Kurikulum merupakan seperangkat rencana yang dapat mengatur proses
pembelajaran agar terarah sesuai dengan yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana yang dibuat. Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, selain itu alat untuk merubah perilaku manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Alat ini dibuat sebagai program yang harus dilaksanakan oleh guru dan murid dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan ituda kurikulum sebagai alat yang dijadikan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Belajar adalah perubahan dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Sedangkan pembelajaran merupakan Inti dari suatu kegiatan pendidikan dimana dalam pembelajaran ini dilakukan proses-proses Pendidikan dari pendidik kepada yang terdidik. Dalam mengembangkan Kurikulum perlu memahami enam landasan/dasar/azas sebagai acuan mendisain program pembelajaran yaitu Landasan filosofis, Landasan psikologis, Landasan sosiologis, Landasan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), landasan organisatoris, dan Landasan IMTAQ. Ada 4 (empat) komponen kurikulum yaitu : (1) Tujuan, berisikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. (2) Materi/Bahan/Isi, merupakan bahan ajar yang akan disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik. (3) Proses, mengarah pada sebuah proses dalam pembelajaran yang meliputi segala bentuk apresiasi peserta didik yang terdiri dari Strategi dan metode merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. (4) Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian – bagian mana yang harus disempurnakan. Ada 3 jenis kurikulum yang terdiri dari Ideal, yaitu (1) kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum. Jadi, Kurikulum ideal diharapkan dapat dilaksanakan dan berfungsi sebagai acuan atau program guru dalam proses belajar mengajar. Karena kurikulum ini menjadi pedoman bagi guru maka kurikulum ini juga disebut kurikulum formal atau kurikulum tertulis (written curriculum). (2) Akrual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan pada umumnya memang jauh berbeda dengan harapan. Namun demikian, kurikulum aktual seharusnya mendekati dengan kurikulum ideal. (3) Hidden, yaitu kejadian yang tak di duga yang terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum ideal ke dalam kurikulum aktual. Bisa berasal dari pengaruh guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri. Pelaksanaan kurikulum tersembunyi dalam KTSP dapat digolongkan dalam aktivitas pengembangan diri yang pelaksanaannya tidak terprogram. Terdapat 4 (empat) pilar belajar yaitu Belajar mengetahui (learning to know), berkenaan dengan perolehan, penguasaan dan pemanfaatan informasi. Belajar berkarya (learning to do), yaitu balajar atau berlatih menguasai keterampilan dan kompetensi kerja. Belajar hidup bersama (learning to live together), agar bisa bekerjasama dan hidup rukun, mereka harus banyak belajar hidup bersama, being sociable (berusaha membina kehidupan bersama). Belajar berkembang secara utuh (learning to be) mengenai seluruh aspek kepribadian berkembang secara optimal dan seimbang, baik aspek intelektual, emosi, sosial, fisik, maupun moral. Ada 4 (empat) kompetensi yang harus dimiliki guru terdiri dari Kompetensi professional, kompetensi pedagogic, kompetensi social, Kompetensi kepribadian. Selain itu, sebagai guru di sekolah berkewajiban mengembangkan Kurikulum Ideal Makro, Ideal Messo, dan Ideal Micro ( RPP ) yang kemudian direalisasikan dalam proses pembelajaran, karena mengembangkan kurikulum sudah menjadi satu kewajiban bagi guru agar pembelajaran lebih terarah dan tujuan dari pembelaran tercapai sesuai yang di harapkan, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang diterapkan pada Kurikulum 2013 dengan langkah langkah ilmiah pada sains. Tujuannya adalah mencapai tujuan pembelajaran secara efektif efisien dan harapannya dapat ditempuh dengan singkat. Jadi bagi siswa yang malas belajar akan merasa cocok karena mereka merasa cara gurunya mengajar dapat membuatnya menjadi paham lebih cepat dan mudah. Pendekatan saintifik meliputi pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ eksperimen, mengasosiasikan / mengolah informasi dan mengkomunikasikan. Pada kurikulum 2013 terdapat KI (kompetensi Inti) terbagi menjadi 4, yakni KI-1 adalah Kompetensi inti untuk aspek spiritual, KI-2 adalah kompetensi inti untuk aspek sosial, KI-3 adalah Kompetensi inti untuk aspek pengetahuan, dan KI-4 adalah Kompetensi inti untuk keterampilan. Tujuan 4 kompetensi inti ini adalah setiap kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013 harus memuat keseluruhan aspek kompetensi inti. Jadi, guru harus mampu membantu membentuk tidak hanya pengetahuan siswa, akan tetapi juga membentuk diri siswa yang akhlaqul ihsan, mampu bersosialisasi dengan sangat baik, dan memiliki keterampilan yang kelak akan sangat berguna bagi perkembangannya di dunia kerja.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional