Sindy Erma Lestari - 402020004 - Kasus 2 Gadar - PPN8
Sindy Erma Lestari - 402020004 - Kasus 2 Gadar - PPN8
Diajukan untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan
Kritis
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh :
402020004
Triase adalah proses untuk menentukan pasien mana yang harus lebih Guidelines on the
Triase:
diprioritaskan untuk mendapatkan penanganan terlebih dahulu. Implementation of the
Kategori ATS II ATS adalah Australian Triage Scale digunakan untuk memprioritaskan pasien ATS in Emergency
dengan keluhan di Instalasi Gawat Darurat dengan melihat kondisi kegawatan pada pasien. Departments, 2016
pasien nyeri yang Terdapat 5 kategori dalam penilaian ATS yaitu kategori 1, kategori 2, kategori 3,
dirasakan ke area kategori 4, dan kategori 5. Kategori ATS ini ditentukan oleh faktor fisiologis
punggung bawah, (airway, breathing, circulation, and disability).
muntah terus
KATEGORI WAKTU INDIKATOR
menerus cairan
ATS PENANGANAN PERFORMA
berwarna kuning ATS
1 Segera 100%
2 10 menit 80%
3 30 menit 75%
4 60 menit 70%
5 120 menit 70%
Kategori 1 (Segera)
Kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan penanganan langsung, kondisi
yang beresiko terjadi kerusakan.
Deskriptor klinis: henti jantung, henti napas, resiko penyumbatan jalan napas,
frekuensi pernapasan <10x/mnt, distress/kesukaran bernapas, tekanan darah <80
mmHg, syok pada bayi/anak, kesadaran GCS <9, kejang, overdosis, dan gangguan
perilaku.
Pada kasus ini pasien termasuk dalam ATS kategori 2 karena ditemukan
data:
Diagnosa medis sementara yaitu pankrearitis akut dimana terdapat data bahwa
pasien mengalami tacipneu, takhikardia, diaphoresis, tampak kesakitan
memegang perut bagian kiri atas, nyeri juga dirasakan ke area punggung bawah,
muntah terus menerus cairan berwarna kuning, tidak ada diare, terasa kembung
dan mengaku susah bernapas. Pada ATS kategori 2 ditandai dengan kondisi
pasien yang mengalami distress pernapasan, dan gangguan sirkulasi yaitu
memproduksi keringat yang banyak. Tindakan untuk menangani pasien dalam
ATS Kategori 2 yaitu 10 menit untuk mencegah terjadinya henti napas, waku 10
menit dihitung sejak pasien datang sampai dilakukan penanganan. Indikator
performa pada ATS Kategori 2 ini sebesar 80% yang artinya kinerja perawat
dalam menangani pasien dalam ATS Kategori 2 sebesar 80% sehingga kinerja
perawat harus maksmimal dalam menangani pasien dalam kurun waktu 10 menit.
Komunikasi yang dapat dilakukan kepada pasien :
“Bapak tenang, tarik nafas pelan-pelan, dan posisikan tubuh bapak untuk tetap
rileks setelah itu saya akan membantu bapak untuk berpindah dan mengatur posisi
bapak duduk setengah atau semi fowler”.
Menurut Nyeri perut merupakan salah satu tanda dan gejala dari pankrearitis akut, Bella Simatupang. (2020).
keluarga, pasien biasanya nyeri perut khas berupa nyeri epigastrik dengan onset mendadak (<30 Pankrearitis Akut
sering mengeluh menit), menjalar ke punggung, menghilang dalam < 72 jam.
nyeri perut kanan
atas sejak lama
tapi hilang lagi
(sejak 1 tahun).
Memiliki Riwayat
Penyebab pankrearitis akut diantaranya yaitu memiliki riwayat pengguna (Halodoc, 2019)
peminum alcohol,
alkohol yang dapat menyebabkan duktus kencil di pankreas yang mengalir ke
perokok berat dan
saluran pankreas tersumbat, sehingga menyebabkan pankrearitis akut. Selain itu
hipertrigliserida
tingginya kadar trigliserida dalam darah (hipertigliserida). Adapun nilai normal
(terakhir 1 mgu lalu
trigliserida yaitu <150 mg/dL.
