Anda di halaman 1dari 12

MODEL CARING ISLAMI TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN

(Islamic Caring Model on Increase Patient Satisfaction)

Muh. Abdurrouf*, Nursalam**, Purwaningsih**


*FIK Unissula Jl. Raya Kaligawe KM.4 Po. Box. 1235 Semarang
E-mail: rouf_dmk@yahoo.com
**Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya

ABSTRAK
Pendahuluan: Kepuasan pasien merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh penyedia
pelayanan kesehatan, pasien yang tidak puas akan meninggalkan rumah sakit dan menjadi pelanggan
pesaing sehingga dapat menyebabkan penurunan penjualan produk/jasa dan pada gilirannya dapat
menurunkan laba dan bahkan kerugian, oleh karena itu rumah sakit harus memberikan pelayanan
terbaik sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan
pengaruh model caring Islami terhadap peningkatan kepuasan pasien. Metode: Penelitian ini
menggunakan desain pre-eksperimen, dengan responden sebanyak 31 pasien pada kelompok
perlakuan yang diberikan caring Islami dan 31 pasien kelompok kontrol yang tidak diberikan
caring Islami di Instalasi Rawat Inap Bedah Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dengan
menggunakan teknik consecutive sampling, data kepuasan pasien dikumpulkan melalui kuesioner
dan dianalisis dengan uji mann-whitney, adapun untuk mengetahui pengaruh caring Islami terhadap
kepuasan pasien dianalisis dengan uji spearman’s rho. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh secara signifikan caring Islami terhadap perceived disconfirmation (p=0,000),
terdapat pengaruh perceived disconfirmation terhadap kepuasan pasien secara signifikan (p=0,000),
terdapat pengaruh secara signifikan caring Islami terhadap kepuasan pasien pada kelompok
perlakuan dengan kelompok control (p=0,001). Pembahasan: Kesimpulan dalam penelitian ini
yaitu Model caring Islami dapat diterapkan di rumah sakit sehingga bisa meningkatkan perceived
disconfirmation dan kepuasan pasien, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pasien
perlu memperhatikan peningkatan dimensi emphaty dan responsiveness, pasien yang diberikan
caring islami memiliki tingkat kepuasan lebih tinggi daripada pasien yang tidak diberikan caring
Islami. Saran berdasarkan hasil penelitian yaitu Model caring Islami dapat diterapkan di rumah sakit
sebagai model asuhan keperawatan sehingga bisa meningkatkan kepuasan pasien, perilaku caring
Islami dapat dipelajari dan ditingkatkan melalui pelatihan dan komitmen yang tinggi serta dapat
diaplikasikan dengan menampilkan perilaku professional, ramah, amanah, istiqomah, sabar dan
ikhlas dalam memberikan asuhan keperawatan, penelitian lebih lanjut terhadap variabel lain yang
belum diteliti sesuai teori expectancy-disconfirmation menurut Wodruff dan Gardial 2002 yaitu
comparison standard dan satisfaction outcome.

Kata kunci: caring Islami, perceived disconfirmation, kepuasan pasien.

ABSTRACT
Introduction: Patient satisfaction was important aspect that must be considered by health service
providers, patients who were not satisfied will leave the hospital and be a competitor's customers
so be able caused a decrease in sales of products/services and in turn could reduce and even loss
of profit, therefore, the hospital must provided the best service so that it could increase patient
satisfaction. The purpose of this study was to exams the effect of Islamic caring model on increase
patient satisfaction.. Method: This study was used pre-experimental design, the respondents were
31 patients in the treatment group assigned Islamic caring and 31 patients with a kontrol group that
were not given Islamic caring Inpatient Surgical Sultan Agung Islamic Hospital Semarang by using

153
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 April 2013: 153–164

consecutive sampling techniques, patient satisfaction data collected through questionnaires and
analyzed with Mann-Whitney test, as for finding out the Islamic caring for patient satisfaction were
analyzed with spearmen's rho test. Result: The results showed that there was a significant influence
of Islamic caring for perceived disconfirmation (p=0,000) there was a perceived disconfirmation
influence on patient satisfaction significantly (p=0,000), there was a significant influence of Islamic
caring for patient satisfaction in the treatment group with a kontrol group (p=0.001). Discussion:
Discussion of this study was Islamic caring model effect on the increase perceived disconfirmation
and patient satisfaction, Perceived disconfirmation effect on patient satisfaction, patient satisfaction
who given Islamic caring was increase, patients given Islamic caring had higher satisfaction levels
than patients who not given Islamic caring. Suggestions put forward based on the results of the study
of Islamic caring model could be applied in Sultan Agung Islamic Hospital as a model of nursing
care, Islamic caring behavior can be learned and improved through training and commitment and
could be applied in providing nursing care, further studies of other variables that had not been
examined in accordance expectancy-disconfirmation theory according Wodruff and Gardial 2002
of comparison standard and satisfaction outcome.

