Anda di halaman 1dari 13

D

I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA : THASA ANDYAN


NIM : 190201051
MATA KULIAH : HUKUM BISNIS
DOSEN PENGAMPU : ABDUL LATIEF, SE, M.Si

19 Maret 2021

UNIVERSITAS SAMUDRA

FAKULTAS EKONOMI

PRODI MANAJEMEN

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji beserta syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang mana
berkat rahmat dan kehendakNya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah saya dengan
tepat waktu. Berikut adalah hasil makalah saya dengan judul “Hukum Badan-Badan
Usaha(Lanjutan)” dengan harapan saya hasil makalah saya ini dapat bermanfaat bagi saya
dan juga bagi para pembaca makalah saya ini.

Dalam proses penyelesaian makalah ini saya memperoleh banyak bantuan dan
masukan dari berbagai pihak, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh pihak terutama kepada Dosen Mata Kuliah Hukum Bisnis yaitu Bapak
“Abdul Latief, SE M,Si” atas bimbingan dan masukan nya demi selesainya tugas makalah
saya ini.

Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran nya dari hasil makalah
saya ini, agar untuk kedepan nya bisa lebih baik lagi. Agar makalah saya juga bermanfaat
baik kepada saya sendiri maupun kepada pembaca hasil makalah saya ini.

Langsa, 19 Maret 2021

Thasa Andyan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II : ISI

A. Badan usaha milik Negara


B. Badan usaha milik swasta
C. Legalitas usaha atau perizinan usaha
D. Bentuk-bentuk kerjasama dalam bisnis

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sering kali orang mencampuradukan antara Badan Usaha dan Perusahaan. Padahal
sebenarnya kedua istilah tersebut memiliki perbedaan yang signifikan. Maka dari itu
diperlukan pemahaman dari khalayak agar tidak terjadi kekeliruan mengenai pengertian
tersebut. Badan Usaha menggunakan kesatuan yuridis ( aspek-aspek hukum yang harus
dipenuhi ) untuk mencapai tujuan sedangkan perusahaan adalah kesatuan faktor produksi
yang melakukan kegiatan produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. Sedangkan
Perusahaan merupakan salah satu bagian atau alat badan usaha untuk melakukan aktivitas
pengelolaan faktor produksi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat. Badan
usaha bisa saja memilki beberapa perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi berdirinya suatu badan usaha antara lain, Krisis ekonomi yang
terjadi saat ini, banyaknya pengangguran, tingkat kesejahteraan masyarakat terhambat, dan
krisis kemiskinan. Peranan badan usaha jelas sangat penting dan berkontribusi terhadap
kemakmuran rakyat, dan untuk menyelesaikan faktor penghambat majunya perekonomian
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termasuk badan usaha swasta?
2. Apa saja yang termasuk badan usaha Negara?
3. Apa saja yang termasuk dalam legalitas usaha atau lembaga perizinan ?
4. Apa saja yang termasuk bentuk-bentuk kerjasama dalam bisnis?

C. Tujuan Penulisan

Agar mengetahui apa saja yang termasuk badan usaha, termasuk badan usaha swasta
maupun Negara, dan apa saja yang termasuk dalam legalitas usaha.
BAB II

ISI

A. Badan Usaha Milik Negara

Badan usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Fungsi
Badan Usaha Milik Negara :

- Sebagai penyedia barang ekonomis dan jasa yang tidak disedikan oleh swasta
- Merupakan alat pemerintah dalam menata kebijakan perekonomian
- Sebagai pengelola dari cabang-cabang produksi sumber daya alam untuk masyarakat
banyak
- Sebagai penyedia layanan dalam kebutuhan masyarakat
- Sebagai penghasil barang dan jasa demi pemenuhan orang banyak
- Sebagai pelopor terhadap sektor-sektor usaha yang belum diminati oleh pihak swasta
- Pembuka lapangan kerja
- Penghasil devisa Negara
- Pembantu dalam pengembangan usaha kecil koperasi
- Pendorong dalam aktivitas masyarakat terhadap diberbagai lapangan usaha

Pendirian Badan Usaha Milik Negara

Dalam pasal 4 disebutkan bahwa pendiran BUMN meliputi:

- pembentukan Perum atau Persero baru

- perubahan bentuk unit instansi pemerintah menjadi BUMN

- perubahan bentuk badan hukum BUMN

- pembentukan BUMN sebagai akibat dari peleburan Persero dan Perum

Klarifikasi Badan Usaha Milik Negara

Pemerintah meletakkan posisi BUMN bukan sebagai badan atau lembaga publik,
melainkan sebagai badan usaha atau lembaga privat. Meski keseluruhan atau sebagian besar
modalnya dimiliki pemerintah, BUMN adalah badan usaha dan bukan instansi pemerintah.
Kekayaan BUMN bukanlah kekayaan negara. Sesuai Pasal 4 UU BUMN, modal BUMN
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Status aset dan kekayaan yang ada di BUMN
hasil pengelolaan modal merupakan aset dan kekayaan BUMN itu sendiri karena keuangan
dan kekayaan negara yang ada di BUMN hanyalah sebatas modal atau saham.

B. Badan Usaha Milik Swasta

Badan usaha yang modalnya dimiliki oleh pihak swasta. Badan usaha memiliki fungsi
dan peranan yang terbagi-bagi atas berbagai macam-macam atau jenis-jenis bentuk BUMS,
yaitu antara lain :

1. Perusahaan Perorangan

Suatu perusahaan atau bisnis yang dimiliki oleh pemilik tunggal sedangkan pengusaha
perorangan adalah pemilik dari suatu perusahaan perseorangan. Dari segi permodalan
pengusaha perseorangan dapat saja mendapatkan pinjaman dari kreditor untuk operasional
perusahaan, tetapi tidak berarti pinjaman itu sebagai bukti kepemilikan lain dari orang
tersebut. Akibat dari adanya utang tersebut pemilik bertanggung jawab langsung dalam
pelunasaan utang tersebut dan apabila terjadi keuntungan, pengusaha tidak perlu membagi
keuntungannya kepada kreditor.

2. Firma

Menurut perumusan pasal 16 dan 18 KUHD, yang dimaksudkan dengan perseroan firma
adalah tiap-tiap perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan dibawah satu
nama bersama, dimana anggota-anggotanya langsung dan sendiri-sendiri bertanggunga jawab
sepenuhnya terhadap orang-orang pihak ketiga.

Oleh sebab itu Prof. Sukardono mengatakan bahwa Firma adalah suatu perserikatan perdata
yang khusus. Kekhususan itu menurut pasal 16 KUHD terletak pada keharusan adanya 3
unsur mutlak, yaitu :

- Menjalankan Perusahaan
- Dengan pemakaian Firma (=nama) bersama
- Pertanggung jawaban tiap-tiap sekutu untuk seluruhnya mengenai perikatan dengan
firma
3. Persekutuan Komanditer (CV)
Pasal 19 KUHD menyebutkan, bahwa CV adalah suatu perseroan untuk menjalankan
suatu perusahaan yang dibentuk antara satu orang atau beberapa orang persero yang secara
tanggung menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu pihak, dan satu orang
atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak yang lain.

4. Perseroan Terbatas (PT)

Adalah suatu badan usaha yang mempunyai kekayaan, hak, serta kewajiban sendiri, yang
terpisah dari kekayaan, hak serta kewajiban para pendiri maupun pemilik. Pada umumnya
orang berpendapat bahwa PT adalah suatu bentuk perseroan yang didirikan untuk
menjalankan suatu perusahaan dengan modal perseroan tertentu yang terbagi atas saham-
saham, dalam mana para pemegang saham ikut serta dengan mengambil satu saham atau
lebih dan melakukan perbuatan-perbuatan hukum dibuat oleh nama bersama, dengan tidak
bertanggung jawab sendiri untuk persetujuan-persetujuan perseroan itu.

5. Koperasi

Menurut UU No. 25 Tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya pada
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas
kekeluargaan.

C. Legalitas Usaha atau Lembaga Perizinan

Legalitas usaha adalah suatu kesahihan yang dimiliki oleh suatu usaha untuk dijalankan
sesuai dengan ketentuan hukum yang ada.

Tahap-tahap Perizinan

1. Akta Pendirian Perusahaan

Akta pendirian perusahaan adalah akta otentik, yaitu salah satu bentuk legalitas
perusahaan yang di buat di muka notaries, pejabat umum yang di beri wewenang untuk itu
oleh Undang-undang. Pada akta pendirian harus memuat Anggaran Dasar Perusahaan yang
berisi beberapa ketentuan sebagai berikut :

- secara formal memuat judul, nomor, tempat, hari dan tanggal pembuatan dan
penandatanganan akta pendirian
- secara materil memuat tentang pendiri atau pihak-pihak pendiri, perusahaan, usaha
perusahaan, hubungan perusahaan, cara penyelesaian jika terjadi sengketa

2. Nama perusahaan
- Pembauran nama perusahaan dengan nama pribadi
- Pembauran bentuk hukum perusahaan dengan nama pribadi
- Larangan memakai nama perusahaan orang lain
- Larangan memakai merk orang lain
- Larangan memakai nama perusahaan yang menyesatkan

3. Hak atas nama perusahaan

Hak merek adalah hak eksklusif bagi pemilik merek terdaftar untuk menggunakan merek
tersebut dalam perdagangan barang dan/atau jasa, sesuai dengan kelas dan jenis barang/jasa
untuk mana merek tersebut terdaftar.

4. Pengakuan dan pengesahan


- Dikatakan ada pengakuan apabila tidak ada pihak yang menyangkal atau keberatan
dengan pemakaian nama perusahaan yang bersangkutan
- Pengusaha atau masyarakat umum mengetahui dan mengakui nama yang dipakai oleh
perusahaan yang bersangkutan dalam menjalankan usahanya
- Dikatakan ada pengesahan apabila nama perusahaan yang dipakai menjalankan usaha
itu di buat di muka notaris, di umumkan dalam Berita negara, dan di daftarkan dalam
Daftar Perusahaan, tetapi tidak ada yang keberatan terhadap nama tersebut
- Dengan terdaftar nama perusahaan dalam Daftar perusahaan maka sudah dianggap
sah
- Apabila ada pihak yang tidak mengakui nama perusahaan yang di daftarkan maka
dapat mengajukan ke Menteri Perindustrian dan perdagangan mengenai nama yang di
daftarkan beserta alasannya.

5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupakan suatu sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
wajib pajak. Setiap wajib pajak hanya memiliki satu NPWP. Terhadap wajib pajak
yang tidak mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. NPWP terdiri atas 15
digit, meliputi 9 digit pertama merupakan kode wajib pajak dan 6 digit.
6. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Surat izin tempat usaha (SITU) adalah surat izin yang diberikan kepadasetiap
pengusaha yang mendirikan tempat usaha maupunmenempati tempat usaha yang
disediakan oleh pemerintahdalam melakukan usaha yangdilaksanakan secara teratur
dalam bidang usaha tertentudengan maksud mencari keuntungan atau laba. Peraturan
mengenai ijin tempat usaha ini berbeda antara daerah yang satu dengan yang lain
karena diatur oleh peraturan daerah masing-masing. Namun secara umum persyaratan
untuk kelengkapan surat izin sama antara daerah yang satu dengan yang lain.

D. Bentuk-bentuk kerjasama dalam bisnis


1. Merger

Merger atau fusi adalah suatu penggabungan satu atau beberapa badan usaha
sehingga dari sudut ekonomi merupakan satu kesatuan, tanpa melebur badan usaha
yang bergabung. Di pandang dari segi ekonomi, ada dua jenis merger, yaitu merger
horizontal danmerger vertikal. Merger horizontal adalah penggabungan satu atau
beberapa perusahaan yang masing – masing kegiatan bisnis ( produksinya ) berbeda
satu sama lain sehingga yang satu dengan yang lain nya merupakan kelanjutan dari
masing – masing produk. Contoh PT A mengusahakan kapas, bergabung dengan PT C
yang mengusahakan kain dan seterusnya. Dengan demikian tujuan kerjasama disini
adalah menjamin tersedianya pasokan atau penjualan dan distribusi di mana PT B
akan mempergunakan produk PT A dan PT C akan mempergunakan produk PT B dan
seterusnya. Merger vertikal adalah penggabungan satu atau beberapa perusahaan yang
masing – masing kegiatan bisnis berbeda satu sama lain, namun tidak saling
mendukung dalam penggunaan produk. Misal nya badan usaha perhotelan, bergabung
dengan badan usaha perbankan, perasuransian sehingga di sini terlihat adanya
diversifikasi usaha dalam suatu penggabungan badan usaha. Di pandang dari aspek
hukum, bentuk kerjasama ini hanya dapat dilakukan pada badan usaha dengan status
badan hukum ( dalam hal ini perseroan terbatas ).

2. Konsolidasi

Antara konsolidasi dan merger sering kali dipersamakan sehingga dalam praktik
kedua istilah ini sering di pertukarkan dan dianggap sama artinya, namun sebenarnya
terdapat perbedaan pengertian antara konsolidasi dan merger. Dalam merger
penggabungan antara dua atau lebih badan usaha tidak membuat badan usaha yang
bergabung menjadi lenyap, sedangkan konsolidasi adalah penggabungan antara dua
atau lebih badan usaha yang menggabungkan diri saling melebur menjadi satu dan
membentuk satu badan usaha yang baru, oleh kerena itu, konsolidasi ini sering kali di
sebut dengan peleburan.

3. Joint Venture

Joint venture secara umum dapat di artikan sebagai suatu persetujuan di antara dua
pihak atau lebih, untuk melakukan kerjasama dalam suatu kegiatan. Persetujuan di
sini adalah kesepakatan yang di dasari atau suatu perjanjian yang harus tetap
berpedoman kepada syarat sahnya suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal
1320 KUHPerdata. Jadi menurut Amirizal joint venture adalah kerjasama antara
pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional semata – mata berdasarkan suatu
perjanjian belaka ( contractueel ). Subjek dari joint venture dapat di bagi menjadi dua
jenis kerjasama yaitu : 1. Antara orang atau badan hukum RI dengan orang atau badan
hukum RI 2. Antara orang atau badan hukum RI dengan orang atau badan hukum
asing/lembaga internasional.

4. Waralaba

Waralaba yang dulu dikenal dengan istilah franchise sekarang diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba. Waralaba adalah hak
khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem
bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang
telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain
berdasarkan perjanjian waralaba. Kriteria tertentu yang dimaksudkan adalah syarat
mutlak untuk adanya waralaba, kriteria tersebut adalah :

1. Memiliki ciri khas usaha Artinya suatu usaha yang memiliki keunggulan atau
perbedaan yang tidak mudah ditiru dibandingkan dengan usaha lain yang sejenis
dan membuat konsumen selalu mencari ciri khas di maksud. Misalnya sistem
manajemen, cara penjualan dan pelayanan dsb.
2. Terbukti sudah memberikan keuntungan Maksudnya bahwa usaha tersebut
berdasarkan pengalaman pemberi waralaba yang telah dimiliki kurang lebih 5
( lima ) tahun dan telah mempunyai kiat – kiat bisnis untuk mengatasi masalah –
masalah dalam perjalanan usahanya, terbukti masih bertahan dan berkembangnya
usaha tersebut dengan menguntungkan.
3. Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yag
dibuat secara tertulis. Dimaksud dengan standar atas pelayanan dan barang
dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis adalah supaya penerima
waralaba dapat melaksanakan usaha dalam kerangka kerja yang jelas dan sama
( standard operational procedure ).
4. Mudah diajarkan dan di aplikasikan Maksudnya usaha tersebut mudah
dilaksanakan sehingga penerima waralaba yang belum memiliki pengalaman atau
pengetahuan mengenai usaha sejenis dapat melaksanakannya dengan baik sesuai
dengan bimbingan operasional dan manajeman yang berkesinambungan yang
diberikan oleh pemberi waralaba.
5. Adanya dukungan yang berkesinambungan yaitu dukungan dari pemberi
waralaba kepada penerima waralaba secara terus – menerus seperti bimbingan
operasional, pelatihan, dan promosi
6. Hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar Adalah HKI yang terkait dengan
usaha seperti merek, hak cipta, paten, dan rahasia dagang, sudah di daftarkan dan
mempunyai sertifikat atau sedang dalam proses pendaftaran di instansi yang
berwenang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Badan Usaha di definisikan sebagai organisasi yang terstruktur dalam mengelola faktor-
faktor produksi untuk mendapatkan keuntungan. Pengertian lain Badan usaha dalam buku
Kompeten Ekonomi adalah kesatuan yuridis dan ekonomi yang menggunakan faktor produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan mencari keuntungan.

Disamping itu agar mahasiswa lebih mengetahui lebih banyak tentang badan usaha dan
mengetahui jenis badan usaha. Karena adanya suatu hubungan yang erat antara badan usaha
dengan hukum dagang, dimana Hukum dagang ialah hukum yang mengatur tingkah laku
manusia dalam suatu usaha perdagangan untuk mencapai suatu tujuan bersama serta
memperoleh keuntungan sedangkan badan usaha Badan Usaha di definisikan sebagai
organisasi yang terstruktur dalam mengelola faktor-faktor produksi untuk mendapatkan
keuntungan, nah disini peran hukum dagang adalah untuk melindungi hak-hak serta
kewajiban bagi orang-orang yang melakukuan suatu usaha ataupun kegiatan dibidang
perdagangan dengan tujuan agar dapat mewujudkan serta menyeimbangkan aturan yang ada
agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan.

B. Saran

Maka dari itu, berdasarkan ketentuan dari pemerintah dan keuntungankeuntungan yang
diperoleh nantinya, seorang pengusaha harus mengurus legalitas perusahaannya. Dengan
adanya legalitas tersebut, pengusaha telah mendapatkan jaminan keberlangsungan
perusahaannya. Justru jika perusahaan itu tidak diurus, nantinya perusahaan itu akan
mendapatkan banyak kesulitan dalam kegiatan usahanya. Selain merasa terancam dengan
penertiban oleh pihak berwajib, mereka juga akan kesulitan mengembangkan usahanya
menuju kearah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://raninuraeni379.wordpress.com/s-i-h/hukum-dagang/2-makalah-bentuk-badan-usaha-
dalam-hukum-dagang/

https://windasirumapea.wordpress.com/2012/11/07/bentuk-bentuk-badan-usaha/

https://prezi.com/b7zwxkp3vjbe/badan-usaha-milik-negara/

http://miftachr.blog.uns.ac.id/2010/01/aproses-perizinan-di-indonesia-untuk-mendirikan-
perusahaan-perbangkan-perindustrian-bidang-usaha-perdagangan/

https://riyanikusuma.wordpress.com/2012/04/01/wajib-daftar-perusahaan/
http://bayukusdaryanto.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-merger-konsolidasi-dan.html

Anda mungkin juga menyukai