Anda di halaman 1dari 29

BAB III

PELAKSANAAN & PEMBAHASAN

Rencana penyelesaian masalah yang dilaksanakan dari


prioritas masalah yang didapatkan selama pengkajian dan
bimbingan dengan CI akademik maupun lahan praktek di ruang
IRNA 3 RSUD Patut Patuh Patju Gerung Lombok Barat adalah
melakukan kegiatan role play dengan tema penerapan Model
Asuhan Keperawatan Profesional dengan metode modifikasi.
Fokus kegiatan antara lain adalah penulisan rencana harian,
Desiminasi awal, operan/timbang terima, supervisi, konsep
perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan teori
Douglas tentang tingkat ketergantungan pasien, pengisian
format dokumentasi keperawatan, pelaksanaan discharge
planning.
Rencana penyelesaian masalah adalah melengkapi sarana
perasarana seperti membuat struktur organisasi ruangan,
membuat denah ruangan, membuat SAK 10 pernyakit terbanyak,
Membuat nomor bed pasien, serta membuat leaflet 10 penyakit
terbanyak.

A.Pelaksanaan Kegiatan
1) Desiminasi Awal
Desiminasi awal dilakukan pada jumat 4 Juni 2021 pukul
10:00 Wita.
a) Persiapan
sebelum melaksanakan desiminasi awal kelompok sudah
melakukan proses bimbingan dengan pembimbing lahan dan
pembimbing akademik, dan penanggung jawab mata kuliah.
b) Pelaksanaan
Desiminasi dimulai pada pukul 10:00-11:30 Wita di ruang
IRNA 3 RSUD Patut Patuh Patju dengan dihadiri oleh
pembimbing akademik dan kepala ruangan dan dihadiri oleh

163
164

semua anggota kelompok (daftar hadir terlampir) dengan


hasil desiminasi awal masalah yang disetujui oleh
ruangan sebagai berikut:
1. Kurangnya pemeliharaan alat medis
2. Struktur organisasi ruangan belum diperbarui
3. Tidak adanya nomor bed dan denah ruangan
4. Kurang maksimalnya pelaksanaan pengawasan
inventaris ruangan
5. Timbang terima hanya dilakukan di nurse station
Tidak pernah dilakukan pendidikan/promosi kesehatan
di ruangan pasien
6. Tidak tersedianya leaflet pasien pulang
7. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan
supervise.
8. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum
dilaksanakan di ruang irna 3
9. SAK 10 penyakit terbanyak belum diperbarui
10. Kurangnya brosur ruangan
Dari semua masalah diatas didapatkan 5 masalah
prioritas sesuai dengan pembobotan prioritas masalah
menggunakan CARL dan sesuai dengan kesepakatan
pembimbing lahan sekaligus kepala ruangan dan pembimbing
akademik adapun masalah sebagi berikut:
1. Struktur organisasi ruangan belum diperbarui
2. SAK 10 penyakit terbanyak belum diperbarui
3. Tidak terdapat nomer bed pasien
4. Kurangnya ketersediaan leaflet atau brosur
5. Tidak terdapat denah ruangan
6. Kurangnya brosur ruangan

c) Hambatan
165

Ketika pelaksanaan desiminasi awal dilakukan, terjadi


keterlambatan waktu dari estimasi waktu yang telah
direncanakan.
d) Dukungan
1) Kepala ruangan dan staf di IRNA 3 mendukung penuh
atas kegiatan desiminasi awal yang berlangsung
2) Adanya proses bimbingan yang telah diberikan dari
pembimbing akademik dan pembimbng lahan yang
diberikan apabila mahasiswa mengalami kesulitan.
3) Koordinasi yang baik antara kepala ruangan dengan
mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan.

2) Unsur Input (M1-M5)


a) Persiapan Kegiatan
1. Penyiapan Perangkat MPKP
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 24-26
Mei 2021 didapatkan bahwa penyiapan perangkat MPKP
dilakukan mulai dari tahap :
a) Persiapan
Penyiapan perangkat kegiatan MPKP dilakukan
dengan menyusun format bersama dengan kepala
ruangan dan pembimbing lahan. Perangkat yang
disusun dalam bentuk pembuatan jadwal dinas,
struktur anggota Tim, Format pengkajian
keperawatan, penentuan 10 (sepuluh) penyakit
yang sering muncul diruangan, perhitungan
klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan
pasien berdasarkan teori Douglas, konsep
perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan
teori Douglas tentang tingkat ketergantungan
pasien dan pelaksanaan discharge planning, serta
format supervisi. Penyiapan perangkat ini
dilakukan pada tanggal 24 s/d 26 Mei 2021.
b)Penerapan Kegiatan
166

Penerapan dan uji coba MPKP di ruang IRNA 3 RSUD Patut


Patuh Patju Gerung Lombok Barat, dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1) Pelaksanaan penataan kegiatan Sumber Daya Manusia
(M1/ MAN)
a) Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan
oleh mahasiswa disini mahasiswa mengkaji dan
menemukan beberapa masalah terkait pelatihan
ketenagaan perawat.
b)Pelaksanaan
Kelompok 2 menyarankan kepada kepala ruangan
IRNA 3 RSUD Patut Patuh Patju untuk
dilakukannya pelatihan.
c) Hambatan
Seluruh kegiatan pelatihan diatur oleh pihak
manajemen rumah sakit.

