NPM : 2002210110
KELAS : MANAGEMENT C 20
d. Yayasan
Yayasan merupakan badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang
dipbnisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota. Yayasan dapat
melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuannya
dengan cara mendirikan badan usaha dan/atau ikut dalam suatu badan usaha.
Karakteristik Yayasan
a) Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan cara memisahkan
sebagian harta kekayaan pendiriannya menjadi awal kekayaan yayasan
itu.
b) Kekayaan yayasan diperuntukkan untuk mencapai tujuan Yayasan.
c) Yayasan mempunyai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan
kemanusiaan
d) Yayasan tidak mempunyai anggota
e) Untuk mendirikan sebuah yayasan harus dilakukan dengan akta notaris
dan mempunyai status badan hukum dan dibuat menggunakan bahasa
indonesia.
f) Struktur organisasi yang ada di yayasan terdiri atas pembina, pengurus
yayasan dan pengawas.
g) Yayasan dapat didirikan berdasarkan surat wasiat
h) Yayasan tidak boleh menggunakan nama yang telah dipakai secara sah
oleh yayasan lainnya dan yayasan tidak boleh bertentangan dengan
ketertiban umum dan kesusilaan.
7. Unsur-unsur yang melawan perbuatan hukum yaitu:
a) Melanggar Undang-Undang, artinya perbuatan yang dilakukan jelas-jelas
melanggar undang-undang.
b) Melanggar hak subjektif orang lain, artinya jika perbuatan yang dilakukan
telah melanggar hak-hak orang lain yang dijamin oleh hukum (termasuk tapi
tidak terbatas pada hak yang bersifat pribadi, kebebasan, hak kebendaan,
kehormatan, nama baik ataupun hak perorangan lainnya.
c) Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku, artinya kewajiban hukum
baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, termasuk hukum publik.
d) Bertentangan dengan kesusilaan, yaitu kaidah moral (Pasal 1335 Jo Pasal 1337
KUHPerdata)
e) Bertentangan dengan sikap kehati-hatian yang sepatutnya dalam masyarakat.
Kriteria ini bersumber pada hukum tak tertulis (bersifat relatif). Yaitu
perbuatan yang dilakukan bertentangan dengan sikap yang baik/kepatutan
dalam masyarakat untuk memperhatikan kepentingan orang lain.
8. Sistem Pengaturan Hukum Benda
Hukum Benda adalah Peraturan –peraturan hukum yang mengatur tentang benda
atau barang-barang (zaken) dan Hak Kebendaan (zakelijk recht). Pengertian benda
dapat dibedakan menjadi pengertian dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pengertian
ialah benda dalam arti sempit ialah setiap barang yang dapat diihat saja (berwujud).
Sedangkan pengertian benda dalam arti luas disebut dalam Pasal 509 KUHPerdata
yaitu benda ialah tiap barang-barang dan hak-hak yamg dapat dikuasai dengan hak
milik atau denga kata lain benda dalam konteks hukum perdata adalah segala sesuatu
yang dapat diberikan / diletakkan suatu Hak diatasnya, utamanya yang berupa hak
milik. Dengan demikian, yang dapat memiliki sesuatu hak tersebut adalah Subyek
Hukum, sedangkan sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum.
Macam-macam benda
a) Benda berwujud dan benda tidak berwujud.
Arti penting pembedaan ini adalah pada saat pemindah tanganan benda dimaksud,
yaitu :
Jika benda berwujud itu benda bergerak, pemindah tanganannya harus secara nyata
dari tangan ke tangan.
Jika benda berwujud itu benda tidak bergerak, pemindah tanganannya harus dilakukan
dengan balik nama.