Tg = 225 gr/dl
Pada pasien ini mengalami hipertigliserida, dimana terdapat nilai 225 gr/dL. (Alomedica, 2019)
Trigliserida yang tinggi dipicu oleh asupan lemak yang berlebih dan juga jarang
berolahraga, selain itu memilika riwayat penyakit seperti diabetes, penyakit
ginjal, penyakit liver, dan lain-lain.
Perawat mengatur Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala UEU-Master-11961-
LAMPIRAN.Image.Marked.pdf
posisi semi fowler tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk
(esaunggul.ac.id)
pada pasien mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien. Posisi
semi fowler pada pasien pankrearitis akut dapat mengurangi rasa nyeri pada pasien
dan mempertahankan fungsi pernafasan.
Tujuan posisi fowler :
1. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
2. Meningkatkan rasa nyaman
3. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi
dada dan ventilasi paru
4. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap
Indikasi :
1. Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
2. Pada pasien yang mengalami imobilisasi
Cara kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Dudukkan pasien
3. Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur
4. Untuk posisi semi fowler (30-45˚) dan untuk fowler (90˚)
5. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.
Komunikasi dengan pasien yang dapat dilakukan yaitu : “Bapak, kami akan menaikan
bagian kepala, mohon kepala dan badan bapak dilemaskan”.
Dipasang O2 Pasien dipasang O2 untuk mengurangi rasa sesak dan diberikan sesuai dengan Ilmi D, dan Milasari.
binasal canule 3 kebutuhan. Penggunaan alat nasal kanul diberikan dengan indikasi pasien. Nasal (2019). Efektivitas Terapi
liter/menit kanul dan nasal kateter merupakan alat terapi oksigen (O2) dengan sistem arus Oksigenasi Nasal Kanul
rendah yang digunakan secara luas. Nasal kanul arus rendah mengalirkan oksigen Terhadap Saturasi
ke nasofaring dengan aliran 1-6 liter/ menit dengan fraksi oksigen (O2) (Fi-O Oksigen Pada Penyakit
antara 24-44%). Pemberian oksigen dapat meningkatkan nilai saturasi oksigen. Acute Coronary
Kebutuhan oksigen pada pasien dengan kasus ini 3 liter permenit. Tujuan Syndrome (ACS) Di
pemberian oksigen agar memperbaiki pasokan oksigen ke seluruh tubuh untuk Instalasi Gawat Darurat
mencegah terjadinya hipoksia dan hiperkapnia. Cara menghitung kebutuhan RSUD Ulin Banjarmasin.
oksigen : Journal.umbjm.ac.id/inde
x.php/caring-nursing.
MV = RR x VT x 20% Keterangan : Vol 3 No 2.
= 28 x 500ML x 20% MV : Minute Volume
= 2.800 liter/ mnt VT : Volume Tidal
= (Dibulatkan menjadi 3 RR : Respiration Rate (Frekuensi
liter/mnt) Napas)
Komunikasi yang dapat dilakukan kepada pasien yaitu : “Bapak, kami akan
memasangkan oksigen dibagian hidung bapak, kemudian nanti akan kami fiksasi
supaya tidak terlepas mohon bapak untuk relaks supaya oksigennya efektif terhirup
oleh bapak, nanti atur nafasnya ya pak dengan tarik nafas lalu buang terus
dilakukan seperti itu ya pak”
Dipasang lead
monitor Bedside monitor/ pasien monitor adalah suatu alat yang digunakan untuk Mengulas Bagian dan Fungsi
memonitor fisiologis pasien.Alat ini biasanya digunakan untuk memonitor secara Pasien Monitor | Alat
bedside :
Kedokteran Indonesia
TD 90/60 continue 4 parameter, yaitu: ECG, tekanan darah, saturasi oksigen dan respiratori
mmHg, rate.
frekuensi nadi Tujuan :
112 x/menit, 1. Sebagai acuan dalam pemasangan bedside monitor
frekuensi napas 2. Menilai tanda-tanda vital pasien
28 x/menit, suhu Didalam kasus disebutkan bahwa hasil anamnesa melalui bedside monitor terdapat
39,5ºC, saturasi hasil TTV (TD, Nadi, Respirasi, Suhu) dan saturasi oksigen.
O2 98%
Brunner & Suddarth.
