Anda di halaman 1dari 40

VULNERA

Ayuthya Ajeng Windakhrisma


Periodonsia / 00180
Definisi
Keadaan ini dapat
hilangnya disebabkan oleh
kontinuitas dari trauma benda
jaringan tubuh tajam atau
baik pada kulit, tumpul,
membran perubahan suhu,
zat kimia,
mukosa, otot dan
sengatan listrik,
saraf. atau gigitan
hewan

Vulnera/
Luka
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :

Hilangnya
Perdarahan dan
seluruh atau Respon stres
pembekuan
sebagian fungsi simpatis
darah
organ

Kontaminasi
Kematian sel
bakteri
Klasifikasi Luka
Berdasarkan:
Tingkat kontaminasi luka (Taylor, 1997).
Kedalaman dan luasnya luka
Waktu penyembuhan luka
Jenis luka
Luka Bersih (Clean
Wounds)
• luka bedah tidak terinfeksi, tidak
ada inflamasi & tidak ada infeksi
pada system pernafasan,
pencernaan, genital & urinari

Luka bersih
Luka terkontaminasi
kotor/infeksi (Clean-
(Dirty or Berdasarkan contamined
Infected tingkat Wounds)
Wounds) kontaminasi • Luka bedah dimana
saluran respirasi,
• terdapat luka pencernaan, genital atau
mikroorganism perkemihan dalam
e pada luka. & • kondisi terkontrol,
ada infeksi kontaminasi tidak selalu
terjadi, kemungkinan
infeksi: 3% - 11%.

Luka terkontaminasi
(Contamined Wounds)
• luka terbuka, fresh (luka
kecelakaan & operasi dengan
kerusakan besar atau
kontaminasi dari saluran
cerna)
Stadium I : Luka
Superfisial (Non-
Blanching Erithema)
• terjadi pada lapisan
epidermis kulit.

Stadium IV : Stadium II : Luka


Luka “Full “Partial
Thickness” Thickness”
• telah mencapai Berdasarkan • pada lapisan epidermis
lapisan otot, kedalaman & & bagian atas dari
tendon & lapisan dermis. Ialah
tulang dengan luasnya luka luka superficial &
adanya adanya tanda klinis
destruksi / seperti halnya abrasi,
kerusakan yg blister atau lubang yg
luas. dangkal.

Stadium III : Luka “Full Thickness”


• kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yg bisa
meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yg
mendasarinya. Luka ini timbul secara klinis yang
merupakan suatu lubang yg dalam dengan atau tanpa
merusak jaringan di sekitarnya.
Luka Akut
masa penyembuhan
sesuai dengan konsep
penyembuhan yg telah
disepakati.
penyembuhan yang
terjadi dalam jangka
waktu 2-3 minggu

Berdasarkan
Waktu
Penyembuhan
Luka.

Luka Kronis
luka yang mengalami
kegagalan ketika dalam
proses penyembuhan,
dapat terjadi karena
factor eksogen &
endogen.
Luka Terbuka Luka Tertutup
Jenis luka
1. Luka Tajam 1. Bulla akibat luka bakar

a. Vulnus scissum adalah luka sayat atau luka iris yang ditandai dengan 2. Vulnus contussum ( luka memar ); di sini kulit tidak apa-apa,
tepi luka berupa garis lurus dan beraturan. pembuluh darah subkutan dapat rusak, sehingga terjadi hematom. Bila
hematom kecil, maka ia akan diserap oleh jaringan sekitarnya. Bila
hematom besar, maka penyembuhan berjalan lambat.

b. Vulnus ictum atau luka tusuk adalah luka akibat tusukan benda 3. Ekskoriasi atau luka lecet atau gores adalah cedera pada permukaan
runcing yang biasanya kedalaman luka lebih daripada lebarnya. epidermis akibat bersentuhan dengan benda berpermukaan kasar atau
runcing.

