Oleh:
Fajar Afandi
NIM 409121026
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar
Sarjana Pendidkan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2
2013
1
Menyetujui :
Mengetahui :
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulisan skripsi ini. Dapat di selesaikan dengan baik, skripsi
berjudul. “ Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Eksperimen Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X SMA Negeri 4
Tebing Tinggi T.P.2012/2013”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak
Purwanto, S.Si.,M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai dengan
selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada
bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D, bapak Dr. Nurdin Bukit, M.Si dan bapak
Drs.Abd. Hakim S, M.Si, selaku dosen pembanding yang telah memberikan
masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Drs. J.B. Sinuraya, M.Pd selaku
dosen pembimbing Akademik dan ibu Dra. Derlina, M.Si selaku ketua jurusan
Fisika dan bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku ketua prodi pendidikan
Fisika, juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan pegawai jurusan
fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih
di sampaikan juga kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D, selaku dekan
FMIPA Unimed. Terima kasih juga kepada ibu Nila Wati S.Pd selaku guru bidang
studi fisika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama
penelitian dan bapak Guntur Pulungan selaku kepala sekolah SMA Negeri 4 Tebing
Tinggi atas ijin penelitian yang diberikan.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Harminsyah
Nst., S.Pd dan Ibunda Sulastri, S.Pd yang selalu memberikan dorongan, do’a dan
dana kepada saya selama menyelesaikan studi di Unimed, juga teristimewa kepada
adik-adikku Bayu Firmanda, dan Suci Amelia Putri. Juga teristimewa saya ucapkan
terima kasih kepada my best Suci Khairani dan Lylis Bahriani yang selalu setia
mendampingi dan selalu memberi semangat serta dukungannya kepada saya mulai
5
dari penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada
kak Alfriska yang selalu membantu dalam penyusunan skripai ini. Ucapan terima
kasih juga kepada teman saya Ridho, Fitra, Fernando, Tian, Allwine, Ridwan,
Habibi, Soritua, Ami, Devy, Sartika, Asnidar, Tika, Tifa, Maya Siska, Icha, Lely,
Wasiyah, Ummi, Nilla, dan seluruh anak 09 Dik B. Juga adik-adikku di fisika Dwi,
Fitra, Bahrani, Jovan, James, Sapwan, Tiara, Mailita, Pima, Rini, Luzy, Izel dan
Yosico. Yang teristimewa untuk Latifa Sahara yang telah memberikan semangat dan
dorongan kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima
kasih juga untuk teman-teman yang tidak sempat disebutkan namanya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya khasanah ilmu
pendidikan kita.
Medan, 2013
Penulis
Fajar Afandi
6
DAFTAR ISI
halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Indentifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.7. Defenisi Operasional 6
DAFTAR PUSTAKA 56
8
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1. Hukum Ohm 15
Gambar 2.2. Grafik Hubungan Tegangan (Volt) dengan Kuat Arus (I) 16
Gambar 2.3. Simbol Resistor 17
Gambar 2.4.Resistor 17
Gambar 2.5. Rangkaian Seri 18
Gambar 2.6. Sketsa Rangkaian Seri 18
Gambar 2.7. Rangkaian Paralel 19
Gambar 2.8. Aliran arus yang mengalir pada rangkaian paralel 19
Gambar 2.9. Rangkaian Gabungan 20
Gambar 4.1. Diagram batang data pretes kelas eksperimen 35
Gambar 4.2. Diagram batang data pretes kelas kontrol 35
Gambar 4.3. Diagram batang data postes kelas eksperimen 36
Gambar 4.4. Diagram batang data postes kelas kontrol 36
Gambar 4.5. Diagram batang kategori pretes, aktivitas dan postes 42
Gambar 4.6. Grafik nilai pretes,aktivitas dan postes berdasarkan kategori 49
Gambar 4.7. Grafik nilai pretes,aktivitas dan postes berdasarkan individu 51
Gambar 4.8. Grafik nilai pretes,aktivitas dan postes berdasarkan kelompok 52
9
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 3.1 Tabel spesifikasi materi pokok Listrik Dinamis 25
Tabel 3.2.Pedoman penskoran observasi aktivitas belajar siswa 26
Tabel 3.3. Group pre-test-post-test design 28
Tabel 3.4. Tabel kriteria penilaian hasil belajar siswa 29
Tabel 3.5. Tabel interpretasi kategori aktivitas siswa 30
Tabel 4.1. Data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 34
Tabel 4.2. Data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 36
Tabel 4.3. Normalitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 37
Tabel 4.4. Homogenitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 38
Tabel 4.5. Ringkasan perhitungan uji t pretes 38
Tabel 4.6. Normalitas data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 39
Tabel 4.7. Homogenitas data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 39
Tabel 4.8. Ringkasan perhitungan uji t postes 40
Tabel 4.9. Rekapitulasi nilai pretes, postes dan aktivitas siswa 40
Tabel 4.10. Rekapitulasi hasil observasi siswa perkategori 43
10
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen I 58
Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen II 72
Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol II 85
Lampiran 4 RPP Kelas Kontrol II 98
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa (LKS-1) 108
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS-2) 111
Lampiran 7 Kisi-kisi Soal 115
Lampiran 8 Soal-soal Tes Hasil Belajar 131
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas 137
Lampiran 10 Pedoman Penskoran Observasi 138
Lampiran 11 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 139
Lampiran 12 Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 140
Lampiran 13 Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Kontrol 141
Lampiran 14 Tabulasi Jawaban Postes Kelas Eksperimen 142
Lampiran 15 Tabulasi Jawaban Postes Kelas Kontrol 143
Lampiran 16 Data Hasil Belajar 144
Lampiran 17 Perhitungan Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi 146
Lampiran 18 Uji Normalitas Data 148
Lampiran 19 Uji Homogenitas Data 152
Lampiran 20 Pengujian Hipotesis Data 154
Lampiran 21 Tabel Observasi Penilaian Aktivitas Belajar Siswa I 157
Lampiran 22 Tabel Observasi Penilaian Aktivitas Belajar Siswa II159
Lampiran 23 Rekapitulasi Nilai Aktivitas 161
Lampiran 24 Rekapitulasi nilai berdasarkan kategori 162
Lampiran 25 Rekapitulasi nilai berdasarkan kelompok 165
Lampiran 26 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 166
Lampiran 27 Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 167
Lampiran 28 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 168
Lampiran 29 Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 169
Lampiran 30 Dokumentasi Penelitian 171
1
BAB I
PENDAHULUAN
menyebabkan hasil belajar fisika siswa masih rendah berdasarkan hasil wawancara
guru fisika dan penyerahan angket pada salah satu kelas X di SMA Negeri 4 Tebing
Tinggi adalah metode dan tekhnik pembelajaran fisika yang kurang bervariasi. Hal
tersebut menimbulkan kurangnya aktivitas siswa didalam pembelajaran. Dalam
pembelajaran fisika lebih dominan menggunakan pembelajaran konvensional yaitu
metode ceramah, mencatat mengerjakan soal dan pembelajaran sering kali
dilakukan satu arah. Dalam proses pembelajaran fisika guru menjelaskan materi,
menjelaskan rumus, memberi contoh soal dan memberikan tugas rumah, sehingga
siswa dalam pembelajaran fisika menjadi penerima informasi pasif. Siswa lebih
banyak belajar dengan menerima, mencatat dan menghafal pelajaran. Hal inilah
yang membuat siswa kurang senang belajar fisika, sehingga hasil belajar fisika yang
diperoleh kurang maksimal. Pada pembelajaran fisika ini suasana pembelajaran
mengarah ke teacher centered sehingga siswa terkesan pasif.
Ada beberapa model pembelajaran yang digunakan untuk mengubah
pembelajaran fisika yang bersifat teacher centered menjadi student centered. Guru
dapat peningkatkan aktivitas anak didiknya melalui melalui pembelajaran yang
didasari penyelidikan. Salah satunya adalah model pembelajaran inkuiri. Alasan
penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah siswa akan mendapatkan
pemahaman-pemahaman yang lebih baik mengenai sains dan akan lebih tertarik
terhadap sains jika siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Siswa akan
lebih tertarik lagi belajar fisika jika siswa terlibat secara langsung dalam eksperimen
fisika. Hal tersebut dikarenakan fisika adalah pelajaran yang identik dengan
eksperimen, sehingga jika siswa diajak secara langsung untuk bereksperimen maka
minat siswa terhadap fisika akan bertambah.
Penelitian mengenai model pembelajaran inkuiri sudah pernah diteliti oleh
peneliti sebelumnya. Peneliti sebelumnya Agunawan Silaban (2012) diperoleh nilai
rata-rata pretes di kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 37,8 dan 36,8. Setelah
diberi perlakuan pada masing-masing kelas, diperoleh rata-rata nilai postes pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 72,2 dan 67,2. Pada hasil pengujian
hipotesis diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,65 > 1,67 pada taraf signifikansi α = 0,05.
Juga pengamatan tentang aktivitas menggunakan model pembelajaran inkuiri
3
meningkat diperoleh rata-rata 70,9 dengan kategori cukup. Hal ini berarti model
pembelajaran inkuiri dapat dikatakan efektif didalam pembelajaran tersebut. Begitu
juga pada penelitian Alfriska Oktarina Silalahi (2012) yang meneliti pengaruh
model pembelajaran Scientific Inquiry berbasis pictorial riddle. Penelitian tersebut
memperoleh rata-rata pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 31,53
dan 30,81. Setelah diberi perlakuan pada kedua kelas diperoleh nilai rata-rata postes
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 76,39 dan 69,86. Dan pada hasil
pengujian hipotesis diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,75 > 1,6682 pada taraf signifikansi
α = 0,05. Juga pengamatan tentang aktivitas menggunakan model pembelajaran
inkuiri meningkat yaitu pada pertemuan I rata-rata 43,25, pertemuan II rata-rata
48,81, pertemuan III rata-rata 58,33 dan pertemuan IV rata-rata 80,56. Aktivitas
siswa dikategorikan aktif sejalan dengan peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini
juga membuktikan bahwa model pembelajaran Scientific Inquiry berbasis pictorial
riddle dapat dikatakan efektif didalam pembelajaran tersebut.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
tempat penelitian, sampel penelitian, materi penelitian, waktu pelaksanaan
penelitian, kombinasi model pembelajaran inkuiri dengan eksperimen pada
penelitian. Dimana pada penelitian ini menggunakan materi Listrik Dinamis di
SMA Negeri 4 Tebing Tinggi.
Dari uraian permasalahan diatas, Apakah hasil belajar fisika siswa dapat
ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan bagaimana
kaitannya dengan eksperimen didalam pembelajaran. Untuk dapat mengetahui hal
tersebut, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul : Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Berbasis Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi
T.P 2012/2013.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
f) Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Jadi secara umum dapat diambil kesimpulan pengertian belajar inquiry adalah
suatu rangkaian kegiatan belajar mengajar melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan – kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, analisis sehingga dapat merumuskan penemuannya sendiri dengan
menggunakan teknik pemecahan masalah.
Model pembelajaran inquiry akan efektif, jika :
1. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri njawaban dari
permasalahan yang ingin dicapai. Dengan demikian dalam modelm inquiry,
penguasaan materi pembelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran,
akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
2. Jika bahan yang diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudan jadi,
akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
3. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
4. Jika guru bakan mengajar pada kelompokm siswa yang rata-rata memiliki
kemauan dan kemampuan berpikir. Model inquiry akan kurang berhasil
diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
5. Jika jumlah siswa yang belajar tidak trlalu banyak sehingga dapat dikendalikan
guru.
6. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang
berpusat pada siswa.
Dalam upaya menanamkan konsep tidak cukup hanya sekedar
ceramah.Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk
tahu dan terlibat secara aktif dalam menemukan konsep dari fakta – fakta yang
dilihat dari lingkungan dan bimbingan guru.
teknik eksperimen. Teknik eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menulis
hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru (Roestiyah,2001).
Penggunaan teknik eksperimen mempunyai tujuan agar siswa mampu
mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang
dihadapi dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa terlatih dalam cara
berfikir yang ilmiah (scientific thinking). Dengan eksperimen, siswa menemukan
bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Agar penggunaan
teknik eksperimen itu efisien dan efektif, perlu memperhatikan (a)dalam eksperimen
setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka alat dan bahan atau materi
percobaan harus cukup bagi tiap siswa;(b)kondisi alat dan bahan percobaan harus
baik dan bersih;(c)memerlukan waktu yang cukup lama agar siswa dapat benar-
benar merangsang pengetahuannya dan dapat menemukan pembuktian kebenaran
dari teori yang dipelajari itu;(d)memberikan petunjuk yang jelas kepada siswa agar
siswa semakin terampil dalam bereksperimen;(e)dapat membedakan masalah yang
dapat dieksperimenkan dengan yang tidak dapat dieksperimenkan, sehingga siswa
tidak melakukan eksperimen yang salah.
Teknik eksperimen kerap kali digunakan karena memiliki keunggulan ialah
(1)siswa terlati menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah,
sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya, dan
tidak mudah percaya perkataan seseorang sebelum ia membuktikannya;(2)mereka
lebih aktif berfikir dan berbuat;(3)menemukan masalah praktis serta ketrampilan
dalam menggunakan alat-alat percobaan;(4)membuktikan sendiri kebenaran suatu
teori (Roestiyah,2001).
Arus listrik mengalir di dalam kawat penghantar jika ada beda potensial antara ujung-
ujung penghantar itu.
V (volt)
R (hambatan)
I (ampere)
16
Gambar 2.2. Grafik Hubungan Tegangan (Volt) dengan Kuat Arus (I)
Dari Gambar 2.2. tampak bahwa kuat arus yang mengalir di dalam suatu
kawat penghantar berbanding lurus dengan beda potensial ujung-ujung penghantar
itu. Semakin besar tegangan listrik, semakin besar pula arus mengalir dalam
rangkaian. Pernyataan tersebut dikenal sebagai hukum ohm. Perbandingan
tegangan listrik dengan kuat arus (I) adalah tetap. Hasil bagi ini dinamakan
hambatan listrik atau resistansi dan di beri satuan ohm (Ω).
Jika beda potensial atau tegangan dilambangkan dengan V, kuat arus
dengan I, dan hambatan listrik diberikan lambang R, maka secara matematis dapat
dituliskan persamaan berikut.
Dengan :
R = hambatan listrik (ohm, Ω)
V = tegangan listrik (volt, V)
I = kuat arus listrik (ampere, A)
Sehingga :
1. Rangkaian Seri
Pada rangkaian seri, hanya terdapat satu lintasan arus listrik. Bagian rangkaian
dipasang secara berurutan, tanpa ada percabangan. Perhatikan diagram rangkaian seri
pada Gambar 2.5.
Kita dapat mengganti beberapa hambatan yang dirangkai secara seri dengan
sebuah hambatan. Sebagai contoh, R1, R2, dan R3 dalam Gambar 2.6. dapat kita ganti
dengan Rs. Kita akan mencari besar Rs.
R1 R2 R3 Rs
A X Y B A B
VAX VXY VYB VAB
i
i
V
V
Perhatikan rangkaian paralel pada Gambar 2.8. Arus listrik terpisah menjadi tiga,
mengalir pada tiap cabang. Jika kuat arus pada tiap cabang dijumlahkan, maka
besarnya sama dengan kuat arus sebelum memasuki cabang. Ini merupakan bunyi dari
Hukum I Khirrchoff, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut. Jika
persamaan di atas diperluas untuk setiap cabang dalam rangkaian, maka akan
berlaku kuat arus yang memasuki titik cabang sama dengan kuat arus yang
meninggalkan titik cabang. Jika kenyataan ini diterapkan pada titik cabang A,
maka akan berlaku seperti berikut.
Imasuk = I1 + I2 + I3 = Ikeluar
Imasuk ke titik cabang A = Ikeluar dari titik cabang A
atau
I = I 1 + I2 + I3 + I4
V V AB V CD V EF
= + +
R p R1 R2 R3
Beda potensial antara ujung-ujung hambatan pada rangkaian paralel besarnya sama
dengan beda potensial sumber, atau V = V AB = VCD = VEF. Akibatnya persamaan
20
Gambar 2.9.(a) R1, R2, dan R3 terangkai paralel, dengan hambatan pengganti Rp,
(b) Hambatan pengganti totalnya adalah rangkaian seri Rp dengan R4.
∑ I masuk =∑ I keluar I1
I I2 I’
I3
Dari gambar di atas, dengan memasang amperemeter pada masing-masing cabang
dapat dibuktikan bahwa :
∑ I masuk =∑ I keluar
I = I1 + I2 + I3 = I’
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan :
C1 : Mengingat C4 : Menganalisis
C2 : Memahami C5 : Mengevaluasi
C3 : Mengaplikasikan C6 : Mencipta
Setelah menyusun tes, maka langkah selanjutnya adalah uji coba tes tersebut.
Uji coba ini dilakukan untuk mendapatkan alat pengumpul data yang sahih, handal
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
t=
S
√ 1 1
+
n1 n 2 (Sudjana, 2005 :239)
Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus :
( n1 −1 ) S 12 +( n2 −1 ) S 22
S
2
= n1 +n2 −2 (Sudjana, 2005 :
239)
−t 1 <t < t 1 t 1
1− α 1− α 1− α
Kriteria pengujian adalah : terima Ho jika 2 2 dimana 2
t=
S
√ 1 1
+
n1 n 2 (Sudjana, 2005:239)
t(1−α) α = 0,05 .
didapat dari daftar distribusi t dengan dk = n1 + n2 - 2 dan
Untuk harga t lainnya Ho ditolak.
yakni ada pengaruh hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri berbasis eksperimen pada materi listrik dinamis.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Untuk melihat secara rinci hasil pretes kedua kelas dapat dilihat pada diagram batang
berikut :
8
7
6
pretes kelas
5
eksperimen
4
3
2
1
0
0-15 16-20 21-25 26-30 31-35
8
7
6
5 pretes kelas kontrol
4
3
2
1
0
0-15 16-20 21-25 26-30 31-35
Untuk melihat secara rinci hasil protes kedua kelas dapat dilihat pada diagram
batang berikut ini :
10
9
8
7 pretes kelas
6 eksperimen
5
4
3
2
1
0
46-54 55-63 64-72 73-81 82-90
Dari tabel 4.4. nilai Fhitung< F tabel yang berarti bahwa sampel yang digunakan
dalam penelitian ini dinyatakan homogen atau dapat mewakili seluruh populasi yang ada
(Lampiran 19).
H0 :
μ1 =μ2
Ha :
μ1 ≠μ2
Keterangan :
μ1 =μ2 : Kemapuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemapuan awal
siswa pada kelas kontrol
μ1 ≠μ2 : Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak sama dengan
kemampuan awal siswa pada kelas kontrol
−t 1 <t < t 1
1− α 1− α
o jika 2 2
Kriteria pengujian adalah : terima H
Tabel 4.6. Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Postes
Kelas Kesimpulan
Lhitung Ltabel
Eksperimen 0,0990 0,1610 Normal
Dari tabel 4.7. nilai Fhitung< F tabel yang berarti bahwa sampel yang digunakan
dalam penelitian ini dinyatakan homogen atau dapat mewakili seluruh populasi yang ada.
H0 :
μ1 =μ2
Ha :
μ1 > μ 2
Keterangan :
μ1 =μ2 : Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sama dengan hasil belajar siswa
pada kelas kontrol.
μ1 > μ 2 : Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar
siswa pada kelas kontrol.
−t 1 <t < t 1
1− α 1− α
o jika 2 2
Kriteria pengujian adalah : terima H
Pada tabel 4.8 diperoleh bahwa nilai postes t hitung >ttabel yaitu 2,88> 2,002 maka Ho
ditolak dan Ha diterima,dengan kata lain bahwa ada pengaruh model pembelajaran inkuiri
berbasis eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas
X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi.
4.1.3. Observasi
Observasi bertujuan untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran
dengan model pembelajaran Inquiry training. Observasi dilakukan dengan dua observer
yaitu guru kelas dan peneliti. Jumlah siswa pada kelas eksperimen berjumlah 30 orang,
maka peneliti membagi siswa secara heterogen menjadi 6 kelompok. Untuk melihat lebih
rinci peningkatan data pretes, aktivitas dan postes dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.9. Rekapitulasi data pretest, aktivitas dan postest berdasarkan urutan pretes paling
rendah
Nama Pretes Kategori Aktivitas Kategori Postes Kategori Ket
Siswa
Sangat Kurang SK.A.C
SX.01 25 64,29 Baik 70 Cukup
Sangat Kurang SK.CA.B
SX.02 30 50,00 Cukup 80 Baik
Sangat Kurang SK.CA.C
SX.03 15 50,00 Cukup 65 Cukup
Sangat Kurang SK.CA.C
SX.04 25 42,89 Cukup 70 Cukup
Sangat Kurang SK.A.K
SX.05 30 64,29 Baik 55 Kurang
Sangat Kurang SK.CA.B
SX.06 15 50,00 Cukup 85 Baik
Sangat Kurang SK.CA.B
SX.07 35 50,00 Cukup 75 Baik
Sangat Kurang SK.A.B
SX.08 25 71,43 Baik 85 Baik
Sangat Kurang Sangat Baik SK.CA.SB
SX.09 35 42,89 Cukup 90
Sangat Kurang SK.A.B
SX.10 20 78,57 Baik 80 Baik
Sangat Kurang SK.A.B
SX.11 35 78,57 Baik 80 Baik
Sangat Kurang Sangat Baik SK.SA.C
SX.12 30 85,71 65 Cukup
Sangat Kurang SK.A.B
SX.13 35 78,57 Baik 85 Baik
Sangat Kurang SK.CA.K
SX.14 20 50,00 Cukup 50 Kurang
Sangat Kurang Sangat Baik SK.A.SB
SX.15 25 78,57 Baik 90
Sangat Kurang SK.CA.B
SX.16 15 57,14 Cukup 75 Baik
Sangat Kurang SK.A.B
SX.17 20 64,29 Baik 80 Baik
Sangat Kurang SK.A.K
SX.18 15 64,29 Baik 55 Kurang
Sangat Kurang SK.A.B
SX.19 25 64,29 Baik 80 Baik
Sangat Kurang SK.CA.C
SX.20 25 42,89 Cukup 65 Cukup
Sangat Kurang SK.CA.C
SX.21 20 57,14 Cukup 60 Cukup
Sangat Kurang SK.A.B
SX.22 30 78,57 Baik 75 Baik
Nama Pretes Kategori Aktivitas Kategori Postes Kategori Ket
Siswa
Sangat Kurang SK.A.C
SX.23 30 78,57 Baik 60 Cukup
Sangat Kurang SK.A.K
SX.24 35 71,43 Baik 50 Kurang
Sangat Kurang SK.CA.C
SX.25 25 50,00 Cukup 60 Cukup
Sangat Kurang Sangat Baik SK.SA.C
SX.26 30 85,71 70 Cukup
Sangat Kurang SK.CA.C
SX.27 20 50,00 Cukup 65 Cukup
Sangat Kurang Sangat Baik Sangat Baik SK.SA.SB
SX.28 35 92,89 90
Sangat Kurang SK.A.B
SX.29 15 71,43 Baik 85 Baik
Sangat Kurang Sangat Baik SK.SA.B
SX.30 20 85,71 80 Baik
Rata-rata = 25,33 Rata-rata = 64,997 Rata-rata = 72,5
4.2. Pembahasan
Penelitianini dilakukan di kelas X pada dua kelas yang diberikan perlakuan yang
berbeda, dimana kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional
(model pembelajaran langsung) dan pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan
model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen pada materi pokok listrik dinamis di kelas
X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi.
Berdasarkan tabel 4.9 perincian kategori yang dicapai siswa mulai dari pretest,
aktivitas hingga postest dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
8
8
7
6
6
5
4
4
jumlah siswa 3
3
2 2
2
1 1 1 1
1
0
SK.CA.KSK.CA.CSK.CA.B 1 SK.SA.SB
SK.CA.SBSK.A.K SK.A.C SK.A.BSK.A.SBSK.SA.CSK.SA.B
Kategori
Gambar 4.5. Diagram batang kategori pencapaian siswa mulai dari pretest, aktivitas hingga
postest
Keterangan :
SK.CA.K = sangat kurang, cukup aktif, dan kurang
SK.CA.C = sangat kurang, cukup aktif, dan cukup
SK.CA.B = sangat kurang, cukup aktif, dan baik
SK.CA.SB = sangat kurang, cukup aktif, dan sangat baik
SK.A.K= sangat kurang, aktif, dan kurang
SK.A.C = sangat kurang, aktif, dan cukup
SK.A.B = sangat kurang, aktif, dan baik
SK.A.SB = sangat kurang, aktif, dan sangat baik
SK.SA.C = sangat kurang, sangat aktif, dan cukup
SK.SA.B = sangat kurang, sangat aktif, dan baik
SK.SA.SB = sangat kurang, sangat aktif, dan sangat baik
90
f(x)
f(x) =
= 2.69x
2.34x +
+ 57.62
59.59
80
70
60
50
Nilai
40
30
f(x) = 0.6x + 22.78
20
10
0
pretest Linear (pretest) aktivitas Linear (aktivitas)
SKCAK SKCAC SKCAB SKCASB SKAK SKAC SKAB SKASB SKSAC SKSAB SKSASB
postest Linear (postest)
Urutan Kategori pretest, aktivitas dan postest dari yang terendah sampai yang tertinggi
Gambar 4.6. Grafik nilai pretes, aktivitas dan postest berdasarakan kategori dari yang paling
rendah sampai yang paling tinggi
Grafik pada gambar 4.6 diperoleh dengan menggunakan program Microsoft Office
Exel 2010. Persamaan linier y=ax +b memiliki nilaia yang menyatakan kemiringan
100 pretest
Linear (pretest)
90 aktifitas
Linear (aktifitas)
80 postest
Linear (postest)
50
Nilai
40
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Gambar 4.7. Grafik nilai pretest, aktivitas dan postest berdasarkan individu
Grafik pada gambar 4.6 diperoleh dengan menggunakan program Microsoft Office
Exel 2007. Persamaan linier y=ax +b memiliki nilaia yang menyatakan kemiringan
garis.
Nilai a pada persamaan linier pretes (a pre) menjadi acuan kriteria dalam menentukan
berpengaruh atau tidaknya nilai aktivitas. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut :
apost> apre : nilai aktivitas mempengaruhi hasil belajar (nilai postes)
apost< apre : nilai aktivitas tidak mempengaruhi hasil belajar (nilai postes)
Jika dilihat dari grafik, pada
y post =0 .127x +70 .52 memiliki nilai a yang lebih
pretes
100 Linear (pretes)
aktifitas
Linear (aktifitas)
90 postes
Linear (postes)
80
f(x) = 0.31x + 67.62
70
f(x) = 0.33x + 59.86
60
50
Nilai
40
30
f(x) = - 0.18x + 28.06
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Gambar 4.8. Grafik nilai pretest, aktivitas dan postest berdasarkan kelompok
Grafik pada gambar 4.7 diperoleh dengan menggunakan program Microsoft Office
Exel 2007. Persamaan linier y=ax+b memiliki nilai a yang menyatakan kemiringan
garis. Nilai a pada persamaan linier pretes (a pre) menjadi acuan kriteria dalam menentukan
berpengaruh atau tidaknya nilai aktivitas. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut :
apost> apre : nilai aktivitas mempengaruhi hasil belajar (nilai postes)
apost< apre : nilai aktivitas tidak mempengaruhi hasil belajar (nilai postes)
y=ax+b tersebut memiliki makna bahwa siswa dengan kode x memiliki nilai pada
garis linier sebesar y. Pelaksanaan model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen dapat
berjalan baik, namun masih banyak yang harus dibenahi, baik dari segi perencanaan
maupun dari segi pelaksanaannya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian
hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan
dengan model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen adalah 72,5. Nilai
rata-rata tersebut tersebut termasuk kategori baik karena nilai tersebut diatas
nilai KKM.
2. Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diberi perlakuan
dengan pembelajaran konvensional (model pembelajaran langsung) adalah
64. Nilai rata-rata tersebut termasuk kategori cukup tetapi tidak mencapai
nilai KKM.
3. Pada pertemuan I nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 53,367 dan
meningkat pada pertemuan II menjadi 76,66. Aktivitas siswa dikategorikan
aktif sejalan dengan peningkatan hasil belajar siswa yaitu rata-rata 72,5. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa yang diamati
pada penerapan model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen mengalami
peningkatan.
4. Pada hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,88 > 2,002 pada
taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini berarti terima Ha yang artinya ada
pengaruh model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis.
5. Dari hasil analisis menggunakan Microsoft Office Exel 2007 didapat persamaan
linier hubungan antara nilai pretes, aktivitas dan nilai postes yaitu y post > ypre dengan
ypost = 2,341 x + 59,59 dan ypre = 0,600 x + 22,78. Kesimpulan dari persamaan
tersebut adalah nilai aktivitas mempengaruhi hasil belajar (nilai postes) atau
memberi sumbangan yang besar terhadap hasil belajar.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran, yaitu:
1. Kepada guru ataupun calon guru yang ingin menggunakan model
pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen ini supaya mempersiapkan
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang menarik dan terkait pada
materi pelajaran sehingga siswa akan tertarik mengikuti pelajaran.
2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran
inkuiri berbasis eksperimen ini agar menyusun instrumen soal yang berupa
masalah-masalah yang menarik agar siswa tertarik untuk memecahkan
masalah tersebut.
3. Kepada peneliti, guru dan calon guru yang ingin menggunakan model
pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen hendaknya menyusun RPP yang
sesuai dengan fase-fase model pembelajaran inkuiri dan mempersiapkan alat
dan bahan untuk bereksperimen dengan baik dan benar.
4. Kepada guru, calon guru dan peneliti yang ingin menggunakan model
pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen hendaknya menbuat deskriptor
penilaian aktivitas yang lebih baik lagi dan disesuaikan dengan fase-fase
siswa pada model membelajaran inkuiri.
DAFTAR PUSTAKA
Tanjung, Ratna. Betty M. Turnip. Wawan Bunawan, (2008), Evaluasi Proses Hasil
Belajar Fisika. FMIPA Unimed, Medan.
Kelas / Semester : X / II
Pertemuan :1
I. Standar kompetensi
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan
berbagai produk teknologi.
III. Indikator
1. Kognitif
a. Produk
Menganalisis hubungan kuat arus listrik dan beda potensial
didalam hukum Ohm pada rangkaian tertutup
Menganalisis Hukum Ohm pada rangkaian hambatan listrik pada
rangkaian tertutup
Memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan Hukum
Ohm pada rangkaian tertutup
b. Proses
Menuliskan definisi dari arus listrik,beda potensial, hambatan
listrik dan bunyi hukum Ohm pada rangkaian tertutup.
Menghipotesis hubungan kuat arus listrik dan beda potensial
dapa hukum Ohm pada rangkaian tertutup
Merancang eksperimen untuk mempersiapkan pengamatan
tentang konsep arus listrik, beda potensial, hambatan listrik dan
hukum ohm pada rangkaian tertutup
Mengumpulkan informasi/data tentang hukum Ohm dengan
eksperimen pada rangkaian tertutup
Menganalisis informasi tentang konsep arus listrik, beda
potensial, hambatan listrik dan hukum ohm dan
menghubungkannnya dengan hipotesis
Mempresentasekan hasil diskusi tentang konsep arus listrik, beda
potensial, hambatan listrik dan hukum ohm pada rangkaian
tertutup.
2. Afektif
a. Karakter
Dalam melakukan kegiatan pengamatan menunjukkan sifat :
Gambar 2.6. Dalam rangkaian seri, hanya ada satu jalan untuk arus listrik
Gambar 2.7. Hambatan R1, R2, dan R3 dapat diganti dengan sebuah hambatan
(Rs).
VAB = VAX + VXY + VYB
Sesuai dengan hukum Ohm, yaitu V = R × I, persamaan di atas dapat ditulis:
I × R s = I × R1 + I × R 2 + I × R3
Karena I di mana-mana besarnya sama, maka: Rs = R1 + R2 + R3
Secara umum, jika terdapat rangkaian seri dengan n buah hambatan yang besarnya
R1, R2 , R3, ... Rn, maka hambatan penggantinya adalah:
Rs = R1 + R2 + R3 + ... + Rn
5. Rangkaian Paralel
Jika lampu-lampu di rumahmu dirangkaikan seri, begitu salah satu lampu
mati, maka lampu yang lain juga akan padam. Untungnya berbagai peralatan
listrik di rumahmu terhubung secara paralel. Rangkaian paralel terdiri atas beberapa
cabang arus.
Beberapa hambatan yang dirangkaikan secara paralel dapat diganti dengan satu
hambatan pengganti dapat ditunjukkan pada Gambar 2.11.
V V AB V CD V EF
= + +
R p R1 R2 R3
Beda potensial antara ujung-ujung hambatan pada rangkaian paralel besarnya
sama dengan beda potensial sumber, atau V = V AB = VCD = VEF. Akibatnya
persamaan di atas dapat ditulis:
V V V V 1 1 1 1
= + + atau = + +
R p R1 R 2 R3 R p R1 R 2 R3
Persamaan di atas dapat diperluas untuk mencari hambatan pengganti R1, R2,
R3, ..., Rn yang dirangkaikan paralel. Hambatan pengganti dapat diperoleh
dari persamaan berikut
1 1 1 1 1
= + + +. . .. .
R p R1 R 2 R 3 Rn
Rp = Hambatan pengganti paralel
6. Rangkaian Campuran Seri dan Paralel
Dalam rangkaian yang kompleks, seperti rangkaian pada perangkat
elektronik, dapat dijumpai rangkaian yang terdiri dari gabungan rangkaian seri
dan paralel. Sebagai contoh, dapat dilihat pada Gambar 2.12(a). Untuk
menghitung hambatan penggantinya kamu cari dulu hambatan pengganti R 1,
R2, dan R3 yang terangkai secara paralel. Rangkaian selanjutnyadapat
disederhanakan menjadi Gambar 2.12 (b), yang tidak lain adalah rangkaian seri.
Gambar 2.10.(a) R1, R2, dan R3 terangkai paralel, dengan hambatan pengganti Rp,
(b) Hambatan pengganti totalnya adalah rangkaian seri Rp dengan R4.
1. Pendahuluan Supiyanto.
,(2006),
Memberi salam, Mendengar dan Inkuiri 5 menit Fisika Disiplin
mengabsen siswa memperhatikan guru Untuk Rasa
dan SMA Ingin
menyampaikan Kelas X, tahu
tujuan Phibeta,
pembelajaran Jakarta
Memberikan
pertanyaan
kepada siswa,
”kalian sering
menggunakan
listrik sebagai Melihat pentingnya 5 menit
sumber masalah Penyajian
kehidupan tetapi Merumuskan masalah masalah
apakah kalian yang diberikan guru (Fase I)
memahami
fenomena fisis
dari listrik
tersebut?
2. Inti
4. Mengidentifikasi
hal yang 67
dibutuhkan
didalam ekperimen
5. Mengumpulkan
data
6. Mengevaluasi data
Merancang
7. Mentranslasikan percobaan
data kedalam (Fase III) 20 menit
eksperimen
8. Menginterpretasika
n data ke dalam
eksperimen
9. Mengklasifikasika
n data eksperimen Menyusun 25 menit
data
10. Melihat hubungan (Fase VI)
masalah dengan
eksperimen
11. Mencatat
persamaan dan
perbedaan
hipotesis dengan
eksperimen
12. Mengeditifikasi
tren, sekuensi dan
keteraturan data Menganalisi
hasil. s data (Fase
V)
68
3. Penutup Supiyanto.
,(2006),
Membimbing Mencari pola dan Kesimpulan( 15 menit Fisika
siswa dalam makna hubungan Fase VI) Untuk
membuat antara masalah, SMA
kesimpulan hipotesis dan data hasil. Kelas X,
Merumuskan Phibeta,
kesimpulan Jakarta
Memberi tugas.
XI. Penilaian
1. Lembar Aktivitas
V
I= =
R
2V
= 0,13 A
150 Ώ
4. Pada gambar di bawah ini Mis: R1=2 Ω 25
R4=2 Ω
R2=3 Ω R5=6
Ω
R3=4 Ω
Kelas / Semester : X / II
Pertemuan :2
I. Standar kompetensi
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan
berbagai produk teknologi.
III. Indikator
1. Kognitif
a. Produk
Mengetahui karakteristik dari rangkaian hambatan listrik yang
disusun secara seri pada rangkaian tertutup
Mengetahui karakteristik dari rangkaian hambatan listrik yang
disusun secara paralel.Memecahkan permasalahan yang
berhubungan dengan hokum Kirchoof pada rangkaian tertutup
Membedakan karakteristik rangkaian seri dan parallel dari
hambatan listrik pada rangkaian tertutup.
b. Proses
Menuliskan definisi dari rangkaian seri dan paralel komponen
listrik serta bunyi hukum kirchoof.
Menghipotesis penggunaan rangkaian seri dan paralel komponen
listrik serta hukum kirchoof tentang arus listrik
Merancang alat peraga untuk mempersiapkan pengamatan
tentang rangkaian seri dan paralel komponen listrik serta bunyi
hukum kirchoof.
Mengumpulkan informasi/data tentang rangkaian seri dan paralel
komponen listrik serta hukum kirchoof tentang arus listrik
dengan pengamatan alat peraga
Menganalisis informasi tentang rangkaian seri dan paralel
komponen listrik serta bunyi hukum kirchoof dan
menghubungkannnya dengan hipotesis
Mempresentasekan hasil diskusi tentang rangkaian seri dan
paralel komponen listrik serta bunyi hukum kirchoof.
2. Afektif
a. Karakter
Dalam melakukan kegiatan pengamatan menunjukkan sifat :
3. Psikomotorik
Menggunakan alat peraga dalam pengamatan
V. Materi pelajaran
Hukum I Kirchoff
Hukum I Kirchoff berbunyi sebagai berikut “Jumlah kuat arus yang masuk
pada suatu titik percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik itu”.
Hukum I Kirchoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya
I1 dengan hukum
kekekalan muatan listrik. Hukum I Kirchoff secara matematis dapat dituliskan
I I2 I’
I3
sebagai :
∑ I masuk =∑ I keluar
∑ I masuk =∑ I keluar
I = I1 + I2 + I3 = I’
Energi listrik dapat diubah menjadi energi panas atau energi cahaya pada
alat-alat listrik, karena arus biasanya agak besar, dan banyak terjadi tumbukan
antara elektron dan atom pada kawat. Pada setiap tumbukan, terjadi transfer
energi dari elektron ke atom yang ditumbuknya, sehingga energi kenetik atom
bertambah dan menyebabkan suhu elemen kawat semakin tinggi.
Q
Muatan yang mengalir tiap satuan waktu t merupakan arus listrik I, sehingga
diperoleh:
P = I.V
Daya atau laju perubahan energi pada hambatan R dapat dituliskan berdasarkan
Hukum Ohm sebagai berikut:
V2
P = I2. R=
R
dengan:
Energi listrik pada suatu sumber arus listrik dengan beda potensial selama selang
waktu tertentu dinyatakan oleh:
maka : W = P.t
W
P=
t
Jadi daya listrik juga didefenisikan sebagai banyaknya energi listrik tiap satuan
waktu. Satuan energi listrik adalah joule (J).
2. LKS
pertanyaan
kepada siswa,
”coba amati Melihat pentingnya 5 menit
lampu sekolah Menyajikan
masalah
ini, rangkaiannya masalah
lampunya terlihat Merumuskan masalah (Fase I)
rumit nya, yang diberikan guru
bagaimana
analisis fisis dari
rangkaian lampu
tersebut?”
2. Inti Inkuiri
Mengidentifikasi 15 menit
hal yang
dibutuhkan
didalam
ekperimen
Mengumpulkan
data
Mengevaluasi
data Merancang
percobaan
Mentranslasikan (Fase III)
data kedalam
eksperimen
Menginterpretasi
kan data ke
dalam
eksperimen
Mengklasifikasik
an data
eksperimen 20 menit
Melihat
hubungan
masalah dengan Melakukan
pengamatan
eksperimen
Mencatat untuk
mendapatka
persamaan dan n infornasi
perbedaan (Fase VI)
hipotesis dengan
eksperimen
Mengeditifikasi
tren, sekuensi
dan keteraturan
data hasil. Menganalisi 25 menit
s data (Fase
V)
Lampiran 3
2. Beda Potensial
3. Hukum Ohm
4. Hambatan Listrik
Kelas / Semester : X / II
Pertemuan :1
IX. Indikator
1. Kognitif
a. Produk
X. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siswa diharap mampu :
1. Kognitif
87
a. Produk
3. Psikomotorik
Siswa aktif dalam bertanya dan memberi tanggapan
Gambar 2.2 Aliran muatan listrik posited dari A ke B identik dengan aliran air dari
A ke B yang disebut arus listrik
Kuat Arus Listrik
Pada baterai terdapat dua kutub yang potensialnya berbeda. Jika kedua kutub
tersebut dihubungkan dengan lampu melalui kabel, maka akan terjadi perpindahan
elektron dari kutub negatif ke kutub positif atau terjadi arus listrik dari kutub positif ke
kutub negatif, sehingga lampu dapat me- nyala.
Selanjutnya, jika baterai yang digunakan dua buah, maka lampu akan menyala
89
lebih terang. Jika baterai yang digunakan tiga buah, maka lampu menyala makin terang.
Mengapa demikian? Hal ini disebabkan beda potensial kutub positif dan kutub negatifnya
makin besar sehingga muatan-muatan listrik yang mengalir pada penghantar makin
banyak atau arus listriknya makin besar. Besarnya arus listrik (disebut kuat arus
listrik) sebanding dengan banyaknya muatan listrik yang mengalir. Kuat arus listrik
merupakan kecepatan aliran muatan listrik. Dengan demikian, yang dimaksud dengan
kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang melalui penampang suatu
penghantar setiap satuan waktu. Bila jumlah muatan q melalui penampang penghantar
dalam waktu t, maka kuat arus I secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
q
I= atau q = I . t……………….………………………………………….(2.1)
t
Dengan :
2. Beda Potensial
Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda.
Suatu benda dikatakan mempunyai potensial listrik lebih tinggi daripada benda
lain, jika benda tersebut memiliki muatan positif lebih banyak daripada muatan
positif benda lain.
W
V=
q
(2.2)
Dengan :
W : usaha/energi (J)
Gambar 2.5 Grafik hubungan antara kuat arus dan beda potensial
Berdasarkan grafik di atas, nilai m dapat Anda peroleh dengan persamaan
ΔV
m=
ΔI Nilai m yang tetap ini kemudian didefinisikan sebagai besaran
hambatan listrik yang dilambangkan R, dan diberi satuan ohm : Ω ,untuk
menghargai Georg Simon Ohm. Jadi, persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut.
V
R= Atau V = R.I............................................................(2.3)
I
Dengan :
V : beda potensial atau tegangan (V)
92
V 440
I= = =4 A
R 110 . Arus sebesar ini mengakibatkan lampu tersebut bersinar
sangat terang tetapi tidak lama kemudian menjadi putus/rusak. Begitu juga apabila
lampu tersebut dipasang pada tegangan 55 V, maka arus akan mengalami
V 55
I= = =0,5 A
penurunan menjadi R 110 . Arus yang kecil ini mengakibatkan
lampu menjadi redup (tidak terang). Oleh karena itu, perhatikan selalu petunjuk
penggunaan apabila menggunakan alat-alat listrik.
4. Hambatan Listrik
Berdasarkan persamaan hukum Ohm, hambatan listrik dapat didefinisikan
sebagai hasil bagi beda potensial antara ujung-ujung penghantar dengan kuat arus yang
mengalir pada penghantar tersebut. Untuk mengenang jasa Georg Simon Ohm, namanya
dipakai sebagai satuan hambatan listrik, yaitu ohm:Ω . Suatu penghantar dikatakan
mempunyai hambatan satu ohm apabila dalam penghantar tersebut mengalir arus listrik
93
sebesar satu ampere yang disebabkan adanya beda potensial di antara ujung-ujung
penghantar sebesar satu volt.
Kawat penghantar yang dipakai pada kawat listrik pasti mempunyai hambatan,
meskipun nilainya kecil. Hambatan listrik suatu kawat penghantar dipengaruhi oleh
panjang kawat (l), hambatan jenis kawat (U), dan luas penampang kawat (A). Secara
matematis, hubungan ketiga faktor tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
l
R= ρ ………………………………………………(2.5)
A
Dengan :
karena itu, bila tegangan listrik di rumah ukur, ternyata besarnya kurang dari 220 volt,
seperti yang tertulis pada PLN.
- Penugasan
VII.Sumber Belajar
2. LKS
X. Kegiatan Pembelajaran
Inti Supiyanto.,
(2006),
Menyampaikan materi pembelajaran Mencatat dan mendengarkan Ceramah Papan 70 menit Rasa ingin
Fisika
mengenai Arus listrik, beda potensial, tulis, tahu dan
Untuk
hambatan listrik dan hukum ohm Ceramah spidol percaya diri
SMA Kelas
Memberikan contoh soal dan meminta Tanya
X, Phibeta,
siswa mencatat jawab
Mencatat
97
XI. Penilaian
1. Lembar Aktivitas
Peneliti,
Fajar Afandi
NIM. 4091210
99
Lampiran 4
2.Hukum Kirchoof
Kelas / Semester : X / II
Pertemuan :2
XIII. Indikator
1. Kognitif
a. Produk
b. Proses
Siswa mampu menuliskan definisi dari rangkaian seri dan paralel
serta bunyi hukum kirchoof.
Siswa mampu menguraikan permasalahan yang berhubungan
dengan rangkaian seri dan paralel, serta hukum kirchoof.
2. Afektif
a. Karakter
Dalam melakukan kegiatan pengamatan diharapkan siswa menunjukkan
sifat:
(a) Lampu disusun seri (b) Simbol rangkaian (c) Hambatan pengganti
Gambar 2.8 Rangkaian hambatan seri
Pada Gambar 2.8, terlihat dua buah lampu (sebagai hambatan) yang
disusun seri. Kuat arus yang mengalir melalui kedua lampu tersebut sama
besarnya, sedangkan tegangannya berbeda (VAB ≠ VBC). Dengan menggunakan
hukum Ohm dapat Anda tuliskan secara matematis sebagai berikut. Jika
103
Jika Anda ganti kedua hambatan yang dirangkai seri dengan sebuah
hambatan pengganti (Rs ) lihat Gambar 7.20 (c), maka VAC = I × Rs , sehingga
Anda dapatkan persamaan sebagai berikut.
Jadi, bentuk umum hambatan pengganti yang dirangkai seri adalah sebagai
berikut.
Rs = R1+R2+R3+…+Rn (n = banyaknya hambatan) . . . . . . (2.6)
Hambatan pengganti pada kedua rangkaian ini selalu lebih besar karena
merupakan jumlah dari hambatan-hambatan yang dipasang.
besarnya sama. Dengan menggunakan hukum I Kirchoff dan hukum Ohm, maka
dapat Anda tuliskan secara matematis sebagai berikut.
Jika Anda ganti kedua hambatan yang dirangkai paralel dengan sebuah
V
I=
hambatan pengganti (Rp), lihat Gambar 2.9 (c), maka
R p , sehingga Anda
- Penugasan
105
2. LKS
Inti Supiyanto.,
(2006),
Menyampaikan materi pembelajaran Mencatat dan mendengarkan Ceramah Papan 70 menit Rasa ingin
Fisika
mengenai rangkaian seri dan paralel tulis, tahu dan
Untuk
serta hukum kirchoof Ceramah spidol percaya diri
SMA Kelas
Memberikan contoh soal dan meminta Tanya
X, Phibeta,
siswa mencatat jawab
Mencatat
108
I. Penilaian Penilaian
1. Lembar Aktivitas
Peneliti,
Fajar Afandi
NIM. 409121026
110
Lampiran 5
LKS I
Judul : Hubungan Kuat Arus Listrik dan Hambatan Listrik pada Hukum Ohm
Tujuan :
Siswa mampu menghipotesis hubungan kuat arus listrik dan hambatan listrik
pada hukum Ohm pada rangkaian tertutup.
Siswa mampu menganalisis hubungan kuat arus listrik dan hambatan listrik
pada hukum Ohm pada rangkaian tertutup.
Siswa mampu memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan hukum
Ohm pada rangkaian tertutup dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah :
Jika ada dua buah rangkaian listrik dengan sumber tegangan sama dan panjang
rangkaiannya juga sama, tetapi kabel kedua rangkaian itu berbeda. Rangkaian
pertama menggunakan kabel dengan diameter A dan rangkaian kedua menggunakan
kabel dengan diameter 2A. maka pada rangkaian mana arus listrik mengalir lebih
besar?
Jawaban Sementara :
Merancang Percobaan :
B. Prosedur Kerja
111
Hasil Percobaan
Pembahasan :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
112
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Lampiran 6
113
LKS II
Tujuan :
Masalah :
Bagaimana keadaan nyala lampu jika ada sebuah bola yang memiliki hambatan 10 Ώ
dihubungkan dengan baterai 3 volt? Dan jika pada rangkaian ditambah 2 bola lampu
dengan dengan ukuran sama dan di pasang secara seri, bagaimana kondisi nyala
lampunya? Bagaimana jika disusun secara parallel?
Jawaban Sementara :
Merancang Percobaan :
D. Prosedur Kerja
6. Menyusun rangkaian lampu seperti gambar seperti gambar.
114
.
7. Mengamati kondisi nyala lampu dan mengukur besar kuat arus yang
mengalir dan beda potensial pada lampu.
8. Mencatat hasil pengamatan.
9. Menambah jumlah bola lampu dan menyusun rangkaian seperti gambar.
10. Mengamati kondisi nyala lampu dan mengukur besar kuat arus yang
mengalir dan beda potensial pada lampu kemudian mencatat pengamatan.
11. mengubah bentuk rangkaian seperti pada gambar.
12. Mengamati kondisi nyala lampu dan mengukur besar kuat arus yang
mengalir dan beda potensial pada lampu kemudian mencatat pengamatan.
13. Mengamati perbedaan antara kuat arus dan beda potensial disetiap
rangkaian.
Hasil Percobaan
Menggunakan satu
bola lampu
Menggunakan 3 bola
Lampu yang disusun
Secara seri
Menggunakan 3 bola
Lampu yang disusun
secara paralel
Pembahasan :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
116
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
117
a. Hukum I Kirchhoff dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
c. Hukum Ohm
d. Hukum Ampere
e. Pengertian GGL Listrik
118
3. Dapat menentukan kuat C3 Dalam waktu 1 menit, pada suatu Diketahui : t = 1 menit = 60 s
arus listrik penghantar mengalir muatan sebesar 150
q = 150 C
coulomb. Maka kuat arus yang mengalir
melalui kawat pengantar tersebut ialah… Ditanyakan: I = ... ?
a. 3 A c. 1,5 A
Jawab :
b. 2,5 A d. 2,8 A
e. 2A q 150
I= =
t 60
I=2,5 A
6. Dapat menghitung besar C3 Dalam suatu kawat penghantar mengalir muatan Jawaban: c
kuat arus listrik yang sebesar 200 C selama 1/6 menit, maka kuat arus
Alasan:
mengalir melalui kawat yang mengalir melalui kawat tersebut adalah...
penghantar ΔQ
a. 10 A d. 25 A I=
Δt
b. 15 A e. 30 A
c. 20 A 200 C
I=
10 s
I =20 A
e. 0,11 A
c. 40 volt
Dit : v =…?
Jwb :
Q 720
I= = =12 A
t 60
V =I . R=12 A . 5
¿ 60 V
124
R2=3 Ω R5=6 Ω
R3=4 Ω
Rs1= R1 + R2 =5 ohm
Rs2 = R3 + R4 = 6 ohm
a.0,75 A d. 6 A
Rp = Rs2.R5/Rs2+R5=3 ohm
b. 1,5 A e. 12 A
VRp = Itot.Rp=4,5 V
I = VRp/R5= 0,75 A
makateganganpadahambatan 8 Ω (V 8 Ω )
sama dengan teganganpadahambatan 4 Ω (V
4 Ω sehingga : V 8 Ω =V 4 Ω =I 8 Ω . R8 Ω =8 I
Sehinggadiperoleh :
Bila I adalah arus listrik yang melalui
V4Ω 8I
hambatan 8 Ω . Maka besarnya kuat arus I 4 Ω= = =2 I
R4Ω 4
listrik yang melewati hambatan 5 Ω
adalah… Kemudiandiperoleh :
a. 5I d. 2I
I 8Ω ,4 Ω =I 8 Ω + I 4 Ω =I +2 I =3 I
b. 4I e. I
c. 3I Karenagabunganhambatan 8Ω dan 4Ω
seriterhadaphambatan 5Ω dan 12Ω maka ;
I 8Ω ,4 Ω =I 5 Ω=I 12 Ω=3 I
126
a. 12 buah ( seri)
Bilahambatanpenggantilebihbesardarimasin
b. 2 buah (paralel)
g-masingtahanan,
c. 10 buah (seri)
berartisemuatahananitudirangkaikanseri,
d. 10 buah (paralel)
sehingga:
e. 2 buah (seri )
R = n.R1
60 = n.5
n = 12 buah
127
15. Dapat menganalisis biaya C4 Sebuah rumah rata-rata menggunakan listrik 500 Jawaban: b
tagihan listrik selama 1 watt selama 6 jam setiaphari, apabila perusahaan
Alasan:
bulan. listrik membuat Rp100,00 tiap kWh, maka
besarnya tagihan listrik yang harus dibayar Energi yang dipakaiselama 1 hari :
=Rp 9000,00
P 50 W 5
d. I= = = A
V 220 V 22
e. P = 50 W hanyaakandipenuhibila P =220
V,
jadibilapadakeadaaninilampudinyalakan
selama 1 detik, maka energy yang
dihabiskanadalah : W = P .t = 50 .1 = 50
J
129
4
I= x1
5
I=0,8 A
a. 0,4 A d. 4,0 A
b. 0,8 A e. 5,0 A
c. 1,0 A
130
b. 6,75 x 10-6m l
R= ρ
c. 6,5 x 10-7m
A
d. 2,5 x 10-7m 2m
1 Ω=ρ −8 2
e. 6,1 x 10-7m 5,0 x 10 m
−8 2
ρ=2,5 x 10 m
Lampiran 8
Kelas / Semester : X / II
1. Pilihlah salah satu jawaban ( option ) yang paling tepat menurut anda
2. Bobot tiap soal adalah sama
2. ”Jumlah kuat arus yang masuk ke titik percabangan sama dengan jumlah
kuat arus yang keluar dari titik percabangan tersebut ”. Pernyataan diatas
merupakan...
a. Hukum I Kirchhoff d. Hukum Ampere
b. Hukum II Kirchhoff e. Pengertian GGL Listrik
c. Hukum Ohm
3. Dalam waktu 1 menit, pada suatu penghantar mengalir muatan sebesar 150
coulomb. Maka kuat arus yang mengalir melalui kawat pengantar tersebut
ialah…
a. 3 A d. 2,8 A
b. 2,5 A e. 2 A
c. 1,5 A
134
5. Jika beberapa resistor dirangkai secara paralel maka yang sama besar
nilainya adalah...
a. Tegangannya d. Kuat arusnya
b. Hambatannya e. Hambatan dan tegangannya
c. Hambatan dan arus
6. Dalam suatu kawat penghantar mengalir muatan sebesar 200 C selama 1/6
menit, maka kuat arus yang mengalir melalui kawat tersebut adalah...
a. 10 A d. 25 A
b. 15 A e. 30 A
c. 20 A
7. 1.Daya hantar suatu sumber tegangan listrik ditentukan oleh jumlah
ionnya dalam sumber tegangan tersebut.
2. Semua sumber tegangan mengubah energi kimia menjadi energi listrik
3. Lemon, Jeruk, limau dan kiwi merupakan sumber tegangan listrik.
Dari pernyataan tersebut, yang benar adalah …..
a. 1 dan 2 d. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3 e. 1 saja
c. 2 dan 3
8. Sebuah lampu dapat dinyalakan dengan baterai buah. Buah dibawah ini
yang dapat menyalakan lampu lebih terang adalah ….
a. Lemon d. Buah kiwi
b. Limau e. Umbi kentang
c. Jeruk keprok
11. Suatu kawat memiliki hambatan 5 . Muatannya 720 C/menit. Maka beda
potensial yang melalui kawat tersebut adalah…
a. 20 volt d. 50 volt
b. 30 volt e. 60 volt
c. 40 volt
a. 0,75 A d. 6 A
b. 1,5 A e. 12 A
c. 3 A
13. Perhatikangambar !
c. 3I e. I
d. 2I
15. Sebuah rumah rata-rata menggunakan listrik 500 watt selama 6 jam
setiaphari, apabila perusahaan listrik membuat Rp100,00 tiap kWh, maka
besarnya tagihan listrik yang harus dibayar selama 1 bulan (30 hari)
adalah:
a. Rp 8000,00 d. Rp 12.000,00
b. Rp 9000,00 e. Rp 15.000,00
c. Rp 10.000,00
a. 0,4 A d. 4,0 A
b. 0,8 A e. 5,0 A
c. 1,0 A
18. Ketika hendak tidur, kamu mematikan lampu di ruang tamu dengan
menekan tombol sakelar. Yang kamu lakukan tersebut pada dasarnya
adalah ....
a. Membuat rangkaian menjadi terbuka
b. Membuat rangkaian menjadi tertutup
c. Mengambil sumber tegangan dari rangkaian
d. Mengambil penghantar dari rangkaian
e. Sakelar berfungsi sebagai isolator
B D
Karena sumber tegangan semua lampu menyala. Jika lampu A dilepaskan dari
rangkaian tersebut, maka ….
Aktivitas Siswa
Melakukan Mengumpulka
No Nama
Menyajikan Membuat Merancang percobaan n dan Membuat
Siswa
pertanyaan hipotesis percobaan untuk menganalisis kesimpulan
Jumlah Skor Presentas
atau masalah mendapatkan data
i
informasi
1 1 2 1 1 1 1
Lampiran 10 137
4. Melakukan percobaan Motor activity c. Memperoleh informasi/data melalui 1 = satu deskriptor tampak
untuk memperoleh (melakukan percobaan) eksperimen
informasi
5. Mengumpulkan dan Oral activity c. Menyampaikan hasil dan pengolahan 1 = satu deskriptor tampak
menganalisis data (presentasi) data
6. Membuat kesimpulan Writing activity c. Membuat kesimpulan dari materi yang 1 = satu deskriptor tampak
(mencatat) sudah dipelajari
Lampiran 11
SX.01 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 5 25
SX.02 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 6 30
SX.03 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 15
SX.04 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 5 25
SX.05 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6 30
SX.06 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3 15
SX.07 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 7 35
SX.08 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 5 25
SX.09 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 7 35
SX.10 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 4 20
SX.11 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 7 35
SX.12 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6 30
SX.13 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 7 35
SX.14 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 4 20
SX.15 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5 25
SX.16 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 3 15
SX.17 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 20
SX.18 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 15
SX.19 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 5 25
SX.20 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 5 25
SX.21 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 4 20
SX.22 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6 30
SX.23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 6 30
SX.24 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 7 35
SX.25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 5 25
SX.26 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 6 30
SX.27 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 4 20
SX.28 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 7 35
SX.29 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3 15
SX.30 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 4 20
140
Lampiran 13
Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Kontrol
Nomor Soal
Kode
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor Nilai
SC.01 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 5 25
SC.02 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 20
SC.03 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 7 35
SC.04 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 7 35
SC.05 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4 20
SC.06 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3 15
SC.07 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 15
SC.08 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 3 15
SC.09 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 20
SC.10 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 5 25
SC.11 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 7 35
SC.12 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 15
SC.13 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 6 30
SC.14 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 5 25
SC.15 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 7 35
SC.16 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 6 30
SC.17 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 5 25
SC.18 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 5 25
SC.19 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 20
SC.20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 6 30
SC.21 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 6 30
SC.22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 3 15
SC.23 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 4 20
SC.24 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 15
SC.25 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3 15
SC.26 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 4 20
SC.27 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 6 30
SC.28 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 6 30
SC.29 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 5 25
SC.30 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 5 25
141
12 1 0 1 15 13 1 4 1 15 15 2 1 13 18 1 3 13 8 7 144 720
Lampiran 14
Tabulasi Jawaban Postes Kelas Eksperimen
Nomor Soal
Kode
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor Nilai
SX.01 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 70
SX.02 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 80
SX.03 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 13 65
SX.04 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 14 70
SX.05 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 11 55
SX.06 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 85
SX.07 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 15 75
SX.08 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 85
SX.09 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 90
SX.10 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 80
SX.11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 16 80
SX.12 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 13 65
SX.13 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 17 85
SX.14 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 10 50
SX.15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18 90
SX.16 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 15 75
SX.17 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16 80
SX.18 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 11 55
SX.19 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 80
SX.20 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 13 65
SX.21 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 60
SX.22 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 15 75
SX.23 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 12 60
SX.24 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 10 50
SX.25 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 12 60
SX.26 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 14 70
SX.27 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 13 65
SX.28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 18 90
SX.29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 17 85
SX.30 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 16 80
142
Lampiran 15
Tabulasi Jawaban Postes Kelas Kontrol
Nomor Soal
SC.01 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 14 70
SC.02 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 17 85
SC.03 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 15 75
SC.04 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 12 60
SC.05 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 11 55
SC.06 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 9 45
SC.07 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 11 55
SC.08 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 14 70
SC.09 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 14 70
SC.10 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 11 55
SC.11 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 80
SC.12 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 10 50
SC.13 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 15 75
SC.14 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 11 55
SC.15 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 80
SC.16 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 13 65
SC.17 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 9 45
SC.18 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 60
SC.19 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 11 55
SC.20 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 12 60
SC.21 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 80
SC.22 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 12 60
SC.23 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 12 60
SC.24 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 13 65
SC.25 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 13 65
SC.26 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 15 75
SC.27 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 10 50
SC.28 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 14 70
SC.29 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 12 60
SC.30 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 14 70
Lampiran 16
Kelas Eksperiment
N Pretes Postes
Kode Siswa
o Nilai (X) X2 Nilai (X) X2
Kelas Kontrol
N Pretes Postes
Nama Siswa
o Nilai (X) X2 Nilai (X) X2
Rata-rata 24 64
Lampiran 17
X=
∑ X =760 =25,33
n 30
S=
√
S2 = 48,16
n ∑ X 2 −( ∑ X i ) 2
i
n ( n−1 )
=
√ 30( 20650 )−( 760)2
30( 30−1)
=6, 94
X=
∑ X =2175 =72,5
n 30
S=
√
S = 146,12
n ∑ X 2 −( ∑ X i ) 2
i
n ( n−1 )
=
√ 30( 161925 )−(2175 )2
30( 30−1)
=12 ,088
S=
√
S = 47,24
n ∑ X 2 −( ∑ X i ) 2
i
n ( n−1 )
=
√ 30( 18650 )−(720 )2
30( 30−1)
=6, 87
X=
∑ X =1920 =64
n 30
S=
√ n ∑ X 2 −( ∑ X i ) 2
i
n ( n−1 )
=
√ 30(126250 )−(1920 )2
30(30−1)
=10 ,78
S = 116.21
Lampiran 18
1. Mengurutkan data dari yang terkecil sampai data terbesar, kemudian menentukan
frekuensi observasi (fi) dan frekuensi kumulatif (fk).
2. Mengubah tanda skor menjadi bilangan baku (Zi).
Untuk mengubahnya digunakan rumus :
X 1− X̄
Zi=
S .
15−25. 16
Z1= =−1, 50 .
6 . 778
3. Untuk menentukan F(Zi) digunakan nilai luas dibawah kurva normal baku.
Contoh, untuk F(-1,50) = 0,0668. Cara melihatnya dengan memberi tanda
pada kolom pertama untuk angka -1,50 (Daftar tabel wilayah luas di bawah
kurva normal) sedangkan pada baris teratas ditandai dengan 0,00, sehingga
koordinat keduanya memberikan angka luasan di bawah kurva normal baku
sebesar 0,0668.
0,886 0, 886
= =0,1566,
harga Ltabel = 0,1566, yaitu √ N √32 pada α = 0,05 (Daftar
Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors).
(Perhitungan data pretes dan data postes mengikuti prosedur perhitungan
seperti diatas)
Dari tabel di atas diperoleh Lhitung = 0,1461. Dari uji Liliefors dengan taraf nyata =
0,05, n = 30 maka diperoleh Ltabel= 0,1610. Jadi diperoleh Lhitung< Ltabel (0,1461<
0,1610) sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
N
Xi fi fk (Zi) F(Zi) S(Zi) |F(Zi)- S(Zi)|
o
Dari tabel di atas diperoleh Lhitung = 0.1523. Dari uji Liliefors dengan taraf nyata =
0,05, n = 30 maka diperoleh Ltabel= 0,161. Jadi diperoleh Lhitung< Ltabel
(0.1523<0,161) sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Dari tabel di atas diperoleh Lhitung = 0.0990. Dari uji Liliefors dengan taraf nyata =
0,05,n = 30 maka diperoleh Ltabel= 0,1610. Jadi diperoleh Lhitung< Ltabel (0.0990 <
0,1610) sehingga dapat disimpulkan bahwa databerdistribusi normal
D. Hasil Postes Siswa Kelas Kontrol
Dari tabel di atas diperoleh Lhitung = 0,1443. Dari uji Liliefors dengan taraf nyata =
0,05, n = 30 maka diperoleh Ltabel= 0,161. Jadi diperoleh Lhitung< Ltabel (0,1443 <
0,161) sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Lampiran 19
Uji Homogenitas
Untuk mengetahui apakah data dari kedua kelas mempunyai varians yang
homogen atau tidak. Maka digunakan uji kesamaan dua varians dengan rumus :
Varians terbesar
Fhitung = Varians terkecil
Pretes
S 2kont = 47,24 N = 30
Dengan demikian :
2
S kkont
2
Fh = S keksp
48,16
=1, 02
Fh = 45,94
- F0,05(24,29) = 1.90
- F0,05(30,29) = 1.85
Maka:
29−24
F( 0,05 )(29 , 29 )=F ( 0,05) (24 , 29 )+ F
30−24 ( (0, 05) ( 30 , 29) ( 0,05) (24 ,29 ) )
−F
5
F( 0,05 )(29 , 29 )=1, 90+ {1, 85−1, 90}=1, 94
6
Karena Fh< Ft atau (1,02<1,94) Maka dapat disimpulkan hasil belajar
untuk kedua kelas mempunyai varians yang sama ( homogen )
Postest
Dengan demikian :
2
S eksp
2
Fh = S kont
146,12
Fh = 116,21
Fh = 1,25
- F0,05(24,29) = 1.90
- F0,05(30,29) = 1.85
Maka:
29−24
F( 0,05 )(29 , 29 )=F ( 0,05) (24 , 29 )+ F
30−24 ( (0, 05)( 30 , 29) ( 0,05) (24 ,29 ) )
−F
5
F( 0,05 )(29 , 29 )=1, 90+ {1, 85−1, 90}=1, 94
6
Karena Fh< Ft atau (1,25<1,94) Maka dapat disimpulkan hasil belajar
untuk kedua kelas mempunyai varians yang sama ( homogen)
Lampiran 20
Pengujian Hipotesis
Dengan rumus:
X1 − X2 2
(n1 1) S1 (n 2 1) S 2
2
t= S2
s
√ 1 1
+
n1 n2 dengan
n1 n 2 2
A. Pretes
X 1 =25, 33 X 2 =24
S 2 =48 ,16 S 2 =47 ,24
1 2
n1 =30 n2 =30
Dimana :
2 2
(n 1) S1 (n 2 1) S 2
S 1
2
n1 n 2 2
dk = 40 ttabel = 2,02
dk = 60 ttabel = 2,00
maka,
58−40
( 2, 00−2, 02 )
t(0,975)(58) = 2,02 + 60−40
= 2,02 -0,028
= 2,002
B. Post-Tes
X 1 =72,5 X 2 =64
S 2 =146 , 12 S 2 =116 ,21
1 2
n1 =30 n2 =30
Dimana :
( n1 −1 ) S012 + ( n2 −1 ) S
02
2
=
S2 n1 +n2 −2
( 30−1 ) 146 , 12+ ( 30−1 ) 116, 21
S 2=
30+30−2
7607 ,57
S 2=
58
2
S = 131 ,165
S =11, 453
X 1− X 2
=
Maka : thitung
S
√( 1
n1
+
1
)( )
n2
72 , 5−64
=
11,453
8,5
√( 1
+
1
)( )
30 30
=
11,453 √ 0, 067
8,5
=
2, 955
= 2, 88
Dari daftar distribusi t untuk α = 0.05 dan dk = 30+30-2 = 58, tidak terdapat pada
tabel distribusi t maka thitung harus dicari menggunakan interpolasi linier. Karena
harga 58 terdapat diantara dk = 40 dan dk = 60 pada tabel, maka:
dk = 40 ttabel = 2,02
dk = 60 ttabel = 2,00
maka,
58−40
( 2, 00−2, 02 )
t(0,975)(58) = 2,02 + 60−40
= 2,02 -0,028
= 2,002
Karena thitung >ttabel (2,88> 2,002), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis
Eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di
Kelas X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi T.P. 2012/2013.
Lampiran 23
Rekapitulasi Aktifitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 24
Rekapitulasi Nilai Pretes, Aktivitas dan Postes Kelas Eksperimen
Nama Pretes Kategori Aktivitas Kategori Postes Kategori Ket
Siswa
Keterangan :
Lampiran 25
√n √n √n √n √n
Sumber:
v = dk