Acara 2 IBK - Fadli Putranto - 09313
Acara 2 IBK - Fadli Putranto - 09313
disusun oleh :
NIM : 17/412413/KH/09313
I. JUDUL PRAKTIKUM
“Aplikasi anastesi Inhalasi”
II. PENDAHULUAN
A. Anastesi Inhalasi
Anastesi inhalasi banyak digunakan secara luas dalam manajemen anastesi hewan.
Anastesi inhalasi memiliki sifat yang unik dibandingkan anastesi yang lain karena ketika
diberikan, dan dalam jumlah besar dapat dengan mudah dikeluarkan melalui paru - paru.
Popularitasnya meningkat karena sifat farmakokinetik dan pengaturan kedalam anastesi dapat
diatur. Dalam penggunaan diperlukan alat tambahan sebagai sumber oksigen (O₂) dan alat
bantu nafas pasien, yang terdiri dari tabung endotrakeal dan masker untuk mengeliminasi
CO₂ dan reservoir gas yang sesuai. Komponen – komponen ini akan membantu
meminimalisir mortalitas dan morbiditas pasien karena mereka akan difasilitasi dengan
ventilasi paru – paru dan meningkatkan oksigenasi arteri. Pengukuran dari konsentrasi
anastesi inhalasi yang digunakan dapat ditambah dengan presisi dan keamanan manajemen
anastesi (Grimm dkk., 2015; Voulgaris dkk., 2013).
B. Tata cara persiapan anastesi
Penilaian pre-anastesi digunakan untuk menghindari efek samping akibat anastesi.
Hewan dapat dikategorikan menjadi empat grup risiko :
Hewan sehat normal untuk prosedur yang rutin. Contoh dalam prosedur kastrasi.
Hewan sehat dengan prosedur diagnostik. Contoh hewan memiliki gangguan kondisi
medis seperti penyakit metabolisme dan kardiovaskular. Dokter hewan akan
menjadikan ini sebagai bahan pertimbangan dalam persiapan anastesi
Hewan sakit. Bila hewan sakit akan meningkatkan risiko anastesi dan membutuhkan
perawatan yang lebih, terapi suportif yang lebih, dan persiapan yang lebih matang.
Kasus darurat/emergency. Biasanya waktu untuk melakukan penilaian pre-anastesi
sangat singkat karena lebih mengutamakan pengawasan dan tindakan yang maksimal.
B. METODE
Pemasangan Ventilator
Siapkan ventilator → pastikan keadaan ventilator dalam keaadan baik → bellows yang
dipasangkan sesuai dengan ukuran hewan → selang pasien disambungkan dari mesin
ventilator ke mesin anastesi → tutup katup pop - off → kontrol pada ventilator dipastikan
sudah sesuai, meliputi inspiratory flow, breaths/minutes dan inspiratory time → ventilator
dinyalakan
Pemberian Anastesi Gas
Jumlah tidal volume hewan dihitung terlebih dahulu → Diisi tabung oksigen, harus
dipastikan tidak kosong dan tidak sedikit → Vaporizer diisi dengan isoflurane → katup
gas oksigen dibuka dan diatur → oksigen dibiarkan mengalir di mesin anestesi →
ventilator dihidupkan, apabila tidak ada ventilator maka dapat menggunakan reservoar
bag → ventilator maupun reservoar bag akan terlihat bergerak yang menandakan bahwa
selang tidak ada masalah pada air circulation system mesin anestesi → oxygen flowmeter
diatur sesuai dengan tidal volume hewan yang akan dioperasi → selang disambungkan ke
endotracheal tube yang sudah terpasang pada hewan → katup isoflurane pada vaporizer
dibuka penuh lalu diturunkan sesuai kadar yang dibutuhkan untuk anestesi → kondisi
hewan dimonitor terlebih dahulu → apabila kondisi hewan sudah stabil, operasi dapat
dilakukan.
Praktikum kali ini menjelaskan tentang cara pemasangan Endotracheal Tube (ET) dan
pemberian anastesi gas menggunakan mesin anastesi pada hewan uji. Pemasangan ET pada
anjing dilakukan dengan memilih ukuran ET yang sesuai. Hal ini sesuai dengan Haas dkk
(2014) bahwa persiapan pemasangan ET diantara lainnya memeriksa ukuran ET yang
disesuaikan dengan kondisi pasien, memeriksa fungsi ET sebelum digunakan untuk
memastikan saluran ET tidak terdapat lendir ataupun darah kering dari pasien sebelumnya,
memeriksa bagian manset dan balon dengan sempurna, memberikan lubrikan untuk
mencegah trauma pada mukosa. Langkah berikutnya adalah membuka mulut dan inpeksi
trakea dengan bantuan laryngoskop. Selanjutnya ET dimasukkan ke trakea dan balon pada
ET diisi udara, akan terdengar suara hembusan nafas dari hewan apabila ET sudah terppasang
dengan benar. Adapun kelebihan intubasi endotrakea menurut Aspinall (2006) diantaranya
melindungi jalur pernafasan, terhubung langsung dengan gas yang masuk, tabung manset
mencegah pernafasan disekitar tabung, mengurangi ruang kosong mekanis.
Pada pemasangan mesin anastesi gas, pertama menghitung volume tidal dihitung
terlebih dahulu. Menurut Aspinall (2006) volume tidal merupakan banyak volume gas yang
masuk setiap inspirasi ketika bernafas. Selanjutnya emastikan tabung oksigen tidak kosong
dan sedikit. Vaporizer diisi dengan agen anastesi (isoflourane). Lalu katup gas oksigen
dibuka dan diatur sesuai pasien. Oksigen dialirkan ke mesin anastesi. Selanjutnya ventilator
dihidupkan apabila tidak memiliki ventilator dapat menggunakan reservoir bag. Jika mesin
asnstesi lancar maka akan ada pergerrakan pada ventilator maupun reservoir bag. Oxygen
flowmeter diatur sesuai dengan tidal volume hewan yang akan dioperasi. Selang
disambungkan dengan ET yang sudah dipasang. Selanjutnya katup isoflourane pada
vaporizer dibuka penuh lalu diturunkan kembali sesuai kondisi pasien. Setelah kondisi pasien
stabil dapat dilakukan operasi. Adapun menurut Aspinall (2006) dan Hughes (2008)
menyebutkan parameter kritis pasien yang harus tetap diperhatikan diantaranya depresi CNS,
fungsi cardiovaskular, suhu tubuh, tekanan darah, ECG, dan kehilangan darah selama operasi.
VI. KESIMPULAN
1. Anastesi inhalasi merupakan salah satu metode yang digunakan dalam manajemen anastesi
hewan dengan sifat yang unik karena pemberiaanya dapat diatur dan dikeluarkan dengan
mudah melalui paru – paru
2. Dibandingkan dengan anastesi intravena, anastesi inhalasi memiliki keuntungan mulai dari
efektivitas penggunaan dan maintenance, aktivitas anastesi yang tidak bergantung pada
metabolism tubuh, serta durasi yang dapat ditingkatkan dalam rentang yang sudah ditentukan
3. Sebelum melakukan anastesi, perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan anamnesa serta
pemeriksaan darah pre anastesi
4. Agen volatile yang digunakan dalam anastesi inhalasi biasanya berupa halothane atau
isoflurane 5. Volume tidal merupakan banyak volume gas yang masuk setiap inspirasi ketika
bernafas