Anda di halaman 1dari 107

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA DAUN

AROGO (Premna serratifolia)

SUKMA NENGSIH

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pemdidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022

i
ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA DAUN
AROGO (Premna serratifolia)

Oleh

SUKMA NENGSIH

A 251 18 100

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pemdidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022

ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Sukma Nengsih
Stambuk : A 251 18 100
Jurusan : Pendidikan MIPA
Program Studi : Pendidikan Kimia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
jiplakan atau plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang
berlaku.

Palu, Maret 2022


Yang membuat Pernyataan

Sukma Nengsih
NIM: A 251 18 100

v
ABSTRAK

Sukma Nengsih, 2022. Analisis Kadar Flavonoid Total pada Daun Arogo (Premna
serratifolia). Skripsi. Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Tadulako, Palu. Pembimbing Minarni Rama Jura.

Daun arogo (Premna serratifolia) merupakan salah satu jenis tanaman yang
banyak manfaatnya. Salah satu manfaat dari daun arogo (Premna serratifolia) yaitu
dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mencegah atau menurunkan kadar
kolesterol, asam urat dan tekanan darah tinggi. Sampel dalam penelitian ini diambil
dari Desa Kele’i Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten Poso. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid total pada ekstrak daun arogo muda
dan ekstrak daun arogo tua menggunakan spektrofotometri ultra violet visible (UV-
Vis). Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode meserasi dengan pelarut
etanol 96%. Analisis kadar flavonoid total pada ekstrak daun arogo ditentukan
berdasarkan nilai absorban pada panjang gelombang maksimum 𝜆maks = 426 nm
dengan perbandingan kuersetin. Berdasarkan penelitian yang dilakukan hasil yang
diperoleh yaitu kadar flavonoid total yang terdapat pada ekstrak daun arogo muda
sebanyak 168 ± 30 mg/100g sedangkan pada ekstrak daun arogo tua sebanyak 121
± 35 mg/100g. Faktor yang mempengaruhi jumlah kadar flavonoid total pada
ekstrak daun arogo muda dan ekstrak daun arogo tua dipengaruhi oleh morfologi
dan bertambahnya usia daun.

Kata kunci: Daun arogo muda, daun arogo tua, flavonoid, ekstrak etanol,
spektrofotometri ultra violet visible (UV-Vis).

vi
ABSTRACT

Sukma Nengsih, 2022. Analysis of Total Flavonoid Levels in Arogo Leaves


(Premna serratifolia). Results. Chemistry Education Study Program, Department
of Mathematics and Natural Sciences Education, Faculty of Teacher Training and
Education, Tadulako University, Palu. Advisor Minarni Rama Jura.

Arogo leaf (Premna serratifolia) is one type of plant that has many benefits. One
of the benefits of arogo leaf (Premna serratifolia) is that it is used as a traditional
medicine to prevent or lower cholesterol, uric acid and high blood pressure levels.
The sample in this study was taken from Kele'i Village, East Pamona District, Poso
Regency. This study aims to determine the total flavonoid content in young arogo
leaf extract and old arogo leaf extract using ultra violet visible (UV-Vis)
spectrophotometry. Extraction was carried out using the meeration method with
96% ethanol as solvent. Analysis of total flavonoid content in arogo leaf extract
was determined based on the absorbance value at the maximum wavelength 𝜆max =
426 nm with a ratio of quercetin. Based on the research conducted, the results
obtained are the total flavonoid content contained in the extract of young arogo
leaves as much as 168 ± 30 mg/100g while in the extract of old arogo leaves as
much as 121 ± 35 mg/100g. Factors affecting the total flavonoid content in young
arogo leaf extract and old arogo leaf extract were influenced by morphology and
increasing leaf age.

Keywords: Young arogo leaves, old arogo leaves, flavonoids, ethanol extract,
ultra violet visible (UV-Vis) spectrophotometry.

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahhirabbil`alamiin. Puji syukur saya panjatkan atas

kehadirat Allah Subhanahu wa ta`ala atas segala rahmat-Nya

sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir saya.

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

Kedua orang tuaku Bapak Jumadi dan mama Amnah tercinta

dan tersayang. Terimakasih untuk do`a, dukungan, kasih sayang

dan materi yang selalu menyertaiku.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang

senantiasa menyertai langkah penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul “ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA

DAUN AROGO (Premna serratifolia)”.

Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita nabi Allah Muhammad

SAW., kemuliaan selalu bersamanya. Aamiin.

Terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada ibu Dra. Minarni Rama Jura,

M.Si., selaku dosen wali sekaligus pembimbing saya yang senantiasa meluangkan

waktunya untuk membimbing dan memberikan spirit yang sangat berarti bagi

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terima kasih juga saya ucapkan

kepada bapak Drs. Anang Wahid Muhammad Diah, M.Sc.,Ph.D., dan ibu Dra. Sri

Hastuti Virgianti P, M.Si., selaku pembahas yang sudah banyak membimbing dan

memberikan saran kepada penulis.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. Mahfudz, MP, Rektor Universitas Tadulako.

2. Dr. Ir.Amirudin Kade, S,Pd., M.Sc, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Tadulako.

ix
3. Dr. H. Nurhayadi, M.Si, Wakil Dek an Bidang Akademik Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

4. Abdul Kamaruddin, S.Pd., M.Ed., Ph.D, Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

5. Dr. Iskandar, M.Hum Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

6. Purnama Ningsih, S.Pd., M.Si., Ph.D Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

7. Dr. Tri Santoso, M.Si, selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Kimia.

8. Dosen-Dosen serta seluruh staf Program Studi Pendidikan Kimia yang telah

banyak memberikan ilmu dan mendidik penulis selama dibangku kuliah.

9. Staf Laboratorium Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Staf Laboratorium Nutrisi Fakultas Peternakan dan Staf Laboratorium Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako yang

telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

10. Tante Ineng Ismail atas bantuan, perhatian, dan motivasinya selama ini.

11. Sahabatku Nur Uswatun Hasanah yang selalu ada untuk memberikan

memotivasi dan dukungannya, dan terima kasih juga selalu setia

mendengarkan curahan hatiku selama ini.

12. Teman-temanku Nur Zahuriyah, Nur Anisa, Rai Windari, Rukmini, Fajriani

Sumarni yang selalu memberikan saya semangat.

13. Teman-temanku Lavenia Ratih, Yulvani Toiba, Nurlaila Triutari, Yongki

Armanda Pondanan, dan Hairun Nisa yang telah banyak membantu selama

penelitianku.

x
14. Hasrina, Metsiana Fri Yulirna Buriko, Fina Alfionita teman satu bimbingan

yang selalu memberikan dukungan serta semangat.

15. Keluarga besar Pendidikan Kimia angkatan 2018 khususnya kelas C yang telah

memberikan saran, motivasi maupun dukungan dalam melewati suka dan duka

selama dibangku kuliah.

16. Seluruh orang-orang yang telah banyak membantu, mohon maaf bila namanya

tidak sempat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena

itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaan bagi semua pihak. Aamiin Ya

Rabbal Alamiin.

Palu, Maret 2022

Penulis

xi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL................................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 3

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

1.5. Ruang Lingkup .....................................................................................4

1.5. Batasan Istilah ..................................................................................... 4

BAB II. TINJAUN PUSTAKA ............................................................................ 5

2.1. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 5

xii
2.2. Kajian Teori ........................................................................................ 7

2.2.1. Daun Arogo (Premna serratifolia)............................................. 7

2.2.2. Morfologi Daun Arogo (Premna serratifolia) ........................... 8

2.2.3. Kandungan Daun Arogo (Premna serratifolia) ......................... 8

2.2.4. Flavonoid.....................................................................................9

2.2.5. Spektrofotometri ...................................................................... 10

2.2.6. Ekstraksi ................................................................................... 11

2.2.7. Metode Ekstraksi...................................................................... 12

2.3. Kerangka Konseptual ..........................................................................13

BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................................16

3.1. Rancangan Penelitian ......................................................................... 16

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 16

3.3. Sampel Penelitian ................................................................................ 16

3.4. Alat dan Bahan Penelitian ................................................................... 16

3.4.1.Alat Penelitian ............................................................................. 16

3.4.2. Bahan Penelitian......................................................................... 17

3.5. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 17

3.5.1. Preparasi Sampel ........................................................................ 17

3.5.2. Ekstraksi Sampel ........................................................................ 17

3.5.3. Uji Kualitatif Senyawa Flavonoid .............................................. 18

3.5.4. Penentuan Kadar Air .................................................................. 18

3.5.5. Penentuan Kadar Abu .................................................................19

3.5.6. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum .............................. 19

xiii
3.5.6. Pembuatan Larutan Standar Kuesertin ........................................19

3.5.7. Analisis Kuantatif....................................................................... 20

3.6. Teknik Analisis Data ......................................................................... 20

3.6.1. Analisis Kadar Flavonoid............................................................20

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 22

4.1. Hasil Penelitian ......................................................................................22

4.2. Pembahasan ............................................................................................25

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................35

5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 35

5.2. Saran...................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................36

LAMPIRAN ..........................................................................................................39

xiv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Uji Kualitatif Senyawa Flavonoid........................................................ 22

Tabel 4.2. Penentuan Kadar Air ............................................................................ 22

Tabel 4.3. Penentuan Kadar Abu .......................................................................... 23

Tabel 4.4. Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Kuesrsetin.......................... 23

Tabel 4.5. Hasil Analisi Kadar Flavonoid Total pada Ekstrak Daun Arogo

Muda .................................................................................................... 24

Tabel 4.6. Hasil Analisis Kadar Flavonoid Total pada Ekstrak Daun Arogo

Tua........................................................................................................ 25

xv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Tanaman Arogo (Premna serratifolia) ............................................ 8

Gambar 2.2. Struktur Flavonoid.............................................................................. 9

Gambar 2.3. Bagan Kerangka Konseptual ............................................................ 15

Gambar 4.1. Reaksi Pembentukkan Garam Flavilium .......................................... 27

Gambar 4.2. Reaksi Pembentukkan Kompleks Flavonoid -AlCl3 .........................31

Gambar 4.3. Perbandingan Rata-Rata Kadar Flavonoid pada Ekstrak Daun

Arogo Muda dan Ektrak Daun Arogo Tua ...................................... 33

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Skema Prosedur Kerja ..................................................................... 39

Lampiran 2. Analisis Data..................................................................................... 49

Lampiran 3. Perhitugan Kurva Larutan Standar Kuersetin................................... 57

Lampiran 4. Perhitungan Flavonoid Total pada Ekstrak Daun Arogo Muda ……58

Lampiran 5. Perhitungan Flavonoid Total pada Ekstrak Daun Arogo Tua ……...62

Lampiran 6. Perhitungan Standar Deviasi ............................................................ 66

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian .................................................................... 68

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman

hayati yang tersebar diseluruh wilayah. Hal ini dapat dilihat dari berbagai tumbuhan

yang dapat hidup diwilayah tersebut yang memiliki ciri khas baik akar, batang, daun

dan buahnya. Saat ini, banyak masyarakat yang memanfaatkan tumbuh-tumbuhan

sebagai obat tradisional. Salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat

tradisional adalah daun arogo.

Arogo merupakan tumbuhan yang hidup disemak-semak dengan tinggi biasa

mencapai 9 meter dan termasuk kedalam famili Lamiacea (Vadivu et al., 2009).

Daun arogo dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengatasi penyakit

sindrom dispesia (masuk angin), mengatasi penyakit cacingan, dan menambah air

susu ibu. Selain itu, banyak masyarakat yang mengatakan bahwa daun arogo dapat

dimanfaatkan sebagai obat tradisional yang berfungsi untuk menurunkan kadar

kolesterol, asam urat dan tekanan darah tinggi yang sangat efektif, tetapi

pengobatan ini hanya berdasarkan pengalaman yang dialami oleh orang tua dan

diceritakan kepada anak cucu secara turun temurun.

Penelitian yang telah dilakukan Veronika et al., (2016) tentang aktivitas

antioksidan dan toksisitas ekstrak buah arogo menunjukkan bahwa ekstrak buah

arogo pada fraksi etil asetat memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan

nilai IC50 10,286 ppm dan fraksi n-heksana memiliki toksisitas yang tinggi dengan

nilai IC50 38,869 ppm. Penelitian yang dilakukan Hadiarti, (2017) pada ekstrak

1
2

etanol menunjukkan bahwa daun arogo berfungsi sebagai anti kolesterol. Hasil

skirining (uji kualitatif) menunjukkan bahwa didalam daun arogo mengandung

senyawa metabolit sekunder seperti senyawa flavonoid, alkaloid, tannin, saponin,

polifenol, dan terpenoid-steroid (Veronika et al., 2016).

Flavonoid adalah senyawa fenolik yang ada di alam yang memiliki potensial

sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktifitas sebagai obat. Flavonoid

merupakan senyawa polar karena mempunyai sejumlah gugus hidroksil sehingga

akan larut dalam pelarut polar seperti etanol, methanol, dan air (Ari, 2011).

Flavonoid merupakan zat fenolik yang diisolasi dari berbagai tumbuhan

vaskular, dengan lebih dari 8000 senyawa individu yang dikenal. Flavonoid

bertindak sebagai antioksidan, antimikroba, fotoreseptor, attractor visual, dan untuk

skrining cahaya. Banyak penelitian menunjukkan aktivitas biologis, termasuk

antialergi, antivirus, antiinflamasi, dan tindakan vasodilatasi. Namun, yang paling

menarik telah dikhususkan untuk aktivitas antioksidan flavonoid, karena

kemampuan mereka untuk mengurangi pembentukkan radikal bebas (Pietta, 1999).

Daun arogo yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah daun arogo muda

yang terdapat pada urutan ke-2 sampai urutan ke-4 dari pucuk tumbuhan arogo dan

daun arogo tua terdapat pada urutan ke-5 dari pucuk tumbuhan arogo. Sampel daun

arogo yang akan digunakan dalam penelitian ini berasal dari Desa Kele`i,

Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten Poso. Desa Kele’i memiliki kondisi

lingkungan dengan suhu berkisar antara 16 0C yang tergolong bersuhu dingin.

Sampel diambil didesa Kele’i dikarenakan setiap daerah memeliki lingkungan yang

berbeda-beda. Menurut Farhoosh et al., (2007) faktor lingkungan dapat


3

mempengaruhi senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan. Faktor

lingkungan antara lain temperature, sinar ultraviolet dan sinar tampak, nutrisi,

ketersediaan air dan kadar CO2 pada atmosfer.

Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa daun arogo mengandung metobolit

sekunder seperti senyawa flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan

yang berfungsi dapat mencegah terjadinya reaksi oksidasi/radikal yang dipercaya

dapat mengurangi /mencegah penyakit degenerative seperti mencegah/menurunkan

kadar kolesterol, asam urat, dan tekanan darah tinggi, tetapi belum diketahui kadar

flavonoid yang terkandung didalam daun arogo. Maka dari itu, peneliti ingin

melakukan penelitian tentang “Analisis Kadar Flavonoid Total pada Daun

Arogo (Premna serratifolia)” menggunakan spektrofotometri ultra violet-visibele

(UV-Vis) .

1.2. Rumusan Masalah

Berapakah kadar senyawa flavonoid total pada ekstrak daun arogo muda dan

ekstrak daun arogo tua dengan menggunakan spektrofotometri ultra violet visible

(UV-Vis) ?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar senyawa flavonoid

total pada ekstrak daun arogo muda dan ekstrak daun arogo tua dengan

menggunakan spektofotometri ultra violet visible (UV-Vis).


4

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1. Bagi Masyarakat

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi kepada

masyarakat tentang kadar flavonoid yang terkandung didalam daun arogo yang bisa

dimanfaatkan sebagai obat tradisional.

1.4.2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang kandungan

flavonoid pada daun arogo dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup

Penelitian ini terfokus pada:

1.5.1. Analisis kadar flavonoid total pada daun arogo (Premna serratifolia) muda

dan daun arogo (Premna serratifolia) Tua.

1.6. Batasan Istilah

Batasan istilah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.6.1. Flavonoid merupakan metabolit sekunder dari polifenol yang mempunya 15

atom karbon C6 –C3 –C6 , yang terdiri dari dua cincin benzena yang dihubungkan

menjadi satu oleh rantai linear yang terdiri dari tiga atom karbon.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Alhabsi (2020) meneliti tentang analisis kadar

flavonoid pada ekstrak daun sukun tuan (Artocarpus altilis) dengan menggunakan

spektrofotometer ultra violet visible (UV-Vis) pada panjang gelombang 437 nm

menggunakan pelarut etanol hasil kadar flavonoid yang diperoleh rata-rata yaitu

192,039 mg/100 g sedangkan pelarut air diperoleh hasil rata-rata 149,322 mg/100

g, dan kadar air sampel diperoleh 4,976 %.

Wahyuni (2017) telah melakukan penelitian tentang penetapan kadar

flavonoid total kental etanol kulit salak (Salacca zalacca) menggunakan metode

kalorimetri dengan reagen AlCl3 dan diukur serapannya menggunakan

spektrofotometer ultra violet visible (UV-Vis) serta menggunakan kuersertil

sebagai standar. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini berdasarkan uji kuanlitatif

menggunakan serbuk Mg dan HCl pekat, kulit buah salak mengandung senyawa

flavonoid. Sedangkan penetapan kadar flavonoidnya dilakukan pada 𝜆maks = 438

nm, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar flavonoid total dari ekstrak

kental etanol kulit salak sebesar 2,578 mg.L-1.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kesumasari dkk, (2018) tentang

penentuan kadar flavonoid total dan aktioksidan ekstrak etanol daun bidara

(Ziziphus spina-chirtis L). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kadar flavonoid

total pada batang jarak pagar (Jatropha curcas L.) mengandung sebanyak 3,9593

mg/L, batang Jarak Merah (Jatropha gossypifolia L.) mengandung sebanyak 1,3092

5
6

mg/L flavonoid total, dan batang jarak kebyar (Ricinus communis L.) mengandung

flavonoid total sebanyak 0,0835 mg/L.

Penelitian yang dilakukan oleh Rezki (2016) tentang analisis kadar Flavonoid

dan fenolat pada kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Penelitian ini

dilakukan dengan cara ekstraksi secara meserasi menggunakan pelarut HCl 1 %

dalam etanol untuk flavonoid dan pelarut etanol untuk fenolat. Hasil yang diperoleh

kadar flavonoid dan fenolat pada sampel kulit buah manggis adalah 1.271 mg/100

g dan 12.373 mg/100 g.

Penelitian oleh Haeria dkk, (2016) Mengenai penentuan kadar flavonoid total

dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun bidara (Ziziphus spina-chisti L). Hasil

penelitian menunjukkan kadar flavonoid total yang diperoleh dari ekstrak etanol

daun bidara (Ziziphus spina-chisti L) adalah sebesar 1,5312 % dan IC50 90,9584

ppm, Nilai ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bidara (Ziziphus spina-

chisti L) memiliki potensi sebagai antioksidan yang kuat.

Penelitian yang telah dilakukan (Puspitasari et al., 2017) tenang Aktivitas

antioksidan dan penetapan kadar flavonoid total ekstrak etil asetat daun kersen

(Muntigia calaburu). Hasil penapisan fitokimia menunjukkan adanya kandungan

senyawa alkaloid, saponin, fenolik, flavonoid, dan tannin. Hasil pengujian aktivitas

antioksidan ekstrak etil asetat daun kersen dengan nilai IC50 sebesar 53,25 µg/mL

dengan penbanding vitamin C (IC50 25,74 µg/mL). Ha sil penetapan kadar

flavonoid total sebesar 93,21 mgEQ/g Ekstrak.

Penelitian yang telah dilakukan (Asmorowati et al., 2019) telah melakukan

penelitian tentang penetapan kadar flavonoid total alpukat (Persea americana


7

Mill.) dengan metode spektrofotometri. Dalam penelitain ini menggunakan metode

spektrofotometri UV-Vis diukur pada panjang gelombang 413,6 nm dengan reagen

AlCl3 sebagai pembentuk senyawa komplek. Hasil yang diperoleh yaitu didapatkan

kadar rata-rata flavonoid total pada ekstrak buah alpukat biasa sebanyak 10,95%

b/b dengan koefisien variasi sebanyak 0,33% dan pada alpukat mentega

sebanyak10,31 % b/b dengan koefisien 0,28% .

2.2. Kajian Teori

2.2.1. Daun Arogo (Premna serratifolia)

Daun arogo merupakan sebuah pohon atau semak-semak yang tergolong

dalam famili lamiaceae, yang memiliki tinggi kurang lebih 6 – 10 m (Allaby, 2019).

Arogo tersebar luas di Afrika Timur, Asia Tenggara, Australia Utara, Kepulauan

Pasifik dan Samudra Hindia. Sebagian besar tumbuhan ini tumbuh ditanah yang

berpasir dan lembab. Arogo dapat ditemukan disepanjang pantai, laut, dan hutan

bakau. Daun arogo bermanfaat sebagai antioksidan, antikanker, dan kolestrol.

Nama lain dari arogo yaitu Premna integrifolia dan Premna obtusifolia R.Br.

Klasifikasi ilmiah tanaman arogo (Premna serratifolia) yaitu sebagai berikut:

• Regnum : Plantae

• Divisi : Tracheophyta

• Kelas : Magnoliopsida

• Orde : Lamiales

• Famili : Lamiaceae

• Genus : Premna

• Spesies : Premna Serrafotolia


8

Gambar 2.1. Tanaman Arogo (Premna serrafotolia)

2.2.2. Morfologi Daun Arogo (Premna serrafotolia)

Tanaman arogo merupakan tumbuhan berupa semak yang habitat hidupnya

berada dihutan dan perkarangan rumah. Selain itu, dapat hidup ditempat yang

terkena cahaya matahari penuh. Tumbuhan ini bercabang, berbatang lembut dan

mudah ditanam dengan stek. Daunnya tumbuh tunggal berbentuk hati, agak besar,

susunan bertetangga, berbentuk bujur dengan ujung menirus, panggkal daun

membulat, warna daun hijau dan berbau unik (Restuati, 2015).

Tanaman arogo memiliki ciri ciri berupa perdu atau pohon, batang berkayu,

batang biasanya bercabang, batang biasanya bercabang empat. Arogo memiliki

bunga majemuk, kecil berwarna putih, dan berbau kuat. Buahnya kecil , bulat,

bergugus, buahnya hijau ketika muda dan setelah masak buahya berwarna ungu

kehitaman, dan terdapat satu biji bulat didalamnya (Leeratiwong et al., 2009).

2.2.3. Kandungan Kimia Daun Arogo (Premna serratifolia)

Kandungan kimia yang terdapat dalam daun arogo yaitu berupa senyawa

flavonoid, tannin, alkaloid, saponin, polifenol, dan terp enoid-steroid (Veronika et

al., 2016) .
9

2.2.4. Flavonoid

Flavonoid merupakan metabolit sekunder dari polifenol, ditemukan secara

luas pada tanaman serta makanan yang memiliki manfaat sebagai antivirus, anti

inflamasi, antikanker dan antioksidan. Senyawa flavonoid merupakan senyawa

polifenol yang mempunyai 15 atom karbon C6 –C3 –C6 , yang terdiri dari dua cincin

benzena yang dihubungkan menjadi satu oleh rantai linear yang terdiri dari tiga

atom karbon. Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai

antioksidan dan mempunyai bioaktivitas sebagai obat. Pigmen zat warna yang

terdapat dalam tumbuh-tumbuhan seperti zat warna merah, warna ungu, warna biru,

warna kuning, dan warna hijau tergolong dalam senyawa flavonoid (Miryanti dkk,

2011). Gambar struktur senyawa flavonoid adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2. Struktur Flavonoid

Sebagian besar senyawa flavonoid alam ditemukan dalam bentuk glikosida

dimana unit flavonoid terikat pada satu gula. Glikosida adalah kombinasi antara

satu gula dan suatu alkohol yang saling berikatan melalui ikatan glikosida. Pada

prinsipnya ikatan glikosida terbentuk apabila gugus hidroksil dari alkohol beradisi
10

kepada gugus karbonil dari gula, sama seperti adisi alkohol kepada aldehid yang

dikatalis oleh asam menghasilkan satu asetat. Senyawa flavonoid merupakan

senyawa polar karena mempunyai sejumlah gugus hidroksil sehingga akan larut

dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, dan air. Gula yang terdapat dalam

flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air, dengan

demikian campuran pelarut dengan air merupakan pelarut yang baik untuk

glikosida (Iran, 2014).

2.2.5. Spektrofotometri

Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan

spektofotometer. Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri

dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometri menghasilkan sinar dan

spektrum dengan panjang gelombang dan fotometri adalah alat pengukur intensitas

cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi spektrofotometri digunakan untuk

mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan

atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Khopkar, 1990).

Spektroskopi ultra volet visible (UV-Vis) adalah teknik analisis spektroskopi

yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dan sinar tampak

dengan menggunakan instrumen spektrofotometer. Prinsip dari spektrofotometer

ultra violet visible (UV-Vis) adalah penyerapan sinar tampak untuk ultra violet

dengan suatu molekul dapat menyebabkan terjadinya eksitasi molekul dari tingkat

energi dasar ketingkat energi yang paling tinggi. Pengabsorbsian sinar ultra violet

atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi elektron
11

bonding, akibatnya panjang absorbsi maksimum dapat dikolerasikan dengan jenis

ikatan yang ada didalam molekul (Hendayana, 1994).

Spektrofotometer ultra violet visible (UV-Vis) dapat digunakan untuk

mengukur serapan cahaya pada daerah UV (100-200 nm) dan daerah sinar tampak

(200-700 nm). Prinsip dasar analisis kuantitatif adalah hukum Lambert Beer.

A=-logT=ε.b.C=a.b.C

Keterangan

A =Absorbansi

T = Transmitansi

ε = Absorptivitas molar, L cm-1. mol-1 (jika konsentrasi dalam satuan mol/Liter)

a = Absorptivitas, L cm-1. gram-1 (jika konsentrasi dalam satuan gram/liter)

b = Panjang sel, cm

C = Konsentrasi

2.2.6. Ekstraksi

Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan zat terlarut atau senyawa yang

tercampur dalam suatu larutan berdasarkan perbedaan kelarutannya. Pada

umumnya zat terlarut yang diekstraksi bersifat tidak larut atau larut sedikit dalam

suatu pelarut tetapi mudah larut dalam pelarut lain. Metode ekstraksi yang tepat

ditentukan oleh tekstur kandungan air bahan-bahan yang akan diekstrak atau

senyawa senyawa yang akan diisolasi (Narulita, 2014).

Ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif

dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan (Dirjen POM, 2000).


12

2.2.7. Metode Ekstraksi

Beberapa metode ekstrasi menurut Dirjen POM, (2000) yaitu sebagai

berikut:

1. Ekstraksi Cara Dingin

Ekstraksi cara dingin artinya tidak ada proses pemanasan selama proses

ekstraksi berlangsung.

a. Metode Maserasi

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan

dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan

menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif,

zat aktif akan larut dengan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat

aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak

keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi

antara larutan di luar sel dan di dalam sel.

b. Metode Perkolasi

Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut

yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi

bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk

zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan. Cairan penyari dialirkan

dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif

sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan

oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di atasnya, dikurangi dengan daya

kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang berperan pada perkolasi
13

antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa,

adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).

2. Ekstraksi Cara Panas

Metode ini artinya melibatkan panas dalam proses ekstraksinya. Dengan

adanya panas secara otomatis akan mempercepat proses penyaringan.

a. Metode Refluks

Metode refluk digunakan apabila dalam sintesis tersebut menggunakan

pelarut yang volatil. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut

akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks

adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan

didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap

akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi ehingga

pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung.

b. Metode Soxletasi

Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya

digunakan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah

pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

2.3. Kerangka Konseptual

Arogo (Premna serratifolia) merupakan tumbuhan semak-semak yang

tergolong dalam famili lamiacea, yang memiliki tinggi kurang lebih 6-10 m

(Allaby, 2019). Tumbuhan ini dapat tumbuh ditanah yang berpasir dan lembab.

Tumbuhan ini memiliki batang bercabang, daunya tumbuh tunggal, berbentuk hati,
14

agak besar, susunan daun bertetangga, berbentuk bujur dengan menirus, pangkal

daun membulat, warna daun hijau dan berbau unik.

Berdasarkan penelitian sebelumnya didalam daun arogo mengandung

beberapa senyawa kimia salah satunya yaitu senyawa flavonoid. Flavonoid adalah

senyawa fenolik yang ada dialam yang memiliki potensi sebagai antioksidan dan

bioaktifitas sebagai obat. Flavonoid terdapat dalam semua bagian tanaman seperti

akar, batang, daun, buah dan bunga. Diketahui bahwa aktivitas antioksidan dari

tumbuhan karena adanya senyawa fenol (Fahira, 2021).

Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian tentang analisis kadar

flavonoid total pada ekstak daun arogo (Premna serratifolia). Dalam penelitian ini

menggunkan daun arogo muda dan daun arogo tua. Pemilihan daun arogo ini

sebagai sampel penelitian karena diketahui bahwa daun arogo memiliki banyak

manfaat bagi kehidupan kita terutama terhadap penurunan kadar kolesterol, asam

urat dan tekanan darah tinggi. Sehingga, dengan mengetahui kadar flavonoid total

pada ekstrak daun arogo, masyarakat dapat memanfaatkan daun arogo secara

maksimal sebagai obat tradisional.

Senyawa flavonoid dapat dianalisis dengan menggunkan metode

spektrofotometri ultra violet visible (UV-Vis).


15

Berdasarkan uraian diatas kerangka konseptual peneliti dapat dilihat sebagai

berikut:
Daun Arogo

-Daun arogo memiliki banyak


manfaat
-Dimanfaatkan sebagai obat
tradisional seperti masuk angin,
Flavonoid adalah cacingan, menurunkan kadar
senyawa fenolik yang kolesterol, asam urat, dan tekanan
ada dialam yang darah tinggi.
memiliki potensi
sebagai antioksidan Flavonoid
bioaktifitas sebagai obat.

Daun Arogo Muda Daun Arogo Tua

Membandingkan
daun manakah yang Dimeserasi
banyak mengandung
senyawa flavonoid.

Ektrak Kental Ektrak Kental

Spektrofotometri UV-Vis

Uji:
-Kadar Flavonoit total pada
ekstrak daun arogo muda

-Kadar Flavonoid total pada


daun arogo tua

Gambar 2.3. Bagan Kerangka Konseptual


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rencangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorium yang dilakukan

untuk menganalisis kadar flavonoid total pada ekstrak daun arogo (Premna

serrafotolia).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2022 sampai bulan Juni 2022

dilaboratorium Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan dilaboratorium

Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako,

Palu.

3.3. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah daun arogo muda dan daun

arogo tua yang diambil dari Desa Kele`i Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten

Poso.

3.4. Alat dan Bahan Penelitian

3.4.1. Alat Alat Penelitian

Alat alat yang digunakan pada penelitian ini adalah spektrofotometer UV-Vis,

rotary evaporator, oven, gegep, desikator, cawan porselin, shaker, ayakan 70 mesh,

blender, wadah, spatula, rak tabung reaksi, kuvet, neraca digital, corong,

erlenmeyer 100 mL, labu ukur 250 mL, pipet tetes, batang pengaduk, labu ukur 10

mL, labu ukur 25 mL, gelas kimia, pipet mikro, tanur dan kertas saring

16
17

3.4.2. Bahan Penelitian

Bahan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun arogo muda

dan daun arogo tua, etanol 96 %, aluminium klorida (AlCl 3) 10 %, kalium asetat

(KCH3OO) 1 M, larutan standar kuersetin, aluminium foil, aquades, dan tissue.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

3.5.1. Preparasi Sampel

Daun arogo muda yang sudah dikumpulkan, dicuci dengan air mengalir

sampai bersih, dipotong kecil-kecil menggunakan gunting, kemudian dikeringkan

selama 12 hari dalam suhu ruang. Setelah daun arogo kering, lalu daun arogo

dihaluskan menggunakan blender sampai menjadi serbuk. Kemudian serbuk daun

arogo diayak menggunakan ayakan 70 mesh sehingga diperoleh serbuk halus dari

daun arogo serbuk halus dari daun arogo siap untuk dianalisis lebih lanjut (Lasmin

dkk, 2016). Selanjutnya mengulangi perlakuan diatas untuk sampel daun arogo tua.

3.5.2. Ekstraksi Sampel

Serbuk halus daun arogo muda ditimbang sebanyak 10 gram, dimasukkan

kedalam erlenmeyer, lalu ditambahkan pelarut etanol 96 % sebanyak 250 mL.

Kemudian erlenmeyer yang berisi larutan ditutup menggunakan aluminiumfoil.

dishaker selam 1x24 jam dengan kecepatan 150 rpm hingga larutan homogen.

Selanjutnya dimeserasi selama 3 hari sambil diaduk sesekali. Kemudian larutan

ekstrak hasil maserasi disaring untuk memisahkan filtrat dan residu, filtrat yang

diperoleh kemudian disaring ulang. Kemudian dipekatkan menggunakan

evaporator pada suhu 25 -30 . Hingga pelarut menguap dan ekstrak menjadi

lebih kental. Ektrak daun arogo muda yang diperoleh siap untuk dianalisis lebih
18

lanjut (ALzubedy et al., 2017). Kemudian mengulangi langkah perlakuan diatas

untuk sampel daun arogo tua.

3.5.3. Uji Kualitatif Senyawa flavonoid

Mengambil 2 mL sampel daun arogo (Premna serratifolia) yang telah

diekstraksi dengan etanol, kemudian dipanaskan kurang lebih 5 menit. Setelah

dipanaskan ditambahkan dengan 0,1 gram logam Mg dan 5 tetes HCl pekat. Jika

larutan terbentuk warna kuning jingga sampai merah maka postif mengandung

flavonoid (Baud dkk, 2014).

3.5.4. Penentukan Kadar Air

Penentuan kadar air daun arogo muda, cawan porselin dipanaskan terlebih

dahulu kedalam oven pada suhu 105OC selama 30 menit. Kemudian cawan

dimasukkan kedalam desikator selama 15 menit dan ditimbang. Kemudian

masukkan sampel daun arogo muda sebanyak 5 gram kedalam cawan yang telah

diketahui berat konstanya dan dipanaskan kembali kedalam oven dengan suhu

105oC selama 3 jam untuk meghilangkan kadar air pada sampel. Kemudian

masukkan sampel kedalam desikator selama 15 menit dan ditimbang kembali.

Kemudian menggulangi perlakuan tersebut untuk sampel daun arogo tua.

Kadar air dalam sampel daun arogo dihitung dengan persamaan sebagai

berikut (SNI, 1992).

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟


Kadar Air % = 𝑋 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙
19

3.5.5. Penentuan Kadar Abu

Menimbang sampel daun arogo muda sebanyak 4 gram yang sudah kering

dan sudah diketahui kadar airnya dimasukkan kedalam cawan porselin yang sudah

dipijar dan diketahui berat konstannya. Setelah itu sampel tersebut dimasukkan

kedalam tanur dengan suhu 600oC selama ± 3 jam. Setelah sampel menjadi abu

kemudian sampel didingin didalam desikator, dan ditimbang berat abu yang

diperoleh. Kemudian menggulangi perlakuan tersebut untuk sampel daun arogo tua.

Kadar abu dalam sampel daun arogo dihitung dengan persamaan berikut

( SNI, 1992).
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑏𝑢
Kadar abu = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙 𝑥 100%

3.5.6. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum (𝝀maks) Kuersetin

Penentuan panjang gelombang maksimum kuersetil dilakukan dengan

running pada panjang gelombang 400-700 nm (Hadiarti, 2017).

3.5.7. Pembuatan Larutan Standar Kuersetin

Larutan induk kuesertin 250 ppm yang yang sudah tersedia diencerkan

menjadi konsentrasi larutan 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, dan 100 ppm sebagai

larutan kuesertin. Kemudian diambil masing masing sebanyak 0,8 mL, 1,6 mL, 2,4

mL, 3,2 mL dan 4 mL larutan induk 250 ppm dan dimasukkan kedalam labu ukur

10 mL. Kemudian ditambahkan etanol 96 % hingga tanda batas dan dikocok hingga

homogen (Rahmania, 2015).


20

3.5.8. Analisis Kuantitatif

3.5.8.1. Pembuatan Kurva Standar Kuersetin

Masing-masing konsentrasi larutan standar diambil sebanyak 0,5 mL dan

dimasukkan kedalam tabung reaksi, selanjutnya ditambahkan 1,5 mL etanol 0,1

mL, aluminium klorida (AlCl3) 10 % 0,1 mL kalium asetat 1 M dan ditambahkan

2,8 mL aquades. Kemudian larutan dikocok dan didiamkan selama 30 menit.

Kemudian mengukur absorbansi menggunakan spektrofotometer VU-Vis.

3.5.8.2. Penentuan Kadar Flavonoid

Ditimbang 0,5 gram ekstrak daun arogo muda kemudian ditambahkan 10 mL

aquades. Dikocok sampai homogen, kemudian diambil 0,5 mL larutan ekstrak daun

arogo muda dan dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 1,5

mL etanol 96 %, 0,1 mL aluminium klorida (AlCl 3) 10 %, 0,1 kalium asetat 1 M

dan 2,8 mL aquades pada tabung reaksi. Kemudian larutan dikocok dan didiamkan

selam 30 menit. Kemudian menyaring kembali larutan untuk memisahkan residu

dan filtrat. Kemudian memasukkan filtrat kedalam kuvet kemudian diukur nilai

serapannya menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis. Perlakuan ini dilakukan

sebanyak 3 kali (Devi & Mulyani, 2017). Kemudian mengulangi perlakuan tersebut

untuk ekstrak daun arogo tua.

3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1. Analisis Kadar Flavonoid

Kadar flavonoid dalam sampel herbal dapat ditentukan dengan berbagai

metode. Metode yang diakui oleh Departemen Keshatan RI adalah spektrofotometri

UV yang berdasarkan pada prinsip kolorimetri. Absorbansi dari warna yang


21

terbentuk diukur dengan spektrofotometer UV. Kadar kuersetin dihitung sebagai

kadar flavonoid total dalam sampel. Perhitungan ini berdasarkan pada hukum

Lambert-Beer yang menunjukkan hubungan perbandingan lurus antara absorban

dan kadar analit. Untuk menentukan kadar flavonoid pada berbagai jenis makanan

berdasarkan nilai absorbansi digunakan data larutan standar. Data Larutan standar

ini digunakan untuk membuat persamaan regresi yang digunakan untuk kadar

flavonoid (Khopkar, 2010).

y = ax + b

Keterangan :

y = Nilai absorbansi

x = Kadar flavonoid

a = Konstanta

b = Konstant

Kadar flavonoid dapat dihitung menggunakan rumus :

F= x 100 gram

Keterangan:

F = Kadar flavonoid (mg/100 gram)

C = Kesetaraan Kuersetin (mg/L)

V = Volume (L)

m = Berat sampel (gram)


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Data yang diperoleh pada penelitian tentang analisis kadar flavonoid total pada

daun arogo (Premna serratifolia). Pada penelitian ini dilakukan uji kualitatif

senyawa flavonoid, uji kadar air, uji kadar abu dan uji kadar flavonoid total pada

daun arogo muda dan dan arogo tua. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

4.1.1. Uji Kualitatif Senyawa Flavonoid

Tabel 4.1. data hasil uji kualitatif senyawa flavonoid

Pereaksi Hasil Uji Keterangan


Logam Mg Kuning Jingga ++

4.1.2. Penentuan Kadar Air

Tabel 4.2. Data kadar air dalam sampel daun arogo muda dan tua.

No Sampel Kadar Air (%)


1. Daun Arogo Muda (A) 8,9
2. Daun Arogo Muda (B) 9,6
Rata-Rata 9,3
3. Daun Arogo Tua (A) 8,5
4. Daun Arogo Tua (B) 7,9
Rata-Rata 8,2

22
23

4.1.3. Penentuan Kadar Abu

Tabel 4.3. Data kadar abu dalam sampel daun arogo muda dan tua.

No Sampel Kadar Abu (%)


1. Daun Arogo Muda (A) 6,1
2. Daun Arogo Muda (B) 5,7
Rata-Rata 5,9
3. Daun Arogo Tua (A) 4,9
4. Daun Arogo Tua (B) 5,5
Rata-Rata 5,2

4.1.4. Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Kuersetin

Hasil Pengukuran absorbansi larutan standar kuesertin sebagai pembanding

dengan konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, dan 100 ppm menggunakan

spektrofotometri ultra-violet (UV-Vis) pada panjang gelombang 426 nm pada table

dibawah ini:

Tabel 4.4. Hasil Pengukuran absorbansi larutan standar kuersetin pada Panjang

gelombang 426 nm.

No Konsentrasi Kuersetin (ppm) Absorbansi


1. 20 0,199
2. 40 0,381
3. 60 0,416
4. 80 0,558
5. 100 0,590
24

4.1.5. Pembuatan Kurva Baku Larutan Standar Kuersetin

Kurva standar dibuat dengan cara menghubungkan nilai absorbansi larutan

sebagai standar kuersetin sebagai koordinat (y) dan konsentrasi larutan standar

sebagai absis (x) yang terdapat pada tablel 4.3 sehingga diperoleh persamaan

regresi dan koefisien korelasi sebagai berikut:

Absorban
0.7
y = 0.0048x + 0.1408
0.6 0.59
0.558
0.5 R² = 0.9697

0.4 0.416
0.381
0.3

0.2 0.199

0.1

0
20 40 60 80 100

4.1.6. Analisis Hasil Kadar Flavonoid

Hasil analisis kadar flavonoid pada ekstrak daun arogo muda dan ekstrak

daun arogo tua dapat dilihat pada table 4.5. dan table 4.6.

Tabel 4.5. Hasil Analisis Kadar Flavonoid Ekstrak Daun Muda

No Sampel Absorbansi Konsentrasi Kadar Rata-Rata Kadar


Flavonoid Flavonoid Flavonoid total
(mg/L) (mg/100g) (mg/100g)
1. Ekstrak 0,471 69 138
Daun
Arogo 1
2. Ekstrak 0,616 99 198
Daun 168 ± 30
Arogo 2
3. Ekstrak 0,546 84 168
Daun
Arogo 3
25

Tabel 4.6. Hasil Analisis Kadar Flavonoid pada Ekstrak Daun Arogo Tua

No Sampel Absorbansi Konsentrasi Kadar Rata-Rata


Flavonoid Flavonoid Kadar
(mg/L) (mg/100g) Flavonoid
(mg/100g)
1. Ekstrak 0,521 79 158
Daun
Arogo
1
2. Ekstrak 0,420 58 116
Daun 121 ± 35
Arogo
2
3. Ekstrak 0,352 44 88
Daun
Arogo
3

4.2. Pembahasan

4.2.1. Preparasi Sampel

Tahapan preparasi sampel yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

pencucian, pemotongan, pengeringan, penghalusan dan pengayakan. Proses

pencucian sampel dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang terdapat pada

sampel. Kemudian memotong sampel kecil-kecil menggunakan gunting untuk

mempercepat proses pengeringan pada sampel. Pengeringan sampel dilakukan

dengan cara mengangin-anginkan sampel dalam suhu ruang tanpa terkena sinar

matahari langsung, hal ini dikarenakan senyawa flavonoid merupakan senyawa

metabolit sekunder yang memiliki sifat sensitif terhadap panas. Pengeringan sampel

dilakukan selama 12 hari. Selanjutnya menghaluskan sampel yang sudah kering

menggunakan blender setelah itu mengayak sampel menggunakan ayakan 70 mesh.


26

Pengayakan sampel bertujuan agar sampel yang diperoleh menjadi serbuk yang

halus, sehingga mempermudah proses ekstraksi sampel.

4.2.2. Ekstraksi Sampel

Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan zat terlarut atau senyawa yang

tercampur dalam suatu larutan berdasarkan perbedaan kelarutannya. Metode

ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode maserasi.

Pemilihan metode maserasi hal ini dikarenakan metode maserasi mudah, praktis

dan sederhana selain itu, metode maserasi merupakan metode ekstraksi tanpa proses

pemanasan, sehingga metode maserasi ini bagus digunakan untuk mengekstrak

senyawa flavonoid karena senyawa flavonoid merupakan senyawa alam yang tidak

tahan panas, sehingga dapat menimalisir kemungkinan rusaknya komponen

senyawa kimia (Wicaksono & Ulfah, 2017).

Ekstraksi dengan menggunakan metode maserasi dilakukan dengan cara

merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan pencari yang digunakan

dalam penelitian ini untuk menyari senyawa flavonoid yaitu etanol 96%. Hal ini

dikarenakan flavonoid merupakan senyawa polar sehingga flavonoid akan larut

dalam pelarut polar seperti etanol. Hal ini sesuai dengan sesuai dengan prinsip like

dissolve like yaitu suatu senyawa akan terlarut pada pelarut dengan sifat yang sama.

Penggunaan jenis pelarut atau kekuatan ion pelarut dapat memberikan pengaruh

terhadap rendemen senyawa yang dihasilkan (Anggitha, 2012).

