(Mantap) Slide Materi THT Batch 3 2018
(Mantap) Slide Materi THT Batch 3 2018
Imaging in Otorhinolaryngology
Radiography of Radiography of
Sinus Paranasal Temporal Bone
• Waters View • Schuller
• Schedel View • Stenver
• Caldwell View • Towne
• Submentovertical
View
Sumber :
K. J. Lee: Essential Otolaryngology and Head and Neck Surgery (IIIrd Ed)
Radiography of Sinus
Paranasal
Waters View
• Proyeksi terbaik
untuk sinus
maksilaris
• Dapat
memperlihatkan
sinus sphenoid
dan septumnya
jika dilakukan
dengan
membuka
mulut
Radiography of Sinus
Paranasal
Schedel View
• Foto cranium AP
dan lateral
• Dapat
memperlihatkan
semua sinus
paranasal
• Pada proyeksi
lateral terbaik
untuk sinus
sphenoid
Radiography of Sinus
Paranasal
Caldwell View
• Terbaik untuk
memperlihatkan
sinus frontalis
• Beberapa struktur
maxillofasial
seperti maxilla,
mandibula, sutura
zygomaticofrontal,
dan zygoma
Radiography of Sinus
Paranasal
Submentovertical
View
• Sinar x ray
melalui basis
cranii
• Dapat berguna
untuk
mengevaluasi
kelainan di sinus
sphenoid
Radiography of Temporal
Bone
Towne View
• Memperlihatkan
struktur apex
petrosus, canalis
auditorius internus,
eminensia arcuata,
antrum et processus
mastoid
• Dipakai pada
evaluasi kondisi
apical petrositis,
acoustic neuroma
dan
cerebellopontine
angle tumor
Radiography of Temporal
Bone
Stenvers View
• Memperlihatkan
sebagian mastoid
dan telinga dalam
(vestibulum, cochlea,
canalis
semicircularis)
• Eksposur ringan akan
memperlihatkan
struktur mastoid
• Eksposur berat
memperlihatkan
apex petrosus
Radiography of Temporal
Bone
Schuller View
BACK
OTITIS EKSTERNA
Otitis Eksterna Furunkulosa (Sirkumskripta)
• Penyebab: Staph. Aureus, Staph. Albus.
• Terletak di folikel rambut atau gld.sebasea yang tersumbat.
• Hanya terjadi di 1/3 ext canal (part kartilaginosa)
• TRAUMA➔ ABRASION / MACERATION ➔ STAPHY. SP (DM) ➔
INFECTION ➔ SPONTANEUS / RECURRENCY
BACK
Herpes Zooster Oticus
Mostly self-limiting.
Pharmacologic Treatment
• Acyclovir 5x800mg 7-10 hari
• Valacyclovir 3x1000mg 7hari
©Bimbel UKDI MANTAP BACK
Cellulitis & Erysipelas of the
Auricle
CELLULITIS
• Penyebab: Staphylococcus or Streptococcus, Pseudomonas (jarang).
• Involves the deeper dermis and subcutaneous fat
• Clinical manifestation : Skin erythema, edema, warmth
• Faktor resiko : Infeksi bakteri aurikula ➔ abrasi, laserasi atau ear
piercing
• Pilihan antibiotik : Amoxicillin, Clindamycin, Cefadroxil, Dicloxacillin
ERYSIPELAS
• Penyebab: group A β-hemolytic Streptococcus
• Erysipelas has more distinctive anatomic features than cellulitis;
erysipelas lesions are raised above the level of surrounding skin, and
there is a clear line of demarcation between involved and
uninvolved tissue
• Pilihan antibiotik : Penicillin, Amoxicillin, Erythromycin
Perichondritis & Chondritis
Manifestasi Klinis :
• Biasanya asymptomatic
• Rasa tidak nyaman
• Tidak ada atau minimal tanda inflamasi
Faktor Risiko
• 1. Dermatitis kronik liang telinga luar
• 2. Liang telinga sempit
• 3. Produksi serumen banyak dan kering
• 4. Adanya benda asing di liang telinga
• 5. Kebiasaan mengorek telinga
Tanda dan Gejala:
• Hearing impairment (deafness) → CHL
• Earache
• Reflex cough
• Fullness in the ear
• Tinitus – vertigo
Penatalaksanaan
• Menghindari membersihkan telinga secara berlebihan
• Menghindari memasukkan air atau apapun ke dalam telinga
• Serumen yang lembek, dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas.
• Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait atau kuret.Apabila dengan cara ini
• Serumen tidak dapat dikeluarkan, maka serumen harus dilunakkan lebih dahulu dengan
tetes karbogliserin 10% selama 3 hari.
• Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong kedalam liang telinga sehingga dikuatirkan
menimbulkan trauma pada membran timpani sewaktu mengeluarkannya, dikeluarkan
dengan mengalirkan (irigasi) air hangat yang suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh.
• Untuk melihat CAE lebih jelas dan lebih lurus, pegang pinna dengan satu tangan dan tarik ke belakang dan
ke atas pada orang dewasa dan ditarik kebawah pada infant.
• Pada kebanyakan kasus, benda asing di CAE yang masih baru, dilakukan ekstraksi dalam anestesi lokal.
• Pada kasus-kasus benda asing yang tertanam dalam CAE
- Benda asing tidak dikeluarkan dengan kasar/keras karena dapat menyebabkan kerusakan
permukaan epitel CAE.
- Ekstraksi benda asing dapat dilakukan dengan alat pengait berlubang
- Apabila terdapat eritema atau eskoriasi yang luas setelah ekstraksi benda asing, digunakan
antibiotic tetes telinga dan gunakan tampon antibiotik, untuk mengurangi stenosis.
• Pada kasus-kasus benda asing yang tidak tertanam dalam CAE :
- Apabila pasien tersebut anak-anak : selama prosedur anak dalam pangkuan orang dewasa.
- Alat pengait kecil merupakan alat terbaik untuk ektraksi benda asing.
- Taruhlah alat pengait di belakang benda asing, diputar dan secara gentle ditarik keluar.
• Pada kasus benda asing berupa serangga :
- Ditetesi alkohol, khloroform, atau minyak mineral (PPK Puskesmas 2014: lidokain atau anestesi
lokal) supaya serangga tidak banyak bergerak sekaligus untuk lubrifikasi dinding kanalis.
- Ekstraksi dapat dengan mudah dikeluarkan dengan memegang serangga menggunakan forceps
alligator.
Otomycosis
Overview
• Otitis Eksterna yang disebabkan oleh jamur
• Mikosis →pembengkakan, → pengelupasan epitel superfisial →
penumpukan debris yang berbentuk hifa, disertai suppurasi, dan nyeri
Gejala
• Gatal Aspergillus niger:
• Otalgia dan otorrhea sebagai gejala yang paling banyak dijumpai, Newspaper mass
• Kurangnya pendengaran, like appearance
• Rasa penuh pada telinga
Faktor Resiko
• Cuaca yang lembab,
• Ketiadaan serumen,
• Instrumentasi pada telinga,
• Olah raga air
• Status pasien yang immunocompromised , Candida sp :
• Peningkatan pemakaian preparat steroid dan antibiotik topikal. Cotton wool
appearance
Pemeriksaan penunjang Manajemen
1. P Hueso Gutirrez, S Jimenez Alvarez, E Gil-carcedo Sanudo, et al. (2005). Presumed diagnosis :
Otomycosis. A study of 451 patients. Acta Otorinolaringol Esp, 56, 181-186.
Preaurikular fistule
Subacute :
3 minggu – 2
bulan
Chronic
> 2 bulan
BACK
Stadium Stadium Stadium Stadium Stadium
Oklusi Hiperemis / Supuratif Perforasi Resolusi
Presupuratif
Patofisiologi Fungsi tuba Patogen masuk ke Pus yang terbentuk Tekanan Fase
terganggu, telinga tengah, di telinga tengah semakin penyembuhan,
terbentuk tekanan terjadi respon semakin banyak meningkat penutupan
negatif di telinga inflamasi di telinga sehingga tekanan mengakibatkan kembali
tengah, memicu tengah di telinga tengah rupturnya membran
terjadinya efusi meningkat membran timpani
dan retraksi timpani
membran timpani
Symptoms • Penurunan • Nyeri telinga • Nyeri telinga • Nyeri telinga • Cairan dari
pendengaran • Penurunan semakin berkurang telinga
• Sensasi penuh pendengaran memberat • Anak-anak : berkurang
di telinga • Demam tinggi • Anak anak: lebih tenang • Penurunan
semakin rewel • Demam pendengaran
• Tidak ada
• Demam berkurang
demam
• Keluar cairan
dari telinga
BACK
Petrositis
Inflammation of pneumatized
spaces of petrous portion of
temporal bone
Acute mastoiditis
• associated with AOM.
Chronic mastoiditis
• most commonly associated with Chronic
suppurative otitis media (OMSK) and
particularly with cholesteatoma formation
Abses Citelli
• Abses terbentuk dibelakang mastoid
sampai ke os occipital
Etiology
• Viral
• Prenatal : Rubella, CMV
• Postnatal : Mumps, measles, varicella zooster
• Bacterial
• Potential consequence of meningitis or otitis media. Labyrinthitis is the most common
complication of otitis media, accounting for 32%
Clinical Presentation
• Vertigo
• Hearing loss,
• Otitis media-induced labyrinthitis: mixed hearing loss
• Viral labyrinthitis : SNHL
• Tinnitus
• Fever
• Otalgia
• Facial weakness
BACK
Otitis Media
Efusi
Definisi
• Otitis Media Efusi adalah terdapatnya cairan
di telinga tengah tanpa adanya tanda dan
gejala dari infeksi akut (AAO 2016)
Etiologi
• Infeksi saluran napas atas
• Spontan karena buruknya fungsi tuba (alergi,
barotrauma)
• Sekuel dari OMA
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
Biasanya OMSK akibat campuran
Radang kronis telinga tengah dengan perforasi bakteri aerob dan anaerob:
membrane timpani dan riwayat keluarnya secret
dari telinga (otore) lebih dari 2 bulan, baik terus- Aerobic: Pseudomonas aeruginosa,
Staph. aureus and epidermidis,
menerus atau hilang timbul. proteus species, klebsiella, and E.
coli
Anaerobic:
prevotella and porphyromonas,
anaerobic Streptococci, Bacteroides
Secret mungkin encer atau kental, bening atau fragilis.
berupa nanah
P aeruginosa is the most commonly
recovered organism from the
chronically draining ear. Various
researchers over the past few
decades have recovered
OMSK : OMA + Perforasi memb. tympani > 2 pseudomonads from 48-98% of
bulan patients with CSOM.
BACK
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
BACK
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
Prinsip Terapi
• OMSK benigna : konservatif atau medikamentosa
– Sekret aktif :
• Aural toilet H2O2 3% selama 3-5 hari.
• Setelah berkurang tetesi antibiotik lokal yang non ototoksik maksimal 2
minggu.
• Berikan pula antibiotik oral golongan penisilin, ampisilin, eritromisin
sebelum hasil tes resistensi diterima
– Sekret tenang:
• Observasi selama 2 bulan
• Bila membran timpani belum menutup, dilakukan miringoplasti atau
timpanoplasti
• OMSK maligna : pembedahan
– Mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti
– Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, dilakukan insisi abses
sebelum mastoidektomi
– Terapi medikamentosa hanyalah sementara sebelum pembedahan
(BUKU AJAR THT FK UI)
Timpanosclerosis
Timpanosklerosis merupakan sebuah kelainan proses penyembuhan dimana terjadi
penumpukan jaringan ikat kolagen pada telinga tengah (terutama pada membran timpani).
Penyebab timpanosklerosis dapat berupa proses penyembuhan OMSK atau OME kronis yang
tidak sempurna, komplikasi dari operasi telinga dan pemasangan grommet tube.
Terapi
©Bimbel UKDI MANTAP
• Tymphanoplasty dan ossicular reconstruction BACK
Timpanosclerosis
Penyebab belum dapat dipastikan, beberapa faktor yang mempengaruhi faktor keturunan dan
gangguan sirkulasi pada stapes
Terapi
Saat take off → tekanan telinga tengah > lingkungan luar → masih dapat
terkompensasi dengan absorpsi udara oleh mukosa telinga tengah
Pencegahan:
BACK
Tes Pendengaran Objektif
Audiometri Impedans
Tes Garputala
TES WEBER
Audiometri Nada
Murni (Pure tone
audiometry)
TUJUAN AC VS BC BC Ka VS Ki BC Px VS Pasn
Tes Garputala
Audiometri Nada
Murni (Pure tone
audiometry)
Audiometri Nada
Tutur (Speech
audiometry) BACK
Audiogram
• Tinta merah untuk telinga kanan, dan
tinta biru untuk telinga kiri
• Hantaran udara (Air Conduction = AC)
– Kanan = O
– Kiri = X
• Hantaran tulang (Bone Conduction =
BC)
– Kanan = C
– Kiri = כ
– Hantaran udara (AC) dihubungkan
dengan garis lurus ( )
dengan menggunakan tinta merah untuk
telinga kanan dan biru untuk telinga kiri
– Hantaran tulang (BC) dihubungkan
dengan garis putus-putus ( - - - - - - - - ) Audiogram Normal (Telinga Kanan) :
dengan menggunakan tinta merah untuk AC dan BC sama atau kurang dari 25 dB
telinga kanan dan biru untuk telinga kiri AC dan BC berimpit, tidak ada air-bone
gap
Diagnosis
• Tes penala didapat tuli sensorineural
• Pemeriksaan audiometri nada murni didapat hasil tuli saraf nada tinggi, bilateral dan simetris
• Pemeriksaan audiometri nada tutur menunjukkan gangguan diskriminasi wicara (speech discrimination)
Anti Tumor
Anti Malaria
(Cisplatin
(Kina dan Klorokuin)
Karboplatin)
BACK
Etiologi Rhinitis Alergi
Rhinitis alergi merupakan reaksi alergi hipersensitivitas tipe 1 yang
terjadi akibat paparan alergen. Berdasarkan cara masuknya alergen
dibagi atas:
Alergen
• masuk ke saluran cerna berupa makanan seperti susu,
ingestan telur, coklat, ikan, udang.
• Serangan bersin
berulang
• Keluar ingus
(rhinorrhea) encer
dan banyak
• Hidung tersumbat
• Hidung dan mata
yg gatal
• Kadang2 disertai
dengan lakrimasi
• Riwayat alergi
BACK
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
• Rhinoskopi anterior: mukosa edem, basah, livid, sekret encer yang banyak
Cobblestone
Allergic Shiner Appearance Allergic Salute
• - Fluticasone spray
3. Steroid • - Mometasone spray
4. Leukotriene • - Zafirlukast
inhibitor
BACK
Rhinitis non alergi
Rhinitis gustatory Rhinitis hormonal Rhinitis Medikamentosa
BACK
S. Pneumonia
(30-50%), H.
Akut ≤4 minggu Influenzae
(20-40%), M.
Catarrhalis
Subakut 4-12 minggu
S. Aureus
(40%), P.
Aeruginosa
(10-25%), K.
Rhinosinusitis Kronis ≥12 minggu Pneumoniae,
P. Mirabilis,
Kronik
Perburukan RSK, namun kembali ke
eksaserbasi
baseline setelah terapi
akut ©Bimbel UKDI MANTAP
Patofisiologi
ostium KOM
tersumbat dan
Edema tekanan negatif
cilia tidak dapat
bergerak
pertumbuhan
Bila menetap RSA bakterial terapi antibiotik tidak berhasil
bakteri
Gangguan
hipertrofi, inflamasi,
patensi ostium-
polipoid, atau mukosa makin hipoksia, bakteri
ostium sinus dan
pembentukan bengkak anaerob, faktor
mucociliary
polip dan kista predisposisi
clearance
BACK
Acute Rhinosinusitis
• Rinosinusitis akut ditegakan jika terdapat sekret nasal purulen
yang disertai dengan obstruksi nasal, gejala nyeri/sensasi penuh
pada wajah atau keduanya dalam kurun waktu 4 minggu
BACK
Chronic Rhinosinusitis
• Dalam jangka waktu 12 minggu atau lebih terdapat 2 atau lebih
tanda berikut
– Discharge nasal purulen
– Obstruksi nasal
– Nyeri atau sensasi penuh di wajah
– Menurunnya fungsi penghidu
• DAN terdapat minimal satu dokumentasi tanda inflamasi dari
pemeriksaan
– Mucus purulen atau edema pada meatus media/regio ethmoid
anterior
– Polip di cavum nasi atau meatus media
– Gambaran radiologis yang menunjukkan inflamasi dari sinus paranasal
• - CT scan: mucosal thickening, bone changes, air-fluid levels
• - Plain sinus Xray: air-fluid levels atau >5 mm opasifikasi pada ≥ 1 sinus
BACK
Treatment
Epidemiologi
• Biasanya timbul di dewasa usia >20 thn dan lebih sering di usia
> 40 thn
• menyerang pria 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan
wanita
Polip koana
• tumbuh kearah belakang dan membesar di nasofaring
• Berasal dari sinus maxillaris
• Disebut juga polip antro-koana
©Bimbel UKDI MANTAP BACK
Etiologi Polip Hidung
Inflamasi kronik : Sinusitis Kronis, Rhinitis allergi,
Asma
Fibrosis Kistik
Predisposisi genetik
• Medikamentosa • Operasi
– Kortikosteroid – Indikasi: anak dengan multipel ,
benign polip nasi atau
• Intranasal rather than oral rhinosinustitis kronis yang
corticosteroids should be tidak membaik dengan terapi
medis maximum
used as first-line treatment.
Multiple randomized trials – Polipektomi
have found that fluticasone • Etmoidektomi
(200 mcg bid), budesonide intranasal/ekstranasal → polip
etmoid
(200 mcg twice daily), and
• Operasi Caldwell-Luc → sinus
mometasone (280 mcg maxilla
daily) are superior – ESS (Endoscopic sinus surgery)
• Melebarkan celah di meatus
– Antileukotriene media → rekurensi berkurang
– Antiallergi
– Daily lavage of the sinuses
©Bimbel UKDI MANTAP BACK
Nasal Foreign Bodies
• Intranasal foreign
bodies (FBs) occur
most commonly in
young children and
consist of a variety
of inorganic and
organic objects.
Cincin waldeyer:
Oropharyngeal candidiasis
(thrush) often presents in
• immunocompromised patients or
• in patients who have undergone
prolonged treatment with antibiotics.
On exam:
• White cottage-cheese-like plaques over
the pharyngeal mucosa
• Plaques bleed if removed with a tongue
depressor
©Bimbel UKDI MANTAP BACK
Tonsilitis Bacterial
1. GABHS
– most common and important pathogen
causing acute bacterial pharyngotonsillitis.
– most commonly presents in children aged 5–6
– characterized by fever, dry sore throat, Strawberry tongue
cervical adenopathy, dysphagia, otalgia
(referred pain from n.IX) and odynophagia.
The tonsils and pharyngeal mucosa are
erythematous and may be covered with
purulent exudate; the tongue may also
become red ("strawberry tongue"). Tonsilitis folikularis
– Bentuk detritus:
• Jelas → tonsilitis folikularis
• Bercak detritus menjadi satu, membentuk
alur → tonsilitis lakunaris
• Melebar membentuk pseudomembrane
Tonsilitis lakunaris BACK
Patients with all four
of the classic
symptoms of Group
A Streptococcal
pharyngitis:
1. pharyngeal or
tonsillar exudate
2. swollen anterior
cervical nodes
3. a history of a fever
greater than 38°C
4. absence of cough
➔ a 44% chance
that they will not
have Group A
Streptococcal
pharyngitis. Modified Centor score and management options using clinical decision rule. Other factors
should be considered (e.g., a score of 1, but recent family contact with documented
streptococcal infection).
©Bimbel UKDI MANTAP (GABHS = group A beta-hemolytic streptococcus; RADT = rapid
antigen detection testing.)
2. Tonsillitis Difteri • Terapi
• Disebabkan oleh bakteri gram positif ✓ Anti difteri serum 20.000-
100.000 unit
Corynebacterium diphteriae.
✓ Antibiotik Penicillin atau
• Gejala: kenaikan suhu subfebris, nyeri kepala, Eritromisin 25-50 mg/kg dibagi 3
tidak nafsu makan, badan lemah, nadi lambat dosis selama 14 hari
serta keluhan nyeri menelan. ✓ Kortikosteroid 1,2 mg/kgbb/ hari
• Pemeriksaan fisik: Tonsil membengkak ✓ Pengobatan simptomatis
(antipiretik)
ditutupi bercak putih kotor yang melekat erat
✓ Isolasi dan tirah baring selama 2-
dengan dasarnya, mudah berdarah, infeksi 3 minggu
yang menjalar ke kelenjar limfe bull neck (+)
Tonsillectomy Contraindications
• Bleeding diathesis
• Poor anesthetic risk or uncontrolled medical illness
• Anemia
• Acute infection
ABSES PERITONSILER / ABSES QUINSY
Kumpulan pus di belakang tonsil palatina.
SIMPTOM SIGN
Demam Palatum molle
edematous, hiperemis;
deviasi uvula ke sisi
kontralateral;
pembesaran tonsil
Malaise Trismus
Nyeri tengorokan (lebih Drooling
pada satu sisi)
Dysphagia Hot potato voice
Otalgia (ipsilateral Halitosis
Cervical lymphadenitis
DIAGNOSIS
• Dibuat melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Aspirasi dengan jarum – pus
Pasien dengan PTA dextra
mengkonfirmasi diagnosis Tonsil displaced ke inferior dan
• Intraoral USG – cellulitis VS abses medial + deviasi kontralateral uvula
(Gallioto, 2008)
(Steyer, 2002)
• Suspek penyebaran infeksi selain
peritonsiler / komplikasi leher
lateral = CT/MRI diindikasi
TATALAKSANA ABSES PERITONSIL
Supportive (hydration
Drainage Antibiotics
dan kontrol nyeri)
• Pilihan Antibiotik
• Uvula may be
elongated and appears
oedematous Chronic Granular pharyngitis
Reddish nodules on the
posterior pharyngeal wall
ANGINA LUDWIG
• Infeksi ruang submandibula Gejala:
• Ditandai dengan pembengkakan • Demam
(edema) pada bagian bawah • Nyeri tenggorokan
ruang submandibular yang • Pembengkakan
mencakup jaringan yang • Drooling
menutupi otot2 antara laring dan • Trismus
dasar mulut. • Terjadi secara bilateral
• Peradangan → kekerasan
berlebihan jar. dasar mulut →
mendorong lidah ke atas dan
belakang → obstruksi jalan napas
• Penyebab:
– Infeksi gigi molar, premolar
– Tindik lidah → peradangan
kelenjar limfe servikal
LARYNGOPHARYNGEAL REFLUX (LPR)
Laryngopharyngeal reflux (LPR) is the retrograde Clinical
movement of gastric contents (acid and enzymes such as
pepsin) into the laryngopharynx leading to symptoms Manifestation
referable to the larynx/hypopharynx
• Dysphonia or
hoarseness
GERD involves lower esophageal sphincter dysfunction
• Cough
LPR involves both upper and lower esophageal sphincter • Globus
dysfunction • Throat clearing
• Dysphagia
Until recently, LPR often considered to be under-
diagnosed/under-treated
Pengobatan:
• Istirahat bicara dan voice therapy.
• Bedah mikro - dilakukan bila dicurigai adanya keganasan atau
lesi fibrotik
Polip pita suara Keganasan Kista pita suara Granuloma pita Papilloma laring
• lesi bertangkai laring • kista retensi suara • Akibat infeksi
pada 1/3 Keganasan pada kelenjar • Akibat iritasi virus HPV
anterior, daerah laring, minor laring, pada laring subtipe 6 dan
sepertiga faktor risiko terbentuk (vocal abuse, 11.
tengah atau berupa perokok, akibat reflux disease, • Pertumbuhan
seluruh pita peminum tersumbatnya intubasi). massa
suara. alkohol dan kelenjar • Predileksi raspberry like.
•Pasien biasa terpajan sinar tersebut pada • Terjadi pada
mengeluhkan radioaktif. • Faktor risiko: posterior plica epitel plica
suara parau. iritasi kronis, vocalis. vocalis.
GERD dan • Lebih besar
infeksi. dari nodul.
ACHALASIA
ACHALASIA CAUSE
• In achalasia, nerve cells in the esophagus
degenerate for reasons that are not known.
The loss of nerve cells in the esophagus
causes two major problems that interfere SYMPTOMS
with swallowing • The most common symptom of achalasia is
1.The muscles that line the esophagus do not difficulty swallowing.
contract normally • Patients experience the sensation that
2.The lower esophageal sphincter (LES) fails swallowed material, both solids and liquids,
gets stuck in the chest.
to relax normally with swallowing. Instead,
the LES muscle continues to squeeze the • This problem often begins slowly and
progresses gradually.
end of the esophagus
• Other symptoms can include chest pain,
• Over time, the esophagus above the regurgitation of swallowed food and liquid,
persistently contracted LES dilates, and heartburn, difficulty burping, a sensation of
large volumes of food and saliva can fullness or a lump in the throat, hiccups, and
accumulate in the dilated esophagus. ©Bimbel UKDI MANTAP
weight loss
PEMERIKSAAN PENUNJANG TREATMENT
• Esophageal manometry (aka esophageal • The approach to treatment is to reduce the
motility study) measures changes in pressures pressure at the lower esophageal sphincter.
within the esophagus that are caused by the Therapy may involve:
contraction of the esophageal muscles. • Injection with botulinum toxin (Botox). This may
• The test typically reveals three abnormalities help relax the sphincter muscles, but any benefit
wears off within a matter of weeks or months.
in people with achalasia:
• Medications, such as long-acting nitrates
✓high pressure in the LES at rest,
or calcium channel blockers, which can be used
✓failure of the LES to relax after swallowing, to relax the lower esophagus sphincter
and • Surgery (called an esophagomyotomy), which
✓an absence of useful (peristaltic) may be needed to decrease the pressure in the
contractions in the lower esophagus lower sphincter
• X ray : Bird beak sign or Rat tail Sign • Widening (dilation) of the esophagus at the
location of the narrowing (pneumatic balloon
dilatation)
X-ray:
©Bimbel UKDI MANTAP
Bird beak sign or Rat tail Sign
MALIGNANCY IN ENT
Nasopharyngeal Carcinoma (NPC)
Physical Exam. Treatment
Symptoms : Neck Mass : metastasis limfonodi inferior Radiotherapy,
Nose Symptoms : Epistaksis, nose angulus mandibula dan jugularis superior chemoradiation,
obstruction surgery.
Ear Symptoms : Tinnitus, otalgia,
CHL
Others : Headache, cranial nerve
paralysis, diplopia, neuralgia
trigeminal, lump in neck