Vulnera/
Luka
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
Hilangnya
Perdarahan dan
seluruh atau Respon stres
pembekuan
sebagian fungsi simpatis
darah
organ
Kontaminasi
Kematian sel
bakteri
Klasifikasi Luka
Berdasarkan:
Tingkat kontaminasi luka (Taylor, 1997).
Kedalaman dan luasnya luka
Waktu penyembuhan luka
Jenis luka
Luka Bersih (Clean
Wounds)
• luka bedah tidak terinfeksi, tidak
ada inflamasi & tidak ada infeksi
pada system pernafasan,
pencernaan, genital & urinari
Luka bersih
Luka terkontaminasi
kotor/infeksi (Clean-
(Dirty or Berdasarkan contamined
Infected tingkat Wounds)
Wounds) kontaminasi • Luka bedah dimana
saluran respirasi,
• terdapat luka pencernaan, genital atau
mikroorganism perkemihan dalam
e pada luka. & • kondisi terkontrol,
ada infeksi kontaminasi tidak selalu
terjadi, kemungkinan
infeksi: 3% - 11%.
Luka terkontaminasi
(Contamined Wounds)
• luka terbuka, fresh (luka
kecelakaan & operasi dengan
kerusakan besar atau
kontaminasi dari saluran
cerna)
Stadium I : Luka
Superfisial (Non-
Blanching Erithema)
• terjadi pada lapisan
epidermis kulit.
Berdasarkan
Waktu
Penyembuhan
Luka.
Luka Kronis
luka yang mengalami
kegagalan ketika dalam
proses penyembuhan,
dapat terjadi karena
factor eksogen &
endogen.
Luka Terbuka Luka Tertutup
Jenis luka
1. Luka Tajam 1. Bulla akibat luka bakar
a. Vulnus scissum adalah luka sayat atau luka iris yang ditandai dengan 2. Vulnus contussum ( luka memar ); di sini kulit tidak apa-apa,
tepi luka berupa garis lurus dan beraturan. pembuluh darah subkutan dapat rusak, sehingga terjadi hematom. Bila
hematom kecil, maka ia akan diserap oleh jaringan sekitarnya. Bila
hematom besar, maka penyembuhan berjalan lambat.
b. Vulnus ictum atau luka tusuk adalah luka akibat tusukan benda 3. Ekskoriasi atau luka lecet atau gores adalah cedera pada permukaan
runcing yang biasanya kedalaman luka lebih daripada lebarnya. epidermis akibat bersentuhan dengan benda berpermukaan kasar atau
runcing.
b. Vulnus sclopetorum atau luka karena peluru (tembakan). 6. Dislokasi ; terjadi pada sendi- sendi, hubungan tulang - tulang di
sendi lepas / menjadi tdk normal sebagian
c. Vulnus laceratum atau luka robek adalah luka dengan 7. Laserasi organ interna/ Vulnus traumaticum; terjadi di dalam tubuh,
tepi yang tidak beraturan, biasanya oleh karena tarikan tetapi tidak tampak dari luar. Dapat memberikan tanda-tanda dari
hematom hingga gangguan sistem tubuh. Bila melibatkan organ vital,
atau goresan benda tumpul. maka penderita dapat meninggal mendadak.
e. Vulnus avulsi
f. Fraktur terbuka
A. Faktor lokal
1. Besar/lebar luka. Luka lebar atau besar biasanya sembuh lebih lambat dari
luka kecil
2. Lokalisasi luka. Luka-luka yang terdapat di daerah dengan vaskularisasi
baik (kepala dan wajah) sembuh lebih cepat daripada luka yang berada di
daerah dengan vaskularisasi sedikit/buruk. Luka-luka di daerah banyak
pergerakan (sendi sendi) sembuh lebih lambat daripada di daerah yang
sedikit/tidak bergerak
3. Kebersihan luka. Luka bersih sembuh lebih cepat dari luka kotor
4. Bentuk luka. Luka dengan bentuk sederhana sembuh lebih cepat. Misalnya
vulnus ekskorisio atau vulnus scissum sembuh lebih cepat dari vulnus
laceratum.
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
A. Faktor lokal
A. Faktor lokal
A. Faktor lokal
.
10. Obat Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti
neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka.
Penggunaan antibiotik yang lama dapat membuat seseorang rentan terhadap
infeksi luka.
a) Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap
cedera.
b) Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan.
c) Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri
penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan
tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
B. Faktor umum:
1. Usia. pasien Pada anak-anak dan orang muda luka sembuh lebih cepat
dibandingkan pada orangtua.
2. Keadaan gizi. Pada penderita dengan gangguan gizi misalnya malnutrisi,
defisiensi dan avitaminosis vitamin tertentu, anemia, kaheksia, dan
sebagainya, luka sembuh lebih lambat.
3. Penyakit penderita. Pada penderita dengan penyakit tertentu misalnya
diabetes militus, terutama yang tak terkendali, luka sukar dan lambat
sembuhnya.
Penyembuhan Luka Abnormal (Keloid)
Keloid adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan fibrosa padat yang
biasanya terbentuk setelah penyembuhan luka pada kulit.
Meluas melewati batas luka sebelumnya, tidak mengalami regresi spontan,
cenderung tumbuh kembali setelah dilakukan eksisi, sulit dibedakan dengan
scar hipertrofi (scar hipertrofik jaringan parut tidak meluas melampaui batas
luka sebelumnya dan mengalami regresi spontan.)
a. Infeksi
Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama
pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering
muncul dalam 2 – 7 hari setelah pembedahan. Gejalanya berupa
infeksi termasuk adanya purulent, peningkatan drainase, nyeri,
kemerahan dan bengkak di sekeliling luka, peningkatan suhu, dan
peningkatan jumlah sel darah putih.
b. Perdarahan
Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit
membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah
oleh benda asing (seperti drain). Hipovolemia mungkin tidak cepat
ada tanda. Sehingga balutan (dan luka di bawah balutan) jika
mungkin harus sering dilihat selama 48 jam pertama setelah
pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu.Jika perdarahan berlebihan
terjadi, penambahan tekanan balutan luka steril mungkin diperlukan.
Pemberian cairan dan intervensi pembedahan mungkin diperlukan.
c. Tromboplebitis
Tromboplebitis post-op biasanya timbul 7-14 hari setelah operasi.
Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari
dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke
paru-paru, hati, dan otak. Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki
post-operasi, ambulasi dini dan kaos kaki TED yang dipakai klien
sebelum mencoba ambulasi.
2. Kartilago.
Jaringan ini banyak dijumpai pada permukaan persendian, dimana
kebutuhan nutrisi diperoleh dari cairan sinovial. Oleh karena itu
luka yang terjadi pada daerah persendian harus ditutup dengan
balutan agar tidak terjadi kontak dengan udara yang pada akhirnya
berakibat mengeringnya jaringan tersebut.
3. Tendon.
Tendon ditinjau dari lokasi anatomisnya ada yang terdapat di
dalam membrane sinovial dan ada pula yang terletak diluar. Untuk
proses penyembuhan tendon ini merupakan peran dari sel - sel
fasia sekitar tendon dan tenoblas. Tendon yang dijahit dan tidak
terletak di dalam membran sinovial akan mengalami
penyembuhan dengan proliferasi sel - sel fasia sekitar dan
proliferasi tenoblas dari tendontersebut. Sel - sel dari fasia
bermigrasi ke dalam celah tendon yang ruptur pada 2 - 3 hari
pertama, kemudian setelah 7 hari tenoblas bermigrasi dan dalam
14 hari telah dapat menutup celah tendon tersebut. Penyembuhan
tendon yang terletak di dalam membran sinovial berasal dari
aktivitas seluler membran danjaringan sekeliling. Pada 7 minggu
telah terbentuk sel - sel tendon yang matur.
4. Muskulus.
Penyembuhan pada muskulus terjadi melalui pembentukan
jaringan fibrosa dengan tidak mengalami proses regenerasi,
sehingga meskipun dijahit tidak akan menimbulkan kekuatan pada
luka.
5. Fasia.
Jaringan fasia bersifat tidak elastis maka akan menimbulkan
tegangan pada luka, sehingga dibutuhkan jahitan penunjang
sampai jaringan parut yang terbentuk menjadi kuat. Keadaan ini
mengakibatkan terjadi pemanjangan waktu penyembuhan.
