Anda di halaman 1dari 4

METODE MEMINIMALISIR GANGGUAN YANG DIDERITA ANAK ADHD

Ada dua cara yang dilakukan untuk meminimalisir gangguan yang di derita anak
ADHD yaitu dengan melakukan pendampingan yang dapat mengontrol dan membiasakan
anak agar disiplin, dan melakukan terapi.

1. Pendampingan dengan Mengontrol dan Pembiasaan


 Membangun kehidupan anak yang terstruktur
Orangtua sebaiknya menciptakan keteraturan agar kehidupan anak tenang dan
terorganisir. Anda tidak perlu terlalu kaku, cukup menentukan kapan waktu
makan, mandi, tidur, dan bermain. Memberikan instruksi pada anak juga
sebaiknya terstruktur, singkat dan spesifik. Contohnya,”Tolong bantu Ibu
menaruh mainan di kotak mainan dan mengembalikan buku ke rak.” Berikan
anak pujian jika dia melakukannya dengan benar.
 Menciptakan waktu tidur yang rutin
ADHD dapat menyebabkan masalah tidur yang justru dapat membuat gejala
makin parah. Banyak anak dengan ADHD berulang kali bangun di tengah malam
sehingga pola tidurnya kacau. Menciptakan kebiasaan tidur tepat waktu dapat
mengatasi masalah ini. Pastikan anak tidur pada waktu yang sama tiap malam dan
bangun pada waktu yang sama di pagi hari. Hindari kegiatan bermain komputer
atau menonton TV sebelum tidur karena dapat mengganggu waktu istirahatnya.
 Menerapkan disiplin positif
Upayakan untuk selalu memberinya kasih sayang dengan menghargai atau
memuji dirinya ketika melakukan tindakan yang baik. Jangan hanya
mengucapkan terima kasih ketika dia membantu Anda, tapi singgung juga usaha
yang dia lakukan. Misalnya seperti kalimat, “Terima kasih sudah membantu ibu
mencuci piring.” Dengan cara ini anak jadi tahu tindakan apa saja yang tergolong
baik.
 Mengajak anak beraktivitas dan berolahraga
Pastikan anak Anda melakukan banyak aktivitas fisik di siang hari. Berjalan,
melompat-lompat, dan olahraga adalah beberapa hal yang baik untuk dilakukan.
Kegiatan yang adekuat akan meningkatkan kualitas tidur anak pada malam hari.
Namun pastikan agar mereka tidak melakukan aktivitas terlalu berat ketika dekat
dengan waktu istirahatnya.
 Membina Hubungan Keluarga yang Sehat
Hubungan antara semua anggota keluarga memainkan peranan besar dalam
mengelola atau mengubah perilaku anak hiperaktif. Suami istri dengan ikatan
yang kuat sering kali merasa lebih mudah menghadapi tantangan menjadi orang
tua. Upayakan untuk menjalin komunikasi yang sehat dengan anak. Jika anak
Anda mengajak berbicara, maka Anda harus menanggapinya dengan tenang dan
sabar.

2. Metode Terapi
 Terapi Sensori Integrasi

Anak ADHD perlu terapi khusus untuk menurunkan hiperaktivitas dan


impulsivitas. Khusus dalam aspek pengendalian diri, terapi anak dengan ADHD
membutuhkan terapi sensori integrasi. Terapi sensori integrasi ini
direkomendasikan untuk anak autis, namun terapi ini juga sangat bermanfaat bagi
anak - anak dengan gangguan ADHD. Terapi sensori integrasi bertujuan
mengintegrasikan berbagai macam informasi indera pada otak seseorang dengan
cara memberikan rangsangan pada panca indera yaitu mata, telinga, hidung, lidah,
kulit dan dua sistem sensori lainya yakni vestibular dan proprioceptive.

