Anda di halaman 1dari 10

Al’Adl, Volume XI Nomor 2, Juli 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

ASPEK LEGALITAS TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN


TRADISIONAL DI INDONESIA

Istiana Heriani; Munajah

Lecturer of Law Faculty, University of IslamKalimantan, South Kalimantan


E-mail: iheriani2579@gmail.com

Abstract
Traditional health services in Indonesia have been regulated in the Law No. 36 of 2009 about
Health and in Minister of Health regulated No. 15 of 2018 about the implementation oc
complementary traditional health. This paper isintended to discuss the legal protection of
traditional health services and its forms. This study applies normative juridical methods. The
results show that the level of legal protection for traditional health services is empirically
lower than complementary and integration. This is proven by the absence of the right to
obtain legal protection for traditional empirical health services. The legality of traditional
empirical health servicesis only attested by Traditional Health Registered Letters (STPT)
while complementary and integration is attested by a Certificate of Traditional Health
Worker Registration(STRTKT) and Practice Permit Traditional Health Workers (SIPTKT).

Keywords: rights and legality; traditional health services; legal protection

Abstrak
Pelayanan kesehatan tradisional di Indonesia telah diatur dalam peraturan perundang-
undangan Indonesia,yakni dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan
diatur secara lebih rinci dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 15
Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Tradisional Komplementer. Permasalahan
yangdiangkat dalam penelitian ini adalah tentang aspek legalitas terhadap pelayanan
kesehatan tradisional serta bagaimana bentuk-bentuk perlindungan hukumnya. Penelitian ini
menggunakan metode yuridis normatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat legalitas
terhadap pelayanan kesehatan tradisional empiris lebih rendah dibandingkan dengan
komplementer dan integrasi. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya hak memperoleh
perlindungan hukum bagi pelayanan kesehatan tradisional empiris dan legalitas pelayanan
kesehatan tradisional empiris hanya dibuktikan dengan Surat Terdaftar Penyehat Tradisional
(STPT) sedangkan komplementer dan integrasi dibuktikan dengan Surat Tanda Registrasi
Tenaga Kesehatan Tradisional (STRTKT) danSurat Izin Praktik Tenaga Kesehatan
Tradisional (SIPTKT).

Kata kunci: hak dan legalitas; pelayanan kesehatan tradisional; perlindungan hukum

197
Al’Adl, Volume XI Nomor 2, Juli 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

PENDAHULUAN kepercayaan pada tenaga gaib yang berakar


Kesehatan adalah kebutuhan setiap pada animisme. Pada perkembangannya,
manusia yang harus dipenuhi.Sebagaimana pengobatan tradisional di Indonesia banyak
dimaksud dalam Pancasila dan Undang- dipengaruhi oleh budaya asing, seperti
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik India, Cina, Timur Tengah (Arab) dan
Indonesia Tahun 1945, bahwa kesehatan Eropa.2 Seiring dengan berjalannya waktu,
merupakan hak asasi manusia, salah satu semakin banyak usaha dalam bidang
unsur kesejahteraan yang harus pelayanan kesehatan tradisional
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa diIndonesia. Umumnya, pengobatan
Indonesia. Meskipun sama fundamentalnya tradisional menawarkan harga yang lebih
dengan hak-hak yang lain, hak atas terjangkau dibandingkan dengan
pelayanan kesehatan sering dianggap lebih pengobatan komplementer dan integrasi.
mendasar.1Oleh karena itu, hak atas Dengan semakin meningkatnya biaya
pelayanan kesehatan merupakan suatu hal pengobatan kesehatan, masyarakat banyak
yang harus dimiliki oleh setiap beralih kepada pelayanan pengobatan
warganegara Indonesia. Sehingga tidak ada tradisional.
masyarakat yang tidak bisa melakukan Sejak tahun 2009, pelayanan
pengobatan. kesehatan tradisional diatur dalam
Pengobatan yang dapat dilakukan peraturan per undang-undangan, yakni
oleh masyarakat dapat berupa bantuan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
medis ataupun pengobatan secara tentang Kesehatan. Pasal 1 angka 16
tradisional. Meskipun memiliki metode Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
pengobatan yang berbeda, keduanya tentang Kesehatan menentukan bahwa
memiliki tujuan yang sama yaitu untuk pelayanan kesehatan tradisional adalah
memberikan pelayanan kesehatan terbaik pengobatan dan/atau perawatan dengan
bagi seorang pasien. cara dan obat yang mengacu pada
Pengobatan tradisional pada pengalaman dan keterampilan turun
awalnya telah dikenal oleh masyarakat temurun secara empiris yang dapat
Indonesia sejak munculnya pemahaman dipertanggungjawabkan dan diterapkan
pengobatan yang bersifat mistik dan

1 2
Ari Yunanto, 2010, Hukum Pidana Cecep Triwibowo, 2014, Etika &
MalpraktikMedik (Tinjauan dan Perspektif HukumKesehatan, Yogyakarta: Medical Book, hlm.
Medikolegal,Yogyakarta: Penerbit Andi, hlm. 19. 137.

198
Al’Adl, Volume XI Nomor 2, Juli 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

sesuai dengan norma yang berlaku di perlu didorong dan dijamin secara legal.
masyarakat. Selain isu keamanan dan keselamatan
Berdasarkan ketentuan tersebut, konsumen, seorang pengobat tradisional
dapat dijabarkan bahwa pengertian perlu mendapatkan perlindungan hukum
pelayanan kesehatan tradisional terhadap profesinya.
mengandung persyaratan: Berdasarkan uraian di atas, pelaku
1. Adanya aktifitas pengobatan dan pelayanan kesehatan tradisional
atau perawatan; memberikan pelayanan berdasarkan pada
2. Menggunakan cara atau obat standar pelayanan kesehatan tradisional
tradisional; yang metodenya telah memenuhi
3. Berdasarkan pengalaman dan persyaratan penapisan, pengkajian,
keterampilan turun-temurun; penelitian dan pengujian serta terbukti
4. Dapat dipertanggung jawabkan aman dan bermanfaat bagi kesehatan yang
secara empiris; dan ditetapkan oleh pemerintah.
5. Penerapannya sesuai dengan norma Akan tetapi, apabila pasien
yang berlaku di masyarakat. menderita kerugian, cedera fisik dan
Ketentuan mengenai pengobatan bahkan kematian maka pelaku pelayanan
tradisional juga ditetapkan dengan kesehatan tradisional bertanggung jawab
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 15 sepenuhnya atas kerugian tersebut. Hal
Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan tersebut menunjukkan bahwa perlindungan
pengobatan Tradisional Komplementer. hukum bagi pelayanan kesehatan
Adapun tujuan dari KepMenKes tradisional penting untuk dianalisis secara
tersebut adalah sebagai upaya untuk yuridis.
membina pengobatan tradisional,
memberikan perlindungan kepada RUMUSAN MASALAH
masyarakat, menginventarisasikan jumlah Berdasarkan latar belakang masalah
pengobatan tradisional, serta jenis dan cara tersebut, maka rumusan masalah dalam
pengobatannya. penelitian ini adalah:
Dengan meningkatnya pemanfaatan 1. Bagaimana perlindungan hukum
layanan kesehatan tradisional tentu saja bagi pelayanan kesehatan
perlu dibarengi dengan kajian penguatan tradisional dalam struktur peraturan
hukum terhadapnya. Perannya sebagai perundang-undangan Indonesia?
salah satu tenaga kesehatan masyarakat

199
Al’Adl, Volume XI Nomor 2, Juli 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

2. Apa saja bentuk-bentuk kesehatan, pelayanan kesehatan tradisional,


perlindungan hukum bagi konsep hukum serta teori hukum yang ada
pelayanan kesehatan tradisional dan relevansinya dengan pelayanan kesehatan
masyarakat? tradisional.Teknik analisis bahan hukum
yang digunakan adalah teknik deskripsi,
METODE PENELITIAN dengan digunakannya teknik ini peneliti
Metode Penelitian kajian ini menguraikan secara apa adanya terhadap
menggunakan metode penelitian yuridis suatu kondisi atau posisi dan proposisi-
normatif. Penelitian ini mengkaji bahan proposisi hukum atau non-hukum.
kepustakaan terdiri dari bahan hukum dan
ditunjang oleh bahan hukum sekunder PEMBAHASAN
yang menyangkut penelitian secara Aspek Legalitas Bagi Pelayanan
menyeluruh baik diantara peraturan Kesehatan Tradisional dalam Struktur
setingkat atau diatasnya dimana obyek Peraturan Perundang-undangan
kajiannya adalah dokumen-dokumen Indonesia
peraturan-peraturan hukum serta bahan- Keberadaan hukum dalam
bahan pustaka, suatu peraturan masyarakat adalah untuk mengintegrasikan
perundang-undangan yang tergolong dan mengkoordinasikan kepentingan-
dalam bahan hukum primer dengan kepentingan seluruh anggota masyarakat.
meneliti beberapa undang-undang Oleh karena itu, perlu pengaturan terhadap
khususnya terkait dengan hukum kepentingan-kepentingan yang seharusnya
kesehatan, pelayanan kesehatan tradisional, berdasarkan pada keseimbangan antara
konsep hukum serta teori hukum yang ada yang member kebebasan pada individu dan
relevansinya dengan pelayanan kesehatan melindungi kepentingan masyarakat.
tradisional. Tatanan hukum tersebut baru menjadi
Adapun selanjutnya penulis kenyataan manakala subjek hukum diberi
menggunakan pendekatan perundang- hak dan kewajiban.3
undangan dengan menggunakan legislasi Aspek legalitas merupakan hak
dan regulasi. Teknik pengumpulan bahan bagi setiap warga negara, dimana setiap
hukum menggunakan metode sistematis,
3
Yuliati,2005. Kajian Yuridis Perlindungan Hukum Bagi
yakni berupa pengumpulan bahan Pasien Dalam Undang-Undang Ri Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran Berkaitan Dengan
peraturan perundang - undangan yang Malpraktik,Malang: Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya, hlm. 9.
menyangkut pengaturan mengenai hukum

200
Al’Adl, Volume XI Nomor 2, Juli 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

warga negara berhak untuk memperoleh perlindungan terhadap para pengguna


perlindungan hukum tanpa adanya pelayanan kesehatan tradisional.
diskriminatif. Adapun hal tersebut Selain dalam Kepmenkes tersebut,
dicantumkan dalam Pasal 28D ayat 1 Bab Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
X A UUD 1945 yang menyatakan bahwa tentang Kesehatan telah memberikan
negara berkewajiban untuk memberikan pengaturan terhadap pelayanan kesehatan
pengakuan jaminan, perlindungan dan tradisional melalui Pasal 59, 60 dan 61.
kepastian hukum serta keadilan yang Pasal 59 Undang-undang No. 36
mengarah pada perlindungan hukum Tahun 2009 menyebutkan bahwa:
terhadap negaranya yang meliputi 1. Berdasarkan cara pengobatannya,
pelayanan kesehatan tradisional
perlindungan kesehatan, perlindungan
terbagi menjadi:
sosial, perlindungan politik, perlindungan a. pelayanan kesehatan tradisional
yang menggunakan
budaya, dan perlindungan lainnya.
keterampilan;
Adanya campur tangan Negara b. pelayanan kesehatan tradisional
yang menggunakan ramuan.
tersebut mempunyai tujuan untuk
2. Pelayanan kesehatan tradisional
meningkatkan kesejahteraaan bagi warga sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dibina dan diawasi oleh
negara. Hal tersebut dapat diwujudkan
Pemerintah agar dapat
melalui pembentukan sarana hukum, antara dipertanggung jawabkan manfaat
dan keamanannya serta tidak
lain melalui kebijakan dan penetapan
bertentangan dengan norma agama.
peraturan perundang-undangan yang 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai
tatacara dan jenis pelayanan
terkait dengan pelayanan kesehatan
kesehatan tradisional baik itu yang
tradisional. menggunakan keterampilan
maupun ramuan diatur dengan
Secara normatif, dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah.
pengaturan mengenai penyelenggaraan
pelayanan pengobatan tradisional yakni Pasal 60 Undang-undang No. 36
dalam Kepmenkes No. 15 Tahun 2018 Tahun 2009 menyebutkan bahwa:
Tentang Penyelenggaraan Pengobatan 1. Setiap orang yang melakukan
pelayanan kesehatan tradisional
Tradisional Komplementer. Dalam
yang menggunakan alat dan
ketentuan tersebut diatur mengenai teknologi harus mendapat izin dari
lembaga kesehatan yang
penertiban ijin pengadaan penyelenggaraan
berwenang.
pelayanan kesehatan tradsional. Secara 2. Penggunaan alat dan teknologi
sebagaimana dimaksud pada ayat
admisnistratif, ini merupakan bentuk
(1) harus dapat dipertanggung
jawabkan manfaat dan

201
Al’Adl, Volume XI Nomor 2, Juli 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

keamanannya serta tidak Ada beberapa cara


bertentangan dengan norma agama
perlindungansecara hukum, antara lain
dan kebudayaan masyarakat.
sebagaiberikut:4
Pasal 61 Undang-undang No. 36 1. Membuat peraturan (by
givingregulation), yang bertujuan
Tahun 2009 menyebutkan bahwa:
untuk:
1. Masyarakat diberi kesempatan yang a. memberikan hak dan kewajiban;
seluas-luasnya untuk b. menjamin hak-hak para subyek
mengembangkan, meningkatkan hukum.
dan menggunakan pelayanan 2. Menegakkan peraturan (by the law
kesehatan tradisional yang dapat enforcement)
dipertanggungjawabkan manfaat
dan keamanannya. Pada undang-undang Nomer 36
2. Pemerintah mengatur dan
Tahun 2009 tentang Kesehatan telah
mengawasi pelayanan kesehatan
tradisional sebagaimana dimaksud diturunkan melalui tahapan Peraturan
pada ayat (1) dengan didasarkan
Pemerintah Nomer 103 tentang Pelayanan
pada keamanan, kepentingan, dan
perlindungan masyarakat. Kesehatan Tradisional, namun pelaksanaan
peraturan tersebut oleh pihak yang
Ketiga Pasal tersebut mengatur
berwenang perlu dipelajari lebih lanjut
tentang jenis pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan penjelasan bagaimana
tradisional, perizinan terhadap penggunaan
pelaksnaan perlindungan hukum difasilitasi
alat dan teknologi dalam memberikan
oleh pemerintah daerah pada tingkat
pelayanan kesehatan, danjuga adanya
bawah. Untuk itu diperlukan pengalaman
pengawasan. Oleh karena itu,dengan
terkait mengenai pelaksanaan perlindungan
adanya peraturan tentangpelayanan
hukum bagi penyehat pengobatan
kesehatan tradisional dalamUU No 36
tradisional di wilayah kabupaten/kota,
tahun 2009 merupakan suatubentuk
dimana pemerintah daerah kabupaten/kota
komitmen pemerintah dalam memberikan
memiliki tanggungjawab dan wewenang
perlindungan bagi pelayanankesehatan
sebagai pihak/aparatur negara yang diberi
tradisional. Walaupun belum mengatur
amanat untuk melaksanakan perlindungan
secara khusus tentang bentuk
hukum tersebut dan berhubungan langsung
perlindungannya, namun hal tersebut dapat
dengan para penyehat pengobatan
ditafsirkan secara tersirat.
tradisional.

4
Wahyu Sasongko,2007, Ketentuan-Ketentuan Pokok
Hukum Perlindungan Konsumen, BandarLampung:
Penerbit Universitas Lampung ,hlm. 31.

202
Al’Adl, Volume XI Nomor 2, Juli 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Dalam perkembangannya, baik pengobatan modern maupun


penerapan kesehatan tradisional pengobatan tradisional.
berkembang menjadi: (1) Pelayanan Menurut Undang-Undang Nomor
Kesehatan Tradisional Empiris, yang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 1
manfaat dan keamanannya terbukti secara angka 16 bahwa:
empiris; dan (2) Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan tradisional
merupakan pengobatan dan/atau
Tradisional Komplementer, yang manfaat
perawatan dengan cara dan obat
dan keamanannya terbukti secara ilmiah yang mengacu pada pengalaman
dan ketrampilan turun temurun
dan memanfaatkan ilmu biomedis.
secara empiris yang dapat
Berdasarkan hal tersebut, maka dipertanggungjawabkan dan
diterapkan sesuai dengan norma
pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini
yang berlaku di masyarakat.
mencakup pengaturan dan tata cara serta
Pengobatan tradisional merupakan
jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional dan
penyedia jasa bagi masyarakat.Praktik
Pelayanan Kesehatan Tradisional
pengobatan tradisional diharapkan selain
Komplementer.
menyembuhkan dan memulihkan sakit
Berdasarkan cara pengobatannya,
bagi konsumennya juga harus menjamin
Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris
kepastian hukum, bahwa usaha yang
dan Pelayanan Kesehatan Tradisional
dijalankannya menggunakan standar usaha
Komplementer terbagi menjadi: (2)
pengobatan yang layak dan dapat diterima
pelayanan yang menggunakan
oleh masyarakat. Walaupun Undang-
keterampilan; dan (2) pelayanan yang
Undang Perlindungan Konsumen belum
menggunakan ramuan.
sepenuhnya melindungi hak-hak pasien
Pelayanan Kesehatan Tradisional
pengobatan tradisional, karena
Empiris dan Pelayanan Kesehatan
perlindungan konsumen di Indonesia
Tradisional Komplementer harus dibina
masih terpaku pada perlindungan terhadap
dan diawasi oleh Pemerintah agar dapat
konsumen pengguna barang dan jasa pada
dipertanggungjawabkan manfaat dan
bidang industri.
keamanannya serta tidak bertentangan
Hal ini tentu saja merugikan bagi
dengan norma agama. Kesehatan
para pemanfaat jasa pengobatan tradisional
merupakan bagian penting dari kehidupan,
karena belum adanya perlindungan hukum
sehingga pengobatan terhadap suatu
terhadap hak-hak sebagai konsumen.
penyakit sangat dibutuhkan.Berbagai
Apalagi hingga kini pengobatan tradisional
macam pengobatan semakin berkembang,

203
Al’Adl, Volume XI Nomor 2, Juli 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

belum dilengkapi atur main yang jelas. Berdasarkan Pasal 28


Pengobatan tradisional juga tidak PeraturanPemerintah No. 103 Tahun 2014
mempunyai standar pengobatan untuk tentang hak-hak penyehat tradisional dan
dijadikan acuan, seperti halnya standar klien serta hak-hak tenaga kesehatan
pengobatan yang dimiliki oleh pengobatan tradisional dan klien, bentuk perlindungan
konvensional. hukum bagi penyehat tradisional dalam
Menurut Peraturan Pemerintah memberikan pelayanan kesehatan
Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan tradisional empiris meliputi:
Kesehatan Tradisional seorang pengobat a. memperoleh informasi yang
tradisional harus mempunyai Surat Izin lengkap dan jujur dari klien atau
Praktik Tenaga Kesehatan Tradisional. keluarganya;
Menurut Pasal 1 angka 5 Peraturan b. menerima imbalan jasa; dan
Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 c. mengikuti pelatihan promotif
tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional bidang kesehatan.
dinyatakan bahwa: Berdasarkan Pasal 29 Peraturan
Surat Terdaftar Penyehat Pemerintah No. 103 Tahun 2014, aspek
Tradisional yang selanjutnya
hukum bagi tenagakesehatan tradisional
disingkat STPT adalah bukti
tertulis yang diberikan kepada dalam memberikan pelayanan kesehatan
penyehat tradisional yang telah
tradisional komplementer meliputi:
mendaftar untuk memberikan
Pelayanan Kesehatan Tradisional 1. memperoleh pelindungan hukum
Empiris. sepanjang melaksanakan tugas
sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan, dan standar
Bentuk-Bentuk Aspek Legalitas Bagi
prosedur operasional;
Pelayanan KesehatanTradisional dan 2. memperoleh informasi yang
lengkap dan jujur dari pasien/klien
Masyarakat
atau keluarganya; dan
Hukum dikatakan telah 3. menerima imbalan jasa.
memberikan perlindungan apabila sudah
Terdapat perbedaan bentuk aspek
ada pengaturan tentang hak-hak subjek
legal antara penyehat tradisional dengan
hukumnya. Artinya, bentuk-bentuk
tenaga kesehatan tradisional, yakni
perlindungan hukum dapat dimengerti dari
penyehat tradisional memiliki hak untuk
hak-hak subjek hukum yang telah diatur
mengikuti pelatihan promotif bidang
dalam peraturan perundang-undangan.
kesehatan sedangkan bagi tenaga
kesehatan tradisional tidak ditentukan hak

204
Al’Adl, Volume XI Nomor 2, Juli 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

tersebut. Tenagakesehatan tradisional DAFTAR PUSTAKA


memiliki hak memperoleh pelindungan Buku
hukum sepanjang melaksanakan tugas Cecep Triwibowo, Etika &
HukumKesehatan, Yogyakarta:
sesuai dengan standar profesi, pelayanan, Medical Book, 2014
dan prosedur operasional, sedangkan bagi M. Hadjon, Phillipus. PerlindunganHukum
penyehat tradisional tidak ada ketentuan Bagi Rakyat Indonesia.Surabaya: PT.
Bina Ilmu, 1988.
tentang hak tersebut.
Mertokusumo, Sudikno ,Mengenal Hukum;
Suatu Pengantar.Yogyakarta:
PENUTUP Liberty, 1999
Kesimpulan Raharjo, Satijipto ,Ilmu Hukum.
Bandung:PT. Citra Aditya Bakti,
Hasil penelitian menunjukkan 2000.
bahwa perlindungan hukum bagi penyehat Sasongko, Wahyu, Ketentuan-
tradisional lebih rendah dibandingkan KetentuanPokok Hukum
PerlindunganKonsumen. Bandar
dengan perlindungan hukum bagi tenaga Lampung: Universitas Lampung,
kesehatan tradisional.Terdapat perbedaan 2007.

bentuk perlindungan hukum bagi penyehat Yuliati.2005.Kajian Yuridis Perlindungan


Hukum Bagi Pasien Dalam Undang-
tradisional dengan tenaga kesehatan Undang RI Nomor 29 Tahun 2004
tradisional dan perbedaan perlindungan Tentang Praktik Kedokteran
Berkaitan Dengan Malpraktik.
hukum bagi klien/pasien penyehat Malang: Fakultas Hukum Universitas
tradisional dengan klien/pasien tenaga Brawijaya. 2005
Yunanto, Ari. Hukum Pidana Malpraktik
kesehatan tradisional.
Medik (Tinjauan dan Perspektif
Medikolegal).Yogyakarta: Andi
,2010
Saran
Jurnal
Dengan adanya peraturan tentang
Agustina, Bunga. “Kewenangan
pelayanan kesehatan tradisional dalamUU Pemerintah Dalam Perlindungan
No 36 tahun 2009 merupakan suatu bentuk Hukum Pelayanan Kesehatan
Tradisional Ditinjau Dari Undang-
komitmen pemerintah dalam memberikan Undang Republik Indonesia Nomor
perlindungan bagi pelayanan kesehatan 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan”.
Dalam Jurnal Wawasan Hukum, Vol.
tradisional. Walaupun belum mengatur 32 No. 1, Februari, 2015.
secara khusus tentang bentuk B Randang, Frangkiano. “Model
perlindungannya, namun hal tersebut dapat Perlindungan Hukum Bagi Pelaku
Pengobatan Tradisional”. Dalam
ditafsirkan secara tersirat. Jurnal Lex Privatum Vol.

205
Al’Adl, Volume XI Nomor 2, Juli 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

V/No.2/Mar-Apr 2017.Vol. 1 No. 1


Juni 2018
Nurani Ajeng Tri Utami, Nayla
AlawiyaKartika, Dian, dkk.
“Pelayanan KesehatanTradisional
dan PerlindunganHukum Bagi
Pasien”.SOEPRAJurnal Hukum
Kesehatan. Vol 2,No 1, 2016.
Muchsin, Achmad. “Perlindungan
Hukumterhadap Pasien Sebagai
KonsumenJasa Pelayanan Kesehatan
dalamTransaksi
Terapeutik”.JurnalHukum Islam
(JHI). Vol 7, No 1,Juni 2009.
Rarung, Lavenia. “Tanggung JawabHukum
Terhadap Pelaku PembuatObat-
Obatan Tradisional DitinjauDari
Undang-Undang Nomor 36Tahun
2009 Tentang Kesehatan”,Jurnal Lex
Crimen. Vol. VI No. 3,Mei 2017
Soetoprawiro, Koermiatmanto. “Peraturan
Perlindungan Hak-hak Perempuan
dan Anak-Anak dalam Hukum
Kearganegaraan Indonesia”. Jurnal
Hukum Pro Justisia XX nomor
Juli2002.
Perundang-Undangan
Keputusan Menteri Kesehatan
RepublikIndonesia
Nomor1076/Menkes/SK/VII/2003
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor1109/Menkes/Per/IX/2007
Tentang
Penyelenggaraan
PengobatanKomplementer-Alternatif
diFasilitas Pelayanan
KesehatanPeraturan Pemerintah
Nomor 103 Tahun2014 Tentang
Pelayanan KesehatanTradisional
Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009Tentang Kesehatan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2014Tentang Tenaga Kesehatan

206

Anda mungkin juga menyukai