MD 2015 387362 Nyoman Ayu Wulan Trisna D
MD 2015 387362 Nyoman Ayu Wulan Trisna D
DISUSUN OLEH:
NYOMAN AYU WULAN TRISNA DEWI
15/387362/PEK/21085
PROGRAM STUDI
MAGISTER SAINS AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJ ANA
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJ AH MADA
2015
1
2
PERMASALAHAN INVESTASI PADA SEKTOR PUBLIK
A. PENDAHULUAN
sektor privat atau bisnis terkait dengan pembelian saham atau sejenisnya, akan
tetapi investasi pula dilakukan oleh organisasi sektor publik, dimana dalam
keputusan investasi.
pada anggaran tahun berjalan, namun juga akan membebani anggaran tahun-tahun
berikutnya, sehingga untuk itu perlu dilakukannya suatu analisis yang mendalam,
dan teknik dasar penilaian kelayakan investasi publik. Akan tetapi, penilaian
kelayakan suatu usulan investasi pada sektor publik tidak semudah yang
dilakukan pada sektor privat, terdapat banyak aspek yang harus dipertimbangkan,
biasa diterapkan pada sektor privat ataukah berdasarkan pada pertimbangan sosial
3
dan keinginan masyarakat. Dengan demikian, makalah ini akan membahas lebih
dalam terkait investasi pada sektor publik dan permasalahan dalam melakukan
investasi, contoh kasus dalam evaluasi analisis investasi sektor publik serta solusi
sektor publik.
B. PEMBAHASAN
cara pandang tertentu. Dalam bahasa akuntansi pada jenis konteks/biaya, investasi
expenditure”, investasi termasuk dalam pengertian belanja modal yang tidak lain
pengeluaran yang memberi manfaat lebih dari satu tahun, pengeluaran ini
aset tetap diperoleh melalui proses pengeluaran dana yang disebut dengan modal
belanja (Halim, 2008). Maksud dari manfaat sosial adalah manfaat yang tidak
dapat diukur langsung dengan satuan uang namun berpengaruh pada peningkatan
4
pelayanan pemerintah pada masyarakat luas atau golongan tertentu, sehingga hal
inilah yang membedakan dengan investasi pada sektor privat yang tujuan
barang dalam jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan
dilakukan dalam bentuk: (1) Investasi surat berharga dan (2) Investasi langsung
(jalan, bangunan, jaringan listrik, air, dan lain-lain) dan bidang yang lainnya.
dari 12 bulan dan kemudian aset tersebut digunakan dalam kegiatan pemerintahan
yang bermanfaat baik secara ekonomis, sosial, dan atau manfaat lainnya yang
setiap belanja modal adalah investasi karena secara teoritis dapat dipastikan akan
ada manfaatnya.
5
perlu dilakukan beberapa pertimbangan pada tahap perencanaan dan analisis
diantaranya:
a. Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan bagian penting dari analisis investasi yang harus
dipertimbangkan. Jika suatu usulan investasi sudah tidak layak dilihat dari a
ditolak.
secara adil dan merata, sehingga mampu memberikan manfaat yang besar bagi
masyarakat. Aspek sosial budaya mencakup juga aspek legal dan lingkungan.
digunakan.
d. Aspek Distribusi
masalah distribusi pelayanan publik secara adil dan merata. Untuk itu perlu
diketahui siapa yang akan menerima manfaat atau keuntungan yang dihasilkan
6
dari proyek investasi.
a. Tingkat Diskonto
diperoleh dari suatu proyek dengan tingkat risiko tertentu. Jika suatu proyek
b. Tingkat Inflasi
tinggi tingkat inflasi, semakin rendah nilai riil keuntungan di masa depan yang
c. Risiko Ketidakpastian
Required rate of return akan semakin tinggi jika risiko investasi naik.
negara (country risk) yang jika sudah sangat parah dapat mengarah pada
7
kategori default country. Terjaminnya keamanan berinvestasi, penegakan
hukum dan demokrasi, terjaminnya property right dan contract right dapat
d. Capital Rationing
2. Tingkat kesempatan sosial yang dikorbankan (social opportunity cost rate)
opportunity cost rate terkait dengan pengertian bahwa proyek pemerintah harus
tingkat keuntungan proyek sektor swasta dengan penggunaan dana yang sama,
8
yang mana keputusan investasi tersebut diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
dana menganggur untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas
(Halim dan Kusufi, 2014). Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai
investasi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut (Halim dan Kusufi, 2014):
kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa
yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah dan
nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai. Subiyanto
(dalam Halim 2008) menjelaskan bahwa dengan memahami berbagai jenis dan
varian dalam investasi sektor publik, maka investasi dalam sektor publik dapat
a. Investasi sosial yang lebih memper hatikan aspek keber pihakkan pada
sangat luas yang terkadang hanya sekedar program berskala nasional, diman
dengan ruang lingkup yang lebih kecil, maka semakin mudah diukur
kinerjanya, sehingga apapun bentuk investasi pada sektor sosial ini, dampak
kinerja ekonomis.
9
pada kebijakan str ategis untuk menciptakan per tumbuhan ekonomi lokal.
Beberapa infrastruktur yang masuk dalam kategori ini adalah pasar, stadion,
semata, tetapi seberapa jauh aktivitas ikutan atau lingkungan kawasan mampu
Investasi untuk pelayanan publik dibagi menjadi dua, yakni sarana dan
prasarana, serta fasilitas umum lainnya. Jenis investasi ini tidak memperoleh
aliran kas masuk, justru bisa berubah menjadi pusat biaya, meski tidak
diharapkan adanya aliran kas yang masuk, akan tetapi investasi ini berfungsi
(1) pola intensifikasi serta ekstensifikasi pendapatan asli daerah dan (2)
investasi dalam bisnis di sektor hulu dan hilir dalam struktur perekonomian
maupun retribusi daerah, sedangkan yang kedua lebih kompleks karena perlu
10
pertimbangan kelayakan dari sisi hukum.
Salah satu kekuatan ekonomi suatu bangsa atau daerah adalah kemampuan
seharusnya didanai sebagai bagian dari kebijakan investasi masa depan suatu
daerah.
ketugasan pada Apar atur Pemer intah Daer ah yang ukur annya adalah
efisiensi.
Investasi dalam konteks ini terkait dengan tujuan reorganisasi tata kelola
kelayakan usulan investasi sektor publik tidak bisa semata-mata dinilai dengan
analisis investasi yang biasa diterapkan pada sektor privat, akan tetapi
Kaitannya dengan biaya investasi, penerapan biaya historis pada investasi sektor
publik dirasa kurang tepat, prinsip biaya relevan lebih tepat untuk diterapkan,
11
dimana akan dapat lebih tepat dalam mengambil biaya-biaya apa saja yang
Halim 2008).
investasi dalam sektor publik dalam menilai perolehan manfaat sosial investasi,
yaitu:
Keterkaitan antara satu poyek dengan proyek yang lain perlu diperrtimbangkan
untuk mengetahui sejauh mana penerimaan atau penolakan suatu investasi akan
b. Menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang akan dilakukan
(cost/benefit relationship).
Perhitungan manfaat dan biaya harus pula memasukkan analisis manfaat dan
biaya sosial (social cost/benefit) yang ditimbulkan dari investasi publik yang
akan dilakukan. Pada organisasi sektor publik biaya dan manfaat seringkali
tidak dapat secara langsung diukur dengan satuan uang, sehingga teknik-teknik
12
analisis biaya dan manfaat sangat cocok untuk diterapkan. Dalam analisis biaya
manfaat ini, benefit (manfaat) ditekankan pada semua keunggulan ekonomi dan
sebuah jalan baru, maka akan muncul monetary cost untuk biaya konstruksi
dan perawatan. Disamping itu juga akan muncul dalam bentuk perusakan
kecelakaan dan sebagainya. Di lain pihak, manfaat sosial yang muncul berupa
rupiah. Kesulitan yang dihadapi adalah apabila biaya dan manfaat dari suatu
proyek tidak dapat diukur dalam bentuk rupiah, misalnya manfaat dan biaya
sosial. Dalam kondisi tersebut, yang dapat dilakukan adalah menghitung nilai
manfaat dari proyek secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan analisis
d. Memilih proyek yang memiliki manfaat terbesar dan efektifitas biaya tinggi
Rasio biaya dan manfaat atau efektivitas biaya merupakan titik awal peneetuan
pehitungan. Tidak semua biaya dan manfaat sosial dapat dimasukkan dalam
13
Halim (2008) menjelaskan bahwa teknik analisis investasi pada sektor
privat begitu beragam dan sudah umum diketahui, berbeda dengan halnya pada
dimana pada sektor publik, analisis difokuskan pada evaluasi terhadap biaya
evaluasi terhadap biaya-manfaat pada sektor publik tidaklah mudah, hal ini
dikarenakan pada sektor publik pengkuantifikasian biaya dan manfaat tidak hanya
dari aspek komersial melainkan aspek sosial, budaya, keamanan, dan lain-lain,
menyangkut banyak aspek, sehingga di sektor publik dikenal dengan istilah Social
Discount Rate, Social Time Preference Rate, dan Social Opportunity Cost Rate
(Halim, 2008).
