Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan

Volume 04, No.3 (2016), hal. 64-74 ISSN : 2338-493X

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT GANGGUAN


SARAF DENGAN METODE DEMPSTER SHAFER BERBASIS ANDROID
[1]
Budiman, [2]Cucu Suhery [3]Tedy Rismawan
[1] [2] [3]
Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
Telp./Fax.: (0561) 577963
e-mail:
[1]
budiman@student.untan.ac.id, [2]csuhery@siskom.untan.ac.id,
[3]
tedyrismawan@siskom.untan.ac.id

Abstrak

Penyakit akibat gangguan saraf dapat dialami oleh siapa saja tanpa melihat latar belakang penderitanya.
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit saraf mengakibatkan seseorang yang sudah mempunyai tanda
awal gejala penyakit tidak memperdulikannya. Jika hal ini terus dibiarkan akan mengakibatkan semakin
parahnya penyakit tersebut. Jenis penyakit akibat gangguan saraf bermacam-macam, diantaranya yaitu
stroke, epilepsi, meningitis, parkinson, vertigo, neuralgia trigeminal dan migrain. Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kurangnya pengetahuan mengenai penyakit gangguan saraf yaitu
menggunakan sistem pakar. Sistem pakar dapat digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit layaknya
seorang ahli karena sistem pakar mentransfer ilmu dari seorang ahli ke dalam suatu sistem. Penelitian ini
membangun aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit akibat gangguan saraf berbasis Android
yang fungsinya dapat mendeteksi gejala penyakit saraf secara dini sebelum terjadi komplikasi/penyakit
semakin parah. Jumlah penyakit gangguan saraf yang diteliti adalah sebanyak 7 jenis penyakit. Aplikasi
dapat digunakan oleh pengguna dimanapun dengan menggunakan koneksi internet/data. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode Dempster Shafer. Metode ini menghitung tiap gejala yang
dipilih oleh pengguna dengan masing-masing gejala yang telah memiliki nilai densitas untuk mengetahui
jenis penyakit saraf yang diderita. Penentuan nilai densitas dari tiap gejala merupakan hasil wawancara
dengan dokter spesialis saraf.Tingkat keberhasilan dari aplikasi yang dibuat berdasarkan pengujian
dengan perbandingan rekam medis dari dua rumah sakit adalah 90.9%.

Kata kunci: Sistem Pakar, Dempster Shafer, Penyakit Gangguan Saraf, Android.

1. PENDAHULUAN pemicu terjadinya penyakit gangguan saraf.


Selain itu, minimnya jumlah tenaga dokter
1.1 Latar Belakang
spesialis disuatu daerah, khususnya spesialis
Penyakit akibat gangguan saraf saraf menyebabkan masyarakat harus
merupakan salah satu penyakit yang banyak dirujuk ke rumah sakit besar untuk
dikeluhkan oleh masyarakat. Sistem saraf mendapatkan layanan dokter spesialis untuk
pada manusia bersifat rumit yang tersusun mendeteksi secara dini penyakit gangguan
dari jutaan sel saraf yang saling terhubung saraf dan tentu merlukan waktu yang lama
dan penting untuk perkembangan bahasa, serta biaya yang cukup mahal.
pikiran dan ingatan. Jika terdapat bagian Untuk mengatasi hal tersebut maka
saraf yang bermasalah maka dapat diperlukan suatu sistem aplikasi seperti
menimbulkan suatu penyakit. Salah satu sistem pakar. Sistem pakar merupakan salah
yang paling ditakuti akibat gangguan saraf satu bidang dari kecerdasan buatan yang
adalah stroke. dapat digunakan pada sebuah komputer agar
Gaya hidup yang tidak sehat seperti komputer memiliki cara berfikir dan
sering mengkonsumsi makanan yang penalaran seperti seorang ahli dalam
mengandung banyak lemak, MSG, mengambil keputusan untuk memecahkan
kolesterol tinggi, berpengawet dan jarang masalah yang ada. Implementasi sistem
berolahraga merupakan salah satu faktor pakar telah banyak dimanfaatkan dalam

