Anda di halaman 1dari 93

ANALISIS TANIN DARI LIMBAH KULIT DURIAN

(Durio zibethinus) LOKAL ASAL SULAWESI TENGAH

KYREN LEONY

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana


pada Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
ANALISIS TANIN DARI LIMBAH KULIT DURIAN
(Durio zibethinus) LOKAL ASAL SULAWESI TENGAH

Oleh
KYREN LEONY

A 251 17 028

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana


pada Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021

ii
THE STUDY OF TANNINS IN DURIAN WASTE (Durio zibethinus)
FROM CENTRAL SULAWESI

By

KYREN LEONY
A 251 17 028

THESIS

Submitted as one of the requirements for obtaining a bachelor's degree in


Chemistry Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Science
Education Faculty of Teacher Training and Education
Tadulako University

CHEMISTRY EDUCATION STUDY PROGRAM


DEPARTMENTOFMATHEMATICSANDNATURALSCIENCEEDUCATION
FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION
TADULAKO UNIVERSITY
2021

iii
iv
v
vi
Abstrak

Kyren Leony, 2021. Analisis Tanin Dari Limbah Kulit Durian (Durio Zibethinus)
Lokal Asal Sulawesi Tengah. Skripsi. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako,
Pembimbing Purnama Ningsih.
Penelitian mengenai kadar tannin pada limbah kulit durian (Durio
zibethinus) lokal asal Sulawesi Tengah telah dilakukan. Tanin diperoleh secara
maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak tanin yang diperoleh
kemudian diuji secara kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif dilakukan dengan
menggunakan FeCl3 untuk memastikan apakah terdapat tanin pada ekstrak kulit
durian. Sedangkan uji kuantitatif dilakukan dengan menggunakan titrasi
permanganometri untuk menentukan kadar tanin. Selain itu dilakukan pula uji
untuk penentuan jenis tanin, adapun tanin yang diperoleh dari kedua daerah
tersebut termasuk jenin tanin terhidrolisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kadar tanin kulit durian Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi masing-masing
sebesar 0,29±0,08% dan 0,25±0,11%.
Kata kunci: limbah kulit durian, maserasi, tanin, permanganometri

vii
Abstract
Kyren Leony, 2021. The Study of Tannins in Durian Skin Waste (Durio
zibethinus) from Central Sulawesi. Thesis. Chemistry Education Study Program,
Mathematics and Natural Sciences Education Department, Teacher Training and
Education Faculty, Tadulako University. Supervisor: Purnama Ningsih.
A study was conducted on the tannin contents in local durian skin waste
(Durio zibethinus) from Central Sulawesi. Tannins were extracted using a solvent
of ethanol for maceration. After that, the tannin extract was evaluated qualitatively
and quantitatively. To assess whether the durian skin extract contained tannins,
qualitative tests were conducted using ferric chloride. The tannin content was
determined using a quantitative assay utilizing permanganometric titration. A test
was also performed to establish the type of tannin, with the tannin obtained from
the two locations being classed as a hydrolysed tannin. The tannin contents of
durian skin in Poso and Parigi districts were 0.29±0,08% and 0.25±0,11%,
respectively, according to the findings.
Keywords: Durian Skin Waste, Tannin, Maceration, Permanganometric

viii
Persembahan
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur (Filipi 4 : 6)”

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan kemurahan-
Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.

Karya sederhana ini ku persembahkan kepada orang yang sangat ku


kasihi dan ku sayangi yaitu ibu Vonny Pangemanan dan ayah Alfreds Walukow.
Dan kedua kakak terkasih Yohan Kevin Elia dan Kenny Alvonso Esau. Terima
kasih atas segala kasih sayang, segala dukungan dan motivasi, segala doa yang
tak berkesudahan serta cinta kasih yang tak terhingga yang tiada mungkin
dapat ku balas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan
persembahan ini.

Keluarga besar Pendidikan Kimia, para dosen dan stafnya yang


memberikan ilmu dan pengalaman serta segala pengertian dalam
mendampingi perjalanan hingga akhir studiku. Kuucapkan terima kasih untuk
semua yang telah diberikan.

ix
UCAPAN TERIMAKASIH
Shalom……..
Segala pujian dan syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa yang atas kasih
dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai
karya tulis utama dalam menyelesaikan studi Strata I (SI) pada Program Studi
Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Tugas akhir ini
berjudul “Analisis Tanin Dari Limbah Kulit Durian (Durio Zibethinus) Lokal
Asal Sulawesi Tengah”
Sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, penulis menyadari
dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menemukan berbagai kendala, namun
berkat bantuan berbagai pihak terutama dengan komisi pembimbing, kendala
tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis dengan tulus
menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Ibu Purnama Ningsih, S.Pd., M.Si., Ph.D sebagai pembimbing, Ibu Prof.
Dr. Hj. Siti Nuryanti, M.Si sebagai pembahas satu, dan Bapak Drs. Supriadi, M.Si
sebagai pembahas dua yang telah banyak meluangkan waktu memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
1. Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz M.P., Rektor Universitas Tadulako

2. Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Tadulako.

3. Dr. H. Nurhayadi, M.Si. Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

4. Abdul Kamaruddin, S.Pd., M.Ed., Ph.D. Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

5. Dr. Iskandar, M.Hum. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

6. Purnama Ningsih, S.Pd, M.Si, Ph.D, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Tadulako.

x
7. Dr. Tri Santoso, M.Si. Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

8. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya

pada Program Studi Pendidikan Kimia yang telah mendidik dan memberikan

bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama berada dibangku kuliah.

9. Seluruh Staf Akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan pelayanan yang baik kepada penulis selama kuliah.

10. Kepala Laboratorium beserta seluruh pegawai Laboratorium Kimia Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

11. Keluarga besar kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan, semangat,

dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

12. Sahabat-sahabat terbaik penulis Asrodi Taslim, Stevi Anatasya Rumbay, Via

Wentinusa, Praisel I.G Kambey. Terima kasih telah menjadi sahabat terbaik

yang selalu ada disamping penulis dalam suka dan duka serta memberikan

bantuan yang tak terhingga bagi penulis.

13. Teman-teman seperjuanganku Mahasiswa Pendidikan Kimia angkatan 2017

kelas A yang telah memberikan saran, motivasi maupun dukungan dalam

melewati suka dan duka selama dibangku kuliah.

14. Adik-adikku angkatan 2018 sampai 2020, kakak-kakak asisten, serta kakak-

kakak alumni yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

memberikan banyak cerita dan kenangan, serta dukungan kepada penulis

selama berada di program studi pendidikan kimia.

xi
15. Kakak tingkat penulis, Jihan, S.Pd, Ave Maria Maringka, S.Pd dan Melyanti

yang telah memberikan semangat dan masukan serta dukungan selama

penelitian.

16. Teman-teman Trip Dulu Baru Sarjana (TDBS), Nurhasfah Syawaliah H, S.Pd,

Fajrul, S.Pd, Ni Gusti Ayu Made Parwati, S.Pd, Indriyani K. Idris Djawasa,

S.Pd, Febryani Banggur, Siti Hajar, S.Pd, Pinkan K. Bolang, Uci Edy, S.Pd,

Cindy Parinding, Heti Ratih Hartinengsih, Ririn Rusni Y, Jeywanti Clarentia

Langi, S.Pd, Dewi Masyitha, S.Pd, Nuzul Rahma, Sufia, Reynaldi Tandi,

S.Pd, Taufik Hidayat, S.Pd, Akter Puala’a, S.Pd, Dandi, S.Pd, Hendi

Gunawan, I Made Putra Astawa, Muh Junaidi, Moh, Zaniqram, S.Pd, Muh.

Rizal, Ksaipan Bongkaombo, Erwin P. Metoli, Risky Indrawan, dan Moh.

Ilham, dengan setia memberikan doa dan dukungan moril.

17. Himpunan Mahasiswa Kimia khususnya Pengurus 2019 dan Dewan

Perwakilan Mahasiswa (DPM) yang selalu memberikan semangat kepada

penulis

18. Teman-teman KKN angkatan 91 Posko Tatura Utara 1 Kecamatan Palu

Selatan Kelurahan Tatura Utara, Lisa, Delsy, Lara, Meylani, Rahma, Vini,

Serlin, Rika, Inggrid, Dayat, Tito, Fredi, Farid, dan Irdiansyah

19. Keluarga besar PURE MOTRET, Furqan B, Dahniar Taslim, Amd.Keb,

Suyadi, S.P, Muliadi Hatta, S.P, Hamka B, Muji B yang selalu memberikan

semangat kepada penulis.

xii
20. Teman-teman penelitian di laboratorium Kimia, Ferawanda, S.Pd, Fikrianti,

Alda, Hijrah, Cica Anisa, dan Widya Putri, yang memberi semangat selama

penelitian.

21. Teman-teman PLP di SMA Negeri 4 Palu. Terima kasih keakraban dan juga

kebersamaan yang terjalin selama ditempat PLP.

Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberkati dengan

rahmat dan kasih karuniaNya untuk kita semua. Amin.

Palu, 28 Juni 2021


Penulis

KYREN LEONY
A 251 17 028

xiii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................... vi
ABSTRAK..................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... ix
UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Teori .............................................................................................. 5
2.1.1 Durian.............................................................................................. 5
2.1.2 Kulit Durian ..................................................................................... 6
2.1.3 Tanin ............................................................................................... 7
2.1.3.1 Sifat Kimia Tanin ................................................................ 9
2.1.3.2 Sifat Fisik Tanin .................................................................. 9
2.1.4 Ekstraksi ........................................................................................ 10
2.1.5 Metode Permanganometri ..............................................................11
2.2 Penelitian yang Relevan...........................................................................11
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................14

xiv
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................16
3.2 Pelaksanaan Penelitian .............................................................................16
3.2.1 Alat................................................................................................16
3.2.2 Bahan ............................................................................................16
3.3 Sampel Penelitian ....................................................................................16
3.4 Prosedur Kerja .........................................................................................17
3.4.1 Preparasi Sampel ...........................................................................17
3.4.2 Proses Ekstraksi .............................................................................17
3.4.3 Penentuan Jenis Tanin ....................................................................17
3.4.3.1 Identifikasi Adanya Tanin ..................................................18
3.4.3.2 Identifikasi Jenis Tanin ......................................................18
3.4.3.2.1 Tanin Terhidrolisis dan Tanin Terkondensasi.......18
3.5 Teknik Analisa Data ................................................................................18
3.5.1 Pembuatan Larutan Pereaksi ..........................................................18
3.5.1.1 Larutan indigocarmin .........................................................18
3.5.1.2 Larutan KMnO4 .................................................................19
3.5.1.3 Standarisasi Larutan KMnO4 ..............................................19
3.5.2 Penentuan Kadar Tanin Total .........................................................20
3.5.3 Penyiapan dan Pengukuran Titrasi Blanko .....................................21
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................22
4.1.1 Data Hasil Ekstraksi Limbah Kulit Durian .....................................22
4.1.2 Data Hasil Uji Kualitatif Tanin ......................................................23
4.1.2.1 Uji Kualitatif Tanin ............................................................23
4.1.2.2 Penentuan Jenis Tanin ........................................................24
4.1.3 Penetapan Kadar Tanin Secara Permanganometri...........................25
4.1.3.1 Penetapan Normalitas Asam Oksalat ..................................25
4.1.3.2 Penetapan Normalitas KMnO4 ...........................................25
4.1.3.3 Penetapan Kadar Tanin ......................................................25

xv
4.2 Pembahasan .............................................................................................27
4.2.1 Preparasi Sampel ...........................................................................27
4.2.2 Ekstraksi Senyawa tanin ................................................................27
4.2.3 Penentuan Jenis Tanin ....................................................................28
4.2.3.1 Identifikasi Adanya Tanin ..................................................29
4.2.3.2 Identifikasi Jenis Tanin ......................................................29
4.2.4 Penetapan Kadar Tanin Total .........................................................30
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................................33
5.2 Saran .......................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................34
LAMPIRAN .....................................................................................................37

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Kandungan kimia kulit durian ........................................................................ 7
4.1 Uji Kualitatif Tanin ......................................................................................24
4.2 Penentuan Jenis Tanin ..................................................................................24
4.3 Penetapan Normalitas KMnO4 .....................................................................25
4.4 Penetapan Kadar Tanin pada Kulit Durian Lokal Kabupaten Poso ................26
4.5 Penetapan Kadar Tanin pada Kulit Durian Lokal Kabupaten Parigi ..............26

xvii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1. Buah durian (Durio Zibethinus) ..................................................................... 5
2.2. Limbah kulit durian ....................................................................................... 6
2.3. Tanin terhidrolisis ......................................................................................... 8
2.4. Tanin terkondensasi ...................................................................................... 8
2.5. Skema Kerangka pemikiran......................................................................... 15
4.1. Ekstraksi kulit durian Poso dan Parigi ......................................................... 22
4.2. Ekstrak kulit durian Poso dan Parigi ........................................................... 23

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Skema Kerja .................................................................................................. 37
2. Gambar .......................................................................................................... 47
3. Analisis Data.................................................................................................. 49
4. Dokumentasi .................................................................................................. 55
5. SK Pembimbing ............................................................................................. 64
6. SK Penguji ..................................................................................................... 66
7. SK Yudisium ................................................................................................. 69
8. Surat Izin Penelitian ....................................................................................... 72
9. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................................... 73
10. Biodata........................................................................................................ 74

xix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Durian

(Durio zibethinus Murr) merupakan salah satu varietas buah yang diunggulkan di

Indonesia. Buah dengan julukan The King of fruits ini termasuk dalam family

Bombacaceae dan banyak ditemukan di daerah tropis. Daging buahnya yang

bertekstur lunak dengan rasa yang nikmat serta baunya yang khas dan tajam

membuat buah yang berduri ini selalu digemari oleh berbagai lapisan masyarakat

walaupun harganya relatif mahal.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2020) menunjukkan bahwa

produksi durian (Durio zibethinus Murr.) di Sulawesi Tengah pada tahun 2020

yaitu sebesar 19.382 ton. Seiring dengan produksi durian yang melimpah maka

limbah biji dan kulit durian juga semakin meningkat, untuk itu perlu dilakukan

penanganan lebih lanjut limbah biji dan kulit durian (Verawati & Yanto, 2018).

Kulit durian umumnya menjadi limbah dan hanya sebagian kecil

dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan sebagian besar dibuang begitu saja. Saat

musim durian, produksi limbah dari kulit durian dalam 1 wilayah penghasil,

mencapai rata-rata 100 ton/hari. Limbah kulit durian jika dibiarkan akan

menimbulkan bau yang tidak sedap dan jika dibakar akan menimbulkan

pencemaran udara (Noer, et al., 2015). Hal ini menjadi permasalahan tersendiri

karena dampak negatifnya terhadap lingkungan. Sementara durian merupakan

salah satu tanaman yang mengandung fitokimia. Senyawa fitokimia yang

1
2

terkandung didalam kulit buah durian yaitu senyawa fenolik, flavonoid, saponin,

dan tanin (Setyowati, et al., 2013).

Tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang diketahui

mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri dan

antioksidan. Tanin merupakan komponen zat organik yang sangat kompleks,

terdiri dari senyawa fenolik yang sukar dipisahkan dan sukar mengkristal,

mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut.

Tanin dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin terhidrolisis dan tanin

terkondensasi. Tanin juga dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis

(Malangngi, et al., 2012).

Tanin memiliki beberapa khasiat diantaranya menghentikan pendarahan

dan mengobati luka bakar, menghentikan internal healing berjalan dan tanin

mampu membuat lapisan pelindung luka dan ginjal. Tanin digunakan sejak lama

sebagai pengobatan cepat diare, disentri, perdarahan, dan mereduksi ukuran

tumor. Berbagai virus in aktif dengan paparan tanin (Pratama, et al., 2019).

Penelitian terdahulu tentang penentuan jenis tanin dan penetapan kadar

tanin total pada kulit rambutan (Nephelium lappaceum L.). Penentuan kadar tanin

total pada kulit rambutan dilakukan dengan menggunakan metode

permanganometri. Dari hasil penentuan kualitatifnya, kulit buah rambutan

mengandung tanin yang termasuk jenis tanin terhidrolisis. Dari hasil penentuan

kadar, menunjukan kadar tanin total pada kulit buah rambutan sebesar 23,25%

secara permanganometri (Desinta, 2015). Berdasarkan latar belakang diatas

penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kadar tanin dari
3

kulit durian agar nantinya bisa dimanfaatkan dengan baik, maka peneliti

melakukan penelitian mengenai “Analisis tanin dari limbah kulit durian (Durio

zibethinus) lokal asal Sulawesi Tengah Kabupaten Poso dan Kabupaten

Parigi”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah:

1. Jenis senyawa tanin apakah yang terdapat pada limbah kulit durian (Durio

zibethinus) lokal asal Sulawesi Tengah Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi?

2. Berapakah kadar tanin pada limbah kulit durian (Durio zibethinus) lokal

asal Sulawesi Tengah Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menentukan jenis senyawa tanin yang terdapat pada limbah kulit

durian (Durio zibethinus) lokal asal Sulawesi Tengah Kabupaten Poso dan

Kabupaten Parigi.

2. Untuk menentukan kadar tanin pada limbah kulit durian (Durio zibethinus)

lokal asal Sulawesi Tengah Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi.


4

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Aspek teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi secara

ilmiah kepada masyarakat tentang kadar ekstrak tanin pada limbah kulit durian

(Durio zibethinus) lokal asal Sulawesi Tengah Kabupaten Poso dan Kabupaten

Parigi.

2. Aspek praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memanfaatkan limbah kulit durian sebagai

obat herbal karena mengandung senyawa tanin.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Durian

Durian (Durio zibethinus) atau The King of The Fruit julukan bagi buah

durian yang merupakan salah satu jenis buah yang telah lama berkembang dan

ditanam di wilayah Nusantara. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu

yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini

terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam

(Prasetyaningrum & Djaeni, 2010).

Durian termasuk dalam family Bombaceae yang dikenal sebagai buah

tropis musiman di Asia Tenggara (Malaysia, Thailand, Filipina dan Indonesia).

Tanaman ini merupakan buah asli Indonesia, menempati posisi ke-4 buah nasional

dengan produksi, lebih kurang 700 ribu ton per tahun. Musim panen umumnya

berlangsung tidak serentak dari bulan September sampai Februari dengan masa

paceklik bulan April sampai Juli (Yuniastuti, et al., 2018). Buah durian dapat

ditunjukan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Buah Durian

5
6

Dari segi struktur, durian terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian dari daging

durian sekitar 20-30 %, biji durian sekitar 5-15 % dan bagian terbesar adalah kulit

durian sekitar 60-75 % (Arlofa, 2015).