2. Luka Tumpul 4. Hematoma

a. Luka tusuk tumpul 5. Sprain ; kerusakan (laesi) pd ligamen- ligamen / kapsul


sendi

b. Vulnus sclopetorum atau luka karena peluru (tembakan). 6. Dislokasi ; terjadi pada sendi- sendi, hubungan tulang - tulang di
sendi lepas / menjadi tdk normal sebagian

c. Vulnus laceratum atau luka robek adalah luka dengan 7. Laserasi organ interna/ Vulnus traumaticum; terjadi di dalam tubuh,
tepi yang tidak beraturan, biasanya oleh karena tarikan tetapi tidak tampak dari luar. Dapat memberikan tanda-tanda dari
hematom hingga gangguan sistem tubuh. Bila melibatkan organ vital,
atau goresan benda tumpul. maka penderita dapat meninggal mendadak.

d. Vulnus penetratum 8. Fraktur tertutup

e. Vulnus avulsi

f. Fraktur terbuka

g. Vulnus caninum adalah luka karena gigitan binatang.


Luka pada Rongga Mulut
• Linea Alba
adalah suatu perubahan yang sering terjadi pada mukosa bukal
yang berhubungan dengan adanya penekanan, iritasi friksional
akibat gesekan, atau trauma pada bagian bukal gigi karena
kebiasaan menghisap (sucking trauma), terdiri atas garis putih
yang (biasanya) bilateral
Luka pada Rongga Mulut
• Morsicatio Buccarum 
Morsicatio berasal dari bahasa latin yang berarti gigitan.
Kebiasaan menggigit-gigit kronis bisa mengakibatkan
terbentuknya lesi yang paling sering terletak di mukosa bukal dan
dapat ditemukan juga pada mukosa labial dan batas lateral lidah.
Lesi yang terbentuk tebal, seperti area parut berwarna putih (tidak
rata) yang biasa disertai dengan eritema, erosi, aatau ulserasi
fokal traumatik.
Luka pada Rongga Mulut
• Ulkus traumatik
adalah trauma akut yang terjadi pada mukosa mulut yang
diakibatkan oleh kerusakan mekanik seperti kontak dengan
makanan yang tajam, tergigit ketika makan, bicara, bahkan tidur.
Lesi juga bisa terjadi akibat luka bakar benda panas, listrik, atau
kimia.
Trauma akut atau kronik mukosa mulut mengakibatkan terjadinya
ulkus superficial yang bisa bertahan selama beberapa waktu yang
bisa sembuh dalam beberapa hari.
Luka pada Rongga Mulut
• Chelitis Eksfoliativa
 Kebiasaan menjilat, menggigit, menyedot, dan mencubit bibir
dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan yang signifikan pada batas vermillion bibir ataupun
pada kulit perioral, Kasus yang ringan ditunjukkan dengan adanya
kekeringan yang kronis, terbentuknya fissure dan scar pada batas
vermillon bibir.
Jika berkembang, maka vermillon akan tertutup dengan krusta
hiperkeratotik yang menebal dan berwarna kuning. Kulit
disekeliling lesi akan membentuk daerah seperti lingkaran yang
melingkari bagian bibir tersebut.
Proses penyembuhan luka

Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian jaringan


yang mati/rusak dengan jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan
jalan regenerasi.

Luka dikatakan sembuh apabila permukaannya dapat bersatu


kembali dan didapatkan kekuatan jaringan yang mencapai normal.

Penyembuhan luka meliputi 2 kategori yaitu,


a. pemulihan jaringan ialah regenerasi jaringan pulih seperti semula baik
struktur maupun fungsinya
b. repair ialah pemulihan atau penggantian oleh jaringan ikat
Penyembuhan luka dapat terjadi secara:

Per Primam yaitu penyembuhan yang terjadi segera setelah


diusahakan bertautnya tepi luka biasanya dengan jahitan.

