalah sejenis sapi yang
hidup didaerah pegunungan. Sapi jenis ini memiliki rambut yang panjang dan lebat yang
digunakan untuk menahan suhu dingin selain itu mereka memiliki kapasitas paru – paru
3 kali lipat sehingga oksigen yang tipis bukan masalah bagi hewan mereka.
2. Pengaruh lingkungan terhadap hewan pada morfologi berhubungan dengan struktur
tubsuh pada hewan contohnya bentuk paruh burung, cakar burung disesuaikan dengan
lingkungannya yang banyak pepohonan yang lebat dan berukuran besar. Pada fisiologi,
lingkungan memiliki pengaruh terhadap proses metabolisme hewan misalnya hewan
mencerna makanan disesuaikan dengan makanan yang dikonsumsi sedangkan tingkah
laku berhubungan dengan tingkah laku hewan merespon keadaan lingkungannya
contohnya saat disuatu daerah m engalami musim dingin beberapa jenis burung akan
bermigrasi ketempat yang lebih panas dan banyak makanan. ( Widodo, 2005)
3. Menurut Koneri (2016), respon perubahan lingkungan yaitu :
- Semu (masking): modifikasi pengaruh suatu faktor oleh faktor lainnya. Sebagai
contoh RH (relatif humidity atau kelembaban relatif) yang rendah meningkatkan
laju evaporasi permukaan tubuh, sehingga hewan berdarah panas mampu bertahan
pada iklim yang sangat hangat.
- Letal (lethal): faktor lingkungan menyebabkan kematian, seperti misalnya suhu
yang terlalu panas atau terlalu dingin.
- Berarah (directive): faktor lingkungan menyebabkan orientasi tertentu, misalnya
burung-burung di kutub utara bermigrasi ke arah selatan pada saat musim dingin
dan kembali ke utara pada saat musim semi atau panas untuk berbiak.
- Pengontrolan (controlling): faktor tertentu dapat mempengaruhi laju suatu proses
fisiologi tanpa masuk ke reaksi. Sebagai contoh, suhu lingkungan dapat
berpengaruh besar terhadap metabolisme, sekresi, dan lokomosi hewan.
- Defisien (deficient): defisiensi suatu faktor lingkungan pada habitat tertentu dapat
mempengaruhi aktivitas atau metabolisme hewan. Sebagai contohnya jika oksigen
ada atau tidak ada pada tekanan rendah akan membatasi aktivitas hewan

Anda mungkin juga menyukai