Anda di halaman 1dari 6

SOP Alat-alat Laboratorium

1. Nama Alat : Neraca Analitik


2. Ukuran :
3. Fungsi : mengukur massa suatu benda dengan akurasi sampai ±0,0001 gram
4. Cara Menggunakan :
 Siapkan timbangan analitik dalam kondisi seimbang atau water pass (dengan
mengatur sekrup pada kaki neracasehingga gelembung air di water pass tepat
berada di tengah).
 Bersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas. Piringan
neraca dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan
menggunakan etanol/alkohol.
 Tancapkan stop kontak pada stavolt.
 Tekan tombol On kemudian tunggu hingga muncul angka 0,0000 g.
 Masukkan alas bahan (gelas arloji, kertas atau benda tipis) dengan membuka
kaca tidak begitu lebar supaya tidakmempengaruhi perhitungan karena neraca
analitik ini sangat peka.
 Tutup kaca neraca analitik.
 Tekan tombol zero/tare supaya perhitungan lebih akurat.
 Masukkan bahan yang akan ditimbang dengan membuka kaca tidak begitu
lebar, begitu pun ketika akan menambahkanatau mengurangi bahan untuk
menyesuaikan massa yang diinginkan.
 Tutup kaca.
 Tunggu hingga angka di layar monitor neraca analitik tidak berubah-ubah dan
sesuai dengan massa yang diinginkan.
 Ambil bahan yang telah ditimbang.
 Tekan tombol Off hingga tidak ada angka di layar monitor neraca analitik.
 Lepas stop kontak dari stavolt.
 Bersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas. Piringan
neraca dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan
menggunakan etanol/alkohol
5. Kalibrasi Alat :
 Siapkan neraca analitik dalam kondisi seimbang atau water pass. Dengan
mengatur sekrup pada kaki neraca sehingga gelembung air di water pass tepat
berada di tengah
 Bersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas. Piringan
neraca dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan
menggunakan etanol/alkohol.
 Siapkan stop kontak pada stavolt
 Tekan tombol on kemudian tunggu hingga muncul angka 0,0000g.

6. APD (Alat Pelindung Diri) :

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang digunakan


oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan. APD
dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Personal Protective Equipment (PPE).
Dengan melihat kata "personal" pada kata PPE terebut, maka setiap peralatan yang
dikenakan harus mampu memperoteksi si pemakainya. Sebagai contoh, proteksi
telinga (hearing protection) yang melindungi telinga pemakainya dari transmisi
kebisingan, masker dengan filter yang menyerap dan menyaring kontaminasi udara,
dan jas laboratorium yang memberikan perlindungan pemakainya dari kontaminisasi
bahan kimia. APD dapat berkisar dari yang sederhana hingga relatif lengkap, seperti
baju yang menutup seluruh tubuh pemakai yang dilengkapi dengan masker khusus
dan alat bantu pernafasan yang dikenakan dikala menangani tumpahan bahan kimia
yang sangat berbahaya. Perlengkapan seperti baju kerja biasa atau seragam yang tidak
secara spesifik melindungi diri dari resiko keselamatan dan kesehatan tidak termasuk
APD. Pemakaian alat APD dimaksudkan untuk mengurangi atau minimalkan resiko
dan bahaya di tempat kerja.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan APD:
1. Memastikan pakaian pelindung pas dengan ukuran tubuh, dan sesuaikan posisi
APD agar merasa nyaman saat bekerja.
2. Memastikan APD bekerja dengan baik dan benar, jika tidak segera laporkan.
3. Jika menggunakn 2 atau lebih APD secara bersamaan pastikan mereka
kompatibel dan tidak mengurangi keefektifan masing-masing APD.
4.   Melaporkan gejala  timbulnya rasa sakit atau tidak nyaman secepatnya.
5. Menginformasikan kepada pihak yang bertanggungjawab bila diperlukan
pelatihan khusus.

1. Pelindung mata dan wajah


Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang mutlak yang harus
dikenakan oleh pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini dimaksud untuk
melindungi mata dan wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia,
uap kimia, dan radiasi.

Gambar 1. Pelindung Mata

Gambar 2. Goggle

Gambar 2. Pelindung Wajah


2. Pelindung Badan
Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, yang dikenal dengan
sebutan jas laboratorium ini, merupakan suatu perlengkapan yang wajib dikenakan
sebelum memasuki laboratorium. Jas laboratorium yang kerap sekali dikenal oleh
masyarakat pengguna bahan kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan jas laboratorium: kancing jas
laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jas
laboratorium pas dengan ukuran badan pemakainya. Jas laboratorium merupakan
pelindung badan Anda dari tumpahan bahan kimia dan api sebelum mengenai kulit
pemakainya. Jika jas laboratorium Anda terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia,
lepaslah jas tersebut secepatnya.

Gambar 4. Jas Laboratorium


Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah Apron dan Jumpsuits. Apron
sering kali digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan
mengiritasi. Perlengkapan yang berbentuk seperti celemek ini biasanya terbuat dari karet atau
plastik. Untuk apron yang terbuat dari plastik, perlu digaris bawahi, bahwa tidak dikenakan
pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-bahan kimia yang dapat terbakar yang
dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat mengakumulasi loncatan listrik statis.
Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini direkomendasikan untuk dipakai
pada kondisi beresiko tinggi (misalnya ketika menangani bahan kimia yang bersifat
karsinogenik dalam jumlah yang sangat banyak). Baju parasut ini terbuat dari material yang
dapat didaur ulang. Bahan dari peralatan perlindungan badan ini haruslah mampu memberi
perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas, dingin, uap
lembab, dan radiasi.
3. Perlindungan Tangan
Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila
terpapar bahan kimia yang korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi bagi Anda.
Tidak hanya melindungi tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut,
sarung tangan juga dapat memberi perlindungan dari peralatan gelas yang pecah atau
rusak, permukaan benda yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau dingin.

Bahan kimia dapat dengan cepat merusak sarung tangan yang di pakai jika
tidak dipilih bahannya dengan benar berdasarkan bahan kimia yang ditangani. Selain
itu, kriteria yang lain adalah berdasarkan pada ketebalan dan rata-rata daya tembus
atau terobos bahan kimia ke kulit tangan. Sarung tangan harus secara periodik diganti
berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia yang ditangani. Jenis
sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium, diantaranya, terbuat dari bahan
karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi. Jenis karet yang
digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil atau alam, neoprene,
nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan tersebut dipilih
berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani. Sebagai contoh, sarung tangan yang
terbuat dari karet alam baik apabila bekerja dengan Ammonium hidroxida, tetapi tidak
baik bila bekerja dengan Dietil eter.
4. Perlindungan Pernapasan
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia
adalah lewat pernapasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang
dapat membahayakan pernapasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja
dengan bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para
pekerjanya harus memakai perlindungan pernapasan, atau yang lebih dikenal dengan
sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis
kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernapasan
dilengkapi dengan filter pernapasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk.
Filter masker tersebut memiliki masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang
terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus diganti.

Anda mungkin juga menyukai