DISUSUN OLEH :
YUNI ELIA KARTIKA
2018.C.10a.0993
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan dengan Judul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Pada Anak Dengan Diagnosa Medis Febris” Laporan Pendahuluan dan Asuhan
Keperawatan ini disusun guna melengkapi Praktik Praklinik Keperawatan III.
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka
HarapPalangka Raya
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi S1
KeperawatanSTIKes Eka Harap Palangka Raya
3. Ibu Ika Paskaria, S.Kep., Ners selaku Koordinator PPK III dan selaku
Pemimbing Akademik pada keperawatan anak.
4. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini.
Saya menyadari bahwa Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini
mungkin terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
harapkan saran dan kritik yang membangun dan semoga dapat bermanfaat. Demikian,
saya ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..4
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………...4
1.3.1 Tujuan Umum……………………………………………………………….4
1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………………………………4
1.4 Manfaat………………………………………………………………………..5
1.4.1 Untuk Mahasiswa…………………………………………………………...5
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga…………………………………………………..5
1.4.3 Untuk Institusi (Pendidikan dan Rumah Sakit)……………………………..5
1.4.4 Untuk IPTEK………………………………………………………………..5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………….6
2.1 Konsep Penyakit………………………………………………………………6
2.1.1 Definisi……………………………………………………………………...6
2.1.2 Anatomi Fisiologi…………………………………………………………...7
2.1.3 Etiologi…………………………………………………………………….11
2.1.4 Klasifikasi………………………………………………………………….12
2.1.5 Patofisiologi (WOC)……………………………………………………….14
2.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)…………………………………….15
2.1.7 Komplikasi…………………………………………………………………15
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang……………………………………………………16
2.1.9 Penatalaksanaan Medis…………………………………………………….17
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan…………………………………………...17
2.2.1 Pengkajian Keperawatan…………………………………………………..17
2.2.2 Diagnosa Keperawatan…………………………………………………….20
2.2.3 Intervensi Keperawatan……………………………………………………20
2.2.4 Implementasi Keperawatan………………………………………………..23
2.2.5 Evaluasi Keperawatan……………………………………………………..23
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN……………………………………………..24
3.1 Pengkajian Keperawatan…………………………………………………….24
3.2 Diagnosa Keperawatan………………………………………………………34
3.3 Intervensi Keperawatan……………………………………………………...37
3.4 Implementasi Keperawatan………………………………………………….42
3.5 Evaluasi Keperawatan……………………………………………………….42
BAB 4 PENUTUP…...……………………………………………………………...50
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..50
4.2 Saran…………………………………………………………………………50
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
Satuan Acara Penyuluhan
Leaflet
Jurnal
BAB 1
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Untuk menambah ilmu dan pengetahuan bagi mahasiswa dalam mempelajari
asuhan keperawatan pada anak dengan diagnose medis febris.Serta sebagai
acuan atau referensi mahasiswa dalam penulisan asuhan keperawatan.
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga
Sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan tentang febris beserta
penatalaksanaannya.
1.4.3 Untuk Institusi (Pendidikan dan Rumah Sakit)
Sebagai sumber bacaan di perpustakaan STIKes Eka Harap Palangka
Rayadalam rangka meningkatkan mutu pendidikan perawatan di masa yang
akan datang serta sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam penguasaan
terhadap ilmu keperawatan mulai dari proses keperawatan sampai
pendokumentasiaan.
1.4.4 Untuk IPTEK
Untuk membantu mengembangkan Ilmu Pengetahuan Teknologi di bidang
kesehatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 Klasifikasi
Menurut Nurarif (2015) klasifikasi demam adalah sebagai berikut:
a. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan
turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang
normal dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak
sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu
hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila
terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
d. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat
demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu
seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu
misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan
demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti :
abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak
dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari
para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu
penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya.
Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.
(Nurarif, 2015)
2.1.4 Patofisiologi
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi
ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak
disertai peningkatan set point. (Julia, 2000)
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak
terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau
zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan
dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari
dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal
dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda
asing (non infeksi).
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang
terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus.
Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta
mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan
reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan
menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah
ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.
Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan
merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk
memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan
asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh.
(Sinarty, 2003)
Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.
Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal
ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat
pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk
mencapai suhu baru.
Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak
disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah,
mungkin malahan kembali ke tingkat normal. (Guyton, 1999)
Manispestasi klinis febris : Anak rewel (suhu lebih
tinggi dari 37,5⁰C - 39⁰C),Kulit kemerahan,Hangat
Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu
tubuh yang melewati batas normal yaitu lebih pada sentuhan,Peningkatan frekuensi
dari 380 C pernapasan,Menggigil,Dehidrasi dan Kehilangan
nafsu makan
Febris
Infeksi bakteri atau Perubahan suplai darah Metabolisme basal Evaporasi ke otak Meningkatnya
Ph berkurang
virus meningkat metabolic tubuh
menurun
Menurut Lestari (2016) komplikasi yang dapat terjadi pada anak demam thypoid
yaitu:
a. Tindakan farmakologis
Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan antipiretik berupa:
1) Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan pertama untuk
menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan antara 10-15 mg/Kg BB akan
menurunkan demam dalam waktu 30 menit dengan puncak pada 2 jam setelah
pemberian. Demam dapat muncul kembali dalam waktu 3-4 jam.
Paracetamol dapat diberikan kembali dengan jarak 4-6 jam dari dosis
sebelumnya. Penurunan suhu yang diharapkan 1,2 – 1,4 oC, sehingga jelas bahwa
pemberian obat paracetamol bukan untuk menormalkan suhu namun untuk
menurunkan suhu tubuh.
alasan kenyamanan. Bayi baru lahir umumnya belum memiliki fungsi hati yang
gangguan hati. Selain itu, peningkatan suhu pada bayibaru lahir yang
Efek samping parasetamol antara lain : muntah, nyeri perut, reaksi, alergi
2) Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga memiliki efek anti
peradangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua pada demam, bila alergi
terhadap parasetamol. Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan jarak antara 6-8
jam dari dosis sebelumnya. Untuk penurun panas dapat dicapai dengan dosis
5mg/Kg BB.
Ibuprofen bekerja maksimal dalam waktu 1jam dan berlangsung 3-4 jam.
Efek penurun demam lebih cepat dari parasetamol. Ibu profen memiliki efek
samping yaitu mual, muntah, nyeri perut, diare, perdarahan saluran cerna, rewel,
sakit kepala, gaduh, dan gelisah. Pada dosis berlebih dapat menyebabkan kejang
bahkan koma serta gagal ginjal.
Riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota
keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak
Apakah klien pernah menggunakan obat- obatan. Yang perlu dikaji perawat yaitu:
1) Kapan pengobatan dimulai.
2) Dosis dan frekuensi.
3) Waktu berakhirnya minum obat.
3.1 PENGKAJIAN