2) Sarana dan Prasarana (M2 Material)


Penerapan proses manajerial keperawatan dan
kegiatan pembelajaran keperawatan mahasiswa
Program Studi Profesi Ners XVI STIKES Mataram,
mengambil tempat di Ruang IRNA 3 RSUD Patut
Patuh Patju. Selama praktek manajemen dari
tanggal 24 Mei – 5 Juni 2021, mahasiswa
manajemen melakukan asuhan keperawatan kepada
pasien menggunakan sarana dan prasarana yang
tersedia di ruangan juga menggunakan barang
milik pribadi seperti, stetoskop, dan
thermometer. Adapun beberapa inovasi yang
dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Profesi
Ners XVI STIKES Mataram untuk sarana prasarana
ruang IRNA 3 adalah menambahkan nomer bed
167

pasien, memperbarui denah ruangan dan membuat


struktur organisasi ruangan yang terbaru.
a) Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan
kelompok telah membuat nomer bed pasien,
membuat denah ruangan serta membuat struktur
organisasi ruangan yang terbaru.
b) Pelaksanaan
Uji coba pemasangan nomer bed pasien pemasangan
denah ruangan dan pemasangan struktur
organisasi ruangan dilakukan pada tanggal 3
Juni 2021.

c) Hambatan
Tidak ditemukan adanya hambatan dalam
melaksanakan kegiatan ini.
d) Dukungan
1) Kepala ruangan dan staf di IRNA 3 mendukung
penuh atas kegiatan mahasiswa.
2) Adanya SDM yang siap memberikan bimbingan
bila mahasiswa mengalami kesulitan.
3) Koordinasi yang baik antara perawat ruangan
dan mahasiswa dalam menjalankan MAKP.
168

3) METODE (M3 METHODE)


a. Sistem MAKP
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal
24-26 Mei 2021 didapatkan bahwa penyiapan
perangkat MAKP dilakukan mulai dari tahap :
a) Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok
menerapakan model MPKP. Adapun bagan model
MAKP yang diterapkan sebagai berikut:
Kepala Ruangan Kepala Ruangan
Bedah Dalam

Katim Bedah Katim Dalam

PP PP

PP PP

PP PP

PP PP

PP PP

PP PP

1. Pelaksanaan
Uji coba penerapan model asuhan keperawatan
professional dilaksanakan pada Tanggal 28-5 Mei
2021. Pelaksanaan MAKP dilaksanakan oleh kelompok
mulai dibagi menjadi 3 shift (pagi, sore, dan
malam) dengan peran yang terjadwal sebagai kepala
ruangan, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana.

2. Hambatan
1) Tingkat adaptasi mahasiswa terhadap peran
bervariasi.
169

2) Pelaksanaan peran yang dilakukan oleh mahasiswa


profesi manajemen terkadang kurang sesuai dengan
jobdesc yang telah ditentukan
3. Dukungan
1) Kepala ruangan dan staf di IRNA 3 mendukung
pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional
Tim
2) Adanya SDM yang siap memberikan bimbingan bila
mahasiswa mengalami kesulitan.
3) Adanya sarana dan prasarana yang mendukung.
4) Koordinasi yang baik antara perawat ruangan dan
mahasiswa dalam menjalankan MAKP.
5) Adanya kepercayaan dan sikap kooperatif pasien
terhadap perawat dan mahasiswa.

b. Timbang Terima/Operan
Operan merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien atau komunikasi dan
serah terima antara shift pagi, sore dan malam.
Operan dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala
ruangan, sedangkan operan dinas sore ke dinas malam
langsung dipimpin oleh penanggung jawab tim sore ke
penanggung jawab tim malam. Taylor (1993)
1) Persiapan
Timbang terima dilaksanakan pada setiap
pergantian shift. Persiapan timbang terima antara
lain adalah rekam medik yang didalamnya sudah
terdapat format catatan terintegrasi.
2) Pelaksanaan
Kegiatan timbang terima mulai dilakukan pada
minggu pertama tanggal 28 Mei 2021. Timbang terima
yang dilakukan oleh mahasiswa manajemen dilakukan
pada setiap pergantian shift. Dimana saat timbang
170

terima pagi mahasiswa menerima laporan dari


perawat ruangan shift pagi dan timbang terima
sore, mahasiswa memberikan laporan kepada perawat
ruangan shift sore, dan timbang terima sore
mahasiswa memberikan laporan kepada perawat
ruangan yang akan shift malam.

 Role play selama diruangan


No Hari/ Shift pagi Shift siang Shift malam
tgl
1 Jumat Karu: Basori Putra
28 Mei Katim Bedah: Nur
2021 Hafnillah
PP:
c. Putrawansyah PP: PP:
d. Jahmat 1. Ruth 1. Mastila
Sulastri 2. Evi Muliati
2. Aladin
Karu : Erin
Saputra
Katim Dalam:
Rizkatul Hikmah
PP: PP: PP:
1. Susilawati 1. Isnawati 1. Baiq Rizki
2. M. Yusri 2. Munawir Handayani
Pratama Haris 2. Ria
Susilawati
2 Sabtu Karu: Jahmat
29 Mei Katim Bedah: Ruth
2021 Sulastri
PP: PP: PP:
1.Basori Putra 1.Aladin 1. Mastila
2.Nurhafnillah 2.Putrawansyah 2. Evi Muliati
171

Karu Dalam :
Susilawati
Katim Dalam: M. Yusri
Pratama
PP: PP: PP:
1.Rizkatul Hikmah 1. Isnawati 1. Baiq Rizki
2.Erin Saputra 2. Munawir Handayani
Haris 2. Ria
Susilawati
3 Minggu Karu Bedah: Ruth
30 Mei Sulastri
2021 Katim Bedah: Jahmat
PP: PP: PP:
1.Nurhafnillah 1.Basori Putra 1. Aladin
2. Putrawansyah

Karu Dalam : Rizkatul


Hikmah
Katim Dalam:
Susilawati
PP: PP: PP:
1. Erin Saputra 1. M. Yusri 1. Isnawati
Pratama 2. Munawir Haris
4 Senin Karu Bedah: Mastila
31 Mei Katim Bedah: Evi
2021 Muliati
PP: PP: PP:
1. Ruth Sulastri 1. Jahmat 1. Aladin
2. Basori 2. Putrawansyah

Karu Dalam : Baiq


Rizki Handayani
Katim Dalam:
172

Susilawati
PP: PP: PP:
1.Erin Saputra 1. M. Yusri 1. Munawir
2.Rizkatul Hikmah Pratama Haris
2. Susilawati 2. Isnawati
5 Selasa Karu Bedah:
1 Juni Evi Muliati
2021 Katim Bedah:
Mastila
PP: PP: PP:
1. Ruth Sulastri 1. Jahmat 1.Aladin
2. Basori Putra 2.Putrawansyah
Karu Dalam : Ria
Susilawati
Katim Dalam:
Baiq Rizki Handayani
PP:
1.Rizkatul Hikmah PP: PP:
1.Susilawati 1.M. Yusri
Pratama
2.Erin Saputra
6 Rabu 2 Karu Bedah:
Juni Aladin
2021 Katim Bedah:
Putrawansyah
PP: PP: PP:
1. Evi Muliati 1.Jahmat 1.Nurhafnillah
2. Mastila 2.Basori Putra
Karu Dalam:
Isnawati
Katim Dalam:
Munawir Haris
PP: PP: PP:
1.Baiq Rizki Handayani 1. Susilawati 1. M. Yusri
2.Ria Susilawati 2. Rizkatul Pratama
173

Hikmah 2. Erin Saputra


7 Kamis Karu Bedah:
3 Juni putrawansyah
2021 Katim Bedah:
Aladin
PP: PP: PP:
1.Mastila 1. Evi Muliati 1. Jahmat
2. Ruth
Karu Dalam:
Munawir Haris
Katim Dalam:
Isnawati
PP: PP: PP:
1.Ria Susilawati 1.Baiq Rizki 1.Susilawati
Handayani 2.Rizkatul
Hikmah
8 Jumat Karu Bedah:
4 Juni Nurhafnillah
2021 Katim Dalam:
Basori Putra
PP: PP: PP:
1. Putrawansyah 1. Mastila 1. Jahmat
2. Aladin 2. Evi Muliati
Karu Dalam:
M. Yusri Pratama
Katim Dalam:
Erin Saputra
PP: PP: PP:
1.Munawir Haris 1. Ria 1.Rizkatul
2.Isnawati Susilawati Hikmah
2. Baiq Rizki 2.Susilawati
Handayani
9 Sabtu Karu Bedah:
5 Juni Basori Putra
2021 Katim Dalam:
Nurhafnillah
174

PP: PP: PP:


1. Mastila 1.Putrawansyah 1. Evi Muliati
2. Ruth Sulastri 2.Aladin
Karu Dalam:
M. Yusri Pratama
Katim Dalam:
Erin Saputra
PP: PP: PP:
1.Baiq Rizki Handayani 1.Munawir 1.Ria
2.Erin Saputra Haris Susilawati
2.Isnawati

 Pelaksanaan timbang terima secara penuh


dilakukan pada minggu pertama dan kedua,
Bimbingan senantiasa diberikan oleh pembimbing
akademik dan klinik untuk meningkatkan
ketrampilan, pengetahuan dan sikap sehingga
pelaksanaan timbang terima bisa berjalan lancar,
sesuai teori dengan aplikasi yang mudah
diterapkan.
 Dalam pelaksanaan praktek manajemen di ruang
IRNA 3 RSUD Patut Patuh Patju mahasiswa
melaksanakan timbang terima di Nurse station,
tetapi pada saat pelaksanaan perawat di ruangan
IRNA 3 tidak pergi untuk memvalidasi ke bed
pasien. Timbang terima berjalan sesuai alur yang
telah ditetapkan. Komunikasi antar perawat dalam
timbang terima menggunakan format catatan
perkembangan pasien yang tedapat pada status
pasien yang meliputi:
1) Apa yang terjadi pada pasien, meliputi nama,
umur, tanggal MRS, hari perawatan, dokter
yang merawat, nama perawat yang bertanggung
jawab, diagnosa medis, dan masalah
keperawatan yang belum teratasi.
175

2) Informasi penting apa yang berhubungan /


melatar belakangi kondisi pasien, meliputi
intervensi yang telah dilakukan, riwayat
alergi, alat invasive, obat – obatan,
pemeriksaan diagnostik.
3) Apa hasil pengkajian kondisi pasien terkini,
meliputi hasil pengkajian terkini, tanda
vital, pain score, tingkat kesadaran, status
restrain, resiko jatuh, status nutrisi,
eliminasi, hal – hal yang kritis.
4) Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah, meliputi asuhan keperawatan yang
perlu dilanjutkan, termasuk nursing care plan
dan discharge planning, dan memberikan
edukasi pada klien dan keluarga, hal-hal
penting yang perlu diperhatikan untuk shiftt
berikutnya dan evaluasi keperawatan
Setelah katim dan perawat pelaksana
mengoperkan seluruh kondisi pasien, kepala
ruangan memberikan kesempatan terlebih dahulu
pada tim perawat yang akan berdinas selanjutnya
untuk mengklarifikasi data-data yang telah
disampaikan oleh perawat primer sebelumnya.
Setelah klarifikasi selesai, kegiatan timbang
terima tidak dilanjutkan dengan validasi ke
pasien.
3) Hambatan
Pelaksanaan timbang terima yang dilakukan
oleh mahasiswa keperawatan sedikit mengalami
hambatan dalam komunikasi dengan pasien terutama
perihal bahasa (verbal dan non verbal) dikarenakan
perbedaan suku, budaya dan lainnya dengan
mahasiswa.
176

4) Dukungan
1. Proses bimbingan pelaksanaan timbang terima
diberikan oleh pembimbing ruangan.
2. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-
luasnya antara pihak perawat ruangan dengan
mahasiswa sebagai pelaksana.
3. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran
proses timbang terima yang baik di ruang IRNA 3.

c. Pre-Post Conference
Pre-post conference, yaitu komunikasi katim dan
perawat pelaksana setelah selesai operan dan
sebelum operan berikutnya yang dipimpin oleh katim
atau penanggung jawab tim. Isi pre conference
adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan
tambahan rencana dari katim atau PJ tim. Isi post
conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap
perawat dan hal penting untuk operan (Keliat,
2000).
Kegiatan pre conference yang dilakukan kelompok
adalah mengikuti alur peran sesuai saat
operan/timbang terima diatas.
d. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan
dalam mengatasi masalah keperawatan klien yang
dilaksanakan disamping klien, membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus
tertentu yang dilakukan oleh perawat primer,
kepala ruangan, perawat associate serta melibatkan
seluruh anggota tim.
1. Persiapan
Berkoordinasi dengan kepala ruangan IRNA 3
terlebih dahulu kemudian membuat proposal
177

ronde keperawatan dan direncanakan akan


dilaksanakan pada hari Jumat 4 Mei 2021
2. Pelaksanaan
Ronde Keperawatan belum bisa dilaksanakan
3. Hambatan
Pelaksanaan Ronde keperawatan tidak dilakukan
pada tanggal 4 Mei 2021 dikarenakan kelompok
belum mendapatkan izin dari keluarga pasien
4. Dukungan
1.Proses bimbingan pelaksanaan Ronde
keperawatan diberikan oleh pembimbing
ruangan.
2.Adanya kerjasama dan kesempatan yang
seluas-luasnya antara pihak perawat
ruangan dengan mahasiswa sebagai
pelaksana.
3.Tersedianya fasilitas pendukung untuk
kelancaran proses timbang terima yang baik
di ruang IRNA 3.
e. Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu
pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang
disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan
efektif (Sudjana, 2004).
Kron & Gray (1987) mengartikan supervisi sebagai
kegiatan yang merencanakan, mengarahkan,
membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong,
memperbaiki, mempercayai dan mengevaluasi secara
berkesinambungan anggota secara menyeluruh sesuai
dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki
anggota.
Supervisi dalam konteks keperawatan sebagai
suatu proses kegiatan pemberian dukungan sumber-
178

sumber (resources) yang dibutuhkan perawat dalam


rangka menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Mc Farland, Leonard &
Morris,1984).
1.Persiapan
Berkoordinasi dengan kepala ruangan IRNA 3
2.Pelaksanaan
Supervisi hanya dilakukan oleh kepala ruangan
3.Hambatan
Supervisi tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan
yang terjadwal.
4. Dukungan
Perlu adanya peningkatan terkait kegiatan
supervisi, karena dari kegiatan tersebut dapat
menjadikan pelaksanan MPKP berjalan sesuai
standar yang diharapkan.

e.Discharge Planning
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 24-28
Mei 2021 bahwa Discharge planning belum dilakukan
secara optimal, sesuai dengan masalah yang ada telah
direncanakan dan dilaksanakan Discharge Planning
sesuai dengan tahapan teori yaitu:
1) Persiapan
a) Menyiapkan format discharge planning: resume
keperawatan, lembar SOP discharge planning,
serta leaflet
b) Mengadakan pendekatan (BHSP)/kontrak (informed
consent) dengan pasien dan keluarga mengenai
rencana pelaksanaan discharge planning.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dimulai pada
minggu pertama role play yang dilaksanakan oleh
kepala ruangan, katim, dan perawat pelaksana
179

berdasarkan alur discharge planning klien pada


saat klien masuk, intra perawatan dan pada saat
klien post perawatan. Discharge planning yang
dilaksanakan meliputi pre, intra dan post. Pre
discharge planning diberikan kepada setiap pasien
baru dengan memberikan penjelesan kepada pasien
dan keluarga tentang denah ruangan, cara mencuci
tangan yang baik dan benar, penempatan sampah
infeksius dan non-infeksius serta hak-hak pasien.
Setelah itu PP memberikan pendidikan kesehatan
sesuai dengan pengetahuan yang dibutuhkan pasien.
Intra discharge planning diberikan selama pasien
menjalani perawatan, sedangkan saat klien KRS
dilakukan post discharge planning. Untuk
pelaksanaan post discharge planning, pasien
diberi penjelasan meliputi pengobatan/waktu
kontrol, aktivitas, istirahat serta perawatan
saat di rumah, pasien dan keluarga diberikan
leaflet untuk dibawa pulang terkait penyakit yang
diderita. Selama praktik manajemen, post
discharge planning (penyuluhan kesehatan) telah
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 4-5 Mei
2021. Sebagian besar keluarga pasien yang
dilakukan discharge planning adalah pasien dengan
kasus KDK yang menjalani perawatan di ruang IRNA
3 RSUD Patut Patuh Patju Gerung Lombok Barat.
Kegiatan dapat berjalan lancar, semua
anggota kelompok dapat berperan sesuai peran
masing-masing dan leaflet digunakan dengan baik,
serta sebelum pelaksanaan discharge planning
mahasiwa melakukan BHSP kepada keluarga dan
pasien. Dan keluarga pasien dapat menerapkan apa
yang sudah di ajarkan
3) Hambatan
180

Belum tersedianya fasilitas pendukung


discharge planning yang baik di ruang IRNA 3 RSUD
Patut Patuh Patju Gerung Lombok Barat. Tetapi
selama pelaksanaan discharge planning keluarga
pasien cukup kooperatif, namun sebelum
pelaksanaan discharge planning terjadinya missed
komunikasi antara penanggung jawab discharge
planning dan anggotanya, selain itu pelaksanaan
discharge planning mundur dari waktu yang telah
ditentukan sebelumnya.
4) Dukungan
1) Pengorganisasian acara discharge planning yang
tersusun
2) Mekanisme acara discharge planning tersusun
3) Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-
luasnya antara pihak perawat ruangan dan
mahasiswa sebagai pelaksana.
4) Hubungan saling percaya yang terjalin antara
keluarga klien dengan pelaksana discharge
planning

4) Money (M4)
Sesuai dengan ketentuan umum PP No. 6 Tahun
2000 perjan adalah badan usaha milik negara (BUMN)
sebagaimana diatur dalam UU no 9 tahun 1969 dimana
seluruh modalnya oleh pemerintah dan merupakan
kekayaan negara yang tidak dipisahkan serta tidak
terbagi atas saham-saham, jadi rumah sakit perjan
tetap merupakan aset dari Depkes. Pengelolaan RS
perjan dilakukan oleh direksi serta dibentuk dewan
pengawas untuk melakukan pengawasan (Djoyo Sugito,
2002).
1. Persiapan
181

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan


oleh mahasiswa disini mahasiswa mengkaji dan
menemukan beberapa masalah tang terkait
tentang keuangan di ruangan.
2. Pelaksanaan
Kelompok 2 menyarankan kepada kepala ruangan
IRNA 3 RSUD Patut Patuh Patju untuk membuat
struktur organisasi keuangan khusus untuk
ruangan IRNA 3 seperti bendahara, sekertaris
dan lainnya serta menyarankan diadakannya
iuran/ kas ruangan demi kesejahteraan bersama.
3. Hambatan
a) Seluruh keuangan ruangan diatur oleh pihak
manajemen rumah sakit.
b) Belum adanya penanggung jawab untuk
keuangan ruangan yang mengelola khusus
untuk iuran/kas ruangan

5) Marketing (M5)
Pemasaran adalah salah satu kegiaan dalam
perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai
ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga
barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan
nilai terebut adalah produksi, pemasaran dan
konsumsi.Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan
produksi dan komsumsi. Menurut Kotler (1997),
pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial
yag didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai
kepada pihak lain. Sedangkan rumah sakit sebagai
salah satu penyedia layanan kesehatan merupakan
institusi yang penting. Adapun beberapa inovasi yang
dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Profesi Ners
182

XVI STIKES Mataram untuk pemasaran/ marketing ruangan


IRNA 3 adalah membuat leaflet 10 penyakit terbanyak
dan brosur pencegahan anemia
a) Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan
kelompok ruangan belum memiliki sistem pemasaran
yang optimal dikarenaan tidak tersedianya
leaflet di ruangan serta SAK yang belum
diperbarui.
b) Pelaksanaan
Pembuatan leaflet 10 penyakit terbanyak sudah
dikerjakan dari tanggal 1 Juni 2021 dan
diserahkan ke ruangan pada tanggal 3 Mei 2021.

c) Hambatan
Tidak ditemukan adanya hambatan dalam
pelaksanaan kegiatan ini.
d) Dukungan
1) Kepala ruangan dan staf di IRNA 3 mendukung
penuh atas kegiatan mahasiswa.
2) Adanya SDM yang siap memberikan bimbingan
bila mahasiswa mengalami kesulitan.
3) Adanya kepercayaan dan sikap kooperatif
pasien terhadap perawat dan mahasiswa.
4) Koordinasi yang baik antara perawat ruangan
dan mahasiswa dalam menjalankan MAKP.

6) Evaluasi Kegiatan MPKP Kejadian Infeksi Nosokomial


Infeksi nosokomial disebut juga Hospital
Acquired Infection (HAI) adalah infeksi yang
didapatkan dan berkembang selama pasien dirawat di
rumah sakit (WHO, 2013). Sumber lain
mendefinisikan infeksi nosokomial merupakan
infeksi yang terjadi di rumah sakit atau fasilitas
183

pelayanan kesehatan setelah dirawat 3x24 jam.


Selama masa praktek manajemen di Ruang IRNA 3 RSUD
Patut Patuh Patju tidak ditemukan pasien atau
kejadian infeksi nosokomial di ruangan.
Infeksi nosokomial paling sering disebabkan
oleh bakteri. Infeksi bakteri ini lebih berbahaya
karena umumnya disebabkan oleh bakteri yang sudah
kebal (resisten) terhadap antibiotik. Infeksi
nosokomial akibat bakteri ini bisa terjadi pada
pasien yang sedang mendapatkan perawatan di rumah
sakit atau pasien dengan sistem imun atau daya
tahan tubuh yang lemah. Selain bakteri, infeksi
nosokomial juga dapat disebabkan oleh virus,
jamur, dan parasit. Penularan infeksi nosokomial
dapat terjadi lewat udara, air, atau kontak
langsung dengan pasien yang ada di rumah sakit.
Angka infeksi nosokomial adalah jumlah pasien
infeksi yang didapat atau muncul selama dalam
perawatan dirumah sakit. Selama praktek manajemen
di ruang IRNA 3 RSUD Patut Patuh Patju 28-5 Juni
2021 tidak dijumpai kejadian infeksi nosokomial
serta dari pihak sistem rumah sakit tidak ada
hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan
pencegahan kejadian infeksi nosokomial.
Untuk menghindari terjadinya infeksi
nosokomial di ruangan IRNA 3 RSUD Patut Patuh
Patju perlu adanya kebiasaan mencuci tangan yang
baik dan benar, tetap menjaga kebersihan
lingkungan ruangan dan rumah sakit, menggunakan
fasilitas sesuai standar, menempatkan pasien
beresiko di ruangan isolasi dan selalu memakai APD
di lingkungan RS

7. Evaluasi Kegiatan MPKP Kejadian Cedera


184

Kejadian pasien cedera merupakan salah satu


evaluasi indikator mutu yang harus diperhatikan
demi keselamatan pasien (patient safety). Selama
masa perawatan praktik manajemen di ruang Ruang
IRNA 3 RSUD Patut Patuh Patju Gerung Lombok Barat
tidak ada kejadian pasien cedera dari 5 pasien
kelolaan yang berisiko untuk cedera. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa pasien cedera tidak pernah
terjadi selama masa praktik manajemen di ruang
IRNA 3 RSUD Patut Patuh Patju Gerung Lombok Barat.
Dari analisis data tersebut, persentase angka
kejadian pasien cedera selama masa praktek
manajemen adalah 0%.

7) Evaluasi Kegiatan MPKP Kepuasan Pasien


Dari hasil kuesioner tentang kepuasan pasien
terhadap pelayanan rumah sakit penerapan MPKP
Modifikasi Tim-Primer yang dibagikan kepada pasien
dan keluarga pasien sebanyak 10 orang di ruang
IRNA 3 RSUD Patut Patuh Patju gerung Lombok Barat
didapatkan skor 76-92% pasien menyatakan puas
dengan pelayanan di Ruang IRNA 3 RSUD Patut Patuh
Patju Gerung Lombok Barat. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat kepuasan pasien di ruang IRNA 3
RSUD Patut Patuh Patju Gerung Lombok Barat
terhadap pelayanan rumah sakit adalah “Sangat
puas”. Kuesioner kepuasan ini dibagikan pada
pasien yang akan melakukan KRS dan pasien yang
telah dirawat di ruang IRNA 3 RSUD Patut Patuh
Patju Gerung Lombok Barat selama minimal 3 hari
perawatan.

B. Pembahasan
a) M1 (Men)
185

Berdasarkan dari pelaksanaan yang dilakukan di


ruang IRNA 3 RSUD Patut Patuh Patju, kelompok II
menyarankan kepala ruangan untuk staf atau perawat di
ruangan untuk mengikuti pelatihan yang diadakan di
dalam maupun diluar Rumah Sakit.
Pelatihan merupakan suatu proses pembelajaran
untuk memperoleh pengetahuan baru, mengembangkan dan
meningkatkan keterampilan yang dimiliki ke arah yang
lebih baik yang terjadi di luar sistem pendidikan yang
berlaku dalam waktu yang relatif singkat. Keterampilan
yang dimaksud dalam hal ini adalah keterampilan dalam
berbagai bentuk antara lain keterampilan fisik,
keterampilan intelektual, keterampilan sosial dan
keterampilan memimpin (Rivai,
V. dan Sagala, 2009). Pelatihan juga merupakan teknik
yang dipilih untuk meningkatkan kualitas, efisiensi,
dan kinerja staf. Marquin, B.L. dan Huston
(2006) mendefinisikan pelatihan adalah suatu cara yang
diambil untuk menambah pengetahuan dan keterampilan
tertentu yang harus dimiliki oleh seseorang yang
berkaitan dengan pekerjaannya.

b) M2 (Material)
- Penomeran bed pasien
Berdasarkan dari pelaksanaan kegiatan yang telah
ditindak lanjuti oleh kelompok II di ruang IRNA 3 RSUD
Patut Patuh Patju perihal penomeran bed pasien sudah
memenuhi standar teori yang ada demi keselamatan
pasien, yang dimana dalam teori depkes mengatakan
bahwa ada Enam sasaran keselamatan pasien (patient
safety) rumah sakit menurut Permenkes No.
1691/Menkes/Per/VIII/2011 yaitu ketepatan dalam
mengidentifikasi pasien; meningkatkan komunikasi yang
efektif; peningkatan keamanan obat yang perlu
186

diwaspadai; kepastian tepat lokasi, tepat prosedur.


(Depkes RI, 2011).

- Struktur Organisasi Ruangan


Berdasarkan dari pelaksanaan kegiatan yang telah
ditindak lanjuti oleh kelompok II di ruang IRNA 3 RSUD
Patut Patuh Patju perihal struktur organisasi ruangan
yang dibuat oleh kelompok untuk ruangan sudah memenuhi
standar teori yang ada, yang dimana dikatakan bahwa
struktur organisasi akan memberikan stabilitas serta
kontinuitas yang dapat memungkinkan organisasi tetap
berjalan walaupun orang-orang didalamnya datang dan
pergi. Struktur Organisasi ini dapat membantu
menghindari atau mengurangi kesimpangsiuran dalam
pelaksanaan tugas. Robbins dan Coulter (2007: 284).

- Denah Ruangan
Berdasarkan dari pelaksanaan kegiatan yang telah
ditindak lanjuti oleh kelompok II di ruang IRNA 3 RSUD
Patut Patuh Patju perihal Denah ruangan yang dibuat
oleh kelompok untuk ruangan sudah memenuhi standar
teori yang ada untuk mempermudah pasien ataupun
keluarga pasien dalam menentukan lokasi ruangan yang
ada di rumah sakit, yang dimana dikatakan dalam teori
bahwa denah adalah suatu gambaran mengenai letak
tempat, dengan denah akan mempermudah untuk menemukan
berbagai macam tempat-tempat tertentu, tanpa harus
bertanya pada orang lain. (Depkes, 2011)

c) M3 (Methode)
- Timbang Terima
Berdasarkan dari pelaksanaan kegiatan yang telah
dilakukan oleh kelompok II di ruang IRNA 3 RSUD Patut
187

Patuh Patju perihal timbang terima yang dilakukan


kelompok sudah sesuai dengan alur timbang terima.

Alur timbang-terima

PASIEN

Diagnosis medis Diagnosa keperawatan dan


masalah kolaboratif kebidanan
(didukung data)

tindakan

Telah dilakukan Belum dilakukan

Tindakan

Masalah
1. Teratasi
2. Belum teratasi
3. Teratasi sebagian
4. Muncul masalah baru
(Nursalam, 2015)

- Ronde Keperawatan
Berdasarkan dari rencana kegiatan yang
disetujui ruangan di ruang IRNA 3 RSUD Patut Patuh
Patju perihal ronde keperawatan yang belum bisa
dilaksanakan oleh kelompok dikarenakan kelompok
belum mendapatkan izin dari pasien ataupun
keluarga pasien. Ronde Keperawatan adalah Suatu
188

kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah


keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,
di samping pasien dilibatkan untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada
kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer
dan atau konsulen, kepala ruangan, perawat
associate yang perlu juga melibatkan seluruh
anggota tim (Nursalam, 2009).

- Supervisi
Berdasarkan dari rencana kegiatan yang
disetujui ruangan di ruang IRNA 3 RSUD Patut Patuh
Patju perihal supervisi yang belum bisa
dilaksanakan oleh kelompok dikarenakan
keterbatasan waktu yang dimiliki.
Alur Supervisi

Kabid Perawatan

Kasi
Perawatan

Kabid Perawat
an
Menetapkan kegiatan dan tujuan
Karu
serta instrument / alat ukur
supervi

Menilai kinerja Perawat


PP 1 PP 2
Delegasi
Feedback PA PA
Koreksi atau pemecahan
masalah
Reward/Reinforcement Kualitas Pelayanan Meningkat

Keterangan : Kegiatan supervisi

Delegasi dan Supervisi

Sumber: (Nursalam, 2015)


189

- SAK (Standar Asuhan Keperawatan)


Berdasarkan dari pelaksanaan kegiatan yang
telah ditindak lanjuti oleh kelompok II di ruang
IRNA 3 RSUD Patut Patuh Patju perihal Standar
Asuhan Keperawatan yan digunakan, disini ruangan
sudah memiliki standar asuhan keperawatan yaitu
SIKI,SDKI dan SLKI tapi masih berupa edisi 1,
untuk itu kelompok menindak lanjuti berupa
memperbarui SAK yang sudah ada di ruangan menjadi
SAK dengan refrensi yang terbaru dan sesuai dengan
teori yang ada.
Proses Keperawatan pun juga dijadikan sebagai
dasar hukum praktik keperawatan (ANA, 1973), serta
untukPengembangan Standar Praktik Keperawatan.
Proses keperawatan harus dilakukan secara
berkesinambungan, yakni diawali dari pengkajian,
diagnosis, intervensi, implementasi, evaluasi dan
akan dilakukan kembali pengkajian setelah kita
evaluasi keberhasilan asuhan keperawatan.Untuk
menilai kualitas pelayanan keperawatan diperlukan
adanya standar praktik keperawatan yang merupakan
pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan yang diwujudkan dalam bentuk proses
keperawatan baik dari pengkajian sampai evaluasi
(Nursalam, 2008).

- Discharge Planning
Berdasarkan dari pelaksanaan kegiatan yang telah
ditindak lanjuti oleh kelompok II di ruang IRNA 3
RSUD Patut Patuh Patju perihal Discharge planning,
disini ruangan sudah memiliki SOP Discharge
planning untuk ruangan IRNA 3 RSUD Patut Patuh
190

Patju tetapi alur discharge planning belum


dilaksanakan dengan maksimal seperti edukasi
kesehatan atau pemberian leaflet ketika pasien
akan direncanakan pulang, untuk itu kelompok
menindak lanjuti berupa memberikan edukasi
kesehata, membuat serta memberikan leaflet kepada
pasien yang akan pulang di ruang IRNA 3 RSUD Patut
Patuh Patju dan telah disesuaikan dengan standar
yang ada.

Hal-hal yang perlu diperhatikan yakni meskipun


pasien telah dipulangkan, penting bagi pasien dan
keluarga mengetahui apa yang telah dilaksanakan dan
bagaimana mereka dapat meneruskan untuk
meningkatkan status kesehatan pasien. (Doenges &
Moorhouse: 126).

D) M4 (Money)
Berdasarkan dari pelaksanaan kegiatan yang telah
ditindak lanjuti oleh kelompok II di ruang IRNA 3 RSUD
Patut Patuh Patju perihal kuangan ruangan, disini
kelompok menyarankan untuk dibentuknya struktur
organisasi seperti ketua, sekertaris, bendahara khusus
ruangan yang akan mengelola semua keuangan ruangan demi
kesejahteraan bersama.
Salah satu fungsi rumah sakit adalah
memberikan pelayanan kesehatan, baik medis maupun non
medis, dalam kaitan tersebut agar pelayanan Rumah Sakit
dapat berjalan seoptimal mungkin dan dapat dirasakan
oleh masyarakat maka untuk itu Rumah Sakit perlu
mempersiapkan peralatan atau bahan medis, non medis atau
jasa pemborongan. Sumber dana Rumah Sakit yaitu:
1) Daftar isian proyek
pemerintah pusat dari anggaran pendapatan
Belanja Negara (APBN)
191

2) Daftar isian kegiatan dari


anggaran pendapatan belanja negara
3) Pendapatan fungsional dari
pendapatan pelayanan rumah sakit

E) M5 (Marketing)
Berdasarkan dari pelaksanaan kegiatan yang telah
ditindak lanjuti oleh kelompok II di ruang IRNA 3 RSUD
Patut Patuh Patju perihal marketing ruangan, disini
kelompok membuat poster tentang pencegahan anemia.
Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat
proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan
menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola
hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan para pemilik sahamnya (Kotler dan Keller,
2006). Saat ini rumah sakit sudah bergeser ke arah
profit oriented, hal ini karena masuknya Indonesia dalam
persaingan pasar bebas yang mengharuskan kita merubah
cara pandang terhadap rumah sakit. Dimana salah satu
upaya untuk Melakukan promosi rumah sakit dengan
menggunakan website penyebaran leaflet maupun brosur
tentang rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai