SKRIPSI
Oleh
Metsiana Fri Yulirna Buriko
A 251 18 054
SKRIPSI
Metsiana Fri Yulirna Buriko, 2022. Analisis Kadar Senyawa Alkaloid dan
Tanin Ekstrak Daun Arogo (Premna serratifolia). Skripsi, Program Studi
Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, Palu.
Pembimbing Minarni Rama Jura.
v
ABSTRAK
Arogo (Premna serratifolia) is one of the plants that has the potential as a
traditional medicinal plant to treat various diseases. The purpose of this study was
to analyze the levels of alkaloids and tannins in arogo leaf extract. Arogo leaves
were extracted by the meseration method using 96% ethanol as solvent and the
extract was evaporated using a rotary evaporator at a temperature of 40℃.
Identification of alkaloids in the extract using Meyer and Dragendrof reagents and
identification of tannins using FeCl3. Analysis of alkaloid and tannin levels was
carried out using UV Vis spectrophotometer method at a wavelength of 273 nm
for alkaloid content and a wavelength of 765 nm for tannin content. The results
showed that positive arogo leaves contain alkaloids and tannins. The results of the
analysis of the alkaloid content of arogo leaf extract were 0,962 0,007% and the
tannin content analysis was 11,933 0,152 %.
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristrus oleh karena kasih dan kemurahan-Nya penulis bisa
sampai pada tahap ini dan dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
Karya ini kupersembahkan kepada kedua orang tua tercinta, terkasih dan tersayang ayah Ben
Alfret Buriko dan ibu Warnida Helnis Molengatu yang selalu memberikan dukungan,
perhatian dan nasehat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Terima
kasih atas segala pengorbanan, kasih sayang, cinta kasih serta doa yang tak pernah berhenti
kalian panjatkan kepada Tuhan untukku. Kalian adalah harta yang paling berharga yang
diberikan Tuhan kepadaku serta motivasiku untuk selalu berjuang dan pantang untuk
menyerah. Semoga skripsi ini dapat menjadi bukti awal dari perjuanganku untuk membalas
pengorbanan kalian selama ini.
Untuk kakaku tersayang Arif Effendi Buriko, S.E dan adik Shiren Athika Buriko serta
kedua nenekku yang selalu memberikan dukungan, nasihat serta doa yang tiada henti-
hentinya.
Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan karya ini
semoga Tuhan Yesus Kristus yang akan membalas berkat yang berlipat kali ganda serta
memberikan yang terbaik untuk kita semua
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai karya tulis utama dalam
Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. Tugas akhir ini berjudul “Analisis
Kadar Senyawa Alkaloid dan Tanik Ekstrak Daun Arogo (Premna serratifolia).
kendala tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis dengan
tulus menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Ibu Dra.
Minarni Rama Jura, M.Si sebagai Pembimbing sekaligus sebagai dosen wali saya.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Siti Nuryanti,
M.Si sebagai Pembahas Utama dan Bapak Drs. Supriadi, M.Si sebagai Pembahas
Kedua yang telah banyak meluangkan waktu memberikan bimbingan dan arahan
1. Prof. Dr. Ir. H. Mahfuds, M.P., Rektor Universitas Tadulako atas kesempatan
2. Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si., Dekan FKIP, atas kesempatan yang
viii
3. Dr. H. Nurhayadi, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Keguruan
4. Abdul Kamaruddin, S.Pd., M.Ed., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Umum dan
7. Dr. Tri Santoso, M.Si., selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Kimia
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan
Pendidikan Kimia.
duka.
ix
dukungan, motivasi serta doa kalian sehingga penulis bisa sampai pada tahap
ini.
motivasi serta dukungan dalam doa untuk penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir.
14. Teman terbaikku Ray Frisca, Nurul Nasrianti Anas dan Saiful yang telah
Sinyo Pelego, Lani Tolimbo, dan Alan Parimo yang telah memberikan
semangat dan motivasi sehingga penulis bisa sampai pada tahap ini.
16. Teman-teman KKN 93 Posko Birobuli Selatan Wiliam Bram, Ulva Borahima,
Ayu, Tiwi, Zain, Ardi, James dan Rifki yang telah memberikan dukungan dan
17. Teman-teman kost Fena Metungku, Budi Petuda, Putri Manitu, Kevin
Manitu, Yana Balingki, Agina Pomatu, Susi Tokobando, Gio Pamatu yang
x
18. Teman-teman Penelitian Hasrina, Sukma, dan Fina yang telah banyak
tugas akhir.
menasehati dan memotifasi penulis dalam masa studi sehingga bisa sampai
Eliora yang selalu ada memberikan motivasi dan mendukung dalam doa
22. Seluruh kakak tingkat 2013-2017 serta adik-adik tingkat angkatan 2019-2021.
Secara khusus kepada orang tua tercinta yang telah memberikan motivasi,
dukungan dan doa untuk keberhasilan penulis dan kepada Keluargaku tercinta
serta orang-orang yang tak terpisahkan dari kehidupan penulis yang semuanya
penulisan karya tulis ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan
xi
kritik demi penyempurnaan skripsi ini sangat diharapkan dari segenap pembaca
semoga karya tulis ini bermanfaat bagi perkembangan pendidikan dan penelitian
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitiaan 4
1.4 Manfaat penelitian 4
1.5 Ruang Lingkup 5
1.6 Batasan Istilah 5
xiii
2.2.2 Metabolit Sekunder 12
2.2.3 Alkaloid 12
2.2.4 Tanin 15
2.2.5 Ekstraksi 19
2.2.6 Spektrofotometer UV-Vis 20
2.3 Kerangka Konseptual 22
3.4.1 Alat 25
3.4.2 Bahan 26
xiv
4.2 Pembahasan 35
5.2 Saran 45
DAFTAR PUSTAKA 46
LAMPIRAN 50
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
3. Dokumnetasi penelitian 67
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
yang sangat berlimpah. Tanahnya yang subur dan iklim yang menunjang memiliki
keragaman pohon dan tanaman hias (floriculture) yang cukup besar, namun
dengan maksimal. Banyak jenis tanaman yang dapat tumbuh di Indonesia yang
sebagian besar dapat digunakan sebagai sumber bahan obat alam dan telah banyak
guna mengatasi masalah kesehatan. Obat tradisional tersebut perlu ditelitii dan
kesehatan yaitu tanaman Premna serratifolia yang di daerah Poso dikenal dengan
tanaman arogo atau di Kalimantan Barat dikenal dengan nama buas-buas. Arogo
merupakan tanaman semak yang memiliki tinggi hingga 9 meter dan termasuk ke
dalam famili Verbenaceae. Batang arogo tidak terlalu besar dan memiliki banyak
cabang. Tanaman jenis ini biasanya tumbuh di daerah pekarangan rumah ataupun
batuk, asma, bronkitis, perut kembung, dan wasir (Tonius dkk., 2016). Tanaman
1
2
arogo dikenal dengan sebutan nama daerah diantaranya buas-buas, bebuas, beruas,
Arogo adalah tanaman tropis yang termasuk dalam famili Verbenaceae ini
berasal dari Asia Tenggara, sering dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis
(Susanti & Sari, 2019). Dalam penelitian ini tanaman arogo yang digunakan yaitu
yang berasal dari desa Kele’i , Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten Poso,
arogo sebagai lalapan, atau sebagai tambahan makanan untuk penyedap rasa
masakan. Masyarakat Kabupaten poso telah menggunakan daun Arogo sejak lama
karena tanaman ini memiliki manfaat sebagai penurun kadar kolesterol, penurun
tekanan darah tinggi dan obat asam urat. Tanaman Arogo juga dalam
penggunaannya sebagai rempah utama masakan daging atau ikan khas kabupaten
Poso dapat ditemukan dalam acara adat Kabupaten Poso dan juga biasanya
ditemukan di warung makan khas Poso. Manfaat tanaman Arogo ini belum teruji
senyawa volatil dan senyawa fenolik. Metabolit sekunder yang terdapat pada
aktivitas, yaitu aktivitas stimulus jantung, aktivitas anti bakteri dan aktivitas
dari gangguan hama penyakit untuk tanaman itu sendiri atau lingkungannya.
Senyawa kimia sebagai hasil metabolit sekunder telah banyak digunakan untuk
zat warna, racun, aroma makanan, obat-obatan dan sebagainya. Banyak jenis
mengetahui senyawa kimia yang bermanfaat sebagai obat (Ulfa dkk., 2016).
terdapat dalam jaringan tanaman dan hewan yang bersifat alkali yang
mengandung atom nitrogen (N) dengan struktur lingkar yang heterosiklik atau
alami yang memiliki dampak yang besar sepanjang sejarah dalam hal ekonomi,
kesehatan, politik, dan sosial manusia. Alkaloid memiliki efek fisiologis yang
kuat pada sistem mamalia serta organisme lain, akibatnya beberapa alkaloid
alkaloid juga dilaporkan memiliki efek mikrobiosidal dan afek anti-diare karena
efek yang ditimbulkan selama waktu transit di usus kecil dan kemampuan
Tanin merupakan zat organik yang sangat kompleks dan terdiri dari
umumnya tersebar pada seluruh bagian tanaman seperti pada bagian kulit kayu,
batang, daun, dan buah (Mompewa, 2018). Dalam tanaman tanin digunakan
sebagai pelindung tanaman karena memiliki rasa yang sepat sehingga dapat
menolak hewan pemakan tumbuan. Tanin merupakan salah satu senyawa aktif
anti diare, antibakteri dan antioksidan yang dapat diolah dalam bentuk makanan
mengandung senyawa alkaloid dan tanin, namun belum diketahui kadar alkaloid
dan tanin dalam tanaman tersebut. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan
“Analisis Kadar Alkaloid dan Tanin Pada Ekstrak Daun Arogo Yang
ini adalah berapa kadar senyawa alkaloid dan tanin dalam daun arogo (Premna
serratifolia)?
bahan alam.
serratifolia).
serratifolia).
dalam jaringan tanaman dan hewan yang bersifat alkali yang mengandung
2. Tanin merupakan komponen zat yang sangat kompleks, yang terdiri dari
tersebut.
6
3. Ekstrak adalah zat yang dihasilkan dari ekstraksi bahan mentah secara
kimiawi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
fraksi etanol daun buas-buas (Premna serratifolia). Ekstrak etanol yang diperoleh
kloroform dan etanol. Fraksi yang digunakan adalah fraksi etanol. Selanjutnya
dilakukan skrining fitokimia dengan metode uji tabung dan uji pendahuluan
dengan metode DPPH secara kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fase gerak
serratifolia. Hasil uji fitokimia ekstrak metanol daun Premna serratifolia secara
penentuan kadar alkaloid total ekstrak akar kuning (fibraurea chloroleuca miers)
menggunakan pereaksi Wagner, Mayer dan Dragendorff dan kadar alkaloid total
7
8
ekstrak akar kuning dengan pelarut etanol 50% sebesar 0,6939 ± 0,2439%, dengan
pelarut etanol 70% sebesar 0,6607 ± 0,2117% dan pelarut etanol 96% sebesar
Alkaloid Total Pada Eksudat, Infusa Dan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica
Papaya L.) Pengujian kadar alkaloid total pada penelitian ini menggunakan
metode gravimetri. Kadar alkaloid pada sampel daun pepaya di ukur dari tiga jenis
diperas untuk memperoleh eksudat dan di buat dalam benuk cairan infusa.
replikasi 3 kali untuk setiap sampel. Perhitungan kadar alkaloid total dihitung
konstan. Hasil penelitian diperoleh rata-rata kadar alkaloid total eksudat adalah
8,273% (8,273 g/5 g), rebusan sebanyak 4,38% (4,38 g/5 g) dan ekstrak etanol
Tanin Total Ekstrak Etanol Buah Marasi (Curculigo latifolia) Dengan Metode
selama 3 x 24 jam dengan siklus 3 kali menunjukan bahwa kadar tanin yang
diperoleh dari sampel sebesar 2,09 ppm dengan kurva linearitas yang diperoleh
Visibel. Sampel yang digunakan adalah teh celup dengan merek dagang TM, TS,
TP, TR, TJ dan teh murni sebagai pembanding. Sampel serbuk teh diekstraksi
panjang gelombang maksimum katekin 222,00 nm. Kurva kalibrasi katekin adalah
menunjukkan kadar tanin pada teh celup TM (0,00919 %), TS (0,00882 %), TP
(0,00863 %), TR (0,00766 %), TJ (0,01184 %) dan teh murni (0,01207 %).
dengan baik di daerah tropik dan subtropik seperti Asia, Afrika, Australisa, dan
Verbenaceae, dan merupakan salah satu semak yang tersebar luas di hutan-hutan
10
India, biasanya terdapat di hutan gugur. Tanaman ini memiliki khasiat obat,
radang, radang sendi, kencing nanah, dan rematik (Rajendran & Krishnakumar,
2010)
Daunnya berbentuk elips sampai lonjong atau bulat telur, dengan tepi daun
bergerigi sampai rata dan memiliki bau yang tajam dan khas. Panjang daunnya
hingga 15 cm dan lebar 9 cm, dengan dasarnya berbentuk hati, pangkal atau ujung
daun arogo yang meruncing, tumbuh dengan tangkai yang berhadapan, memiliki
warna hijau kekuningan dan menjadi hijau gelap ketika tua. Batang tanaman
arogo mempunyai bagian berupa stek awal, bercabang dan beranting. Batang
batang yang besar, tanaman arogo juga memiliki akar yang kuat didalam tanah
sebagai penopang. Akar tanaman arogo terdiri atas beberapa bagian yaitu akar
bagian dalam dan akar bagian luar tanah. Akar yang berada di luar tanah terdiri
dari akar udara, akar perekat, dan akar penunjang. Batang tanaman arogo
berwarna abu-abu. Tanaman arogo memiliki bunga majemuk kecil dengan tangkai
bunga berukuran panjang 0,5-1 mm. Mahkota 14 bunganya berwarna hijau hingga
abu-abu maupun putih. Buahnya tumbuh secara bergerombol dalam satu tangkai,
buah yang muda berwarna hijau dan buah yang sudah masak berwarna ungu tua
sampai kehitaman. Buahnya berbentuk bulat hitam dengan luas 3-8 mm (Isti’anah,
2017). Berikut ini adalah gambar daun arogo dapat dilihat pada Gambar 2.1.
11
Kingdom : Platae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Family : Verbenaceae
Genus : Premna
pertanaman organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda
antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan
12
senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada satu spesies dalam suatu
biasanya tersebar merata ke seluruh bagian tanaman tetapi dalam kadar yang
sekunder ini dapat mengobati berbagai jenis penyakit berupa gangguan perut/
gangguan pernapasan, menetralkan darah dan iritasi mata (Salimi dkk., 2017)
2.2.3 Alkaloid
alkaloid dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan stiknin
13
hampir semua nama trivial ini berakhir dengan yang mencirikan alkaloida.
bersifat basa, mengandung atom nitrogen yang berasal dari tanaman dan hewan.
Alkaloid seringkali beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan
fisiologi yang menonjol, jika digunakan secara luas dalam bidang pengobatan.
berbentuk kristal hanya sedikit yang berbentuk cairan (misalnya nikotina) pada
pada manusia dan hewan lainnya. Alkaloid merupakan kelompok produk alami
farmakologi yang kuat pada sistem mamalia serta organisme lain sehingga
alkaloid memiliki efek terapi yang penting. Atropine, morfin, kuinin dan
vincristine merupakan contoh alkaloid yang memiliki efek terapi seperti sebagai
antimalaria dan kanker. Oleh karena itu penentuan jenis alkaloid sangat penting
menjadi :
a. Alkaloid sejati
fisiologi yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa, lazim mengandung
nitrogen dalam cincin heterosiklik, diturunkan dari asam amino dan biasanya
terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik. Tetapi ada beberapa
14
alkaloid ini yang tidak bersifat basa, tidak mempunyai cicin heterosiklis dan
termasuk alkaloid kuartener yang lebih condong bersifat asam. Contoh dari
alkaloid ini adalah serotonin. Berikut ini adalah gambar struktur serotin dapat
Serotin
berdasarkan biosintesis dari asam amino yang bersifat basa. Contoh meskalin
dan efedrina. Berikut ini adalah gambar struktur meskalin dan efedrina dapat
Meskalin Efedrina
c. Pseudoalkaloid
biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloid yang penting dalam kelas ini
yaitu alkaloid stereoidal ( konessin) dan purin (Kafein) (Aini, 2016). Berikut
ini adalah gambar struktur alkaloid stereoidal (konessin) dan purin (kafein)
Konessin Kafein
2.2.4 Tanin
tanaman. Tanin adalah suatu senyawa phenolic dengan berat molekul cukup tinggi
yang mengandung hidroksil dan kelompok lain yang cocok (seperti karboksil)
untuk membentuk kompleks yang efektif dengan protein dan makromolekul yang
bentuk komplek dari protein, pati, selulosa dan mineral. Tanin mempunyai
16
struktur dengan formula empriris C12H52O46 . Salah satu pemanfaatan tanin yaitu
sebagai bahan pembuatan adsorben yang baik. Kegunaan lainnya yaitu sebagai
Tanin bersifat amorf dan mempunyai daya untuk menyamak kulit hewan.
Struktur tanin belum dapat ditentukan secara pasti, namun diartikan sebagai
mempunyai gugus hidroksil fenolik (1-2 tiap 100 satuan bobot molekul) dan dapat
membentuk ikatan silang yang stabil dengan protein dan bipolimer lain. Selain itu
juga, tanin juga memiliki sifat kimia yaitu tanin merupakan senyawa kompleks
dalam bentuk campuran polifenol yang sukar dipisahkan dan sukar mengkristal,
Secara kimia, terdapat dua jenis utama tanin yaitu tanin terkondensasi dan
esterifikasi asam fenolat dan gula (glukosa) (Puspita, 2010). Berikut ini adalah
kondensasi katekin tunggal yang membentuk senyawa dimer dan oligomer yang
lebih tinggi. Nama lain tanin terkondensasi adalah proantosianidin karena bila
pendek berupa bercak lembayung yang bereaksi positif dengan setiap pereaksi
kuning yang larut dalam air. Tanin terhidrolisis dapat diekstraksi dengan air panas
asam galat. Asam galat tersebut dapat membentuk kelat dengan ion logam.
Pembentukan kelat ini menyebabkan hilangnya ion logam dari dalam tubuh
energi. Salah satu ion logam yang sangat dibutuhkan oleh tubuh adalah zat besi
(Fe). Sebagian besar Fe disimpan dalam hati, limpa, dan sumsum tulang. Fe
18
berperan dalam pembentukan sel darah merah. Bila cadangan besi tidak
mencukupi dan berlangsung terus menerus maka pembentukan sel darah merah
reduksi oksidasi, dimana tanin sebagai reduktor. Folin denis sebagai oksidator,
tanin yang teroksidasi akan mengubah fosmolibdat dalam folin denis menjadi
fosmolibdenim yang berwarna biru yang dapat menyerap sinar pada daerah
panjang gelombang ultraviolet visible (Andriyani & Utami, 2010). Berikut ini
adalah gambar struktur tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi dapat dilihat
2.2.5 Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Dengan
pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat (Ergina dkk, 2014). Beberapa
1. Cara dingin
temperature ruangan.
2. Cara panas
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan
d. Infus, adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperature penangas air
e. Dekok, adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperature sampai
Interaksi antara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik dapat berupa
yang dapat memberikan absorpsi yang bermakna pada daerah panjang gelombang
karakteristik pada daerah ultraviolet atau sinar tampak. Gugus ini mengandung
ikatan kovalen tidak jenuh (rangkap dua atau tiga). Gugus ausokrom adalah gugus
yang dapat meningkatkan absorpsi dari suatu molekul. Gugus ini tidak
21
memberikan pengaruh yang besar pada absorpsi molekul dimana gugus tersebut
terikat. Contoh dari gugus ausokrom adalah OH, NH2,CH3. Apabila senyawa yang
akan dianalisis bukan larutan yang berwama, maka larutan tersebut harus
elektron dan konjugasinya juga akan semakin besar, sehingga wama senyawanya
sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet (190-380 nm) dan sinar tapak (380-780
merupakan metode analisa yang penggunaanya cukup luas, baik untuk analisa
a) Membandingkan maksimum
dengan istilah absorbansi (A), yang setara dengan nilai konsentrasi larutan
Serapan cahaya oleh molekul dalam daerah sianar tampak tergantung pada
electron dari orbital tingkat dasar ke orbital yang berenergi lebih tinggi dalam
keadaan tereksitasi yang dikenal sebagai orbital elektron anti bonding (Aini,
2016).
80% penduduk dunia menggunakan tanaman obat. Obat herbal banyak digunakan
untuk mengobati berbagai macam penyakit karena efek samping yang ditimbulkan
dari obat herbal relatif kecil, sehingga lebih aman digunakan. Obat tradisional
adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuh-tanaman, hewan, dan
mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara
turun- temurun.
selama ini mulai dari penyakit yang ringan seperti diare, batuk, masuk angin,
manis dan kanker. Salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional
Poso dikenal dengan nama arogo. Secara tradisional daun arogo digunakan
kusta, penyakit kulit, sembelit, demam, diabetes, obesitas, sakit perut dan tumor,
23
Selain digunakan sebagai obat tradisional, daun arogo juga dikonsumsi oleh
masakan dan juga sebagai sayur. Karena daun arogo memiliki aroma yang khas
dan mememiliki rasa masam yang cocok digunakan sebagai rempah untuk
beberapa aktivitas biologis, salah satunya sebagai antioksidan antara lain alkaloid
dan tanin. Alkaloid pada tanaman berfungsi sebagai antioksidan dan penyuplai
nitrogen yang diperlukan tanaman dan memegang peranan penting dalam adaptasi
tanaman terhadap kondisi salinitas tinggi. Tanin berfungsi sebagai antioksidan dan
antimikroba yang selektif. Gugus –OH pada tanin mampu berfungsi sebagai
Sampai saaat ini jumlah alkaloid dan tanin yang terkandung dalam daun
arogo (premna serratifolia) belum diketahui secara pasti. Oleh karena itu,
penelitian ini berfokus pada analisis kadar alkaloid dan tanin pada daun arogo
(Premna seeratifolia). Adapun alur atau kerangka pemikiran dan penelitian ini
Makanan Obat
Fitokimia
METODE PENELITIAN
dilakukan untuk menganalisis kadar alkaloid dan tanin yang terkandung dalam
daun arogo (Premna Serratifolia) yang terdapat di desa Kele’i kecamatan Pamona
Sampel daun yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun arogo
(Premna Serratifolia) yang diperoleh dari Desa Kele’i Kecamatan Pamona Timur
3.4.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu wadah, tabung reaksi, gelas
kimia 500 mL, pipet tetes, batang pengaduk, corong, ayakan 60 mesh, kertas
saring, rak tabung reaksi, blender, gelas ukur 500 mL, spatula, Erlenmeyer 500
25
26
3.4.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu daun arogo, Aquadest,
etanol 96%, reagen dragendrof, reagen meyer, HCl pekat, FeCl3, pereaksi folin
denis, kloroform, kafein, Bromocresol Green, dan Na2CO3, dapar fosfat, asam
terlindung dari sinar matahari selama kurang lebih satu minggu. Setelah kering,
sampai halus dan diayak menggunakan ayakan 60 mesh. Sampel daun arogo yang
serbuk daun arogo. Setelah itu, sampel dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 500 mL
dan diekstraksi dengan mengunakan pelarut etanol 96% sebanyak 250 mL.
