Anda di halaman 1dari 96

STUDI TERHADAP AYAT-AYAT AL-QUR’AN

YANG DIJADIKAN JIMAT PELINDUNG RUMAH


DI DESA KALINONGKO KECAMATAN LOANO
KABUBATEN PURWOREJO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Afif Muhammad Ihsanudin

NIM. 53020160008

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN HUMANIORA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2020
ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:

Nama : Afif Muhammad Ihsanudin

NIM : 53020160008

Fakultas : Ushuluddin, Adab dan Humaniora

Program Studi : Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir

Judul : Studi Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur’an Yang Dijadikan


Jimat Pelindung Rumah Di Desa Kalinongko Kecamatan
Loano Kabubaten Purworejo

telah kami setujui untuk dimunaqosyahkan.

Salatiga,
Yang menyatakan,

Dr. Benny Ridwan, M. Hum.,

iv
PENGESAHAN KELULUSAN

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Selalu ikhtiar dan terus berdo’a karena proses tidak akan menghianati hasil

PERSEMBAHAN

Untuk orang tuaku, yang tidak henti- hentinya memohonkan do’a terbaik kepada
Allah.

Untuk dosenku yang selalu memberikan ilmunya

Untuk kerabatku, sahabatku yang selalu ada dalam suka maupun duka.

vi
ABSTRAK

Skripsi ini hasil dari penelitian lapangan dengan judul “Studi Terhadap Ayat-
Ayat Al-Qur’an Yang Dijadikan Jimat Pelindung Rumah Di Desa Kalinongko
Kecamatan Loano Kabubaten Purworejo.”, Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan metode fenomenologi. Kaum fenomologi memandang perilaku
manusia sebagai produk dari cara orang tersebut menafsirkan dunianya. Oleh
karena itu perlu kemampuan mengeluarkan kembali pikiran, perasaan, motif dan
pikiran-pikiran yang ada dibalik tindakan seseorang. Alasan pemilihan metode
fenomologi, karena peneliti ingin mendalami aspek filosofis dan psikologis,
sehingga peneliti dan pembaca seolah dapat mengerti pengalaman hidup yang
dialami oleh subjek peneliti. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana makna dan relasi ayat Al-Qur’an yang dijadikan sebagai pelindumg
rumah, ayat-ayat Al-Qur’an apa yang dijadikan pelindung rumah.

Bagian penting yang dibahas adalah tentang pemaknaan, relasi serta ayat
yang dijadikan pelindung rumah. Adapun pemaknaan jimat sebagai pelindung
rumah dimaknai sebagai suatu ayat yang tertentu yang diyakini masyarakat
memiliki suatu kekuatan yang dimana untuk melindungi atau memagari rumah
dari hal-hal yang tak diinginkan. Relasi jimat sebagai pelindung rumah membuat
rumah terjaga dan juga pemilik rumah merasa selalu dekat dengan Allah karena
menyakini bahwa ayat yang dijadikan jimat memiliki kekuatan yang berasal dari
Allah untuk terhindar dari kejahatan dan marabahaya.

Temuan penelitan ini : jimat yang dibuat untuk pelindung rumah adalah
berasal dari suatu ayat Al-Qur’an yang diberikan oleh seorang kiyai atau tabib
yang bertujuan untuk memagari rumah agar terjauh dari kejahatan dan
marabahaya.

Kata kunci : Ayat Al-Qur’an, Jimat dan Fenomenologi

vii
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi ini


berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan
0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

‫ا‬ Alif
tidak
dilambangkan
tidak dilambangkan

‫ب‬ ba’ B Be

‫ت‬ ta’ T Te

‫ث‬ ṡa ṡ es (dengan titik di atas)

‫ج‬ Jim J Je

‫ح‬ ḥa’ ḥ ha (dengan titik di bawah(

‫خ‬ kha’ Kh ka dan ha

‫د‬ Dal D De

‫ذ‬ Żal Ż zet (dengan titik di atas)

‫ر‬ ra’ R Er

viii
‫ز‬ Zal Z Zet

‫س‬ Sin S Es

‫ش‬ Syin Sy es dan ye

‫ص‬ ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)

‫ض‬ ḍad ḍ de (dengan titik di bawah)

‫ط‬ ṭa’ ṭ te (dengan titik di bawah)

‫ظ‬ ẓa’ ẓ zet (dengan titik di bawah)

‫ع‬ ‘ain ‘ koma terbalik (di atas)

‫غ‬ Gain G Ge

‫ف‬ fa’ F Ef

‫ق‬ Qaf Q Qi

‫ك‬ Kaf K Ka

‫ل‬ Lam L El

‫م‬ Mim M Em

ix
‫ن‬ Nun N En

‫و‬ Wawu W We

‫ه‬ ha’ H Ha

‫ء‬ Hamzah ` Apostrof

‫ي‬ ya’ Y Ye

B. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah Ditulis Rangkap

‫متعددة‬ Ditulis Muta’addidah

‫عدة‬ Ditulis ‘iddah

C. Ta’ Marbuṭah di akhir kata ditulis h


a. Bila dimatikan ditulis h

‫حكمة‬ Ditulis Ḥikmah

‫جزية‬ Ditulis Jizyah

(ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa
Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal
aslinya)
b. Bila diikuti kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis h.

x
‫كرمة االولياء‬ Ditulis Karâmah al-auliyā`

c. Bila Ta’ Marbuṭah hidup dengan harakat, fatḥah, kasrah, atau ḍammah ditulis
t.

‫زكاة الفطرة‬ Ditulis Zakat al-fiṭrah

D. Vokal Pendek

___َ Fatḥah Ditulis A

___َ Kasrah Ditulis I

___َ Ḍammah Ditulis U

E. Vokal Panjang

Fatḥah bertemu Alif


Ā

‫جاهلية‬
Ditulis
Jahiliyyah

Fatḥah bertemu Alif Layyinah


Ā

‫تنسى‬
Ditulis
Tansa

Kasrah bertemu ya’ mati


Ī

‫كرمي‬
Ditulis
Karīm

xi
Ḍammah bertemu wawu mati
Ū

‫فروض‬
Ditulis
Furūḍ

F. Vokal Rangkap

Fatḥah bertemu Ya’ Mati


Ai

‫بينكم‬
Ditulis
Bainakum

Fatḥah bertemu Wawu Mati


Au

‫قول‬
Ditulis
Qaul

G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof

‫أأنتم‬ Ditulis A`antum

‫أعدت‬ Ditulis U’iddat

‫لئن شكرمت‬ Ditulis La’in syakartum

H. Kata sandang alif lam yang diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsyiyyah
ditulis dengan menggunkan “al”

‫القياس‬ Ditulis Al-Qiyās

xii
‫السماء‬ Ditulis Al-Samā`

‫الشمس‬ Ditulis Al-Syams

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau


pengucapannya

‫ذوى الفروض‬ Ditulis Żawi al-furūḍ

‫اهل السنة‬ Ditulis Ahl al-sunnah

xiii
KATA UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Dengan menyebut nama Allah swt. yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan Rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ” Studi
Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur’an Yang Dijadikan Jimat Pelindung Rumah Di Desa
Kalinongko Kecamatan Loano Kabubaten Purworejo”. Sholawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Nabi Agung Muhammad SAW. yang
akhlaknya patut menjadi suri tauladan serta syafaatnya yang senantiasa kita nanti-
nantikan di Yaumul Qiyamah. Trimakasih penulis ucapkan kepada orang tua, Bapak
dan Ibu yang tidak pernah berhenti memohonkan do'a terbaik, mendukung dengan
materi maupun non-materi selama penulis menimba ilmu. Dengan segala
kerendahan hati, bahwa dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapatkan
bantuan, masukan, saran dan bimbingan dari berbagai pihak, karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Intitut Agama Islam Negri
Salatiga.

2. Dr. Benny Ridwan, M. Hum., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan
Humaniora IAIN Salatiga.

3. Ibunda Tri Wahyu Hidayati, M. Ag., selaku Ketua Program Studi Ilmu Al-
Qur'an dan Tafsir beserta jajarannya yang tidak pernah bosan memberikan
motivasi agar segera menyelesaikan skripsi serta ilmu-ilmu yang beliau
ajarkan.

4. Dr. Benny Ridwan, M. Hum., selaku dosen pembimbing skripsi yang


dengan kesabarannya berkenan menyediakan waktu untuk memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.

xiv
5. Farid Hasan, M.Hum. selaku dosen pembimbing Akademik yang selalu
memberi motivasi serta ilmu yang bermanfaat.

6. Keluarga Pondok Pesantren Mansya’ul Huda, yang selalu memberi


semangat, motivasi, dan doa terbaik. Terkhusus Bapak Matori Mansur
selaku pengasuh Pondok Pesantren Mansya’ul Huda beserta keluarga yang
selalu memberikan nasuhat dan bimbingan sehingga semakin semnangat
mengaji dan menuntut ilmu. Juga teman-teman Pondok Pesantren
Mansya’ul Huda yang senantiasa membuka telingan untuk mndengarkan
keluh kesah,

7. Keluarga, kerabat yang selalu mendo'akan, memberi nasihat, semangat,


dukungan dan motivasi.

8. Teman-teman seperjuangan IAT 2016, terimakasih atas kebersamaan yang


penuh suka duka. Perkuliahan tidak pernah merasa membosankan karena
kalian. Terimakasih untuk kesempatan bertukar pikiran, berbagi ilmu,
semoga Allah memudahkan kalian untuk mencapai semua yang kalian
inginkan. Semoga pertemanan kita kelak sampai di surga-Nya.

9. Konco- konco dolan, Mbak Mila, Mbak Ana, Sofia, Sindy, Dheni, Cak
Rizal, Mas Aris (alm), Mas Fajar, dan Lutni. Yang selalu siap untuk
direpotkan, semoga semua urusan dimudahkan.

10. Teman-teman dan para pembimbing di PPL TOHA PUTRA Semarang,


terimakasih sudah menjadi partner belajar menulis.

11. Teman-teman KKN Posko 26 dan teman yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.

12. Kepada masyarakat Desa Kalinongko, Keacamatan Loano, Kabupaten


Purworejo yang sudah bekenan memberi informasi dalam penelitian skripsi
ini.

xv
13. Dan tak lupa semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Semoga kebaikan-kebaikan dibalas oleh Allah dengan balasan yang


lebih baik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
diharapkan dapat membantu kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Salatiga, 25 Agustus 2020

Penulis,

Afif Muhammad Ihsanudin

xvi
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……Eror! Bookmark not defined

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... viii

KATA UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................. xiv

DAFTRA ISI .................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 5
E. Batasan Penelitian ................................................................................ 6
F. Kajian Pustaka...................................................................................... 6
G. Landasan teori ...................................................................................... 7
H. Metodologi Penelitian ......................................................................... 9
I. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 13

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN................................ 15

A. Kondisi Umum Daerah ........................................................................ 15


B. Keadaan Geografis Kecamatan Loano ................................................. 23
C. Keadaan Geografis Desa Kalinongko .................................................. 28

xvii
BAB III LIVING QUR’AN DAN AYAT-AYAT YANG DIJADIKAN JIMAT

PELINDUNG RUMAH DI DESA KALINONGKO ...................................... 33

A. Al-Qur’an dan Living Qur’an .............................................................. 33

B. Living Qur’an di Desa Kalinongko ...................................................... 36

C. Jimat (Rajah) di Desa Kalinongko ....................................................... 43

BAB IV ANALISIS ......................................................................................... 50

A. Penggunaan Makna dari Ayat-Ayat Al-Qur’an yang Dijadikan Jimat

Pelindung Rumah di Desa Kalinongko ................................................ 50

B. Analisis ................................................................................................ 59

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 63

A. Kesimpulan .......................................................................................... 63

B. Saran..................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 77

xviii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan sebuah pedoman bagi umat manusia.

Didalamnya terdapat petunjuk bagi manusia, Hudan Li al Nas

‫ش ْهر رمضان ٱلَّذى أنزل فيه ٱلْق ْرءان ه ًدى للنَّاس وب ي َٰنت من ٱ ْْلد َٰى وٱلْف ْرقان فمن شهد‬
َّ ‫يضا أ ْو عل َٰى سفر فع َّدةٌ م ْن أ ََّّيم أخر يريد‬
‫ٱّلل بكم ٱلْي ْسر‬ ً ‫َّهر ف ْليص ْمه ومن كان مر‬ْ ‫منكم ٱلش‬
185 ‫ٱّلل عل َٰى ما هد َٰىك ْم ولعلَّك ْم ت ْشكرون‬َّ ‫وال يريد بكم ٱلْع ْسر ولت ْكملوا ٱلْعدَّة ولتكّبوا‬
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu
hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya
kamu bersyukur (Q.S. al Baqoroh/2: 185).

Seluruh yang termaktub dalam Al-Qur’an itu hakekatnya merupakan

ajaran yang harus dipegang oleh umat Islam. Ia memberikan petunjuk dan

pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat dalam

bentuk ajaran moral, akidah, hukum, filsafat, politik dan ibadah. Dan selain

itu Al-Qur’an juga bisa sebagai sifa’ yaitu sebagai obat berbagai penyakit,
2

baik penyakit fisik maupun non fisik dan dapat sebagai mediator yang

mempunyai kekuatan megis, dalam bentuk jimat Al-Qur’an.1

Seiring perkembangan zaman, kajian Al-Qur’an mengalami

perkembangan wilayah kajian. Dari kajian teks menjadi kajian sosial-

budaya yang menjadikan masyarakat agama sebagai objek kajiannya.

Kajian ini sering disebut dengan kajian Living Qur’an. Secara sederhana

living Qur’an dapat dipahami sebagai gejala yang nampak di masyarakat

berupa pola-pola perilaku yang bersumber dari maupun respon terhadap

nilai-nilai al-Qur’an. Studi Living Qur’an tidak hanya bertumpu pada

eksistensi tekstualnya, melainkan studi tentang fenomena sosial yang lahir

terkait dengan kehadiran al-Qur’an di wilayah geografis tertentu dan masa

tertentu pula.

Jimat adalah segala sesuatu yang dipercaya beberapa orang yang

bisa memberikan manfaat atau hilangnya kesulitan. Dan menurut sebagian

masyarakat kita suatu benda mati yang memiliki kekuatan, kesaktian, atau

keistimewaan yang sangat dahsyat, sehingga bisa dijadikan jimat. Bagi

masyarakat Indonesia jimat bukan sesuatu yang asing. Khususnya di desa

Kalinongko jimat dianggap sebagai barang yang mempunyai kekuatan

khusus karean dalam pembuatan jimat/rajah mengandung ayat-ayat atau

surat Al-Qur’an yang dimana kekuatan tersebut diyakini masyarakat desa

Kalinongko berasal dari Allah SWT . Jimat ada 3 macam jenis yaitu jimat

1
Adang Kuswaya, Model Riset Tafsir Sosio- Tematik Hermeneutika Al-Qur’an
(Salatiga:LP2m-Press,2015), 1.
3

tulisan/rajah/azimat, jimat benda, dan jimat yang ditanam di badan atau

yang sering kita kenal dengan istilah susuk. Disini saya akan lebih

menfokuskan kepada jimat tulisan atau rajah yang dibuat oleh Bapak

Rohim. Pembuatan atau penulisan jimat/rajah dilakukan karena adanya

maksud atau tujuan tertentu, sehingga bentuknya pun berbeda-beda.

Perbebedaan bentuk jimat/rajah merupakan bentuk ekspresi ayat-ayat al-

Qur’an dari penulisannya. Ayat-ayat yang bisanya digunakan dalam

penulisan jimat/rajah antara lain surat Al-Ikhlas, surat Yasin, surat Al-

Fatihah, ayat Kursi, surat al-Baqoroh. Dalam praktik pengamalan

jimat/rajah pun berbeda ada yang digunakan sebagai kalung, dimasukkan

kedalam air untuk diminum, serta ditempel dinding rumah untuk

penjagaan.2

Pada masa sekarang ilmu mengenai jimat al-Qur’an disebut surat

magis (rosailu sahriyah). Ilmu ini dipergunakan dalam pengertian

konvensional yang menganggap bahwa jimat ini, watak yang inheren atau

rahasia aktifitas yang terdapat dalam surat-surat itu ada ukuran hitungannya

yang diambil dari surat-surat yang berisikan rahasia-rahasia yang terdapat

didalam mahluk dan alam.3

Praktik magis jimat yang dilakukan dimasyarakat Kalinongko pada

Al-Qur’an menurut peneliti ada kesesuaian dengan pendapat Farid Esack

mengenai tipologi muslim yang mencintai al-Qur’an, tetapi tidak dibarengi

2
A Rafiq Zainul Mun’in, “Jimat Qur’an dalam Kehidupan Bakul Satu (sebuah penelusuran di
Yogyakarta)” , Jurnal kontemplasi, 4 Desember 2019…, 341.
3
Ibnu Khaldun, Muqodimah Ibn Khaldun…, 695-696.
4

dengan nalar kritis. Biasanya tipologi seperti ini menggunakan ayat-ayat

tertentu sebagai pengobatan, penjagaan rumah, penghindaran dari serangan

orang-orang yang mempunyai niat jahat dan lain-lain.4

Beranjak dari fenomena yang dilakukan masyarakat desa

kalinongko, Loano, Purworejo diatas, menjadi menarik untuk diteliti lebih

lanjut karena praktik yang mereka lakukan berupaya menghidupkan nilai-

nilai al-Qur’an berbentuk jimat. Maka dari itu, masalah ini diangkat dalam

sebuah penelitian yang berjudul “Studi Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur’an

Yang Dijadikan Jimat Pelindung Rumah Di Desa Kalinongko

Kecamatan Loano Kabubaten Purworejo”

B. Rumusan Masalah

Untuk mengarahkan penelitiaan ini, maka perlu adanya pembatasan

ruang lingkup. Pembatasan ruamg lingkup dalam penelitian ini ialah Studi

Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur’an Yang Dijadikan Jimat Pelindung Rumah Di

Desa Kalinongko Kecamatan Loano Kabubaten Purworejo.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka pertanyaan yang bisa diajukan

adalah:

1. Bagaimana makna dan relasi ayat Al-Qur’an sebagai pelindung

rumah?

4
Farid Esack, The Qur’an:a Short Introduction (London; Oneworld Publication, 2002), 16.
5

2. Bagaimana presepsi pembuat dan pengguna rajah dalam memakai

Ayat-ayat Al-Qur’an yang terdapat dalam jimat pelindung rumah di

desa Kalinongko, Purworejo?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui makna dan relasi ayat al-Qur’an sebagai pelindung rumah.

2. Mengetahui presepsi pembuat dan pengguna rajah dalam memakai

Ayat-ayat Al-Qur’an yang terdapat dalam jimat pelindung rumah di

desa Kalinongko, Purworejo.

D. Kegunaan Penelitian

Terdapat beberapa kegunaan yang dapat diambil dari penelitian

yakni manfaat teoris dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoris

Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai sumbangan keilmuan atau

menambah pengetahuan kepada masyarakat Islam tentang penggunaan

ayat-ayat Al-Qur’an yang dijadikan jimat di desa Kalinongko, Loano,

Purworejo.

2. Manfaat Praktis

Memberikan gambaran kepada masyarakat bukan sebagai kitab

yang dibaca saja, tetapi Al-Qur’an juga memiliki nilai-nilai sakral yang

diresepsi oleh masyarakat khususnya desa Kalinongko dalam kehidupan

sehari-hari.
6

E. Batasan Penelitian

Batasan penelitian ini adalah pemakaian jimat yang terdapat ayat Al-

Qur’an oleh warga desa Kalinongko, Loano, Purworejo. Apa yang

menjadikan jimat tersebut sampai sekarang masih dipakai. Bagaimana

hukum memakai jimat yang mana terdapat ayat-ayat Al-Qur’an didalamnya.

Apakah hal semacam ini sudah ada di zaman Rasulullah atau tidak.

F. Kajian Pustaka

Penelitian seputar tentang jimat yang mengandung ayat al-Quran

atau bisa disebut rajah memang masih jarang dilakukan. Namun ada

beberapa penelitian yang memiliki tema berdekatan. Panduan skripsi Yadi

Mulyadi (2017) melakukan penelitian berjudul Al-Qur’an dan jimat. Yang

diselesaikan di Jakarta pada tahun 2007. Penelitian ini mencoba meneliti

keterkaitan Al-Qur’an dan jimat pada masyarakat adat Wewengkon Lebak

Banten.5

Jurnal Ahmad Sholahudin (2018) melakukan penelitian berjudul

praktik pengobatan metode rajah (studi tentang motif pilihan orientasi

kesehatan tradisional pada masyarakat di kecamatan Bengle kabupaten

Tuban). Yang diselesaikan di Tuban pada tahun 2017. Dalam penelitiannya

menjelaskan tentang bagaimana metode pengobatan yang dilakukan dengan

rajah.6

5
Yadi Mulyadi, Al-Qur’an dan Jimat (Study Living Qur’an Pada Masyarakat Adat
Wewengkon Lebak Banten), (Jakarta: 2017)
6
Ahmad Sholahudin, Praktik Pengobatan Metode Rajah (Studi Tentang Motif Pilihan
Orientasi Kesehatan Pada Masyarakat di Kecamatan Regel Kabupaten Tuban), (Tuban: 2017)
7

Penelitian skripsi Diana Fitri Umami (2018) melakukan penelitian

berjudul simbolis al-Qur’an sebagai Rajah. Yang diselesaikan di

Yogyakarta pada tahun 2018. Dalam penelitiannya menjelaskan simbol-

simbol serta manfaat dari rajah, yang sebagian besar menurut peneliti rajah

disebarkan oleh Kyai melalui ijazah.7

Dewi Charisun Chayati (2019) melakukan penelitian berjudul

Amalan tulisan Ayat Kursi sebagai Sarana Perlindungan. Dalam

penelitiannya menjelaskan bahwa ayat kursi dapat melindungi atau tolak

balak kepada pembacanya.

Dari studi pustaka diatas, belum ada satu penelitian yang

mengungkap Jimat-jimat yang mengandung ayat Al-Qur’an. Oleh sebab itu

penelitian ini layak dilakukan.

G. Landasan Teori

Pada dasarnya setiap akibat pasti ada sebabnya. Begitu juga dengan

setiap fenomena yang tidak luput dari adanya sebab atau sejarah terjadinya

fenomena tersebut. Kasusu rajah tentunya juga memiliki asal usul atau

sejarah kemunculannya. Fenomena semacam inui dahulu didasari dari

perilaku Nabi Muhammad Saw saat beliau sedang menjenguk orang sakit.

Beliau mendoakan orang sakit agar diberi kesembuhan. Kemudian hal-hal

7
Diana Fitri Umami, Simbolisme Al-Qur’an Sebagai Rajah (Studi Terhadap Rajah Rabu
Pungkasan di Pondok Pesantren Wasilatul Huda Kendal), (Yogyakarta: 2018)
8

semacam itu berkembang. Berawal dari kebiasaan Nabi dengan ditulis

sehingga menjadi sebuah rajah.

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teori Fajar

Kurnianto tentang perlindungan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah mukjizat

terbesar yang diberikan Allah kepada Rasulullah. Selain sebagai petunjuk

hidup bagi orang beriman dan bertaqwa agar meraih kebahagiaan di dunia

dan di akhirat dengan membaca, merenungkan, dan mengamalkannnya

seperti yang tercantum dalam kitab Al-Qur’an:

‫َٰذلك ٱلْك َٰتب ال ريْب فيه ه ًدى للْمتَّقي‬

“kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa” (QS al-Baqarah:2)

Al-Qur’an juga bisa menjadi tameng atau pelindung bagi seseorang

dari hal-hal buruk atau tak diinginkan.

Dalam hadis, misalnya dikatakan bahwa orang yang membaca dua

ayat terakhir surah al-Baqarah pada malam hari itu sudah cukup baginya

sebagai pelindung dari hal buruk pada malam itu, hadisnya berbunyi

‫م ْن ق رأ ِبآلي ت ْي م ْن آخر سورة الْب قرة ِف لْي لة كفتاه‬

“Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam
hari, maka ia akan diberi kecukupan.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Teori tentang rajah yaitu peneliti menggunakan teori tindakan sosial

dari Max Weber untuk menganalisi motif dan tindakan sosial pada

masyarakat yang menggunakan jasa rajah. Tindakan sosial menurut Max


9

Weber adalah suatu tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai

makna tau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang

lain. Weber memisahkan empat tindakan sosial dalam sosiologinya, yaitu:

Pertama, zwerck rational (rasional intrumental) yaitu tindakan sosial

yang menyadarkan diri kepada pertimbangan-pertimbangan manusia yang

rasional ketika menaggapi lingkungan eksternalnya. Kedua, wert rational

(rasional orientasi nilai) yaitu tindakan sosial yang menyadarkan diri kepada

suatu nilai-nilai yang abs olute tertentu (orientasi nilai). Ketiga, affectual,

yaitu suatu tindakan sosial yang timbul karena dorongan atau motivasi yang

sifatnya emosional. Keempat, tradisional yaitu tindakan sosial yang

didorong dan berorentasi kepada tradisi masa lampau.

H. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode

fenomenologi. Kaum fenomologi memandang perilaku manusia sebagai

produk dari cara orang tersebut menafsirkan dunianya. Oleh karena itu

perlu kemampuan mengeluarkan kembali pikiran, perasaan, motif dan

pikiran-pikiran yang ada dibalik tindakan seseorang. Dalam memahami

kenyataan perilaku manusia, tokoh Berger memperhatikan tiga hal:

eksternalisasi, yakni proses penyesuaian diri dengan dunia sosial

kultural sebagai produk manusia, objektifitas, yakni interaksi dalam

dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami


10

institusionalisasi dan internalisasi yaitu proses individu

mengidentifikasi dengan lembaga-lembaga sosial tempat individu

sebagai anggotanya.

Alasan pemilihan metode fenomologi, karena peneliti ingin

mendalami aspek filosofis dan psikologis, sehingga peneliti dan

pembaca seolah dapat mengerti pengalaman hidup yang dialami oleh

subjek peneliti.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di desa Kalinongko , kecamatan

Loano, kabupaten Purworejo.

3. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti sangat menjadi penentu keberhasilan dalam

penelitian, maka dalam penelitian ini peneliti terjun secara langsung ke

lapangan dengan tujuan melihat langsung objek yang diteliti dan

memperoleh data-data yang valid berdasarkan keterangan dari

informan. Sebagai pengumpulan data di lapangan, peneliti

memanfaatkan alat atau media yaitu kamera, perekam untuk

memudahkan dalam peneltian.

4. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini ialah Bapak Rohim selaku orang yang

ahli dalam pembutan jimat/rajah, Bapak Sarijo selaku orang yang

menggunakan jimat/rajah sebagai pelindung rumah dan selanjutnya


11

sasaran penelitian yang dipilih adalah warga yang mengerti tentang

jimat/rajah tersebut.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

a. Wawancara

wawancara mendalam dengan mengacu pedoman

wawancara. Wawancara merupakan data primer dari penelitian

ini. Adapun wawancara yang digunakan terstruktur dan tak

struktur. Keduanya model wawancara ini untuk menanyakan

pendapat, pandangan, motif, persepsi dan sikap pihak-pihak

terkait penggunaan jimat. Informan yang akan diwawancarai

adalah orang yang memakai jimat, sesepuh desa dan lainnya.

b. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang

pemanfaatan jimat yang akan membawa dampak positif atau

negatif terhadap orang yang memakai tersebut. Observasi yang

digunakan adalah observasi aktif, artinya penelitian dapat

memainkan berbagai peran yang dimungkinkan dalam situasi

sesuai dengan kondisi subjek yang diteliti. Keberadaan peneliti

telah diketahui oleh subyek yang diteliti orang yang memakai

jimat. Tujuannya adalah untuk mengakses yang diperlukan bagi

peneliti.
12

c. Dokumentasi

Dokumen yang akan dipelajari adalah teks-teks dan foto-foto

kegiatan tentang jimat. Teks-teks berupa arsip buku, jurnal atau

artikel tentang jimat. Sedangkan dokumen foto memberikan

informasi secara visual tentang gambaran fisik tentang jimat.

6. Teknik Validitas Data

Dalam menguji validitas data penelitian ini, peneliti menggunakan

metode trianggulasi. Metode trianggulasi ialah menganalisis jawaban

subyek dengan meneliti kebenarannya berdasarkan data empiris

(sumber data lain) yang tersedia.8

Menurut Djiwowinoto, ada 5 macam trianggulasi9 :

a) Trianggulasi Sumber

Mengecek atau membandingkan derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda.

b) Trianggulasi Waktu

Hal ini berkaitan dengan perubahan proses dan perilaku

manusia, karena dapat berubah setiap waktu. Maka, peneliti

perlu mengadakan penelitian lebih dari satu kali.

c) Trianggulasi Teori

Memanfaatkan beberapa teori untuk diadu atau

dibandingkan.

8
M. Hariwijaya, Metodologi dan Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi (Yogyakarta: Dua
Satria Offset), 118.
9
Ibid, 118-119
13

d) Trianggulasi Peneliti

Menggunakan lebih dari satu peneliti dalam mengadakan

observasi atau wawancara. Karena masing-masing peneliti

memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam mengamati

fenomena.

e) Trianggulasi Metode

Mengecek keabsahan penelitian dengan menggunakan lebih

dari satu teknik atau metode pengumpulan data untuk

mendapatkan hasil penelitian yang sama.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan trianggulasi

sumber. Peneliti membandingkan sumber data yaitu berdasarkan hasil

wawancara dengan pengamatan penelitian secara langsung.

