a)Wawancara
Berdasarkan Hasil wawancara Oleh Rizkatul Hikmah
Mahasiswa Profesi Ners Stikes Mataram dengan Kepala
Ruangan IRNA III bahwa tingkat pendidikan terbanyak
yaitu, D-III Keperawatan sebanyak 11 orang (73%), dan
Ners 4 orang (27%).
b)Observasi
Dari Hasil Observasi dilakukan Oleh Dita Oktapiani
Mahasiswa Profesi Ners Stikes Mataram dengan kepala
ruangan, ruang IRNA III RSUD PATUT PATUH PATJU
KABUPATEN LOMBOK BARATJumlah tenaga perawat berdasarkan
kualifikasi pendidikan di Ruang IRNA III .
Tabel 2.3 Ditribusi Tenaga Keperawatan dan Kebidanan
berdasarkan Tingkat Pendidikan di Ruang IRNA III RSUD
PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT
Tingkat Persentase
No. Jumlah
Pendidikan (%)
1. D-III Keperawatan 11 73
2. Ners 4 27
TOTAL 15 100
Sumber: Data primer yang diolah dari dokumentasi
d)Observasi
Tabel 2.4.Distribusi Medis dan non medis di Ruang IRNA
III RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT
Persentase
No Kualifikasi Jumlah/Orang
(%)
1. Ahli gizi 1 5
2. Dokter umum 5 26
3. Dokter spesialis 10 53
4. Cleaning service 1 5
5. Admin 2 11
Jumlah 19 100
Sumber: Data primer yang diolah dari dokumentasi.
e)Masalah
Dari hasil data diatas terlihat masih ada 11 perawat
yang berpendidikan D-III keperawatan dan Ners Ada 4
Orang.
f)Kajian Teori
Keberhasilan Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan
kesehatan salah satu indikator ditentukan oleh
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas
(Nursalam, 2011), Pendidikan Keperawatan Juga merupakan
institusi yang berperan besar dalam mengembangkan dan
menciptakan profesionalisasi para tenaga keperawatan ,
pendidikan mampu memberikan bentuk/corak tenaga
keperawatan (Hussin, 2007).
2.Jumlah ketenagaan
38
Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah suatu proses
membuat perencanaan untuk menentukan berapa banyak dan
kriteria tenaga yang seperti apa pada suatu ruangan pada
setiap shifnya. Beberapa ahli mengembangkan beberapa
formula untuk menetapkan jumlah tenaga tersebut.
Formula tersebut antara lain:
1. Menurut Douglas (2006)
Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut
Douglas dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien untuk setiap shiftnya seperti tabel 6 berikut:
39
- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
- Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
- Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
- Folley kateter, intake output dicatat
- Klien dengan pemasangan infus, persiapan
pengobatan memerlukan prosedur
c) Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6
jam/24 jam dengan kriteria:
- Segala diberikan atau dibantu
- Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
- Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intra vena
- Pemakaian suction
- Gelisah/disorientasi
2.Menurut Depkes (2009)
Klasifikasi kategori asuhan keperawatan menurut
Depkes:
1) Asuhan Keperawatan Minimal
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri
- Makan dan minum dilakukan sendiri
- Ambulasi dengan pengawasan
- Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
2) Asuhan Keperawatan Sedang
- Kebersihan diri dibantu, makan minum di bantu
- Observasi tanda-tanda vital tiap empat jam
- Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
3) Asuhan Keperawatan Agak Berat
- Sebagian besar aktivitas dibantu
- Observasi tanda-tanda vital tiap 2-4 jam sekali
- Terpasang folley kateter, intake output dicatat
- Terpasang infus
- Pengobatan lebih dari sekali
- Persiapan pengobatan perlu prosedur
40
4) Perawatan Maksimal
- Segala aktivitas diberikan perawat
- Posisi diatur
- Observasi tanda-tanda vital tiap dua jam
- Makan memerlukan NGT, terapi intra vena
- Penggunaan suction
- Gelisah/disorientasi
Penghitungan tenaga perawat berdasarkan:
a)Wawancara
Dari hasil wawancara Oleh Rizkatul Hikmah Mahasiswa
Profesi Ners Stikes Mataram dengan kepala Ruang IRNA
III untuk perhitungan jumlah tenaga perawat yang
41
dibutuhkan dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien.
b)Observasi
Dari hasil observasi dilakukan Oleh Rizkatul Hikmah
Mahasiswa Profesi Ners Stikes Mataram didapatkan hasil
perhitungan kebutuhan jumlah perawat sesuai dengan
tingkat ketergantungan pasien pada Observasi tanggal 24
Mei 2021 dengan tingkat ketergantungan pasien yaitu
Minimal, parsial dan total.
Tabel. 2.8. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan
tenaga perawat Observasi tanggal 24 Mei di Ruang IRNA
III RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT.
Klasifikasi pasien Jumlah kebutuhan tenaga
Tingkat
Jumlah Pagi Sore Malam
Ketergantungan
Minimal 7 7 x 0,17 7 x 0,14 7 x 0,07
= 1,36 = 1,12 = 0,56
Parsial 11 11 x 0,27 11 x 0,15 11 x 0,10
= 2,7 = 1,5 = 1
Total 1 x 0,36 1 x 0,30 1 x 0,20
= 0,36 = 0,30 = 0,20
Jumlah 19 3 3 2
Keterangan:
Angka 86 merupakan jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun,
sedangkan 258 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1
tahun.
42
Jadi jumlah total perawat yang di butuhkan untuk
bertugas per hari di ruangan IRNA III . Adalah 8 orang
() + 3 lepas = 11 orang. Jumlah perawat yang ada di
ruang IRNA III adalah sebanyak 7 orang sehingga jumlah
perawat dan pasien secara perhitungan menggunakan
metode dougles sebanding dengan ruangan yang kategori
minimal care dan parsial care sudah mencukupi dalam
penanganan pasien.
c)Masalah
Penghitungan jumlah tenaga di ruangan sudah
menggunakan berdasarkan tingkat ketergantungan Pasien.
43
Berdasarkan Hasil Wawancara pada tanggal 24 Mei
kepada Kepala ruangan IRNA III didapatkan bahwa,
yang Mengikuti Pelatihan BTCLS sebanyak 10 orang
(yang masih aktif).
c. Observasi Tabel 1.9 Distribusi Pelatihan yang
Dilakukan Oleh Tenaga Keperawatan di Ruang IRNA III
RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT
No Jenis Pelatihan Sudah mengikuti
1 BTCLS 10
2 House training 15
Sumber : Data Primer Ruang IRNA III
d. Analisa Data
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa
tenaga keperawatan di Ruang IRNA III RSUD PATUT PATUH
PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT yang telah mengikuti BTCLS
sebanyak 10 orang dan house training sebanyak 15 orang.
e. Masalah
Masih Sedikitnya pelatihan yang diikuti oleh Perawat.
44