sektor publik, sehingga analisis investasi pada sektor privat diterapkan pula pada
sektor publik dengan dilengkapi beberapa hal yang dianggap penting dalam
tuntutan masyarakat.
dalam sektor publik perlu menentukan kebutuhan investasi, karena hal tersebut
kaitan yang erat antara kebutuhan investasi dan anggaran yang harus disediakan,
14
sehingga diperlukan analisis investasi dengan mempertimbangkan beberapa aspek
digunakan dalam sektor publik yang biasa diterapkan pada sektor privat, yakni:
Metode aliran kas yang biasa digunakan untuk penilaian investasi dengan
menggunakan metode aliran kas yang didiskontokan adalah Net Present Value
Selain kedua metode di atas, terdapat juga beberapa teknik untuk mengevaluasi
investasi, yakni Net Present Benefit (NPB), analisis biaya manfaat, dan analisis
efektivitas biaya.
dikuantifikasi, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang atas
suatu proyek dengan pengaruh atau dampak yang tidak dapat dikuantifikasikan,
15
analisis efektivitas biaya adalah sebgai berikut:
1. Menentukan jumlah dan waktu atas semua biaya modal. Hal tersebut
meliputi pula penentuan biaya bangunan, perlatan, dan tanah. Hal ini
penting karena sumber daya yang diperlukan oleh sebuah proyek harus
di atasnya, maka biaya yang dipakai harus dinilai berdasarkan harga pasar
2. Membuat estimasi biaya yang akan terjadi (running cost) selama umur
3. Membuat estimasi output terukut selama umur yang diharapkan dari suatu
proyek
dilakukan
memungkinkan melakukan
dan manfaat yang tidak dapat dikuantifikasi yang akan muncul dari proyek
16
efektivitas biaya. Kesulitan tersebut terjadi pada waktu membuat estimasi atau
perkiraan mengenai waktu dan besarnya jumlah biaya dan manfaat di masa
datang. Kesulitan juga dialami pada saat pemilihan tingkat diskonto (discount
rate) yang tepat atau penyesuian untuk tingkat risiko dan ketidakpastian, sebagai
mekanisme pendiskontoan pada dasarnya tidak berbeda dari yang biasa diterapkan
PUBLIK
keputusan investasi dalam sektor publik, untuk menilai layak atau tidaknya
sebuah usulan investasi menimbulkan dilema yang besar bagi pemerintah daerah.
Terdapat banyak hal yang harus dipertimbangkan, tidak hanya dari aspek
dengan sektor privat, dimana investasi sektor publik lebih berfokus pada
memiliki jangka waktu yang bervariasi, begitu juga aspek tujuan dan arah tidak
masuk dalam lingkup investasi sektor publik (Subiyanto, dalam Halim 2008).
matang baik pertimbangan dari aspek ekonomis maupun tuntutan dan keinginan
masyarakat.