2.1.2 Kulit Durian

Kulit durian merupakan bagian dari buah durian yang memiliki persentasi

79,48% dan merupakan limbah rumah tangga yang dibuang sebagai sampah dan

tidak memiliki nilai ekonomi. Sesungguhnya, kulit durian memiliki manfaat yang

belum banyak ditelaah yaitu air rendamannya dapat menghilangkan aroma durian

pada tangan dan mulut setelah mengkonsumsi buah ini (Anggraeni & Anam,

2016).

Kulit buah durian mengandung senyawa fenolik, flavonoid, saponin, dan

tanin. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah durian dapat digunakan

sebagai antijamur (Setyowati, et al., 2013). Limbah kulit durian dapat ditunjukan

oleh Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Limbah Kulit Durian


7

Kulit durian mempunyai komposisi kimia yang dapat dilihat pada Tabel

2.1 (Pampang & Yunita, 2015) :

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Kulit Durian

Senyawa Persentasi (%)

Hemiselulosa 13,09

Selulosa 60,45

Lignin 15,45

Abu 4,35

2.1.3 Tanin

Tanin adalah senyawa organik yang terdiri dari campuran senyawaan

polifenol kompleks, dibangun dari elemen C, H dan O serta sering membentuk

molekul besar dengan berat molekul lebih besar dari 2000. Tanin adalah suatu

senyawa polifenol dan dari struktur kimianya dapat digolongkan menjadi dua

macam, yaitu tanin terhidrolisis (hidrolizable tanin) dan tanin terkondensasi

(condensed tanin) (Irianty & Yenti, 2014). Struktur tanin terhidrolisis dapat

ditunjukan oleh Gambar 2.3 dan struktur tanin terkondensasi dapat ditunjukan

oleh Gambar 2.4.


8

Gambar 2.3 Tanin Terhidrolisis

Gambar 2.4 Tanin Terkondensasi

Tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang diketahui

mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astrigen, antidiare, antibakteri, dan

antioksidan (Mihra, et al., 2018).


9

Sifat utama tanin tergantung pada gugus phenolik-OH yang terkandung

dalam tanin, dan sifat tersebut secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut

(Irianty & Yenti, 2014) :

2.1.3.1 Sifat kimia tanin

Tanin memiliki sifat umum, yaitu memiliki gugus phenol dan bersifat

koloid. Karena itu di dalam air bersifat koloid dan asam lemah. Semua jenis tanin

dapat larut dalam air. Kelarutannya besar, dan akan bertambah besar apabila

dilarutkan dalam air panas. Begitu juga tanin akan larut dalam pelarut organik

seperti metanol, etanol, aseton dan pelarut organik lainnya. Dengan garam besi

memberikan reaksi warna. Reaksi ini digunakan untuk menguji klasifikasi tanin,

karena tanin dengan garam besi memberikan warna hijau dan biru kehitaman.

2.1.3.2 Sifat fisik tanin

Umumnya tanin mempunyai berat molekul tinggi dan cenderung mudah

dioksidasi menjadi suatu polimer, sebagian besar tanin bentuknya amorf dan tidak

mempunyai titik leleh. Tanin berwarna putih kekuning-kuningan sampai coklat

terang, tergantung dari sumber tanin tersebut. Tanin berbentuk serbuk atau

berlapis-lapis seperti kulit kerang, berbau khas dan mempunyai rasa sepat

(astrigent). Warna tanin akan menjadi gelap apabila terkena cahaya langsung atau

dibiarkan di udara terbuka. Tanin mempunyai sifat atau daya bakterostatik,

fungistatik dan merupakan racun.

Tanin dapat diekstrak dengan menggunakan campuran pelarut campuran

(bertingkat) atau pelarut tunggal. Untuk memperoleh ekstrak dengan kualitas dan
10

kuantitas yang tinggi, maka umumnya digunakan etanol atau methanol dengan

perbandingan volume air yang sebanding.

2.1.4 Ekstraksi

Ekstraksi merupakan metode pemisahan suatu zat berdasarkan pelarut

yang tepat, baik itu pelarut organik atau pelarut anorganik. Secara umum pelarut

etanol merupakan pelarut yang banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa

organik bahan alam karena dapat melarutkan seluruh golongan metabolit

sekunder. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi antara lain adalah:

a. Ukuran bahan

Pengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas permukaan bahan

sehingga mempercepat penetrasi pelarut ke dalam bahan yang akan diekstrak.

b. Suhu ekstraksi

Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi.

c. Pelarut

Larutan yang akan dipakai sebagai pelarut merupakan pelarut pilihan yang

terbaik (Tambun, et al., 2016).

Prinsip proses ekstraksi yaitu pelarut ditransfer dari bulk menuju ke

permukaan. Pelarut menembus masuk atau terjadi difusi massa pelarut pada

permukaan padatan inert ke dalam pori padatan (intraparticle diffusion). Zat

terlarut (solut) yang ada dalam padatan larut kedalam pelarut karena adanya

perbedaan konsentrasi. Campuran solut dalam pelarut berdifusi keluar dari

permukaan padatan inert. Selanjutnya, zat terlarut (solut) keluar dari pori padatan
11

inert dan bercampur dengan pelarut yang ada pada luar padatan (Prayudo, et al.,

2015).

2.1.5 Metode Permanganometri

Metode titrasi permanganometri merupakan pengukuran volume suatu

larutan yang diketahui konsentrasinya dengan pasti, yang diperlukan untuk

bereaksi sempurna dengan salah satu volume tepat zat yang akan ditentukan.

Larutan yang kadarnya diketahui dengan pasti dinamakan larutan baku atau

larutan standar (Ryanata, 2015). Larutan baku yang digunakan pada metode titrasi

ini yakni kalium permanganat (KMnO4), dimana senyawa KMnO4 merupakan

senyawa oksidator kuat. Prinsip titrasi permanganometri berdasarkan proses

oksidasi-reduksi atau redoks. Metode permanganometri digunakan karena mudah

dijangkau dan diperoleh, tidak memerlukan indicator karena larutan baku dapat

bertindak sebagai indikator (autoindicator) dan permanganometri merupakan

oksidator kuat (Wardani & Handrianto, 2019).

2.2 Penelitian yang relevan

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui secara kualitatif dan

kuantitatif keberadaan tanin dalam ekstrak etanol bunga cengkeh (Syzygium

aromaticum L.) dengan Spektrofotometri UV-Vis (Pratama, et al., 2019). Proses

ekstraksi yang digunakan adalah maserasi menggunakan etanol 30% dengan nilai

rendemen 4,26%. Ekstrak yang diperoleh diukur dengan Spektrofotometer UV-

Vis pada panjang gelombang maksimum 649,9 nm menggunakan asam tanat

sebagai standar. Nilai hasil pengukuran kadar tanin yang diperoleh pada ekstrak
12

etanol bunga cengkeh adalah 300,826 mg ekstrak TAE / g atau 30,0826% b / b

TAE.

Penelitian tentang ektraksi tanin telah dilakukan yaitu tentang kandungan

tanin dan metode ekstraksi terhadap karakteristik dan kadar tanin dari kulit kayu

(Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui kandungan tanin dan metode ekstraksi terhadap karakteristik dan

kadar tanin dari kulit kayu (Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth). Kulit kayu

diperoleh dari HTI PT. Arara Abadi. Metode ekstrak yang digunakan water bath,

ultrasonic bath, autoclave, refluks dan microwave. Ekstrak tanin yang dihasilkan

diaplikasikan sebagai bahan penyamak nabati. Ekstrak yang digunakan adalah

rendemen tertinggi dari metode yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa rendemen tertinggi diperoleh dengan metode autoclave yaitu 29,65%. Hasil

analisis kimia dari ekstrak yang dihasilkan kadar tanin adalah 52,79%, bahan larut

air 62,40%. Ekstrak kulit kayu Acacia auriculiformis mengandung tanin dan

berpotensi untuk digunakan sebagai bahan penyamak kulit (Mutiar, et al., 2018).

Penelitian tentang analisis kadar tanin dalam ekstrak air dan ekstrak etanol

pada daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) menggunakan metode Lowenthal-

Procter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar tanin pada daun mimba

(Azadirachta indica A. Juss) dengan ekstrak air adalah 0,55% dan kadar tanin

daun mimba dengan ekstrak etanol 96% adalah 0,27% (Mihra, et al., 2018).

Halimu, et al., (2017) telah melakukan penelitian tentang Identifikasi

Kandungan Tanin pada mangrove Sonneratia Alba dimana penelitian ini meliputi

ekstraksi yang dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol


13

dan identifikasi kandungan senyawa metabolit sekunder yaitu tanin yang diuji

menggunakan metode fitokimia. Dari hasil penelitian identifikasi senyawa tanin

dengan menggunakan metode fitokimia menggunakan FeCl3 menunjukkan bahwa

buah dan kulit batang mangrove Sonneratia alba positif mengandung senyawa

tanin yang ditandai dengan kriteria warna hijau kehitaman. Sementara pada daun

mangrove Sonneratia alba positif mengandung senyawa tanin yang ditandai

dengan kriteria warna hijau lumut.

Penelitian Kusumo, et al., (2017) terkait Identifikasi Senyawa Tanin Pada

Daun Kemuning (Murraya panicullata L. Jack) Dengan Berbagai Jenis Pelarut

Pengekstraksi. Ekstrak kemuning didapatkan dari maserasi menggunakan tiga

pelarut berbeda, yaitu metanol, etanol dan etil asetat. Tanin kemudian

dipisahan dari ekstrak dengan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT)

dengan berbagai jenis pelarut. Hasil analisis menunjukkan bahwa pelarut

terbaik untuk mengekstraksi tanin adalah metanol dengan perolehan 23,6989

g (31,59%). Skrining fitokimia yang dilakukan menggunakan dua reagen

yang berbeda menunjukkan hasil yang positif mengandung tanin. Eluen

terbaik untuk analisa tanin pada penelitian ini adalah dengan n-heksan-etil asetat

(6:4) dengan nilai Rf sebesar 0,62.

Penelitian tentang uji kandungan senyawa fitokimia kulit durian sebagai

bahan aktif pembuatan Sabun. Hasil penelitian uji fitokimia menunjukkan kulit

durian mengandung tanin, alkaloid, triterpenoid dan flavonoid sebagai senyawa

anti bakteri dan saponin yang dapat menghasilkan busa di dalam air, sehingga
14

kulit durian dapat dijadikan sebagai alternatif bahan aktif pembuatan sabun mandi

(Arlofa, 2015).

Penelitian tentang ektraksi tanin dari sabut kelapa segar dan sabut kelapa

kering (Cocos Nucifera L) diperoleh kadar tanin rata-rata pada sabut kelapa segar

diperoleh sebesar 2,70% dan pada sabut kelapa kering diperoleh sebesar 1,75%

(Dewiyani, 2020).

2.3 Kerangka Pemikiran

Buah durian merupakan buah yang banyak diminati dikalangan

masyarakat. Produksi buah durian di Sulawesi Tengah khususnya Kabupaten Poso

dan Kabupaten Parigi sangat melimpah oleh karena hasil buah durian yang

melimpah tentunya terdapat kulit durian yang kurang dimanfaatkan sehingga

hanya menjadi limbah. Limbah kulit durian tersebut apabila tidak dikelola dengan

baik akan menimbulkan masalah bagi lingkungan, yaitu menjadikan lingkungan

kotor dan kulit durian yang membusuk menimbulkan bau yang tidak enak.

Limbah kulit durian sendiri mengandung senyawa tanin. Pada penelitian ini akan

dilihat perbandingan ekstrak tanin kulit durian lokal asal Sulawesi Tengah daerah

Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi. Adapun skema kerangka pemikiran dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.5


15

Produksi buah durian Sulawesi Tengah

Poso Parigi

Buah Durian Buah Durian

Kulit Durian Kulit Durian

Tanin

Kualitatif Kuantitatif

Jenis tanin Kadar tanin

Gambar 2.5 Skema kerangka pemikiran


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari 2021 di

Laboratorium Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Tadulako.

3.2 Pelaksanaan Penelitian

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, talenan, pipet

tetes, Pipet ukur 5 mL, pipet volume 10 mL, gelas ukur 50 mL, gelas kimia 500

mL, gelas kimia 100 mL, Erlenmeyer 250 mL, batang pengaduk, corong, neraca

digital, tabung reaksi, rak tabung reaksi, buret 50 mL, statif, klem, labu ukur 25

mL, labu ukur 100 mL, labu ukur 250 mL, penangas listrik, botol semprot,

spatula, oven, termometer, wadah larutan, blender dan rotary evaporator.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah, aluminium foil, kertas

saring, kertas label, tissue, etanol 70%, larutan FeCl3 1%, asam asetat 10%, Pb

asetat 10%, larutan H2SO4 4N, indigocarmin, asam oksalat, KMnO4, dan aquadest.

3.3 Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah kulit durian

yang diperoleh dari Desa Pantangolemba Kecamatan Poso Pesisir Selatan

Kabupaten Poso dan Desa Tindaki Kabupaten Parigi Mautong, Sulawesi Tengah.

16
17

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Preparasi Sampel

1. Memilih limbah kulit durian, kemudian membersihkan bagian berduri

kulit durian sehingga diperoleh kulit durian bagian dalam.

2. Mencuci dengan air bersih, kemudian dikeringkan (diangin-anginkan

pada suhu ruang).

3. Memotong kecil-kecil kulit durian dengan menggunakan pisau.

4. Mengoven kulit durian pada suhu 65ºC hingga kering.

5. Menghaluskan kulit durian dengan menggunakan blender hingga halus

3.4.2 Proses Ekstraksi

Serbuk kulit durian Poso dan kulit durian Parigi ditimbang sebanyak 50

gram, lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berbeda, kemudian masing-

masing sampel ditambahkan pelarut etanol 70% sampai seluruh sampel terendam

oleh pelarut, kemudian diaduk menggunakan shaker selama 2 jam lalu ditutup

dengan aluminium foil, kemudian dibiarkan selama 12 jam. Kemudian masing-

masing sampel di saring. Filtrat yang diperoleh dari masing-masing sampel

dikumpulkan. Selanjutnya masing-masing filtrat hasil maserasi dipekatkan dengan

menggunakan alat vacum rotary evaporator pada suhu 45oC (Amelia, 2015).

3.4.3 Penentuan Jenis Tanin

Penentuan jenis tanin (secara kualitatif) meliputi identifikasi adanya tanin

dan identifikasi jenis tanin.


18

3.4.3.1 Identifikasi Adanya Tanin

Ekstrak limbah kulit durian Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi,

dilakukan uji adanya tanin. Sebanyak 3 mL hasil ekstraksi dari masing-masing

sampel dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi yang berbeda lalu ditambahkan 1

mL FeCl3, kemudian dikocok lalu diamati perubahan yang terjadi. Uji positif

adanya tanin terhidrolisis akan memberikan endapan biru-hitam dan adanya tannin

terkondensasi akan memberikan endapan hitam kehijauan (Ryanata, 2015).

3.4.3.2 Identifikasi Jenis Tanin

3.4.3.2.1 Tanin Terhidrolisis dan Tanin Terkondensasi

Ekstrak limbah kulit durian Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi,

dilakukan uji identifikasi jenis tanin. Hasil ekstraksi masing-masing sampel

diambil filtrat sebanyak 5 ml kemudian dimasukan kedalam 2 tabung reaksi lalu

ditambahkan 2 ml larutan asam asetat 10% dan 1 ml larutan Pb asetat 10 %

kedalam masing-masing tabung reaksi kemudian dikocok lalu didiamkan selama

5 menit. Uji positif adanya tanin terhidrolisis yaitu akan menghasilkan endapan,

sedangkan uji positif adanya tanin terkondensasi tidak menghasilkan endapan atau

tetap berupa larutan (Ryanata, 2015).

3.5 Teknik Analisa Data

3.5.1 Pembuatan Larutan Pereaksi

3.5.1.1 Larutan indigocarmin

Sebanyak 0,6 gram indigocarmin dimasukkan ke dalam gelas kimia 100

mL dan dilarutkan dengan 50 mL aquades kemudian diaduk dan dipanaskan


19

menggunakan penangas listrik. Setelah itu, didinginkan dan ditambahkan aquades

hingga 100 mL lalu disaring.

3.5.1.2 Larutan KMnO4 0,1 N

Ditimbang KMnO4 sebanyak 0,79 gram kemudian dimasukkan ke dalam

gelas kimia 100 mL dan ditambahkan 100 mL aquades. Dididihkan menggunakan

penangas listrik selama 1 - 15 menit, kemudian disimpan selama satu malam.

Setelah itu, disaring dan dimasukkan ke dalam labu ukur 250 mL. Selanjutnya

diencerkan hingga mencapai 250 mL. Larutan KMnO4 distandarisasi terlebih

dahulu sebelum dipakai.

3.5.1.3 Standarisasi larutan KMnO4

Ditimbang 0,63 gram kristal asam oksalat dan dimasukkan ke dalam gelas

kimia 100 mL dan ditambahkan 75 ± mL aquades sambil diaduk. Larutan tadi

dipindah ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan aquades hingga tanda

batas. Diambil 10 mL larutan asam oksalat, ditambahkan H2SO4 4N sebanyak 10

mL lalu dipanaskan hingga mencapai suhu 70oC. Selanjutnya dalam keadaan

panas dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1N sampai warna ungu dan tetesan larutan

permanganat tidak hilang, lalu dicatat volume titrasi. Dilakukan pengulangan

sebanyak 5 kali sebagai pembanding untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Normalitas larutan standar KMnO4 dihitung dengan menggunakan

persamaan:

Volume asam oksalat x N asam oksalat


N KMnO4 =
Volume KMnO 4 (Lisan, 2015)
20

3.5.2 Penentuan Kadar Tanin Total

Sebanyak 2 gram serbuk kulit durian Poso dan Parigi yang telah

dihaluskan dimasukan ke dalam 2 gelas kimia. Kemudian ditambahkan 50 mL

aquadest ke dalam masing-masing gelas kimia, lalu dipanaskan diatas penangas

air sampai mendidih selama 30 menit sambil diaduk. Didiamkan beberapa menit

lalu diendapkan dan disaring masing-masing sampel menggunakan kertas saring,

kemudian dimasukan kedalam 2 labu ukur 250 mL dan didapat filtratnya. Ampas

dari masing-masing sampel disaring kembali dengan aquadest panas lalu

dimasukan kedalam masing-masing labu ukur yang sama. Penyaringan dilakukan

beberapa kali hingga residu tidak menunjukan perubahan warna menjadi warna

biru hitam apabila direaksikan dengan FeCl3 (Ryanata, 2015).

Filtrat didinginkan kemudian dari masing-masing filtrat diambil 25 mL

dimasukan kedalam masing-masing labu ukur 250 mL kemudian ditambahkan

aquadest sampai 250 mL kedalam masing-masing labu ukur. Sebanyak 2,5 mL

masing-masing larutan dimasukan kedalam 2 Erlenmeyer 250 mL lalu

ditambahkan 75 mL aquadest dan 2,5 mL indikator indigo carmine ke dalam

masing-masing Erlenmeyer. Selanjutnya, dititrasi masing-masing Erlenmeyer

dengan KMnO4 hingga terjadi perubahan warna dari biru tua menjadi berwarna

kuning keemasan. Dicatat volume KMnO4 yang digunakan. Pengulangan

dilakukan sebanyak 5 kali sebagai pembanding untuk mendapatkan hasil yang

maksimal (Ryanata, 2015). Hasil penetapan kadar tanin total dapat ditentukan

dengan rumus:
21

10 (A-B) x N x 0,0415
% Tanin = x 100%
Sampel (g) (Amelia, 2015).

Dimana(A) volume titrasi tanin (mL), (B) volume titrasi blanko (mL), (N)

normalitas KMnO4 standar (N), (10) faktor pengenceran, 1 mL KMnO4 0,1N

setara 0,0415 gram tanin.

3.5.3 Penyiapan dan Pengukuran Titrasi Blanko

Sebanyak 77,5 ml aquadest dimasukan ke dalam Erlenmeyer 250 mL.

Kemudian ditambahkan indikator asam indigo carmine 2,5 mL, lalu dititrasi

dengan KMnO4 hingga terjadi perubahan warna larutan dari biru tua menjadi

berwarna kuning keemasan lalu dicatat volume KMnO4 yang digunakan.

Pengulangan dilakukan sebanyak 5 kali sebagai pembanding untuk mendapatkan

hasil yang maksimal (Amelia, 2015).


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Hasil Ekstraksi Limbah Kulit Durian

Sebanyak 50 gram serbuk kulit durian Poso dan kulit durian Parigi

diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Filtrat yang

didapatkan dari masing-masing sampel dipekatkan dengan cara pemanasan

menggunakan evaporator. Hasil dari proses ekstraksi didapatkan ekstrak kulit

durian Poso berwarna kuning keemasan dan ekstrak kulit durian Parigi berwarna

kuning keemasan. Ekstraksi kulit durian terlihat seperti pada Gambar 4.1 dan 4.2.

Gambar 4.1 Ekstraksi kulit durian Poso dan Parigi

22
23

Gambar 4.2 Ekstrak kulit durian Poso dan Parigi

4.1.2 Data Hasil Uji Kualitatif Tanin

Hasil pengujian kualitatif tanin ekstrak kulit durian Poso dan Parigi terdiri

atas uji identifikasi adanya tanin dan penentuan jenis tanin.

4.1.2.1 Uji Kualitatif Tanin

Hasil penelitian kualitatif jenis tanin dilakukan pada ekstrak kulit durian

Poso dan ekstrak kulit durian Parigi dengan menggunakan pelarut etanol 70%.

Berdasarkan hasil pengujian menunjukan bahwa kulit durian Poso dan Parigi

positif mengandung tanin. Data hasil uji identifikasi adanya tanin dapat dilihat

pada Tabel 4.1.


24

Tabel 4.1 Uji Kualitatif Tanin

Ekstrak Ekstrak + Pereaksi


No Pereaksi Kulit durian Kulit durian Kulit durian Kulit durian
Poso Parigi Poso Parigi

1 FeCl3

Kuning Kuning Cokelat Cokelat


Keemasan Keemasan kehitaman kehitaman

4.1.2.2 Penentuan Jenis Tanin

Hasil penelitian kualitatif jenis tanin dilakukan pada ekstrak kulit durian

Poso dan ekstrak kulit durian Parigi dengan menggunakan pelarut etanol 70%.

Berdasarkan hasil pengujian menunjukan bahwa kulit durian Poso dan kulit durian

Parigi positif mengandung tanin terhidrolisis. Data hasil uji identifikasi jenis tanin

dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Penentuan Jenis Tanin


Hasil Kesimpulan
No Pereaksi Kulit durian Kulit durian Kulit durian Kulit durian
Poso Parigi Poso Parigi

Asam
Asetat Tanin Tanin
10% + Pb terhidrolisis terhidrolisis
1
Asetat
10%
Terbentuk Terbentuk
endapan endapan
25

4.1.3 Penetapan Kadar Tanin Secara Permanganometri

4.1.3.1 Penetapan Normalitas Asam Oksalat

Penetapan Normalitas KMnO4 menggunakan larutan asam oksalat 0,1N,

maka terlebih dahulu dilakukan penetapan normalitas asam oksalat. Pembuatan

100 ml larutan asam okasalat dari hasil penimbangan 0,63 gram padatan asam

oksalat diperoleh hasil Normalitas asam oksalat yaitu sebesar 0,1N.

4.1.3.2 Penetapan Normalitas KMnO4

Penetapan Normalitas KMnO4 yang dibakukan dengan larutan asam

oksalat dilakukan dengan cara titrasi, hasil yang diperoleh dari titrasi penetapan

Normalitas KMnO4 dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Penetapan Normalitas KMnO4


Volume Asam Normalitas Normalitas
Volume KMnO4 (mL)
Oksalat (mL) Asam Oksalat KMnO4
10,4
10,2
10 0,1 10,0 0,09
10,2
10,2
Rata-rata volume KMnO4 10,2

4.1.3.3 Penetapan Kadar Tanin

4.1.3.3.1 Penetapan Kadar Tanin pada Kulit Durian Lokal Daerah Poso

Hasil penetapan kuantitatif kadar tanin pada kulit durian lokal daerah Poso

secara permanganometri, diperoleh hasil kadar tanin rata-rata yaitu sebesar 0,29%.

Data hasil penetapan kadar tanin pada kulit durian lokal daerah Poso dapat dilihat

pada Tabel 4.4.


26

Tabel 4.4 Penetapan Kadar Tanin pada Kulit Durian Lokal Daerah Poso

Berat Volume Titran (ml) Kadar Tanin


Serbuk (g) Sampel (A) Blanko (B) (%)
2,0 1,8 0,37
2,1 1,9 0,37
2 2,0 1,9 0,18
1,9 1,8 0,18
2,0 1,8 0,37
Kadar tanin rata-rata (%) 0,29
SD 0,08
KV(%) 27,58

4.1.3.3.1 Penetapan Kadar Tanin pada Kulit Durian Lokal Daerah Parigi

Hasil penetapan kuantitatif kadar tanin pada kulit durian lokal daerah Poso

secara permanganometri, diperoleh hasil kadar tanin rata-rata yaitu sebesar 0,25%.

Data hasil penetapan kadar tanin pada kulit durian lokal daerah Poso dapat dilihat

pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Penetapan Kadar Tanin pada Kulit Durian Lokal Daerah Parigi

Berat Volume Titran (ml) Kadar Tanin


Serbuk (g) Sampel (A) Blanko (B) (%)
2,0 1,8 0,37
2,0 1,9 0,18
2 2,1 1,9 0,37
1,9 1,8 0,18
1,9 1,8 0,18
Kadar tanin rata-rata (%) 0,25
SD 0,11
KV(%) 44,00
27

4.2 Pembahasan

4.2.1 Preparasi Sampel

Ekstrak tanin yang digunakan pada penelitian ini diambil dari limbah kulit

durian lokal daerah Poso dan durian lokal daerah Parigi. Penelitian ini

menggunakan kulit durian lokal daerah Poso dan durian lokal daerah Parigi untuk

mengetahui perbedaan kadar tanin dari masing-masing sampel. Sampel kulit

durian dalam penelitian ini terlebih dahulu dibersihkan dari bagian berduri kulit

durian kemudian dicuci menggunakan air bersih dengan tujuan untuk

menghilangkan zat pengotor. Selanjutnya dipotong kecil-kecil dan dikeringkan di

dalam oven dengan suhu 65 oC hingga sampel kering. Fungsi pengeringan yaitu

untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam sampel dan mencegah terjadinya

perubahan kimia. Sampel kemudian dihaluskan yang bertujuan untuk

memperbesar luas permukaan sentuh sehingga mempermudah proses ekstraksi

berlangsung. Hal ini sesuai dengan prinsip laju reaksi bahwa semakin besar luas

permukaan sentuh suatu partikel maka laju reaksi semakin cepat, sehingga kontak

antara zat aktif dan pelarut semakin sering terjadi. Hasil yang diperoleh dari tahap

ini adalah sampel kulit durian daerah Poso dan kulit durian daerah Parigi berupa

serabut berwarna coklat tua dan sampel telah siap untuk dianalisis lebih lanjut

untuk memperoleh hasil tanin secara kualitatif dan kuantitatif.

4.2.2 Ekstraksi Senyawa Tanin

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan

kelarutannya terhadap dua cairan yang tidak saling larut (Mihra, et al., 2018).

Prinsip ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar dalam pelarut polar dan
28

senyawa non polar dalam pelarut non polar. Metode ekstraksi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode maserasi. Metode maserasi digunakan karena

merupakan ekstraksi dingin dan tidak melalui proses pemanasan untuk

memperoleh ekstraknya sehingga mencegah kerusakan pada senyawa yang

terdapat dalam kulit durian yang bisa rusak pada suhu tinggi. Maserasi dilakukan

dengan cara merendam sampel dengan pelarut. Pelarut yang digunakan yaitu

pelarut etanol 70% selain tidak beracun, absorsinya baik, etanol juga dapat

bercampur dengan air sehingga memudahkan sampel yang mengandung air

bercampur dengan pelarut (Ridwanuloh, et al., 2021). Sampel yang telah

dipreparasi diambil sebanyak 50 gram dan direndam dengan pelarut etanol 70%

dan diaduk dengan menggunakan shaker selama 2 jam kemudian didiamkan

selama 12 jam. Setelah pendiaman selama 12 jam dilakukan penyaringan untuk

memisahkan antara filtrat dan residu. Filtrat yang didapatkan dari masing-masing

sampel dipekatkan dengan evaporator pada suhu 55°C sampai 60°C, dari proses

ekstraksi didapatkan ekstrak kulit durian daerah Poso dan kulit durian daerah

Parigi berwarna kuning keemasan. Adanya perbedaan warna pada hasil ekstraksi

diduga karena perbedaan kandungan kimia dalam proses pertumbuhan dan

pematangan buah. Hasil ekstrak kulit durian daerah Poso dan kulit durian daerah

Parigi dengan menggunakan pelarut etanol 70% dapat dilihat pada Gambar 4.2.

4.2.3 Penentuan Jenis Tanin

Pengujian selanjutnya yang dilakukan yaitu uji kualitatif pada sampel kulit

durian lokal daerah Poso dan daerah Parigi. Penentuan jenis tanin meliputi

identifikasi adanya tanin dan identifikasi jenis tanin.


29

4.2.3.1 Identifikasi Adanya Tanin

Identifikasi adanya tanin dalam sampel yaitu menggunakan FeCl3 yang

ditandai dengan terbentuknya warna hijau kehitaman (Mihra, et al., 2018). Uji

penambahan FeCl3 bertujuan untuk mengetahui apakah sampel kulit durian

mengandung gugus fenol. Adanya gugus fenol ditandai dengan perubahan warna

hijau kehitaman dan biru kehitaman atau biru tua setelah penambahan FeCl3.

Apabila uji dengan penambahan FeCl3 memberikan hasil positif dimungkinkan

dalam sampel terdapat senyawa fenol dan dimungkinkan salah satunya adalah

tanin karena tanin merupakan senyawa polifenol. Penambahan larutan FeCl3 1%

pada ekstrak kulit durian Poso dan Parigi menghasilkan perubahan warna menjadi

biru kehitaman. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit

durian lokal daerah Poso dan Parigi dalam pelarut etanol 70% positif mengandung

senyawa tanin. Dimana dengan adanya gugus fenol pada tanin akan berikatan

dengan FeCl3 membentuk senyawa kompleks berwarna biru kehitaman karena

tanin membentuk senyawa kompleks dengan ion Fe3+. Hasil uji identifikasi

adanya tanin dapat dilihat pada Tabel 4.1

4.2.3.2 Identifikasi Jenis Tanin

Berdasarkan jenisnya, tanin dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin yang

mudah terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin yang mudah terhidrolisis

merupakan polimer gallic dan ellagic acid yang berikatan ester dengan sebuah

molekul gula, sedangkan tanin terkondensasi merupakan polimer senyawa

flavonoid dengan ikatan karbon-karbon berupa cathecin dan gallocathecin

(Hidayah, 2016).
30

4.2.3.2.1 Tanin Terhidrolisis

Ekstrak limbah kulit durian Poso dan Parigi yang diperoleh dilakukan uji

dengan menambahkan larutan asam asetat 10% dan Pb asetat 10% pada masing-

masing sampel. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil ekstrak limbah

kulit durian Poso dan Parigi terdapat adanya endapan. Berdasarkan hasil yang

diperoleh dari uji penentuan tanin terhidrolisis menunjukan bahwa ekstrak limbah

kulit durian Poso dan Parigi positif mengandung tanin terhidrolisis. Tanin

terhidrolisis biasanya berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk jembatan

oksigen, maka dari itu tanin ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam

sulfat atau asam klorida (Lisan, 2015).

4.2.4 Penetapan Kadar Tanin Total

Penetapan kadar tanin total dilakukan dengan metode titrasi

permanganometri. Prinsip dari metode permanganometri yaitu berdasarkan proses

oksidasi reduksi atau redoks dimana kalium permanganat sebagai zat

pengoksidator dan sebagai larutan standard primer zat pereduksi adalah asam

oksalat serta indigo carmine sebagai indikator (TAT) pada penetapan kadar tanin

yang ditunjukan dengan warna larutan berubah menjadi warna kuning emas

(Underwood dan Day, 2001). Sebanyak 2 gram serbuk kulit durian Poso dan

Parigi dilarutkan dengan 50 mL aquadest lalu dipanaskan selama 30 menit sambil

diaduk agar tanin larut dalam air, karena pada dasarnya tanin larut dalam air.

Tujuan pemanasan yaitu untuk mempercepat kelarutan tanin pada aquadest.

Selanjutnya dilakukan pendiaman untuk mengendapkan ampas kemudian disaring

kedalam erlenmeyer untuk memisahkan antara filtrat dan residu. Residu disaring
31

kembali menggunakan aquadest panas kemudian dimasukan kedalam labu ukur

yang sama. Penyaringan dilakukan secara berulang hingga tanin yang terkandung

dalam ampas dapat larut secara optimal hingga ampas tidak menunjukan

perubahan warna menjadi biru kehitaman bila direaksikan dengan FeCl3. Hal ini

bertujuan untuk memaksimalkan kadar tanin yang diperoleh.

Filtrat dari hasil penyaringan kemudian didinginkan kemudian

ditambahkan aquadest hingga tanda batas labu ukur 250 mL lalu dihomogenkan.

Ekstrak kulit durian Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi yang diperoleh

masing-masing diambil sebanyak 2,5 mL lalu dimasukan ke dalam Erlenmeyer

250 mL yang berbeda, ditambahkan 75 mL aquadest dan 2,5 mL indicator indigo

carmine kemudian dititrasi dengan larutan KMnO4 yang telah distandarisasi

dengan asam oksalat. Penambahan aquadest bertujuan agar sampel tidak terlalu

pekat sehingga mempermudah pengamatan pada saat proses titrasi. Pada

penetapan kadar tanin ini digunakan indicator indigo carmine sebagai indicator

dengan perubahan warna dari biru tua menjadi kuning emas. Penambahan

indicator indigo carmine bertujuan untuk mempermudah pengamatan titik akhir

titrasi. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna biru menjadi kuning

emas. Dilakukan titrasi blanko yang bertujuan untuk mengetahui volume KMnO4

yang bereaksi dengan indigo carmine. Volume titrasi blanko dijadikan faktor

pengurangan pada volume titrasi sampel. Dari hasil titrasi yang dilakukan

sebanyak lima kali replikasi kemudian ditentukan persen kadar tanin total. Hasil

dari penentuan kadar tanin total pada kulit durian Kabupaten Poso dan Kabupaten

Parigi diperoleh rata-rata kadar tanin masing-masing sebanyak 0,29% dan 0,25%.
32

Hasil perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variansi (KV) pada

kulit durian Kabupaten Poso sebesar 0,08 dan 27,58% sedangkan pada kulit

durian Kabupaten Parigi sebesar 0,11 dan 44,00%. Berdasarkan hasil perhitungan

Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variansi (KV) yang diperoleh, tingkat

ketelitian pada analisis ini dapat dikatakan baik, karena nilai Koefisien Variasi

yang diperoleh kecil.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan identifikasi adanya tanin dan penentuan jenis tanin, kulit

durian (Durio zibethinus) lokal asal Sulawesi Tengah Kabupaten Poso dan

Kabupaten Parigi mengandung tanin yang tergolong jenis tanin

terhidrolisis

2. Penentuan kadar tanin dengan menggunakan metode permanganometri,

diperoleh kadar tanin rata-rata pada kulit durian (Durio zibethinus) lokal

asal Sulawesi Tengah Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi masing-

masing sebanyak 0,29% dan 0,25%.

5.2 Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan tanin pada kulit

durian agar dapat dimanfaatkan dengan baik

33
DAFTAR PUSTAKA

A, D. A., Pampang, H., & Yunita, L. (2015). Potensi limbah kulit durian sebagai
bahan baku pembuatan energi alternatif. Senatek, 843–850.
Amelia, F. R. (2015). Penentuan jenis tanin dan penetapan kadar tanin dari buah
bungur muda (Lagerstroemia speciosa Pers.) secara spektofotometri dan
permanganometri. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 4(2), 1–
20.
Anggraeni, E. V., & Anam, K. (2016). Identifikasi kandungan kimia dan uji
aktivitas antimikroba kulit durian (Durio zibethinus Murr.). Jurnal Kimia
Sains Dan Aplikasi, 19(3), 87–93.
Arlofa, N. (2015). Uji kandungan senyawa fitokimia kulit durian sebagai bahan
aktif pembuatan sabun. Jurnal Chemtech, 1(1), 18–22.
Badan Pusat Statik, (2020). Diakses pada tanggal 8 Juni 2021, dari
https://www.bps.go.id/indicator/55/62/1/produksi-tanaman-buah-
buahan.html
Desinta, T. (2015). Penentuan jenis tanin secara kualitatif dan penetapan kadar
tanin dari kulit buah rambutan (Nephelium lappaceum L.) secara
permanganometri. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 4(1), 1–
10.
Dewiyani, (2020). Ekstraksi tanin dari sabut kelapa segar dan sabut kelapa
kering (Cocos nucifera L) menggunakan pelarut etanol, Skripsi Tidak
Diterbitkan, Universitas Tadulako: Palu.
Halimu, R. B., Sulistijowati, R. S., & Mile, L. (2017). Identifikasi kandungan
tanin pada Sonneratia alba. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 5(4),
93–97.
Hidayah, N. (2016). Pemanfaatan senyawa metabolit sekunder tanaman (tanin dan
saponin) dalam mengurangi emisi metan ternak ruminansia. Jurnal Sain
Peternakan Indonesia, 11(2), 89–98. https://doi.org/10.31186/jspi.id.11.2.89-
98
Irianty, R. S., & Yenti, S. R. (2014). Pengaruh perbandingan pelarut etanol-air
terhadap kadar tanin pada sokletasi daun gambir (Uncaria gambir Roxb).
Sagu, 13(1), 1–7.
Kusumo, G. G., Ferry, F. M. A. H., & Asroriyah, H. (2017). Identifikasi senyawa
tanin pada daun kemuning (Murraya panicullata L. Jack) dengan berbagai
jenis pelarut pengekstraksi. Journal of Pharmacy and Science, 2(1), 29–32.
Lisan, F. R. (2015). Penentuan jenis tanin secara kualitatif dan penetapan kadar
tanin dari serabut kelapa (Cocos Nucifera L.) secara permanganometri.
Calyptra: Jurnal Ilmiah MahasiswaUniversitas Surabaya, 4(1), 1–10.

34
35

Malangngi, L., Sangi, M., & Paendong, J. (2012). Penentuan kandungan tanin dan
uji aktivitas antioksidan ekstrak biji buah alpukat (Persea americana Mill.).
Jurnal MIPA, 1(1), 5–10. https://doi.org/10.35799/jm.1.1.2012.423
Mihra, Jura, M. R., & Ningsih, P. (2018). Analisis kadar tanin dalam ektrak daun
mimba(Azadirachta indica A. Juss) dengan pelarut air dan etanol. Akademika
Kim, 7(4), 179–183. https://doi.org/10.22487/j24775185.2019.v8.i2.2751
Mutiar, S., Kasim, A., Emriadi, E., & Asben, A. (2018). Studi awal tanin dari kulit
kayu Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth. dari hutan tanaman industri
untuk bahan penyamak kulit. Majalah Kulit, Karet, Dan Plastik, 34(2), 41–
48. https://doi.org/10.20543/mkkp.v34i2.3967
Noer, S., Pratiwi, R. D., & Gresinta, E. (2015). Pemanfaatan kulit durian sebagai
adsorben biodegradable limbah domestik cair. Faktor Exacta, 8(1), 75–78.
Prasetyaningrum, A., & Djaeni, M. (2010). Kelayakan buah durian sebagai bahan
pangan alternatif : aspek nutrisi dan tekno ekonomi. Riptek, 4(II), 37–45.
Pratama, M., Razak, R., & Rosalina, V. S. (2019). Analisis kadar tanin total
ekstrak etanol bunga cengkeh (Syzyium aromaticum L.) menggunakan
metode spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 6(2), 368–
373. https://doi.org/10.33096/jffi.v6i2.510
Prayudo, A. N., Novian, O., Setyadi, & Antaresti. (2015). Koefisien transfer
massa kurkumin dari temulawak. Jurnal Ilmiah Widya Teknik, 14(1), 26–31.
Ridwanuloh, D., Kurniasih, S., & Nurohmah, R. (2021). Uji aktifitas antibakteri
ekstrak etanol buah berenuk (Crecentia cujete L.) terhadap bakteri
Staphyloccus Aureus dan Escherceria Coli. Pharma Xplore, 6(1), 60–69.
Ryanata, E. (2015). Penentuan jenis tanin dan penetapan kadar tanin dari kulit
buah pisang masak (Musa paradisiaca L.) secara spektrofotometri dan
permanganometri. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 4(1), 1–
16.
Setyowati, H., Hanifah, H. Z., & Nugraheni, R. P. (2013). Krim kulit buah durian
(Durio zibethinus L.) sebagai obat herbal pengobatan infeksi jamur Candida
albicans. Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian, 1–7.
Tambun, R., Limbong, H. P., Pinem, C., & Manurung, E. (2016). Pengaruh
ukuran partikel, waktu dan suhu pada ekstraksi fenol dari lengkuas merah.
Jurnal Teknik Kimia USU, 5(4), 53–56.
Underwood AL & Day RA. (2001). Analisa kimia kuntitatif. (T. oleh L. Spyan,
Ed.) (IV). Jakarta: Erlangga.
Verawati, B., & Yanto, N. (2018). Daya terima biskuit tinggi protein dengan
penambahan tepung biji durian (high protein biscuits received power with the
addition of durian seed flour). Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2(Oktober), 1–
7.
36

Wardani, R. K., & Handrianto, P. (2019). Analisis kadar kalsium oksalat pada
tepung porang setelah perlakuan perendaman dalam larutan asam (analisis
dengan metode titrasi permanganometri). Journal of Research and
Technolgy, 5(2), 144–153.
Yuniastuti, E., Nandariyah, N., & Bukka, S. R. (2018). Karakterisasi durian
(Durio zibenthinus) Ngrambe di Jawa Timur, Indonesia. Journal of
Sustainable Agriculture, 33(2), 136145.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: SKEMA KERJA

1. Preparasi Sampel

Kulit durian
Poso dan Parigi

- Memilih limbah kulit durian,


kemudian membersihkan
bagian berduri kulit durian
sehingga diperoleh kulit
durian bagian dalam
- Dicuci sampai bersih
- Dipotong berukuran kecil
menggunakan pisau.
- Dioven pada suhu 65 0C
hingga kering.

Kulit durian Poso dan


Parigi kering

- Diblender sampai
halus

Sampel kulit durian


Poso dan Parigi yang
telah halus dan siap
diekstraksi

37
38

2. Proses Ekstraksi
a. Kulit durian Poso

Sampel kulit durian Poso yang telah


halus dan siap diekstraksi

- Ditimbang 50 gram
sampel dengan neraca
digital.
- Dimasukkan kedalam
erlenmeyer
- Ditambahkan pelarut
etanol hingga sampel
terendam
- Diaduk selama 2 jam
- Ditutup dengan
aluminium foil.
- Didiamkan selama 12 jam
- Disaring

Filtrat Residu

- Dipekatkan
menggunakan vacum
rotary evaporator pada
suhu 55-60 oC

Ekstrak pekat
39

b. Kulit durian Parigi

Sampel kulit durian Parigi yang telah


halus dan siap diekstraksi

- Ditimbang 50 gram
sampel dengan neraca
digital.
- Dimasukkan kedalam
erlenmeyer
- Ditambahkan pelarut
etanol hingga sampel
terendam
- Diaduk selama 2 jam
- Ditutup dengan
aluminium foil.
- Didiamkan selama 12 jam
- Disaring

Filtrat Residu

- Dipekatkan
menggunakan vacum
rotary evaporator pada
suhu 55-60 oC

Ekstrak pekat
40

3. Penentuan Jenis Tanin


a. Identifikasi adanya tanin
 Kulit durian Poso

Filtrat hasil ekstraksi

- Dimasukkan kedalam tabung


reaksi sebanyak 3 mL

3 mL ekstrak

- Ditambahkan larutan FeCl3


sebanyak 1 mL
- Dikocok
- Diamati

Coklat kehitaman

 Kulit durian Parigi

Filtrat hasil ekstraksi

- Dimasukkan kedalam tabung


reaksi sebanyak 3 mL

3 mL ekstrak

- Ditambahkan larutan FeCl3


sebanyak 1 mL
- Dikocok
- Diamati

Coklat kehitaman
41

b. Identifikasi jenis tanin

 Kulit durian Poso

Filtrat hasil ekstraksi

- Dimasukkan kedalam tabung


reaksi sebanyak 5 mL

5 mL ekstrak

- Ditambahkan 2 mL larutan asam


asetat 10% dan 1 mL larutan Pb
asetat 10%
- Dikocok
- Diamati

Terdapat endapan

 Kulit durian Parigi

Filtrat hasil ekstraksi

- Dimasukkan kedalam tabung


reaksi sebanyak 5 mL

5 mL ekstrak

- Ditambahkan 2 mL larutan asam


asetat 10% dan 1 mL larutan Pb
asetat 10%
- Dikocok
- Diamati

Terdapat endapan
42

4. Penetapan Kadar Tanin Secara Permanganometri

a. Pembuatan Larutan Asam Oksalat 0,1N

0,63 gram padatan


asam oksalat

- Dilarutkan dengan aquadest


sebanyak 75 mL
- Diaduk
- Dimasukkan kedalam labu ukur
100 mL
- Ditambahkan aquadest sampai
tanda batas pada labu ukur
- Dihomogenkan
- Dihitung N asam oksalat

N asam oksalat

b. Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan Asam Oksalat 0,1N

10 mL larutan asam oksalat 0,1N

- Ditambahkan larutan H2SO4 4N


- Dipanaskan hingga suhu 70°Ϲ
- Dititrasi dengan KMnO4 0,1N
- Dihitung N KMnO4
- Dilakukan pengulangan
sebanyak 5 kali

V KMnO4 1 V KMnO4 2 V KMnO4 3 V KMnO4 4 V KMnO4 5


43

c. Penentuan Kadar Tanin


 Kulit durian Poso

2 gram sampel kulit durian Poso

- Ditambahkan 50 mL aquades
- Dipanaskan selama 30 menit
diatas penangas air hingga
mendidih sambil diaduk
- Didiamkan selama beberapa
menit
- Diendapkan
- Disaring menggunakan kertas
saring

Residu Filtrat

- Disaring dengan aquadest - Dimasukkan


panas hingga residu tidak kedalam labu
menunjukkan perubahan ukur 250 mL
warna biru kehitaman - Didinginkan
apabila direaksikan dengan - Ditambahkan
larutan FeCl3 10% aquadest
hingga tanda
- Dimasukkan kedalam batas pada
labu ukur 250 mL yang labu ukur
sama
-
Residu Filtrat

Filtrat
44

2,5 mL filtrat kulit durian Poso

- Ditambahkan 75 mL aquadest
- Ditambahkan 2,5 mL indicator
indigo carmine
- Dititrasi dengan KMnO4
- Dicatat volume KMnO4 yang
digunakan
- Dilakukan pengulangan
sebanyak 5 kali
- Ditentukan kadar tanin

V KMnO4 1 V KMnO4 2 V KMnO4 3 V KMnO4 4 V KMnO4 5


45

 Kulit durian Parigi

2 gram sampel kulit durian Parigi

- Ditambahkan 50 mL aquades
- Dipanaskan selama 30 menit
diatas penangas air hingga
mendidih sambil diaduk
- Didiamkan selama beberapa
menit
- Diendapkan
- Disaring menggunakan kertas
saring

Residu Filtrat

- Disaring dengan aquadest - Dimasukkan


panas hingga residu tidak kedalam labu
menunjukkan perubahan ukur 250 mL
warna biru kehitaman - Didinginkan
apabila direaksikan dengan - Ditambahkan
larutan FeCl3 10% aquadest
hingga tanda
- Dimasukkan kedalam batas pada
labu ukur 250 mL yang labu ukur
sama
-
Residu Filtrat

Filtrat
46

2,5 mL filtrat kulit durian Parigi

- Ditambahkan 75 mL aquadest
- Ditambahkan 2,5 mL indicator
indigo carmine
- Dititrasi dengan KMnO4
- Dicatat volume KMnO4 yang
digunakan
- Dilakukan pengulangan
sebanyak 5 kali
- Ditentukan kadar tanin

V KMnO4 1 V KMnO4 2 V KMnO4 3 V KMnO4 4 V KMnO4 5

d. Penyiapan dan Pengukuran Titrasi Blanko

77,5 mL aquadest

- Ditambahkan 2,5 mL indicator


indigo carmine
- Dititrasi dengan KMnO4
- Dicatat volume KMnO4
- Dilakukan pengulangan
sebanyak 5 kali

V KMnO4 1 V KMnO4 2 V KMnO4 3 V KMnO4 4 V KMnO4 5


LAMPIRAN 2: GAMBAR

A. Penetapan Normalitas KMnO4

B. Penetapan Kadar Tanin

Sampel kulit durian lokal Kabupaten Poso

Sampel kulit durian lokal Kabupaten Parigi

47
48

C. Penetapan Titrasi Blanko


LAMPIRAN 3 : ANALISIS DATA

A. Penetapan Normalitas Asam Oksalat

0, 63 1000
N asam oksalat = x x2
126 100
1260

12600
= 0,1 N

B. Penetapan Normalitas KMnO4

Titrasi Volume Volume Volume


Asam Oksalat (mL) H2SO4(mL) KMnO4 (mL)
1 10 10 10,4
2 10 10 10,2
3 10 10 10,0
4 10 10 10,2
5 10 10 10,2

V1 + V2 + V3 + V4 + V5
V=
n
10,4 mL + 10,2 mL + 10,0 mL + 10,2 mL + 10,2 mL
=
5
51
=
5
=10,2 mL

49
50

Volume asam oksalat x N asam oksalat


N KMnO 4 =
Volume KMnO 4

10 x 0,1
=
10, 2
1
=
10, 2
= 0,09 N

C. Penetapan Kadar Tanin pada Kulit Durian Lokal Daerah Poso

Volume Titran (mL)


Berat Serbuk (g)
Sampel (A) Blanko (B)
2 2,0 1,8
2 2,1 1,9
2 2,0 1,9
2 1,9 1,8
2 2,0 1,8

10 (A - B) x N x 0,0415
% Tanin = x 100%
Sampel(g)

a) Titrasi 1

10 (2,0 - 1,8) x 0,09 x 0,0415


% Tanin = x 100%
2
0,747
=
2
= 0,37 %

b) Titrasi 2

10 (2,1 - 1,9) x 0,09 x 0,0415


% Tanin = x 100%
2
0,747
=
2
= 0,37 %
51

c) Titrasi 3

10 (2,0 - 1,9) x 0,09 x 0,0415


% Tanin = x 100%
2
0,373
=
2
= 0,18 %

d) Titrasi 4

10 (1,9 - 1,8) x 0,09 x 0,0415


% Tanin = x 100%
2
0,373
=
2
= 0,18 %

e) Titrasi 5

10 (2,0 - 1,8) x 0,09 x 0,0415


% Tanin = x 100%
2
0,747
=
2
= 0,37 %

0,37 + 0,37 + 0,18 + 0,18 + 0,37


Kadar Tanin Rata - Rata =
5
1, 47
=
5
= 0,29 %
52


n
i
= 1 (xi - x) 2
Simpang Baku =
n-1

(0,37 - 0,29) 2 + (0,37 - 0,29) 2 + (0,18 - 0,29) 2 + (0,18 - 0,29) 2 + (0,18 - 0,29) 2
=
5-1

(0,08) 2 + (0,08) 2 + (0,11) 2 + (0,11) 2 + (0,08) 2


=
4

0,0064 + 0,0064 + 0,0121 + 0,0121 + 0,0064


=
4

0,0313
=
4

= 0,007825

= 0,08

Koefisien Variasi

S
KV = x 100%
x
0,08
= x 100%
0,29
= 27,58 %

D. Penetapan Kadar Tanin pada Limbah Kulit Durian Lokal Daerah Parigi

Volume Titran (mL)


Berat Serbuk (g)
Sampel (A) Blanko (B)
2 2,0 1,8
2 2,0 1,9
2 2,1 1,9
2 1,9 1,8
2 1,9 1,8

10 (A - B) x N x 0,0415
% Tanin = x 100%
Sampel(g)
53

a) Titrasi 1

10 (2,0 - 1,8) x 0,09 x 0,0415


% Tanin = x 100%
2
0,747
=
2
= 0,37 %

b) Titrasi 2

10 (2,0 - 1,9) x 0,09 x 0,0415


% Tanin = x 100%
2
0,373
=
2
= 0,18 %

c) Titrasi 3

10 (2,1 - 1,9) x 0,09 x 0,0415


% Tanin = x 100%
2
0,747
=
2
= 0,37 %

d) Titrasi 4

10 (1,9 - 1,8) x 0,09 x 0,0415


% Tanin = x 100%
2
0,373
=
2
= 0,18 %
54

e) Titrasi 5

10 (1,9 - 1,8) x 0,09 x 0,0415


% Tanin = x 100%
2
0,373
=
2
= 0,18 %

0,37 + 0,18 + 0,37 + 0,18 + 0,18


Kadar Tanin Rata - Rata =
5
1, 28
=
5
= 0,25 %


n
i
= 1 (xi - x) 2
Simpang Baku =
n-1

(0,37 - 0,25) 2 + (0,18 - 0,25) 2 + (0,37 - 0,25) 2 + (0,18 - 0,25) 2 + (0,37 - 0,25) 2
=
5-1

(0,12) 2 + (0,07) 2 + (0,12) 2 + (0,07) 2 + (0,12) 2


=
4

0,0144 + 0,0049 + 0,0144 + 0,0049 + 0,0144


=
4

0,053
=
4

= 0,01325

=0,11

Koefisien Variasi

S
KV = x 100%
x
0,11
= x 100%
0,25
= 44,00 %
LAMPIRAN 4 : DOKUMENTASI

A. Preparasi Sampel

Membersihkan bagian Mencuci kulit durian yang


berduri kulit durian dan telah dipotong-potong
memotong kecil-kecil dengan air bersih

Kulit durian Poso dan kulit durian Parigi

55
56

Mengoven sampel pada suhu


65ºC hingga kering.

Kulit durian Poso dan kulit durian Parigi yang telah kering

Menghaluskan sampel menggunakan blender


57

Menimbang sampel menggunakan Mengaduk sampel menggunakan


neraca digital alat shaker

Hasil maserasi sampel kulit durian Hasil maserasi sampel kulit durian
lokal Kabupaten Poso lokal Kabupaten Parigi
58

Penyaringan sampel kulit durian

Filtrat kulit durian lokal Filtrat kulit durian lokal


Kabupaten Poso Kabupaten Parigi
59

Proses pemekatan menggunakan


alat evaporator

Ekstrak kulit durian lokal Ekstrak kulit durian lokal


Kabupaten Poso Kabupaten Parigi
60

Proses pemanasan hingga suhu Proses Standarisasi larutan KMnO4


STANDARISASI KMnO4
70ºC

Hasil standarisasi larutan KMnO4


61

Menimbang sampel menggunakan Proses pemanasan diatas penangas


neraca digital air sambil diaduk

Pengenceran hingga 250 mL


62

Sampel setelah penambahan Proses titrasi menggunakan larutan


indicator indigo carmine KMnO4

Hasil titrasi ekstrak kulit durian Kabupaten Poso


63

Hasil titrasi ekstrak kulit durian Kabupaten Parigi

Hasil titrasi blanko


64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
BIODATA
I. UMUM

1. Nama : Kyren Leony

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Ampana, 29 Oktober 1999

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Nama Orang Tua : a. Ayah : Alfreds Walukow

b. Ibu : Vonny Pangemanan

5. Agama : Kristen

6. Alamat : BTN Palupi Blok H1 No 10

II. PENDIDIKAN

1. TK : TK TUNAS MEKAR PALU

2. SD : SD INPRES PALUPI

3. SMP : SMP NEGERI 6 PALU

4. SMA : SMA NEGERI 1 AMPANA KOTA

5. Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS TADULAKO

74

Anda mungkin juga menyukai