4.2.3. Uji Kualitatif Senyawa Flavonoid

Hasil uji kualitatif senyawa flavonoid pada daun arogo (Premna serratifolia)

positif mengandung flavonoid. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya endapan


27

berwarna kuning jingga ketika ditetesi dengan logam Mg dan dan HCl pekat.

Pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk melarutkan flavonoid karena flavonoid

larut dalam air panas. Manfaat ditambahkannya logam Mg dan larutan asam klorida

pekat adalah untuk mereduksi inti benzopiron yang terdapat dalam struktur

flavonoid sehingga menghasilkan garam flavilium berwarna merah tua, merah

muda, sampai merah bata (Prashant T. dkk. 2011). Reaksi yang terjadi antara

senyawa flavonoid dengan HCl dan logam Mg terlihat pada Gambar 1.

Gambar 4.1. Reaksi Pembentukkan Garam Flavilium

4.2.4. Penentuan Kadar Air

Metode yang digunakan untuk menganalisis kadar air dalam penelitian ini

yaitu menggunakan metode pengeringan/oven. Prinsip kerja dari metode

pengeringan ini yaitu penguapan air yang terdapat dalam suatu bahan akan hilang

dalam proses pemanasan (SNI, 1992). Metode dengan pengeringan oven didasarkan

atas prinsip perhitungan selisih bobot sampel sebelum dan sesudah pengeringan.

Selisih bobot tersebut merupakan air yang menguap dan dihitung sebagai kadar air.

Penentuan kadar air ini bertujuan untuk mengetahui kadar air yang terkandung

dalam sampel daun arogo muda dan daun arogo tua. Untuk mengetahui kadar air
28

pada sampel langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menimbang sampel

masing-masing sebanyak 5 gram dan dimasukkan kedalam cawan porselin yang

sudah dipanaskan dan diketahui berat konstannya. Selanjutnya sampel dipanaskan

dalam oven pada suhu 105 0C selama ± 3 jam. Selanjutnya sampel didinginkan

didalam desikator selama 15 menit. Fungsi desikator yaitu untuk menghilangkan

air dan kristal hasil pemurnian selanjutnya sampel ditimbang untuk mengetahui

berat kering sampel.

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu kadar air yang terdapat dalam daun

arogo muda sebesar 9,3% sedangkan pada daun arogo tua sebesar 8,2%. Kadar air

sampel diperoleh dengan cara berat sampel awal dikurang dengan berat sampel

akhir dan dibagi dengan berat sampel awal dan dikalikan dengan 100%. Hasil

penelitian ini menunjukkan kadar air yang terdapat dalam daun arogo muda lebih

besar dibandingkan dengan kadar air yang terdapat dalam daun arogo tua.

Berdasarkan tentang persyaratan mutu obat tradisional standar kadar air yang

ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar ≤ 10 %. (BPOM RI, 2014).

4.2.5. Penentuan Kadar Abu

Kadar abu merupakan zat anorganik hasil dari sisa pembakaran zat organik.

Zat organik pada proses pemanasan akan terbakar sedangkan zat anorganik pada

proses pemanasan tidak terbakar karena itulah disebut sebagai kadar abu.

(Andarwulan, dkk., 2011).

Analisis kadar abu pada suatu bahan pangan bertujuan untuk mengetahui

kandungan mineral yang ada pada bahan yang diuji, memperkirakan bahan utama
29

yang digunakan dalam suatu produk, dan sebagai parameter nilai gizi suatu bahan

pangan (Sudarmadji, 2007).

Analisis kadar abu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode

pengabuan kering. Metode pengabuan kering dilakukan dengan cara mendestruksi

unsur-unsur organik. Contohnya seperti menggunakan suhu tinggi 550 0C-600 0C

dalam tanur pengabuan, tanpa terjadinya nyala api samapi terbentuk abu. Residu

yang tertinggal dalam cawan penguap ditimbang dan merupakan total abu dari

sampel (Sudarmadji, dkk., 2007).

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini untuk menganalisis

kadar abu yaitu masing-masing sampel daun arogo muda dan daun arogo tua

ditimbang sebanyak 4 gram. Sampel yang dianalisis kadar abunya adalah sampel

yang sudah diketahui kadar airnya. Selanjutnya dimasukkan kedalam cawan

porselin yang sudah didipijarkan dan diketahui berat konstannya. Selanjutnya

sampel dimasukkan dalam tanur pada suhu 6000C selama ± 3 jam. Hal ini bertujuan

untuk mengoksidasi semua zat organik dan mempercepat proses destruksi

(penghancuran) zat organik pada sampel. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu

kadar abu yang terdapat pada daun arogo muda yaitu sebesar 5,9% dan kadar abu

yang diperolah pada daun arogo tua yaitu sebesar 5,2%. Kadar abu diperoleh

dengan cara membandingkan berat abu dengan berat sampel dan dikalikan dengan

100%. Dari hasil yang diperoleh kadar abu pada daun arogo muda lebih besar

dibandingkan kadar abu pada daun arogo tua. Berdasarkan hasil yang diperoleh

bahwa kadar abu yang terdapat dalam daun arogo muda dan daun arogo tua telah

memenuhi syarat bahwa kadar abu tidak boleh lebih dari 10,2% (Depkes RI., 2009).
30

4.2.6. Panjang Gelombang Maksimum (𝜸 Maks) Kuersetin

Penentuan panjang gelombang maksimum kuersetin dilakukan dengan

running pada panjang gelombang 400-500 nm. Hasil running menunjukkan panjang

gelombang maksimum larutan kuersetin berada pada panjang gelombang 426 nm.

Penentuan panjang gelombang maksimum bertujuan untuk mengetahui daerah

serapan yang dapat dihasilkan berupa nilai absorbansi menggunakan

spektrofotometri ultraviolet visible (UV-Vis) yang digunakan untuk mengukur

serapan larutan baku dan sampel ekstrak daun arogo (Premna serratifolia).

4.2.7. Analisis Kadar Flavonoid

4.2.7.1. Pembuatan Kurva Standar Kuersetin

Penentuan kadar flavonoid total pada ekstrak daun arogo muda dan daun

arogo tua digunakan kuersetin sebagai larutan standar yang akan digunakan sebagai

pembanding dengan deret konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, dan 100

ppm pada panjang gelombang 426 nm. Penggunaan deret konsentrasi bertujuan

untuk menentukan kadar flavonoid menggunakan metode persamaan kurva baku

untuk mendapatkan persamaan garis linear yang digunakan untuk menghitung

konsentrasi flavonoid. Warna yang diperoleh dari larutan standar kuersetin

berwarna kuning. Hal ini menunjukkan adanya senyawa flavonoid yang terdapat

pada larutan standar (Chang, et al., 2002). Pemilihan larutan standar kuersetin

sebagai pembanding dikarenakan kuersetin merupakan senyawa flavonoid

golongan flavonol yang mempunyai gugus keto pada atom C-4 dan gugus hidroksil

pada atom C-3 dan C-5 yang bertetangga. (Bag, et al., 2014)
31

Pengukuran absorbansi pada larutan standar kuersetin untuk pembuatan kurva

kalibrasi, yang bertujuan untuk menentukan kadar senyawa flavonoid melalui

persamaan regresi linier. Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan dengan cara

meghubungkan nilai konsentrasi larutan standar kuersetin dengan nilai absorbansi

larutan standar kuersetin, sehingga diperoleh persamaan regresi linier yaitu y =

0,0048x +0,1408 dengan nilai koefisien korelasi r = 0,9697 . Nilai r yang mendekati

satu menunjukkan bahwa kurva kalibrasi adalah linier. Persamaan kurva kalibrasi

dapat digunakan untuk sebagai pembanding untuk menentukan konsentrasi

senyawa flavonoid pada ekstrak daun arogo muda dan daun arogo tua.

4.2.7.2. Penentuan Kadar Flavonoid

Metode yang digunakan untuk menentukan kadar flavonoid total pada

penelitian ini menggunakan metode kalorimetri. Prinsip dari metode kalorimetri

yaitu penambahan AlCl3 akan yang akan membentuk kompleks asam yang stabil

dengan C-4 gugus keton, serta C-3 gugus hidroksil dari flavon dan flavonol. Selain

itu, AlCl3 juga membentuk kompleks dengan asam dengan gugus ortodihidroksil

pada cincin A atau pada cincin B dari senyawa-senyawa flavonoid sehingga

memiliki serapan maksimum pada panjang gelombang 426 nm (Chang et al, 2002).

Gambar 4.2. Reaksi pembentukkan komplek flavonoid- AlCl3 (Chang et al, 2002)
32

Perlakuan yang dilakukan untuk menentukan kadar flavonoid total pada

sampel yaitu menambahkan AlCl3 pada larutan daun arogo muda dan daun arogo

tua. Penambahan AlCl3 berfungsi untuk dapat membentuk kompleks, sehingga

terjadi pergerakkan pada panjang gelombang kaearah visible (tampak) yang

ditandai dengan larutan menghasilkan warna yang lebih kuning. Pada penetapan

kadar flavonoid penambahan kalium asetat yang bertujuan untuk mempertahankan

panjang gelombang pada daerah visible.(Wang et al., 2018).

Perlakuan inkubasi selama 30 menit sebelum pengukuran bertujuan agar reaksi

berjalan sempurna, sehingga indeks warna yang dihasilkan lebih maksimal.

Sehingga hasil yang diperoleh dari pengukuran absorbansi pada sampel daun arogo

muda dan daun daun arogo tua pada panjang gelombang 426 nm yaitu untuk sampel

daun arogo muda (1) diperoleh serapannya sebesar 0,471, daun arogo muda (2)

diperoleh serapannya sebesar 0,616 dan pada daun arogo muda (3) diperoleh

serapannya sebesar 0,546 sedangkan pada sampel daun arogo tua (1) diperoleh

serapannya sebesar 0,521, daun arogo tua (2) diperoleh serapannya sebesar 0,420

dan daun arogo tua (3) diperoleh serapannya sebesar 0,352. Hasil yang diperoleh

pada penelitian ini menunjukkan bahwa absorbansi sampel daun arogo muda lebih

besar dibandingkan dengan absorbansi daun arogo tua.

Selanjutnya menghitung konsentrasi dari masing-masing sampel daun arogo

muda dan daun arogo tua. Hasil konsentrasi yang diperoleh pada daun arogo muda

(1) yaitu 69 mg/L, daun arogo muda (2) yaitu 99 mg/L dan daun arogo muda (3)

yaitu 84 mg/L. Sedangkan konsentrasi yang diperolah pada daun arogo tua (1) yaitu

79 mg/L, daun arogo tua (2) yaitu 58 mg/L, dan daun arogo muda (3) yaitu 44 mg/L.
33

Selanjutnya menghitung kadar flavonoid total pada ekstrak daun arogo muda

dan daun arogo tua. Hasil yang diperoleh pada daun arogo muda (1) sebanyak 138

mg/100g, daun arogo muda (2) sebanyak 198 mg/100g, daun arogo muda (3)

sebanyak 168 mg/100g. Sedangkan pada daun arogo tua (1) diperoleh kadar

flavonoid total sebanyak 158 mg/100g, daun arogo tua (2) sebanyak 116 mg/100g

dan pada daun arogo tua (3) sebanyak 88 mg/100g. Sehingga hasil penelitian

diperoleh rata-rata kadar flavonoid total pada pada daun arogo muda yaitu 168 ± 30

mg/100g yang berarti dalam 100 gram ekstrak sampel daun arogo muda

mengandung flavonoid sebanyak 168 ± 30 mg. Sedangkan hasil penelitian

diperoleh rata-rata kadar flavonoid total pada pada daun arogo tua yaitu 121 ± 35

mg/100g yang berarti dalam 100 gram ekstrak sampel daun arogo muda

mengandung flavonoid sebanyak 121 ± 35 mg.

Absorbansi 426 nm
180 I
160
140 II
120
100
80 Kadar Flavonoid
60
40
20
0
Muda Tua

Gambar 4.3. Grafik perbandingan rata-rata kadar flavonoid total pada daun
arogo muda dan tua.

Berdasarkan data pada grafik 4.3 Menunjukkan bahwa kadar flavonoid total

ekstrak daun arogo muda lebih besar dibandingkan dengan kadar flavonoid total

pada ekstrak daun arogo tua. Berdasarkan literatur menunjukkan bahwa kadar
34

flavonoid meningkat pesat pada daun muda sedangkan pada daun tua kadar

flavonoid menurun. Perbedaan kadar flavonoid total pada ekstrak daun arogo muda

dan daun arogo tua dipengaruhi oleh morfologi dan bertambahnya usia daun.

(Bhakta & Ganjewala, 2009).

Perbedaan kandungan komponen kimia dipengaruhi oleh gejala metabolisme

daun pada masing-masing perkembangan daun yang berhubungan dengan proses

fotosintesis. Klorofil merupakan pigmen daun yang berperan penting dalam proses

fotosintesis yang dapat menyerap sinar matahari. Semakin banyak kandungan

klorofil akan meningkatkan kemampuan daun untuk melakukan fotosintesis yang

akan mempengaruhi metabolisme daun. Kandungan klorofil dipengaruhi oleh umur

daun, semakin meningkat perkembangan daun maka kandungan klorofil juga akan

meningkat akan tetapi samakin tua umur daun kemampuan dalam berfotosintesis

pun mulai menurun secara perlahan (Richardson et al., 2002).

Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa daun arogo muda sangat baik

digunakan sebagai antioksidan yang berfungsi mencegah terjadinya reaksi

oksidasi/radikal bebas yang dapat mecegah kadar kolesterol, asam urat, dan tekanan

darah tinggi dibandingkan dengan daun arogo tua. Karena kadar flavonoid yang

terdapat daun arogo muda lebih banyak dibandingkan dengan daun arogo tua.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil rata-rata kadar

flavonoid total pada masing-masing ekstrak daun arogo muda dan ekstrak daun

arogo tua menggunakan spektrofotometri UV-Vis yaitu rata-rata kadar flavonoid

total pada ekstrak daun arogo muda adalah 168 ± 30 mg/100g sedangkan rata-rata

kadar flavonoid total pada ekstrak daun arogo tua adalah 121 ± 35 mg/100g.

5.2. Saran

Sebaiknya peneliti berikutnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan dengan

berbagai jenis pelarut dan diharapkan peneliti melakukan penelitian lanjutan

dengan uji aktivitas antioksidannya.

35
36

DAFTAR PUSTAKA

Alhabsi, N. (2020). Analisis kadar flavonoid pada ekstrak daun sukun tua
(Artocarpus altilis). Skripsi, Program Sarjana, Universitas Tadulako. Palu.
Tidak Dipublikasikan.

Allaby, M. (2019). Kamus ilmu tumbuhan. Pers: Universitas Oxsford.

Alzubedy, B. A. H. H., Alhamdany, S. O. M., Alkazaly, R. K. M., Alzubedy M. A.


A., Kareem, Z. A., Alsadie, H. A. K. H., Sadoon, A. H. (2016). Biological
effect of lawsonia inermis plant. Al-Mustansiriyah Journal of Science.
27(4): 1-5.

Andarwulan, N., Kusnandar, F., & Herawati, D. ( 2011). Analisis pangan. Jakarta:
PT. Dian Rakyat.

Ari, I. G. K. (2011). Analisis senyawa golongan ekstrak metanol biji buah


rambutan (Nephelium Lappaceum L.). Skripsi, Program Sarjana, Universitas
Tadulako. Palu. Tidak Dipublikasikan.

Bag, G. C., Devi, P. G., & Bhaigyabati. T. (2014). Assessment of total flavonoid
content and antioxidant activity of methanolic rhizome extract of three
Hedychium species of Manipur valley. International Journal of
Phamaceutical Sciences Review and Research. 30(1), 154-159.

Bhakta, D., & Ganjewala, D. (2009). Effect of leaf on total phenolic content,
flavonoid and proanthocyanidins and antioxidant activity in lantana cemara
(L). Journal Of Scientific Research. 1(2), 363-369.

BPOM RI. (2014). Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Jakarta: Badan


Pengawasan Obat dan Makanan Reublik Indonesia.

Chang, C. C., Yang, M.H., Chern, J.C. (2002). Estimation of total flavonoid content
in propolis by wo complementary colorimetric methods. Journal of food and
Drug Analysis 10: 178-182.

Depkes RI., 2009, Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:


261/MENKES/SK/IV/2009 tentang Farmakope Herbal Indonesia,Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Devi, S. & Mulyani, T. (2017). Uji Aktivitas ekstrak Etanol daun pacar kuku
(Lawsonia inermis L.) pada bakteri pseudomonas aerugiosa. Skripsi,
Program Sarjana, Universitas Muhamadiyah Banjarmasin. Banjarmasin.

Dirjen POM. (2000). Parameter standar umum ekstrak tanaman tumbuhan obat.
Jakarta: Depkes RI.
37

Fahira, J. (2020). Analisis kadar flavonoid pada ekstrak daun pacar (Lawsonia
inermis L.). Skripsi, Program Sarjana, Universitas Tadulako. Palu. Tidak
Dipublikasikan.

Hadiarti, D. (2017). Uji aktivitas ekstrak buas-buas (Premna serratifolia) sebagai


anti kolestrol secara in-vitro. Ar-Razi Jurnal Ilmiah. 5(1).
Kesumasari, N. M., Napitupulu, M., & Jura, M. R. (2018). Analisis kadar flavonoid
pada batang jarak pagar (Jatropha curcas L.) jarak merah (Jatropha
gossypifolia L.) dan jarak kepyar (Ricinus communis L.). Jurnal Akademika
Kimia. 7(2): 28-31.

Khopkar, S. M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.

Khopkar, S. M. (2010). Konsep dasar kimia analitik. Diterjemah oleh A.


Saptoraharja. Jakarta: UI-Press.

Lashmin, Yulia, K. (2016). Pengaruh konsentrasi pigmen warna dari daun pacar
kuku (Lawsonialnermis L.) terhadap efesiensi dye sensitized solar cell
(DSSC). Skripsi, Program Sarjana, Universitas Islam Negeri Alaudin.
Makassar.

Miryanti, Y. I. P. A., Sapei, L., Budiono, K., & Indra, S. (2011). Ekstraksi
antioksidan dari kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Skripsi,
Universitas Parahyangan. Bandung.

Narulita, H. (2014). Studi praformulasi ekstrak etanol 50 % kulit buah manggis


(Garcinia mangostana L.). Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan. Jakarta.

Nasir, A. (2020). Analisis golongan senyawa kimia ekstrak etanol akar, batang dan
daun tumbuhan tutup bumi (Elephantopus mollis Kunth) dengan metode KLT.
Skripsi. Universitas Perintis Indonesia. Padang.

Pietta, P. G. (1999). Flavonoid as antioxdants. Journal of Natural Products. 63(7):


1035-1042.

Qoriati, Y. (2018). Optimasi ekstraksi ultrasonik dengan variasi pelarut dan lama
ekstraksi terhadap kadar alkaloid total pada tanaman anting-anting
(Acalypha indica L.) menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Skripsi.
Universitas

Rahmania, P. (2015). Pengaruh Ekstrak daun daun pacar kuku (Lawsonia inermis
L.) 7,5 terhadap penyembuhan ulkus traumatik pada mukosa oral. Skripsi,
Program Sarjana, Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
38

Restuati, M. (2015). Studi aktivitas immunostimulan daun buas-buas (Premna


pubescens.Blumue) pada tikus putih (Rattus norvegicus). Tesis, Program
Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Rezki, A. P. (2016). Analisis kadar flavonoid dan fenolat pada kulit buah manggis
(Garcinia mangostana L.). Skripsi, Program Sarjana, Universitas Tadulako.
Palu. Tidak Dipublikasikan.

Richardson, A. D., Dugan, S. P., Berlyn, G. P. 2002. An Evaluation of Noninvasive


Mehtods to Estimate Foliar Chlorophyll Content. USA. Jurnal Phytologist
153 (1): 185- 194.

Sitorus, & Marham. (2009). Spektroskopi elusidasi struktur molekul organik edisi
pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.

SNI 01-2891:1992. (1992) tentang Cara uji makanan dan minuman. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.

Sudarmadji S. (2007). Analisis bahan makanan dan pertanian. Yogyakarta:


Liberty.

Sudarmadji, Haryono & Suhardi, B. (1989). Analisa bahan makanan dan pertanian.
Yogyakarta Libery Yogyakarta.

Vavidu, R., suresh, A. J., Girinath, K., Kannan, P. B., Vimala, R., & Kumar, N. M.
S. (2009). Evaluation of hepatoprotective and in-vitro cytotoxic activity of
leaves of premna serratifolia Lin. J . Sci. Res. 1(1): 145-152.

Veronika, V., Wibowo, A. M., & Harlia. (2016). Aktivitas antioksidan dan
toksisitas ekstrak buah buas buas (Premna serratifolia). JKK. 5(3): 45-51.

Wahyuni, S. (2017). Penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak kental etanol
kulit salak (Salacca zalacca). Skripsi, Program Sarjana, Universitas
Tadulako. Palu. Tidak Dipublikasikan.

Wang, T., Li, Q., & Bi, K. (2018). Bioactive flavonoids in medical plants. Structure,
Activity and Biological Fate: Asian Journal Of Pharmacuetical Sciences.
13(1): 12-23.