b) Benda Bergerak dan Benda Tidak Bergerak
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya dapat dipindahkan (Ps.509
BWI). Benda bergerak karena ketentuan undang undang adalah hak hak yang melekat
pada benda bergerak (Ps.511 BWI), misalnya hak memungut hasil atas benda
bergerak, hak memakai atas benda bergerak, saham saham perusahaan. Benda tidak
bergerak adalah benda yang menurut sifatnya tidak dapat dipindah-pindahkan, seperti
tanah dan segala bangunan yang berdiri melekat diatasnya. Benda tidak bergerak
karena tujuannya adalah benda yang dilekatkan pada benda tidak bergerak sebagai
benda pokoknya, untuk tujuan tertentu, seperti mesin mesin yang dipasang pada
pabrik. Tujuannya adalah untuk dipakai secara tetap dan tidak untuk dipindah-pindah
(Ps.507 BWI). Benda tidak bergerak karena undang undang adalah hak hak yang
melekat pada benda tidak bergerak tersebut, seperti hipotik, crediet verband, hak
pakai atas benda tidak bergerak, hak memungut hasil atas benda tidak bergerak
(Ps.508 BWI).
c) Benda sudah ada dan benda akan ada
Arti penting pembedaan ini terletak pada pembebanan sebagai jaminan hutang, atau
pada pelaksanaan perjanjian. Benda sudah ada dapat dijadikan jaminan hutang dan
pelaksanaan perjanjiannya dengan cara menyerahkan benda tersebut. Benda akan ada
tidak dapat dijadikan jaminan hutang, bahkan perjanjian yang obyeknya benda akan
ada bisa terancam batal bila pemenuhannya itu tidak mungkin dapat dilaksanakan
(Ps.1320 btr 3 BWI).
d) Benda dalam perdagangan dan benda luar perdagangan.
Arti penting dari pembedaan ini terletak pada pemindah tanganan benda tersebut
karena jual beli atau karena warisan. Benda dalam perdagangan dapat diperjual
belikan dengan bebas, atau diwariskan kepada ahli waris,sedangkan benda luar
perdagangan tidak dapat diperjual belikan atau diwariskan, umpamanya tanah wakaf,
narkotika, benda benda yang melanggar ketertiban dan kesusilaan.
e) Benda dapat dibagi dan benda tidak dapat dibagi
Letak pembedaannya menjadi penting dalam hal pemenuhan prestasi suatu perjanjian,
di mana terhadap benda yang dapat dibagi, prestasi pemenuhan perjanjian dapat
dilakukan tidak sekaligus, dapat bertahap. Lain halnya dengan benda yang tidak dapat
dibagi, maka pemenuhan prestasi tidak dapat dilakukan sebagian demi sebagian,
melainkan harus secara seutuhnya.
f) Benda terdaftar dan benda tidak terdaftar.
Arti penting pembebannya terletak pada pembuktian kepemilikannya. Benda terdaftar
dibuktikan dengan bukti pendaftarannya.
9. Pasal 504 kitab UU KUHperdata:
Mengenai benda bergerak dan benda tidak bergerak,
Benda tidak bergerak terdiri dari:
Benda tidak bergerak karena sifatnya (Pasal 506 KUHPer) misalnya tanah dan
segala sesuatu yang melekat atau didirikan di atasnya, atau pohon-pohon dan
tanaman-tanaman yang akarnya menancap dalam tanah atau buah-buahan di
pohon yang belum dipetik, demikian juga barang-barang tambang.
Benda tidak bergerak karena peruntukannya atau tujuan pemakaiannya (Pasal
507 KUHPer) misalnya pabrik dan barang-barang yang dihasilkannya,
penggilingan-penggilingan, dan sebagainya. Juga perumahan beserta benda-
benda yang dilekatkan pada papan atau dinding seperti cermin, lukisan,
perhiasan, dan lain-lain; kemudian yang berkaitan dengan kepemilikan tanah
seperti rabuk, madu di pohon dan ikan dalam kolam, dan sebagainya; serta
bahan bangunan yang berasal dari reruntuhan gedung yang akan dipakai lagi
untuk membangun gedung tersebut, dan lain-lain.
Benda tidak bergerak karena ketentuan undang-undang misalnya, hak pakai
hasil, dan hak pakai atas kebendaan tidak bergerak, hak pengabdian tanah, hak
numpang karang, hak usaha, dan lain-lain (Pasal 508 KUHPer). Di samping
itu, menurut ketentuan Pasal 31 kitab UU hukum dagang, kapal-kapal
berukuran berat kotor 20 m3 ke atas dapat dibukukan dalam suatu register
kapal sehingga termasuk kategori benda-benda tidak bergerak.