Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

“PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM KEPERAWATAN”

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. Agnes Yuliandra : 1932311004

2. Siti Nurfadilah : 1932311023

3. Nurpalah : 1932311025

4. Siti Haniva Destriani : 1932311028

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

FAKULTAS KESEHATAN

S1 KEPERAWATAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. karena berkat Rahmat

dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan” makalah ini disusun untuk

memenuhi tugas mata kuliah pendidikan dan promosi kesehatan sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan, kekurangan dan kehilafan

dalam makalah ini. Untuk itu saran dan kritik tetap kami harapkan demi perbaikan

makalah ini kedepannya.

Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Terima kasih.

Sukabumi, Maret 2020

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4

A. Latar belakang ................................................................................................ 4

B. Rumusan masalah ........................................................................................... 5

C. Tujuan ............................................................................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 6

A. Pengertian pendidikan kesehatan .................................................................... 6

B. Tujuan pendidikan kesehatan .......................................................................... 7

C. Hakikat pendidikan kesehatan ........................................................................ 8

D. Ruang lingkup pendidikan kesehatan .............................................................. 9

E. Metode pembelajaran dalam pendidikan kesehatan ....................................... 10

F. Media atau alat bantu pembelajaran dalam pendidikan kesehatan .................. 11

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................ 13

A. Peran perawat ............................................................................................... 13

BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 25

A. Kesimpulan .................................................................................................. 25

B. Saran ............................................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 27

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk

membantu individu, keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan

kemampuannya untuk mencapai kesehatan secara optimal. Semua tugas

kesehatan mengakui bahwa pendidikan kesehatan penting untuk menunjang

program kesehatan lainnya. Pada saat ini banyak sekali bentuk pelayanan

kesehatan dalam menanggulangi masalah kesehatan yang dialami oleh

masyarakat.

Pada dasarnya pelayanan kesehatan ini bertujuan untuk

melaksanakan pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit yang dialami

oleh masyarakat. Namun, bukan berarti semua orang bisa memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang mengalami masalah

kesehatan.

Pada hakikatnya semua pelayanan kesehatan itu harus didasari oleh

ilmu yang di dapat dari pendidikan dibidang kesehatan. Selayaknya tujuan

pendidikan kesehatan yaitu pendidikan kesehatan yang paling pokok adalah

tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam

memelihara perilaku sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal. Banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam

4
keberhasilan pendidikan kesehatan, antara lain tingkat pendidikan, tingkat

sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat, dan ketersediaan

waktu dari masyarakat.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun

2009 tentang kesehatan:

“Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan harus memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan

melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan”.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan kesehatan?.

2. Apa tujuan dari pendidikan kesehatan?.

3. Bagaimana peran perawat dalam pendidikan kesehatan?.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Tujuan umum makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

pendidikan dan promosi kesehatan.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui pengertian pendidikan kesehatan.

b. Mengetahui apa tujuan dari pendidikan kesehatan.

c. Mengetahui peran perawat dalam pendidikan kesehatan.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian pendidikan kesehatan

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut WHO (1947), definisi kesehatan secara luas tidak hanya

meliputi aspek medis, tetapi juga aspek mental dan sosial, dan bukan hanya

suatu keadaan yang bebas dari penyakti, cacat dan kelemahan.

Sedangkan menurut Kemenkes yang tertulis dalam UU No. 23 tahun

1992 kesehatan merupakan keadaan normal dan sejahtera anggota tubuh,

sosial dan jiwa pada seseorang untuk dapat melakukan aktifitas tanpa

gangguan yang berarti dimana ada kesinambungan antara kesehatan fisik,

mental dan sosial seseorang termasuk dalam melakukan interaksi dengan

lingkungan.

Pendidikan kesehatan adalah istilah yang diterapkan pada

penggunaan proses pendidikan secara terencana untuk mencapai tujuan

6
kesehatan yang meliputi beberapa kombinasi dan kesepakatan belajar atau

aplikasi pendidikan didalam bidang kesehatan (Notoatdmojo, 2013).

Sedangkan menurut Suliha (2006) pendidikan kesehatan adalah

proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok

atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup

sehat.

B. Tujuan pendidikan kesehatan

Terjadi perubahan sikap dan tingkah laku individu, keluarga,

kelompok khusus, dan masyarakat dalam membina serta memelihara

perilaku hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal. Selain itu, tujuan dan mnafaat pendidikan

kesehatan ialah:

1. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat.

2. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sasaran

pelayanan kesehatan yang ada.

4. Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih besar

pada kesehatan (dirinya).

5. Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah

terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah dan

mencegah penyakit menular.

7
6. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi, keluarga

dan masyarakat umum sehingga dapat memberikan dampak yang

bermakna terhadap derajat kesehatan masyarakat.

7. Meningkatkan pengertian terhadap pencegahan dan pengobatan

terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup

dan perilaku sehat sehingga angka kesakitan terhadap penyakit tersebut

berkurang. (Notoatmodjo, Suliha, 2005)

C. Hakikat pendidikan kesehatan

1. Salah satu bentuk pemecahan masalah kesehatan dengan pendekatan

pendidikan.

2. Suatu bentuk penerangan pendidikan dalam pemecahan masalah

kesehatan masyarakat.

3. Suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga, atau

masyarakat dalam meningkatkan kemampuan atau perilaku untuk

mencapai kesehatan secara optimal.

4. Di dalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan;

perubahan ke arah yang lebih baik, lebih dewasa; lebih matang pada diri

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

5. Komponen vital dalam pendidikan kesehatan di komunitas disebabkan

oleh peningkatan, pemeliharaan, dan perbaikan kesehatan

mengandalkan klien untuk memahami syarat-syarat pemeliharaan

kesehatan.

8
6. Salah satu kompetensi yang dituntut dari tenaga keperawatan.

7. Salah satu peran yang harus dilaksanakan dalam setiap pemberian

asuhan keperawatan.

D. Ruang lingkup pendidikan kesehatan

1. Dimensi sasaran

a. Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu.

b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.

c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat.

2. Dimensi tempat pelaksanaannya

a. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan

sasaran murid yang pelaksanaannya diintegrasikan dengan Upaya

Kesehatan Sekolah (UKS).

b. Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di pusat

kesehatan masyarakat, balai kesehatan, rumah sakit umum maupun

khusus dengan sasaran pasien dan keluarga pasien.

c. Pendidikan kesehatan ditempat-tempat kerja dengan sasaran buruh

atau karyawan.

3. Tingkat pelayanan pendidikan kesehatan

a. Promosi kesehatan (health Promotion).

b. Perlindungan khusus (Specific Protection).

c. Diagnose dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Prompt

Treatment).

9
d. Pembatasan cacat (Disability Limitation).

e. Rehabilitasi (Rehabilitation). (Mubarak, 2006)

E. Metode pembelajaran dalam pendidikan kesehatan

1. Metode ceramah

Ceramah ialah cara menyajikan pelajaran melalui penutur secara

lisan atau penjelasan langsung pada sekelompok peserta didik.

2. Metode diskusi kelompok

Disukusi kelompok ialah percakapan yang direncanakan atau

dipersiapkan diantara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu dengan

seseorang pemimpin, untuk memecahkan suatu permasalahan serta

membuat suatu keputusan.

3. Metode panel

Panel adalah pembicaraan yang sudah direncanakan di depan

pengunjung tentang sebuah topik dan diperlukan tiga panelis atau lebih

serta diperlukan seorang pemimpin. Dalam diskusi panel audiens tidak

terlibat secara langsung, tetapi berperan sebagai peninjau para panelis

yang sedang berdiskusi.

4. Metode forum panel

Forum panel adalah panel yang didalamnya pengunjung

berpartisipasi dalam diskusi, misalnya audiens disuruh untuk

merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.