Keywords: caring Islami, perceived disconfirmation, patient satisfaction

PENDAHULUAN meninggalkan perusahaan dan menjadi


pelanggan pesaing, hal ini dapat menyebabkan
Pelayanan keperawatan merupakan
penurunan penjualan produk/jasa dan pada
suatu bentuk pelayanan profesional sebagai
gilirannya dapat menurunkan laba dan bahkan
bagian integral dari pelayanan kesehatan
kerugian, oleh karena itu perusahaan jasa
yang mempunyai daya ungkit besar terhadap
kesehatan/rumah sakit harus dapat memuaskan
pembangunan bidang kesehatan (PPNI,
pelanggan/pasien (Supranto, 2006).
2012), Perawat merupakan sumber daya
Ket id a k puasan pasien terhad ap
manusia terbesar dalam pelayanan kesehatan
palayanan keperawatan dapat dipengaruhi
di rumah sakit, di mana perawat bekerja
oleh beberapa faktor antara lain : product
selama 24 jam setiap harinya secara bergilir
yaitu mutu tidaknya sebuah produk/jasa, price
dan berkesinambungan untuk memberikan
atau biaya yang harus dibayarkan oleh pasien
asuhan keperawatan yang komprehensif
terhadap pelayanan yang diterima, place
dan profesional dan siap membantu pasien
yaitu tempat atau fasilitas yang diberikan,
setiap saat. Perawat memiliki posisi yang
promotion yaitu kesesuaian antara produk/
vital di mana sehari-harinya perawat kontak jasa yang diterima dengan informasi yang
langsung dan mempunyai waktu terbanyak diberikan, process atau mekanisme pelayanan
dalam berinteraksi dengan klien sehingga dan people yaitu tenaga atau sumber daya yang
tinggi rendahnya mutu pelayanan kesehatan memberikan pelayanan (Wiyono, 2007).
di rumah sakit salah satunya ditentukan oleh Perawat sebagai tenaga kesehatan
tenaga keperawatan (Farida, 2011), di mana yang paling banyak bersama pasien dituntut
mutu/kualitas pelayanan kesehatan yang untuk memberikan pelayanan terbaik berupa
diberikan akan mempengaruhi kepuasan perilaku caring di mana caring merupakan
pasien (Kucukarslan dan Nadkarni, 2008). inti dari keperawatan berupa pengetahuan,
Lembaga penyedia jasa /layanan sikap dan perilaku yang dilandasi oleh nilai-
dituntut untuk selalu memberikan pelayanan nilai kebaikan, perhatian, kasih terhadap diri
terbaik kepada palanggan/konsumen karena sendiri dan orang lain serta menghormati
adanya persaingan yang semakin ketat. Para keyakinan spiritual klien bertujuan untuk
konsumen akan mencari produk berupa melindungi, meningkatkan dan membantu
pelayanan atau jasa dari perusahaan yang orang lain dalam proses penyembuhan.
dapat memberikan pelayanan yang terbaik Perilaku caring yang diberikan perawat
kepadanya. Pelanggan yang tidak puas akan kepada pasien dapat meningkatkan kepuasan

154
Model Caring Islami (Muh. Abdurrouf, dkk)

pasien (Rafii, et al, 2007) apalagi dengan dalam penelitian ini menggunakan teknik
memasukkan nilai-nilai Islam di mana nilai- consecutive sampling yaitu dengan mengambil
nilai Islam bersifat rahmatan lil alamin atau semua responden yang memenuhi kriteria
kasih sayang untuk seluruh makhluk tanpa inklusi sampai terpenuhi jumlah sampel.
melihat ras suku, bangsa, bahasa dan agama, Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan
sehingga dengan diterapkannya caring Islami penilaian data caring Islami menggunakan
akan lebih meningkatkan kepuasan pasien di modifikasi kuesioner Caring Behaviour
rumah sakit. Inventory (CBI-24) yang telah dikembangkan
oleh Wu et al (2006) berdasarkan teori caring
BAHAN DAN METODE transpersonal Watson. Instrumen perceive
disconfirmation memuat tentang penilaian
Rancangan penelitian dalam penelitian pasien terhadap kinerja yang dirasakan
ini menggunakan pra-eksperimen (the atau yang diterima dibandingkan dengan
static group comparison) yang bertujuan harapan pasien. Kuesioner yang digunakan
membandingkan data kepuasan pasien pada merupakan modifikasi dari teori SERVQUAL
kelompok perlakuan dengan kelompok menurut Parasuraman, Zeithmal dan Berry
kontrol setelah diberikan tindakan caring tahun (1996) dan instrumen Kepuasan
Islami. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien pada caring Islami meliputi: RATER
seluruh pasien kelas 2 dan 3 di Ruang Rawat (Reliability, Assurance, Tangible, Emphaty,
Inap Bedah RSI Sultan Agung pada bulan Responsiveness). Kuesioner merupakan
Maret sampai dengan April 2013. Sampel modifikasi dari buku Nursalam tahun
pada penelitian ini adalah pasien kelas 2011. Latihan penerapan caring Islami oleh
2 dan 3 di Ruang Rawat Inap Bedah RSI perawat kepada pasien dengan bimbingan atau
Sultan Agung, sebanyak 31 responden pada pendampingan oleh peneliti dan tim secara
kelompok perlakuan dan 31 responden pada bergantian dalam 3 shift selama 1 minggu.
kelompok kontrol. Kriteria inklusi: pasien Penerapan caring Islami pada kelompok
dewasa, pendidikan minimal SD, dapat perlakuan mulai dari pasien masuk sampai
membaca dan menulis, pasien yang dirawat pasien pulang, dan pada kelompok kontrol
lebih dari 3 hari. Kriteria eksklusinya adalah tidak diberikan caring Islami mulai pasien
pasien yang mengalami penurunan tingkat masuk sampai pasien pulang observasi
kesadaran, tidak bersedia menjadi responden, kepuasan pasien pada kelompok perlakuan
pasien Jamkesmas. Variabel independen dan kelompok kontrol setelah 3 hari perawatan
pada penelitian ini adalah caring Islami dan atau pada saat pasien pulang dengan cara
perceive disconfirmation. Variabel dependen mengajukan lembar persetujuan kepada
dan variabel dependen pada penelitian ini responden apabila setuju dilanjutkan dengan
adalah kepuasan pasien. Pengambilan sampel pengisian kuesioner.

Tabel 1. Perilaku caring Islami perawat di IRNA Bedah RSI Sultan Agung Semarang
Kriteria
Total
No. Parameter Tinggi Sedang Rendah
Σ % Σ % Σ % Σ %
1 Profesional 23 74 8 26 0 0 31 100
2 Ramah 19 61 10 32 2 7 31 100
3 Amanah 19 61 9 29 3 10 31 100
4 Istiqomah 19 61 9 29 3 10 31 100
5 Sabar 15 48 12 39 4 13 31 100
6 Ikhlas 18 58 9 29 4 13 31 100
Jumlah 113 363 57 184 16 53 186 600

155
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 April 2013: 153–164

Tabel 2. Perceived disconfirmation pasien IRNA Bedah RSI Sultan Agung Semarang
Kriteria
Total
No. Dimensi Sangat baik Baik Buruk
Σ % Σ % Σ % Σ %
1 Reliability 10 32 19 61 2 6 31 100
2 Assurance 7 23 22 71 2 6 31 100
3 Tangible 7 23 22 71 2 6 31 100
4 Emphaty 8 26 21 68 2 6 31 100
5 Responsiveness 9 29 19 61 3 10 31 100
Jumlah 41 134 103 332 11 34 155 500

Tabel 3. Kepuasan pasien IRNA Bedah RSI Sultan Agung Semarang


Kelompok perlakuan Kelompok kontrol
Total
No Dimensi Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
Σ % Σ % Σ % Σ % Σ % Σ % Σ %
1 Reliability 12 39 16 51 3 10 3 10 27 87 1 3 31 100
2 Assurance 10 32 18 58 3 10 1 3 28 90 2 7 31 100
3 Tangible 11 35 17 55 3 10 3 10 22 71 6 19 31 100
4 Emphaty 9 29 18 58 4 13 1 3 24 78 6 19 31 100
5 Responsiveness 8 26 19 61 4 13 6 19 24 78 1 3 31 100
Jumlah 50 161 88 283 17 56 14 45 125 404 16 51 155 500

Tabel 4. Uji spearman’s rho pengaruh perilaku caring Islami terhadap perceived disconfirmation
pasien IRNA Bedah RSI Sultan Agung Semarang
Variabel n R P
Perilaku caring Islami terhadap perceived disconfirmation 31 0,626 0,000

Tabel 5. Uji regresi linier sederhana pengaruh perceived disconfirmation terhadap kepuasan pasien
IRNA Bedah RSI Sultan Agung Semarang
Variabel N R Square R P
perceived disconfirmation terhadap kepuasan pasien 31 0,474 0,688 0,000

Tabel 6. Uji Spearman’s rho pengaruh perilaku caring Islami terhadap kepuasan pasien pasien IRNA
Bedah RSI Sultan Agung Semarang
Variabel N R p
Caring Islami terhadap kepuasan pasien 31 0,644 0,000

Tabel 7. Uji Mann-whitney kepuasan pasien pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pasien
IRNA Bedah RSI Sultan Agung Semarang
Variabel N P
Kepuasan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol 62 0,001

156
Model Caring Islami (Muh. Abdurrouf, dkk)

HASIL (umumnya menyiratkan hasil memuaskan),


efek negatif (umumnya menyiratkan hasil
A nalisis d at a penelitian u nt u k
yang tidak memuaskan), atau tidak berefek.
membandingkan antara kelompok kontrol dan
Kepuasan pasien ditentukan oleh dipenuhi
kelompok perlakuan yang diberikan caring
atau tidak dipenuhi (dis/confirmation) harapan
Islami terhadap kepuasan pasien dengan
pasien, sedangkan dipenuhi atau tidak
menggunakan uji statistik mann whitney
dipenuhi (dis/confirmation) harapan pasien
karena data kepuasan pasien pada kelompok
ditentukan oleh perbandingan antara harapan
kontrol tidak berdistribusi normal dengan
dan pengalaman saat ini (Damayanti, 2001)
tingkat kemaknaan 0,05 dengan ketentuan
Pengaruh caring Islami terhadap
pengaruh dikatakan bermakna bila ρ value ≤
perceived disconf ir mation didu k u ng
0,05 dan pengaruh dikatakan tidak bermakna
oleh Woodruff dan Gardial (2002) dan
bila ρ value ≥ 0,05.
Hong (2006) yang menyatakan bahwa
perceived disconfirmation dipengaruhi oleh
PEMBAHASAN perceived performance dalam hal ini caring
Terdapat pengaruh yang signifikan Islami, menurut Hom (2000), pasien akan
perilaku caring Islami terhadap perceived membandingkan antara kinerja yang mereka
disconfirmation pasien di RSI Sultan Agung terima atau perceived performance dengan
Semarang. Caring Islami yang terdiri dari standar atau pengalaman mereka untuk
professional, ramah, amanah, istiqomah, menilai apakah sesuai harapan atau tidak
ikhlas dan sabar berpengaruh terhadap sesuai harapan, penilaian positif apabila sesuai
perceived disconfirmation yang terdiri dari dengan harapan dan penilaian negatif bila
reliability, assurance, tangible, emphaty, dan tidak sesuai harapan.
responsiveness. Pasien sebagian besar menilai perilaku
Caring Islami merupakan perilaku caring Islami perawat tinggi terutama pada
profesional perawat dalam memberikan dimensi professional, hal ini karena perawat
pelaya na n ke per awat a n berd a sa rka n telah mendapatkan pelatihan caring Islami
kemampuan intelektual yang diberikan kepada dan beberapa perawat ada yang pernah
pasien, keluarga dan masyarakat dengan mengikuti pelatihan komunikasi terapeutik
penuh perhatian, peduli, ramah, empati, dan manajemen bangsal, RSI Sultan Agung
santun, komunikasi terapeutik serta selalu saat ini mulai menerapkan perawatan Islami
tanggap untuk memberikan yang terbaik dimulai pada ruang VIP dan ada perwakilan
bagi klien berdasarkan Al-quran dan As- perawat dari ruang lain yang dilibatkan
Sunnah. Caring Islami mencakup beberapa dalam beberapa pelatihannya, pada tabel 1.3
karakteristik antara lain professional, ramah, menunjukkan bahwa pasien kecenderungan
amanah, istiqomah, sabar dan ikhlas (Widarti, memiliki perceived disconfirmation baik
2010). Caring Islami merupakan perceived terutama pada dimensi assurance dan
performance atau kinerja yang diterima oleh tangible.
pasien dalam teori expectancy-disconfirmation Caring Islami pada dimensi professional
yang dikemukakan oleh Woodruff dan Gardial dinilai tinggi oleh pasien karena pasien menilai
(2002) yaitu bentuk kinerja obyektif atau teknis perawat selalu mengetahui cara memasang
yang diberikan oleh perawat kepada pasien infus, mengetahui cara melakukan injeksi,
berupa pelayanan keperawatan di mana pasien pasien menilai perawat selalu percaya diri
akan merasa lebih puas dengan kemampuan dan menunjukkan profesionalisme di hadapan
perawat untuk menyediakan apa yang mereka pasien serta mampu menggunakan peralatan
butuhkan. dengan baik, perawat selalu memberikan
Perceived disconfirmation adalah informasi dengan penuh keyakinan pada
evaluasi kinerja yang dirasakan sesuai pasien. Sehingga sebagian besar pasien menilai
dengan perbandingan satu atau lebih standar. perilaku caring Islami perawat dalam dimensi
Disconfirmation dapat memiliki efek positif professional dalam kategori tinggi, meskipun

157
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 April 2013: 153–164

pada dimensi sabar dan ikhlas ada beberapa pasien akan mempunyai persepsi yang positif
pasien menilai buruk hal ini bisa disebabkan terhadap pelayanan keperawatan di rumah
beban kerja perawat terkadang tinggi ketika sakit (baik), apabila pelayanan yang diberikan
pasien penuh sementara jumlah perawat belum melebihi harapannya maka pasien akan
sesuai dengan kebutuhan ruangan dan juga memiliki penilaian (disconfirmation) yang
bisa diakibatkan pembagian ketenagaan pada lebih positif (sangat baik). Berdasarkan hasil
masing-masing shift yang belum optimal, penelitian tersebut didapatkan data bahwa
menurut Prawitasari (2009) beban kerja semakin tinggi perilaku caring Islami maka
perawat pelaksana yang adekuat diperlukan pasien akan memiliki disconfirmation yang
agar perawat dapat memberikan pelayanan sangat baik.
yang sesuai dengan standar pelayanan Terdapat pengaruh yang signifikan
keperawatan dan meminimalkan terjadinya perceived disconfirmation terhadap kepuasan
masalah keselamatan pasien. pasien di RSI Sultan Agung Semarang yang
Perceived disconfirmation baik terutama terdiri dari dimensi reliability, assurance,
pada dimensi assurance dan tangible karena tangible, emphaty, dan responsiveness.
pasien menilai baik atau sesuai dengan harapan Pengaruh perceived disconfirmation terhadap
pasien yaitu perawat memberi perhatian kepuasan pasien didukung oleh Hong (2006)
terhadap keluhan yang pasien rasakan, yang menyatakan bahwa ada pengaruh
perawat dapat menjawab pertanyaan tentang perceived disconfirmation terhadap kepuasan
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, demikian juga disampaikan oleh
pasien, perawat jujur dalam memberikan Woodruff et al. (2003) bahwa perceived
informasi tentang keadaan pasien, perawat disconfirmation berpengaruh positif terhadap
selalu memberikan salam dan senyum ketika kepuasan pasien, meskipun hasil riset yang
bertemu dengan pasien, perawat teliti dan dilakukan oleh Kucukarslan dan Nadkarni
terampil dalam melaksanakan tindakan (2008) dalam penelitiannya Evaluating
keperawatan kepada pasien, perawat menjaga Medicatio-related service in hospital setting
kebersihan dan kerapian ruangan yang pasien Using The Disconfirmation of Expectation
tempati, perawat selalu menjaga kerapian dan menunjukkan tidak ada pengaruh antara
penampilannya, perawat ramah dan tampak disconfirmation of Expectation terhadap
senang dalam merawat pasien, perawat kepuasan pasien.
menjaga kebersihan dan kesiapan peralatan Riset yang dilakukan oleh Kucukarslan
kesehatan yang digunakan, perawat tampak dan Nadkarni (2008) adalah disconfirmation
percaya diri dalam melakukan tindakan atau penilaian terhadap pelayanan medis
keperawatan, sehingga pasien memiliki sedangkan pada penelitian ini adalah
perceived disconfirmation baik pada dimensi penilaian terhadap pelayanan keperawatan
assurance dan tangible. atau caring Islami di mana pelayanan medis
Uji hipotesis dengan spearman rho belum bisa menggambarkan pelayanan rumah
yang menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh sakit secara utuh karena porsinya lebih kecil
yang signifikan antara perilaku caring Islami dibandingkan dengan pelayanan keperawatan,
terhadap perceived disconfirmation pasien di pelayanan keperawatan memiliki posisi
RSI Sultan Agung Semarang hal ini sesuai yang vital di mana perawat selalu kontak
dengan model expectancy-disconfirmation langsung dan mempunyai waktu terbanyak
menurut Woodruff dan Gardial (2002). Pasien dalam berinteraksi dengan klien sehingga
yang diberikan caring Islami, mereka akan tinggi rendahnya mutu pelayanan kesehatan
membandingkan atau mengevaluasi antara di rumah sakit sangat besar dipengaruhi oleh
pelayanan keperawatan yang diberikan berupa pelayanan keperawatan karena 90% pelayanan
perilaku perawat yang professional, ramah, kesehatan di rumah sakit diberikan oleh
amanah, istiqomah, sabar dan ikhlas dengan perawat (Damayanti, 2001) sehingga antara
harapan-harapan dan pengalaman sebelumnya, disconfirmation atau penilaian terhadap
apabila pasien terpenuhi harapannya maka pelayanan medis dengan disconfirmation

158
Model Caring Islami (Muh. Abdurrouf, dkk)

atau penilaian terhadap pelayanan berbeda Kepuasan pasien ditentukan oleh bagaimana
pengaruhnya terhadap kepuasan pasien. penilaian (disconfirmation) pasien terhadap
Disconfirmation merupakan kesimpulan pelayanan keperawatan yang diberikan apabila
dari evaluasi terhadap kinerja yang dirasakan penilaiannya buruk maka pasien akan merasa
dibandingkan dengan standar, apabila sesuai tidak puas, apabila pasien menilai pelayanan
dengan harapan maka akan merasa puas yang diberikan baik maka akan merasa puas
dan apabila tidak sesuai harapan maka akan dan apabila pasien menilai pelayanan yang
tidak puas. Pasien yang dirawat di rumah diberikan oleh rumah sakit sangat baik maka
sakit mempunyai bermacam harapan dan akan pasien akan merasa sangat puas. Berdasarkan
membandingkan atau menilai (disconfirmation) hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
antara apa yang diterima atau pelayanan bahwa semakin baik penilaian pasien terhadap
yang diberikan dengan harapannya, apabila pelayanan yang diberikan maka pasien akan
kenyataan yang didapatkan berupa pelayanan semakin puas.
di rumah sakit sesuai harapan (baik) maka Terdapat pengaruh perilaku caring
pasien akan puas, sebaliknya bila pengalaman Islami terhadap kepuasan pasien di RSI Sultan
selama mendapatkan pelayanan di rumah sakit Agung Semarang yang terdiri dari dimensi
tidak sesuai harapan (buruk) maka pasien akan reliability, assurance, tangible, emphaty, dan
merasa tidak puas, dan bila pelayanan yang responsiveness.
diberikan melebihi harapan pasien (sangat Pengaruh perilaku caring Islami
baik) maka pasien akan merasa sangat puas terhadap kepuasan pasien didukung oleh
(Suryawati, 2004); (Supranto, 2006) Woodruff et al. (2003) yang menyebutkan
Kecender ungan pasien memiliki perceived per for mance ber penga r u h
perceived disconfirmation baik pada semua terhadap kepuasan pasien, perceived
dimensi terutama assurance dan tangible, performance dalam penelitian ini adalah
dan pasien sebagian besar memiliki tingkat caring Islami. Supriyanto dan Ernawaty
kepuasan sedang pada semua dimensi terutama (2010) menyatakan bahwa kepuasan pasien
pada dimensi responsiveness. dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan
Pasien sebagian besar memiliki tingkat oleh rumah sakit, pelayanan yang diberikan
kepuasan sedang pada dimensi responsiveness oleh institusi pelayanan kesehatan dianggap
karena perawat segera menawarkan bantuan baik apabila dalam memberikan pelayanan
tanpa diminta saat melihat pasien kesulitan, lebih memperhatikan kebutuhan pasien.
perawat melakukan orientasi kepada pasien Kepuasan pasien dapat muncul dari kesan
saat masuk ruangan perawatan, perawat segera pertama terhadap pelayanan keperawatan
datang bila dipanggil (tidak memerlukan waktu yang diberikan, misalnya: pelayanan yang
menunggu yang lama) khususnya keluhan cepat, ramah dan tanggap dalam memberikan
tentang penyakit, perawat bersedia membantu pelayanan keperawatan. Menurut Kucukarslan
pasien untuk berjalan, BAB, BAK, ganti posisi dan Nadkarni (2008) bahwa ada hubungan
tidur bila dibutuhkan, perawat mengikutkan yang positif antara kepuasan pasien dengan
pasien dan keluarga dalam perawatan, perawat pelayanan medis, kepuasan adalah tingkat
membantu pasien untuk pelaksanaan foto dan kepuasan seseorang setelah membandingkan
pemeriksaan laboratorium di rumah sakit. kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan
Hasil ini didukung oleh uji regresi dengan harapannya (Kotler, 2008)
linier sederhana bahwa ada pengaruh yang Pasien sebagian besar menilai perilaku
signifikan perceived disconfirmation terhadap caring Islami perawat tinggi terutama pada
kepuasan pasien dan menunjukkan besar dimensi professional, meskipun ada pasien
hubungan bersifat kuat, hal ini sesuai dengan yang menilai buruk pada dimensi sabar dan
model A Conceptual Look at The Influence of ikhlas, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa
Relationship Structure on the Disconfirmation hal antara lain pasien dengan lama perawatan
Process in a Business-to Business Context yang panjang dan kondisi penyakit pasien
yang dikemukakan oleh (Woodruff et al, 2003). menyebabkan pasien menilai perawat kurang

159
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 April 2013: 153–164

sabar dan ikhlas, menurut Thi et al. (2002) ini bisa disebabkan karena pada kelompok
lama perawatan dan persepsi pasien tentang kontrol yang memiliki tingkat pendidikan
kondisi penyakit mempengaruhi penilaian rendah lebih banyak sehingga tuntutan
pasien terhadap pelayanan yang diberikan. terhadap pelayanan keperawatan lebih sedikit,
Sebagian besar pasien menunjukkan tingkat menurut Hekkert (2009) pendidikan pasien
kepuasan sedang pada semua dimensi terutama berpengaruh terhadap kepuasan pasien, pasien
dimensi responsiveness. yang berpendidikan lebih tinggi lebih banyak
Terdapat pengaruh yang signifikan yang menyatakan tidak puas dibandingkan
perilaku caring Islami terhadap kepuasan pasien yang berpendidikan rendah karena
pasien di RSI Sultan Agung Semarang, pasien dengan tingkat pendidikan rendah
hal ini sesuai dengan model expectancy- lebih sedikit tuntutan daripada pasien dengan
disconfirmation menurut Woodruff dan pendidikan yang lebih tinggi, pada kelompok
Gardial (2002) yaitu perceived performance kontrol pasien usia tua lebih banyak daripada
dalam penelitian ini berupa kinerja pelayanan kelompok perlakuan sehingga pasien akan
keperawatan atau caring Islami yang diberikan cenderung puas, menurut Thi, Briancon,
kepada pasien berpengaruh terhadap kepuasan Empereur dan Guillemin (2002) pasien yang
pasien. Kepuasan merupakan perasaan senang berumur lebih tua akan lebih merasa puas
seseorang setelah menerima pelayanan dibandingkan dengan pasien yang berumur
dibandingkan dengan harapannya, pasien lebih muda.
yang diberikan caring Islami akan merasa Dimensi reliability pada kelompok
puas karena pasien mendapatkan pelayanan perlakuan mempunyai tingkat kepuasan
keperawatan oleh perawat yang memiliki tinggi lebih banyak daripada kelompok kontrol
karakter antara lain profesional, ramah, yaitu perawat menangani pasien tepat waktu
amanah, istiqomah, sabar dan ikhlas, sehingga saat melakukan kegiatan non medis seperti,
pasien mendapatkan pelayanan yang sesuai memandikan, makan, ganti balut, perawat
dengan harapannya atau bahkan melebihi melakukan tindakan sesuai dengan waktunya,
harapan pasien. Berdasarkan hasil penelitian perawat mampu menangani masalah perawatan
tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin pasien dengan tepat dan professional, perawat
tinggi perilaku caring Islami perawat maka memberitahukan cara perawatan, cara minum
pasien akan menunjukkan kepuasan yang obat secara lengkap, perawat berusaha agar
meningkat. pasien merasa puas selama dirawat di rumah
Hasil penelitian pada tabel 1.8 sakit, sehingga pasien memiliki tingkat
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan kepuasan tinggi pada kelompok perlakuan
rata-rata tingkat kepuasan pasien pada untuk dimensi reliability.
kelompok perlakuan yang diberikan caring Dimensi assurance pada kelompok
Islami dan kelompok kontrol yang tidak perlakuan menunjukkan tingkat kepuasan
diberikan caring Islami, caring Islami terdiri tinggi lebih banyak daripada kelompok
dari profesional, ramah, amanah, istiqomah kontrol yaitu perawat mampu menjawab
sabar dan ikhlas, pasien yang diberikan caring dengan jelas pertanyaan pasien terkait
Islami akan memiliki tingkat kepuasan lebih tindakan keperawatan, perawat memberikan
tinggi daripada yang tidak diberikan caring dukungan/motivasi kepada pasien agar cepat
Islami sembuh dan berobat dengan baik, perawat
Kelompok perlakuan memiliki kepuasan memberikan ketenangan ketika pasien cemas
tinggi lebih besar daripada kelompok kontrol atau ketakutan, perawat dapat menjadi
pada semua dimensi reliability, assurance, penghubung antara pasien dengan dokter
tangible, emphaty, dan responsiveness, maupun rumah sakit, perawat bertanggung
namun pasien yang memiliki kepuasan jawab dan jujur atas tindakannya serta menjaga
rendah pada dimensi reliability, assurance, kerahasiaan tentang penyakit pasien, perawat
dan responsiveness pada kelompok perlakuan mengingatkan dan membantu untuk beribadah
lebih banyak daripada kelompok kontrol, hal sesuai dengan kemampuan pasien, sehingga

160
Model Caring Islami (Muh. Abdurrouf, dkk)

pasien menunjukkan tingkat kepuasan tinggi dan keluarga dalam perawatan, perawat
pada kelompok perlakuan untuk dimensi membantu pasien untuk pelaksanaan foto
assurance. dan pemeriksaan laboratorium di rumah sakit
Dimensi tangible pada kelompok ini. Tingkat kepuasan sedang lebih tinggi
perlakuan menunjukkan tingkat kepuasan pada kelompok kontrol daripada kelompok
tinggi lebih banyak daripada kelompok kontrol perlakuan, sehingga pada kelompok perlakuan
yaitu pasien menilai perawat rapi, bersih, dan menunjukkan tingkat kepuasan tinggi untuk
berpenampilan baik, perawat selalu memberi dimensi responsiveness.
salam dan senyum saat bertemu dengan Ada perbedaan rata-rata secara signifikan
pasien, perawat kelihatan senang dan ramah tingkat kepuasan pasien yang diberikan caring
saat merawat pasien, perawat selalu bersikap Islami dan yang tidak diberikan caring Islami,
halus dan menerima jika ada sikap negatif hal ini sesuai dengan Woodruff et al. (2003)
dari pasien, perawat tampak percaya diri di bahwa perceived performance atau kinerja
hadapan pasien saat melakukan tindakan yang diterima dalam hal ini adalah caring
(terlihat tenang), sehingga pasien memiliki Islami berpengaruh terhadap kepuasan pasien,
tingkat kepuasan tinggi pada kelompok hal senada juga disampaikan oleh Sutriyanti
perlakuan untuk dimensi tangible. (2009) bahwa perilaku caring oleh perawat
Dimensi emphaty menunjukkan pasien dalam memberikan pelayanan keperawatan
pada kelompok perlakuan memiliki tingkat berpengaruh terhadap kepuasan pasien dan
kepuasan tinggi lebih banyak daripada keluarga, kinerja yang diterima oleh pasien
kelompok kontrol yaitu perawat mendengarkan akan dibandingkan dengan harapan atau
keluhan, perasaan, dan masukan pasien pengalaman pasien apabila sesuai harapan
dengan penuh perhatian, perawat sering maka akan merasa puas dan apabila tidak
menengok pasien tanpa diminta, minimal sesuai harapan maka akan merasa tidak
untuk menanyakan keadaan dan perasaan puas.
pasien, perawat memberikan informasi jelas Pasien yang diberikan caring Islami
dan lengkap tentang segala tindakan yang akan cenderung memiliki kepuasan lebih tinggi
akan dilakukan kepada pasien, perawat dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan
memberikan kesempatan kepada pasien untuk caring Islami, pasien yang diberikan caring
berinteraksi dengan pasien lain sesuai keadaan Islami akan menilai baik pada lima dimensi
dan kemampuan pasien, perawat mendukung yaitu reliability, assurance, tangible, emphaty
upaya kegiatan dan kreativitas pasien sesuai dan responsiveness, dan berdasarkan hasil uji
dengan keadaan dan kemampuan pasien, mann-whitney menunjukkan ada perbedaan
perawat dalam memberikan pelayanan kepada rata-rata secara signifikan tingkat kepuasan
pasien penuh perhatian, sehingga pasien pada pasien yang diberikan caring Islami dan yang
kelompok perlakuan menunjukkan tingkat tidak diberikan caring Islami.
kepuasan tinggi pada dimensi emphaty.
Dimensi responsiveness pada kelompok
SIMPULAN DAN SARAN
perlakuan menunjukkan tingkat kepuasan
tinggi lebih banyak daripada kelompok Simpulan
kontrol yaitu perawat segera menawarkan Penerapan caring Islami oleh perawat
bantuan tanpa diminta saat melihat pasien di RSI Sultan Agung berpengaruh terhadap
kesulitan, perawat melakukan orientasi peningkatan perceived disconfirmation dan
kepada pasien saat masuk ruangan perawatan, kepuasan pasien. Perceived disconfirmation
perawat segera datang bila dipanggil (tidak atau penilaian pasien di RSI Sultan Agung
memerlukan waktu menunggu yang lama) terhadap pelayanan keperawatan berpengaruh
khususnya keluhan tentang penyakit pasien, terhadap kepuasan pasien. Pasien di RSI Sultan
perawat bersedia membantu pasien untuk Agung yang diberikan caring Islami memiliki
berjalan, BAB, BAK, ganti posisi tidur bila tingkat kepuasan lebih tinggi daripada pasien
dibutuhkan, perawat mengikutkan pasien yang tidak diberikan caring Islami.

161
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 April 2013: 153–164

Saran terhadap kepuasan pasien rawat inap


kasus kronis. Disertasi Program Doktor
Model caring Islami dapat diaplikasikan
tidak dipublikasikan. Surabaya
di rumah sakit sebagai model asuhan
Depkes. 2008. pedoman mutu pelayanan
keperawatan dalam memberikan pelayanan keperawatan klinik di sarana kesehatan.
keperawatan dengan memberikan pelatihan Jakarta: Depkes RI.
kepada semua perawat secara bertahap Dossey, Keegan, Gezzetta, 2005. Holistic
dan berkesinambungan. Perawat di rumah nursing: a handbook for practice. 4th
sakit pada dimensi sabar dan ikhlas serta edition, London: Jones and Bartlett
meningkatkan responsiveness perawat, Publishers.
Manajer Keperawatan dapat menghitung Dwidayanti, 2007. Caring kunci sukses
kembali kebutuhan tenaga perawat dengan perawat/ners mengamalkan ilmu.
rumus Gilies atau Depkes dan memenuhi Semarang: Penerbit Hasani.
jumlah perawat, mengatur penjadwalan secara Fadilah, H., 2006. Asuhan Keperawatan
efektif sesuai tingkat ketergantungan pasien, Islami makalah disajikan pada seminar
mengadakan pelatihan soft skill, melakukan AlQuran, Sains Kedokteran dan Fiqih
supervisi dan bimbingan kepada perawat. Keperawatan. Jakarta. Maret 2006.
Perilaku caring Islami dapat dipelajari oleh Farida, 2011. Effective Leadership and Work
Motivation in The Aplication of Nursing
perawat dan ditingkatkan melalui pelatihan
Therapeutic Communication, Journal
soft skill dan hard skill serta komitmen yang
Ners, 6(1), 31–41.
tinggi dalam memberikan asuhan keperawatan
Hekkert, Cihangir, Berg & Kool, 2009.
sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien ' Pat ie nt sat isfa ct ion rev isit e d:
dan pada penelitian lebih lanjut terhadap A multilevel approach. Social Science
variabel-variabel yang belum diteliti sesuai & Medicine. 69, 68–75, (Online), (http://
teori expectancy-disconfirmation menurut www.sciencedirect.com/science/article/
Wodruff dan Gardial (2002) yaitu comparison pii/S0277953609002470 diakses tanggal
standard dan satisfaction outcome. 3 Januari 2013. Jam 12.00)
Hong, 2005. An integrative model of consumer
satisfaction in the context of e-services.
KEPUSTAKAAN International Journal of Consumer
Aritonang, 2005. Kepuasan Pelanggan, Studies. 30(2), 137–149, (Online), (http:/
Pengukuran penganalisis dengan SPSS, onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1470-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 6431.2005.00458.x/ diakses tanggal
Ayubi, 2008. Hubungan kepuasan pasien 11 Februari 2013. Jam 14.00 WIB).
dengan minat kunjungan ulang di Hom, 2000. Customer Satisfaction Model. RP
puskesmas Wisma Jaya Bekasi, Makara Group Proceedings. 100-108, (Online),
Kesehatan, 12, 42–46. (http://www.eric.ed.gov/ERICWebPortal/
Basford, L., 2006. Teori dan Praktik search/detailmini.jsp. diakses tanggal 10
Keperawatan Pendekatan Integral pada Februari 2013 Jam 15.00 WIB)
Asuhan Pasien, Jakarta: EGC. Jevon, P., 2010. Care of the Dying and Decresed
Bassett, C., 2004. Nursing Care from Teory to Patient, A Practical Guide for Nurses,
Practice, London: Whurr Publishers. Oxford USA: Wiley-Blackwell.
Blais, Hayes, Kozier dan Erb., 2007. praktek Kotler, P., 2008. Manajemen Pemasaran. 13rd
Keperawatan Profesional Konsep dan edition, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Perspektif, 4th edition, Jakarta: EGC. Kozier, B., 2010. Buku Ajar Fundamental
Dahlan, 2010. Besar Sampel dan Cara Keperawatan, Konsep, Proses dan
Pengambilan Sampel dalam Penelitian Praktik. 7th edition. Jakarta: Salemba
kedokteran dan Kesehatan, Edisi 3, Medika.
Jakarta: Salemba Medika Kucukarslan dan Nadkarni, 2008. Evaluating
Damayanti, N., 2001. Kontribusi kinerja Medicatio-related service in hospital
perawat dan harapan pasien dalam setting Using The Disconfirmation of
dimensi non teknik keperawatan Expectation, Research in Social and

162
Model Caring Islami (Muh. Abdurrouf, dkk)

Administrative Farmacy. 4, 12–22, 18–30, (Online), (http://www.ajan.com.


(Online), (http://www.sciencedirect.com/ au/Vol26/26-2_Rafii.pdf . diakses tanggal
science/article/pii/S1551741107000022 16 Desember 2012 jam 13.00 WIB)
diakses tanggal 20 Desember 2012. Jam Ravichandran, Mani, Ku ma r,
15.00 WIB). Prabhakaran,2010. 'Influence of Service
Lea et al., 1998. 'Caring in nursing: a multi Quality on Customer Satisfaction',
variate análisis'. Journal of advanced International Journal of Business and
nursing, 28, 662-671, (Online), (http:// Management, 5, 117–124 , (Online),
onlinelibrar y.wiley.com /doi/10.1046/. (http://ccsenet.org/journal/index.php/ijbm/
diakses tanggal 19 Desember 2012. Jam article/view/5158, diakses pada tanggal
13.00 WIB). 9 Januari 2013 jam 10.00 WIB).
Leininger, M., 2002. Transcultural Nursing Ronaldson, 2000. Spirituality the Heart
Concepts, Theories, research and of Nursing, Aust ralia: Ausmed
Practice, 3rd edition, USA: McGraw- Publication.
Hill Companies. Soleh, 2000. Pengaruh Sholat Tahajud
Mpinga dan Chastonay, 2011. Satisfaction terhadap Peningk atan Respons
of Patients: a right to Health. Health Ketahanan Tubuh, Surabaya: Disertasi
policy. 100, 144–150, (Online), (http:// PPS Unair.
www.sciencedirect.com/science/article/ Sudalhar, 2012. Keperawatan Islami, Tuban:
pii/S0168851010003283. diakses tanggal Duta Ilmu Indonesia.
14 Desember 2012 jam 11.00 WIB). Supranto. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan
Muninjaya, 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Pelanggan untuk Menaikkan Panguasa
Kesehatan, Jakarta: EGC. Pasar, 3rd edition, Jakarta: Rineka
Muslim, R., 2011. Keperawatan Islami, Cipta.
Makalah disajikan dalam Seminar Supriyanto, 2007. Metodologi riset, Surabaya:
Keperawatan Semarang Maret 2011. Program Administrasi & Kebijakan
Notoatmojo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. FKM-UNAIR.
Kesehatan, Jakarta: Penerbit Rineka Supriyanto & Ernawaty, 2010. ‘Pemasaran
Cipta. Industri Jasa Kesehatan, Yogyakarta:
Nursalam, 2011a. Konsep dan penerapan ANDI.
M etod olog i Pe n elit ia n Ilm u Su r yawat i, 20 0 4. ' Ke pu a sa n Pa sien
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis Rumah Sakit (Tinjauan Teoritis dan
dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Penerapannya pada Penelitian)' JMPK,
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. 7 (4), (i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.
Nursalam, 2011b. Manajemen keperawatan php?dataId=8613 diakses tanggal 6
aplikasi dalam praktek keperawatan Februari 2013 jam 09.00 WIB).
profesional, 3 rd edition, Jakarta: Sutriyanti, 2009. Pengaruh Pelatihan
Salemba Medika. Caring terhadap Kepuasan Pasien
Potter dan Perry, 2009a. Fundamental dan Keluarga, Jakarta: FIK UI. tidak
of Nursing, 7th edition, Singapore: dipublikasikan.
Elsevier. Taylor, Lillis, LeMone, Ly n n, 2011.
Potter dan Perry, 2007b. Fundamental Fundamental of Nursing The Art and
Keperawatan, 7th edition, Jakarta: Science of Nursing Care, 7th edition,
Salemba Medika. Lippincott: William & Wilkins.
Prawitasari, 2009. Hubungan beban kerja Tehrani, Fieldman, Camacho dan Balkrishna,
perawat pelaksana dengan keselamatan 2011. Patient Satisfaction with Outpatient
pasien di Rumah Sakit Husada Medical Care in United State. Heath
Jakarta, tesis, Jakarta : FIK-UI, tidak Outcomes Research in Medicine, 2, 4,
dipublikasikan. (Online), (http://www.sciencedirect.com/
Rafii, Hajinezad, Haghani, 2007. 'Nurse science/article/pii/S1877131911000395
Caring in Iran and Ist Relationship diakses tanggal 14 Desember 2012 jam
with Patient Satisfaction', American 09.00 WIB)
Journal of Advanced Nursing. 26(2),

163
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 April 2013: 153–164

Thi, Briancon, Empereur, Guillemin, Wijono, D., 2007. Evaluasi Program Kesehatan
2002. Factors Determining Inpatient dan Rumah Sakit, Surabaya: CV Duta
Satisfaction with Care, Social Science & Prima Airlangga.
Medicine 54, 493-504, (Online), (http:// Woodruff, Broyles dan Golicie, 2003.
www.sciencedirect.com/science/article/ A Conceptual Look at The Influence
pii/S0277953601000454, diakses tanggal of Relationship Structure on the
4 Januari 2013 jam 13.00 WIB) Disconfirmation Process in a Business-
Tjiptono dan Gregorius, 2005a. Service, to Business Context', Journal of
Quality & Satisfaction, Yogyakarta: Customer Satisfaction, Dissatisfaction
Andi. & Complaining Behaviour, 4, 103-109,
Tjiptono dan Gregorius, 2008b. Pemasaran (Online), (http://lilt.ilstu.edu/staylor/csdcb/
Strategik, 2 nd edition, Yogyakarta: articles/Volume16/Golicic diakses 15
Penerbit Andi. Desember 2012 jam 10.00 WIB)
Tomey, 2006. Nursing Teorists and Their Woodruff dan Gardial, 2002. Practical-
Work, 7th edition, Philadelphia USA: People Oriented Perspective, Canada:
Mosby Elsevier. McGraw-hill Publiser Company.
Watson, J., 2008. Nursing the Philosophy Xiao dan Harber, 2008. The Effect of Perceived
and Science of Caring, New York: the Health Status on Patient Satisfaction',
University Press of Colorado. Value in Health. 11, 2, (Online), (http://
Watson, J., 2009. Assessing and Measuring www.sciencedirect.com/science/article/
Caring in Nursing and Health Science, pii/S1098301510605499 . diakses tanggal
2 nd edition, New York: Springer 15 Desember 2012 jam 13.00 WIB)
Publishing Company. Yosep, 2010. Spirit & Softskill of Nursing
Widarti, 2010. Implementasi Nilai Islam dalam Enterpreneur, 1st edition, Bandung:
Pelayanan Kesehatan, disampaikan Refika Aditama.
dalam Seminar Nasional FKIK UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta, 16 Agustus
2010

164

Anda mungkin juga menyukai