Keluhan nyeri seperti rasa terbakar di epigastrium dan nyeri pada semua kuadran (2015). Keperawatan
Terdapat nyeri apabila abdomen klien disentuh, merupakan manifestasi klinis dari pankreatitis Medikal Bedah Edisi 8.
seperti rasa akut, dimana terdapat gejala seperti nyeri perut tiba-tiba pada kuadran kiri atas, EGC: Jakarta
terbakar di regio periumbilikal, dan atau epigastrium. Nyeri dirasakan sangat sakit kemudian
epigastrium dan dirasakan semakin konstan. Nyeri menjalar melalui perut ke dada atau punggung
nyeri pada tengah. Nyeri memberat setelah makan atau minum seperti makanan berlemak.
semua kuadran Membaik saat posisi duduk. Keluhan lainnya seperti mual dan muntah memberat
apabila abdomen saat posisi terlentang. Sering juga merasa perut penuh, distensi, feses berwarna
disentuh, tampak pucat, penurunan pengeluaran urin, dan mengalami cegukan. Selain itu bisa juga
sklera tampak Pada pankreatitis yang disebabkan oleh adanya batu pada saluran empedu akan
ikterik, kulit menyebabkan manifestasi klinis berupa demam. Buang air besar seperti dempul
tubuh kuning. atau berwarna pucat merupakan manifestasi dari adanya penyumbatan saluran
Tampak tanda empedu. Riwayat gejala ini berkorelasi dengan adanya sumbatan di saluran
culen pada area empedu. Feses yang berwarna seperti dempul menunjukkan adanya sumbatan
umbilikus dan saluran empedu. Pankreatitis akut lebih sering diakibatkan oleh adanya komplikasi (Halodoc, 2019)
tanda turner batu empedu dibandingkan penyebab lainnya.
pada panggul Ikterik terlihat pada pankreatitis akibat batu saluran empedu atau akibat efek tekanan
kiri. pada saluran empedu (duktus biliaris komunis) bagian intra pankreas karena edema
kaput pankreas, biasanya bersifat sementara. Pada pankreatitis alkoholik, hepatitis yang
berkaitan dapat menyebabkan ikterik.
Tanda cullen yaitu perubahan warna kebiruan disekitar umbilibus akibat
hemoperitoneum. Selain itu, terdapat tanda gray-turner merupakan perubahan warna
cokelat kemerahan disepanjang sisi yang dihasilkan dari pembedahan darah
retroperitoneal sepanjang jaringan. Lebih umum, pasien mungkin memiliki eritema
kemerahan dipanggul sekunder untuk eksudat pankreas extravasated.
Pancrearitis Akut Anatomi pankreas
Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin.
Bagian eksokrin mengeluarkan larutan encer alkalis serta enzim pencernaan
melalui duktus pankreatikus ke dalam lumen saluran cerna. Dia antara sel-sel
eksokrin di seluruh pankreas tersebar kelompok-kelompok atau “pulau” sel
endokrin yang dikenal sebagai pulau (islets) Langerhans. Sel endokrin pankreas
yang terbanyak adalah sel β (beta), tempat sintesis dan sekresi insulin, dan sel α
(alfa) yang menghasilkan glukagon. Sel D (delta), yang lebih jarang adalah tempat
sintesis somatostatin (Sherwood L, 2009).
Pankreatitis akut adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim
pankreas diaktivasi secara prematur dan mengakibatkan autodigestif pankreas.
Pankreatitis mungkin bersifat akut atau kronis, dengan gejala ringan sampai berat.
Pankreatitis merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang
dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga
penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap
berbagai pengobatan. Secara klinis pankreatitis akut ditandai oleh nyeri perut yang
akut disertai dengan kenaikan enzim dalam darah dan urin. Pada pankreatitis akut
bersifat reversibel jika stimulus pemicunya dihilangkan; pankreatitis kronik
diartikan sebagai desktruksi parenkim eksokrin pankreas yang bersifat ireversibel.
Tanda-tanda kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan segera seperti
masalah pada jalan napas, pernapasan, serta sirkulasi. Pada pasien dengan
kecurigaan pankreatitis akut, sangat sering terjadi dehidrasi sehingga perlu
diwaspadai kemungkinan syok hipovolemik. Anamnesis untuk menilai status
kesadaran, riwayat mual dan muntah hebat, riwayat buang air kecil terakhir dapat
dilakukan bila pasien dicurigai mengalami syok.
Selanjutnya, anamnesis yang mengarah pada kecurigaan pankreatitis akut seperti
adanya nyeri hebat pada regio abdomen atas yang timbul tiba-tiba (akut), bersifat
persisten biasanya di sekitar epigastrium dan dapat menjalar ke punggung. Nyeri
dapat pula dirasakan pada regio abdomen kanan atas, bersifat difus, atau menjalar
ke sisi kiri, bergantung pada daerah pankreas yang mengalami inflamasi. Gejala
lain dapat pula berupa mual dan muntah, serta gelisah, agitasi, lebih nyaman pada
posisi supinasi.
Selain itu, penting untuk menanyakan riwayat perjalanan penyakit, riwayat
penyakit sebelumnya, serta gaya hidup misalnya pernah didiagnosis dengan
hipertrigliseridemia, riwayat menderita batu empedu, dan riwayat konsumsi
alkohol.
Tabel Etiologi Pancrearitis Akut
Metabolik Mekanis Vaskuler Infeksi
Alkoholisme Trauma Syok Paroritis
Hiperlipoproteine Batu empedu Atheroembolisme Coxsackievirus
mia
Hiperkalsemia Jejas iatrogenik Poliarteritis Mycoplasma
nodosa pneumoiniae
Obat –obatan
Pasca ERCP
Genetik
LDL 230 mg/dl Tanda dan gejala ketika kadar gula darah terlalu rendah (di bawah 40 mg/dL),
antara lain:
a. Bicara melantur
b. Sulit konsentrasi
c. Tidak mampu berdiri atau berjalan
d. Otot berkedut
e. Kejang
2. Hemoglobin adalah protein yang mengandung zat besi. Kadar HB normal bagi
pria sekitar 13,8-17,2 g/dL. Sedangkan untuk wanita sekitar 12,1-15,1 g/dL.
Pada kasus pankrearitis akut tanda dan gejala yang akan terjadi salah satunya
adalah penurunan Hb yang menyebabkan tekanan darah menjadi rendah, hal
ini terjadi ketika pankrearitis akut memburuk dan mempengaruhi organ lain
seperti jantung, paru-paru dan ginjal.
3. Leukosit adalah sel darah putih yang berfungsi untuk membantu tubuh
melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari system kekebalan
tubuh. Leukosit normal akan berubah seiring dengan bertambahnya usia,
sehingga menjadi 3.500-10.500 per microliter.
Leukosit tinggi ditandai dengan gejala-gejala seperti:
a. Demam
b. Tubuh terlasa letih dan lemas
c. Berkeringat pada malm hari
d. Lebih mudah mengalami memar dan perdarahan
e. Berat badan turun drastic
f. Kulit gatal-gatal dan muncul ruam
g. Sesak
4. Amilase serum, biasanya akan meningkat setelah 6-12 jam onset hingga 3-5
hari (hingga ≥3 kali lipat dari nilai normal). Beberapa keadaan lain yang dapat
meningkatkan kadar enzim amilase yaitu gagal ginjal, kolesistitis, kelainan
kelenjar saliva, gangguan di tuba fallopi.
5. Serum lipase biasanya meningkat lebih spesifik pada pankreatitis
dibandingkan amilase dan kadarnya dapat menetap hingga 12 hari.
Pemeriksaan darah perifer lengkap dan C-reactive protein (CRP) untuk
menilai leukositosis, hemokonsentrasi, dan penanda inflamasi.
6. Profil lipid yang terdiri atas kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida untuk
mengevaluasi kemungkinan etiologi yang mendasari
Dipasang IV Kanulasi intravena (IV) adalah teknik di mana kanula ditempatkan di dalam vena
cath no. 16 pada untuk memberikan akses vena. Tujuan utama terapi intravena adalah
vena radialis kiri mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,
cairan NaCl vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral,
0,9%, Dextrose mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit, memperbaiki
40% 2 flakon. keseimbangan asam basa, memberikan tranfusi darah, menyediakan medium untuk
Diagnosis pemberian obat intravena, dan membantu pemberian nutrisi parenteral (Hidayat,
sementara : 2008).
Pancreatitis akut Adapun tujuan pemasangan IV line diantaranya : Mempertahankan atau
Program : mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak,
dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral,
memperbaiki keseimbangan asam-basa, memperbaiki volume komponen-
komponen darah, memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan ke dalam
tubuh, memonitor tekanan vena sentral (CVP), memberikan nutrisi pada saat sistem
pencernaan ketika diistirahatkan.
Cara pemasangan iv line yaitu sebagai berikut :
1. Tempatkan tourniquet vena di atas lengan pasien yang tidak dominan, dan
pilih tempat untuk pemasangan kateter IV. Vena pilihan untuk kateterisasi
meliputi vena sefalika atau basilik, diikuti oleh jaringan vena tangan dorsal
(lihat gambar di bawah).
Gambar Penyisipan untuk kanulasi IV
Ariningrum, D, dan
2. Pasang perlak alas di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infus. Subandono, J. (2018). Buku
3. Memasang infus set pada kantung infuse : Pedoman Keterampilan
a. Buka tutup botol cairan infus Klinis
b. Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus. Pemasangan Infus. Fakultas
c. Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran selang Kedokteran Universitas
sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum ditutup Sebelas Maret Surakarta
kembali. Tabung tetesan diisi sampai ½ penuh.
d. Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.
Gambar 1. Membuang udara dalam saluran infus
4. Cucilah tangan dengan antiseptik atau air sabun yang mengering, lalu keringkan
5. Lengan pasien bagian proksimal dibendung dengan torniquet
6. Gunakan sarung tangan steril, kemudian lakukan desinfeksi daerah tempat suntikan
menggunakan larutan antiseptik (larutan alkohol 70%)
Gambar 3. desinfeksi area tusukan
7. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum menghadap ke atas, membentuk sudut
30-40 terhadap permukaan kulit.
8. Bila jarum berhasil masuk ke dalam lumen vena, akan terlihat darah mengalir keluar.
Gambar 6. Tangan kanan menarik stylet ke arah luar, sambil tangan kiri memfiksasi vena
10. Tarik stylet keluar sampai ½ panjang stylet. Lepaskan ujung jari yang memfiksasi bagian
proksimal vena. Dorong seluruh bagian kateter vena yang berwarna putih ke dalam vena.
Gambar 7. Tarik stylet keluar, kemudian dorong seluruh bagian kateter ke dalam vena
11. Torniket dilepaskan. Angkat keseluruhan stylet dari dalam kateter vena.
12. Pasang infus set atau blood set yang telah terhubung ujungnya dengan kantung infus atau
kantung darah.
Gambar 9. Penjepit selang infus : (kiri) posisi dikencangkan, (kanan) posisi dilonggarkan
14. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan plester.
15. Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan.
16. Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan fiksasi dengan plester.
Gambar 10. Tutup dengan kassa steril, fiksasi dengan plester dan bidai
17. Buanglah sampah ke dalam tempat sampah medis, jarum dibuang ke dalam sharp disposal
(jarum tidak perlu ditutup kembali).
18. Bereskan alat-alat yang digunakan.
19. Cara melepas infus : bila infus sudah selesai diberikan, plester dilepas, jarum dicabut dengan
menekan lokasi masuknya jarum dengan kapas alkohol, kemudian diplester.
Cairan NaCl 0,9% merupakan cairan yang bersifat isotonis : osmolaritas (tingkat
kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah),
sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang
mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus
menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada
penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-
Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%) (Perry &
Potter, 2005).
Dextrose 40% dapat diindikasikan sebagai tata laksana dan pencegahan
hipoglikemia, nutrisi parenteral dan rehidrasi, serta sebagai pelarut dari produk obat
lain. Indikasi dari pemberian dextrose adalah untuk sumber kalori dan penggantian
cairan tergantung dari tonisitas cairan tersebut. Selain itu, larutan dextrose juga
dapat digunakan untuk melarutkan obat, baik untuk pemberian secara bolus
intravena, maupun melalui drip infus.
Pada pasien dengan kekurangan cairan berat dan bermanifestasi hipotensi dan
takikardia, penggantian cairan yang lebih cepat (bolus) lebih dipilih (rekomendasi
kondisional, moderate quality of evidence). Larutan ringer laktat lebih dipilih
dibandingkan kristaloid isotonik untuk penggantian cairan (rekomendasi
NaCl 0,9%
kondisional, moderate quality of evidence). Kebutuhan cairan sebaiknya dinilai
3000 ml pada
ulang dalam 6 jam pertama dan untuk 24-48 jam berikutnya. Tujuan hidrasi agresif
30 menit
adalah untuk menurunkan blood urea nitrogen (rekomendasi kuat, moderate
pertama,
quality of evidence).
selanjutnya 500
ml/jam
Petidin (pethidine) atau meperidin hidroklorida adalah anti nyeri yang termasuk
dalam golongan narkotika. Obat ini biasanya diaplikasikan untuk menghilangkan
Dextrose 40% 2
Hamzah Pratama. (2016).
nyeri yang bersifat sedang sampai berat terutama pada saat selesai operasi atau
flakon
Tatalaksana Pankreatitis
pada saat proses kelahiran. Meperidin digunakan juga untuk menimbulkan
Akut.
analgesia obstetrik dan sebagai obat praanestetik (Farmakologi dan Terapi,
2016:224). Obat ini menimbulkan efek pada susunan saraf pusat dan otot polos CDK-238/ Vol.43 No.3.
sehingga selain berperan sebagai antinyeri, petidin juga dapat digunakan untuk
sedasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa petidin dapat mengurangi spasme
otot polos, konstipasi dan menekan refleks batuk. Pada kasus disebutkan bahwa
klien mengalami nyeri seperti rasa terbakar di epigastrium dan nyeri pada semua
(Alomedika, 2019)
kuadran apabila abdomen disentuh dengan skala nyeri 5 (0-10).
Pantoprazole adalah obat golongan Proton Pump Inibitor (PPI) yang digunakan
untuk meredakan gejala meningkatnya asam lambung seperti sakit maag dan gejala
refluks asam lambung. Pantoprazole bekerja dengan cara menghambat sel-sel di
lapisan lambung untuk menghasilkan asam lambung, sehingga produksi asam
lambung berkurang. Dengan berkurangnya asam lambung, luka (tukak) pada
lambung dan erosi pada esofagus dapat dicegah atau dipercepat penyembuhannya.
Meperidin
3 x 10 mg/IV
Cefixim adalah antibiotik golongan cephalosporin generasi ketiga. Cefixime
merupakan antibiotik yang memiliki spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram
negatif dan gram positif. Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi saluran
pernafasan, infeksi kulit dan jaringan lunak, serta infeksi saluran kemih (ISK) dan
kelamin. Obat ini bekerja sebagai bakterisidial atau lebih penivillin-binding
(Halodoc, 2019)
proteins (PBP) yang menghambat transpeptidasi tahap terakhir dari sintesis
peptidoglikan di dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesis dan
mencegah pembentukan dinding sel yang mengakibatkan kematian sel bakteri.
Sanmol infusion adalah obat yang digunakan sebagai penurun demam untuk segala usia dan
pereda nyeri seperti sakit kepala, sakit gigi dan nyeri ringan lainnya. Sanmol infusion mengandung
Pantoprazole 30 paracetamol, obat yang memiliki aktivitas sebagai antipyretic sekaligus analgetic. Paracetamol yang
mg/IV dikenal juga dengan nama acetaminophen adalah obat yang digunakan sebagai analgetic (pereda
nyeri) dan antipiretik (penurun demam) yang bisa diperoleh tanpa resep dokter. Meskipun
paracetamol memiliki efek anti inflamasi, obat ini tidak dimasukkan sebagai obat NSAID, karena
efek anti inflamasinya dianggap tidak signifikan.
Cara kerja paracetamol yang diketahui sekarang adalah dengan cara
menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX). Enzim ini berperan pada
pembentukan prostaglandin yaitu senyawa penyebab nyeri. Dengan dihambatnya
Cefixim 3 x 1
kerja enzim COX, maka jumlah prostaglandin pada sistem saraf pusat menjadi
gr/IV skin test
berkurang sehingga respon tubuh terhadap nyeri berkurang. Paracetamol
hasil (-)
menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan hipotalamus set-point di pusat
pengendali suhu tubuh di otak. Pada kasus disebutkan bahwa pasien mengalami
hipertermi dengan suhu 390C.
Sanmol 500 mg
drip/infus
Diberikan Kalsium Klorida adalah obat yang digunakan dalam pengobatan hypocalcemia, yaitu kondisi Siti, N Dan Rahayu, E.
kesehatan di mana tubuh memiliki kadar kalsium rendah. Kalsium berperan penting untuk kesehatan
Calsium (2017). Pemeriksaan
tulang, otot, sistem saraf dan jantung. Kalsium Klorida juga dapat digunakan untuk mengobati
Chlorida 10% Kadar Kalsium Pada
Hipoparatiroidisme (kurangnya produksi hormon paratiroid), kekurangan vitamin D dan mencegah
per IV terjadinya hypocalcemia pada saat transfusi darah. Pada kasus disebutkan bahwa pasien mengalami
Masyarakat Dengan Pola
hypocalsemia dimana nilai Ca 5 mg/dL, sedangkan Kadar kalsium darah dalam serum Makan Vegetarian. Jurnal
keadaan normal 9-11 mg/dl. Sainhealth Vol. 1 No. 1
Edisi Maret
Dipasang urine Pemasangan urine kateter yaitu memasukan selang karet atau plastik melalui Astuti, T, dkk. (2015).
kateter, produksi uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine. Tujuan pemasangan Buku Panduan Praktikum
urine 200 ml kateter urine adalah menghilangkan distensi kandung kemih, sebagai Laboratorium Kebutuhan
warna kuning penatalaksanaan kandung kemih inkompeten, mendapatkan spesimen urine steril, Dasar Manusia KDM
kecoklatan sebagai pengkajian jumlah residu urine bila kandung kemih tidak mampu untuk Semester II. Jakarta :
seperti teh. dikosongkan secara lengkap. Indikasi pemasangan kateter urine diantaranya yaitu Unisulla Press
pasien dengan retensi/incontinensia urine, pasien yang akan dilakukan foto
kandung kemih, pasien pre dan post operasi besar, pasien dengan penurunan
kesadaran. Kontraindikasi dilakukan pemasangan kateter urine yaitu pasien dengan
infeksi pada saluran kemih, dan pasien dengan stictur uretra.
Pada kasus diatas disebutkan bahwa produksi urine 200 ml warna kuning
kecoklatan seperti teh.
Cek GDS 110 GDS yaitu kadar gula darah dikatakan terlalu tinggi jika melebihi 200 mg/dL
mg/dl (hiperglikemia). Nilai normal kadar GDS
Monitor TTV a. Sebelum makan : sekitar 70-130 mg/dL
b. Dua jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dL
c. Gula darah puasa selama setidaknya delapan jam: kurang dari 100 mg/dL
d. Gula darah menjelang tidur: 100 – 140 mg/dL
Pada pukul 20.30 GDS klien yaitu 110 mg/dL (gula darah klien normal). Monitor
TTV : Kesadaran CM, TD 100/80 mmHg, frekuensi nadi 88 x/mnt, frekuensi napas
22 x/mnt, suhu 38ºC, tampak keringat banyak, masih mengeluh nyeri tapi tidak
kolik. Skala nyeri 5 (0-10).
Rencana USG Abdomen didapatkan pembesaran difus dan pankreas hipoekoik. Nurcahyadi, A. (2015).
dilakukan USG Melalui USG dapat dinilai keberadaan batu empedu yang mungkin menjadi Pankreatitis Akut Dengan
dan CT Scan penyebab pankrearitis akut. Kebanyakan pankrearitis akut disebabkan oleh adanya Serum Amilase 1071.90
abdomen batu empedu yang diketahui dengan cara pemeriksaan USG abdomen. U/L Dan Serum Lipase
sebelum CT Scan adalah prosedur pemeriksaan medis dengan menggunakan 1111.00 U/L: Sebuah
dipindahkan ke kombinasi teknologi rontgen atau sinar-X dan system computer khusus untuk Laporan Kasus
ICU melihat kondisi dalan tubuh dari berbagai sudut dan potongan. CT Scan sangat
penting dilakukan pada pankreatitis akut untuk menegakkan diagnosis sekaligus
menilai adanya komplikasi intraabdomen dan menilai derajat keparahan penyakit.
Aspirasi perkutan CT-guided dengan pewarnaan gram dan kultur dilakukan bila
terdapat kecurigaan terjadinya nekrosis pankreas terinfeksi.
Pemeriksaan CT scan memiliki indikasi. Ada dua secara umum yaitu initial
imaging dan follow up imaging. Pada pemeriksaaan awal dilakukan apabila diagnosis
pankreatitis akut tidak jelas, pasien dengan hiperamilasemia, pankreatitis akut dengan
gejala klinis yang berat, distensi abdomen, demam, Ranson skor >3, pasien yang gagal
membaik setelah >72 jam, serta perubahan akut status klinis.
Komunikasikan kepada pasien :
Perawat : “bapak, rencananya kita akan memindahkan bapak ke ruang ICU.
Tujuannya untuk menghindari perburukan kondisi pada bapak. Di ruang ICU bapak
akan terpantau secara intensive
Pasien : “baik sus”.
Perawat : ”tetapi pak sebelum kita memindahkan bapak, kita akan
melakukan pemeriksaan USG dan CT scan pada bagian perut bapak. Tujuannya
untuk mengetahui penyebab sakit yang sedang dirasakan oleh bapak ya pak”.
Pasien : “baik sus, saya mengikuti saja bagaimana baiknya”.
Perumusan Diagnosa pertama yang muncul yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen
Tim Pokja SDKI DPP
diagnosa pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia, neoplasma). Pada kasus pankrearitis
PPNI (2016). Standar
Keperawatan : akut manifestasi klinis yang muncul diantaranya nyeri perut khas berupa nyeri
Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut epigastrik dengan onset mendadak (<30 menit), menjalar ke punggung, menghilang
Indonesia: Definisi dan
b.d agen dalam < 72 jam dan ikterus yang menunjukkan adanya kolangitis yang
Indikator Diagnostik
pencedera berhubungan dan meningkatan kemungkinan batu empedu. Pada kasus diatas klien
(Edisi 1) Cetakan III
fisiologis (mis. mengalami nyeri seperti rasa terbakar di epigastrium dan nyeri pada semua
(Revisi). Jakarta: DPP
inflamasi, kuadran apabila abdomen disentuh.
PPNI
iskemia, Berdasarkan diagnosa yang pertama terdapat gejala tanda mayor diantaranya
neoplasma) untuk data subjektif mengeluh nyeri, untuk data objektif terdapat tampak meringis,
2. Pola nafas gelisah, frekuensi nadi meningkat, dan bersikap protektif (misal waspada, posisi
tidak efektif b.d menghindari nyeri). Selain itu, terdapat gejala tanda minor, untuk data objektif
hambatan upaya tekanan darah meningkat, pola napas berubah. Dari kedua gejala tanda mayor dan
napas (mis. minor, tanda dan gejala tersebut terdapat pada klien sehingga diagnosa nyeri akut
nyeri saat diangkat sebagai diagnosa yang pertama.
bernapas, Diagnosa kedua yang muncul yaitu pola nafas tidak efektif berhubungan
kelemahan otot dengan hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot
pernapasan) pernapasan). Pada kasus diatas klien mengalami sulit bernafas akibat nyeri perut
3. Hipertermi yang menjalar hingga ke epigastrium, klien tampak takipnea dengan R :
b.d proses 28x/menit, klien juga terpasang O2 binasal canule 3 liter/menit.
infeksi Tanda dan gejala mayor pada diagnosa yang kedua yaitu adanya pola napas
abnormal (seperti takipnea) dan peggunaan alat bantu napas. Sehingga diagnosa
yang kedua dapat diangkat.
Diagnosa ketiga yang muncul yaitu hipertermi berhubungan dengan proses
infeksi. Pada kasus diatas klien mengalami perubahan suhu yang abnormal dari
38,50C – 39,50C. Klien juga mendapatkan terapi obat sanmol 500 mg drip/infus.
Tanda dan gejala mayor pada diagnosa hipertermi yaitu untuk data objektif
suhu tubuh diatas nilai normal. Sedangkan tanda dan gejala minor untuk data
objektif terdapat takikardi dan takipnea. Berdasarkan tanda dan gejala data mayor
dan minor klien mengalami tanda tersebut, sehingga diagnosa tersebut dapat
diangkat.