10
5. Metode permainan peran

Bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari

simulasi yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa sejarah,

mengkreasi peristiwa-peristiwa actual, atau kejadian-kejadian yang

mungkin muncul pada masa mendatang.

6. Metode simposium

Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu

persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian.

Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang

dibahas, maka symposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan.

7. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pembelajaran dengan

memperagakan dan mempertujukkan kepada peserta didik tentang suatu

proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar

tiruan (Sanjaya, 2008).

F. Media atau alat bantu pembelajaran dalam pendidikan kesehatan

Alat bantu pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh

pendidik dalam menyampaikan bahan pengajaran dan biasanya dengan

menggunakan alat peraga pengajaran. Alat peraga pada dasarnya dapat

membantu sasaran pendidik untuk menerima pelajaran dengan

menggunakan panca inderanya. Semakin banyak indera yang digunakan

11
dalam menerima pelajaran semakin baik penerimaan pelajaran. (Suliha,

2005)

Macam-macam media atau alat bantu tersebut adalah sebagai berikut:

1. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media

yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

2. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak

mengandung unsur suara, seperti film slide, foto, transparansi, lukisan,

gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis.

3. Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur

suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya

rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara. Kemampuan media

ini dianggap lebih baik dan lebih menarik.

4. Media atau alat bantu berdasarkan pembuatannya

a. Alat bantu elektronik yang rumit, contohnya: film, film slide,

transparansi. Jenis media ini memerlukan alat proyeksi khusus

seperti film projector, slide projector, operhead projector (OHP).

b. Alat bantu sederhana, contohnya: leaflet, model buku bergambar,

benda-benda nyata (sayuran, buah-buahan), papan tulis, film chart,

poster, boneka, phanthom, spanduk. Ciri-ciri alat bantu sederhana

adalah mudah dibuat, mudah memperoleh bahan-bahan, ditulis atau

digambar dengan sederhana, memenuhi kebutuhan pengajar, mudah

dimengerti serta tidak menimbulkan salah persepsi. (Sanjaya, 2008,

Suliha, 2005)

12
BAB III

PEMBAHASAN

A. Peran perawat

Peran perawat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang

diharapkan oleh individu sesuai dengan status sosialnya. Jika seorang

perawat, peran yang dijalankannya harus sesuai dengan lingkup

kewenangan perawat. Peran menggambarkan otoritas seseorang yang diatur

dalam sebuah aturan yang jelas. Tidak menutup kemungkinan ada dua atau

lebih profesi yang memiliki peran yang sama. Kesamaan peran bukan

berarti sama dalam segala hal. Peran boleh sama, tetapi ruang lingkup atau

kewenangan masing-masing profesi tentu berbeda. Tidak mungkin ada satu

profesi kesehatan lain. Oleh karena itu, diperlukan suatu standar dari

masing-masing profesi kesehatan.

Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki sejumlah peran

didalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak dan kewenangan yang

ada. Peran perawat yang utama adalah sebagai pendidik, pelaksana,

pengelola, dan peneliti.

1. Pendidik dalam keperawatan

Sebagai pendidik, perawat berperan mendidik individu, keluarga,

masyarakat, serta tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya.

13
Perawat bertugas memberi pendidikan kesehatan kepada klien, dalam

hal hal ini individu, keluarga, serta masyarakat sebagai upaya

menciptakan perilaku individu/masyarakat yang kondusif bagi

kesehatan. Pendidikan kesehatan tidak semata ditunjukkan untuk

membangun kesadaran diri dengan pengetahuan tentang kesehatan.

