SUKMA NENGSIH
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pemdidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
i
ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA DAUN
AROGO (Premna serratifolia)
Oleh
SUKMA NENGSIH
A 251 18 100
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pemdidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Sukma Nengsih
NIM: A 251 18 100
v
ABSTRAK
Sukma Nengsih, 2022. Analisis Kadar Flavonoid Total pada Daun Arogo (Premna
serratifolia). Skripsi. Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Tadulako, Palu. Pembimbing Minarni Rama Jura.
Daun arogo (Premna serratifolia) merupakan salah satu jenis tanaman yang
banyak manfaatnya. Salah satu manfaat dari daun arogo (Premna serratifolia) yaitu
dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mencegah atau menurunkan kadar
kolesterol, asam urat dan tekanan darah tinggi. Sampel dalam penelitian ini diambil
dari Desa Kele’i Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten Poso. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid total pada ekstrak daun arogo muda
dan ekstrak daun arogo tua menggunakan spektrofotometri ultra violet visible (UV-
Vis). Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode meserasi dengan pelarut
etanol 96%. Analisis kadar flavonoid total pada ekstrak daun arogo ditentukan
berdasarkan nilai absorban pada panjang gelombang maksimum 𝜆maks = 426 nm
dengan perbandingan kuersetin. Berdasarkan penelitian yang dilakukan hasil yang
diperoleh yaitu kadar flavonoid total yang terdapat pada ekstrak daun arogo muda
sebanyak 168 ± 30 mg/100g sedangkan pada ekstrak daun arogo tua sebanyak 121
± 35 mg/100g. Faktor yang mempengaruhi jumlah kadar flavonoid total pada
ekstrak daun arogo muda dan ekstrak daun arogo tua dipengaruhi oleh morfologi
dan bertambahnya usia daun.
Kata kunci: Daun arogo muda, daun arogo tua, flavonoid, ekstrak etanol,
spektrofotometri ultra violet visible (UV-Vis).
vi
ABSTRACT
Arogo leaf (Premna serratifolia) is one type of plant that has many benefits. One
of the benefits of arogo leaf (Premna serratifolia) is that it is used as a traditional
medicine to prevent or lower cholesterol, uric acid and high blood pressure levels.
The sample in this study was taken from Kele'i Village, East Pamona District, Poso
Regency. This study aims to determine the total flavonoid content in young arogo
leaf extract and old arogo leaf extract using ultra violet visible (UV-Vis)
spectrophotometry. Extraction was carried out using the meeration method with
96% ethanol as solvent. Analysis of total flavonoid content in arogo leaf extract
was determined based on the absorbance value at the maximum wavelength 𝜆max =
426 nm with a ratio of quercetin. Based on the research conducted, the results
obtained are the total flavonoid content contained in the extract of young arogo
leaves as much as 168 ± 30 mg/100g while in the extract of old arogo leaves as
much as 121 ± 35 mg/100g. Factors affecting the total flavonoid content in young
arogo leaf extract and old arogo leaf extract were influenced by morphology and
increasing leaf age.
Keywords: Young arogo leaves, old arogo leaves, flavonoids, ethanol extract,
ultra violet visible (UV-Vis) spectrophotometry.
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita nabi Allah Muhammad
Terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada ibu Dra. Minarni Rama Jura,
M.Si., selaku dosen wali sekaligus pembimbing saya yang senantiasa meluangkan
waktunya untuk membimbing dan memberikan spirit yang sangat berarti bagi
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terima kasih juga saya ucapkan
kepada bapak Drs. Anang Wahid Muhammad Diah, M.Sc.,Ph.D., dan ibu Dra. Sri
Hastuti Virgianti P, M.Si., selaku pembahas yang sudah banyak membimbing dan
terhormat:
2. Dr. Ir.Amirudin Kade, S,Pd., M.Sc, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
ix
3. Dr. H. Nurhayadi, M.Si, Wakil Dek an Bidang Akademik Fakultas Keguruan
4. Abdul Kamaruddin, S.Pd., M.Ed., Ph.D, Wakil Dekan Bidang Umum dan
7. Dr. Tri Santoso, M.Si, selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Kimia.
8. Dosen-Dosen serta seluruh staf Program Studi Pendidikan Kimia yang telah
10. Tante Ineng Ismail atas bantuan, perhatian, dan motivasinya selama ini.
11. Sahabatku Nur Uswatun Hasanah yang selalu ada untuk memberikan
12. Teman-temanku Nur Zahuriyah, Nur Anisa, Rai Windari, Rukmini, Fajriani
Armanda Pondanan, dan Hairun Nisa yang telah banyak membantu selama
penelitianku.
x
14. Hasrina, Metsiana Fri Yulirna Buriko, Fina Alfionita teman satu bimbingan
15. Keluarga besar Pendidikan Kimia angkatan 2018 khususnya kelas C yang telah
memberikan saran, motivasi maupun dukungan dalam melewati suka dan duka
16. Seluruh orang-orang yang telah banyak membantu, mohon maaf bila namanya
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaan bagi semua pihak. Aamiin Ya
Rabbal Alamiin.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xv
xii
2.2. Kajian Teori ........................................................................................ 7
2.2.4. Flavonoid.....................................................................................9
xiii
3.5.6. Pembuatan Larutan Standar Kuesertin ........................................19
5.2. Saran...................................................................................................... 35
LAMPIRAN ..........................................................................................................39
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.5. Hasil Analisi Kadar Flavonoid Total pada Ekstrak Daun Arogo
Muda .................................................................................................... 24
Tabel 4.6. Hasil Analisis Kadar Flavonoid Total pada Ekstrak Daun Arogo
Tua........................................................................................................ 25
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 4. Perhitungan Flavonoid Total pada Ekstrak Daun Arogo Muda ……58
Lampiran 5. Perhitungan Flavonoid Total pada Ekstrak Daun Arogo Tua ……...62
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
hayati yang tersebar diseluruh wilayah. Hal ini dapat dilihat dari berbagai tumbuhan
yang dapat hidup diwilayah tersebut yang memiliki ciri khas baik akar, batang, daun
sebagai obat tradisional. Salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat
mencapai 9 meter dan termasuk kedalam famili Lamiacea (Vadivu et al., 2009).
Daun arogo dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengatasi penyakit
sindrom dispesia (masuk angin), mengatasi penyakit cacingan, dan menambah air
susu ibu. Selain itu, banyak masyarakat yang mengatakan bahwa daun arogo dapat
kolesterol, asam urat dan tekanan darah tinggi yang sangat efektif, tetapi
pengobatan ini hanya berdasarkan pengalaman yang dialami oleh orang tua dan
antioksidan dan toksisitas ekstrak buah arogo menunjukkan bahwa ekstrak buah
arogo pada fraksi etil asetat memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan
nilai IC50 10,286 ppm dan fraksi n-heksana memiliki toksisitas yang tinggi dengan
nilai IC50 38,869 ppm. Penelitian yang dilakukan Hadiarti, (2017) pada ekstrak
1
2
etanol menunjukkan bahwa daun arogo berfungsi sebagai anti kolesterol. Hasil
Flavonoid adalah senyawa fenolik yang ada di alam yang memiliki potensial
akan larut dalam pelarut polar seperti etanol, methanol, dan air (Ari, 2011).
vaskular, dengan lebih dari 8000 senyawa individu yang dikenal. Flavonoid
Daun arogo yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah daun arogo muda
yang terdapat pada urutan ke-2 sampai urutan ke-4 dari pucuk tumbuhan arogo dan
daun arogo tua terdapat pada urutan ke-5 dari pucuk tumbuhan arogo. Sampel daun
arogo yang akan digunakan dalam penelitian ini berasal dari Desa Kele`i,
Sampel diambil didesa Kele’i dikarenakan setiap daerah memeliki lingkungan yang
lingkungan antara lain temperature, sinar ultraviolet dan sinar tampak, nutrisi,
kadar kolesterol, asam urat, dan tekanan darah tinggi, tetapi belum diketahui kadar
flavonoid yang terkandung didalam daun arogo. Maka dari itu, peneliti ingin
(UV-Vis) .
Berapakah kadar senyawa flavonoid total pada ekstrak daun arogo muda dan
ekstrak daun arogo tua dengan menggunakan spektrofotometri ultra violet visible
(UV-Vis) ?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar senyawa flavonoid
total pada ekstrak daun arogo muda dan ekstrak daun arogo tua dengan
masyarakat tentang kadar flavonoid yang terkandung didalam daun arogo yang bisa
flavonoid pada daun arogo dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.
1.5.1. Analisis kadar flavonoid total pada daun arogo (Premna serratifolia) muda
atom karbon C6 –C3 –C6 , yang terdiri dari dua cincin benzena yang dihubungkan
menjadi satu oleh rantai linear yang terdiri dari tiga atom karbon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian yang dilakukan oleh Alhabsi (2020) meneliti tentang analisis kadar
flavonoid pada ekstrak daun sukun tuan (Artocarpus altilis) dengan menggunakan
menggunakan pelarut etanol hasil kadar flavonoid yang diperoleh rata-rata yaitu
192,039 mg/100 g sedangkan pelarut air diperoleh hasil rata-rata 149,322 mg/100
flavonoid total kental etanol kulit salak (Salacca zalacca) menggunakan metode
sebagai standar. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini berdasarkan uji kuanlitatif
menggunakan serbuk Mg dan HCl pekat, kulit buah salak mengandung senyawa
nm, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar flavonoid total dari ekstrak
penentuan kadar flavonoid total dan aktioksidan ekstrak etanol daun bidara
total pada batang jarak pagar (Jatropha curcas L.) mengandung sebanyak 3,9593
mg/L, batang Jarak Merah (Jatropha gossypifolia L.) mengandung sebanyak 1,3092
5
6
mg/L flavonoid total, dan batang jarak kebyar (Ricinus communis L.) mengandung
Penelitian yang dilakukan oleh Rezki (2016) tentang analisis kadar Flavonoid
dan fenolat pada kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Penelitian ini
dalam etanol untuk flavonoid dan pelarut etanol untuk fenolat. Hasil yang diperoleh
kadar flavonoid dan fenolat pada sampel kulit buah manggis adalah 1.271 mg/100
Penelitian oleh Haeria dkk, (2016) Mengenai penentuan kadar flavonoid total
dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun bidara (Ziziphus spina-chisti L). Hasil
penelitian menunjukkan kadar flavonoid total yang diperoleh dari ekstrak etanol
daun bidara (Ziziphus spina-chisti L) adalah sebesar 1,5312 % dan IC50 90,9584
ppm, Nilai ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bidara (Ziziphus spina-
antioksidan dan penetapan kadar flavonoid total ekstrak etil asetat daun kersen
senyawa alkaloid, saponin, fenolik, flavonoid, dan tannin. Hasil pengujian aktivitas
antioksidan ekstrak etil asetat daun kersen dengan nilai IC50 sebesar 53,25 µg/mL
AlCl3 sebagai pembentuk senyawa komplek. Hasil yang diperoleh yaitu didapatkan
kadar rata-rata flavonoid total pada ekstrak buah alpukat biasa sebanyak 10,95%
b/b dengan koefisien variasi sebanyak 0,33% dan pada alpukat mentega
dalam famili lamiaceae, yang memiliki tinggi kurang lebih 6 – 10 m (Allaby, 2019).
Arogo tersebar luas di Afrika Timur, Asia Tenggara, Australia Utara, Kepulauan
Pasifik dan Samudra Hindia. Sebagian besar tumbuhan ini tumbuh ditanah yang
berpasir dan lembab. Arogo dapat ditemukan disepanjang pantai, laut, dan hutan
Nama lain dari arogo yaitu Premna integrifolia dan Premna obtusifolia R.Br.