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan ini dibuat guna mempermudah pembaca

dalam menelaah isi kandungan yang ada didalamnya. Proposal ini tersusun

atas 5 bab. Adapun sistematikanya sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini ditemukan latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan masalah, kegunaan penelitian, batasan penelitian, kajian

pustakalandasan teori, metodologi penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II
14

Menjelaskan tentang sosial dan budaya di desa Kalinongko, Loano,

Purworejo

BAB III

Menjelaskan tentang ruang lingkup rajah, yang menjelaskan ayat-

ayat al-Qur’an yang dijadikan rajah pelindung rumah di desa Kalinongko.

BAB IV

Menjelaskan tentang penggunaan Ayat-ayat Al-Qur’an yang

dijadikan Jimat pelindung rumah di desa Kalinongko.

BAB V

Penutup yang terdiri dari:

a. Kesimpulan

b. saran
15

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai keadaan, luas, letak, dan

beberapa keterangan tambahan yang diperlukan untuk lebih mengenal

daerah atau tempat yang menjadi objek penelitian. Gambaran umum ini

meliputi keadaan geografis, kondisi sosial, keadaan ekonomi, keadaan

pendidikan, keagamaan, dan keadaan sosial budaya.

A. Kondisi Umum Daerah

1. Letak, luas dan batas wilayah 10

Secara geografis, Kabupaten Purworejo merupakan bagian

dari Propinsi Jawa Tengah, yang terletak pada posisi antara 1090 47’

28” -1100 8’ 20” Bujur Timur dan 7o32’ –7o 54” Lintang Selatan.

Luas wilayah Kabupaten Purworejo adalah 1.034,82 km2yang

terdiri dari +2/5 daerah dataran dan 3/5 daerah pegunungan dengan

batas-batas wilayah sebagai berikut:

10
Kabupaten Purworejo dalam angka (Kantor Statistika Kabupaten Purworejo, 1831)
16

Sebelah utara : Kabupaten Wonosobo dan

Magelang

Sebelah timur : Kabupaten Kulon Progo, Propinsi

DIY

Sebelah selatan : Samudra Indonesia

Sebelah barat : Kabupaten Kebumen

2. Kondisi Topografi11

Kondisi kemiringan lereng atau lereng Kabupaten Purworejo

dapat dibedakan menjadi empat (4) kategori yaitu:

a. Kemiringan 0 –2% meliputi bagian selatan dan tengah wilayah

Kabupaten Purworejo,

b. Kemiringan 2 –15% meliputi sebagian Kecamatan Kemiri,

Bruno, Bener, Loano, dan Bagelen,

c. Kemiringan 15 –40% meliputi bagian utara dan timur wilayah

Kabupaten Purworejo,

d. Kemiringan > 40% meliputi sebagian Kecamatan Bagelen,

Kaligesing, Loano, Gebang, Bruno, Kemiri, dan Pituruh.

Posisi ketinggian Kabupaten Purworejo berkisar antara 0 meter

sampai dengan 1.064 meter di atas permukaan laut. Kondisi

topografi Kabupaten Purworejo secara umum adalah sebagai berikut

11
Kabupaten Purworejo dalam angka (Kantor Statistika Kabupaten Purworejo, 1831), 9.
17

a. Bagian selatan dan barat merupakan daerah dataran rendah

dengan ketinggian antara 0 –25 meter di atas permukaan air laut.

b. Bagian utara dan timur merupakan daerah berbukit-bukit dengan

ketinggian antara 25 –1064 meter di atas permukaan air laut.

3. Kondisi Klimatologis12

Kondisi iklim suatu daerah sangat berpengaruh pada potensi

daerah bersangkutan, baik dalam potensi sumber daya alam

maupun dalam potensi bencana alam. Kabupaten Purworejo

beriklim tropis dengan dua musim dalam setahunnya yaitu

musim kemarau dan musim penghujan. Rata-rata suhu udara

di Purworejo antara 19–28oC dengan curah hujan rata-rata per

tahun berkisar antara 620 mm/tahun hingga 3.720 mm/tahun.

Berdasarkan perbandingan bulan basah dan bulan kering

setiap tahun maka curah hujan di Kabupaten Purworejo

termasuk dalam kategori tinggi. Curah hujan yang tinggi tersebut

secara langsung dapat mengakibatkan penjenuhan pada tanah

permukaan sehingga mempengaruhi drainase permukaan tanah.

Hujan dengan intensitas tinggi merupakan salah satu pemicu

(trigger factor) terjadinya bencana yaitu banjir dan tanah/lahan

longsor.

4. Kondisi Geologi

12
Kabupaten Purworejo dalam angka (Kantor Statistika Kabupaten Purworejo, 1831), 10
18

Kondisi geologi di Kabupaten Purworejo dapat dirinci

menjadi bahasan mengenai lithologi/batuan, stratigrafi dan

struktur geologi. Ketiga aspek geologi tersebut penting

kaitannya dengan beberapa fenomena alam khususnya

kebencanaan seperti longsor, banjir maupun kekeringan.

Proporsi litologi batuan Kabupaten Purworejo berupa batuan

sedimen dan perselingan batuan gunung api sebesar 60,1%

terdapat di bagian utara dan timur wilayah Kabupaten

Purworejo pada daerah dengan topografi tinggi dan 39,9%

aluvium tersebar pada daerah dengan topografi rendah di bagian

selatan dan barat Kabupaten Purworejo. Susunan

batuan/stratigrafi yang menyusun wilayah Kabupaten

Purworejo mengikuti tata stratigrafi pada Pegunungan Serayu Utara

yang berada di bagian utara dan Pegunungan Menoreh yang berada

di bagian timur. Kabupaten Purworejo sendiri memiliki empat

bentuk lahan asal proses, meliputi bentuk lahan asal proses

struktural, bentuk lahan asal proses fluvial, bentuk lahan asal proses

marin dan bentuk lahan asal proses denudasional.

5. Kondisi Hidrologi13

Kondisi hidrologi yang dapat dilihat dari potensi air tanah

dan keberadaan air permukaan satu daerah adalah tidak sama

dengan daerah lainnya walaupun keduanya mempunyai curah hujan

13
Kabupaten Purworejo dalam angka (Kantor Statistika Kabupaten Purworejo, 1831), 11
19

yang sama. Hal ini disebabkan kondisi lahan (geologi,

geomorfologi, dan tanah) setiap daerah berbeda. Perbedaan-

perbedaan ini akhirnya membawa keberagaman dalam potensi

sumber daya alam dan potensi kebencanaan alam sehingga

pengembangan sumber daya alam daerah harus memperhatikan

potensi-potensi alam tersebut. Pengembangan sumberdaya

alam harus memperhatikan kesinambungan pemanfaatan dan

kelestarian lingkungan. Kekeliruan pengembangan sumber

daya alam selain berdampak pada degradasi sumber daya alam

bersangkutan juga berperan dalam memicu terjadinya bencana

alam yang berakibat sangat merugikan.

Kabupaten Purworejo memiliki potensi air yang berasal

dari air permukaan dan air bawah tanah. Di Kabupaten ini

terdapat beberapa sungai yang mengalir di daerah ini dan

bermuara di Samudera Indonesia. Sungai-sungai ini termasuk

dalam DaerahAliran Sungai (DAS) Bogowonto, Cokroyasan dan

Wawar. Hulu-hulu sungai tersebut umumnya berada di bagian

timur dan utara Kabupaten Purworejo.

6. Kondisi Penggunaan Lahan

Pengunanan lahan Kabupaten Purworejo dibagi menjadi

dua kategori yaitu lahan kering seluas 72,854.80 Ha atau 70,40

% dan tanah sawah seluas 30,626.97 Ha atau 29,60%. Lahan kering

terdiri dari 10,116.50 Ha berupa tanah bangunan dan halaman


20

sekitarnya, 51,598.14 Ha berupa tegal/kebun /ladang/huma,

6,857.88 Ha berupa hutan negara, dan sisanya berupa padang

rumput, tambak, tanah lainnya. Luas sawah beririgasi adalah

27,677.14 Ha, sedangkan sawah tadah hujan seluas 2949.83 Ha.

Dinamika penggunaan lahan di Kabupaten Purworejo

kurang terkendali. Sebagian besar perubahan yang terjadi berupa

alihfungsi lahan dari pertanian ke non pertanian seperti untuk

perumahan dan permukiman.

7. Potensi Pengembangan Wilayah

Penetapan kawasan strategis pada wilayah Kabupaten Purworejo

terdiri daritiga sudut pandang

1. Dari sudut pandang kepentingan pertumbuhan ekonomi yang

meliputi kawasan perkotaan Purworejo –Kutoarjo yang dapat

dikembangkan menjadi kawasan Anglomerasi –Kutoarjo

berbasis jasa, perdagangan dan industri

2. Dari sudut kepentingan sosial dan budaya meliputi kawasan

situs Prasasti Kayu Arahiwang di Desa Boro Wetan,

Kecamatan Banyuurip, kawasan alun-alun Purworejo dan

sekitarnya, dan kawasan petilasan WR. Supratman di Desa

Somongari Kecamatan Kaligesing.

3. Dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup meliputi kawasan DAS, kawasan

pegunungan Menoreh, kawasan pegunungan Serayu selatan,


21

kawasan pantai berhutan bakau dan kawasan TPA sampah

gunung tumpeng di Desa Jetis Kecamatan Loano.

8. Wilayah Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang sering

atauberpotensi tinggi mengalamibencana alam. Tujuan

perlindungan kawasan ini adalah untuk melindungi manusia dan

kegiatannya daribencanayang disebabkan oleh alammaupun secara

tidak langsung oleh perbuatan manusia. Di Wilayah Kabupaten

Purworejo terdapat 4 (empat) kawasan rawan bencana alam, yaitu

kawasan rawan bencana banjir, kawasan rawan bencana tanah

longsor, kawasan rawan bencana gelombang pasang dan

kawasan rawan bencana kekeringan.

9. Demografia

a. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Purworejo menurut

hasil Sensus Penduduk pada bulan Mei 2010 adalah

694.404 jiwa. Pada akhir tahun 2015 adalah 710.435 jiwa.

Sedangkan hasil proyeksi 2010-2020, penduduk Kabupaten

Purworejo tahun 2016 sebesar 712.686 jiwa dengan

rincian penduduk laki-laki 351.481 jiwa, penduduk

perempuan 361.205 jiwa (sumber BPS Kabupaten

Purworejo).
22

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Purworejo

dari tahun 2013-2015 sebesar 0,3954%. Pertumbuhan

penduduk Kecamatan yang di atas rata-rata Kabupaten

Purworejo adalah Kecamatan Grabag, Purwodadi, Bagelen,

Purworejo, Banyuurip, Bayan, Gebang. (sumber :

Purworejo Dalam Angka, BPS, 2016).

Pekerjaan menurut lapangan usaha penduduk

Kabupaten Purworejo umur 15 tahun ke atas yang bekerja

sebagian besar didominasi sektor pertanian,kehutanan, dan

perikanan(25,99%), kemudian diikuti sektor

pertambangan dan penggalian(0,82%), sektor industri

pengolahan (18,36%), pengadaan listrik dan gas (0,07%),

pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur

ulang (0,06%), kontruksi (8,44%), perdagangan besar dan

eceran (12,42%), transportasi dan pergudangan (5,41%),

penyediaan akomodasi dan makan minum (2,05%),

informasi dan komunikasi (4,51%), jasa keuangan dan

asuransi (3,53%), real estate(2,02%), jasa perusahaan

(0,27%), administrasi pemerintahan, pertahanan dan

jaminan sosial wajib (4,15%), jasa pendidikan (8,19%),

jasa kesehatan dan kegiatan sosial (1,56%) dan jasa

lainnya (2,14%). (Sumber : Kabupaten Purworejo Dalam

Angka, BPS, 2016).


23

b. Usia

Penduduk Purworejo berusia antara 15–64 Tahun sebesar

65,06%. Rasiobeban ketergantungan di Purworejo tahun

2015 adalah 53,70%.Artinya 100 penduduk usia produktif

(15-64) rata-rata menanggung beban 54 penduduk usia

tidak produktif (0-14 dan 65 keatas).

B. Keadaan Geografis Kecamatan Loano

1. Letak dan batas wilayah

Suatu desa dilihat dari pengertian geografis adalah

perpaduan anara kegiatan sekelompok manusia dan lingkungan.

Hasil perpaduan tersebut adalah wujud, dan yang ditimbulkan

oleh unsur-unsur geografis, sosial, ekonomi dan kultur yang

saling berinteraksi serta berhubungan antara unsur satu dengan

unsur lainnya.14

Kecamatan Loano terletak di Kabupaten Purworejo Provinsi

Jawa Tengah. Kecamatan Loano terletak sekitar 12,2 Km dari

pusat kota Kabupaten Purworejo, dan pusat Kecamatan Loano

berada di desa Banyuasin. Sebagai suatu wilayah kecamatan

Loano mempunyai batasan-batasan wilayah yaitu di sebelah

utara berbatasan dengan Kecamatan Bener, sebelah timur

14
R. Bintaro, Interaksi Desa Kota dan Permasalahnya (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1980), 11.
24

berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta, di sebelah

selatan berbatasan dengan Kecamatan Kaligesing, sedangakan

sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Gebang. 15

Dilihat dari letak Kecamatan Loano, wilayah kecamatan ini

berada di dataran tinggi sebelah utara wilayah Kabupaten

Purworejo.

2. Topografi

Kecamatan Loano merupakan daerah yang bertopografi

cenderung dataran tinggi dengan wilayah berbukit, dengan

demikian memungkinkan perberdayaan dan pengusahaan tanah

pertaniannya adalah tanah sawah dan tegal atau ladang.

3. Kependudukan16

Berikut merupakan jumplah penduduk berdasarkan jenis

kelamin di kecamatan Loano:

No Desa/Kel Laki-laki Perempuan Jumplah


1 Kalinongko 1.092 1.073 2.165
2 Trirejo 1.412 1.379 2.791
3 Karangrejo 797 819 1.616
4 Kalikalong 486 471 957
5 Rimun 532 532 1.064
6 Tepansari 866 785 1.651
7 Kaliglagah 416 392 808
8 Tridadi 554 542 1.096
9 Banyuasin 1.033 981 2.014
Separe
10 Guyangan 453 414 867
11 Kalisemo 1.020 966 1.986
12 Loano 1.853 1.904 3.757
13 Jetis 1.253 1.205 2.458

15
Badan Statistik kabupaten Purworejo, Kecamatan Loano dalam Angka, 2019..., 5.
16
Badan Statistik kabupaten Purworejo, Kecamatan Loano dalam Angka, 2019..., 19.
25

14 Maron 1.160 1.101 2.261


15 Kedungpoh 1.346 1.309 2.655
16 Kebon Gunung 1.030 1.054 2.084
17 Mudalrejo 1.299 1.299 2.598
18 Kemejing 693 609 1.302
19 Banyuasin 1.022 956 1.978
Kembaran
20 Sedayu 858 870 1.728
21 Ngargosari 579 556 1.135
Jumplah 19.754 19.217 38.971

4. Kesejahteraan Masyarakat

a. Pembangunan jalan

Untuk jalan di wilayah kecamatan Loano sudah di

aspal karena merupakan jalan negara, provinsi, dan

kecamatan. Sedangkan jalan yang di wilayah desa lainnya

sebagian sudah berupa beton dan aspal. Pelaksanaan

pembangunan tersebut dibiayai baik dari APBD maupun

swadaya masyarakat.

b. Pertanian

Di kecamatan Loano pertanian sudah maju

dibuktikan dengan tanaman yang ditanam sudah bermacam-

macam seperti cabe, tambakau, semangka, padi dan lain-lain.

Dan pengolahan lahan pertanian di kecamatan Loano juga

sudah bagus karena potensi tanah sangat memungkinkan

untuk berbagai tanaman.

5. Keagamaan

Kecamatan Loano merupakan wilayah yang berpenduduk

dengan tinggat religi yang baik. Karena di kecamatan Loano


26

banyak Kyai dan Alim Ulama dan banyak berdiri Pondok

Pesantren. Dan masyarakat di kecamatan Loano juga sangat

antusias dalam berbagai acara keislaman seperti acara

Muslimat, Fatayat, dan acara-acara pengajian dalam

memperingati Islam.

6. Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor paling penting dalam

masyarakat, demi maju mundurnya kualitas masyarakat melalui

pendidikan seperti seni, hukum, matematika dan ilmu

pengetahuan transformasi diberbagai bidang kehidupan dapat

ditempuh. Seperti yang dikatakan oleh Harahap dan Poerkatja,

pendidikan adalah usaha yang secara sengaja dari orang tua yang

selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari

segala perbuatannya.17

Pendidikan di kecamatan Loano sudah cukup baik

dibuktikan dengan data para siswa yang bersekolah di

kecamatan Loano sebagai berikut:

No Tingkat Pendidikan Banyaknya Jumplah


kelas murid
1 TK 23 571
2 SD 24 3.116
3 SLTP 5 1.456
4 SMA 2 815

17
Muhibin, syah. 2007. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung. Pt. Remaja
Rosdakarya.., 11.
27

Dari tebel diatas, siswa yang terdaftar pada tingkat

pendidikan sekolah dasar merupakan jumlah yamg paling

banyak dengan jumlah 3.116 orang. Urutan kedua pada tingkat

pendidikan adalaah SLTP dengan jumplah siswa 1.456 orang.

Peminat pendidikan yang paling sedikit adalah pada jenjang

sekolah lanjut tingkat atas yang jumplah siswanya 815 orang.

Dari tabel diatas bisa dijelaskan bahwa masyarakat Loano

menganggap bahwa pendidikan formal bukanlah bukan satu-

satunya jalan untuk mencari ilmu. Pendidikan non formal seperti

pondok pesantren di kecamatan Loano cukup diminati, terbukti

ada banyak institusi pondok pesantren yang dijalankan di

kecamatan Loano.

C. Keadaaan Geografis Desa Kalinongko 18

1. Letak dan Batas Wilayah

Desa Kalinongko memiliki batas wilayah yaitu:

a. Sebelah Barat : berbatasan dengan desa Bulus

b. Sebelah Timur : berbatasan dengan desa Trirejo

c. Sebelah Utara : berbatasan dengan desa Loano

d. Sebelah Selatan : berbatasan dengan desa Keseneng

18
Data diperoleh dari data Monografi daan Demografi Desa Kalinongko, Kecamatan Loano,
Kabupaten Purworejo Jawa Tengah tahun 2018-2019.
28

Wilayah Kalinongko merupakan wilayah yang sangat strategis

karena letaknya yang berada di dataran tinggi dengan kesuburan

tanah yang baik dan perairan yang bagus sehinggah dapat

ditanami beberapa jenis tanaman misalnya: padi, cabe, jagung,

jenis kacang-kacangan.

2. Keadaaan Penduduk 19

Kehidupan masyarakat Kalinongko termasuk kawasan

pedesaan, secara umum dipengaruhi oleh adanya interakasi

dengan kelompok masyarakat yang lain dan gejala sosial yang

timbul dari dalam. Kondisi sosial budaya di desa Kalinongko

kecamatan Loano kabupaten Purworejo tidak lepas dari adanya

interaksi dengan daerah-daerah disekitarnya. Data dan informasi

yang datang secara langsung maupun tidak langsung

mempengaruhi perkembangan sosial budaya di wilayah ini.

Kondisi sosial masyarakat desa Kalinongko adalah

masyarakatnya menggunakan sistem pemimpin masyarakat atau

disebut kepala desa yang dipilih melalui pemungutan suara dari

masyarakat desa tersebut. Tipe masyarakat desa Kalinongko

yaitu masih menjujung tinggi rasa kekeluargaan dan

kebersamaan, hubungan antara warga masih erat, mereka juga

19
Widi (35 th), 18 Agustus, wawancara tentang “Keadaan Penduduk Desa Kalinongko” di
Kantor Kelurahan Desa kalinongko.
29

saling tolong menolong dalam bentuk gotong royong dan bantu

membantu demi kesejahteraan desa.

Rasa saling memiliki dan saling membantu yang ada di desa

Kalinongko tidak jauh karena adanya peran dari tetua desa yang

cukup sentral dan signifikan. Sikap saling memiliki dan saling

membantu di desa Kalinongko dapat dilihat dalam hal aktivitas

tolong menolong kebutuhan, dengan rumah tangga,

penyelenggaraan pesta-pesta tertentu, seperti pernikahan,

khitanan, aqiqah dari anak yang baru lahir dan lain sebagainya.

Di desa Kalinongko sikap tolong menolong dengan tetangga

atau kerabat tidak hanya dalam hal yang berbau sosial saja,

dalam hal pertanian juga dapat ditemukan, dan tolong menolong

tidak hanya dengan saudara atau karena tali persaudaraan darah,

namun juag kepada tetangga yang kebetulan letak tanah atau

rumahnya berdekatan. Persaudaraan juag dapat terbentuk

melalui oraganisasi, baik organisasi sifatnya keagamaan maupun

oraganisasi bentukan pemerintah.

Jumplah penduduk di desa Kalinongko berdasarkan jenis

kelamin

 Laki-laki berjumlah 1.165 jiwa

 Perempuan berjumlah 1.129

Jumplah penduduk di desa Kalinongko berdasarkan usia

1. Usia 0-15 bejumlah 848 jiwa


30

2. Usia 15-65 berjumlah 1.257 jiwa

3. Usia 65 ke atas berjumlah 189 jiwa

Jadi total keseluruhan penduduk desa Kalinongko dari data di

atas berjumlah 2.309 jiwa dari 680 kk.

3. Kondisi Ekonomi Masyarakat20

Kehidupan ekonomi masyarakat di desa Kalinongko

kecamatan Loano kabupaten Purworejo dapat dikategorikan

kurang, dilihat dari kurang meratanya kesejahteraan kehidupan

mereka, diantaranya masih ada masyarakat yang tidak memiliki

penghasilan dan pekerjaan tetap. Selain itu persebaran jumplah

KK miskin di desa Kalinongko juga masih banyak.

Sebagian besar masyarakat desa Kalinongko bermata

pencahariaan sebagai petani bercocock tanam dan palawija.

Sebagian ada PNS, TNI/Polri, pensiunan, karyawan, buruh tani

serta buruh perusahaan di luar Kalinongko. Selain itu ada juga

yang bedagang kecil-kecilan. Untuk mengisi waktu luang

biasanya masyarakat desa Kalinongko mengolah tanah sekitar

rumah dengan menanami seperti tanaman hias, cabe, pisang dan

lain sebagianya.

a. Kondisi Ekonomi

20
Widi (35 th), 18 Agustus, wawancara tentang “Keadaan Penduduk Desa Kalinongko” di
Kantor Kelurahan Desa kalinongko.
31

1. Sektor Pertanian

Luas lahan pertanian di desa Kalinongko 115 Ha yang

terdiri dari 12,5 Ha merupakan sawh irigasi dan 102,5 Ha

sawah tadah hujan. Pertanian di desa Kalinongko

mayoritas padi dan sebagian palawija. Dalam satu tahun

petani dapat menanam dua kali tanam padi dan satu kali

palawija karena ada pergeseran musim hujan

menyebabkan lahan sawah kekurangan air.

2. Sektor Perkebunan

Jenis tanaman yang ada di desa Kalinongko adalah:

kelapa, cabe, tebu, singkong, dan lain-lain.

3. Sektor Peternakan

Hewan ternak di desa Kalinongko sebagian besar

dikelola secara tradisional dan merupakan pekerjaan

sampingan, hewan ternaknya adalah kambing, sapi,

ayam, dan lain-lain.

4. Sektor Perikanan

Di desa Klinongko hanya terdapat sebagian kecil

peternak ikan. Biasanya ternak ikan hanya ditempatkan

di kolam tadah hujan dan limbah air sumur. Adapun jenis

ikan biasanya lele.

5. Sektor kerajinan
32

Untuk sektor kerajinan, hanya terdapat beberapa jenis

kerajianan indruksi misalnya: membuat bata merah,

batako, tahu bakso, dan makanan tradisional lainnya.

4. Kedaan Sosial Agama

Mayoritas masyarakat di desa Kalinongko adalah beragama

Islam dengan bermazhab syai’iyah. Masyarakat desa

Kalinongko memiliki corak kehidupan yang lebih

mengutamakan prinsip kepentingan bersama, sehingga dalam

hal yang berkaitan dengan desa dilakukan secara gotog royong

yang menjadikan desa tersebut menjadi satu bagian yang utuh

yang tidak terpisahkan.

Kebersamaan yang dilakukan di dea Kalinongko secara

gotong royong seperti: pengajian, yasinan, talilan malam jum’at

dan pengajian muslimat fatayat NU yang berjalan dan

berkelanjutan, karena adanya sikap saling membantu dalam hal

pelaksanaan dan perancangan acara dapat berlangsung dengan

baik dan lancar.21

21
Siti Muslimah (62 th), 23 Maret 2020 wawancara tentang “Keadaan Sosial” di Rumah Siti
Muslimah Desa Kalinongko.
33

BAB III

LIVING QUR’AN DAN AYAT-AYAT YANG DIJADIKAN JIMAT

PELINDUNG RUMAH DI DESA KALINONGKO

A. Al-Qur’an dan Living Qur’an

Al-Qur’an yang secara harfiah berarti “bacaan yang sempurna”

merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu

bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu

yang dapat menandingi Al-Qur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia

itu.22 Al-Qur’an menurut bahasa berarti “bacaan” atau “yang dibaca". Al-

Qur’an adalah masdar yang diartikan dengan arti isim maf’ul, yaitu “maqru’

yang dibaca”. Di dalam Al-Qur’an sendiri terdapat pemakaian kata “Al-

Qur’an”, sebagaimana Allah berfirman dalam QS al-Qiyamah: 17-18.

َ َ َٰ َ ۡ َ َ َ َ َ َۡ َ
َّ ‫ََّّفإِذاَّقرأنه‬١٧َّ‫إِنََّّ َعل ۡي َناََّج َعهَّۥَّ َوق ۡر َءانهَّۥ‬
َّ َّ١٨َّ‫َّفٱتب ِ َّۡعَّق ۡر َءانهَّۥ‬

22
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudu’I Atas Berbagai Persoalan Umat
(cet. III; Bandung: Mzan, 1996), 3
34

Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu)


dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu

Al-Qur’an menurut istilah adalah kalamullah yang diturunkan oleh

Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril

yang disampaikan kepada umat sebagai pedoman hidup bahagia dunia dan

akhirat. Dalam sejarah Islam, bahkan di era masa Nabi praktek

memperlakukan Al-Qur’an atau mendalami dari Al-Qur’an sehingga

bermakna dalam kehidupan umat sudah terjadi. Ketika pada zaman Nabi

Muhammad SAW, sebuah masa yang paling baik dalam Islam, yang dimana

semua perilaku umat masih terbimbing oleh wahyu lewat Nabi secara

langsung, praktik semacam ini dulu dilakukan oleh Nabi sendiri. Menurut

riwayat, nabi pernah menyembuhkan penyakit atau penyembuhan dengan

ruqyah lewat surat al-Fatihah atau menolak sihir dengan surat al-

Mu’awwizatain, surat al-Mu’awwizatai adalah surat yang terdiri dari surat

al-Ikhlas, al-Falaq, dan An-Nas.23

Pengobatan adalah suatu kebudayaan yang menyelamatkan diri dari

penyakit yang mengganggu hidup. Kebudayaan tidak saja dipengaruhi oleh

lingkungan, tetapi juga oleh kepercayaan dan keyakinan, karena manusia

telah merasa di alam ini ada sesuatu yang lebih kuat dari dia, baik yang

dirasakan oleh panca indra naupun yang tidak dapat dirasakan yang bersifat

ghaib. Pengobatan ini pun tidak lepas dari pengaruh kepercayaan atau

23
Sahroni syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis (Yogyakarta: Teras,
2007), 3
35

agama yang dianut manusia. Secara umum didalam dunia pengobatan

dikenal istilah medis dan non medis.24

Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada

Rasulullah. Selain sebagai petunjuk hidup bagi orang beriman dan bertaqwa

agar meraih kebahagiaan dunia dan akhirat bagi yang membaca,

merenungkan, dan mengamalkanya.(QS Al Baqarah: 2)

ۡ ٗ َ ۡ
َ ‫ِكَّٱلك َِتَٰبَََّّل‬َ َ
َّ َّ٢َّ‫ي‬ َۛ َ ‫َّر ۡي‬
ََّ ِ‫بَّفِي ِۛهَِّهدىَّل ِلمتق‬ َّ ‫ذَٰل‬

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa. (QS Al Baqarah:2)

Al-Qur’an juga bisa menjadi tameng atau pelindung bagi seseorang

dari hal-hal buruk atau tak diinginkan. Dalam praktek keberagaman umat

islam, dapat ditemukan berbagai model pembacaan Al-Qur’an. Seperti

membaca Al-Qur’an hanya untuk memahami dan mendalami maknanya

hingga membaca Al-Qur’an sekedar sebagai ibadah atau guna memperoleh

ketenangan jiwa. Bahkan ada model pembacaan Al-Qur’an sebagai terapi

pengobatan atau dianggap dapat mendatangkan kekuatan supranatural untuk

mengusir jin dan sebagainya.25dengan begitu dapat ditegaskan bahwa

keberadaan Al-Qur’an telah melahirkan berbagai bentuk respon yang

beragam dan peradaban yang sangat kaya. Mengutip pendapat Nasr Hamid

Abu Zayd yang menyatakan bahwa Al-Qur’an sebagai produser peradaban.

24
Muhammad Utsman Syabir, Pengobatan Alternatidf dalam Islam (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005), 28
25
Farid Esack, The Qur’an: A Short Introduction (England: Oneworld Publication, 2002), 5
36

Dalam bahasa lain, fenomena ini merupakan sikap dan variasi respon

muslim terhadap Al-Qur’an.

Dalam hadis misalnya dikatakan, tidak hanya di dunia, diakhirat pun

Al-Qur’an akan memberinya pertolongan, seperti sabda Rasulullah, “

ْ ‫اقْ رءوا الْق ْرآن فإنَّه َيِْت ي ْوم الْقيامة شف ًيعا ِل‬
‫صحابه‬

Bacalah oleh kalian Al-Qur’an itu, sebab Al-Qur’an itu akan datang
pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat (penolong) kepada orang-orang
yang membacanya.” (HR Muslim).26

B. Living Qur’an di Desa Kalinongko

M. Mansur berpendapat bahwa pengertian The Living Qur’an

sebenarnya bermula dari fenomena Qur’an in everyday life, yang tidak lain

adalah “makna dan fungsi Al-Qur’an yang rill dipahami dan dialami

masyarakat muslim” maksudnya yakni praktik mengfungsikan Al-Qur’an

dalam kehidupan praktis, diluar kondisi tekstualnya. Pengfungsiang Al-

Qur’an seperti ini muncul karena adanya praktek pemahaman Al-Qur’an

yang tidak mengacu pada pemahaman atas pesan tekstualnya, tetapi

berlandasan anggapan adanya “fadhilah” atau keutamaan dari unit-unit

tertentu teks Al-Qur’an, bagi kepentingan praktis kehidupan keseharian

masyarakat.27

26
https://islam.nu.or.id/post/read/110117/penjelasan-tentang-syafaat-al-qur-an. Pada tanggal 9
September 2020 pukul 10.00.
27
Muhammad Mansur, :”Living Qur’an dalam Lintas Sejarah Studi Al-Qur’an” dalam Sahiron
Syamsuddin (ed), Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, Cet 1 (Yogyakarta: TH Press ,
2007), 5
37

Studi Al-Qur’an yang lahir dari latar belakang paradigma ilmiah

murni, diawali oleh para pemerhati studi Al-Qur’an non muslim. Bagi

mereka banyak hal yang menarik disekitar Al-Qur’an di tengah kehidupan

kaum muslim yang berwujud berbagai fenomena sosial. Misalnya fenomena

sosial terkait dengan pelajaran membaca Al-Qur’an dilokasi tertentu.

Fenomena penlisan bagian-bagian tertentu, pemenggalan unit-unit Al-

Qur’an yang kemudian menjadi formula pengobatan, doa-doa dan

sebagainya yang ada dalam masyarakat muslim tertentu tetapi tidak di

masyarakat-masyarakat muslim lainnya. Model studi yang menjadikan

fenomena yang hidup ditengah masyarakat terkait dengan Al-Qur’an ini

sebagai objek studinya. Hanya karena fenomena sosial ini muncul lantaran

kehadiran Al-Qur’an, maka kemudian dimasukkan kedalam wilayah studi

Al-Qur’an. Pada perkembangan kajian ini dikenal dengan istilah Living

Qur’an. Dilihat dari konteks sejarah, Living Qur’an dalam konteks ini ialah

kajian atau penelitian ilmiah tentang berbagai peristiwa sosial terkait dengan

kehadiran Al-Qur’an atau keberadaan Al-Qur’an disebuah komunitas

muslim tertentu.28

Beberapa masyarakat Indonesia khusunya umat Islam sangat

antusias dan perhatian terhadap kitab sucinya, dari generasi kegenerasi dan

berbagai kalangan kelompok keagamaan disemua tingkatan usia dan etnis.

28
DR, Sahiron Syamsuddin, MA. Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis
(Yogyakarta: TH. Press, Teras. 2007), 6-8
38

Fenomena yang terlihat jelas bisa diambil beberapa kegiatan yang

mencerminkan everyday life of the Qur’an, sebagai berikut:

1. Al-Qur’an dibaca secara rutin dan diajarkan ditempat-tempat Ibadah

(Masjid, Langgar, Mushola), bahkan di rumah-rumah, sehingga menjadi

acara rutin everyday, apalagi di pesantren-pesantren menjadi bacaan

wajib setelah shalat Magrib. Khusus malam Jumat yang dibaca surat

Yasin.

2. Al-Qur’an senantiasa dihafalkan, baik secara utuh atau sebagainya. Ada

juga yang menghafal surat-surat tertentu dalam juz ‘amma untuk

kepentingan bacaan dalam shalat dan acara-acara tertentu.

3. Al-Qur’an senantiasa dibaca dalam acara kematian seseorang.

4. Al-Qur’an dilombakan dalam bentuk Tilawah dan Tahfiz, yang berskala

lokal, nasional, bahkan internasional.

5. Potongan Ayat Al-Qur’an dijadikan “jimat” yang di pasang di dinding

rumah atau bisa dibawa kemana saja sebagai perisai/tameng, tolak bala’

atau menagkis serangan musuh dan unsur jahat lainnya.

6. Ayat-ayat Al-Qur’an dijadikan wirid dalam bilangan tertentu untuk

memperoleh kemuliaaan atau keberuntungan dengan jalan “ngelakoni”

(riyadhoh).

7. Belakangan marak Ayat Al-Qur’an dijadikan bacaan para praktis/terpis

untuk menghilangkan gangguan psikologis dan pengaruh buruk

laninnya (setan dan jin) dalam praktik ruqyah dan pengobatan alternatif

lainnya.
39

Inventarisis fenomenologis diatas tentu masih ada fenomena lainnya

sebagai gambaran fakta sosial-keagamaan yang keberadaannya tidak bisa

dipungkiri, sehingga memperkuat asumsi kita bahwa Al-Qur’an telah

direspon oleh umat Islam dalam berbagai praktis. 29kenyataan inilah yang

terjadi, terutama di masyarakat jawa salah satunya yakni pemaknaan

ataupun praktik pemfungsian ayat-ayat Al-Qur’an yang dijadikan jimat

pelindug rumah di desa Kalinongko kecamatan Loano, Kabupaten

Purworejo.

1. Sejarah Desa Kalinongko

Desa Kalinongko adalah salah satu desa yang ada di daerah

Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo. Desa ini dahuhulunya

memiliki asal usul mengapa disebut desa Kalinongko. Dahulunya desa

kalinongko memiliki sumber mata air yang besar, namun semakin lama

sumber mata air tersebut semakin besar dan tidak dapat dibendung.

Warga sudah mencoba dengan berbagai cara untuk membendung

sumber mata air tersebut agar air tidak mengalir dan terbuang begitu

saja. Namun upaya warga untuk menghentikannya tidak

memperlihatkan hasil yang maksimal. Mereka menyadari upaya mereka

mungkin akan gagal. Namun mereka tetap berupaya untuk

membendungnya, hingga pada akhirnya mereka mencoba membendung

sumber mata air tersebut dengan menggunakan “bonggol” nangka yaitu

29
DR, Sahiron Syamsuddin, MA. Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis
(Yogyakarta: TH. Press, 2007), 43
40

bagian paling dalam nangka yang ada pulutnya. Akhirnya sumber air

tersebut dapat berhenti dan warga dapat mengendalikannya untuk

keperluan sehari-hari, bahkan kini warga setempat sudah mampu

memanfaatkannya untuk mereka hasilkan uang dengan menyalurkannya

ke daerah kota terdekat. Memang kebetulan setiap warga desa

kalinongko memiliki pohon nangka. Namun asal nama desa Kalinongko

bukan karena warga desa tersebut masing-masing memiliki pohon

nangka, namun karena mereka mampu mengendalikan sumber mata air

yang terlalu besar dengan menggunakan bonggol nangka. Maka dari itu

diberi nama Kalinongko.

Desa Kalinongko merupakan desa yang masyarakatnya ber-etnis

jawa. Dimana tradisi-tradisi budaya jawa masih dilakukan dalam

kehidupan sehari-hari. Terlihat dalam pada bahasa yang dipakai oleh

masyarakat desa Kalinongko dalam kesehariannya, antara lain Bahasa

Jawa, baik ngoko, kromo ataupun kromo inggil.

Selain itu desa Kalinongko juga masih mempertahankan berbagai

nilai-nilai budaya leluhur dalam sektor budaya, pendidikan maupun

keagamaan. Kegiatan tradisi Jawa yang masih ada dan dijalankan

masyarakat yang ada di desa Kalinongko, seperti mitoni, sedekah bumi,

dan lain sebagainya. Sedangkan kegiatan dalam bidang keagamaan

meliputi Yasinan, Tahlilan, Berjanjen dan lain sebagainya.

Hal ini dipengaruhi oleh letak Desa Kalinongko masih dekat dengan

daerah Yogyakarta, yang merupakan daerah keraton. Hal ini juga yang
41

menjadikan tradisi jawa di desa Kalinongko masih ada dan dijalankan

meskipun ada perubahan dalam menjalankan yang disebabkan oleh

faktor adanya akulturasi.

2. Living Qur’an di Desa Kalinongko

Living Qur’an secara etimologis dapat dimengerti sebagai Al-

Qur’an hidup, atau Al-Qur’an yang hidup di masyarakat. Al-Qur’an

sebagai wahyu ilahi diterima oleh masyarakat dalam ragam respon dan

pemaknaan sehingga membentuk satu tradisi beragam. Tradisi tersebut

berkaitan dengan makna yang diberikan oleh masyarakat terhadap Al-

Qur’an dan bagaimana makna tersebut diaktualisasikan dalam

kehidupan mereka sehari-hari.

Living Qur’an secara akademik merupakan paradigma baru bagi

pengembangan kajian Qur’an kontemporer, sehingga studi Al-Qur’an

tidak hanya berkutat pada wilayah teks. Pada wilayah living Qur’an ini

kajian tafsir akan lebih banyak mengapresiasi respon dan tindakan

masyarakat terhadap kehadiran Al-Qur’an, sehingga pendekatan

fenomenologi dan analisis ilmu-ilmu sosial humaniora tentunya menjadi

sangat penting.30

Melihat dari catatan sejarah, Islam masuk ke Indonesia karena di

bawa oleh orang-orang yang berdagang melalui jalur India-Indonesia

30
Abdul Mustaqim,”Metode Penelitian Living Qur’an, Model Penelitian Kualitatif”, dalam
Sahiron Syamsuddin, dkk., Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis (Yogyakarta, penerbit
Teras, 2007), 70
42

yang disebut Gujarat.31Menurut Pijnapel, orang-orang Arab yang

bermazhab Syafi’I yang migrasi dan menetap di wilayah India kemudian

membawa Islam ke Indonesia. Hal itu dibuktikan adanya batu nisan di

makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik Jawa Timur.32

Saat Islam belum masuk ke Indonesia terutama di desa Kalinongko,

masyarakat yang masih kejawen sangatlah menghargai barang-barang

yang dianggap sakti dan bertuah, seperti keris, cincin, batu dan lain-lain.

Dengan memakai benda seperti ini, orang menganggap akan terhindar

dari penyakit, kecelakaan, bencana dan lain-lain. Hal tersebut

tergantung pada khasiat pada barang yang mereka anggap mempunyai

kesaktian tanpa menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT

semata.

Namun setelah Islam masuk ke Indonesia, yang disebarkan oleh para

Waliyyullah. Para Waliyyulah tidak sera merta menghapus atau

melarang kepercayaan yang sudah ada di masyarakat sebelum Islam

datang tetapi mereka menggeser kepercayaan tersebut kepada

pengenalan asma-asma Allah dan sifat-sifat-Nya. Contoh pengenalan

nama Allah Ar-Rahman, Ar-Rahim dan lain-lain. Kemudian nama-nama

Allah ditulis disebuah kertas dan dijadikan rajah oleh para wali dengan

31
Aceng Abdul Aziz Dy dkk, Islam Ahlusunnah Waljama’ah d Indonesia: Sejarah, Pemikiran
dan Dinamika Nahdlatul Ulama,(Jakarta: Pustaka Ma’arf NU, 2006), 1
32
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Timur Tengah dan
Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII (Bandung: Mizan, 1998), 24
43

alasan masyarakat terdahulu lebih mudah menghafal dan mengingat

nama Allah.33

Seiring berjalannya waktu segala tradisi yang ada di desa

Kalinongko terutama dalam bidang keagamaan, seperti Mauludan, Rebo

Wekasan, Sedekah Bumi dan lain sebagainya dirubah dengan

memasukkan bacaan Ayat-ayat Al-Qur’an ke dalamnya. Dari sinilah

masyarakat mulai menghidupkan Al-Qur’an terutama dalam bidang

keagamaan. Termasuk dalam menghidupkan Al-Qur’an dengan cara

memasukkan ayat Al-Qur’an dalam rajah.

C. Jimat (Rajah) di Desa Kalinongko

Jimat (Rajah) dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Wafaq,

Azimat. Rajah merupakan azimat yang ditulis dalam bahasa Arab, dalam

rajah juga tertulis ayat-ayat Al-Qur’an dan angka-angka dalam tulisan Arab

yang diyakini memiliki kekuatan magis.34 Rajah adalah benda mati yang

dibuat atau ditulis tangan oleh seseorang yang mempunyai ilmu hikmah

tingkat tinggi, agar didalam rajah itu mempunyai kekuatan. Rajah yang

ditulis oleh ahli ilmu hikmah biasanya berupa tulisan Arab, angka-angka,

33
Badrudin Hsubky, Bid’ah bid’ah di Indonesia (Jakarta: Gema Ins ani, 2004), 110
34
Anwar Mujahiddin, “Analisa Simbolik Penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai Jimat
Dalam Kehidupan Msyarakat Ponorogo”, Kalam Jurnal Studi Agama Dan Pemikiran Islam, X, Juni
2016,…50
44

huruf-huruf tertentu atau simbol-simbol yang diketahui hanya oleh yang

membuatnya.35

Meskipun lekat dengan unsur magis, beberapa praktik penggunaan

Jimat di masyarakat Kalinongko menampakkan adanya hubungan dengan

keyakinan kepada agama Islam. Hal itu terlihat dalam penggunaan Ayat-

ayat Al-Qur’an dalam benda yang disebut dalam Jimat tersebut. Contoh,

kalimat Basmallah yang ditulis dalam selembar kain dengan cara tertentu,

digantung diatas pintu rumah dapat menangkal masuknya pengaruh negatif.

Dengan demikian Al-Qur’an tidak hanya dipahami sebagai kitab suci yang

berfungsi sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia melalui

pembacaan dan pemaknaan terhadap teks-teksnya, tetapi dipersepsi sebagai

teks yang mengandung kekuatan supranatural.

Praktek membuat dan menggunakan jimat dengan menggunakan

Ayat-ayat Al-Qur’an dan sejumlah bacaan ajaran Islam di masyarakat yang

berlangsung turun-temurun tersebut, menurut Sahiron Syamsuddin,

merupakan bagian dari resepsi atau penerimaan masyarakat terhadap Al-

Qur’an dan ajaran Islam.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan terhadap penulis dan

pembuatan jimat, maka dapat diketahui bahwa jimat yang dibuat oleh bapak

Rohim terbilang banyak, namun disini hanya terfokus pada jimat sebagai

pelindung rumah yang digunakan di desa Kalinongko diantaranya dapat

35
Indospiritual, Ilmu Ghaib, diakses dari http://www.indospiritual.com/artikel_mengenal-
rajah-wifiq-html, pada tanggal 9 September 2020 pukul 10.00.
45

digolongkan berdasarkan ayat Al-Qur’an yang digunakan, media dan cara

penggunaanya adalah sebagai berikut:36

Di desa Kalinongko ada beberapa rumah yang masih menggunakan

Jimat atau rajah sebagai penangkal rumah dari gangguan hal-hal ghaib atau

asal mula tanahnya sudah berpenghuni mahluk ghaib sehingga sering

mengganggu penghuni rumah tersebut seperti yang dipaparkan bapak

Sarijo.

”Mbiyen pas aku gawe omah ng kene sekitar seminggu mesti mben
bengi ono wae seng ganggu contone ono seng notok-notok omah, ono seng
adus tengah wengi ng kamar mandi tapi anger tak tiliki mesti ora ono. Yuk
bar kui aku lungo ng omah e mbah Rohim arep njaluk doa gawe omah ku.”
(dahulu pada saat saya buat rumah di sini sekitar satu minggu pasti

setiap malam ada aja yang ganggu seperti contoh ada yang mengetuk pintu

rumah, ada yang mandi tengah malam di kamar mandi tapi kalau saya liat

pasti gak ada orang. Setelah itu saya pergi ke rumah mbah Rohim untuk

meminta doa untuk rumah.37

Setelah pemaparan pak Sarijo kemudian Mbah Rohim membuatkan

Jimat atau rajah yang dituliskan di kertas yang bertuliskan lafad surat Al-

Fatihah

َّ‫كَّيَ ۡو ِم‬
َ
ِ ِ ‫ََّّمَٰل‬٣َّ‫حي َِّم‬ِ ‫َّٱلرِنَٰمۡحَّٱلر‬٢َّ‫ي‬
َ َۡ َ
ََّ ‫بَّٱلعَٰل ِم‬ ‫َّر‬ِ ‫ّلل‬
ِ َّ ‫د‬
َّ ‫م‬ َ ۡ َّ١َّ‫حي َِّم‬
ۡ ‫ٱۡل‬ ِ ‫ٱّللَِّٱلرِنَٰمۡحَّٱلر‬
َّ َّ‫ِمۡسِب‬
ِ
ۡ َ َ َ ۡ َ َۡ َ ۡ َ ََّ ‫ َّإي‬٤َّ ‫ِين‬
ََّ ‫ط َّٱَّل‬
َّ‫ِين‬ َّ َ َٰ ‫ص َر‬ ََّ ِ‫ط َّٱلم ۡس َتق‬
ِ َّ ٦َّ ‫يم‬ َّ َٰ ‫ٱلصر‬ِ َّ ‫ َّٱه ِدنا‬٥َّ ‫اك َّنعبد َِّإَوياك َّنستعِي‬ ِ َِّ ‫ٱل‬
َ ََ ۡ َۡ َ ۡ َۡ َۡ ۡ َۡ َ َ ۡ َ َۡ
٧َّ‫ِي‬
َّ ‫وبَّعلي ِهمَّوَلَّٱلضٓال‬ َِّ ‫أنعمتَّعلي ِهمَّغۡيَِّٱلمغض‬
36
Rohim (68 th), 12 Agustus 2020, wawancara tentang “ Jimat di Desa Kalinongko” di
kediamaan bapak Rohim.
37
Sarijo (45 th), 14 Agustus 2020, wawancara tentang “ Jimat di Desa Kalinongko” di rumah bapak
Sarijo
46

Artinya :
1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
4. Yang menguasai di Hari Pembalasan
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada
Engkaulah kami meminta pertolongan
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus
7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula
jalan) mereka yang sesat

kemudian disuruh ditaruh diatas dinding pintu rumah. Kemudian

mbah Rohim berpesan

“Omahmu kui ojo mung gawe manggon tok tapi yo gawe ngibadah
tiap dino jo lali moco Qur’an, Yasinan, Istigosah men omah mu ki tenang
lan aman seko gangguna setan lan sak liyane. Nko sak budal seko kene sak
urung e rajah dipasang koe siap e banyu karo uyah seng wes dicampur terus
di wacak e Al-Fatihah ping 3 , surat Yasin ping siji , lan ayat kursi ping 7,
yuk di sebulke ng banyu uyah mau, lebar e di siram e ng sekitar omah. Sak
urung e di siram e di adzan ni sek ruangan seng mbok arep pageri. Sak wuse
kui baru rajah dipasang ng nduwur lawang”.

(Rumah mu itu jangan hanya dibuat hunian saja tapi juga harus

dibuat ibadah setiap hari dan jangan lupa dibacakan Al-Qur’an, Yasinan,

Istigosah supaya rumah mu tenang dan aman dari gangguan setan dan lain

sebagainya. Ntar setelah pulang dari sini sebelum rajah dipasang, kamu

siapkan air dan garam yang sudah dicampur terus dibacakan Al-Fatihah 3

kali, surat Yasin 1 kali, dan ayat kursi 7 kali, setelah itu di tiupkan di air

garam tadi, terus dikucurkan ke sekelililng rumah. Sebelum dikucurkan


47

dikumandangkan adzan terlebih dahulu diruangan yang hendak dipagari.

Setelah itu baru rajah dipasang di atas pintu.38

 Manfaat jimat/rajah bagi penggguna

Menurut keterangan warga desa Kalinongko maka sebagian masyarakat

menggunakan rajah/jimat seperti di tempel didinding pintu depan rumah.

Hal ini sebagaimana diungkapkan bapak Sarijo, sebagai pemilik rumah di

desa Kalinongko:

“damel ngoten niku kersane ayem tentrem, mboten wonten hal seng

mboten sae, kotyoto ora enek sawan, pokok intine seng barang elek ben

mboten saget”

Pada intinya itu supaya didalam rumah itu mendapatkan kedamaian,

tidak ada sesuatu yang tidak baik, seperti tidak terkena sawan (sesuatu yang

ghaib tidak kasat mata yang membahayakan seseorang yang kena menjadi

sakit), pokok intinya sesuatu yang tidak baik supaya tidak masuk.

Ada beberapa manfaat jimat/rajah pelindung rumah diantaranya yaitu:

1. Membentengi kita dari gangguan hal ghaib.

Maksud hal ghaib yaitu sesuatu yang tidak tampak oleh panca indra

seperti: setan, jin, menolak santen dan pelet dari orang yang tidak

suka dengan kita dan lain sebagainya.

2. Membuat rumah menjadi aman

38
Rohim (68 th), 12 Agustus 2020, wawancara tentang “ Jimat di Desa Kalinongko” di
kediamaan bapak Rohim.
48

Setelah pemasangan rajah rumah menjadi lebih aman karena merasa

sudah ada kekuatan untuk membentengi dari hal-hal ghaib, dan

menjalankan pekerjaan rumah menjadi lebih tenang.

3. Menjadikan lebih dekat dengan Allah

Karena dalam rajah terdapat ayat-ayat yang bersumber dari Allah,

dan setelah pemasangang rajah dianjurkan oleh pembuatnya rajin

dalam hal ibadah seperti: shalat, membaca Al-Qur’an, dan berdoa

kepada Allah semoga dijaga dari marabahaya.

 Media yang digunakan dalam Jimat

Media yang menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an dalam jimat/rajah. Media

yang digunakan tersebut antara lain:

a. Media air dalam gelas

Media air yang digunakan dalam rajah bisa air yang dapat di minum

atau air yang belum matang. Selain untuk peleburan tulisan

jimat/rajah, air juga dapat di asma’ atau dibacakan ayat-ayat Al-

Qur’an dalam satu gelas atau satu botol mineral, kemudian

diminumkan atau diusapkan sesuai arahan bapak Rohim. Air

diyakini dapat memberikan keberkahan karena telah dibacakan ayat

Al-Qur’an serta dimasukkan sebuah rajah di dalamnya. Media air

dianggap sebagai salah satu media yang efektif karena tidak

membutuhkan waktu yang lama. Penggunaan atau cara kerja media

air ini juga tergantung tujuan yang akan dilakukan.


49

b. Media kertas

Media rajah ini sangat mudah di dapatkan dan cukup praktis. Rajah

ini biasanya ditulis tangan langsung dengan menggunakan tinta dan

diberikan oleh bapak Rahim, ketika jamaah yang ingin dibuatkan

rajah. Rajah dengan media kertas biasanya bisa dibuat oleh

siapapun, namun untuk segi energi dan manfaat belu bisa

dipastikan. Karena bisa jadi hanyalah sebuah kertas bertuliskan rajah

biasa tanpa manfaat. Itulah sebabnya kenapa rajah hanya ditulis oleh

ahlinya atau orang yang suad memahami betul ilmu dan amalan-

amalan membuat rajah.

c. Media garam

Media ini biasanya digunakan sebagai pagar rumah dan mengusir

dari gangguan jin. Cara penggunaanya disebarkan ditempat sekitar

rumah sambil dibacakan ayat kursi sebanyak tiga kali dan disertai

bacaan do’a.

d. Media kain

Media kain digunakan untuk membuat rajah dalam bentuk sabuk

untuk pencak silat. Dengan cara rajah serta ayat-ayat yang

digunakan, ditulis dengan menggunakan tinta dan juga dikasih

misyak asma’. Selain sebagi rajah sabuk, media kain ini juga

digunakan untuk lapisan rajah dari kertas.


50

BAB IV

ANALISIS

A. Penggunaan Makna dari Ayat-Ayat Al-Qur’an Yang Dijadikan Jimat

Pelindung Rumah Di Desa Kalinongko

Tujuan penelitian ini mengungkap makna dan kegunaan ayat-ayat

Al-Qur’an yang dijadikan jimat di desa Kalinongko, dalam Al-Qur’an

terdapat 114 surah, 30 juz dan 6236 ayat. Dalam tafsir Ibn Katsir pada surat-

surat tertentu, seperti pada awal surat al-fatihah, terdapat sub-bahasan

mangenai fadilah surat atau keunggulan dan keagungan surat al-fatihah

berdasarkan hadis-hadis sahih.


51

Keagungan suatu surat atau ayat sebagaimana diungkapkan para

mufasirin, merupakan informasi mengenai living Qur’an atau Al-Qur’an

yang hidup dan dipraktekan semenjak masa Nabi. Praktek tersebut

menunjukkan, bahwa Al-Qur’an tidak hanya ditulis, diperdengarkan, dikaji

dan diamalkan, namun juga meluas sebagai media pengobatan, terapi,

sampai pelindung dari hal-hal yang tidak diinginan. Untuk itu dalam

pembahasan penelitian ini menggungkap ayat-ayat Al-Qur’an yang

dijadikan Jimat pelindung rumah di desa Kalinongko menurut bapak Rohim

selaku pembuat Jimat/rajah, diantaranya adalah:39

a. Basmallah

َّ َّ١َّ‫حي َِّم‬
ِ ‫ٱّللَِّٱلرِنَٰمۡحَّٱلر‬
َّ َّ‫ِمۡسِب‬

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi


Maha Penyayang”

Riwayat dari Imam Abu Muhammad Abd al-Rahman bin Abi Hatim

dengan jalur sanad dari Usman bin’Affan bahwa Rasulallah SAW,

ditanya tentang Bi-ism Allah al-Rahman al-Rahim, maka beliau

menjawab “ia salah satu nama Allah, jarak antara Dia dan Nama yang

Agung itu hanyalah seperti jarak antara bagian hitam dan putih pada

mata, karena demikian dekatnya”. Begitu agungnya basmalah sehingga

39
Rohim (68 th), 12 Agustus 2020, wawancara tentang “ Makna ayat-ayat Al-Qur’an yang
dijadikan Jimat” di kediamaan bapak Rohim.
52

ada banyak cerita israilliyat yang pernah menerima pelajaran tentang

basmalah.

Senada dengan syahadat, memurnikan orientasi dengan hati (niat)

adalah wajib. Mengucapkan basmallah sebagai penegasan setiap akan

beramal juga sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan demikian

basmalah meiliki keagungan atau keutamaan-keutamaan sebagai

berikut:40

1) Sebagai sarana untuk melumpuhkan setan

2) Menjauhkan rumah dari setan

3) Melindungi anak dari gangguan setan

b. Al-Fatihah

َّ‫اك َّن ۡعبد‬


َ َ
َِّ ‫ك َّيَ ۡو ِم َّٱل‬
َّ ‫ َّإِي‬٤َّ ‫ِين‬
َ
ِ ِ ‫ ََّّمَٰل‬٣َّ ‫حي َِّم‬
ِ ‫ َّٱلرِنَٰمۡح َّٱلر‬٢َّ ‫ي‬
َ َۡ َ
ََّ ‫ب َّٱلعَٰل ِم‬ ‫َِّر‬ ‫ّلل‬
ِ َّ ‫د‬
َّ ‫م‬ َۡ
ۡ ‫ٱۡل‬
ِ
َ َ ‫ت‬ ۡ َ ۡ َ ۡ َ َۡ َ
َّ‫َّعل ۡي ِه ۡم‬ َ ‫ِين َّأن َع ۡم‬
ََّ ‫ط َّٱَّل‬َّ َ َٰ ‫ص َر‬ ََّ ِ‫ط َّٱلم ۡس َتق‬
ِ َّ ٦َّ ‫يم‬ َّ َ َٰ ‫ٱلص َر‬
ِ َّ ‫ َّٱه ِدنا‬٥َّ ‫ِإَوياك َّنستعِي‬
ََ ۡ َۡ َ ۡ ۡ َۡ
ََّ ‫َّوَلَّٱلضٓال‬
٧َّ‫ِي‬ ‫وبَّعلي ِهم‬َِّ ‫ۡيَّٱل َمغض‬ ِ ‫غ‬
Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang, Yang menguasai di Hari Pembalasan, Hanya Engkaulah
yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan, Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang
yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”

40
Idrus Abidin, Tafsir Surah Al-Fatihah (Jakarta: AMZAH, 2015), 96
53

Sebelum membaca atau mempelajari Al-Qur’an, salah satu adab

yang diajarkan Allah adalah membaca doa dan perlindungan dari godaan

setan. Sebagaimana telah diketahui bahwa setan senantiasa menganggu

manusia dari jalan yang lurus, menuju jalan yang sesat.

Kata Fatihah yang berasal dari kata Fataha, Yaftahu, Fathan, yang

memiliki arti membuka, keterbukaan. Keterbukaan di sini yakni ada 2

macam pengertian. Keterbukaan secara mata lahir (terbukanya pintu dan

sejenisnya). Dan keterbukaan secara batin (terbukanya dari segala

kesulitan).

Keutamaan dari surat al-Fatihah antaranya: merupakan surat

teragung dalam Al-Qur’an, keagungan al-Fatihah melebihi kitab Taurat dan

Injil, surat yang wajib dibaca ketika shalat, pintu langit dibuka ketika

diturunkan al-Fatihah dan berfungsi sebagi cahaya penerang keimanan dan

keiklasan hati, sebagai doa penyembuh penyakit (Ruqyah). 41

Surat al-Fatihah juga digunakan untuk memohon perlindungan,

yang dimaksud disini ialah bermohon kepada Allah agar dilindungi-Nya

dari gangguan setan, atau dikenal pula dengan istilah ta’awudz: minta

perlindungan kepada Allah sebagaiman disebutkan itu telah diajarkan Allah

jauh sebelum kedatagan Nabi Muhammad SAW. 42

41
Idrus Abidin, Tafsir Surah Al-Fatihah (Jakarta: AMZAH, 2015), 5
42
Nasruddin Baidan, Tafsir Kontemporer Surat Al-Fatihah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2012), 8
54

Adapun hadis-hadis Nabi yang dijadikan argumentasi para mufasir

mengenai keagungan suatu ayat atau surat, sehingga dapat diketahui praktek

yang dilakukan sekelompok masyarakat pada masa kini merupakan

merupakan praktek dari unsur budaya Islam atau merupakan akulturasi

dengan budaya lokal. Hadis yang menjadi dasar dari argumentasi mufasir,

ternyata juga merupakan hadis yang populer, yang beredar di masyarakat,

sehingga masyarakat menyakini keunggulan dan manfaat tertentu dari suatu

ayat Al-Qur’an.

Hadis berikut menunjukkan praktik pengobatan yang dilakukan oleh

salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Menggnakan surat al-

Fatihah.

‫ كانوا ِف‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫اّلل‬ َّ ‫صحاب رسول‬ ْ ‫ع ْن أِب سعيد ا ْْل ْدرى أ َّن َن ًسا م ْن أ‬
‫ ف قالوا ْل ْم ه ْل فيك ْم راق فإ َّن‬.‫استضافوه ْم ف ل ْم يضيفوه ْم‬
ْ ‫سفر فمُّروا ِبى م ْن أ ْحياء الْعرب ف‬
‫الرجل‬ َّ ‫ف قال رجلٌ منْ ه ْم نع ْم فأَته ف رقاه بفاِتة الْكتاب فّبأ‬. ‫اب‬ ٌ ‫اْلى لدي ٌغ أ ْو مص‬ ْ ‫س يد‬
-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ وقال ح ََّّت أذْكر ذلك للنَّب‬.‫فأ ْعطى قط ًيعا م ْن غنم فأِب أ ْن ي ْقب لها‬
َّ‫اّلل ما رق ْيت إال‬
َّ ‫اّلل و‬
َّ ‫ ف قال َّي رسول‬.‫ فذكر ذلك له‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّب‬ َّ ‫ فأتى الن‬.
‫اضربوا ِل‬ْ ‫ ُثَّ قال « خذوا منْ ه ْم و‬.» ٌ‫ ف ت ب َّسم وقال « وما أ ْدراك أ ََّّنا رقْ ية‬.‫بفاِتة الْكتاب‬
‫بس ْهم معك ْم‬

Diriwayatkan dari Abu Sa’d RA., “Sebagian para sahabat Nabi


Muhammad SAW melakukan perjalanan hingga (pada malam hari) mereka
tiba di suatu tempat yang menjadi daerah kekuasaan suatu suku Arab. Para
sahabat meminta para penduduk untuk memperlakukan mereka sebagai
tamu, tetapi mereka menolak. Kepala suku Arab itu digigit seekor ular
berbisa dan orang-orang dari suku itu berusaha mengobatinya tetapi sia-
sia. Mereka berkata (satu sama lain), “Tidak ada yang dapat mengobatinya,
pergilah kamu menemui orang-orang yang tinggal di daerah ini malam ini,
mungkin mereka memiliki obat penawar racun.” Beberapa orang menemui
para sahabat Nabi Muhammad SAW dan berkata, Wahai kafilah, pemimpin
55

kami digigit ular berbisa. Kami telah berusaha mengobatinya semampu


kami, tetapi sia-sia. Apakah kalian memiliki obatnya?” Salah seorang dari
sahabat berkata, “Ya, Demi Allah. Aku akan membaca ruqyah untuknya,
tetapi karena kami telah ditolak menjadi tamu kalian. Aku tidak dapat
membacakan ruqyah kecuali apabila kalian memberi kami upah untuk itu.”
Mereka setuju membayar dengan sejumlah biri-biri. Kemudian salah
seorang sahabat Nabi Muhammad SAW pergi (ke tempat mereka) dan
membaca, “Alhamdulillah Rabbal alamin dan meniup tubuh si kepala suku
yang seketika tampak sehat kembali, seakan-akan telah terbebas dari
semacam ikatan, lalu bangun dan mulai berjalan, tidak menunjukkan tanda-
tanda kesakitan. Mereka pun membayar dengan upah yang telah disepakati
sebelumnya. Sebagian dari mereka (para sahabat Nabi Muhammad SAW)
menyarankan agar mereka membagi rata upah itu. Tetapi salah seorang
dari mereka menolak dan berkata, “Jangan dahulu dibagikan sebelum kita
bertemu dengan Rasulullah SAW untuk menceritakan apa yang telah kita
alami, dan menunggu perintahnya.” Maka mereka pun pergi menemui
Rasulullah SAW. Setelah mendengar seluruh cerita mereka, Rasulullah
SAW bersabda, “Bagaimana kamu tahu surah Al Fatihah dapat dibacakan
sebagai ruqyah?” (HR. Bukhari no. 5736 dan Muslim no. 2201).

Ruqiyah adalah pengobatan dengan bacaan-bacaan atau yang

dikenal dengan mantra. Jawaban Nabi SAW “Bagikanlah dan beri aku

sebagian”, menunjukkan bahwa ruqiyah menggunakan surat al-Fatihah

adalah boleh dan benar.

Dalam penelitian ini teknik yang dilakukan dalam penelitian adalah

wawancara dengan mengajukan pertanyaan yang disudah dipersiapkan oleh

peneliti kepada informan. Berikut pemaparan mengenai hasil wawancara

dengan informan:

Bapak Rohim (69 tahun) merupakan tokoh agama yang ada di desa

Kalinongko sekaligus orang yang dipercayai mempunyai ilmu hikmah yang

tinggi sehingga sering diminta membuatkan jimat/rajah atau mengobati

penyakit karena hal ghaib seperti kesurupan, diguna-guna dan lain-lain.

Beliau memberikan penjelasan mengenai makna surah al-Fatihah.


56

Bahwasannya surat al-Fatihah itu adalah surat pembuka atau awal surat

dalam Al-Qur’an, surat al-Fatihah menjelaskan tentang ke-Esa-an Allah

dalam menciptakan, menumbuhkan mendidik, dan memberi rizki atas

segala mahluk-Nya dan tempat memohon segala hal. dan surah al-Fatihah

sering disebut Ummul Qur’an (induk dari kitab suci) dikarenakan semua

permasalahan dan isi yang terkandung didalam Al-Qur’an tercantum dalam

surat al-Fatihah. Berikut penjelasan bapak Rohim mengenai makna surat

al-fatihah:

Ayat pertama kui Bismillah yaiku nyebut marang gusti Allah yen
arep nglakoni urusan opo wae. Ayat 2, 3 lan 4 iku muji marang gusti
Allah sampun diparingi nikmat sehat lan ojo mandeng syukur
marang pangeran. Ayat 5 yaiku sakderenge nyuwun pitulungan
marang Gusti kudu ngibadah lan ngedohi opo seng mboten angsal
dilakoni. Lan ugo kanggo nyuwun pitulungan. Koyoto nyuwun
donga damel njagi omah men adoh seko bala. Ayat 6 lan 7 nyuwun
pituduh dalan marang Gusti Allah kados dalane wong-wong
ingkang diparingi ni’mat. Mulo salah sijine tujuan didamelke
jimat/rajah iku supoyo nyuwun diparingi keslametan lan di adoh ke
sangking bala.43

Bapak Rohim menjelaskan makna surat al-fatihah dari ayat pertama

sampai ayat terakhir. Ayat pertama yaitu Bismillah yang menjelaskan agar

selalu menyebut nama Allah dalam mengawali segala perbuatan. Ayat 2, 3,

dan 4 yaitu agar selalu mengucapkan rasa syukur dan memuji kepada Allah.

43
Rohim (68 th), 12 Agustus 2020, wawancara tentang “ Makna surat al-Fatihah yang Dijadikan
Jimat di Desa Kalinongko ” di kediamaan bapak Rohim.
57

Ayat 5 yaitu sebelum memohon pertolongan harus mendahulukan Ibadah

dan menjauhi segala larangan-Nya. Ayat 6 dan 7 yaitu meminta petunjuk

jalan yang lurus. Jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang diberi

ni’mat.

Setelah memaparkan pemaknaan singkat surat al-Fatihah, bapak

Rohim kemudian mengkaitkan dengan manfaat/tujuan dibuatkan

jimat/rajah yang masih dipakai beberapa orang di desa Kalinongko. Beliau

menyakini bahwa surat al-Fatihah yang dijadikan jimat pelindung rumah di

desa Kalinongko dapat menjadikan atau lebih mendekatkan kepada Allah

dan dijauhkan dari segala macam bala.

Kemudian dari peneliti mengajukan pertanyaan selanjutnya,

mengenai surat al-Fatihah yang dijadikan jimat/rajah dapat membawa

implikasi kepada penggunanya?. Kemudian bapak Rohim menjawab bahwa

perbuatan yang di niati karena Allah pasti membawa dampak yang baik.

Menyakini bahwa jimat/rajah dan segala kekuatan yang lainnya berasal dari

Allah, maka pertolongan yang diberikan Allah tidak pernah usai

diterimanya.44

Yang selanjutnya wawancara dengan bapak Sarijo (45 tahun)

merupakan salah satu warga desa Kalinongko yang masih menggunakan

jimat/rajah. Beliau bekerja di SMA N 5 Purworejo sebagai tukang kebon.

Beliau mengungkapkan bahwa keaagamaannya masih sangat kurang.

44
Rohim (68 th), 12 Agustus 2020, wawancara tentang “ Makna surat al-Fatihah yang Dijadikan
Jimat di Desa Kalinongko ” di kediamaan bapak Rohim.
58

Sehingga dalam menjawab pertanyaan beliau menjawab sepengetahuannya

saja:

Panggonane surat al-Fatihah iku ono ngarep utowo awal ning Al-
Qur’an. Mergo surat al-Fatihah iku induk Qur’an maksud e kabeh
permasalahan nang Al-Qur’an ws ono nang surat al-Fatihah. Surat
al-Fatihah iku surat penting sahinggo saben ono kegiatan mesti
utowo kudu di awali nganggo surat al-Fatihah koyoto: sholat, moco
Al-Qur’an, lan liane seng mbahas agama. Nah koyo jimat/rajah
seng tak gantung nang duwur lawang kae yo nganggo surat al-
Fatihah. Surat al-Fatihah iku surat pembuka iso ngawe pembuka
kesaenan. mergon e tak pasang jimat/rajah iku supoyo omah ki
aman teko bala lan hal-hal ghoib. Sak derenge tak pasang omah ki
okeh penunggune seng kerep nganggu bar tak pasang Alhamdulillah
pun mboten ganggu maleh amargi bar tak pasang jimat/rajah terus
tak akehi ibadah e lan dongo nyuwun pitulung marang gusti Allah. 45

Bapak Sarijo menjelaskan bahwa surat al-Fatihah memiliki

kedudukan yang penting dalam Al-Qur’an karena sebagai induk Qur’an

(segala sesuatu permasalahan di dalam Al-Qur’an sudah ada dalam surat al-

Fatihah). Dan dalam kegiatan keagamaan seperti sholat, membaca Al-

Qur’an pasti diawali dengan surat al-Fatihah. Karena surat al-Fatihah surat

pembuka bisa buat membuka kebaikan.

Pertanyaan selanjutnya peneliti mengenai surat al-Fatihah yang

dijadikan jimat/rajah dapat membawa implikasi kepada penggunanya?.

Beliau menjawab dengan tegas rumah ini sebelum tak pasang Jimat banyak

45
Sarijo (45 th), 14 Agustus 2020, wawancara tentang “ Makna Surat al-Fatihah yang Dijadikan
Jimat di Desa Kalinongko” di rumah bapak Sarijo
59

yang ganggu, Alhamdulillah setelah tak pasang jimat dan lebih

mendekatkan diri dan selalu memohon pertolongan kepada Allah, rumah

menjadi lebih aman dari bala, ujian dan cobaan yang menimpa saya selalu

mendapatkan pertolongan dari Allah.

Dengan demikian, makna ayat-ayat Al-Qur’an yang dijadikan jimat

di Desa Kalinongko, adalah sebuah representasi dari simbol penghubung

antara manusia sebagai mahluk yang lemah dan serba terbatas dengan

Tuhan Yang Maha Kuasa. Ayat-ayat Al-Qur’an, terlepas dari subtansi

maknanya, adalah wahyu atau mukjizat dari Allah SWT. Bahkan sepotong

kertas yang berisi tulisan huruf-huruf Arab, bila jatuh di jalan, akan di ambil

dan diselamatkan oleh masyarakat. Bahasa Arab dengan huruf Arab adalah

bahasa Al-Qur’an yang diyakini sebagai bahasa langit yang berkekuatan

supranatural.

B. Analisis

Dalam analisis data penelitian living Qur’an, metode yang dipakai

adalah metode ilmu-ilmu sosial, bagaimana dalam metode ini fenomena

sosial yang ada di masyarakat dianalisis dengan metode ilmu-ilmu sosial.

Maka, dalam penelitiannya peneliti menggunakan pendekatan

fenomenologi.

Fenomenologi, sebagai metode dari Edmun Husserl bertujuan untuk

melihat realitas sejernih mungkin dengan tahapan-tahapan yang terdapat

pada metode reduksi. Reduksi adalah menyaring semua pengalaman dalam


60

bentuk kesadaran.46Dengan metode reduksi peneliti harus terfokus pada

fenomena yang ada di masyarakat, tanpa mengikutsertakan prangsangka.

Dari hasil penelitian dari Bab III tentang Living Qur’an Dan Ayat-

Ayat Yang Dijadikan Jimat Pelindung Rumah Di Desa Kalinongko dapat

ditemukan fungsi dan dampak penggunaan jimat/rajah di desa Kalinongko.

a. Fungsi jimat/rajah dalam kehidupan masyarakat desa Kalinongko

Jimat/rajah merupakan sebuah kertas yang ditulisi asma, huruf,

angka-angka, atau simbol-simbol khusus yang dibuat oleh ahli

dalam ilmu hikmah dalam rangka untuk mendapatkan berkah dari

Allah untuk hal-hal tertentu. Jimat/rajah biasanya dilakukan oleh

para pemuka agama salah satunya di desa Kalinongko, jimat/rajah

memberikan kekuatan kepada pemakainnya. Seperti yang penulis

paparkan menurut bapak Rohim, ada beberapa manfaat yang

diperoleh dari jimat/rajah

1. Keselamatan bagi penggunannya.

2. Meningkatkan kepercayaan diri dan lebih terlihat berwibawa

dihadapan orang lain.

3. Kerejekian kita akan semakin bertambah dan mudah

mengalir dalam pekerjaan kita. Sehingga memberikan efek

kepada keluarga menjadi bahagia dan sejahtera.

46
Maraibang Daulay, Filsafat Fenomenologi (Medan: Panjiaswaja, Press, 2010), 51.
61

Ada juga beberapa fungsi jimat/rajah menurut wawancara

dengan bapak Rohim selaku pembuat rajah, beliau

mengungkapkan bahwa:

Membicarakan soal jimat/rajah niku sedoyo balik maneh


kemanfaatne marang Gusti Allah, podo karo Gusti Allah nyeleh
e kemanfaatan nang jahe karo kunyit seng iso nyembuhke
penyakit, koyoto jahe utowo kunyit di konsumsi terus menerus
bisa gawe awak dadi penak, terus ketika awak dewe nulis
jimat/rajah Gusti Allah maringi kehendak seng podo karo Allah
menehi manfaat karo jahe lan kunir. Terus wong seng gawe yo
oleh manfaate. Enten tiang tangklet jimat/rajah niku saget
menehi efek (manfaat)? Langsung tak jawab: yo iso energi nang
jimat/rajah iso gawe efek, nyatane gawe wong seng ra percoyo
tahayul, ono wong loro dimedis ra ono penyakite. Terus dikei
banyu seng wes di rajah dilalah waras berarti iso ngefek. Terus
maneh enek omah angker (serem) bar di rajah omah e dadoi
tentrem, ono meneh wong seng arep babaran (lahiran) suwi gak
cepet-cepet lair terus di wacak e ayat-ayat Al-Qur’an seng wes
di rajah akhire cepet lair. Jane ngono kabeh ki panggah kersane
Gusti Allah.47

Bapak Rohim menjelaskan bahwa membicarakan soal

jimat/rajah semua kemanfaantannya kembali kepada Allah, sama

seperti Allah memberikan kemanfaatan kepada jahe dan kunyit yang

bisa menyembuhkan penyakit, seperti jahe dan kunyit di konsumsi

47
Rohim (68 th), 12 Agustus 2020, wawancara tentang “ Makna surat al-Fatihah yang
Dijadikan Jimat di Desa Kalinongko ” di kediamaan bapak Rohim.
62

setiap hari bisa membuat badan menjadi sehat, terus ketika kita

membuat/menulis jimat/rajah, Allah akan memberikan kehendak

yang sama seperti Allah memberikan manfaat kepada jahe dan

kunyit. Jimat/rajah bisa memberikan efek(manfaat) seperti orang

yang tidak mempercayai tahayul, ada orang yang sedang sakit dam

setelah dimedis ternyata tidak ditemukan penyakitnya kemudian

dikasih air yang sudah di rajah ternyata sembuh berarti bisa

bermanfaat. Terus rumah yang angker atau banyak gangguan jin

setelah di beri rajah rumah menjadi tentram. Kemudian ada lagi

oarng yang ingin melahirkan tetapi susah keluar kemudian

dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah di rajah di air akhirnya

cepat lahir. Jadi semua itu atas izin dari Allah.

Penggunaan jimat/rajah di desa Kalinongko sudah tidak aneh

lagi. Beberapa orang menyangka bahwa memakai jimat/rajah itu

sekedar sebagai sebab, hanya sebatas ikhtiar dan usaha saja, adapun

penentu pengaruh jimat/rajah tersebut adalah Allah SWT semata.

b. Dampak jimat/rajah bagi masyarakat di desa Kalinongko

Dalam penelitian yang sudah dilakukan di masyarakat desa

Kalinongko mengenai dampak jimat/rajah kaitanya dengan

kepercayaan, berdampak posistif karena kepercayaan terhadap

jimat/rajah hanya sebagai simbol bahwa kekuatan yang dihasilkan

berasal dari Allah semata. Dan pemahaman jimat/rajah maski


63

menggunakan jimat/rajah tapi masyarakat desa Kalinongko tetap

mengantungkan kehendak semua kepada Allah SWT.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis data dari pembahasan di bab-bab

sebelumnya dapat diambil beberapa kesimpulan:

1. Makna dan relasi ayat Al-Qur’an yang dijadikan Jimat/rajah di

desa Kalinongko. Makna surat al-Fatihah sebagai jimat

pelindung rumah adalah karena surat al-Fatihah surat teragung

dalam Al-Qur’an, keagungan al-Fatihah melebihi kitab Taurat

dan Injil, surat yang wajib dibaca ketika shalat, pintu langit

dibuka ketika diturunkan al-Fatihah dan surah al-Fatihah adalah


64

induk Qur’an (segala sesuatu permasalahan di dalam Al-Qur’an

sudah ada dalam surat al-Fatihah). Dan relasi ayat Al-Qur’an

yang dijadikan Jimat/rajah dalam kegiatan keagamaan seperti

sholat, membaca Al-Qur’an pasti diawali dengan surat al-

Fatihah. Karena surat al-Fatihah surat pembuka bisa buat

membuka kebaikan. Jimat/rajah Al-Qur’an yang ditulis oleh

bapak Rohim digunakan untuk tujuan beragam. Seperti

membentengi kita dari gangguan hal ghaib, membuat rumah

menjadi aman, menjadikan lebih dekat dengan Allah, serta

menjadi obat untuk menyembuhkan penyakit.

2. Ayat-ayat Al-Qur’an yang digunakan dalam rajah merupakan

hasil presepsi umat Islam terhadap Al-Qur’an sebagai kalam

Allah. Ayat yang digunakan dalam rajah juga merupakan hasil

dari tabaruk dari kisah-kisah terdahulu yang terdapat dalam Al-

Qur’an dengan harapan ridha dari Allah SWT.

A. Dalam rajah ada beberapa media diantaranya adalah:

 Media air dalam gelas

 Media kertas

 Media garam

 Media kain

B. Adapun Jimat/rajah ada 3 macam jenis yaitu:

 Jimat tulisan/rajah/azimat

 Jimat benda
65

 Jimat yang ditanam di badan atau yang sering kita

kenal dengan istilah susuk

C. Proses dalam pemasangan jimat/rajah

 Siapkan air dan garam yang sudah dicampur.

 Terus dibacakan Al-Fatihah 3 kali, surat Yasin 1 kali,

dan ayat kursi 7 kali.

 setelah itu di tiupkan di air garam tadi.

 Terus dikucurkan ke sekelililng rumah.

 Sebelum dikucurkan dikumandangkan adzan terlebih

dahulu diruangan yang hendak dipagari.

 Selanjutnya baru rajah dipasang di atas pintu

B. Saran

Adapun kekurangan dalam kajian skripsi ini yaitu penulis tidak

dapat menggali informasi tentang sejarah masuknya rajah di Indonesia

secara rinci, penulis juga belum bisa mendalami sanad keilmuan

tentang rajah. Sehingga dalam pandangan informan utama, ilmu tentang

rajah tidak diajarkan kesembarangan orang.


66

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Idrus. Tafsir Surah Al-Fatihah. Jakarta: AMZAH, 2015.

Aziz dy dkk, Abdul Aceng. Islam Ahlusunnah Waljama’ah d Indonesia: Sejarah,

Pemikiran dan Dinamika Nahdlatul Ulama. Jakarta: Pustaka Ma’arf NU,

2006.

Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Timur Tengah

dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. Bandung: Mizan, 1998.

Badan Statistik kabupaten Purworejo. Kecamatan Loano dalam Angka, 2019.

Baidan, Nasruddin. Tafsir Kontemporer Surat Al-Fatihah. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2012.
67

Bintaro, R., Interaksi Desa Kota dan Permasalahnya. Jakarta: Ghalia Indonesia,

1980.

Esack Farid, The Qur’an:a Short Introduction, (London; Oneworld Publication,

2002),

Esack, Farid. The Qur’an: A Short Introduction. England: Oneworld Publication,

2002.

Hsubky, Badrudin. Bid’an bid’ah di Indonesia. Jakarta: Gema Insani, 2004.

https://islam.nu.or.id/post/read/110117/penjelasan-tentang-syafaat-al-qur-an. Pada

tanggal 9 September 2020 pukul 10.00.

Indospiritual, Ilmu Ghaib, diakses dari

http://www.indospiritual.com/artikel_mengenal-rajah-wifiq-html, pada

tanggal 9 September 2020 pukul 10.00.

Kabupaten Purworejo dalam angka. Kantor Statistika Kabupaten Purworejo, 1831.

Khaldun, Ibnu, Muqodimah Ibn Khaldun…, 695-696.

Kuswaya, Adang, Model Riset Tafsir Sosio- Tematik Hermeneutika Al-Qur’an.

Salatiga: LP2m- Press,2015.

M. Hariwijaya, Metodologi dan Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi

(Yogyakarta: Dua Satria Offset),

Mansur, Muhammad. ”Living Qur’an dalam Lintas Sejarah Studi Al-Qur’an”

dalam Sahiron Syamsuddin (ed), Metodologi Penelitian Living Qur’an dan

Hadis, Cet 1. Yogyakarta: TH Press , 2007.

Maraibang Daulay, Filsafat Fenomenologi (Medan: Panjiaswaja, Press, 2010), 51.


68

Monografi dan Demografi Desa Kalinongko. Kecamatan Loano, Kabupaten

Purworejo Jawa Tengah tahun 2018-2019.

Mujahiddin, Anwar. “Analisa Simbolik Penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai

Jimat Dalam Kehidupan Msyarakat Ponorogo”, Kalam Jurnal Studi Agama

Dan Pemikiran Islam, X, Juni 2016.

Mun’in, A Rafiq Zainul. “Jimat Qur’an dalam Kehidupan Bakul Satu (sebuah

penelusuran di Yogyakarta)” , Jurnal kontemplasi, 4 Desember 2019.

Mustaqim, Abdul. ”Metode Penelitian Living Qur’an, Model Penelitian Kualitatif”,

dalam Sahiron Syamsuddin, dkk., Metodologi Penelitian Living Qur’an dan

Hadis . Yogyakarta, penerbit Teras, 2007.

Rohim (68 th), 12 Agustus 2020, wawancara tentang “ Jimat di Desa Kalinongko”

di kediamaan bapak Rohim.

Rohim (68 th), 12 Agustus 2020, wawancara tentang “ Makna surat al-Fatihah

yang Dijadikan Jimat di Desa Kalinongko ” di kediamaan bapak Rohim.

Sarijo (45 th), 14 Agustus 2020, wawancara tentang “ Jimat di Desa Kalinongko”

di rumah bapak Sarijo

Sarijo (45 th), 14 Agustus 2020, wawancara tentang “ Makna Surat al-Fatihah yang

Dijadikan Jimat di Desa Kalinongko” di rumah bapak Sarijo

Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudu’I Atas Berbagai

Persoalan Umat. Bandung: Mizan, 1996.

Siti Muslimah (62 th), 23 Maret 2020 wawancara tentang “Keadaan Sosial” di

Rumah Siti Musliamh Desa Kalinongko.


69

Syabir, Muhammad Utsman. Pengobatan Alternatidf dalam Islam. Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2005

Syah, Muhibin. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. 2007.

Syamsuddin, Sahiron. Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis,

Yogyakarta: TH. Press, Teras. 2007.

Syamsuddin,Sahroni. Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis.

Yogyakarta: Teras, 2007

Widi (35 th), 18 Agustus 2020, wawancara tentang “Keadaan Penduduk Desa

Kalinongko” di Kantor Kelurahan Desa kalinongko.

Mulyadi, Yadi. Al-Qur’an dan Jimat (Study Living Qur’an Pada Masyarakat Adat

Wewengkon Lebak Banten). Jakarta: 2017.

Sholahudin, Ahmad. Praktik Pengobatan Metode Rajah (Studi Tentang Motif

Pilihan Orientasi Kesehatan Pada Masyarakat di Kecamatan Regel

Kabupaten Tuban). Tuban: 2017.

Fitri Umami, Diana. Simbolisme Al-Qur’an Sebagai Rajah (Studi Terhadap Rajah

Rabu Pungkasan di Pondok Pesantren Wasilatul Huda Kendal). Yogyakarta:

2018.
70

Lampiran-Lampiran

Lampiran 1

Jimat/Rajah Surat Al-Fatihah


71

Wawancara Dengan Bapak Rohim Selaku Pembuat Rajah

Lampiran 2

Identitas Informan

1. Nama : Siti Muslimah


72

Umur : 62 Tahun

Jabatan : Ketua Fatayat Desa Kalinongko

2. Nama : Widi

Umur : 32 Tahun

Jabatan : Sekertaris Desa

3. Nama : Rohim

Umur : 68 Tahun

Jabatan : Pembuat Jimat

4. Nama : Sarijo

Umur : 45 Tahun

Jabatan : Pengguna Jimat

Lampiran 3
73

Data Desa Kalinongko


74
75
76

Lampiran 4
77

Instrumen Wawancara

Wawancara dengan Tokoh Agama dan Masyarakat

 Apa pengertian jimat menurut Bapak/Ibu?

 Apa yang mempelajari Bapak/Ibu menggunakan jimat?

 Bagaimana sejarah penggunaan surat Al-Fatihah sebagai jimat pelindung

rumah di Desa Kalinongko?

 Bagaimana manfaat dari jimat sebagai pelindung Rumah?

 Mengapa dalam jimat menggunakan surat Al-Fatihah?

 Apakah menurut Bapak/Ibu menggunakan Jimat itu boleh?

 Apa faktor yang mempengaruhi Bapak/Ibu menggunakan jimat?


78

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

 Nama : Afif Muhammad Ihsanudin

 Tempat/Tanggal Lahir : Purworejo, 23 Februari 1998

 Agama : Islam

 Jenis Kelamin : Laki-Laki

 Email : afifudin2302@gmail.com

 Phone : 088803941482

 Alamat : Situmbu 01/03, Kalinongko, Loano Purworejo

 Nama Orang Tua

a. Ayah : Muhammad Zaenuddin

b. Ibu : Siti Muslimah

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

TK Ratna Siwi : 2003-2004

SD N Kalinongko : 2004-2010

MTS N Purworejo : 2010-2013

MAN N Purworejo : 2013-2016

Anda mungkin juga menyukai