DISUSUN OLEH :
2021
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit syaraf, ginjal, dan
pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Sylvia A.Price)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat
istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan:
1. Hipertensi Primer (Esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik kerena tidak diketahui penyebabnya, faktor yang
mempengaruhinya yaitu: genetic, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin.
Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan
resiko: obesitas, merokok, alcohol dan polistemia.
2. Hipertensi Sekunder
Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan/atau
tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada:
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemanapun jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke
ganglia simpatis di torak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu
dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan
jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pathway
4. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arterial oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala
dan kelelahan. Dalam kenyataan ini merupakan gejala terlazim yang mengenal
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun.
5. Penatalaksanaan
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah
raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran
darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk
mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang
berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit). Pengobatan hipertensi secara garis besar
dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
6. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi .
a. Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, transient ischemic attack
(TIA).
b. Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut (IMA).
c. Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.
d. Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Identitas klien
Pada kasus hipertensi biasanya ditemukan pada usia lansia, atau dengan klien yang
obesitas
B. Keluhan utama
Pada kasus hipertensi, ditemukan keluhan utama adanya pusing yang hebat.
C. Riwayat kesehatan sekarang
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan
tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah
sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang
bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan
tekanan darah yang normal.
H. Analisa data
No DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
1 Tanda mayor : Hipertensi Penurunan
DS : curah jantung
1. Perubahan irama jantung
1) palpitasi Kerusakan vesikuler
2. Perubahan preload pembuluh darah
1) lelah
3. Perubahan afterload
1) Dyspnea Penyumbatan
4. Perubahan kontraktilitas pembuluh darah
1) Paroxysmal nocturnal
dyspnea (PNDP)
2) Ortopnea Vasokoritriksi
3) Batuk
DO :
1. Perubahan irama jantung Gangguan sirkulasi
1) Bradikardia/takikardia
2) Gambaran EKG aritmia
atau ganngguan konduksi Pembuluh darah
2. Perubahan preload
1) Edema
2) Distenasi vena jugularis Sistemik
3) Central venous pressure
(CVP)
meningkat/menurun Vasokontriksi
4) Hepatomegaly
3. Perubahan afterload
1) Tekanan daarah Afterload meningkat
meningkat/menurun
2) Nadi perifer teraba lemah
3) Capillary refill time >3 Penurunan curah
detik jantung
4) Oliguria
5) Warna kulit pucat
ddan/atau sianosis
4. Perubahan kontraktilitas
1) Terdengar suara jantung
S3 dan/atau S4
2) Ejection fraction (EF)
menurun
Tanda Minor
DS :
1. Perilaku emosional
1) Cemas
2) Gelisah
DO :
1. Perubahan preload
1) Murmur jantung
2) Berat badan bertaambah
3) Pulmonary artery wedge
pressure (PAWP)
menurun
2. Perubahan afterload
1) Pulmonary vascular
resistance (PVR)
meningkat/menurun
2) Systemic vascular
ristance (SVR)
meningkat/menurun
3. Perubahan kontraktilitas
1) Cardiac index (CI)
menurun
2) Left ventricular stroke
work index (LVSWI)
menurun
3) Stroke volume index
(SVI) menurun
2 Tanda Mayor Hipertensi Gangguan rasa
DS : nyaman : nyeri
1. Mengeluh tidak nyaman kepala
DO : Kerusakan vesikuler
1. Gelisah pembuluh darah
Tanda Minor
DS : Penyumbatan
1. Mengeluh sulit tidur pembuluh darah
2. Tidak mampu rileks
3. Mengeluh
kedinginan/kepanasan Vasokoritriksi
4. Marasa gatal
5. Mengeluh mual
6. Mengeluh lelah Gangguan sirkulasi
DO :
1. Menunjukan gejala distress
2. Tampak merintih/menangis Otak
3. Pola eliminasi berubah
4. Postur tubuh berubah
5. Iritabilitas Resistensi pembuluh
darah otak
meningkat
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
kepala
3 Tanda mayor Hipertensi Gangguan
DS : - perfusi jaringan
DO :
1. Pengisian kapiler >3 detik Kerusakan vesikuler
2. Nadi perifer menurun atau pembuluh darah
tidak teraba
3. Akral teraba dingin
4. Warna kulit pucat Penyumbatan
5. Turgor kulit menurun pembuluh darah
Tanda Minor
DS : Vasokoritriksi
1. Parastesia
2. Nyeri ekstremitas
(klaudikasi intermiten) Gangguan sirkulasi
DO :;
1. Edema
2. Penyembuhan luka lambat Otak
3. Indeks ankle-brachial <0,90
4. Bruit femoral
Suplai O2 otak
menurun
Sinkop
Gangguan perfusi
jaringan
DAFTAR PUSTAKA
- Adib, M . (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan
Stroke. Edisi I Yogyakarta: CV. Dianloka.
- Muttaqin, A (2009). PengantarAsuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.