vakum dan diuapkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 40℃ untuk
telah diekstraksi dengan pelarut etanol ke dalam tabung reaksi. Setelah itu ekstrak
ditambah dengan 5 tetes reagen Dragendrof. Jika larutan terbentuk endapan jingga
sampel daun arogo yang telah diekstraksi dengan pelarut etanol ke dalam tabung
reaksi. Setelah itu ekstrak ditambah 3 tetes asam klorida pekat dan 5 tetes reagen
meyer. Jika larutan terbentuk endapan putih maka sampel positif mengandung
sampel daun arogo yang telah diekstraksi dengan etanol, kemudian dipanaskan
tetes FeCl3 1%. Jika larutan terbentuk warna hijau kecokalatan atau biru
labu ukur 250 mL dan ditambahkan aquades sampai tanda batas, sehingga
gelombang maksimum standar baku kafein berada pada 273 nm. Panjang
Mengambil 0,1; 0,3; 0,6; 0,9; 1,2 dan 1,5 mL dari larutan standar kafein
dengan aquades sampai tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi larutan standar
labu ukur 10 mL dan diencerkan dengan etanol sampai tanda batas, lalu dikocok
Marpaung, 2020).
29
Dipipet 0,1; 0,3; 0,6; 0,9; 1,2 dan 1,5 mL larutan induk ekstrak daun arogo
100 ppm masing-masing ke labu ukur ukuran 10 mL. Lalu ditambahkan dengan
2020).
Lalu ditambahkan dapar posfat dan larutan BCG. Kemudian diekstraksi dengan
kloroform sebanyak tiga kali menggunakan vortex. Diambil fase kloroform dan
volume. Labu diukur absorbansi pada panjang gelombang 273 nm (Wahyuni &
Marpaung, 2020).
konsentrasi 1000 ppm. Dipipet larutan asam tanat sebanyak 1 mL ke dalam labu
labu ukur 10 mL dan tambahkan aquades sampai tanda batas sehingga dihasilkan
30
divorteks selama 10 menit dan diamkan larutan selama 2 jam pada suhu kamar.
dibuat kurva kalibrasi hubungan antara konsentrasi tanin (mg/L) dengan absorban
bucher dan filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan rotary evaporator. Larutan
tabung reaksi yang berisi sampel kemudian dikocok dan didiamkan selama 8
( )
Kadar tanin (%) = x 100
senyawa alkaloid dan tanin pada daun arogo (Premna serratifolia) maka diperoleh
Hasil uji kualitatif alkaloid ekstrak daun arogo disajikan dalam Tabel 4.1.
Hasil uji kualitatif tanin ekstrak daun arogo disajikan dalam Tabel 4.2
Hasil penentuan kadar alkaloid yang dianalisis dari daun arogo dengan
31
32
Konsentrasi
Absorbansi 273.5nm
Kafein (ppm)
1 0,036
3 0,097
6 0,199
9 0,307
12 0,414
15 0,522
absorbansi 273.5nm
0,6
y = 0,0349x - 0,0053
0,5 R² = 0,9995
0,4
Axis Title
0,3
0,2
0,1
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Axis Title
Hasil penentuan kadar tanin yang dianalisis dari daun arogo dengan
20 0,184
30 0,266
40 0,33
50 0,396
34
absorbansi 765nm
0,45
0,4 y = 0,0072x + 0,0418
R² = 0,9977
0,35
0,3
Axis Title
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 10 20 30 40 50 60
Axis Title
Analisis kadar tanin ekstrak daun arogo dapat dilihat dalam Tabel 4.6.
Total Tanin
Sampel
(%)
1 12,1
2 11,9
3 11,8
Rata-rata 11,933
Standar deviasi 0,152
35
4.2 Pembahasan
untuk memperbesar luas permukaan pada sampel, sehingga proses ekstraksi akan
pengeringan dan penyerbukan sampel. Sampel daun arogo yang diperoleh dicuci
dengan menggunakan air bersih untuk menghilangkan kotoran yang berupa debu,
Pengeringan dilakukan dengan dianginkan pada suhu ruang yang bertujuan untuk
mikroba. Pengeringan dengan menggunakan suhu ruang agar senyawa aktif yang
ada dalam sampel tidak rusak. Serbuk dengan penghalusan yang tinggi
Prinsip dari ekstraksi meserasi adalah merendam sampel dengan pelarut dengan
beberapa kali pengocokan dalam suhu ruang, sehingga terjadinya kontak yang
Metode ini memiiliki beberapa kelebihan diantaranya alat dan proses yang
senyawa aktif akibat pemanasan, biaya pelaksanaan relatif tidak tidak tinggi, dan
36
dapat mengestraksi bahan alam yang tidak tahan pada suhu yang tinggi (Wahyuni
Pelarut yang digunakan pada ekstraksi daun arogo adalah etanol. Etanol
menguap dan paling aman digunakan sebagai pelarut karena tidak beracun.
senyawa yang dihasilkan, waktu meserasi yang tepat akan menghasilkan senyawa
yang optimal (Amelinda dkk., 2018). Sampel yang telah dimeserasi selama 24 jam
bantuan pompa vakum. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses penyaringan.
Pompa vakum akan memperkecil tekanan yang ada dalam Erlenmeyer, sehingga
secara otomatis tekanan yang diluar akan semakin besar dan filtrat akan terdorong
dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 40℃. Hal ini bertujuan
temperatur dibawah titik didih mudah untuk menguap (Hartati & Noer, 2020).
endapan berwarna jingga kecokelatan pada tabung reaksi ketika ditetesi dengan
reagen dragendrof dan terbentuk endapan berwarna kuning pada tabung reaksi
37
ketika ditetesi reagen meyer (Khotimah, 2016). Penambahan HCl pekat pada uji
kualitatif alkaloid pada ekstrak berfungsi untuk meningkatakan daya larut dari
alkaloid yang bersifat basa membentuk suatu garam (Wahyuni & Marpaung,
2020).
kecokelatan. Hal ini terjadi karena adanya reaksi atom nitrogen pada alkaloid
membentuk kalium alkaloid dengan ikatan kovalen koordinasi dan ion kompleks
Dragendorff dibuat dengan dengan melarutkan larutan bismut nitrat dalam asam
Agar ion Bi3+ tetap berada dalam larutan, maka larutan tersebut ditambah
dengan asam sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri. Selanjutnya ion
Bi3+ dari bismut nitrat bereaksi dengan kalium iodida membentuk endapan hitam
iodida. Jika kalium iodida yang ditambahkan berlebih maka akan terbentuk
meyer, atom nitrogen dengan sepasang elektron bebes pada alakaloid akan
Kalium tetraiodomerkurat(II)
Kalium-Alkaloid
Endapan
Hasil uji kualitatif tanin menunjukan bahwa daun arogo positif mengadung
senyawa tanin. Hal ini dibuktikan dengan adanya perubahan warna menjadi hijau
perubahan warna yang terjadi disebabkan oleh reaksi yang terjadi antara FeCl3
dengan salah satu gugus hidroksil yang terdapat pada senyawa tanin. Penambahan
ekstrak setelah ditambahkan dengan FeCl3 karena tanin akan membentuk senyawa
senyawa dalam suatu sampel yang diukur pada daerah ultraviolet-sinar tampak
dengan panjang gelombang 200-700 nm. Hasil yang diperoleh dari pengukuran
Beer dari beberapa konsentrasi larutan standar atau sampel (Wahyuni &
Marpaung,2020).
Langkah pertama yang dilakukan pada analisis kadar alkaloid ekstrak daun
larutan standar. Larutan standar yang digunakan adalah kafein dengan rumus
molekul C8H10N4O2 merupakan salah satu senyawa alkaloid golongan xantin dan
40
memiliki struktur inti purin yang berbentuk Kristal (Wahyuni & Marpaung,2020).
Tujuan dari penentuan panjang gelombang adalah untuk mengetahui berapa besar
dilakukan adalah pembuatan kurva baku dari beberapa seri konsentrasi larutan
konsentrasi larutan standar. Dari kurva baku tersebut diperoleh persamaan regresi
syarat lineritas yang ditetapkan yaitu 0,99 maka hubungan antara absorbansi
dengan konsentrasi menjadi sangat linear dan sesuai dengan hukum Lambert-Beer
untuk menghitung kadar alkaloid total yang terdapat pada ekstrak daun arogo.
dilakukan pada panjang gelombang 273,5 nm. Sebelum ekstrak daun arogo di uji
fosfat pH 4,7 agar memberikan hasil optimum saat BCG bereaksi dengan alkaloid.
BCG adalah pembentukan kompleks antara alkaloid dengan reagen BCG yang
41
senyawa berwarna kuning merupakan kombinasi dari BCG dan ion garam yang
terbentuk oleh reaksi antara alkaloid dan ion hidrogen pada pH asam
kloroform bertujuan untuk menarik kembali senyawa alkaloid yang sudah bebas
dari garamnya. Hal ini dikarenakan alkaloid bebas mudah untuk larut pada pelarut
organik sedangkan garam alkaloid sulit untuk larut. Uji kadar alkaloid ekstrak
alkaloid total nilai dari ekstrak daun arogo (Premna serratifolia) diperoleh dengan
dibagi 3. Hasil kadar alakoid total dari ekstrak daun arogo yaitu sebesar
0,962 0,007%.
2020). Tanin biasanya terdapat pada bagian tanaman yang spesifik seperti daun,
buah, kulit dahan dan batang. Dalam dunia pengobatan tanin berfungsi untuk
mengobati diare, menghentikan pendarahan, dan mengobati ambeien (Dewi & Pri
Iswati, 2010).
larutan asam tanat untuk mencapai serapan yang maksimum (Pratama dkk, 2019).
meningkatkan kualitas hasil analisis, selama pada saat analisis berlangsung tidak
dipengaruhi oleh komponen pengganggu atau variasi yang mungkin terjadi selama
adanya hubungan antara konsentrasi larutan asam tanat dengan nilai absorbansi
sehingga konsentrasi sampel daun arogo dapat diketahui. Larutan standar 1000
ppm dibuat seri konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm. Larutan standar tersebut
diukur serapannya pada panjang gelombang 765 nm. Dari data yang diperoleh
dibuat regresi linear dan dibuat kurva hubungan antara konsentarsi dengan
tanin yang terkandung dalam sampel melalui regresi linear dari kurva kalibrasi
asam tanat. persamaan kurva baku yang diperoleh dari konsentrasi asam tanat
serapan, x adalah konsentrasi dan r (0,9977) adalah harga koefisisen kolerasi yang
adalah linear dan dapat digunakan untuk menentukan kadar tanin dari ekstrak
Pada penentuan kadar tanin diukur dengan menggunakan kurva standar tanin.
Standar tanin yang digunakan yaitu asam tanat. Penggunaan asam tanat untuk
standar tanin yaitu karena asam tanat merupakan salah satu golongan tanin
kadar tanin total (Ulfasari, 2021). Sampel yang mengandung senyawa tanin yang
terlebih dahulu harus direaksikan dengan reagen pembentuk warna yaitu folin
berdasarkan reaksi reduksi oksidasi, dimana tanin sebagai reduktor dan reagen
folin denis sebagai oksidator. Tanin yang teroksidasi akan mengubah fosmolibdat
yang terkandung dalam folin denis menjadi fosfolibdenim yang berwarna biru
yang dapat menyerap sinar pada daerah panjang gelombang ultraviolet visibel
suasana basa agar dapat terjadi reaksi reduksi folin denis oleh gugus hidroksil dari
hasil yang diperoleh. Rata-rata kadar tanin total dari ekstrak daun arogo (Premna
tiga pengulangan kemudian dibagi 3. Hasil kadar tanin total dari ekstrak daun
5.1 Kesimpulan
kadar tanin dalam 50 gr serbuk daun arogo yaitu sebesar 11,933 0,152%.
5.2 Saran
Saran penulis penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian
lebih lanjut dari analisis kimia dari tumbuhan arogo. Pada penelitian selanjutnya
selama 24 jam dan menghasilkan kadar alkaloid dan tanin pada ekstrak daun
arogo cukup rendah dibandingkan dengan literatur yang ada. Oleh karena itu,
agar memperoleh hasil rendemen yang lebih optimal sehingga kadar senyawa
45
46
DAFTAR PUSTAKA
Hukmiyah, M. (2018). Penetapan Kadar Fenol Total, Flavanoid & Alkaloid serta
Uji Aktivitas Antiflamasi Ekstrak Etanolik Tepung Otot (Stellaria media (L.)
Vill). Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Jember. Jember. Dipublikasikan
Isti’anah. (2017). Pengembangan buku suplemen kimia bahan alam berbasis local
content pada tanaman genus premna sebagai antimikroba. Skripsi, Program
Studi Pendidikan Kimia Universitas Muhammadiyah. Pontianak.
Dipublikasikan
Kadarwenny, C. P. (2017). Penetapan Kadar Alkaloid Total dan Uji Aktivitas
Antibakteri Terhadap Bacillus cereus dari Ekstrak Etanol Daun Kematian
(Lunasia amara Blanco). Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Jember.
Jember. dipublikasikan
Khasanah, S. N, Sutaryono & Aiddin, Q. (2021). Analisis Kadar Tanin Ekstrak
Metanol Bunga Telang (Clitoria ternatae L.) dengan Metode
Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Studdi Farmasi Sekolah Tinngi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah, 12(2): 31-35.
Khotimah, K. (2016). Skrining Fitokimia dan Identifikasi Metabolit Sekunder
Senyawa Karpain pada Ekstrak Metanol Daun Carica pubescens Lenne & K.
Koch dengan LC/MS (Liquid chromatograph-tandem Mass Spectrometry).
Skripsi, Jurusan Biologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Malang. Dipublikasikan
Kurniati, ruth indah. (2013). Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Etanol Daun Buas-
Buas (Premna cordifolia Linn.) dengan Metode DPPH (2,2-difenil-1-
pikrilhidrazil). Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN,
3(1): 1–13.
Lumbangaol, N. (2020). Penentuan Kadar Tanin Total Ekstrak Etanol Buah
Marasi ( Curculigo latifolia ) Dengan Metode Spektroscopy UV-Visible.
Jurnal Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Senior Medan 3(2): 19–23.
Marinka, A. M. (2020). Analisis Kadar Tanin Pada Buah Jambu Biji (Psidium
guava L) Berdasarkan Tingkat Kematangan Buah. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Kimia, Universitas Tadulako. Palu. Tidak dipublikasikan
Masfufah, N.L. (2016). Isolasi dan Uji Aktivitas Senyawa Alkaloid dari Tanaman
Anting- anting (Acalypha indica L.) pada Sel Kanker Payudara T47D.
Skripsi, Jurusan Kimia, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Malang. Dipublikasikan
Marliana, S.D. (2005). Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis tipis
Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule Jacq. Swartz.) dalam
Ekstrak Etanol. Jurnal Kimia FMIPA Universitas Sebals Maret Surakarta,
3(1): 26-23.
Mihra, Jura, M. J., & Ningsih, P. (2018). Analisis Kadar Tanin dalam Ekstrak
48
Daun Mimba (azadirachta indica a. Juss) dengan Pelarut Air dan Etanol:
Pendidikan Kimia/FKIP – Universitas Tadulako, Palu – Indonesia 94118, 7,
179–183.
Mompewa, N. E. (2018). Analisis Kadar Flafanoid Total dan Tanin Daun Kluwih
(Artocarpus Communis) dari Desa Tentena Kabupaten Poso. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Tadulako. Palu. Tidak
dipublikasikan
Nugrahani, R., Ikhsan, I. N., & Andayani, D. (2020). Perbandingan Kadar
Alkaloid Total Pada Eksudat , Infusa Dan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (
Carica Papaya L .).Jurnal Ilmu farmasi Universitas Nahlatul Mataram 8(2):
65–69.
Pratama, M., Razak, R. & Rosalina, V. S. (2019). Analisis kadar tanin total
ekstrak etanol bunga cengkeh ( Syzygium aromaticum l .) Menggunakan
Metode spektrofotometri UV-vis. Fakultas Farmasi, Universitas Muslim
Indonesia, 6(2): 368–373.
Puspita, M. D. (2010). Identifikasi Kandungan Tanin dalam Ekstrak Etanolik
Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dari Kebun Tanaman Obat
Universitas Sanata Dharma dengan Metode KLT-Densiometri. Skripsi,
Fakultas Farmasi, Universitas sanata Dharma. Yogyakarta. Dipublikasikan.
Putri, M. A., & Santoso, B. S. A. (2019). Identifikasi Flavonoid, Alkaloid Dan
Tanin Kopi Biji Salak Yang Di Sangrai Pada Berbagai Varian Waktu.
Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang, 1–21.
Qorianti, Y. (2018). Optimasi Ekstraksi Ultrasonik dengan Variasi Pelarut dan
Lama Ekstraksi Terhadap Kadar Alkaloid Total pada Tanaman Anting-anting
(acalypha indica L.) Menggunakan Metode Spektrofotometer UV-Vis.
Skripsi, Jurusan Kimia, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Malang. Dipublikasikan
Rajendran, R., & Krishnakumar, E. (2010). Anti-arthritic activity of Premna
serratifolia Linn., wood against adjuvant induced arthritis. Avicenna Journal
of Medical Biotechnology, 2(2): 101–106.
Risflanty, D. K., & Indrawati. Perbedaan Kadar Tanin Pada Infusa Daun Asam
Jawa (Tamarindus Indica L.) dengan Metode Spektrofotometer UV-Vis).
Lombok Journal Of Science (LJS), 2(3): 1-7
Sa`adah, H., Supomo, S., & Musaenah, M. (2020). Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Air Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Bakteri
Propionibacterium acnes. Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia, 2(2): 80–88.
Salimi, Y. K., Bialangi, N., & Saiman, S. (2017). Isolasi Dan Identifikasi
Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol Daun Kelor (Moringa oleifera
Lamk.). Akademika : Jurnal Ilmiah Media Publikasi Ilmu Pengetahuan Dan
49
Lampiran I
1. Preparasi Sampel
Sampel bersih
Sampel Kering
Dihaluskan dengan
blender
Sampel halus
Diayak menggunakan
ayakan
Serbuk halus
51
2. Ekstraksi Sampel
Sampel daun
arogo halus
- Ditimbang sebanyak 50 g
menggunakan neraca
digital
- Dimasukan kedalam
erlenmeryer 500 mL
Sampel 50 g
- Ditambahkan 250 mL
etanol 96%
- Ditutup menggunakan
aluminium foil
- Diekstraksi selama 24 jam
Larutan Hasil
Ekstraksi
- Disaring menggunakan
vacum Buchner
Filtrat
- Dipekatkan menggunakan
rotary evaporator pada
suhu 40℃
Reagen Dragendroft
Hasil positif
Jingga kecokelatan
Reagen Meyer
Hasil positif
terbentuk endapan
berwarna kuning
53
Spektrofotometer UV-Vis
Absorbansi larutan
55
- Ditimbang sebanyak 10 mg
dimasukkan ke dalam labu ukur 10
mL
- Ditambahkan etanol sampai tanda
batas sehingga diperoleh
konsentrasi 1000 ppm
- Dipipet sebanyak 1 mL
dimasukkan ke dalam labu ukur
10 mL
- Ditambahkan etanol sampai
tanda batas
- Dikocok sampai homogen
sehingga diperoleh konsentrasi
100 ppm
Absorbansi larutan
57
Asam tanat
- Ditimbang sebanyak 10 mg
dimasukkan kedalam labu
ukur 10 mL
- Ditambahkan etanol air
sampai tanda batas sehingga
diperoleh konsentrasi 1000
ppm
- Dipipet sebanyak 1
mLdimasukkan ke dalam
labu ukur 10 mL
- Ditambahkan etanol
sampai tanda batas
- Dikocok sampai homogen
sehingga diperoleh
konsentrasi 100 ppm
- Dipipet 1, 2, 3, 4 dan 5 mL
- Dimasukan kedalam labu
ukur 10 mL
- Ditambahkan aquades
sampai tanda batas
- Dipipet masing-masing 1
mL
- Ditambahkan 1 mL reagen
folin denis
- Ditambahkan 3 mL larutan
Na2CO3
- Divorteks selama 10 menit
- Didiamkan selama 2 jam
pada suhu ruang
Absorbansi larutan
59
- Dipipet sebanyak 1 mL
- Ditambahkan 1 mL reagen
folin denis
- Ditambahkan 3 mL larutan
Na2CO3
- Divorteks selama 10 menit
- Didiamkan selama 2 jam
pada suhu ruangan
Absorbansi larutan
60
LAMPIRAN II
= = 2, 971
= = 4, 765
= = 6, 941
= = 9, 294
= = 11,147
61
= = 13, 529
Perlakuan 1
= = 18, 500
Perlakuan 2
= = 19, 294
Perlakuan 3
= = 18, 353
Perlakuan 1
Perlakuan 2
Perlakuan 3
Perlakuan 1
= %
= 0,959%
Perlakuan 2
= %
63
= 0,971%
Perlakuan 3
= %
= 0,957%
= 0,962 %
Perlakuan 2
=
=
= 119, 286 ppm
= 0,119 g/L
64
Perlakuan 3
=
=
= 117, 714 ppm
= 0,118 g/L
Perlakuan 1
=
= 12,1%
Perlakuan 2
=
= 11,9 %
Perlakuan 3
=
= 11,8 %
65
= %
= 11, 933 %
66
LAMPIRAN III
DOKUMENTASI