Lebih dari itu, pendidikan kesehatan bertujuan untuk membangun

perilaku kesehatan individu dan masyarakat. Kesehatan bukan sekedar

untuk diketahui dan disikapi. Tetapi juga diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Peran perawat sebagai pendidik tidak hanya ditunjukkan untuk

klien, tetapi juga tenaga keperawatan lainnya. Upaya ini dilakukan

utnuk memberi pemahaman yang benar tentang keperawatan agar

tercipta kesamaan pandangan dan gerak bersama diantara perawat

dalam meningkatkan profesionalisme. Selain itu, melalui pendidikan

keperawatan, eksistensi profesi keperawatan dapat terus terpelihara.

Peran ini dapat dilaksanakan di institusi pendidikan keperawatan

maupun institusi perilaku professional.

a. Wawasan ilmu pengetahuan

Pendidikan kesehatan merupakan upaya sadar yang

dilakukan oleh seorang edukator untuk memengaruhi orang lain agar

dapat berperilaku atau memiliki pengetahuan dan pemahaman yang

sesuai dengan yang diharapkan. Dalam proses pendidikan ini terjadi

transfer ilmu pengetahuan. Karenanya, perawat harus memiliki

14
wawasan ilmu pengetahuan yang luas, bukan hanya menyangkut

ilmu keperawatan, tetapi juga ilmu-ilmu lain yang mendukung agar

perannya sebagai edukator dapat terlaksana dengan benar dan tepat.

b. Komunikasi

Keberhasilan proses pendidikan dipengaruhi oleh

kemampuan perawat dalam berkimunikasi, baik secara verbal

maupun non-verbal. Kemampuan berkomunikasi ini merupakan

aspek mendasar dalam keperawatan. Seperti kita ketahui, perawat

harus berinteraksi langsung dengan klien selama 24 jam penuh.

Dalam proses tersebut, sudah tentu terjadi komunikasi sebab

interaksi merupakan bagian dari komunikasi.

Melalui komunikasi, perawat dapat memberikan

informasi/menjelaskan kepada klien, membujuk dan menghibur

klien, juga melakukan tugas-tugas lainnya. Dalam proses

komunikasi ini, perawat diharapkan mampu memengaruhi dan

meyakinkan pihak lain baik itu klien, rekan sejawat, maupun tenaga

kesehatan lain tentang peran dan fungsi serta eksistensi profesi

keperawatan.

Dengan komunikasi yang baik, perawat akan mampu

meningkatkan citra profesionalisme pada dirinya. Sebaliknya, jika

komunkasi perawat kurang baik hal ini akan berimbas pada

penilaian klien terhadap perawat. Tidak jarang perawat dikatakan

judes, kaku, tidak memahami perasaan orang lain, dan berbagai

15
stigma negative lainnya. Penilaian negative ini tentunya akan

berdampak pada profesionalisme keperawatan. Oleh sebab itu,

mengingat begitu pentingnya komunikasi, setiap perawat dituntut

untuk mampu menguasai teknik komunikasi yang baik, mengatasi

berbagai hambatan dalam komunikasi, serta memahami faktor-

faktor yang menunjang komunikasi.

c. Pemahaman psikologis

Sasaran pelayanan keperawatan adalah klien (manusia),

dalam hal ini individu, keluarga, dan juga masyarakat. Karenanya,

agar dapat memengaruhi orang lain, perawat harus mampu

memahami psikologis orang lain, disamping memahami psikologis

situasi. Untuk itu, perawat harus meningkatkan sensitivitas dan

keperduliannya. Saat berbicara dengan orang lain, perawat harus

melakukannya dengan “hati”. Artinya, apa yang perawat sampaikan

harus mampu menyentuh hati orang lain. Dengan demikian , setiap

pemikiran dan ide perawat dapat langsung diterima oleh klien

sehingga tujuan Pendidikan kesehatan dapat tercapai.

d. Menjadi model atau contoh.

Betapapun bagusnya gaya komunikasi perawat dan luasnya

wawasan ilmu pengetahuan mereka, orang lain perlu melihat bukti

atas apa yang disampaikannya. Jika terdapat kesesuaian antara

perkataan dan perbuatan perawat, citra dan penilaian orang lain

terhadap profesi perawat akan meningkat. Upaya untuk mengubah

16
dan meningkatkan profesionalisme perawat paling baik dilakukan

melalui pembuktian secara langsung melalui peran sebagai model.

