f. Vagina
1) Pada pubertas, flora normal menyebabkan sekresi vagina untuk mencapai PH yang
rendah.
darah dan nutrien ke jaringan interstisial ke daerah cidera. Proses ini menetralisasi dan
mengeliminasi patogen atau jaringan mati (nekrotik) dan memulai cara-cara perbaikan jaringa
tubuh. Tanda inflamasi termasuk bengkak, kemerahan, panas, nyeri/nyeri tekan, dan
hilangnya fungsi bagian tubuh yang terinflamasi. Bila inflamasi menjadi sistemik akan muncul
tanda dan gejala demam, leukositas, malaise, anoreksia, mual, muntah dan pembesaran
kelenjar limfe.
Respon inflamasi dapat dicetuskan oleh agen fisik, kimiawi atau mikroorganisme.
Arteriol yang menyuplai darah yang terinfeksi atau yang cidera berdilatasi,
memungkinkan lebih banyak darah masuk dalam sirkulasi. Peningkatan darah tersebut
menyebabkan kemerahan pada inflamasi. Gejala hangat lokal dihasilkan dari volume darah
yang meningkat pada area yang inflamasi. Cidera menyebabkan nekrosis jaringan dan
kimiawi tersebut meningkatkan permeabilitas pembuluh darah kecil. Cairan, protein dan sel
memasuki ruang interstisial, akibatnya muncul edema lokal. Tanda lain inflamasi adalah nyeri
Akumulasi cairan dan jaringan mati serta sel darah putih membentuk eksudat pada
daerah inflamasi. Eksudat dapat berupa serosa (jernih seperti plasma), sanguinosa
(mengandung sel darah merah) atau purulen (mengandung sel darah putih dan bakteri).
Akhirnya eksudat disapu melalui drainase limfatik. Trombosit dan protein plasma seperti
fibrinogen membentuk matriks yang berbentuk jala pada tempat inflamasi untuk mencegah
penyebaran.
c. Perbaikan jaringan
Sel yang rusak akhirnya digantikan oleh sel baru yang sehat. Sel baru mengalami
maturasi bertahap sampai sel tersebut mencapai karakteristik struktur dan bentuk yang sama
dengan sel sebelumnya.
d. Respon Imun
Saat mikroorganisme masuk dalam tubuh, pertama kali akan diserang oleh monosit. Sisa
mikroorganisme tersebut yang akan memicu respon imun. Materi asing yang tertinggal
(antigen) menyebabkan rentetan respon yang mengubah susunan biologis tubuh. Setelah
antigen masuk dala tubuh, antigen tersebut bergerak ke darah atau limfe dan memulai
1) Imunitas selular
Ada kelas limfosit, limfosit T (CD4T) dan limfosit B (sel B). Limfosit T memainkan peran
utama dalam imunitas seluler. Ada reseptor antigen pada membran permukaan limfosit
CD4T. Bila antigen bertemu dengan sel yang reseptor permukaannya sesuai dengan
antigen, maka akan terjadi ikatan. Ikatan ini mengaktifkan limfosit CD4T untuk membagi
diri dengan cepat untuk membentuk sel yang peka. Limfosit yang peka bergerak ke
daerah inflamasi, berikatan dengan antigen dan melepaskan limfokin. Limfokin menarik
2) Imunitas humoral
Stimulasi sel B akan memicu respon imun humoral, menyebabkan sintesa
imunoglobulin/antibodi yang akan membunuh antigen. Sel B plasma dan sel B memori
akan terbentuk apabila sel B berikatan dengan satu antigen. Sel B mensintesis antibodi
dalam jumlah besar untuk mempertahankan imunitas, sedangkan sel B memori untuk
3) Antibodi
Imunoglobulin M dibentuk pada saat kontak awal dengan antigen, sedangkan IgG
imunisasi.
4) Komplemen
diaktifkan saat antigen dan antibodi terikat. Komplemen diaktifkan, maka akan terjadi
5) Interferon
Pada saat tertentu diinvasi oleh virus. Interferon akan mengganggu kemampuan virus
dalam bermultiplikasi.
Infeksi Nosokomial
Nosokomial berasal dari kata Yunani nosocomium, yang berarti rumah sakit. Maka, kata
nosokomial artinya "yang berasal dari rumah sakit" kata infeksi cukup jelas artinya, yaitu
terkena hama penyakit. Menurut Patricia C Paren, pasien dikatakan mengalami infeksi
nosokomial jika pada saat masuk belum mengalami infeksi kemudian setelah dirawat selama
48-72 jam klien menjadi terinfeksi Infeksi nosokomial bisa bersumber dari petugas kesehatan,
pasien yang lain, alat dan bahan yang digunakan untuk pengobatan maupun dari lingkungan
Rumah Sakit. Unit perawatan intensif (UPI) merupakan area dalam RS yang berisiko tinggi
6. Tuntutan tindakan yang cepat membuat perawat lupa melakukan teknik aseptik
B. PATOFISIOLOGI INFEKSI PADA SISTEM PERNAPASAN, SIRKULASI, DAN
SISTEM URINARI
1. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh infeksi kompleks Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini
c. Mereka yang memiliki sedikit akses hingga tidak mempunyai akses sama sekali terhadap
Gejala-gejala TB tergantung dari lokasi bakterinya, seperti jika bakteri itu berada di paru-paru
atau di bagian tubuh yang lain. Gejala dari tuberkulosis paru mirip dengan yang dirasakan oleh
pasien yang menderita radang paru (pneumonia) dan kanker paru. Hal ini termasuk:
– Dahak berdarah.
– Demam.
– Menggigil.
– Keringat malam.
– Kelelahan.
– Nyeri dada.
– Kelemahan.
– Sesak nafas.
– Batuk dengan dahak kental dan keruh yang berlangsung lebih dari dua minggu.
Anatomi Fisiologi
Secara umum fungsi utama dari saluran pernafasan atas adalah: Air conduction kepada
saluran nafas bagian bawah untuk pertukaran gas. Protection saluran nafas bagian bawah dari
benda asing. Warming filtration dan humidification dari udara yang inspirasi. Terdiri dari:
b. Sinus paranasalis
c. Faring (tekak),
d. Laring (tenggorok) .