• Regnum : Plantae
• Divisi : Tracheophyta
• Kelas : Magnoliopsida
• Orde : Lamiales
• Famili : Lamiaceae
• Genus : Premna
berada dihutan dan perkarangan rumah. Selain itu, dapat hidup ditempat yang
terkena cahaya matahari penuh. Tumbuhan ini bercabang, berbatang lembut dan
mudah ditanam dengan stek. Daunnya tumbuh tunggal berbentuk hati, agak besar,
Tanaman arogo memiliki ciri ciri berupa perdu atau pohon, batang berkayu,
bunga majemuk, kecil berwarna putih, dan berbau kuat. Buahnya kecil , bulat,
bergugus, buahnya hijau ketika muda dan setelah masak buahya berwarna ungu
kehitaman, dan terdapat satu biji bulat didalamnya (Leeratiwong et al., 2009).
Kandungan kimia yang terdapat dalam daun arogo yaitu berupa senyawa
al., 2016) .
9
2.2.4. Flavonoid
luas pada tanaman serta makanan yang memiliki manfaat sebagai antivirus, anti
polifenol yang mempunyai 15 atom karbon C6 –C3 –C6 , yang terdiri dari dua cincin
benzena yang dihubungkan menjadi satu oleh rantai linear yang terdiri dari tiga
atom karbon. Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai
antioksidan dan mempunyai bioaktivitas sebagai obat. Pigmen zat warna yang
terdapat dalam tumbuh-tumbuhan seperti zat warna merah, warna ungu, warna biru,
warna kuning, dan warna hijau tergolong dalam senyawa flavonoid (Miryanti dkk,
dimana unit flavonoid terikat pada satu gula. Glikosida adalah kombinasi antara
satu gula dan suatu alkohol yang saling berikatan melalui ikatan glikosida. Pada
prinsipnya ikatan glikosida terbentuk apabila gugus hidroksil dari alkohol beradisi
10
kepada gugus karbonil dari gula, sama seperti adisi alkohol kepada aldehid yang
senyawa polar karena mempunyai sejumlah gugus hidroksil sehingga akan larut
dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, dan air. Gula yang terdapat dalam
flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air, dengan
demikian campuran pelarut dengan air merupakan pelarut yang baik untuk
2.2.5. Spektrofotometri
spektrum dengan panjang gelombang dan fotometri adalah alat pengukur intensitas
ultra violet visible (UV-Vis) adalah penyerapan sinar tampak untuk ultra violet
dengan suatu molekul dapat menyebabkan terjadinya eksitasi molekul dari tingkat
energi dasar ketingkat energi yang paling tinggi. Pengabsorbsian sinar ultra violet
atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi elektron
11
mengukur serapan cahaya pada daerah UV (100-200 nm) dan daerah sinar tampak
(200-700 nm). Prinsip dasar analisis kuantitatif adalah hukum Lambert Beer.
A=-logT=ε.b.C=a.b.C
Keterangan
A =Absorbansi
T = Transmitansi
b = Panjang sel, cm
C = Konsentrasi
2.2.6. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan zat terlarut atau senyawa yang
umumnya zat terlarut yang diekstraksi bersifat tidak larut atau larut sedikit dalam
suatu pelarut tetapi mudah larut dalam pelarut lain. Metode ekstraksi yang tepat
ditentukan oleh tekstur kandungan air bahan-bahan yang akan diekstrak atau
dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
berikut:
Ekstraksi cara dingin artinya tidak ada proses pemanasan selama proses
ekstraksi berlangsung.
a. Metode Maserasi
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif,
zat aktif akan larut dengan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat
aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak
b. Metode Perkolasi
yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi
bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk
zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan. Cairan penyari dialirkan
dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif
sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan
oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di atasnya, dikurangi dengan daya
kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang berperan pada perkolasi
13
antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa,
a. Metode Refluks
pelarut yang volatil. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut
akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks
adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan
didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap
akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi ehingga
b. Metode Soxletasi
Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
digunakan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah
tergolong dalam famili lamiacea, yang memiliki tinggi kurang lebih 6-10 m
(Allaby, 2019). Tumbuhan ini dapat tumbuh ditanah yang berpasir dan lembab.
Tumbuhan ini memiliki batang bercabang, daunya tumbuh tunggal, berbentuk hati,
14
agak besar, susunan daun bertetangga, berbentuk bujur dengan menirus, pangkal
beberapa senyawa kimia salah satunya yaitu senyawa flavonoid. Flavonoid adalah
senyawa fenolik yang ada dialam yang memiliki potensi sebagai antioksidan dan
bioaktifitas sebagai obat. Flavonoid terdapat dalam semua bagian tanaman seperti
akar, batang, daun, buah dan bunga. Diketahui bahwa aktivitas antioksidan dari
flavonoid total pada ekstak daun arogo (Premna serratifolia). Dalam penelitian ini
menggunkan daun arogo muda dan daun arogo tua. Pemilihan daun arogo ini
sebagai sampel penelitian karena diketahui bahwa daun arogo memiliki banyak
manfaat bagi kehidupan kita terutama terhadap penurunan kadar kolesterol, asam
urat dan tekanan darah tinggi. Sehingga, dengan mengetahui kadar flavonoid total
pada ekstrak daun arogo, masyarakat dapat memanfaatkan daun arogo secara
berikut:
Daun Arogo
Membandingkan
daun manakah yang Dimeserasi
banyak mengandung
senyawa flavonoid.
Spektrofotometri UV-Vis
Uji:
-Kadar Flavonoit total pada
ekstrak daun arogo muda
METODE PENELITIAN
untuk menganalisis kadar flavonoid total pada ekstrak daun arogo (Premna
serrafotolia).
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2022 sampai bulan Juni 2022
Palu.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah daun arogo muda dan daun
arogo tua yang diambil dari Desa Kele`i Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten
Poso.
Alat alat yang digunakan pada penelitian ini adalah spektrofotometer UV-Vis,
rotary evaporator, oven, gegep, desikator, cawan porselin, shaker, ayakan 70 mesh,
blender, wadah, spatula, rak tabung reaksi, kuvet, neraca digital, corong,
erlenmeyer 100 mL, labu ukur 250 mL, pipet tetes, batang pengaduk, labu ukur 10
mL, labu ukur 25 mL, gelas kimia, pipet mikro, tanur dan kertas saring
16
17
Bahan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun arogo muda
dan daun arogo tua, etanol 96 %, aluminium klorida (AlCl 3) 10 %, kalium asetat
Daun arogo muda yang sudah dikumpulkan, dicuci dengan air mengalir
selama 12 hari dalam suhu ruang. Setelah daun arogo kering, lalu daun arogo
arogo diayak menggunakan ayakan 70 mesh sehingga diperoleh serbuk halus dari
daun arogo serbuk halus dari daun arogo siap untuk dianalisis lebih lanjut (Lasmin
dkk, 2016). Selanjutnya mengulangi perlakuan diatas untuk sampel daun arogo tua.
dishaker selam 1x24 jam dengan kecepatan 150 rpm hingga larutan homogen.
ekstrak hasil maserasi disaring untuk memisahkan filtrat dan residu, filtrat yang
evaporator pada suhu 25 -30 . Hingga pelarut menguap dan ekstrak menjadi
lebih kental. Ektrak daun arogo muda yang diperoleh siap untuk dianalisis lebih
18
dipanaskan ditambahkan dengan 0,1 gram logam Mg dan 5 tetes HCl pekat. Jika
larutan terbentuk warna kuning jingga sampai merah maka postif mengandung
Penentuan kadar air daun arogo muda, cawan porselin dipanaskan terlebih
dahulu kedalam oven pada suhu 105OC selama 30 menit. Kemudian cawan
masukkan sampel daun arogo muda sebanyak 5 gram kedalam cawan yang telah
diketahui berat konstanya dan dipanaskan kembali kedalam oven dengan suhu
105oC selama 3 jam untuk meghilangkan kadar air pada sampel. Kemudian
Kadar air dalam sampel daun arogo dihitung dengan persamaan sebagai
Menimbang sampel daun arogo muda sebanyak 4 gram yang sudah kering
dan sudah diketahui kadar airnya dimasukkan kedalam cawan porselin yang sudah
dipijar dan diketahui berat konstannya. Setelah itu sampel tersebut dimasukkan
kedalam tanur dengan suhu 600oC selama ± 3 jam. Setelah sampel menjadi abu
kemudian sampel didingin didalam desikator, dan ditimbang berat abu yang
diperoleh. Kemudian menggulangi perlakuan tersebut untuk sampel daun arogo tua.
Kadar abu dalam sampel daun arogo dihitung dengan persamaan berikut
( SNI, 1992).
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑏𝑢
Kadar abu = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙 𝑥 100%
Larutan induk kuesertin 250 ppm yang yang sudah tersedia diencerkan
menjadi konsentrasi larutan 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, dan 100 ppm sebagai
larutan kuesertin. Kemudian diambil masing masing sebanyak 0,8 mL, 1,6 mL, 2,4
mL, 3,2 mL dan 4 mL larutan induk 250 ppm dan dimasukkan kedalam labu ukur
10 mL. Kemudian ditambahkan etanol 96 % hingga tanda batas dan dikocok hingga
aquades. Dikocok sampai homogen, kemudian diambil 0,5 mL larutan ekstrak daun
arogo muda dan dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 1,5
dan 2,8 mL aquades pada tabung reaksi. Kemudian larutan dikocok dan didiamkan
dan filtrat. Kemudian memasukkan filtrat kedalam kuvet kemudian diukur nilai
sebanyak 3 kali (Devi & Mulyani, 2017). Kemudian mengulangi perlakuan tersebut
kadar flavonoid total dalam sampel. Perhitungan ini berdasarkan pada hukum
dan kadar analit. Untuk menentukan kadar flavonoid pada berbagai jenis makanan
berdasarkan nilai absorbansi digunakan data larutan standar. Data Larutan standar
ini digunakan untuk membuat persamaan regresi yang digunakan untuk kadar
y = ax + b
Keterangan :
y = Nilai absorbansi
x = Kadar flavonoid
a = Konstanta
b = Konstant
F= x 100 gram
Keterangan:
V = Volume (L)
Data yang diperoleh pada penelitian tentang analisis kadar flavonoid total pada
daun arogo (Premna serratifolia). Pada penelitian ini dilakukan uji kualitatif
senyawa flavonoid, uji kadar air, uji kadar abu dan uji kadar flavonoid total pada
daun arogo muda dan dan arogo tua. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2. Data kadar air dalam sampel daun arogo muda dan tua.
22
23
Tabel 4.3. Data kadar abu dalam sampel daun arogo muda dan tua.
dengan konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, dan 100 ppm menggunakan
dibawah ini:
Tabel 4.4. Hasil Pengukuran absorbansi larutan standar kuersetin pada Panjang
sebagai standar kuersetin sebagai koordinat (y) dan konsentrasi larutan standar
sebagai absis (x) yang terdapat pada tablel 4.3 sehingga diperoleh persamaan
Absorban
0.7
y = 0.0048x + 0.1408
0.6 0.59
0.558
0.5 R² = 0.9697
0.4 0.416
0.381
0.3
0.2 0.199
0.1
0
20 40 60 80 100
Hasil analisis kadar flavonoid pada ekstrak daun arogo muda dan ekstrak
daun arogo tua dapat dilihat pada table 4.5. dan table 4.6.
Tabel 4.6. Hasil Analisis Kadar Flavonoid pada Ekstrak Daun Arogo Tua
4.2. Pembahasan
dengan cara mengangin-anginkan sampel dalam suhu ruang tanpa terkena sinar
metabolit sekunder yang memiliki sifat sensitif terhadap panas. Pengeringan sampel
Pengayakan sampel bertujuan agar sampel yang diperoleh menjadi serbuk yang
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan zat terlarut atau senyawa yang
Pemilihan metode maserasi hal ini dikarenakan metode maserasi mudah, praktis
dan sederhana selain itu, metode maserasi merupakan metode ekstraksi tanpa proses
senyawa flavonoid karena senyawa flavonoid merupakan senyawa alam yang tidak
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan pencari yang digunakan
dalam penelitian ini untuk menyari senyawa flavonoid yaitu etanol 96%. Hal ini
dalam pelarut polar seperti etanol. Hal ini sesuai dengan sesuai dengan prinsip like
dissolve like yaitu suatu senyawa akan terlarut pada pelarut dengan sifat yang sama.
Penggunaan jenis pelarut atau kekuatan ion pelarut dapat memberikan pengaruh
Hasil uji kualitatif senyawa flavonoid pada daun arogo (Premna serratifolia)
berwarna kuning jingga ketika ditetesi dengan logam Mg dan dan HCl pekat.
larut dalam air panas. Manfaat ditambahkannya logam Mg dan larutan asam klorida
pekat adalah untuk mereduksi inti benzopiron yang terdapat dalam struktur
muda, sampai merah bata (Prashant T. dkk. 2011). Reaksi yang terjadi antara
Metode yang digunakan untuk menganalisis kadar air dalam penelitian ini
pengeringan ini yaitu penguapan air yang terdapat dalam suatu bahan akan hilang
dalam proses pemanasan (SNI, 1992). Metode dengan pengeringan oven didasarkan
atas prinsip perhitungan selisih bobot sampel sebelum dan sesudah pengeringan.
Selisih bobot tersebut merupakan air yang menguap dan dihitung sebagai kadar air.
Penentuan kadar air ini bertujuan untuk mengetahui kadar air yang terkandung
dalam sampel daun arogo muda dan daun arogo tua. Untuk mengetahui kadar air
28
pada sampel langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menimbang sampel
dalam oven pada suhu 105 0C selama ± 3 jam. Selanjutnya sampel didinginkan
air dan kristal hasil pemurnian selanjutnya sampel ditimbang untuk mengetahui
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu kadar air yang terdapat dalam daun
arogo muda sebesar 9,3% sedangkan pada daun arogo tua sebesar 8,2%. Kadar air
sampel diperoleh dengan cara berat sampel awal dikurang dengan berat sampel
akhir dan dibagi dengan berat sampel awal dan dikalikan dengan 100%. Hasil
penelitian ini menunjukkan kadar air yang terdapat dalam daun arogo muda lebih
besar dibandingkan dengan kadar air yang terdapat dalam daun arogo tua.
Berdasarkan tentang persyaratan mutu obat tradisional standar kadar air yang
Kadar abu merupakan zat anorganik hasil dari sisa pembakaran zat organik.
Zat organik pada proses pemanasan akan terbakar sedangkan zat anorganik pada
proses pemanasan tidak terbakar karena itulah disebut sebagai kadar abu.
Analisis kadar abu pada suatu bahan pangan bertujuan untuk mengetahui
kandungan mineral yang ada pada bahan yang diuji, memperkirakan bahan utama
29
yang digunakan dalam suatu produk, dan sebagai parameter nilai gizi suatu bahan
Analisis kadar abu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode
dalam tanur pengabuan, tanpa terjadinya nyala api samapi terbentuk abu. Residu
yang tertinggal dalam cawan penguap ditimbang dan merupakan total abu dari
kadar abu yaitu masing-masing sampel daun arogo muda dan daun arogo tua
ditimbang sebanyak 4 gram. Sampel yang dianalisis kadar abunya adalah sampel
sampel dimasukkan dalam tanur pada suhu 6000C selama ± 3 jam. Hal ini bertujuan
(penghancuran) zat organik pada sampel. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu
kadar abu yang terdapat pada daun arogo muda yaitu sebesar 5,9% dan kadar abu
yang diperolah pada daun arogo tua yaitu sebesar 5,2%. Kadar abu diperoleh
dengan cara membandingkan berat abu dengan berat sampel dan dikalikan dengan
100%. Dari hasil yang diperoleh kadar abu pada daun arogo muda lebih besar
dibandingkan kadar abu pada daun arogo tua. Berdasarkan hasil yang diperoleh
bahwa kadar abu yang terdapat dalam daun arogo muda dan daun arogo tua telah
memenuhi syarat bahwa kadar abu tidak boleh lebih dari 10,2% (Depkes RI., 2009).
30
running pada panjang gelombang 400-500 nm. Hasil running menunjukkan panjang
gelombang maksimum larutan kuersetin berada pada panjang gelombang 426 nm.
serapan larutan baku dan sampel ekstrak daun arogo (Premna serratifolia).
Penentuan kadar flavonoid total pada ekstrak daun arogo muda dan daun
arogo tua digunakan kuersetin sebagai larutan standar yang akan digunakan sebagai
pembanding dengan deret konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, dan 100
ppm pada panjang gelombang 426 nm. Penggunaan deret konsentrasi bertujuan
berwarna kuning. Hal ini menunjukkan adanya senyawa flavonoid yang terdapat
pada larutan standar (Chang, et al., 2002). Pemilihan larutan standar kuersetin
golongan flavonol yang mempunyai gugus keto pada atom C-4 dan gugus hidroksil
pada atom C-3 dan C-5 yang bertetangga. (Bag, et al., 2014)
31
0,0048x +0,1408 dengan nilai koefisien korelasi r = 0,9697 . Nilai r yang mendekati
satu menunjukkan bahwa kurva kalibrasi adalah linier. Persamaan kurva kalibrasi
senyawa flavonoid pada ekstrak daun arogo muda dan daun arogo tua.
yaitu penambahan AlCl3 akan yang akan membentuk kompleks asam yang stabil
dengan C-4 gugus keton, serta C-3 gugus hidroksil dari flavon dan flavonol. Selain
itu, AlCl3 juga membentuk kompleks dengan asam dengan gugus ortodihidroksil
memiliki serapan maksimum pada panjang gelombang 426 nm (Chang et al, 2002).