17
7. PENERAPAN INVESTASI SEKTOR PUBLIK (PEMERINTAH)
merupakan salah satu bentuk investasi publik. Berikut ini disajikan paparan
singkat mengenai penerapan analisis investasi pada sektor publik, yakni Rumah
Sakit Pemerintah di Kota Cimahi. Rumah Sakit ‘X’ merupakan Rumah Sakit
kepada masyarakat, Rumah Sakit ini membangun sebuah gedung baru untuk
dan/atau masyarakat kota Cimahi secara keseluruhan, maka Rumah Sakit ‘X’ ini
tidak mengejar keuntungan semata, tetapi lebih bersifat proyek sosial untuk
pada Rumah Sakit ‘X’ Cimahi ini adalah pembangunan Rumah Sakit ‘X’
b. Internal Rate of Return (IRR) = 9,75 %, Dengan IRR = 9,75% > MARR
18
Dengan melihat jangka waktu pengembalian yang cukup cepat tersebut, maka
d. Benefit Cost Ratio (BCR), Dengan didapat B/C = 1,31 > 1, maka proyek layak
suku bunga (i) deposito yang berlaku, jika terdapat pinjaman maka nilai
pelayanan kesehatan yang lebih baik, sehingga metode payback period tidak
Deni Ria Setiawati dan Indriana Puji Lestari (dalam Halim, 2008) merupakan
salah satu contoh kasus dalam investasi sektor publik yang analisis investasinya
distribusi, aspek teknis dan aspek sosial berupa manfaat alat CT Scan bagi
19
pelayanan kesehatan masyarakat dalam jangka waktu panjang dengan tarif
optimal perlu adanya dukungan dari pihak luar rumah sakit, dalam hal ini
dalam rumah sakit dapat berupa anggaran biaya untuk operasional, sumber daya
manusia baik tenaga medis, paramedis, paramedis non keperawatan dan tenaga
non medis, sarana pendukung berupa gedung, peralatan medis dan non medis
serta penerapan standar operasional prosedur pelayanan yang jelas, transparan dan
Adanya potensi pasar dan tingkat persaingan yang cukup ketat dalam bidang
layanan jasa kesehatan, maka RSUD Sleman harus mampu bersaing dengan pihak
rumah sakit besar yang mempunyai peralatan CT Scan yaitu RSUP Dr Sardjito,
RS Bethesda, dan RS Panti Rapih. Terhadap ketiga rumah sakit tersebut dapat
menjadikan pesaing bagi RSUD Sleman dan juga dapat dijadikan mitra dalam
20
berguna dalam percepatan penyembuhan. Dalam rencana investasi peralatan CT
dan meja: 15,3 m2, complete system: 20,5 m2, dan diperlukan biaya Rp
21
investasi peralatan canggih dari RSUD Sleman.
(www.rs-jih.co.id)
Payback Period (PP) dan Metode Net Present Value (NPV). Analisis payback
jangka waktu 7,87 tahun atau 7 tahun 10 bulan, sedangkan analisis NPV
menunjukkan NPV < 1 atau NPV negatif, meskipun hasil analisis NPV
menunjukkan < 1 atau NPV negatif, yang mana berarti bahwa investasi CT Scan
dari aspek finansial tidak layak dilakukan di RSUD Sleman, akan tetapi dari aspek
lainnya seperti aspek distribusi, aspek teknis, dan aspek sosial serta mengingat
manfaat sosialnya sangat besar bagi masyarakat banyak, maka usulan investasi
22
budaya dan distribusi memberikan sumbangan manfaat seperti: pemberian CT
termasuk masyarakat yang mampu membayar atau masyarakat miskin, selain itu
sakit, sehingga masyarakat pengguna jasa rumah sakit akan merasakan langsung
manfaatnya. Dari tataran aspek sosial, manfaatnya yakni: pelayanan pada rumah
CT Scan akan langsung dapat dilayani tanpa perlu dirujuk ke rumah sakit lain
teknis dan teknologi, aspek sosial budaya dan distribusi, serta aspek sosial, maka
usulan investasi terkait ST Scan ini bisa direalisasikan, dimana dengan adanya
teknologi baru berupa ST Scan ini dapat memajukan RSUD Sleman pada
C. PENUTUP
yang akan berdampak pada kesejahteraan dan kemakmuran daerah. Investasi yang
23
kepada masyarakat, sehingga untuk mencapai keberhasilan investasi yang
dilakukan oleh pemerintah tersebut perlu adanya analisis investasi untuk menilai
investasi diantaranya aspek teknis, aspek sosial budaya, aspek ekonomi finansial,
dan aspek distribusi, selain itu adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
dalam analisis investasi, diantaranya adalah tingkat diskonto, tingkat inflasi, risiko
pertimbangan ekonomi semata selayaknya pada sektor swasta, akan tetapi perlu
juga pertimbangan politis, sosial, serta tuntutan dan keinginan masyarakat sebagai
sebagai kriteria penilaian investasi sektor publik dalam menilai perolehan manfaat
mungkin dilakukan, (2) menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang
dalam rupiah, dan (4) memilih proyek yang memiliki manfaat terbesar dan
efektifitas biaya tinggi. Akan tetapi, analisis efektivitas biaya pula mengalami
24
waktu dan besarnya jumlah biaya manfaat di masa datang, kesulitan ini dialami
hanya dalam penilaian secara ekonomi belaka, melainkan banyak aspek lainnya
yang perlu dipertimbangkan, yang mana hal tersebut akan membedakan proses
penerapan analisis investasi pada organisasi sektor publik dan organisasi sektor
swasta.
25
DAFTAR PUSTAKA
26