64
Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan
Volume 04, No.3 (2016), hal. 64-74 ISSN : 2338-493X

berbagai bidang, salah satunya dibidang 3) Menentukan jenis penyakit saraf yang
kesehatan untuk mendiagnosa suatu diderita berdasarkan dari data gejala
penyakit tertentu. Sistem pakar dapat yang ada sehingga kemungkinan satu
dimanfaatkan oleh yang membutuhkan yang gejala dapat mendukung lebih dari satu
bukan pakar untuk digunakan sebagai sarana jenis penyakit.
untuk mendiagnosa suatu penyakit dengan 4) Menghasilkan nilai densitas dari dokter
cepat dan murah dan sangat membantu jika spesialis saraf.
pada suatu daerah tidak terdapat tenaga 5) Membuat aplikasi Android dengan
medis/dokter. menggunakan web service.
Suatu aplikasi sistem pakar untuk
mendiagnosa penyakit telah dibuat oleh 1.3 Manfaat Penelitian
Wuryandari yaitu sistem pakar untuk Manfaat dari penelitian ini yaitu:
mendiagnosa penyakit Diabetes Militus 1) Manfaat dari penelitian dari segi
berbasis web. Metode yang digunakan pada fungsional dapat membantu dan
aplikasi adalah Dempster Shafer. Aplikasi mempermudah untuk mengetahui
ini dapat digunakan untuk menentukan nilai penyakit gangguan saraf pada
kemungkinan hasil diagnosa penyakit [1]. user/pasien.
Penelitian lain tentang sistem pakar 2) Manfaat dari segi penggunaan
dilakukan juga oleh Milandari yaitu sistem user/pasien dapat berkonsultasi dimana
pakar untuk mendiagnosa penyakit saraf dan kapan saja menggunakan
menggunakan visual basic. Pada penelitian Smartphone Android dan juga
ini digunakan Metode penalaran runut maju mempercepatmuntukmmengetahuimpe-
(forward chaining), namun pada sistem nyakit saraf apa yang diderita.
aplikasi ini tidak terdapat faktor kepastian
untuk menyatakan jenis peyakit yang paling 2. DASAR TEORI
mendekati berdasarkan gejala-gejala yang
ada [2]. 2.1 Kecerdasan Alami dan Kecerdasan
Berdasarkan hal-hal yang telah di Buatan
deskripsikan, maka dilakukan penelitian Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang
yaitu membuat suatu aplikasi sistem pakar Maha Esa mempunyai kecerdasan yang
untuk mendiagnosa penyakit saraf dengan alami agar digunakan untuk melakukan hal-
menggunakan Metode Dempster Shafer. hal yang berguna dan bermanfaat bagi
Kemudian pada penelitian ini sistem akan kehidupan. Kecerdasan alami dari manusia
dirancang berbeda dari penelitian yang memiliki kemampuan untuk belajar dan
sebelumnya karena menggunakan sistem mengerti dari pengalaman, memahami pesan
operasi Android, yaitu sebuah sistem operasi yang kontradiktif dan ambigu, menanggapi
yang sangat banyak digunakan saat ini dengan cepat dan baik atas situasi yang baru,
karena tidak sulit digunakan sehingga menggunakan penalaran dalam
pengguna lebih mudah dalam memecahkan masalah serta
mengaksesnya. menyelesaikannya secara efektif [3].
Kecerdasan alami pada manusia
1.2 Tujuan Penelitian mempunyai sifat kreatif atau kemampuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu: untuk menambah ataupun memenuhi
pengetahuan. Karena pengetahuan itu sangat
1) Menerapkan sistem pakar yang dapat melekat pada jiwa manusia. Kemudian,
mengetahui penyakit saraf pada manusia kecerdasan alami memungkinkan orang
berbasis Android dengan menggunakan untuk menggunakan pengalaman secara
rule-base Metode Dempster Shafer. langsung. Selain itu pemikiran manusia dari
2) Menghasilkan aplikasi sistem pakar kecerdasan alami dapat digunakan secara
untuk mendiagnosa penyakit gangguan luas. Kecerdasan alami yang dimiliki oleh
saraf sehingga dapat membantu manusia tidak dapat selamanya bertahan dari
masyarakat. kehidupan. Karena faktor usia dan keadaan
tertentu dapat membuat kecerdasan tersebut

65
Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan
Volume 04, No.3 (2016), hal. 64-74 ISSN : 2338-493X

akan hilang secara bertahap. Dari faktor Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan
tersebut maka diperlukan sebuah kecerdasan evidence dalam mendukung suatu himpunan
buatan, karena kecerdasan buatan dapat proposisi. Jika bernilai 0 maka
menyimpan kecerdasan alami dari manusia mengindikasikan bahwa tidak ada evidence,
agar dapat terus digunakan dengan cara dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya
mentransfernya melalui sebuah program kepastian.
komputer. Kecerdasan buatan adalah Plausibility (Pl) adalah hal yang masuk akal
kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang dinotasikan sebagai:
yang terkait dengan pemrograman komputer
Pl(s) = 1 – Bel(¬s) (1)
untuk melakukan sesuatu hal yang dalam
pandangan manusia adalah cerdas [4]. Plausibility akan mengurangi tingkat
Tujuan utama dari kecerdasan buatan adalah kepercayaan dari evidence. Plausibility juga
membuat mesin menjadi lebih pintar, dapat bernilai 0 sampai 1. Jika kita yakin akan ¬s,
membuat mesin yang lebih berguna yaitu maka dapat dikatakan bahwa Bel(¬s)=1, dan
bermanfaat bagi kehidupan manusia, serta Pl(¬s)=0. Pada teori Dempster Shafer kita
dari segi ilmiah dapat memahami tentang mengenal adanya frame of discernment yang
apa itu kecerdasan. dinotasikan dengan θ. Frame ini merupakan
semesta pembicaraan dari sekumpulan
2.2 Sistem Pakar hipotesis. Pada teori Dempster Shafer
terdapat mass function yaitu tingkat
Sistem pakar merupakan cabang dari
kepercayaan dari suatu evidence
artificial intelligence (AI) yang cukup tua
measure yang dinotasikan dengan (m).
karena sistem ini mulai dikembangkan pada
Andaikan diketahui X adalah subset dari θ,
pertengahan 1960. Sistem pakar yang
dengan m1 sebagai fungsi densitasnya, dan
muncul pertama kali adalah General
Y juga merupakan subset dari θ dengan m2
Purpose Solver (GPS) yang dikembangkan
sebagai fungsi densitasnya, maka kita dapat
oleh Newel dan Simon. Sampai saat ini
membentuk fungsi kombinasi m1 dan m2
sudah banyak sistem pakar yang dibuat,
sebagai m3 untuk mengatasi
seperti MYCIN untuk diagnosis penyakit,
sejumlah evidence pada teori Dempster
DENDRAL untuk mengidentifikasi struktur
Shafer dengan menggunakan aturan yang
molekul campuran yang tak dikenal, XCON
lebih dikenal dengan Dempster’s Rule of
dan XSEL untuk membantu konfigurasi
Combination, yaitu [6]:
sistem komputer besar, SOPHIE untuk
∑𝑋∩𝑌=𝑍 𝑚1(𝑋).𝑚2(𝑌)
analisa sirkuit elektronik, Prospector 𝑀3 (Z) = (2)
1−𝑘
digunakan di bidang geologi untuk
membantu mencari dan menemukan deposit,
Dimana k = ∑𝑋∩𝑌=⏀ 𝑚1(𝑋). 𝑚2(𝑌)
FOLIO digunakan untuk membantu
memberikan keputusan bagi seorang Dengan:
manager dalam stok dan investasi, DELTA  m1 (X) adalah mass
dipakai untuk pemeliharaan lokomotif listrik function dari evidence X
diesel, dan sebagainya.  m2 (Y) adalah mass
Tujuan seseorang yang bukan pakar function dari evidence Y
menggunakan sistem pakar adalah untuk  m3(Z)adalah mass
meningkatkan kemampuan pemecahan function dari evidence Z
masalah, sedangkan seorang pakar  k adalah jumlah conflict evidence
menggunakan sistem pakar bertujuan untuk
bantuan pengetahuan [5]. 2.4 Penyakit Gangguan Saraf
Saraf merupakan salah satu bagian
2.3 Teori Dempster Shafer
yang paling terpenting dari organ manusia
Secara umum teori Dempster Shafer yang terdiri dari jutaan sel serabut yang
ditulis dalam suatu interval: saling terhubung. Ibarat sebuah robot yang
[Belief,Plausibility] terdiri dari banyak kabel-kabel yang
berfungsi untuk menggerakan,

66
Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan
Volume 04, No.3 (2016), hal. 64-74 ISSN : 2338-493X

memerintahkan sesuatu dan lain sebagainya, PhoneGap adalah sebuah kerangka


jika terdapat satu kabel yang bermasalah kerja/framework pembuat aplikasi
maka robot tersebut akan dapat berfungsi Mobile berbasis Open Source yang
secara optimal. Begitu pula pada manusia dikeluarkan oleh sebuah perusahaan di
jika terdapat suatu saraf yang terganggu Amerika yang bernama Nitobi dengan
maka akan menimbulkan suatu penyakit.
lisensi MIT License. Framework
Pada penelitian ini terdapat 7 jenis penyakit
saraf yaitu Stroke, Epilepsi, Parkinson, PhoneGap memungkinkan seseorang
Meningitis, Neuralgia Trigeminal, Migrain, untuk mengembangkan aplikasi Native
dan Vertigo. Mobile dengan menggunakan keahlian
HTML, CSS dan Javascript. PhoneGap
2.5 Pemrograman Android menjadi suatu framework yang ideal
Pemrograman Android pada untuk seorang Web Developer yang
penelitian ini akan digunakan sebagai antar tertarik dalam pembuatan aplikasi di
muka pada aplikasi yang akan dibuat. Smartphone. Sebuah aplikasi yang
Android adalah sistem operasi untuk dibuat dengan menggunakan framework
perangkat bergerak yang pada saat ini sangat PhoneGap dapat di Deploy keberbagai
terkenal, logonya menyerupai robot yang platform sekaligus. Saat ini PhoneGap
berwarna hijau. Pada awalnya Android mendukung 7 Platform, yaitu IOS,
dikembangkan oleh perusahaan kecil di
Android, Windows Mobile, Blackberry,
Silicon Valley Amerika Serikat bernama
Android Inc. Selanjutnya diambil alih oleh
WebOS, Symbian, dan Bada.
Google pada tahun 2005 untuk dicanangkan Dari ketujuh Platform diatas PhoneGap
sebagai sistem operasi yang bersifat Open mendukung fitur-fitur, seperti
Source. Accelorometer, Camera, Compass,
Keunggulan Android adalah siapapun Contact, File, Geolocation, Media,
boleh memanfaatkannya secara gratis, Network, Notification dan Storage.
termasuk kode sumber yang digunakan PhoneGap Storage merupakan salah
untuk menyusun sistem operasi tersebut. fitur yang dapat digunakan untuk
Sistem operasi Android tidak hanya menyimpan dan mengakses data ke
dirancang untuk ponsel, tetapi juga dapat dalam Database lokal. PhoneGap juga
digunakan pada Smartphone, Tablet, Tv
merupakan Library yang digunakan
internet, jam tangan pintar, kacamata pintar
(Google glass), dan lain-lain.
untuk porting dari Web Apps ke Native
Perkembangan Android sangat pesat Apps. PhoneGap menghasilkan Native
ditandai dengan setiap tahun dikeluarkannya Web Apps sehingga hasil pengembangan
versi terbaru. Versi resmi Android dirilis PhoneGap bisa dimasukkan ke dalam
secara resmi dimulai pada tahun 2009 dan Store, misalnya iOS Apps Store, Android
dalam jangka beberapa tahun hingga saat ini Market, dan sebagainya [8].
sudah ada sebelas versi. Nama-nama versi
diambil dari nama makanan yaitu Donut, 3. METODOLOGI PENELITIAN
Eclair, Froyo, Gingerbread, Honeycomb, Proses penelitian dimulai dengan
Ice Cream Sandwich, Jellybean, Kitkat, studi literatur, yaitu untuk mendapatkan
Lollipop, Marsmallow dan Nougat. Pada informasi dan referensi untuk menunjang
umumnya aplikasi Android disusun penelitian sesuai dengan topik yang
menggunakan bahasa Java yang terintegrasi diangkat. Seperti teori mengenai sistem
dengan bantuan beberapa tools seperti IDE pakar, Metode Dempster Shafer,
(Integrated Development Environment), pemrograman Android serta penyakit
ADT (Android Development Tool), JDK gangguan saraf melalui literatur seperti
(Java Development Kit), SDK (Software jurnal, buku, sumber ilmiah yang didapat
Development Kit) [7]. dari internet dengan topik yang saling
2.5.1 Phonegap berhubungan. Melakukan wawancara atau

67
Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan
Volume 04, No.3 (2016), hal. 64-74 ISSN : 2338-493X

konsultasi langsung dengan ahli khususnya Tabel 1. Kode Nama Penyakit


dokter spesialis saraf untuk mengumpulkan
Kode
data-data yang diperlukan dan juga No Nama Penyakit
Penyakit
melaksanakan observasi ke rumah sakit 1 P1 Epilepsi
yaitu RSUD. DR. Soedarso dan RSUD. 2 P2 Meningitis
Sultan syarief Mohammad Alkadrie untuk 3 P3 Neuralgia Trigeminal
mendapatkan informasi terkait penyakit 4 P4 Parkinson
gangguan saraf. 5 P5 Stroke
6 P6 Migrain
Kemudian dilanjutkan dengan 7 P7 Vertigo
analisa kebutuhan yaitu untuk menentukan
kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk
4.2 Kode Gejala, Nilai Densitas, dan
membangun sistem salah satunya dalam
Relasinya
menentukan perangkat keras/perangkat Kode gejala adalah kode yang
lunak. Proses selanjutnya adalah digunakan pada program untuk mewakili
perancangan sistem yaitu langkah-langkah
masing-masing nama gejala agar
apa saja yang akan dilakukan dalam upaya mempermudah dalam proses pembuatan
mencapai tujuan penelitian yaitu
aplikasi. Nilai densitas adalah nilai
mengimplementasikan sistem pakar kemungkinan dari gejala terhadap penyakit
diagnosa penyakit saraf berbasis Android.
tertentu. Nilai densitas merupakan hasil dari
Setelah perancangan sistem telah selesai
wawancara dengan dokter spesialis saraf
maka proses berikutnya adalah pengujian yaitu dr. Dyan Roshinta LD, Sp.S melalui
sistem yang telah dirancang apakah sistem
proses perizinan. Nilai densitas berskala dari
telah berfungsi dengan baik. Jika belum
0 sampai 1. Semakin tinggi nilai densitas
berhasil maka akan kembali pada proses
maka semakin tinggi pula nilai
analisa kebutuhan dan perancangan untuk kemungkinan gejala tersebut. Hubungan
memperbaikinya hingga berhasil. Jika telah
atau relasi yang ada antara penyakit dan
berhasil maka akan dapat ditarik kesimpulan
gejala merupakan hasil dari wawancara
dari penelitian yang telah dilakukan dan dengan dokter spesialis saraf dan sumber
pemberian saran agar kedepannya penelitian referensi lainnya. Hasil nilai densitas yang
dapat dikembangkan lagi lebih lanjut. diperoleh kemudian di representasikan
dalam bentuk tabel yang dapat dilihat pada
4. PERANCANGAN DAN tabel 2.
IMPLEMENTASI
Tabel 2. Sebagian Nilai Densitas dari
4.1 Basis Pengetahuan Gejala Terhadap Penyakit
Basis pengetahuan merupakan
pengetahuan-pengetahuan dalam Kode Penyakit
penyelesaian masalah. Basis pengetahuan
P1
P2
P3
P4

P5
P6
P7

direpresentasikan dengan menggunakan


fakta dan aturan (rule). Fakta merupakan
G01
G01
0.7

informasi tentang objek, sedangkan aturan


(rule) adalah informasi pengetahuan dalam
G02

pemecahan suatu masalah yang ada.


0.4

0.4
0.4

Tabel 1 merupakan basis pengetahuan


Kode Gejala

nama penyakit dari sistem pakar diagnosa


G03

0.4

penyakit saraf berbasis android, pada tabel


terdapat kode penyakit dan nama penyakit.
Kode penyakit adalah kode yang digunakan






pada program untuk mewakili masing-


masing nama penyakit agar mempermudah
G32
0.4

dalam proses pembuatan aplikasi.

68
Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan
Volume 04, No.3 (2016), hal. 64-74 ISSN : 2338-493X

Lanjutan Tabel 2. Sebagian Nilai Densitas sistem pakar ini adalah use case diagram,
dari Gejala Terhadap Penyakit class diagram, sequence diagram dan
activity diagram
Kode Penyakit
4.4.1 Use Case Diagram
P1
P2
P3

P4
P5
P6
P7
Gambar 1 adalah use case diagram
G33

aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa


0.6

penyakit gangguan saraf dengan metode


Dempster Shafer berbasis Android.
G34

0.5
Keterangan:
P1,P2,P3,P4,P5 adalah nama penyakit
masing-masing yaitu epilepsi, meningitis,
neuralgia trigeminal, parkinson, stroke,
migrain, dan vertigo.
Sedangkan G01, G02, G03, s/d G32. G33,
G35 adalah nama gejala masing-masing
yaitu kejang, muntah, menggigil, mulut
mengecap-ngecap, terdapat bercak/bintik
merah pada kulit dan gangguan tidur
Gambar 1. Use Case Diagram Aplikasi
4.3 Perancangan Antarmuka
Perancangan antarmuka ini bertujuan 4.4.2 Activity Diagram
untuk memudahkan dalam merancang Gambar 2 adalah activity diagram
aplikasi yang akan dibuat untuk menentukan diagnosa dari aplikasi sistem pakar untuk
tahap pembuatan aplikasi seperti misalnya mendiagnosa penyakit gangguan saraf
tata letak menu dan tombol agar tampak dengan metode Dempster Shafer berbasis
lebih baik dan terstruktur sesuai dengan Android.
kebutuhan untuk mempermudah user dan
admin dalam menggunakan sistem aplikasi.
Dalam perancangan antarmuka ini
dibedakan menjadi dua user:
1. Perancangan antarmuka untuk user
yaitu menu yang akan digunakan oleh
pengguna/pasien untuk menggunakan
aplikasi ini dalam hal mendiagnosa
penyakit gangguan saraf pada
Smartphone Android.
2. Perancangan antarmuka untuk
administrator yaitu admin yang
bertindak untuk melakukan pengolahan Gambar 2. Activity Diagram User Untuk
data-data dalam aplikasi sistem pakar Mulai Diagnosa
seperti.menambah/mengubah/menghap 4.4.3 Sequence Diagram
us data.
Gambar 3 adalah sequence
4.4 Perancangan UML(Unified Modeling diagram diagnosa dari aplikasi sistem
language) pakar untuk mendiagnosa penyakit
Adapun diagram-diagram UML yang gangguan saraf dengan metode
digunakan dalam perancangan aplikasi Dempster Shafer berbasis Android.

69
Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan
Volume 04, No.3 (2016), hal. 64-74 ISSN : 2338-493X

merupakan aplikasi berbasis web yang


berfungsi untuk mengelola dan mengatur
data penyakit, data gejala, relasi antara
penyakit dan gejala.

Gambar 3. Sequence Diagram Diagnosa

4.4.4 Class Diagram


Gambar 4 adalah class diagram dari
aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa
penyakit gangguan saraf dengan metode
Dempster Shafer berbasis Android.
Gambar 5. Topologi Sistem

5. PENGUJIAN DAN
IMPLEMENTASI
5.1 Pengujian Halaman Admin

Gambar 6. Pengujin Halaman Login


Pengujian halaman admin adalah
Gambar 4. Class Diagram Aplikasi pengujian yang dilakukan pada Web
Browser. Pada pengujian ini terdapat
4.2 Topologi Sistem beberapa pengujian yang bertujuan untuk
Pada gambar 5 Android app memastikan apakah sistem yang telah dibuat
melakukan request data berbentuk Json pada dapat berjalan sesuai dengan yang
Database Server melalui perantara pada web dikehendaki.
service untuk mendapatkan data penyakit Salah satu pengujian yaitu login , pada
berdasarkan gejala yang dipilih pengguna halaman login admin harus memasukan
pada aplikasi Android. Web service username dan password agar bisa
menghasilkan data atau respon berupa Json mengakses halaman admin. Dari halaman ini
yang parameternya berupa url dengan admin dapat mengolah data-data yaitu
metode get, aplikasi melakukan request get memasukan data penyakit, data gejala, data
pada web service maka menghasilkan return relasi antar penyakit dan gejala, mentukan
berupa data penyakit. Sedangkan web app nilai densitas, dan mengubah kata sandi

70
Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan
Volume 04, No.3 (2016), hal. 64-74 ISSN : 2338-493X

admin. Data yang telah dimasukan dapat banyaknya gejala yang dipilih dan hasilnya
dihapus, ditambah, dan diubah oleh admin akan ditampilkan berdasarkan nilai
kemungkinan yang paling besar.
5.2 Pengujian Aplikasi
Pengujian aplikasi ini bertujuan untuk c. Menu Indeks Penyakit
mengetahui berfungsinya aplikasi yang
sudah dipasang pada smartphone Android
sesuai dengan yang diharapkan. Setelah
aplikasi terpasang pada smartphone
android, user bisa langsung membuka
aplikasi dengan cara mengkliknya.
a. Menu Utama Aplikasi
Menu utama adalah tampilan awal
ketika user mulai membuka aplikasi. Pada
tampilan utama aplikasi terdapat 4 pilihan Gambar 9. Halaman Indeks Penyakit
menu yaitu diganosa, indeks penyakit, Indeks penyakit merupakan informasi
tentang aplikasi, dan keluar. Tampilan singkat mengenai jenis penyakit yang
utama aplikasi dapat dilihat pada gambar 7 terdapat di dalam aplikasi, user tinggal
mengklik menu indeks penyakit maka nama
penyakit dan deskripsinya akan muncul.
Terdapat tujuh jenis penyakit dalam aplikasi
yaitu epilepsi, meningitis, stroke, parkinson,
migrain, neuralgia trigeminal, dan vertigo.
Tampilan indeks penyakit dapat dilihat pada
gambar 9.

Gambar 7. Halaman Utama Aplikasi d. Menu Tentang Aplikasi


Menu tentang aplikasi menampilkan
b. Menu Diagnosa Penyakit secara singkat informasi aplikasi yang telah
dibuat dan tujuannya. Setelah user mengklik
menu tentang aplikasi maka informasi akan
ditampilkan. Tampilan halaman menu
tentang aplikasi dapat dilihat pada gambar
10.

Gambar 8. Halaman Diagnosa dan Hasilnya


Menu diagnosa merupakan bagian
utama dari aplikasi ini, pada menu inilah
proses diagnosa penyakit gangguan saraf Gambar 10. Halaman Menu Tentang
dilakukan. Proses dimulai dengan memilih Aplikasi
gejala dengan cara menggeser tombolnya e. Tombol Keluar
hingga menjadi berwarna hijau kemudian
user mengklik hasil analisa maka proses Tombol keluar digunakan jika user
perhitungan akan dilakukan sesuai dengan telah selesai menggunakan aplikasi

71
Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan
Volume 04, No.3 (2016), hal. 64-74 ISSN : 2338-493X

5.3 Pengujian Rekam Medis Tabel Lanjutan Tabel 3. Sebagian Perbandingan


Hasil Pengujian Aplikasi dengan Data Hasil
Tabel 3 merupakan tabel Rekam Medis RSUD. Dr. Soedarso
perbandingan data rekam medis yang
berasal dari RSUD. DR. Soedarso dengan

Penyakit Hasil Rekam

Perhitungan Sistem
data hasil pengujian sistem. Data yang

Penyakit Hasil
Rekam Medis

Keterangan
digunakan untuk pengujian aplikasi berasal

Medis
No
dari dokter spesialis saraf yang sama dengan Nama Gejala
dokter spesialis saraf di RSUD. DR.
Soedarso. Jumlah data adalah sebanyak 20
data, pada tabel tersebut terlihat bahwa hasil
pengujian 100% sama dengan data rekam Sulit
medis. menelan/mengunyah
Tabel 4 merupakan tabel Keluar air liur sendiri
perbandingan data rekam medis yang

Parkinson

Parkinson
Mudah lelah/lemas

569797

Sama
berasal dari RSUD. Sultan Syarif Mohamad
Alkadrie dengan data hasil pengujian sistem. Tremor/gemetar
Data yang digunakan untuk pengujian Kaku anggota gerak
tubuh
aplikasi berasal dari dokter spesialis saraf Gangguan
yang berbeda dengan dokter spesialis saraf penglihatan
di RSUD. DR. Soedarso. Jumlah data adalah Gangguan pernafasan
sebanyak 22 data, pada tabel tersebut terlihat
Muntah
bahwa hasil pengujian 81.8% karena
terdapat 4 hasil yang berbeda. Keringat Dingin
984044

Stroke

Stroke

Sama
Berdasarkan dari hasil pengujian Mudah lelah/lemas
dua tabel rekam medis dari dua rumah sakit Kelemahan/kesemuta
yang berbeda maka dapat dihasilkan bahwa n satu sisi tubuh
Gangguan
tingkat keberhasilan sistem secara umum
100%+81.8% keseimbangan
adalah = 90.9%. Demam
2
Menggigil
Meningitis

Tabel 3. Sebagian Perbandingan Hasil Pengujian Muntah Meningitis


980879

Sama
Aplikasi dengan Data Hasil Rekam Medis
Sakit kepala
RSUD. Dr. Soedarso
hebat/berputar
Tidak nafsu makan
Penyakit Hasil Rekam

Perhitungan Sistem
Penyakit Hasil

Mual
Rekam Medis

Keterangan
Medis
No

Nama Gejala
Tabel 4. Sebagian Perbandingan Hasil Pengujian
Aplikasi dengan Data Hasil Rekam
MedisRSUD. Sultan Syarif Mohamad Alkadrie

Kejang
Penyakit Hasil Rekam

Perhitungan Sistem
Penyakit Hasil
Rekam Medis

Mual
Meningitis

Meningitis

Keterangan
983387

Sama

Medis

Mudah lelah/lemas
No

Nama Gejala
Gangguan
keseimbangan
Gangguan pernafasan
Nyeri wajah
Nyeri Leher
905596

Nyeri otot/persendian
005640

Pusing/pening Sakit Kepala

Wajah mati rasa Pusing

72
Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan
Volume 04, No.3 (2016), hal. 64-74 ISSN : 2338-493X

Tabel Lanjutan Tabel 4. Sebagian Perbandingan semakin tinggi kemungkinan penyakit


Hasil Pengujian Aplikasi dengan Data Hasil yang diderita.
Rekam MedisRSUD. Sultan Syarif Mohamad 2. Gejala yang memiliki nilai densitas
Alkadrie yang tinggi merupakan gejala spesifik
suatu penyakit, sehingga jika pengguna

Penyakit Hasil Rekam

Perhitungan Sistem
tidak ada memilih gejala spesifik

Penyakit Hasil
Rekam Medis

tersebut maka aplikasi akan

Keterangan
Medis
menghasilkan diagnosa yang kurang
No

Nama Gejala
tepat.
3. Aplikasi Android dapat terhubung
dengan database PHP menggunakan
Web Service sebagai perantara untuk
Gangguan mendapatkan data penyakit berdasarkan
keseimbangan gejala yang dipilih pengguna pada
Gangguna Pernafasan aplikasi Android.
Sulit Berjalan
4. Hasil pengujian aplikasi dilakukan
dengan menggunakan data rekam medis
Kaku Anggota Gerak 2 rumah sakit yaitu RSUD. DR.
Nyeri Leher Soedarso sebesar 100% dan RSUD.
Parkinson

Parkinson
002454

Sultan Syarif Mohammad Alkadrie


Sama

Tremor
81.8% dengan rata-rata 90.9%.
Gangguan
Keseimbangan 6.1 Saran
Sakit Kepala Berikut adalah saran dari penulis agar
Nyeri kedepannyya aplikasi ini bisa lebih baik
Epilepsi

Epilepsi

Otot/Persendian lagi:
Sama
000664

Pusing/Pening 1. Penggunaan Metode Dempster Shafer


Kejang dapat dikombinasikan dengan metode
Demam lain agar tingkat keberhasilan aplikasi
Kejang
semakin baik.
Menigntis

2. Jenis penyakit gangguna saraf dapat


Berbeda
Epilepsi
026104

Muntah ditambah lagi agar daftar penyakit pada


Mual aplikasi yang dapat di diagnosa semakin
Mudah Lelah/Lemas lengkap.
3. Aplikasi dapat diakses secara offline
Kelemahan Dan Atau
agar suatu tempat yang tidak terdapat
Kesemutan Satu Sisi jaringan internet juga dapat
Tubuh menggunakan aplikasi
003498

Stroke

Stroke

Sama

Pusing/Pening
DAFTAR PUSTAKA
Nyeri
Otot/Persendian [1] Wuryandari, Aryati. 2013. Aplikasi
sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit
Diabetes Melitus Menggunakan Metode
6. KESIMPULAN DAN SARAN Dempster Shafer. MAGISTRA. Vol 25,
No 85.
6.1 Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan yang dapat di [2] Milandari, Ayusnia Peypit. 2010.
uraikan : Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa
Penyakit Saraf. AMIKOM. Vol 5, No 1.
1. Hubungan antara gejala dengan
penyakit yang diderita yaitu dengan [3] Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori Dan
menghitung nilai densitas yang muncul, Aplikasi. Yogyakarta: Andi.
semakin tinggi nilai densitas maka

73
Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan
Volume 04, No.3 (2016), hal. 64-74 ISSN : 2338-493X

[4] H. A. Simon. 1987. Sistem pakar teori


dan aplikasi. Yogyakarta: Andi
[5] Sutojo. T, Edy Mulyanto, Vincent
Suhartono. 2011. Kecerdasan Buatan.
Yogyakarta: ANDI.
[6] Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial
Intelligence Teknik dan Aplikasinya.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
[7] Kadir, Abdul. 2014. From Zero To A
ProPemrograman Aplikasi Android.
Yogyakarta: Andi
[8] Yudistira, Yuan. 2011. Membuat
aplikasi iPhone Android & Blackberry
Itu Gampang. Jakarta: Media Kita.

74

Anda mungkin juga menyukai