Kep
31730199785
RSCM Kencana
Head Nurse Operating Room
Ketua Peer Group Perioperatif
PP HIPKABI
Bendahara Umum
finni.liveta@gmail.com
Pendahuluan
Penyembuhan luka adalah proses regenerasi jaringan yang mengalami luka. Penyembuhan luka merupakan suatu
proses kompleks yang terdiri dari beberapa tahap atau fase dan melibatkan banyak faktor seperti jenis luka, penyebab
luka, ada tidaknya infeksi, nutrisi dan sebagainya.
Luka bedah dan traumatis beresiko untuk infeksi. Di samping bakteri dan jamur yang secara alami ada pada kulit setiap
pasien, prevalensi virus dan mikroba di fasilitas medis menimbulkan risiko infeksi besar pada luka.
Surgical Site Infeksi (SSI) sering diperoleh selama perawatan rumah sakit karena kebersihan yang tidak memadai dan
tindakan disinfeksi dan memperhitungkan lebih dari 20% dari semua infeksi kesehatan yang terkait *.
WHO Healthcare-associated Infections Fact sheet 2014
Proses penyembuhan luka akan lebih cepat dalam lingkungan luka yang lembab (moist environment). Untuk
mendapatkan atau mempertahankan lingkungan yang lembab, dapat dilakukan antara lain dengan mengaplikasikan
wound dressing di atas permukaan luka. Terdapat beberapa jenis wound
dressing yang tersedia saat ini, misalnya kasa, tule, film, dll.
Apakah itu LUKA ???
Luka insisi / iris (vulnus scisum ), yaitu jenis
Luka adalah terputusnya kontinuitas luka yang diakibatkan oleh irisan benda tajam
suatu jaringan karena adanya cedera atau misalnya pisau, yang terjadi akibat
pembedahan (Agustina, 2009) pembedahan. Jenis luka ini sering
menimbulkan rusaknya pembuluh-pembuluh
yang cukup besar bila irisannya cukup dalam.
Luka insisi biasanya dapat fatal apabila
Luka adalah rusaknya kesatuan atau tempat yang terkena luka pada bagian leher.
komponen jaringan dimana secara spesifik Luka yang dalam keadaan aseptis maka luka
terdapat subtansi jaringan yang rusak atau jenis ini akan segera tertutup setelah
hilang ( Widhiastuti, 2008 sebelumnya terjadi penutupan pembuluh
darah dengan meninggalkan bekas berbentuk
sutura (Prabakti, 2015).
Mekanisme terjadinya luka
a. luka insisi (incised wound)
- Luka bersih, Kehilangan jaringan kulit yang luas Penundaan penutupan karena
- Penutupan luka mudah infeksi atau gangguan
- Luka infeksi atau terkontaminasi
dilakukan hemostasis
Types of Wound Healing
1.) Healing by first intention
• .Disebut juga penyembuhan primer, penutupan primer
• Luka ditutup dengan jahitan, flap atau graft, atau luka yang dibuat dan ditutup
di kamar operasi.
• Untuk luka bersih, baru dan vaskularisasi yang baik.
• Komplikasi minimal, dengan penyembuhan yang cepat dan secara kosmetik
lebih baik.
2.) Healing by second intention
• Disebut juga penyembuhan sekunder atau penyembuhan spontan.
• Luka dibiarkan terbuka dan menutup dengan epitelisasi dan kontraksi.
• Penyembuhan luka tanpa adanya intervensi pembedahan.
• Ditandai adanya granulasi.
• Untuk manajemen luka terkontaminasi atau luka infeksi.
• Komplikasi : Kontraktur dan hipertropi scar.
3.) Healing by third intention
• Luka dibersihkan, dirawat sd proses inflamasi selesai dan kuman berkurang, lalu
Proses Inflamasi/ Fase defensive Fase proliferasi Fase maturasi & Remodeling
Berlangsung 3 -4 hari Pembentukan jaringan baru Proses pembentukan kembali
Aktivasi faktor pembekuan, melalui proses granulasi & melalui penutupan luka .
pembentukan fibrin & agregasi epitelisasi hari ke - 4 s/d hari Proses dapat berlangsung selama
platelet ke - 21 1 tahun
Jenis infeksi pada luka operasi :
5, Status Gizi
6. Penggunaan dressing
7. Pertahankan kelembaban luka
Wound Dresing Adalah
01 lingkungan yang
lembab (moist) pada 02 tanpa “strikethrough” (merembes ke
permukaan dressing)
luka
05
Meningkatkan
hemostasis
Mencegah luka dan . Memberikan perlindungan
03 04 11
jaringan epitel baru terhadap mikroorganisme
patogen (impermeabel/tidak Steril
dari cedera mekanik
dapat ditembus oleh
mikroorganisme patogen)
08 Tidak bersifat toksik
dan alergenik
07
.Dapat diaplikasikan pada kulit Menjaga pertukaran
09
lutut atau tumit (conformable) Tidak melekat pada
1. Jenis luka
2. Proses penyembuhan luka : primary,
Secondary atau Tertiary intention
3. Jumlah cairan eksudat
4. Lokasi luka
JENIS WOUND DRESSING
Secara umum wound dressing dibagi menjadi 2 yaitu:
Tule (tulle)
Foam dressing
Hidrogel
(hydrogel dressing) ’’ Film transparan
(transparent film dressing)
Hidrokoloid
(hydrocolloid dressing)
Jenis Wound Dresing
Tule (tulle)
Merupakan dressing yang berbentuk lembaran seperti
kasa dengan lubang-lubang yang lebih jarang tetapi
lebih kuat, tidak meninggalkan serpihan kain/benang
pada luka dan bentuknya relatif tetap (tidak seperti
kasa). Sesuai untuk luka yang datar dan dangkal.
Biasanya diisi (impregnated) dengan gel, vaselin,
parafin, antiseptik atau antibiotika topikal.
Jenis Wound Dresing
Hidrogel
(hydrogel dressing)
Dressing yang mengandung air dalam jumlah besar
yang dapat memberikan efek menyejukkan dan
mengurangi nyeri pada luka. Karakteristik :
a. Digunakan sebagai dressing primer pada luka dengan
atau tanpa infeksi dengan eksudat yang minimal
b. Memberikan lingkungan luka yang lembab
c. Mempunyai efek debrideman autolitik
d. Dapat mengisi dead space (rongga yang masih ada
setelah penutupan luka)
e. Tidak nyeri bila dilepaskan dari luka
f. Memerlukan dressing sekunder
Jenis Wound Dresing
. Hidrokoloid
(hydrocolloid dressing) Dressing ini mengandung sodium
carboxymethylcellulose. Karakteristik :
a. Digunakan sebagai dressing primer
b. Tidak digunakan pada luka dengan infeksi
c. Memberikan lingkungan luka yang lembab
d. Kapasitas menyerap eksudat sedang
e. Mempunyai efek debrideman autolitik
f. Tahan air dan impermeabel terhadap bakteri
g. Dapat melekat sendiri pada permukaan luka
h. Nyeri bila dilepaskan dari luka
i. Tidak memerlukan dressing sekunder
Alginat merupakan derivat dari ganggang laut. Bila dressing kontak
Alginat dengan eksudat luka, akan terbentuk suatu gel hidrofilik pada
(alginate dressing) permukaan luka akibat pertukaran antara ion kalsium dalam dressing
dengan ion natrium dalam eksudat luka yang akan menciptakan
suatu lingkungan yang lembab untuk luka yang menyebabkan re-
epitelisasi dan pembentukan jaringan granulasi lebih optimal.
Karakteristik :
a. Digunakan sebagai dressing primer pada luka dengan
atau tanpa infeksi dengan eksudat sedang hingga
banyak
b. Memberikan lingkungan luka yang lembab
c. Merupakan absorben yang kuat
d. Mempunyai efek debrideman autolitik
e. Dapat mengisi dead space
f. Tidak nyeri dan atraumatik bila dilepaskan dari luka
g. Memerlukan dressing sekunder
Foam dressing
Merupakan foam polyurethane hidrofilik yang
dapat menyerap eksudat. Karakteristik :
a. Dapat digunakan sebagai dressing primer atau
sekunder pada luka dengan atau tanpa infeksi.
b. Memberikan lingkungan luka yang lembab
c. Merupakan absorben yang kuat
d. Tidak nyeri dan atraumatik bila dilepaskan dari
luka
Film transparan
(transparent film dressing)
Ref: Rubio, P.A., “Use of Semiocclusive, Transparent Film Dressings for Surgical Wound Protection; INTERNATIONAL
SURGERY, 1991:76
Klasifikasi dressing untuk penutup Luka Operasi