Wicaksono, I. B., & Ulfa, M. (2017). Uji Aktivitas antioksidan kombinasi ekstrak
Etanol daun sirsak (Amnona muricata L.) dan daun jambu biji (Psidium
guajava L.) dengan metode DPPH (2,2-difenil-pikrihidrazil). Inovasi
Teknik Kimia. 2(1): 44-48.
39

LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Prosedur Kerja

1. Tahap Preparasi Sampel

• Daun Arogo Muda dan Daun Arogo Tua

Daun Arogo

- Dicuci dengan air bersih


- Dipotong kecil-kecil
- Dihaluskan
- Diayak

Serbuk daun arogo


40

• Tahap Penentuan Kadar Air

o Kadar Air Daun Arogo Muda

Sampel Daun Arogo

• Ditimbang 5 gram
sampel dan dimasukkan
didalam cawan penguap
yang sudah diketahui
beratnya
5 gram sampel daun Arogo

• Dipanaskan didalam
oven pada suhu 105 0 C
selama 30 menit
Sampel Kering

• Didinginkan didalam
desikator selama15
menit
• Ditimbang
menggunakan neraca
analitik
Sampel Kering 4,5403 gram

• Ditentukan kadar airnya

9,3%
41

o Kadar Air Daun Arogo Tua

Sampel Daun Arogo

• Ditimbang 5 gram
sampel dan dimasukkan
didalam cawan penguap
yang sudah diketahui
beratnya

5 gram sampel daun Arogo

• Dipanaskan didalam
oven pada suhu 105 0 C
selama 30 menit
Sampel Kering

• Didinginkan didalam
desikator selama15
menit
• Ditimbang
menggunakan neraca
analitik
Sampel kering 4,5922 gram

• Ditentukan kadar airnya

8,2 %
42

• Tahap Penentuan Kadar Abu

o Penentuan Kadar Abu Daun Arogo Muda

Sampel Daun Arogo

• Ditimbang sebanyak 4 gram

4 gram sampel

• Diabukan didalam tanur pada suhu


6000C selama 3 jam

Sampel Abu

• Didiamkan didalam desikator


• Ditimbang menggunakan neraca
analitik

0,2353 gram

• Ditentukan kadar abunya

5,9 %
43

o Penentuan Kadar Abu Daun Arogo Tua

Sampel Daun Arogo

• Ditimbang sebanyak 4 gram

4 gram sampel

• Diabukan didalam tanur pada suhu


6000C selama 3 jam

Sampel Abu

• Didiamkan didalam desikator


• Ditimbang menggunakan neraca
analitik

0,20745 gram

• Ditentukan kadar abunya

5,2 %
44

2. Tahap Ekstraksi Sampel

• Daun Arogo Muda dan Daun Arogo Tua

Serbuk Daun Arogo

- Ditimbang sebanyak 10 gram


- Dimasukkan dalam erlenmeyer
- Ditambahkan 250 mL etanol 96 %
- Ditutup dengan aluminium foil
- Disaring

Filtrat Residu

- Dipekatkan dengan Rotary vacum evaporator

Ekstrak kental
daun Arogo
45

3. Pembuatan Larutan Standar Kuersetin

0,0062 g kuersetin

- Dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL


- Ditambahkan etanol 96 % sampai tanda batas

Lautan stok 250 ppm

20 ppm 40 ppm 60 ppm 80 ppm 100 ppm


46

4. Analisis Kadar Flavonoid


A. Pembuatan kurva baku kuersetin

0,0062 g Kuersetin

- Dimasukan kedalam labu ukur 25 mL


-Ditambahkan etanol 96 % sampai tanda
batas

Larutan stok 250 ppm

20 ppm 40 ppm 60 ppm 80 ppm 10 ppm

- Diambil masing-masing 0,5 mL larutan standar


- Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berbeda
- Diambahkan 1,5 mL etanol 96 %
- Ditambahkan 0,1 mL AlCl3 10 %
- Ditambahkan 0,1 kalium asetat 1 M
- Ditambahkan 2,8 aquades
-Didiamkan selama 30 menit pada suhu ruang

Larutan Bewarna Kuning

- Dianalisis absorbansinya menggunakan


spektrofotometri UV-Vis pada Panjang gelombang

Abs=0,199 Abs=0,381 Abs=0,416 Abs=0,558 Abs=0,590


47

B. Analisis Kadar Flavonoid Ekstrak Daun Arogo Muda

Ekstrak Daun Arogo

Ditimbang 0,5 gram daun arogo


Ditambahkan 10 mL aquades
Diambil 0,5 mL larutan ekstrak daun arogo

0,5 mL 0,5 mL 0,5 mL

-Ditambahakan 1,5 mL -Ditambahakan 1,5 mL -Ditambahakan 1,5 mL


etanol 96% etanol 96% etanol 96%
-Ditambahakan 0,1 mL -Ditambahakan 0,1 mL -Ditambahakan 0,1 mL
AlCl3 10 % AlCl3 10 % AlCl3 10 %
-Ditambahkan 0,1 mL -Ditambahkan 0,1 mL -Ditambahkan 0,1 mL
kalium asetat 1 M kalium asetat 1 M kalium asetat 1 M
-Didiamkan selama 30 -Didiamkan selama 30 -Didiamkan selama 30
menit pada suhu ruang menit pada suhu ruang menit pada suhu ruang
o D o D
i i
t t
Larutan berwarna Larutan berwarna Larutan berwarna
a a
kuning kuning k uning
m m
b b
a
-Dianalisis absorbansinya -Dianalisis absorbansinya -Dianalisis absorbansinya a
h h
menggunakan menggunakan menggunakan
k
spektrofotometri UV-Vis spektrofotometri UV-Vis spektrofotometri UV-Vis k
pada Panjang gelombang pada Panjang gelombang a pada Panjang gelombang a
n n
0 0
, ,
Abs= 0,471 1
Abs= 0,546 1
Abs= 0,616
m m
L L
k k
a a
l l
i i
u u
m
48

C. Analisis Kadar Flavonoid Ekstrak Daun Arogo Tua

Ekstrak Daun ArogoTua

Ditimbang 0,5 gram daun arogo


Ditambahkan 10 mL aquades
Diambil 0,5 mL larutan ekstrak daun arogo

0,5 mL 0,5 mL 0,5 mL

-Ditambahakan 1,5 mL -Ditambahakan 1,5 mL -Ditambahakan 1,5 mL


etanol 96% etanol 96% etanol 96%
-Ditambahakan 0,1 mL -Ditambahakan 0,1 mL -Ditambahakan 0,1 mL
AlCl3 10 % AlCl3 10 % AlCl3 10 %
-Ditambahkan 0,1 mL -Ditambahkan 0,1 mL -Ditambahkan 0,1 mL
kalium asetat 1 M kalium asetat 1 M kalium asetat 1 M
-Didiamkan selama 30 -Didiamkan selama 30 -Didiamkan selama 30
menit pada suhu ruang menit pada suhu ruang menit pada suhu ruang
o D o D
i i
t t
Larutan berwarna Larutan berwarna Larutan berwarna
a a
kuning kuning kuning
m m
b b
a -Dianalisis absorbansinya a
-Dianalisis absorbansinya -Dianalisis absorbansinya
h menggunakan h
menggunakan menggunakan
spektrofotometri UV-Vis k spektrofotometri UV-Vis k
spektrofotometri UV-Vis
pada Panjang gelombang pada Panjang gelombang a pada Panjang gelombang a
n n
0 0
, ,
Abs= 0,521 Abs= 0,420 Abs=10,352 1
m m
L L
k k
a a
l l
i i
u u
m
49

Lampiran 2. Analisis Data

1. Analisis Kadar Air dan Kadar Abu


No Sampel Berat Awal (gram) Berat Akhir (gram)

1. Daun Arogo Muda 5,0043 4,5586


(A)
2. Daun Arogo Muda 5,0009 4,5219
(B)
3. Daun Arogo Tua 5,0078 4,5799
(A)
4. Daun Arogo Tua 5,0014 4,6044
(B)

➢ Analisis Kadar Air

• Daun Arogo Muda (A)

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟


Kadar Air % = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙

5,0043−4,5586
= 𝑥 100%
5,0043

0,4457
= 5,0043 𝑥 100%

= 0,089x 100%

= 8,9 %
50

• Daun Arogo Muda (B)

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟


Kadar Air % = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙

5,0009−4,5219
= 𝑥 100%
5,0009

0,479
= 𝑥 100%
5,0009

= 0,095 x 100%

= 9,6%
Rata-rata kadar air pada daun arogo muda yaitu:
8,9 %+9,6 %
Kadar Air % = 2

18,5 %
= 2

= 9,25 %

= 9,3%

• Daun Arogo Tua (A)

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟


Kadar Air = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙

5,0078−4,5799
= 𝑥 100%
5,0078

0,4279
= 5,0078 𝑥 100%

= 0,085x 100%

= 8,5 %
51

• Daun Arogo Tua (B)

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟


Kadar Air = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙

5,0014−4,6044
= 𝑥 100%
5,0014

0,367
= 5,0014 𝑥 100%

= 0,079 x 100%

= 7,9 %

Rata-rata kadar air pada daun arogo tua yaitu:


8,5 %+7,9 %
Kadar Air % = 2

16,4 %
= 2

= 8,2 %
52

➢ Analisis Kadar Abu

Sampel Berat Berat Cawan + Berat Abu Berat Sampel


Cawan Abu Awal
Daun Muda A 54,0881 54,3310 0,2429 4,0038
Daun Muda B 57,2162 57,4439 0,2277 4,0028
Daun Tua A 61,1093 61,3055 0,1962 4,0013
Daun Tua B 57,6246 57,8433 0,2187 4,0054

• Daun Arogo Muda A

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑏𝑢
Kadar Abu = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙
𝑥 100 %

0,2429
= 4.0038 𝑥 100 %

= 0,0606 x 100%

= 6,1 %

• Daun Arogo Muda B

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑏𝑢
Kadar Abu = 𝑥 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙

0,2277
= 𝑥 100 %
4.0028

= 0,0569 %

= 5,7 %

Rata-rata kadar abu pada daun arogo muda yaitu :


6,1 %+5,7%
Kadar Abu = 2
11,8 %
= 2

= 5,9 %
53

• Daun Arogo Tua A


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑏𝑢
Kadar Abu = 𝑥 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙

0,1962
= 4.0013 𝑥 100 %

= 0,0490 x 100%
= 4,9 %
• Daun Arogo Tua B
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑏𝑢
Kadar Abu = 𝑥 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙

0,2187
= 4.0054 𝑥 100 %

= 0,0546 x 100%
= 5,5%
Rata-rata kadar abu pada daun arogo tua yaitu :
4,9%+5,5%
Kadar Abu =
2
10,4%
= 2

= 5,2%
54

2. Pembuatan Larutan Standar


Pembuatan larutan deret standar dengan konsentrasi larutan 20 ppm, 40 ppm,

60 ppm, 80 ppm dan 100 ppm dibuat dengan cara mengambil dari larutan standar

250 ppm yang sudah tersedia.

a) 20 ppm

M1 X V1 = M2 X V2

250 ppm x V1 = 20 ppm x 10 mL


20 𝑝𝑝𝑚 𝑥 10 𝑚𝐿
V1 = 250 𝑝𝑝𝑚

= 0,8 mL

b) 40 ppm

M1 X V1 = M2 X V2

250 ppm x V1 = 40 ppm x 10 mL


40 𝑝𝑝𝑚 𝑥 10 𝑚𝐿
V1 = 250 𝑝𝑝𝑚

= 1,6 mL

c) 60 ppm

M1 X V1 = M2 X V2

250 ppm x V1 = 60 ppm x 10 mL


60 𝑝𝑝𝑚 𝑥 10 𝑚𝐿
V1 = 250 𝑝𝑝𝑚

= 2,4 mL
55

d) 80 ppm

M1 X V1 = M2 X V2

250 ppm x V1 = 80 ppm x 100 mL

80 𝑝𝑝𝑚 𝑥 10 𝑚𝐿
V1 = 250 𝑝𝑝𝑚

= 3,2 mL

e) 100 ppm

M1 X V1 = M2 X V2

250 ppm x V1 = 80 ppm x 10 mL


100 𝑝𝑝𝑚 𝑥 10 𝑚𝐿
V1 = 250 𝑝𝑝𝑚

= 4 mL

3. Pembuatan Kalium Asetat 1 M

• Pembuatan kalium asetat dalam 10 mL

𝑚 1000
M = 𝑀𝑟 X 𝑉 (𝑚𝐿)

𝑚 1000
1M= X
98 𝑔/𝑚𝑜𝑙 10 𝑚𝐿

m. 1000 = 1M x 98 g/mol x 10 mL

𝑔
1 𝑀 𝑥 98 𝑥 10 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙
m= 1000

98
m = 1000 = 0,98 gram
56

4. Pembuatan AlCl3 10 %

AlCl3 10 % dalam 25 mL

M1 x V1 = M2 x V1

10 gram x 50 mL = M2 X 100 mL

10 𝑔 𝑥 50 𝑚𝐿 500 𝑔𝑟𝑎𝑚/ 𝑚𝐿
M2 = = = 5 gram
100 𝑚𝐿 100 𝑚𝐿

5. Pembuatan larutan standar kuersetin 250 ppm


250
250 ppm = x 100
106

= 0,00025 x 100

= 0,025 g dalam 100 mL etanol

= 0,0062 g dalam 25 mL etanol


57

Lampiran 3. Perhitungan Kurva Baku Larutan Standar

1.Perhitungan Persamaan Regresi

Konsentrasi Absorbansi X2 Y2 XY
Kuersetin 426 nm
(ppm)
20 0,199 400 0,039601 3,98

40 0,381 1.600 0,145161 15,24

60 0,416 3.600 0,173056 24,96

80 0,558 6.400 0,311364 44,64

100 0,590 10.000 0,3481 59

∑ 300 ∑ 2,144 ∑ 22.000 ∑ ∑

1,017282 147,82

Y = ax + b
𝑛 ∑𝑋𝑌− ∑𝑋 .∑𝑌 5 𝑥 (147,82)−(300 𝑥2,144)
a= =
𝑛 ∑𝑋 2 −(∑𝑋)2 5 𝑥 22.000−(300)2

739,1−643,2
=110.000−90.000
95,9
=20.000

= 0,004795 a
= 0,0048a
∑𝑌−(𝑎 𝑥 ∑𝑋) 2,144−( 0,0048 𝑥 300)
b= =
𝑛 5
2,144−1,44
= 5
0,704
=
5

= 0,1408 b
Jadi nilai Y = 0,0048x + 0,1408
58

2. Gambar Kurva Baku Larutan Standar Kuersetin

Absorban
0.7
y = 0.0048x + 0.1408
0.6 0.59
0.558
0.5
R² = 0.969
0.4 0.416
0.381
0.3

0.2 0.199

0.1

0
20 40 60 80 100

Lampiran 4. Perhitungan Kadar Flavonoid Total pada Ekstrak Daun Arogo


Muda
No Sampel Absorbansi Konsentrasi Kadar Rata-Rata
Flavonoid Flavonoid Kadar
(mg/L) (mg/100g) Flavonoid
1. Ekstrak 0,471 69 138
Daun
Arogo 1
2. Ekstrak 0,616 99 198
Daun 168
Arogo 2
3. Ekstrak 0,546 84 168
Daun
Arogo 3
59

1. Konsentrasi Sampel Daun Arogo Muda


Y = ax + b
Y = 0,0048x + 0,1408
a. Daun Arogo Muda 1

𝑌−𝑏
X= 𝑎

0,471−0,1408
= 0,0048

0,3302
= 0,0048

= 68,7917 mg/L

= 69 mg/L

b. Daun Arogo Muda 2


𝑌−𝑏
X= 𝑎

0,616−0,1408
= 0,0048

0,4752
= 0,0048

= 99 mg/L

c. Daun Arogo Muda 3


𝑌−𝑏
X= 𝑎

0,546−0,1408
= 0,0048

0,4052
=
0,0048

= 84,42 mg/L

= 84 mg/L
60

2. Kadar Flavonoid Total

𝐶𝑥𝑉
F= x 100
𝑚

Dimana:

F = Kadar Flavonoid (mg/100 gram)


C = Konsentrsi Sampel (mg/L)
V = Volume Ekstrak ( L)
M = Massa sampel (gram)

a. Daun Arogo Muda 1

Dik:

M = 0,5 gram

C = 69 mg/L

V = 0,01 L

Ditanya F =………?

Penyelesaian:
𝐶𝑥𝑉
F= x 100
𝑚

𝑚𝑔
69 𝑥 0,01 𝐿
𝐿
= x 100
0,5 𝑔

0,69 𝑚𝑔
= x 100
0,5𝑔

= 1,38 mg/g x 100

= 138 mg/g
61

b. Daun Arogo Muda 2

Dik:

M = 0,5 gram

C = 99 mg/L

V = 0,01 L

Ditanya F =………?

Penyelesaian:
𝐶𝑥𝑉
F= x 100
𝑚

𝑚𝑔
99, 𝑥 0,01 𝐿
𝐿
= x 100
0,5 𝑔

0,99𝑚𝑔
= x 100
0,5𝑔

= 1,98mg/g x 100

= 198 mg/g

c. Daun Arogo Muda 3

Dik:

M = 0,5 gram

C = 84 mg/L

V = 0,01 L

Ditanya F =………?

Penyelesaian:
𝐶𝑥𝑉
F= x 100
𝑚

𝑚𝑔
84 𝑥 0,01 𝐿
𝐿
= x 100
0,5 𝑔
62

0,84 𝑚𝑔
= x 100
0,5𝑔

= 1,68 mg/g x 100

= 168 mg/g

Jadi Rata-rata kadar flavonoid yang terdapat dalamsampel daun arogo muda yaitu:
138+198+168
=
3

= 168 mg/g

Lampiran 5. Perhitungan Kadar Flavonoid Total pada Daun Arogo Tua


• Daun Arogo Tua
No Sampel Absorbansi Konsentrasi Kadar Rata-Rata
Flavonoid Flavonoid Kadar
(mg/L) (mg/100g) Flavonoid
1. Ekstrak 0,521 79 158
Daun Arogo
1
2. Ekstrak 0,420 58 116 121
Daun Arogo
2
3. Ekstrak 0,352 44 88
Daun Arogo
3

2. Konsentrasi Daun Arogo Tua

Y = ax + b
Y = 0,0048x + 0,1408
a. Daun Arogo Tua 1

𝑌−𝑏
X= 𝑎
0,521−0,1408
= 0,0048

0,3802
= 0,0048
63

= 79,21 mg/L

= 79 mg/L

b. Daun Arogo Tua 2


𝑌−𝑏
X= 𝑎

0,420−0,1408
=
0,0048

0,2792
= 0,0048

= 58,16 mg/L

= 58 mg/L

c. Daun Arogo Tua 3


𝑌−𝑏
X= 𝑎

0,352−0,1408
= 0,0048

0,2112
= 0,0048

= 44 mg/L

2. Kadar Flavonoid Total pada daun Arogo Tua


𝐶𝑥𝑉
F= x 100
𝑚

Dimana:

F = Kadar Flavonoid (mg/100 gram)

C = Konsentrsi Sampel (mg/L)

V = Volume Ekstrak ( L)

M = Massa sampel (gram)


64

a. Daun Arogo Tua 1

Dik:

M = 0,5 gram

C = 79 mg/L

V = 0,01 L

Ditanya F =………?

Penyelesaian:
𝐶𝑥𝑉
F= x 100
𝑚

𝑚𝑔
79 𝑥 0,01 𝐿
𝐿
= x 100
0,5 𝑔

0,79 𝑚𝑔
= x 100
0,5𝑔

= 1,58 mg/g x 100

= 158 mg/g

b. Daun Arogo Tua 2

Dik:

M = 0,5 gram

C = 58 mg/L

V = 0,01 L

Ditanya F =………?

Penyelesaian:
𝐶𝑥𝑉
F= x 100
𝑚

𝑚𝑔
58 𝑥 0,01 𝐿
𝐿
= 0,5 𝑔
x 100
65

0,58 𝑚𝑔
= x 100
0,5𝑔

= 1,16 mg/g x 100

= 116 mg/g

c. Daun Arogo Tua 3

Dik:

M = 0,5 gram

C = 44 mg/L

V = 0,01 L

Ditanya F =………?

Penyelesaian:
𝐶𝑥𝑉
F= x 100
𝑚

𝑚𝑔
44 𝑥 0,01 𝐿
𝐿
= x 100
0,5 𝑔

0,44 𝑚𝑔
= x 100
0,5𝑔

= 0,88 mg/g x 100

= 88 mg/g

Jadi Rata-rata kadar flavonoid yang terdapat dalam daun arogo tua yaitu:

158+116+88
F= 3

= 120,67 mg/g

= 121 mg/g
66

Lampiran 6. Perhitungan Standar Deviasi

a. Standar Deviasi Ekstrak Daun Arogo Muda

Dik: Perlakuan 1 = 138 mg/100g


Perlakuan 2 = 198 mg/100g
Perlakuan 3 = 168 mg/100g
Rata- Rata Perlakuan = 168 mg/100g
n =3
Dit 𝑠 = ………………?

√∑(𝑥𝑖−𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎)2
𝑠= 𝑛−1

√∑(138−168)2 +(198−168)2 +(168−168)2


= 3−1

√∑(−30)2 +(30)2 +(0)2


=
2

= √900+900
2

√1.800 =
= 2
√900 =30
67

b. Standar Deviasi Ekstrak Daun Arogo Tua

Dik: Perlakuan 1 = 158 mg/100g


Perlakuan 2 = 116 mg/100g
Perlakuan 3 = 88 mg/100g
Rata- Rata Perlakuan = 121 mg/100g
n =3
Dit 𝑠 = ………………?

√∑(𝑥𝑖−𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎)2
𝑠= 𝑛−1

√∑(151−121)2 +(116−121)2 +(88−121)2


= 3−1

√∑(37)2 +(−5)2 +(−33)2


= 2

= √1.369+25+1.089
2

√2.483 =
= √1.241,5 = 35,2349
2

= 35
68

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

a. Proses preparasi sampel daun arogo muda

Daun arogo muda setelah


Daun arogo muda
dipotong kecil-kecil

Daun arogo muda kering Daun arogo muda setelah


diayak
69

b. Proses preparasi sampel daun arogo tua

Daun arogo tua setelah


Daun arogo tua
dipotong kecil-kecil

Daun arogo tua kering Daun arogo tua setelah diayak


70

c. Proses Penentuan Kadar Air

Sampel daun arogo muda 1 setelah mencapai konstan

Sampel daun arogo muda 2 setelah mencapai konstan


71

Sampel daun arogo tua 1 setelah mencapai konstan

Sampel daun arogo tua 2 setelah mencapai konstan


72

d. Dokumentasi Proses Penentuan Kadar Abu

Sampel abu daun arogo muda 1

Sampel abu daun arogo muda 2


73

Sampel abu daun arogo tua 1

Sampel abu daun arogo tua 2


74

e. Dokumentasi Penentuan Kadar Flavonoid pada Daun Arogo

Proses penimbangan sampel Proses penimbangan sampel


daun arogo muda daun arogo tua

Proses shaker pada sampel Sampel dimesarasi


75

Proses pemekatkan ekstrak Ekstrak Pekat

Larutan standar kuersetin Larutan standar kuersetin yang


setelah diencerkan akan dianalisis
76

Sampel daun arogo muda yang Sampel daun arogo tua yang
akan dianalisis menggunakan akan dianalisis menggunakan
spektrofotemetri UV-Vis spektrofotemetri UV-Vis

Proses penentuan panjang Proses penentuan absorbansi pada


gelombang sampel
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90

BIODATA / CURRICULUM VITAE

I. UMUM

1. Nama : Sukma Nengsih

2. Tempat, tanggal lahir : Luwu Timur, 06 Juni 1999

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Nama Orang Tua

a. Ayah : Jumadi

b. Ibu : Amnah
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jln Nuri Lorong Nuri 1 No. 40 D Palu

II. PENDIDIKAN

1. SD : SDN Uekambuno 1

2. SMP : SMP Negeri 3 Ulubongka

3. SMA : SMA Negeri 1 Ampana Kota

4. PT : Universitas Tadulako

Anda mungkin juga menyukai