Perawat harus mampu menjadi model yang baik dalam menjalankan

profesinya.

2. Pelaksana layanan keperawatan (care provider)

Perawat memberikan layanan berupa asuhan keperawatan secara

langsung kepada klien (individu, keluarga,, maupun komunitas) sesuai

dengan kewenagannnya. Asuhan keperawatan diberikan kepada klien

disemua tatanan layanan kesehatan dengan menggunakan metologi

proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, dilandari

oleh etik dan etika keperawatan, serta berada dalam lingkup wewenang

dan tanggung jawab keperawatan.

Asuhan keperawatan ini merupakan bantuan yang diberikan kepada

klien karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan

pengetahuan, serta kurangnya kemauan untuk dapat melaksanakan

kehiatan hidup sehari-hari secara mandiri. Dalam perannya sebagai care

provider, perawat bertugas untuk:

a. Memberi kenyaman dan rasa aman bagi klien.

b. Melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan

seimbang.

c. Memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan lainnya.

d. Berusaha mengembalikan kesehatan klien.

17
Peran sebagai care provider merupakan peran yang sangat

penting diantara peran-peran yang lain (bukan berarti peran yang lain

tidak penting). Baik/tidaknya kualitas layanan profesi keperawatan,

dirasakan langsung oleh klien. Keperawatan sebagai proffesi yang

professional bukan hanya dibuktikan dengan jenjang Pendidikan yang

tinggi.

Banyaknya ilmu dan teori keperawatan juga harus diwujudkan

kedalam aktivitas pekatanan nyata kepada klien agar klien mendapatkan

kepuasan. Ini merupakan langkah promosi yang sangat efektif dan murah

dalam upaya membentuk citra perawat yang baik. Stigma-stigma

negative tentang perawat dapat hilang dengan pembuktian nyata berupa

layanan keperawatan professional kepada klien.

3. Pengelola (manager)

Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola

layanan keperawatan disemua tatanan layanan kesehatan (rumah sakit,

puskesmas, dan sebagainya) maupun tatanan Pendidikan yang berada

dalam tanggung jawabnya sesuai dengan konsep managemen

keperawatan.

Managemen keperawatan dapat diartikan sebagai proses pelaksaan

layanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan dalam memberkan

asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien/

keluarga/masyarakat (Gillies 1985). Dengan demikian, perawat telah

18
menjalankan fungsi manajerial keperawatan yang meliputi planning,

organizing, ektuating, staffing, directing, dan controlling.

a. Perencanaan (palinning)

Seorang manager keperawatan harus mampu menetapkan

pekerjaan yang harus dilakukannya guna mencapai tujuan yang

telah ditetapkan yang didasarkan atas rencana yang logis dan bukan

perasaan. Fungsi perencanaan meliputi beberapa tugas, diantaranya

mengenali masalah, menetapkan dan mengkhususkan tujuan

jangkan Panjang dan jangka pendek, mengembangkan tujuan, dan

terkahir menguraikan bagaimana tujuan dan sasaran tersebut dapat

tercapai.

b. Berorganisasian (Organizing)

Fungsi ini meliputi proses mengatur dan mengaloksikan

pekerjaan wewenang, serta sumber daya keperawatan sehingga

tujuan keperawatan dapat tercapai.

c. Gerak aksi (actuating)

Actuating atau disebut juga “gerak aksi” mencakup kegiatan

yang dilakuakn oleh seorang manager keperawatan untuk

mengawali dan melanjutkan kegiatan yang telah ditetapkan dalam

unsur perencanaan dan pengorganisasian agar dapat mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan fungsi

actuating, seorang manager keperawatan harus mampu menetapkan

dan memuaskan kebutuhan manusia pada staf keperawatan,

19
memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan, serta

memberi kompensasi kepada mereka.

d. Pengelola staf (staffing)

Fungsi staffing mencakup memperoleh, menempatkan, dan

mempertahankan anggota / staff pada posisi yang dibutuhkan dalam

pekerjaan keperawatan.

e. Pengarahan (directing)

Seorang manager keperawatan harus mampu memberikan

arahan kepada staff keperawatan sehingga mereka menjadi perawat

yang berpengetahuan dan mampu bekerja secara efektif guna

mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

f. Pengendalian (controlling)

Tugas tugas dalam fungsi ini mencakup kelanjutan tugas

untuk melihat apakah kegiatan yang dilaksanakan oleh staf

keperawatan telah berjalan sesuai dengan rencana. Fungsi

manajerial dilaksanakan ditiap tingkatan managemen, baik first

level manager, middle manager, maupun top manager.

Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan peran manager

dengan baik, seorang perawat harus memiliki keterampilan

managerial yang meliputi technical skill, human skill, dan

conceptual skill. Technical skill adalah kemampuan untuk

menggunakan pengetahuan, metode, Teknik, dan peralatan yang

diperlukan dalam melaksanakan tugas-tugas manajerial. Human

20
skill mencakup kemampuan untuk bekerjasama, memahami, dan

memotivasi orang lain, baik individu maupun kelompok. Dengan

kata lain, Human skill adalah keterampilan yang terkait dengan

kepemimpinan dan hubungan antar-manusia.

Conceptual skill mencakup kemampuan untuk memahami

konpleksitas organisasi secara keseluruhan dan kemampuan menilai

apakah kegiatan yang dilakukan seseorang sesuai dengan organisasi

atau tidak. Keterampilan ini juga meliputi kemampuan untuk

mengoodinasikan dan mengintegrasikan semua kepentingan dan

aktivitas organisasi. Jadi, conceptual skill berhubungan dengan

kemampuan dan keterampilan berfikir.

4. Peneliti dan pengembang ilmu keperawatan

Sebagai sebuah profesi dan cabang ilmu pengetahuan, keperawatan

harus terus melakukan upaya untuk mengembangkan dirinya. Berbagai

tantangan, persoalan, dan pertanyaan seputar keperawatan harus mampu

dijawab dan diselesaikan dengan baik. Salah satunya adalah melalui

upaya riset. Riset keperawatn akan menambah dasar pengetahuan ilmiah

keperawatan dan meningkatkan praktik keperawatan bagi klien.

Praktik berdasarkan riset merupakan hal yang harus dipenuhi

(esensial) jika profesi keperawatan ingin menjalankan kewajibannya

pada masyarakat dalam memberikan perawatan yang efektif dan efisien

(patricia dan Arthur, 2002). Oleh karena itu, setiap perawat harus

mampu melakukan riset keperawatan. Ada beberapa hal yang harus

21
dijadikan prinsip oleh perawat dalam melaksanakan peran dan

fungsinya dengan baik dan benar. Perinsip tersebut harus menjiwai

setiap perawat ketika memberi layanan keperawatan kepada klien.

a. Nursing is caring. Artinya, perawat harus memiliki keperdulian

terhadap klien. Keperdulian ini ditunjukkan dengan tindakan yang

segera dan tepat dalam manggapi keluahan klien.

b. Nursing is laughing. Artinya, perawat harus mempuntai keyakinan

bahwa senyum merupakan suatu kiat dalam memberikan asuhan

keperawatan guna meningkatkan rasa nyaman klien .

c. Nursing is touching. Artinya sentuhan perawat sangat berarti dalam

menenangkan dan meningkatkan kenyamanan klien sehingga dapat

mempercepat penyembuhannya. Sentuhan yang dilakukan tentunya

bersifat teurapeutik dan dilakukan pada saat yang tepat.

d. Nursing is helping. Artinya, perawat berkeyakianan bahwa asuhan

keperawatan yang diberikan adalah untuk menolong klien. Ini

dilakukan dengan sepenuh hati, ikhlas/tulus, tanpa ada tendensi

tertentu yang sifatnya pribadi.

e. Nursing is believing in orther. Artinya, perawat meyakini bahwa

orang lain memiliki hasrat/kemauan serta kemapuan untuk

meningkatkan status kesehatannya.

f. Nursing is trusting. Artinya perawat dalam melaksanakan

pekerjaannya harus menjaga dan memelihara kepercayaan klien

22
dengan cara terus menerus meningkatkan kualitas pelayanan

keperawatan.

g. Nursing is believing in self. Artinya perawat harus memiliki

kepercayaan diri dalam menjalankan profesinya. Perawat harus

meyakini bahwa keperawatan merupakan profesi yang luhur dan

memiki peran strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat.

h. Nursing is learning. Artinya, perawat harus selalu belajar dan

meningkatkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan

professional melalui asuhan keperawatan yang diberikan.

i. Nursing is respecting. Artinya perawat harus memperlihatkan rasa

hormat dan penghargaan kepada orang lain (klien dan keluarganya)

dengan menjaga kepercayaan dan rahasia klien.

j. Nursing is listening. Artinya perawat harus mau menjadi pendengar

yang baik ketika klien berbicara atau mengeluh.

k. Nursing is doing. Artinya perawat melakukan pengkajian dan

intervensi keperawatan dengan didasarkan atas pengetahuan yang

ia miliki. Tujuannya dalah untuk memberikan rasa aman dan

nyaman pada klien serta memberikan asuhan keperawatan yang

komprehensif pada mereka.

l. Nursing is feeling. Artinya, perawat dapat menerima, merasakan,

dan memahami perasaan klien baik perasaan duka, senang, frustasi,

maupun perasaan puas klien.

23
m. Nursing is accepting. Arinya, perawat harus menerima diri sendiri

sebelum dapat menerima orang lain.

n. Nursing is communicating. Artinya, perawat meyakini bahwa

komunikasi yang baik (teurapeutik) dapat membuat klien merasa

nyaman sehingga akan membantu penyembuhan.

24
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan kesehatan adalah istilah yang diterapkan pada

penggunaan proses pendidikan secara terencana untuk mencapai tujuan

kesehatan yang meliputi beberapa kombinasi dan kesepakatan belajar atau

aplikasi pendidikan didalam bidang kesehatan (Notoatdmojo, 2013).

Tujuan dari pendidikan kesehatan yaitu terjadinya perubahan sikap

dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat

dalam membina serta memelihara perilaku hidup sehat serta berperan aktif

dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki sejumlah peran

didalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak dan kewenangan yang

ada. Peran perawat yang utama adalah sebagai pendidik, pelaksana,

pengelola, dan peneliti

B. Saran

Pendidikan kesehatan itu perlu untuk diterapkan dalam masyarakat

Indonesia. Dengan adanya pendidikan kesehatan, masyarakat Indonesia

dapat bertindak sesuai dengan ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat

mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang membahayakan diri sendiri.

25
Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun kedepan, namun

pendidikan ini baik adanya untuk membantu masyarakat Indonesia terlepas

dari serangan penyakit serta terhindar dari tindakan pencegahan yang

membahayakan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Heri D. J Maulana. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC, 2009

Efendi, Nursalam Ferry. Pendidikan dalam Keperawatan. Salemba Medika

Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC, 2008

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct+j&url=http://repository.ump.

ac.id/677/3/AKHZUL%2520RAZAK%2520APILAYA%2520BAB%2520II.pdf

&ved=2ahUKEwiX3urb57zoAHXVZSsKHcUSCFsQFjAbegQIDBAB&usg=AO

vVaw3FkJbqsjO6xxns0IYVtbn

27

Anda mungkin juga menyukai