Terapi sensori integrasi yang dapat digunakan untuk menurunkan


hiperaktivitas dan impulsivitas adalah terapi menulis. Terapi menulis adalah suatu
bentuk perlakuan melalui media menulis yang membutuhkan kemampuan gerak
lengan, jari dan mata secara terintegrasi. Menurut Sugiarmin (2005) Proses
menulis pada hakikatnya merupakan proses neurofisiologis. R

Wandan (Abdurrahman, 2003) pada saat menulis akan terjadi peningkatan


aktivitas pada susunan saraf pusat dan bagian- bagian organ tubuh. Rangsangan
dari lingkungan diterima alat indera, dan selanjutnya diteruskan ke susunan saraf
pusat melalui spinal cortex di daerah lobus occipitalis, lobus temporalis, lobus
parientalis, lobus frontalis, kemudian kempali ke saraf-saraf spinal yang keluar
dari sum-sum tulang belakang. Saraf-saraf spinal tersebut selanjutnya
meneruskan rangsangan motorik melalui piramidal dari otak untuk selanjutnya
berhubungan dengan sum-sum tulang belakang yang berfungsi untuk
mengaktifkan otot-otot lengan,tangan, dan jari-jari untuk menulis sebagai respon
rangsangan yang diterima.

 Play Therapy

Play therapy ini digunakan sebagai cara untuk membantu anak ADHD
dalam mengkomunikasikan ide dan perasaannya mereka ketika penalaran abstrak
dan kemampuan verbal yang dibutuhkan untuk mengartikulasi perasaan, pikiran,
dan perilaku mereka belum berkembang secara optimal (Hall, Kaduson, &
Schaefer, 2002). Menurut anak-anak, mainan adalah kata-kata mereka, dan
bermain adalah percakapan mereka. Disamping itu, bermain juga suatu bahasa
yang paling universal. Meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari
ribuan bahasa yang ada didunia. Melalui bermain, anak-anak dapat
mengekspresikan apapun yang diinginkan. Dari penjelasan tersebut dapat
dikatakan bahwa kegiatan bermain dapat dijadikan sebagai salah satu metode
terapi. Oleh karena itu peneliti mencoba menyajikan play therapy sebagai
alternative terapi yang lain dalam meningkatkan konsentrasi pada anak ADHD.

Menurut Mulyanti (2008) dalam play therapy ini ada beberapa prinsip-
prinsip bermain yang sesuai dengan karakteristik dari ADHD itu sendiri salah
satunya adalah dengan prinsip bermain yang digunakan untuk penyaluran energi
hiperaktifnya dengan bermain, sehingga perilaku disruptif, perilaku hiperaktif,
ataupun keagresifan anak tersebut dapat di alihkan pada kegiatan yang
bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungan sosialnya.

Cara yang dilakukan untuk meningkatkan perhatian anak ADHD terapis


bisa mengajaknya untuk bermain dan belajar untuk mencurahkan perhatiannya
terhadap apa yang dilakukan orang lain. Dengan demikian anak dapat mengerti
mengenai apa yang dimaksud mencurahkan perhatian (Baihaqi & Sugiarmin,
2006). Disamping itu permainan merupakan proyeksi yang berhubungan dengan
kemampuan sendiri, kepribadian, dan kemampuan untuk menghadapi masalah.
Beberapa ahli menyatakan bahwa bermain banyak digunakan oleh psikoterapis
anak. Hal ini menjadi sangat jelas bahwa play therapy memberikan banyak
keuntungan untuk terapi dan terapis yang menekankan aspek-aspek tertentu dari
permainan untuk memenuhi kebutuhan klien. Selain untuk kesenangan, play
therapy dapat juga digunakan untuk diagnosis, kesenangan, aliansi terapi,
ekspresi diri, peningkatan ego, kognitif dan sosialisasi. Dalam hal ini, kognitif
yang dimaksud adalah menjelaskan tentang keterampilan, seperti konsentrasi,
memori, mengantisipasi konsekuensi dari perilaku seseorang, dan pemecahan
masalah secara kreatif yang dapat di kembangkan melalui play therapy (Reid &
Schafer, 1986).

REFERENSI

https://www.alodokter.com/perhatian-khusus-menghadapi-anak-hiperaktif

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/view/1586/1692

https://journal.unesa.ac.id/index.php/jptt/article/view/1842/1248

Anda mungkin juga menyukai