Anda di halaman 1dari 22

PENYUSUN KEL.

2 :

Nurul Fatimah Estang, S.Kep. Ns


Wahyuni, S.Kep. Ns
Putri Chrisma Sampebua, S.Kep. Ns
Melyani Tuti, S.Kep. Ns
Andryansyah Diputra, S.Kep. Ns
Nurhasana, S.Kep.Ns

WOUND CARE
(perawatan luka)
DEFINISI & TUJUAN
Perawatan luka adalah serangkaian kegiatan yang
Luka adalah kerusakan integritas jaringan dilakukan untuk merawat luka agar dapat mencegah
biologis, termasuk kulit, selaput lendir, terjadinya trauma (injuri) pada kulit membran mukosa
dan jaringan organ. atau jaringan lain, fraktur, luka operasi yang dapat
merusak permukaan kulit.

Berbagai jenis trauma dapat menyebabkan Serangkaian kegiatan itu meliputi pembersihan luka,
luka, dan sangat penting untuk memastikan
memasang balutan, mengganti balutan, pengisian
luka dibersihkan dan dibalut dengan tepat
(packing) luka, memfiksasi balutan, tindakan
untuk membatasi penyebaran infeksi dan
cedera lebih lanjut. pemberian rasa nyaman yang meliputi membersihkan
kulit dan daerah drainase, irigasi, pembuangan
drainase, pemasangan perban
Jenis-jenis Luka
1. Berdasarkan sifat kejadian

Luka yang Luka yang tidak


disengaja (ex. Luka disengaja (ex. Luka
pembedahan) akibat trauma)

2. Berdasarkan integritas kulit

Luka terbuka, ciri-cirinya terjadi


Luka tertutup, ciri-cirinya tidak
kerusakan yang melibatkan
terjadi kerusakan pada integritas
kulit atau membran mukosa
kulit tetapi terdapat kerusakan
(robekan) kemungkinan terjadi
jaringan lunak, kemungkinan terjadi
perdarahan disertai kerusakan
cedera internal dan perdarahan
jaringan serta berisiko infeksi.
Jenis-jenis Luka
Luka akut: luka trauma yang biasanya dapat
sembuh dengan baik bila tidak terjadi
komplikasi. Luka ini dapat berupa luka baru,
mendadak dan penyembuhannya sesuai
dengan waktu yang diperkirakan.

3. Berdasarkan
Waktu
Penyembuhan
Luka kronik: luka yang berlangsung lama atau
sering timbul kembali atau terjadi gangguan
pada proses penyembuhannya dimana luka
gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan.
Contohnya adalah ulkus decubitus, luka kaki
diabetic
Jenis-jenis Luka
Superficial: hanya jaringan
epidermis

4. Berdasarkan Partial thickness yakni luka


kedalaman yang meluas sampai ke dalam
dermis

Full thickness, jaringan


subkutan dan kadang-kadang
meluas sampai ke fascia dan
struktur yang dibawahnya seperti
otot, tendon atau tulang
Jenis-jenis Luka

Vulnus ekskoriasi / Luka lecet (Abraded


Wound): terjadi akibat permukaan
epidermis yang bersentuhan dengan benda
berpermukaan kasar atau runcing. Contoh:
luka karena kecelakaan lalu lintas.
5.
Berdasarkan
penyebab
Vulnus scissum (luka sayat atau iris):
luka yang tepi lukanya berupa garis lurus
dan beraturan. Contohnya: luka karena
sayatan pisau dapur atau sayatan benda
tajam (seng, kaca).
Jenis-jenis Luka

Vulnus punctum/Luka Tusuk


(Punctured Wound): akibat tusukan
benda runcing (ex: tertusuk paku)

5. Berdasarkan
penyebab
Vulnus laseratum /Luka gores
(Lacerated Wound): luka dengan tepi
yang tidak beraturan karena tarikan
atau goresan benda tumpul. (ex: pada
kejadian kecelakaan lalu lintas dimana
bentuk luka tidak beraturan dan kotor)
Jenis-jenis Luka
Luka memar (Contusion Wound):
luka tertutup yang terjadi akibat
benturan oleh suatu tekanan sehingga
terjadi cedera pada jaringan lunak
pendarahan dan bengkak
5. Berdasarkan
penyebab

Luka insisi (Incised Wounds): luka


yang terjadi karena teriris oleh
instrument yang tajam, misalnya luka
akibat pembedahan
Jenis-jenis Luka
Luka tembus (Penetrating Wound):
luka yang menembus organ tubuh
biasanya pada bagian awal luka masuk
diameternya kecil tetapi pada bagian
5. Berdasarkan ujung biasanya lukanya akan melebar.
penyebab
Vulnus morsum: luka karena gigitan
binatang. Luka gigitan hewan memiliki
bentuk permukaan luka yang mengikuti
gigi hewan yang menggigit. Dengan
kedalaman luka juga menyesuaikan
gigitan hewan tersebut.
Jenis-jenis Luka

Vulnus combutio: luka karena


terbakar oleh api atau cairan
panas maupun sengatan arus
listrik dimana bentuk lukanya tidak
5. Berdasarkan
beraturan dengan permukaan luka
penyebab
yang lebar dan warna kulit yang
menghitam. Biasanya juga disertai
bula karena kerusakan epitel kulit
dan mukosa.
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
01 02 03
Fase inflamasi Fase proliferasi Fase maturasi
• Terlihat selama dan • Dimulai 4-5 hari setelah • Pembuluh darah kecil
beberapa hari pertama cedera dan selesia dalam mulai hilang dan
setelah cedera waktu 2 minggu penggantian serat
• Fibrin menghentikan • Fibroblast terbentuk kolagen dengan
perdarahan dan sepanjang jaringan fibrin jaringan yang lebih kuat
menghasilkan eschar • Fibrin diabsorbsi,pembuluh • Eschar terlihat lebih
• Makrofag muncul pada luka, darah dan limfe kecil.
manghasilaknn enzim-enzim menghasilkan jaringan • Dalam waktu 1 - 6
dan zat- zat penyembuhan granulasi tipis, lembut dan bulan luka terlihat
lain misalnya faktor berwarna merah muda, normal, tapi belum
mengaktivasi fibroblast membentuk eschar: mencapai kekuatan
• Terjadi dalam 2 jam dan reflacement healing sempurna
sempurna 24-28 jam setelah (penyembuhan pengganti)
cedera.
FAKTOR PENGHAMBAT
PENYEMBUHAN LUKA
1. Menurunnya sirkulasi (faktor usia, penyakit)
2. Perubahan status nutrisi/ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
(protein, zat besi, asam amino, vitamin, mineral)
3. Terapi farmakologi yang dapat mempengaruhi respon inflamasi
4. Kebiasaan penderita yang tidak mendukung (merokok, kurang gerak,
tidak menjaga kebersihan)
5. Tekanan pada luka, disebabkan oleh faktor fisik (jahitan, balutan
ketat, Obesitas : jaringan lemak--- vaskuler --nutrisi)
6. pengelolaan luka yang tidak tepat (jenis balutan, frekuensi
penggantian balutan)
7. Komplikasi luka: perdarahan, infeksi.
PRINSIP PERAWATAN LUKA
1. Indikasi mengganti balutan
 Balutan kotor atau basah akibat eksternal
 Ada rembesan eksudat
 Ingin mengkaji keadaan luka
 Dengan frekuensi tertentu untuk memepercepat debridement jaringan nekrotik

2. Indikasi balutan kering dan basah


 Balutan basah: Untuk luka basah dan banyak drainage
 Balutan kering: untuk luka kering/drainage minimal

3. Membersihkan luka
 Luka kering cukup diusap dengan larutan antiseptik
 Luka berwarna kekuningan/terinfeksi dibersihkan dengan pencucian sampai pus
terangkat
 Luka warna hitam (nekrotik), jika memungkinkan dilakukan nekrotomi untuk
mengangkat sel/jaringan mati
Tujuan :
1. Mencegah timbulnya infeksi.
2. Observasi perkembangan luka.
3. Mengabsorbsi drainase.
4. Meningkatkan kenyamanan fisik dan
psikologis.

Perawatan
Luka Bersih
Indikasi :
1. Luka bersih tak terkontaminasi dan
luka steril.
2. Balutan kotor dan basah akibat
eksternal ada rembesan/ eksudat.
3. Ingin mengkaji keadaan luka.
4. Mempercepat debredemen jaringan
nekrotik.
Definisi :
Luka + Serum
Luka + Pus
Luka + Nekrose
Perawatan
Luka
Kotor
/decubitus Tujuan :
1. Mempercepat penyembuhan
luka.
2. Mencegah meluasnya infeksi.
3. Mengurangi gangguan rasa
nyaman bagi pasien maupun
orang lain.
PROSEDUR PERAWATAN LUKA
Alat Steril Alat Tidak Steril
1. 1 Pinset anatomi 1. Larutan NaCl 0,9 %
2. Handscone bersih

01
2. 2 pinset chirurgis
3. Pinset anatomi bersih
3. 1 klem arteri
4. Verban/plester
4. 1 gunting jaringan hipoalergik
Menyiapkan alat 5. Kassa dan deppers 5. Verban elastic, gunting
steril secukupnya verban
6. Spuit 50 cc dan 10 cc
6. Kom kecil untuk 7. Pengalas/perlak
larutan 2 buah 8. Tempat sampah atau
7. Sarung tangan steril kantong plastik,
8. Kapas lidi bengkok
9. Antiseptik: Iodine (jika
perlu), alkohol.
10. Sampiran
11. Masker, dan scort jika
perlu
PROSEDUR PERAWATAN LUKA

1. Mengucapkan salam teraupetik


dan memperkenalkan diri

02
Menyiapkan pasien
2.
3.
4.
Melakukan evaluasi/validasi
Melakukan kontrak (waktu, tempat
dan topik)
Menjelaskan tujuan dilakukan
prosedur
5. Menjelaskan langkah prosedur
6. meminta persetujuan pasien
7. menyiapkan pasien sesuai keb

03
Tekhnis pelaksanaan
1. Jelaskan prosedur perawatan pada pasien.
2. Tempatkan alat yang sesuai.
3. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan (mengurangi
transmisi pathogen yang berasal dari darah). Sarung
tangan digunakan saat memegang bahan berair dari
cairan tubuh.
4. Buka pembalut dan buang pada tempatnya serta kajilah
luka yang ada.
5. Bersihkan bekas plester dengan bensin/aseton (bila tidak
Prosedur kontra indikasi), arah dari dalam ke luar.
6. Desinfektan sekitar luka dengan alkohol 70%.
pelaksanaan 7. Buanglah kapas kotor pada tempatnya dan pincet kotor
(BLM FIX) 8.
tempatkan pada bengkok dengan larutan desinfektan.
Bersihkan luka dengan H2O2 / savlon.
9. Bersihkan luka dengan NaCl 0,9 % dan keringkan.
10. Olesi luka dengan betadine 2 % (sesuai advis dari
dokter) dan tutup luka dengan kasa steril.
11. Plester verban atau kasa.
12. Rapikan pasien.
13. Alat bereskan dan cuci tangan.
14. Catat kondisi dan perkembangan luka.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Cermat dalam menjaga kesterilan.


2. Peka terhadap privasi pasien.
3. Saat melepas atau memasang balutan, perhatikan
tidak merubah posisi drain atau menarik luka.
4. Alat pelindung mata harus dipakai bila terdapat
resiko kontaminasi okuler seperti cipratan mata.
CONTOH
KASUS
DIRUANGAN
Reference

• Herman, Timothy,.Bordoni Bruno. (2022). Wound Classification.


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554456/#:~:text=The%20definitio
n%20of%20a%20wound,of%20infection%20and%20further%20injury
.
• Gospodarek, A. M., Koziol, M., Tobiasz, M., & Baj, J. (2022). Burn Wound Healing:
Clinical Complications, Medical Care, Treatment, and Dressing Types: The Current
State of Knowledge for Clinical Practice. International Journal of Environmental
Research and Public Health, 1-25.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai