Anda di halaman 1dari 197

1

PEN GAR U H M OD EL PEMBELA JA RA N IN KU I RI


B ER BAS I S EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA
MATERIPOKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X
SMA NEGERI 4 TEBING TINGGI T.P 2012/2013

Oleh:
Fajar Afandi
NIM 409121026
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar
Sarjana Pendidkan

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2

2013
1

Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis


EksperimenTerhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X SMA
Negeri 4 Tebing TinggiT.P 2012/2013

Nama Mahasiswa : Fajar Afandi


NIM : 409121026
Program Studi : Pendidikan Fisika
Jurusan : Fisika

Menyetujui :

Dosen Pembimbing Skripsi,

Purwanto, S.Si., M.Pd

NIP. 19660507 199903 1 001

Mengetahui :

FMIPA UNIMED Jurusan Fisika


Dekan, Ketua,

Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D Dr. Derlina, M.Si

NIP. 19590805 198601 1 001 NIP. 19640321 199003 2 001

Tanggal lulus : 23 Agustus 2013


2

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tebing Tinggi pada tanggal 23 November 1991. Ayah


kandung bernama Budi Sutrisno, Ayah tiri bernama Harminsyah Nst S.Pd dan Ibu
bernama Sulastri, S.Pd. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada
tahun 1997 penulis masuk SD Negeri No.165734 Tebing Tinggi, dan lulus pada
tahun 2003. Pada tahun 3003, Penulis melanjutkan ke SMP Negeri 4 Tebing Tinggi,
dan lulus tahun 2006. Pada 2006, Penulis melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 4
Tebing Tinggi, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis di terima di
program studi pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Medan dan lulus tahun 2013.
3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS


EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X
SMA NEGERI 4 TEBING TINGGI
T. P. 2012 / 2013

FAJAR AFANDI ( NIM : 409121026 )

ABSTRAK

Rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi


belajar. Penyebab universal atas rendahnya mutu pendidikan adalah guru sulit
memilih model pembelajaran yang tepat, oleh karena itu penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Eksperimen
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA
Negeri 4 Tebing Tinggi T.P. 2012 / 2013.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian quasi eksperimen dengan desain two
group Pre-test dan Pos-test, Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X
semester I SMA Negeri 4 Tebing Tinggi T.P. 2012 / 2013. Sampel penelitian ini
diambil dengan teknik cluster random sampling, yang terdiri dari dua kelas, yaitu
kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran Inkuiri Berbasis Eksperimen, dan
kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran
langsung, masing-masing kelas sebanyak 30 siswa, Data penelitian ini diperoleh
dengan menggunakan Instrumen berupa test pilihan berganda sebanyak 20 soal
dengan 5 option (a, b, c, d, dan e) Tes hasil belajar di validkan oleh validator.
Dari analisa data untuk kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen diperoleh rata-rata Pre-test 25,33
dengan standard deviasi 6,94 dan nilai rata-rata Post-test 72,5 dengan standard
deviasi 12,088. Kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan pembelajaran
konvensional diperoleh rata-rata Pre-test 24 dan standard deviasi 6,87 sedangkan
rata-rata Post-test 64 dengan standard deviasi 10,78. Kedua kelas berdistribusi
normal dan memiliki variasi yang homogen. Hasil uji thitung adalah 2,88 sedangkan
ttabel adalah 2,002 pada taraf nyata 0,05 artinya 95% Ha diterima dan 5% Ho ditolak
dimana thitung> ttabel (thitung2,88> ttabel2,002). Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa ada
pengaruh yang berarti dari model pembelajaran Inkuiri Berbasis Eksperimen secara
signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis kelas X
SMANegeri 4 Tebing Tinggi T.P 2012/2013. Sedangkan pada penilaian aktivitas
didapat rata-rata nilai aktivitas selama 2 pertemuan adalah 64,99. Setelah dianalisis
persamaan garisnya menggunakan Microsoft Exel 2007 dapat disimpulkan bahwa
aktivitas siswa pada model pembelajaran mempengaruhi hasil belajar siswa.
4

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulisan skripsi ini. Dapat di selesaikan dengan baik, skripsi
berjudul. “ Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Eksperimen Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X SMA Negeri 4
Tebing Tinggi T.P.2012/2013”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak
Purwanto, S.Si.,M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai dengan
selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada
bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D, bapak Dr. Nurdin Bukit, M.Si dan bapak
Drs.Abd. Hakim S, M.Si, selaku dosen pembanding yang telah memberikan
masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Drs. J.B. Sinuraya, M.Pd selaku
dosen pembimbing Akademik dan ibu Dra. Derlina, M.Si selaku ketua jurusan
Fisika dan bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku ketua prodi pendidikan
Fisika, juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan pegawai jurusan
fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih
di sampaikan juga kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D, selaku dekan
FMIPA Unimed. Terima kasih juga kepada ibu Nila Wati S.Pd selaku guru bidang
studi fisika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama
penelitian dan bapak Guntur Pulungan selaku kepala sekolah SMA Negeri 4 Tebing
Tinggi atas ijin penelitian yang diberikan.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Harminsyah
Nst., S.Pd dan Ibunda Sulastri, S.Pd yang selalu memberikan dorongan, do’a dan
dana kepada saya selama menyelesaikan studi di Unimed, juga teristimewa kepada
adik-adikku Bayu Firmanda, dan Suci Amelia Putri. Juga teristimewa saya ucapkan
terima kasih kepada my best Suci Khairani dan Lylis Bahriani yang selalu setia
mendampingi dan selalu memberi semangat serta dukungannya kepada saya mulai
5

dari penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada
kak Alfriska yang selalu membantu dalam penyusunan skripai ini. Ucapan terima
kasih juga kepada teman saya Ridho, Fitra, Fernando, Tian, Allwine, Ridwan,
Habibi, Soritua, Ami, Devy, Sartika, Asnidar, Tika, Tifa, Maya Siska, Icha, Lely,
Wasiyah, Ummi, Nilla, dan seluruh anak 09 Dik B. Juga adik-adikku di fisika Dwi,
Fitra, Bahrani, Jovan, James, Sapwan, Tiara, Mailita, Pima, Rini, Luzy, Izel dan
Yosico. Yang teristimewa untuk Latifa Sahara yang telah memberikan semangat dan
dorongan kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima
kasih juga untuk teman-teman yang tidak sempat disebutkan namanya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya khasanah ilmu
pendidikan kita.

Medan, 2013
Penulis

Fajar Afandi
6

DAFTAR ISI

halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Indentifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.7. Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7


2.1. Kerangka Teoritis 7
2.1.1 Pengertian Belajar 7
2.1.2 Pengertian Hasil Belajar 8
2.1.3 Aktivitas Belajar 9
2.1.4 Pengertian Pembelajaran dan Model Pembelajaran 9
2.1.5 Model Pembelajaran Inkuiri 10
2.1.5.1 Teknik Eksperimen 14
2.1.6 Pembelajaran Konvensional (Model Pembelajaran Langsung) 15
2.1.7 Materi Pelajaran 15
7

2.2 Kerangka Konseptual 21


2.3 Hipotesis 21

BAB III METODE PENELITIAN 23


3.1. Lokasi Penelitian 23
3.2. Populasi dan Sampel 23
3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian 23
3.3.1 .Variabel Penelitian 23
3.3.2. Instrumen Tes Hasil Belajar 24
3.3.3. Instrumen Tentang Aktivitas 25
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 26
3.5. Prosedur Penelitian 27
3.6. Teknik Analisis Data 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34


4.1. Hasil Penelitian 34
4.2. Pembahasan 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan 54
5.2. Saran 55

DAFTAR PUSTAKA 56
8

DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1. Hukum Ohm 15
Gambar 2.2. Grafik Hubungan Tegangan (Volt) dengan Kuat Arus (I) 16
Gambar 2.3. Simbol Resistor 17
Gambar 2.4.Resistor 17
Gambar 2.5. Rangkaian Seri 18
Gambar 2.6. Sketsa Rangkaian Seri 18
Gambar 2.7. Rangkaian Paralel 19
Gambar 2.8. Aliran arus yang mengalir pada rangkaian paralel 19
Gambar 2.9. Rangkaian Gabungan 20
Gambar 4.1. Diagram batang data pretes kelas eksperimen 35
Gambar 4.2. Diagram batang data pretes kelas kontrol 35
Gambar 4.3. Diagram batang data postes kelas eksperimen 36
Gambar 4.4. Diagram batang data postes kelas kontrol 36
Gambar 4.5. Diagram batang kategori pretes, aktivitas dan postes 42
Gambar 4.6. Grafik nilai pretes,aktivitas dan postes berdasarkan kategori 49
Gambar 4.7. Grafik nilai pretes,aktivitas dan postes berdasarkan individu 51
Gambar 4.8. Grafik nilai pretes,aktivitas dan postes berdasarkan kelompok 52
9

DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 3.1 Tabel spesifikasi materi pokok Listrik Dinamis 25
Tabel 3.2.Pedoman penskoran observasi aktivitas belajar siswa 26
Tabel 3.3. Group pre-test-post-test design 28
Tabel 3.4. Tabel kriteria penilaian hasil belajar siswa 29
Tabel 3.5. Tabel interpretasi kategori aktivitas siswa 30
Tabel 4.1. Data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 34
Tabel 4.2. Data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 36
Tabel 4.3. Normalitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 37
Tabel 4.4. Homogenitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 38
Tabel 4.5. Ringkasan perhitungan uji t pretes 38
Tabel 4.6. Normalitas data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 39
Tabel 4.7. Homogenitas data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 39
Tabel 4.8. Ringkasan perhitungan uji t postes 40
Tabel 4.9. Rekapitulasi nilai pretes, postes dan aktivitas siswa 40
Tabel 4.10. Rekapitulasi hasil observasi siswa perkategori 43
10

DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen I 58
Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen II 72
Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol II 85
Lampiran 4 RPP Kelas Kontrol II 98
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa (LKS-1) 108
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS-2) 111
Lampiran 7 Kisi-kisi Soal 115
Lampiran 8 Soal-soal Tes Hasil Belajar 131
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas 137
Lampiran 10 Pedoman Penskoran Observasi 138
Lampiran 11 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 139
Lampiran 12 Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 140
Lampiran 13 Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Kontrol 141
Lampiran 14 Tabulasi Jawaban Postes Kelas Eksperimen 142
Lampiran 15 Tabulasi Jawaban Postes Kelas Kontrol 143
Lampiran 16 Data Hasil Belajar 144
Lampiran 17 Perhitungan Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi 146
Lampiran 18 Uji Normalitas Data 148
Lampiran 19 Uji Homogenitas Data 152
Lampiran 20 Pengujian Hipotesis Data 154
Lampiran 21 Tabel Observasi Penilaian Aktivitas Belajar Siswa I 157
Lampiran 22 Tabel Observasi Penilaian Aktivitas Belajar Siswa II159
Lampiran 23 Rekapitulasi Nilai Aktivitas 161
Lampiran 24 Rekapitulasi nilai berdasarkan kategori 162
Lampiran 25 Rekapitulasi nilai berdasarkan kelompok 165
Lampiran 26 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 166
Lampiran 27 Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 167
Lampiran 28 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 168
Lampiran 29 Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 169
Lampiran 30 Dokumentasi Penelitian 171
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Melalui pendidikan, manusia akan tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang
utuh. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan
manusia yang berkualitas bagi pembangunan negara. Pendidikan merupakan salah
satu aset masa depan yang menentukan maju mundurnya suatu bangsa oleh sebab
itu pembangunan sektor pendidikan harus menjadi prioritas.
Mengingat pentingnya peranan pendidikan, pemerintah telah melakukan
banyak perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam berbagai jenis dan
jenjang. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, proses kegiatan
belajar mengajar disekolah merupakan kegiatan yang sangat penting. Proses belajar
mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru
dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik
disini bukan hanya sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja, tetapi berupa
interaksi edukatif. Sementara masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran.
Fisika sebagai cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan objek mata
pelajaran yang menarik dan lebih banyak memerlukan pemahaman daripada
penghafalan. Namun, fakta dilapangan menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam
pelajaran fisika masih sangat kurang, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa yang dicapai oleh siswa. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMA Negeri
4 Tebing Tinggi dengan meninjai nilai rata-rata fisika di salah satu kelas X, nilai
rata-rata siswa adalah 65. Nilai tersebut tidak mencapai KKM yaitu 70. Salah satu
faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya aktivitas
siswa didalam pembelajaran. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan ibu Nila
Wati S,pd selaku guru fisika di SMA Negeri 4 Tebing Tinggi dalam wawancara.
Beliau menyatakan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran fisika masih sangat
kurang. Adapun faktor yang mempengaruhi rendahnya aktivitas siswa yang
2

menyebabkan hasil belajar fisika siswa masih rendah berdasarkan hasil wawancara
guru fisika dan penyerahan angket pada salah satu kelas X di SMA Negeri 4 Tebing
Tinggi adalah metode dan tekhnik pembelajaran fisika yang kurang bervariasi. Hal
tersebut menimbulkan kurangnya aktivitas siswa didalam pembelajaran. Dalam
pembelajaran fisika lebih dominan menggunakan pembelajaran konvensional yaitu
metode ceramah, mencatat mengerjakan soal dan pembelajaran sering kali
dilakukan satu arah. Dalam proses pembelajaran fisika guru menjelaskan materi,
menjelaskan rumus, memberi contoh soal dan memberikan tugas rumah, sehingga
siswa dalam pembelajaran fisika menjadi penerima informasi pasif. Siswa lebih
banyak belajar dengan menerima, mencatat dan menghafal pelajaran. Hal inilah
yang membuat siswa kurang senang belajar fisika, sehingga hasil belajar fisika yang
diperoleh kurang maksimal. Pada pembelajaran fisika ini suasana pembelajaran
mengarah ke teacher centered sehingga siswa terkesan pasif.
Ada beberapa model pembelajaran yang digunakan untuk mengubah
pembelajaran fisika yang bersifat teacher centered menjadi student centered. Guru
dapat peningkatkan aktivitas anak didiknya melalui melalui pembelajaran yang
didasari penyelidikan. Salah satunya adalah model pembelajaran inkuiri. Alasan
penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah siswa akan mendapatkan
pemahaman-pemahaman yang lebih baik mengenai sains dan akan lebih tertarik
terhadap sains jika siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Siswa akan
lebih tertarik lagi belajar fisika jika siswa terlibat secara langsung dalam eksperimen
fisika. Hal tersebut dikarenakan fisika adalah pelajaran yang identik dengan
eksperimen, sehingga jika siswa diajak secara langsung untuk bereksperimen maka
minat siswa terhadap fisika akan bertambah.
Penelitian mengenai model pembelajaran inkuiri sudah pernah diteliti oleh
peneliti sebelumnya. Peneliti sebelumnya Agunawan Silaban (2012) diperoleh nilai
rata-rata pretes di kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 37,8 dan 36,8. Setelah
diberi perlakuan pada masing-masing kelas, diperoleh rata-rata nilai postes pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 72,2 dan 67,2. Pada hasil pengujian
hipotesis diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,65 > 1,67 pada taraf signifikansi α = 0,05.
Juga pengamatan tentang aktivitas menggunakan model pembelajaran inkuiri
3

meningkat diperoleh rata-rata 70,9 dengan kategori cukup. Hal ini berarti model
pembelajaran inkuiri dapat dikatakan efektif didalam pembelajaran tersebut. Begitu
juga pada penelitian Alfriska Oktarina Silalahi (2012) yang meneliti pengaruh
model pembelajaran Scientific Inquiry berbasis pictorial riddle. Penelitian tersebut
memperoleh rata-rata pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 31,53
dan 30,81. Setelah diberi perlakuan pada kedua kelas diperoleh nilai rata-rata postes
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 76,39 dan 69,86. Dan pada hasil
pengujian hipotesis diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,75 > 1,6682 pada taraf signifikansi
α = 0,05. Juga pengamatan tentang aktivitas menggunakan model pembelajaran
inkuiri meningkat yaitu pada pertemuan I rata-rata 43,25, pertemuan II rata-rata
48,81, pertemuan III rata-rata 58,33 dan pertemuan IV rata-rata 80,56. Aktivitas
siswa dikategorikan aktif sejalan dengan peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini
juga membuktikan bahwa model pembelajaran Scientific Inquiry berbasis pictorial
riddle dapat dikatakan efektif didalam pembelajaran tersebut.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
tempat penelitian, sampel penelitian, materi penelitian, waktu pelaksanaan
penelitian, kombinasi model pembelajaran inkuiri dengan eksperimen pada
penelitian. Dimana pada penelitian ini menggunakan materi Listrik Dinamis di
SMA Negeri 4 Tebing Tinggi.
Dari uraian permasalahan diatas, Apakah hasil belajar fisika siswa dapat
ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan bagaimana
kaitannya dengan eksperimen didalam pembelajaran. Untuk dapat mengetahui hal
tersebut, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul : Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Berbasis Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi
T.P 2012/2013.
4

1.2. Identifikasi Masalah


Sebagaimana yang telah diterangkan pada latar belakang masalah di atas.
Maka, yang menjadi identifikasi masalah pada penelitian ini adalah: 1) Siswa
menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang menarik. 2) Hasil
belajar siswa dalam proses belajar mengajar khususnya mata pelajaran fisika yang
masih belum mencapai KKM. 3) Masih sedikit guru yang menerapkan
pembelajaran yang bervariasi dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
4) Aktivitas siswa didalam pembelajaran fisika masih sangat rendah. 5)
Pembelajaran yang sebagian besar masih bersifat teacher centered sehingga siswa
terkesan pasif.

1.3. Batasan Masalah


Mengingat luasnya permasalahan maka perlu dilakukan pembatasan dalam
penelitian sebagai berikut:
1. Menerapkan model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen di kelas
eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
2. Subjek penelitian hanya dibatasi pada siswa SMA Negeri 4 Tebing Tinggi
kelas X semester II T.P 2012/2013.
3. Materi pelajaran fisika kelas X semester II di SMA Negeri 4 Tebing Tinggi
hanya pada materi pokok Listrik Dinamis.
4. Hasil belajar yang akan diteliti hanya pada aspek kognitif yang disertai
pengamatan aktivitas.

1.4. Rumusan Masalah


Berdasarkan batasan masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil belajar fisika siswa menggunakan model pembelajaran
inkuiri berbasis eksperimen pada materi pokok Listrik Dinamis dikelas X
Semester 1 di SMA Negeri 4 T.Tinggi T.P 2012/2013.
5

2. Bagaimana hasil belajar fisika siswa menggunakan pembelajaran


konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis dikelas X Semester 1 di
SMA Negeri 4 T.Tinggi T.P 2012/2013.
3. Bagaimana aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen pada materi pokok Listrik
Dinamis dikelas X Semester 1 di SMA Negeri 4 T.Tinggi T.P 2012/2013.
4. Bagaimana pengaruh model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen dan
pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok
Listrik Dinamis dikelas X Semester 1 di SMA Negeri 4 T.Tinggi T.P
2012/2013.
5. Bagaimana prediksi hasil belajar siswa jika aktivitas siswa pada model
pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen ditingkatkan.

1.5. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa menggunakan model
pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen pada materi pokok Listrik
Dinamis dikelas X Semester 1 di SMA Negeri 4 T.Tinggi T.P 2012/2013.
2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa menggunakan pembelajaran
konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis dikelas X Semester 1 di
SMA Negeri 4 T.Tinggi T.P 2012/2013.
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen pada materi pokok Listrik
Dinamis dikelas X Semester 1 di SMA Negeri 4 T.Tinggi T.P 2012/2013.
4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri berbasis
eksperimen dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa
pada materi pokok Listrik Dinamis dikelas X Semester 1 di SMA Negeri 4
T.Tinggi T.P 2012/2013.
5. Untuk mengetahui prediksi hasil belajar siswa jika aktivitas siswa pada
model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen ditingkatkan.
6

1.6. Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi guru dan calon guru tentang hasil belajar
siswa pada materi pokok Listrik Dinamis menggunakan model pembelajaran
inkuiri berbasis eksperimen didalam pembelajaran.
2. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan informasi dalam rangka perbaikan
variasi pembelajaran di tempat pelaksanaan penelitian khususnya dan dunia
pendidikan umumnya.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya.

1.7. Definisi Operasional


Kata inkuiri sering juga dinamakan heuriskin yang berasal dari bahasa
yunani, yang memiliki arti saya menemukan.Model pembelajaran inkuiri
berkaitan dengan aktivitas pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk
memuaskan rasa ingin tahu sehingga peserta didik akan menjadi pemikir kreatif
yang mampu memecahkan masalah. Model pembelajaran inkuiri adalah suatu
model pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan
yang dipertanyakan.
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis


2.1.1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Oleh karena itu, seseorang dikatakan belajar, bila didalam diri orang
itu terjadi suatu perubahan contohnya tingkah laku. Perubahan tingkah laku ini
berlaku dalam waktu yang relatif lama, sehingga orang itu dari tidak mampu
mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakannya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh tingkah laku. Seseorang dikatakan belajar apabila
ia dapat mengasimsikan dalam dirinya sendiri terjadi suatu proses kegiatan yang
mengakibatkan suatu proses tingkah laku.
Kegiatan belajar dapat berlangsung melalui proses pengamatan,
pendengaran, membaca dan meniru. Banyak ahli telah mencoba merumuskan dan
membuat tafsiran tentang belajar. Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu
berbeda satu sama lain. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of
behavior though experiencing) (Hamalik ,2009).
Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,2003).
Dalam hal ini jika tidak ada perubahan tingkah laku maka seseorang belum bias
dikatakan belajar karena tidak terdapat bukti atas apa yang telah dialami seseorang
tersebut.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah merupakan suatu
proses, suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan, dimana perubahan yang
dimaksudkan adalah perubahan positif. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah
pengetahuan, melainkan juga bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
8

minat, penyesuaian diri, dan sebagainya.kata kunci belajar adalah perubahan


tingkah laku.
Sedangkan pengertian dari mengajar menurut Alvin W. Howard, “Mengajar
adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk
mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita),
appreciations (penghargaan) dan knowledge” (Slameto,2003).
Dalam pengertian ini guru harus berusaha membawa perubahan tingkah laku
yang baik atau berkecendrungan langsung untuk mengubah tingkah laku siswanya.
Itu suatu bukti bahwa guru harus memutuskan atau merumuskan tujuan. Guru juga
harus memikirkan bagaimana bentuk cara penyajian dalam proses belajar mengajar
dan bagaimana menciptakan kondisi-kondisi, sehingga meyakinkan terjadinya
interaksi edukatif.

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar


Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat
maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang
merupakan perubahan dalam arti belajar. Belajar hakikatnya adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang (Trianto,2009).
Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai
bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain
yang ada pada individu yang belajar.
Menurut ahli teori pembelajaran belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto,2003). Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa belajar itu merupakan perubahan perilaku dalam suatu organisme
(masyarakat), itu berarti belajar membutuhkan waktu. Perubahan yang terjadi dalam
diri individu sebagai hasil dari pengalaman itu sebenarnya usaha dari individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
9

2.1.3. Aktivitas Belajar


Pada dasarnya belajar adalah berbuat. Dimana dalam belajar, berbuat itu
untuk mengubah tingkah laku. Seperti yang diketahui dengan belajar akan diperoleh
perubahan-perubahan didalam tingkah laku, kebiasaan, sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman akan sesuatu. Jadi dalam belajar pasti melakukan
melakukan kegiatan atau aktivitas.
Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas
siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat
disekolah-sekolah pada umumnya. Beberapa aktivitas siswa didalam pembelajaran
yaitu: (1) memperhatikan situasi belajar; (2) menetapkan tujuan: mengarahkan
perhatian dan kegiatan kepada tercapainya tujuan;(3) mengadakan percobaan
(usaha) dalam bidang kognitif, psikomotor dan afektif; (4) latihan / praktik untuk
memperoleh kecakapan dan untuk pencapai tujuan; (5) menilai tingkah laku sendiri;
(6) mencapai tujuan; (7) memperoleh kepuasan (Slameto, 2003).

2.1.4. Pengertian Pembelajaran dan Model Pembelajaran


Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan
guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003, pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
(Sagala,2005). Pembelajaran suatu proses belajar dibangun oleh guru untuk
mengumbangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir
siswa serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksikan pengetahuan baru
sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk
di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum dan lain-lain. Menurut Joyce
dan Weil, model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain
10

(Rusman,2010). Selanjutnya mendesain pembelajaran sedemikian untuk membantu


peserta didik sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada
strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat cirri khusus
yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur.
Ciri-ciri tersebut adalah : 1). Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta
pengembangnya. 2). Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
(tujuan pembelajaran yang akan dicapai). 3). Tingkah laku mengajar yang
diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. 4). Lingkungan
belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

2.1.5. Model Pembelajaran Inkuiri


Beberapa definisi para ahli tentang model pembelajaran inkuiri adalah
sebagai berikut: menurut Gulo, model pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksumal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analisis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Trianto,2007).
Selanjutnya menurut Kourilsky, pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi
yang berpusat pada siswa dimana kelompok siswa inquiry kedalam suatu isu atau
mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang
digariskan secara jelas dan struktur kelompok (Hamalik,2004).
Dari uraian-uraian tersebut dapat diambil satu pengertian bahwa Inkuiri
adalah suatu model yang digunakan dalam pembelajaran fisika dan mengacu pada
suatu cara untuk pempertanyakan, mencari pengetahuan, informasi atau
mempelajari suatu gejala. Sasaran utama model pembelajaran inkuiri adalah (1)
keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses pembelajaran; (2) keterarahan
kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3)
mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam
proses inkuiri. Kemudian yang merupakan syarat timbulnya model pembelajaran
inkuiri bagi siswa adalah (1) aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang
11

mengundang siswa berdiskusi; (2) model pembelajaran inkuiri berfokus pada


hipotesis; (3) penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta). Untuk mencapai
kondisi seperti itu, peranan guru adalah sebagai motivator (pemberi rangsangan agar
siswa aktif), fasilitator (penunjuk jalan keluar jika siswa kesulitan), penanya
(menyadarkan siswa dari kekeliruan yang dibuat siswa), administrator (penanggung
jawab terhadap seluruh kegiatan dikelas), pengarah (pemimpin kegiatan siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran), manager (pengelola seluruh kegiatan
pembelajaran), rewarder (memberi penghargaan terhadap prestasi yang dicapai
siswa).
Keunggulan model pembelajaran inkuiri adalah (1) dapat membantu dan
mengembangkan “sel-concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti
tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik; (2) membantu dalam menggunakan
ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru; (3) mendorong siswa
untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur dan
terbuka; (4) mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya
sendiri; (5) memberi kepuasan yang bersifat intrinsik; (6) situasi proses belajar
menjadi lebih terangsang; (7) dapat mengembangkat bakat atau kecakapan individu;
(8) memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri; (9) siswa dapat menghindari
cara-cara belajar yang masih tradisional; (10) dapat memberikan waktu pada siswa
secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi
(Roestiyah,2001).
Kegiatan Inquiry adalah suatu siklus. Siklus itu terdiri dari langkah-langkah berikut
ini:
a) Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana pembelajaran yang
responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan
proses pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi
ini adalah :
1. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh siswa.
12

2. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa untuk


mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inquiry serta
tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai
dengan merumuskan kesimpulan.
3. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam
rangka memberikan motivasi belajar siswa.
b) Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa
untuk berpikir lagi.
1. Masalah hendaknya dirumuskan oleh siswa. Siswa akan memiliki motivasi
belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang
hendak dikaji.
2. Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung jawaban pasti.
3. Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui
terlebih dahulu oleh siswa.
c) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu diuji kebenarannya.
d) Pengumpulan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam model pembelajaran inquiry,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
perkembangan intelektual. Proses Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
menghubungkannya dengan fakta nyata dan ekperimen.
e) Uji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan yang dianggap diterima sesuai
dengan data atau informasi berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting
dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban
yang diberikan.
13

f) Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Jadi secara umum dapat diambil kesimpulan pengertian belajar inquiry adalah
suatu rangkaian kegiatan belajar mengajar melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan – kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, analisis sehingga dapat merumuskan penemuannya sendiri dengan
menggunakan teknik pemecahan masalah.
Model pembelajaran inquiry akan efektif, jika :
1. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri njawaban dari
permasalahan yang ingin dicapai. Dengan demikian dalam modelm inquiry,
penguasaan materi pembelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran,
akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
2. Jika bahan yang diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudan jadi,
akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
3. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
4. Jika guru bakan mengajar pada kelompokm siswa yang rata-rata memiliki
kemauan dan kemampuan berpikir. Model inquiry akan kurang berhasil
diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
5. Jika jumlah siswa yang belajar tidak trlalu banyak sehingga dapat dikendalikan
guru.
6. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang
berpusat pada siswa.
Dalam upaya menanamkan konsep tidak cukup hanya sekedar
ceramah.Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk
tahu dan terlibat secara aktif dalam menemukan konsep dari fakta – fakta yang
dilihat dari lingkungan dan bimbingan guru.

2.1.6. Teknik Eksperimen


Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka segala sesuatu
memerlukan eksperimen. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas digunakan
14

teknik eksperimen. Teknik eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menulis
hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru (Roestiyah,2001).
Penggunaan teknik eksperimen mempunyai tujuan agar siswa mampu
mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang
dihadapi dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa terlatih dalam cara
berfikir yang ilmiah (scientific thinking). Dengan eksperimen, siswa menemukan
bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Agar penggunaan
teknik eksperimen itu efisien dan efektif, perlu memperhatikan (a)dalam eksperimen
setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka alat dan bahan atau materi
percobaan harus cukup bagi tiap siswa;(b)kondisi alat dan bahan percobaan harus
baik dan bersih;(c)memerlukan waktu yang cukup lama agar siswa dapat benar-
benar merangsang pengetahuannya dan dapat menemukan pembuktian kebenaran
dari teori yang dipelajari itu;(d)memberikan petunjuk yang jelas kepada siswa agar
siswa semakin terampil dalam bereksperimen;(e)dapat membedakan masalah yang
dapat dieksperimenkan dengan yang tidak dapat dieksperimenkan, sehingga siswa
tidak melakukan eksperimen yang salah.
Teknik eksperimen kerap kali digunakan karena memiliki keunggulan ialah
(1)siswa terlati menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah,
sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya, dan
tidak mudah percaya perkataan seseorang sebelum ia membuktikannya;(2)mereka
lebih aktif berfikir dan berbuat;(3)menemukan masalah praktis serta ketrampilan
dalam menggunakan alat-alat percobaan;(4)membuktikan sendiri kebenaran suatu
teori (Roestiyah,2001).

2.1.7. Pembelajaran Konvensional ( Model Pembelajaran Langsung)


Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang selama ini
berlangsung di sekolah. Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa
dilakukan oleh guru, yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal, kemudian
15

pemberian tugas. Ceramah merupakan salah satu cara penyampaian informasi


dengan pesan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan
berpusat pada penceramah dan komunikasi searah dari pembaca kepada pendengar.
Penceramah mendominasi seluruh kegiatan, sedangkan pendengar hanya
memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.
Pola pembelajaran langsung adalah : (1) Siswa disuruh membaca buku
tentang materi yang ingin dipelajari. (2) Guru menyampaikan materi pelajaran
sesuai dengan pokok-pokok materi pelajaran seperti yang terkandung dalam
indikator hasil belajar. (3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
manakala ada hal-hal yang dianggap kurang jelas (diskusi). (4) Guru mengulas
pokok-pokok materi pelajaran yang telah disampaikan dilanjutkan dengan
menyimpulkan. (5) Guru melakukan postes sebagai upaya untuk mengecek
pemahaman siswa tentang materi pelajaran yang telah disampaikan. (6) Guru
menugaskan kepada siswa untuk membuat kesimpulan dari materi.

2.1.8. Materi Pelajaran


2.1.8.1 Hukum Ohm
Gambar 2.1. Hukum ohm

Arus listrik mengalir di dalam kawat penghantar jika ada beda potensial antara ujung-
ujung penghantar itu.

V (volt)

R (hambatan)

I (ampere)
16

Gambar 2.2. Grafik Hubungan Tegangan (Volt) dengan Kuat Arus (I)
Dari Gambar 2.2. tampak bahwa kuat arus yang mengalir di dalam suatu
kawat penghantar berbanding lurus dengan beda potensial ujung-ujung penghantar
itu. Semakin besar tegangan listrik, semakin besar pula arus mengalir dalam
rangkaian. Pernyataan tersebut dikenal sebagai hukum ohm. Perbandingan
tegangan listrik dengan kuat arus (I) adalah tetap. Hasil bagi ini dinamakan
hambatan listrik atau resistansi dan di beri satuan ohm (Ω).
Jika beda potensial atau tegangan dilambangkan dengan V, kuat arus
dengan I, dan hambatan listrik diberikan lambang R, maka secara matematis dapat
dituliskan persamaan berikut.

Dengan :
R = hambatan listrik (ohm, Ω)
V = tegangan listrik (volt, V)
I = kuat arus listrik (ampere, A)
Sehingga :

Sebuah kawat penghantar mempunyai hambatan 1 ohm apabila beda


potensial 1 volt pada ujung-ujung kawat penghantar itu menghasilkan kuat arus
sebesar 1 ampere. Hambatan suatu penghantar terhadap aliran muatan
disebabkan oleh benturan yang sering terjadi antara elektron-elektron yang bergerak.
Komponen listrik yang khusus dibuat untuk menghasilkan hambatan listrik pada
suatu rangkaian dinamakan penghambat atau resistor. Di dalam rangkaian listrik,
penghambat (resistor) dapat ditunjukkan pada Gambar 2.3.
17

Gambar 2.3. Simbol Resistor

Di dalam rangkaian yang rumit, misalnya radio, hambatan digunakan


untuk menjaga kuat arus dan beda potensial atau tegangan pada harga tertentu
agar komponen-komponen listrik lainnya dapat berfungsi secara baik. Beberapa
macam hambatan yang ada di pasaran ditunjukkan pada gambar 2.5.

Gambar 2.4. Resistor

2.1.8.2 Hukum Ohm pada Rangkaian Listrik


Ada dua jenis rangkaian listrik. Jenis rangkaian tersebut bergantung pada
bagaimana bagian-bagian rangkaian (sumber tegangan, kawat penghubung, dan
hambatan-hambatan) disusun. Rangkaian tersebut adalah rangkaian seri dan
paralel.

1. Rangkaian Seri
Pada rangkaian seri, hanya terdapat satu lintasan arus listrik. Bagian rangkaian
dipasang secara berurutan, tanpa ada percabangan. Perhatikan diagram rangkaian seri
pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Rangkaian Seri

Hukum Ohm pada Rangkaian Hambatan Seri


18

Kita dapat mengganti beberapa hambatan yang dirangkai secara seri dengan
sebuah hambatan. Sebagai contoh, R1, R2, dan R3 dalam Gambar 2.6. dapat kita ganti
dengan Rs. Kita akan mencari besar Rs.
R1 R2 R3 Rs

A X Y B A B
VAX VXY VYB VAB

i
i

V
V

Gambar 2.6. Sketsa Rangkaian Seri

VAB = VAX + VXY + VYB


Sesuai dengan hukum Ohm, yaitu V = R × I, persamaan di atas dapat ditulis:
I × R s = I × R 1 + I × R2 + I × R 3
Karena I di mana-mana besarnya sama, maka: Rs = R1 + R2 + R3
Secara umum, jika terdapat rangkaian seri dengan n buah hambatan yang besarnya R1,
R2 , R3, ... Rn, maka hambatan penggantinya adalah:
Rs = R1 + R2 + R3 + ... + Rn
2. Rangkaian Paralel
Jika lampu-lampu di rumahmu dirangkaikan seri, begitu salah satu lampu mati,
maka lampu yang lain juga akan padam. Untungnya berbagai peralatan listrik di
rumahmu terhubung secara paralel. Rangkaian paralel terdiri atas beberapa cabang
arus.

Gambar 2.7. Rangkaian Paralel


19

Perhatikan rangkaian paralel pada Gambar 2.8. Arus listrik terpisah menjadi tiga,
mengalir pada tiap cabang. Jika kuat arus pada tiap cabang dijumlahkan, maka
besarnya sama dengan kuat arus sebelum memasuki cabang. Ini merupakan bunyi dari
Hukum I Khirrchoff, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut. Jika
persamaan di atas diperluas untuk setiap cabang dalam rangkaian, maka akan
berlaku kuat arus yang memasuki titik cabang sama dengan kuat arus yang
meninggalkan titik cabang. Jika kenyataan ini diterapkan pada titik cabang A,
maka akan berlaku seperti berikut.
Imasuk = I1 + I2 + I3 = Ikeluar
Imasuk ke titik cabang A = Ikeluar dari titik cabang A
atau
I = I 1 + I2 + I3 + I4

Hukum Ohm pada Rangkaian Hambatan Paralel


Beberapa hambatan yang dirangkaikan secara paralel dapat diganti dengan satu
hambatan pengganti dapat ditunjukkan pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8. Aliran arus yang mengalir pada rangkaian paralel

Dalam rangkaian tersebut berlaku hubungan kuat arus sebagai berikut.


I = I 1 + I 2 + I3
Sesuai dengan hukum Ohm, persamaan tersebut dapat ditulis:

V V AB V CD V EF
= + +
R p R1 R2 R3
Beda potensial antara ujung-ujung hambatan pada rangkaian paralel besarnya sama
dengan beda potensial sumber, atau V = V AB = VCD = VEF. Akibatnya persamaan
20

di atas dapat ditulis:


V V V V 1 1 1 1
= + + atau = + +
R p R1 R 2 R3 R p R1 R 2 R3
Persamaan di atas dapat diperluas untuk mencari hambatan pengganti R1, R2, R3, ...,
Rn yang dirangkaikan paralel. Hambatan pengganti dapat diperoleh dari
persamaan berikut
1 1 1 1 1
= + + +. . .. .
R p R 1 R 2 R3 Rn
Rp = Hambatan pengganti paralel
3. Rangkaian Campuran Seri dan Paralel
Dalam rangkaian yang kompleks, seperti rangkaian pada perangkat
elektronik, dapat dijumpai rangkaian yang terdiri dari gabungan rangkaian seri
dan paralel. Sebagai contoh, dapat dilihat pada Gambar 2.12(a). Untuk
menghitung hambatan penggantinya kamu cari dulu hambatan pengganti R 1, R2,
dan R3 yang terangkai secara paralel. Rangkaian selanjutnyadapat disederhanakan
menjadi Gambar 2.12 (b), yang tidak lain adalah rangkaian seri.

Gambar 2.9.(a) R1, R2, dan R3 terangkai paralel, dengan hambatan pengganti Rp,
(b) Hambatan pengganti totalnya adalah rangkaian seri Rp dengan R4.

2.1.8.3 Hukum I Kirchoff


Hukum I Kirchoff berbunyi sebagai berikut “Jumlah kuat arus yang masuk
pada suatu titik percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik itu”.
Hukum I Kirchoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya dengan hukum kekekalan
muatan listrik. Hukum I Kirchoff secara matematis dapat dituliskan sebagai :
21

∑ I masuk =∑ I keluar I1

I I2 I’

I3
Dari gambar di atas, dengan memasang amperemeter pada masing-masing cabang
dapat dibuktikan bahwa :

∑ I masuk =∑ I keluar
I = I1 + I2 + I3 = I’

2.2. Kerangka Konseptual


Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam
memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar
maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang
diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen, siswa
diarahkan untuk melatih keterampilan perfikir kritis seperti mencari informasi yang
terdapat dalam eksperimen, menganalisis argumen dan data sesuai kebutuhan
materi, membangun dan mensintesis ide-ide baru yang diungkapkan melalui data
atau variabel-variabel dalam analisis saat eksperimen, memanfaatkan ide-ide awal
dalam memecahkan masalah serta menggeneralisasikan data. Guru berperan dalam
mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan tentatif yang menjadikan kegiatan
belajar lebih bermakna khususnya mata pelajaran fisika pada materi pokok Listrik
Dinamis di kelas X.
2.3. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji melalui penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat disusun
beberapa hipotesis yang berkaitan dengan masalah penelitian, yakni sebagai berikut:
22

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan model


pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen terhadap hasil belajar
siswa kelas X pada materi pokok Listrik Dinamis.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan model
pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen terhadap hasil belajar
siswa kelas X pada materi pokok Listrik Dinamis.
23

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Tebing Tinggi, Jln. Gatot
Soebroto Km.5 Kec.Padang Hulu Kota Madya Tebing Tinggi. Waktu penelitian
dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juli 2013 pada tahun ajaran 2012/2013.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian


3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa-siswi kelas X SMA Negeri
4 Tebing Tinggi pada semester genapT.A. 2012/2013 yang berjumlah 280 siswa
yang terbagi dalam 9 kelas.

3.2.2 Sampel Penelitian


Sampel penelitian terdiri dari dua kelas yang mewakili populasi dengan
mempunyai karakteristik yang sama. Pengambilan sampel dalam penelitian diambil
secara acak yaitu dengan menggunakan cluster random sampling. Sebagai kelas
eksperimen adalah kelas X-7 dengan jumlah siswa 30 orang siswa dan diberi
perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen. Dan
sebagai kelas kontrol adalah kelas X-2 dengan jumlah 30 orang siswadan diberi
perlakuan menggunakan pembelajaran konvensional (model pembelajaran
langsung).

3.3 Variabel Penelitian dan Instrumen Penelitian


3.3.1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang dapat di manipulasi atau dapat
dijadikan sebagai jenis perlakuan, sedangkan variabel terikat merupakan hasil akibat
dari pengaruh variabel bebas. Dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa : 1).
Sebagai variabel bebas (perlakuan), yaitu model pembelajaran inkuiri berbasis
24

eksperimen dan pembelajaran konvensional (model pembelajaran langsung). 2).


Sebagai variabel terikat, yaitu hasil belajar siswa terhadap materi listrik dinamis.

3.3.2. Instrumen Tes Hasil Belajar


Instumen yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa
adalah tes hasil belajar siswa pada pokok bahasan listrik dinamis, yang terdiri dari
15 soal dalam bentuk pilihan berganda dengan lima opsi (a, b, c, d, dan e). Sebelum
dilakukan penelitian, tes yang disusun terlebih dahulu ditentukan validitasnya, yaitu
tiga orang validator. Validator diminta menentukan setiap butir soal ke dalam
kategori valid atau tidak valid.
Tabel 3.1 Tabel spesifikasi materi pokok Listrik Dinamis
N Materi Klasifikasi dan Katergori Jumlah
O Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Arus listrik 1 3 6 3
2. Beda Potensial 7,8 11 3
3. Hukum Ohm 4 9 2
4. Hambatan Listrik 10 19 2
5. Hukum Kirchoff 2 1
6. Rangkaian Hambatan 5 12, 20 5
Listrik 13,
14
7. Daya Listrik 15 16 2
8. Alat Ukur Listrik 17, 2
18
Jumlah soal 2 3 5 5 3 2 20

Keterangan :
C1 : Mengingat C4 : Menganalisis
C2 : Memahami C5 : Mengevaluasi
C3 : Mengaplikasikan C6 : Mencipta
Setelah menyusun tes, maka langkah selanjutnya adalah uji coba tes tersebut.
Uji coba ini dilakukan untuk mendapatkan alat pengumpul data yang sahih, handal
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

3.3.2.1. Validitas Tes Hasil Belajar


Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content
validity) untuk mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi
pengajaran yang diberikan. Tes tersebut divalidkan oleh tiga orang validator, yaitu
bapak Drs. Ratelit Tarigan M.Pd sebagai dosen mata kuliah pendidikan di
Universitas Negeri Medan,bapak Drs. Togi Tampubolon M.Si, sebagai dosen mata
kuliah pendidikan di Universitas Negeri Medan dan ibu Nila Wati S.Pd sebagai guru
mata pelajaran fisika di SMA Negeri 4 Tebing Tinggi.

3.3.3. Instrumen Tentang Aktivitas Siswa


Instrumen yang digunakan untuk mengukur aktivitas siswa adalah observasi.
Instrumen ini berfungsi untuk mencatat aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung. Observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah observasi
terhadap subjek penelitian yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama
pembelajaran. Adapun manfaatnya yaitu memperoleh informasi balikan (feed back)
guru di dalam kegiatan belajar mengajar.
Observasi yang dilakukan bersifat langsung dan dilakukan dengan bantuan
dua orang pengamat yang dilengkapi dengan pedoman observasi aktivitas belajar
siswa. Untuk memudahkan pengamatan, siswa diberikan nomor di dalam kelompok
sehingga pengamat memberikan penilaian dengan menandai pada nomor siswa
yang beraktivitas. Pengamat memberikan skor untuk setiap aktivitas yang muncul
untuk setiap kategori yaitu dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom yang
tersedia sesuai dengan fakta yang diamati.
Untuk melihat keaktifan siswa maka dilakukan observasi sebanyak dua kali
pertemuan, dimana pengamatan dilakukan pada kegiatan inti untuk tiap pertemuan.
Adapun hal-hal yang akan diobservasi dapat dilihat dalam tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Pedoman penskoran observasi aktivitas belajar siswa
No Indikator Aspek Yang Deskriptor Penilaian
. Dinilai
1. Menyajikan Oral activity a. Mengidentifikasi 1 = satu deskriptor
pertanyaan (tanya jawab) masalah tampak
atau masalah

2. Membuat Writing a. Menentukan 1 = satu deskriptor


hipotesis activity hipotesis tampak
(Mengisi
LKS)
3. Merancang Motor activity a. Menentukan 1 = satu deskriptor
percobaan (Membuat langkah-langkah tampak
konstruksi) yang sesuai
dengan hipotesis 2 = dua deskriptor
b. Mengurutkan tampak
langkah-langkah
pengamatan

4. Melakukan Motor activity a. Memperoleh 1 = satu deskriptor


percobaan (melakukan informasi/data tampak
untuk percobaan) melalui
memperoleh eksperimen
informasi
5. Mengumpulk Oral activity a. Menyampaikan 1 = satu deskriptor
an dan (presentasi) hasil dan tampak
menganalisis pengolahan data
data
6. Membuat Writing a. Membuat 1 = satu deskriptor
kesimpulan activity kesimpulan dari tampak
(mencatat) materi yang
sudah dipelajari

3.4. Jenis dan Desain Penelitian


3.4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment (eksperimen semu) yaitu
penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu
yang dikenakan pada subjek yaitu siswa. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran inkuiri berbasis
eksperimen terhadap hasil belajar siswa.

3.4.2. Desain Penelitian


Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol,
dimana kedua kelas ini diberi perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberikan
model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen sedangkan kelas kontrol diberikan
model pembelajaran konvensional.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh dengan dua perlakuan
tersebut, maka siswa diberikan tes sebanyak dua kali yaitu tes yang diberikan
sebelum perlakuan (T1) yang disebut pretes dan tes sesudah perlakuan (T2) yang
disebut postes. Rancangan penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 3.3Group pre-test-post-test design (Arikunto, 2006: 86)
Kelas Pretes Perlakuan Postes
Eksperimen T1 X T2
Kontrol T1 O T2
Keterangan :
T1 = Tes awal (Pre-tes)
T2 = Tes akhir (Post-tes)
X1 = Pembelajaran dengan model inkuiri berbasis eksperimen
X2 = Pembelajaran dengan model konvensional (model pembelajaran langsung).

3.5. Prosedur Penelitian


Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
Peneliti memulai dengan berdiskusi dengan dosen pembimbing skripsi,
membahas tentang masalah apa yang sedang terjadi didalam pendidikan. Kemudian
peneliti mulai mencari informasi ke lapangan yaitu melakukan observasi atau studi
pendahuluan di SMA Negeri 4 Tebing Tinggi, dimana sekolah tersebut akan menjadi
objek penelitian. Setelah itu peneliti berdiskusi ulang sebagai konfirmasi ulang
tentang masalah yang akan diteliti. Kemudian dosen pembimbing mengintruksi agar
peneliti mulai menyusun perangkat penelitian seperti proposal penelitian, instrumen
pengumpulan data, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan instrumen soal untuk
mengetahui data tentang hasil belajar siswa. Kemudian peneliti melakukan seminar
atas sesuatu yang akan diteliti.
2. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini, peneliti mulai menentukan kelas sampel dari populasi yang
ada, yang tediri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol dengan
menggunakan teknik cluster random sampling. Setelah itu, peneliti melaksanakan
pretes (T1) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui hasil belajar
siswa sebelum diberi perlakuan. Kemudian peneliti melakukan pengajaran pada
kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan catatan, pada kelas
eksperimen di lakukan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri berbasis
eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Setelah itu, peneliti
memberikan postes (T2) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui
hasil belajar siswa. Setelah peneliti mendapatkan data tentang hasil pretes dan
postes, maka peneliti mulai menganalisis data tentang hasil belajar siswa. Setelah
selesai menganalisis data, peneliti menarik kesimpulan atas penelitian tersebut.
3. Tahap akhir penelitian
Tahap akhir penelitian adalah penyusunan laporan penelitian.

3.6. Teknik Analisa Data


3.6.1. Analisis Data Hasil Belajar Kognitif
Cara penilaian hasil tes adalah dengan cara menghitung terlebih dahulu
skornya (jumlah jawaban yang benar) kemudian memasukkannya kedalam rumus
berikut:
jumlah skor yang diperoleh
Nilai= x 100
jumlah soal

Hasil ini akan diklasifikasikan dalam empat kriteria, sebagaimana menurut


Arikunto (2005:245) bahwa: ”untuk mengetahui kategori kemampuan siswa, maka
terlebih dahulu menentukan kriteria yang akan dijadikan dasar untuk mengambil
kesimpulan”. Adapun kriteria penilaian hasil belajar adalah:
Tabel 3.4 Tabel kriteria penilaian hasil belajar siswa
Interval Nilai Kriteria

86-100 Sangat baik


71-85 Baik
56-70 Cukup
40-55 Kurang

3.6.2. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa


Data aktivitas siswa selama pembelajaran diamati oleh pengamat dan
dianalisis dengan menggunakan skor. Skor terendah adalah nol jika tak ada satu
aktivitas pun yang dilakukan, skor tertinggi yang mungkin jika semua aktivitas
dilakukan adalah empat puluh. Sehingga kategori untuk aktivitas dapat dihitung
dalam persen sebagai berikut:
jumlah skor yang diperoleh
Aktivitas= x 100 %
jumlah semua skor

Adapun kriteria penilaian aktivitas belajar siswa adalah:


Tabel 3.5 Tabel interpretasi kategori aktivitas siswa
Interval Nilai Kriteria

80-100 Sangat baik


60-79 Baik
40-59 Cukup
21-39 Kurang
0-20 Sangat kurang

Langkah-langkah sebelum melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut :


3.6.3. Menguji Kesamaan Dua Rata-Rata
3.6.3.1. Uji Normalitas
Menurut Usman (2000:109), pengujian normalitas data digunakan untuk
menguji apakah data kontinu berdistribusi normal sehingga analisis dengan
validitas, reliabilitas, uji t, korelasi, regresi dapat dilaksanakan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini jika data telah terdistribusi normal maka
analisis homogenitas dan uji t dapat dilaksanakan.
Untuk menentukan nilai rata-rata digunakan rumus (Sudjana, 2005:67), yaitu:
¿
∑ xi
n
Untuk menghitung simpangan baku (s) digunakan rumus (Sudjana,2005:94),
yaitu:
s=
√ n ∑ x 2−( ∑ x i ) 2
i
n ( n−1 )
Uji yang digunakan adalah Liliefors. Dalam Sudjana (2005: 466) langkah-
langkah uji Liliefors adalah sebagai berikut:
a. Menyusun skor siswa dari skor yang terendah ke skor yang tertinggi
x i−x
z i=
b. Mencari skor baku dengan rumus : s
dengan x= Nilai rata-rata simpangan baku
c. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z i ) ¿z


d. Menghitung proporsi z1,z2, . . . , zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika
proporsi dinyatakan dengan S(zi) maka
banyaknya z1, z 2,. .. . .. . z n yang≤z i
S(zi) = n
e. Menghitung selisih F(zi) - S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
f. Mengambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak tersebut,
sebut namanya Lhitung , kemudian bandingkan Lhitung dengan harga Ltabel (
α=0, 05 )
Dengan kriteria pengujian :
Jika L0< L maka sampel berdistribusi normal
Jika L0> L maka sampel tidak berdistribusi normal.

3.6.3.2. Uji Homogenitas


Pemeriksaan uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah
data sampel memiliki variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas varians
menggunakan uji F, dengan hipotesis sebagai berikut :
H0 : σ =σ
12 22 kedua populasi mempunyai varians yang sama.
Ha : σ 2≠σ
1 22 kedua populasi mempunyai varians yang berbeda.

Untuk menguji hipotesis di atas (Sudjana, 2005: 250) digunakan rumus:


varians terbesar 2
F=
varians terbesar Fhit = F=
S1
varians terkecil varians terkecil 2
S2
Kriteria Pengujian adalah :
Fhit < Ftab1/2 α(v1, v2) , H0 diterima
Fhit > Ftab1/2 α(v1, v2) , H0 ditolak
Dengan :
taraf nyata α = 0,05
v1 = n1-1 dan n1 = ukuran varians terbesar
v2 = n2- 1 dan n2 = ukuran varians terkecil
Jika pengolahan data menunjukkan bahwa Fhitung< Ftabel maka H0 diterima,
dapat diambil kesimpulan bahwa kedua sampel mempunyai varians yang homogen.
Jika pengolahan data menunjukkan bahwa Fhitung> Ftabel, maka H0 ditolak dan terima
Ha, dapat diambil kesimpulan bahwa kedua sampel tidak mempunyai varians yang
homogen

3.6.3.3. Pengujian Hipotesis ( Uji t )


Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Uji Kesamaan Rata-rata Pretes (Uji t Dua Pihak)
Uji t dua pihak digunakan untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal
siswa pada kedua kelompok sampel. Hipotesis yang diuji berbentuk :
Ho : μ1 = μ2
Ha : μ1 ≠ μ2
μ1 = adalah skor rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
μ2 = adalah skor rata-rata hasil belajar kelas kontrol
Keterangan :
μ1 = μ2 : Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan
kemampuan awal siswa pada kelas kontrol.
μ1 ≠ μ2 : Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak sama
dengan kemampuan awal siswa pada kelas kontrol.
Bila data penelitian berdistribusi normal dan homogen maka untuk menguji
hipotesis menggunakan uji t dengan rumus (Sudjana, 2005: 239), yaitu :
x 1 −x2

t=
S
√ 1 1
+
n1 n 2 (Sudjana, 2005 :239)
Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus :
( n1 −1 ) S 12 +( n2 −1 ) S 22
S
2
= n1 +n2 −2 (Sudjana, 2005 :
239)
−t 1 <t < t 1 t 1
1− α 1− α 1− α
Kriteria pengujian adalah : terima Ho jika 2 2 dimana 2

didapat dari daftar distribusi t dengan dk = n1 + n2 - 2 dan α = 0,05 . Untuk harga t


lainnya HO ditolak.
−t 1 <t < t 1
1− α 1− α
Jika analisis data menunjukkan bahwa 2 2 , maka hipotesis
Ho diterima, berarti kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan
kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen. Dan jika analisis data menunjukkan
harga t yang lain, maka H0 ditolak dan terima Ha, berarti kemampuan awal siswa
pada kelas eksperimen tidak sama dengan kemampuan awal siswa pada kelas
kontrol.

2. Uji Kesamaan Rata-rata Postes (Uji t Satu Pihak)


Uji t dua pihak digunakan untuk mengetahui prestasi hasil belajar siswa
yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen. Hipotesis
yang diuji berbentuk :
Ho : μ1 = μ2
Ha : μ1 >μ2
μ1 = adalah skor rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
μ2 = adalah skor rata-rata hasil belajar kelas kontrol
Keterangan :
μ1 = μ2 : Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sama dengan hasil belajar
siswa pada kelas kontrol
μ1 >μ2 : Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada hasil
belajar siswa pada kelas kontrol
Bila data penelitian berdistribusi normal dan homogen maka untuk menguji
hipotesis menggunakan uji t dengan rumus, yaitu :
x 1 −x 2

t=
S
√ 1 1
+
n1 n 2 (Sudjana, 2005:239)

Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus :


( n1 −1 ) S 12 + ( n2 −1 ) S 22
S
2
= n1 +n2 −2 (Sudjana,
2005:239)
−t (1−α )<t <t ( 1−α )
Kriteria pengujian adalah : terima HO jika dimana

t(1−α) α = 0,05 .
didapat dari daftar distribusi t dengan dk = n1 + n2 - 2 dan
Untuk harga t lainnya Ho ditolak.

Jika analisis data menunjukkan bahwa


t>t1−α , maka hipotesis H diterima
a

yakni ada pengaruh hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri berbasis eksperimen pada materi listrik dinamis.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


4.1.1. Deskripsi Data Penelitian
4.1.1.1. Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen yang melibatkan dua kelas
yang diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen dan kelas kontrol diberi
perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional ( model pembelajaran
langsung ). Pemilihan kelas dilakukan secara cluster random sampling dari jumlah
populasi sebanyak sembilan kelas, dan yang menjadi sampel adalah kelas X-7 dan X-2
SMA Negeri 4 Tebing Tinggi.
Pada awal penelitian kedua kelas diberikan tes uji kemampuan awal (pretes) yang
bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan awal siswa pada kedua kelas sama atau
tidak. Berdasarkan data hasil penelitian pada lampiran diperoleh nilai rata-rata pretes siswa
pada kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri berbasis eksperimen sebesar 25,33 dengan standar deviasi 6,94 sedangkan pada
kelas kontrol sebesar 24,00 dengan standar deviasi 6,87.
Tabel 4.1Data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Xi Frekuens Rata-rata Standar Xi Frekuensi Rata- Standar
i Deviasi rata Deviasi
11-15 5 11-15 7
16-20 6 16-20 6
21-25 7 21-25 7
26-30 6 25,33 6,94 26-30 6 24 6,87
31-35 6 31-35 4
n = 30 n = 30

Untuk melihat secara rinci hasil pretes kedua kelas dapat dilihat pada diagram batang
berikut :
8
7
6
pretes kelas
5
eksperimen
4
3
2
1
0
0-15 16-20 21-25 26-30 31-35

Gambar 4.1 Diagram batang data pretest kelas eksperimen

8
7
6
5 pretes kelas kontrol
4
3
2
1
0
0-15 16-20 21-25 26-30 31-35

Gambar 4.2 Diagram batang data pretest kelas kontrol


Gambar diagram di atas menunjukkan bahwa nilai pretes pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol tidak jauh berbeda, artinya kedua kelas mempunyai kemampuan awal
yang sama dan perolehan nilai kedua kelas merata.

4.1.1.2. Data Post test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol


Setelah kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda, kedua kelas selanjutnya
diberikan postes dengan soal yang sama seperti soal pretes. Hasil yang diperoleh adalah,
nilai rata-rata postes kelas eksperimen setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri
berbasis eksperimensebesar 72,5 dengan standar deviasi 12,088 (Lampiran 17). Sedangkan
di kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata postes siswasebesar 64 dengan standar deviasi
10,78 (Lampiran 17 ).

Tabel 4.2. Data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rentan Frekuensi Rata- Standar Rentan Frekuensi Rata- Standar
g Nilai rata Deviasi g Nilai rata Deviasi
46-54 2 42-50 4
55-63 5 51-59 9
64-72 7 60-68 9
73-81 9 69-77 8
82-90 7 72,5 12,088 78-86 4 64 10,78
n = 30 n = 30

Untuk melihat secara rinci hasil protes kedua kelas dapat dilihat pada diagram
batang berikut ini :
10
9
8
7 pretes kelas
6 eksperimen
5
4
3
2
1
0
46-54 55-63 64-72 73-81 82-90

Gambar 4.3. Diagram batang data postest kelas Eksperimen


10
9
8
7
6 pretes kelas kontrol
5
4
3
2
1
0
25-30 31-36 37-42 43-48 49-54 55-60 61-66
Gambar 4.4. Diagram batang data postest kelas Kontrol
Gambar diagram tersebut menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen, banyaknya
siswa pada nilai-nilai rendah lebih sedikit dibandingkan pada kelas kontrol dan banyaknya
siswa pada nilai-nilai tinggi pada kelas eksperimen lebih banyak dibandingkan pada kelas
kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri berbasis
eksperimen baik untuk diterapkan.

4.1.2. Pengujian Analisa Data


Setelah memperoleh data hasil pretes siswa dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol, maka dilakukan terlebih dahulu uji asumsi data berupa uji normalitas dan uji
homogenitas data pretes untuk mengetahui kelayakannya sebelum diberikan perlakuan.

4.1.2.1. Uji Normalitas Data Pretes


Sebelum diberikan perlakuan yang berbeda terlebih dahulu dilakukan uji uji data
yaitu uji normalitas menggunakan uji liliefors. Hasil uji normalitas yang diperoleh dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Pretes
Kelas Kesimpulan
Lhitung Ltabel
Eksperimen 0,1461 0,1610 Normal

Kontrol 0,1523 0,1610 Normal

Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa Lhitung< Ltabel sehingga disimpulkan


bahwa data pretes dari kedua kelas berdistribusi normal (Lampiran 18).

4.1.2.2. Uji Homogenitas Data Pretes


Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelas sampel
berasal dari populasi yang homogen atau tidak, artinya apakah sampel yang dipakai
dalam penelitian ini dapat mewakili seluruh populasi yang ada.
Pengujian homogenitas data dilakukan dengan uji F. Hasil uji homogenitas
data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes
No. Data Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan
1. Pretes kelas eskperimen 48,16 1,02 1,94 Homogen
2. Pretes kelas kontrol 47,24

Dari tabel 4.4. nilai Fhitung< F tabel yang berarti bahwa sampel yang digunakan
dalam penelitian ini dinyatakan homogen atau dapat mewakili seluruh populasi yang ada
(Lampiran 19).

4.1.2.3. Uji beda (t) data pretest


Uji t digunakan untk mengeahui kesamaan kemampuan awal siswa pada kedua
kelompok sampel. Hipotesis yang diuji berbentuk:

H0 :
μ1 =μ2

Ha :
μ1 ≠μ2
Keterangan :
μ1 =μ2 : Kemapuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemapuan awal
siswa pada kelas kontrol
μ1 ≠μ2 : Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak sama dengan
kemampuan awal siswa pada kelas kontrol
−t 1 <t < t 1
1− α 1− α
o jika 2 2
Kriteria pengujian adalah : terima H

Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes
Data Rata-rata thitung ttabel Kesimpulan
Pretest kelas eksperimen 25,33 Kemampuan awal siswa
0,743 2,002 kedua kelas sama
Pretes kelas kontrol 24

4.1.2.4. Uji Normalitas Data Postes


Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat data yaitu
uji normalitas menggunakan uji liliefors. Hasil uji normalitas yang diperoleh dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 4.6. Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Postes
Kelas Kesimpulan
Lhitung Ltabel
Eksperimen 0,0990 0,1610 Normal

Kontrol 0,1443 0,1610 Normal


Berdasarkan tabel 4.6 bahwa Lhitung< Ltabel sehingga disimpulkan bahwa data
postes dari kedua kelas berdistribusi normal.

4.1.2.5. Uji Homogenitas Data Postes


Pengujian homogenitas data dilakukan dengan uji F. Hasil uji homogenitas
data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes
No. Data Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan
1. Postes kelas eksperimen 146,12
1,25 1,94 Homogen
2. Postes kelas kontrol 116,21

Dari tabel 4.7. nilai Fhitung< F tabel yang berarti bahwa sampel yang digunakan
dalam penelitian ini dinyatakan homogen atau dapat mewakili seluruh populasi yang ada.

4.1.2.6. Uji hipotesis (uji t)


Uji t digunakan untuk mengeahui perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen
dan kontrol. Hipotesis yang diuji berbentuk :

H0 :
μ1 =μ2

Ha :
μ1 > μ 2
Keterangan :
μ1 =μ2 : Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sama dengan hasil belajar siswa
pada kelas kontrol.
μ1 > μ 2 : Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar
siswa pada kelas kontrol.
−t 1 <t < t 1
1− α 1− α
o jika 2 2
Kriteria pengujian adalah : terima H

Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji t Postes
Data Rata-rata thitung ttabel Kesimpulan
Postes Kelas Eksperimen 64 Hasil belajar siswa
Postes Kelas Kontrol 72,5 kelas eksperimen
2,88 2,002 lebih tinggi daripada
hasil belajar di kelas
kontrol.

Pada tabel 4.8 diperoleh bahwa nilai postes t hitung >ttabel yaitu 2,88> 2,002 maka Ho
ditolak dan Ha diterima,dengan kata lain bahwa ada pengaruh model pembelajaran inkuiri
berbasis eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas
X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi.

4.1.3. Observasi
Observasi bertujuan untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran
dengan model pembelajaran Inquiry training. Observasi dilakukan dengan dua observer
yaitu guru kelas dan peneliti. Jumlah siswa pada kelas eksperimen berjumlah 30 orang,
maka peneliti membagi siswa secara heterogen menjadi 6 kelompok. Untuk melihat lebih
rinci peningkatan data pretes, aktivitas dan postes dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.9. Rekapitulasi data pretest, aktivitas dan postest berdasarkan urutan pretes paling
rendah
Nama Pretes Kategori Aktivitas Kategori Postes Kategori Ket
Siswa
Sangat Kurang SK.A.C
SX.01 25 64,29 Baik 70 Cukup
Sangat Kurang SK.CA.B
SX.02 30 50,00 Cukup 80 Baik
Sangat Kurang SK.CA.C
SX.03 15 50,00 Cukup 65 Cukup
Sangat Kurang SK.CA.C
SX.04 25 42,89 Cukup 70 Cukup
Sangat Kurang SK.A.K
SX.05 30 64,29 Baik 55 Kurang
Sangat Kurang SK.CA.B
SX.06 15 50,00 Cukup 85 Baik
Sangat Kurang SK.CA.B
SX.07 35 50,00 Cukup 75 Baik
Sangat Kurang SK.A.B
SX.08 25 71,43 Baik 85 Baik
Sangat Kurang Sangat Baik SK.CA.SB
SX.09 35 42,89 Cukup 90
Sangat Kurang SK.A.B
SX.10 20 78,57 Baik 80 Baik
Sangat Kurang SK.A.B
SX.11 35 78,57 Baik 80 Baik
Sangat Kurang Sangat Baik SK.SA.C
SX.12 30 85,71 65 Cukup
Sangat Kurang SK.A.B
SX.13 35 78,57 Baik 85 Baik
Sangat Kurang SK.CA.K
SX.14 20 50,00 Cukup 50 Kurang
Sangat Kurang Sangat Baik SK.A.SB
SX.15 25 78,57 Baik 90
Sangat Kurang SK.CA.B
SX.16 15 57,14 Cukup 75 Baik
Sangat Kurang SK.A.B
SX.17 20 64,29 Baik 80 Baik
Sangat Kurang SK.A.K
SX.18 15 64,29 Baik 55 Kurang
Sangat Kurang SK.A.B
SX.19 25 64,29 Baik 80 Baik
Sangat Kurang SK.CA.C
SX.20 25 42,89 Cukup 65 Cukup
Sangat Kurang SK.CA.C
SX.21 20 57,14 Cukup 60 Cukup
Sangat Kurang SK.A.B
SX.22 30 78,57 Baik 75 Baik
Nama Pretes Kategori Aktivitas Kategori Postes Kategori Ket
Siswa
Sangat Kurang SK.A.C
SX.23 30 78,57 Baik 60 Cukup
Sangat Kurang SK.A.K
SX.24 35 71,43 Baik 50 Kurang
Sangat Kurang SK.CA.C
SX.25 25 50,00 Cukup 60 Cukup
Sangat Kurang Sangat Baik SK.SA.C
SX.26 30 85,71 70 Cukup
Sangat Kurang SK.CA.C
SX.27 20 50,00 Cukup 65 Cukup
Sangat Kurang Sangat Baik Sangat Baik SK.SA.SB
SX.28 35 92,89 90
Sangat Kurang SK.A.B
SX.29 15 71,43 Baik 85 Baik
Sangat Kurang Sangat Baik SK.SA.B
SX.30 20 85,71 80 Baik
Rata-rata = 25,33 Rata-rata = 64,997 Rata-rata = 72,5

4.2. Pembahasan
Penelitianini dilakukan di kelas X pada dua kelas yang diberikan perlakuan yang
berbeda, dimana kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional
(model pembelajaran langsung) dan pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan
model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen pada materi pokok listrik dinamis di kelas
X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi.
Berdasarkan tabel 4.9 perincian kategori yang dicapai siswa mulai dari pretest,
aktivitas hingga postest dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
8
8

7
6
6

5
4
4
jumlah siswa 3
3
2 2
2
1 1 1 1
1

0
SK.CA.KSK.CA.CSK.CA.B 1 SK.SA.SB
SK.CA.SBSK.A.K SK.A.C SK.A.BSK.A.SBSK.SA.CSK.SA.B
Kategori

Gambar 4.5. Diagram batang kategori pencapaian siswa mulai dari pretest, aktivitas hingga
postest

Keterangan :
SK.CA.K = sangat kurang, cukup aktif, dan kurang
SK.CA.C = sangat kurang, cukup aktif, dan cukup
SK.CA.B = sangat kurang, cukup aktif, dan baik
SK.CA.SB = sangat kurang, cukup aktif, dan sangat baik
SK.A.K= sangat kurang, aktif, dan kurang
SK.A.C = sangat kurang, aktif, dan cukup
SK.A.B = sangat kurang, aktif, dan baik
SK.A.SB = sangat kurang, aktif, dan sangat baik
SK.SA.C = sangat kurang, sangat aktif, dan cukup
SK.SA.B = sangat kurang, sangat aktif, dan baik
SK.SA.SB = sangat kurang, sangat aktif, dan sangat baik

Berdasarkan gambar 4.5, 1 orang siswa (3,34%) memiliki kategori SK.CA.=K, 6


orang siswa (20%) memiliki kategori SK.CA.C, 4 orang siswa(13,34%) memiliki kategori
SK.CA.B, 1 orang siswa (3,34%) memiliki kategori SK.CA.SB, 3 orang siswa (10%)
memiliki kategori SK.A.K, 2 orang siswa (6,67%) memiliki kategori SK.A.C, 8 orang siswa
(26,67%) memiliki kategori SK.A.B, 1 orang siswa (3,34%) memiliki kategori SK.A.SB, 2
orang siswa(6,67%) memiliki kategori SK.SA.C, 1 orang siswa (3,34%) memiliki kategori
SK.SA.B, dan 1 orang siswa (3,34%) memiliki kategori SK.SA.SB.
Tabel 4.10 Rekapitulasi hasil observasi aktivitas belajar siswa
No Kode Indikator yang Skor
Kategori Deskriptor
. Siswa dinilai Aktivitas
1. SK.CA.K SX.14 Menyajikan 1. Mengidentifikasi 100
pertanyaan atau masalah
masalah

Membuat hipotesis 1. Menentukan 100


hipotesis
Merancang 1. Menentukan 0
percobaan langkah-langkah
yang sesuai dengan
hipotesis
2. Mengurutkan
0
langkah-langkah
pengamatan

Melakukan 1. Memperoleh 100


percobaan untuk informasi/data
memperoleh melalui eksperimen
informasi
Mengumpulkan 1. Menyampaikan hasil 100
dan menganalisis dan pengolahan data
data
Membuat 1. Membuat 100
kesimpulan kesimpulan dari
materi yang sudah
dipelajari
Rata-rata 71,43
2. SK.CA.C SX.03 Menyajikan 1. Mengidentifikasi 0
SX.04 pertanyaan atau masalah
SX.20 masalah
SX.21
SX.25 Membuat hipotesis 1. Menentukan 100
SX.27 hipotesis
Merancang 1. Menentukan 66,67
percobaan langkah-langkah
yang sesuai dengan
hipotesis
2. Mengurutkan
0
langkah-langkah
pengamatan
Melakukan 1. Memperoleh 100
percobaan untuk informasi/data
memperoleh melalui eksperimen
informasi
Mengumpulkan 1. Menyampaikan hasil 33,34
dan menganalisis dan pengolahan data
data
Membuat 1. Membuat 100
kesimpulan kesimpulan dari
materi yang sudah
dipelajari
Rata-rata 57,14
3. SK.CA.B SX.02 Menyajikan 1. Mengidentifikasi 25
SX.06 pertanyaan atau masalah
SX.07 masalah
SX.16
Membuat hipotesis 1. Menentukan 100
hipotesis
Merancang 1. Menentukan 25
percobaan langkah-langkah
yang sesuai dengan
hipotesis
2. Mengurutkan
25
langkah-langkah
pengamatan

Melakukan 1. Memperoleh 100


percobaan untuk informasi/data
memperoleh melalui eksperimen
informasi
Mengumpulkan 1. Menyampaikan hasil 50
dan menganalisis dan pengolahan data
data
Membuat 1. Membuat 100
kesimpulan kesimpulan dari
materi yang sudah
dipelajari
Rata-rata 60,71
4. SK.CA.SB SX.09 Menyajikan 1. Mengidentifikasi 0
pertanyaan atau masalah
masalah

Membuat hipotesis 1. Menentukan 100


hipotesis
Merancang 1. Menentukan 0
percobaan langkah-langkah
yang sesuai dengan
hipotesis
2. Mengurutkan
langkah-langkah 0
pengamatan

Melakukan 1. Memperoleh 100


percobaan untuk informasi/data
memperoleh melalui eksperimen
informasi
Mengumpulkan 1. Menyampaikan hasil 100
dan menganalisis dan pengolahan data
data
Membuat 1. Membuat 100
kesimpulan kesimpulan dari
materi yang sudah
dipelajari
Rata-rata 57,14
5. SK.A.K SX.05 Menyajikan 1. Mengidentifikasi 100
SX.18 pertanyaan atau masalah
SX.24 masalah

Membuat hipotesis 1. Menentukan 100


hipotesis
Merancang 1. Menentukan 66,67
percobaan langkah-langkah
yang sesuai dengan
hipotesis
2. Mengurutkan
33,34
langkah-langkah
pengamatan

Melakukan 1. Memperoleh 100


percobaan untuk informasi/data
memperoleh melalui eksperimen
informasi
Mengumpulkan 1. Menyampaikan hasil 66,67
dan menganalisis dan pengolahan data
data
Membuat 1. Membuat 100
kesimpulan kesimpulan dari
materi yang sudah
dipelajari
Rata-rata 80,95
6. SK.A.C SX.01 Menyajikan 1. Mengidentifikasi 50
SX.23 pertanyaan atau masalah
masalah

Membuat hipotesis 1. Menentukan 100


hipotesis
Merancang 1. Menentukan 50
percobaan langkah-langkah
yang sesuai dengan
hipotesis
2. Mengurutkan
50
langkah-langkah
pengamatan

Melakukan 1. Memperoleh 100


percobaan untuk informasi/data
memperoleh melalui eksperimen
informasi
Mengumpulkan 1. Menyampaikan hasil 50
dan menganalisis dan pengolahan data
data
Membuat 1. Membuat 100
kesimpulan kesimpulan dari
materi yang sudah
dipelajari
Rata-rata 71,42
7. SK.A.B SX.08 Menyajikan 1. Mengidentifikasi 87,5
SX.10 pertanyaan atau masalah
SX.11 masalah
SX.13
SX.17 Membuat hipotesis 1. Menentukan 100
SX.19 hipotesis
SX.22 Merancang 1. Menentukan 75
SX.29 percobaan langkah-langkah
yang sesuai dengan
hipotesis
2. Mengurutkan
25
langkah-langkah
pengamatan

Melakukan 1. Memperoleh 100


percobaan untuk informasi/data
memperoleh melalui eksperimen
informasi
Mengumpulkan 1. Menyampaikan hasil 75
dan menganalisis dan pengolahan data
data
Membuat 1. Membuat 100
kesimpulan kesimpulan dari
materi yang sudah
dipelajari
Rata-rata 80,35
8. SK.A.SB SX.15 Menyajikan 1. Mengidentifikasi 100
pertanyaan atau masalah
masalah

Membuat hipotesis 1. Menentukan 100


hipotesis
Merancang 1. Menentukan 100
percobaan langkah-langkah
yang sesuai dengan
hipotesis
2. Mengurutkan 0
langkah-langkah
pengamatan

Melakukan 1. Memperoleh 100


percobaan untuk informasi/data
memperoleh melalui eksperimen
informasi
Mengumpulkan 1. Menyampaikan hasil 100
dan menganalisis dan pengolahan data
data
Membuat 1. Membuat 100
kesimpulan kesimpulan dari
materi yang sudah
dipelajari
Rata-rata 75
9. SK.SA.C SX.12 Menyajikan 1. Mengidentifikasi 100
SX.26 pertanyaan atau masalah
masalah

Membuat hipotesis 2. Menentukan 100


hipotesis
Merancang 1. Menentukan 0
percobaan langkah-langkah
yang sesuai dengan
hipotesis
2. Mengurutkan 100
langkah-langkah
pengamatan

Melakukan 1. Memperoleh 100


percobaan untuk informasi/data
memperoleh melalui eksperimen
informasi
Mengumpulkan 1. Menyampaikan hasil 100
dan menganalisis dan pengolahan data
data
Membuat 1. Membuat 100
kesimpulan kesimpulan dari
materi yang sudah
dipelajari
Rata-rata 85,71
10. SK.SA.B SX.30 Menyajikan 1. Mengidentifikasi 100
pertanyaan atau masalah
masalah

Membuat hipotesis 1. Menentukan 100


hipotesis
Merancang 1. Menentukan 0
percobaan langkah-langkah
yang sesuai dengan
hipotesis
1. Mengurutkan 100
langkah-langkah
pengamatan

Melakukan 1. Memperoleh 100


percobaan untuk informasi/data
memperoleh melalui eksperimen
informasi
Mengumpulkan 1. Menyampaikan hasil 100
dan menganalisis dan pengolahan data
data
Membuat 1. Membuat 100
kesimpulan kesimpulan dari
materi yang sudah
dipelajari
Rata-rata 85,71
11. SK.SA.SB SX.28 Menyajikan 1. Mengidentifikasi 100
pertanyaan atau masalah
masalah

Membuat hipotesis 1. Menentukan 100


hipotesis
Merancang 1. Menentukan 0
percobaan langkah-langkah
yang sesuai dengan
hipotesis
2. Mengurutkan 100
langkah-langkah
pengamatan

Melakukan 1. Memperoleh 100


percobaan untuk informasi/data
memperoleh melalui eksperimen
informasi
Mengumpulkan 1. Menyampaikan hasil 100
dan menganalisis dan pengolahan data
data
Membuat 1. Membuat 100
kesimpulan kesimpulan dari
materi yang sudah
dipelajari
Rata-rata 85,71
Berdasarkan tabel 4.9 dan 4.10 dapat diamati besar pengaruh aktivitas terhadap
hasil belajar siswa. Berikut ini ditampilkan grafik nilai pretes, nilai aktivitas dan nilai postes
siswa kelas eksperimen yang disusun berdasarkan kategori yang paling rendah sampai yang
paling tinggi.
100

90
f(x)
f(x) =
= 2.69x
2.34x +
+ 57.62
59.59
80

70

60

50
Nilai
40

30
f(x) = 0.6x + 22.78
20

10

0
pretest Linear (pretest) aktivitas Linear (aktivitas)
SKCAK SKCAC SKCAB SKCASB SKAK SKAC SKAB SKASB SKSAC SKSAB SKSASB
postest Linear (postest)
Urutan Kategori pretest, aktivitas dan postest dari yang terendah sampai yang tertinggi

Gambar 4.6. Grafik nilai pretes, aktivitas dan postest berdasarakan kategori dari yang paling
rendah sampai yang paling tinggi

Grafik pada gambar 4.6 diperoleh dengan menggunakan program Microsoft Office

Exel 2010. Persamaan linier y=ax +b memiliki nilaia yang menyatakan kemiringan

garis. Jika dilihat dari grafik, pada


y post =2,341x+59,59 memiliki nilai a yang lebih

besar dibandingkan dengan nilai a pada


y pre=0,600x+22,78 .
Nilai a pada persamaan linier pretes (a pre) menjadi acuan kriteria dalam menentukan
berpengaruh atau tidaknya nilai aktivitas. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut :
apost > apre : nilai aktivitas mempengaruhi hasil belajar (nilai postes)
apost < apre : nilai aktivitas tidak mempengaruhi hasil belajar (nilai postes)
Pada penelitian ini apost > apre, hal ini berarti nilai aktivitas mempengaruhi hasil
belajar (nilai postes) atau memberi sumbangan yang besar terhadap hasil belajar.
Pelaksanaan model pembelajaran dikatakan berhasil apabila nilai a postes minimal sama
dengan nilai a pretes. Dari grafik diatas meunjukan penelitian berhasil karena nilai a pada
postes lebih besar dari nilai a pada pretes.
Kemudian berdasarkan tabel 4.9 dan tabel 4.10 dapat juga dilihat hubungan antara
nilai pretes, nilai aktivitas dan nilai postes siswa. Berikut ini ditampilkan grafik hubungan
antara nilai pretes, nilai aktivitas dan nilai postes siswa pada kelas eksperimen yang disusun
berdasarkan nilai pretest terendah ke nilai pretest tertinggi.

100 pretest
Linear (pretest)
90 aktifitas
Linear (aktifitas)
80 postest
Linear (postest)

70 f(x) = 0.13x + 70.52


f(x) = 0.55x + 53.52
60

50
Nilai

40

f(x) = 0.77x + 13.37


30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Urutan siswa berdasarkan nilai pretes terendah

Gambar 4.7. Grafik nilai pretest, aktivitas dan postest berdasarkan individu
Grafik pada gambar 4.6 diperoleh dengan menggunakan program Microsoft Office

Exel 2007. Persamaan linier y=ax +b memiliki nilaia yang menyatakan kemiringan
garis.

Nilai a pada persamaan linier pretes (a pre) menjadi acuan kriteria dalam menentukan
berpengaruh atau tidaknya nilai aktivitas. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut :
apost> apre : nilai aktivitas mempengaruhi hasil belajar (nilai postes)
apost< apre : nilai aktivitas tidak mempengaruhi hasil belajar (nilai postes)
Jika dilihat dari grafik, pada
y post =0 .127x +70 .52 memiliki nilai a yang lebih

kecil dibandingkan dengan nilai a pada


y pre=0. 772x+13 . 36 . Hal ini ini berarti apost<
apre yang berarti nilai aktivitas tidak mempengaruhi hasil belajar (nilai postes). Pelaksanaan
model pembelajaran dikatakan berhasil apabila nilai a postes minimal sama dengan nilai a
pretes. Pelaksanaan model pembelajaran pada penelitian ini masih perlu ditingkatkan untuk
mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Selain itu untuk menggunakan model
pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen perlu diperhatikan kemampuan awal masing-
masing siswa.
Data nilai siswa perkelompok dapat disusun berdasarkan urutan nilai rata-
rata perkelompok dari urutan nilai rata-rata pretes terendah ke nilai rata-rata
tertinggi. Secara lebih rinci data tersebut ditampilkan dalam grafik berikut ini.

pretes
100 Linear (pretes)
aktifitas
Linear (aktifitas)
90 postes
Linear (postes)
80
f(x) = 0.31x + 67.62
70
f(x) = 0.33x + 59.86
60

50
Nilai

40

30
f(x) = - 0.18x + 28.06
20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Gambar 4.8. Grafik nilai pretest, aktivitas dan postest berdasarkan kelompok

Grafik pada gambar 4.7 diperoleh dengan menggunakan program Microsoft Office

Exel 2007. Persamaan linier y=ax+b memiliki nilai a yang menyatakan kemiringan
garis. Nilai a pada persamaan linier pretes (a pre) menjadi acuan kriteria dalam menentukan
berpengaruh atau tidaknya nilai aktivitas. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut :
apost> apre : nilai aktivitas mempengaruhi hasil belajar (nilai postes)
apost< apre : nilai aktivitas tidak mempengaruhi hasil belajar (nilai postes)

Jika dilihat dari grafik, pada


y post =0 .314x +67 . 62 memiliki nilai a yang lebih

kecil dibandingkan dengan nilai a pada


y pre=−0. 175x+28 .05 . Hal ini ini berarti apost>
apre yang berarti nilai aktivitas mempengaruhi hasil belajar (nilai postes). Pelaksanaan
model pembelajaran dikatakan berhasil apabila nilai a postes minimal sama dengan nilai a
pretes. Hal tersebut dikarenakan pembagian kelompok dalam penelitian dilakukan dengan
baik, yaitu dengan cara menyeleksi siswa berdasarkan nilai pretes dan rekomendasi oleh
guru mata pelajaran (pada materi sebelumnya).
Gambar 4.6, gambar 4.7 dan gambar 4.8 merupakan grafik nilai nilai pretes,
aktivitas dan postes siswa yang masing-masing memiliki persamaan linier. Persamaan linier

y=ax+b tersebut memiliki makna bahwa siswa dengan kode x memiliki nilai pada
garis linier sebesar y. Pelaksanaan model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen dapat
berjalan baik, namun masih banyak yang harus dibenahi, baik dari segi perencanaan
maupun dari segi pelaksanaannya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian
hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan
dengan model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen adalah 72,5. Nilai
rata-rata tersebut tersebut termasuk kategori baik karena nilai tersebut diatas
nilai KKM.
2. Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diberi perlakuan
dengan pembelajaran konvensional (model pembelajaran langsung) adalah
64. Nilai rata-rata tersebut termasuk kategori cukup tetapi tidak mencapai
nilai KKM.
3. Pada pertemuan I nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 53,367 dan
meningkat pada pertemuan II menjadi 76,66. Aktivitas siswa dikategorikan
aktif sejalan dengan peningkatan hasil belajar siswa yaitu rata-rata 72,5. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa yang diamati
pada penerapan model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen mengalami
peningkatan.
4. Pada hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,88 > 2,002 pada
taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini berarti terima Ha yang artinya ada
pengaruh model pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis.
5. Dari hasil analisis menggunakan Microsoft Office Exel 2007 didapat persamaan
linier hubungan antara nilai pretes, aktivitas dan nilai postes yaitu y post > ypre dengan
ypost = 2,341 x + 59,59 dan ypre = 0,600 x + 22,78. Kesimpulan dari persamaan
tersebut adalah nilai aktivitas mempengaruhi hasil belajar (nilai postes) atau
memberi sumbangan yang besar terhadap hasil belajar.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran, yaitu:
1. Kepada guru ataupun calon guru yang ingin menggunakan model
pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen ini supaya mempersiapkan
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang menarik dan terkait pada
materi pelajaran sehingga siswa akan tertarik mengikuti pelajaran.
2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran
inkuiri berbasis eksperimen ini agar menyusun instrumen soal yang berupa
masalah-masalah yang menarik agar siswa tertarik untuk memecahkan
masalah tersebut.
3. Kepada peneliti, guru dan calon guru yang ingin menggunakan model
pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen hendaknya menyusun RPP yang
sesuai dengan fase-fase model pembelajaran inkuiri dan mempersiapkan alat
dan bahan untuk bereksperimen dengan baik dan benar.
4. Kepada guru, calon guru dan peneliti yang ingin menggunakan model
pembelajaran inkuiri berbasis eksperimen hendaknya menbuat deskriptor
penilaian aktivitas yang lebih baik lagi dan disesuaikan dengan fase-fase
siswa pada model membelajaran inkuiri.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S.,(2010), Prosedur Penelitian, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Arsyad, A., (2011), Media Pembelajaran, Penerbit PT Raja Grafindo, Jakarta.

Depari, G. S. (1992). Belajar Teori dan Keterampilan Elektronika. Armico:


Bandung.

Emzir., (2011), Metodelogi Penelitian Pendidikan, Penerbit PT Raja Grafindo,


Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.,


(2011), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program
Pendidikan FMIPA Unimed, FMIPA Unimed.

Giancoli,(2001), Fisika Edisi Kelima Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Gulo, W., (2005), Strategi Belajar Mengajar, PT Grasindo, Jakarta.

Hamalik, Oemar., (2006), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Kanginan, M.,(2004), Fisika SMA 1A, Erlangga, Jakarja.

Roestiyati., (2001), Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Rusman., (2010), Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme


Guru, PT RajaGrafindo, Jakarta.

Silaban, A. (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar


Siswa Pada Materi Pokok Gaya Dan Hukum Newton Dikelas VII Semester II
SMP Negeri 29 Medan T.P 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Silalahi, A, O.,(2012), Pengaruh Model Pembelajaran Scientific Inquiry Berbasis


Pictorial Riddle Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Cahaya Di
kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Lubuk Pakam T.P.2011/2012, Skripsi,
FMIPA, Unimed, Medan

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka


Cipta, Jakarta.

Sudjana., (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.


Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.

Sukardi,(2009), Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasionalnya, Bumi Aksara,


Jakarta.

Supianto,(2006), FISIKA UNTUK SMA KELAS X, Phibeta, Jakarta.

Tambunan, E, H. (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil


Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya Di Kelas VII Semester I
SMPN 4 Laguboti T.P.2010/2011, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Tanjung, Ratna. Betty M. Turnip. Wawan Bunawan, (2008), Evaluasi Proses Hasil
Belajar Fisika. FMIPA Unimed, Medan.

Trianto., (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis,


Prestasi Pustaka, Jakarta.

Usman.,H. Purnomo,S,Akbar, (2000), Pengantar Statistika,Bumi Aksara, Jakarta.

Azharmind (2012), http://azharmind.blogspot.com/2012/02/kualitas-pendidikan-


indonesia-ranking.html .(accessed Maret-Agustus 2013)

Fairuzsaid (2011), http://fairuzelsaid.wordpress.com/2011/05/24/pengertian-dan-


tujuan-alat-peraga-pendidikan. .(accessed Maret-Agustus 2013)
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan: SMA

Mata Pelajaran : Fisika

Materi Pokok : Listrik Dinamis

Sub Materi Pokok 1. Hukum Ohm

4. Hukum Ohm pada rangkaian hambatan

Kelas / Semester : X / II

Pertemuan :1

Alokasi Waktu : 2x40 menit

I. Standar kompetensi
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan
berbagai produk teknologi.

II. Kompetensi Dasar


Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana
(loop).

III. Indikator
1. Kognitif
a. Produk
 Menganalisis hubungan kuat arus listrik dan beda potensial
didalam hukum Ohm pada rangkaian tertutup
 Menganalisis Hukum Ohm pada rangkaian hambatan listrik pada
rangkaian tertutup
 Memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan Hukum
Ohm pada rangkaian tertutup
b. Proses
 Menuliskan definisi dari arus listrik,beda potensial, hambatan
listrik dan bunyi hukum Ohm pada rangkaian tertutup.
 Menghipotesis hubungan kuat arus listrik dan beda potensial
dapa hukum Ohm pada rangkaian tertutup
 Merancang eksperimen untuk mempersiapkan pengamatan
tentang konsep arus listrik, beda potensial, hambatan listrik dan
hukum ohm pada rangkaian tertutup
 Mengumpulkan informasi/data tentang hukum Ohm dengan
eksperimen pada rangkaian tertutup
 Menganalisis informasi tentang konsep arus listrik, beda
potensial, hambatan listrik dan hukum ohm dan
menghubungkannnya dengan hipotesis
 Mempresentasekan hasil diskusi tentang konsep arus listrik, beda
potensial, hambatan listrik dan hukum ohm pada rangkaian
tertutup.
2. Afektif
a. Karakter
Dalam melakukan kegiatan pengamatan menunjukkan sifat :

1) Jujur : jujur dalam melaporkan hasil pengamatan


2) Tanggungjawab : bertanggungjawab atas penggunaan alat dan
bahan
3) Berfikir kritis
b. Keterampilan Sosial
Dalam melakukan kegiatan pengamatan dapat berpartisipasi aktif
dalam hal :

1) Bertanya: Bertanya jika memang diperlukan


2) Menyumbangkan ide atau berpendapat: Menyampaikan ide
pendapat jika hal tersebut dapat menyelesaikan masalah
3) Menjadi pendengar yang baik : Mendengarkan dengan baik jika
ada pendapat lain
3. Psikomotorik
Bereksperimen dengan benar.

IV. Tujuan Pembelajaran


Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siswa diharap mampu :
1. Kognitif
a. Produk
- Siswa mampu menganalisis hubungan kuat arus listrik dan
beda potensial didalam hukum Ohm pada rangkaian tertutup
- Siswa mampu menganalisis Hukum Ohm pada rangkaian
hambatan listrik pada rangkaian tertutup
- Siswa mampu memecahkan permasalahan yang berhubungan
dengan Hukum Ohm pada rangkaian tertutup
b. Proses
 Siswa mampu menuliskan definisi dari arus listrik, beda
potensial, hambatan listrik dan bunyi hukum Ohm pada
rangkaian tertutup.
 Siswa mampu menghipotesis hubungan kuat arus listrik dan beda
potensial dapa hukum Ohm pada rangkaian tertutup
 Siswa mampu merancang eksperimen untuk mempersiapkan
pengamatan tentang konsep arus listrik, beda potensial, hambatan
listrik dan hukum ohm pada rangkaian tertutup
 Siswa mampu mengumpulkan informasi/data tentang hukum
Ohm dengan pengamatan eksperimen pada rangkaian tertutup
 Siswa mampu menganalisis informasi dan menghubungkannnya
dengan hipotesis tentang materi pembelajaran
 Siswa mampu mempresentasekan hasil diskusi.
2. Afektif
a. Karakter
Dalam melakukan kegiatan pengamatan diharapkan
siswa menunjukkan sifat:

1) Jujur : jujur dalam melaporkan hasil pengamatan


2) Tanggungjawab : bertanggungjawab atas penggunaan alat dan
bahan
b. Keterampilan Sosial
Dalam melakukan kegiatan pengamatan diharahkan siswa dapat
berpartisipasi aktif dalam hal :

1) Bertanya: Bertanya jika memang diperlukan


2) Menyumbangkan ide atau berpendapat: Menyampaikan ide
pendapat jika hal tersebut dapat menyelesaikan masalah
3) Menjadi pendengar yang baik : Mendengarkan dengan baik jika
ada pendapat lain
3. Psikomotorik
Siswa mampu melakukan eksperimen dengan baik.
V. Materi pelajaran
Hukum Ohm
Kuat arus yang mengalir di dalam suatu kawat penghantar berbanding lurus
dengan beda potensial ujung-ujung penghantar itu. Semakin besar tegangan
listrik, semakin besar pula arus mengalir dalam rangkaian. Pernyataan tersebut
dikenal sebagai hukum ohm. Perbandingan tegangan listrik dengan kuat arus
(I) adalah tetap. Hasil bagi ini dinamakan hambatan listrik atau resistansi dan di
beri satuan ohm (Ω).
Jika beda potensial atau tegangan dilambangkan dengan V, kuat arus
dengan I, dan hambatan listrik diberikan lambang R, maka secara matematis dapat
dituliskan persamaan berikut.
Dengan :
R = hambatan listrik (ohm, Ω)
V = tegangan listrik (volt, V)
I = kuat arus listrik (ampere, A)

Hukum Ohm pada Rangkaian Listrik


Ada dua jenis rangkaian listrik. Jenis rangkaian tersebut bergantung pada
bagaimana bagian-bagian rangkaian (sumber tegangan, kawat penghubung, dan
hambatan-hambatan) disusun. Rangkaian tersebut adalah rangkaian seri dan
paralel.
4. Rangkaian Seri
Pada rangkaian seri, hanya terdapat satu lintasan arus listrik. Bagian
rangkaian dipasang secara berurutan, tanpa ada percabangan. Perhatikan diagram
rangkaian seri pada Gambar 2.8.

Gambar 2.6. Dalam rangkaian seri, hanya ada satu jalan untuk arus listrik

Hambatan pengganti dalam rangkaian seri


Kita dapat mengganti beberapa hambatan yang dirangkai secara seri dengan
sebuah hambatan. Sebagai contoh, R1, R2, dan R3 dalam Gambar 2.9. dapat kita
ganti dengan Rs. Kita akan mencari besar Rs.
R1 R2 R3 Rs
A X Y B A B
VAX VXY VYB VAB
i i
V
V

Gambar 2.7. Hambatan R1, R2, dan R3 dapat diganti dengan sebuah hambatan
(Rs).
VAB = VAX + VXY + VYB
Sesuai dengan hukum Ohm, yaitu V = R × I, persamaan di atas dapat ditulis:
I × R s = I × R1 + I × R 2 + I × R3
Karena I di mana-mana besarnya sama, maka: Rs = R1 + R2 + R3
Secara umum, jika terdapat rangkaian seri dengan n buah hambatan yang besarnya
R1, R2 , R3, ... Rn, maka hambatan penggantinya adalah:
Rs = R1 + R2 + R3 + ... + Rn
5. Rangkaian Paralel
Jika lampu-lampu di rumahmu dirangkaikan seri, begitu salah satu lampu
mati, maka lampu yang lain juga akan padam. Untungnya berbagai peralatan
listrik di rumahmu terhubung secara paralel. Rangkaian paralel terdiri atas beberapa
cabang arus.

Gambar 2.8. Rangkaian Paralel


Perhatikan rangkaian paralel pada Gambar 2.8. Arus listrik terpisah menjadi
tiga, mengalir pada tiap cabang. Jika kuat arus pada tiap cabang dijumlahkan,
maka besarnya sama dengan kuat arus sebelum memasuki cabang. Ini merupakan
bunyi dari Hukum I Khirrchoff, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut.
Jika persamaan di atas diperluas untuk setiap cabang dalam rangkaian, maka
akan berlaku kuat arus yang memasuki titik cabang sama dengan kuat arus
yang meninggalkan titik cabang. Jika kenyataan ini diterapkan pada titik cabang
A, maka akan berlaku seperti berikut.
Imasuk = I1 + I2 + I3 = Ikeluar
Imasuk ke titik cabang A = Ikeluar dari titik cabang A
atau
I = I1 + I2 + I3 + I4
Hambatan pengganti dalam rangkaian paralel

Beberapa hambatan yang dirangkaikan secara paralel dapat diganti dengan satu
hambatan pengganti dapat ditunjukkan pada Gambar 2.11.

Gambar 2.9. Aliran arus yang mengalir pada rangkaian paralel


Dalam rangkaian tersebut berlaku hubungan kuat arus sebagai berikut.
I = I 1 + I2 + I 3
Sesuai dengan hukum Ohm, persamaan tersebut dapat ditulis:

V V AB V CD V EF
= + +
R p R1 R2 R3
Beda potensial antara ujung-ujung hambatan pada rangkaian paralel besarnya
sama dengan beda potensial sumber, atau V = V AB = VCD = VEF. Akibatnya
persamaan di atas dapat ditulis:
V V V V 1 1 1 1
= + + atau = + +
R p R1 R 2 R3 R p R1 R 2 R3
Persamaan di atas dapat diperluas untuk mencari hambatan pengganti R1, R2,
R3, ..., Rn yang dirangkaikan paralel. Hambatan pengganti dapat diperoleh
dari persamaan berikut
1 1 1 1 1
= + + +. . .. .
R p R1 R 2 R 3 Rn
Rp = Hambatan pengganti paralel
6. Rangkaian Campuran Seri dan Paralel
Dalam rangkaian yang kompleks, seperti rangkaian pada perangkat
elektronik, dapat dijumpai rangkaian yang terdiri dari gabungan rangkaian seri
dan paralel. Sebagai contoh, dapat dilihat pada Gambar 2.12(a). Untuk
menghitung hambatan penggantinya kamu cari dulu hambatan pengganti R 1,
R2, dan R3 yang terangkai secara paralel. Rangkaian selanjutnyadapat
disederhanakan menjadi Gambar 2.12 (b), yang tidak lain adalah rangkaian seri.

Gambar 2.10.(a) R1, R2, dan R3 terangkai paralel, dengan hambatan pengganti Rp,
(b) Hambatan pengganti totalnya adalah rangkaian seri Rp dengan R4.

VI. Model dan metode Pembelajaran


 Model Pembelajaran :Inkuiri Berbasis Eksperimen
 Metode Pembelajaran: Inkuiri
VII.Sumber Belajar
1. Buku Siswa “Listrik Dinamis”
2. LKS

VIII. Media Pembelajaran


1. Alat praktikum listrik
2. Alat dan bahan : - Papan tulis
- Spidol
IX. Sumber belajar :
o Supiyanto.,(2006), Fisika Untuk SMA Kelas X, Phibeta, Jakarta.
o Kanginan, M.,(2011), Physics For Senior High School, Erlangga, Jakarta.
X. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Model Alat Karakter


Alokasi Sumber
Pembelajaran Metode dan Media
Waktu Belajar
Guru Siswa Inkuiri Bahan

1. Pendahuluan Supiyanto.
,(2006),
 Memberi salam,  Mendengar dan Inkuiri  5 menit Fisika  Disiplin
mengabsen siswa memperhatikan guru Untuk  Rasa
dan SMA Ingin
menyampaikan Kelas X, tahu
tujuan Phibeta,
pembelajaran Jakarta
 Memberikan
pertanyaan
kepada siswa,
”kalian sering
menggunakan
listrik sebagai  Melihat pentingnya  5 menit
sumber masalah  Penyajian
kehidupan tetapi  Merumuskan masalah masalah
apakah kalian yang diberikan guru (Fase I)
memahami
fenomena fisis
dari listrik
tersebut?
2. Inti

 Memantau  Siswa duduk dalam Selang,  Papan  5 menit Supiyanto.  Rasa


kegiatan siswa kelompoknya untuk peluru tulis ,(2006), ingin
memperoleh konsep, pistol Fisika tahu
prinsip, hukum, mainan, Untuk  Rasa
persamaan, teori wadah. SMA percay
dengan berpedoman Kelas X, a diri
LKS tentang: Phibeta,
1. Menguji dan Jakarta
menggolongkan
jenis data yang
dapat diperoleh  Merumuskan
tentang hal yang hipotesis
terkait masalah (Fase II)
2. Melihat dan
merumuskan
hubungan yang ada
secara logis
3. Merumuskan  15 menit
hipotesis

4. Mengidentifikasi
hal yang 67
dibutuhkan
didalam ekperimen
5. Mengumpulkan
data
6. Mengevaluasi data
 Merancang
7. Mentranslasikan percobaan
data kedalam (Fase III)  20 menit
eksperimen
8. Menginterpretasika
n data ke dalam
eksperimen
9. Mengklasifikasika
n data eksperimen  Menyusun  25 menit
data
10. Melihat hubungan (Fase VI)
masalah dengan
eksperimen
11. Mencatat
persamaan dan
perbedaan
hipotesis dengan
eksperimen
12. Mengeditifikasi
tren, sekuensi dan
keteraturan data  Menganalisi
hasil. s data (Fase
V)
68

3. Penutup Supiyanto.
,(2006),
 Membimbing  Mencari pola dan  Kesimpulan(  15 menit Fisika
siswa dalam makna hubungan Fase VI) Untuk
membuat antara masalah, SMA
kesimpulan hipotesis dan data hasil. Kelas X,
 Merumuskan Phibeta,
kesimpulan Jakarta

 Memberi tugas.
XI. Penilaian

1. Lembar Aktivitas

No. Indikator Deskriptor Penilaian


1. Menyajikan b. Mengidentifikasi 1 = satu deskriptor tampak
pertanyaan atau masalah
masalah

2. Membuat b. Menentukan 1 = satu deskriptor tampak


hipotesis hipotesis
3. Merancang c. Menentukan 1 = satu deskriptor tampak
percobaan langkah-langkah
yang sesuai 2 = dua deskriptor tampak
dengan hipotesis
d. Mengurutkan
langkah-langkah
pengamatan

4. Melakukan b. Memperoleh 1 = satu deskriptor tampak


percobaan untuk informasi/data
memperoleh melalui
informasi eksperimen
5. Mengumpulkan b. Menyampaikan 1 = satu deskriptor tampak
dan menganalisis hasil dan
data pengolahan data
6. Membuat b. Membuat 1 = satu deskriptor tampak
kesimpulan kesimpulan dari
materi yang sudah
dipelajari

2. Tes Hasil Belajar

No Soal Jawaban Sko


. r
1. Tuliskan konsep Hukum Ohm! Kuat arus yang 25
mengalir pada suatu
penghantar
berbanding lurus
dengan beda
potensial di setiap
ujung penghantar.
2. Apakah perbedaan rangkaian hambatan seri Pada rangkaian 25
dan rangkaian hambatan paralel berdasarkan hambatan seri besar
Hukum Ohm? tegangan disetiap
hambatan listrik
berbeda nilainya,
sedangkan pada
rangkaian paralel
besar kuat arus
listrik pada setiap
hambatan listrik lah
yang berbeda.
3. Pada sebuah rangkaian hambatan listrik Dik: R=150Ώ 25
dengan nilai hambatan listrik sebesar 150Ώ, V= 2V
jika besar beda potensial rangkaian adalah 2 Dit: I
V maka kuar arus yang mengalir sebesar? jawab:
V=R.I

V
I= =
R

2V
= 0,13 A
150 Ώ
4. Pada gambar di bawah ini Mis: R1=2 Ω 25
R4=2 Ω
R2=3 Ω R5=6
Ω

R3=4 Ω

Kuat arus yang mengalir melalui hambatan 6 Rs1= R1+ R2 =5


Ω adalah … ohm
Rs2=R3+ R4 = 6
ohm
Rp=Rs2.R5/Rs2+R
5 =3 ohm
Rtot = Rs1 + Rp =
8 ohm
Itot = E/Rtot =1,5 A
VRp = Itot.Rp=4,5
V
Maka; kuat arus
pada hambatan 6
ohm,
I = VRp/R5= 0,75
A
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2 KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan: SMA

Mata Pelajaran : Fisika

Materi Pokok : Listrik Dinamis

Sub Materi Pokok : 1. Hukum Kirchoof

2. Rangkaian Hukum Kirchoff

Kelas / Semester : X / II

Pertemuan :2

Alokasi Waktu : 2x40 menit

I. Standar kompetensi
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan
berbagai produk teknologi.

II. Kompetensi Dasar

Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana


(loop).

III. Indikator

1. Kognitif
a. Produk
 Mengetahui karakteristik dari rangkaian hambatan listrik yang
disusun secara seri pada rangkaian tertutup
 Mengetahui karakteristik dari rangkaian hambatan listrik yang
disusun secara paralel.Memecahkan permasalahan yang
berhubungan dengan hokum Kirchoof pada rangkaian tertutup
 Membedakan karakteristik rangkaian seri dan parallel dari
hambatan listrik pada rangkaian tertutup.
b. Proses
 Menuliskan definisi dari rangkaian seri dan paralel komponen
listrik serta bunyi hukum kirchoof.
 Menghipotesis penggunaan rangkaian seri dan paralel komponen
listrik serta hukum kirchoof tentang arus listrik
 Merancang alat peraga untuk mempersiapkan pengamatan
tentang rangkaian seri dan paralel komponen listrik serta bunyi
hukum kirchoof.
 Mengumpulkan informasi/data tentang rangkaian seri dan paralel
komponen listrik serta hukum kirchoof tentang arus listrik
dengan pengamatan alat peraga
 Menganalisis informasi tentang rangkaian seri dan paralel
komponen listrik serta bunyi hukum kirchoof dan
menghubungkannnya dengan hipotesis
 Mempresentasekan hasil diskusi tentang rangkaian seri dan
paralel komponen listrik serta bunyi hukum kirchoof.
2. Afektif
a. Karakter
Dalam melakukan kegiatan pengamatan menunjukkan sifat :

1) Jujur : jujur dalam melaporkan hasil pengamatan


2) Tanggungjawab : bertanggungjawab atas penggunaan alat dan
bahan
b. Keterampilan Sosial
Dalam melakukan kegiatan pengamatan dapat berpartisipasi aktif
dalam hal :
1) Bertanya: Bertanya jika memang diperlukan
2) Menyumbangkan ide atau berpendapat: Menyampaikan ide
pendapat jika hal tersebut dapat menyelesaikan masalah
3) Menjadi pendengar yang baik : Mendengarkan dengan baik
jika ada pendapat lain

3. Psikomotorik
Menggunakan alat peraga dalam pengamatan

IV. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siswa diharap mampu :


1. Kognitif
a. Produk
 Siswa mampu mengetahui karakteristik dari rangkaian hambatan
listrik yang disusun secara seri pada rangkaian tertutup
 Siswa mampu mengetahui karakteristik dari rangkaian hambatan
listrik yang disusun secara paralel.Memecahkan permasalahan
yang berhubungan dengan hokum Kirchoof pada rangkaian
tertutup
 Siswa mampu membedakan karakteristik rangkaian seri dan
parallel dari hambatan listrik pada rangkaian tertutup.
b. Proses
 Siswa mampu menuliskan definisi dari rangkaian seri dan paralel
komponen listrik serta bunyi hukum kirchoof.
 Siswa mampu menghipotesis penggunaan rangkaian seri dan
paralel komponen listrik serta hokum kirchoof tentang arus listrik
 Siswa mampu merancang eksperimen untuk mempersiapkan
pengamatan
 Siswa mampu mengumpulkan informasi/data tentang rangkaian
seri dan paralel komponen listrik serta hukum kirchoof tentang
arus listrik dengan pengamatan eksperimen
 Siswa mampu menganalisis informasi dan menghubungkannnya
dengan hipotesis
 Siswa mampu mempresentasekan hasil diskusi.
2. Afektif
a. Karakter
Dalam melakukan kegiatan pengamatan diharapkan
siswa menunjukkan sifat:

1) Jujur : jujur dalam melaporkan hasil pengamatan


2) Tanggungjawab : bertanggungjawab atas penggunaan alat dan
bahan
b. Keterampilan Sosial
Dalam melakukan kegiatan pengamatan diharahkan siswa dapat
berpartisipasi aktif dalam hal :

1) Bertanya: Bertanya jika memang diperlukan


2) Menyumbangkan ide atau berpendapat: Menyampaikan ide
pendapat jika hal tersebut dapat menyelesaikan masalah
3) Menjadi pendengar yang baik : Mendengarkan dengan baik jika
ada pendapat lain
3. Psikomotorik
Siswa mampu menggunakan alat peraga dengan baik dan benar

V. Materi pelajaran
Hukum I Kirchoff

Hukum I Kirchoff berbunyi sebagai berikut “Jumlah kuat arus yang masuk
pada suatu titik percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik itu”.
Hukum I Kirchoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya
I1 dengan hukum
kekekalan muatan listrik. Hukum I Kirchoff secara matematis dapat dituliskan
I I2 I’

I3
sebagai :

∑ I masuk =∑ I keluar

Dari gambar di atas, dengan memasang amperemeter pada masing-masing cabang


dapat dibuktikan bahwa :

∑ I masuk =∑ I keluar
I = I1 + I2 + I3 = I’

2.1.8.4 Energi dan Daya Listrik

Energi listrik dapat diubah menjadi energi panas atau energi cahaya pada
alat-alat listrik, karena arus biasanya agak besar, dan banyak terjadi tumbukan
antara elektron dan atom pada kawat. Pada setiap tumbukan, terjadi transfer
energi dari elektron ke atom yang ditumbuknya, sehingga energi kenetik atom
bertambah dan menyebabkan suhu elemen kawat semakin tinggi.
Q
Muatan yang mengalir tiap satuan waktu t merupakan arus listrik I, sehingga
diperoleh:

P = I.V

Daya atau laju perubahan energi pada hambatan R dapat dituliskan berdasarkan
Hukum Ohm sebagai berikut:
V2
P = I2. R=
R

dengan:

P = daya listrik (watt)

I = kuat arus listrik (A)

R = hambatan kawat penghantar (Ω)

V = beda potensial listrik (V)

Energi listrik pada suatu sumber arus listrik dengan beda potensial selama selang
waktu tertentu dinyatakan oleh:

W = V.I.t karena P = I.V,

maka : W = P.t

W
P=
t

Jadi daya listrik juga didefenisikan sebagai banyaknya energi listrik tiap satuan
waktu. Satuan energi listrik adalah joule (J).

VI. Model dan metode Pembelajaran


 Model Pembelajaran :Inkuiri Berbasis Eksperimen
 Metode Pembelajaran: Inkuiri

VII. Sumber Belajar

1. Buku Siswa “Listrik Dinamis”

2. LKS

VIII. Media Pembelajaran


1. Alat Praktikum
2. Alat dan bahan : - Papan tulis
- Spidol

IX. Sumber belajar :


o Supiyanto.,(2006), Fisika Untuk SMA Kelas X, Phibeta, Jakarta.
o Kanginan, M.,(2011), Physics For Senior High School, Erlangga, Jakarta
X. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Model Alat Karakter
Alokasi Sumber
Pembelajaran Metode dan Media
Guru Siswa Waktu Belajar
Inkuiri Bahan

1. Pendahuluan Inkuiri Supiyanto.


,(2006),
 Memberi salam,  Mendengar dan  5 menit  Disiplin
Fisika  Rasa
mengabsen siswa memperhatikan guru
Untuk Ingin
dan
SMA tahu
menyampaikan
Kelas X,
tujuan
Phibeta,
pembelajaran
 Memberikan Jakarta

pertanyaan
kepada siswa,
”coba amati  Melihat pentingnya  5 menit
lampu sekolah  Menyajikan
masalah
ini, rangkaiannya masalah
lampunya terlihat  Merumuskan masalah (Fase I)
rumit nya, yang diberikan guru
bagaimana
analisis fisis dari
rangkaian lampu
tersebut?”

2. Inti Inkuiri

 Memantau  Siswa duduk dalam Selang,  Papan  5 menit Supiyanto.  Rasa


kegiatan siswa kelompoknya untuk peluru tulis ,(2006), ingin
memperoleh konsep, pistol Fisika tahu
mainan, Untuk  Rasa
prinsip, hukum,
wadah. SMA percay
persamaan, teori
Kelas X, a diri
dengan berpedoman
LKS tentang: Phibeta,
 Menguji dan Jakarta
menggolongkan
jenis data yang
dapat diperoleh
tentang hal yang  Merumuskan
terkait masalah hipotesis
 Melihat dan
(Fase II)
merumuskan
hubungan yang
ada secara logis
 Merumuskan
hipotesis

 Mengidentifikasi  15 menit
hal yang
dibutuhkan
didalam
ekperimen
 Mengumpulkan
data
 Mengevaluasi
data  Merancang
percobaan
 Mentranslasikan (Fase III)
data kedalam
eksperimen
 Menginterpretasi
kan data ke
dalam
eksperimen
 Mengklasifikasik
an data
eksperimen  20 menit

 Melihat
hubungan
masalah dengan  Melakukan
pengamatan
eksperimen
 Mencatat untuk
mendapatka
persamaan dan n infornasi
perbedaan (Fase VI)
hipotesis dengan
eksperimen
 Mengeditifikasi
tren, sekuensi
dan keteraturan
data hasil.  Menganalisi  25 menit
s data (Fase
V)

3. Penutup Inkuiri Supiyanto.


,(2006),
 Membimbing  Mencari pola dan  Kesimpula(  15 menit
Fisika
siswa dalam makna hubungan Fase VI)
Untuk
membuat antara masalah,
SMA
kesimpulan hipotesis dan data hasil.
Kelas X,
 Memberi tugas.  Merumuskan
Phibeta,
kesimpulan
Jakarta
85

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Fisika

Materi Pokok : Listrik Dinamis

Sub Materi Pokok : 1. Arus Listrik

2. Beda Potensial

3. Hukum Ohm

4. Hambatan Listrik

Kelas / Semester : X / II

Pertemuan :1

Alokasi Waktu : 2x40 menit

VII. Standar kompetensi


5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan
berbagai produk teknologi.
VIII. Kompetensi Dasar
5.1 Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (loop).

IX. Indikator
1. Kognitif
a. Produk

 Menjelaskan konsep seputar arus listrik, beda potensial,


hambatan listrik dan hukum Ohm.
 Menjelaskan hubungan arus listrik dan beda potensial pada
hukum Ohm.
86

 Menganalisis hubungan kuat arus listrik dan beda potensial


didalam hukum Ohm
 Melatih kemampuan mengerjakan persoalan yang berhubungan
dengan arus listrik, beda potensial, hambatan listrik dan hukum
Ohm.
b. Proses

 Menuliskan definisi dari arus listrik,beda potensial, hambatan


listrik dan bunyi hukum Ohm.
 Menjelaskan hubungan kuat arus listrik dengan beda potensial
pada hukum Ohm
2. Afektif
a. Karakter
Dalam melakukan kegiatan pengamatan menunjukkan sifat :

1. Jujur : jujur dalam melaporkan hasil pengamatan


2. Tanggungjawab : bertanggungjawab atas penggunaan alat dan
bahan
b. Keterampilan Sosial

Dalam melakukan kegiatan pengamatan dapat berpartisipasi aktif dalam hal


:

1. Bertanya: Bertanya jika memang diperlukan


2. Menyumbangkan ide atau berpendapat: Menyampaikan ide
pendapat jika hal tersebut dapat menyelesaikan masalah
3. Menjadi pendengar yang baik : Mendengarkan dengan baik jika
ada pendapat lain
3. Psikomotorik
Aktif bertanya

X. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siswa diharap mampu :
1. Kognitif
87

a. Produk

 Siswa mampu Menjelaskan konsep seputar arus listrik, beda


potensial, hambatan listrik dan hukum Ohm.
 Siswa mampu menjelaskan hubungan arus listrik dan beda
potensial pada hukum Ohm.
 Siswa mampu menganalisis hubungan kuat arus listrik dan beda
potensial didalam hukum Ohm
 Siswa mampu melatih kemampuan mengerjakan persoalan yang
berhubungan dengan arus listrik, beda potensial, hambatan listrik
dan hukum Ohm.
b. Proses
 Siswa mampu menuliskan definisi dari arus listrik, beda
potensial, hambatan listrik dan bunyi hukum Ohm.
 Siswa mampu menjelaskan hubungan kuat arus listrik dengan
beda potensial pada hukum Ohm
2. Afektif
a. Karakter
Dalam melakukan kegiatan pengamatan diharapkan siswa menunjukkan
sifat:

3) Jujur : jujur dalam melaporkan hasil pengamatan


4) Tanggungjawab : bertanggungjawab atas penggunaan alat dan
bahan
b. Keterampilan Sosial
Dalam melakukan kegiatan pengamatan diharahkan siswa dapat
berpartisipasi aktif dalam hal :

4) Bertanya: Bertanya jika memang diperlukan


5) Menyumbangkan ide atau berpendapat: Menyampaikan ide
pendapat jika hal tersebut dapat menyelesaikan masalah
6) Menjadi pendengar yang baik : Mendengarkan dengan baik jika
ada pendapat lain
88

3. Psikomotorik
Siswa aktif dalam bertanya dan memberi tanggapan

XI. Materi pelajaran


1. Arus Listrik
Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian listrik terbuka
dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu rangkaian yang belum
dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah
suatu rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber tegangan.

Gambar 2.1 Rangkaian Listrik

Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran muatan-muatan listrik. Aliran


muatan listrik positif identik dengan aliran air. Perhatikan Gambar 2.1.

Gambar 2.2 Aliran muatan listrik posited dari A ke B identik dengan aliran air dari
A ke B yang disebut arus listrik
Kuat Arus Listrik

Pada baterai terdapat dua kutub yang potensialnya berbeda. Jika kedua kutub
tersebut dihubungkan dengan lampu melalui kabel, maka akan terjadi perpindahan
elektron dari kutub negatif ke kutub positif atau terjadi arus listrik dari kutub positif ke
kutub negatif, sehingga lampu dapat me- nyala.

Selanjutnya, jika baterai yang digunakan dua buah, maka lampu akan menyala
89

lebih terang. Jika baterai yang digunakan tiga buah, maka lampu menyala makin terang.
Mengapa demikian? Hal ini disebabkan beda potensial kutub positif dan kutub negatifnya
makin besar sehingga muatan-muatan listrik yang mengalir pada penghantar makin
banyak atau arus listriknya makin besar. Besarnya arus listrik (disebut kuat arus
listrik) sebanding dengan banyaknya muatan listrik yang mengalir. Kuat arus listrik
merupakan kecepatan aliran muatan listrik. Dengan demikian, yang dimaksud dengan
kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang melalui penampang suatu
penghantar setiap satuan waktu. Bila jumlah muatan q melalui penampang penghantar
dalam waktu t, maka kuat arus I secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

q
I= atau q = I . t……………….………………………………………….(2.1)
t

Dengan :

I : kuat arus listrik (A)

q : muatan listrik yang mengalir (C)

t : waktu yang diperlukan (s)

Berdasarkan persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa satu coulomb


adalah muatan listrik yang melalui sebuah titik dalam suatu penghantar dengan arus
listrik tetap satu ampere dan mengalir selama satu sekon.

2. Beda Potensial
Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda.
Suatu benda dikatakan mempunyai potensial listrik lebih tinggi daripada benda
lain, jika benda tersebut memiliki muatan positif lebih banyak daripada muatan
positif benda lain.

Gambar 2.4 Muatan listrik pada beberapa benda


90

Pada Gambar 2.4, terlihat bahwa benda A memiliki muatan positif


paling banyak sehingga benda A mempunyai potensial listrik paling tinggi, disusul
benda B, C, baru kemudian D. Apa yang dimaksud dengan beda potensial?
Beda potensial listrik (tegangan) timbul karena dua benda yang
memiliki potensial listrik berbeda dihubungkan oleh suatu penghantar. Beda
potensial ini berfungsi untuk mengalirkan muatan dari satu titik ke titik lainnya.
Satuan beda potensial adalah volt (V). Alat yang digunakan untuk mengukur beda
potensial listrik disebut voltmeter. Secara matematis beda potensial dapat dituliskan
sebagai berikut.

W
V=
q
(2.2)
Dengan :

V : beda potensial (V)

W : usaha/energi (J)

q : muatan listrik (C)

Saat mengukur beda potensial listrik, voltmeter harus dipasang secara


paralel dengan benda yang diukur beda potensialnya. Untuk memasang
voltmeter, Anda tidak perlu memotong rangkaian, namun cukup menghubungkan
ujung yang potensialnya lebih tinggi ke kutub positif dan ujung yang memiliki
potensial lebih rendah ke kutub negatif.
3. Hukum Ohm
Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran arus listrik. Arus listrik
mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar,
seperti pada lampu senter, radio, dan televisi. Alat-alat tersebut dapat menyala
(berfungsi) karena adanya aliran listrik dari sumber tegangan yang
dihubungkan dengan peralatan tersebut sehingga menghasilkan beda potensial.
91

Orang pertama yang menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik


dengan beda potensial pada suatu penghantar adalah Georg Simon Ohm, ahli
fisika dari Jerman.Ohm berhasil menemukan hubungan secara matematis
antara kuat arus listrik dan beda potensial, yang kemudian dikenal sebagai Hukum
Ohm.
Anda ketahui bahwa makin besar beda potensial yang ditimbulkan,
maka kuat arus yang mengalir makin besar pula. Besarnya perbandingan antara
beda potensial dan kuat arus listrik selalu sama (konstan). Jadi, beda potensial
sebanding dengan kuat arus (V ~ I). Secara matematis dapat Anda tuliskan V
= m × I, m adalah konstanta perbandingan antara beda potensial dengan kuat
arus. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar grafik berikut!

Gambar 2.5 Grafik hubungan antara kuat arus dan beda potensial
Berdasarkan grafik di atas, nilai m dapat Anda peroleh dengan persamaan

ΔV
m=
ΔI Nilai m yang tetap ini kemudian didefinisikan sebagai besaran
hambatan listrik yang dilambangkan R, dan diberi satuan ohm : Ω ,untuk
menghargai Georg Simon Ohm. Jadi, persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut.

V
R= Atau V = R.I............................................................(2.3)
I
Dengan :
V : beda potensial atau tegangan (V)
92

I : kuat arus (A)


R : hambatan listrik (Ω)
Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Ohm, yang berbunyi “Kuat arus
yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara
ujung-ujung penghantar itu dengan syarat suhunya konstan/tetap.”
Pada kehidupan sehari-hari, terkadang ditemukan sebuah alat listrik yang
bertuliskan 220 V/2 A. Tulisan tersebut dibuat bukan tanpa tujuan. Tulisan
tersebut menginformasikan bahwa alat tersebut akan bekerja optimal dan tahan
lama (awet) ketika dipasang pada tegangan 220 V dan kuat arus 2 A. Bagaimana
kalau dipasang pada tegangan yang lebih tinggi atau lebih rendah? Misalnya, ada
2 lampu yang bertuliskan 220 V/2 A, masing-masing dipasang pada tegangan
440 V dan 55 V. Apa yang terjadi?
Tulisan 220 V/2 A menunjukkan bahwa lampu tersebut mempunyai
hambatan sebesar (R) = 220V/2A = 110Ω. Jadi, arus listrik yang diperbolehkan
mengalir sebesar 2 A dan tegangannya sebesar 220 V. Jika dipasang pada
tegangan 440 V, maka akan mengakibatkan kenaikan arus menjadi

V 440
I= = =4 A
R 110 . Arus sebesar ini mengakibatkan lampu tersebut bersinar
sangat terang tetapi tidak lama kemudian menjadi putus/rusak. Begitu juga apabila
lampu tersebut dipasang pada tegangan 55 V, maka arus akan mengalami

V 55
I= = =0,5 A
penurunan menjadi R 110 . Arus yang kecil ini mengakibatkan
lampu menjadi redup (tidak terang). Oleh karena itu, perhatikan selalu petunjuk
penggunaan apabila menggunakan alat-alat listrik.
4. Hambatan Listrik
Berdasarkan persamaan hukum Ohm, hambatan listrik dapat didefinisikan
sebagai hasil bagi beda potensial antara ujung-ujung penghantar dengan kuat arus yang
mengalir pada penghantar tersebut. Untuk mengenang jasa Georg Simon Ohm, namanya
dipakai sebagai satuan hambatan listrik, yaitu ohm:Ω . Suatu penghantar dikatakan
mempunyai hambatan satu ohm apabila dalam penghantar tersebut mengalir arus listrik
93

sebesar satu ampere yang disebabkan adanya beda potensial di antara ujung-ujung
penghantar sebesar satu volt.

Hambatan pada Kawat Penghantar

Kawat penghantar yang dipakai pada kawat listrik pasti mempunyai hambatan,
meskipun nilainya kecil. Hambatan listrik suatu kawat penghantar dipengaruhi oleh
panjang kawat (l), hambatan jenis kawat (U), dan luas penampang kawat (A). Secara
matematis, hubungan ketiga faktor tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.

l
R= ρ ………………………………………………(2.5)
A

Dengan :

R: hambatan kawat penghantar (Ω)

l : panjang kawat penghantar (m)

A : luas penampang kawat penghantar (m2)

U: hambatan jenis kawat penghantar (Ω m)

Berdasarkan persamaan dan contoh tersebut, terlihat bahwa apabila kawat


penghantar makin panjang dan hambatan jenisnya makin besar, maka nilai hambatannya
bertambah besar. Tetapi apabila luas penampang kawat penghantar makin besar, ternyata
nilai hambatannya makin kecil. Untuk nilai hambatan jenis suatu penghantar besar
kecilnya sudah ditentukan para ilmuwan.

Tegangan listrik di rumah, mungkin pernah mengalami penurunan. Kejadian


tersebut biasanya terlihat pada malam hari ketika semua alat listrik dan lampu dinyalakan,
ternyata nyala lampu sedikit redup. Hal ini disebabkan tegangan harus melewati kawat
yang sangat panjanguntuk sampai ke rumah Anda dari gardu induk PLN. Padahal makin
panjang kawat yang digunakan, makin besar hambatannya. Menurut hukum ohm, V = I ×
R, makin besar harga hambatan (R), makin besar pula beda potensial/tegangan (V). Beda
potensial yang dimaksud adalah beda potensial yang hilang pada kawat penghantar. Oleh
94

karena itu, bila tegangan listrik di rumah ukur, ternyata besarnya kurang dari 220 volt,
seperti yang tertulis pada PLN.

XII. Model dan metode Pembelajaran


 Model Pembelajaran :Model Pembelajaran langsung
 Metode Pembelajaran :
- Cermah
- Tanya Jawab

- Penugasan
VII.Sumber Belajar

1. Buku Siswa “Listrik Dinamis”

2. LKS

VIII. Media Pembelajaran

Alat dan bahan : - Papan tulis


- Spidol

IX. Sumber belajar :

o Supiyanto.,(2006), Fisika Untuk SMA Kelas X, Phibeta, Jakarta.


o Kanginan, M.,(2011), Physics For Senior High School, Erlangga, Jakarta.
95
96

X. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Metode Alat Media Alokasi Sumber Karakter

Guru Siswa dan waktu Belajar


Bahan

Kegiatan awal Supiyanto.,


(2006),
 Memberi salam, mengabsen siswa dan  menjawab salam  ceramah 10 menit Disiplin dan
 Tanya Fisika
menyampaikan tujuan pembelajaran rasa ingin
 Memberikan pertanyaan kepada jawab Untuk
tahu.
siswa, ”kalian sering menggunakan  mendengarkan dan menjawab SMA Kelas

listrik sebagai sumber kehidupan pertanyaan guru X, Phibeta,

tetapi apakah kalian memahami Jakarta

fenomena fisis dari listrik tersebut?

Inti Supiyanto.,
(2006),
 Menyampaikan materi pembelajaran  Mencatat dan mendengarkan  Ceramah Papan 70 menit Rasa ingin
Fisika
mengenai Arus listrik, beda potensial, tulis, tahu dan
Untuk
hambatan listrik dan hukum ohm  Ceramah spidol percaya diri
SMA Kelas
 Memberikan contoh soal dan meminta  Tanya
X, Phibeta,
siswa mencatat jawab
 Mencatat
97

 Memberikan kesempatan kepada Jakarta


siswa untuk bertanya
 Bertanya
 Memberikan soal untuk siswa
menyelesaikannya
 Mengerjakan soal
Penutup Supiyanto.,
(2006),
 Membuat kesimpulan tentang materi  Mendengarkan 10 menit Rasa ingin
Fisika
yang dibahas tahu.
 Mencatat tugas yang Untuk
 Memberi tugas untuk dikerjakan
diberikan SMA Kelas
dirumah
 penugasan
X, Phibeta,
Jakarta
98

XI. Penilaian

1. Lembar Aktivitas

2. Tes Hasil Belajar

Tebing Tinggi, 2013

Peneliti,

Fajar Afandi

NIM. 4091210
99

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2 KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Fisika

Materi Pokok : Listrik Dinamis

Sub Materi Pokok : 1. Susunan seri dan parallel komponen listrik

2.Hukum Kirchoof

Kelas / Semester : X / II

Pertemuan :2

Alokasi Waktu : 2x40 menit

XI. Standar kompetensi


5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan
berbagai produk teknologi.
XII. Kompetensi Dasar

5.1 Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (loop).

XIII. Indikator
1. Kognitif
a. Produk

 Menjelaskan definisi dari rangkaian seri dan paralel komponen


listrik
 Menganalisis rangkaian seri dan paralel komponen listrik
 Menyebutkan bunyi Hukum kirchoof
 Melatih kemampuan mengerjakan persoalan yang berhubungan
dengan rangkaian seri dan paralel,serta hukum kirchoof
b. Proses
100

 Menuliskan definisi dari rangkaian seri dan paralel serta bunyi


hukum kirchoof.
 Menguraikan permasalahan yang berhubungan dengan rangkaian
seri dan paralel, serta hukum kirchoof.
2. Afektif
a. Karakter
Dalam melakukan kegiatan pengamatan menunjukkan sifat :

1) Jujur : jujur dalam melaporkan hasil pengamatan


2) Tanggungjawab : bertanggungjawab atas penggunaan alat dan
bahan
b. Keterampilan Sosial

Dalam melakukan kegiatan pengamatan dapat berpartisipasi aktif dalam hal


:

1) Bertanya: Bertanya jika memang diperlukan


2) Menyumbangkan ide atau berpendapat: Menyampaikan ide
pendapat jika hal tersebut dapat menyelesaikan masalah
3) Menjadi pendengar yang baik : Mendengarkan dengan baik jika
ada pendapat lain
3. Psikomotorik
Aktif bertanya.

XIV. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siswa diharap mampu :


1. Kognitif
a. Produk

 Siswa mampu menjelaskan definisi dari rangkaian seri dan


paralel komponen listrik
 Siswa mampu menganalisis rangkaian seri dan paralel komponen
listrik
 Siswa mampu menyebutkan bunyi Hukum kirchoof
101

 Siswa mampu melatih kemampuan mengerjakan persoalan yang


berhubungan dengan rangkaian seri dan paralel,serta hukum
kirchoof.

b. Proses
 Siswa mampu menuliskan definisi dari rangkaian seri dan paralel
serta bunyi hukum kirchoof.
 Siswa mampu menguraikan permasalahan yang berhubungan
dengan rangkaian seri dan paralel, serta hukum kirchoof.
2. Afektif
a. Karakter
Dalam melakukan kegiatan pengamatan diharapkan siswa menunjukkan
sifat:

1) Jujur : jujur dalam melaporkan hasil pengamatan


2) Tanggungjawab : bertanggungjawab atas penggunaan alat dan
bahan
b. Keterampilan Sosial
Dalam melakukan kegiatan pengamatan diharahkan siswa dapat
berpartisipasi aktif dalam hal :

1) Bertanya: Bertanya jika memang diperlukan


2) Menyumbangkan ide atau berpendapat: Menyampaikan ide
pendapat jika hal tersebut dapat menyelesaikan masalah
3) Menjadi pendengar yang baik : Mendengarkan dengan baik
jika ada pendapat lain
c. Psikomotorik
Siswa aktif dalam bertanya dan memberi tanggapan

XV. Materi pelajaran

Rangkaian Hambatan Listrik


102

Pada rangkaian listrik, mungkin sering menjumpai beberapa hambatan


yang dirangkai secara bersama-sama. Hambatan yang dimaksud di sini bukan
hanya resistor, melainkan semua peralatan yang menggunakan listrik, seperti
lampu, radio, televisi, dan setrika listrik. Rangkaian hambatan listrik dibedakan
menjadi dua, yaitu seri dan paralel.

1. Rangkaian Hambatan Seri


Rangkaian hambatan seri adalah rangkaian yang disusun secara berurutan
(segaris). Pada rangkaian hambatan seri yang dihubungkan dengan suatu sumber
tegangan, besar kuat arus di setiap titik dalam rangkaian tersebut adalah sama.
Jadi, semua hambatan yang terpasang pada rangkaian tersebut dialiri arus listrik
yang besarnya sama.
Bila salah satu hambatan ada yang putus, maka arus listrik pada rangkaian
tersebut juga putus/tidak mengalir.

(a) Lampu disusun seri (b) Simbol rangkaian (c) Hambatan pengganti
Gambar 2.8 Rangkaian hambatan seri
Pada Gambar 2.8, terlihat dua buah lampu (sebagai hambatan) yang
disusun seri. Kuat arus yang mengalir melalui kedua lampu tersebut sama
besarnya, sedangkan tegangannya berbeda (VAB ≠ VBC). Dengan menggunakan
hukum Ohm dapat Anda tuliskan secara matematis sebagai berikut. Jika
103

Jika Anda ganti kedua hambatan yang dirangkai seri dengan sebuah
hambatan pengganti (Rs ) lihat Gambar 7.20 (c), maka VAC = I × Rs , sehingga
Anda dapatkan persamaan sebagai berikut.

Jadi, bentuk umum hambatan pengganti yang dirangkai seri adalah sebagai
berikut.
Rs = R1+R2+R3+…+Rn (n = banyaknya hambatan) . . . . . . (2.6)

Hambatan pengganti pada kedua rangkaian ini selalu lebih besar karena
merupakan jumlah dari hambatan-hambatan yang dipasang.

2. Rangkaian Hambatan Paralel


Hambatan paralel adalah rangkaian yang disusun secara
berdampingan/berjajar. Jika hambatan yang dirangkai paralel dihubungkan
dengan suatu sumber tegangan, maka tegangan pada ujung-ujung tiap hambatan
adalah sama. Sesuai dengan Hukum I Kirchoff, jumlah kuat arus yang mengalir
pada masing-masing hambatan sama dengan kuat arus yang mengalir pada
penghantar utama.

Gambar 2.9 Rangkaian hambatan paralel


Pada Gambar 2.9 dua buah lampu (sebagai hambatan) dirangkai paralel.
Kuat arus yang mengalir pada lampu 1 (I 1) dan lampu 2 (I2) besarnya tergantung
nilai hambatannya, sedangkan tegangan yang melewati kedua lampu tersebut
104

besarnya sama. Dengan menggunakan hukum I Kirchoff dan hukum Ohm, maka
dapat Anda tuliskan secara matematis sebagai berikut.

Jika I1 =V/R1, I2= V/R2 dan I = I1 + I 2 , maka :


I = I1+I2 = V/R1 + V/R2 = V(1/R1, + 1/R2)

Jika Anda ganti kedua hambatan yang dirangkai paralel dengan sebuah

V
I=
hambatan pengganti (Rp), lihat Gambar 2.9 (c), maka
R p , sehingga Anda

dapatkan persamaan sebagai berikut.

Jadi, bentuk umum hambatan yang dirangkai paralel adalah :

Hambatan pengganti pada rangkaian paralel selalu lebih kecil karena


merupakan jumlah dari kebalikan hambatan tiap-tiap komponen.

XVI. Model dan metode Pembelajaran


Model Pembelajaran :Model Konvensional
Metode Pembelajaran :
- Cermah
- Tanya Jawab

- Penugasan
105

XVII. Sumber Belajar

1. Buku Siswa “Listrik Dinamis”

2. LKS

XVIII. Media Pembelajaran


1. Alat peraga
2. Alat dan bahan : - Papan tulis
- Spidol
XIX. Sumber belajar :
o Supiyanto.,(2006), Fisika Untuk SMA Kelas X, Phibeta, Jakarta.
o Kanginan, M.,(2011), Physics For Senior High School, Erlangga, Jaka
106
107

XX. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Metode Alat Media Alokasi Sumber Karakter

Guru Siswa dan waktu Belajar


Bahan

Kegiatan awal Supiyanto.,


(2006),
 Memberi salam, mengabsen siswa dan  menjawab salam  ceramah 10 menit Disiplin dan
 Tanya Fisika
menyampaikan tujuan pembelajaran rasa ingin
 Memberikan pertanyaan kepada jawab Untuk
tahu.
siswa, ”coba amati lampu sekolah ini,  mendengarkan dan menjawab SMA Kelas

rangkaiannya lampunya terlihat rumit pertanyaan guru X, Phibeta,

nya, bagaimana analisis fisis dari Jakarta

rangkaian lampu tersebut?”

Inti Supiyanto.,
(2006),
 Menyampaikan materi pembelajaran  Mencatat dan mendengarkan  Ceramah Papan 70 menit Rasa ingin
Fisika
mengenai rangkaian seri dan paralel tulis, tahu dan
Untuk
serta hukum kirchoof  Ceramah spidol percaya diri
SMA Kelas
 Memberikan contoh soal dan meminta  Tanya
X, Phibeta,
siswa mencatat jawab
 Mencatat
108

 Memberikan kesempatan kepada Jakarta


siswa untuk bertanya
 Bertanya
 Memberikan soal untuk siswa
menyelesaikannya
 Mengerjakan soal
Penutup Supiyanto.,
(2006),
 Membuat kesimpulan tentang materi  Mendengarkan 10 menit Rasa ingin
Fisika
yang dibahas tahu.
 Mencatat tugas yang Untuk
 Memberi tugas untuk dikerjakan
diberikan SMA Kelas
dirumah
 penugasan
X, Phibeta,
Jakarta
109

I. Penilaian Penilaian

1. Lembar Aktivitas

2. Tes Hasil Belajar

Tebing Tinggi, 2013

Peneliti,

Fajar Afandi

NIM. 409121026
110

Lampiran 5

LKS I

Judul : Hubungan Kuat Arus Listrik dan Hambatan Listrik pada Hukum Ohm

Tujuan :

 Siswa mampu menghipotesis hubungan kuat arus listrik dan hambatan listrik
pada hukum Ohm pada rangkaian tertutup.
 Siswa mampu menganalisis hubungan kuat arus listrik dan hambatan listrik
pada hukum Ohm pada rangkaian tertutup.
 Siswa mampu memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan hukum
Ohm pada rangkaian tertutup dalam kehidupan sehari-hari.

Masalah :

Jika ada dua buah rangkaian listrik dengan sumber tegangan sama dan panjang
rangkaiannya juga sama, tetapi kabel kedua rangkaian itu berbeda. Rangkaian
pertama menggunakan kabel dengan diameter A dan rangkaian kedua menggunakan
kabel dengan diameter 2A. maka pada rangkaian mana arus listrik mengalir lebih
besar?

Jawaban Sementara :

Merancang Percobaan :

A. Alat dan Bahan

NO Nama Alat Dan Bahan Jumlah


1 Kabel penghubung 3 buah (15 cm)
2 Baterai 1,5 V 3 buah
3 Amperemeter 1 buah

B. Prosedur Kerja
111

1. Mengambil sebuah kabel kemudian hubungkan ke sebuah sumber


tegangan sebesar 4,5 volt.
2. Mengukur kuat arus rangkaian tersebut kemudian mencatatnya.
3. Melakukan percobaan dengan menggunakan kabel yang diameternya dua
kali lipat ukuran semula.
4. Mengukur kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut kemudian
mencatatnya.
5. Membandingkan hasil percobaan kawat berdiameter A dengan yang
berdiameter 2A.

Hasil Percobaan

Percobaan Diameter Kawat Besar Kuat Arus

I A meter …….. ampere


II 2A meter …….. ampere

Pembahasan :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
112

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Lampiran 6
113

LKS II

Judul : Rangkaian Hambatan Listrik

Tujuan :

 Siswa mengetahui karakteristik dari rangkaian hambatan listrik yang disusun


secara seri.
 Siswa mengetahui karakteristik dari rangkaian hambatan listrik yang disusun
secara paralel.
 Siswa mampu membedakan karakteristik rangkaian seri dan parallel dari
hambatan listrik.

Masalah :

Bagaimana keadaan nyala lampu jika ada sebuah bola yang memiliki hambatan 10 Ώ
dihubungkan dengan baterai 3 volt? Dan jika pada rangkaian ditambah 2 bola lampu
dengan dengan ukuran sama dan di pasang secara seri, bagaimana kondisi nyala
lampunya? Bagaimana jika disusun secara parallel?

Jawaban Sementara :

Merancang Percobaan :

C. Alat dan Bahan

NO Nama Alat Dan Bahan Jumlah


1 Kabel penghubung bercapit buaya 3 buah
2 Baterai 1,5 V 2 buah
3 Bola lampu 10 Ώ 2 buah
4 Multimeter 1 buah

D. Prosedur Kerja
6. Menyusun rangkaian lampu seperti gambar seperti gambar.
114

.
7. Mengamati kondisi nyala lampu dan mengukur besar kuat arus yang
mengalir dan beda potensial pada lampu.
8. Mencatat hasil pengamatan.
9. Menambah jumlah bola lampu dan menyusun rangkaian seperti gambar.

10. Mengamati kondisi nyala lampu dan mengukur besar kuat arus yang
mengalir dan beda potensial pada lampu kemudian mencatat pengamatan.
11. mengubah bentuk rangkaian seperti pada gambar.

12. Mengamati kondisi nyala lampu dan mengukur besar kuat arus yang
mengalir dan beda potensial pada lampu kemudian mencatat pengamatan.
13. Mengamati perbedaan antara kuat arus dan beda potensial disetiap
rangkaian.

Hasil Percobaan

Percobaan Beda Potensial Kuat Arus Kondisi Nyala Lampu


115

Menggunakan satu
bola lampu
Menggunakan 3 bola
Lampu yang disusun
Secara seri
Menggunakan 3 bola
Lampu yang disusun
secara paralel

Pembahasan :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
116

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
117

Lampiran 7. Kisi-kisi Soal

No. Indikator Ranah Soal Penyelesaian


kognitif

1. Dapat menyebutkan C1 Gerakan muatan-muatan listrik dalam suatu e. aruslistrik


defenisi arus listrik rangkaian listrik disebut...
Alasan :
Gerakanmuatan –
a. Tegangan listrik
muatanlistrikdalakmsuaturangkaianlistrikdiseb
b. Massa listrik utaruslistrik
c. Rapat arus listrik
d. Hambatan listrik
e. Arus listrik
2 Dapat menyebutkan C1 ”Jumlah kuat arus yang masuk ke titik a. Hukum I Kirchhoff
hukum I Kirchhoff percabangan sama dengan jumlah kuat arus Alasan :
yang keluar dari titik percabangan tersebut ”. Bunyihukum I Kirchhoff adalah” Jumlah kuat
Pernyataan diatas merupakan...
arus yang masuk ke titik percabangan sama

a. Hukum I Kirchhoff dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik

b. Hukum II Kirchhoff percabangan tersebut ”

c. Hukum Ohm
d. Hukum Ampere
e. Pengertian GGL Listrik
118

3. Dapat menentukan kuat C3 Dalam waktu 1 menit, pada suatu Diketahui : t = 1 menit = 60 s
arus listrik penghantar mengalir muatan sebesar 150
q = 150 C
coulomb. Maka kuat arus yang mengalir
melalui kawat pengantar tersebut ialah… Ditanyakan: I = ... ?
a. 3 A c. 1,5 A
Jawab :
b. 2,5 A d. 2,8 A
e. 2A q 150
I= =
t 60
I=2,5 A

4 Dapat menganalisis C2 Jika tegangan listrik dirumah menurun, Jawaban : b


konsep hukum ohm maka.... Besar tegangan dalam suatu rangkaian
yang diterapkan dalam a. Hambatan listrik berkurang tertutup sebanding dengan kuat arus yang
kehidupan sehari-hari b. Arus listrik berkurang mengalir dirangkaian tersebut.
c. Arus listrik bertambah
119

d. Daya listrik tetap


e. Energi listrik bertambah
5. Dapat menjelaskan ciri- C2 Jika beberapa resistor dirangkai secara paralel Jawaban: a
ciri suatu susunan maka yang sama besar nilainya adalah... Alasan :
rangkaian paralel
a. Tegangannya d. Kuat arusnya
Vtotal= v1 + v2 = vn
b. Hambatannya e. Hambatan dan
tagangnnya
c. Hambatan dan Arus

6. Dapat menghitung besar C3 Dalam suatu kawat penghantar mengalir muatan Jawaban: c
kuat arus listrik yang sebesar 200 C selama 1/6 menit, maka kuat arus
Alasan:
mengalir melalui kawat yang mengalir melalui kawat tersebut adalah...
penghantar ΔQ
a. 10 A d. 25 A I=
Δt
b. 15 A e. 30 A
c. 20 A 200 C
I=
10 s

I =20 A

7. Dapat menganalisis C4 1) Daya hantar suatu sumber tegangan Jawaban: b


120

Sumber Tegangan listrik ditentukan oleh jumlah ionnya


Listrik dalam sumber tegangan tersebut.
1) Daya hantar suatu sumber tegangan
2) Semua sumber tegangan mengubah
listrik ditentukan oleh banyak atau
energi kimia menjadi energi listrik
sedikitnya ion ion yang ada untuk dapat
3) Lemon, Jeruk, limau dan kiwi
menghantarkan elektron tersebut
merupakan sumber tegangan listrik.
selamat dari satu kutub ke kutub lain.
Dari pernyataan tersebut, yang benar
adalah ….. 2) Tidak semua sumber tegangan
a. 1) dan 2) mengubah energy kima menjadi enegi
b. 1) dan 3) listrik, seperti generator
c. 2) dan 3)
3) Lemon, limau, jeruk keprok, buah kiwi
d. 1), 2) dan 3)
atau grapefruit, dan Umbi Kentang
e. 1) saja
dapat menghasilkan listrik yang dapat
menyalakan lampu dan jam digital
kecil
121

8. Dapat menentukan C3 Sebuah lampu dapat dinyalakan dengan Jawaban: e


sumber tegangan baterai buah. Buah dibawah ini yang dapat
Umbi kentang dapat memberikan nyala
menyalakan lampu lebih terang adalah ….
lampu yang lebih terang karena di dalam
a. Lemon
umbi kentang terkandung lebih banyak ion-
b. Limau
ion (yang kemungkinan besar dari jenis-jenis
c. Jeruk Keprok
garam) sebagai penghantar, karena daya
d. Buah Kiwi
hantar listrik ditentukan oleh ion – ion yang
e. Umbi Kentang
ada untuk menghantarkan listrik bukan
konsentrasi keasaman

9. Menentukan nilai kuat C3 Pada sebuah rangkaian hambatan listrik Jawaban: c


arus yang mengalir pada dengan nilai hambatan listrik sebesar
Dik: R=150Ώ
suatu rangkaian 150Ώ, jika besar beda potensial rangkaian
V= 2V
hambatan listrik adalah 2 V maka kuar arus yang mengalir
Dit: I
tertutup. sebesar…
jawab:
a. 0,15 A
V=R.I
b. 0,14 A
c. 0,13 A V 2V
I= = = 0,13 A
R 150 Ώ
d. 0,12 A
122

e. 0,11 A

10. Dapat mengemukakan C2 Faktor-faktor yang mempengaruhi besar Jawaban: e


faktor-faktor yang kecilnya hambatan listrik pada suatu kawat
Alasan:
mempengaruhi besar penghantar atau bahan, kecuali...
hambatan listrik. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar
a. Panjang bahan
kecilnya hambatan listrik pada suatu kawat
b. Luas penampang bahan
penghantar atau bahan adalah :
c. Karakteristik suatu bahan
d. Suhu 1. Karakteristik suatu bahan (hambat jenis
e. Muatan yang mengalir bahan)
2. Suhu
3. Panjang bahan
4. Luas penampang bahan
l
R= ρ
A
123

11. Dapat menghitung beda C3 Jawaban e


potensial antara kedua Suatu kawat memiliki hambatan 5 .
Muatannya 720 C/menit. Maka beda potensial Alasan :
ujung kawat.
yang melalui kawat tersebut adalah…
Dik: R = 5 .

a. 20 volt d. 50 volt t = 1 menit = 60 s

b. 30 volt e. 60 volt Q = 720 C

c. 40 volt

Dit : v =…?

Jwb :

Q 720
I= = =12 A
t 60

V =I . R=12 A . 5

¿ 60 V
124

12. Mampu menganalisis kuat C4 Pada gambar di bawahini Jawaban: a


arus listrik yang mengalir Alasan:
Kuatarus yang mengalirmelaluihambatan 6 Ω
pada suatu rangkaian.
adalah … Mis: R1=2 Ω R4=2 Ω

R2=3 Ω R5=6 Ω

R3=4 Ω

Rs1= R1 + R2 =5 ohm

Rs2 = R3 + R4 = 6 ohm
a.0,75 A d. 6 A

Rp = Rs2.R5/Rs2+R5=3 ohm
b. 1,5 A e. 12 A

Rtot = Rs1 + Rp = 8 ohm


c. 3 A

Itot = E/Rtot =1,5 A

VRp = Itot.Rp=4,5 V

Maka; kuat arus pada hambatan 6 ohm,

I = VRp/R5= 0,75 A

13. Dapat menganalisis besar C4 Perhatikangambar ! Jawaban: c


125

kuat arus listrik pada salah Alasan :


satu hambatan pada
Hambatan 8 Ω dan 4 Ω disusun secara
gambar rangakaian
paralel,

makateganganpadahambatan 8 Ω (V 8 Ω )
sama dengan teganganpadahambatan 4 Ω (V
4 Ω sehingga : V 8 Ω =V 4 Ω =I 8 Ω . R8 Ω =8 I

Sehinggadiperoleh :
Bila I adalah arus listrik yang melalui
V4Ω 8I
hambatan 8 Ω . Maka besarnya kuat arus I 4 Ω= = =2 I
R4Ω 4
listrik yang melewati hambatan 5 Ω
adalah… Kemudiandiperoleh :
a. 5I d. 2I
I 8Ω ,4 Ω =I 8 Ω + I 4 Ω =I +2 I =3 I
b. 4I e. I
c. 3I Karenagabunganhambatan 8Ω dan 4Ω
seriterhadaphambatan 5Ω dan 12Ω maka ;
I 8Ω ,4 Ω =I 5 Ω=I 12 Ω=3 I
126

Jadi, besarnyakuataruslistrik yang


melewatihambatan 5 Ω adalah 3I

14. Dapat menentukan C4 Tersediahambatansebanyak 12 buahmasing-masing Jawaban: a


hambatan pengganti yang 5.Hambataninidirangkaikansedemikianrupalal
udihubungkandenganbedapotensial 40 volt. Alasan :
disusun pada rangkaian
Jikaarus yang
diinginkanmengalirdarirangkaianadalah 2/3 A V 40
=
I 2
makajumlahhambatan yang dirangkaikan: R= 3 = 60 

a. 12 buah ( seri)
Bilahambatanpenggantilebihbesardarimasin
b. 2 buah (paralel)
g-masingtahanan,
c. 10 buah (seri)
berartisemuatahananitudirangkaikanseri,
d. 10 buah (paralel)
sehingga:
e. 2 buah (seri )
R = n.R1

60 = n.5

n = 12 buah
127

15. Dapat menganalisis biaya C4 Sebuah rumah rata-rata menggunakan listrik 500 Jawaban: b
tagihan listrik selama 1 watt selama 6 jam setiaphari, apabila perusahaan
Alasan:
bulan. listrik membuat Rp100,00 tiap kWh, maka
besarnya tagihan listrik yang harus dibayar Energi yang dipakaiselama 1 hari :

selama 1 bulan (30 hari) adalah:


W=P .t
a. Rp 8000,00 =500 .6
b. Rp 9000,00 =3000wattjam
c. Rp 10.000,00 =3kWh
d. Rp 12.000,00
Sehinggaenergi yang digunakanselama 30 hari :
e. Rp 15.000,00
W=3 X 30
=90 kWh

Makatagihanlistrik yang harusdibayar:

=90 kWh x Rp 100,00

=Rp 9000,00

16. Dapat mengidentifikasi C5 Sebuah lampu listrik dibuat 220 V ; 50 W. Jawaban: a


pernyataan yang benar Pernyataan-pernyataan berikut yang benar
128

berkaitan dengan energi adalah, kecuali... Alasannya :


dan daya listrik.
a. Dayanyaselalu 50 W a. Dayasebesar 50 W
b. Lampusudahakanmenyalbiladialiriarus akandicapaibilategangantepat 220V.
yang lebihkecildari 220 V. Bilateganagnturunterjadi 110V,
c. Tahanannyaadalah 968 ohm. makadayaakanturunwalaupunlampusam
d. Diperlukanaliranarussebesar 5/22 a (P = 12,5W pada 110V)
bilamenyalakannya b. Lampusudahakanmenyalabiladialiriarus
e. Menghabiskan energy sebesar 50 J yang lebihkecildari 220 V
dalam 1 2 2
V 220
c. R= =
detikbiladihubungkandengansumbertega P 50
ngan 220 V. ¿ 968 Ω

P 50 W 5
d. I= = = A
V 220 V 22
e. P = 50 W hanyaakandipenuhibila P =220
V,
jadibilapadakeadaaninilampudinyalakan
selama 1 detik, maka energy yang
dihabiskanadalah : W = P .t = 50 .1 = 50
J
129

17. Dapat menghitung C5 Perhatikan penunjukan jarum amperemeter serta Jawaban: b


besarnya arus dari batas ukur maksimum yang digunakan seperti Alasan :
pembacaan alat ukur tampak pada gamba rberikut ini. Nilai kuat arus
listrik yang sedang diukur sebesar … .
Besarkuatarus =
skala
skala max x batasukur

4
I= x1
5
I=0,8 A

a. 0,4 A d. 4,0 A

b. 0,8 A e. 5,0 A

c. 1,0 A
130

18. Dapat Menemukan C5 Ketika hendak tidur, kamu mematikan Jawaban: d


konsep rangkaian lampu di ruang tamu dengan menekan
Karena fungsi sakelar digunakan
terbuka dan tertutup tombol sakelar. Yang kamu lakukan tersebut
untukmembuat rangkaian listrik menjadi
pada dasarnya adalah ....
tertutup atau terbuka, apabila lampu mati
a. Membuat rangkaian menjadi terbuka
maka fungsi saklar disini sebagai membuat
b. Membuat rangkaian menjadi tertutup
rangkaian menjadi terbuka
c. Mengambil sumber tegangan dari
rangkaian
d. Mengambil penghantar dari
rangkaian
e. Sakelar berfungsi sebagai isolator
19. Dapat menghitung besar C3 Suatu penghantar panjangnya 2 m, ujungnya Jawaban: e
hambatan jenis kawat. memiliki beda potensial 6 V, ternyata arusnya 6 Alasan :
A. Jika luas penampang kawat itu 5,0 x 10 -2
mm2, maka besar hambatan jenis kawat itu
adalah.... V 6V
R= = =1 Ω
I 6A
a. 2,5 x 10-8m
131

b. 6,75 x 10-6m l
R= ρ
c. 6,5 x 10-7m
A

d. 2,5 x 10-7m 2m
1 Ω=ρ −8 2
e. 6,1 x 10-7m 5,0 x 10 m
−8 2
ρ=2,5 x 10 m

20. Dapat membuktikan C6 Empatbuahlampu Jawaban: d


hubungan rangkaian yangsamadirangkaisepertipadagambar.
Alasan :
lampu yang dirangakai
seri paralel
A
Ketikalampu A maka:
B D
- Kuatarus I bercabangmenjadi 2
C yaitulampu B dan C
- Kuatarus I melaluilampu D
disusundenganprinsippararelpembagiaru
s
- Untuklampu D, kuatarus yang
Karenasumbertegangansemualampumenyala. melaluilampuadalah I
Jikalampu A dilepaskandarirangkaiantersebut,
maka ….
Kesimpulan:
a. lampu B, C dan D menyala dengan lebih
terang - Lampu yang paling terangadalahlampu
D
132

b. lampu D lebih terang dari pada semula tetapi - Lampu yang


tidak seterang lampu B dan C sekarang menyalasamaterangtapitidakseteranglam
pu D adalahlampu B dan C
c. lampu D lebih redup daripada semula tetapi
tidak seterang lampu B dan C sekarang

d. lampu D lebih terang dari pada semula dan


juga lebih terang dari pada lampu B dan C
sekarang

e. lampu D lebih redup daripada semula tetapi


lebih terang dari pada lampu B dan C
sekarang
133

Lampiran 8

SOAL-SOAL TES HASIL BELAJAR

Mata Pelajaran : Fisika

Satuan Pendidikan : SMA

Materi Pokok : Listrik Dinamis

Kelas / Semester : X / II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Petunjuk Penggunaan Soal

1. Pilihlah salah satu jawaban ( option ) yang paling tepat menurut anda
2. Bobot tiap soal adalah sama

1. Gerakan muatan-muatan listrik dalam suatu rangkaian listrik disebut...


a. Tegangan listrik c. Rapat arus listrik
d. Hambatan listrik
b. Massa listrik
e. Arus listrik

2. ”Jumlah kuat arus yang masuk ke titik percabangan sama dengan jumlah
kuat arus yang keluar dari titik percabangan tersebut ”. Pernyataan diatas
merupakan...
a. Hukum I Kirchhoff d. Hukum Ampere
b. Hukum II Kirchhoff e. Pengertian GGL Listrik
c. Hukum Ohm
3. Dalam waktu 1 menit, pada suatu penghantar mengalir muatan sebesar 150
coulomb. Maka kuat arus yang mengalir melalui kawat pengantar tersebut
ialah…
a. 3 A d. 2,8 A
b. 2,5 A e. 2 A
c. 1,5 A
134

4. Jika tegangan listrik dirumah menurun, maka....


a. Hambatan listrik berkurang
b. Arus listrik berkurang
c. Arus listrik bertambah
d. Daya listrik tetap
e. Energy listrik bertambah

5. Jika beberapa resistor dirangkai secara paralel maka yang sama besar
nilainya adalah...
a. Tegangannya d. Kuat arusnya
b. Hambatannya e. Hambatan dan tegangannya
c. Hambatan dan arus

6. Dalam suatu kawat penghantar mengalir muatan sebesar 200 C selama 1/6
menit, maka kuat arus yang mengalir melalui kawat tersebut adalah...
a. 10 A d. 25 A
b. 15 A e. 30 A
c. 20 A
7. 1.Daya hantar suatu sumber tegangan listrik ditentukan oleh jumlah
ionnya dalam sumber tegangan tersebut.
2. Semua sumber tegangan mengubah energi kimia menjadi energi listrik
3. Lemon, Jeruk, limau dan kiwi merupakan sumber tegangan listrik.
Dari pernyataan tersebut, yang benar adalah …..
a. 1 dan 2 d. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3 e. 1 saja
c. 2 dan 3

8. Sebuah lampu dapat dinyalakan dengan baterai buah. Buah dibawah ini
yang dapat menyalakan lampu lebih terang adalah ….
a. Lemon d. Buah kiwi
b. Limau e. Umbi kentang
c. Jeruk keprok

9. Pada sebuah rangkaian hambatan listrik dengan nilai hambatan listrik


sebesar 150Ώ, jika besar beda potensial rangkaian adalah 2 V maka kuar
arus yang mengalir sebesar…
a. 0,15 A d. 0,12 A
b. 0,14 A e. 0,11 A
c. 0,13 A
135

10. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya hambatan listrik pada


suatu kawat penghantar atau bahan, kecuali...
a. Panjang bahan
b. Luas penampang bahan
c. Karakteristik suatu bahan
d. Suhu
e. Muatan yang mengalir

11. Suatu kawat memiliki hambatan 5 . Muatannya 720 C/menit. Maka beda
potensial yang melalui kawat tersebut adalah…

a. 20 volt d. 50 volt
b. 30 volt e. 60 volt
c. 40 volt

12. Pada gambar di bawahini


Kuatarus yang mengalirmelaluihambatan 6 Ω adalah …

a. 0,75 A d. 6 A
b. 1,5 A e. 12 A
c. 3 A

13. Perhatikangambar !

Bila I adalah arus listrik yang melalui hambatan 8 Ω . Maka besarnya


kuat arus listrik yang melewati hambatan 5 Ω adalah…
a. 5I b. 4I
136

c. 3I e. I
d. 2I

14. Tersediahambatansebanyak 12 buahmasing-masing


5.Hambataninidirangkaikansedemikianrupalaludihubungkandenganbeda
potensial 40 volt. Jikaarus yang diinginkanmengalirdarirangkaianadalah
2/3 A makajumlahhambatan yang dirangkaikan:
a. 12 buah (seri) d. 10 buah (parallel)
b. 2 buah (parallel) e. 2 buah (seri)
c. 10 buah (seri)

15. Sebuah rumah rata-rata menggunakan listrik 500 watt selama 6 jam
setiaphari, apabila perusahaan listrik membuat Rp100,00 tiap kWh, maka
besarnya tagihan listrik yang harus dibayar selama 1 bulan (30 hari)
adalah:
a. Rp 8000,00 d. Rp 12.000,00
b. Rp 9000,00 e. Rp 15.000,00
c. Rp 10.000,00

16. Sebuah lampu listrik dibuat 220 V ; 50 W. Pernyataan-pernyataan berikut


yang benar adalah, kecuali...
a. Dayanyaselalu 50 W
b. Lampusudahakanmenyalbiladialiriarus yang lebihkecildari 220 V
c. Tahanannyaadalah 968 ohm
d. Diperlukanaliranarussebesar 5/22 bilamenyalakannya
e. Menghabiskan energy sebesar 50 J dalam 1
detikbiladihubungkandengansumbertegangan 220 V
17. Perhatikan penunjukan jarum amperemeter serta batas ukur maksimum
yang digunakan seperti tampak pada gamba rberikut ini. Nilai kuat arus
yang sedang diukur sebesar … .
137

a. 0,4 A d. 4,0 A
b. 0,8 A e. 5,0 A
c. 1,0 A

18. Ketika hendak tidur, kamu mematikan lampu di ruang tamu dengan
menekan tombol sakelar. Yang kamu lakukan tersebut pada dasarnya
adalah ....
a. Membuat rangkaian menjadi terbuka
b. Membuat rangkaian menjadi tertutup
c. Mengambil sumber tegangan dari rangkaian
d. Mengambil penghantar dari rangkaian
e. Sakelar berfungsi sebagai isolator

19. Suatu penghantar panjangnya 2 m, ujungnya memiliki beda potensial 6 V,


ternyata arusnya 6 A. Jika luas penampang kawat itu 5,0 x 10-2 mm2, maka
besar hambatan jenis kawat itu adalah....
a. 2,5 x 10-8m d. 2,5 x 10-3 m
b. 2,2 x 10-8m e. 2,0 x 10-8m
c. 2,9 x 10-8m
20. Empat buah lampu yang sama dirangkai seperti pada gambar.

B D

Karena sumber tegangan semua lampu menyala. Jika lampu A dilepaskan dari
rangkaian tersebut, maka ….

a. lampu B, C dan D menyala dengan lebih terang


b. lampu D lebih terang dari pada semula tetapi tidak seterang lampu B dan
C sekarang
c. lampu D lebih redup daripada semula tetapi tidak seterang lampu B dan C
sekarang
d. lampu D lebih terang dari pada semula dan juga lebih terang dari pada
lampu B dan C sekarang
e. lampu D lebih redup daripada semula tetapi lebih terang dari pada lampu
B dan C sekarang
Lampiran 9

Lembar Observasi Aktivitas

Aktivitas Siswa
Melakukan Mengumpulka
No Nama
Menyajikan Membuat Merancang percobaan n dan Membuat
Siswa
pertanyaan hipotesis percobaan untuk menganalisis kesimpulan
Jumlah Skor Presentas
atau masalah mendapatkan data
i
informasi
1 1 2 1 1 1 1

Lampiran 10 137

Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa

No. Indikator Aspek Yang Dinilai Deskriptor Penilaian


1. Menyajikan pertanyaan Oral activity c. Mengidentifikasi masalah 1 = satu deskriptor tampak
atau masalah (tanya jawab)

2. Membuat hipotesis Writing activity c. Menentukan hipotesis 1 = satu deskriptor tampak


(Mengisi LKS)
3. Merancang percobaan Motor activity e. Menentukan langkah-langkah yang 1 = satu deskriptor tampak
(Membuat konstruksi) sesuai dengan hipotesis
f. Mengurutkan langkah-langkah 2 = dua deskriptor tampak
pengamatan

4. Melakukan percobaan Motor activity c. Memperoleh informasi/data melalui 1 = satu deskriptor tampak
untuk memperoleh (melakukan percobaan) eksperimen
informasi
5. Mengumpulkan dan Oral activity c. Menyampaikan hasil dan pengolahan 1 = satu deskriptor tampak
menganalisis data (presentasi) data
6. Membuat kesimpulan Writing activity c. Membuat kesimpulan dari materi yang 1 = satu deskriptor tampak
(mencatat) sudah dipelajari
Lampiran 11

Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Nama Siswa Kode Nama Siswa Kode
.
Siswa Siswa
1. Andreas Parkalis Pane SX.01 Ahmad Fadil SC.01
2. Atika Nurjanah Hasibuan SX.02 Amran Hutasoit SC.02
3. Ayub Tujuh Sihombing SX.03 Anggita Silalahi SC.03
4. Charolina br. Sembiring SX.04 Annisa Syuara SC.04
5. Deni Saragih SX.05 Armandiansyah Putra SC.05
6. Desi Andini SX.06 Bayu Audi Sinaga SC.06
7. Deva Triadi SX.07 Bayu Pratama Santoso SC.07
8. Edi Dioriko SX.08 Boan Ganda Tua SC.08
9. Esky Pranata SX.09 Billy Reinaldi Saragih SC.09
10. Fadlan H Panggabean SX.10 Desy Aunike Sari SC.10
11. Ferdinanta L.T Saragih SX.11 Dewi Syafitri SC.11
12. Frans Olindo S Hutagaol SX.12 Dimas Rian Syahputra SC.12
13. Irwansyah SX.13 Emma Uli Purba SC.13
14. Johanes Rido Purba SX.14 Erli Ayu Agustina Srgh SC.14
15. Maria Juniarta Siahaan SX.15 Fadhilla Rahmadania Hrp SC.15
16. M. Alfi Fadillah SX.16 Hana Kurnia Batubara SC.16
17. Mira Wati SX.17 Hikma Aulia SC.17
18. Novita Dewi Simatupang SX.18 Julio Iglesias Manurung SC.18
19. Nur Habiba Ramadhani SX.19 Novita Sari Pardede SC.19
20. Riana Sundari SX.20 Perawati Sirait SC.20
21. Rianti SX.21 Poppy Mangkunegara SC.21
22. Rabia Adawia SX.22 Rahmat Ramadhan SC.22
23. Rial Halomoan SX.23 Riki Roby Andika SC.23
24. Riska Nopita Sari Manalu SX.24 Rima Vachriza Tarigan SC.24
25. Rizal Irawan SX.25 Risky Manurung SC.25
26. Rosy Apriany SX.26 Roghozali SC.26
27. Sasmita Agustin SX.27 Ramadhan Wibowo SC.27
28. Junjungan Sitorus SX.28 Sulistiana SC.28
29. Lady Camalia Purba SX.29 Wasti Yunita SC.29
30. Winda Permata Sari SX.30 Wulan Jhannitra SC.30
Lampiran 12
` Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Eksperimen
Nomor Soal
Kode
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor Nilai

SX.01 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 5 25

SX.02 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 6 30

SX.03 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 15

SX.04 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 5 25

SX.05 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6 30

SX.06 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3 15

SX.07 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 7 35

SX.08 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 5 25

SX.09 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 7 35

SX.10 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 4 20

SX.11 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 7 35

SX.12 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6 30

SX.13 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 7 35

SX.14 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 4 20

SX.15 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5 25

SX.16 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 3 15

SX.17 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 20
SX.18 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 15

SX.19 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 5 25

SX.20 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 5 25

SX.21 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 4 20

SX.22 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6 30

SX.23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 6 30

SX.24 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 7 35

SX.25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 5 25

SX.26 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 6 30

SX.27 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 4 20

SX.28 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 7 35

SX.29 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3 15

SX.30 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 4 20

140

Lampiran 13
Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Kontrol
Nomor Soal
Kode
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor Nilai
SC.01 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 5 25

SC.02 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 20

SC.03 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 7 35

SC.04 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 7 35

SC.05 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4 20

SC.06 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3 15

SC.07 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 15

SC.08 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 3 15

SC.09 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 20

SC.10 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 5 25

SC.11 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 7 35

SC.12 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 15

SC.13 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 6 30

SC.14 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 5 25

SC.15 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 7 35

SC.16 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 6 30

SC.17 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 5 25

SC.18 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 5 25

SC.19 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 20

SC.20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 6 30
SC.21 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 6 30

SC.22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 3 15

SC.23 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 4 20

SC.24 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 15

SC.25 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3 15

SC.26 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 4 20

SC.27 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 6 30

SC.28 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 6 30

SC.29 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 5 25

SC.30 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 5 25
141
12 1 0 1 15 13 1 4 1 15 15 2 1 13 18 1 3 13 8 7 144 720

Lampiran 14
Tabulasi Jawaban Postes Kelas Eksperimen
Nomor Soal
Kode
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor Nilai

SX.01 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 70

SX.02 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 80

SX.03 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 13 65

SX.04 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 14 70
SX.05 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 11 55

SX.06 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 85

SX.07 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 15 75

SX.08 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 85

SX.09 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 90

SX.10 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 80

SX.11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 16 80

SX.12 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 13 65

SX.13 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 17 85

SX.14 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 10 50

SX.15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18 90

SX.16 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 15 75

SX.17 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16 80

SX.18 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 11 55

SX.19 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 80

SX.20 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 13 65

SX.21 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 60

SX.22 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 15 75

SX.23 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 12 60
SX.24 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 10 50

SX.25 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 12 60

SX.26 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 14 70

SX.27 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 13 65

SX.28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 18 90

SX.29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 17 85

SX.30 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 16 80

142
Lampiran 15
Tabulasi Jawaban Postes Kelas Kontrol
Nomor Soal

Kode Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 skor nilai

SC.01 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 14 70

SC.02 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 17 85

SC.03 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 15 75

SC.04 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 12 60

SC.05 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 11 55

SC.06 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 9 45

SC.07 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 11 55

SC.08 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 14 70

SC.09 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 14 70

SC.10 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 11 55

SC.11 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 80

SC.12 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 10 50

SC.13 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 15 75

SC.14 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 11 55

SC.15 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 80

SC.16 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 13 65
SC.17 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 9 45

SC.18 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 60

SC.19 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 11 55

SC.20 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 12 60

SC.21 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 80

SC.22 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 12 60

SC.23 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 12 60

SC.24 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 13 65

SC.25 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 13 65

SC.26 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 15 75

SC.27 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 10 50

SC.28 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 14 70

SC.29 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 12 60

SC.30 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 14 70
Lampiran 16

Data Hasil Belajar Siswa

Kelas Eksperiment

N Pretes Postes
Kode Siswa
o Nilai (X) X2 Nilai (X) X2

1 SX.01 25 625 70 4900

2 SX.02 30 900 80 6400

3 SX.03 15 225 65 4225

4 SX.04 25 625 70 4900

5 SX.05 30 900 55 3025

6 SX.06 15 225 85 7225

7 SX.07 35 1225 75 5625

8 SX.08 25 625 85 7225

9 SX.09 35 1225 90 8100

10 SX.10 20 400 80 6400

11 SX.11 35 1225 80 6400

12 SX.12 30 900 65 4225

13 SX.13 35 1225 85 7225

14 SX.14 20 400 50 2500

15 SX.15 25 625 90 8100

16 SX.16 15 225 75 5625

17 SX.17 20 400 80 6400

18 SX.18 15 225 55 3025

19 SX.19 25 625 80 6400

20 SX.20 25 625 65 4225

21 SX.21 20 400 60 3600

22 SX.22 30 900 75 5625


23 SX.23 30 900 60 3600

24 SX.24 35 1225 50 2500

25 SX.25 25 625 60 3600

26 SX.26 30 900 70 4900

27 SX.27 20 400 65 4225

28 SX.28 35 1225 90 8100

29 SX.29 15 225 85 7225

30 SX.30 20 400 80 6400

Jumlah 760 20650 2175 161925

Rata-rata 25,33 72,5

Kelas Kontrol

N Pretes Postes
Nama Siswa
o Nilai (X) X2 Nilai (X) X2

1 SC.01 25 625 70 4900

2 SC.02 20 400 85 7225

3 SC.03 35 1225 75 5625

4 SC.04 35 1225 60 3600

5 SC.05 20 400 55 3025

6 SC.06 15 225 45 2025

7 SC.07 15 225 55 3025

8 SC.08 15 225 70 4900

9 SC.09 20 400 70 4900

10 SC.10 25 625 55 3025

11 SC.11 35 1225 80 6400

12 SC.12 15 225 50 2500

13 SC.13 30 900 75 5625


14 SC.14 25 625 55 3025

15 SC.15 35 1225 80 6400

16 SC.16 30 900 65 4225

17 SC.17 25 625 45 2025

18 SC.18 25 625 60 3600

19 SC.19 20 400 55 3025

20 SC.20 30 900 60 3600

21 SC.21 30 900 80 6400

22 SC.22 15 225 60 3600

23 SC.23 20 400 60 3600

24 SC.24 15 225 65 4225

25 SC.25 15 225 65 4225

26 SC.26 20 400 75 5625

27 SC.27 30 900 50 2500

28 SC.28 30 900 70 4900

29 SC.29 25 625 60 3600

30 SC.30 25 625 70 4900

Jumlah 720 18650 1920 126250

Rata-rata 24 64
Lampiran 17

Perhitungan Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi

A. Perhitungan Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi pada Kelas Eksperimen


1. Perhitungan Data Pretes
Dari tabulasi nilai diperoleh:
∑ X i=760 ∑ X 2i =20650 n = 30
Maka nilai rata-ratanya adalah

X=
∑ X =760 =25,33
n 30

dan standar deviasinya adalah:

S=

S2 = 48,16
n ∑ X 2 −( ∑ X i ) 2
i
n ( n−1 )
=
√ 30( 20650 )−( 760)2
30( 30−1)
=6, 94

2. Perhitungan Data Postes


Dari tabulasi nilai diperoleh:
∑ X i=2175 ∑ X 2i =161925 n = 30
Maka nilai rata-ratanya adalah

X=
∑ X =2175 =72,5
n 30

dan standar deviasinya adalah:

S=

S = 146,12
n ∑ X 2 −( ∑ X i ) 2
i
n ( n−1 )
=
√ 30( 161925 )−(2175 )2
30( 30−1)
=12 ,088

B. Perhitungan Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi pada Kelas Kontrol


1. Perhitungan Data Pretes
Dari tabulasi nilai diperoleh:
∑ X i=720 ∑ X 2i =18650 n = 30

Maka nilai rata-ratanya adalah


X=
∑ X =720 =24
n 30

dan standar deviasinya adalah:

S=

S = 47,24
n ∑ X 2 −( ∑ X i ) 2
i
n ( n−1 )
=
√ 30( 18650 )−(720 )2
30( 30−1)
=6, 87

2. Perhitungan Data Postes


Dari tabulasi nilai diperoleh:
∑ X i=1920 ∑ X 2i =126250 n = 30
Maka nilai rata-ratanya adalah

X=
∑ X =1920 =64
n 30

dan standar deviasinya adalah:

S=
√ n ∑ X 2 −( ∑ X i ) 2
i
n ( n−1 )
=
√ 30(126250 )−(1920 )2
30(30−1)
=10 ,78

S = 116.21
Lampiran 18

Uji Normalitas Data

Perhitungan Normalitas Data

Pengujian normalitas data setiap variabel penelitian dilakukan dengan


menggunakan teknik Liliefors yaitu memeriksa distribusi penyebaran data
berdasarkan distribusi normal.

A. Hasil Pretes Siswa Kelas Eksperimen


Prosedur perhitungan:

1. Mengurutkan data dari yang terkecil sampai data terbesar, kemudian menentukan
frekuensi observasi (fi) dan frekuensi kumulatif (fk).
2. Mengubah tanda skor menjadi bilangan baku (Zi).
Untuk mengubahnya digunakan rumus :

X 1− X̄
Zi=
S .

Contoh, perhitunganuntuk X1 = 15 diperoleh:

15−25. 16
Z1= =−1, 50 .
6 . 778

3. Untuk menentukan F(Zi) digunakan nilai luas dibawah kurva normal baku.
Contoh, untuk F(-1,50) = 0,0668. Cara melihatnya dengan memberi tanda
pada kolom pertama untuk angka -1,50 (Daftar tabel wilayah luas di bawah
kurva normal) sedangkan pada baris teratas ditandai dengan 0,00, sehingga
koordinat keduanya memberikan angka luasan di bawah kurva normal baku
sebesar 0,0668.

4. Menentukan S(Zi) dengan cara menghitung proporsi fk berdasarkan jumlah fi


seluruhnya.
Contoh, untuk S(-1,50)=0,1563, yang diperoleh dengan menghitung
fk 5
= =0,1563 .
∑ fi 32
5. Langkah terakhir menentukan selisih |F(Zi)- S(Zi)| dengan mengambil
harga mutlak terbesar yang disebut Lo. Kemudian untuk N = 32 diperoleh

0,886 0, 886
= =0,1566,
harga Ltabel = 0,1566, yaitu √ N √32 pada α = 0,05 (Daftar
Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors).
(Perhitungan data pretes dan data postes mengikuti prosedur perhitungan
seperti diatas)

Secara ringkas dipeoleh hasil sebagai berikut:

Uji Normalitas Data Pretes Siswa Kelas Eksperimen

No Xi fi fk (Zi) F(Zi) S(Zi) |F(Zi)- S(Zi)|

1 15 5 5 -1.49 0.0681 0.1667 0.0986

2 20 6 11 -0.77 0.2206 0.3667 0.1461

3 25 7 18 -0.04 0.4840 0.6000 0.1160

4 30 6 24 0.67 0.7486 0.8000 0.0514

5 35 6 30 1.39 0.9177 1.0000 0.0823

X̄ = 25.33 S= 6,94 Ltabel = 0,1610

Dari tabel di atas diperoleh Lhitung = 0,1461. Dari uji Liliefors dengan taraf nyata =
0,05, n = 30 maka diperoleh Ltabel= 0,1610. Jadi diperoleh Lhitung< Ltabel (0,1461<
0,1610) sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

B. Hasil Pretes Siswa Kelas Kontrol


Uji Normalitas Data Pretes Siswa Kelas Kontrol

N
Xi fi fk (Zi) F(Zi) S(Zi) |F(Zi)- S(Zi)|
o

1 15 7 7 -1.31 0.0951 0.2333 0.1382

2 20 6 13 -0.58 0.2810 0.4333 0.1523

3 25 7 20 0.15 0.5596 0.6667 0.1071


4 30 6 26 0.87 0.8078 0.8667 0.0589

5 35 4 30 1.60 0.9452 1.0000 0.0548

X̄ = 24 S= 6.87 Ltabel = 0,1610

Dari tabel di atas diperoleh Lhitung = 0.1523. Dari uji Liliefors dengan taraf nyata =
0,05, n = 30 maka diperoleh Ltabel= 0,161. Jadi diperoleh Lhitung< Ltabel
(0.1523<0,161) sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

C. Hasil Postes Siswa Kelas Eksperimen

Uji Normalitas Data Postes Siswa Kelas Eksperimen

No Xi fi fk (Zi) F(Zi) S(Zi) |F(Zi)- S(Zi)|

1 50 2 2 -1.86 0.0314 0.0666 0.0352

2 55 2 4 -1.44 0.0749 0.1333 0.0584

3 60 3 8 -1.03 0.1515 0.2333 0.0818

4 65 4 11 -0.62 0.2676 0.3666 0.0990

5 70 3 14 -0.20 0.4207 0.4666 0.0459

6 75 3 17 0.20 0.5793 0.5666 0.0127

7 80 6 23 0.62 0.7324 0.7666 0.0342

8 85 4 27 1.03 0.8485 0.9000 0.0515

9 90 3 30 1.44 0.9251 1.0000 0.0749

X̄ = 72,5 S= 12,088 Ltabel = 0,1610

Dari tabel di atas diperoleh Lhitung = 0.0990. Dari uji Liliefors dengan taraf nyata =
0,05,n = 30 maka diperoleh Ltabel= 0,1610. Jadi diperoleh Lhitung< Ltabel (0.0990 <
0,1610) sehingga dapat disimpulkan bahwa databerdistribusi normal
D. Hasil Postes Siswa Kelas Kontrol

Uji Normalitas Data Postes Siswa Kelas Kontrol

No Xi fi fk (Zi) F(Zi) S(Zi) |F(Zi)- S(Zi)|

1 45 2 2 -1.76 0.0392 0.0667 0.0275

2 50 2 4 -1.30 0.0968 0.1333 0.0365

3 55 5 9 -0.83 0.1949 0.3000 0.1051

4 60 6 15 -0.37 0.3557 0.5000 0.1443

5 65 3 18 0.09 0.5359 0.6000 0.0641

6 70 5 23 0.56 0.7123 0.7667 0.0544

7 75 3 26 1.02 0.8461 0.8667 0.0206

8 80 3 29 1.48 0.9386 0.9667 0.0281

9 85 1 30 1.95 0.9744 1.0000 0.0256

X̄ = 64 S= 10,78 Ltabel = 0,161

Dari tabel di atas diperoleh Lhitung = 0,1443. Dari uji Liliefors dengan taraf nyata =
0,05, n = 30 maka diperoleh Ltabel= 0,161. Jadi diperoleh Lhitung< Ltabel (0,1443 <
0,161) sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Lampiran 19

Uji Homogenitas
Untuk mengetahui apakah data dari kedua kelas mempunyai varians yang
homogen atau tidak. Maka digunakan uji kesamaan dua varians dengan rumus :

Varians terbesar
Fhitung = Varians terkecil

Dengan kriteria : Jika Fh< Ft , Maka data homogen

Pretes

Dari perhitungan varians-varians pre-test kedua sampel di dapat sebagai


berikut
2
S eks = 48,16 N = 30

S 2kont = 47,24 N = 30

Dengan demikian :
2
S kkont
2
Fh = S keksp

48,16
=1, 02
Fh = 45,94

Kemudian dibandingkan dengan Ftabel dari daftar distribusi F dengan


taraf nyata α = 0,05, dk pembilang = (n-1) = (30-1) = 29 yang berada diantara dk
pembilang 24 dan 30, dan dk penyebut = (n-1) = (30-1) = 29. Maka Ftabel dapat
dihitung dengan interpolasi linear. Sehingga :

- F0,05(24,29) = 1.90
- F0,05(30,29) = 1.85
Maka:
29−24
F( 0,05 )(29 , 29 )=F ( 0,05) (24 , 29 )+ F
30−24 ( (0, 05) ( 30 , 29) ( 0,05) (24 ,29 ) )
−F
5
F( 0,05 )(29 , 29 )=1, 90+ {1, 85−1, 90}=1, 94
6
Karena Fh< Ft atau (1,02<1,94) Maka dapat disimpulkan hasil belajar
untuk kedua kelas mempunyai varians yang sama ( homogen )

Postest

Dari perhitungan varians-varians postest kedua sampel di dapat sebagai


berikut
2
S eks = 146,12 N = 30
2
S kont = 116,21 N = 30

Dengan demikian :
2
S eksp
2
Fh = S kont

146,12
Fh = 116,21

Fh = 1,25

Kemudian dibandingkan dengan Ftabel dari daftar distribusi F dengan


taraf nyata α = 0,05, dk pembilang = (n-1) = (30-1) = 29 yang berada diantara dk
pembilang 24 dan 30, dan dk penyebut = (n-1) = (30-1) = 29. Maka Ftabel dapat
dihitung dengan interpolasi linear. Sehingga :

- F0,05(24,29) = 1.90
- F0,05(30,29) = 1.85
Maka:
29−24
F( 0,05 )(29 , 29 )=F ( 0,05) (24 , 29 )+ F
30−24 ( (0, 05)( 30 , 29) ( 0,05) (24 ,29 ) )
−F
5
F( 0,05 )(29 , 29 )=1, 90+ {1, 85−1, 90}=1, 94
6
Karena Fh< Ft atau (1,25<1,94) Maka dapat disimpulkan hasil belajar
untuk kedua kelas mempunyai varians yang sama ( homogen)

Lampiran 20

Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Model PembelajaranInkuiri


Berbasis Eksperimenterhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik
Dinamis dilakukan uji beda untuk membandingkan nilai postes kelas eksperimen
dengan kelas kontrol, dimana sebelumnya dilakukan pretes pada kedua kelas
untuk mengetahui apakah kedua kelas mempunyai kemampuan yang sama
sebelum perlakuan.

Dengan rumus:

X1 − X2 2
(n1  1) S1  (n 2  1) S 2
2
t= S2 
s
√ 1 1
+
n1 n2 dengan
n1  n 2  2

A. Pretes
X 1 =25, 33 X 2 =24
S 2 =48 ,16 S 2 =47 ,24
1 2
n1 =30 n2 =30

Dimana :

2 2
(n  1) S1  (n 2  1) S 2
S  1
2

n1  n 2  2

( 30−1 ) 48 , 16+ ( 30−1 ) 47 , 24


S2=
30+30−2
2766 , 6
S2=
58
2
S = 47 ,7
S =6, 90
Maka :
X1 − X2 1, 33
t hitung= t hitung=
s

1 1
+
n1 n2
25 , 33−24
t hitung=
6, 90 √ 0 .0,067
1, 33
1, 79
t hitung=
t hitung=0,743
1
6, 90
Dari daftar distribusi t30 √(
+
1
untuk30 )( )
α = 0.05 dan dk = 30+30-2 = 58, tidak terdapat pada
tabel distribusi t maka thitung harus dicari menggunakan interpolasi linier. Karena
harga 58 terdapat diantara dk = 40 dan dk = 60 pada tabel, maka:

dk = 40 ttabel = 2,02

dk = 60 ttabel = 2,00

maka,

58−40
( 2, 00−2, 02 )
t(0,975)(58) = 2,02 + 60−40

= 2,02 -0,028

= 2,002

Karena harga Thitung<Ttabel(0,743 < 2,002) atau jatuh pada daerah


penerimaan H0. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti
antara kedua kelas sebelum diberi perlakuan (kemampuan awal siswa sama).

B. Post-Tes
X 1 =72,5 X 2 =64
S 2 =146 , 12 S 2 =116 ,21
1 2
n1 =30 n2 =30
Dimana :

( n1 −1 ) S012 + ( n2 −1 ) S
02
2
=
S2 n1 +n2 −2
( 30−1 ) 146 , 12+ ( 30−1 ) 116, 21
S 2=
30+30−2
7607 ,57
S 2=
58
2
S = 131 ,165
S =11, 453

X 1− X 2
=

Maka : thitung
S
√( 1
n1
+
1
)( )
n2
72 , 5−64
=
11,453
8,5
√( 1
+
1
)( )
30 30
=
11,453 √ 0, 067
8,5
=
2, 955
= 2, 88

Dari daftar distribusi t untuk α = 0.05 dan dk = 30+30-2 = 58, tidak terdapat pada
tabel distribusi t maka thitung harus dicari menggunakan interpolasi linier. Karena
harga 58 terdapat diantara dk = 40 dan dk = 60 pada tabel, maka:

dk = 40 ttabel = 2,02

dk = 60 ttabel = 2,00

maka,

58−40
( 2, 00−2, 02 )
t(0,975)(58) = 2,02 + 60−40
= 2,02 -0,028

= 2,002

Karena thitung >ttabel (2,88> 2,002), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis
Eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di
Kelas X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi T.P. 2012/2013.

Lampiran 23
Rekapitulasi Aktifitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen

No Kode Nilai Aktivitas Belajar


. Siswa Siswa pada Pertemuan: Jumlah Rata-rata Kategori
I II
1 SX.04 28,57 57,14 85,71 42,89 Cukup
2 SX.09 28,57 57,14 85,71 42,89 Cukup
3 SX.20 28,57 57,14 85,71 42,89 Cukup
4 SX.02 42,86 57,14 100,00 50,00 Cukup
5 SX.03 42,86 57,14 100,00 50,00 Cukup
6 SX.06 42,86 57,14 100,00 50,00 Cukup
7 SX.07 42,86 57,14 100,00 50,00 Cukup
8 SX.14 42,86 57,14 100,00 50,00 Cukup
9 SX.25 42,86 57,14 100,00 50,00 Cukup
10 SX.27 42,86 57,14 100,00 50,00 Cukup
11 SX.16 42,86 71,43 114,29 57,14 Cukup
12 SX.21 42,86 71,43 114,29 57,14 Cukup
13 SX.01 57,14 71,43 128,57 64,29 Baik
14 SX.05 42,86 85,71 128,57 64,29 Baik
15 SX.17 57,14 71,43 128,57 64,29 Baik
16 SX.18 42,86 85,71 128,57 64,29 Baik
17 SX.19 57,14 71,43 128,57 64,29 Baik
18 SX.08 57,14 85,71 142,85 71,43 Baik
19 SX.24 57,14 85,71 142,85 71,43 Baik
20 SX.29 57,14 85,71 142,85 71,43 Baik
21 SX.10 71,43 85,71 157,14 78,57 Baik
22 SX.11 57,14 100,00 157,14 78,57 Baik
23 SX.13 71,43 85,71 157,14 78,57 Baik
24 SX.15 71,43 85,71 157,14 78,57 Baik
25 SX.22 57,14 100,00 157,14 78,57 Baik
26 SX.23 71,43 85,71 157,14 78,57 Baik
27 SX.12 71,43 100,00 171,43 85,71 Sangat Baik
28 SX.26 71,43 100,00 171,43 85,71 Sangat Baik
29 SX.30 71,43 100,00 171,43 85,71 Sangat Baik
30 SX.28 85,71 100,00 185,71 92,89 Sangat Baik
Jumlah 1950,18
Rata-rata 64,997 Baik

Lampiran 24
Rekapitulasi Nilai Pretes, Aktivitas dan Postes Kelas Eksperimen
Nama Pretes Kategori Aktivitas Kategori Postes Kategori Ket
Siswa

SX.01 Sangat 64,29 Baik Cukup SK.A.C


25 Kurang 70

SX.02 Sangat 50,00 Cukup Baik SK.CA.B


30 Kurang 80

SX.03 Sangat 50,00 Cukup Cukup SK.CA.C


15 Kurang 65

SX.04 Sangat 42,89 Cukup Cukup SK.CA.C


25 Kurang 70

SX.05 Sangat 64,29 Baik Kurang SK.A.K


30 Kurang 55

SX.06 Sangat 50,00 Cukup Baik SK.CA.B


15 Kurang 85

SX.07 Sangat 50,00 Cukup Baik SK.CA.B


35 Kurang 75

SX.08 Sangat 71,43 Baik Baik SK.A.B


25 Kurang 85

SX.09 Sangat 42,89 Cukup Sangat SK.CA.SB


35 Kurang 90 Baik

SX.10 Sangat 78,57 Baik Baik SK.A.B


20 Kurang 80
Nama Pretes Kategori Aktivitas Kategori Postes Kategori Ket
Siswa

SX.11 Sangat 78,57 Baik Baik SK.A.B


35 Kurang 80

SX.12 Sangat 85,71 Sangat Cukup SK.SA.C


30 Kurang Baik 65

SX.13 Sangat 78,57 Baik Baik SK.A.B


35 Kurang 85

SX.14 Sangat 50,00 Cukup Kurang SK.CA.K


20 Kurang 50

SX.15 Sangat 78,57 Baik Sangat SK.A.SB


25 Kurang 90 Baik

SX.16 Sangat 57,14 Cukup Baik SK.CA.B


15 Kurang 75

SX.17 Sangat 64,29 Baik Baik SK.A.B


20 Kurang 80

SX.18 Sangat 64,29 Baik Kurang SK.A.K


15 Kurang 55

SX.19 Sangat 64,29 Baik Baik SK.A.B


25 Kurang 80

SX.20 Sangat 42,89 Cukup Cukup SK.CA.C


25 Kurang 65

SX.21 Sangat 57,14 Cukup Cukup SK.CA.C


20 Kurang 60

SX.22 Sangat 78,57 Baik Baik SK.A.B


30 Kurang 75

SX.23 Sangat 78,57 Baik Cukup SK.A.C


30 Kurang 60

SX.24 Sangat 71,43 Baik Kurang SK.A.K


35 Kurang 50

SX.25 Sangat 50,00 Cukup Cukup SK.CA.C


25 Kurang 60

SX.26 Sangat 85,71 Sangat Cukup SK.SA.C


30 Kurang Baik 70

SX.27 Sangat 50,00 Cukup Cukup SK.CA.C


20 Kurang 65
Nama Pretes Kategori Aktivitas Kategori Postes Kategori Ket
Siswa

SX.28 Sangat 92,89 Sangat Sangat SK.SA.SB


35 Kurang Baik 90 Baik

SX.29 Sangat 71,43 Baik Baik SK.A.B


15 Kurang 85

SX.30 Sangat 85,71 Sangat Baik SK.SA.B


20 Kurang Baik 80

Rata-rata = 25,33 Rata-rata = 64,997 Rata-rata = 72,5

Keterangan :

SK.CA.K = sangat kurang, cukup aktif, dan kurang

SK.CA.C = sangat kurang, cukup aktif, dan cukup

SK.CA.B = sangat kurang, cukup aktif, dan baik

SK.CA.SB = sangat kurang, cukup aktif, dan sangat baik

SK.A.K = sangat kurang, aktif, dan kurang

SK.A.C = sangat kurang, aktif, dan cukup

SK.A.B = sangat kurang, aktif, dan baik

SK.A.SB = sangat kurang, aktif, dan sangat baik

SK.SA.C = sangat kurang, sangat aktif, dan cukup

SK.SA.B = sangat kurang, sangat aktif, dan baik

SK.SA.SB = sangat kurang, sangat aktif, dan sangat baik


Lampiran 25
Rekapitulasi Nilai Pretes, Aktivitas dan Postes Berdasarkan Kelompok

Kelompok Kode Siswa Pretes Aktivitas Postes


SX.01 25 64,29 70
SX.02 30 50,00 80
I SX.11 35 78,57 80
SX.18 15 64,29 55
SX.24 35 71,43 50
Rata-rata 28 65,71 67
SX.03 15 50,00 65
SX.04 25 42,89 70
II SX.12 30 85,71 65
SX.19 25 64,29 80
SX.26 30 85,71 70
Rata-rata 25 65,72 70
SX.05 30 64,29 55
SX.13 35 78,57 85
III SX.06 15 50,00 85
SX.20 25 42,89 65
SX.27 20 50,00 65
Rata-rata 25 57,15 71
SX.07 35 50,00 75
SX.09 35 42,89 90
IV SX.14 20 50,00 50
SX.21 20 57,14 60
SX.28 35 92,89 90
Rata-rata 29 58,43 73
SX.08 25 71,43 85
SX.15 25 78,57 90
V SX.16 15 57,14 75
SX.22 30 78,57 75
SX.29 15 71,43 85
Rata-rata 22 71,42 82
SX.10 20 78,57 80
SX.17 20 64,29 80
VI SX.23 30 78,57 60
SX.25 25 50,00 60
SX.30 20 85,71 80
Rata-rata 23 71,42 72

Lampiran 25

Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors

Ukuran Taraf Nyata ( α )

Sampel 0.01 0.05 0.10 0.15 0.20

n= 4 0.417 0.381 0.352 0.319 0.300

5 0.405 0.337 0.315 0.299 0.285

6 0.364 0.319 0.294 0.277 0.265

7 0.348 0.300 0.276 0.258 0.247

8 0.331 0.285 0.261 0.244 0.233

9 0.311 0.271 0.249 0.233 0.223

10 0.294 0.258 0.239 0.224 0.215

11 0.284 0.249 0.230 0.217 0.206

12 0.275 0.242 0.223 0.212 0.199

13 0.268 0.234 0.214 0.202 0.190

14 0.261 0.227 0.207 0.194 0.183


15 0.257 0.220 0.201 0.187 0.177

16 0.250 0.213 0.195 0.182 0.173

17 0.245 0.206 0.289 0.177 0.169

18 0.239 0.200 0.184 0.173 0.166

19 0.235 0.195 0.179 0.169 0.163

20 0.231 0.190 0.174 0.166 0.160

25 0.200 0.173 0.158 0.147 0.142

30 0.187 0.161 0.144 0.136 0.131

n> 30 1.031 0.886 0.805 0.768 0.736

√n √n √n √n √n

Sumber:

Sudjana, (2002), Metoda Statistika, Bandung : Tarsito


Lampiran 26

Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t

v = dk

(Bilangan Dalam Badan Daftar Menyatakan tp)


Sumber:

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Bandung: Tarsito.


Lampiran 27

Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z


Sumber: Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Bandung : Tarsito
Lampiran 28

Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F

(Bilangan Dalam Badan Daftar Menyatakaan:

Fp : Baris Atas untuk p = 0,05 dan Baris Bawah untuk p = 0,01)


Sumber:Sudjana, (2005), Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Lampiran 29
DOKUMENTASI PENELITIAN

SMA Negeri 4 Tebing Tinggi

SMA Negeri 4 Tebing Tinggi


Dokumentasi di Kelas Eksperimen

Peneliti sedang memantau siswa mengerjakan pretes

Peneliti sedang menyampaikan materi dasar


Peneliti sedang mengarahkan siswa untuk dapat memahami permasalahan yang
tertulis dalam LKS

Salah seorang siswa mencoba memberi hipotesis tentang masalah dan


menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari
Siswa mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan kemudian mencoba merakit
peristiwa supaya dapat mengumpulkan data

Salah satu kelompok mencoba menginterpretasikan data dan mengolah data


Masing masing kelompok sedang mendiskusikan data hasil untuk dapat
memperoleh kesimpulan

Peneliti sedang memberi pengarahan sebelum siswa mengerjakan postes


Dokumentasi di Kelas Kontrol

Peneliti sedang mengawasi siswa sedang mengerjakan soal pretes

Peneliti memulai pelajaran


Peneliti sedang menjelaskan materi ajar

Siswa sedang mendengarkan penjelasan


Seorang siswa mengerjakan soal yang diberikan peneliti

Siswa sedang mencatat pelajaran yang diberikan


Peneliti membagikan soal postes

Peneliti sedang mengawasi siswa mengerjakan soal postes

Anda mungkin juga menyukai