Per Sekundem yaitu luka yang tidak


mengalami penyembuhan per primam. Proses penyembuhan
terjadi lebih kompleks dan lebih lama. Luka jenis ini biasanya
tetap terbuka. Biasanya dijumpai pada luka-luka dengan
kehilangan jaringan, terkontaminasi/terinfeksi. Penyembuhan
dimulai dari lapisan dalam dengan pembentukan jaringan
granulasi.

Per Tertiam atau Per Primam tertunda yaitu


luka yang dibiarkan terbuka selama beberapa hari setelah
tindakan debridemen setelah diyakini bersih, tetapi luka
dipertautkan (4-7 hari).
Proses Penyembuhan Luka

1.    Fase inflamasi :


✓  Hari ke 0-5
✓  Respon segera setelah terjadi injuri à
pembekuan darah à untuk mencegah kehilangan
darah
✓  Karakteristik : tumor, rubor, dolor, kalor, functio
laesa
✓  Fase awal terjadi haemostasis
✓  Fase akhir terjadi fagositosis
✓  Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi
infeksi
 
Proses Penyembuhan Luka

2.    Fase proliferasi atau epitelisasi


★  Hari 3 – 14
★  Disebut juga dengan fase granulasi karena
adanya pembentukan jaringan granulasi pada
luka à luka nampak merah segar, mengkilat
★  Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi :
Fibroblasts, sel inflamasi, pembuluh darah yang
baru, fibronectin dan hyularonic acid
★  Epitelisasi terjadi pada 24 jam pertama
ditandai dengan penebalan lapisan epidermis
pada tepian luka
★  Epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama pada
luka insisi
 
Proses Penyembuhan Luka

3.    Fase maturasi atau remodelling


  Berlangsung dari beberapa minggu s.d 2 tahun
  Terbentuknya kolagen yang baru yang
mengubah bentuk luka serta peningkatan
kekuatan jaringan (tensile strength)
  Terbentuk jaringan parut (scar tissue) à 50-
80% sama kuatnya dengan jaringan sebelumnya
  Terdapat pengurangan secara bertahap pada
aktivitas selular dan vaskularisasi jaringan yang
mengalami perbaikan
Fase penyembuhan luka serta waktu yang dibutuhkan tiap fase:

Fase Penyembuhan Waktu Sel yang Terlibat


Luka

Hemostasis Segera (menit) Platelet


Inflamasi Hari 1-3 Neutrofil, Makrofag

Proliferasi sel Hari 3-21 Makrofag


Granulasi & matrix Hari 7-21 Limfosit, Angiosit
repair Neurosit, Fibroblast
Epitelisasi Hari 3-21 Keratinosit
Remodeling/ Hari 21-beberapa Fibrosit
pembentukan scar tahun
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

A. Faktor lokal

1. Besar/lebar luka. Luka lebar atau besar biasanya sembuh lebih lambat dari
luka kecil
2. Lokalisasi luka. Luka-luka yang terdapat di daerah dengan vaskularisasi
baik (kepala dan wajah) sembuh lebih cepat daripada luka yang berada di
daerah dengan vaskularisasi sedikit/buruk. Luka-luka di daerah banyak
pergerakan (sendi sendi) sembuh lebih lambat daripada di daerah yang
sedikit/tidak bergerak
3. Kebersihan luka. Luka bersih sembuh lebih cepat dari luka kotor
4. Bentuk luka. Luka dengan bentuk sederhana sembuh lebih cepat. Misalnya
vulnus ekskorisio atau vulnus scissum sembuh lebih cepat dari vulnus
laceratum.
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

A. Faktor lokal

5. Infeksi Luka. Terinfeksi, sembuh lebih sulit dan lama.


6. Hipovolemia, Kurangnya volume darah akan mengakibatkan
vasokonstriksi & menurunnya ketersediaan O2 & nutrisi untuk penyembuhan
luka.
7. Hematoma. Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada
luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi
jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat
diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

A. Faktor lokal

8. Benda asing. Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan


menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat.
Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah
merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan
nanah (“Pus”).

9. Iskemia. Iskemia merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan


suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini
dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi
akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

A. Faktor lokal
.
10. Obat Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti
neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka.
Penggunaan antibiotik yang lama dapat membuat seseorang rentan terhadap
infeksi luka.
a) Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap
cedera.
b) Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan.
c) Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri
penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan
tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

B. Faktor umum:

1. Usia. pasien Pada anak-anak dan orang muda luka sembuh lebih cepat
dibandingkan pada orangtua.
2. Keadaan gizi. Pada penderita dengan gangguan gizi misalnya malnutrisi,
defisiensi dan avitaminosis vitamin tertentu, anemia, kaheksia, dan
sebagainya, luka sembuh lebih lambat.
3. Penyakit penderita. Pada penderita dengan penyakit tertentu misalnya
diabetes militus, terutama yang tak terkendali, luka sukar dan lambat
sembuhnya.
Penyembuhan Luka Abnormal (Keloid)
Keloid adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan fibrosa padat yang
biasanya terbentuk setelah penyembuhan luka pada kulit.
Meluas melewati batas luka sebelumnya, tidak mengalami regresi spontan,
cenderung tumbuh kembali setelah dilakukan eksisi, sulit dibedakan dengan
scar hipertrofi (scar hipertrofik jaringan parut tidak meluas melampaui batas
luka sebelumnya dan mengalami regresi spontan.)

1. Herediter dan ras:


pada bangsa negro
Beberapa faktor yang berpengaruh pada
lebih sering terjadi
timbulnya keloid sebagai berikut:
dibanding bangsa
berkulit putih

3. Jenis luka : keloid


4. Lokasi trauma : luka
sering terjadi setelah
2. Umur dan faktor dan peradangan yang
adanya luka trauma
endokrin : keloid sering terjadi di daerah
karena bahan kimia,
timbul pada usia muda, presterna, kepala, leher,
misalnya luka bakar,
perempuan dan bahu dan tungkai bawah
juga oleh proses
kehamilan. lebih mudah terjadi
peradangan yang lama
keloid
sembuh.
Komplikasi Penyembuhan Luka

a. Infeksi
Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama
pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering
muncul dalam 2 – 7 hari setelah pembedahan. Gejalanya berupa
infeksi termasuk adanya purulent, peningkatan drainase, nyeri,
kemerahan dan bengkak di sekeliling luka, peningkatan suhu, dan
peningkatan jumlah sel darah putih.

b. Perdarahan
Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit
membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah
oleh benda asing (seperti drain). Hipovolemia mungkin tidak cepat
ada tanda. Sehingga balutan (dan luka di bawah balutan) jika
mungkin harus sering dilihat selama 48 jam pertama setelah
pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu.Jika perdarahan berlebihan
terjadi, penambahan tekanan balutan luka steril mungkin diperlukan.
Pemberian cairan dan intervensi pembedahan mungkin diperlukan.
c. Tromboplebitis
Tromboplebitis post-op biasanya timbul 7-14 hari setelah operasi.
Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari
dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke
paru-paru, hati, dan otak. Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki
post-operasi, ambulasi dini dan kaos kaki TED yang dipakai klien
sebelum mencoba ambulasi.

d. Dehiscence dan Eviscerasi


Dehiscence dan eviscerasi adalah komplikasi operasi yang paling
serius. Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka partial atau total.
Eviscerasi adalah keluarnya pembuluh melalui daerah irisan.
Sejumlah faktor meliputi, kegemukan, kurang nutrisi, multiple
trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan, muntah, dan
dehidrasi, mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence luka.
Dehiscence luka dapat terjadi 4–5 hari setelah operasi sebelum
kollagen meluas di daerah luka. Ketika dehiscence dan eviscerasi
terjadi luka harus segera ditutup dengan balutan steril yang lebar,
kompres dengan normal saline. Klien disiapkan untuk segera
dilakukan perbaikan pada daerah luka.
Faktor yang mempengaruhi proses
penyembuhan luka
• Koagulasi;  Adanya kelainan pembekuan darah (koagulasi) akan menghambat
penyembuhan luka

• Gangguan sistem Imun (infeksi,virus);  Gangguan sistem imun akan


menghambat dan mengubah reaksi tubuh terhadap luka, kematian jaringan dan
kontaminasi. Bila sistem daya tahan tubuh, baik seluler maupun humoral
terganggu, maka pembersihan kontaminasi dan jaringan mati serta penahanan
infeksi tidak berjalan baik.

• Gizi (kelaparan, malabsorbsi), Gizi kurang:  mempengaruhi sistem imun.

• Penyakit Kronis;  Penyakit kronis seperti TBC, Diabetes, juga


mempengaruhi sistem imun.

• Keganasan;  Keganasan tahap lanjut dapat menyebabkan gangguan sistem


imun yang akan mengganggu penyembuhan luka.
Faktor yang mempengaruhi proses
penyembuhan luka
• Obat-obatan;  Pemberian obat penekan reaksi imun,
kortikosteroid dan sitotoksik mempengaruhi penyembuhan luka
dengan menekan pembelahan fibroblast dan sintesis kolagen.
• Teknik Penjahitan;  Tehnik penjahitan luka yang tidak dilakukan
lapisan demi lapisan akan mengganggu penyembuhan luka.
• Kebersihan diri/Personal Hygiene;  Kebersihan diri seseorang
akan mempengaruhi proses penyembuhan luka, karena kuman
setiap saat dapat masuk melalui luka bila kebersihan diri
kurang.
• Vaskularisasi saat proses penyembuhan berlangsung;  cepat,
sementara daerah yang memiliki vaskularisasi kurang baik
proses penyembuhan membutuhkan waktu lama.
• Pergerakan, daerah yang relatif sering bergerak; penyembuhan
terjadi lebih lama.
• Ketegangan tepi luka, pada daerah yang tight (tegang)
penyembuhan lebih lama dibandingkan dengan daerah yang
loose
Secara umum proses penyembuhan luka pada jaringan satu
dengan yang lain sama,namun demikian terdapat beberapa
perbedaan prinsip yang tetap harus diperhatikan. 
 
Berikut adalah proses penyembuhan luka pada jaringan tubuh :
 
1. Tulang.
Pada tulang terdapat proses pematangan dan deferensiasi tulang
yang berbeda di samping fase inflamasi dan kolagen. Secara
seluler yang berperan pada penyembuhan tulang meliputi
osteoblas, osteoklas, kondroblas dan kondroklas.

2. Kartilago.
Jaringan ini banyak dijumpai pada permukaan persendian, dimana
kebutuhan nutrisi diperoleh dari cairan sinovial. Oleh karena itu
luka yang terjadi pada daerah persendian harus ditutup dengan
balutan agar tidak terjadi kontak dengan udara yang pada akhirnya
berakibat mengeringnya jaringan tersebut.
3. Tendon.
Tendon ditinjau dari lokasi anatomisnya ada yang terdapat di
dalam membrane sinovial dan ada pula yang terletak diluar. Untuk
proses penyembuhan tendon ini merupakan peran dari sel - sel
fasia sekitar tendon dan tenoblas. Tendon yang dijahit dan tidak
terletak di dalam membran sinovial akan mengalami
penyembuhan dengan proliferasi sel - sel fasia sekitar dan
proliferasi tenoblas dari tendontersebut. Sel - sel dari fasia
bermigrasi ke dalam celah tendon yang ruptur pada 2 - 3 hari
pertama, kemudian setelah 7 hari tenoblas bermigrasi dan dalam
14 hari telah dapat menutup celah tendon tersebut. Penyembuhan
tendon yang terletak di dalam membran sinovial berasal dari
aktivitas seluler membran danjaringan sekeliling. Pada 7 minggu
telah terbentuk sel - sel tendon yang matur.
 
4. Muskulus.
Penyembuhan pada muskulus terjadi melalui pembentukan
jaringan fibrosa dengan tidak mengalami proses regenerasi,
sehingga meskipun dijahit tidak akan menimbulkan kekuatan pada
luka.
5. Fasia.
Jaringan fasia bersifat tidak elastis maka akan menimbulkan
tegangan pada luka, sehingga dibutuhkan jahitan penunjang
sampai jaringan parut yang terbentuk menjadi kuat. Keadaan ini
mengakibatkan terjadi pemanjangan waktu penyembuhan.
 
6. Mukosa.
Jaringan mukosa terdapat pada sistem organ dalam ( tractus
gastrointestinal, tractus respiratorius, tractus urogenitalia ).
Tindakan penyembuhan luka pada jaringan mukosa harus
diusahakan agar lapisan mukosa tidak terlalu banyak hilang
karena hal ini akan menghambat penutupan luka. Untuk
memberikan kekuatan luka hendaknya penjahitan lapisan sub
mukosa harus dilakukan sebaik mungkin dan untuk lapisan serosa
harus dijahit melipat kedalam ( inversi ).
1. Vulnus excoriasi : Jenis luka yg satu ini derajat nyerinya
(Luka lecet) umumnya lebih tinggi dibanding luka robek,
mengingat luka jenis ini umumnya terletak di
ujung-ujung syaraf nyeri di kulit.

Cara penanganan : Pertama yaitu membersihkan luka memakai NaCl 0,9%, &
bersiaplah mendengar teriakan pasien, dikarenakan jenis luka ini tidak
MACAM memungkinkan kita melaksanakan anastesi, tetapi analgetik boleh diberikan.
Setelah bersih, memberi desinfektan. Perawatan jenis luka ini merupakan
LUKA perawatan luka terbuka, tetapi mesti tetap bersih

&
PENANGA 2. Vulnus punctum : Luka tusuk yang rata rata luka akibat logam,
NAN (Luka tusuk) harus curiga adanya bakteri clostridium tetani
dalam logam tersebut.
NYA

Cara penanganan : jangan sampai asal menarik benda yg


menusuk, karena mengakibatkan perlukaan area lain dan
pembuluh darah yang berdekatan. Bila benda yg menusuk telah
dicabut, bersihkan luka dengan H2O2, lalu didesinfktan. Lubang
luka ditutup memakai kasa, tetapi dimodifikasi perputaran udara
3. Vulnus contussum : luka kontusiopin merupakan
(luka kontusiopin) luka memar, jangan diurut
maupun ditekan-tekan, karena
akan mengakibatkan robek
pembuluh darah makin lebar.

Cara penanganan : Yg butuh dilakukan yaitu


kompres dgn air dingin, dikarenakan bakal
MACAM mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah, maka
memampatkan pembuluh-pembuluh darah yg robek.
LUKA
& 4. Vulnus insivum (Luka : luka sayat merupakan jenis luka
sayat) yg disababkan lantaran sayatan
dari benda tajam, bisa logam
PENANG ataupun kayu & lain sebgainya.
ANAN Jenis luka ini umumnya tipis.

NYA Cara penanganan : yg perlu dilakukan ialah


membersihkan & memberikan desinfektan.
5. Vulnus schlopetorum : jenis luka ini disebabkan karena peluru
tembakan.

Cara penanganan : jangan langsung mengeluarkan pelurunya, bersihkan


MACAM luka dengan H2O2, berikan desinfektan & tutup luka. Biarkan luka selama
kurang lebih seminggu lalu pasien dibawa ke ruangan operasi untuk
LUKA dikeluarkan pelurunya. Di Harapkan dalam waktu seminggu posisi peluru
telah mantap & tidak bergeser dan sudah terbentuk jaringan baru disekitar
& lokasi peluru.

6. Vulnus combustion : merupakan luka yg disebabkan


PENANGA (luka bakar) akibat kontak antara kulit
NAN dengan benda/zat panas seperti
NYA air panas(air mendidih), api, dll.

Cara penanganan : Penanganan paling awal luka ini ialah alirkan di bawah
air mengalir, bukan menggunakan odol apalagi minyak tanah. Alirkan di
bawah air mengalir untuk perpindahan kalornya. apabila terbentuk bula
boleh dipecahkan, perawatan luka jenis ini ialah perawatan luka terbuka
dengan terus menjaga sterilitas mengingat luka jenis ini amat sangat
mudah terinfeksi. & ingat kebutuhan cairan pada pasien luka bakar.
7. Luka gigitan Pengertian : luka jenis ini umumnya disebabkan dari luka
gigitan binatang, seperti serangga, ular, & binatang buas
lainya. Kali ini luka gigitan yg dibahas ialah jenis luka gigitan
dari ular berbisa yg berbahaya.

Cara penanganan : mengeluarkan racun yg sempat masuk ke dalam tubuh korban dengan
menekan sekitar luka sehingga darah yg sudah tercemar sebagian besar bisa dikeluarkan dari
luka tersebut. Tidak dianjurkan mengisap tempat gigitan, hal ini bisa membahayakan bagi
MACAM pengisapnya, lebih-lebih yg mempunyai luka walaupun kecil di bagian mukosa mulutnya. Sambil
menekan agar racunnya ke luar juga dapat dilakukan pembebatan( ikat) pada bagian proksimal
dari gigitan, ini bertujuan buat mencegah semakin tersebarnya racun ke dalam tubuh lainnya.
LUKA Setelah Itu segera mungkin dibawa ke pusat kesehatan yg lebih maju untuk perawatan
selanjutnya.

&
8. Laserasi/Luka Pengertian : Luka parut disebabkan sebab benda keras yg
Parut merusak permukaan kulit, contohnya lantaran jatuh waktu
PENANGA berlari.
NANYA
penanganan : Kiat mengatasi luka parut, kalau ada perdarahan dihentikan lebih-
lebih dulu dgn trick menekan bidang yg mengeluarkan darah bersama kasa steril
atau saputangan/kain bersih. Setelah Itu cuci & bersihkan lebih kurang luka dgn
air & sabun. Luka dibersihkan bersama kasa steril atau benda lain yg pass
bersih. Tonton kepada luka, jikalau dijumpai benda asing ( kerikil, kayu, atau
benda lain ) keluarkan. Jikalau nyatanya luka terlampaui dalam, rujuk ke hunian
sakit. Sesudah bersih bakal diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine
atau kasa anti-infeksi.
9. Terpotong/Teriris : Terpotong ialah bentuk lain dari perlukaan yg
disebabkan oleh benda tajam, bentuk lukanya teratur
& dalam, perdarahan cukup banyak, terlebih bila ada
pembuluh darah arteri yg putus terpotong

Cara penanganan : menangani perdarahan terlebih dulu yaitu dilakukan dengan


MACAM menekan bagian yg mengeluarkan darah dengan memanfaatkan kasa steril atau
kain yg bersih. Kalau ada pembuluh nadi yg ikut terpotong, & cukup besar,
LUKA dilakukan pembalutan torniquet. Pembalutan dilakukan dengan menempatkan
tali/ikat pinggang/saputangan pada bagian antara luka & jantung secara
& melingkar, selanjutnya dengan menggunakan sepotong kayu/ballpoint tali/ikat
pinggang/saputangan tadi diputar hingga lilitannya benar-benar kencang. Tujuan
cara ini buat menghentikan aliran darah yg ke luar dari luka. selanjutnya, luka
ditutup & rujuk ke rumah sakit. Pembebatan torniquet dilakukan pada lengan atas
PENANG atau paha. Pembebatan di tempat lain tidak akan efektif. Pada luka yg teriris dioles
anti infeksi selanjutnya ditutup kasa steril.
ANANYA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai