Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Faizar Rahman

NIM : 09/280680/KG/8417

PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI MEDIA PENYIMPANAN UNTUK


MEMPERTAHANKAN FIBROBLAST JARINGAN PERIODONTAL PADA GIGI
PASCA EKSTRASI

A. KERANGKA PIKIR

TRAUMA → AVULSI → REPLANTASI



MEDIA PENYIMPANAN
↙ ↘
AIR AIR KELAPA
↙ ↘
MURNI KEMASAN

PERHITUNGAN FIBROBLAST

B. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Trauma pada gigi merupakan masalah yang sering dihadapi oleh

dokter gigi. Trauma dapat terjadi pada jaringan keras dan jaringan lunak
termasuk pulpa dan jaringan periodontal. Trauma yang secara langsung

mengenai gigi, gingiva dan tulang alveolar dapat menyebabkan terjadinya

avulsi gigi (Al Nazzan dan Nasser, 2006). Avulsi gigi merupakan suatu

kondisi klinis ketika gigi sepenuhnya terlepas dari soket setelah terjadi trauma

yang dapat mengakibatkan kerusakan ligamen periodontal.

Salah satu tindakan terhadap avulsi gigi adalah segera dilakuan

replantasi gigi (Flores dkk., 2007). Ligamen periodontal pada gigi akan

mengalami dehidrasi selama berada diluar rongga mulut, sebelum gigi tersebut

dikembalikan ke dalam soketnya untuk dilakukan proses replantasi (Pileggi

dkk., 2002). Menurut Sigurdson dan Bourguignon (2007), jika permukaan

akar mengering, maka akan terjadi dehidrasi serta kerusakan pada ligamen

periodontal dan lapisan yang menjaga akar (sementum dan presementum).

Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada permukaan akar gigi avulsi harus

segera direplantasi atau dijaga dalam media penyimpanan yang baik sampai

replantasi dilakukan agar tingkat keberhasilan ligamen periodontal untuk

melekat pada permukaan akar semakin besar.

Media penyimpanan yang digunakan harus memiliki sifat yang mampu

menjaga osmolalitas dan pH seperti pada kondisi rongga mulut normal. Selain

itu komposisi kimia juga merupakan faktor yang penting dalam menentukan

media penyimpanan. Menurut Pileggi dkk. (2002), media penyimpanan yang

biasa digunakan untuk mempertahankan jumlah sel fibroblas adalah susu,

media kultur sel yang khusus didesain sebagai media penyimpanan dan larutan

salin 0,9%. Penelitian mengenai media penyimpanan yang baik dalam

mempertahankan jumlah sel fibroblas semakin banyak dilakukan. Syarat suatu


media penyimpanan adalah suatu media yang mudah diperoleh dan terjangkau

harganya.

Kelapa merupakan tanaman yang mudah ditemukan dan banyak

tumbuh di Indonesia. Air kelapa megandung cairan elektrolit tubuh seperti

potasium, kalsium, magnesium, dan glukosa. Air kelapa juga dapat diterima

dengan baik oleh tubuh karena sifatnya yang steril (Campbell-Falck dkk.,

2000). Komposisi kimia yang terkandung pada air kelapa memiliki fungsi

yaitu: (1) Potasium (K) merupakan kation utama pada cairan intraseluler.

Salah satu fungsi potasium adalah elektrolit yang mampu menjaga

keseimbangan pH; (2) Sodium (Na) berperan dalam terapi cairan; (3) Klorida

(Cl) berperan penting dalam menjaga tekanan osmotik darah dan cairan ekstra

seluler; (4) Kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) berperan dalam

mempertahankan energi yang mempengaruhi kinerja tubuh (Balch and Balch,

1990). Menurut Gopikrishna (2008), sifat air kelapa sebagai larutan isotonik

alami dapat dijadikan pertimbangan sebagai media penyimpanan yang baik

dalam mempertahankan jumlah sel fibroblas.

Sel fibroblas merupakan sel yang paling banyak ditemukan pada

jaringan ikat (McScher, 2010). Sel fibroblas mampu menghasilkan produk

protein yang akan digunakan selama proses rekonstruksi jaringan. Fungsi

utama fibroblas ialah memelihara serat-serat kolagen dan komponen lain

jaringan ikat (Mjör and Fejerskov, 1991). Sel fibroblas berperan dalam

menghasilkan kolagen sehingga jaringan dapat berikatan kembali (Sigurdsson

dan Bourguignon, 2007).

Media penyimpanan sendiri harus mengandung nutrisi yang berfungsi

menyimpan suatu jaringan agar dapat bertahan dalam rentang waktu tertentu.
Protein sebagai salah satu zat gizi yang memegang peranan penting dalam

proses pertumbuhan, pengganti sel tubuh yang rusak, dan sebagai katalisator.

Fungsi khas protein yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu

membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh (Almatsier, 2002).

B. Perumusan Masalah

Bedasarkan Latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah media penyimpanan air kelapa muda dapat

mempertahankan jumlah sel fibroblas pada jaringan periodontal

dalam waktu 60 menit?

2. Apakah air kelapa mempunyai kemampuan mempertahankan

jumlah sel fibroblas yang lebih baik dibanding akuades?

3. Apakah terdapat perbedaan antara air kelapa murni dengan air

kelapa kemasan dalam mempertahankan jumlah sel fibroblas pada

jaringan periodontal?

C. Keaslian Penelitian

Sepengetahuan peneliti, penelitian untuk mengamati jumlah sel fibroblas

setelah direndam dalam media penyimpanan air kelapa muda selama 60 menit

yang diambil dengan mengamati ligamen periodontal pada gigi pasca ektraksi

belum pernah dilakukan.


D. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air kelapa muda murni

dan air kelapa kemasan sebagai media penyimpanan dalam mempertahankan

jumlah sel fibroblas setelah direndam selama 60 menit melalui evaluasi

mikroskopis.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat:

1. Bagi Ilmu Pengetahuan dapat menambah informasi mengenai pengaruh air

kelapa sebagai media penyimpanan gigi yang mengalami avulsi.

2. Memberi alternatif yang murah, mudah didapat, dan aman bagi pasien jika

replantasi tidak dapat segera dilakukan


Referensi :

Almatsier, S., 2002, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pp. 147-58.

Al-Nazhan, S., dan Al-Nasser, A., 2006, Viability of Human Periodontal Ligamen Fibroblasts
in Tissue Culture After Exposure to Different Contact Lens Solutions, The Journal
of Contemporary Dental Practice, 7: 4.
Balch, J.F., and Balch, P.A., 1990, Prescription for Nutritional Healing, Avery Publishing,
New York
Campbell-Falck D. Thomas T. Falck TM. Tutuo N. Clem K., 2000, The intravenous use of
coconut water. The American Journal of Emergency Medicine 18. 108-11
Flores MT, Andersson L, Andreasen JO et al, 2007, International Association of Dental
Taumatology, Guidelines for the management of traumatic dental injuries II, Avulsion
of permanent teeth, Dental Traumatology 23, 130-6
Gopikrishna, V., Thomas, T., and Kandaswarny, D., A quantitative analysis of coconut water:
a new storage media for avulsed teeth, Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol
Endod, 2008, 105(2):e61-e65,
McScher, A.L., 2010, Junqueira’s Basic Histology, 12th ed., The McGraw-Hill Companies,
Inc., Singapore, p. 86-7

Mjӧr, I.A., and Fejerskov, O., 1991, Embriologi dan Histologi Rongga Mulut (terj.), Widya
Medika, Jakarta, p. 128-33
Pileggi, R., Dumsha, T.C., Nor, J.E., Assessment of post-traumatic PDL cell viability by a
novel collagenase assay, Dent Traumatol, 2002, 18: 186-9, Blackwell Munksgaard,
Sigurdson, A, and Bourguignon, C, 2007, Avulsions, in Berman, L. H., Blanco, L and
Coehen, S. (ed.): A Clinical Guide to Dental Traumatology, Mosby Elsevier,
Missouri, p. 99-123

Anda mungkin juga menyukai