Gambar 4.2. Reaksi pembentukkan komplek flavonoid- AlCl3 (Chang et al, 2002)
32
sampel yaitu menambahkan AlCl3 pada larutan daun arogo muda dan daun arogo
ditandai dengan larutan menghasilkan warna yang lebih kuning. Pada penetapan
Sehingga hasil yang diperoleh dari pengukuran absorbansi pada sampel daun arogo
muda dan daun daun arogo tua pada panjang gelombang 426 nm yaitu untuk sampel
daun arogo muda (1) diperoleh serapannya sebesar 0,471, daun arogo muda (2)
diperoleh serapannya sebesar 0,616 dan pada daun arogo muda (3) diperoleh
serapannya sebesar 0,546 sedangkan pada sampel daun arogo tua (1) diperoleh
serapannya sebesar 0,521, daun arogo tua (2) diperoleh serapannya sebesar 0,420
dan daun arogo tua (3) diperoleh serapannya sebesar 0,352. Hasil yang diperoleh
pada penelitian ini menunjukkan bahwa absorbansi sampel daun arogo muda lebih
muda dan daun arogo tua. Hasil konsentrasi yang diperoleh pada daun arogo muda
(1) yaitu 69 mg/L, daun arogo muda (2) yaitu 99 mg/L dan daun arogo muda (3)
yaitu 84 mg/L. Sedangkan konsentrasi yang diperolah pada daun arogo tua (1) yaitu
79 mg/L, daun arogo tua (2) yaitu 58 mg/L, dan daun arogo muda (3) yaitu 44 mg/L.
33
Selanjutnya menghitung kadar flavonoid total pada ekstrak daun arogo muda
dan daun arogo tua. Hasil yang diperoleh pada daun arogo muda (1) sebanyak 138
mg/100g, daun arogo muda (2) sebanyak 198 mg/100g, daun arogo muda (3)
sebanyak 168 mg/100g. Sedangkan pada daun arogo tua (1) diperoleh kadar
flavonoid total sebanyak 158 mg/100g, daun arogo tua (2) sebanyak 116 mg/100g
dan pada daun arogo tua (3) sebanyak 88 mg/100g. Sehingga hasil penelitian
diperoleh rata-rata kadar flavonoid total pada pada daun arogo muda yaitu 168 ± 30
mg/100g yang berarti dalam 100 gram ekstrak sampel daun arogo muda
diperoleh rata-rata kadar flavonoid total pada pada daun arogo tua yaitu 121 ± 35
mg/100g yang berarti dalam 100 gram ekstrak sampel daun arogo muda
Absorbansi 426 nm
180 I
160
140 II
120
100
80 Kadar Flavonoid
60
40
20
0
Muda Tua
Gambar 4.3. Grafik perbandingan rata-rata kadar flavonoid total pada daun
arogo muda dan tua.
Berdasarkan data pada grafik 4.3 Menunjukkan bahwa kadar flavonoid total
ekstrak daun arogo muda lebih besar dibandingkan dengan kadar flavonoid total
pada ekstrak daun arogo tua. Berdasarkan literatur menunjukkan bahwa kadar
34
flavonoid meningkat pesat pada daun muda sedangkan pada daun tua kadar
flavonoid menurun. Perbedaan kadar flavonoid total pada ekstrak daun arogo muda
dan daun arogo tua dipengaruhi oleh morfologi dan bertambahnya usia daun.
fotosintesis. Klorofil merupakan pigmen daun yang berperan penting dalam proses
daun, semakin meningkat perkembangan daun maka kandungan klorofil juga akan
meningkat akan tetapi samakin tua umur daun kemampuan dalam berfotosintesis
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa daun arogo muda sangat baik
oksidasi/radikal bebas yang dapat mecegah kadar kolesterol, asam urat, dan tekanan
darah tinggi dibandingkan dengan daun arogo tua. Karena kadar flavonoid yang
terdapat daun arogo muda lebih banyak dibandingkan dengan daun arogo tua.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
flavonoid total pada masing-masing ekstrak daun arogo muda dan ekstrak daun
total pada ekstrak daun arogo muda adalah 168 ± 30 mg/100g sedangkan rata-rata
kadar flavonoid total pada ekstrak daun arogo tua adalah 121 ± 35 mg/100g.
5.2. Saran
35
36
DAFTAR PUSTAKA
Alhabsi, N. (2020). Analisis kadar flavonoid pada ekstrak daun sukun tua
(Artocarpus altilis). Skripsi, Program Sarjana, Universitas Tadulako. Palu.
Tidak Dipublikasikan.
Andarwulan, N., Kusnandar, F., & Herawati, D. ( 2011). Analisis pangan. Jakarta:
PT. Dian Rakyat.
Bag, G. C., Devi, P. G., & Bhaigyabati. T. (2014). Assessment of total flavonoid
content and antioxidant activity of methanolic rhizome extract of three
Hedychium species of Manipur valley. International Journal of
Phamaceutical Sciences Review and Research. 30(1), 154-159.
Bhakta, D., & Ganjewala, D. (2009). Effect of leaf on total phenolic content,
flavonoid and proanthocyanidins and antioxidant activity in lantana cemara
(L). Journal Of Scientific Research. 1(2), 363-369.
Chang, C. C., Yang, M.H., Chern, J.C. (2002). Estimation of total flavonoid content
in propolis by wo complementary colorimetric methods. Journal of food and
Drug Analysis 10: 178-182.
Devi, S. & Mulyani, T. (2017). Uji Aktivitas ekstrak Etanol daun pacar kuku
(Lawsonia inermis L.) pada bakteri pseudomonas aerugiosa. Skripsi,
Program Sarjana, Universitas Muhamadiyah Banjarmasin. Banjarmasin.
Dirjen POM. (2000). Parameter standar umum ekstrak tanaman tumbuhan obat.
Jakarta: Depkes RI.
37
Fahira, J. (2020). Analisis kadar flavonoid pada ekstrak daun pacar (Lawsonia
inermis L.). Skripsi, Program Sarjana, Universitas Tadulako. Palu. Tidak
Dipublikasikan.
Lashmin, Yulia, K. (2016). Pengaruh konsentrasi pigmen warna dari daun pacar
kuku (Lawsonialnermis L.) terhadap efesiensi dye sensitized solar cell
(DSSC). Skripsi, Program Sarjana, Universitas Islam Negeri Alaudin.
Makassar.
Miryanti, Y. I. P. A., Sapei, L., Budiono, K., & Indra, S. (2011). Ekstraksi
antioksidan dari kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Skripsi,
Universitas Parahyangan. Bandung.
Nasir, A. (2020). Analisis golongan senyawa kimia ekstrak etanol akar, batang dan
daun tumbuhan tutup bumi (Elephantopus mollis Kunth) dengan metode KLT.
Skripsi. Universitas Perintis Indonesia. Padang.