6. Mukosa.
Jaringan mukosa terdapat pada sistem organ dalam ( tractus
gastrointestinal, tractus respiratorius, tractus urogenitalia ).
Tindakan penyembuhan luka pada jaringan mukosa harus
diusahakan agar lapisan mukosa tidak terlalu banyak hilang
karena hal ini akan menghambat penutupan luka. Untuk
memberikan kekuatan luka hendaknya penjahitan lapisan sub
mukosa harus dilakukan sebaik mungkin dan untuk lapisan serosa
harus dijahit melipat kedalam ( inversi ).
1. Vulnus excoriasi : Jenis luka yg satu ini derajat nyerinya
(Luka lecet) umumnya lebih tinggi dibanding luka robek,
mengingat luka jenis ini umumnya terletak di
ujung-ujung syaraf nyeri di kulit.
Cara penanganan : Pertama yaitu membersihkan luka memakai NaCl 0,9%, &
bersiaplah mendengar teriakan pasien, dikarenakan jenis luka ini tidak
MACAM memungkinkan kita melaksanakan anastesi, tetapi analgetik boleh diberikan.
Setelah bersih, memberi desinfektan. Perawatan jenis luka ini merupakan
LUKA perawatan luka terbuka, tetapi mesti tetap bersih
&
PENANGA 2. Vulnus punctum : Luka tusuk yang rata rata luka akibat logam,
NAN (Luka tusuk) harus curiga adanya bakteri clostridium tetani
dalam logam tersebut.
NYA
Cara penanganan : Penanganan paling awal luka ini ialah alirkan di bawah
air mengalir, bukan menggunakan odol apalagi minyak tanah. Alirkan di
bawah air mengalir untuk perpindahan kalornya. apabila terbentuk bula
boleh dipecahkan, perawatan luka jenis ini ialah perawatan luka terbuka
dengan terus menjaga sterilitas mengingat luka jenis ini amat sangat
mudah terinfeksi. & ingat kebutuhan cairan pada pasien luka bakar.
7. Luka gigitan Pengertian : luka jenis ini umumnya disebabkan dari luka
gigitan binatang, seperti serangga, ular, & binatang buas
lainya. Kali ini luka gigitan yg dibahas ialah jenis luka gigitan
dari ular berbisa yg berbahaya.
Cara penanganan : mengeluarkan racun yg sempat masuk ke dalam tubuh korban dengan
menekan sekitar luka sehingga darah yg sudah tercemar sebagian besar bisa dikeluarkan dari
luka tersebut. Tidak dianjurkan mengisap tempat gigitan, hal ini bisa membahayakan bagi
MACAM pengisapnya, lebih-lebih yg mempunyai luka walaupun kecil di bagian mukosa mulutnya. Sambil
menekan agar racunnya ke luar juga dapat dilakukan pembebatan( ikat) pada bagian proksimal
dari gigitan, ini bertujuan buat mencegah semakin tersebarnya racun ke dalam tubuh lainnya.
LUKA Setelah Itu segera mungkin dibawa ke pusat kesehatan yg lebih maju untuk perawatan
selanjutnya.
&
8. Laserasi/Luka Pengertian : Luka parut disebabkan sebab benda keras yg
Parut merusak permukaan kulit, contohnya lantaran jatuh waktu
PENANGA berlari.
NANYA
penanganan : Kiat mengatasi luka parut, kalau ada perdarahan dihentikan lebih-
lebih dulu dgn trick menekan bidang yg mengeluarkan darah bersama kasa steril
atau saputangan/kain bersih. Setelah Itu cuci & bersihkan lebih kurang luka dgn
air & sabun. Luka dibersihkan bersama kasa steril atau benda lain yg pass
bersih. Tonton kepada luka, jikalau dijumpai benda asing ( kerikil, kayu, atau
benda lain ) keluarkan. Jikalau nyatanya luka terlampaui dalam, rujuk ke hunian
sakit. Sesudah bersih bakal diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine
atau kasa anti-infeksi.
9. Terpotong/Teriris : Terpotong ialah bentuk lain dari perlukaan yg
disebabkan oleh benda tajam, bentuk lukanya teratur
& dalam, perdarahan cukup banyak, terlebih bila ada
pembuluh darah arteri yg putus terpotong