Qoriati, Y. (2018). Optimasi ekstraksi ultrasonik dengan variasi pelarut dan lama
ekstraksi terhadap kadar alkaloid total pada tanaman anting-anting
(Acalypha indica L.) menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Skripsi.
Universitas
Rahmania, P. (2015). Pengaruh Ekstrak daun daun pacar kuku (Lawsonia inermis
L.) 7,5 terhadap penyembuhan ulkus traumatik pada mukosa oral. Skripsi,
Program Sarjana, Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
38
Rezki, A. P. (2016). Analisis kadar flavonoid dan fenolat pada kulit buah manggis
(Garcinia mangostana L.). Skripsi, Program Sarjana, Universitas Tadulako.
Palu. Tidak Dipublikasikan.
Sitorus, & Marham. (2009). Spektroskopi elusidasi struktur molekul organik edisi
pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
SNI 01-2891:1992. (1992) tentang Cara uji makanan dan minuman. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
Sudarmadji, Haryono & Suhardi, B. (1989). Analisa bahan makanan dan pertanian.
Yogyakarta Libery Yogyakarta.
Vavidu, R., suresh, A. J., Girinath, K., Kannan, P. B., Vimala, R., & Kumar, N. M.
S. (2009). Evaluation of hepatoprotective and in-vitro cytotoxic activity of
leaves of premna serratifolia Lin. J . Sci. Res. 1(1): 145-152.
Veronika, V., Wibowo, A. M., & Harlia. (2016). Aktivitas antioksidan dan
toksisitas ekstrak buah buas buas (Premna serratifolia). JKK. 5(3): 45-51.
Wahyuni, S. (2017). Penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak kental etanol
kulit salak (Salacca zalacca). Skripsi, Program Sarjana, Universitas
Tadulako. Palu. Tidak Dipublikasikan.
Wang, T., Li, Q., & Bi, K. (2018). Bioactive flavonoids in medical plants. Structure,
Activity and Biological Fate: Asian Journal Of Pharmacuetical Sciences.
13(1): 12-23.
Wicaksono, I. B., & Ulfa, M. (2017). Uji Aktivitas antioksidan kombinasi ekstrak
Etanol daun sirsak (Amnona muricata L.) dan daun jambu biji (Psidium
guajava L.) dengan metode DPPH (2,2-difenil-pikrihidrazil). Inovasi
Teknik Kimia. 2(1): 44-48.
39
LAMPIRAN
Daun Arogo
• Ditimbang 5 gram
sampel dan dimasukkan
didalam cawan penguap
yang sudah diketahui
beratnya
5 gram sampel daun Arogo
• Dipanaskan didalam
oven pada suhu 105 0 C
selama 30 menit
Sampel Kering
• Didinginkan didalam
desikator selama15
menit
• Ditimbang
menggunakan neraca
analitik
Sampel Kering 4,5403 gram
9,3%
41
• Ditimbang 5 gram
sampel dan dimasukkan
didalam cawan penguap
yang sudah diketahui
beratnya
• Dipanaskan didalam
oven pada suhu 105 0 C
selama 30 menit
Sampel Kering
• Didinginkan didalam
desikator selama15
menit
• Ditimbang
menggunakan neraca
analitik
Sampel kering 4,5922 gram
8,2 %
42
4 gram sampel
Sampel Abu
0,2353 gram
5,9 %
43
4 gram sampel
Sampel Abu
0,20745 gram
5,2 %
44
Filtrat Residu
Ekstrak kental
daun Arogo
45
0,0062 g kuersetin
0,0062 g Kuersetin
5,0043−4,5586
= 𝑥 100%
5,0043
0,4457
= 5,0043 𝑥 100%
= 0,089x 100%
= 8,9 %
50
5,0009−4,5219
= 𝑥 100%
5,0009
0,479
= 𝑥 100%
5,0009
= 0,095 x 100%
= 9,6%
Rata-rata kadar air pada daun arogo muda yaitu:
8,9 %+9,6 %
Kadar Air % = 2
18,5 %
= 2
= 9,25 %
= 9,3%
5,0078−4,5799
= 𝑥 100%
5,0078
0,4279
= 5,0078 𝑥 100%
= 0,085x 100%
= 8,5 %
51
5,0014−4,6044
= 𝑥 100%
5,0014
0,367
= 5,0014 𝑥 100%
= 0,079 x 100%
= 7,9 %
16,4 %
= 2
= 8,2 %
52
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑏𝑢
Kadar Abu = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙
𝑥 100 %
0,2429
= 4.0038 𝑥 100 %
= 0,0606 x 100%
= 6,1 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑏𝑢
Kadar Abu = 𝑥 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙
0,2277
= 𝑥 100 %
4.0028
= 0,0569 %
= 5,7 %
= 5,9 %
53
0,1962
= 4.0013 𝑥 100 %
= 0,0490 x 100%
= 4,9 %
• Daun Arogo Tua B
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑏𝑢
Kadar Abu = 𝑥 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙
0,2187
= 4.0054 𝑥 100 %
= 0,0546 x 100%
= 5,5%
Rata-rata kadar abu pada daun arogo tua yaitu :
4,9%+5,5%
Kadar Abu =
2
10,4%
= 2
= 5,2%
54
60 ppm, 80 ppm dan 100 ppm dibuat dengan cara mengambil dari larutan standar
a) 20 ppm
M1 X V1 = M2 X V2
= 0,8 mL
b) 40 ppm
M1 X V1 = M2 X V2
= 1,6 mL
c) 60 ppm
M1 X V1 = M2 X V2
= 2,4 mL
55
d) 80 ppm
M1 X V1 = M2 X V2
80 𝑝𝑝𝑚 𝑥 10 𝑚𝐿
V1 = 250 𝑝𝑝𝑚
= 3,2 mL
e) 100 ppm
M1 X V1 = M2 X V2
= 4 mL
𝑚 1000
M = 𝑀𝑟 X 𝑉 (𝑚𝐿)
𝑚 1000
1M= X
98 𝑔/𝑚𝑜𝑙 10 𝑚𝐿
m. 1000 = 1M x 98 g/mol x 10 mL
𝑔
1 𝑀 𝑥 98 𝑥 10 𝑚𝐿
𝑚𝑜𝑙
m= 1000
98
m = 1000 = 0,98 gram
56
4. Pembuatan AlCl3 10 %
AlCl3 10 % dalam 25 mL
M1 x V1 = M2 x V1
10 gram x 50 mL = M2 X 100 mL
10 𝑔 𝑥 50 𝑚𝐿 500 𝑔𝑟𝑎𝑚/ 𝑚𝐿
M2 = = = 5 gram
100 𝑚𝐿 100 𝑚𝐿
= 0,00025 x 100
Konsentrasi Absorbansi X2 Y2 XY
Kuersetin 426 nm
(ppm)
20 0,199 400 0,039601 3,98
1,017282 147,82
Y = ax + b
𝑛 ∑𝑋𝑌− ∑𝑋 .∑𝑌 5 𝑥 (147,82)−(300 𝑥2,144)
a= =
𝑛 ∑𝑋 2 −(∑𝑋)2 5 𝑥 22.000−(300)2
739,1−643,2
=110.000−90.000
95,9
=20.000
= 0,004795 a
= 0,0048a
∑𝑌−(𝑎 𝑥 ∑𝑋) 2,144−( 0,0048 𝑥 300)
b= =
𝑛 5
2,144−1,44
= 5
0,704
=
5
= 0,1408 b
Jadi nilai Y = 0,0048x + 0,1408
58
Absorban
0.7
y = 0.0048x + 0.1408
0.6 0.59
0.558
0.5
R² = 0.969
0.4 0.416
0.381
0.3
0.2 0.199
0.1
0
20 40 60 80 100
𝑌−𝑏
X= 𝑎
0,471−0,1408
= 0,0048
0,3302
= 0,0048
= 68,7917 mg/L
= 69 mg/L
0,616−0,1408
= 0,0048
0,4752
= 0,0048
= 99 mg/L
0,546−0,1408
= 0,0048
0,4052
=
0,0048
= 84,42 mg/L
= 84 mg/L
60
𝐶𝑥𝑉
F= x 100
𝑚
Dimana:
Dik:
M = 0,5 gram
C = 69 mg/L
V = 0,01 L
Ditanya F =………?
Penyelesaian:
𝐶𝑥𝑉
F= x 100
𝑚
𝑚𝑔
69 𝑥 0,01 𝐿
𝐿
= x 100
0,5 𝑔
0,69 𝑚𝑔
= x 100
0,5𝑔
= 138 mg/g
61
Dik:
M = 0,5 gram
C = 99 mg/L
V = 0,01 L
Ditanya F =………?
Penyelesaian:
𝐶𝑥𝑉
F= x 100
𝑚
𝑚𝑔
99, 𝑥 0,01 𝐿
𝐿
= x 100
0,5 𝑔
0,99𝑚𝑔
= x 100
0,5𝑔
= 1,98mg/g x 100
= 198 mg/g
Dik:
M = 0,5 gram
C = 84 mg/L
V = 0,01 L
Ditanya F =………?
Penyelesaian:
𝐶𝑥𝑉
F= x 100
𝑚
𝑚𝑔
84 𝑥 0,01 𝐿
𝐿
= x 100
0,5 𝑔
62
0,84 𝑚𝑔
= x 100
0,5𝑔
= 168 mg/g
Jadi Rata-rata kadar flavonoid yang terdapat dalamsampel daun arogo muda yaitu:
138+198+168
=
3
= 168 mg/g
Y = ax + b
Y = 0,0048x + 0,1408
a. Daun Arogo Tua 1
𝑌−𝑏
X= 𝑎
0,521−0,1408
= 0,0048
0,3802
= 0,0048
63
= 79,21 mg/L
= 79 mg/L
0,420−0,1408
=
0,0048
0,2792
= 0,0048
= 58,16 mg/L
= 58 mg/L
0,352−0,1408
= 0,0048
0,2112
= 0,0048
= 44 mg/L
Dimana:
V = Volume Ekstrak ( L)
Dik:
M = 0,5 gram
C = 79 mg/L
V = 0,01 L
Ditanya F =………?
Penyelesaian:
𝐶𝑥𝑉
F= x 100
𝑚
𝑚𝑔
79 𝑥 0,01 𝐿
𝐿
= x 100
0,5 𝑔
0,79 𝑚𝑔
= x 100
0,5𝑔
= 158 mg/g
Dik:
M = 0,5 gram
C = 58 mg/L
V = 0,01 L
Ditanya F =………?
Penyelesaian:
𝐶𝑥𝑉
F= x 100
𝑚
𝑚𝑔
58 𝑥 0,01 𝐿
𝐿
= 0,5 𝑔
x 100
65
0,58 𝑚𝑔
= x 100
0,5𝑔
= 116 mg/g
Dik:
M = 0,5 gram
C = 44 mg/L
V = 0,01 L
Ditanya F =………?
Penyelesaian:
𝐶𝑥𝑉
F= x 100
𝑚
𝑚𝑔
44 𝑥 0,01 𝐿
𝐿
= x 100
0,5 𝑔
0,44 𝑚𝑔
= x 100
0,5𝑔
= 88 mg/g
Jadi Rata-rata kadar flavonoid yang terdapat dalam daun arogo tua yaitu:
158+116+88
F= 3
= 120,67 mg/g
= 121 mg/g
66
√∑(𝑥𝑖−𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎)2
𝑠= 𝑛−1
= √900+900
2
√1.800 =
= 2
√900 =30
67
√∑(𝑥𝑖−𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎)2
𝑠= 𝑛−1
= √1.369+25+1.089
2
√2.483 =
= √1.241,5 = 35,2349
2
= 35
68
Sampel daun arogo muda yang Sampel daun arogo tua yang
akan dianalisis menggunakan akan dianalisis menggunakan
spektrofotemetri UV-Vis spektrofotemetri UV-Vis
I. UMUM
a. Ayah : Jumadi
b. Ibu : Amnah
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jln Nuri Lorong Nuri 1 No. 40 D Palu
II. PENDIDIKAN
1. SD : SDN Uekambuno 1
4. PT : Universitas Tadulako